Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah"

Transkripsi

1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah Berdasarkan maksud dan tujuan Petunjuk dan Pelaksana (Juklak) Kep- 533/PJ/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi Bangunan dalam Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) serta Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-115/PJ/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-533/PJ/2000 tanggal 20 Desember 2000, kegiatan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek dan subjek PBB dimaksudkan untuk menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB ke dalam satu wadah, sehingga pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat, dan efisien. Dengan demikian, diharapkan akan dapat tercipta: pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan realisasi potensi/pokok ketetapan, peningkatan tertib administrasi dan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wajib pajak. Untuk menjaga akurasi data objek dan subjek pajak yang memenuhi unsur relevan, tepat waktu, andal, dan mutakhir, basis data tersebut dipelihara dengan baik. Penilaian individual diharapkan dapat meningkatkan pokok ketetapan pajak seiring dengan meningkatnya target penerimaan. Peningkatan pokok ketetapan akan tidak bermanfaat dalam pencapaian target penerimaan apabila wajib pajak tidak melunasi ketetapan pajak yang meningkat akibat penilaian individual. Oleh karena itu, dalam menentukan prioritas urutan pendataan penilaian individual digunakan kriteria mempunyai jarak tempuh terdekat dari KP PBB Bandung Satu, waktu tempuh tercepat, pokok ketetapan pajak yang besar, dan status pembayaran selama 3 tahun terakhir berstatus lunas. Proses penilaian individual meliputi persiapan, pengumpulan data, dan proses penilaian. Pengambilan data dan pengukuran lapangan dalam kegiatan penilaian individu merupakan awal yang harus dikerjakan sebelum penghitungan pajak terutang. Keterlambatan dalam kegiatan ini, maka proses selanjutnya juga akan

2 2 terlambat sehingga proses penetapan pokok pajak terutang dan pelunasan oleh WP juga akan terlambat. Prioritas pengumpulan data dalam penilaian individual yang terjadi saat ini cenderung subyektif dan tidak efisien sehingga seringkali memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyelesaian pengambilan datanya yang akan berakibat semakin lamanya proses penilaian individual dapat diselesaikan. Hal ini bisa ditinjau berdasarkan pembagian tim yang tidak berdasarkan pada objek pajak yang berada pada satu wilayah yang berdekatan. Kondisi ini menunjukkan tidak efisien dalam pembagian objek pajak pada masing-masing tim dan terjadinya overlap daerah pengambilan data. Sebagai contoh, tiga objek pajak yang terletak di jalan Soekarno Hatta terbagi menjadi tiga tim penilaian. Apabila ketiga objek pajak tersebut masuk pada satu tim, maka jarak dan waktu tempuh akan lebih efisien. Pembagian objek pajak pada masing-masing tim tidak mengacu pada suatu peraturan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian tentang penentuan prioritas urutan dalam pendataan penilaian individual untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendataan penilaian individual agar bisa mencapai sasaran yang diharapkan. I.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalahmasalah sebagai berikut : 1. Membuat prioritas terbaik dalam pelaksanaan pendataan penilaian individual berdasarkan jarak tempuh, waktu tempuh, pokok ketetapan, dan status pembayaran. 2. Menentukan pembagian objek pajak untuk masing-masing tim dan rute optimal dengan waktu tempuh tercepat berdasarkan prioritas yang dimaksud. I.3 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam proses penyelesaian pendataan penilaian individual beberapa obyek pajak dengan waktu yang efisien.

3 3 2. Menjadi kajian/referensi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan variabel yang menentukan prioritas pendataan penilaian individual. I.4 Maksud dan Tujuan penelitian Maksud penelitian ini untuk menentukan prioritas pendataan objek pajak penilaian individual berdasarkan jarak tempuh terpendek, waktu tempuh tercepat, pokok ketetapan pajak yang besar, dan status pembayaran selama tiga tahun terakhir berstatus lunas. Sedangkan tujuannya untuk mendapatkan prioritas pendataan objek pajak penilaian individual untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian individual di wilayah penelitian. I.5 Pembatasan masalah a. Penelitian dilakukan dalam wilayah kerja KP PBB Bandung Satu dan pendataan diasumsikan selesai dengan satu kali kunjungan. b. Pembobotan diperoleh berdasarkan hasil survey terhadap para pegawai di KP PBB Bandung Satu yang menangani kegiatan penilaian individual sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan PBB Bandung Satu nomor: Kep-639/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei c. Satu hari tim penilai dapat menyelesaikan pendataan dua objek pajak. d. Tim penilaian individual berjumlah lima tim sesuai dengan Kep-639/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei e. Kecepatan rata-rata kendaraan roda empat pribadi sesuai nama ruas jalan yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Bandung tahun 2001 dan arah lalu lintas hasil survey bulan Oktober 2007 secara lengkap tersaji pada lampiran A. I.6 Hipotesis penelitian Agar lebih fokus dalam mengkaji, peneliti akan melakukan pembuktian terhadap hipotesis bahwa diduga penentuan prioritas pendataan penilaian individual berdasarkan jarak tempuh, waktu tempuh, pokok ketetapan, dan status pelunasan tanpa mempertimbangkan jumlah tim akan lebih efisien dibandingkan dengan prioritas berdasarkan Kep-639/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 dari segi jarak dan waktu tempuh.

4 4 I.7 Metodologi penelitian I.7.1 Persiapan Tahap persiapan meliputi semua persiapan yang harus dilakukan untuk memulai penelitian, yang berupa penyusunan proposal, persiapan surat ijin penelitian, dan juga dilakukan kajian pustaka terhadap buku-buku referensi yang berkaitan dengan topik penelitian serta terhadap penelitian-penelitian sejenis sebelumnya. I.7.2 Pengumpulan data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang terdiri dari peta dijital bidang tanah PBB Kota Bandung terutama objek pajak penilaian individual beserta data atribut SISMIOP, peta jaringan jalan Kota Bandung, data pendukung transportasi yang berupa : data kecepatan rata-rata kendaraan dan data arah jalan ( satu atau dua arah). I.7.3 Pengolahan data Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tahap-tahap sebagai berikut : (1) Pembuatan peta sebaran bidang OP penilaian individual, pembuatan peta ini berdasarkan pada rencana KP PBB Bandung Satu yang akan melakukan penilaian individual terhadap beberapa objek pajak sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan PBB Bandung Satu nomor: Kep-639/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei (2) Pembuatan peta jaringan jalan berdasarkan arah jalan (satu atau dua arah), peta ini berdasarkan pada data dari Dinas Perhubungan dan survey lapangan. (3) Pembuatan rute berdasarkan jarak tempuh terpendek dan waktu tempuh (4) Pembuatan prioritas urutan (rangking) berdasarkan pokok ketetapan. (5) Pembuatan prioritas urutan (rangking) berdasarkan status pembayaran. (6) Pembuatan prioritas urutan (rangking) berdasarkan jarak tempuh terpendek dan waktu tempuh tercepat I.7.4 Hasil penelitian dan analisis Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, kemudian dilakukan pembobotan pada masing-masing kriteria dan jumlah dari perkalian bobot dengan nilai variabel digunakan untuk menentukan urutan prioritas pendataan penilaian individual.

5 5 Berdasarkan prioritas tersebut, selanjutnya dibuat rute terbaik dengan waktu tempuh tercepat. I.7.5 Penutup Pada tahap akhir dilakukan pengambilan kesimpulan yang merupakan perumusan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. Secara diagram, metodologi penelitian ditunjukkan pada diagram alir penelitian Gambar 1. Gambar. 1. Diagram alir penelitian

6 6 I.8. Sistematika penulisan Sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan masalah, hipotesis penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan pustaka, berisi mengenai penelitian terdahulu yang relevan dan pemilihan judul penelitian Bab III : Pelaksanaan penelitian, yang berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, tahapan penelitian, pengolahan data dan analisis data. Bab IV : Analisis hasil dan pembahasan, berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang dikaitkan dengan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta hipotesis penelitian. Bab V : Penutup, berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran sebagai implikasi dari hasil temuan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 34 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Prioritas pendataan berdasarkan jarak tempuh Jarak tempuh yang dikaji terbagi menjadi dua, yaitu jarak tempuh dari KP PBB Bandung Satu dan jarak tempuh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiap sediaan

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 20 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Gambaran umum wilayah penelitian Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak di antara 107 0 32 38.91 Bujur Timur dan 6 0 55

Lebih terperinci

Lampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007

Lampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 97 Lampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 Tim 1 Hari Rute (ID Jarak Waktu tempuh Alamat objek pajak) tempuh (m) (det.ik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan serta pembangunan nasional menganut asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak dikategorikan pengelolaanya menjadi Pajak yang dikelola Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak dikategorikan pengelolaanya menjadi Pajak yang dikelola Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak dikategorikan pengelolaanya menjadi Pajak yang dikelola Pemerintah Pusat dan Pajak yang dikelola Pemerintah Daerah. Salah satu pajak yang dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan adanya sistem yang berlaku baik dari adat, budaya, agama,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan adanya sistem yang berlaku baik dari adat, budaya, agama, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini banyak persoalan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara individual maupun sosial yang menyangkut pola hidup dan tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan yang lancar merupakan idaman setiap warga, dengan semakin banyaknya pengguna jalan raya, lalu lintas menjadi tidak lancar, seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan

Lebih terperinci

SE - 03/PJ.01/2010 USULAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK KEGIATA

SE - 03/PJ.01/2010 USULAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK KEGIATA SE - 03/PJ.01/2010 USULAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK KEGIATA Contributed by Administrator Thursday, 12 August 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 12 Agustus 2010 SURAT

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENDATAAN PENILAIAN INDIVIDUAL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PELAKSANAAN PENILAIAN INDIVIDUAL (Studi Kasus : KP PBB Bandung Satu)

PENENTUAN PRIORITAS PENDATAAN PENILAIAN INDIVIDUAL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PELAKSANAAN PENILAIAN INDIVIDUAL (Studi Kasus : KP PBB Bandung Satu) PENENTUAN PRIORITAS PENDATAAN PENILAIAN INDIVIDUAL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PELAKSANAAN PENILAIAN INDIVIDUAL (Studi Kasus : KP PBB Bandung Satu) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi lagi menjadi jalan arteri primer yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan alasan mengapa penulis mengambil judul dari masalah yang dialami atau disebut juga latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah dari judul

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Contoh penerimaan PPh final penilaian kembali aktiva tetap disatu kanwil DJP tahun Nilai Aktiva Tetap.

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Contoh penerimaan PPh final penilaian kembali aktiva tetap disatu kanwil DJP tahun Nilai Aktiva Tetap. 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Salah satu penerimaan pajak yang belum dimaksimalkan adalah Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 10% atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap diatas nilai

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini Artificial Intelligence banyak digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dukungan dana. Pemerintah memprioritaskan menggunakan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dukungan dana. Pemerintah memprioritaskan menggunakan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Agar pembangunan dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan dukungan dana. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang banyak melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembangunan khususnya kegiatan di bidang ekonomi. Pergerakan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak 2005 dan 2006 (Rp miliar)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak 2005 dan 2006 (Rp miliar) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara, sehingga pemerintah sebagai satu-satunya otoritas yang memiliki kewenangan untuk mengenakan pajak berusaha sedapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB. III. Metodologi Pemecahan Masalah III - 1 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Uraian Umum Untuk melakukan suata evaluasi keberadaan pemberhentian angkutan umum jalan Kaligawe pada STA 4+350

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi rakyat kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya DPPKA Surakarta

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya DPPKA Surakarta digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKA Surakarta Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

SE - 25/PJ.6/2006 TATA CARA PEMBENTUKAN/PENYEMPURNAAN ZNT/NIR

SE - 25/PJ.6/2006 TATA CARA PEMBENTUKAN/PENYEMPURNAAN ZNT/NIR SE - 25/PJ.6/2006 TATA CARA PEMBENTUKAN/PENYEMPURNAAN ZNT/NIR Contributed by Administrator Thursday, 20 July 2006 Pusat Peraturan Pajak Online 20 Juli 2006 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG PETUNJUK PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak pembangunan di wilayah perkotaan atau di pinggiran kota seiring berkembangnya zaman dan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak Negara yang dikenakan terhadap Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak Negara yang dikenakan terhadap Bumi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak Negara yang dikenakan terhadap Bumi dan Bangunan berdasarkan undang- undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penelitian Persyaratan Permohonan 1. Pemenuhan Kesesuaian dan Kelengkapan Dokumen Permohonan Pemenuhan kesesuaian dan kelengkapan dokumen permohonan ini

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penerimaan Pajak Bumi dan bangunan (PBB) sangat penting peranannya bagi pembangunan daerah, tetapi harus disadari bahwa pengadministrasian PBB masih merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian perusahaan mempunyai tujuan umum untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, dan memaksimumkan nilai saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya minat masyarakat di Indonesia yang menggunakan transportasi umum khususnya bus. Kurangnya informasi mengenai akses dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jalan merupakan fasilitas transportasi yang paling sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat, sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara memerlukan pembangunan untuk mendukung perekonomiannya baik dalam sarana dan prasarana. Sumber pembiayaan negara salah satunya adalah pajak. Menurut Prof.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Secara fisik potensi tersebut berupa perairan nasional seluas 3,1 juta km 2, ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDATAAN DAN PENILAIAN KANTOR WILAYAH DJP...

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDATAAN DAN PENILAIAN KANTOR WILAYAH DJP... LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-04/PJ/2013 Tanggal : 11 Februari 2013 NO. KPP JENIS KEGIATAN LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI,

Lebih terperinci

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Agar penelitian lebih sistematis maka pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan persimpangan tidak dapat dihindari pada sistem transportasi perkotaan. Hal ini pula yang terjadi pada kota Medan. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang tercatat sebagai negara berkembang. Sebagai negara yang sedang berkembang, pembangunan berbagai sektor sangatlah penting

Lebih terperinci

KOP SURAT WAJIB PAJAK

KOP SURAT WAJIB PAJAK Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- Nomor : Lampiran : Hal : Pemberitahuan Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Masa Pajak Januari-Juni 2009 Permohonan Pengurangan Besarnya Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. PNBP. Kegiatan Panas Bumi. Konservasi Energi. Penerimaan. Penyetoran. Pemungutan. Pengenaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada saat perusahaan ingin melakukan pembangunan atau memperluas bangunan, perusahaan memiliki beberapa alternatif, diantaranya adalah dengan menggunakan jasa kontraktor atau membangun sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infomasi, pengarsipan dan akurasi data serta efisiensi dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. infomasi, pengarsipan dan akurasi data serta efisiensi dalam penyampaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pemerintah yang mempunyai peran sangat penting dalam pelayanan infomasi, pengarsipan dan akurasi data serta efisiensi dalam penyampaian informasi sebagai badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan yang mengacu pada Pasal 1 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan hal yang wajib dipenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan hal yang wajib dipenuhi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan merupakan hal yang wajib dipenuhi dan dipertanggungjawabkan oleh setiap pemilik bangunan, fasilitas atau sarana kota lainnya. Pajak Bumi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Kulon Progo terletak pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagian barat yang memiliki berbagai tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Daerah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Basis data memegang peranan yang sangat penting bagi suatu institusi baik institusi pemerintah maupun swasta. Pemrosesan basis data menjadi perangkat andalan yang kehadirannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat. Banyak pelajar, mahasiswa bahkan wisatawan (mancanegara maupun lokal) yang datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian mengenai beban akhir pajak dianggap sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perpajakan dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, baik pulau besar maupun kecil, yang mengandung informasi-informasi geospasial untuk digali dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diperdagangkan kepada masyarakat. memperluas penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, semakin

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diperdagangkan kepada masyarakat. memperluas penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan masyarakat. Jasa merupakan : setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR RENCANA KEGIATAN PENILAIAN INDIVIDUAL

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR RENCANA KEGIATAN PENILAIAN INDIVIDUAL PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR RENCANA KEGIATAN PENILAIAN INDIVIDUAL I. UMUM Kegiatan penilaian individual diutamakan pada penilaian obyek pajak non standar antara lain berpedoman pada 1. Keputusan Direktur

Lebih terperinci

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 220/PJ.

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 220/PJ. L 1 PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN Keputusan Dirjen Pajak No. KEP - 220/PJ./2002, Tgl. 18-04-2002 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta semakin besar dan berkembang pesat seiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Perencanaan pajak dilakukan sebagai usaha perusahaan didalam memenuhi peraturan yang berlaku atas Pajak Pertambahan Nilai. Setelah penulis melakukan evaluasi terhadap

Lebih terperinci

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-53/PJ/1995 Tanggal : 23 Juni 1995

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-53/PJ/1995 Tanggal : 23 Juni 1995 Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Nomor : KEP-53/PJ/1995 LEMBAR I LEMBAR II : UNTUK WP : UNTUK KPP Nomor : Pokok : Permohonan Kepada Yth. Mengangsur pembayaran pajak Menunda pembayaran pajak DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN, PENGADMINISTRASIAN, SERTA PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI SEHUBUNGAN DENGAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di Indonesia sangatlah penting untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH Pendekatan analisis biasanya dilakukan dalam pembuatan suatu model pendekatan dengan penyederhanaan realita yang ada (masalah yang ada beserta parameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka pelaku bisnis perlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka pelaku bisnis perlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini ditandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sektor industri. Hal itu dikarenakan hampir semua sektor industri selalu mencakup proses distribusi

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 20 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR : 13

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 20 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR : 13 LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 20 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR : 13 PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II S U R A K A R T A NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna kesinambungan distribusi barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara dalam menjalankan pemerintahannya tentu saja memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali Indonesia. Sebagai negara berkembang,

Lebih terperinci

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

PER - 50/PJ/2008 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN

PER - 50/PJ/2008 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN PER - 50/PJ/2008 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN Contributed by Administrator Tuesday, 30 December 2008 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 50/PJ/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di suatu negara tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber penghasilan antara lain bersumber dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Belanja Negara (APBN), sumber pembiayaannya berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Belanja Negara (APBN), sumber pembiayaannya berasal dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama untuk membiayai pembangunan, karena hampir 70 persen sampai dengan 75 persen Anggaran Pendapatan Belanja

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil 2009/2010 APLIKASI SISTEM INFORMASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA CV. P.O. TOP TRAVEL & EXPRESS PALEMBANG Dina 2007130044

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan adalah transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya dan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan

Lebih terperinci

termasuk pelanggaran marka garis henti merupakan jenis pelanggaran lalu lintas tertinggi di wilayah Polwiltabes Bandung dalam lima tahun terakhir (200

termasuk pelanggaran marka garis henti merupakan jenis pelanggaran lalu lintas tertinggi di wilayah Polwiltabes Bandung dalam lima tahun terakhir (200 BAB-I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan sepeda motor dewasa ini membawa sejumlah penomena menarik hampir di setiap ruas-ruas jalan, khususnya ruas-ruas jalan perkotaan. Persimpangan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pupuk Kujang memproduksi pupuk sebagai produk utamanya. Produksi pupuk menggunakan peralatan mesin yang beroperasi 24 jam dengan memperhatikan temperatur dan tekanan

Lebih terperinci

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN...

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN... NOMOR : LAMPIRAN : PERIHAL : Pemberitahuan pelaksanaan revaluasi aktiva tetap Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...... di.... Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-29/PJ.42/1998 Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ika Arfiani,2012)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ika Arfiani,2012) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat modern akan teknologi dengan mobilitas yang tinggi semakin meningkat. Khususnya dalam keperluan manajemen finansial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Rekreasi merupakan hal yang sering dilakukan oleh masyarakat pada saat berlibur. Baik melakukan rekreasi seorang diri, dengan teman-teman, atau bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan seperti pada umumnya mempunyai pertumbuhan penduduk relatif tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak terhadap kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas pada kemampuan keuangan daerah. Artinya daerah harus memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber

Lebih terperinci

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah setiap orang yang menguasai, memiliki dan atau memperoleh manfaat atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. adalah setiap orang yang menguasai, memiliki dan atau memperoleh manfaat atas tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak yang dikenakan atas tanah dan bangunan. Yang menjadi objek pajak dalam hal pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Pada umumnya negara. pendapatan yang besar untuk kesejahteraan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Pada umumnya negara. pendapatan yang besar untuk kesejahteraan kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini banyak negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Pada umumnya negara membutuhkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat pada saat ini berpengaruh pada perkembangan perangkat mobile khususnya Android. Perkembangan ini sangatlah membantu dalam

Lebih terperinci