KALIUM NITRAT. 1. A. Tujuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KALIUM NITRAT. 1. A. Tujuan"

Transkripsi

1 KALIUM NITRAT 1. A. Tujuan Tujuan dilakukannya percobaan ini yakni untuk memberikan gambaran tentang teknik dan propses pembuatan garam kalium nitrat dengan menggunakan bahan dasar nitrat. 1. B. Landasan Teori Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan rumus molekul KNO 3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorida, KCl yang ditemukan dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat NaNO 3. Jikalau larutan jenuh masingmasing reaksi tersebut saling dicampurkan, maka akan terbentuk garam natrium klorida, NaCl dan KNO 3 karena larutan NaCl di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan mengalami pengendapan, dan melalui penyaringan larutan KNO 3 dapat dipisahkan dari NaCl. Dengan mendinginkan filtrat tersebut secara perlahan, maka KNO 3 (aq) akan mengalami proses kristalisasi, dan untuk memenuhi KNO 3 yang dihasilkan perlu kristalisasi (Azis, 2007). Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik analisis kualitatif melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mengkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Vogel, 1979). Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air garam-garam ini larut dalam asam nitrit encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium nitrat, KNO 3 (Vogel, 1979). Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui distilasi fraksional.kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom asap, pada yang mana campuran dengan gula memproduksi jelaga asap 600 kali dari volumnya sendiri. Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat merupakan komposisi umum dari daging yang diasinkan. Kalium Nitrat juga komponen utama dalam penghilang puntung. Juga telah digunakan dalam pembuatan es krim. Kesalahan konsepsi terkenal ialah bahwa kalium nitrat itu antafrodisiak dan ditambahkan dalam makanan dalam adat yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya kalium nitrat tak memiliki efek seperti itu pada manusia. Kini, penggunaan kalium nitrat dalam pasta gigi untuk gigi sensitif telah bertambah secara dramatis, walau nyatanya telah tak ditampakkan untuk membantu dengan sebenarnya hipersensitivitas gigi ( Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377 C. Ada tiga bentuk

2 sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan. ( Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 377oC. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalam industri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan ( Natrium dan kalium melimpah di litosfer (2,6 dan 2,4 % masing-masing). Terdapat sejumlah besar kandungan garam batuan, NaCl dan karnalit, yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Garam kalium umumnya sulfat, dipakai sebagai pupuk (Cotton dan Wilkinson, 1989). 1. F. Pembahasan Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO 3. Nama umumnya termasuk sendawa (saltpetre/saltpeter). Nama sendawa juga diterapkan pada natrium nitrat. Kalium nitrat juga merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama, amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat. Kalium nitrat dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium klorida dengan natrium nitrat, seperti yang dilakukan pada percobaan ini. Percobaan ini diawali dengan mereaksikan kalium klorida (KCl) dengan natrium nitrat (NaNO 3 ) yang telah dilarutkan dengan air panas, yang kemudian diuapkan hingga setengah dari volume awalnya. Setelah dilakukan penyaringan campuran ini diuapkan kembali hingga volumenya setengah dari volume setelah penyaringan. Pemanasan/penguapan ini dilakukan, agar kristal yang diinginkan dapat terbentuk, karena syarat terbentuknya kristal adalah melalui pemanasan. Setelah pendinginan kristal kalium nitrat (KNO 3 ) yang terbentuk dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan, dan dilakukan rekristalisasi atau pemurnian kristal dengan akuades agar kristal cairannya bebas klorida, sehingga kristal kalium nitrat yang akan diperoleh mengalami perubahan dari bentuk rhombik menjadi rhombik hedral. Kristal yang akan dihasilkan ini berwarna putih. Namun pada pencampuran antara KCl dengan NaNO 3 jika sesuai dengan reaksinya akan menghasilkan KNO 3 dan NaCl, dan akan didapatkan kristal KNO 3 melalui proses kristalisasi. Akan tetapi dalam percobaan yang kami lakukan hal ini tidaklah terjadi. Terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan kristal KNO 3 diantaranya larutan campuran NaNO3 dan KCl tidaklah diuapkan menjadi setengah volume larutan awal, atau terjadi kesalahan dalam pembuatan larutan sehingga larutan campuran tidak bereaksi.

3 Akhirnya tidak ada garam kalium nitrat yang diperoleh pada percobaan ini. Jadi praktikum pembuatan kalium nitrat kali ini dapat dikatakan kurang berhasil dan masih perlu belajar lagi. 1. G. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses dan tekhnik pembuatan garam kalium nitrat dengan bahan dasar nitrat dilakukan dengan mereaksikan KCl dengan NaNO 3 melalui proses pemanasan, penyaringan, kristalisasi dan rekristalisasi. Tidak ada rendamen yang terbentuk. DAFTAR PUSTAKA Azis, T, 2007, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Jurusan Kimia Universitas Haluoleo, Kendari Cotton dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal Shevla, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta. Hal. 72, Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta. Hal. 356

4 PEMBUATAN KALIUM NITRAT PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Praktikum Percobaan ini dimaksudkan untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan. II. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini didasarkan pada pemisahan suatu garam hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan setiap bahan yang akan dipisahkan. III. Teori Pada umumnya kita tidak mengetahui komposisi dari larutan sampel yang akan dianalisis, sehingga sulit untuk membuat larutan standar yang mempunyai komposisi ionik yang sarna dengan larutan contoh. Untuk mengatasi hal ini dibuat suatu metoda yang disebut sebagai metoda kekuatan ion tetap. Metoda ini dilakukan dengan cara mencampurkan suatu larutan yang mempunyai kekuatan ion cukup tinggi ke dalam larutan standar dan ke dalam larutan contoh. Dengan demikian perbedaan kedua ion dari kedua larutan yang mempunyai konsentrasi yang berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan ion menjadi konstan (Purwadi,2000). Ujung simetri dari pola geometris molekul-molekul adalah salah satu dari kumpulan yang luar biasa atau sama dengan kristal yang mana telah didefinisikan sebagai keadaan yang biasa (umum) untuk semua sifat-sifatnya tapi tak lebih dari sebuah/suatu indikasi. Dasar pokok persoalan prinsip ini adalah simetri dari struktural kristal dalam prakteknya adalah kedua posisi simetri dan intensitas dari sinar X atau difraksi spektrum neutron (Lingafelter, 1985). Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. kalium nitrat Merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat ( Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterigen, artinya tidak seluruh materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikel tidak dapat dibedakan dengan mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya, larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang sesungguhnya tidak homogen benar. Oleh karena proses pembentukan campuran merupakan proses fisis, maka partikel-partikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kitty, 1996). Natrium dan senyawanya sangat penting, logamnya sebagai aliasi Na-Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-pb, dan banyak kegunaan industri yang lain. Baik Na+ maupun K+ penting secara fisiologis dalam hewan dan tanaman, sel-sel dapat membedakan Na+ dan K+ mungkin dengan beberapa jenis mekanisme pengompleksan (Cotton, 1989). Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang mengandung kontribusi ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di

5 pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk susunan terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal ionik diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan anion yang terlibat dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam dapur tidak hanya merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya (Saito, 1996) IV. Hasil Pengamatan a. Data Hasil Pengamatan No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat : 15 gram KCl + 17 gram NaNO3 dilarutkan dalam 50 ml air panas, dan diuapkan lalu disaring. Hasil dari saringan diuapkan dan kemudian didingainkan, lalu disaring. Campuran bewarna putih terdapat endapan putih Terbentuk kristal kalium 2. Pemurnian Kalium Nitrat : Larutan kristal kalium + aquades dan kemudian disaring. Terbentuk kristal kalium nitrat bebas ion. b. Reaksi-reaksi yang terjadi c. Perhitungan Berat KCl yang ditimbang = 15 gram Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gran Mol KCl = 0,3 mol Berat teoritis = 0,3 x 101 = 30,3 gram Rendemen yang diperoleh : V. Pembahasan Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ionion yang memiliki hantaran listrik. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal, walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal Pada asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen yang sangat penting. Saat ini asam nitrit sebagian besar dibuat dari merubah nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia. Ammonia dibuat dengan mengoksidasi menjadi NO dengan adanya katalisator, kemudian NO diserap kedalam air yang mengandung oksigen. Pada temperature kamar, asam

6 nitrat ada dalam bentuk fasa cair dan mendidih pada 84,1oC dan membeku menjadi kristal pada -41,59oC. Pada pembuatan kalium sulfit dari natrium sulfit denga kalium klorida, garam yang terjadi direklistlisasikan dengan air. Proses reklistalisasi ini dilaksanakan sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion SO32+ saja yang tinggal di dalamlarutan atau tidak ditemukan lagi ion Na+ dan Cl-. Pada percobaan ini kita membuat dan pemisahan garam kalium nitrat. Garam ini dibuat dengan mereaksikan larutan jenuh KCl dengan larutan jenuh NaNO3. Sebagian besar garamgaram nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Sehingga ketika kita larutkan dengan air maka akan seketika akan larut dengan mudah, tetapi kita menggunakan air panas dalam percobaan ini, agar ion-ion K+ dan NO3- mudah larut terpisah menjadi ion-ionnya, namun, beberapa garam nitrat dapat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi. Pada proses pembuatannya kita mereaksikan anatara larutan KCl dengan NaNO3 dengan komposisi tertentu, dengan melalui pemanasan, didinginkan hingga kristal kalium terbentuk dan kemudian disaring. Pada pross ini, teknik reklistalisasi diperlukan, dimana zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Pada hasil kristal Kalium Nitarat kita lakukan pemurinian agar memperoleh hasil kristal yang murni, hal ini dilakuakan dengan menambahkan sedikit aquades hingga larutan kristal kalium nitrat bebas ion klorida. Pemberian aquades ini berfungsi agar ion klorida yang mungkin masih terdapat dalm kristal kalium dapat hilang. Pada percobaan ini kita memperoleh kristal garam kalium nitrat sebesar 9,23 gram, dimana kristal tersebut bewarna puih. Hasil dari rendemen sebesar 30,7%, ini berarti yang berarti bahwa 60,3%nya adalah zat pengotor (residu) yang berada dalam sampel garam kalium nitrat tercemar. VI. Simpulan Dari hasil percobaan, kita dapat menyimpulakn bahwa kita dapat membuat kristal garam kalium jitrat dengan mencampurkannya dengan NaNO3 yang dilakukan dengan pemanasan dan penaringan yang kemudian di dinginkan yang kemudian terbentuk kristal. Daftar Pustaka Cotton, Albert, Wilkinson, Kimia Anorganik dasar. Universitas Indonesia. UI-Press. Jakarta. (diakses 3 Mei 2009). Lingafelter, E.C Crystal systems.. Volume 62 Nomor 219. ( diakses tanggal 30 Desember 2008 Purwadi KP Penentuan Kadar Florida dan Klorida Dalam Serbuk UO2 Secara Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan Menggunakan Teknik Pirohidrolisis. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V. Saito, Taro, Buku Teks Kimia Anorganik Online. Permission of Iwanami Shoten. Tokyo Sura, Kitty, Kimia I. Intan Pariwara. Jakarta.

7 Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida Judul Percobaan Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida Tujuan Percobaan Membuat kalium nitrat dan natrium klorida Menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida Mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan Kristal natrium klorida dan kalium nitrat Mengetahui bentuk fisik dari kalium nitrat dan natrium klorida Landasan Teori Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8). Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu keseimbangan, kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8). Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010). Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010). NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi), (Sugiyarto, 2003 : 36). Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla, 1986 : 306). Dari kota Yunani Morphe, bentuk yang sama, dua zat yang mempunyai struktur yang sama dikatakan isomorf. Rumus pasangan zat semacam itu biasanya menunjukkan bahwa angka banding atom-atomnya sama, misalnya NaI dan MgO = 1:1 K2SO4 dan K2SeSO4 = 2 : 1 : 4 Cr2O3 dan Fe2O3 = 2 : 3 NaNO3 dan CaCO3 = 1 : 1 : 3 Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin pengkristalan

8 yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal secara homogen ialah NaCl dan KCl (Svehla, 1986 : 303). Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Salah satu penerapan yang paling berguna pada kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat yang terpisah melalui destilasi fraksional (Anonim, 2010). Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut : A + B AB Senyawa ini dianggap senyawa kompleks. Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut : K+ + NO3- K+NO3- Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002). Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini. Tambahkan 3 ml larutan besi (III) sulfat dalam 2 ml larutan nitrat dan tuangkan 3-5 ml H2SO4 pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah campuran tersebut. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan kompleks [Fe(NO)]2+ 2NO3- + 4H2O + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO2 + 4SO H2O Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+ (Svehla, 1990). Pembahasan Pembuatan Kristal NaCl dan KNO3 Pada percobaan ini, Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan 3 perlakuan dimana, perlakuan pertama NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan Kristal KCl yang telah dilarutkan dalam air panas (80oC) dengan Kristal NaNO3 yang juga telah dilarutkan dalam air panas (80oC). pada perlakuan 2, KCl dan NaNO3 dilarutkan masing-masing dalam air (suhu kamar). Pada perlakuan 3, KCl dan NaNO3 dilarutkan dalam air pada suhu 50oC. suhu yang bervariasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan NaCl dan KNO3. Larutan KCl dan NaNO3 yang digunakan harus dalam keadaan jenuh karena dengan konsentrasi yang tinggi, pembentukan Kristal akan lebih maksimal. Pada perlakuan pertama dan kedua, kedua larutan tersebut dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk pada saat penguapan ini kemudian disaring dan disebut sebagai Kristal x dengan rendemen pada perlakuan pertama = 131,12% dan pada perlakuan 2 = 66,06% dengan berat 1 dan 2 yaitu 13,5 gram dan 6,8 gram. Selanjutnya filtrate yang diperoleh didinginkan dan terbentuk Kristal y. pada perlakuan pertama sebesar 7,4 gram dengan rendemen sebesar 41,63%. Pada perlakuan 2 sebesar 12 gram dengan rendemen sebesar 67,21%. Pada perlakuan 3, kedua larutan tersebut (KCL dan NaNO3) dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan disebut Kristal X1 dengan berat 10,3 gram. Filtrate kemudian didinginkan dan terbentuk Kristal Y1 dengan berat 10,7 gram. Filtrate kemudian diuapkan kembali dan terbentuk Kristal X2

9 dengan berat 2,3 gram dan filtrate didinginkan kembali dan terbentuk Kristal Y2 sebesar 2 gram. Sehingga diperoleh rendemen pada Kristal X sebesar 122,38% dan Kristal Y sebesar 71,44%. Reaksi pada perlakuan 1, 2, dan 3, yaitu : Reaksi Ionisasi KCl(s) H2O K+(aq) + Cl-(aq) NaNO3(s) H2O Na+(aq) + NO3-(aq) Reaksi pembentukan K+(aq) + NO3-(aq) KNO3(s) Na+(aq) + Cl-(aq) NaCl(s) Setelah melihat suhu pembentukan Kristal x dan y, dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan y adalah KNO3. Hal ini karena Kristal x terbentuk saat diuapkan dimana kelarutan NaCl pada suhu tinggi, rendah sehingga NaCl mengkristal pada suhu tinggi. Sedang Kristal y terbentuk saat didinginkan dimana KNO3 memiliki kelarutan yang rendah pada suhu rendah sehingga KNO3 mengkristal pada suhu rendah. Setelah melihat rendemen pada perlakuan 1, 2, dan 3, pembentukan Kristal NaCl dan KNO3 lebih baik pada perlakuan 3. Berdasarkan prinsip kerja, Kristal x terbentuk pada suhu tinggi sedang Kristal y terbentuk pada suhu rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Kristal NaCl akan terbentuk pada suhu tinggi karena pada suhu tinggi kelarutan NaCl rendah sedangkan pada suhu rendah kelarutan KNO3 rendah sehingga KNO3 akan mengkristal pada suhu rendah. Uji Nyala Salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu Kristal adalah dengan uji nyala. Kristal x dan Kristal y yang akan diuji dibakar dalam spiritus. Kristal x memancarkan warna kuning yang menandakan terdapat ion Na+ pada Kristal sedang Kristal y memancarkan warna ungu yang menandakan terdapat ion K+ pada Kristal. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan Kristal y adalah KNO3. Penyebab timbulnya warna nyala ini adalah karena energi tertentu nyala api diserap oleh electron pada ion Na+ dan K+ dengan panjang gelombang tertentu menyebabkan terjadinya eksitasi dan kembalinya electron ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan panjang gelombang yang dimilikinya. Uji Ion Klorida Untuk menguiji adanya ion klorida pada tiap Kristal, masing-masing Kristal dilarutkan dalam air untuk menguraikan Kristal menjadi ion-ion penyusunnya. Setelah itu, ditambahkan dengan HNO3 yang berfungsi untuk mengasamkan larutan. Selanjutnya ditambahkan AgNO3 dimana ion Ag+ akan bereaksi dengan ion Cl- membentuk AgCl yang berwarna putih yang merupakan suatu endapan. Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) menunjukkan hasil positif pada uji ini, yaitu terbentuk endapan putih pada larutan. Hal ini karena Kristal y terkontaminasi oleh Kristal x sehingga semua Kristal menunjukkan hasil positif. Menurut teori, Kristal x (NaCl) yang bereaksi membentuk endapan putih dengan reaksi : NaCl(s) + HNO3(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq) + HNO3 Uji Ion Nitrat

10 Untuk menguji ion nitrat, dilakukan dengan melarutkan kristal x dan y dalam aquadest dalam tabung reaksi berbeda. Kemudian ditambahkan larutan jenuh FeSO4 yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini, Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) memberikan hasil positif pada uji ini yaitu terbentuk cincin coklat pada larutan yang merupakan ion [Fe(NO)]2+. Hal ini disebabkan kontaminasi Kristal y pada kistal x. menurut teori, Kristal y (KNO3) yang akan memberikan hasil positif sedang Kristal x (NaCl) tidak. Adapun reaksi yang terjadi : 2KNO3 + 4H2SO4 + 6FeSO4 Fe2(SO4)3 + 2NO + 4H2O + K2SO4 Fe2(SO4)3 Fe3+ + SO42- Fe3+ + e Fe2+ Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+ Uji Mikroskop. Pada pengujian ini, terlihat bahwa Kristal x berbentuk kubus sedang Kristal y berbentuk jarum. Dari hasil tersebut dapat dikatehui bahwa Kristal x (yang diperoleh dari proses penguapan) adalah NaCl dan Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) adalah KNO3. Adapun bentuk kisi dari NaCl yaitu fcc Cl- Na+ Bentuk kisi dari KNO3 yaitu bcc Cl- Na+ Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 dimana Kristal NaCl terbentuk pada suhu tinggi dan Kristal KNO3 terbentuk pada suhu rendah Pada uji nyala, Kristal KNO3 memancarkan warna ungu dan Kristal NaCl memancarkan warna kuning. Pada uji klorida KNO3 tidak membentuk endapan putih dan NaCl membentuk endapan putih Pada uji nitrat, KNO3 membentuk cincin coklat dan NaCl tidak

11 Bentuk fisik Kristal KNO3 berbentuk jarum, bentuk fisik Kristal NaCl yaitu berupa serbuk putih, bentuk kisi Kristal KNO3 yaitu bcc dan bentuk Kristal NaCl yaitu fcc Perlakuan ini merupakan perlakuan yang paling baik digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih banyak Saran Diharapkan agar praktikan lebih hati-hati dan teliti pada saat percobaan DAFTAR PUSTAKA Anonim Kalium Nitrat. diakses pada 4 Mei Anonim Natrium Klorida. diakses pada 4 Mei James, Brady. E Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara. Sugiyarto, Kristian. H Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ. Svehla Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka. Tim Dosen Kimia Anorganik Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM. Underwood Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

HALAMAN PENGESAHAN. Pembuatan Kalium Nitrat dan NatriumKlorida yang disusun oleh: : Arsiaty Ada

HALAMAN PENGESAHAN. Pembuatan Kalium Nitrat dan NatriumKlorida yang disusun oleh: : Arsiaty Ada HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum kimia anorganik dengan judul Pembuatan Kalium Nitrat dan NatriumKlorida yang disusun oleh: Nama : Arsiaty Ada NIM :101314031 Kelas / Kelompok : B / V telah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I (Pembuatan Kalium Nitrat) Penyusun: Sri Rizka Fadila Guci/ 1205735 Kelompok 6 Rizha Virly/ 1205718 Sherly Destia Rahyu/ 1205715 Silvia Utari/ 1205711 Umul Khairi MS/

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN Nama : Shinta Wijaya NRP : 143020129 Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan kation serta mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH 3 ) H O DAN GARAM RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT Cu(SO ).6HO OLEH:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida Menentukan kadar klorida dalam MgCl 2 Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. 1.2 Prinsip Percobaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang memiliki stabilitas ekonomi yang cenderung naik turun. Oleh karena itu, kini Pemerintah Indonesia sedang giat dalam meningkatkan

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif II. III. Prinsip Percobaan Berdasarkan sensitifitas panca indera Teori Dasar Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. B. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa kompleks merupakan senyawa yang memiliki warna yang khas yang diakibatkan oleh adanya unsur yang dari golongan transisi yang biasanya berperperan sebagai atom pusat

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL Nama : Ardian Lubis NIM : 121810301028 Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1110160008 KELOMPOK 3 1. Yenni Setiartini 50. Huda Rahmawati 44 3. Aida Nadia 68 4. Rizky

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penyaringan B. Tujuan Percobaan 1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia. 2. Mengenal metode pemisahan secara

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah. A. Elektrolit adalah zat yang

Lebih terperinci

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1 BAB I STOIKHIOMETRI 1.1 PENDAHULUAN Setiap zat, unsur, senyawa dalam kimia mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memerikan suatu reaksi kimia adalah dengan menuliskan rumus untuk

Lebih terperinci

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB KADAR ABU & MINERAL 1 PENDAHULUAN Analisis kadar abu penting untuk bahan atau produk pangan Menunjukkan kualitas seperti pada teh, tepung, atau gelatin Merupakan perlakuan awal untuk menentukan jenis mineral

Lebih terperinci

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Apa yang terjadi pada saat gula dilarutkan ke dalam air, mengapa bila gula yang dilarutkan dalam jumlah banyak tidak dapat terlarut semua? Mengapa gula tidak bisa

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S ANALISIS KADAR ABU ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr) PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE ARGENTOMETRI (metode mohr) Tujuan: Menentukan kadar ion klorida dalam air dengan metode argentometri Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 10 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih, larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan keelektrolitannya,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut. STOIKIOMETRI Istilah STOIKIOMETRI berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). STOIKIOMETRI akhirnya mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan komponen utama di dalam pasir kuarsa yang terdiri dari unsur silikon dan oksigen, biasanya di temukan di alam pada pasir kuarsa,

Lebih terperinci

Analisis Kation Golongan III

Analisis Kation Golongan III Analisis Kation Golongan III A. Tujuan Percobaan Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat 1. Memisahkan kation kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III 2. Memisahkan kation kation

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

Persiapan UN 2018 KIMIA

Persiapan UN 2018 KIMIA Persiapan UN 2018 KIMIA 1. Perhatikan gambar berikut! Teori atom yang muncul setelah percobaan tersebut menyatakan bahwa... A. Atom-atom dari sebuah unsur identik dan berbeda dengan atom unsur lain B.

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ZAT TERLARUT + PELARUT LARUTAN Komponen minor Komponen utama Sistem homogen PELARUTAN

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.

Lebih terperinci

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS Penyusun : Muhammad Fadli (1301782) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida Serlin Oktavia Ade Amelia NST Dosen :1.Dra. Bayharti, M.Sc 2. Miftahul Khair, S.si

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci