TUGAS BESAR LAMPU MULTIMEDIA AXE LAMP CORPORATE Mata Kuliah :Production Planning and Inventory Control Dosen Pengampu :IKA ATSARI DEWI, STP.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS BESAR LAMPU MULTIMEDIA AXE LAMP CORPORATE Mata Kuliah :Production Planning and Inventory Control Dosen Pengampu :IKA ATSARI DEWI, STP."

Transkripsi

1 TUGAS BESAR LAMPU MULTIMEDIA AXE LAMP CORPORATE Mata Kuliah :Production Planning and Inventory Control Dosen Pengampu :IKA ATSARI DEWI, STP.MP Kelompok 8 : Akbar Fajar K Dwi Ari Febrianto Deni Purwanto Nimas Dwi Rahma S Rizki Ameilia Widi Ayu Sigma JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

2

3 BAB I PROFIL PERUSAHAAN Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari penerangan,berawal dari penemuan lampu pijar oleh Thomas Alfa Edison, maka lampu menjadi kebutuhan utama yang perkembangannya selalu disesuaikan dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri apakah dimanfaatkan untuk penerangan rumah, jalan, pabrik, atau tempat-tempat lain dimana masyarakat itu beraktivitas. Bersamaan itu juga fungsi lampu tidak semata-mata sebagai alat penerangan tetapi juga didesain sehingga mempunyai nilai seni, baik daari sisi pencahayaannya maupun bentuk-bentuk yang ada. AXE LAMP CORPORATE Sebagai sebuah perusahaan property dan perkakas yang memproduksi lampu yang sudah dilakukan inovasi-inovasi sehingga, produk dari perusahaan ini berbeda dengan produk-produk lainnya. Perusahaan ini didirikan oleh 6 orang mahasiswa dari salah satu Universitas di Kota malang. Perusahan ini didirikan di Kota Malang, Jawa Timur pada tahun 2013 tepatnya tanggal 9 Maret Perusahaan ini dibangun karena salah satu dari 6 mahasiswa tersebut mempunyai ide untuk menginovasi lampu yang akan dijadikan sebuah lampu yang bisa dibuat untuk lampu tidur dan untuk mendengarkan musik. Setelah mengalami tahap percobaan lampu yang dibuat tersebut berhasil dan pada saat dipasarkan banyak diminati oleh konsumen karena kecanggihan dari lampu ini. AXE LAMP CORPORATE merupakan perusaahan yang memproduksi lampu multimedia.lampu multimedia ini merupakan lampu tidur yang mudah dipindah tempatkan.lampu tidur ini menggunakan energi listrik serta baterai isi ulang.lampu ini dapat digantung maupun diletakkan di atas meja.dalam mengoperasikan lampu ini dibutuhkan tenaga manusia. Lampu ini memiliki 2 buah usb dan sebuah speaker yang dapat digunakan sebagai media player.variasi model dan bentuk dari lampu multimedia ini sangat beragam. Desain lampu multimedia ini akan berkembang seiring dengan permintaan pasar. Perusahaan ini memiliki lokasi fasilitas di Pasuruan, Jawa Timur, tempat yang strategis dengan pesaing pasar yang masih sedikit, pasokan air dan bahan baku yang melimpah, sistem pembuangan limbah yang tepat, tenaga kerja yang melimpah, biaya transportasi yang terjangkau, dan masyrakat yang dapat menerima berdirinya perusahaan Axe Lamp". Dalam melayani konsumen perusahaan berusaha memberikan produk yang terbaik antara lain pengadaan lampu, desain penempatan titik lampu yang baik dan melayani pengiriman barang kepada konsumen dengan tepat waktu. Kepuasan konsumen sangat berpengaruh terhadap berkembangnya perusahaan ini sehingga perusahaan kami berkomitmen untuk memuaskan konsumen, dengan pelayanan cepat, tepat dan efisien.

4 VISI : Menjadi Perusahaan Properti yang menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas dengan dengan melihat kepada pasar dan konsumen. MISI : Mengembangkan inovasi property yang terbaru dan berkualitas. Mejadi perusahaan yang terbaik dalam bisnis property.menjadi property developer yang menyediakan produk-produknya dengan kualitas ketepatan waktu dan biaya yang efektif.

5 BAB II JADWAL INDUK PRODUKSI 2.1. Pengertian JIP Pada dasarnya jadwal induk merupakan suatu pernyataan tentang produksi akhir (termasuk item pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan, untuk memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Dengan kata lain jadwal induk produksi adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu, yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Gaspersz, 2004) Tujuan dan Manfaan Penyusunan JIP Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh perusahaan Axe Lamp adalah untuk memenuhi target dari tingkat pelayanan terhadap permintaan konsumen atau pelanggan dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya produksi yang ada, dan dengan mengimplementasi perencanaan produksi agregat. Perusahaan Axe Lamp menyusun jadwal induk produksi untuk pembelian material atau item-item yang dibutuhkan dalam memproduksi lampu multimedia JIP Perusahaan AXE LAMP Keterangan Permintaan Persediaan Awal Volume Produksi Persediaan Akhir MPS Hours per Unit Machine Total

6 2.4. Uji Kelayakan RCCP Total Hours per Unit Machine

7 BAB III MANAJEMEN PERSEDIAAN 3.1. Arti Penting Manajemen Persediaan di Perusahaan AXE LAMP Dalam suatu perusahaan, sistem perencanaan persediaan merupakan suatu unit kebutuhan yang sangat penting, karena dalam proses produksi persediaan barang (baik bahan baku ataupun bahan penunjang) sangat menentukan kelangsungan dari proses produksi. Jika pada suatu saat, bahan baku habis dan perusaahaan tidak dapat menyadiakan persediaan bahan baku, maka proses produksi barang tersebut juga akan berhenti yang ujung-ujungnya perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk mencegah terjadinya kerugian tersebut maka perusahaan harus mengatur manajemen persediaannya, mulai dari bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, dan bahan penunjang dalam proses produksi Persediaan pada Perusahaan AXE LAMP Perusahaan Axe Lamp mempunyai manajemen persediaan yang baik, karena tenaga kerja bagian manajemennya merupakan lulusan sarjana teknologi industry pertanian yang ahli di bidang manajemen. Dalam sistem manajemen persediaan, perusahaan akan dikenakan beberapa biaya-biaya dalam melakukan persediaan. Diantaranya ada biaya pembelian (purchasing cost), biaya pengadaan (procurement cos), biaya penyimpanan (holding cost), dan biaya kekurangan persediaan (shortage cost) Pengertian EOQ Dalam manajemen persediaan di kenal beberapa model-model persediaan, salah satunya adalah EOQ (Economic Order Quantity) atau biasa di sebut model kuantitas pesanan ekonomis.model EOQ adalah model persediaan yang mengasumsikan bahwa jumlah permintan dapat diketahui dan jumlahnya konstan, begitu pula dengan waktu tunggu atau lead timenya.dalam EOQ, penerimaan persediaan bersifat instant dan dapat selesi seluruhnya, tidak tersedia diskon kuantitas, dan biaya variable hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan dalam waktu tertentu. Tujuan utama dalam model ini adalah untuk menentukan jumlah yang paling ekonomis dalam setiap kali pemesanan sehingga dapat meminimalkan biaya total persediaan Perhitungan pada Perusahaan AXE LAMP Perusahaan AXE lamp membutuhkan beberapa item material yang harus dipesan untuk memproduksi produknya.dengan perhitungan EOQ ini diharapkan dapat diketahui jumlah yang paling ekonomis dalam sekali pemesanan sehingga dapat meminimalkan biaya total persediaan. Berikut adalah item barang yang harus dipesan oleh perusahaan :

8 No Item 1 Lampu 2 Body 3 Saklar Kabel 7 Sound 1. Lampu Permintaan tahunan lampu adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 2500,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = unit Jadi, jumlah optimum lampu yang dipesan per pesanan adalah unit. 2. Body Permintaan tahunan body adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 2000,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = unit Jadi, jumlah optimum body yang dipesan per pesanan adalah unit. 3. Sklar Permintaan tahunan saklar adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 500,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = 2828 unit Jadi, jumlah optimum saklar yang dipesan per pesanan adalah 2828 unit.

9 4. USB Permintaan tahunan USB adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp.000,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 1000,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = 4899 unit Jadi, jumlah optimum USB yang dipesan per pesanan adalah unit. 5. Baterai Permintaan tahunan baterai adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 700,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = unit Jadi, jumlah optimum baterai yang dipesan per pesanan adalah unit. 6. kabel Permintaan tahunan kabel adalah meter. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 500,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = meter Jadi, jumlah optimum kabel yang dipesan per pesanan adalah unit. 7. Sound Permintaan tahunan Sound adalah unit. Biaya pemesanan adalah Rp ,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 2500,00. Jumlah optimal unit per pesanan adalah : EOQ (Q*) = = = 2828 unit Jadi, jumlah optimum sound yang dipesan per pesanan adalah 2828 unit.

10 BAB IV ABC INVENTORY CLASSIFICATION 4.1. Peran ABC Inventory Classification Bagi Perusahaan Metode pengelompokan ABC digunakan untuk mengelompokkan item inventory menjadi tiga kelompok besar dengn menggunakan kriteria pengelompokan berupa total rupiah konsumsi tahunan setiap inventory. Semua item inventory dikelompokkan dari yang nilai konsumsi tahunannya terbesar sampai terkecil. Kelompok A (high value item) adalah 15%-20% item inventory yang bernilai kumulatif 75%-80& dari total konsumsi inventory setahun. Kelompok B (medium value item) adalah 30%-40% item inventory yang bernilai kumulatif 15% dari total konsumsi inventory stahun. Sedangkan kelompok C (low value item adalah 40%-50% item inventory yang bernilai kumulatif 10%-15%. Bagi perusahaan AXE lamp corporate metode pengelompokan ABC berperan untuk mengetahui bahan-bahan mana saja yang masuk dalam kelompok A, B, atau C. Agar kita dapat mengetahui berapa volume pemakaian terhadap bahan tersebut serta seberapa besar modal yang kita keluarkan untuk bahan tersebut Analisis ABC Inventory Classification Dalam memproduksi lampu multimedia, perusahaan Axe Lamp memerlukan beberapa item-item yang menyusun produk lampu multimedia tersebut. Berikut adalah data item beserta harga satuannya: a. Collect data No Item Harga 1 Lampu Body Saklar Kabel 00 7 Sound Baut 4000 Total

11 b. Sort out the list by decreasing impact No Item Harga 1 Lampu Sound Body Kabel Baut Saklar 3000 Total c. Calculate the accumulated impact and the percentage No Item Harga Cumulative Percentage 1 Lampu ,831 % 7 Sound ,378 % 2 Body ,644 % 6 Kabel ,742 % ,041 % ,607 % 8 Baut ,260 % 3 Saklar ,000 % Total d. Identify the class No Item Harga Cumulative Percentage 1 Lampu ,831 % 7 Sound ,378 % 2 Body ,644 % 6 Kabel ,742 % ,041 % ,607 % 8 Baut ,260 % 3 Saklar ,000 % Total A B c

12 BAB V DISKON KUANTITAS 5.1. Pengertian Diskon Kuntitas Diskon Kuantitas yaitu penurunan harga bagi orang yang membeli dalam jumlah besar. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat ditawarkan untuk masingmasing pesanan yang dilakukan atau untuk jumlah unit yang dipesan selam kurun waktu tertentu. Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan, Selain itu,diskon kuantitas juga dapat memberikan manfaat berupa penurunan unit cost sebagai akibat pesanan dan produk dalam jumlah yang besar. Diskon kuantitas bisa diterapkan berdasarkan berbagai ukuran,misalnya nilai (dalam rupiah) barang yang dibeli,jumlah unit barang yang dibeli,dan sebagainya. Dalam praktik,diskon kuantitas sering tidak berwujud potongan tinai,melainkan berupa tambahan unit yang diterima untuk jumlah pembayaran yang sama (bonus atau free goods) yang diberikan kepada konsumen yang menbeli dalam jumlah besar. Diskon kuantitas terdiri atas dua jenis,yaitu diskon kuantitas komulatif dan diskon kuantitas non kumulatif Perhitungan Diskon Kuantitas Perusahaan lampu lilin memberikan daftar diskon kuantitas untuk lampu yang mereka produksi. Daftar kuantitas ditunjukkan pada table di bawah ini : Angka Diskon Kuantitas diskon Diskon (%) Harga diskon (P)(Rp) 1 0 sampai Tidak ada diskon sampai % sampai % sampai selebihnya 15 % Biaya pemesanan adalah /pesanan. Permintaan tahunan lampu.ongkos membawa persediaan,sebagai persen biaya, I, adalah 10% atau 0,1. Berdasarkan asumsi tersebut maka kita dapat menentukan berapa kuantitas pesanan yang kan meminimalkan biaya persediaan total, yaitu sbb : = 127 lampu per pesanan

13 = 130 lampu per pesanan = 134 lampu per pesanan = 137 lampu per pesanan Setelah menghitung Q* maka didapatkan penyesuaian berdasarkan rentang diskon yang diizinkan, yaitu sbb : Q*1 = 127 unit sesuai dengan Q*1 karena masih berada dalam rentang Q*2 = unit tidak sesuai dengan rentang yaitu sampai Q*3 = unit tidak sesuai dengan rentang yaitu sampai Q*4 = unit tidak sesuai dengan rentang yaitu sampai selebihnya Selanjutnya menghitung biaya total yang dikeluarkan, disajikan dalam table berikut : Angka Diskon Harga satuan Kuantitas pesanan Biaya produk tahunan Biaya pemesanan tahunan Biaya penyimpanan tahunan Total Dengan melihat table diatas, maka kuantitas pesanan lampu akan meminimalkan biaya totalnya.

14 6.1. Pengertian Model Persediaan Probabilistik BAB VI PERSEDIAAN PROBABILISTIK akan sistem pengendalian persediaan pada dasarnya muncul karena adanya permasalahan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan berupa terjadinya kelebihan atau kekurangan persedian. Jika suatu perusahaan mengalami kelebihan persediaan maka dapat merugikan, karena menyebabkan terhentinya perputaran uang atau modal dan munculnya biaya-biaya tambahan yang tisak diperlukan. Jika perusahaan kekurangan persediaan, maka perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan dalam jumlah besar, sehingga untuk dpat memenuhi permintaan konsumen, perusahaan harus memesan barang lebih sering yang berarti akan meningkatkan biaya pemesanan. Persediaan probalistik jumlah permintaan barang tiap-tiap periodenya tidak diketahui secara pasti.informasi tentang permintaan dapat diketahui dari pola permintaan yang diperoleh berdasarkan data masa lalu. Model persediaan probabilistic adalah model persediaan yang digunakan jika permintaan akan produk tidak diketahui, tetapi dapat dispesifikasikan dengan menggunakan distribusi probabilitas. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti Persediaan Pengaman (safety stock) Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi perusahaann Perhitungan Terdapat 3 item persediaan yaitu lampu, sound, dan USB yang akan kami kategorikan dalam model persediaan dengan : 1. Permintaan variable dan waktu tunggu konstan 2. Waktu tunggu variable dan permintaan konstan 3. Permintaan dan waktu tunggu variable Dalam pengkategorian tersebut kita dapat mengetahui kapan kita harus meemsan kembali (ROP) untuk masing-masing item dan persediaan pengamannya (SS).

15 1. Permintaan variable dan waktu tunggu konstan a. Permintaan harian rata-rata lampu adalah 120 lampu. Standart deviasinya adalah 10 unit. Waktu tunggu konstannya yaitu 2 hari.dengan tingkat pelayanan 90% dan resiko kehabisan persediaan hanya 10% sepanjang waktu. Dari table normal, nilai Z untuk 90 % adalah 1,28 ROP = = = 258 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 258 unit dan persediaan pengamannya sekitar 18 unit b. Permintaan harian rata-rata sound adalah 120 unit. Standart deviasinya adalah 10 unit. Waktu tunggu konstannya yaitu 4 hari.dengan tingkat pelayanan 98% dan resiko kehabisan persediaan hanya 10% sepanjang waktu. Dari table normal, nilai Z untuk 98 % adalah 2,055 ROP = = = 521 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 521 unit dan persediaan pengamannya sekitar 41 unit c. Permintaan harian rata-rata USB adalah 240 unit. Standart deviasinya adalah 20 unit. Waktu tunggu konstannya yaitu 3 hari.dengan tingkat pelayanan 95% dan resiko kehabisan persediaan hanya 10% sepanjang waktu. Dari table normal, nilai Z untuk 95 % adalah 1,65 ROP = = = 777 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 258 unit dan persediaan pengamannya sekitar 57 unit 2. Waktu tunggu variable dan permintaan konstan a. Permintaan harian rata-rata lampu adalah 120 unit. Waktu tunggu untuk pengantaran terdistribusi normal dengan waktu rerata 2 hari dan standart deviasi 1 hari. Dengan tingkat pelayanannya 90 %.

16 Dari table normal, nilai Z untuk 90 % adalah 1,28 ROP = = ,6 =393,6 = 394 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 394 unit dan persediaan pengamannya sekitar 154 unit. b. Permintaan harian rata-rata Sound adalah 120 unit. Waktu tunggu untuk pengantaran terdistribusi normal dengan waktu rerata 4 hari dan standart deviasi 2 hari. Dengan tingkat pelayanannya 98 %. Dari table normal, nilai Z untuk 98 % adalah 2,055 ROP = = ,2 =973,2 = 973 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 973 unit dan persediaan pengamannya sekitar 493 unit c. Permintaan harian rata-rata USB adalah 240 unit. Waktu tunggu untuk pengantaran terdistribusi normal dengan waktu rerata 3 hari dan standart deviasi 2 hari. Dengan tingkat pelayanannya 95 %. Dari table normal, nilai Z untuk 95 % adalah 1,65 ROP = = = 1512 unit Jadi titik pemesanan kembali adalah 1512 unit dan persediaan pengamannya sekitar 792 unit 3. Permintaan dan waktu tunggu variable a. Permintaan harian rata-rata lampu adalah 120 unit. Mengikuti distribusi normal dengan standart deviasi 10 unit. Waktu tunggunya terdistribusi normal dengan ratarata 2 hari dan standart deviasi 1 hari. Dengan tingkat pelayanan 90 %. Dari table normal, nilai Z untuk 90 % adalah 1,28 σdlt = = 120,8 = 121 ROP = (120 unit x 2 hari) + 1,28 σdlt = ,88 =394,88 = 395 unit

17 Jadi titik pemesanan kembali adalah 395 unit dan persediaan pengamannya sekitar 155 unit b. Permintaan harian rata-rata sound adalah 120 unit. Mengikuti distribusi normal dengan standart deviasi 10 unit. Waktu tunggunya terdistribusi normal dengan ratarata 4 hari dan standart deviasi 2 hari. Dengan tingkat pelayanan 98 %. Dari table normal, nilai Z untuk 98 % adalah 2,055 σdlt = = ROP = (120 unit x 4 hari) + 2,055 σdlt = = unit Jadi titik pemesanan kembali adalah unit dan persediaan pengamannya sekitar unit c. Permintaan harian rata-rata USB adalah 240 unit. Mengikuti distribusi normal dengan standart deviasi 20 unit. Waktu tunggunya terdistribusi normal dengan ratarata 3 hari dan standart deviasi 2 hari. Dengan tingkat pelayanan 95 %. Dari table normal, nilai Z untuk 95 % adalah 1,65 σdlt = = ROP = (240unit x 3 hari) + 1,65σdLT = = unit Jadi titik pemesanan kembali adalah unit dan persediaan pengamannya sekitar unit

18 BAB VIII MATERIAL REQUIREMENT PLANNING 7.1. Pengertian MRP MRP adalah aturan keputusan dan teknik berbasis komputer menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item material. MRP membantu sistemmanufaktur untuk mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara lebih baik. Dengan menerapkan ini alira bahan baku dan persediaan dalam prosesproduksi diatur dengan perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu. MRP merupakan suatu konsep dalam sistem produksi untuk menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material dalam proses produksi sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan Struktur Produk (Bill Of Material) X () A () B () C () D(300) E(300) F () G() H() Dalam pembuatan produk X dibutuhkan 1 buah komponen A dan I buah komponen B. Pada komponen B memiliki 6 komponen yaitu C, D, E, F, G, H. Pada Kompone A adalah lampu sebanyak, dengan lead time 2 hari. Komponen B adalah Bodi lampu sebanyak, dengan lead time 1 hari. Untuk komponen C adalah saklar sebanyak, dengan lead time 1 hari. Komponen D adalah USB sebanyak 300, dengan lead time 3 hari. Komponen E adalah batrai sebanyak 300, dengan lead time 1 hari. Komponen F adalah kabel sebanyak, dengan lead time 1 hari. Komponen G adalah sound sebanyak, dengan lead time 4 hari dan komponen H adalah baut sebanyak, dengan lead time 2 hari.

19 A = 2 hari C = 1 hari X D = 3 hari E = 1 hari F = 1 hari B = 1 hari G = 4 hari H = 2 hari Rencana Bruto Komponen Hari (Days) Lead Time X A B C D E

20 Komponen F G H Hari (Days) Lead Time Netto Ukuran untuk Waktu Tunggu (hari) Di Tangan Simp anan Aman Akuisi si Kode Tingkat Rendah Identifika si barang X Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(10) Netto Terencana Pengiriman Terancana Minggu untuk A Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(20) Netto Terencana Pengiriman Terancana

21 untuk B Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(15) Netto Terencana Pengiriman Terancana untuk C Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(10) Netto Terencana Pengiriman Terancana untuk D Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(25) Netto Terencana Pengiriman Terancana

22 untuk E Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(20) Netto Terencana Pengiriman Terancana untuk F Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(15) Netto Terencana Pengiriman Terancana untuk G Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(10) Netto Terencana Pengiriman Terancana

23 untuk H Bruto Terjadwal Proyeksi Persediaan di Tangan(20) Netto Terencana Pengiriman Terancana

24 BAB VIII JUST IN TIME 8.1. Pengertian JIT Just In Time (JIT) adalah suatu sistemproduksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk. Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu : 1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan. 2. Memproduksi dengan jumlah kecil 3. Menghilangkan pemborodan 4. Memperbaiki aliran produksi 5. Menyempurnakan kualitas produk 6. Orang-orang yang tanggap 7. Menghilangkan ketidakpastian 8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang JIT pada Perusahaan AXE LAMP Diterapkannya Just In Time d perusahaan kami dilatar belakangi oleh pemborosanpemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri. Yang terjadi karena adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi. Tujuan utama perusahaan kami menggunakan Just In Time yaitu : 1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak) 2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up) 3. Zero Excesses (tidak ada kelebihan lot) 4. Zero Handling (tidak ada penanganan) 5. Zero Queues (tidak ada antrian) 6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)

25 7. Zero Lead Time (tidak ada lead time) Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan Just In Time,diantaranya adalah sebagai berikut : Aliran Material yang lancar Sederhanakan pola aliran material. Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi. Pengurangan waktu set-up Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen. Pengurangan lead time vendor Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti ini. Komponen zero defect Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini. Kontrol lantai produksi yang disiplin Dalam system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur. Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga

26 agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaianpenyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan manfaat yang besar.

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 MANAJEMEN PERSEDIAAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya Persediaan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN 1 Biaya Sediaan Manajemen sediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, kelebihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PT.YANGO MILK

BAB I PROFIL PT.YANGO MILK BAB I PROFIL PT.YANGO MILK Profil Pabrik Pengolahan Susu PT. YANGO MILK Gambaran Umum PT. Yango Milk Pabrik pengolahan susu PT. Yango Milk terletak di Jl. Pasuruan Malang Km. 9.5 Desa Tanggulangin, Pasuruan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

TUGAS BESAR PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL Sikat Gidol Premium, PT. Premium, Tbk DOSEN PENGAMPU : IKA ATSARI DEWI, STP. MP.

TUGAS BESAR PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL Sikat Gidol Premium, PT. Premium, Tbk DOSEN PENGAMPU : IKA ATSARI DEWI, STP. MP. TUGAS BESAR PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL Sikat Gidol Premium, PT. Premium, Tbk DOSEN PENGAMPU : IKA ATSARI DEWI, STP. MP. DISUSUN OLEH Mohammad Ala 115100300111023 Miftah Zaini Tuakia 115100300111025

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

Persediaan. by R.A.H

Persediaan. by R.A.H Persediaan by R.A.H MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan adalah bahan atau barang yg disimpan yg akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan(inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur akan menghadapi suasana ketidakpastian yang tinggi. Perilaku konsumen yang tidak menentu

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I)

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) Ester Oktavia Mumu Alumni Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan. 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Lebih terperinci

Bab 8 Manajemen Persediaan

Bab 8 Manajemen Persediaan Dasar Manajemen Keuangan 110 Bab 8 Manajemen Persediaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan jenis persediaan, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, jenis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci