ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO

Transkripsi

1 ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO Hana Catur Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Hari Supriyanto Jurusan Teknik Industri ITS hana_catur@yahoo.co.id ABSTRAK Humanware merupakan komponen teknologi yang berwujud kemampuan sumber daya manusia, meliputi pengetahuan, ketrampilan/ keahlian, kebijakan, kreativitas, prestasi dalam memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi yang tersedia. Humanware pada industri gula memiliki peranan yang sangat penting, karena humanware diharapkan mampu membuat improvement dan inovasi dalam meningkatkan kinerja pabrik gula. Tetapi, lapangan humanware pada industri gula seringkali kurang mendapatkan sentuhan pengembangan,sehingga dari tahun ke tahun pabrik gula tidak dapat meningkatkan kinerjanya karena tidak pernah ada inovasi yang dilakukan oleh para karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kriteria tingkat kecanggihan dan menentukan tingkat kecanggihan humanware bagian pabrikasi dan instalasi PG Candi Baru, Sidoarjo. Pada penelitian ini, penarikan kriteria kecanggihan humanware dilakukan dengan menggunakan metode Delphi, pembobotan untuk masing masing kriteria menggunakan analytical hierarki process (AHP) dan penentuan tingkat kecanggihan humanware dilakukan dengan pendekatan teknometrik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang menjadi kriteria tingkat kecanggihan humanware adalah: kreativitas, orientasi berprestasi, orientasi bekerja sama, orientasi effisiensi, orientasi waktu, profesionalitas, integritas dan orientasi pada hasil. Tingkat kecanggihan humanware pada pabrikasi lebih tinggi dengan indeks 0,926 dibanding bagian instalasi, dengan indeks 0,88. Ini menggambarkan bahwa humanware di pabrikasi lebih baik dari pada humanware di instalasi berdasarkan kriteria kriteria tersebut. Kata kunci: humanware, kriteria kecanggihan humanware, tingkat kecanggihan humanware, PG Candi Baru, pendekatan teknometrik PENDAHULUAN Dewasa ini persaingan antar perusahaan berjalan semakin ketat. Sumber daya manusia menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan karena sumber daya manusia merupakan salah satu komponen teknologi yang disebut humanware, dan merupakan suatu asset yang dapat digunakan untuk mengembangkan core competency suatu perusahaan (Prahalad and Hamel, 1990). Humanware pada industri gula memiliki peranan yang sangat penting, karena humanware diharapkan mampu membuat improvement dan inovasi dalam meningkatkan kinerja pabrik gula. Tetapi, yang terjadi di lapangan sebaliknya, humanware pada industri gula seringkali tidak pernah mendapatkan sentuhan pengembangan,sehingga dari tahun ke tahun pabrik gula tidak dapat meningkatkan kinerjanya karena tidak pernah ada inovasi yang dilakukan oleh para karyawannya.

2 Kondisi ini mengakibatkan kontribusi humanware lebih rendah jika dibanding technoware. (Ciptomulyono, 2006). Sebagai perbandingan, di Nepal, humanware memberikan kontribusi terbesar dalam perkembangan industri gula (Pandey,1998). Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kecanggihan humanware ini, maka PG memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui posisi humanware PG saat ini terhadap kompetensi standart humanware PG. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengindentifikasikan kriteria- kriteria kecanggihan humanware agar dapat digunakan sebagai acuan pihak manajemen untuk menyusun prioritas dan merumuskan strategi pengembangan humanware dalam mengimbangi kemajuan technoware, orgaware dan infoware saat ini. Dalam menentukan kriteria kriteria sophisticated humanware, digunakan pendekatan Delphi, agar dapat diperoleh kriteria- kriteria yang tidak bias dan akurat. Metode Delphi bertujuan untuk mendapatkan kriteria berdasarkan konsensus/ kesepakatan dari beberapa orang pakar yang memahami konsep dan permasalahan humanware, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. (Iwan dkk, 2004). Sedangkan, untuk menentukan bobot dari setiap kriteria sophisticated humanware digunakan pendekatan AHP. Sedangkan pengukuran tingkat kecanggihan humanware menggunakan metode teknometrik. METODE Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengindentifikasi kriteria tingkat kecanggihan dan menentukan tingkat kecanggihan humanware bagian pabrikasi dan instalasi PG Candi Baru, Sidoarjo. Metode yang digunakan dalan penelitian ini adalah metode Delphi, analitycal hierarki process (AHP) dan metode teknometrik. Metode Delphi metoda penjaringan opini kelompok yang partisipannya terdiri dari nara sumber atau pakar yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Karenanya output dari survey metoda Delphi berupa opini individu yang subjektif maka masih diperlukan suatu pendekatan lain untuk menstrukturkannya menjadi opini kelompok sehingga lebih objektif dan dapat diuji konsistensi-nya. Kemampuan ini dimiliki oleh metoda AHP, disamping itu pendekatan AHP sendiri memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan kemudahan pemakaiannya dibanding alat bantu pendukung keputusan multikriteria lain (Ciptomulyono,2002). Teori AHP digunakan untuk melihat bobot keterkaitan antar variabel, dan merupakan alat pengambilan keputusan yang digunakan untuk memecahan permasalahan kompleks, tidak terstruktur dan multi atribut. Teori ini dikembangkan oleh Saaty (1980). Penyusunan AHP terdiri dari tiga langkah (Dermawan,2006), yaitu: Desain Hirarki, yaitu: memecah persoalan yang kompleks dan multi kriteria menjadi beberapa faktor, Memprioritaskan prosedur. Setelah masalah berhasil dipecahkan menjadi struktur hirarki, dipilih prioritas prosedur untuk mendapatkan nilai keberartian relatif dari masing masing elemen di tiap level, dan Perhitungan Hasil. Dengan membentuk matriks preferensi, proses matematis dimulai dengan melakukan normalisasi dan menemukan bobot prioritaas pada tiap matriks. Teknometrik merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan audit teknologi. Langkah langkah penyelesaian dengan metode teknometrik adalah: estimasi Tingkat kecanggihan humanware, Pada tahap ini akan dilakukan penilaian (scoring) untuk menentukan t ingkat sofistikasi komponen humanware. Penilaian State Of The Art: Penilaian state of the art memerlukan masukan dari teknisi dan spesialis menyangkut operasi dan fasilitas transformasi yang diteliti. A-27-2

3 Pada penelitian ini kriteria mengalami penambahan yaitu: kriteria integritas, profesionalisme, dan orientasi pada hasil. Tabel 1. Kriteria Penilaian State of the Art Untuk Komponen Humanware Kriteria Definisi Kreativitas Kemampuan berkreasi yang dinilai berdasarkan berbagai aspek seperti kecerdasan, imajinasi dan intuisi Orientasi Keinginan untuk mencapai prestasi yang dinilai berprestasi berdasarkan aspek aspek seperti keberhasilan, keberanian, sifat kompetitif, dan dinamika Orientasi bekerja Kemampuan untuk bekerja sama yang dievaluasi sama melalui aspek seperti: semangat kelompok, penghargaan atas bantuan orang lain, kepekaan social dan apresiasi atas martabat kerja Orientasi effisiensi Keinginan untuk melakukan kerja secara efisien yang dinilai melalui aspek kemauan untuk bekerja keras, kesadaran, kemauan untuk menerima tanggung jawab. Kemampuan Kecenderungan unttuk mau menanggung resiko yang menghadapi resiko dinilai berdasarkan aspek kemauan bereksperimen, kesediaan untuk berubah, dan kemauan untuk mengambil inisiatif. Orientasi waktu Menghargai waktu dan cenderung menggunakan sebagai sumber daya yang bernilai, yang dilihat dari aspek pencapaian sasaran berdasarkan waktu dan orientasi masa depan. Sumber: ESCAP (1989) dalam Ciptomulyono (2003) Tabel 2. Pengembangan kriteria tingkat kecanggihan humanware Kriteria Profesionalisme Integritas Orientasi pada hasil HASIL DAN DISKUSI Definisi Kemauan dan kemampuan individu untuk meningkatkan kompetensi pribadinya, yang dinilai melalui aspek kompetensi, kepatuhan dan kontribusi (Mario, 2007). Kemampuan individu untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, yang dievaluasi melalui aspek: honesty (kejujuran), consistency dan commitment (DDI, 2007) Kemampuan individu untuk memenuhi target hasil yang telah ditetapkan perusahaan, dievaluasi melalui aspek: pencapaian target, kualitas hasil. Penelitian ini menghasilkan kriteria tingkat kecanggihan humanware di industry gula yang diperoleh dari metode Delphi terdiri dari: kreativitaas, orientasi berprestasi, orientasi effisiensi, orientasi bekerja sama, orientasi waktu, integritas, profesionalisme dan orientasi pada hasil. Hasil pengolahan data dengan metode teknometrik adalah sebagai berikut: A-27-3

4 Tabel 1. Pengukuran humanware pabrikasi dengan metode teknometrik Bagian Rating Bobot Aggregat rating Bagian pemurnian 0,614 0,389 0,259 Bagian penguapan 0,739 0,163 0,120 Bagian masakan 0,838 0,083 0,07 Bagian puteran 0,926 0,128 0,118 Bagian Laboratorium 0,926 0,237 0,230 Tingkat kecanggihan 0,797 Tabel 2. Pengukuran humanware instalasid engan metode teknometrik Bagian Rating Bobot Aggregat rating Gilingan 0,969 0,171 0,166 Ketel 0,908 0,117 0,106 Bangunan 0,949 0,074 0,07 Workshop 0,901 0,258 0,232 Listrik 0,796 0,322 0,256 Remise 0,843 0,059 0,05 Tingkat kecanggihan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode teknometrik yang didasarkan pada kriteria tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat kecanggihan humanware pada bagian pabrikasi berada pada indeks 0,797 dan bagian instalasi berada pada indeks 0,88. Kondisi ini menggambarkan bahwa terjadi gap antara kondisi nyata di lapangan dengan kondisi ideal tingkat kecanggihan humanware di bagian pabrikasi dan instalasi. Seharusnya, tingkat kecanggihan humanware pada posisi ideal mencapai indeks 1. Kondisi ini dapat tercapai jika skor/ nilai kemampuan humanware dilapangan dan state of the art dari kriteria kriteria tingkat kecanggihan humanware dikedua bagian ini sama. Gap ini mengindikasikan bahwa humanware dibagian pabrikasi dan instalasi harus segera di lakukan improvement. Dari gambaran tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa langkah strategis yang dapat digunakan sebagai suatu strategi untuk meningkatkan tingkat kecanggihan humanware PG Candi Baru. Jika ditarik kebelakang, tingkat kecanggihan humanware ini sebenarnya mencerminkan tingkat kemampuan humanware. sehingga untuk meningkatkan tingkat kecanggihan humanware harus melakukan up grading humanware. Jalan keluar yang dapat digunakan untuk melakukan up grading humanware adalah harus sesuai dengan kebutuhan improvement dari masing masing bagian. Improvement akan dilakukan pada bagian yang mempunyai rating terendah dengan tingkat kepentingan yang tertinggi. KESIMPULAN 1. Kriteria tingkat kecanggihan humanware pada industri gula adalah: kreativitas, orientasi berprestasi, orientasi bekerja sama, orientasi effisiensi, orientasi waktu, profesionalisme, integritas dan orientasi pada hasil 2. Tingkat kecanggihan humanware pada pabrikasi mencapai indeks 0,797. Untuk bagian instalasi berada pada indeks 0,88. Ini menggambarkan bahwa kemampuan humanware di pabrikasi dan instalasi belum menunjukkan tingkat kecanggihan tertinggi, sehingga harus ditingkatkan agar tingkat kecanggihannya dapat mencapai 0,88 A-27-4

5 nilai 1, yaitu suatu kondisi yang menggambarkan adanya persamaan antara kemampuan humanware dengan state of the art yang ditetapkan. SARAN 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, terutama untuk humanware tingkat perusahaan, atau bahkan perbandingan humanware antar perusahaan. 2. Pada penelitian selanjutnya disarankan menggunakan kriteria kriteria yang berbasis pada technical skill, humanskill dan knowledge skill sesuai dengan kebutuhan masing masing bagian di pabrik gula. DAFTAR PUSTAKA Afkar, Elvia, (1998), Perancangan Alat Ukur Tingkat Kesiapan Humanware Pada Proses Alih Teknologi, Thesis, Teknik Industri ITB. Bikram Raj Pandey, (1998), Measurement Of Technology: A Case study In sugar Factory In Nepal, A Research studi report submitted in partia fulfillment of the requirement for the degree of master of business administration, Asian Institute Of Technology School Of Management, Bangkok, Thailand. Ciptomulyono,U, (2002), Integrasi Metode Delphi dan Prosedur Analisis Hierarkis (AHP) Untuk Indentifikasi dan Penetapan Prioritas Objektif/ Kriteria Keputusan, IPTEK. Ciptomulyono,U, (2003), Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan Teknometrik Untuk Pengukuran Dan Manajemen Teknologi Di Sektor Industri, Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya ESCAP, (1989), Technology Atlas Project: A Framework For Technology Based Development, Vol 2, Asian and Pasific Centre For Transfer Of Technology, India. Roger Smith, Nawaz Sharif (2007), Understanding And Acquiring Technology Assets For Global Competition, Technovation 27, pp A-27-5