METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH"

Transkripsi

1 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 PLUMBON TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : BUDI HARTIWININGRUM A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 PLUMBON TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : BUDI HARTIWININGRUM A ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah Undang undang pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan yang mulia yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode pembelajaran information search dengan media koran dapat meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas V SDN 02 Plumbon?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn siswa kelas V SDN 02 Plumbon melalui metode pembelajaran information search dengan media koran. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 02 Plumbon Tawangmangu kabupaten Karanganyar yang berjumlah 25 siswa yang terdiri 10 Putra dan 15 Putri. Data dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi dan metode test. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif,. Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran dengan metode pembelajaran information search mengunakan media koran mampu meningkatkan motivasi anak dilihat dari aspek tekun dalam menghadapi tugas dari 5 siswa (18,75), 10 siswa (41,37%) sampai siklus akhir menjadi 19 siswa (75,86%). Ulet dalam menghadapi tugas dari nilai rata-rata kelas dari 5 siswa (18,75), 12 siswa (48,27%) sampai siklus akhir menjadi 20 siswa (79,31%). Mandiri dalam belajar dari 7 siswa (25%), 10 Siswa (41,37%) sampai siklus akhir menjadi 19 siswa (75,86%). Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar dari 7 siswa (25%), 10 Siswa (41,37%) sampai siklus akhir menjadi 20 siswa (79,31%). Berprestasi dalam belajar dari 9 siswa (31,25%), 12 Siswa (48,27%) sampai siklus akhir menjadi 23 siswa (92%). Kesimpulan yang diperoleh dalam peneltian ini adalah penerapan metode pembelajaran information search mengunakan media koran mampu meningkatkan motivasi anak baik dilihat dari aspek tekun dalam menghadapi tugas, Ulet dalam menghadapi tugas, Mandiri dalam belajar, Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, Berprestasi dalam belajar. Kata kunci : information search, motivasi belajar

3 iii

4 PENDAHULUAN Undang undang pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan yang mulia yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003, tentang SPN pasal 3). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan pendidikan yang terwujud dalam proses penbelajaran di sekolah harus diupayakan agar seluruh sumber daya manusia (guru) yang terlibat di dalamnya mampu menunjukan efektifitas dan efesiensi kinerjanya semaksimal mungkin. Hal ini menjadi penting manakala disadari bahwa konsep pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses membantu peserta didik untuk dapat berkembang sesuai bakat, minat dan seluruh potensi seoptimal mungkin. Kompetensi guru mengandung pengertian tentang kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan yang terlihat melalui artribut pengetahuan, ketrampilan, kepribadian, sikap dan perilaku yang ditunjukan melalui kinerja guru dalam setiap gerak geriknya sesuai dengan tuntutan profesi. Indra Djati Sidi (2008 : 19) menjelaskan beberapa aspek kompetensi guru yang meliputi: 1). Kepribadian dan ketrampilan sosial, 2). Pemahaman terhadap wawasan pendidikan, 3). Manajemen, 4). Pengembangan diri, 5). Penguasaan materi pelajaran, 6). Metode pendekatan pembelajaran, dan 7). Teknik penilaian berbekal kompetensi. Memahami tuntutan tersebut dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas profesionalisme seorang guru, maka guru harus berkualifikasi akademik S1 Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Untuk maksud tersebut penulis mencoba menyampaikan suatu alternatif strategi mengajar dalam sebuah judul mengetahui motivasi belajar PKn melalui model pembelajaran information

5 search dengan media koran. Hal ini diperlukan karena disaat awal masuk semester ganjil pada kelas V SDN 02 Plumbon, hasil belajar PKn yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Hasil belajar PKn khusus pada siswa kelas V SDN 02 Plumbon yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah siswa laki laki 14 anak dan siswa perempuan 11 anak. Nilai yang diperoleh pada setiap ulangan yang diadakan selalu menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari 25 siswa kelas V pada setiap ulangan harian selalu ditemukan bahwa siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM 74 tidak lebih dari 50%. Untuk mengatasi masalah yang ada di kelas V SDN 02 Plumbon maka guru mencoba menerapkan metode pembelajaran information search dengan media koran. Tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya dimana, guru lebih banyak terlibat dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas agar kelas menjadi kondusif untuk belajar, sehingga pengetahuan dan keterampilan akan ditemukan oleh siswa sendiri. Dalam metode pembelajaran information search dengan media koran, cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksi secara aktif pemahamannya dalam situasi dunia nyata. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis menentukan judul: Peningkatan motivasi belajar PKn melalui metode pembelajaran information search dengan media koran pada kelas V SDN 02 Plumbon tahun pelajaran 2011/2012. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn siswa kelas V SDN 02 Plumbon melalui metode pembelajaran information search dengan media koran. LANDASAN TEORI Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah pendidikan politik, khususnya pendidikan demokrasi terhadap warga Negara, sedangkan ilmu kewarganegaraan merupakan materi yang dalam kancah akademik disebut sebagai civic. Civic education mencakup konsep-konsep yang sangat luas namun berkaitan erat dengan upaya menciptakan suatu masyarakat yang demokratis. Civic education mempelajari struktur politik dan pemerintahan serta mekanisme dan proses-proses politik yang berlandaskan prinsip demokratis dan rule of law.

6 Pendidikan kewarganegaraan berorientasi pada terbentuknya masyarakat sipil dengan memberdayakan warga Negara melalui proses pendidikan agar mampu berperan serta aktif dalam sistem pemerintahan Negara yang demokratis. Visi pendidikan kewarganegaraan perlu dipahami oleh guru, siswa dan masyarakat pada umumnya. Kedudukan warga Negara yang ditempatkan pada posisi yang lemah dan pasif seperti pada masa lalu harus dirubah pada posisi yang kuat dan partisipasif. Mekanisme penyelenggaraan sistem pemerintah yang demokratis senantiasa tidak bersifat top down tetapi lebih bersifat bottom up. Untuk itu perlu pemahaman yang baik dan kemampuan mengaktualisasi demokrasi dikalangan warga Negara yang dalam hal ini dapat dikembangkan melalui pendidikan Kewarganegaraan (Machmud Al Rasyid, 2003 : 63). Menurut AC Suryadi (2000: 78) mengemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan. Menurut Sumiati (2008: 59) motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar. Siswa akan melakukan suatu proses belajar betapa pun beratnya jika ia mempunyai motivasi tinggi. Menurut A.M. Sardiman (2005: 75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

7 Model Information Search adalah suatu model pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui koran, buku paket, majalah atau internet. Pencarian informasi ini dilakukan secara kelompok yang bertujuan agar permasalahan tersebut terselesaikan dengan cepat dan apabila siswa malu bertanya kepada guru siswa dapat bertanya kepada teman sekelompoknya sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok. Model Information Search menurut (Zaini 2004: 24 ) merupakan implikasi dari teori Piaget yang sejajar dengan pendekatan proses belajar mengajar adalah: a) Memusatkan perhatian pada berfikir atau proses mental anak dan tidak sekedar berorientasi pada hasil. Guru disamping memahami kebenaran jawaban para siswa juga mmemahami proses yang digunakan siswa sehingga memperoleh jawaban itu. b) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dalam mencari jawaban dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Anak didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi spontan dengan lingkungan. c) Memaklumi adanya perbedaan individual dalam kemajuan perkembangan. Seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan di dalam kelas dalam bentuk individu dan kelompok kecil siswa. Model information search termasuk dalam teori pembelajaran kognitif yang termasuk juga dalam kontruktivitas theoritis of learning yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya jika aturan itu tidak berlaku lagi. Dalam model pembelajaran information search siswa membangun sendiri pengetahuannya, guru dapat memberi kemudahan dalam proses ini, dengan memberi siswa anak tangga yang dapat mendorong siswa pada pemahaman yang lebih tinggi. Information search adalah model pembelajaran yang dikembangkan berdasar pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivitas. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk belajar secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong

8 siswa untuk mendapatkan pengalaman melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Menurut Zaini (2004: 51) model pembelajaran information search mempunyai langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Input substantif: guru memperkenalkan prosedur informasi sebagai metode pembelajaran. b) Analogi langsung: guru mengajukan pengandaian perencanaan tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan. c) Analogi personal: guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pengandaian diri beserta alasannya dalam menyelesaikan masalah yang ada. d) Membandingkan analogi: siswa diminta untuk mengidentifikasi dan menjelaskan butir-butir yang sama antara penyelesaian masalah hasil kerja kelompok dengan individu. e) Penyelesaian masalah: guru mengarahkan anggota kelompok pada penyelesaian tugas yang bersifat individu. f) Eksplorasi: guru memberikan waktu secara bergantian untuk setiap kelompok memaparkan hasil investigasi masalah di depan kelas. g) Memunculkan balik: pemunculan objek dari investigasi masalah yang dibahas. Menurut Zaini (2004: 60), kelebihan dari model pembelajaran information search adalah sebagai berikut: a) Siswa menjadi siap memulai pelajaran karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru. b) Siswa aktif bertanya dan mencari informasi. c) Materi dapat diingat lebih lama. d) Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru. e) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.] Kelemahan dari model pembelajaran information search menurut Zaini (2004: 61) adalah sebagai berikut: a) Tidak berorientasi pada hasil belajar siswa. b) Guru menjadi pasif, karena siswa yang aktif mencari informasi. c) Banyak terjadi perbedaan individual dalam kemajuan perkembangan diri siswa. Sejalan dengan perkembangan teknologi maka media pembelajaran mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut Rudi Brets dalam Sumiati (2008: 162) membuat

9 klasifikasi media pembelajaran berdasarkan tiga ciri yaitu suara (audio), bentuk (visual) dan gerak (motion). Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media koran merupakan dokumen atas segala yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya. Dalam teori jurnalistik, pembagian koran didasarkan pada waktu terbitnya. Koran yang terbit pada pagi hari biasanya menggunakan format broadsheet, memuat peristiwa berita secara analitis, ekstensif dan komprehensif. Pembaca mereka biasanya berpendidikan menengah dan tinggi (weel educated ), bekerja pada level menengah keatas. Koran harian menyajian informasi yang bernilai dan membentuk opini dan perilaku yang berbeda ke pembacanya. Para pembaca berharap koran harian (broadsheet ) menyajikan informasi yang seimbang, analitis dan reportase yang tidak bias. Berita di koran merupakan bentuk kerja intelektual dalam budaya tulis dan komunikasi yang harus dapat meningkatkan kualitas dari cerita, membuat khalayak mendapatkan pengalaman-pengalaman kaya atas fakta-fakta baru dan menjadi lebih mendalam dalam analisis dan penjelasan terhadap isu-isu yang kompleks. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Adapun pelaksanaannya berbentuk kolaborasi antara pengamat dan peneliti sebagai pelaku tindakan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan antara bulan Juni sampai Agustus tahun 2012 dengan diawali kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai data awal, dan penelitian berlangsung selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 02 Plumbon Tawangmangu Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Lokasi sekolah tersebut berseberangan dengan jalan raya Solo-Tawangmangu di Desa Pakem Kelurahan Plumbon Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Subyek penelitian ini adalah

10 guru dan siswa kelas V SD Negeri 02 Plumbon Tawangmangu kabupaten Karanganyar yang berjumlah 25 siswa yang terdiri 13 Putra dan 12 Putri. Data penelitian ini adalah memberikan informasi /mengimpormasikan tentang : (1) tingkat motivasi belajar siswa kelas V. Data tentang pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran information search dan data tentang hasil belajar (test) siswa. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa : data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini diambil dari berbagai sumber yakni : (a) informasi dari guru dan siswa; (b) Peristiwa dari ruang kelas V SDN 02 Plumbon; (c) Dokumentasi dari buku daftar nilai kelas V SD Negeri 02 Plumbon tahun 2011/2012, latihan soal dan ulangan harian tentang pokok bahasan organisasi dalam mata pelajaran PKn. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian Tindakan Kelas ini, mengikuti pola penelitian tindakan, yaitu proses pengkajian berdaur (siklus), terdiri dari: (1). Perencanaaan (Planning), (2). Tindakan (Acting), (3). Observasi (Observing), dan (4) Refleksi (Reflecting). Penelitian ini ada dua siklus tindakan, yaitu siklus ke-1, dan siklus ke-2. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, di mana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga tuntas, dan datanya jenuh. Aktifitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2005: 92-99) meliputi: Reduksi data (data reduction), Sajian data (data display), Penarikan kesimpulan: Verifikasi (conclusion drawing/verification). HASIL PENELITIAN SD Negeri 02 Plumbon beralamat di Desa Pakem Kelurahan Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Lokasi sekolah tersebut berseberangan dengan jalan raya Solo-Tawangmangu. SDN 02 Plumbon merupakan Sekolah Dasar Imbas dari gugus 2 Gajah Mada yang ada di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangmangu. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bekerja sama dengan guru kelas V di SDN 02 Plumbon adalah upaya peningkatan motivasi belajar siswa.

11 Berdasarkan hasil pengamatan guru selama ini, motivasi belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi antara lain: tekun menghadapi tugas ada sebanyak 5 siswa (18,75%), ulet dalam menghadapi kesulitan belajar sebanyak 5 siswa (18,75%), mandiri dalam belajar sebanyak 7 siswa (25%), minat dan ketajaman perhatian dalam belajar sebanyak 7 siswa (25%) dan berprestasi dalam belajar sebanyak 9 siswa (31,25%). Rendahnya motivasi belajar siswa ini berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan evaluasi guru dalam pembelajaran. Adapun hal-hal yang diobsevasi tentang kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dapat dikemukakan hasilnya sebagai berikut: 1) Ketekunan siswa dalam belajar misal membaca buku dan semangat dalam pembelajaran PKn sangat meningkat dengan menggunakan metode information search. 2) Keuletan siswa dalam menghadapi soal yang sulit sehingga mau bertanya kepada guru, bahkan mau berpendapat dan siswa sudah mulai aktif dalam diskusi kelompok serta dapat merumuskan jawabannya. 3) Keaktifan dalam kegiatan mendengarkan setelah penelitian sebagian besar siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan serius dan aktif. 4) Sebagian besar siswa sudah mau mencatat penjelasan dari guru secara lengkap rapi dan jelas. 5) Sebagian besar siswa sudah mempraktekkan kegiatan yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 6) Sebagian besar siswa sudah mampu dan menyelesaikan masalah dengan baik dan mampu mengingat materi yang dijelaskan oleh guru. 7) Siswa mempunyai semangat yang sangat besar dalam pembelajaran PKn dengan metode Information search. 8) Siswa berani menyampaikan pendapat dan bersikap tenang dalam menyelesaikan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan teknik pembelajaran information search dengan media koran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN 02 Plumbon. Namun demikian berdasarkan hasil penelitian bahwa kondisi awal sebelum penelitian dilakukan motivasi belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi antara lain: tekun menghadapi tugas ada sebanyak 5 siswa (18,75%), ulet dalam menghadapi kesulitan belajar sebanyak 5 siswa (18,75%), mandiri dalam belajar sebanyak 7 siswa (25%), minat dan ketajaman perhatian dalam belajar sebanyak 7 siswa (25%) dan berprestasi dalam belajar sebanyak 9 siswa

12 (31,25%). Rendahnya motivasi belajar siswa ini berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa rendah, ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelas hasil pra siklus sebesar 66,72 dengan kategori siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 10 siswa dan yang belum tuntas ada 15 siswa, dimana menurut hemat peneliti sendiri pencapaian nilai sebesar itu sangat memprihatinkan, hal ini diakibatkan selama guru mengajar menggunakan metode ceramah yang belum adanya ketertarikan siswa secara maksimal dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran PKn. Pada siklus II motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dari aspek tekun dalam menghadapi tugas menjadi 19 siswa (75,86%). Ulet dalam menghadapi tugas dari nilai rata-rata kelas menjadi 20 siswa (79,31%). Mandiri dalam belajar menjadi 19 siswa (75,86%). Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar menjadi 20 siswa (79,31%). Berprestasi dalam belajar menjadi 23 siswa (90%) sehingga mampu melampui target yang ditetapkan. Sedangkan hasil tes siklus II nilai rata-rata meningkat tajam sebesar 75,72 dengan kategori nilai siswa yang tuntas ada 23 dan yang belum tuntas ada 2 siswa. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penggunaan metode information search dengan media koran. Hal ini sesuai dengan strategi pembelajaran information search yaitu suatu model mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui koran, buku paket, majalah atau Internet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (Lembar Diskusi Siswa). Pencarian informasi ini dilakukan secara kelompok yang bertujuan agar permasalahan tersebut terselesaikan dengan cepat dan apabila siswa malu bertanya kepada guru siswa dapat bertanya dengan teman sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok. Strategi ini sama dengan ujian open book. Siswa dibuat kelompok kelompok dan bertugas mencari informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Model ini diterapkan untuk menghidupkan suasana belajar yang materinya dianggap kurang menarik. Guru membuat daftar pertanyaan yang harus dijawab siswa. Jawaban dapat ditemukan dari berbagai sumber, antara lain dari media koran. Kompetensi antar kelompok yang diciptakan guru akan dapat

13 membangun partisipasi siswa serta mendorong antusiame siswa pada materi. Guru dapat memberikan komentar pada jawaban yang telah dibuat siswa. Jawaban dapat dikembangkan guru untuk memperluas materi pembelajaran. Mengingat bahwa kelebihan metode pembelajaran dengan menggunakan information search diantaranya : (1) Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru; (2) Siswa aktif bertanya dan mencari informasi; (3) materi dapat diingat lebih lama; (4) Kecerdasaan siswa diasah pada saat mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru; (5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara berkelompok dan (6) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Hal ini berarti bahwa metode pembelajaran information search menyimpulkan bahwa (1) Metode information search memiliki peranan yang berarti dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi siswa aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, siswa berani menjawab pertanyaan guru/mengerjakan soal ke depan kelas, siswa berani maju ke depan kelas untuk menjelaskan pada siswa lain, (2) meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas hasil penelitian ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran information search dengan media koran dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN 02 Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2011/2012 sehingga hipotesis dinyatakan diiterima kebenarannya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Motivasi belajar siswa meningkat dilihat dari aspek tekun dalam menghadapi tugas dari 5 siswa (18,75) sampai siklus akhir menjadi 19 siswa (75,86%). Ulet dalam menghadapi tugas dari 5 siswa (18,75) sampai siklus akhir menjadi 20 siswa (79,31%). Mandiri dalam belajar dari 7 siswa (25%) sampai siklus akhir menjadi 19 siswa (75,86%). Minat dan

14 ketajaman perhatian dalam belajar dari 7 siswa (25%) 10 sampai siklus akhir menjadi 20 siswa (79,31%). Berprestasi dalam belajar dari 9 siswa (31,25%) sampai siklus akhir menjadi 23 siswa (92%). Hasil belajar siswa juga meningkat dilihat dari rata-rata kelas dari pra siklus sebesar sampai siklus II menjadi 75,72. 2) Hipotesis yang menyatakan bahwa melalui metode pembelajaran information search dengan media koran dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN 02 Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2011/2012 diterima kebenarannya. SARAN Bagi kepala sekolah yaitu : a. Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang lebih inovatif. b. Hendaknya mensosialisasikan tentang metode information search untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn. Bagi kepada guru yaitu : a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan ivovatif sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna, hal ini membuat siswa lebih optimal dalam pembelajaran. b. Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran dengan metode information search dengan media koran pada mata pelajaran yang lain tidak hanya pada pembelajaran tertentu saja. Bagi kepada peneliti selanjutnya yaitu : a. Bagi peneliti berikutnya yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang lebih mendalam berkaitan dengan pembelajaran PKn dengan menggunakan information search dengan media koran guna melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini. b. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan metode yang sama sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar bisa diperbaiki dan kedepannya akan diperoleh hasil yang lebih baik.

15 DAFTAR PUSTAKA Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Indra Djati Sidi Pendidikan dan peran guru dalam era globalisasi, dalam majalah Komunika No. 25/tahun VIII. Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sumiati & Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang undang pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan yang mulia yaitu mengembangkan kaemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar TATIK WIDAYATUN A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar TATIK WIDAYATUN A PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE REVERSAL QUESTION PADA MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV MI SUDIRMAN NGUNUT JUMANTONO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk ouput sumber daya manusia yang unggul, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS V PADA SISWA SD NEGERI 3 GAGAKSIPAT TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DALAM PELAJARAN PKn MATERI MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID KELAS V DI SDN 02 WONOLOPO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: LUTHFI NUR

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia, dan dalam kondisi apapun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (CATATAN TERBIMBING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEMUNING NGARGOYOSO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pertahapan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang mempelajari tentang moral, etika maupun tingkah laku selain itu Pendidikan Kewarganegaraan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 4 Cimahi dan mewawancarai guru mata pelajaran PKn, ditemukan beberapa hal yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang kurang memadai. Dua hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088 PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD N 02 KARANGBANGUN KECAMATAN MATESIH TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N 2 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JOURNAL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: GITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu dimuka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MUNTHOFIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN MEMBACA PETA LINGKUNGAN PROVINSI SETEMPAT DENGAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE LEARNING

PENINGKATAN MEMBACA PETA LINGKUNGAN PROVINSI SETEMPAT DENGAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE LEARNING PENINGKATAN MEMBACA PETA LINGKUNGAN PROVINSI SETEMPAT DENGAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE LEARNING MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 01 GAGAKSIPAT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa, yang melibatkan banyak komponen untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi penting dalam peningkatan mutu hidup manusia yang tidak dapat lepas dari kehidupan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih keterampilan. Pendidikan mempunyai fungsi penting untuk perkembangan hidup manusia.

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS 6 SDN KAYEN 01 SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku undang-undang pada saat ini adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat penting, tanpa pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk BAB I PENDAHULUAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

SUTARTI NIM. A54A100046

SUTARTI NIM. A54A100046 PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT BERVARIASI PADA SISWA KELAS V SDN 04 TUNGGULREJO JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JURNAL

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Sri Wahyuni 19 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan dari

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci