KEADAAN UMUM. Lokasi dan Luas Areal Penelitian. Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEADAAN UMUM. Lokasi dan Luas Areal Penelitian. Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 KEADAAN UMUM Lokasi dan Luas Areal Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada areal kerja Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Wirakarya Sakti yang secara administrasi pemerintahan terletak di Provinsi Jambi dan meliputi lima kabupaten yaitu ; Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tebo. Gambaran lokasi penelitian pada areal kerja Hutan Tanaman Industri PT. Wirakarya Sakti berdasarkan letak geografi, letak administrasi pemerintahan serta batas-batas wilayah pada setiap distrik disajikan pada Gambar 9. Letak Berdasarkan Geografis Lokasi areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti tidak terletak pada suatu hamparan lokasi, akan tetapi tersebar mengikuti batas-batas kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu pada kawasan hutan dengan status Hutan Produksi ataupun Hutan Produksi Terbatas. Posisi areal kerja PT. Wirakarya Sakti yang menjadi wilayah penelitian terletak di Provinsi Jambi. Provinsi Jambi sendiri memiliki batas-batas yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Selat Berhala, Sebelah Timur dengan Selat Berhala dan Provinsi Sumatera Selatan, Sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu serta Sebelah Barat dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan berdasarkan kelompok hutannya, areal kerja PT. Wirakarya Sakti termasuk dalam cakupan beberapa kelompok hutan, yaitu : Sungai Dendang, Sungai Air Hitam, Sungai Danau Bangko, Sungai Singoan, Sungai Lagan, Sungai Mendahara, Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai Betara, Sungai Tapah, Sungai Pengabuan, Sungai Saren, Sungai Bram Hitam, Sungai Simpang Kanan, Sungai Lumahan, Sungai Limburan, Sungai Merlung, Sungai Benanak, Sungai Rengas, Sungai Belimbing, Sungai Emparing, Sungai Kilis, Sungai Mengupeh, Sungai Rotan dan Sungai Air Keruh serta kelompok hutan Sungai Batanghari.

2 35

3 36 Areal Kerja HTI PT. Wirakarya Sakti dibagi berdasarkan distrik, yaitu unit pengelolaan yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan antara lain : luas kawasan hutan yang dikelola, ketersediaan sarana, prasarana dan personil, keterkaitan dengan batas-batas wilayah administrasi pemerintahan serta berdasarkan potensi dan permasalahan yang dihadapi pada wilayah pemangkuan. Areal Kerja PT. Wirakarya Sakti dibagi menjadi 8 (delapan) distrik, yaitu Distrik I sampai dengan Distrik VIII. Adapun batas-batas di lapangan disajikan seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Batas-batas Lapangan setiap Distrik di HTI PT. Wirakarya Sakti Distrik Batas Utara Batas Timur Batas Selatan Batas Barat I - Hutan Lindung Gambut - Lahan Masyarakat - PT. Rimba Hutani Mas - Transmigrasi Tj. Tayas - PT. Rejeki Karo Seb - PT. Pradira Mahajana - Lahan Masyarakat - Jalan / Distrik II - PT. Rudi Agung Laksana - Transmigrasi Purwodadi II - Lahan Masyarakat - PT. Pelangi S. Siak - PT. Batanghari Sawit - Lahan Masyarakat Sejahtera - Jalan / Distrik I III - PT. Brahma Bima Sakti - PT. Kirana Sekernan - PT. Brahma Bima Sakti - PT. Rimba Hutani Mas - PT. Cipta Prasasti L - Lahan Masyarakat - PT. Inti Indosawit Subur - Lahan Masyarakat IV - PT. Inti Indosawit Subur - Distrik III - PT. Loka Rahayu - Distrik VIII - PT. Imperial GB V - Wilayah Prov. Riau - Lahan Masyarakat - PT. Aneka MK - Wilayah Prov. Riau - PT. Wana Teladan - PT. Rimba Hutani Mas VI - Lahan Masyarakat - Lahan Masyarakat - Hutan Lindung Gambut - Lahan Masyarakat - PT. Agrowiyana VII - Hutan Lindung Gambut - PT. Kasuari Unggul - PT. Sanubari Megah - Lahan Masyarakat - PT. Kasuari Unggul - Hutan Lindung Gambut Perkasa VIII - Hutan Lindung Bukit - Distrik IV - PT. Gatra K. Paseban - PT. Dalek Esa Raya Tigapuluh - PT. Sawit Jambi Lestari - PT. Hatma Hutani - PT. Scona Persada I, II - Lahan Masyarakat - PT. Tunjuk Langit Semesta - PT. SAD Mitra Wiyasa Sumber : Laporan Delineasi Mikro UPHHK-HT PT. WKS Tahun 2006 Letak Berdasarkan Administrasi Secara administrasi pemerintahan, areal kerja PT. Wirakarya Sakti yang terletak di Provinsi Jambi meliputi 5 (lima) kabupaten, yaitu : Kabupaten Tanjab Barat; meliputi Kecamatan Tungkal Ulu, Tungkal Ilir, Betara, Merlung dan Pengabuan. Kabupaten Tanjab Timur; meliputi Kecamatan Mendahara dan Dendang. Kabupaten Batanghari; meliputi Kecamatan Maro Sebo Ulu, Maro Sebo Ilir, Pemayung dan Mersam. Kabupaten Muaro Jambi; meliputi Kecamatan Marosebo, Kumpeh dan Sekernan serta Kabupaten Tebo; meliputi Kecamatan Tebo Tengah dan Tebo Ilir.

4 37 Sedangkan sebaran kecamatan dan desa/kelurahan pada setiap distrik di areal kerja PT. Wirakarya Sakti, diuraikan sebagai berikut : 1. Wilayah Distrik I terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu di Kecamatan Tungkal Ulu, Tungkal Ilir, Merlung, Pengabuan dan Kecamatan Betara, serta Kabupaten Muaro Jambi di Kecamatan Sekernan. Jumlah desa yang ada disekitar distrik ini kurang lebih 8 desa. 2. Wilayah Distrik II terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu di Kecamatan Betara, serta Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu di Kecamatan Mendahara. Jumlah desa yang ada disekitarnya ada 8 desa. 3. Wilayah Distrik III terletak di Kabupaten Batanghari yaitu di Kecamatan Pemayung dan Kecamatan Marosebo Ilir, dan Kabupaten Muaro Jambi di Kecamatan Sekernan serta Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Kecamatan Merlung. Jumlah desa yang ada meliputi 18 desa. 4. Wilayah Distrik IV berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu di Kecamatan Merlung dan Kabupaten Batanghari di Kecamatan Marosebo Ulu, Pemayung, Mersam dan Kecamatan Marosebo Ilir, jumlah desa yang ada di sekitarnya sebanyak 23 desa. 5. Distrik V dan VI seluruhnya berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Distrik V terletak di Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Pengabuan dan terdapat kurang lebih 12 desa yang ada disekitarnya. Sementara Distrik VI juga termasuk dalam daerah Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Pengabuan dengan 7 desa di sekitarnya. 6. Areal distrik VII terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu di Kecamatan Mendahara dan Dendang, dan Kabupaten Muaro Jambi di Kecamatan Marosebo dan Kumpeh. Ada sekitar 13 desa yang tersebar di sekitar distrik VII. 7. Distrik VIII terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu di Kecamatan Merlung, dan Kabupaten Tebo yaitu di Kecamatan Tengah Ilir dan Tebo Ilir serta Kabupaten Batanghari di Kecamatan Marosebo Ulu dan Mersam. Jumlah desa yang ada di sekitar distrik ini terdapat 7 desa. Gambaran sebaran desa/kelurahan dan kecamatan pada setiap kabupaten disajikan pada Gambar 10.

5 38

6 39 Luas Areal Kerja Pada awalnya luas areal kerja PT. Wirakarya Sakti adalah ± Ha sesuai SK.Menhut No. 744/Kpts-II/1996 Tanggal 25 Nopember 1996, kemudian mendapatkan tambahan areal berdasarkan SK.Menhut No. 64/Kpts-II/2001 Tanggal 25 Maret 2001 dengan luas areal menjadi ± Ha, selanjutnya berdasarkan SK.Menhut No. 228/Kpts-II/2004 Tanggal 9 Juli 2004 mendapat tambahan areal kembali sehingga mencakup luasan ± Ha dan terakhir sesuai SK. Menhut No. 346/Menhut-II/2004, tanggal 10 September 2004, tentang perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Kehutanan No. 744/Kpts-II/1996 tanggal 25 Nopember 1996 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri atas areal hutan seluas ± Ha di Provinsi Daerah Tingkat I Jambi kepada PT. Wirakarya Sakti, luas areal kerja PT. Wirakarya Sakti mencapai luasan sekitar Ha. Selanjutnya areal yang dapat dikerjakan dibagi menjadi 8 (delapan) unit pengelolaan/wilayah kerja/distrik. Ringkasan luasan areal kerja PT. Wirakarya Sakti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Luas Areal Kerja HTI PT. Wirakarya Sakti No Distrik Luas Areal (Ha) Luas Areal (Ha) Menurut SK** Menurut SIG Keterangan 1 Distrik I * Penyesuaian dengan 2 Distrik II Batas Propinsi 3 Distrik III **SK Menhut 346/Kpts 4 Distrik IV /II/ Distrik V Distrik VI Distrik VII Dstrik VIII Jumlah * * Sumber : PT. Wirakarya Sakti Iklim Kondisi Biofisik Lokasi Kondisi iklim wilayah kerja PT. Wirakarya Sakti dan sekitarnya diprediksi dengan data hasil catatan stasiun pengamat cuaca milik instansi pemerintah serta data hasil catatan PT. Wirakarya Sakti secara internal. Stasiun pengamat cuaca milik instansi pemerintah yang terkait adalah sebagai berikut :

7 40 - Stasiun Meteorologi Bandar Udara Sultan Thaha. - Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus/SPMK Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. - Pos Hujan Kuala Mendahara, Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. - Pos Hujan Pulau Tamiang, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo. - Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus/SPMK Kuala Tungkal, Kecamatan Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. - Stasiun Metereologi Pertanian Khusus/SPMK Sebapo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Adapun stasiun pengamat cuaca milik PT. Wirakarya Sakti tersebar pada setiap distrik, yaitu terdapat di Distrik I sampai dengan Distrik VIII serta stasiun pengamat cuaca Tebing Tinggi. Kondisi Hujan Berdasarkan data iklim dari stasiun pengamat cuaca milik pemerintah, ratarata curah hujan di sekitar areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti adalah antara mm/tahun sampai dengan mm/tahun, dengan hari hujan antara 124 hari/tahun sampai dengan 169 hari/tahun. Adapun rata-rata curah hujan hasil catatan stasiun milik PT. Wirakarya Sakti berkisar dari mm/tahun sampai dengan mm/tahun dengan hari hujan antara 71 hari/tahun sampai dengan 145 hari/tahun. Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan hasil catatan stasiun pengamat cuaca milik instansi pemerintah disajikan pada Tabel 4 sedangkan data hujan hasil catatan PT. Wirakarya Sakti disajikan pada Tabel 5. Tipe Iklim Analisis tipe iklim didasarkan pada data catatan dari 5 (lima) stasiun meteorologi milik instansi pemerintah. Adapun data catatan PT. Wirakarya Sakti sendiri belum dapat dijadikan dasar analisis karena pada beberapa distrik masa pencatatan baru 2-5 tahun (kurang dari 10 tahun). Hasil analisis tipe iklim berdasarkan sistem Klasifikasi iklim Schmidt & Fergusson pada stasiun meteorologi milik pemerintah adalah sebagai berkut :

8 41 - Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus/SPMK Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari; bulan kering (BK) = 17, bulan basah (BB) = 79, nilai Q = 22 % (iklim tipe B / basah). - Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus/SPMK Kuala Tungkal, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat; BK = 12, BB = 94, nilai Q = 13 % (iklim tipe A / sangat basah). - Pos Hujan Kuala Mendahara, Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; BK = 9, BB = 70, nilai Q = 13 % (iklim tipe A). - Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus/SPMK Sebapo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi; BK=11, BB=86, nilai Q = 13 % (iklim tipe A). - Pos Hujan Pulau Tamiang, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo; BK = 12, BB = 84, nilai Q = 14 % (iklim tipe B). Peta Iklim disajikan pada Gambar 11. Peta Iklim yang dibuat dengan metode poligon thiesen. Areal tersebut memiliki suhu udara rata-rata bulanan terendah 18 o C dan tertinggi pada suhu 22 o C. Musim kering pendek tetapi dengan curah hujan tinggi sehingga tanah cukup basah sepanjang tahun. Sedangkan menurut sistem Oldmen (1975) lokasi studi termasuk dalam zona agroklimat E2 yang dicirikan oleh bulan basah (CH > 200 mm) berturut-turut kurang dari 2 bulan dengan perode kering (CH < 100 mm) berturut-turut berkisar antara 2-4 bulan. Tabel 4 Data Hujan di Wilayah Kerja PT. Wirakarya Sakti dan sekitarnya dari Hasil Catatan Instansi Pemerintah Stasiun Pengamat Cuaca / Stasiun Metereologi No Bulan St. Batanghari St. Tanjabbar St. Tanjabtim St. Muaro Jambi St. Tebo. MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH 1 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rata-Rata Sumber : Laporan Delineasi Mikro UPHHK-HT PT. WKS Tahun 2006

9 42

10 43 Data hujan di wilayah kerja HTI PT. Wirakarya Sakti dari hasil catatan stasiun pengamat cuaca dari setiap distrik tercantum pada Tabel 5. Tabel 5 Data Hujan di Wilayah Kerja PT. Wirakarya Sakti dari Hasil Catatan Stasiun Cuaca Milik PT. Wirakarya Sakti Stasiun Pengamat Cuaca Bulan Distrik-I Distrik-II Distrik-III Distrik-IV Distrik-V Distrik-VI Distrik-VII Distrik-VIII MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rata-Rata Sumber : Laporan Delineasi Mikro UPHHK-HT PT. WKS Tahun 2006 Suhu dan Kelembaban Udara Suhu udara rata-rata bulanan di sekitar areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti berkisar antara 25,8 o C - 27,0 o C, dengan rata-rata tahunan sebesar 26,4 o C. Adapun suhu maksimum dan suhu minimumnya masing-masing berkisar antara 30,2 o C - 31,8 o C dan antara 22,6 o C - 23,5 o C, dengan nilai rata-rata tahunan masing-masing sebesar 31,3 o C dan 22,9 o C. Rata-rata suhu dan kelembaban udara wilayah sekitar areal kerja PT. Wirakarya Sakti disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, Angin dan Radiasi Matahari di sekitar Areal Kerja PT. Wirakarya Sakti Radiasi Kec. Angin No Bulan Suhu Udara o C Kelembaban (%) Rerata Maks Min Rerata Maks Min Matahari (%) (knot) 1 Januari 25,8 30,2 22,9 86,0 96,0 63,0 41,0 9,0 2 Pebruari 26,1 30,5 22,7 87,0 96,0 66,0 40,0 8,0 3 Maret 26,4 31,3 23,2 87,0 96,0 66,0 43,0 7,0 4 April 26,7 31,8 23,2 87,0 96,0 64,0 47,0 6,0 5 Mei 26,7 31,8 23,5 84,0 96,0 62,0 55,0 9,0 6 Juni 27,0 31,4 22,9 85,0 95,0 64,0 56,0 7,0 7 Juli 26,4 31,4 22,6 87,0 96,0 63,0 66,0 8,0 8 Agustus 26,5 31,3 22,6 82,0 95,0 57,0 64,0 8,0 9 September 26,5 31,7 22,6 84,0 96,0 61,0 41,0 8,0 10 Oktober 26,5 31,7 22,8 87,0 97,0 63,0 45,0 6,0 11 Nopember 26,4 31,3 23,0 82,0 97,0 57,0 42,0 6,0 12 Desember 26,0 30,6 23,1 87,0 97,0 67,0 42,0 7,0 Rata-Rata 26,4 31,3 22,9 85,4 96,1 62,8 48,5 7,4 Sumber : Laporan Delinasi Mikro UPHHK-HT PT. WKS Tahun 2006

11 44 Kelembaban udara (relatif) bulanan di areal kerja dan sekitarnya berkisar antara 82%-87%, dengan rata-rata tahunan sebesar 85,4%. Adapun kelembaban maksimum dan kelembaban minimum bulanan masing-masing antara 95% 97% dan antara 57% 67%, dengan nilai rata-rata tahunan sebesar 96,1% dan 62,8%. Kondisi Angin Rata-rata kecepatan angin bulanan berkisar antara 6 9 knot, dengan ratarata sebesar 7,4 knot. Arah angin terbanyak adalah arah Tenggara dan Barat. Pada Bulan Desember, Januari, Pebruari, Maret dan April ke arah Tenggara, sedangkan pada Bulan Mei sampai dengan Nopember ke arah Barat. Radiasi Matahari Fluktuasi presentasi radiasi matahari yang terjadi di HTI dipengaruhi oleh penutupan awan. Pada musim hujan radiasi matahari antara 40% 45%, sedangkan pada musim kemarau radiasi matahari berkisar antara 47% 66%. Keadaan Lapangan PT. Wirakarya Sakti sudah melaksanakan survei topografi terhadap areal kerjanya. Survei keadaan lapangan (terestris) dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan penataan areal serta survei tanah semi detail. Secara fisik areal kerja berupa lahan kering/darat seluas Ha atau 55% dan lahan basah/rawa seluas Ha atau 45%. Lahan rawa yang terdapat pada areal kerja PT. Wirakarya Sakti merupakan rawa pada bagian hilir sungai, yang terbentuk akibat terjadinya transgresi laut. Sebagai akibatnya aliran sungai-sungai di bagian Timur Sumatera (termasuk Sungai. Batanghari, Sungai. Pengabuan, Sungai. Mendahara, dan Sungai. Betara) menjadi lambat sehingga terjadi deposisi bahan endapan dan membentuk dataran aluvial yang luas. Pada bagian pinggir sungai, proses sedimentasi ini membentuk tanggul-tanggul sungai (levee), dan di bagian belakangnya terbentuk rawa-rawa (back swamp), sedangkan di muara sungai (estuarium) terbentuk pulau-pulau. Pada rawa-rawa ini akhirnya terjadi deposisi bahan organik, dan merupakan bahan induk gambut (PT. Wirakarya Sakti, 2006). Pada awalnya beberapa bagian areal rawa tergenang secara permanen, sedangkan pada bagian lainnya, muka air tanah sedalam lebih dari 30 cm. Muka

12 45 air tanah yang tinggi ini disebabkan oleh adanya hamparan bahan aluvial di daerah pinggir-pinggir sungai dengan permukaan yang tinggi dan padat. Hal ini menyebabkan air tanah tidak dapat mengalir dengan lancar ke arah sungai. Kondisi ini merupakan kendala bagi pembangunan Hutan Tanaman. PT. Wirakarya Sakti telah membangun kanal untuk perbaikan kondisi drainase untuk mendukung pertumbuhan hutan tanaman. Pembangunan kanal bertujuan untuk menurunkan muka air tanah sehingga pada level minimal 30 cm. Teknologi lain yang diterapkan adalah pembangunan pintu-pintu air bendungan, overflow, klep dan shifone pada kanal yang diharapkan akan dapat mengatur ketinggian permukaan air tanah (sesuai dengan zona), serta pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi areal, yaitu jenis Acacia crassicarpa untuk daerah rawa, serta Acacia mangium dan Eucalyptus pelita untuk daerah kering. Topografi Kondisi topografi areal kerja PT. Wirakarya Sakti sebagaimana diuraikan pada laporan Delineasi Mikro tahun 2006, telah ditelaah berdasarkan data-data sekunder dan data primer, antara lain; Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : , lembar Pematang Buluk ( ), Teluk Belango ( ), Kampung Baru ( ), Merlung ( ), Muara Tembesi ( ), Lubuk Kambing ( ), Peninjauan ( ), Teluk Nilau ( ), Talang Benuang ( ), Kuala Tungkal ( ) dan Muara Kilis ( ). Peta Satuan Lahan dan Tanah skala 1 : , lembar Jambi (1014), lembar Rengat (0915) dan lembar Muara Bungo (0914). Peta Land System skala 1 : , lembar Jambi (1014), lembar Rengat (0915) dan lembar Muara Bungo (0914). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan PT. Wirakarya Sakti Tahun 2004, Hasil survei lapangan (terestris) pada tahun 2005, hasil survei lapangan berupa cross check kemiringan lereng terhadap data sekunder yang ada namun hanya terbatas pada lokasi/titik pengamatan serta hasil survei udara pada tahun Berdasarkan analisis terhadap data sekunder dan data primer tersebut telah dibuat Peta Kelas Lereng pada areal kerja PT. Wirakarya Sakti. Kemiringan lahan areal tersebut sangat bervariasi yakni dari datar hingga curam (kemiringan lahan dari 0 s.d. 25 %), sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7, sedangkan sebaran setiap kelas lereng disajikan pada Gambar 12 (Peta Kelas Lereng).

13 46

14 47 Tabel 7 Sebaran Kondisi Lahan dan Kelas Lereng di Wilayah Kerja PT. Wirakarya Sakti Luas Tipe Lahan / Kelas Lereng (Ha) No Distrik Lahan Rawa Lahan Kering Total Lereng Lereng Lereng Lereng Lereng Lereng Jumlah (Ha) 0-8 % 0-8 % 8-15 % % % > 40 % (Ha) 1 Distrik I Distrik II Distrik III Distrik IV Distrik V Distrik VI Distrik VII Distrik VIII Jumlah Sumber : Laporan Delinasi Mikro UPHHK-HT PT. WKS Tahun 2006 Tanah Jenis tanah pada areal kerja PT. Wirakarya Sakti sebagaimana diuraikan pada laporan Delineasi Mikro tahun 2006, telah ditelaah berdasarkan data-data sekunder dan data primer, yaitu: Peta Satuan Lahan dan Tanah skala 1 : , lembar Muara Bungo (0914), lembar Rengat (0915) dan lembar Jambi (1014). Berdasarkan Peta Satuan Lahan dan Tanah tersebut terdapat 12 (duabelas) satuan lahan, yang didalamnya terdapat 10 (sepuluh) jenis tanah pada tingkat great group, yaitu: Troposaprists, Sulfaquents, Tropaquepts, Tropohemist, Tropofluvents, Dystropepts, Hapludult, Haploperox, Kandiudult serta Hapludox (USDA, 1975). Adapun berdasarkan klasifikasi sistem Pusat Penelitian Tanah (1983) terdapat 5 (lima) jenis tanah, yaitu: Organosol, Gleisol, Aluvial, Kambisol dan Podsolik. Peta Tanah hasil survei PT. Wirakarya Sakti, yang meliputi areal Ha, survei tanah tersebut dilakukan pada tingkat semi detil, dilaksanakan oleh bagian penelitian dan pengembangan / Research and Development Departement (RDD). Hasil survei tanah menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) order tanah (Soil Taxonomy), yaitu: Ultisol (16 sub group), Spodosol (5 sub group), Inceptisol (5 sub group) dan Histosol (2 sub group). Satuan Peta Tanah Tanah mineral terdapat pada daerah dataran, bergelombang dan berbukit. Tanah mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat penciri utama yang ditemukan di lapangan dan sifat-sifat fisik lapangan, serta didukung dengan hasil analisis

15 48 laboratorium. Tanah mineral terdiri dari Inceptisol (sub group Inceptisol, yaitu; Aeric Fragiaquept, Aquic Dystropept, Fluventic Humitropep, Histic Tropaquept dan Typic Dystropept), Ultisol (sub group Ultisol, yaitu; Aquic Arenic Paleudult, Aquic Kanhaplohumult, Arenic Hapludult, Arenic Kandiudult, Arenic Paleudult, Ombroaquic Kandihumult, Plinthic Aquic Paleudult, Plintic Paleudult, Psammetic Paleudult, Psammetic Hapludult, Typic Kandiaquult, Typic Kandihumult, Typic Kandiudult, Typic Paleaquults dan Typic Paleudult), dan Spodosol (sub group Spodosol, yaitu; Duraquod, Fragiaquod, Histic Fragiaquod, Typic Haplorthod dan Typic Tropaquod). Tanah organik atau gambut yang terdapat pada areal kerja sebagian besar terdapat pada group satuan lahan kubah gambut oligotropik, dengan kondisi datar sampai cembung. Ketebalan gambut berkisar antara 30 cm sampai dengan lebih dari 3 m, dengan macam tanah tropohemist. Berdasarkan strata kedalamannya, secara umum diketahui bahwa lapisan atas tanah lebih matang jika dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Hal ini karena pengaruh air tanah, dimana pada lapisan bawah selalu terendam air sehingga kurang mendukung untuk berlangsungnya proses dekomposisi. Sub group tanah histosol yang ada yaitu : Typic Tropohemist dan Terric Tropohemist. Tanah organik yang ada dimanfaatkan untuk pembangunan hutan tanaman dengan dibangun jaringan kanal serta unsur-unsur manajemen air yang diperlukan. Gambaran jenis tanah dan satuan lahan pada areal kerja PT. Wirakarya Sakti disajikan pada Gambar 13. Keadaan Hutan Penutupan Lahan Kondisi penutupan lahan pada areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti menurut hasil studi delineasi mikro (2006), sebagian besar lahan telah berupa hutan tanaman (HTI), yaitu jenis tanaman Acacia mangium, Acacia crassicarpa dan Eucalyptus sp. Bagian-bagian lain yang diinterpretasi sebagai HTI berupa areal tebangan, sarana-prasarana, tanaman kehidupan, tanaman unggulan serta arealareal lain yang dalam interpretasi tidak dapat dipisahkan dengan HTI. Penutupan lahan yang lain berupa hutan primer, hutan sekunder dan bekas tebangan serta areal non hutan yaitu kebun/ladang serta lahan bekas terbakar. Adapun peta penutupan lahan disajikan pada Gambar 14.

16 49

17 50

18 51 Tanaman Pokok yang telah ditanam memiliki kelas umur yang bervariasi, kelas umur tanaman menyesuaikan dengan perizinan yang diberikan secara bertahap. Rencana penanaman didahului dengan menyusun Rencana Karya Tahunan (RKT) sebagai dokumen dan legalitas operasional HTI di lapangan. Dari RKT tersebut direncanakan jenis dan volume kegiatan yang berlaku selama 1 (satu) tahun meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Hutan primer yang ada dialokasikan untuk area-areal konservasi, antara lain : sempadan sungai, pelestarian plasma nutfah, perlindungan satwa liar, buffer zone Hutan Lindung Gambut (HLG) dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT). Sedangkan hutan sekunder yang ada sebagian merupakan alokasi untuk kawasan lindung, sebagian lagi berupa hutan tidak produktif yang belum dikonversi menjadi HTI. Ladang dan kebun yang ada merupakan lahan-lahan bekas lahan garapan masyarakat, atau lahan yang masih digarap secara aktif oleh masyarakat. Vegetasi dan Potensi Tegakan Secara umum, hutan alam di areal PT. Wirakarya Sakti merupakan areal hutan bekas tebangan. Berdasarkan formasi klimatis dan ketinggian tempat tergolong dalam Hutan Hujan Basah, sedangkan berdasarkan formasi edafis termasuk dalam tipe hutan tanah kering dan tipe hutan tanah basah/rawa. Jumlah jenis yang teridentifikasi berdasarkan laporan delineasi mikro tercatat 123 jenis vegetasi di seluruh distrik, sebagian besar termasuk kelompok rimba campuran (94 jenis) dan sebagian lain termasuk kelompok meranti (20 jenis), kayu indah (4 jenis) dan pohon yang dilindungi (5 jenis). Jenis vegetasi yang dominan pada semua strata di areal hutan rawa adalah jenis kelat (Euginia sp.), Mahang (Macaranga sp.) dan Rengas (Gluta renghas). Sedangkan jenis vegetasi dominan pada areal hutan tanah kering adalah Meranti (Shorea sp.), Kelat (Euginia sp.) dan Medang (Dehaasia sp.). Potensi tegakan hutan alam di areal kerja tergolong tidak produktif, hal ini diindikasikan oleh rendahnya jumlah batang dan volume tegakan terutama untuk kelas diameter 50 cm dengan rata-rata kerapatan pohon adalah 4,97 btg/ha dengan taksiran volume sebesar 7,28 m 3 /ha. Sedangkan potensi tegakan untuk diameter cm dan 20 cm masing 105,79 btg/ha (52,82 m3/ha) dan 110,76 btg/ha (59,98 m3/ha).

19 52 Kependudukan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kondisi Sosial dan Ekonomi Pada setiap daerah kabupaten yang terdapat areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti, memiliki jumlah penduduk yang bervariasi. Jumlah penduduk dan rumahtangga terbesar terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah populasi jiwa yang terdiri dari KK, sementara terkecil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jumlah populasi sebanyak jiwa yang terdiri dari KK. Rata-rata jumlah penduduk setiap rumahtangga untuk empat Kabupaten adalah sama yaitu sebesar 4 jiwa/kk. Dengan luas wilayah masing-masing kabupaten berkisar antar 5.180,35 Km 2 (Kabupaten Batanghari) sampai dengan 6.461,00 Km 2 (Kabupaten Tebo), maka kepadatan penduduk masing-masing kabupaten tergolong tidak padat. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 52 jiwa/km 2 dan terendah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tebo sebesar 35 jiwa/km 2. Tabel 8 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Kabupaten/Kecamatan di sekitar HTI No. Kabupaten/ Kecamatan Luas Penduduk (Jiwa) Wilayah (Km 2 ) Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah KK Rasio Jenis Kelamin Kepadatan (Jiwa/ Km 2 ) A. Kab. Batanghari 5.180, Mersam 705, Pemayung 987, kecamatan lainnya 3.487, B. Kab. Muaro Jambi 5.246, Sekernan 517, Maro Sebo 598, kecamatan lainnya 2.497, C. Kab. Tanjab Barat 5.503, Tungkal Ulu 1.576, Merlung 1.601, Pengabuan 1.197, Betara 874, Tungkal Ilir 252, D. Kab. Tanjab Timur 5.445, Mendahara 1.666, Dendang 785, Rantau Rasau 496, kecamatan lainnya 2.497, E. Kab. Tebo 6.461, Kecamatan Tengah Ilir 1.359, Kecamatan Tebo Ilir 1.604, Sumber : Kab. Batanghari, Muaro Jambi, Tanjab Barat, Tanjab Timur dan Tebo Dalam AngkaTahun 2002 serta Kecamatan Tebo Ilir dan Tengah Ilir Dalam Angka 2004 dalam Laporan Delineasi Mikro UUPHHK-HTI WKS Tahun 2006.

20 53 Jumlah penduduk laki-laki di setiap kabupaten lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin penduduk di atas 100. Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di Kabupaten Batanghari dan terkecil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tebo. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Batanghari sebesar 110 sedangkan rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tebo sebesar 103. Tabel 9 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Desa di sekitar HTI PT. Wirakarya Sakti No Kecamatan/Desa A. Kec. Marosebo Ilir Luas Penduduk (Jiwa) Wilayah (Km 2 ) Pria Wanita Jumlah Jumlah KK Sex Ratio Kepadatan (Jiwa/ Km 2 ) 1. Desa Bukit Sari 32, Desa Karya Mukti 36, B. Kecamatan Merlung 1. Desa Adi Purwa 16, Desa Rantau Badak 110, Ds Lubuk Kambing 336, Desa Sei Rotan 167, C. Kec. Tengah Ilir 1. Ds. Lbk Mandarsah 90, Desa Muara Kilis 111, D. Kec. Tebo Ilir 1. Desa Kunangan 172, E. Kec. Marosebo Ulu 1. Desa Sungai Rengas 55, F. Kecamatan Mersam 1. UPT Mersam II 12, Sumber : Kecamatan Muarosebo Ilir, Pemayung, Muara Bulian, Kecamatan Merlung, Marosebo Ulu dan Kecamatan Mersam Dalam Angka, Tahun 2001, Kecamatan Tebo Ilir dan Tengah Ilir Dalam Angka 2004 dalam Laporan Delineasi MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun Penduduk menurut Kelompok Umur Kerja Jiwa/ KK Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur kerja, yaitu kelompok usia belum produktif / usia muda (0-14 tahun), kelompok usia produktif (15-64 tahun) dan kelompok usia tidak produktif / usia tua (65 tahun ke atas) di setiap Kecamatan sekitar Hutan Tanaman Industri disajikan pada Gambar 15. Berdasarkan kelompok umur kerja tersebut, jumlah penduduk di masing-masing kecamatan sekitar Hutan Tanaman Industri PT. Wirakarya Sakti didominasi oleh golongan umur kerja (usia produktif), yaitu usia penduduk berumur tahun.

21 54

22 55 Hal ini ditunjukkan oleh persentase jumlah penduduk golongan umur kerja yang berkisar antara 60,5% sampai dengan 71,9%. Namun demikian, besarnya beban tanggungan menunjukkan bahwa penduduk usia belum produktif juga cukup signifikan. Untuk golongan usia belum produktif (usia muda), persentase penduduk kecamatan paling besar terdapat di Kecamatan Pengabuan yaitu sebesar 39,5% dan paling kecil terdapat di Kecamatan Tebo Ilir yaitu sebesar 19,8%. Apabila hanya melihat dari faktor kuantitas, gambaran ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja produktif yang paling banyak dapat dimanfaatkan berada di Kecamatan Tebo Ilir. Tabel 10 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur Kerja di beberapa Kecamatan sekitar HTI PT. Wirakarya Sakti Kelompok Umur Mersam Pemayung Tengah Ilir Tungkal Ulu Pengabuan Mendahara Tebo Ilir (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,8 Jumlah Sumber : Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Tebo Dalam Angka Tahun 2002 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun Mata Pencaharian dan Aktivitas Ekonomi Mata pencaharian penduduk yang bermukim di sekitar areal perusahaan sebagian besar di bidang pertanian, baik pertanian lahan basah maupun lahan kering. Pertanian lahan basah meliputi areal persawahan dengan memanfaatkan pinggiran-pinggiran sungai, sedangkan pertanian lahan kering meliputi padi ladang dan areal perkebunan. Persawahan yang ada di masing-masing kabupaten tergolong tidak luas dibandingkan dengan luas wilayah. Persawahan paling luas terdapat di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (wilayah yang umumnya adalah rawa). Luas persawahan paling besar antara lain ada di Kecamatan Mendahara (5.854 Ha), Kecamatan Dendang (5.274 Ha) dan Kecamatan Rantau Rasau (8.305 Ha), walau demikian dari sisi rata-rata produksi hasil persawahan paling tinggi terdapat di beberapa kecamatan di kabupaten Batanghari antara lain Kecamatan Mersam berkisar 3,77 ton/ha, Kecamatan Pemayung sekitar 2,72 ton/ha. Sementara untuk kecamatan-kecamatan di

23 56 Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri, rata-rata produksi persawahan berkisar antara 2,55 ton/ha (Kecamatan Dendang) sampai dengan 3,02 ton/ha (Kecamatan Mendahara). Selain areal persawahan yang menghasilkan padi sawah, perladangan yang menghasilkan padi ladang juga berkembang di beberapa kecamatan walaupun dengan luasan yang tidak signifikan. Dari data yang ada, luas areal padi ladang paling besar terdapat di Kecamatan Merlung seluas Ha kemudian diikuti oleh Kecamatan Tebo Ilir seluas Ha dan luasan paling kecil di Kecamatan Tengah Ilir seluas 14 Ha. Dari segi hasil per hektarnya, rata-rata produksi padi ladang di masing-masing kecamatan masih tergolong kecil. Rata-rata produksi padi ladang paling tinggi terdapat di Kecamatan Mendahara sebesar 2,59 ton/ha dan rata-rata produksi paling rendah terdapat di Kecamatan Maro Sebo yaitu sebesar 1,50 ton/ha. Tabel 11 Luas dan Rata-rata Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang di beberapa Kecamatan sekitar HTI PT. Wirakarya Sakti Padi Sawah Padi Ladang No. Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata (Ton/Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Ton/Ha) Kab. Batanghari : 1 Mersam , ,85 2 Pemayung , Kab. Muaro Jambi : 1 Sekernan , ,80 2 Maro Sebo , ,50 Kab. Tanjab Barat : 1 Tungkal Ulu ,31 2 Merlung Pengabuan Betara Kab. Tanjab Timur : 1 Mendahara , ,59 2 Dendang , ,00 3 Rantau Rasau , Kab. Tebo 1 Tengah Ilir , ,50 2 Tebo Ilir , ,15 Sumber : Kab. Batanghari, Muaro Jambi, Tanjab Barat, Tanjab Timur dan Tebo dalam Angka Tahun 2004 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan juga sudah berkembang dan menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk. Tiga jenis tanaman perkebunan yang paling banyak di setiap kabupaten/kecamatan adalah komoditas karet, kelapa/hibryda dan kelapa sawit. Tanaman kelapa dan karet (karet rakyat) masih banyak yang diusahakan secara tradisional. Hampir seluruh kecamatan

24 57 yang ada di setiap kabupaten memiliki tanaman kelapa dan karet dengan luasan yang berbeda-beda, untuk tanaman karet, areal paling luas terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu sebesar Ha dan luasan paling kecil terdapat di Kecamatan Pengabuan sebesar 632 Ha. Berbeda dengan tanaman karet, tanaman kelapa/kelapa hibryda paling banyak terdapat di kecamatan yang terletak di Kabupaten Tanjab Timur, Tebo dan Tanjab Barat. Luas pengusahaan tanaman kelapa/kelapa hibryda yang terbesar terdapat di Kecamatan Mendahara seluas Ha, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tengah Ilir seluas Ha dan Kecamatan Pengabuan seluas Ha serta Kecamatan Betara seluas Ha. Tanaman perkebunan lainnya yang juga sudah berkembang dengan baik adalah kelapa sawit. Hal ini terjadi akibat mulai masuknya perusahaanperusahaan perkebunan kelapa sawit swasta ke beberapa desa antara lain Desa Bukit Sari dan Desa Karya Mukti. Kedua desa ini adalah desa transmigrasi yang sudah defenitif dimana seluruh lahan yang dimiliki oleh petani ditanami dengan tanaman kelapa sawit. Awalnya petani-petani yang ada di kedua desa ini merupakan plasma dari PT. Inti Indosawit Subur. Rata-rata pengusahaan tanaman kelapa sawit untuk 5 kabupaten tergolong cukup luas. Luas pengusahaan terbesar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat seluas Ha, kemudian diikuti Kabupaten Muaro Jambi seluas Ha dan Kabupaten Batanghari seluas Ha. Untuk wilayah kecamatan, luas pengusahaan kelapa sawit terbesar terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu seluas Ha, kemudian diikuti oleh kecamatan Merlung seluas Ha dan Kecamatan Mersam seluas Ha. Dari keseluruhan kecamatan yang ada di sekitar areal HTI PT. Wirakarya Sakti, hanya Kecamatan Pengabuan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kecamatan Tengah Ilir di Kabupaten Tebo yang tidak memiliki areal tanaman kelapa sawit. Selain berusaha di bidang pertanian, penduduk sekitar areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti juga ada yang bekerja di bidang industri, perdagangan, pegawai negeri, jasa angkutan, dan jasa pelayanan kemasyarakatan lainnya antara lain tukang jahit, tukang las, montir dan lainnya dengan pesentase yang lebih kecil dibandingkan dengan bidang pertanian.

25 58 Tabel 12 Luas dan Rata-rata Produksi Tiga Jenis Tanaman Perkebunan Besar dan Rakyat di beberapa Kecamatan sekitar HTI PT. Wirakarya Sakti Karet Kelapa/Hibryda Kelapa Sawit No. Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Ton/Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Ton/Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata (Ton/Ha) Kab. Batanghari (Luas tanaman kelapa sawit : Ha) 1 Mersam Pemayung Kab. Muaro Jambi (Luas tanaman kelapa sawit : Ha) 1 Sekernan , , ,43 2 Maro Sebo , , ,39 Kab. Tanjung Jabung Barat (Luas tanaman kelapa sawit : Ha) 1 Tungkal Ulu , , ,14 2 Merlung , , ,67 3 Pengabuan , , Betara , , Kab. Tanjung Jabung Timur (Luas tanaman kelapa sawit : Ha) 1 Mendahara , , Dendang , , Kab. Tebo 1 Tengah Ilir Tebo Ilir Sumber : Kab. Batanghari, Muaro Jambi, Tanjab Barat, Tanjab Timur dan Tebo Dalam Angka Tahun 2004 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun 2006 Agama dan Kepercayaan Sebagian besar (lebih dari 95%) penduduk yang bermukim di sekitar areal kerja menganut Islam sebagai agama mereka. Agama lain yang berkembang dan memiliki penganut adalah agama Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Tabel 13 Penduduk di beberapa Kecamatan berdasarkan Agama yang dianut. No. Kecamatan Agama Islam Protestan Katolik Hindu Budha 1. Mersam Pemayung Marosebo Ulu Merlung Tebo Ilir Tengah Ilir Sumber : Kab. Batanghari, Muaro Jambi, TanJab Barat, TanJab Timur dan Tebo Dalam Angka Tahun 2004 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun 2006.

26 59 Pendidikan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Sarana dan prasarana pendidikan dasar yang terdapat di wilayah sekitar areal kerja HTI PT. Wirakarya Sakti tidak merata jumlahnya. Sarana dan prasarana pendidikan dasar paling banyak terdapat di Kabupaten Batanghari dengan jumlah 340 unit dan paling sedikit terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu hanya 217 unit. Sementara untuk tingkat kecamatan, kecamatan yang paling banyak memiliki fasilitas pendidikan dasar adalah Kecamatan Pengabuan yaitu 92 unit dan paling sedikit di Kecamatan Tengah Ilir sebanyak 27 unit. Jumlah murid SD berkisar antara jiwa (Kabupaten Tanjung Jabung Timur) sampai dengan jiwa (Kabupaten Tanjung Jabung Barat), rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 146 dan rasio terkecil terdapat di Kabupaten Batanghari sebesar 120. Di kecamatan, rasio murid sekolah paling besar terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu sebesar 176 dan paling kecil terdapat di Kecamatan Betara sebesar 114. Tabel 14 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Rasio Murid Sekolah dan Guru SD/Ibtidaiyah di beberapa Kecamatan sekitar HTI No. Kecamatan Guru (Jiwa) Rasio Rasio Sekolah Murid (Unit) (Jiwa) Swasta/ Murid/ Murid/ Negeri Jumlah Honor Sekolah Guru Kab. Batanghari Mersam Pemayung Kab. Muaro Jambi Sekernan Maro Sebo Kab. Tj. Jabung Barat Tungkal Ulu Merlung Pengabuan Betara Kab. Tj. Jabung Timur Mendahara Dendang Kab. Tebo Tengah Ilir Tebo Ilir Sumber : Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Batanghari dan Tebo Dalam Angka Tahun 2002 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun Rasio antara jumlah murid dengan guru di masing-masing kabupaten tergolong cukup baik. Rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung

27 60 Barat sebesar 23 dan rasio paling kecil terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 18. Artinya satu orang guru akan melayani sebanyak 23 jiwa murid di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan 18 murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sementara di kecamatan, rasio murid dan guru paling besar terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu sebesar 29 dan paling kecil di Kecamatan Marosebo sebesar 17. Sarana dan Prasarana Pendidikan Lanjutan Pertama Jumlah sarana dan prasarana pendidikan lanjutan pertama paling banyak terdapat di Kabupaten Batanghari sebanyak 59 unit dan paling sedikit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 19 unit. Kecamatan yang paling banyak memiliki fasilitas pendidikan lanjutan pertama adalah Kecamatan Pengabuan yaitu 16 unit dan paling sedikit di Kecamatan Sekernan, Kecamatan Maro Sebo dan Kecamatan Dendang dengan masing-masing hanya 2 unit. Sebaran jumlah murid sekolah lanjutan pertama berkisar antara jiwa (Kabupaten Tanjung Jabung Timur) sampai dengan jiwa (Kabupaten Batanghari), maka rasio antara jumlah murid dengan jumlah fasilitas pendidikan tergolong tidak merata. Rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 271 dan rasio terkecil terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 122. Di kecamatan, rasio murid sekolah paling besar terdapat di Kecamatan Marosebo sebesar 365 dan paling kecil terdapat di Kecamatan Pengabuan sebesar 65. Rasio antara murid dan guru tergolong cukup baik pada setiap kabupaten. Rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 29 dan rasio paling kecil terdapat di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi masingmasing sebesar 14. Artinya satu orang guru akan melayani sebanyak 29 jiwa murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan 14 murid di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Untuk ukuran kecamatan, rasio murid dengan guru paling besar terdapat di Kecamatan Dendang sebesar 53 dan paling kecil di Kecamatan Pengabuan dan Kecamatan Betara masing-masing sebesar 11. Tabel 15 menyajikan data sarana dan prasarana pendidikan lanjutan pertama, meliputi jumlah sekolah, murid serta guru di beberapa kecamatan dalam kebupaten.

28 61 Tabel 15 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Rasio Murid Sekolah dan Guru SLTP dan Tsanawiyah di beberapa Kecamatan sekitar HTI No. Kecamatan Guru (Jiwa) Rasio Sekolah Murid Rasio (Unit) (Jiwa) Swasta/ Murid/ Negeri Jumlah Murid/Guru Honor Sekolah Kab. Batanghari Mersam Pemayung Kab. Muaro Jambi Sekernan Maro Sebo Kab. Tj. Jabung Barat Tungkal Ulu Merlung Pengabuan Betara Kab. Tj. Jabung Timur Mendahara Dendang Kab. Tebo Tengah Ilir Tebo Ilir Sumber : Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, batanghari dan Tebo Dalam Angka Tahun 2002 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun Sarana dan Prasarana Pendidikan Lanjutan Atas Jumlah sarana dan prasarana pendidikan lanjutan atas paling banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 18 unit dan paling sedikit terdapat di Kabupaten Tebo sebesar 10 unit. Sementara kecamatan yang paling banyak memiliki fasilitas pendidikan lanjutan atas adalah Kecamatan Sekernan dan Pengabuan masing-masing sebanyak 4 unit. Jumlah murid sekolah lanjutan atas berkisar antara 913 jiwa (Kabupaten Batanghari) sampai dengan jiwa (Kabupaten Tanjung Jabung Barat). Dari jumlah tersebut maka rasio antara jumlah murid dan jumlah fasilitas pendidikan tergolong tidak merata. Rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro jambi masing-masing sebesar 166 dan rasio terkecil terdapat di Kabupaten Batanghari sebesar 76. Untuk ukuran kecamatan, rasio murid sekolah paling besar terdapat di Kecamatan Marosebo sebesar 207 dan paling kecil terdapat di Kecamatan Mersam yaitu sebesar 18. Rasio antara murid dan guru juga tergolong cukup baik pada setiap kabupaten. Rasio paling besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 17 dan rasio paling kecil terdapat di Kabupaten Batanghari yaitu 8.

29 62 Artinya satu orang guru akan melayani 17 murid di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan 8 murid di Kabupaten Batanghari. Untuk ukuran kecamatan, rasio murid dan guru paling besar terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu sebesar 15 dan paling kecil di Kecamatan Mersam sebesar 3. Tabel 16 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Rasio Murid Sekolah dan Guru SMU, SMK dan Aliyah di beberapa Kecamatan sekitar HTI No. Kecamatan Sekolah (Unit) Murid (Jiwa) Negeri Guru (Jiwa) Swasta/ Honor Jumlah Rasio Murid/ Sekolah Rasio Murid/ Guru Kab. Batanghari Mersam Pemayung Kab. Muaro Jambi : Sekernan Maro Sebo Kab. Tj. Jabung Barat : Tungkal Ulu Merlung Pengabuan Betara Kab. Tj. Jabung Timur : Mendahara Dendang Kab. Tebo : Tengah Ilir Tebo Ilir Sumber : Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Batanghari dan Tebo Dalam Angka Tahun 2002 dalam Laporan Delineasi Mikro MikroUUPHHK-HTI WKS Tahun 2006.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM PERUSAHAAN KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3.1.1. Letak dan Luas Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445,0 km 2. Ibukota kabupaten berkedudukan di Muara Sabak.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5. IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 0 45 sampai 2 0 45 lintang selatan dan antara 101 0 10

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BIDANG PENATAAN KAWASAN HUTAN DATA POKOK KEHUTANAN s/d JUNI 2010

BIDANG PENATAAN KAWASAN HUTAN DATA POKOK KEHUTANAN s/d JUNI 2010 DATA POKOK KEHUTANAN sd Juni 00) BIDANG PENATAAN KAWASAN HUTAN DATA POKOK KEHUTANAN s/d JUNI 00 I. KONDISI KEHUTANAN PROVINSI JAMBI A. LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI Luas wilayah Provinsi Jambi berdasarkan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : KERINCI 15.01 KERINCI 122.288 121.30 244.018 1 15.01.01 GUNUNG RAYA 5.335 5.128 10.463 2 15.01.02 DANAU KERINCI 9.838 9.889 19.2 3 15.01.04 SITINJAU LAUT.345.544 14.889 4 15.01.05 AIR

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat 4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN 2010 2015 JENIS BARANG TAHUN MINYAK BUMI (000 barel) GAS BUMI (MMBTU) BATUBARA (ton) BIJIH BESI (ton) 2010 6.588,05 17.410,00 3.876.280,00 317.300,00 2011

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Provinsi Jambi, secara geografis terletak pada koordinat 01 32 45

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan-lahan sub optimal pada masa yang datang merupakan pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk. 1992 dan Suryana. 2004). Hal ini terkait dengan masih berlangsungnya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sebaran luas lahan gambut di Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 20,6 juta hektar, yang berarti sekitar 50% luas gambut tropika atau sekitar 10,8% dari luas daratan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabungg dalam kelompok Alas Kusuma Group dengan ijin usaha berdasarkan Surat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 54 TAHUN 1999 (54/1999) Tanggal: 4 OKTOBER

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sendiri masuk dalam Tahura WAR. Wilayah Tahura Wan Abdul

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sendiri masuk dalam Tahura WAR. Wilayah Tahura Wan Abdul 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Sumber Agung adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Kemiling Kota Madya Bandar Lampung. Kelurahan Sumber Agung

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 33 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Wilayah dan Kependudukan Kabupaten Maluku Tengah merupakan Kabupaten terluas di Maluku dengan 11 Kecamatan. Kecamatan Leihitu merupakan salah satu Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI

BAB III KONDISI UMUM LOKASI BAB III KONDISI UMUM LOKASI 3.1 Letak Geografis dan Luas Areal Berdasarkan letak geografis, areal PT. SBK blok sungai Delang terletak pada posisi 01 24-01 59 Lintang Selatan dan 114 42-111 18 Bujur Timur,

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi

Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi Lampiran 1 Curah hujan (mm) di daerah pasang surut Delta Berbak Jambi No Tahun Bulan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1987 206 220 368 352 218 17 34 4 62 107 200 210 1998 2 1989 183 198 205 301 150

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BATIN XXIV, MARO SEBO, DAN PEMAYUNG DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BATANG HARI, KECAMATAN JUJUHAN, TANAH

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan tanah terbuka pada suatu daerah yang dapat menjadi salah satu faktor penentu kualitas lingkungan. Kondisi lahan pada suatu daerah akan mempengaruhi

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebakaran hutan di Jambi telah menjadi suatu fenomena yang terjadi setiap tahun, baik dalam cakupan luasan yang besar maupun kecil. Kejadian kebakaran tersebut tersebar dan melanda

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari 54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Sebaran Hotspot Tahunan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi kebakaran hutan dan lahan yang tinggi di Provinsi Riau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: penggunaan api, iklim, dan perubahan tata guna

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Dasar Hukum Kelompok hutan Sungai Meranti-Sungai Kapas di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ditunjuk untuk dijadikan sebagai lokasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk 11 KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi Desa Lamajang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 1474 ha dengan batas desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci