BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep Kawasan Kawasan terpilih adalah kawasan Segitiga Emas Surabaya yang merupakan Central Business District (CBD). Fungsi kawasan yang diperuntukkan sebagai area komersial dinilai tepat untuk menerapkan konsep arsitektur hijau bagi bangunan kantor sewa yang hemat energi dan ramah lingkungan yang menjadi simbol kemajuan teknologi. Letak kawasan yang berada di pusat kota dikelilingi oleh bangunan komersial dan fasilitas yang terintegrasi menyebabkan lokasi ini dinilai tepat digunakan sebagai lokasi bangunan kantor sewa. Didukung dengan peruntukan tata guna lahan Kota Surabaya, diharapkan dengan adanya bangunan kantor sewa ini efisiensi penggunaan lahan dapat tercapai dan kebutuhan perkantoran dapat terwadahi dan terfasilitasi dengan baik Konsep Site Site berada di sebelah selatan koridor Jalan Pemuda. Lokasi di sepanjang koridor Jalan Pemuda ini merupakan lokasi strategis untuk bangunan perkantoran, perdagangan dan jasa. Area ini adalah lokasi premium bagi para pengembang properti dan peminat bisnis untuk membuka usaha. Penerapan arsitektur hijau ikut andil sebagai fitur dan pendorong masyarakat agar sadar lingkungan. Sehingga diharapkan dengan dibangunnya kantor sewa ini tersedia ruang usaha perkantoran yang juga mendorong pembangunan kota yang lebih hijau. Site merupakan area perkotaan dengan mobilitas tinggi sehingga akses dan sirkulasi menuju ke site mudah dan lancar. Namun banyaknya jumlah kendaraan yang melewati site menyebabkan area ini padat dan ramai sehingga fasilitas parkir dalam bangunan sangat dibutuhkan Konsep Pola Pencapaian A. Pencapaian dari luar kawasan ke dalam kawasan

2 Dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (bus, angkot, taksi) dan kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor, sepeda). Pencapaian ini menggunakan pola langsung. B. Pencapaian dari dalam kawasan ke site bangunan Site berada di kawasan Segitiga Emas yang merupakan kawasan komersial sehingga didukung dengan kemudahan aksesibilitas. Untuk menuju site dari dalam kawasan Segitiga dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, pribadi dan dengan berjalan kaki. Pencapaian ini menggunakan pola langsung. C. Pencapaian dari site ke bangunan Pencapaian site ke bangunan menggunakan pencapaian langsung dan tersamar. Pola langsung digunakan bagi pengunjung melalui sirkulasi utama dan pola tersamar bagi pengelola, staf dan karyawan bangunan serta sebagai jalur servis. Parkir sebagian berada di site dan sebagian di dalam bangunan (basement) Konsep Pola Ruang dan Sirkulasi Pola sirkulasi yang cocok diterapkan pada bangunan adalah pola radial. Pola radial digunakan pada ruang kantor dengan sirkulasi pada seluaran internal core dan pada entrance bangunan dengan lobby sebagai pusat yang menghubungkan ke ruangan lainnya. 5.2 Konsep Tata Masa Bangunan Konsep Letak dan Orientasi Bangunan Terbit tenggelamnya matahari menyebabkan ntensitas penyinaran matahari lebih kuat dari arah Timur dan Barat. Indonesia mendapatkan curahan sinar matahari sepanjang tahun karena garis edar matahari yang cenderung diatas khatulistiwa. Untuk itu orientasi massa bangunan sebaiknya searah sumbu Utara Selatan, dengan luasan bukaan yang lebih banyak di arah Utara dan Selatan bangunan. Arah Barat dan Timur dapat dimanfaatkan untuk area servis.

3 5.2.2 Konsep Penataan Lansekap Bangunan Konsep penataan lansekap bangunan memaksimalkan penggunaan vegetasi dan unsurunsur alam untuk menciptakan ruang terbuka hijau di sekitar bangunan. Penggunaan vegetasi ini dapat diterapkan secara maksimal pada pembuatan taman hijau di sekitar bangunan. Adanya taman dapat menambah kenyamanan pengguna dan sebagai pendukung ruang terbuka hijau di kawasan site Konsep Zoning pada Tapak Gambar 5.1 Sistem Penataan Lansekap Sumber: Analisis Penulis Zoning pada tapak ditentukan berdasarkan pengelompokan fungsi dan jenis kegiatan untuk memudahkan akses dan sirkulasi dalam ruang. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, zoning pada tapak dapat digambarkan sebagai berikut. 5.3 Konsep Bentuk dan Fasad 5.3.1Konsep Bentuk dan Gubahan Masa Gambar 5.2 Skema Zoning pada tapak Sumber: Analisis Penulis

4 Bentuk dan gubahan massa bangunan berpengaruh pada pencitraan dan penggambaran fungsi kegiatan di dalamnya. Berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan terhadap fungsi bangunan, jenis kegiatan yang diwadahi, pola ruang dan sirkulasi : Bangunan berlantai banyak hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan dan kebutuhan ruang yang diperlukan. Bentuk massa Penekanan bentuk massa dengan mengolah fasad bangunan yang atraktif ditunjukkan dengan memberikan elemen-elemen bentuk dasar (kotak, segitiga, lingkaran) pada fasad dalam bentuk ekspos ornamen, konsep ini dimaksudkan agar terciptanya suasana yang atraktif (tidak monoton) sehingga menarik minat pelaku yang melintasinya untuk berinteraksi dengan bangunan tersebut Konsep Fasad dan Material Gambar 5.3 Contoh Desain Sumber: Hasil Analisis Penulis Ungkapan penampilan yang mengakomodasi seluruh kebutuhan fungsi yang ada di dalamnya merupakan suatu usaha untuk menggambarkan tampilan yang atraktif pada pengolahan fasdnya sebagai Kantor Sewa. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pola fasadnya adalah.

5 - Komposisi yang atraktif harus dihadirkan dalam penyajian penampilan pada bangunan - Kesan menerima terhadap kehadiran pengunjung harus diutamakan. - Pola bukaan tidak terlalu transparan karena sebagian kebutuhan untuk menghadirkan cahaya maupun tidak keseluruhan. - Pola bukaan tidak harus tertutup karena sebagian fungsi komersial haruslah mudah terlihat sebagai daya tarik bahwa bangunan tersebut adalah kantor sewa. Atraktif sebagai suatu rancangan dengan pola-pola fasad bangunan yang menarik, tipologi bangunan yang dapat berbeda tiap blok-blok massanya. Atraktif diartikan sebagai suatu kesan mencolok yang ditimbulkan akibat permainan bentuk, warna dan struktur. Sifat dan karakter-karakter atraktif : - Identik dengan warna-warna mencolok - Menggunakan elemen-elemen bidang statis dan dinamis - Menimbulkan kesan yang variatif di setiap bentuknya - Berbeda dari pola lainnya - Tidak mempunyai keteraturan, lebih mengargumentasikan suasana 5.4 Konsep Tata Ruang Gambar 5.3 Bukaan dan Vertical Landscaping pada Fasad Sumber: Hasil Analisis Penulis Konsep Jenis dan Pengelompokkan Ruang Pembagian zona pada bangunan kantor sewa sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Pembagian zona yang tepat akan menciptakan privasi

6 yang tinggi pada unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zonasi diciptakan baik secara horisontal maupun vertikal. Zonasi secara horizontal merupakan zonasi pada lingkup siteplan sedangkan zonasi vertikal adalah zonasi pada lingkup bangunan. Zonasi pada kantor sewa terdiri atas: Zona publik Terdapat pada bagian site paling depan. Ketika memasuki area ini, terdapat petugas keamanan yang mengawasi bagian depan sehingga keamanan kantor sewa terjaga. Yang termasuk zona publik adalah area parkir luar dan drop off di depan bangunan. Zona Publik, yaitu meliputi: - Lobby - Restoran - Kafe - Spa & Salon - Fitness Centre - Retail (Food & Beverages) - Penitipan Anak - Mushola - Lavatory - Parkir Zona semi-publik Berada setelah zona publik. Untuk memasuki zona ini, terdapat kontrol keamanan baik akses ke lobby maupun area parkir. Zona ini terdiri atas lobby, fasilitas-fasilitas komersial dan meeting room yang dapat diakses oleh pengunjung yang bukan penyewa dengan pengawasan dari pihak pengelola. Terdapat pada lantai basement hingga lantai dua. Zona Semi Publik, yaitu meliputi: - Meeting room - Ball room/auditorium - Ruang Menyusui Zona privat

7 Merupakan zona dengan tingkat privasi tertinggi dibandingkan zona-zona lainnya. Terdapat akses dengan kontrol keamanan yang harus dilewati setelah melewati zona semi-publik. Terdiri atas unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zona Privat - Ruang-ruang Unit Kantor Sewa - Kantor Pengelola - Ruang Utilitas - Ruang ME - Gudang - Ruang Locker Karyawan Gambar 5.4 Zonasi Sumber: Analisis Penulis Konsep Program Kebutuhan dan Besaran Ruang Asumsi dilakukan dengan perhitungan perkiraan luasan ruang-ruang yang mendukung kegiatan perkantoran antara lain: Tabel 5.1 Besaran Ruang 1 Area Pengelola Nama Ruang Standar Kapasitas Luas Sirkulasi Total Luas

8 A B C (m 2 /org) (orang) (m 2 ) (20%) (m 2 ) Kelompok Ruang Fungsi Utama R. General Manager 13,4 1 13,4 2,68 16,08 R. Manager 9,3 4 37,2 7,44 44,64 R. Sekretariat 6,7 5 33,5 6,7 40,2 R. Administrasi 4, R. Marketing 4, ,4 32,4 R. Teknisi 4, R. Personalia 4, R. Rapat Sub Total 343,32 Kelompok Ruang Fungsi Pendukung R. Tunggu 1,4 6 8,4 1,68 10,08 R. Tamu 1,4 6 8,4 1,68 10,08 Sub Total 20,16 Kelompok Ruang Fungsi Tambahan R. Arsip 5,9/unit 1 5,9 1,18 7,06 R. Fotokopi dan 8/unit 1 8 1,6 9,6 Produksi 2 Area Penyewa Nama Ruang A B C Kelompok Ruang Fungsi Utama Ruang Kerja (Landscape/Open Plan) Standar (m 2 /org) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sub Total 16,66 TOTAL 380,14 Sirkulasi (20%) Total Luas (m 2 ) Sub Total Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Entrance- Lobby 2, ,4 50,4 Resepsionis 1,2 4 4,8 0,96 5,7 Sub Total 56,1 Kelompok Ruang Fungsi Tambahan Mushola 1, R. Wudhu ,8 4,8 Pantry 8/unit ,8 76,8 Lavatory 0, ,4 92,4

9 3 Area Komersial Nama Ruang A B B Standar (m 2 /org) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sub Total 192 TOTAL 11048,1 Sirkulasi (20%) Total Luas (m 2 ) Kelompok Ruang Fungsi Utama Lobby 2, ,6 201,6 Restoran Cafetaria Cafe Lounge dan Sky Lounge Fitness Cnter 100/unit SPA dan Salon Child Care Sub Total 549,6 Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Meeting Room A Meeting Room B Auditorium Sub Total 480 Kelompok Ruang Fungsi Tambahan Lavatory 0, Mushola 1, Ruang Wudhu Pre Function 0, Dapur Restoran 1,5/cover Dapur Cafetaria 0,2/cover ,2 Dapur Cafe 0,5/cover Sub Total 158,2 TOTAL 1187,8 4 Area Utilitas dan Servis Nama Ruang Standar (m 2 /org) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) Total Luas (m 2 ) R. Staff/ Loker 0, ,6 21,6 R. Kontrol Panel dan ,8 4,8 Shaft R. Cleaning Service ,8 4,8 dan Gudang R. Pompa Waste Treatment

10 R. ME TOTAL 343,2 5 Area Parkir Parkir basement 25/mobil ,2/motor Parkir ground 25/mobil ,25 656,25 TOTAL 1028,25 Sumber: Analisis Konsep Organisasi Ruang Konsep organisasi ruang pada bangunan ini disusun berdasarkan pertimbangan dan hasil analisis terhadap beberapa faktor, yaitu fungsi, bentuk ruang, tautan/sirkulasi dan geometri ruang. Keterkaitan antara ruang satu dengan ruang lain merupakan faktor utama dalam penyusunan organisasi ruang ini. Pola tata ruang yang digunakan adalah penggabungan antara pola linear dan radial. Berikut skema organisasi ruang bangunan kantor sewa: Bagan 5.2 Skema Konsep Organisasi Ruang Sumber: Analisis Penulis 5.5 Konsep Sistem Struktur Sistem struktur pada bangunan ini terdiri dari dua maacam, yaitu struktur bangunan bertingkat rendah dan struktur bangunan bertingkat sedang. Pemilihan sistem struktur ini dilakukan berdasarkan aktivitas yang tidak terganggu oleh adanya kolom. Konsep sistem struktur berdasarkan arsitektur hijau dapat dijabarkan sebagai berikut: Sistem struktur bangunan tower dengan sistem semi-internal core, shear wall dan rigid frame. Rigid frame merupakan tipe struktur yang responsif terhadap beban lateral. Ketiganya apabila dikombinasikan akan menghasilkan retensi yang lebih besar pada

11 beban lateral. Pada area core diletakkan sistem sirkulasi vertikal beserta jaringan utilitas bangunan. Sistem struktur bangunan podium di bawah tower berfungsi menguatkan struktur. Di bagian belakang bangunan terdapat bangunan low-rise sebagai ekstensi area komersial dan area pengelola yang dihubungkan dengan skybridge di lantai dua. Sistem struktur bangunan podium dengan sistem rigid frame dan sistem sirkulasi vertikal tangga yang sekaligus tangga darurat. 5.6 Konsep Sistem Utilitas Gambar 5.5 Pondasi Tiang Pancang Sumber: Internet Sistem Jaringan Air Bersih dan Grey Water Sistem distribusi air bersih pada bangunan kantor sewa menggunakan sistem down feed system, yaitu dengan menggunakan dua tangki penyimpan. Sumber air yang digunakan berasal dari PAM dan air hujan yang diambil dari hasil pengolahan. Selain itu, untuk menghemat penggunaan air bersih digunakan sistem smart building pada perlengkapan penggunaan air seperti pada keran wastafel yang menggunakan sensor gerak. Gambar 5.6 Ilustrasi Distribusi Air Bersih Sumber: Ilustrasi Penulis

12 Dengan pemakaian air daur ulang yang berasal dari air hujan dan air wudhu, dapat dimanfaatkan untuk flushing pada toilet dan menyiram tanaman. Untuk air hujan, air ditangkap oleh bangunan untuk dikumpulkan ke dalam treatment tank untuk disaring kemudian masuk ke tangki air Dari tangki air dapat didistribusikan untuk flushing dan menyiram tanaman. Hal ini termasuk dalam komponen hemat air yang mendukung tercapainya arsitektur hijau. Pada sistem penggunaan kembali grey water baru dapat digunakan setelah tangki grey water penuh dan akan secara otomatis menggantikan air bersih sebagai water flusher di WC serta air irigasi pada tanaman. Gambar 5.7 Pengumpulan Air Hujan Sumber: Internet Bagan 5.3 Skema Grey Water Recycle Sumber: Ilustrasi Penulis

13 5.6.2 Sistem Jaringan Air Kotor Karena tingkat okupansinya yang tinggi, sistem jaringan air kotor untuk bangunan ini harus menggunakan IPAL sehingga limbah yang dihasilkan dapat diolah dahulu dan tidak mencemari lingkungan. Distribusi air kotor menggunakan sistem fully vented two system, yaitu dengan memisahkan pipa pembuangan grey water dan black water, kemudian mengolah grey water agar dapat dimanfaatkan kembali. Gey water adalah sisa pembuangan yang berasal dari air bekas cucian, mandi atau cuci piring. Sistem ini dinamakan grey water system. Hasil pengolahannya dapat digunakan untuk penyiraman vegetasi dan pendingin AC. Gambar 5.8 Ilustrasi Sistem Jaringan Air Kotor Sumber: Ilustrasi Penulis Sistem Pencahayaan Merupakan konsumsi energi terbesar setelah penghawaan buatan sehingga perlu dicermati agar hemat energi. Dengan adanya pencahayaan alami diharapkan pengguna dapat mencapai kenyamanan yang optimal tanpa terganggu secara visual atau termal. Penggunaan pencahayaan buatan dengan peralatan hemat energi turut berpengaruh pada efektifitas penggunaan energi. Sistem pencahayaan pada bangunan ini sebagian menggunakan sistem pencahayaan alami dari cahaya matahari serta sistem pencahayaan buatan dengan menggunakan

14 lampu. Untuk mengontrol sistem pencahayaan alami diperlukan shading device pada bukaannya. Untuk mengoptimalkan sistem pencahayaan alami dijelaskan sebagai berikut: a. Mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan mengatur peletakan, ukuran dan jumlah jendela sertapenggunaan shading. b. Menggunakan sistem-sistem yang dapat dimanfaatkan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan, seperti penggunaan skylight atau lightshelves. Dengan demikian dapat menghemat penggunaan energi untuk lampu di siang hari. Gambar 5.9 Sistem Pencahayaan Alami dalam Bangunan Sumber: Internet Pada sistem pencahayaan buatan, lampu yang digunakan adalah jenis lampu TL dan halogen. Lampu TL digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan merata. Sedangkan lampu halogen digunakan untuk penerangan area lansekap dan innercourt. Selain itu, untuk area parkir di basement, digunakan sunpipes di siang hari dan lampu tenaga surya di malam hari. Lampu tenaga surya ini menggunakan pv atau sel surya untuk menangkap energi sinar matahari untuk diubah menjadi listrik yang kemudian disimpan ke dalam baterai isi ulang untuk digunakan di malam hari. Sensor fotosel mengaktikan lampu secara otomatis saat matahari terbenam.

15 Gambar 5.11 Lampu Fluorescent dan Lampu Halogen Sumber: Internet Gambar 5.12 Pencahayaan Buatan dengan Lampu Hemat Energi Sumber: Internet Sistem Penghawaan Sistem penghawaan yang diterapkan pada bangunan adalah sistem penghawaan alami dan buatan. Sistem penghawaan alami berasal dari pemanfaatan angin dan udara sekitar. Angin dan udara yang berhembus di sekitar bangunan dialirkan masuk ke dalam bangunan dengan memanfaatkan arah hembusan angin melalui bukaan-bukaan yang ada pada bangunan. Untuk konsep penghawaan alami, dijelaskan sebagai berikut: a. Optimalisasi vegetasi di sekitar bangunan. Dengan memanfaatkan vegetasi yang berada di sekitar bangunan yang diatur jenis, ukuran, jumlah dan posisi yang

16 sedemikian rupa sehingga mengarahkan udara sejuk masuk ke dalam bangunan. Pengaturan vegetasi dapat dilakukan melalui penataan lansekap. b. Bukaan sebagai jalur sirkulasi udara dalam bangunan. Pengaturan bukaan atau ventilasi pada bangunan berpengaruh terhadap kapasitas masuknya udara ke dalam bangunan. Ventilasi yang cukup dengan posisi yang tepat akan memperlancar sirkulasi udara sehingga tidak pengap atau lembab. Cross ventilation diterapkan dengan membuat ventilasi di sisi ruang yang berseberangan agar uadara mudah mengalir. Penerapan bukaan tidak diterapkan pada keseluruhan lantai bangunan, namun hanya pada sebagian lantai saja. c. Green roof pada atap bangunan, adanya green roof pada atap bangunan, apabila dikerjakan dengan metode dan perhitungan yang tepat, akan dapat mengurangi suhu panas yang dinaunginya, sehingga dapat memberi kesejukan ruang di dalam bangunan. d. Vertical landscaping, selain membantu menyejukkan udara masuk, vegetasi dapat dimanfaatkan untuk shading alami sehingga mengurangi sengatan matahari. Sedangkan sistem penghawaan buatan dengan menggunakan AC central atau split dan dibantu dengan kipas angin, tergantung pada penggunaan ruang. Gambar 5.13 Pengaruh Bukaan pada Penghawaan Sumber: Internet

17 Gambar 5. Contoh Green Roof dan Vertical Landscaping Sumber: Internet Sistem penghawaan buatan digunakan karena tidak memungkinkan penggunaan penghawaan alami pada daerah tertentu seperti pada site yang memiliki iklim panas kering. Namun penghawaan buatan ini hanya digunakan di dalam ruangan-ruangan untuk mempertahankan suhu dan dibantu dengan penghawaan alami sehingga udara di dalam bangunan tetap nyaman. Dalam penghawaan di dalam ruangan digunakan pengkondisian udara dengan menggunakan sistem Variable Refrigerant Volume dimana volume kecepatan aliran udara dari pendingin (refrigerant) sama besar dengan beban pendinginan sehingga hemat energi dan efisien. Kelebihan sistem ini adalah pada setiap zona pendinginan dapat diatur secara terpisah, hemat tempat dengan ukuran mesin yang kecil tanpa memerlukan ruang mesin di basement, serta kemudahan dalam instalasi dan maintenance. Selain itu kapasitas indoor mencapai 41 unit sedangkan outdoor mencapai 20 ton, panjang sistem pipa mencapai 3200 kaki dengan batas pembagian ketinggian mencapai 295 kaki Sistem Jaringan Listrik Jaringan Listrik pada bangunan Kantor Sewa berasal dari PLN dan Genset (Generator Set). Listrik yang berasal dari PLN digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di dalam bangunan, antara lain: a. Pengadaan fasilitas o Pengadaan air bersih o Pengkondisian udara (AC)

18 o Penerangan o Sound System o Telepon b. Pelayanan kegiatan pengguna bangunan Berbagai macam peralatan listrik yang digunakan untuk mendapatkan kemudahan, efisiensi dan juga kenyamanan. Sedangkan listrik yang berasal dari Genset digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik saat terjadi pemadaman listrik dari PLN. Penggunaan energi listrik ini terbatas, sehingga hanya digunakan pada ruang-ruang tertentu Sistem Jaringan Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi yang ada pada bangunan kantor sewa ini antara lain: jaringan telepon, jaringan komputer, internet dan wi-fi Sistem Transportasi Vertikal Sistem transprotasi vertikal pada bangunan adalah berupa eskalator pada podium dan elevator pada tower. Eskalator pada podium bersifat publik karena dapat diakses oleh pengguna bangunan maupun pengunjung dan hanya dapat digunakan untuk mengakses lantai satu dan dua saja. Sedangkan elevator pada tower lebih bersifat privat karena hanya dapat diakses oleh orang-orang yang memiliki kepentingan saja, seperti penyewa ruang kantor, pengelola serta pengguna meeting room atau ball room. Elevator atau lift pada bangunan kantor sewa memiliki kecepatan setidaknya 240 hingga 340 meter per menit. Kapasitas elevator dipengaruhi oleh jumlah elevator pada bangunan. Sistem transporatasi pada bangunan terdiri dari dua jenis, yaitu manual berupa tangga dan mekanis berupa lift barang dan penumpang. Lift barang da penumpang diletakkan pada core sedangkan tangga diletakkan pada bagian tepi bangunan sehingga cahaya dan udara alami dapat digunakan pada tangga Sistem Keamanan Dalam gedung perkantoran, keamanan adalah salah satu prioritas yang diperhatikan untuk memastikan perlindungan pada pengguna bangunan terhadap ancaman baik dari

19 dalam maupun dari luar bangunan. Dengan berbagai aktivitas dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda perlu adanya pengaturan sehingga seluruh bangunan beserta fungsinya dapat bekerja pada tempatnya dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem keamanan primer yang berupa jaringan CCTV yang diawasi dan direkam oleh staf pengelola serta kontrol akses pengguna bangunan berupa kartu identitas khusus sebagai fungsi aksesibilitas pada ruangan tertentu. Perlu dilakukan juga pengecekan dengan metal detector dan termal detector pada pintu masuk sebagai tindakan pencegahan. Terdapat pusat kontrol keamanan untuk mengatur segala prosedur keamanan tersebut Sistem Fire Protection Sistem pemadam kebakaran yang digunakan pada bangunan ini meliputi Fire Detection System, Sprinkler System, Hydrant System dan APAR. Berikut penjelasan cara kerja sistem-sistem tersebut : 1. Fire Detection System Mendeteksi perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control panel dan membunyikan suatu alarm. Pengoperasian sistem alarm (tanda bahaya) dapat dilakukan dengan 2 cara: - Manual, yaitu dengan memecahkan kaca tombol sakelar tanda bahaya - Otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan sistem detektor dan sprinkler. 2. Sprinkler System Instalasi sprinkler adalah instalasi dimana setiap lantai dari setiap gedung terdapat head springkler yang dilengkapi Flow Switch pada pipa induknya. Dalam perencanaannya, perletakan sprinkler harus memenuhi beberapa hal, antara lain: - Jarak antara sprinkler dan dinding tidak boleh lebih dari 2,3 meter. - Jika tidak dilengkapi dengan langit-langit, jarak kepala sprinkler dengan dinding tidak boleh melebihi 1,5 meter - Kepala sprinkler harus bebas dari kolom. 3. Hydrant System dan APAR

20 Sistem hydrant merupakan instalasi dimana di setiap lantai dari gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu: Landing Valve Ø 2 ½ -1 ½, Fire Hose & Nozzle, serta Hose Rack Sedangkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api kecil, dengan persyaratan sebagai berikut: - Warna mudah dilihat - Keadaan baik - Tahan tekanan tinggi - Etiket mudah dibaca dan mudah dimengerti 5.7 Konsep Desain Arsitektur Hijau Bangunan kantor sewa berada di kawasan Segitiga Emas Surabaya yang merupakan area permukiman sekaligus area komersial perkantoran, perdagangan dan jasa. Pusat kota yang begitu ramai dengan lalu lintas perdagangannya. Dengan arus pembangunan dan tersedianya infrastruktur kota, area tersebut menjadi incaran peminat bisnis dan pengembang properti sebagai lahan yang prestigious untuk membuka usaha perkantoran. Properti yang ramah lingkungan, hijau dan hemat energi telah menjadi tren global dan simbol kemajuan teknologi. Sehingga bangunan hemat energi dengan biaya operasional yang murah dan desain ramah lingkungan pun menjadi konsep dari perancangan yang menerapkan prinsip arsitektur hijau pada bangunan kantor sewa. Prinsip arsitektur hijau antara lain: 1. Hemat energi (conserving energy), yakni pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dengan pemanfaatan energi alami di sekitar bangunan 2. Memperhatikan kondisi iklim (working with climate), yakni mendesain bangunan berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi site dan sumber energi yang ada 3. Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam (minimizing new resources), yakni mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang

21 4. Merespon keadaan tapak dari bangunan (respect for site), yakni bangunan yang akan dibangun nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya sehingga jika bangunan sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada) 5. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut (respect for user), dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. 6. Menetapkan seluruh prinsip green architecture secara keseluruhan (holistic) dengan mendesain bangunan yang menerapakan kelima poin di atas menjadi satu dalam perancangan. Sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site. 1 Pola hidup urban yang mengedepankan efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi dan serba instan merupakan life style yang paling diminati oleh masyarakat modern. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara keberlanjutan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior dan segi arsitektur lainnya menjadi satu kesatuan. Dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan dan lingkungan. Dapat pula direncanakan melalui tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan Tata Ruang Luar (Site) A. Zonasi Pembagian zona pada bangunan kantor sewa sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Pembagian zona yang tepat akan menciptakan privasi yang tinggi pada unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zonasi diciptakan baik secara horisontal maupun vertikal. Zonasi secara horizontal merupakan zonasi pada lingkup siteplan sedangkan zonasi vertikal adalah zonasi pada lingkup bangunan. 1 (05/01/2014,14:09) 2 (12/11/ :09)

22 Zonasi pada kantor sewa terdiri atas: Zona publik Terdapat pada bagian site paling depan. Ketika memasuki area ini, terdapat petugas keamanan yang mengawasi bagian depan sehingga keamanan kantor sewa terjaga. Yang termasuk zona publik adalah area parkir luar dan drop off di depan bangunan. Zona semi-publik Berada setelah zona publik. Untuk memasuki zona ini, terdapat kontrol keamanan baik akses ke lobby maupun area parkir. Zona ini terdiri atas lobby, fasilitas-fasilitas komersial dan meeting room yang dapat diakses oleh pengunjung yang bukan penyewa dengan pengawasan dari pihak pengelola. Terdapat pada lantai basement hingga lantai dua. Zona privat Merupakan zona dengan tingkat privasi tertinggi dibandingkan zona-zona lainnya. Terdapat akses dengan kontrol keamanan yang harus dilewati setelah melewati zona semi-publik. Terdiri atas unit-unit ruang kantor yang disewakan. Gambar 5.15 Gambaran Zonasi Sumber: Analisis Penulis

23 B. Pola Tata Massa Pola tata massa dipengaruhi oleh orientasi matahari, view, angin, kontrol visual dan kebisingan, serta bentuk site. Penyesuaian peletakan dan bentuk massa dengan bentuk site ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi lahan yang digunakan. Bentuk yang digunakan dalam desain kantor sewa adalah bentuk segi empat memanjang dengan pertimbangan tingkat efisiensi dan kemampuannya dalam mengatasi masalah panas. Massa bangunan merupakan massa tunggal dengan bentuk tipis memanjang untuk mengoptimalkan penerimaan kualitas cahaya yang lebih baik ke dalam bangunan sehingga efisiensi energi dapat ditingkatkan. Bangunan terdiri atas podium di bagian bawah dengan fungsi zona publik dan semi publik serta tower memanjang di bagian atas dengan fungsi zona privat. Gubahan podium dan tower tersebut diharapkan memberikan keseimbangan proporsi dan kekuatan pada bangunan. Bentuk tower maupun podium akan memberikan kesan visual pada bangunan kantor sewa. Gambar 5.16 Gambaran Pola Tata Masa Sumber: Ilustrasi Penulis Orientasi bangunan adalah memanjang dari Utara ke Selatan. Hal ini disebabkan oleh bentuk site yang memanjang Utara Selatan dan penggunaan lahan yang boleh

24 digunakan secara vertikal hanya di bagian depan site dan di bagian belakang site dibatasi setinggi 2 lantai saja. Bagian yang menghadap ke timur merupakan upaya pemanfaatan potensi view yang dinilai paling baik yakni pemandangan aktivitas di Jembatan Sungai Kalimas sehingga dapat dinikmati dari unit-unit ruang kantor sewa. Sedangkan pada bagian utara dimaksimalkan pada arah gedung-gedung tinggi dengan view kesibukan kota dan pada bagian selatan diarahkan pada landsekap yang diolah dengan pepohonan yang sudah ada (existing landscape). Gambar 5.17 Orientasi Bangunan Terhadap View Sumber: Ilustrasi Penulis Dalam hal orientasi terhadap arah sinar matahari, bagian timur bangunan akan memperoleh cahaya matahari pagi paling besar sehingga digunakan strategi lightshelves yang memungkinkan perolehan cahaya masuk ke dalam ruangan tanpa menimbulkan glare. Untuk memanfaatkan cahaya matahari siang dapat dimanfaatkan skylight pada podium sehingga diperoleh pencahayaan alami. Untuk merespon cahaya matahari sore yang cukup panas di bagian barat bangunan akan digunakan sistem naungan (shading system) yang mengurangi dampak panas yang diterima.

25 Gambar 5.18 Orientasi Bangunan Terhadap Sinar Matahari Sumber: Ilustrasi Penulis Dari orientasi arah angin, angin yang berhembus di site tidak terlalu kencang karena berada di dataran rendah dan suhu udara yang sangat panas. Pada saat musim penghujan kira-kira pada bulan November hingga April, berhembus angin muson tenggara yang datang dari Samudra Hindia yang membawa titik-titik uap air yang menyebabkan hujan. Sedangkan pada musim kemarau yang terjadi sekitar bulan Mei hingga Oktober berhembus angin muson barat laut yang berasal dari Laut Cina Selatan yang membawa angin panas. Hal ini ditanggapi dengan penempatan vegetasi pada skycourt di bagian barat bangunan yang difungsikan sebagai ruang transisi udara dan panas matahari. Gambar 5.19 Orientasi Bangunan Terhadap Arah Angin Sumber: Ilustrasi Penulis

26 Bentuk tower akan dipengaruhi oleh layout setiap unit ruang kantor yang disewakan. Hal ini dipertimbangkan dengan memperhatikan peletakan zona servis, sirkulasi pengguna dan aktivitas yang ada di dalamnya. Untuk menciptakan kenyamanan visual maka area servis akan diletakkan di bagian yang menjorok ke dalam bangunan dan tidak terekspos Tata Ruang Luar A. Perletakan Bangunan Gambar 5.20 Layout Area Servis Terhadap Bangunan Sumber: Ilustrasi Penulis Bangunan diletakkan kurang lebih 6 meter dari garis sempadan bangunan pada site, 4 meter dari sisi timur dan barat dan 6 meter dari garis sempadan selatan bangunan dengan pertimbangan jalur pemadam kebakaran dan area parkir kantor sewa. B. Area Parkir Luar Area parkir yang terdapat di dekat area drop off dan di belakang bangunan diperuntukkan bagi pengunjung kantor sewa. Di basement terdapat area parkir bagi penyewa dan pengelola bangunan kantor sewa. Gambar 5. Contoh Tipe Parking Sudut 90 o dan 45 o Sumber: Ilustrasi Penulis

27 Gambar 5.21 Peletakan Area Parkir Sumber: Iluatrasi Penulis Pada area parkir di timur bangunan akan difungsikan pula sebagai ladang solar panel dan ruang terbuka hijau dengan penanaman pohon dan perdu sebagai peneduh dan penyerap polusi. Gambar 5.22 Contoh Penerapan Ladang Solar Panel pada Area Parkir Sumber: Hasil Analisis Penulis C. Area Hijau dan Lansekap Tata lansekap dilakukan secara horizontal dengan peletakan vegetasi di sekitar bangunan dengan pembagian sebagai berikut: - Pada bagian utara ditanami vegetasi pepohonan yang cukup tinggi namun tidak menutupi fasad depan bangunan, seperti pohon palem atau kelapa, serta semakperdu dengan tujuan meredam kebisingan yang berasal dari jalan raya. - Pada bagian selatan, vegetasi eksisting dipertahankan sebagai view dan ruang terbuka hijau. Pada bagian selatan yang digunakan sebagai padang sel surya diberi rimbunan vegetasi untuk meredam panas di bawah solar panel.

28 Gambar 5.23 Tata Lansekap Horizontal dan Vertikal Sumber: Ilustrasi Penulis Area hijau vertikal ditata pada skycourt di bagian barat bangunan dan dinding di bagian timur bangunan. Dengan adanya vegetasi tersebut diharapkan dapat membantu menyaring udara dari polusi, menurunkan suhu udara, serta menghindari masuknya sinar matahari secara langsung. Gambar 5.24 Contoh Penerapan Vertical Landscaping Sumber: Hasil Analisis Penulis

29 Tata lansekap dengan vegetasi dalam perancangan memiliki fungsi sebagai berikut: - Dalam aspek arsitektural, vegetasi sebagai pembentuk ruang, pembatas ruang dan pengarah pergerakan. - Dalam aspek estetika, vegetasi sebagai elemen yang menciptakan keindahan. - Dalam aspek engineering, vegetasi sebagai kontrol kebisingan, temperatur dan angin. Gambar 5.25 Contoh Tata Lansekap dengan Vegetasi di Area Parkir Sumber: Hasil Analisis Penulis Area hijau pada site sebagai ruang terbuka hijau diharapkan memberikan pengaruh positif bagi bangunan, pengguna bangunan serta masyarakat dan lingkungan sekitar. Area hijau pada site akan berguna sebagai fasilitas rekreasi, nilai tambah estetika dan penambah tingkat kenyamanan, jalur sirkulasi dengan menggunakan paving block atau grass block sehingga tidak menghalangi penyerapan air permukaan ke tanah. Dengan penggunaan koefisien dasar bangunan yang secukupnya akan mengurangi efek negatif terhadap lingkungan sekitar. Hal ini merupakan salah satu penerapan arsitektur hijau yakni membatasi lahan terbangun dan mengurangi cut and fill Tata Ruang Dalam Secara garis besar penggunaan ruang pada bangunan per lantai adalah: - Lantai basement merupakan area parkir, area servis dan area utilitas - Lantai satu dan dua merupakan area kantor pengelola, gudang dan loading dock, dan area komersial. - Lantai tiga merupakan area meeting room dan ball room. - Lantai empat dan seterusnya merupakan area fungsi perkantoran.

30 Gambar 5.26 Gambaran Program Ruang Sumber: Ilustrasi Penulis Menggunakan sistem sirkulasi vertikal semi internal core dimana core diletakkan pada salah satu sisi namun masih berada di dalam bangunan. Dengan sistem sirkulasi horizontal single interior dimana sirkulasi dan unit-unit ruang kantor berada di sisi seberang core dan area servis berada di sisi-sisi sebelah core. Core diletakkan di sisi barat dimana pencahayaan paling sulit diatur. Sedangkan unitunit ruang kantor yang disewakan diletakkan di sisi timur sehingga cahaya matahari pagi dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami yaitu cahaya pantulan dari light shelves. Agar suhu didalamnya tetap terjaga dan aktivitas tetap kondusif digunakan penghawaan buatan karena tidak memungkinkan menggunakan ventilasi alami dengan suhu area site yang panas. Penggunaan sistem VRV digunakan demi efektivitas penggunaan AC. Pada tata layout di dalam ruang kantor yang disewakan menggunakan layout landscape atau open space dimana penyewa ruang dapat dengan bebas mendesain layout ruang dan interiornya sesuai dengan keinginan penyewa. A. Layout Ruang dan Sirkulasi Pada penataan layout ruang kantor sewa dipilih tipe open plan atau landscape dimana layout serta detil-detil furnitur akan diserahkan sepenuhnya pada penyewa ruang kantor. Sehingga akan sangat dipengaruhi oleh struktur oeganisasi perusahaan serta jenis perusahaan penyewa.

31 Keuntungan penggunaan tipe open plan adalah kelebihannya dalam memperoleh kenyamanan termal dan pencahayaan dengan penggunaan energi yang lebih kecil, yang termasuk dalam tujuan dari arsitektur hijau. Ruang kantor sewa yang diperhitungkan sebagai zona termal tunggal dengan hanya satu sistem penghawaan buatan, sementara pencahayaan alami dapat masuk ke seluruh ruangan. 3 Gambar 5.27 Contoh Ruang Kantor dengan Layout Open Plan Sumber: Hasil Analisis Penulis Untuk sirkulasi dalam ruang kantor sewa akan diterapkan single interior yang memberikan pola pergerakan hanya pada bagian tengah atau sisi bangunan, dalam hal ini hanya pada satu sisi. Perletakan core yang menerapkan jenis semi-internal core yang berada pada tepi bangunan dan masih bersatu dengan bangunan cukup mempengaruhi sirkulasi koridor utama yang terpilih. Gambar 5.28 Gambaran Layout Ruang Kantor Sumber: Ilustrasi Penulis 3 (29 /01/14, 11:02)

32 Keuntungan penggunaan tipe single interior yang berada di salah satu sisi bangunan yakni di sisi barat bangunan adalah dapat berguna sebagai naungan sebelum cahaya masuk ke dalam bangunan. Selain itu memberikan kemudahan dalam mengatur layout ruang kantor dengan kedalaman medium maupun deep space serta akan menjadi jalur sirkulasi yang efektif dengan peletakan yang tepat. Core bangunan yang dirangkap fungsi dengan elevator, sistem utilitas dan servis, berada di samping dalam bangunan. Hal ini menguntungkan dalam segi view yang memberikan ruang yang disewakan ke akses pemandangan yang potensial di luar bangunan dan menutupi area yang kurang menarik secara visual serta kemudahan dari segi distribusi dan pengontrolan fungsi servis. B. Warna Pemilihan warna pada interior bangunan akan berpengaruh pada kualitas pencahayaan dalam ruang. Interior yakni dinding, lantai dan terutama pada langit-langit memberikan pengaruh paling besar. Untuk memantulkan cahaya keseluruh ruang digunakan warna cerah seperti putih sebagai material warna yang memiliki reflektifitas tinggi pada dinding dan langit-langit. Untuk meredam cahaya agar tidak terlalu silau digunakan warna yang lebih gelap pada lantai ruangan. Gambar 5.29 Contoh Penggunaan Warna pada Interior Ruang Kantor Sumber: britainmarkt.com C. Interior Fungsi Bangunan Area Komersil Area komersial ditujukan bagi publik baik pengunjung maupun penyewa kantor sewa. Berada pada area premium yakni lantai 1 dan 2 yang didesain open space dengan adanya atrium dan penggunaan eskalator sebagai fungsi sirkulasi vertikal. Menggunakan kombinasi yang dominan pencahayaan alami dengan skylight pada

33 siang hari dan pencahayaan buatan dengan lampu fluorescence pada malam hari. Menerapkan desain yang kontemporer yang berkesan simple sophisticated pada elemen interiornya. Gambar 5.30 Gambaran Area Atrium Sumber: Hasil Analisis Penulis Retail Shop Area retail berada pada area komersil yaitu di sisi sirkulasi horizontal di sekitar atrium. Termasuk retail modern yakni toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket, ataupun grosir. 4 Elemen desain interior pada retail yang perlu diperhatikan adalah fitur struktur, sirkulasi ruang yang terbentuk dari layout, pencahayaan, ambience atau suasana, material dan warna, serta visual branding (29/01/14, 22:04) 5 (29/01/14, 22:11)

34 Gambar 5.31 Contoh Retail Shop Sumber: shop.fiu.edu Restaurant Area restoran terbagi menjadi empat tipe yakni foodcourt, lowclass, middle class dan high class yang nantinya akan berpengaruh pada luas ruang dan lokasi penempatannya. Gambar 5.32 Contoh Restoran Sumber: bykarra.com Spa and Salon dan Fitness Center Spa & Salon dan Fitness Center adalah fasilitas komersial dengan fungsi relaksasi dan kebugaran. Keduanya memiliki kebutuhan kenyamanan ruang yang cukup tinggi sehingga penempatannya perlu dipisahkan dari hiruk pikuk pertokoan retail dan restoran. Khusus untuk spa dan salon, diperlukan ambience yang nyaman dan tenang yang dimunculkan dengan warna secara visual dan musik secara audio. Sedangkan untuk fitness digunakan elemen view dan space untuk mendapatkan kesan luas dan terbuka.

35 Gambar 5.33 Contoh Spa and Salon serta Fitness Center Sumber: themresort.com Area Lobby Kantor Merupakan pembentuk citra interior bangunan karena adalah impresi visual dari hal pertama yang dilihat oleh pengunjung maupun calon penyewa kantor sewa. Sehingga kesan megah dan mewah sangat ditonjolkan dalam penataan interior area ini. Dapat ditunjukkan dengan efek lighting serta skala ruang yang dramatis. Gambar 5.34 Contoh Lobby Kantor Sumber: oneofficedesign.net Meeting Room dan Ball Room Berada pada area semi publik di lantai ketiga bangunan yang menghubungkan area publik yakni area komersil dengan area privat yakni area kantor sewa. Fungsi meeting room dan ball room ini diperuntukkan bagi penyewa kantor sewa maupun pengunjung.

36 Gambar 5.35 Contoh Meeting Room dan Ball Room Sumber: home-designing.com Ruang Kantor Pengelola dan Kantor Sewa Menerapkan tipe open plan dimana penyewa bebas berkreasi dengan interior sesuai kebutuhan dan image perusahaan. Penggunaan kombinasi warna dibebaskan sesuai dengan ambience yang ingin ditimbulkan. Untuk dinding dan bukaan lebih cenderung menggunakan banyak kaca dengan lapisan glazing untuk memberikan akses cahaya alami masuk ke dalam ruangan dengan tetap mempertahankan privasi. Dengan adanya shading device di bagian timur dan naungan koridor di bagian barat diharapkan dapat mengurangi heat gain dan glare di dalam ruangan. Building Envelope Gambar 5.36 Contoh Ruang Kantor Sumber: retaildesignblog.net Semakin tinggi suatu bangunan akan semakin besar potensi tidak tercapainya kenyamanan termal di dalam bangunan. Pemanfaatan tekanan udara maupun pencahayaan alami cenderung tidak menentu dan tidak terkendali sehingga kenyamanan termal di dalam ruang sulit dicapai.

37 Double Facade, Solar Screening and Automated Louvers Dalam menangani heat gain pada bangunan diperlukan shading device untuk mengontrol panas matahari yang diterima. Beberapa alternatif yang dapat diterapkan diantaranya adalah double facade dengan curtain glass wall yang memberikan ruang transisi bagi bangunan untuk bernafas, solar screening yang mengkombinasikan sun shading vertikal dan horizontal sesuai dengan sun path, dan automated louvers yang tegak lurus mengikuti gerakan arah datang cahaya matahari. Gambar 5.37 Contoh Double Facade, Solar Screening dan Automated Louvers Sumber: archpaper.com Bukaan Pencahayaan area kantor sewa dan meeting room pada bagian tower diharapkan dapat didominasi oleh penggunaan pencahayaan alami dari sebelah timur dan barat bangunan. Hal ini dipengaruhi oleh peletakan, bentuk, posisi dan luas bukaan. Dengan penggunaan light shelves pada bagian atas dinding, maka bukaan cenderung berada di tengah ke bawah dan sedikit menjorok ke dalam untuk membentuk naungan. Digunakan pula light redirecting glass yang memantulkan cahaya jauh ke dalam ruangan. Untuk mengurangi transmisi termal melalui kaca, diterapkan 50% window to wall ratio (WWR) pada tower dan 40% pada podium. Gambar 5.39 Potongan Desain Bukaan dan Contoh Penggunaannya Sumber: glassmagazine.com

38 Dilakukan desain pasif pada bangunan tower dengan membuat lubang angin untuk memanfaatkan arah angin di antara ruang kantor sewa dengan memberikan akses udara melewati transisi selubung bangunan sehingga menurunkan suhu permukaan dinding ruang kantor sewa. Sedangkan pencahayaan area komersial di bagian podium memanfaatkan pencahayaan alami di siang hari melalui skylight yang berasal dari atrium. Untuk mengurangi heat gain desain skylight dapat menggunakan cahaya pantulan dan bukan cahaya langsung. Dapat juga digunakan louvre otomatis yang peka pada sensor cahaya dan akan melebar dan menutupi kaca pada skylight apabila cahaya matahari terlalu terik. Material Kaca Dalam penggunaan bahan kaca sebagai selubung bangunan diperlukan pertimbangan efek dan kualitasnya terhadap cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan serta perawatan dan keawetan materialnya. Digunakan jenis double glazing low-e glass yang berfungsi menginsulasi dan mengurangi solar gain dalam ruangan. Gambar 5.39 Double Glazing Low-E Window Sumber: artisanwindows.net Material dan Warna Dalam pemilihan warna dan material perlu dipertimbangkan dari efeknya terhadap termal, keamanan material, sumber asal material dan perawatannya. Untuk material konstruksi dinding, digunakan sistem insulasi untuk menjaga penghawaan di dalam ruangan agar tetap nyaman. Bahan insulasi sebaiknya

39 menggunakan bahan-bahan yang aman, non-toxic dan ramah lingkungan. Salah satu contoh adalah spray foam yang terbuat dari campuran karbon dioksida dan air atau kombinasi magnesium dioksida alami dengan udara terkompresi. Material ini anti lumut, tidak mudah terbakar serta merupakan insulasi akustik yang baik. 6 Gambar 5.40 Aplikasi Spray Foam Sebagai Insulasi Sumber: construction.com Untuk lapisan dinding eksterior, digunakan kombinasi warna putih yang memiliki nilai serapan panas yang rendah dan warna alami material seperti metal ataupun batuan. Gambar 5.41 Eksterior Bangunan Sumber: rgbstock.com Photovoltaic Penggunaan photovoltaic merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan energi mandiri sehingga menghemat pengeluaran energi pada bangunan. PV mengumpulkan radiasi matahari sehingga harus diletakkan di tempat terbuka dengan kemiringan 0 o. Untuk mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari dapat digunakan automatic sun tracker yang menggunakan teknologi komputasi atau dengan perforated aluminum and metal pada PV yang saat ini sedang dikembangkan 6 (30/01/14, 07:22)

40 bernama SunSaluter. Teknologi ini merupakan karya Eden Full yang menggunakan campuran alumunium dan metal dan berbahan bakar air untuk menggerakkan PV sesuai dengan arah datangnya sinar matahari tanpa menggunakan listrik. Air diganti setiap harinya untuk mengulang proses tersebut. yang digunakan dapat berupa air kotor ataupun air bersih karena selama proses berlangsung air akan tersaring menjadi air bersih. Gambar 5.42 Automatic Sun Tracker Solar Panel Sumber: Kerja PV yang optimal sangat tergantung pada peletakannya yaitu pada atap bangunan dan lahan terbuka. Pada bangunan akan diletakkan panel-panel PV yang merespon cahaya matahari di atas atap bangunan. Sedangkan pada site terdapat area parkir yang direncanakan sebagai area resapan air dan ruang terbuka hijau yang pada bagian atasnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan panel-panel PV yang dapat berfungsi sekaligus sebagai shading bagi kendaraan. Gambar 5.43 PV di Atap Bangunan dan di Area Parkir Sumber: eng.sfe-solar.com

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Apartemen Mahasiswa dalam Efisiensi Energi Orientasi bangunan ke arah Utara Selatan, sehingga memperkecil panas yang diserap bangunan. Gambar 78. Arah Gerak Matahari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 7.1 Program Ruang Pembagian ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.1.1. Konsep Kawasan Kawasan yang akan dipakai yaitu kawasan Sriwedari yang terletak di jalan arteri

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Konsep Educopolis menjadi dasar perancangan International Student Housing sesuai degan Visi Universitas Gadjah Mada. Educopolis adalah ketersediaan lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabe5.1 Rekapitulasi Program Ruang SMA Negeri 54 Jakarta Kelompok Kegiatan Utama 1. Hall 75,00

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Tata Lansekap Pada lansekap Kompleks Olahraga Satria Purwokerto ini, elemen utama yang ditonjolkan adalah area komersial dan elemen vegetasi. Pembagian zonasi pada

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Terminal Patria ini menggunakan Tema Hi-Tech Architecture, yang memiliki sifat dinamis dengan fungsinya yang mewadahi kegiatan-kegitan mobilitas tinggi. Progresif karena

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 6.1 Konsep Dasar Dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan dan perancangan Stasiun MRT Blok M Jakarta ini adalah sebuah bangunan publik

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep tampilan eksterior dan interior bangunan berdasarkan hasil temuan analisis yang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci