NOMOR 11 TAHUN 1986 (11/1986) PENGAWASAN ATAS JALANNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA/PEMERINTAHAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 1987 SERI D ================================================================= PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR 11 TAHUN 1986 (11/1986) TENTANG PENGAWASAN ATAS JALANNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA/PEMERINTAHAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan perkembangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, maka untuk meningkatkan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan Desa/pemerintahan Kelurahan secara berdayaguna dan berhasilguna telah dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pengawasan Atas Jalannya Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Pemerintahan Kelurahan sebagai realisasi pasal 34 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; b. bahwa sehubungan dengan itu sesuai ketentuan pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983, perlu segera dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pengawasan Atas Jalannya Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Pemerintahan Kelurahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa; 4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan;

2 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Pemerintaha Desa dan Perangkat Desa; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pengawasan Atas Jalannya Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Pemerintahan Kelurahan. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pemberian Pertanggungjawaban dan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa; 8. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 44 Tahun 1980 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kelurahan; 9. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Kelurahan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 10. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa; 11. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1984 tentang Tata cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Sementara dan Pemberhentian Kepala Desa; 12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 1984 tentang Pembentukan Lembaga Musyawarah Desa; 13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 1984 tentang Keputusan Desa; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENGAWASAN ATAS JALANNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA/PEMERINTAHAN KELURAHAN.

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Gubernur ialah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakata. b. Bupati/Walikotamadya ialah Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; c. Camat ialah Kepala Wilayah Kecamatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; d. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyau organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; e. Kelurahan adalah suatu Wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri; f. Kepala Desa/Kelurahan ialah Kepala Desa/Keluranan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. g. Keputusan Desa adalah semua Keputusan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dimusyawarahkan/dimufakatkan dengan Lembaga Musyawarah Desa, serta telah mendapatkan pengesahan dari Bupati; h. Keputusan Desa adalah semua Keputusan yang merupakan pelaksanaan dari keputusan Desa dan kebijaksanaan Kepala Desa yang menyangkut pemerintahan dan pembangunan di Desa; i. Keputusan Kepala Kelurahan adalah semua Keputusan yang merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan Pemerintah atasannya dan kebijaksanaan Kepala Kelurahan yang menyangkut pemerintahan dan pembangunan di Kelurahan; j. Pengawasan Umum adalah suatu jenis pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap segala kegiatan pemerintahan untuk mengawasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan baik; k. Pengawasan prefentif adalah suatu jenis pengawasan yang menentukan bahwa suatu kebijaksanaan tertentu baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang;

4 l. Pengawasan Represif adalah suatu jenis pengawasan yang berupa penangguhan atau pembatalan terhadap suatu kebijaksanaan yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebh tinggi tingkatnya. BAB II JENIS PENGAWASAN Pasal 2 Jenis pengawasan atas jalannya penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan terdiri atas : a. Pengawasan Umum; b. c. Pengawasan Prefentif; Pengawasan Represif. BAB III PENGAWASAN UMUM Pasal 3 (1) Menteri Dalam Negeri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, Walikota dan Camat adalah para pejabat yang melaksanakan pengawasan umum atas jalannya penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan. (2) Tugas pengawasan trsebut ayat (1) pasal ini dapat dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk olehnya. Pasal 4 Para Pejabat sebagaimana dimaksud pasal 3 berhak mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang segala hal mengenai kegiatan pemerintahan Desa/Kelurahan. Pasal 5 (1) Untuk kepentingan Pengawasan Umum, Pemerintah Desa/Kelurahan wajib memberikan keterangan yang diminta oleh para pejabat sebagaimana dimaksud pasal 3. (2) Terhadap penolakan untuk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini Bupati/Walikotamadya atau Gubernur perlu mengambil tindakan. BAB IV PENNGAWAN PREFENTIF

5 Pasal 6 (1) Keputusan Desa dan Keputusan Kepala Kelurahan mengenai halhal tertentu baru berlaku sesudah ada pengesahan dari Bupati/Walikotamadya. (2) Apabila Keputusan Desa dan Keputusan kelurahan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterima oleh Bupati/Walikotamadya belum mendapat pengesahan, maka Keputusan tersebut dapat dilaksanakan. BAB V PENGAWASAN REPRESIF Pasal 7 (1) Keputusan Desa, Keputusan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Kelurahan yang bertentangan dengan kepentingan umum, dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya ditangguhkan berlakunya atau dibatalkan oleh Bupati/Walikotamadya. (2) Apabila Bupati/Walikotamadya tidak menggunakan wewenang untuk menangguhkan atau membatalkan Keputusan Desa, Keputusan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Kelurahan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, maka penangguhan atau pembatalan dilakukan oleh Gubernur. Pasal 8 Pembatalan Keputusan Desa, keputusan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Kelurahan sebagaimana dimaksud pasal 7 mengakibatkan batalnya semua akibat Keputusan Desa, keputusan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Kelurahan yang bersangkutan. Pasal 9 Keputusan penangguhan atau pembatalan sebagaimana dimaksud pasal 7 disertai alasan-alasannya, diberitahukan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan yang bersangkutan melalui Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah tanggal keputusan penangguhan atau pembatalan ditetapkan. Pasal 10 (1) Jangka waktu penangguhan Keputusan Desa, Keputusan Kepala Desa atau Kepala Kelurahan sebagai dimaksud pasal 7 dan Pasal 9 tidak boleh melebihi jangka waktu 2 (dua) bulan sejak saat penangguhannya. (2) Apabila dalan jangka waktu 2 (dua) bulan sejak saat penangguhan tidak disusul dengan Keputusan pembatalannya, maka Keputusan Desa, Keputusan Kepala Desa atau Keputusan

6 Kepala Kelurahan yang ditangguhkan dapat berlaku kembali. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan yang mengatur mengenai pengawasan atas jalannya penyelenggaraan pemerintah Desa/Kelurahan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Hal-hal yang mengenai pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Gubernur. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Yogyakarta, 24 Oktober 1986 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ketua, ttd. DRS. SOEWARDI POESPOJO Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta ttd. PAKU ALAM VIII Diundangkan pada Lembaran Disahkan oleh Menteri Dalam Daerah Propinsi Daerah Negeri dengan Surat Keputusan: Istimewa Yogyakarta Seri : D Nomor : 11 Nomor : Tanggal : 11 April 1987 Tanggal : 5 Pebruari 1987 Sekretaris Wilayah / Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ttd. DRS. SOEMIDJAN NIP. : PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) NOMOR 11 TAHUN 1986

7 TENTANG PENGAWASAN ATAS JALANNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA/PEMERINTAHAN KELURAHAN I. PENJELASAN UMUM. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dimaksudkan untuk penyeragaman bentuk dan susunan pemerintahan Desa secara Nasional Untuk penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan tersebut diperlukan pengawasan agar dapat berjalan sesuai dengan pasal 34 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983 tentang Pengawasan Atas Jalannya Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Pemerintahan Kelurahan. Dalam hal pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan tersebut, sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 di Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah ada ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Pengawasan terhadap Pemerintahan Kelurahan serta Pengawasannya yang tertuang dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1974, yang diatur lebih lanjut dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 89/KPTS/1980. Sehubungan dengan itu sesuai pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983, maka perlu segera ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pengawasan Atas Jalannya Penyelenggaraab Pemerintahan Desa/Pemerintahan Kelurahan. Peraturan Daerah ini mengatur pengawasan secara menyeluruh, meluputi pengawasan umum, pengawasan prefentif dan pengawasan represif. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 s/d 5 : Cukup jelas Pasal 6 ayat (1): Yang dimaksud dengan hal-hal tertentu adalah : 1. Yang bersifat mengatur. 2. Menetapkan segala sesuatu yang menyangkut kepentingan masyarakat Desa/Kelurahan yang bersangkutan. 3. Menetapkan segala sesuatu yang menimbulkan beban bagi masyarakat Desa/kelurahan yang bersangkutan.

8 ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 7 ayat(1): Yang dimaksud kepentingan umum sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973 adalah : a. Kepentingan Bangsa dan Negara, dan atau b. Kepentingan Masyarakat Luas, dan/atau c. Kepentingan Rakyat banyak/bersama dan/atau d. Kepentingan Pembangunan. ayat (2) : Cukup jelas Pasal 8 s/d 10 : Cukup jelas. Pasal 11 : Yang dimaksud semua ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain : Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1974 tentang Pengelolaan Kekayaan Kelurahan serta Pengawasannya jo Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 89/KPTS/1980 sepanjang yang telah diatur dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 12 dan 13: Cukup jelas