Kondisi Prasarana di Indonesia KULIAH KE-3

Transkripsi

1 Kondisi Prasarana di Indonesia KULIAH KE-3

2 Kompas Selasa, 26 Maret 2013 Indonesia berada pada peringkat 78/100 (World Economic Forum) Melemahkan daya saing untuk menarik investasi, dan infrastruktur yang buruk juga menyebabkan ekonomi biaya tinggi kurang adanya koordinasi. Masing-masing bekerja secara sektoral

3 Dari 139 Negara yang Diteliti

4 Kinerja Prasarana Indonesia di ASEAN

5 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BERDASARKAN TATA RUANG KONDISI EKSISTING KOTA/WILAYAH (FISIK, KEPENDUDUKAN, SOSEKBUD, TATA RUANG) KONDISI EKSISTING INFRASTRUKTUR ARAHAN PENGEMBANGAN RENCANA KOTA/WILAYAH (FISIK, KEPENDUDUKAN, SOSEKBUD, TATA RUANG) KONDISI INFRASTRUKTUR YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMACU DAN MENGARAHKAN PERKEMBANGAN KOTA/WILAYAH

6 TAHAPAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR (GRIGG, 1988 DALAM KODOATIE,R.J., 2005) 1) Perencanaan menyeluruh yang komprehensif (a master linking or integrated plan) 2) Rencana induk untuk setiap pembangunan dan pengembangan sistem (master plans for the development of each service infrastructure system) 3) Perkiraan biaya (assesments that tie to the budgeting process) 4) Perencanaan organisasi dan institusi 5) Perencanaan peningkatan sistem yang ada (plans to improve operation services)

7 Prasarana terhadap Perkembangan Kota Daerah dengan prasarana lebih baik memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih baik

8

9 Kondisi Pasca Krisis 1997/1998 Terjadi penurunan pembangunan prasarana pasca krisis Pengurangan alokasi dana kurang (2,21% PDB) Penyerapan anggaran tidak maksimal Desentralisasi tidak membantu Kurang fleksibilitas kewenangan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah Investor tidak masuk karena merasa Indonesia belum siap (Malaysia dan Vietnam)

10 Ketimpangan Pembangunan Terjadi ketimpangan pembangunan Indonesia bagian barat dan bagian timur Pembangunan terpusat di Jawa (hanya 7% Indonesia) Sistem jalan 1/3 berada di Jawa 80 % sistem kelistrikan di Jawa

11 Akibat Buruknya Prasarana rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia (jauh lebih rendah dibandingkan China dan India yang sekitar 9-10%) biaya logistik tinggi dan pola perdagangan internasional tidak efisien serta perdagangan domestik tidak merata Daya saing produksi industri Kemiskinan

12 Kondisi Pulau Terluar Indonesia Minim prasarana (infrastruktur) Terkendala air bersih, listrik, komunikasi, transportasi

13 PENYEBAB TERJADI PENURUNAN KONDISI INFRASTRUKTUR 1. Terbatasnya dana investasi untuk bidang pekerjaan umum sehingga infrastruktur yang dihasilkan kualitasnya dibatasi sesuai dengan anggaran yang tersedia. 2. Kurang baiknya sistem manajemen yang mengoperasikan infrastruktur tersebut. 3. Tidak adanya persiapan dana pemeliharaan yang akan datang 4. Kurang tanggapnya pengelola infrastruktur untuk memperbaiki infrastruktur pada saat terjadi kerusakan, sehingga pada saat diperbaiki kerusakan sudah parah sehingga perlu biaya yang lebih besar lagi. 5. Tidak adanya kesadaran pemerintah bahwa kurangnya infrastruktur yang dibangun berarti kurang pula pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dan berarti pula tidak terpenuhi hak masyarakat. 6. Adanya kecenderungan dari pemerintah pusat maupun daerah untuk menunda kegiatan pemeliharaan.

14 JALAN PERMASALAHAN : Lebar jalan sudah tidak memadai untuk menampung kendaraan yang ada Peruntukan yang belum sepenuhnya sesuai.

15 JALAN DI KOTA PALEMBANG JALAN & PENDESTRIAN

16 INFRASTRUKTUR DI PALEMBANG

17 PENDESTRIAAN

18 AIR BERSIH Permasalahan : masih belum terlayaninya penduduk oleh jaringan perpipaan dari PDAM. Target nasional yaitu sebesar 80 % penduduk dapat terlayani oleh air bersih maka diperlukan upaya : Peningkatan kinerja pelayanan Pemenuhan kebutuhan air bersih baik kapasitas maupun distribusinya Pengendalian tingkat kebocoran Peningkatan operasi dan pemeliharaan Dasar perencanaan : jumlah penduduk dengan perhitungan kebutuhan air bersih rata-rata 100 liter/hari

19 INTAKE AIR BERSIH

20

21 KONDISI EKSISTING Tabel 2.1 : Instalasi Pengolahan Air yang ada dan Kapasitasnya NO Unit Pelayanan Kapasitas IPA (lt/det) 1. 3 Ilir 2. Rambutan 3. Karang Ayar 4. Poligon UPSU 6. UPSKBorang PALEMBANG Sumber : Data PDAM 2006 Jumlah Pelanggan Volume air (m3) Didistribusi Terekening %

22 Sistem jaringan pipa transmisi air bersih PDAM Tirta Musi Transmisi yang berasal dari transmisi air baku untuk instalasi 3 Ilir, Rambutan, Borang dan Polygon. Transmisi air bersih dari instalasi 3 Ilir ke Seberang Ulu melalui Sungai Musi Distribusi Primer dan Sekunder di Jalan: A. Rivai, Jenderal Sudirman, Yos Sudarso, Basuki Rahmat, R. Sukamto, M. Isa, Bambang Utoyo, Yos Sudarso, Perintis Kemerdekaan, Veteran, Kol. Atmo, Masjid Lama, Merdeka Distribusi Tersier terutama di daerah potensial (dengan kepadatan penduduk > 200 orang/ha, pendapatan > /bulan) yang meliputi Kelurahan 23 Ilir, 35 Ilir dan 29 Ilir.

23 Permasalahan Belum meratanya pelayanan air bersih keseluruh Kota Palembang, dari hasil survei hanya 52,45% yang terlayani PDAM Tingkat Kebocoran dan pencurian air bersih masih mencapai 51.50% Kualitas air yang masih terbatas. Sumber air baku Belum dikembangkan dan relatif jauh dari instalasi pengolahan air ( berjarak lebih kurang 10 km) Pompa intake yang bekerja terus menerus tanpa cadangan lain.

24 Skenario Pengembangan Kebijakan daerah Pengembangan & pemanfaatan air baku Pengembangan / pemeliharaan infrastruktur Inventarisasi dan Revitalisasi Pengelolaan air bersih secara optimal Pengembangan SDM Kerjasama dengan investor

25 Perencanaan sistem penyediaan air bersih meliputi : Bangunan pengambil air baku (intake) Pipa transmisi air baku ke instalasi produksi (IPA) Bangunan pengolah air bersih (WTP) Pipa transmisi air bersih dari instalasi produksi ke Bak penampung Bak penampung Pipa distribusi sekunder/distribusi hingga ke konsumen Lokasi Hidran untuk kebakaran

26 DRAINASE Permasalahan umum : Kurangnya saluran drainase Kurang berfungsinya saluran drainase Adanya genangan air Belum adanya masterplan drainase Perencanaan sistem drainase meliputi : Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier

27 DRAINASE DALAM KOTA PALEMBANG

28 KONDISI EKSISTING Pada saat ini sistem drainase yang ada di Kota Palembang dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu: kolam retensi (ponds) saluran primer (primary channels) saluran sekunder (secondary channels) saluran tersier (tertiary channels)

29 Kolam retensi Sekitar RS Khodijah

30 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap air pasang di Kota Palembang: faktor fisik: kapasitas drainase kecil kemiringan pengaliran yang sangat kecil wilayah banjir bertopografi datar pengaliran yang terbatas belum cukup tersedia lokal drainase tidak ada perawatan rutin beberapa area pengaliran tidak memiliki dinding penahan

31 Faktor non-fisik: rendahnya kontrol terhadap pembangunan perumahan, terutama yang dibangun di area pengaliran air rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah padat (solid waste) di area pengaliran air rendahnya dana pemeliharaan kurangnya fasilitas pemeliharaan kurangnya sumberdaya manusia yang profesional

32 AIR LIMBAH System pembuangan air limbah merupakan hal yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Air limbah bersumber dari : Limbah rumah tangga Limbah industri Limbah kegiatan lain : pasar, rumah sakit, dll Permasalahan umum : Belum adanya saluran air limbah secara khusus, masih bergabung dengan saluran drainase Penanganan limbah dari industri kurang memadai Belum ada masterplan air limbah Rencana sistem pembuangan air limbah terdiri dari : Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier Bangunan pengolahan

33

34 PERSAMPAHAN Permasahan umum : Belum optimalnya pengelolaan sampah Kurangnya sarana pembuangan sampah (TPS, TPA, Kendaraan pengangkut, dll) Dasar perencanaan : Setiap orang mengeluarkan sampah rata-rata per harinya 2,5 liter atau 0,0025 m3. Berdasarkan perkiraan jumlah penduduk dan standar tersebut dapat dihitung volume produksi sampah hingga tahun perencanaan. Pengelolaan persampahan adalah proses yang terdiri dari: pengumpulan secara individual, pengumpulan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pengolahan sampah di TPA. Sistem pengolahan sampah : Composting (untuk sampah organik) Recycle / daur ulang

35 Tempat penampungan sampah Tempat pembuangan sampah

36 LISTRIK Permasalahan umum : Defisit daya, sering terjadi pemadaman Jaringan distribusi Listrik pedesaan Perencanaan harus memperhatikan : perhitungan demand dan pengembangan kegiatan Untuk listrik pedesaan perlu diperhatikan sumber daya yang ada

37

38 TELEPON Permasalahan umum : Kurangnya jaringan Telepon untuk pedesaan masih kurang Perencanaan meliputi : Stasiun telepon Rumah kabel dan kotak pembagi Jaringan kabel sekunder Jaringan telepon seluler

39 Jaringan telpon

40

41

42 Pernahkah Kalian Merasakannya???

43