USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT)"

Transkripsi

1 USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT) Ayudya Raraswasti Bina Nusantara University, Indonesia, Haryadi Sarjono (Dosen Pembimbing) Bina Nusantara University, Indonesia, ABSTRAK PT Karya Mentari Seraya, Jakarta Barat, merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur mebel. Perusahaan ingin menciptakan keunggulan bersaing dengan menggunakan strategi generik Cost Leadership dengan tujuan agar perusahaan dapat menciptakan biaya yang rendah sehingga diharapkan dapat mempertahankan daya saingnya. Strategi ini didukung dengan penerapan analisis Value Chain yang bertujuan untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang terdapat di dalam aktivitas-aktivitas pada rantai nilai suatu perusahaan. Hasil yang didapat dari analisis Value Chain, dimana Inbound Logistic pada aktivitas primer memiliki proporsi biaya terbesar, sedangkan Technology Development pada aktivitas sekunder sebagai aktivitas yang memiliki proporsi biaya terkecil, dan menghasilkan nilai margin 22.59% untuk aktivitas primer dan 95.74% untuk aktivitas sekunder. Melalui cara ini PT Karya Mentari Seraya dapat menciptakan peluang dengan adanya kerterkaitan antara aktivitas primer dan aktivitas sekunder untuk mendukung strategi Cost Leadership yang bertujuan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Kata Kunci : Strategi Generik, Analisis Value Chain, PT Karya Mentari Seraya ABSTRACT PT. Karya Mentari Seraya, West Jakarta, is a company that operates in furniture manufacturing industry. The company wants to create a competitive advantage by using generic strategy Cost Leadership with the aim to enable the company to create a low cost production that is expected to maintain its competitiveness. This strategy is supported by the application of Value Chain Analysis that aims to identify the strengths and weaknesses present in the company s value chain activities. The result obtained from the value chain analysis is were Inbound Logistics at the primary activity that has the largest proportion of the cost. Whereas, Technology Development at secondary activity has the smallest proportion of the cost, and generate a margin value of 22,59% for the primary activity and 95.74% for secondary activity. Therefore, PT Karya Mentari Seraya could have opportunities with the linkage between primary activity and secondary activity to support the Cost Leadership strategy that aims to create a competitive advantage. Keyword : Generic Strategy, Value Chain Analysis, PT Karya Mentari Seraya

2 PENDAHULUAN Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI, menyatakan bahwa industri furniture telah lama diakui sebagai industri yang padat karya dan banyak menyerap lapangan kerja. Pengembangan industri diarahkan kepada industri yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global dan berwawasan lingkungan. Industri furniture merupakan salah satu yang memenuhi kriteria tersebut. Dalam data indeks produksi industri furniture pada Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 hingga 2013, menyatakan bahwa industri furniture di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2013, pada tahun 2011 memiliki presentase sebesar %, pada tahun 2012 sebesar %, dan pada tahun 2013 sebesar %. PT Karya Mentari Seraya mengalami permasalahan diantara penjualan dan profit antara tahun 2011 hingga Dilihat dari presentase penjualan dan profit perusahaan yang diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan, bahwa adanya peningkatan presentase penjualan PT Karya Mentari Seraya pada tahun 2012 sebesar 18.75%, 2013 sebesar 36.14%, sedangkan untuk profit yang diperoleh PT Karya Mentari Seraya pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 40.44%, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 7.45%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan perusahaan yang selalu meningkat, namun untuk profit yang diperoleh mengalami penurunan pada tahun Oleh karena itu, hal tersebut terjadi karena terdapat permasalahan dalam pengalokasian biaya peruasahaan. Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari PT Karya Mentari Seraya pada tahun 2011, 2012, dan 2013, adanya beberapa peningkatan biaya yang terjadi dalam kegiatan perusahaan terutama pada beban pokok pendapatan pada tahun 2013 yang memiliki peningkatan yang cukup drastis dibandingkan dengan beban lainnya, selain itu adanya peningkatan pajak pada tahun Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan pajak yang merupakan kebijakan yang tidak dapat diubah, maka dapat disesuaikan dengan pengolakasian biaya yang baik pada aktivitas lainnya. Menurut Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2011:4), ketika memilih strategi, perusahaan membuat pilihan antara alternatif bersaing sebagai jalur untuk memutuskan bagaimana mereka akan mengejar daya saing strategis. Menurut Assuari (2011), menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, hanya dimungkinkan bila perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing. Suatu perusahaan baru dapat memiliki keunggulan bersaing bila perusahaan tersebut berhasil merancang dan mengimplementasikan strategi penciptaan nilai atau value. Maka dari itu, untuk dapat menyaingi perusahaan furniture lainnya, PT Karya Mentari Seraya perlu menerapkan Value Chain Analysis, dimana perusahaan dapat mengindentifikan keunggulan (advantage) dan kelemahan (disadvantage) yang terdapat pada setiap tahap rantai nilai (Value Chain). Dengan menggunakan Value Chain Analysis, perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan mengatur aktivitas-aktivitas tersebut lebih baik dari perusahaan lain dalam industri. Menurut rantai nilai menunjukkan bagaimana sebuah produk bergerak dari tahap bahan baku sampai dengan pelanggan akhir. Dalam Value Chain Analysis, terdapat dua tipe aktivitas nilai yang luas yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pertama, aktivitas utama meliputi Inbound logistic (logistik ke dalam), Operation (kegiatan operasi), Outbound logistic (logistic ke luar), Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), dan Service (pelayanan), yang memberikan kontribusi pada penciptaan fisik dari produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya

3 kepada pembeli dan pelayanan setelah penjualan. Kedua, aktivitas pendukung meliputi Procurement (pengadaan), Technology Development (pengembangan teknologi), Human Resource Management (manajemen sumber daya manusia) dan Firm Infrastructure (infrastruktur perusahaan), sebagai proses menambah nilai baik oleh PT Karya Mentari Seraya sendiri atau menambah nilai dengan membuat hubungan antara aktivitas utama dan pendukung. Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi inti perusahaan dimana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai berikut: 1) Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dari aktivitas penambahan nilai. 2) Diferensiasi: dengan fokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing. Singkatnya analisis Value Chain mendukung strategi keunggulan kompetitif pada perusahaan dengan membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan biaya produk atau jasa, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan profitabilitas. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Menurut Sekaran (2009:158), studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Jenis data penelitian yang digunakan berdasarkan sifatnya adalah data kualitatif dan kuantitatif dimana data kualitatif seperti data tentang gambaran umum perusahaan, prosedur internal perusahaan, dan pelatihan karyawan. Sedangkan data kuantitatif seperti laporan keuangan, jumlah pelanggan, jumlah produk dan jumlah pekerja., cara memperolehnya adalah data primer dan data sekunder dimana data primer seperti wawancara, kuesioner, atau observasi. Data sekunder seperti sejarah perusahaan dan kegiatan usahanya, struktur organisasi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan, dan berdasarkan sumbernya adalah data internal dan eksternal dimana data internal seperti data laporan keuangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data produksi, data inventaris, dan data penjualan. Data eksternal seperti data-data yang terkait dengan pelanggan, seperti data pelanggan dan perkembangan harga. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Mengidentifikasi Aktivitas-aktivitas Perusahaan ke dalam Aktivitas Value Chain Perusahaan harus mengelompokkan masing-masing aktivitasnya berdasarkan aktivitas-aktivitas pada Value Chain analysis, sehingga dapat mencapai keunggulan biaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Karya Mentari Seraya, maka aktivitas-aktivitas tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Aktivitas primer 1. Inbound Logistic Aktivitas perusahaan yang sesuai dengan aktivitas ini adalah pembelian material-material yang dibutuhkan dalam proses produksi, pada PT Karya Mentari Seraya material yang dibutuhkan bukan merupakan bahan mentah

4 namun barang yang sudah diolah oleh supplier, serta upah untuk tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. 2. Operation Aktivitas perusahaan yang sesuai adalah aktivitas yang terjadi pada saat proses produksi berlangsung, seperti kebutuhan alat-alat pendukung (logistic support), dan upah bagi tenaga kerja yang mendukung berjalannya proses produksi namun tidak langsung terlibat didalamnya. 3. Outbound Logistic Aktivitas perusahaan yang sesuai dengan aktivitas ini adalah pada saat proses produksi selesai dan aktivitas yang berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan pihak luar, seperti pemeliharan pada persediaan dan pengiriman barang ke showroom maupun konsumen. 4. Marketing & Sales Aktivitas perusahaan yang termasuk ke dalam pemasaran seperti kegiatan promosi, iklan, dan tender, dan juga penetapan harga pada produk. 5. Service Aktivitas perusahaan pada pelayanan seperti melengkapi jasa instalasi dan prasarana kantor. b) Aktivitas sekunder 1. Procurement Aktivitas perusahaan yang sesuai dengan aktivitas ini adalah aktivitas yang dibutuhkan untuk menyempurnakan berjalannya proses produksi, seperti pemeliharaan aset tetap), melengkapi keperluan kantor, dan memenuhi biaya untuk perjalanan yang terkait dalam produksi. 2. Technology development Tidak ada aktivitas perusahaan yang sesuai dengan aktivitas ini. 3. Human Resource Management Aktivitas perusahaan yang sesuai dengan aktivitas ini adalah aktivitas yang berkaitan dalam mempertahankan nilai produk, seperti menjaga kepuasan karyawan dengan memberi gaji dan tunjangan-tunjangan karyawan. 4. Firm Infrastructure Aktivitas yang sesuai dengan aktivitas ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan pendanaan, seperti asuransi dan bunga bank. 1.2 Mengidentifikasi Biaya dan Mengalokasikannya ke dalam Aktivitas Perusahaan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi biaya dengan menganalisis rincian biaya dari laporan laba rugi PT Karya Mentari Seraya, yang kemudian dialokasikan ke dalam masing-masing aktivitas pada Value Chain Tabel 1.1 Aktivitas-aktivitas Biaya No. Aktivitas Value Chain Aktivitas-aktivitas Perusahaan AKTIVITAS PRIMER 1. Inbound Logistic Biaya bahan baku - Persediaan awal - Pembelian - Barang yang tersedia untuk dijual - Persediaan barang dagangan

5 Biaya upah langsung Biaya bahan baku pembantu 2. Operasi Biaya upah tidak langsung Biaya penyusutan mesin pabrik dan peralatan Biaya pemeliharaan mesin pabrik dan peralatan Biaya listrik - Biaya listrik kegiatan proses produksi 3. Outbound Logistic Biaya lainnya - Pemeliharaan produk - Biaya pengiriman 4. Pemasaran Biaya promosi - Iklan - Tender 5. Pelayanan Jasa instalasi & prasarana kantor - Service - Spareparts inventaris kantor AKTIVITAS SEKUNDER 6. Procurement Pemeliharan aset tetap - Pemeliharaan mobil - Pemeliharaan aset lainnya Biaya penyusutan - Penyusutan mobil - Penyusutan gedung Biaya kendaraan kantor - Biaya bensin - Biaya parkir Biaya perjalanan dinas Biaya umum lainnya - Biaya alat tulis kantor - Biaya keperluan dapur - Biaya telekomunikasi - Biaya lain-lain 7. Pengembangan Teknologi - 8. Manajemen Sumber Daya Manusia Biaya gaji dan tunjangan-tunjangan karyawan - Biaya transport - Biaya makan & minum - Biaya THR/lembur/insentif 9. Infrastruktur Perusahaan Biaya asuransi Biaya terkait pendanaan - Bunga bank - Administrasi bank - Bunga leasing - Lain-lain Sumber: diolah dari data internal perusahaan

6 1.3 Mengidentifikasikan Cost Driver dan Keterkaitan Biaya Dengan mengetahui keterkaitan biaya dan pemicu biaya suatu aktivitas maka akan dapat menciptakan peluang bagi penurunan biaya. a) Aktivitas Utama 1) Inbound Logistic Aktivitas ini merupakan aktivitas yang meliputi penanganan kebutuhan bahan baku, dan tenaga kerja langsung. Pemicu dari aktivitas ini adalah peningkatan kualitas bahan dasar produk, jumlah tenaga kerja langsung yang terlibat. 2) Operation Pada aktivitas terdapat aktivitas yang berkaitan dengan proses produksi. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah keinginan perusahaan untuk meningkatkan kinerja pelayanan jasa yang diberikan kepada konsumen dengan melakukan perbaikan secara terus menerus. 3) Outbound Logistic Aktivitas ini memiliki aktivitas yang berkaitan dengan pendistribusian produk kepada konsumen, seperti pengiriman dan pengawasan. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah peningkatan kinerja pelayanan. 4) Marketing & Sales Aktivitas ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkan kepada konsumen. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah sumber daya manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. 5) Service Aktivitas ini adalah aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan kualitas jasa dan pelayanan yang diberikan. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah keinginan perusahaan untuk memperbaiki mutu pelayanan secara terusmenerus. b) Aktivitas Sekunder 1) Procurement Pada aktivitas ini memiliki aktivitas yang berkaitan dengan pemeliharaan asset tetap dan sebagai pelengkap kebutuhan dalam kegiatan produksi. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah keinginan perusahaan untuk melakukan perbaikan terhadap mesin dan perlengkapan/peralatan lainnya. 2) Technology Development Aktivitas ini terdapat aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan IT dalam menunjang kegiatan produksi. Namun pada PT Karya Mentari Seraya tidak terdapat aktivitas yang sesuai dengan aktivitas ini, sehingga tidak ada pemicu bagi aktivitas ini yang muncul. 3) Human Resource Management Aktivitas ini memiliki aktivitas yang berkaitan dengan baik fasilitas maupun gaji serta tunjangan yang diberikan kepada karyawan. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah meningkatkan kinerja sumber daya manusia dengan memberikan kepuasan yang sesuai dengan tugas yang diberikan kepada masing-masing karyawan. 4) Firm Infrastructure Aktivitas ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan akuntansi pada perusahaan serta pengelolaan manajemen perusahaan. Pemicu biaya pada aktivitas ini adalah peningkatan mutu perusahaan

7 1.4 Mengkomposisikan Biaya Pada Aktivitas Value Chain Menetapkan biaya pada masing-masing aktivitas perusahaan. Analisis terhadap data rincian biaya dan menentukan presentase pada masing-masing aktivitas Inbound Logistic Aktivitas Inbound Logistic memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Inbound Logistic: Tabel 1.2 Aktivitas Biaya Inbound Logistic Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya bahan baku - Persediaan awal - Pembelian - Barang yang tersedia untuk dijual - Persediaan barang dagangan Rp Rp Biaya upah langsung Rp Rp Biaya bahan baku Rp Rp pembantu Total Rp Rp Operasi Aktivitas Operasi memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Operasi: Tabel 1.3 Aktivitas Biaya Operasi Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya upah tidak langsung Rp Rp Biaya penyusutan mesin Rp Rp pabrik dan peralatan Biaya pemeliharaan mesin Rp Rp pabrik dan peralatan Biaya listrik Rp Rp Biaya listrik kegiatan proses produksi Total Rp Rp Outbound Logistic Aktivitas Outbound Logistic memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Outbound Logistic: Table 1.4 Aktivitas Biaya Outbound Logistic Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya lainnya Rp Rp

8 - Pemeliharaan produk Biaya pengiriman Rp Rp Total Rp Rp Pemasaran Aktivitas Pemasaran memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Pemasaran: Table 1.5 Aktivitas Biaya Pemasaran Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya promosi - Iklan - Tender Rp Rp Total Rp Rp Pelayanan Aktivitas Pelayanan memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan tidak ada biaya yang digunakan untuk aktivitas pelayanan pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Pelayanan: Table 1.6 Aktivitas Biaya Pelayanan Tahun 2012 Aktivitas Biaya Jasa instalasi & prasarana kantor - Service - Spareparts inventaris kantor Rp Total Rp Procurement Aktivitas Procurement memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Procurement: Table 1.7 Aktivitas Biaya Procurement Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya pemeliharan asset tetap - Pemeliharaan mobil - Pemeliharaan asset lainnya Biaya penyusutan - Penyusutan mobil - Penyusutan gedung Rp Rp Rp Rp Biaya kendaraan kantor Rp Rp

9 - Biaya bensin - Biaya parkir Biaya perjalanan dinas Rp Rp Biaya umum lainnya Rp Rp Biaya alat tulis kantor - Biaya keperluan dapur - Biaya telekomunikasi - Biaya lain-lain Total Rp Rp Pengembangan & Teknologi Pada PT Karya Mentari Seraya tidak terdapat biaya aktivitas Pengembangan & Teknologi. Sehingga tidak adanya perincian biaya pada aktivitas Pengembangan & Teknologi: Tabel 1.8 Aktivitas Biaya Pengembangan & Teknologi Aktivitas Biaya Tahun Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia: Tabel 1.9 Aktivitas Biaya Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya gaji dan tunjangantunjangan karyawan - Biaya transport - Biaya makan & minum - Biaya THR/lembur/insentif Rp Rp Total Rp Rp Infrastruktur Perusahaan Aktivitas Infrastruktur Perusahaan memiliki jumlah proporsi biaya sebesar Rp pada tahun 2012 dan Rp pada tahun Berikut merupakan perincian biaya pada aktivitas Infrastruktur Perusahaan: Tabel 1.10 Aktivitas Biaya Infrastruktur Perusahaan Aktivitas Biaya Tahun 2012 Biaya asuransi Rp Rp Biaya terkait pendanaan Rp Rp Bunga bank - Administrasi bank - Bunga leasing

10 No. - Lain-lain Total Rp Rp Menentukan Presentase Pada Masing-masing Aktivitas Berikut merupakan penentuan presentase pada masing-masing aktivitas sesuai dengan perincian biaya di atas berdasarkan perumusan pada jurnal Sarjono (2011): Tabel 1.11 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Primer Value Chain Kegiatan Rantai Nilai 2012 % 2013 % 1. Inbound Rp % Rp % 94.78% Logistic 2. Operasi Rp % Rp % 2.93% 3. Outbound Logistic Rp % Rp % 1.62% 4. Pemasaran Rp % Rp % 0.63% 5. Pelayanan Rp % Rp - 0% 0.06% Jumlah Rp % Rp % % Sumber: diolah dari data PT Karya Mentari Seraya Tabel 1.12 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Sekunder Value Chain Ratarata Kegiatan Ratarata No 2012 % 2013 % Rantai Nilai 1. Procurement Rp % Rp % 37.46% 2. Pengembang an Teknologi Rp 0 0% Rp 0 0% 0% 3. Manajemen Rp % Rp % 33.78% Sumber Daya Manusia 4. Infrastruktur Perusahaan Rp % Rp % 28.77% Jumlah Rp % Rp % % Sumber: diolah dari data PT Karya Mentari Seraya 1.6 Perhitungan Nilai Margin pada Value Chain Perhitungan nilai margin dalam Value Chain diperoleh dari data laporan laba rugi perusahaan. Menurut jurnal Sarjono (2011), untuk menghitung nilai margin, terlebih dahulu harus menghitung rata-rata pendapatan perusahaan dalam kurun waktu dua periode atau dua tahun, sebagai berikut: Rata-rata Pendapatan Tahun 2012 & 2013 Rata-rata pendapatan pada PT Karya Mentari Seraya diperoleh dari jumlah pendapatan per tahun dibagi dengan jumlah tahun (periode) yang akan dihitung. Perumusannya sebagai berikut: Rata-rata pendapatan = (Pendapatan Tahun Pendapatan ) 2 = (Rp Rp ) 2 = Rp

11 1.6.2 Rata-rata Biaya Pada Aktivitas Utama Rata-rata biaya pada aktivitas primer diperoleh dari jumlah biaya per tahun dibagi dengan jumlah tahun (periode) yang akan dihitung. Perumusannya sebagai berikut: Rata-rata biaya primer = (Jumlah Biaya Tahun Jumlah Biaya ) 2 = ( Rp Rp ) 2 = Rp Rata-rata Biaya Pada Aktivitas Penunjang Rata-rata biaya pada aktivitas sekunder diperoleh dari jumlah biaya sekunder per tahun dibagi dengan jumlah tahun (periode) yang akan dihitung. Perumusannya sebagai berikut: Rata-rata biaya sekunder = (Jumlah Biaya Tahun Jumlah Biaya ) 2 = (Rp Rp ) 2 = Rp ,4 Margin dari Masing-masing Aktivitas sebagai Hasil Perbandingan Setelah diketahui rata-rata pendapatan dan biaya, maka dapat diperoleh nilai margin dari pengurangan antara rata-rata pendapatan dan rata-rata biaya pada setiap aktivitas dibagi dengan rata-rata biaya pada setiap aktivitas. Perumusannya sebagai berikut: Margin aktivitas primer = Rata-rata Pendapatan Rata-rata Biaya Aktivitas Primer Rata-rata Pendapatan = Rp Rp Rp = % x 100% x 100% Margin aktivitas sekunder = Rata-rata Pendapatan Rata-rata Biaya Aktivitas Sekunder Rata-rata Pendapatan x 100% = Rp Rp ) Rp = % x 100% 1.7 Elemen Aktivitas- aktivitas Perusahaan Berdasarkan pengolahan data dan perhitungan nilai margin yang telah dilakukan, maka dapat dilihat masing-masing aktivitas beserta presentase dan nilai margin pada gambar bagan Value Chain sebagai berikut :

12 SUPPORT ACTIVITIES FIRM INFRASTRUCTURE HUMAN RESOURCE MANAGEMENT TECHNOLOGY DEVELOPMENT PROCUREMENT 28.77% 33.78% 37.46% INBOUND OUTBOUND MARKETING LOGISTIC OPERATION SERVICE LOGISTIC & SALES 94.78% 2.93% 1.62% 0.63% 0.06% 0% % % MARGI PRIMARY ACTIVITIES Gambar 1.1 Elemen Aktivitas-aktivitas PT Karya Mentari Seraya Sumber: Diolah oleh peneliti Dari hasil perhitungan Value Chain Analysis sesuai dengan gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam aktivitas primer memiliki proporsi biaya terbesar terletak pada Inbound Logistic sebesar 94.78%. Sedangkan untuk aktivitas Technology Development memiliki nilai terkecil pada aktivitas sekunder yaitu 0% Untuk margin yang diperoleh pada aktivitas primer dan sekunder terdapat perbandingan yang cukup besar, untuk aktivitas primer memperoleh nilai margin sebesar 22.59%, sedangkan aktivitas sekunder memperoleh nilai margin yang lebih besar yaitu 95.74%. Di mana aktivitas primer memiliki peran yang lebih besar terhadap perusahaan dibandingkan aktivitas sekunder. Maka biaya yang dikeluarkan pada aktivitas primer lebih besar dibandingkan dengan aktivitas sekunder. Aktivitas sekunder memiliki peran sebagai pendukung bagi aktivitas primer, memenuhi kebutuhan yang diperlukan aktivitas primer dalam menjalankan proses produksi hingga proses distribusi. 1.8 Pembahasan Strategi Generik Strategi generik terbagi dalam tiga macam, yaitu Cost Leadership, Differentiation, dan Focus. Di mana Cost Leadership merupakan strategi yang menciptakan biaya rendah, Differentiation merupakan strategi yang menciptakan keunggualan dengan menciptakan produk yang variatif, dan Focus merupakan strategi yang memiliki segmen khusus. Dari hasil margin dan kriteria yang dimiliki oleh perusahaan disesuaikan dengan teori Porter (1998), maka sebaiknya menentukan Cost Leadership sebagai strategi generik yang dipilih oleh perusahaan, karena nilai margin yang diperoleh pada aktivitas primer memiliki nilai yang cukup kecil. Dalam kasus ini, Cost Leadership akan membantu perusahaan dalam meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan margin yang diperoleh, dengan bantuan Value Chain Analysis dalam mengelompokkan aktivitas beserta dengan perincian biayanya maka perusahaan akan lebih mudah dalam menyeleksi aktivitas mana yang harus ditingkatkan maupun dihilangkan sehingga perusahaan dapat menawarkan harga jual produk yang rendah namun memiliki kualitas yang baik yang akan menciptakan keunggulan bersaing.

13 COMPETITIVE ADVANTAGE Lower Cost Differentiation COMPETITIVE SCOPE Broad Target PT. KMS Narrow Target Gambar 1.2 Strategi Generik Porter Sumber: Michael E. Porter (1998), diolah oleh peneliti 1.9 Implikasi Manajerial Menurut hasil perhitungan Value Chain, dapat diketahui bahwa terdapat aktivitas yang memiliki nilai terbesar dan terkecil dibandingkan dengan aktivitas lainnya, yaitu Inbound Logistic pada aktivitas primer dan Technology Development pada aktivitas sekunder. Inbound Logistic sebagai aktivitas yang memiliki proporsi nilai terbesar yaitu 94.78%. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian keunggulan bersaing perusahaan. Dalam aktivitas ini ditentukan kualitas bahan baku dan tenaga kerja pada suatu proyek, sehingga akan menjadi pertimbangan bagi client dalam melakukan pemesanan. Sedangkan pada aktivitas sekunder Technology Development memiliki nilai terkecil yaitu 0%. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak memiliki aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan teknologi. Sedangkan untuk perhitungan margin pada Value Chain, diperoleh nilai sebesar 22.59% untuk aktivitas primer dan 95.74% untuk aktivitas sekunder. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas primer memiliki biaya yang lebih besar dibandingkan dengan aktivitas sekunder. Maka perusahaan harus meningkatkan nilai marginnya. Dalam meningkatkan margin, perusahaan harus meminimalisir biaya yang dikeluarkan terutama pada aktivitas yang memiliki proporsi biaya terbesar dan meningkatkan aktivitas terkecil. Sehingga margin pada aktivitas primer akan meningkat. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus menerapkan strategi generik Cost Leadership, sehingga perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya dengan menawarkan produk yang memiliki biaya dan harga jual yang rendah. Menurut David (2012:277) menjelaskan bahwa strategi Cost Leadership yang berhasil memiliki overhead yang rendah, oleh karena itu harus adanya penanganan khusus pada biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas Inbound Logistic dan Procurement yang merupakan aktivitas dengan proporsi biaya terbesar. Selain itu, David (2012:277), juga menyatakan bahwa dengan menerapkan Cost Leadership perusahaan harus mencari terobosan teknologi yang mampu menghemat biaya, hal ini berkaitan dengan aktivitas Technology Development.

14 Dengan adanya beberapa permasalahan diatas yang terkait dalam aktivitas Value Chain, maka dapat diatasi dengan gambar berikut yang menjelaskan bahwa antara analisis Value Chain dengan strategi Cost Leadership dapat saling mendukung, dengan meminimalisir biaya tertinggi yaitu Inbound Logistic dan meningkatkan biaya terendah yaitu Technology Development FIRM INFRASTRUCTURE HUMAN RESOUCRE TECHNOLOGY DEVELOPMENT PROCUREMENT Menerapkan sistem yang efisien dalam menghubungka n produk supplier dengan proses produksi Memiliki hubungan baik dengan supplier untuk keuntungan Mengurangi biayabiaya yang terkait dengan pendanaan Kebijakan yang konsisten untuk mengurangi biaya Melakukan investasi dan penguasaan dalam teknologi untuk mengurangi biaya yang terkait dengan proses Berlokasi dekat dengan supplier Proses evaluasi yang teratur untuk memonitor Menggunakan skala ekonomi untuk mengurangi biaya produksi Pembangunan fasilitas produksi (mesin) dengan Mengurangi tenaga kerja melalui mekanisasi & otomatisasi Susunan manajerial yang relative sedikit untuk mengurangi biaya Menggunakan teknologi manufaktur yang Memenuhi kebutuhan produksi seefisien mungkin Mengontrol produk dengan rutin Membuat jadwal pengiriman yang dapat menurunkan biaya Melakukan pengiriman dalam jumlah besar Pemilihan transportasi pengiriman yang berbiaya rendah Praktek perencanaan yang sederhana untuk mengurangi biaya Memberikan program pelatihan yang efektif untuk meingkatkan kualitas Pemilihan jasa iklan yang berbiaya rendah Penetapan harga produk rendah sehingga dapat menghasilkan volume penjualan yang Tenaga penjualan yang sedikit, namun Koordinasi pengembangan penelitian, produk, dan Mencari sistem dan prosedur untuk biaya terendah dalam membeli material Instalasi produk yang efektif untuk mengurangi Teknisi ahli perbaikan produk yang MARGIN MARGIN INBOUND LOGISTIC OPERATION Gambar 1.3 Mencapai Keunggulan Kompetitif melalui Cost Leadership dan Value Chain Berdasarkan dengan adanya keterkaitan diantara aktivitas primer dan sekunder, maka dengan mengoreksi kegiatan dalam aktivitas Inbound Logistic dan Technology Development dengan menggunakan Cost Leadership, akan berdampak baik bagi aktivitas lainnya yang saling terkait. SIMPULAN DAN SARAN OUTBOUND LOGISTIC MARKETING & SALES SERVICE Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil Value Chain Analysis pada laporan keuangan pada PT Karya Mentari Seraya, dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah aktivitas Inbound Logistic pada aktivitas primer yaitu sebesar 94.78% dan nilai terkecil adalah Technology Development pada aktivitas sekunder yaitu 0%. Pada Value Chain Analysis dapat diketahui biaya-biaya pada setiap aktivitas secara terperinci, yang kemudian dapat diperhitungkan nilai margin dari aktivitas primer dan aktivitas sekunder. Nilai margin yang diperoleh dari hasil analisis adalah 22.59%

15 untuk aktivitas primer dan 95.74% untuk aktivitas sekunder. Di mana hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas primer memiliki biaya yang lebih besar dibandingkan aktivitas sekunder. Selain itu, juga didapat adanya keterkaitan antara aktivitas primer dan aktivitas sekunder yang dapat menciptakan nilai jual beli yang menjadi pendukung strategi generik dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Strategi generik yang digunakan adalah strategi Cost Leadership yang bertujuan untuk menetapkan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing, sehingga dapat menawarkan produk dengan harga rendah namun memiliki kualitas. Dengan strategi Cost Leadership, maka dapat meningkatkan total margin yang diperoleh dengan menekankan biaya yang memiliki nilai yang terbesar yaitu Inbound Logistic pada aktivitas primer dan meningkatkan biaya yang memiliki nilai terkecil yaitu Technology Development pada aktivitas sekunder. Saran yang dapat diberikan kepada PT Karya Mentari Seraya berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat dilihat bahwa aktivitas yang memiliki prioritas terendah pada perusahaan adalah aktivitas pengembangan teknologi pada aktivitas sekunder. Pada posisi ini menunjukkan nilai yang kurang optimal. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya melakukan penanganan khusus pada aktivitas tersebut dengan menggunakan Cost Leadership. Perusahaan meningkatkan aktivitas pengembangan teknologi dengan cara melakukan investasi dan penguasaan terhadap teknologi untuk mengurangi biaya yang terkait dengan proses pabrikasi, menggunakan teknologi manufaktur yang mudah, dan meningkatkan koordinasi antara pengembangan penelitian, produk, dan pemasaran. Dengan hal tersebut, maka akan mengurangi biaya lainnya yang terkait dalam proses produksi. Dengan nilai margin yang didapat, maka perusahaan harus memberikan perhatian khusus dengan menggunakan Cost Leadership pada aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai tertinggi dan terendah, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih efektif dan menghasilkan margin yang lebih tinggi. Dengan perolehan nilai margin yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Pada Inbound Logistic, beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu, meminimalisir kebutuhan bahan baku dengan melakukan pemakaian yang optimal sehingga mengurangi frekuensi pembelian bahan baku dan mengurangi pemakaian bahan baku yang bukan merupakan kebutuhan bahan baku pokok, memperhatikan keunggulan bahan baku yang digunakan untuk meminimalkan kerusakan dan meningkatkan kualitas produk, menjalin hubungan yang baik dengan supplier untuk terciptanya keuntungan jangka panjang, dan berlokasi dekat dengan supplier. Pengukuran dengan metode penelitian ini, sebaiknya dilakukan secara berkala (konsisten) oleh pihak perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan jangka panjang dan menciptakan keunggulan bersaing yang baik. REFERENSI Assuari, Sofjan (2011). Strategic Management Sustainable Competitive Advantage. Jakarta: Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Baroto, Mas Bambang; Abdullah, Muhammad Madi Bin; Wan, Hooi Lai (2012). Hybrid Strategy : A New Strategy for Competitive Advantage. International Journal of Business and Management. Vol. 7, No. 20; 2012.David, Fred R. (2012). Strategic Management (ManajemenStrategis) Edisi 12. Salemba Empat, Jakarta

16 Grant, Robert M. (1996). Toward a Knowledge-based Theory Of The Firm. Strategic Management Journal, Vol. 17 (Winter Special Issue), Griffin, Ricky W. (2004). Management (7 th Company. edition). Boston: Houghton Mifflin Hardy, Cynthia (1994). Managing Strategic Action: Mobilizing Change Concepts, Readings, and Cases., 1 st edition. Sage Publications, Inc. Hax, A. C., & Majluf, N. S. (1996). The Strategy Concept and Process: A Pragmatic Approach, 2 nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall. Hemmatfar, Mahmood; Salehi, Mahdi; Bayat, Marziyeh (2010). Competitive Advantage and Strategic Information. International Journal of Business and Management. Vol. 5, No. 7; July Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane, & Hoskisson, Robert E.. (2011) Strategic Management Competitiveness & Globalization. (9 th edition). USA: South- Western Cengage Learning. Jung, Sang Chul (2014). The Analysis of Strategic Management of Samsung Electronics Company through the Generic Value Chain Model. International Journal of Software Engineering and Its Application. Vol. 8, No. 12 (2014), pp Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Pearce, John & Robinson, Richard (2007). Strategic Management: Formulation, Implementation and Control. Mcgraw-Hill International Editions: Management and Organization Series. Porter, Michael E.. (1998). Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior Performance. New York: The Free Press. Porter, Michael E.. (1985). Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior Performance: with a New Introduction. New York: The Free Press. Prawironegoro, Darsono; Purwanti, Ari (2009). Akuntansi Manajemen. Edisi ke 3. Bogor: Mitra Wacana Media Purwanto, Iwan (2012). Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya. Robbins,Stephen P.,& Coulter,Mary. (2009). Management. (10 th edition). England: Pearson. Rudianto (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga. Sarjono, Haryadi (2011). Value Chain Calculation To Find The Company s Margin.

17 Sekaran, Uma. (2006). Metodelogi Penelitian untuk Bisnis (Kwan Men Yon). (4 th edition). Jakarta: Salemba Empat. Solihin, Ismail (2012). Manajemen Strategik. Jakarta:Erlangga. Stabell, Charles S.; Fjeldstad, Oystein D (1998). Configuring Value For Competitive Advantage: On Chains, Shops, and Networks. Strategic Management Journal, Vol. 19, Tanwar, Ritika (2013). Porter s Generic Competitive Strategies. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). Vol. 15, Issue 1 (Nov. Dec. 2013), PP Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. (edisi-3). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Wisdaningrum, Oktavima (2013). Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Dalam Lingkungan Internal Perusahaan. ANALISA, Vol. 1, No. 1, April 2013: Witjaksono, Armanto (2013). Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yanfang, WU (2012). Research on Cost Strategies in Railway Construction Business Based on Value Chain Analysis. Management Science and Engineering. Vol. 6, No. 3, 2012, pp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA GD. FPIPS JL. DR. SETIABUDHI NO.229 TLP. 2014179 BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22), manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT.XYZ, JAKARTA SELATAN)

PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT.XYZ, JAKARTA SELATAN) PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT.XYZ, JAKARTA SELATAN) Marchella Karsidi Jurusan Management, School of Business Management, BINUS University.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Suhartini (2014), profit margin dari produk

Lebih terperinci

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Atas dasar hasil analisis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diberikan adalah: 1. PT. CJSP telah merumuskan dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Hanif Mauludin www.kafebisnis2010.wordpress.com Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL Oleh: Herlina (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3 [Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3 Porter s generic value chain : Segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus meciptakan nilai bagi para pelanggannya dengan cara menyediakan

Lebih terperinci

1. Strategi bersaing yang digunakan oleh Merdeka Motor dalam menjual

1. Strategi bersaing yang digunakan oleh Merdeka Motor dalam menjual BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan 1. Strategi bersaing yang digunakan oleh Merdeka Motor dalam menjual produk yaitu strategi

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi bersaing Strategi Bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri. Strategi bersaing bertujuan menegakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendapatan PT Pos Indonesia pada salah satu bidang usaha intinya yaitu

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendidikan

Sistem Informasi Pendidikan Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics

Lebih terperinci

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan BAB 2 TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Tinjauan Teoristis 2.1.1 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian pada Waroeng Laris Manis menggunakan metode observasi dan wawancara serta menggunakan metode service blueprint terhadap proses penghantaran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu: a) Selama

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari perancangan Sistem Informasi Manufaktur pada proses penanganan bahan baku di PT. "X" dalam menciptakan kinerja

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA,

BAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang perindustrian di Indonesia semakin berkembang pesat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang berdiri. Ditambah juga dari kampanye pemerintah yang menyerukan

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penulis telah melakukan serangkaian penelitian pada PT Super Plastin yang berkaitan dengan biaya kualitas dan kegagalan produk yang ada di perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061

Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061 DESAIN SISTEM INFORMASI ANGGARAN DENGAN ANALISIS RANTAI NILAI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS POLITEKNIK NEGERI SEMARANG) Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan wawancara pada PT. CJSP, maka dapat disimpulkan bahwa konsep Supply Chain Management yang saat ini diterapkan

Lebih terperinci

market penetration, product development, dan diversification. Perseroan

market penetration, product development, dan diversification. Perseroan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Perseroan melakukan strategi pertumbuhan yaitu market development, market penetration, product development, dan diversification. Perseroan berusaha menyediakan

Lebih terperinci

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom prm@politekniktelkom.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

[Analisis dan Portofolio ]

[Analisis dan Portofolio ] Rekayasa SI [Analisis dan Portofolio ] ASEP WAHYUDIN,S.KOM, M.T. FKOM Universitas Kuningan 1 Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing and Sales Service Support Activities Value Chain Analysis

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian di Putra Mandiri dan membahas hasil penelitian pada bab 4, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan model The Three

Lebih terperinci

KESUMPULAN DAN SARAN

KESUMPULAN DAN SARAN BABIV KESUMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis atas badan usaha menunjukkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani

PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani 1 PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING Cici Safitri Kandou cicisafitri@ymail.com Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

Internal Value Chain Starbucks

Internal Value Chain Starbucks Internal Value Chain Starbucks 1. Primary Activities Starbucks Coffee Indonesia Logistik Masuk (Inbound logistics) Pada tahapan ini meliputi kegiatan untuk memperoleh bahan baku dari pemasok. Bahan baku

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN Titien S. Sukamto Mengembangkan Portofolio Aplikasi dari Perspektif Strategis Setelah memahami kondisi organisasi saat ini, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang terdapat di bab pertama, dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dinilai penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap Perusahaan MDK, maka kesimpulan yang dihasilkan untuk menjawab identifikasi masalah di bab 1 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Biaya

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB6. SIMPU LAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: a. Posisi strategik

Lebih terperinci

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1/total Outline Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Mengapa SIA penting? SIA dalam organization s value chain SIA, strategi korporat 2/total Apa itu

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim² ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA I Ketut Patra¹ Agus Salim² No. HP 081355106244¹ ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada bab ini akan dibahas beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis dimana kesimpulan ini akan menjawab identifikasi masalah yang telah dibuat terhadap KSP

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED MANAGEMENT DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA 1 APA COSTING SYSTEM? 2 APA PERMASALAHAN DALAM COSTING SYSTEM? 3 BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN BIAYA OVERHEAD?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa

PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa ABSTRAK MI Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Desa Wirogunan Kecamatan Kartasura Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perseroan melakukan strategi pertumbuhan dari tahun 2012 hingga tahun

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta

Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta Dicky Anggoro Wicaksono 1, Sri Suning Kusumawardani 2, Igi Ardiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini tertuang dalam butir-butir sebagai berikut : Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Produktivitas Pekerja

Lebih terperinci

Diskusi mengenai topik minggu lalu.

Diskusi mengenai topik minggu lalu. Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi

Lebih terperinci

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997)

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997) Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter (Five Forces) Analisis ini menggunakan teori Michael Porter mengenai 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi perusahaan dalam dunia bisnis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR Michael 1200985533 Indra Setiawan 1000854095 Dicky Christianto 0900801503 Dosen pembimbing : Pangondian T.Siregar, SE, MM.

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dijelaskan bahwa rancangan sistem yang diusulkan telah didiskusikan dengan pemilik dan juga tanggapan dari hasil FGD (Formal Group Discussion) yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simp ulan Model sistem informasi manufaktur, tersusun dari subsistem input yang dimasukkan dalam database dan menghasilkan subsistem output. Subsistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins dan Coulter (2007,

Lebih terperinci

BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian dengan obyek pengamatan PT X telah mengungkap beberapa temuan dan jawaban dari perumusan masalah penelitian ini yaitu: 1. Perumusan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap pengendalian kualitas untuk mengurangi produk gagal kemeja di Perusahaan X, maka dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN P R O S I D I N G 374 ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM Juwita Ratna Sari 1, Wisynu Ari Gutama 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002,

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program

Lebih terperinci

TINJAUAN MENYELURUH SIA. Oleh : Diana Rahmawati

TINJAUAN MENYELURUH SIA. Oleh : Diana Rahmawati TINJAUAN MENYELURUH SIA Oleh : Diana Rahmawati Konsep Dasar Sistem SUATU SISTEM DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI DUA ATAU LEBIH KOMPONEN ATAU SUBSISTEM YANG BERINTERAKSI UNTUK

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Jenis dan metodologi penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan

Lebih terperinci

C HAPTER 1. Sistem Informasi Akuntansi : Sebuah Pengantar

C HAPTER 1. Sistem Informasi Akuntansi : Sebuah Pengantar 2008 Prentice Hall Business Publishing Accounting Information Systems, 11/e Romney/Steinbart 1 of 72 C HAPTER 1 Sistem Informasi Akuntansi : Sebuah Pengantar 2008 Prentice Hall Business Publishing Accounting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Mansion28, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: d. Mansion28 telah menyusun

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produk salon untuk mengetahui laba diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Rancangan penerapan balanced scorecard dalam upaya peningkatan kinerja di SBU Niaga hanya dalam 3 perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan dan prosedur perusahaan terkait aktivitas produksi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap aktivitas pengelolaan persediaan barang jadi di PT TAS berikut kesimpulan yang peneliti buat: 5.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno,

Lebih terperinci

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE Management Information Systems, 9 th edition, By Raymond McLeod, Jr. and George P. Schell 2004, Prentice Hall, Inc. 1 Learning Objectives: Dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis profitabilitas pelanggan PT. BINTANG CATUR ADHIYASA tahun 2013, maka dapat disimpulkan bahwa semua pelanggan PT. BINTANG CATUR ADHIYASA merupakan

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak, maka dapat ditarik

BAB 6 PENUTUP. untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak, maka dapat ditarik 103 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab 6 yang digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci