Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 8 Maret 1986

Transkripsi

1 Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 8 Maret 1986 KENAKALAN SISWA SMTA : MEDIA MASSA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Ki Supriyoko Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja sangat menyita perhatian masyarakat, terlebih-lebih kemakalan para siswa sekolah menengah tingkat atas. Tindakantindakan mereka seringkali tidak saja bersifat ekspresif dan demonstratif belaka namun sudah menuju pada hal-hal yang cukup meresahkan masyarakat. Beberapa kasus kiranya dapat diketengahkan untuk memberikan ilustrasi yang lebih konkrit, misalnya tentang perkelahian siswa dalam satu sekolah, perkelahian siswa antar sekolah, corat-coret tembok atau meja, mengendarai motor dijalan umum dengan kecepatan amat tinggi, mengunjungi tempat pelacuran, dsb. Dan hal ini tentu saja perlu mendapat perhatian yang cukup serius dari berbagai pihak, baik aparat sekolah, aparat kepolisian, para penegak hukum maupun seluruh anggota masyarakat pada umumnya. Beberapa kasus yang terjadi bahkan ada yang seperti mengandung tendensi politis, misalnya kasus beberapa siswa SMTA tertentu yang enggan/tak mau menghormat bendera pada saat upacara bendera. Hal-hal seperti tersebut di atas merupakan manivestasi/perwujudan kenakalan remaja yang sudah sangat berlebihan, atau sudah menjurus pada perilaku kejahatan yang dapat membahayakan masyarakat umum. Prediksibilitas Faktor Menurut seorang psikolog yang cukup terkemuka, Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya "Pengantar Psikologi Umum/1976", disebutkan bahwa masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh dengan kesukaran. Bahkan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat bahkan seringkali bagi polisi. Hal seperti tersebut diatas disebabkan oleh masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini seringkali

2 2 menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan. Yang disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini sering menyebabkan tingkah laku yang aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan. Sementara itu Maud A Merril dalam bukunya "Problems of Child Delinquency / 1980" menjabarkan kenakalan sebagai kecenderungan anti sodial yang memuncak dan menimbulkan gangguan sehingga yang berwajib terpaksa mengambil tindakan terhadapnya. Hampir sama dengan deskripsi Merril tersebut maka kenakalan dalam kontek ini diformulasikan sebagai perbuatan-perbuatan para siswa yang menyeleweng dari norma kelompok, baik kelompok sekolah maupun kelompok masyarakat hingga merupakan tindakan anti sosial yang menjurus pada terciptanya situasi yang meresahkan. Apalagi kita ikuti "teori konvergensi", merupakan teori yang dikembangkan oleh William Stern, maka kenakalan siswa merupakan salah satu manifestasi dari pengembangan pribadi yang disebabkan oleh "faktor intern" yang merupakan pembawaan siswa/anak dan "faktor ekstern" yang merupakan lingkungan bergaul. Teori ini relevan sekali dengan apa yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa pribadi anak pengembangannya ditentukan oleh "dasar" (pembawaan) serta "ajar" (lingkungan). Sesuai dengan pendapat dari beberapa tokoh tersebut maka tidaklah terlalu berlebihan bila faktor yang mempengaruhi kenakalan para siswa sekolah menengah tingkat atas (SMTA) pada umumnya, dan di Kotamadya Yogyakarta pada khususnya. Oleh karena para siswa pada umumnya mempunyai dua macam lingkungan yang berbeda, ialah sekolah dan luar sekolah, maka dalam penelitian yang kami lakukan membedakan lingkungan menjadi dua macam, ialah "lingkungan sekolah" serta "lingkungan luar sekolah". Keduanya diprediksikan sebagai faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa. Lingkungan sekolah menyangkut perhatian kepala sekolah terhadap para siswa, perhatian guru, wali kelas, teman sekolah, situasi kelas, jam kosong, dan sebagainya Sedangkan lingkungan luar sekolah menyangkut komunikasi dengan tetangga, teman sebaya, situasi sekitar tempat tinggal, dan sebagainya. Satu faktor lagi yang diprediksikan mempengaruhi kenakalan siswa SMTA adalah "faktor media massa". Dalam sistem komunikasi modern seperti sekarang ini kiranya media massa mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap pembentukan pribadi seseorang. Seringnya membaca atau mengikuti berita-berita tertentu melalui radio, televisi, koran ataupun majalah-majalah bisa mempengaruhi pembentukan pribadi seseorang. Dan demikian pula dengan seringnya mengamati gambar-gambar porno, melihat

3 3 video, menonton film-film keras di bioskop, dsb. Hal tersebut pernah dibuktikan dalam penelitiannya Sarlito Wirawan Sarwono (1981) yang kesimpulannya menyebutkan bahwa kesukaan para remaja pria/wanita untuk membaca buku porno dan tau menonton "blue film" sebagai ekspresi seksnya ternyata tidak jauh berbeda. Dari sejumlah remaja yang diteliti di Jakarta hampir 76,5% pria mengaku membaca buku porno, sementara remaja wanita mencapai 51,4%. Sementara itu yang mengaku suka melakukan masturbasi/onani pria sebanyak 56,4%, wanita sebanyak 8,5%. Remaja pria mengaku pernah senggama sebanyak 10,5% dan wanita sebanyak 2,2% (tentu saja ini dilakukan diluar nikah). Metodologi dan Hasil Belasan sekolah dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian, baik SMTA Umum maupun Kejuruan, Negeri maupun Swasta. Sedangkan untuk menentukan anggota sampel digunakan teknik cluster random sampling. Data tentang lingkungan sekolah, lingkungan luar sekolah, media massa dan kenakalan remaja diungkap mengguanakan angket (questionare) yang dibantu dengan wawancara. Setelah terjaring kemudia diolah dengan teknik analisis statistik, dengan pengertian kenakalan remaja berfungsi sebagai "kriterium" (Dependent Variable), sedangkan ketiga faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja masing-masing berfungsi sebagai "prediktor" (Independent Variable). Hipotesis mayor tentang pengaruh ketiga faktor terhadap kenakalan secara integral diuji dengan "teknik analisis regresi" yang dilanjutkan dengan mencari kontri busi relatif dan efektifnya. Sedangkan untuk menguji hipotesis minor tentang pengaruh masing-masing faktor secara mandiri terhadap kenakalan siswa diuji dengan "teknik analisis produck moment" (karena alasan tertentu tidak digunakan "teknik korelasi parsial"). Dari perhitungan regresi diperoleh harga F reg = 23,26 yang setelah dikompromikan dengan Tabel F adalah sangat signifikan. Untuk sumbangan relatif ditemukan harga-harga X1 = 35,309%, X2 = 3,512% dan X3 = 61,179%. Sedangkan untuk sumbangan efektifnya adalah X1 = 13,261% X2 = 1,319% dan X3 = 22,979%. Sedangkan dari perhitungan Produck Moment diperoleh korelasi yang (sangat) signifikan untuk masing-masing prediktor. Kesimpulan Setelah melalui proses pengumpulan dan analisis data serta interpretasi dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan sekolah, luar sekolah dan media massa baik secara integral maupun mandiri sangat berpengaruh terhadap kenakalan siswa SMTA

4 4 di Yogyakarta. Secara visual kesimpulan ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut. Periksa gambar! Dilihat dari prosentase kontribusinya maka faktor media massa dan lingkungan sekolah adalah sangat dominan terhadap kenakalan siswa, sementara itu faktor lingkungan luar sekolah justru tidak begitu dominan. Ini tentu sangat memprihatinkan, karena media massa yang diharapkan sebagai jembatan untuk merealisasikan "pembangunan informasi" serta lingkungan sekolah yang diharapkan dapat menciptakan "iklim edukatif" ternyata justru berpengaruh positif terhadap kenakalan remaja. Terlepas dari itu semua maka siswa-siswa sebagai konsumen media massa memang harus selektif dalam memanfaatkan bioskop, dan sebagainya. Di lain pihak seluruh sivitas sekolah harus saling bahu membahu untuk menciptakan lingkungan dengan iklim yang edukatif. Tanpa itu semua maka kenakalan remaja, khususnya kenakalan siswa SMTA bisa semakin menjadi-jadi!!!***** ============================================================= BIODATA SINGKAT: Drs. Ki Supriyoko, M.Pd., adalah Ketua Lembaga Penelitian Sarjanawiyata Tamansiswa (LPST) Yogyakarta FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN SISWA SMTA YOGYAKARTA (lingkaran) B C A D Keterangan: A = 13,261% : Lingkungan Sekolah

5 B = 1,319% : Lingkungan Luar Sekolah C = 22,979% : Media Massa D = 62,441% : Lain-lain 5