PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORIZONTAL UNTUK PENYIMPANAN ACRYLONITRILE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORIZONTAL UNTUK PENYIMPANAN ACRYLONITRILE"

Transkripsi

1 PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORIZONTAL UNTUK PENYIMPANAN ACRYLONITRILE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Mesin Strata Satu ( SI ) Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercubuana Jakarta Oleh : MUGIYATNA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009

2 LEMBAR PENGESAHAN PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORIZONTAL UNTUK PENYIMPANAN ACRYLONITRILE Oleh : Nama : Mugiyatna NIM : Jurusan : Teknik Mesin Dipreriksa dan Disetujui : Pada tanggal : 12 / 07 /2009 Pembimbing, Ketua Jurusan, Ir. Ruli Nutranta M. Eng. Dr. Ir. Abdul Hamid M, Eng.

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan ijin, rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Bejana Tekan Horizontal Untuk Penyimpanan Acrylonitrile. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata Satu ( SI ) jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercubuana. Pada hakekatnya keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan adalah milik manusia, dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak terutama dosen pembimbing hingga tesusunlah tugas akhir ini dengan judul Perancangan Bejana Tekan Horizontal Untuk Penyimpanan Acrylonitrile. Dalam penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, dengan segala kemurahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Yenon Orsa, MT selaku ketua PKSM Universitas Mercubuana Jakarta. 2. Bapak Ir. Torik Husen MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercubuana Jakarta. 3. Bapak Dr. H. Abdul Hamid M.Eng, selaku ketua jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana Jakarta. iii

4 4. Istri Mulyani, Ananda Faza Arrafi dan Syafira Asyaumi, terimakasih atas segala pengorbanan, pengertian dan dukunganya. 5. Rekan-rekan jurusan Teknik Mesin angkatan XI Universitas Mercubuana Jakarta 6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini. Jakarta, Juli 2009 Penulis, Mugiyatna iv

5 ABSTRAK Perancangan bejana tekan merupakan tahap yang sangat penting sebelum memasuki proses fabrikasi, konstruksi dan selanjutnya digunakan dalam industri. Bejana tekan horizontal dirancang untuk menyimpan Acrylonitrile. Metoda yang digunakan dalam merancang bejana tekan ini adalah analisa terhadap tegangan material akibat bentukan ( forming / rolling ) serta pengelasan, ketebalan material pelat minimum dan tekanan maksimum yang dapat diterima oleh shell, head dan juga nozzle. Berdasarkan analisa dan perhitungan dari perancangan bejana tekan ini adalah jenis bejana tekan Horizontal dengan diameter dalam 765 mm, panjang 1000 mm tangen line ke tangent line, Tekanan 210 psi, Temperatur 120 ºC, material yang digunakan adalah SA-516 Gr-70 memenuhi syarat - syarat teknis minimum yang telah ditetapkan. v

6 DAFTAR NOTASI ID = Diameter dalam ( Inside diameter ) OD = Diameter luar ( Outside diameter ) Dn = Diameter dalam nosel ( Inside diameter of nozzle ) R = Diameter dalam shell ( Inside radius of shell course ) Ri = Radius dalam shell ( Inside radius of shell ) Rn = Diameter dalam nosel ( Inside radius of nozzle ) t = Minimum ketebalan shell yang diminta ( Min. Thickness required ) t act = Aktual ketebalan shell yang digunakan ( Actual thickness used shell ) t n t std = ketebalan pipa nominal = Ketebalan pipa standar Pi = Tekanan dalam perancangan ( Internal design pressure ) P s = Static head Pd = Jumlah total tekanan perancangan ( Total design pressure = Pi + Ps ) h = Level liquid ( Liquide level ) hn = Level liquid nosel ( Liquide level of nozzle ) = Massa jenis ( density of water ) Td = Temperatur desain ( Design temperature ) S = Maksimum allowable stress value pada Td ( Maximal allowable stress at Td ) Sv Sn = Maksimum allowable stress material bejana tekan = Maksimum allowable stress material nosel E = Efisiensi sambungan ( Joint efficiency ) CA = Laju korosi ( Corrotion allowance ) vi

7 DAFTAR ISTILAH Maximum Allowable Working Pressure ( MAWP ) - Kondisi maksimum operasi yang dierbolehkan. Minimum Design Metal Temperature ( MDMT ) Kondisi minimum desain temperatur metal Joint Efisiensi Nilai factor kekuatan sambungan las / kekuatan dari parent metal Pressure Vessel - Peralatan dasar yang berbentuk botol yang didalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan udara luar untuk menampung gas atau campuran gas termasuk udara,baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut maupun beku. Yield Point Titik Luluh dimana material akan trus mengalami deformasi tanpa adanya penambahan beban. Ultimate Tensile Strength Tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh material sebelum terjadinya perpatahan ( fracture ) Modulus Elastis Modulus elastis atau modulus young merupakan ukuran kekakuan suatu material. vii

8 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL....i LEMBAR PENGESAHAN.ii KATA PENGANTAR iii ABSTRAK......v DAFTAR NOTASI vi DAFTAR ISTILAH vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...X BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maksud dan Tujuan Penulisan Ruang Lingkup Permasalahan Pembatasan Masalah Metodologi Penulisan Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Bejana Tekan ( Pressure Vessel ) Bejana Terbuka Bejana Tertutup Faktor Pertimbangan Dalam Perancangan Bejana Tekan viii

9 2.2.1 Faktor Korosi Faktor Keamanan Dasar Teori...24 BAB III DATA PERANCANGAN Data Desain Karakteristik Umum Bejana Tekan (Vessel ) BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Perhitungan Pada Shell Perhitungan Pada Head Perhitungan Pipa Leher Nosel. 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil Perhitungan Mekanikal Pada Bejana Tekan Saran 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Dinding Bejana Hemisperical Head :1 Ellipsiodal Head ASME Flange and Dished Head Jenis Flange Nosel Lifting Lug. 17 x

11 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bejana Tekan merupakan salah satu peralatan ( equipment ) untuk menunjang proses eksplorasi, pengolahan dan penyimpanan dalam industri kimia maupun minyak dan gas. Dalam pemrosesanya akan dibutuhkan suatu sistem pengolahan dan penyimpanan matrial dalam jumlah yang besar, untuk itu tentulah dibutuhkan bejana tekan dengan konstruksi bervariasi, yang dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik dari materi yang akan diolah atau disimpan ( storage ), jenis pengolahan dan proses yang akan dilaksanakan Maksud dan Tujuan Penulisan Dalam penulisan ini ada dua tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu : a. Mampu merancang bejana tekan sesuai dengan parameterparameter yang ditentukan dalam standar ASME Section VIII Division I. b. Mampu menerapkan ilmu yang berhubungan dengan mata kuliah kuliah teknik mesin Ruang Lingkup Permasalahan 1

12 PENDAHULUAN 2 Dalam perancanganya, bejana tekan Horizontal ini memiliki standar yang digunakan yaitu ASME Section VIII Divisi I, serta parameter-parameter atau spesifikasi yang dipersyaratkan dan ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan yang akan menggunakan bejana tekna tersebut. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam merancang bejana tekan yaitu ketebalan dinding bejana, diameter, panjang dan fluida yang akan diproses, hal tersebut berhubungan dengan parameter-parameter tekanan dalam, tekanan luar dan gaya-gaya yang berada di dalam dan di luar Dari bejana tersebut. Dalam proses perancangan harus diperhatikan secara cermat, agar tidak mengalami hal-hal yang terjadi diluar aturan saat proses produksi. Perancangan bejana tekan ini sangat dipengaruhi oleh suhu kerja dan tekanan kerja dari materi yang akan diproses. Pemilihan material dan bentuk bejana tekan yang tepat dan semua parameter tersebut harus diperhatikan secara cermat agar proses fabrikasi dan konstruksi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan Pembatasan Masalah Dalam merancang bejana tekan ini, penulis hanya merancang ketebalan plat untuk dinding silinder ( shell ), Kepala bejana tekan ( head), nosel ( nozzle ), plat penguat ( reinforcing pad ) dan saddle yang

13 PENDAHULUAN 3 mengacu pada perancangan bejana tekan jenis horizontal dan data-data spesifikasi pendukung yang telah ditentukan Metodologi Penelitian Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan dua metode penyusunan yaitu : Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari dan menggunakan literatur, buku-buku serta catatan kuliah sebagai landasan teori Penelitian Lapangan, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dilapangan serta melakukan wawancara langsung dengan staf dan karyawan yang berhubungan langsung dengan permasalahan bejana tekan Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan tugas akhir Perancangan Bejana Tekan Horizontal dijabarkan dalam lima bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN

14 PENDAHULUAN 4 Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, ruang lingkup permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori dasar, fungsi, jenis, dan komponen-komponenya. Dalam bab ini juga akan menguraikan mengenai pola perancangan sebuah bejana tekan yang akan diaplikasikan sesuai dengan standar ASME Section VIII Divisi I. BAB III DATA PERANCANGAN Bab ini menjabarkan data-data yang menjadi dasar perancangan, dan mencakup pada penentuan parameterparameter yang diperlukan. BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Bab ini menguraikan perhitungan untuk merancang bejana tekan sesuai dengan standar ASME Section VIII Division I. BAB V KESIMPULAN

15 PENDAHULUAN 5 Bab ini berisikan tentang kesimpulan akhir dari hasil pembahasan yang dilakukan terhadap perancangan bejana tekan Horizontal untuk penyimpanan Acrylonitrile.

16 PENDAHULUAN 6 Diagram Alir Kegiatan Perencanaan Mulai Pengumpulan Data Penentuan Spesifikasi Perhitungan Review No Yes Selesai

17 TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Bejana Tekan Secara umum bejana tekan ( pressure vessel ) diartikan sebagai peralatan dasar yang berbentuk botol yang didalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan udara luar untuk menampung gas atau campuran gas termasuk udara, baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut maupun beku. Langkah pertama dalam merancang bejana tekan adalah pemilihan tipe yang cocok untuk pelayanan proses yang diinginkan. Faktor terpenting dalam pemilihan adalah lokasi dan fungsi bejana tekan., sifat fluida, temperatur dan tekanan operasi proses. Pada umunya bejana tekan dapat digolongkan dalam beberapa bentuk yaitu : Bejana terbuka ( Open Vessel ) Bejana terbuka berfungsi untuk menyimpan ataupun memproses cairan atau fluida yang tidak mengandung racun, kapasitas besar dan Sangat memungkinkan untuk disimpan dalam kolam, didala tangki baja terbuka, atau terbuat dari material beton. Bejana terbuka digunakan untuk : a. Tanki perantara operasi. b. Tempat sementara untuk mencampur dan mengaduk fluida. c. Tempat pengendapan. 6

18 TINJAUAN PUSTAKA 10 d. Reservoir. e. Reaktor kimia. Dengan kapasitas dan konstruksi yang sama,bejana tekan terbuka biayanya lebih murah dibandingkan dengan bejana tertutup. Pemilihan bejana juga dipengaruhi oleh fluida dan proses yang akan dilakukan Bejana tertutup ( Closed Vessel ) Bejana tertutup digunakan untuk menyimpan atau memproses cairan fluida yang mengandung van kimia yang dapat membahayakan, cairan asam, udah terbakar ( flamable ) seperti pada pengolahan minyak bumi atau berupa gas, dan jira tekanan diperlukan dalam proses penyimpanan atau prose pengolahan lebih besar ataupun lebih kecil dari tekanan atmosfir, ada perbedaan tekanan maka sistem tertutup akan diperlukan. Bejana tertutup tertutup digolongkan dalam beberapa benuk, yaitu : a. Spherical atau modifikasi spherical ( spherical or modified spherical vessel ). Digunakan untuk area yang luas dan memiliki fluktuasi temperatur yang tinggi untuk mengantisipasi efek-fek yang ditimbulkan. b. Bejana silindris dengan alas rata dan atap bundar atau berbentuk kerucut ( Cylindrical vessel with flat bottomed and conical or domed roof ).

19 TINJAUAN PUSTAKA 10 c. Bejana silindris dengan ujung-ujung yang dibentuk ( Cylindrical vessel with formed ends ). c.1. Horizontal Vessel Digunakan untuk area yang luas. c.2 Vertical Vessel Digunakan untuk area yang sempit. komponen-komponen pada bejana tekan diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Komponen utama : a. Dinding bejana ( Shell ) Dinding bejana berbentuk silinder dengan ketebalan pelat yang konstan, secara umum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perencanaan. Gambar 2.1 Dinding Bejana ( Shell ) 1) 1) Hal. 18 Pressure Vessel Handbook...( 2-1 )

20 TINJAUAN PUSTAKA 10..( 2-2 ) b. Kepala Bejana ( Head ) Kepala bejana merupakan bagian vessel yang befungsi seagai penutup sell. Jenis jenis dari head ádalah : 2:1 Ellipsiodal head, Spere and Hemispherical head, dan Torispherical Head ( ASME Flanged and Dished Head ). Gambar 2.2 Hemispherical Head 2) PR t = 2SE 0.2P..( 2-3 ) 2SEt p = R 0.2t...( 2-4 ) 2) Hal. 18 Pressure Vessel Handbook

21 TINJAUAN PUSTAKA 10 Gambar 2.3 2:1 Elipsiodal Head 3) PD t = 2SE 0.2 p...( 2-5 ) 2SEt P = D + 0.2t...( 2-6 ) Gambar 2.4 ASME Flange and Dished Head 4) Jika L/r = 16 2 / PL t = SE 0.1P...( 2-7 ) SEt P 0.885L + 0.1t...( 2-8 ) 3, 4) Hal. 20 Pressure Vessel Handbook

22 TINJAUAN PUSTAKA 10 Jika L/r lebih kecil daripad 16 2 / 3 PLM t = 2 SE + 0.2P...( 2-9 ) 2SEt P = LM + 0.2t..... ( 2-10 ) c. Nosel ( Nozzle ) Nosel ( nozzle ) pada bejana tekan berfungsi sebagai saluran masuk keluarnya fluida dari bejana. Lokasi nosel pada bejana tekan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana bejana tersebut akan digunakan, dengan memperhatikan jalurjalur pemipaan yang akan disatukan atau digabungkan dengan bejana tekan. Perancangan dan pemasangan nosel harus memperhatikan parameter-parameter yang baru dipenuhi seperti, fungsi, jenis, serta material yang akan digunakan. Secara geometri, terdapat beberapa jenis nosel atau flange yang umum digunakan. Jenis nosel atau flange tersebut adalah : 1. Welding neck 2. Slip-On Welding 3. Blind 4. Long Welding Neck

23 TINJAUAN PUSTAKA 10 Gambar 2.5 Flange 5) Dimensi nosel atau flange secara umum telah diatur didalam table dimensi berdasarkan pembebananya sesuai standar ANSI B16.5 Pada sebuah bejana tekan setidaknya ada 3 buah nosel utama yaitu : 1. Inlet Nozzle Berfungsi sebagai saluran utama masuknya fluida kedalam bejana tekan. 2. Outlet Nozzle 5) Hal. 356, Pressure Vessel Handbook

24 TINJAUAN PUSTAKA 10 Berfungsi sebagai saluran utama keluarnya fluida kedalam bejana tekan. 3. Manhole Berfungsi sebagai akses perawatan bejana tekan, perancangan penempatan manhole sangat dipengaruhi oleh akses manusia serta kedudukan bejana tekan pada suatu platform operasi pengolahan. Agar bejana tekan dapat beroperasi sesuai dengan parameter yang ditetapkan, diperlukan suatu equipment kontrol yang kedudukanya memerlukan akses terhadap bejana tekan, akses ini disediakan dengan menambahkan beberapa nosel tambahan yang berfungsi sebagai saluran akses bagi sebagian equipment kontrol indikator seperti: pressure gauge, level control, transmiter, vent, dan kemudian dapat disebut sebagai instrument nozzle. Jumlah dan posisi instrumentasi nosel disesuaikan dengan equipment control yang digunakan. Material nosel yag digunakan setidak-tidaknya harus memiliki stress value yang sama dengan material yang digunakan pada nosel. Perhitungan ketebalan pipa leher nosel ( Nozzle Neck ) :

25 TINJAUAN PUSTAKA 10 t 1 = PdxRn +CA...(2-11) ( SnxE 0.6XPd ) Perhitungan pelat penguat ( reinforcement pad ) : Gambar 2.6 Nosel 6) Pada shell = t r = pri SE 0.6 p...(2-12) Pada nosel = t rn = prin SE 0.6 p...(2-13) Perhitungan luas area penguat yang diperlukan : A = d x t r...(2-14) 6) Hal. 133 Pressure Vessel Handbook

26 TINJAUAN PUSTAKA 10 Perhitungan luas area penguat yang tersedia : Kelebihan pada shell ( A 1 ) A 1 = ( t - t r ) x d...(2-15) Atau A 1 = ( t - t r ) x ( t n + t )...(2-16) Kelebihan pada pipa leher nosel ( A 2 ) A 2 = ( t n - t rn ) x 5t...(2-17) Pada proyeksi dalam ( A 3 ) A 3 = t n x 2h...(2-18) Potongan pengelasan ( A 4 )...(2-19) Luas pelat yang diperlukan ( A t ) A t = A- ( A 1 + A 2 + A 3 + A 4 )...(2-20) 2. Komponen tambahan ( accesories ): Selain komponen utama yang merupakan komponen inti dari bejana tekan, terdapat beberapa komponen tambahan atau aksesoris, yang merupakan komponen pendukung bejana tekan. Komponen tambahan ini tidak mempengaruhi fungsi operasi

27 TINJAUAN PUSTAKA 10 bejana tekan tersebut dan lebih bersifat sebagai pelengkap ataupun sebagai pengaman. Sehingga penggunaanya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kondisi kerja bejana tekan tersebut. Beberapa yang termasuk kategori komponen tambahan adalah : a. Pelat pengangkat ( Lifting lug ) Lifting lug dirancang agar dapat menahan bejana tekan pada saat instalasi. Posisi lifting lug dihitung berdasarkan keseimbangan bejana. Gambar 2.7 Lifting lug 7 ) 7) Hal. 118 Pressure Vessel Handbook

28 TINJAUAN PUSTAKA 10 b. Penyangga ( Support / sadel ) Dalam kondisi operasi, sebuah bejana tekan akan menerima beban yang cukup besar sehingga memungkinkan terjadinya getaran yang dapat merubah posisi bejana tekan pada kedudukanya, getaran yang berlebihan pada bejana tekan juga akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pad bejana tekan. Oleh karena itu untuk mempertahankan posisi bejana tekan dan mengurangi efek getaran yang terjadi, dibutuhkan suatu konstruksi penyangga atau support. Suatu penyangga dirancang sesuai dengan bejana tekan yang digunakan. Beberapa macam penyangga adalah : 1. Saddle support Digunakan untuk menyangga bejana yang mempunyai konstruksi horizontal. 2. Leg support Digunakan untuk menyangga bejana yang mempunyai konstruksi vertikal 3. Lug support Digunakan untuk menyangga bejana yang mempunyai konstruksi vertikal yang berdiri menempel / menembus / menggantung pada suatu permukaan solid.

29 TINJAUAN PUSTAKA 10 d. Ring Penguat ( Stifener ring ) Ring penguat ditambahkan pada bejana tekan jika tekanan kerja yang terjadi sangat tinggi, sehingga membutuhkan penguat dinding bejana. Selain penambahan ring penguat ini akan menambah usia pakai dari bejana tekan itu sendiri. 2.2 Faktor Pertimbangan Dalam Perancangan Bejana Tekan Faktor Korosi Korosi merupakan salah satu penyebab utama kerusakan padda bejana tekan. Hampir semua logam dan paduannya yang berhubungan dengan udara atau médium lain yang mengelilinginya, secara bertahap akan mengalami perusakan, dimulai dari permukaanya. Peristiwa perusakan logam secara bertahap yang disebabkan oleh media yang mengelilinginya ini disebut korosi. Jadi korosi adalah reaksi kimia atau elektrokimia antara statu logam dengan media disekitarnya yang mengakibatkan kerusakan. Cepat atau lambat reaksi perusakan tergantung pada 3 faktor yaitu sifat kimia dari logam itu sendiri, sifat media yang mengeilinginya dan temperatur media tersebut Faktor Keamanan Factor keamanan diperlukan karena tidak ada proses manufaktur yang bisa menjamin 100% kualitas. Setiap pembuatan bejana tekan harus memiliki factor keamanan, hal ini digunakan untuk memperhatikan ketidakpastian atau bisa dikatakan ketidaksempurnaan dalam material,

30 TINJAUAN PUSTAKA 10 perancangan, fabrikasi dan konstruksi. Yang dimaksud ketidakpastian dalam material bisa berupa discontinuitas yang terjadi pada material. Ketidakpastian dalam perancangan bisa berarti karena ketidakmampuan untuk memperhitungkan berbagai konsentrasi tegangan yang terjadi. Sedangkan ketidakpastian dalam fabrikasi bisa meliputi ketidakmampuan untuk mendeteksi sambungan-sambungan las yang kurang baik. Faktor keamanan dirumuskan : Sy N =...(2-20) S atau : Sy N =...(2-21) S Dimana : N = Factor keamanan Sy = Yield point atau tegangan luluh material Sy = Ultimate Strength atau tegangan ultimate S = Tegangan maksimum yang dijinkan pada onstruksi pressure vessel Sesuai artikel yang dikeluarkan oleh yang membahas mengenai pressure vessel requirement yang dirancang dengan informasi ultimate strength, factor keamanan tidak boleh

31 TINJAUAN PUSTAKA 10 kurang dari 4.0. Sedangan untuk pressure vessel yang dirancang dengan yield strength, factor keamanan tidak boleh kurang dari 3.0. Sy N = 4...(2-22) S Sy N = 3...(2-23) S Proses Pembuatan Bejana Tekan Proses pembuatan bejana tekan di mulai dengan memilih bahan baku. Untuk bejana tekan bertekanan tinggi diperlukan material plat yang lebih tebal karena membutuhkan kekkuatan yang tinggi untuk menahan gaya dari tekanan internal dan external. a. Persiapan ( Preparation ) - Pembuatan Head. Head dibuat dengan menggunakan mesin press hydraulicuntuk mendapatkan bentuk yang dinginkan, kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan straigh flange ( SF ). - Proses Marking, Cutting, Rolling Shell Plate Dilakukan dengan marking plate sesuai gambar, pemotongan dengan menggunakan gas cutting dan dilanjutkan dengan pengerolan. - Proses Pre-Fab Nozzle dan Accesories

32 TINJAUAN PUSTAKA 10 Pipa dan accesories dipotong sesuai dengan cutting list dan gambar cutting profile. b. Perakitan ( Assembling ) Shell plate yang telah di rol, disambung kearah long seam ( LS ) menjadi bentuk silinder, kemudian kedua sisinya disambung dengan head sehingga membentuk tabung silinder. c. Pengelasan ( welding ) Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau juga dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Proses pengelasan sambungan dilakukan dengan menggunakan mesin las manual dan otomatis sesuai dengan WPS yang ditetapkan. d. Pengetesan ( Testing ) Testing dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil pengelasan dan material dengan pengujian tanpa merusak (non destructive examinition) dan hydostatik test.

33 TINJAUAN PUSTAKA 10 Pengetesan dengan air bertekanan ( hydrostatic test ) dilakukan setelah pekerjaan fabrikasi selesai, dalam hal ini tekanan test harus : 1.5 x MAWP or Design Pressure x StressValueAtTestTemperature StreesValueAtDesignTemperature...(2-24). e. Pengecatan ( Painting ) Pengecatan adalah pelapisan permukaan logam dengan bahan cat untuk menahan karat, meniadakan warna dasar serta memberikan pandangan yang indah dan merupakan pertahanan terhadap pengaruh pengaruh destruktif terhadap cuaca. Bahan cat yang diperlukan : 1.Cat dasar ( primer ) dan cat antara ( under coat ) tidak boleh mengulit, mengandung endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan bahan asing lain. 2.Cat tutup ( top coat ) menggunakan pengencer organik ( alkyd, vinyl, epoxy, minyak phenolic, rubber base, polyurethane dan acrylic ), tidak boleh ada gel, endapan keras kering dn waktu pengeringan maksimum 6 jam.

34 TINJAUAN PUSTAKA Dasar Teori Untuk merancang bejana tekan ( pressure vessel ), bisa dilakukan baik dengan rumus silinder dinding tipis maupun dinding tebal. Suatu bejana tekan disebut memiliki dinding tipis apabila perbandingan antara diameter dan ketebalan dindingnya lebih besar dari 20. D Bejana tekan berdinding tipis ; 20 t...(2-25) Untuk bejana tekan berdinding tipis, variasi tegangan pada arah radial cukup kecil, sehingga bisa diabaikan. Tetapi untuk bejana tekan berdinding tebal, variasi tegangan cukup signifikan untuk diabaikan Rumus untuk bejana tekan berdinding tipis Kondisi tegangan pada silinder Untuk cylindrical vessel dinding tipis, tegangan yang terjadi pada dinding shell adalah tegangan kearah memanjang dari bejana ( tegangan tangensial ), dan tegangan radial yang diakibatkan oleh tekanan dalam. Karena ketiga tegangan yang bekerja ini bereaksi pada arah normaldri dinding, dan dengan tidak terjadinya tegangan gese, maka ketiga tegangan tersebut bisa disebut tegangan-tegangan utama. Tegangan geser tidak terjadi karena kondisi pembebasan yang simetri pada dinding bejana.

35 DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Data Desain Bejana tekan yang dirancang dalam karya tulis ini adalah bejana tekan silindris horizontal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan Acrylonitrile ( storage vessel ). Data-data tersebut adalah : Karakteristik Umum a. Temperatur : - Temperatur Desain : 120 º C - Temperatur Kerja : 67 º C b. Tekanan : - Tekanan Desain : 210 psi - Tekanan Kerja : 49 psi - Tekanan Hydrotest : 497 psi c. MAWP : 343 psi d. MDMT : 141 psi e. Radiography : 100 % f. Nilai korosif : 3.0 mm g. Efisiensi Sambungan - Shell : 1 25

36 DATA PERANCANGAN 26 - Head : 1 h. Pemulihan Tegangan : Ya i. Pengujian tumbukan : Tidak 3.2 Bejana Tekan a. Jenis dinding shell : Silinder b. Diameter dalam : 765mm c. Jenis penutup : 2:1 Ellipsiodal d. Orientasi : Horizontal e. Kapasitas : M 3 f. Nozzle : - Flange : SA Nozzle Neck : SA 106 Gr. B - Stud Bolt : SA 193-Gr.B7 / SA 194-2H - Gasket : Spiral Wound Gasket - Masukan ( Inlet ) : 1 buah Ø50 mm - keluaran ( Outlet ) : 1 buah Ø50 mm - PSV : 1 buah Ø50 mm - Hand Hole : 1 buah Ø203 mm

37 ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan pada shell Perhitungan ketebalan shell karena Internal pressure UG-27 Dari data diperoleh : Material = SA-516 Gr.-70 Panjang shell = 924 mm ID = Inside diameter = 765 mm t = Minimum ketebalan shell yang diminta t act = Aktual ketebalan shell yang digunakan = 14 mm Pi = Internal design pressure = 210 psi h = Level liquid = 765 mm = Massa jenis ( density of water ) =0.97 lb/in 3 P s = Static head = *h = 29 psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = 239 psi Td = Design temperature = 120 ºC R = Inside radius of shell course = 382,5 mm Rn = Inside radius of shell course kondisi korosi= 382,5 mm S = Maksimum allowable stress value pada Td = psi E = Joint effisiency = 1 CA = Corrotion allowance = 3.0 mm 27

38 ANALISA DAN PERHITUNGAN 28 Perhitungan berdasarkan circumferential stress t 1 Permintaan = = PdxRn ( 2SE 0.6Pd) 239x382.5 (2x20,000x1 0.6x239) = 91, ,856.6 = 2.29 mm t 1, Design = PdxRn + CA ( 2SE 0.6Pd) = 239x (2x20,000x1 0.6x239) = 91, ,856.6 = = 5.29 mm Diberikan t act. < = 0.5R atau P<=0.385SE 14< 0.5x382.5 atau 239<=0.385x20,000x1 Perhitungan berdasarkan circumferential stress t 1 Permintaan = = = PdxRn ( 2SE 0.4Pd) 239x382.5 (2x20,000x1 0.4x239) 91,417 39,904.4 = 2.29 mm

39 ANALISA DAN PERHITUNGAN 29 t 1, Desain = = = PdxRn + CA ( 2SE 0.4Pd) 239x (2x20,000x1 0.4x239) 91,417 39, = = 5.29 mm Perhitungan berdasarkan longitudinal stress t = pxdi Sx4 210x ,650 t = = = 2. 0mm 20,000x4 80,000 Jadi ketebalan pelat shell 14 mm aman untuk digunakan. Perhitungan Maksimum Desain Perancangan ( Maximum Design Pressure MAWP & MAP ) MAWP ( Panas & Korosi ) = SE( t CA) ( Rn + 0.6( t CA)) MAWP(Panas& Korosi ) = 20,000x1(14 3.0) ( (14 3.0)) MAWP ( Panas & Korosi ) = 220, MAWP ( Panas & Korosi ) = psi

40 ANALISA DAN PERHITUNGAN Perhitungan ketebalan head karena Internal pressure UG-32 dan App.1-4 ts / L >= Data desain : Material = SA 516 Gr 70 Tipe = Ellipsiodal 2:1 t ts = Minimum ketebalan head setelah forming yang diminta = Minimum ketebalan spesifikasi setelah forming harus >= t tact = Aktual ketebalan head setelah forming = 14 mm Pi = Internal design pressure = 210 psi Di = Diameter dalam head = 765 mm Dn = Diameter dalam head kondisi korosi = 768 In h = Level liquide = 765 mm = Density of water = lb/ In 3 Ps = Static head = x h = 29 psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = 239 psi S = Nilai maksimum allowable stress pada Td = 20,000 psi CA = Corrotion allowance = 3.0 mm t 1, permintaan = = = PdxDn ( 2SE 0.2Pd) 239x768 (2x20000x1 0.2x239) 183,552 39,952

41 ANALISA DAN PERHITUNGAN 31 = 4.5 mm t 1, desain = = = PdxDn + CA ( 2SE 0.2Pd) 239x (2x20000x1 0.2x239) 183, ,952 = 7.5 mm Perhitungan Maksimum Desain Perancangan ( Maximum Design Pressure MAWP ) MAWP ( Panas & Korosi ) = MAWP ( Panas & Korosi ) = 2SE( t CA) ( KD + 0.2( t CA)) 2x20,000x1(14 3.0) (1x (14 3.0)) MAWP ( Panas & Korosi ) = 440, MAWP ( Panas & Korosi ) = psi 4.3 Perhitungan Pipa Leher Nosel ( nozzle neck ) UG-45 a. Minimum ketebalan pipa leher nosel atau sambungan lain termasuk akses masuk orang dan akses inspeksi tidak boleh kurang dari ketebalan seperti diatur dalam UG-22 ditambah ketebalan corrotion allowance pada sambungan.

42 ANALISA DAN PERHITUNGAN 32 Data desain : Rn = Radius dalam nosel = - ( sesuai ukuran nosel ) Pi = Internal design pressure = 210 psi hn = Liquide level = - mm = Density of water = lb / In 3 Ps = Static head = x h = - psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = psi t 1 = PdxRn +CA ( SnxE 0.6XPd ) b. Sebagai tambahan, minimum ketebalan pipa leher nosel dan sambungan kecuali hanya untuk akses orang dan akses inspeksi tidak boleh kurang dari yang terkecil seperti sebagai berikut : b.1 Untuk bejana tekan dengan hanya tekanan internal pressure, ketebalan ditambah corrotion allowance dengan asumsi E=1.0 untuk shell dan head pada lokasi pipa leher nosel atau sambungan ke bejana tekan, tetapi tidak boleh kurang dari minimum ketebalan spesifikasi material yang diatur dalam UG-16 (b), minimum ketebalan dari shell dan head yang digunakan untuk compressed air service, water service, terbuat dari daftar material yang ada dalam table UCS-23 harus 3/32 in. 2.4 mm terutama kalau ada corrotion allowance. t 2 = PR + CA ( SE 0.6P) Nosel di shell

43 ANALISA DAN PERHITUNGAN 33 t 2 = PR + CA (2SE 0.2P) Nosel di head b.2 Untuk bejana tekan dengan hanya external pressure, ketebalan ditambah corrotion allowance, menggunakan external pressure sebagai persamaan internal design pressure dengan asumsi E = 1.0 kedalam formula untuk shell atau head pada lokasi dimana leher pipa nosel atau sambungan lain ke bejana tekan, tetapi tidak boleh kurang dari ketebalan spesifikasi material yang diatur dalam UG-16(b). t 3 = t ext + CA t 3 = t ext + CA P = External design pressure untuk nosel di shell P = External design pressure untuk nosel di head b.3 Untuk bejana tekan yang rancang dengan internal dan external pressure, ketebalan dideterminasi oleh b.1 atau b.2 diatas t 4 = diambil yang paling besar antara t 2 atau t 3 b.4 Minimum ketebalan dari standar ketebalan pipa ditambah corrotion allowance pada sambungan, untuk nosel nosel dngan pipa besar termasuk didalam standar ANSI / ASME B.36.10M. Minimum ketebalan untuk semua material ada dalam table 2 dari ANSI / ASME B36.10M, kurang dari 12.5 % t 4 = t std x 87.5 % + CA

44 ANALISA DAN PERHITUNGAN 34 Untuk observasi t 6 = Ambil yang terkecil antara t 4 atau t 5 t 7 = Ambil yang terkecil antara t 1 atau t 6 Aktual nilai koreksi t act. = 87.5 % x t n Diminta t act. > t 7 Perhitungan ketebalan pipa leher nosel no. N-1 ukuran 50 mm, lokasi di shell. Data desain : Material = SA-106-B sch.160 Pi = Internal design pressure = 210 psi Ri = Internal radius shell ( kondisi korosi ) = Dn = Inside diameter nosel ( kondisi korosi ) = 31.6 mm mm Rn = Inside radius nosel ( kondisi korosi ) = 15.8 mm Sv = Allowable stress material bejana =20,000 psi Sn = Allowable stress material nosel =17,100 psi E 1 = Joint efficiency nosel = 1 h n = Level liquid = 1093 mm CA = Corrotion allowance = 3.0 mm r = Density of water =0.970 lb/in 3 P s = Static Head = r*h n = 41,740 psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = psi t std = Ketebalan pipa standar = 3.9 mm t n = ketebalan pipa nominal = 8.7 mm

45 ANALISA DAN PERHITUNGAN 35 t act. = Aktual ketebalan pipa t n deduksi 12.5 %= 7.6 mm t 1 = PdxRn + CA ( SnxE 0.6xPd) 251.7x15.8 t 1 = (17,100 x x251.7) 3,976.8 t 1 = ,948.9 t 1 = 3.23 mm t 2 = PdxRn + CA ( SvxE 0.6xPd) 251.7x15.8 t 2 = (20,000x x251.7) 3,976.8 t 2 = ,848.9 t 2 = 3.20 mm t 3 = t ext. = 0 t 4 = Ambil yang terbesar antara t 2 dan t 3. = 3.20 mm t 5 = t std x 87.5 % + CA = ( 3.9 x 87.5 % )+3.0 = 6.4 mm t 6 = Ambil yang terkecil antara t 4 dan t 5. = 3.20 mm t 7 = Ambil yang terbes arntara t 1 dan t 6. = 3.23 mm Ketebalan pipa leher nosel yang digunakan = t act = 7.6 mm > 3.45 mm Perhitungan ketebalan pipa leher nosel no. N-2 ukuran 50 mm, lokasi di shell.

46 ANALISA DAN PERHITUNGAN 36 Material = SA-106-B sch.160 Pi = Internal design pressure = 210 psi Ri = Internal radius shell ( kondisi korosi ) =382.4 mm Dn = Inside diameter nosel ( kondisi korosi ) =63.3 mm Rn = Inside radius nosel ( kondisi korosi ) =31.6 mm Sv = Allowable stress material bejana = 20,000 psi Sn = Allowable stress material nosel = 17,100 psi E 1 = Joint efficiency nosel = 1 h n = Level liquid = mm CA = Corrotion allowance = 3.0 mm r = Density of water =0.970 lb/in 3 P s = Static Head = r*h n = psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = 210 psi t std = Ketebalan pipa standar = 3.9 mm t n = Ketebalan pipa nominal = 8.7 mm t act. = Aktual ketebalan pipa t n deduksi 12.5 % = 7.6 mm t 1 = PdxRn + CA ( SnxE 0.6xPd) 210x31.6 t 1 = (17,100x x210) 6,636 t 1 = ,974 t 1 = 3.37 mm

47 ANALISA DAN PERHITUNGAN 37 t 2 = PdxRn + CA ( SvxE 0.6xPd) 210x31.6 t 2 = (20,000x x210) 6,636 t 2 = ,874 t 2 = 3.32 mm t 3 = t ext. = 0 t 4 = diambil yang terbesar antara t 2 dan t 3. = 3.32 mm t 5 = t std x 87.5 % + CA = ( 4 x 87.5 % ) = 6.40 mm t 6 = diambil yang terkecil antara t 4 dan t 5. = 3.32 mm t 7 = diambil yang terbesar antara t 1 dan t 6. = 3.37 mm Ketebalan pipa leher nosel yang digunakan = t act = 7.6 mm > 3.37 mm Perhitungan ketebalan pipa leher nosel no. N-3 ukuran 50, lokasi di shell. Data desain : Material = SA-106-B sch.160 Pi = Internal design pressure =210 psi Ri = Internal radius shell ( kondisi korosi ) = mm Dn = Inside diameter nosel ( kondisi korosi ) = 63.3 mm Rn = Inside radius nosel ( kondisi korosi ) = 31.6 mm Sv = Allowable stress material bejana =20,000 psi Sn = Allowable stress material nosel =17,100 psi

48 ANALISA DAN PERHITUNGAN 38 E 1 = Joint efficiency nosel = 1 h n = Level liquid = mm CA = Corrotion allowance =3.0 mm r = Density of water =0.970 lb/in 3 P s = Static Head = r*h n = psi Pd = Total design pressure = Pi + Ps = psi t std = Ketebalan pipa standar =3.9 mm t n = Ketebalan pipa nominal = 8.7 mm t act. = Aktual ketebalan pipa t n deduksi 12.5 % =7.6 mm t 1 = PdxRn + CA ( SnxE 0.6xPd) x31.6 t 1 = (17,100 x x251.74) 7,954.9 t 1 = ,948.7 t 1 = 3.45 mm t 2 = PdxRn + CA ( SvxE 0.6xPd) x31.6 t 2 = (20,000x x251.74) 7,954.9 t 2 = ,848.7 t 2 = 3.37 mm t 3 = t ext. = 0

49 ANALISA DAN PERHITUNGAN 39 t 4 = Ambil yang terbesar antara t 2 dan t 3. = 3.37 mm t 5 = t std x 87.5 % + CA = (3.9x87.5 %) = 6.4 mm t 6 = Ambil yang terkecil antara t 4 dan t 5. = 3.37 mm t 7 = Ambil yang terbesar antara t 1 dan t 6. = 3.45 mm Ketebalan pipa leher nosel yang digunakan = t act = 7.6 mm > 3.45 mm Perhitungan ketebalan pipa leher nosel no. H ukuran 200 mm, lokasi di shell. Data desain : Material = SA-106-B sch.160 Pi = Internal design pressure =210 psi Ri = Internal radius shell ( kondisi korosi ) = mm Dn = Inside diameter nosel ( kondisi korosi ) = 225 mm Rn = Inside radius nosel ( kondisi korosi ) = mm Sv = Allowable stress material bejana =20,000 psi Sn = Allowable stress material nosel = 17,100 psi E 1 = Joint efficiency nosel = 1.0 h n = Level liquid = mm CA = Corrotion allowance = 3.0 mm r = Density of water = lb/in 3 P s = Static Head = r*h n = psi

50 ANALISA DAN PERHITUNGAN 40 Pd = Total design pressure = Pi + Ps = psi t std = Ketebalan pipa standar = 8.1 mm t n = Ketebalan pipa nominal = 12.7 mm t act. = aktual ketebalan pipa t n deduksi 12.5 % = 11.1 mm t 1 = PdxRn + CA ( SnxE 0.6xPd) x112.5 t 1 = (17,100x x ) 26,388.8 t 1 = ,959.2 t 1 = 4.54 mm t 2 = PdxRn + CA ( SvxE 0.6xPd) x112.5 t 2 = (20,000x x ) 26,388.8 t 2 = ,859.2 t 2 = 4.3 mm t 3 = t ext. = 0 t 4 = Ambil yang terbesar antara t 2 dan t 3. = 4.3 mm t 5 = t std x 87.5 % + CA = (0.322x87.5 %) =10.1 mm t 6 = Ambil yang terkecil antara t 4 dan t 5. = 4.3 mm t 7 = Ambil yang terbesar antara t 1 dan t 6. = 4.5 mm

51 ANALISA DAN PERHITUNGAN 41 Ketebalan pipa leher nosel yang digunakan = t act = 11.1 mm > 4.5 mm 4.4 Perhitungan Pelat Penguat ( Reinforcement Pad ) Data desain : p = 210 psi Ri = mm Material shell = 14 mm SA-516 Gr 70 E = 1 Rin = mm Material nosel = 12.7 mm SA-106 Gr B t pad = 14 mm SA-516 Gr 70 h = - Perhitungan tebal dinding yang dipelukan : Pada shell : t r = pri SE 0.6 p 210. x ,304 t r = = = 4mm 20,000x x210 19,874 t r = 4 mm Pada nosel :

52 ANALISA DAN PERHITUNGAN 42 t rn = t rn = prin SE 0.6 p 210x ,100x x210 = 80,304 = 1.34mm 16,974 t rn = 1.34 mm Perhitungan luas area penguat yang diperlukan : A = d x t r A = x A = 0.003M 3 Perhitungan luas area penguat yang tersedia : Kelebihan pada shell ( A 1 ) A 1 = ( t - t r ) x d A 1 = ( ) x A 1 = 0.002M 3 Atau A 1 = ( t - t r ) x ( t n + t ) A 1 = ( ) x ( ) A 1 = 0.01 x A 1 = M 2 Ambil yang terbesar yaitu 0.03 M 2 Kelebihan pada pipa leher nosel ( A 2 ) A 2 = ( t n - t rn ) x 5t

53 ANALISA DAN PERHITUNGAN 43 A 2 = ( ) x 5 x A 2 = M 2 Pada proyeksi dalam ( A 3 ) A 3 = t n x 2h A 3 = x 2 x 0 A 3 = 0 Potongan pengelasan ( A 4 ) A 4 = M 2 Luas pelat yang diperlukan ( A t ) A t = A- ( A 1 + A 2 + A 3 + A 4 ) A t = ( ) A t = 0.002M 2 Berdasarkan perhitungan luas area penguat yang tersedia lebih kecil dari pada luas area penguat yang dibutuhkan, sehinggapada rancangan ini diperlukan pelat penguat ( reinforcement pad ). 4.5 Penentuan Posisi Nosel Terhadap Bejana Tekan Berdasarkan Fungsinya. Pada umumnya tidak adaperhitungan khusus yang mendasarienetuan posisi nosel pada bejana tekan. Syarat umumpenentuan posisi nosel pada

54 ANALISA DAN PERHITUNGAN 44 bejaatekan didasari oleh parameter-parameter seperti : safety, akses manusia, piping layout dan efisiensi. Akan tetapi syarat utama dari penentuan posisi nosel yang harus diperhatikan adalah posisi Kawah pengelasan penyambungan pelat pembentuk shell. 4.6 Perhitungan Perancangan Sadel. Dari data desain diperoleh : A = 150 B = 120 H = 191 L = 988 mm mm mm mm p = 210 psi Q = lb R = mm t s = 14 mm Material shell SA-516 Gr.70 Allowable strees value Yield point = 20,000 psi = 38,000 psi Joint efiensi = 0.85 Longitudinal bending stress Stress pada sadel

55 ANALISA DAN PERHITUNGAN 45 S 1 = S 1 = 2 A R H 1 + QA1 L 2AL 4H 1+ 3L 2 K 1R ts x x150x988 4x x x382.5 x14 2 S 1 = psi Stress pada midspan S 1 = 2 R H 1+ 2 QL 2 L 4 4H 1+ 3L 2 πr ts 2 4A L S 1 = x x x x382.5 x2x14 2 4x S 1 = psi Strees due to internal pressure : pr 2ts = 210x382.5 = 2x14 80, = psi Jumlah tensional stress = = 3057 psi

56 ANALISA DAN PERHITUNGAN 46 Tidak boleh melebihi nilai tegangan dari seam : 20,000 x 0.85 = 17,000 psi Tangensial shear strees ( S 2 ) S 2 = S 2 = K 2xQ L 2A Rts 4 L + H x x x x7.5 3 S 2 = psi S 2 tidakboleh melebihi stress material 0.8 x 20,000 = 16,000 psi Circumferential stress Stress pada horn sadel Q 3K 6Q S 4 = - 2 4ts( B Rts) 2ts A/R = 5.9/ = 0.39 K= ( Lihat chart ) x0.013x S 4 = - 2 4x14( x14) 2x14 S 4 = psi S 4 tidak boleh melebihi tegangan material dengan rasio 1.5 x 20,000 = 30,000 psi

57 ANALISA DAN PERHITUNGAN 47 Stress pada bottom shell : K 7Q S 5 = - ts( B Rts) 0.760x S 5 = - 14( x14) S 5 = psi S 5 tidak boleh melebihi kompresi yield point dengan ratio 0.5x30,000 = 19,000 psi

58 KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Banyak elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam merancang bejana tekan ( pressure vessel ) seperti : Ketebalan dinding bejana tekan, diameter, panjang dan juga fluida yang akan diproses, hal tersebut berhubungan dengan adanya parameter-parameter tekanan dalam ( internal pressure ), tekanan luar ( external pressure ), dan gaya-gaya ( forces ) yang berada didalam dan diluar bejana tekan tersebut. Dalam merancang bejana tekan harus memperhatikan secara cermat, agar tidak mengalami hal-hal yang terjadi diluar aturan saat suatu proses produksi berlangsung. Perancangan bejana tekan ini akan sangat dipengaruhi oleh suhu kerja dan tekanan kerja dari materi yang diproses. Pemilihan dan bentuk bejana tekan yang tepat dan semua parameter tersebut harus diperhatikan secara cermat agar proses instalasi dan konstruksi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Berasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan yang akan menggunakan bejana tekan tersebut srta analisa dan perhitungan yang dilakukan penulis maka kesimpulan yang didapat dari hasil perhitungan perancangan bejana tekan ( storage vessel )adalah sebagai berikut : 4.1 Kesimpulan Hasil Perhitungan Mekanikal Pada Bejana Tekan. a. Silinder ( shell ) - Tipe = Horisontal 48

59 KESIMPULAN DAN SARAN 49 - Material = SA-516 Gr.70 - Diameter dalam = 765 mm - Tebal = 14 mm - Panjang = 1000 mm b. Penutup ( head ) - Tipe = Ellipsiodal Head 2:1 - Material = SA-516 Gr.70 - Diameter dalam = 765 mm - Tebal = 14 mm C. Nosel ( Nozzle ) - Material = SA-106 Gr.B - Dimensi standard flange = ANSI B Klas = ANSI 300# - Pipa leher nosel = 50 mm Sch. 160, 200mm Sch.80 D. Sadel ( Saddle ) - Material = SA-516 Gr.70 - Jumlah sadel = 2 buah 4.2 Saran Untuk mengurangi kesalahan perhitungan diakibatkan oleh faktor manusia ( human error ) dan dapat lebih memastikan hasil analisa dari perhitungan tersebut diatas maka alangkah baiknya jika dilakukan dengan

60 KESIMPULAN DAN SARAN 50 menggunakan perangkat lunak ( software ) yang memadai. Dengan demikian mutu bejana tekan tersebut dapat terus ditingkatkan. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko kerusakan bejana tekan selama proses operasi.

61 DAFTAR PUSTAKA 1. ASME VIII div. 1, Rules for Construction of Pressure Vessel. 2. Eugene F. Megyesy, Pressure Vessel Hanbook, Thirteenth Edition, Pressure Vessel Inc, 2004 Edition. 3. ES and H Manual. 2000, Pressure Vessel and System Design. UCRL-MA 4. Ed Bausbacher and Roger Hunt. 1990, Process Plant Layout and Piping Design, Auerbach Publishers USA 5. Keith Escoe A Mechanical Design of Process System. GPC USA 6. Lloyd E. Brownwll and Edwin H. Young. 1959, Equipment Design

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Vessel 1. Vessel merupakan salah satu contoh dari bejana bertekanan (Pressure Vessel) yang paling sederhana, hal ini dikarenakan bagian utama dari suatu Vessel hanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Bejana Tekan Seperti yang diuraikan pada BAB II, bahwa bejana tekan yang dimaksud dalam penyusunan tugas akhir ini adalah suatu tabung tertutup

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP Perancangan bejana tekan vertikal separator

BAB VII PENUTUP Perancangan bejana tekan vertikal separator BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle (studi kasus separator unit karaha PT. Pertamina Geothermal Energy), secara garis

Lebih terperinci

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah. Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, telah diciptakan suatu alat yang bisa menampung,

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 013 PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN VARIABEL KAPASITAS PRODUKSI 10.000 TON/BULAN Meylia Rodiawati 1) A. Yudi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL... HALAMAN PERSEMBAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ANALISA STIFFENER RING DAN KONSTRUKSI VESSEL HP FLARE KO DRUM PADA PROYEK PUPUK KALTIM-5 MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPRESS 6258

ANALISA STIFFENER RING DAN KONSTRUKSI VESSEL HP FLARE KO DRUM PADA PROYEK PUPUK KALTIM-5 MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPRESS 6258 9 JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 ANALISA STIFFENER RING DAN KONSTRUKSI VESSEL HP FLARE KO DRUM PADA PROYEK PUPUK KALTIM-5 MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPRESS 6258 Fadhlika Ridha Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Perancangan. Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To. : 0,9 MPa (130,53 psi) : 43ºC (109,4ºF)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Perancangan. Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To. : 0,9 MPa (130,53 psi) : 43ºC (109,4ºF) 35 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data Perancangan Jenis bejana tekan Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To Panjang silinder Diameter dalam silinder / Di Panjang bejana tekan (head to head) / z Joint efisiensi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BEJANA TEKAN KAPASITAS 5 M3 DENGAN TEKANAN DESAIN 10 BAR BERDASARKAN STANDAR ASME 2007 SECTION VIII DIV 1

PERANCANGAN BEJANA TEKAN KAPASITAS 5 M3 DENGAN TEKANAN DESAIN 10 BAR BERDASARKAN STANDAR ASME 2007 SECTION VIII DIV 1 PERANCANGAN BEJANA TEKAN KAPASITAS 5 M3 DENGAN TEKANAN DESAIN 10 BAR BERDASARKAN STANDAR ASME 2007 SECTION VIII DIV 1 Riki Candra Putra Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORISONTAL

PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORISONTAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN BEJANA TEKAN HORISONTAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Pada Program Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun oleh : MEMET

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus TUGAS AKHIR Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Tangki CNG Ditinjau Dengan Material Logam Lapis Komposit Pada Kapal Pengangkut Compressed Natural Gas

Analisis Kekuatan Tangki CNG Ditinjau Dengan Material Logam Lapis Komposit Pada Kapal Pengangkut Compressed Natural Gas JURNAL TEKNIK POMITS Vol. Vol., No. 1, (01) ISSN: 7-59 (01-971 Print) G-67 Analisis Kekuatan Tangki CNG Ditinjau Dengan Material Logam Lapis Komposit Pada Kapal Pengangkut Compressed Natural Gas Aulia

Lebih terperinci

TUTUP BEJANA ( HEAD )

TUTUP BEJANA ( HEAD ) TUTUP BEJANA ( HEAD ) Tutup tangki (head) adalah bagian tutup atas suatu tangki yang penggunaanya disesuaikan dengan tekanan operasi. Tutup bejana tersebut terbagi menjadi 5 bentuk yaitu : 1. Hemispherical

Lebih terperinci

Sumber : Brownell & Young Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : Abdul Wahid Surhim

Sumber : Brownell & Young Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : Abdul Wahid Surhim Sumber : Brownell & Young. 1959. Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : 36-57 3 Abdul Wahid Surhim *Vessel merupakan perlengkapan paling dasar dari industri kimia dan petrokimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu material dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya baik secara kimia maupun secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Sesuai dengan perencanaan yaitu pembuatan air receiver tank dimana fluida dalam hal ini udara yang mempunyai tekanan disimpan didalam bejana tekan. Langkah pertama

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Perhitungan Ketebalan Pipa (Thickness) Penentuan ketebalan pipa (thickness) adalah suatu proses dimana akan ditentukan schedule pipa yang akan digunakan. Diameter pipa

Lebih terperinci

PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) UNTUK SEPARASI 3 FASA

PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) UNTUK SEPARASI 3 FASA ISSN: 1410-2331 PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) UNTUK SEPARASI 3 FASA Abdul Aziz, Abdul Hamid dan Imam Hidayat Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Email : abdul.aza@gmail.com

Lebih terperinci

Disusun oleh: KHAMDAN KHAMBALI

Disusun oleh: KHAMDAN KHAMBALI Perancangan Bejana Tekan Vertikal Air Receiver Kapasitas 50 m 3, Tekanan Desain Internal 0,99 MPa, dan Temperatur Desain 70,8ºC, dengan Bantuan Software PV Elite 2016 TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir ( Flow Chart ) Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump suction diberikan pada Gambar 3.1 Mulai Perumusan Masalah

Lebih terperinci

SEPARATOR. Nama Anggota: PITRI YANTI ( } KARINDAH ADE SYAPUTRI ( ) LISA ARIYANTI ( )

SEPARATOR. Nama Anggota: PITRI YANTI ( } KARINDAH ADE SYAPUTRI ( ) LISA ARIYANTI ( ) SEPARATOR Nama Anggota: PITRI YANTI (03121403032} KARINDAH ADE SYAPUTRI (03121403042) LISA ARIYANTI (03121403058) 1.Separator Separator merupakan peralatan awal dalam industri minyak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Fabricating of Pressure Vessel

Fabricating of Pressure Vessel Fabricating of Pressure Vessel Kelompok 10: 1.Luthfie Ahmaddani (0706198663) 2.Rohman Hidayah (0706198814) 3.I Gede Wahyu Widiatmika Ariasa (0706198594) 4.Budi Susanto (0706198404) Design Standard : ASME

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KEKUATAN MATERIAL PLATE SA 516 GR 70 UNTUK SHELL TEST SEPARATOR 1219 mm ID x 3048 mm S/S

ANALISA PERHITUNGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KEKUATAN MATERIAL PLATE SA 516 GR 70 UNTUK SHELL TEST SEPARATOR 1219 mm ID x 3048 mm S/S ANALISA PERHITUNGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KEKUATAN MATERIAL PLATE SA 516 GR 70 UNTUK SHELL TEST SEPARATOR 1219 mm ID x 3048 mm S/S BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya manusia yang handal,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL

PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL ISSN : 2338-0284 Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan suatu fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menyimpan fluida

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method ) PERBANDINGAN PRESSURE AKTUAL HYDROTEST WELDING PIPE API 5L B PSL 1 ERW SCH 10 Ø30 TERHADAP TEGANGAN LULUH DENGAN SIMULASI NUMERIK METODE FEM ( FINITE ELEMENT METHOD ) Muhammad Irawan *, Nurul Laili Arifin

Lebih terperinci

Perancangan Bejana (Vessel Design) 1. Faktor-faktor Mempengaruhi Desain Vessel

Perancangan Bejana (Vessel Design) 1. Faktor-faktor Mempengaruhi Desain Vessel Perancangan Bejana (Vessel Design) 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Desain Vessel Mesin yang Paling Banyak Digunakan Bejana (vessel) adalah bagian dasar dari berbagai peralatan proses Bejana mungkin menjadi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Mirtha Angga S.R

TUGAS AKHIR. Mirtha Angga S.R TUGAS AKHIR Oleh : Mirtha Angga S.R 6607 040 006 PERANCANGAN VESSEL HP FLARE KO DRUM PADA PROYEK PT SAIPEM MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPRESS 6258 DAN ANALISA KEKUATANNYA BERDASAR SOFTWARE MSC NASTRAN LATAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Popov (1996) bejana tekan berdinding tipis adalah bejana yang memiliki dinding yang idealnya bekerja sebagai membran, yaitu tidak terjadi lenturan dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRESSURE VESSEL KAPASITAS 0,017 M 3 TEKANAN 1 MPa UNTUK MENAMPUNG AIR KONDENSASI BOGE SCREW COMPRESSOR ABSTRAK

PERANCANGAN PRESSURE VESSEL KAPASITAS 0,017 M 3 TEKANAN 1 MPa UNTUK MENAMPUNG AIR KONDENSASI BOGE SCREW COMPRESSOR ABSTRAK PERANCANGAN PRESSURE VESSEL KAPASITAS 0,017 M 3 TEKANAN 1 MPa UNTUK MENAMPUNG AIR KONDENSASI BOGE SCREW COMPRESSOR Cahya Sutowo 1.,ST.MT. Hantawan 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis kekuatan bejana tekan vertikal berbasis code ASME VIII Div 1 terhadap variasi tekanan dan beban eksentris. Definisi bejana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II Asvin B. Saputra 2710 100 105 Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Vessel Closed Drain (9501-V-060) Di PT. Sanggar Sarana Baja (SSB) Oleh : Fajarudin IC 02

Proses Pembuatan Vessel Closed Drain (9501-V-060) Di PT. Sanggar Sarana Baja (SSB) Oleh : Fajarudin IC 02 Proses Pembuatan Vessel Closed Drain (9501-V-060) Di PT. Sanggar Sarana Baja (SSB) Oleh : Fajarudin 20408335 4 IC 02 Latar Belakang Seperti halnya perusahaan perusahaan pembuat vessel dalam berbagai jenis

Lebih terperinci

Existing : 790 psig Future : 1720 psig. Gambar 1 : Layout sistem perpipaan yang akan dinaikkan tekanannya

Existing : 790 psig Future : 1720 psig. Gambar 1 : Layout sistem perpipaan yang akan dinaikkan tekanannya 1. PENDAHULUAN Jika ditemukan sumber gas yang baru, maka perlu dipertimbangkan pula untuk mengalirkannya melalui sistem perpipaan yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya pengadaan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis kekuatan bejana tekan vertikal berbasis code ASME VIII Div I terhadap variasi tekanan. Definisi bejana tekan berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II TUGAS AKHIR Disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM :

Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM : TUGAS AKHIR ANALISA PENGELASAN BEDA MATERIAL STAINLESS STEEL ( SUS 316L ) DENGAN KARBON ( SA 516 Gr 70 ) BERTUJUAN PEMBUATAN PROSEDURE PENGELASAN ( WPS ) UNTUK ITEM HP VENT KO DRUM Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jacketed Vessel Jacketed vessel adalah bejana tekanshell tekan dengan shell tekan sekunder yang menempel pada sisi luar dinding shell. Jacket diinstal di dinding shell, head,

Lebih terperinci

DECANTER (D) Sifat Fisis Komponen Beberapa sifat fisis dari komponen-komponen dalam decanter ditampilkan dalam tabel berikut.

DECANTER (D) Sifat Fisis Komponen Beberapa sifat fisis dari komponen-komponen dalam decanter ditampilkan dalam tabel berikut. DECANTER (D) Deskripsi Tugas : Memisahkan benzaldehyde dari campuran keluar reaktor yang mengandung benzaldehyde, cinnamaldehyde, serta NaOH dan katalis 2 HPb-CD terlarut dalam air Suhu : 50 o C (323 K)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: EKO PRIYANTO NIM : D

TUGAS AKHIR. Oleh: EKO PRIYANTO NIM : D TUGAS AKHIR REDESIGN BEJANA TEKAN KRIOGENIK VERTIKAL (VERTICAL CRYOGENIC PRESSURE VESSEL) DENGAN SUPPORT SKIRT BERDASARKAN STANDARD MEGYESY DENGAN BANTUAN SOFTWARE CATIA P3 V5R15 Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DESIGN KONSTRUKSI BEJANA TEKANUNTUK SEPARATOR GAS (KAP. 9 MMSCFD), OIL (KAP. 200 BARREL/HARI) DAN WATER (KAP. 200 BARREL/HARI)

DESIGN KONSTRUKSI BEJANA TEKANUNTUK SEPARATOR GAS (KAP. 9 MMSCFD), OIL (KAP. 200 BARREL/HARI) DAN WATER (KAP. 200 BARREL/HARI) DESIGN KONSTRUKSI BEJANA TEKANUNTUK SEPARATOR GAS (KAP. 9 MMSCFD), OIL (KAP. 200 BARREL/HARI) DAN WATER (KAP. 200 BARREL/HARI) Ir. Aznam barun 1,. Fitroh Malik 2 Lecture 1,College Student 2,Departmen of

Lebih terperinci

PERENCANAAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) TIPE SEPARATOR UNTUK FLUIDA GAS

PERENCANAAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) TIPE SEPARATOR UNTUK FLUIDA GAS PERENCANAAN BEJANA TEKAN (PRESSURE VESSEL) TIPE SEPARATOR UNTUK FLUIDA GAS Ilham Kurniawan,Edi Septe.S, Iman Satria. Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung Hatta Jl. Gajah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh TOMI SANTOSO. Ir. SOEWEIFY M. Eng.

TUGAS AKHIR. Oleh TOMI SANTOSO. Ir. SOEWEIFY M. Eng. DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) TUGAS AKHIR Oleh TOMI SANTOSO Pembimbing Ir. SOEWEIFY M. Eng. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Tugas Akhir Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Oleh : Wishnu Wardhana 4305 100 024 Dosen Pembimbing: Murdjito, M.Sc.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273]

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273] DAFTAR PUSTAKA 1. Bednar, H. Henry.P.E. 1986. Pressure Vessel Design Handbook. Krieger Publishing Company. Florida. 2. Brownell, E. Llyod. dan Edwin, H. Young. 1959. Process Equipment Design. John Willey

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Sistem Pemodelan Sumber (referensi) data-data yang diperlukan yang akan digunakan untuk melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Khoirul Huda 1), Luchyto Chandra Permadi 2) 1),2) Pendidikan Teknik Mesin Jl. Semarang 6 Malang Email :khoirul9huda@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Furnace : F : Tempat terjadinya reaksi cracking ethylene dichloride menjadi vinyl chloride dan HCl : Two chamber Fire box : 1 buah Kondisi Operasi - Suhu ( o C)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data-data Awal ( input ) untuk Caesar II Adapun parameter-parameter yang menjadi data masukan (di input) ke dalam program Caesar II sebagai data yang akan diproses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Langkah-langkah penelitian peralatan tanki atau vessel Amonia Peralatan Vessel Amonia Vessel diukur ketebalannya dengan Ultrasonic Thickness Gauge

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN VERTIKAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR JOKO PURNOMO L2E

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN VERTIKAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR JOKO PURNOMO L2E UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN VERTIKAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR JOKO PURNOMO L2E 007 052 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG MARET 2012

Lebih terperinci

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX AGUS SAFAAT NIM: 41313110015 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki

Lebih terperinci

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Data Penelitian Data material pipa API-5L Gr B ditunjukkan pada Tabel 4.1, sedangkan kondisi kerja pada sistem perpipaan unloading line dari jetty menuju plan ditunjukan

Lebih terperinci

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Pada area pengeboran minyak dan gas bumi Lima, Laut Jawa milik British Petrolium, diketahui telah mengalami fenomena subsidence pada kedalaman

Lebih terperinci

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan 2 BAB II TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan yang terjadi mempunyai nilai rasio lebih kecil atau sama dengan 1 dari tegangan yang diijinkan (allowable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dunia industri terutama industri kimia dan perminyakan banyak proses yang berhubungan dengan perubahan satu material ke material yang lain baik secara kimia maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Ketebalan Minimum ( Minimum Wall Thickess) Dari persamaan 2.13 perhitungan ketebalan minimum dapat dihitung dan persamaan 2.15 dan 2.16 untuk pipa bending

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Starta Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Abdul Latif

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 ANALII THERMAL DAN TEGANGAN PADA PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PREURE VEEL) UNTUK LIMBAH KELAPA AWIT DENGAN KAPAITA 10.000 TON/BULAN A. Yudi Eka Risano 1), Ahmad

Lebih terperinci

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline Sidang Tugas Akhir Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline HARIONO NRP. 4309 100 103 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Handayanu, M.Sc 2. Yoyok Setyo H.,ST.MT.PhD

Lebih terperinci

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PURBADI PUTRANTO DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 OLEH

SKRIPSI PURBADI PUTRANTO DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 OLEH PENILAIAN KELAYAKAN PAKAI (FFS ASSESSMENTS) DENGAN METODE REMAINING WALL THICKNESS PADA PIPING SYSTEM DI FLOW SECTION DAN COMPRESSION SECTION FASILITAS PRODUKSI LEPAS PANTAI M2 SKRIPSI OLEH PURBADI PUTRANTO

Lebih terperinci

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Willyanto Anggono 1), Hariyanto Gunawan 2), Ian Hardianto

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang Aulia Havidz 1, Warjito 2 1&2 Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TEBAL DAN TUTUP TANGKI REAKTOR GELEMBUNG PABRIK ELEMEN BAKAR NUKLIR TIPE PWR 1000 MWe UNTUK PLTN DI INDONESIA

PERHITUNGAN TEBAL DAN TUTUP TANGKI REAKTOR GELEMBUNG PABRIK ELEMEN BAKAR NUKLIR TIPE PWR 1000 MWe UNTUK PLTN DI INDONESIA PERHITUNGAN TEBAL DAN TUTUP TANGKI REAKTOR GELEMBUNG PABRIK ELEMEN BAKAR NUKLIR TIPE PWR 1000 MWe UNTUK PLTN DI INDONESIA Putut Hery Setiawan dan Petrus Zacharias PRPN BATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung

Lebih terperinci

NAJA HIMAWAN

NAJA HIMAWAN NAJA HIMAWAN 4306 100 093 Ir. Imam Rochani, M.Sc. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc. ANALISIS PERBANDINGAN PERANCANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS

Lebih terperinci

PANDUAN PERHITUNGAN TEBAL PIPA

PANDUAN PERHITUNGAN TEBAL PIPA PANDUAN PERHITUNGAN TEBAL PIPA 1.1 Alur Analisa Untuk mendesain sebuah pipa yang akan digunakan untuk moda distribusi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung tebal pipa minimum yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ribuan tahun yang lalu, sistem pipa sudah dikenal dan digunakan oleh manusia untuk mengalirkan air sebagai kebutuhan air minum dan irigasi. Jadi pada dasarnya sistem

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELASAN UPPER DRUM KAPASITAS 3500 KG/JAM DENGAN TEKANAN 33 KG/CM² TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENGELASAN UPPER DRUM KAPASITAS 3500 KG/JAM DENGAN TEKANAN 33 KG/CM² TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGELASAN UPPER DRUM KAPASITAS 3500 KG/JAM DENGAN TEKANAN 33 KG/CM² TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya tergantung pada sumbernya di dalam bumi, yang pada umumnya merupakan campuran senyawa kimia dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

BAB 8. BEJANA TEKAN (Pressure Vessel)

BAB 8. BEJANA TEKAN (Pressure Vessel) BAB 8 BEJANA TEKAN (Pressure Vessel) Bejana tekan (Pressure Vessel) adalah tempat penampungan suatu fluida baik berupa cair maupun gas dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Bejana Tekan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERANCANGAN ULANG PRESSURE VESSEL LP FLARE DRUM TYPE VERTICAL KAPASITAS 6,5 M 3, TEKANAN INTERNAL 3,5 BAR, DAN TEMPERATUR 100 0 C, DENGAN BANTUAN SOFTWARE COMPRESS 6258 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata

Lebih terperinci

DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) Tomi Santoso*, Ir. Soeweify M. Eng** * Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ** Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Sejak dahulu manusia sudah mengenal sistem perpipaan, namun penggunaan sistem dan bahannya masih sangat sederhana, untuk memenuhi kebutuhan mereka secara pribadi ataupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan dan Analisa Tegangan 4.1.1 Perhitungan Ketebalan Minimum Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan. Perbedaan ketebalan pipa

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA ABSTRAK

PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA ABSTRAK PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA. Telah dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISATEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN DAN ANALISATEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PERANCANGAN DAN ANALISATEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 1) Djoeli Satrijo * dan 2) Syarief Afif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bejana Tekan (Pressure Vessel) Bejana tekan (Pressure Vessel) merupakan wadah tertutup yang dirancang untuk menampung dan memproses cairan atau gas pada temperatur

Lebih terperinci

bahan kimia, farmasi makanan dan minuman, minyak dan bahan bakar, industri nuklir, dan industri plastik. 2.2 Bejana Tekan Silindris Penelaahan bejana

bahan kimia, farmasi makanan dan minuman, minyak dan bahan bakar, industri nuklir, dan industri plastik. 2.2 Bejana Tekan Silindris Penelaahan bejana BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bejana Tekan (Pressure Vessel). Bejana tekan atau istilah dalam dalam tehnik adalah tabung tertutup berbentuk silinder, sebagai penampung yang dapat menahan tekanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Sistem Pemodelan Sumber (referensi) data-data yang diperlukan yang akan digunakan untuk melakukan perancangan sistem pemipaan dengan menggunakan program Caesar

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN Sistem Perpipaan merupakan bagian yang selalu ada dalam industri masa kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk mentransportasikan fluida adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci