BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De Piān Wù

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De Piān Wù"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 关园园 (Guān Yuán Yuán) dalam jurnal elektroniknya dengan judul Chū Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De Piān Wù De Yán Jiū (2012:4) menemukan bahwa meskipun siswa tingkat menengah memiliki level pelafalan yang lebih tinggi daripada siswa tingkat dasar, namun kesalahan pada pelafalan nada kedua dan ketiga kerap kali terjadi. Tingkat kesalahan pada nada ketiga dan kedua lebih tinggi daripada nada pertama dan keempat. Pada siswa tingkat dasar dan menengah qīng shēng adalah salah satu kesulitan yang sering ditemui. Dibandingkan siswa di negara Republik Rakyat Cina (RRC), siswa di negara lain memiliki penguasaan pelafalan nada yang lebih sempit dan pelafalan nada yang lebih tidak stabil. Dari penelitian ini diketahui beberapa alasan kesalahan tersebut, kemudian pengajaran terhadap pelafalan nada diharapkan dapat dijelaskan lebih terperinci. Tulisan 沈珍 (Shén Zhēn) yang berjudul Duì Wài Hàn Yŭ Zhōng De Shēng Diào Jiāo Xué (1995:32) menyatakan bahwa pelafalan nada dalam pembelajaran Bahasa Mandarin merupakan bagian tersulit dan terpenting yang harus dipelajari, peneliti terdahulu juga menyimpulkan kesulitan-kesulitan yang terjadi pada siswa luar negri dalam mempelajari Bahasa Mandarin, mengerti akan penyebab kesulitan-kesulitan tersebut. Penyebab yang mempengaruhi kesulitan dalam mempelajari pelafalan nada dalam bahasa mandarin bagi siswa luar negri 5

2 adalah bahasa ibu. Bahasa ibu telah mempengaruhi pembelajaran pelafalan nada pada bahasa Mandarin. Ditengah bahasa yang ada di dunia ini, ada beberapa bahasa yang memiliki pelafalan nada dan ada beberapa yang tidak memiliki pelafalan nada. Perbedaan tersebut yang menjadi faktor utama kesulitan mempelajari pelafalan nada dalam bahasa Mandarin. Menurut Sidriana Handayana (2007:3) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Pelafalan Dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina menyatakan bahwa pada saat kita berkomunikasi dalam bahasa Mandarin, sebuah kata yang kita ucapkan bisa sedikitnya memiliki empat arti yang berbeda-beda dikarenakan jenis nadanya. Dalam bahasa Mandarin nada sangat penting dalam membedakan arti, jika salah mengucapkan nada dapat menyebabkan perbedaan arti dan kesalahpahaman. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tentang analisis kesalahan pelafalan nada dalam bahasa Mandarin yang sangat mendukung penulis untuk dapat melihat kesalahan-kesalahan yang muncul. 2.2 Konsep Menurut Singarimbun dan Effendi (2011:33) pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. 6

3 Berikut ini adalah konsep tentang analisis kesalahan, pelafalan, pelafalan nada yang akan dijelaskan secara singkat Analisis Kesalahan Dikemukakan oleh Corder (1973:85) bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Si pembelajar bahasa belum menginternalisasikan kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya. Dikatakan oleh Corder bahwa baik penutur asli maupun bukan penutur asli sama-sama mempunyai kemungkinan berbuat kesalahan berbahasa. Sedangkan menurut Tarigan (1988: 179) Kesalahan berbahasa secara garis besarnya dapat dikategorikan dengan berdasarkan kategori linguistik, pertimbangan mengenai pentingnya dalam pengkomunikasian pesan-pesan, sumber, dan kemudahan koreksi. Kesalahan berbahasa itu bisa terjadi disebabkan oleh kemampuan pemahaman siswa atau pembelajar bahasa. Artinya, siswa memang belum memahami sistem bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara sistematis. Kesalahan jenis ini dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki. Perbaikannya biasanya dilakukan oleh guru. Misalnya, melalui pengajaran remidial, pelatihan, praktik, dan sebagainya. Kadangkala sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajari. Bila tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang 7

4 dipelajari ternyata kurang, kesalahan akan sering terjadi. Kesalahan akan berkurang bila tahap pemahamannya semakin baik. Untuk menganalisis bentuk-bentuk kesalahan penulis menggunakan teori bentuk kesalahan Tarigan (1988:148) yang berisi bentuk-bentuk kesalahan antara lain: (1) penghilangan (omission) Penghilangan adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat penghilangan ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. (2) Penambahan (addition) Penambahan adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar. (3) Salah formasi (misformation) Kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan penghilangan, unsur itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi ini sang pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali. (4) Salah susun (misodering) Salah susun ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. 8

5 2.2.2 Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa Menurut Brown (1981 : 113), ada beberapa sumber kesalahan bahasa: Kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar dating dari beberapa sumbersumber yang umum, sumber-sumber kesalahan tersebut adalah : Interlingual Transfer, Intralingual Transfer, konteks Pembelajaran dan Strategi komunikasi. 1. Interlingual Transfer Interlingual Transfer disebabkan oleh intregasi atau campur tangan dari bahasa pertama. Kesalahan ini biasanya terjadi pada tahap awal pembelajaran bahasa dimana para pelajar belum familiar dengan tata bahasa baru. Tata bahasa pertama adalah satu-satunya yang dimiliki para pembelajar sehingga tata bahasa terkadang digunakan untuk menyusun kalimat untuk bahasa kedua. 2. Intralingual Transfer Intralingual Transfer disebabkan oleh bahasa target yang sedang dipelajari para pembelajar. Kesalahan ini biasanya juga terjadi pada tahap awal pembelajaran. Kesalahan ini menunjukkan para pembelajar mengalami perkembangan dalam proses pembelajarannya. 3. Context of Learning Kesalahan ini diakibatkan oleh tidak adanya tutor dalam suatu proses pembelajaran. Jadi para pembelajar menafsirkan sendiri apa yang telah mereka pelajari sendiri. Hal ini berbahaya dan sering mengakibatkan salah penafsirann dan terjadinya kesalahankesalahan. 4. Communicative Strategy Dalam menyampaikan gagasannya, terkadang para pembelajar menggunakan cara yang berbeda-beda. Cara-cara ini terkadang bisa diterima, tapi juga terkadang tidak bisa diterima oleh penerima pesan. Hal ini akan menyebabkan miskomunikasi. 9

6 2.2.3 Langkah-langkah Analisis Kesalahan Menurut Tarigan (1995:71) langkah-langkah dari analisis kesalahan adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan data yang berupa kesalahan yang dibuat oleh siswa. b. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi kesalahan, yaitu mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, dan penyusunan kalimat. c. Menyusun kesalahan berdasarkan frekuensinya. d. Menjelaskan kesalahan yaitu menggambarkan letak kesalahan dan penyebab kesalahan. e. Mengoreksi kesalahan. f. Menyimpulkan hasil analisa data Pengertian Bahasa Pertama dan Kedua Bahasa pertama merupakan bahasa ibu yang dimana bahasa tersebut telah dikuasai seseorang (sejak lahir). Burlaga dan Klein (1986;4) menyebutkan bahwa pemerolehan bahasa pertama sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif dan sosial anak. Bahasa kedua merupakan bahasa yang dipelajari oleh seorang anak setelah menerima dan mempelajari bahasa yang diajarkan oleh ibunya. Jika dapat dilihat, bahasa kedua adalah bahasa yang didapatkan dari lingkungan di luar rumah, seperti lingkungan sekolah, tempat bermain, dan lingkungan sosial. 10

7 2.2.5 Aspek-aspek dalam Mempelajari Bahasa Kedua Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk mempelajari bahasa kedua: 1. Kemampuan bahasa. Biasanya apabila seseorang memutuskan untuk mempelajari bahasa kedua secara formal, ia akan melalui tes kemampuan bahasa yang dilakukan oleh lembaga kursus bahasa untuk menilai kecakapan/bakat bahasa yang dimiliki oleh orang tersebut. Tes ini terbukti cukup efektif untuk memprediksi siswa-siswa mana yang akan sukses di dalam pembelajaran bahasa kedua. Meskipun demikian masih terdapat perbedaan pendapat mengenai kemampuan itu sendiri. Apakah kemampuan bahasa itu merupakan suatu kesatuan konsep, suatu properti organik di dalam otak manusia atau suatu komplek faktor termasuk di dalamnya motivasi dan lingkungan. 2. Usia. Sebagian besar masyarakat umum masih meyakini bahwa untuk belajar bahasa kedua akan lebih baik dilakukan ketika masih anak-anak. Belajar bahasa kedua ketika telah dewasa akan terasa lebih sulit. Tetapi penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai hal ini gagal untuk membuktikan kebenaran keyakinan masyarakat umum tersebut. Mereka yang mulai belajar bahasa kedua ketika telah dewasa tetap dapat mencapai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai hal ini hanya mampu menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang belajar bahasa kedua ketika telah dewasa tidak mampu merubah aksen 11

8 mereka seperti aksennya penutur asli, aksen orang dewasa adalah aksen bahasa pertama yang sulit untuk dirubah. Hal menarik yang dapat diambil dan penelitian-penelitian tersebut adalah jika program pembelajaran bahasa kedua yang diberikan berupa pembelajaran bahasa kedua dengan terjun langsung di lingkungan penutur asli, orang dewasa cenderung lebih cepat memperoleh bahasa kedua dibandingkan dengan anak-anak, hal ini dikarenakan otak orang dewasa berfungsi lebih sempuma dibandingkan dengan otak anak-anak dan orang dewasa memiliki lebih banyak pengalaman berbahasa dibandingkan dengan anak-anak. 3. Strategi yang digunakan. Penggunaan strategi yang efektif sangat penting agar pembelajaran bahasa kedua dapat berhasil. Secara umum strategi pemerolehan bahasa kedua dibagi menjadi dua, yaitu strategi belajar dan strategi berkomunikasi. Strategi belajar adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa kedua, seperti penggunaan kamus atau penggunaan TV kabel untuk menangkap siaran-siaran TV yang menggunakan bahasa kedua. Sedangkan strategi berkomunikasi adalah strategi yang digunakan oleh siswa kelas bahasa kedua dan penutur asli untuk dapat saling memahami ketika terjadi kebuntuan di dalam berkomunikasi di antara mereka karena kurangnya akses terhadap bahasa yang benar, misalnya dengan menggunakan mimik dan gerakan tangan. 4. Motivasi. Secara sederhana motivasi dapat diartikan sebagai mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, berapa lama ia rela melakukan aktivitas tersebut dan sejauh mana usaha yang dilakukannya. Penelitian-penelitian yang 12

9 telah dilakukan mengenai motivasi menunjukkan bahwa motivasi terkait erat dengan tingkat keberhasilan seseorang di dalam pembelajaran bahasa kedua. Pelajar yang memiliki motivasi yang kuat akan sukses dan kesuksesan yang diperolehnya itu akan semakin meningkatkan motivasinya. Motivasi bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, tetapi sangat dipengaruhi oleh umpan balik dan lingkungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah teknik instruksi yang digunakan oleh guru Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi negara Republik Rakyat Cina (RRC) yang sekarang menjadi bahasa internasional kedua di dunia. Sebagian masyarakat Tionghoa menganggap bahasa Mandarin sebagai bahasa ibu. Standar bahasa Mandarin menggangap logat yang digunakan para tetinggi di sebelah utara China selama ratusan tahun sebagai dasar pembentukannya. Lafal standarnya adalah lafal Beijing Pelafalan Nada Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Berbicara tentang pelafalan nada tentu saja tidak luput dari ilmu fonologi. Ilmu fonologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang berhubungan pelafalan dan nada dalam berbicara. Menurut Roger Lass (1984:65) Fonologi adalah suatu sub-disiplin ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan tentang bunyi bahasa. Lebih spesifik 13

10 lagi fonologi murni membicarakan tentang fungsi, perilaku serta organisasi bunyi sebagai unsur-unsur linguitik; berbeda dengan fonetik yang berupa kajian yang agak lebih netral terhadap bunyi-bunyi sebagai fenomena dalam dunia fisik dan unsur unsur fisiologikal, anatomikal, neurogikal, dan psikologikal nabusia yang membuat bunyi bunyi itu. Fonologi adalah Linguistik alam pengertian bahwa sintaksis, morfologi dan sampai tingkat tertentu, semantik juga linguistik; sedangkan fonetik berangsur angsur berubah dalam berbagai hal menuju neurologi, psikologi, akustik dan sebagainya. Sedangkan menurut Chaer (1994:102) Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studi fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Fonemik lebih tepat untuk mengkaji pelafalan nada dalam bahasa mandarin karena nada di dalam bahasa Mandarin berfungsi sebagai pembeda makna antara satu kata dengan kata yang lain. Membahas tentang pelafalan nada tentunya tidak lepas dari pembahasan pelafalan pinyin dalam bahasa Mandarin. Pinyin merupakan aksara Mandarin yang ditulis kedalam huruf alfabet. Pinyin sangat membantu pembelajar asing dalam mempelajari bahasa Mandarin. Bentuk penulisan pinyin paling sedikit terdiri dari satu suku kata, dan dalam Bahasa Mandarin, biasanya terdiri dari 14

11 inisial atau huruf konsonan( 声母 Shēngmŭ), final atau vokal ( 韵母 yùnmŭ), dan juga Nada ( 声调 Shēngdiào). Nada dalam bahasa Mandarin diletakkan di atas huruf vokal. Huruf konsonan terdiri dari 21 huruf, sebagai berikut : Huruf konsonan b p m f d t n l Lafal indonesia po pho mo fo de the ne le Huruf konsonan g k h j q x Lafal indonesia ke khe he ci chi xi Huruf konsonan z c s zh ch sh r Lafal indonesia ce cheu se ceur cheur sheur re Tabel 2.1 Huruf Konsonan Huruf vokal terdiri dari 40, yaitu Huruf vokal a o e u ü e er i -i -i Lafal indonesia A o e wu yiu ê er Yi sì shì Huruf vokal ai ei ao ou ia ie ua uo üe Lafal indonesia Ai ei ao ou ya ye wa wo yue Huruf vokal io iao iou uai uei Lafal indonesia yo yao you wai wei Huruf vokal an ian uan üan en in uen ün Lafal indonesia an yan yuan yiuan en Yin yen Yuin Huruf vokal ang iang uang eng i(e)ng ueng ong iong Lafal indonesia ang yang wang weng ying weng ong yiong Tabel 2.2 Huruf vokal Dalam bahasa Mandarin pelafalan nada terbagi atas 4 yaitu nada pertama, nada kedua, nada ketiga dan nada keempat. Keempat nada dalam satu kata memiliki makna yang berbeda. Keempat nada dapat dijelaskan sebagai berikut : 15

12 1. Nada pertama disebut juga nada datar dengan lambang - di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada datar dan panjang. 2. Nada kedua disebut juga nada naik dengan lambang / di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada naik dan agak tinggi dibandingkan nada datar. 3. Nada ketiga disebut juga nada melengkung dengan lambang v di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada naik kemudian menurun atau mendayu. 4. Nada keempat disebut juga nada menurun dengan lambang \ di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada menurun dan tegas. Dalam bahasa Mandarin ada juga nada ringan, nada ringan ini dibacakan secara ringan dan pendek. Penulisan tanda nada ringan tidak diberikan tanda apapun pada pinyin atau huruf bacanya. Berikut adalah contoh perbedaan makna dari keempat nada dalam satu kata 1. 衣 dibaca yī (nada datar), memiliki makna busana atau pakaian. 2. 姨 dibaca yí (nada naik), memiliki makna bibi. 3. 椅 dibaca yǐ (nada melengkung), memiliki makna kursi. 4. 易 dibaca yì (nada menurun), memiliki makna mudah. Kesalahan pelafalan nada tesebut dapat menyebabkan kesalahan penyampain makna serta maksud yang ingin disampaikan si pembicara kepada pendengar. 2.3 Landasan Teori Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah teori analisis kesalahan berbahasa. 16

13 Crystal (dalam Pateda,1989:32) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teoriteori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Ada beberapa bentuk kajian terhadap analisis kesalahan berbahasa dari kategori linguistik (Tarigan,1988:196) yaitu: a. Fonologi, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan dan ejaan bagi bahasa tulis. b. Morfologi, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, perulangankkata c. Sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat. d. Leksikon atau pilihan kata. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis kesalahan pada level fonologi. Menurut Corder (1981:88) membagi kesalahan berbahasa menjadi dua jenis kesalahan yakni mistake and error. Berikut penjelasan tentang kedua jenis kesalahan: 1. Mistake, yaitu penyimpangan yang disebabakan oleh faktor-faktor performance seperti keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal, tekanan emosional dan sebagainya. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika pembelajar bahasa diingatkan mengenai kesalahan yang dilakukan. 2. Error, yaitu penyimpangan yang sistematis dan konsisten dan menjadi ciri khas pembelajar pada tingkat tertentu. 17

14 Penulis juga menggunakan teori Praat yang di mana penulis akan mengukur kesalahan pelafalan nada. Praat yang dalam Bahasa Belanda berarti suara merupakan sebuah freeware yang diciptakan oleh Paul Boersma & David Weenink dari Phonetic Sciences Department University of Amsterdam ( Dengan slogannya doing phonetics with computer, Praat merupakan perangkat lunak untuk melakukan analisis dan rekonstruksi suara secara fleksibel. Praat dapat digunakan untuk melakukan banyak hal, mulai dari analisis spektrogram hingga rekonstruksi (add, cut, dll) suara itu sendiri. Perangkat lunak (software) Praat dapat digunakan dalam analisis akustik yang terdiri atas dua kegiatan, yaitu segmentasi ujaran dan sintesis ujaran. Tahap segmentasi ujaran meliputi edit data bunyi (edit sound) dan segmentasi. Tahap sintesis ujaran meliputi pembuatan salin-serupa (close-copy), perancangan hipotesis, modifikasi, dan perekaman bunyi hasil sintesis. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penelitian akustik adalah penamaan data. Penulis mengaplikasikan Praat pada tahap segmentasi ujaran yang meliputi edit data bunyi dan segmentasi. Analisis kesalahan berdasarkan Crystal dalam Pateda dapat diaplikasikan untuk penelitian tentang kesalahan pelafalan nada, yakni mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan, mengklasifikasikan jenis kesalahan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut. Dari ketiga tahapan yang dilakukan inilah penulis menyimpulkan jenis kesalahan dan faktor kesalahan dalam pelafalan nada pada kata bahasa Mandarin. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak pelajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak pelajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 曾莉梅 (Zēng Lì Měi) dalam jurnal yang berjudul Zhēn Duì Yìn Ní Xué Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berfokus pada analisis tentang kesalahan pelafalan dalam Bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berfokus pada analisis tentang kesalahan pelafalan dalam Bahasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Penelitian ini berfokus pada analisis tentang kesalahan pelafalan dalam Bahasa Mandarin pada penutur pemula. Untuk itu, penulis menggunakan teori yang berhubungan

Lebih terperinci

Prakata Apa Kabar 2007.07.19 Daftar Isi Daftar Isi Prakata... 1 Tokoh-Tokoh dan Keluarga Dalam Buku Ini... 5 Pengenalan Bahasa Mandarin...11 Siapa Saya... 17 Menyampaikan Salam... 35 Anggota Keluarga Saya...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan kita sehari-hari. Sejak kita dilahirkan, orangtua sudah mengajarkan kita tentang bahasa supaya kita dapat

Lebih terperinci

Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash

Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash Avid(avid_xin@yahoo.com), Andi Wijaya(wijaya.andi64@yahoo.com) Henky Honggo(henky@dosen.stmik-mdp.net)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, dipaparkan tentang konsep, penelitian peneliti sebelumnya, dan landasan teori yang digunakan sebagai landasan bagi penulis dalam penelitian.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash

Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash 304 Rancang Bangun Game Edukasi Kosakata Bahasa Mandarin Bermain Bersama Avdandi Berbasis Adobe Flash Avid* 1, Andi Wijaya 2, Henky Honggo 3 1,2,3 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.14 Palembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan kata penghubung hǎi shì ( 还是 )dan huò zhě( 或者 )dalam kalimat bahasa Mandarin telah banyak dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi Republik Rakyat Tiongkok. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi bahasa Internasional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dan kaitan yang erat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran, akal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan

Lebih terperinci

PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA Reni Supriani Ida Rahmadani Siregar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan e-mail : Gwe.rheniy@gmail.com Ida13.rafa@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang kata keterangan derajat bahasa Mandarin hěn ( 很 ) dan tǐng ( 挺 ) Telah banyak dilakukan baik di China maupun di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa, juga akan terjadi hubungan timbal balik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan juga berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia. (Walija,1996:4),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan oleh setiap anggota masyarakat. Bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasa penting di dunia seiring dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh setiap manusia sejak lahir. Pada saat seorang anak dilahirkan, anak tersebut belum memiliki kemampuan untuk berbicara

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang konsep kajian pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah suatu alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah suatu alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Selain untuk komunikasi bahasa juga dapat sebagai alat menggambarkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menjalin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya

Lebih terperinci

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Pemakaian bahasa Indonesia mulai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kesalahan 2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan

Lebih terperinci

A. Pengertian Bahasa Mandarin

A. Pengertian Bahasa Mandarin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi,

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat

Lebih terperinci

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

Bab 1 Tujuan dan Isi Tahap 1

Bab 1 Tujuan dan Isi Tahap 1 Bab 1 Tujuan dan Isi Tahap 1 1.1 Tujuan Dalam Tahap 1 Kurikulum Internasional Pendidikan Bahasa Mandarin (KIPBM), siswa diharapkan dapat memahami materi bahasa tingkat dasar yang berkaitan dengan perorangan

Lebih terperinci

Pembentukan karakter..., Siti Atikah Immaduddin, FIB UI, Universitas Indonesia

Pembentukan karakter..., Siti Atikah Immaduddin, FIB UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota masyarakat tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN 1. Memahami wacana lisan dialog sederhana tentang Identitas Diri 1.1 Mengidentifikasi bunyi Hanyu Pinyin

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial St. Inti/SK Kompet. Guru Mapel Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing Menguasai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti BAB II 2.1 Tinjauan Pustaka KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Cina yang meneliti tentang kesalahan penggunaan kata depan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu saja ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu

Lebih terperinci

KEEFEKTIVITASAN PENGGUNAAN MEDIA MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PELAFALAN HANYU PINYIN BAHASA MANDARIN

KEEFEKTIVITASAN PENGGUNAAN MEDIA MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PELAFALAN HANYU PINYIN BAHASA MANDARIN PARAMASASTRA Vol. 4 No. 2 - September 2017 p-issn 2355-4126 e-issn 2527-8754 http://journal.unesa.ac.id/index.php/paramasastra KEEFEKTIVITASAN PENGGUNAAN MEDIA MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PELAFALAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga 2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

SYLLABUS. Sumber Aktifitas Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Belajar MPL. Mandarin Guru memotivasi

SYLLABUS. Sumber Aktifitas Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Belajar MPL. Mandarin Guru memotivasi SYLLABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kelas/semester : X/1 Reference : BSNP / CIE Standar Kompetensi : 1.MENDENGARKAN : Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk sosial, bahasa merupakan alat utama dalam mendukung segala aktivitas manusia. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam suasana resmi maupun tidak resmi, selalu terikat oleh suatu alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : Febe Belandina dari Universitas Indonesia dengan judul penelitiannya Konjungsi 和 he,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Setiap bahasa yang digunakan di masing-masing negara memiliki bunyi yang berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa, kosakata adalah seperti bahan konstruksinya,

Lebih terperinci

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Orang Indonesia pasti pandai berbahasa Indonesia, orang Belanda pasti pandai berbahasa Belanda, orang Jepang pasti pandai berbahasa Jepang, orang Korea tentu

Lebih terperinci

苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng wén xì xué shēng hàn yǔ shǎng shēng xí dé piān wù fēn xī) SKRIPSI. Oleh Ivan

苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng wén xì xué shēng hàn yǔ shǎng shēng xí dé piān wù fēn xī) SKRIPSI. Oleh Ivan ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN NADA KETIGA ( 上声 shǎng Shēng ) DALAM BAHASA MANDARIN OLEH MAHASISWA SASTRA CINA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA: KAJIAN FONETIK AKUSTIK 苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Memiliki kemampuan dalam menguasai kosakata bahasa Mandarin sering. diidentikan memiliki prospek karir yang sangat baik.

BAB IV PENUTUP. Memiliki kemampuan dalam menguasai kosakata bahasa Mandarin sering. diidentikan memiliki prospek karir yang sangat baik. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bahasa merupakan suatu alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan sarana

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Bahasa Mandarin

Standar Kompetensi Lulusan. Bahasa Mandarin Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Mandarin Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. LATAR

Lebih terperinci

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS XI BAHASA Standar Kompetensi Kelas XI, Semester 1 1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan 1.1 Mengidentifikasi bunyi Hanyu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG Selama hampir satu dasawarsa ini animo masyarakat terhadap pembelajaran Bahasa Mandarin memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Sejauh ini

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah Tujuan umum : Pengenalan Bahasa Tionghoa : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Tujuan 1. mengetahui tentang Bahasa Tionghoa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang dapat digunakan dimasa depan. Keahlian itu bisa berupa keahlian dalam bidang non-akademik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa 23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam sepanjang hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang sangat menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat penting sebagai sarana ilmu dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING

MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING Yessy Prima Putri STMIK Indonesia Email: eci.prima@gmail.com Abstrak Seorang manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, relatif dapat berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan yang drastis. Pendidikan di Indonesia tidak hanya fokus pada pelajaran umum, seperti matematika, IPA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris

Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris Oeh: Theresia Budi Sucihati, M.Pd. Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI NGAWI Mahasiswa dalam peraturan dipungkiri bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen linguistik. Penggunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menyimak merupakan salah satu aspek dasar dari empat keterampilan berbahasa yang dimana juga adalah aspek yang paling pertama kali dilakukan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat berkomunikasi menggunakan bahasa, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA

KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA Kata Kunci : Azhar Umar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini mengkaji kemampuan guru bahasa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para ahli bahasa selalu mengimbau agar pemakai bahasa senantiasa berusaha menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih sering ditemukan kesalahan

Lebih terperinci

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci