BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi alasan peneliti dalam melakukan penelitian. Latar belakang
|
|
- Glenna Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi alasan peneliti dalam melakukan penelitian. Latar belakang dalam penelitian ini bertujuan sebagai alasan diperlukannya penelitan. Dalam bab ini juga berisi manfaat penelitian dan sistematika penelitian. 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalami tren positif dan sangat potensial. Hal ini tentunya berdampak pada pertumbuhan bisnis perhotelan termasuk di Kota Mataram. Pertumbuhan bisnis perhotelan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan tempat menginap yang terus meningkat. Banyak pengusaha menginvestasikan uang di bidang perhotelan dengan harapan mendapatkan tingkat pengembalian yang sesuai. Kenyataannya, banyak pelaku usaha yang masih belum memahami mengenai potensi nilai dari aset yang pelaku usaha miliki. Risiko bawaan bisnis perhotelan seperti kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah kadang-kadang tidak bisa diprediksi. Banyaknya peristiwa ekonomi yang terjadi di negara-negara Eropa, Tiongkok, dan lainnya menyebabkan tidak menentunya jumlah wisatawan. Sementara kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah juga kadang-kadang cenderung menyebabkan kerugian bagi pihak pengusaha industri pariwsata, seperti adanya larangan rapat instansi pemerintah di hotel pada tahun Hal inilah yang biasanya menyebabkan terjadi perubahan-perubahan harga tarif harga kamar pada industri perhotelan. 1
2 Perubahan harga yang terjadi tersebut disebut volatilitas tarif kamar hotel merupakan salah satu hal yang memengaruhi nilai bisnis perhotelan. Perubahan tarif sewa kamar hotel merupakan hal yang harus cepat diputuskan oleh pengusaha. Semakin cepat respon dari pengusaha, akan semakin cepat memengaruhi pendapatan dari usaha tersebut. Pengusaha juga perlu melakukan pertimbangan yang tepat ketika melakukan perubahan tarif. Tinggi atau rendahnya pendataran dari suatu bisnis tentu akan memengaruhi nilai bisnis termasuk asetnya. Penilaian, khususnya aset merupakan bagian terpenting dalam keberlansungan suatu bisnis saat ini. Nilai aset yang mencerminkan kondisi pasar yang memberikan gambaran kontribusi masing-masing aset terhadap nilai tambah bagi perusahaan. Dengan menggunakan penilaian, pihak perusahaan dapat melihat apakah terdapat idle aset atau aset yang kurang produktif bagi perusahaannya sehingga dapat diputuskan untuk tetap dipertahankan atau harus dijual. Oleh karena itu, penetapan kebijakan sangat penting untuk dijalankan selama sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam prosesnya, pendekatan pendapatan merupakan salah satu metode penilaian yang digunakan oleh para penilai saat ini. Pendekatan pendapatan adalah suatu pendekatan yang didasarkan laba bersih pertahun, yang diterima dari pengusahaan properti tersebut (Harjanto dan Hidayati, 2014:181). Menurut Prawoto (2011:157) penilai harus mempertimbangkan bagaimana real estate tersebut dapat berkompetisi. Dalam hal ini diperlukan pemikiran yang dinamis, 2
3 di mana penilai harus mempertimbangkan hal-hal apa saja yang terkait dengan bisnis entitas tersebut. Salah satu metode pendekatan pendapatan yang digunakan oleh Standar Penilaian Indonesia (SPI) saat ini adalah Discounted Cash Flow (DCF). Penilai dapat menggunakan metode ini menilai besarnya nilai aset yang berproduksi atau mendapatkan manfaat dari aset tersebut. Nilai bangunan didapat dari proyeksi pendapatan bersih yang sudah dikalikan dengan estimasi tingkat risiko yang telah ditetapkan. Namun beberapa penelitian menemukan terdapat kekurangan yang dalam metode ini diakibatkan tidak mempertimbangkan kebijakan perubahan harga yang memengaruhi pendapatan aset. Seiring berjalannya waktu mulai muncul alat analisis baru yang mampu menjawab kekurangan hasil nilai dari analisis DCF. Alat analisis tersebut adalah black-scholes. Alat ini merupakan bagian dari metode Real Option Analysis (ROA) yang memiliki pengertian yaitu pengakuan hak atas sesuatu namun tidak kewajiban untuk melakukannya pada harga tertentu selama periode tertentu (Witjaksono, 2003). Perbedaan yang paling jelas adalah Real Option Analisis merupakan suatu alat analisis yang memiliki fleksibilitas manajerial dalam pengendalian suatu penilaian. Hal itu dimungkinkan karena pihak manajemen menguasai sepenuhnya atas risiko bisnis yang terkandung dan dapat mengetahui nilai sesungguhnya dari nilai aset jika diukur menggunakan metode pendapatan. Dalam perhitungannya, ROA dengan alat analisis black-scholes memiliki perbedaan perhitungan dengan metode DCF. Berikut perbedaan perhitungan 3
4 menggunakan metode DCF dengan ROA. Perhitungan menggunakan metode DCF pada hotel adalah: Berikut perhitungan menggunakan metode ROA dengan alat black-scholes pada hotel adalah: Perbedaan perhitungan ini didasari salah satunya oleh perubahan tarif yang dipengaruhi keputusan manajemen. Keputusan itu menyebabkan perubahan harga atau volatilitas harga. Berikut data perubahan tarif dan tingkat hunian yang diambil dari kajian properti komersial Bank Indonesia. 4
5 Grafik 1.1 Perubahan Tarif dan Tingkat Hunian Jabotabek Sumber: Berdasarkan Grafik 1.1 terdapat perubahan yang bisa berdampak pada perubahan harga kamar. Naik turunnya harga akan memengaruhi tingkat volatilitas historis dengan mempertimbangkan faktor risikonya. Setelah melalui perhitungan dengan asumsi volatilitas maka akan mendapatkan hasil sebagai berikut. 1. Semakin tinggi tingkat volatilitas maka semakin tinggi opsi yang akan muncul. Volatilitas pada setiap bisnis perhotelan berbeda-beda dengan adanya ROA, perbedaan tingkat volatilitas tersebut dapat dihitung dan menghasilkan nilai yang baru. 2. Inisiatif perusahaan dapat meningkatkan volatilitas dalam suatu keputusan bisnis. Dengan demikian, pihak manajemen dapat melakukan investasi dalam jumlah minimum pada tahapan awal proyek namun pada waktu yang bersamaan manajemen dapat mempelajari kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. 5
6 3. ROA memberikan hasil nilai dengan memberikan beberapa opsi pasar di masa mendatang. Dalam hasil analisis ini dipaparkan mengenai analisis growth option yang lebih fleksibel daripada menggunakan metode DCF. Tabel 1.1 Perbandingan Teknik Penilaian DCF dan ROA Teknik Penilaian Metode Pendapatan Discounted Cash Flow (DCF) Real Option Analysis (ROA) a. DCF NPV a. Financial option analogy b. Analisis sensitivitas b. Binomial lattice c. Simulasi Monte Carlo c. Real Option Statis d. Analisis decision tree (diagram d. Real Option Dinamis keputusan) Sumber: A New Era of Project Economics and Investment Decision Technique, 2009 Dalam kasus dunia perhotelan ketergantungan dan ketidakpastian pengaruh eksternal maupun internal tidak bisa diprediksi. Kondisi pasar perhotelan yang tidak bisa diprediksi menurut pihak manajemen melakukan inovasi untuk menjaga stabilitas pertumbuhan pendapatan pada hotel. Oleh karena itu, metode ROA mampu menjawab kekurangan yang ada dalam metode DCF. Dengan alat analisis ROA yaitu black-scholes mampu menjelaskan kebijakan manajemen mana yang dapat menghasilkan pendapatan lebih dari suatu properti sehingga dapat mengoptimalkan asetnya di tengah persaingan pasar. Selain itu, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) terdapat uji kompetensi dan perilaku profesional dalam prinsip dasar etik, di mana penilai harus menjaga pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil penilaian telah dibuat berdasarkan perkembangan terakhir, dari praktek dan teknik penilaian. Berdasarkan pengertian KEPI di atas, dapat diasumsikan bahwa penilai juga tidak bisa luput dari setiap kebijakan manajemen yang dimungkinkan dapat mendapatkan nilai. 6
7 Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perubahan nilai aset hotel ketika manajemen mempunyai opsi yang diperkirakan dapat mengoptimalkan pemasukan hotel. Dalam kasus ini peneliti berfokus pada objek hotel dikarenakan bisnis perhotelan merupakan bisnis yang perkembangannya cukup pesat dan memiliki volatilitas saat ini. Oleh karena itu, metode yang digunakan yaitu menggunakan Real Option Analysis (ROA). ROA merupakan metode penilaian yang mempertimbangkan dampak volatilitas perhotelan. Perkembangan bisnis ini harus didukung dengan prinsip pelaporan keuangan dengan menggunakan Nilai Wajar. Penggunaan nilai wajar bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pelaporan keuangan perusahaan sehingga dapat bersaing secara global. Dalam perhitungan menggunakan DCF maupun ROA sama-sama berasal dari penilaian bisnis. Dikarenakan nilai yang diperoleh diambil dari analisis proyeksi masa depan, diharapkan hasil dari penilaian aset dapat memberikan gambaran dasar asumsi yang lebih rasional. Pemanfaatan ROA tidak dapat hanya didasarkan kelengkapan atau komprehensifitasnya namun harus didasarkan atas kemampuannya menyajikan hubungan antara keputusan saat ini dengan keputusan masa mendatang. Pendapatan yang berasal dari aset dapat menjadikan ROA sebagai alat analisis untuk penilaian properti. Dalam kasus dalam penelitian ini, pemilik Hotel XYZ tertarik untuk melihat kondisi bisnisnya dengan mempertimbangkan tingkat fleksibilitas opsi atas volatilitas yang terjadi. Diasumsikan Hotel XYZ akan menjual hotel secepatnya sehingga diperlukan pemantauan harga wajar dengan memasukkan 7
8 nilai opsi dari aset hotel. Dengan hasil nilai pemilik dapat melihat dampak nilai opsi yang terbentuk bila hotel akan dijual dalam kurun waktu sekitar satu tahun. 8
9 Gambar 1.1 Perbandingan Teknik Discounted Cash Flow (DCF) dengan Real Option Analysis (ROA) Sumber: A New Era of Project Economics and Investment Decision Technique,
10 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian terkait estimasi nilai properti memang telah banyak dilakukan, namun belum banyak penelitian yang menggunakan metode real option analysis untuk menghitung estimasi nilai aset tetap. Metode real option analysis biasanya digunakan untuk menilai saham dan proyek. Peneliti tertarik menggunakan metode ini kedalam penelitian karena terdapat celah untuk mengimplementasi ini kedalam penilaian properti. Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan metode real option analysis sebagai penelitiannya sebagai berikut. No. Peneliti (Tahun) 1. Santoso (2015) 2. Affandi (2011) 3. Setyabudi (2008) Judul Penelitian Studi Kelayakan Keuangan Pembangunan Gedung Perkantoran DAPENARA di Kawasan Komplek Kemayoran Analisis Real Option untuk Investasi Pembangunan Pabrik Blockboard di PT Daya Sakti Unggul Corporindo Unit Sambong Pacitan Real Option Valuation Petroleum Studi Kasus di EMP Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Metode 1. NPV 2. RO Hasil Penelitian ini menggunakan RO untuk pengujian untuk studi kelayakan dengan mempertimbangkan berbagai kejadian pasar sebesar Rp ,- dan dalam kondisi maksimal menjadi sebesar Rp ,-. 1. RO Penelitian ini menggunakan RO sebagai metode pengukuran terhadap investasi pembangunan pabrik dikarenakan metode DCF merupakan penilaian yang bersifat statis. Hasil penelitian menyarankan agar proyek tersebut dihentikana dikarenakan nilai proyek lebih rendah dari nilai investasi. 1. RO Penelitian ini menggunakan 2. Metode metode RO untuk menilai Numeri tambang minyak. Dalam cal penelitian dihasilkan nilai 10
11 4. Rachman (2005) Malacca Oilfield 1.3 Rumusan Masalah Strait Analisis Keuangan Terhadap Kelayakan Investasi Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan Kondominium di Pluit, Jakarta Utara dengan Menggunakan Real Option aset di EMP Malacca oildfield per tanggal penilaian 30 Mei 2008 adalah sebesar US$5,64 miliar. 1. RO Penilaian ini menggunakan metode RO dengan mencakup 3 dengan menggunakan beberapa skenario dan juga mencakup 3 aspek yaitu aspek pendapatan, biaya konstruksi dan biaya lahan. Hasil dengan NPV yaitu sebesar Rp109 miliar,- sementara dengan menggunakan metode RO yaitu sebesar Rp144 miliar,- Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat celah bagi peneliti untuk meneliti variasi nilai aset dengan opsi yang terjadi ketika penilaian menggunakan Real Option Analisis (ROA) dilakukan. Banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi dalam peramalan dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) (yang digunakan Standar Penilaian Indonesia) masih menimbulkan ketidakpastian nilai dalam penilaian. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai kolaborasi bagi metode DCF yang berguna sebagai opsi-opsi yang terjadi dalam proses penilaian. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa nilai opsi dari properti yang berguna bagi manajemen dan stakeholder maupun sebagai penentu kebijakan. 11
12 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Berapa nilai Hotel XYZ bila menggunakan metoda DCF? 2. Berapa nilai Hotel XYZ bila menggunakan metoda ROA? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disebutkan, maka dapat diajukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah meneliti seberapa besar pengaruh perubahan nilai aset ketika menggunakan Standar Penilaian Indonesia jika dibandingkan dengan penilaian yang memasukkan faktor fleksibilitas manajemen tiap unit bisnis pendapatan hotel. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Memberikan pertimbangan tambahan akibat adanya nilai opsi. Nilai tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi nilai dari suatu properti. 2. Real Option Analysis mampu menghilangkan false comparation yang kerap terjadi ketika melakukan penilaian menggunakan discounted cash flow, seperti adanya perlakuan mutually exclusive dalam penilaian. 12
13 3. Memberikan pertimbangan terhadap pihak bank sebagai pihak kreditor maupun investor bahwa tidak selamanya perusahaan dengan Net Present Value negatif bukan berarti harga mati. 4. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan terhadap adanya perimbangan manajemen risiko perusahaan. 1.7 Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada hotel XYZ. Penelitian difokuskan pada penilaian dengan menggunakan metode pendapatan dengan mempertimbangkan risiko. Risiko yang diambil merupakan risiko yang terkait dengan pendapatan perusahaan sebagai penentuan nilai seperti risiko jumlah wisatawan, jumlah penghuni kamar, dampak regulasi, dan operasional. Peneliti juga memasukkan data volatilitas tarif sewa kamar dan opsi perkiraan hotel dijual yang berasal dari data manajemen. Pada penelitian ini juga akan menganalisis dan menyimpulkan dampak dari tingkat pertumbuhan hotel di terhadap kawasan sekitarnya. 1.8 Sistematika Penelitian Penelitian penelitian terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan yang membahas mengenai uraian latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penelitian. Bab II Landasan Teori berisi paparan tentang teori-teori dan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Bab III Metode Penelitian yang memaparkan tentang desain penelitian, pengumpulan data metode analisis beserta asumsi-asumsi yang digunakan. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, bab ini 13
14 membahas mengenai hasil analisis data dan pembahasannya. Bab V Simpulan dan Saran, bab ini terdiri dari simpulan, implikasi, keterbatasan dan saran dari penelitian ini. 14
BAB I. Pendahuluan. memerlukan suatu perencanaan keuangan yang disebut capital budgeting. Dengan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan shareholders. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan perencanaan dan implementasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan sangat ketat, sehingga membuat masing-masing perusahaan tersebut akan berusaha untuk menjaga
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN PRAKATA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT i ii iii iv v vii ix xi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Riau, khususnya Pekanbaru sangat meningkat. Pekanbaru merupakan Kota dengan pertumbuhan dan perkembangan tertinggi di Indonesia. Kota yang diprediksi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Analisis Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan biaya dari suatu properti atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah investasi. Akan tetapi, banyak investasi pada real estate lebih banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena tanah merupakan pondasi dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. memiliki kegiatan mengelola dana pensiun karyawan beberapa BUMN yang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dana Pensiun Abadi Sejahtera (Dapenara) adalah suatu badan usaha yang memiliki kegiatan mengelola dana pensiun karyawan beberapa BUMN yang bergerak di bidang perkebunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dan kondisi ekonomi sekarang ini, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dan kondisi ekonomi sekarang ini, masyarakat Indonesia mulai mencari informasi mengenai berbagai pilihan investasi. Investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bursa efek. Bursa efek merupakan tempat perdagangan saham.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan zaman dan era globalisasi membuat pasar modal di Indonesia dapat dikatakan semakin berkembang pesat. Kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. Akibatnya penduduk yang sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai ibukota Negara,Jakarta adalah trendsetter semua aktifitas dan pertumbuhan ekonomi negeri ini. Semua seakan berlomba untuk hadir dan bergiat di Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. penting, yakni sebagai wadah yang menampung berbagai aktivitas-aktivitas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam pengembangan suatu kota, lahan memiliki peranan yang sangat penting, yakni sebagai wadah yang menampung berbagai aktivitas-aktivitas perkotaan yang kompleks. Karakter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,
Lebih terperinciHASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik
31 IV HASIL EMPIRIS 4.1 Penilaian Numerik Untuk melihat bagaimana model bekerja, dapat disimulasikan harga saham dan membandingkan beberapa hasil numerik dari beberapa model yang dibangun sebelumnya. Di
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan tujuan yang harus dicapai, pihak manajemen perusahaan perlu menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas ciri spesifik pada perusahaan karena keterbatasan data pembanding yang umumnya tidak terlalu
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.
Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Penganggaran Modal Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Modal atau capital merujuk pada aktiva tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif, berbagai macam bentuk potensi wisata seperti wisata alam, sejarah, budaya dan religi dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi, para investor tentunya mengumpulkan informasi-infromasi fundamental,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang memilki tujuan untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, oleh sebab itu, perusahaan diharapkan mampu memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi tanah, investasi emas, dan investasi saham merupakan investasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan investasi dalam perekonomian saat ini berkembang sangat pesat. Investasi tanah, investasi emas, dan investasi saham merupakan investasi yang popular saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK.
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. Diajukan Oleh : Aidil Akbar 0604000897
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan jasa dalam masyarakat, seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru,pembukaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berjalan selama ini di Indonesia terhadap perusahaan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum perkembangan perusahaan teknologi informasi rintisan, hal-hal yang mendukung perkembangannya, ketertarikan investor terhadap perusahaan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan kehadiran industriindustri baru, yang salah satunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang sewa perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25% kepemilikan, PT AP sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 (PP.19/1998) dan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT. KAI merupakan kegiatan bisnis sebagai badan usaha, didirikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (physical risks) saat mengendarai kendaraan, risiko bangkrut (bankrupt risks)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Risiko dalam kehidupan ini tidak dapat dihindari sepenuhnya. Risiko merupakan suatu kata yang sudah sering di dengar hampir setiap hari. Setiap orang selalu menghadapi
Lebih terperinciDonald DePamphilis (2011: 126) menyatakan bahwa Merger & Akuisisi (M&A) adalah
Di dalam proses akuisisi perusahaan terdapat beberapa fase yang harus dilalui. Donald DePamphilis (2011: 126) menyatakan bahwa Merger & Akuisisi (M&A) adalah sebuah proses, yang terdiri dari berbagai fase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Permintaan akan fasilitas yang memadai seperti tempat tinggal sementara atau hotel untuk para wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk
Lebih terperinciPenganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL
Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini
BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian dunia sebagai dampak dari krisis keuangan di kawasan Eropa, perekonomian global tumbuh melambat 3,2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia tampak mengalami perkembangan si Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist untuk menggambarkan perekonomian Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat dan dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat dan dianggap sebagai sesuatu yang berharga dalam kehidupan, dikarenakan tanah merupakan sumber daya alam
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda
Lebih terperinciREAL OPTION ANALYSIS (ROA)
REAL OPTION ANALYSIS (ROA) Armanto Witjaksono 1 ABSTRACT Net Present Value (NPV) method have populer since middle 70 s and now most of expert felt that method has several limitation, especially if used
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. ini Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki tujuh aset idle yang
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap aset tetap non operasional milik Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu diperoleh informasi bahwa pada saat ini Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaidah kaidah akuntansi yang berlaku umum. Menurut IAI (2015) dalam PSAK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan aktiva tetap berwujud milik entitas tidak hanya terletak pada bagaimana aktiva tetap tersebut menjadi aktiva produktif yang menghasilkan capital gain, tetapi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perputaran roda perekonomian, sumber-sumber pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perputaran roda perekonomian, sumber-sumber pembiayaan merupakan hal yang pokok dalam pengembangan usaha, untuk itu perlu adanya solusi akan pendanaan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada otonomi daerah,
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada otonomi daerah, setelah lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (sebagaimana telah
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI KOMERSIAL DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI KOMERSIAL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI 1 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2 Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2010 2017
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan pendanaan perusahaan selain pembiayaan oleh bank. Adapun kondisi di pasar modal memiliki kaitan yang erat dengan kondisi perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh melalui dua cara, yaitu secara organik (tumbuh mandiri) dan tidak organik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, telah menjadi keniscayaan bahwa perusahaan dapat tumbuh melalui dua cara, yaitu secara organik (tumbuh mandiri) dan tidak organik (merger, akuisisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan pasar modal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang ingin go public.
Lebih terperinciPendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan KONSEP Pendekatan Pendapatan Konsep Pendekatan Pendapatan Berkaitan dengan Prinsip Penilaian : Prinsip Antisipasi & Perubahan Prinsip Supply & Demand Substitusi : market oriented,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan tersebut. Aspek keuangan selalu membutuhkan perhatian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi mengakibatkan peningkatan persaingan antarperusahaan. Perusahaan diharuskan untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaannya
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Perusahaan Gambar 1.1 Logo PT. DINAR TRUST Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011 PT. DINAR TRUST adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA
ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA TUGAS AKHIR I Oleh : Putu Bagus Andre Septiana NIM: 1104105067 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i PERNYATAAN Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Analisis kinerja keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat membantu manajer dalam mengelola sebuah perusahaan. Informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntansi manajemen memberikan berbagai macam informasi yang dapat membantu manajer dalam mengelola sebuah perusahaan. Informasi yang diberikan dapat digunakan untuk
Lebih terperinciGambar 4.1 Diagram Alur Analisa Arus Kas
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Arus Kas Analisis dalam tesis ini akan dilaksanakan dengan obyek penelitian penyediaan menara telekomunikasi yang dilaksanakan oleh PT Bakrie Telecom Tbk. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan adalah aktivitas pendanaan atau biasa disebut keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum memulai untuk melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. Hal ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana
Lebih terperinciStandar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI
Lebih terperinciVII. RENCANA KEUANGAN
VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat. Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pengembang properti berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pengembang di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
Lebih terperinciBAB 1 1. PENDAHULUAN
1 BAB 1 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, dunia bisnis semakin menyadari pentingnya peranan Teknologi Informasi (TI) dalam menciptakan nilai tambah organisasi. Perusahaan semakin berani membelanjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah merupakan sesuatu yang mendasar bagi kehidupan dan keberadaan manusia. Hingga kini, tanah masih menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA
LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI Grafik 1.1. Grafik 1.2. Grafik 1.3. 1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi investor untuk menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan dana dan terdaftar dalam Bursa Efek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL
E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 99-105 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL I Gede Rendiawan Adi Bratha 1, Komang Dharmawan 2, Ni Luh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran
BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatas penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran merupakan anjuran yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha menjadi semakin sulit, perusahaan yang kuat dapat semakin meningkatkan keuntungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pasar modal selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua instrumen investasi utama pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keputusan publik pada suatu wilayah kota. Dengan demikian, pertimbangan aspek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut O Sullivan (2009: 4), pertumbuhan ekonomi kota didasarkan pada bagaimana masyarakat kota mampu memaksimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya di tengah keterbatasan
Lebih terperinciD194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D194 Studi Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Risiko Pada Pengembangan Proyek Caspian Tower, Grand Sungkono Lagoon Surabaya Fenny Herwitasari, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciTUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL
TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang melimpah, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, iklim yang bersahabat, dan potensi lahan yang besar. Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis tentu akan semakin ketat. Untuk itu dalam melaksanakan perbaikan pembangunan yang berkesinambungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat dimana diperdagangkannya sahamsaham dari perusahaan-perusahaan atau emiten yang mengeluarkan saham mereka ke publik, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti dan real estate. Perusahaan ini terletak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengembangkan bisnisnya. Beberapa di antaranya adalah maksimalisasi penjualan dan profit, minimisasi beban, mencapai pangsa pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu kawasan tertentu, akan berdampak pada semakin tingginya kebutuhan lahan berupa tanah dalam
Lebih terperinci