PELAKSANAAN PEMILIHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PARADIGMA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL (Studi Mengenai Sidang Umum MPR 1999)

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PEMILIHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PARADIGMA DEMOKRASI KONSTITUSIONAL (Studi Mengenai Sidang Umum MPR 1999) TESIS Oleh : MARUDUT HASUGIAN NIM : /ILMU HUKUM KONSENTRASI HUKUM KETATANEGARAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002

2 PELAKSANAAN PEMILIHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PARADIGMADEMOKRASI KONSTITUSIONAL (Studi Mengenai Sidang Umum MPR 1999) Marudut Hasugian 1) M. Solly Lubis 2) Muhammad Abduh 2) Moersidin Moeklas 3) INTISARI Dalam praktiknya, yang terjadi antara tahun belum pernah pemilihan Presiden dilakukan dengan pemungutan suara, ini dipengaruhi calon Presiden yang selalu calon tunggal sehingga tidak diperlukan pemungutan suara. Setelah era reformasi, pencalonan dan pemilihan Presiden dalam sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat 1999 mengalami perkembangan, terbukti ada dua calon Presiden yang dipilih oleh MPR. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk memperoleh data informasi tentang ketentuan yang berhubungan dengan prosedur tata cara pemilihan Presiden ; (2) untuk memperoleh data pelaksanaan demokrasi yang berdasarkan kedaulatan rakyat dalam pemilihan Presiden. Penelitian ini mengunakan pendekatan yuridis normatif, yuridis historis, dan yuridis komparatif, sementara sifatnya merupakan deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dan studi lapangan dengan purposive sampling melalui wawancara dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-Undang 1945 khususnya Pasal 6 ayat (2) hanya mengatur lembaga yang berwewenang untuk memilih Presiden serta cara pengambilan keputusan, hal ini dipahami karena sifat dari Undang-Undang 1945 yang singkat dan supel. Sebagai pelaksanaan dari pasal tersebut ditetapkanlah Ketetapan MPR No. II/MPR/1973 tentang Tata Cara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian ketetapan ini diganti dengan Ketetapan MPR No. VI/MPR/1999 tentang Tata Cara Pencalonan dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Perubahan ini didasari 1) 2) 3) Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih, Jayapura-Papua Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan Fakultas Hukum Universitas Syiahkuala, Darus Salam Banda Aceh

3 pertimbangan dalam rangka membudayakan tradisi pemilihan kepemimpinan nasional yang Iebih demokratis. Sejarah perkembangan ketatanegaraan Negera Republik Indonesia, sejak masa kemerdekaan 17 Agustus 1945, pemilihan Presiden yang telah dilaksanakan belum mencerminkan asas kedaulatan rakyat. Setelah era reformasi Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum yang demokratis memilih Presiden secara demokratis konstitusional dengan terpilihnya K.H. Abdurraham Wahid menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4. Kata-kata kunci: - Pemilihan Presiden - Paradigma demokrasi konstitusional

4 THE IMPLEMENTATION OF PRESIDENCY ELECTION IN REPUBLIC OF INDONESIA ACCORDING TO C O N S T I T U T I O N A L D E M O C R A C Y PARADIGM (The Study on The People's Consultative Assembly's 1999 General Conference) Marudut Hasugian 1) M. Solly Lubis 2) Muhammad Abduh 2) Moersidin Moeklas 3) ABSTRACT In practice since 1973 until 1998, here had been no vote for a Presidency election yet, because there had been always only one candidate for a Presidency, so that vote was not necessary undertaken. After reformation era the candidate for a Presidency election the peoples consultative assembly s 1999 general conference. The prove was that there had been 2 (two) candidates that should be election by the peoples consultative assembly to be a Presidency. The purposes of this study are (1) to get data about the regulation with regard to the procedure of the president selection: (2) to get the data about the implementation of democracy based on people's power in the president selection. This observation uses normative, historical and comparative jurisprudence and their traits are descriptive analysis. The technique for gathering data used is Library study. For the purposive sampling the technique used i s i n t e r v i e w a n d q u e s t i o n n a i r e. T h e d a t a c o l l e c t e d a r e a n a l y z e d qualitatively. The result of the study shows that 1945 Constitution especially article 6 clause (2) only arrange the institution having responsibility to select the President and the system of making decision. This should be understood since the traits of the 1945 constitution are brief and flexible. To apply the article above, the decree of the people's consultative assembly No. II/MPR/1973, dealing with the system of the President and vice President Selection of Indonesia is established. The amendment is made according to consideration 1) 2) 3) The Faculty of Law University of Cenderawasih, Jayapura-Papua The Faculty of Law University of North Sumatra, Medan The Faculty of Law University of Syiahkuala, Darus Salam Banda Aceh

5 In the framework of developing the tradition of democratize national leader selection. In the history of state structure of Indonesia Republic, since the Independence , the selections of the President had not shown the People's power yet. After the Reformation Era, the people's Consultative Assembly selected through democratizes election, decoratively elected Abdurrahrnan Wahid as the Fourth President of Republic of Indonesia. Key words: - The Election of President - Democration Constitutional Paradigm