BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk
|
|
- Yuliani Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah tersebut bagi mereka yang mampu. Sebagaimana firman Allah SWT.:!" #$%!&' ()* 1/0.!&-+, Artinya: Dan permaklumkanlah kepada seluruh manusia itu untuk melakukan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al Hajj: 27). 1 Setiap orang Islam tentu mendambakan untuk menunaikan ibadah haji untuk memenuhi rukun Islam yang kelima, bagi umat Islam yang bermukim disekitar tanah Arab, pergi menunaikan haji mungkin tidak menjadi masalah karena kedekatan tempat tinggal mereka. Tetapi bagi umat Islam yang berada di Asia Tenggara (Cina, Jepang, Malaysia, Indonesia dan lain sebagainya), perjalanan ke Makkah merupakan pengembaraan yang mengagumkan. Berbagai cara ditempuh baik dengan kapal laut yang memakan waktu yang berminggu-minggu, berjalan kaki atau naik kendaraan darat yang memakan waktu yang berbulan-bulan. Sekarang dengan bertambah majunya 1 Abd. Al Baqi, Muhammad Fuad, Al Mijam al Mufharas Liahfadz al-qur an al Karim, Beirut, Dar al-fikr, Cet. IV, 1994, hlm
2 2 ilmu pengetahuan dan makin lancarnya transportasi kemudahan sudah banyak didapatkan. 2 Walaupun jamaah haji yang bertemu di Baitullah (rumah Allah) sama-sama memiliki niat yang semata-mata untuk beribadah, namun atsar (bekas) ibadah tersebut bagi tiap person tidaklah sama, karena Nabi SAW. bersabda: Kalian umatku lebih mengetahui urusan dunia, artinya banyak cara menuju Baitullah sepanjang tidak melanggar syari at yang telah ditentukan Allah SWT. 3 Kewajiban melaksanakan ibadah haji bagi umat islam didasarkan nash al-qur an yaitu firman Allah SWT: 1@0.(&,>? !789:5&;4!&<=#$%!&6$! Artinya: Dan wajib atas manusia untuk Allah mengunjungi Baitullah, yaitu manusia yang mempunyai kesanggupan pergi kepada-nya. (QS. Ali Imron: 97). 4 Kesanggupan atau yang dikatakan istitho ah dalam ayat al-qur an yang menjadi salah satu syarat wajib haji, barulah dipandang telah berujud bagi orang yang menunaikan haji itu apabila telah terdapat hal-hal yang di bawah ini: 1. Yang menghadapi perintah haji itu seorang yang mukallaf yang sehat badan. 2. Perjalanan yang ditempuh aman dari segala bahaya, baik terhadap jiwa atau harta. 2 Zakiah Darajad, Haji Ibadah yang Unik, Jakarta, Ruhama, Cet. ke-6, 1994, hlm Empat Satu Kelompok, Cara Mudah Naik Haji, Buku Panduan untuk Calon Haji dan Umroh, Bandung, Mizan, 1993, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang CV. Al-Waah, 1993, hlm. 92.
3 3 3. Ada alat angkutan pulang pergi, baik darat, laut dan udara. 4. Memiliki pembelanjaan. 5 Menurut pendapat jumhur ulama, bahwasanya orang yang sanggup menunaikan ibadah haji, kemudian dia mengalami keuzuran, karena sangat tua dan dia tidak mengerjakan hajinya diwaktu kuat, maka haruslah hajinya itu dikerjakan oleh orang, karena ia sudah tak mungkin lagi mengerjakan sendiri. Dia dipandang sama dengan orang yang telah meninggal yang belum menunaikan ibadah haji. Haji orang yang semacam ini dapat dikerjakan orang lain atas namanya. 6 Demikianlah pendapat jumhur, dalam masalah ini mereka berdalil dengan hadits disampaikan oleh Al Fadhal Ibnu Abbas, ujarnya:!hij4f&kl(&g F& >5.;!A BC:D E*&(& M6% N4=* 6D&!& ;4O(& P9:Q&4 RS!& T J& 2BCT.>A Artinya: Seorang wanita dari golongan Khot am berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya difardhukan Allah atas hamba-hamba-nya haji. Ayah saya sangat tua tidak lagi sanggup duduk di atas kendaraan, apakah boleh saya menunaikan ibadah haji atas namanya? Nabi menjawab: boleh. 7 Dari keterangan di atas jelas bahwa orang yang sudah berkewajiban haji tapi karena sudah tua atau karena yang lainnya seperti sakit yang tidak dapat bergerak itu boleh menyuruh orang lain untuk melakukan hajinya. hlm T. M. Hasbie Asshiddiqie, op. cit. 6 Ibid 7 al-bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, Dar al-kitab al-alamiah,: Beirut, Libanon, t.th,
4 4 Imam Ahmad tidak mewajibkan mengulangi haji bagi orang yang sakit keras walaupun sembuh kembali. Hal ini ialah agar tidak mengakibatkan dua kali haji. 8 Kemudian menurut pendapat jumhur, bahwa itu belum lagi cukup, karena ternyata harapannya akan sembuh belum putus dan yang dilihat adalah akhir dari kesudahannya. 9 Dalam hal ini seorang ulama yang sangat terkenal Ibnu Hazm berpendapat yang terdapat dalam kitab Al-Muhalla: P9:Q,!".B5 6 FHVH4%!& *)&.U, "& >A WS3"U!&HJUX6%LXF&J6T&4D&S4&!& W!Y"6JC(&&43HJZX5(&WS3"G 6%*4D& a3q!&64![w!)(!6u\!3]&^_vt` %"& F&]4%!&4RB!&)b!&+%9NQc!&HcUX&)&W!) 6%KJ6:]UC"6d c!&ej 4W!Y"B56 Artinya: Ibnu Hazm berkata: bahwa Nabi menganjurkan supaya dikerjakan haji bagi orang yang tidak sanggup, baik dengan kendaraan, ataupun jalan kaki, dan Nabi menerangkan bahwa hutang kepada Allah dapat dibayar orang lain. Maka hal itu mempunyai pengertian bahwa hutang telah terbayar dan sah pembayarannya itu. Dengan tiada keraguan sedikitpun, kita menetapkan bahwa segala sesuatu yang telah terbayar dengan dikerjakan orang lain, maka sudah barang tentu tidak lagi menjadi perbuatan yang masih di fardlu untuk dikerjakan lagi, kecuali ada nash yang dimaksudkan. Andaikata harus diulangi, tentu Nabi Muhammad SAW. melarang yang demikian itu. Karenanya tidaklah perlu lagi diulangi oleh yang bersangkutan, karena sudah dikerjakan orang lain Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid V, PT. Al Ma arif, Bandung, 1986, hlm Ibid. 10 Ibnu Hazm, Al Muhalla, Darul Fikr, Jilid IV, t. th., hlm. 62.
5 5 Demikianlah pendapat Ibnu Hazm yang dinilai cukup kontroversi bila dibandingkan dengan pendapat para Imam madzhab. Karena itu penulis sangat tertarik untuk mengkajinya, dan menganalisis pendapat Ibnu Hazm tersebut, dengan harapan hasilnya dapat memperkaya khazanah fiqh Islam. Penulis bermaksud menganalisis pendapat Ibnu Hazm tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul: STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG TIDAK DIWAJIBKANNYA HAJI BAGI ORANG YANG SAKIT KERAS KARENA DIWAKILKAN B. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang tersebut di atas, ada beberapa pokok permasalahan yang akan penulis bahas dalam bentuk skripsi, namun dari beberapa pokok permasalahan yang ada hanya penulis batasi pada pokok permasalahan yang tersebut di bawah ini: 1. Bagaimana pendapat dan alasan Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan? 2. Bagaimana metode istimbath hukum yang dipergunakan Ibnu Hazm? 3. Implementasi pendapat Ibnu Hazm untuk masa kini. Dari pokok permasalahan tersebut di atas penulis sangat ingin sekali membahasnya dalam bentuk skripsi. C. Tujuan Penulisan Skripsi oleh penulis: Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
6 6 1. Untuk mengetahui alasan dan pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan 2. Mengetahui dasar istinbath hukum yang dipergunakan oleh Ibnu Hazm dalam berpendapat. 3. Untuk mengetahui implementasi pendapat Ibnu Hazm untuk masa kini. D. Telaah Pustaka Dalam telaah pustaka ini perlu dijelaskan bahwa sepanjang pengetahuan penulis di Fakultas Syari ah IAIN Walisongo telah banyak sarjana yang membahas tentang haji, namun dengan fokus materi yang berbeda, diantaranya Aflahatul Amiroh (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1997), yang meneliti tentang Kebolehan Wanita Melaksanakan Ibadah Haji Pada Masa Iddah Mati. Dalam penelitiannya menjelaskan tentang kebolehan menjalankan haji bagi seorang wanita dalam masa Iddah mati. 11 Khusnul Khotimah (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1997), yang meneliti tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Ibadah Haji Lebih Dari Sekali Di Desa Bentasari Kec. Kroya Kab. Cilacap. Dalam penelitiannya dijelaskan kasus di Desa Bentasari Kec. Kroya Kab. Cilacap pelaksanaan haji tentang pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan lebih dari satu kali, yang mengakibatkan nilai hukum sunnah 11 Aflahatul Amiroh (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1997), judul Kebolehan Wanita Melaksanakan Ibadah Haji Pada Masa Iddah Mati.
7 7 dari mengulang haji dapat berubah menjadi makruh, bahkan bisa menjadi haram. 12 Meskipun telah banyak penulis yang meneliti tentang Pemikiran Ibnu Hazm, seperti Ali Asyhar (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1999) yang berjudul Akibat Hukum Menyusui Orang Dewasa (Studi Analisis Pemikiran Ibnu Hazm), 13 Ahmad Hamamudin (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1999) berjudul Studi Kritis Pendapat Ibnu Hazm Tentang Safar Sebagai Syarat Kebolehan Gadai. 14 Dari penulisan ilmiah di tersebut belum ada yang membahas secara komprehensif pemikiran Ibnu Hazm tentang haji. Dan yang lebih penting implementasi yang di timbulkan dari pendapat Ibnu Hazm tersebut terhadap realitas masyarakat. Dari pembacaan itu, menurut penulis perlu kiranya meneliti tentang pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan. Dengan demikian fokus pembahasan dalam skripsi yang penulis susun ini merupakan karya yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, sehingga masih penting mengangkat tema ini ke dalam karya ilmiah. 12 Khusnul Khotimah (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1997), yang meneliti tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Ibadah Haji Lebih Dari Sekali Di Desa Bentasari Kec. Kroya Kab. Cilacap. 13 Ali Asyhar (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1999) yang berjudul Akibat Hukum Menyusui Orang Dewasa (Studi Analisis Pemikiran Ibnu Hazm). 14 Ahmad Hamamudin (Mahasiswa Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang angkatan 1999) berjudul Studi Kritis Pendapat Ibnu Hazm Tentang Safar Sebagai Syarat Kebolehan Gadai.
8 8 E. Metode Penulisan Skripsi Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, ilmiah dan sistematis, maka metode penulisan mutlak diperlukan. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode library research, yaitu penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan membaca buku-buku dan kitab-kitab yang berkaitan dengan masalah ini. 15 Hal ini dimaksudkan untuk menguji sumber data tertulis yang telah dipublikasikan ataupun belum. Adapun data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua: a. Data Primer Yaitu sumber data yang memberikan data langsung. 16 Dalam penelitian ini sebagai sumber primernya adalah buku atau kitab al- Muhalla karya Ibnu Hazm dan metode penetapan hukum (istinbath alhukm) Ibnu Hazm yang tertuang dalam kitab al-ihkam fi Ushul al- Ahkam. b. Data Sekunder Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber-sumber data primer. 17 Adapun data sekunder yang penulis dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku tentang pendapat para ulama yang 15 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada University, Cet. ke-9, 2000, hlm Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiyah (Dasar-Dasar Metode Teknik), Tarsito, Bandung, 1990, hlm Ibid.
9 9 melengkapi dalam pembahasan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. 2. Analisis Data Sebagai tindak lanjut dalam pengumpulan data, maka metode pengumpulan data menjadi signifikan untuk menuju sempurnanya penelitian ini. Dalam analisis data, penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Deskriptif Analisis, yaitu menggambarkan atau melukiskan obyekobyek permasalahan berdasarkan fakta secara sistematis, memberikan analisis secara cermat, kritis, luas dan mendalam terhadap obyek kajian dengan mempertimbangkan kemaslahatan. 18 Metode ini digunakan terutama pada pandangan Ibnu Hazm mengenai tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan. b. Metode Hermeneutik, yaitu salah satu pendekatan yang menggunakan logika linguistik dalam membuat telaah atas karya sastra. 19 Logika linguistik membuat penjelasan dan pemahaman dengan menggunakan makna kata dan selanjutnya makna bahasa sebagai bahan dasar. F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang diuraikan menjadi sub-sub. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 18 Hadari Nawawi, Op. Cit., hlm Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rakesarasin, 1993, hlm. 314
10 10 Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, telaah pustaka, metode penulisan skripsi, sistematika penulisan skripsi. Bab II : Tinjauan Umum tentang Haji Bab ini memuat tentang pengertian haji dan dasar hukum, syarat, rukun dan wajib haji. Bab III : Pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan Bab ini memuat biografi Ibnu Hazm, dasar istimbath hukum Ibnu Hazm, kemudian mengenai pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan. Bab IV : Dalam bab ini akan menganalisis terhadap pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan, kemudian menganalisis istimbath Ibnu Hazm serta implementasi pendapat Ibnu Hazm tentang tidak diwajibkannya mengulangi ibadah haji bagi orang yang sakit keras karena sudah diwakilkan untuk masa kini. Bab V : Penutup Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab
1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai firman Allah dan al-hadits merupkan sumber dan ajaran jiwa yang bersifat universal. 1 Syari at Islam yang terkandung dalam al- Qur an telah mengajarkan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puasa Ramadhan adalah suatu pokok dari rangkaian pembinaan iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan atas umat islam yang mukallaf
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa thawaf ifadhah merupakan salah satu rukun
Lebih terperinciKAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan
KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,
Lebih terperinciFatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah
Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-
Lebih terperinciKewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah
Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA
ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AHMAD RIFQI 082111046
Lebih terperinciBAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI
BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN
1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran yang menjamin kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ruang
Lebih terperinciyuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan
HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman Allah SWT dalam al-qur an Surat
Lebih terperinciAdab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran
Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan beserta segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS
64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS
21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap harta yang ditinggalkan oleh seseorang baik yang bersifat harta benda bergerak maupun harta benda
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Penarikan Kembali Hibah Oleh Ahli Waris Di Desa Sumokembangsri
Lebih terperinciKELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN
KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA
54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan
Lebih terperinciWaris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)
Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama
58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur berbagai aspek kehidupan, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan dengan sesama manusia. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ
BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah memenuhi syarat. Tidak jarang pernikahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur
Lebih terperinciINTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG
INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,
Lebih terperinci"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)
A. Kewajiban Berhaji Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia,baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.padanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat
Lebih terperinciBAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab
RASCAL321RASCAL321 BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM A. Pengertian Jual Beli Seperti yang kita ketahui jual beli terdiri dari dua kata yaitu jual dan beli. Jual berasal dari terjemahan
Lebih terperinciDan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)
Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah
STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu
Lebih terperinciIBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).
IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengatur dengan peraturan pertanahan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraris (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA Bab XI pasal 49 (3)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI (QARD} DAN MURA>BAH}AH) DI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Analisis
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA
BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA A. Analisis Tradisi Pelaksanaan Kewarisan Tunggu Tubang Adat Semende di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai subyek hukum pada dasarnya dipandang. mempunyai kecakapan yang berfungsi untuk mendukung hak dan kewajiban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai subyek hukum pada dasarnya dipandang mempunyai kecakapan yang berfungsi untuk mendukung hak dan kewajiban sejak manusia menjadi dewasa. Dengan
Lebih terperinciCeramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa
www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam sangat memahami bagaimana kondisi manusia karena ia adalah Din yang dipilihkan
Lebih terperinciBATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua بر الوالدين E א F Disusun Oleh: Yazid bin Abdul Qadir Jawas W א א Murajaah : Abu Ziyad W א Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah א א א א א א 1429 2008 BATASAN TAAT
Lebih terperinciwww.fiqhindonesia.com
13 Shalat Bagi Mereka yang Udzur 128 Daftar Bahasan Pengertian Udzur Shalat Orang Sakit Beberapa Hukum Berkenaan dengan Shalat Orang Sakit Shalat Orang Musafir Makna Safar (Bepergian) Mengqashar Salat
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT
ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciIBADAH JUM AT DAN PENYUSUNAN NASKAH KHUTBAH Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.
IBADAH JUM AT DAN PENYUSUNAN NASKAH KHUTBAH Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. A. Pendahuluan Dari judul di atas terlintas dengan jelas bahwa yang akan dibicarakan dalam kesempatan ini adalah dua masalah pokok,
Lebih terperinciMENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M
MENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M Oleh M. Askari Zakariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Mawaddah Warrahmah Kolaka 2017 Sidang Jamaah Jum at yang berbahagia Puji Syukur
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban dalam Rukun Islam adalah menunaikan ibadah haji bagi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhir dan merupakan nikmat Allah yang paling sempurna yang menjadi pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta. Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya. Karenanya manusia akan selalu berusaha memperoleh harta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli adalah solusi yang diberikan oleh Allah untuk memiliki harta. Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karenanya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waris merupakan salah satu kajian dalam Islam yang dikaji secara khusus dalam lingkup fiqh mawaris. 1 Pengkhususan pengkajian dalam hukum Islam secara tidak langsung
Lebih terperinciIda Rahayuningsih FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
ANALISIS TERHADAP ZAKAT HASIL BUMI MENURUT PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH Skripsi Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata S.1 dalam ilmu hukum ekonomi islam Ida
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam
Lebih terperinciKeutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda. Karena memang membayar
Lebih terperinciHukum Puasa Tetapi Tidak Solat
Hukum Puasa Tetapi Tidak Solat Sesungguhnya solat termasuk rukun Islam yang paling tinggi kedudukannya setelah syahadatain. Apabila mereka meninggalkan solat karena meremehkan dan malas menjalankannya,
Lebih terperinciHUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN
HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN I. Muqodimah : Prof. Abdul Wahhab Kholaf berkata dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih (hal. 143) : - - " "."." Nash Syar I atau undang-undang wajib untuk diamalkan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi kaum muslimin di seluruh dunia dan Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Bidang Hukum Perdata Islam Oleh:
Lebih terperinciPada dasarnya setiap persoalan yang berkaitan dengan mu amalah hukumnya halal, sehingga ada dalil yang mengharamkannya. (Lihat: Muhammad bin
MEMAHAMI ESENSI PERINGATAN MAULID NABI SHALLALLÂHU ALAIHI WA SALLAM Prolog BERKALI-KALI saya mendapatkan pertanyaan dari para jamaah pengajian saya: Benarkah Peringatan Maulid Maulid Nabi Muhammad shallallâhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap nas al-quran atau as-sunnah untuk mengatur kehidupan manusia. 1 Prinsip dalam hukum Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah fardlu ain dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah fardlu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abbudi. Dalam al-qur an perintah zakat sama pentingnya dengan
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH
STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan Undang-Undang dapat diwujudkan dengan baik dan sempurna jika perkawinan tersebut sejak proses pendahuluannya
Lebih terperinciKeutamaan Bulan Dzul Hijjah
Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciMunakahat ZULKIFLI, MA
Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia diciptakan berpasangan antara laki-laki dengan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu di dunia diciptakan berpasang-pasangan, demikian juga dengan manusia diciptakan berpasangan antara laki-laki dengan perempuan dalam ikatan pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpasang-pasangan merupakan sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 Firmah Allah SWT dalam
Lebih terperinciJENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA
JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA Haji merupakan satu rukun daripada rukun Islam yang lima dan menjadi kemuncak penzahiran ubudiyyah hamba kepada Tuhan-Nya. Pada ruangan kali ini, akan dibincangkan berkenaan
Lebih terperinciRESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I. Diajukan Oleh : MUDARISSIN
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I Diajukan Oleh : MUDARISSIN Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Jurusan Komunikasi
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciJi a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa
Lebih terperinciBAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang yang mengalami kesulitan masalah, baik lahiriah maupun bathiniyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul
A. Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN Pada sub bab ini akan menjelaskan maksud dari judul skripsi ini, Jual Beli Tanah Wakaf Pemakaman Dalam Pandangan Hukum Islam Studi Di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam ini, serta teriring salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
Lebih terperinciBERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I
BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tonggak berdirinya perbankan syariah adalah berdirinya Islamic Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia
Lebih terperinciANALISIS FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL TENTANG PEMBOLEHAN JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI
ANALISIS FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL TENTANG PEMBOLEHAN JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI SKRIPSI Diajukan Oleh: HELMI Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poligami memiliki akar sejarah yang panjang dalam perjalanan peradaban manusia, poligami merupakan permasalahan dalam perkawinan yang paling banyak diperdebatkan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG WAKTU PELAKSANAAN PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN S K R I P S I
ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG WAKTU PELAKSANAAN PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) PadaFakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung dalil-dalil hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia dalam segala segi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap batal. Dalam Kompilasi Hukum Islam (pasal 14), rukun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dianggap sah bila terpenuhi syarat dan rukunnya. Rukun nikah merupakan bagian dari segala hal yang terdapat dalam perkawinan yang wajib dipenuhi.
Lebih terperinci