ANALISIS DEIKSIS WAKTU BAHASA MELAYU MASYARAKAT KELURAHAN BURU KECAMATAN BURU KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E- JOURNAL

Transkripsi

1 ANALISIS DEIKSIS WAKTU BAHASA MELAYU MASYARAKAT KELURAHAN BURU KECAMATAN BURU KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E- JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) RAHMAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

2

3

4 ABSTRAK Rahmah Analisis Deiksis Waktu Bahasa Melayu Masyarakat Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi Tanjungpinang Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, fakutas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Dr. H. Abdul Malik, M.Pd. Pembimbing II: Riau Wati, M.Hum. Penelitian ini berjuan untuk mendeskripsiskan perbedaan pengguaan deiksis waktu bahasa Indonesia dengan deiksis waktu bahasa Melayu Subdialek Kelurahan Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, sedangkan teknik penelitian menggunakan teknik deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan dua metode. Pertama Metode cakap menggunakan teknik cakap semuka, teknik catat, dan teknik rekam, kedua menggunakan metode simak. Untuk analisis data peneliti melakukan reduksi data, kategorisiasi data, sintesiasi, dan menyusun hipotesis kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari dua puluh empat deiksis masa lampau, tiga puluh sembilan deiksis masa sekarang, dan dua puluh empat deiksis masa akan datang. Fonem yang paling banyak ditambah adalah fonem [ᵊ]. Kata kunci: Deiksis, Deiksis waktu dan Bahasa Melayu ABSTRACT Rahmah Analyze Deixis of Time in Malay Language for Society Buru Village, Subdistrict of Buru, Karimun District, Province of Riau Island. Thesis. Tanjungpinang Departement of Education Indonesian Language and Literature. Faculty of Training Teacher and Knowledge. University of Maritim Raja Ali Haji. Tutor I: Dr. H. Abdul Malik, M.Pd. Tutor II: Riau Wati, M.Hum. The aims of this research to describe the difference between using deixis of time in Indonesian language and deixis of time in Malay language, subdialect society Buru village, Subdistrict of Buru, District of Karimun, Riau Island. Research s method used qualitative method, while research techniques is descriptive. Techniques for collecting data is 2 method. First method is interview, note, and recording. Then second method is listened. For analyzing data, researcher did data reduction, data categorization, syntheses, and arranging the hypothesis. From the result can be concluded were 24 past deixises, 39 now deixises, and 24 future deixises. Mostly the additional fonem was fonem [ᵊ]. Key word: Deixis, Time Deixes, Malay Language.

5 1. endahuluan Tindakan atau gagasan yang ingin disampaikan baik secara tulisan, lisan maupun dengan gerakan tubuh menggunakan bahasa sebagai media penyampinya. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh masyarakat. Bahasa tersebut dapat berupa bahasa lisan, tulisan maupun bahasa tubuh. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan media penyampai informasi. Semua informasi yang akan disampaikan oleh individu ke individu lainnya atau ke kelompok lain menggunakan bahasa sebagai pengantarnya itu yang dimaksud dengan pragmatik. Untuk memperkuar argumen di atas, peneliti akan memaparkan pendapat Yule (2014:3), mengatakan bahwa Dalam setiap bahasa terdapat banyak kata dan ekspresi yang referensi-referensi seluruhnya bersandar pada keadaan-keadaan ucapan dan dapat dipahami apabila seseorang mengenal serta memahami situasi dan kondisi tersebut. Jadi, pragmatik adalah menelaah hubungan bahasa dan konteks. Bahasa yang digunakan sebagai petunjuk disebut deiksis. Sedangkan defenisis Deiksis peneliti juga mengutip menurut Yule (2014:1300, yaiitu ilmu mempelajari tindak tutur dan pengucapan digunakan sebagai petunjuk melalui bahasa. Deiksis terbagi atas tiga kelompok, yaitu deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis tempat. Deiksis persona menunjukkan kata ganti orang (aku, dia, - nya), deiksis waktu menunjukan kata ganti waktu (sore, kemarin, bulan lalu), deiksis tempat menunjukan kata ganti tempat (disana, disisni, di situ). Deiksis terbagi atas tiga, yaitu deiksis waktu, deiksis, persona, dan deiksis tempat agar lebih memperkuat kalimat di atas peneliti akan memaparkan kutipan menurut Levinson (dalam Nadar 2009:55) menyebutkan bahwa dalam bahasa Inggris deiksis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu deiksis persona, person deixis, deiksis ruang place deixis dan deiksis waktu time deixis. Bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Bahasa Melayu kelurahan Buru hanya digunakan oleh masyarakat kelurahan Buru sebaga alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari seperti berdagang, pertemuan di balai desa dan acara karang taruna. Ilmu yang mempelajari situasi dalam ujaran.berdasarkan observasi awal dilapangan, ditemukan adanya perbedaan pengguaan deiksis waktu di daerah Kelurahan Buru dengan deiksis waktu bahasa Indonesia. Penggunaan deiksis waktu sore (bahasa Indonesia) dan deiksis waktu petang bahasa Melayu memiliki makna yang sama.masyarakat di Kelurahan Buru cendrung tidak menyadari bahwa mereka menggunakan deiksis waktu, contohnya pada deiksis waktu petang. Bahkan generasi muda yang sudah berada di luar daerah mulai melupakan dan tidak menggunakan deiksis waktu bahasa Melayu. Meskipun lawan bicaranya adalah orang yang satu daerah dengannya, misalnya pada kalimat Aku datang kemarin sore sedangkan dalam bahasa melayu Aku datang petang semalam maksud dari contoh di atas sama-sama menyatakan bahwa si aku baru pulang sore kemarin. Berkaitan dengan latar belakang di atas, peneliti ingin memperkenalkan deiksis waktu bahasa Melayu dan juga peneliti melakukan penelitian terhadap deiksis waktu yang digunakan masyarakat Kelurahan Buru dengan judul Analisis Deiksis waktu bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. 2. Metode Penelitian

6 Peneliti menggunakan metode penelitian deskripsif kuantitatif. Moleong (2007:6) dari kajian tentang defenisi-defenisi tersebut dapatlah disentesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentag apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., Secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah sedangan teknik pengumpulan data peneliti menggunakan dua metode yang pertama metode simak menurut Menurut Mashun (2013: ), penamaan metode penyedian data ini dengan nama metode simak karena cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tetulis, dan yang ke dua metode cakap. Peneliti melakukan penelitian di Kampung peneliti, yaitu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau peneliti mengutip menurut Achmadi (2013:44), Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.peneliti mendapatkan enam orang informan yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, berusia dari dua puluh tujuh sampai empat puluh delapan dan rata-rata informan bekerja nelayan dan ibu rumah tangga. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari penelitian tersebut peneliti dapat menemukan tiga jenis deiksis waktu, yaitu deiksis waktu masa lampau, deiksis waktu masa sekarang, dan deiksis waktu masa akan datang. Dari ketiga jenis tersebut peneliti mendapatkan data berjumlah delapan puluh tujuh data. Dua puluh empat data deiksis waktu masa lampau, tiga puluh sembilan data deisis waktu masa sekarang, dan dua puluh empat data deiksis waktu masa akan datang. Deiksis waktu tersebut mencakup semalam, petang, esok, luse, tulat, tulet, tuben, hari ini, karang,, malam, pagi, suboh, tengah hari, petang, malam-malam bute, pagi-pagi bute, hari, minggu, bulan, taon, ahe, awal, ujong, tadi, dulu, na, taem, mase, waktu, sekarang, benta, kejab, nanti, -na. 4. Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data penelitian, peneliti menemukan bentuk deiksis waktu bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun, yang berbeda dengan deiksis waktu pada bahasa Indonesia. Deiksis waktu yang terdapat pada bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun, terdiri atas deiksis masa sekarng, deiksis masa akan datang, dan deiksis masa lampau. Dari ke tiga jenis deiksis tersebut peneliti menemukan delapan puluh tujuh data deiksis waktu, yang terdiri dari tiga puluh sembilan deiksis masa sekarang, dua puluh empat deiksis masa akan datang, dan dua puluh empat deiksis masa lampau. Melalui penelitian ini dapat terlihat bahwa deiksis waktu yang terdapat pada bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun lebih beragam dibandingkan dengan deiksis waktu yang terdapat pada bahasa Indonsia misalnya pada kalimat Tulat kawan nak pegi ke moro arti empat hari kedepan setelah hari ini saya akan pergi ke Moro. Kata

7 tulat artinya empat hari ke depan setelah hari ini. sedangkan pada bahasa indonesia, deisik waktu yang digunakan untuk menunjukkn empat hari setelah hari ini adalah dengan menyebutkan jumlah hari, misanya pada kalimat empat hari lagi saya akan peg ke moro. Hal ini menunjukkan bahwa deiksis waktu yang terdapat pada bahasa Melayu Kelurahan Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun lebih bergam dibandingkan dengan deiksis waktu yang terdapat pada bahasa Idonesia. 5. Daftar pustaka Andria Analisis Deiksis Sosial dalam novel Kinanthi Terlahir Kembali Karya Tasaro G.K. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Djajasudaerma, Fatimah Semantik 2 pemahaman ilmu makna. Bandung: Rafika Aditama. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Verhaar, 2010 J.W.M. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Yule, George Pragmatik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar