BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Menurut Travers (Umar, 003, p.87), metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Atau dengan kata lain, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1998, p. 63) Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah survei. Menurut Remenyi (1995), survei adalah prosedur pengumpulan informasi dari masing-masing individu. Sedangkan menurut Kraemer (1991), survei adalah alat/cara untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan/aksi, atau opini dari sekelompok besar individu, grup, organisasi, atau entiti lain yang mengacu sebagai suatu populasi. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu dalam pembandingan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan juga dalam pelaksanaan evaluasi. Dengan metode survei, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan untuk diajukan kepada responden (Subiyanto, 1999). 4

2 43 Ada beberapa alasan relevan yang mendukung dipilihnya metode penelitian ini, pertama, karena tujuan penelitian ini adalah menjelaskan, yaitu untuk menguji hubungan kausal : apakah ada atau tidaknya kesenjangan (gap) dalam penyampian jasa. Penelitian survei dapat diterapkan untuk penjelasan (explanation), dimana tujuan adalah untuk menguji teori dan hubungan kausal (Pinsonneault dan Kraemer, 1993). Juga untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut. Kedua, penelitian kuantitatif, yaitu penelitian survei. Semua ini sesuai dengan karakteristik penelitian survei (Pinsonneault dan Kraemer, 1993) sehingga diyakinkan bahwa metode penelitian yang sesuai untuk melakukan penelitian ini adalah penelitian survei. 3. Populasi, Teknik Sampling dan Jumlah Sampel Menurut Subiyanto (1999), populasi adalah objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi dari penelitian ini adalah karyawan lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Untuk menentukan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah sampel acak berdasarkan stratifikasi (stratified random sampling). Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

3 44 Ada beberapa referensi yang dapat dipakai untuk menghitung ukuran sampel yang dipakai dalam penelitian, seperti Cohen, Slovin, dan lain-lain (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 001). Rumus yang satu dengan lainya hanya terdapat sedikit perbedaan dalam ukuran sampel. Penelitian ini akan menggunakan rumus yang dikemukan oleh Solvin. Berikut ini adalah rumus penentuan ukuran sampel dari populasi tertentu yang dikemukan oleh Slovin (Umar, 003) : n = N ( 1+ Ne) dimana : n N e : ukuran sampel : ukuran populasi : estimasi ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Dengan populasi (N) sebesar 411, dan estimasi ketidaktelitian (e) sebesar 10%, maka sampel yang akan diambil sebanyak 80,43 sampel atau setara dengan 80 sampel. 3.3 Model Penelitian Bermula dari kerangka pikir penelitian untuk memberikan gambaran yang lebih jelas atau memberikan gambaran dari penelitian yang akan dilakukan dalam upaya untuk mencapai tujuan penelitian maka, diperlukan sebuah Model Penelitian. Pada penelitian ini penulis akan memakai Model Penelitian.

4 45 Pada penelitian ini penulis akan memakai Model Penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3. pada halam berikut : Dari model penelitian ini dapat dilihat bahwa ada atau tidaknya kesenjangan (gap) dalam penyampaian layanan situs web. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian kesenjangan (gap) tersebut yang meliputi dimensi-dimensi kualitas situs web. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi model Gap menurut Zeithaml (Rangkuti, 003) dan model UIS menurut Kim (Remenyi, 1995) yang digambarkan sebagai berikut: Hal-hal penting yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kepuasan pengguna layanan situs web yang tercermin pada empat variabel independen diatas. Adapun faktor-faktor yang diduga penulis mempengaruhi kepuasan pengguna layanan situs web Hortikultura mencakup ada empat faktor, yaitu : akses, kualitas dan isi, tampilan situs web. Selanjutnya berdasarkan pada model penelitian ini akan dibuat suatu instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data guna mengukur variabel-variabel penelitian yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pengguna layanan situs web Hortikultura.

5 46 Harapan Pengguna Situs Web Hortikultura Easy Access Navigation Contents GAP Kepuasan Pengguna Appearance Kenyataan yang dirasakan oleh pengguna situs web Hortikultura Gambar 3.1 Model Penelitian 3.4 Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden guna mengumpulkan informasi dari responden mengenai objek yang akan diteliti (Subiyanto, 1999). Kuesioner ini akan dibagikan kepada karyawan lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Diharapkan semua kuesioner yang telah diisi oleh para responden akan dikembalikan. Dalam penelitian ini, umumnya tidak semua kuesioner yang dibagikan akan kembali. Hal ini mungkin disebabkan karena responden tidak bersedia mengisi, tidak sempat, lupa dan sebagainya.

6 47 Kuesioner ini terdiri dari dua bagian dimana bagian pertama tentang harapan pengguna dan bagian kedua tentang kenyataan pengguna layanan situs web Hortikultura. Dimana masing-masing pertanyaan terdiri dari access, navigation, content, appearance, satisfaction. 3.5 Metode Analisis Data Kuesioner yang yang disebarkan dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu : 1. Bagian pertama, yaitu data responden yang mana berisikan tentang demografi responden yaitu : nama, , no telp/hp, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir saat ini, pekerjaan saat ini, apakah pernah mengakses, frekuensi akses, tujuan akses.. Bagian kedua, dikelompokkan berdasarkan variabel yaitu hal-hal yang menjadi Harapan dan Kenyataan pengguna layanan situs web Hortikultura. Untuk pertanyaan mengenai Harapan memiliki skala : Sangat Tidak Setuju (STS) adalah 1, Tidak Setuju (TS) adalah, Cukup Setuju (CS) adalah 3, Setuju (S) adalah 4, dan Sangat Setuju (SS) adalah 5. Untuk pertanyaan mengenai Kenyataan memiliki skala : Sangat Tidak Setuju (STS) adalah 1, Tidak Setuju (TS) adalah, Cukup Setuju (CS) adalah 3, Setuju (S) adalah 4, dan Sangat Setuju (SS) adalah 5. Penentuan skala tersebut seperti format Likert. Setelah kuesioner tersebut diterima kembali, maka kuesioner tersebut akan diperiksa dan diuji validitas dan reliabilitasnya.

7 48 Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis Gap yang digunakan untuk menghitung skor rata-rata antara harapan pengguna dengan layanan situs web Rumus yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gap = X X 1 dimana: Gap = kesenjangan X 1 = harapan pengguna X = layanan yang diterima pengguna Jika µ harapan > µ layanan maka berarti pengguna tidak puas akan layanan situs web, tetapi jika µ harapan µ layanan berarti pengguna puas terhadap layanan situs web. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu: H µ 0 : µ h = l (tidak ada kesenjangan (gap) antara harapan pengguna dan layanan situs web) H : µ > µ 1 h l (adanya kesenjangan (gap) antara harapan pengguna dengan layanan situs web) Untuk analisis statistika hipotesis diatas digunakan analisis T-test. Rumus yang digunakan adalah: t = D µ D S D 0 n D i = X hi X hj D = n D i

8 49 dimana : D S n D = rata-rata gap untuk setiap variabel = standar deviasi contoh dari gap setiap variabel = ukuran sampel 3.6 Validitas dan Reliabilitas Definisi validitas merujuk pada kecocokan antara suatu konstruk atau cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam sebuah definisi dan pengukuran konseptual (Neuman, 000, p. 164). Validitas menunjuk sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 003). Dalam mengumpulkan dan menggunakan kuesioner, adalah penting untuk melakukan analisa validitas. Analisis validitas dilakukan untuk menyakinkan bahwa pengukuran adalah sesuai dengan apa yang ingin diukur. Validitas alat pengumpul data menurut beberapa ahli (Anastasi, 1973 dan Nunnaly, 1979) dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni : validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal (external validity), dan validitas rupa (face validity). Selain itu ada jenis validitas lain yang amat penting untuk di Indonesia, yaitu validitas budaya (culture validity). Menurut Suharsimi (Umar, 003), analisis validitas dilakukan dengan cara : 1. Definisikan secara konseptual dan operasional variabel-variabel dan subvariabel yang digunakan dalam kuesioner berdasarkan literatur. Apabila definisi tidak

9 50 dapat ditemukan dalam literatur, peneliti membuat definisi dengan bantuan pembimbing.. Uji validitas kuesioner terhadap responden (minimum 30 sampel), kemudian uji hasilnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Ulangi proses ini sampai keseluruhan nilai dinyatakan menjadi positif dan diatas 0.5. Nilai validitas yang diwakilkan oleh r (corrected item-total correlation) diuji berdasarkan aturan yang direkomendasikan oleh Masran (1979). Apabila r > 0.5, artinya item-item variabel adalah valid. Apabila r < 0.5, artinya item-item variabel adalah tidak valid (tidak signifikan). Mengacu pada buku Suharsimi (1993), langkah-langkah menguji validitas dapat dijelaskan seperti berikut : 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment seperti di bawah ini. r = n( XY ) ( X Y ) ( n X ( X ) ) n Y ( Y ) ( ) Reliabilitas berarti dapat diandalkan atau konsisten. Artinya, hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak bervariasi karena karakteristik dari proses pengukuran atau alat pengukuran itu sendiri (Neuman, 000). Reliabilitas adalah

10 51 suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar, 003). Kuesioner sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengguna layanan situs web juga harus reliabel. Reliabilitas ini akan dihitung dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Analisa ini akan dilakukan setelah melakukan analisa reliabilitas. Angka reliabilitas instrumen (kuesioner) diwakili oleh r (alpha) berdasarkan aturan yang direkomendasikan oleh Masran (1979). Apabila r alpha (positif) > 0.7, maka variabel tersebut dinyatakan reliabel. Apabila r alpha (negatif) atau < = 0.7, maka variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel. Teknik pengukuran reliabilitas tersebut adalah (Umar, 000, p ). Teknik Test-Retest, teknik Spearman-Brown, teknik K-R 0, teknik K-R 1, teknik Alpha (α), dan teknik Observasi. Pada tesis ini akan digunakan teknik Alpha Cronchbach (α). dimana: r k σ b = k 1 σ t 11 1 r 11 k σ t = reliabilitas instrumen = banyak butir pertanyaan = varians total σ b = jumlah varians butir