PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI KEUANGAN DAN INVENTARIS AMGPM
|
|
- Yohanes Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI KEUANGAN DAN INVENTARIS AMGPM I. PENGERTIAN Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan : 1. Verifikasi Keuangan AMGPM adalah, pengawasan represif melalui pengujian secara administratif terhadap dokumen keuangan AMGPM dengan pedoman dan peraturan yang berlaku. 2. Pengawasan Represif adalah, pengawasan yang dilakukan dengan cara pemeriksaan. 3. Pengujian secara administratif adalah, pencocokan pencatatan baik berupa tanggal, kode maupun angka berdasarkan bukti penerimaan dan pengeluaran kas maupun bukti pengeluaran kas, serta kelengkapan dokumen yang disyaratkan. 4. Dokumen Keuangan AMGPM adalah, Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja, Buku Kas Umum (BKU), Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Laporan Penutupan Kas, Bukti Pendukung Lainnya, serta Laporan Pertanggungjawaban. 5. Tim Verifikasi adalah, Tim yang beranggotakan 3 orang, yang melakukan pengawasan pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan AMGPM sesuai ART BAB IX Pasal 29. II. PENGORGANISASIAN DAN RUANG LINGKUP VERIFIKASI Pengorganisasian, ruang lingkup serta tugas dan wewenang Tim Verifikasi sebagaimana diamanatkan dalam Anggaran Rumah Tangga AMGPM BAB IX Pasal 29 adalah sebagai berikut: 1. Tim Verifikasi dibentuk oleh masing-masing jenjang kepengurusan berdasarkan rekomendasi dari Kongres untuk jenjang Pengurus Besar, Konferda untuk jenjang Pengurus Daerah, Konfercab untuk jenjang Pengurus Cabang dan Rapat Ranting untuk jenjang Pengurus Ranting. 2. Jumlah anggota Tim Verifikasi sebanyak 3 orang dengan masa tugas sesuai periodesasi kepengurusan untuk setiap jenjang. 3. Tugas Tim Verifikasi adalah mengadakan pemeriksaan keuangan dan melaporkan hasil kerjanya kepada lembaga legislatif di setiap tingkatan. 4. Pelaksanaan tugas Tim Verifikasi dan pelaporannya adalah pada setiap tahun kegiatan berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja setiap jenjang kepengurusan Pengorganisasian Jenjang Pengurus Besar a. Tim Verifikasi dipilih dan dilantik oleh Pengurus Besar berdasarkan rekomendasi Kongres. b. Tim Verifikasi terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan tim sebagai berikut : - 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota. - 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota. - 1 (satu) orang Anggota. c. Susunan dan jabatan Tim Verifikasi ditetapkan oleh Pengurus Besar. d. Masa tugas Tim Verifikasi di jenjang Pengurus Besar adalah 5 (lima) tahun atau sama dengan periodesasi kepengurusan Pengurus Besar dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. e. Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku yang aktif membantu pengembangan AMGPM serta memiliki kemampuan di bidang Keuangan dan Auditor. f. Keanggotaan Tim Verifikasi berakhir jika : - Meninggal dunia.
2 - Tidak lagi menjadi warga Gereja Protestan Maluku. - Diberhentikan karena melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja. - Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan tim. g. Anggota Tim Verifikasi tidak dibenarkan untuk rangkap jabatan sebagai anggota tim verifikasi pada jenjang di bawahnya. h. Anggota Tim Verifikasi tidak boleh berasal dari kepengurusan AMGPM pada jenjang yang sama maupun jenjang di bawahnya Jenjang Daerah a. Tim Verifikasi dipilih oleh Pengurus Daerah dan dilantik oleh Pengurus Besar berdasarkan rekomendasi Konferda. b. Tim Verifikasi terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan tim sebagai berikut : - 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota. - 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota. - 1 (satu) orang Anggota. c. Susunan dan jabatan Tim Verifikasi ditetapkan oleh Pengurus Daerah. d. Masa tugas Tim Verifikasi di jenjang Pengurus Daerah adalah 5 (lima) tahun atau sama dengan periodesasi kepengurusan Pengurus Daerah dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. e. Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku yang aktif membantu pengembangan AMGPM serta memiliki kemampuan di bidang Keuangan dan Verifikasior. f. Keanggotaan Tim Verifikasi berakhir jika : - Meninggal dunia. - Tidak lagi menjadi warga Gereja Protestan Maluku. - Diberhentikan karena melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja. - Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan tim. g. Anggota Tim Verifikasi tidak dibenarkan untuk rangkap jabatan sebagai anggota tim verifikasi pada jenjang di atasnya dan atau jenjang di bawahnya. h. Anggota Tim Verifikasi tidak boleh berasal dari kepengurusan AMGPM pada jenjang yang sama maupun jenjang di atas dan di bawahnya Jenjang Cabang a. Tim Verifikasi dipilih oleh Pengurus Cabang dan dilantik oleh Pengurus Daerah berdasarkan rekomendasi Konfercab. b. Tim Verifikasi terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan tim sebagai berikut : - 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota. - 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota. - 1 (satu) orang Anggota. c. Susunan dan jabatan Tim Verifikasi ditetapkan oleh Pengurus cabang. d. Masa tugas Tim Verifikasi di jenjang Pengurus Cabang adalah 3 (tiga) tahun atau sama dengan periodesasi kepengurusan Pengurus Cabang dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. e. Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku yang aktif membantu pengembangan AMGPM serta memiliki kemampuan di bidang Keuangan dan Auditor. f. Keanggotaan Tim Verifikasi berakhir jika : - Meninggal dunia. - Tidak lagi menjadi warga Gereja Protestan Maluku. - Diberhentikan karena melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja. - Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan tim. g. Anggota Tim Verifikasi tidak dibenarkan untuk rangkap jabatan sebagai anggota tim verifikasi pada jenjang di atasnya dan atau jenjang di bawahnya.
3 h. Anggota Tim Verifikasi tidak boleh berasal dari kepengurusan AMGPM pada jenjang yang sama maupun jenjang di atas dan di bawahnya Jenjang Ranting a. Tim Verifikasi dipilih oleh Pengurus Ranting dan dilantik oleh Pengurus Cabang berdasarkan rekomendasi Rapat Ranting. b. Tim Verifikasi terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan tim sebagai berikut : - 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota. - 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota. - 1 (satu) orang Anggota. c. Susunan dan jabatan Tim Verifikasi ditetapkan oleh Pengurus Ranting. d. Masa tugas Tim Verifikasi di jenjang Ranting adalah 2 (dua) tahun atau sama dengan periodesasi kepengurusan Pengurus Ranting dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. e. Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku yang aktif membantu pengembangan AMGPM serta memiliki kemampuan di bidang Keuangan dan Auditor. f. Keanggotaan Tim Verifikasi berakhir jika : 1. Meninggal dunia. 2. Tidak lagi menjadi warga Gereja Protestan Maluku. 3. Diberhentikan karena melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja. 4. Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan tim. g. Anggota Tim Verifikasi tidak dibenarkan untuk rangkap jabatan sebagai anggota tim verifikasi pada jenjang di atasnya. h. Anggota Tim Verifikasi tidak boleh berasal dari kepengurusan AMGPM pada jenjang yang sama maupun jenjang di atasnya Ruang Lingkup Verifikasi Ruang lingkup Verifikasi dibedakan atas verifikasi keuangan dan verifikasi barang atau inventaris Ruang lingkup verifikasi keuangan yang meliputi : 1. Aspek penerimaan kas a. Kesesuaian penerimaan dengan dokumen anggaran. b. Prosedur penerimaan kas. c. Bukti penerimaan kas. d. Kesesuaian pencatatan dengan bukti penerimaan kas. 2. Aspek pengeluaran kas a. Kesesuaian pengeluaran dengan dokumen anggaran. b. Prosedur pengeluaran kas. c. Bukti pengeluaran kas. d. Kesesuaian pencatatan dengan bukti pengeluaran kas Ruang lingkup verifikasi inventaris yang meliputi : 1. Aspek proses pengadaan barang atau inventaris. 2. Aspek bukti kepemilikan barang atau inventaris. 3. Aspek administrasi dan pencatatan barang atau inventaris. 4. Aspek fisik dan keberadaan barang atau inventaris. III. PROSEDUR VERIFIKASI 3.1. Dokumen Verifikasi Daftar dokumen-dokumen yang perlu disiapkan untuk verifikasi, yaitu: a. Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja. b. Buku Kas Umum.
4 c. Daftar Permintaan Pembayaran. d. Kwitansi penerimaan dan pengeluaran kas e. Laporan bank untuk tahun yang diverifikasi. f. Laporan rekonsiliasi rekening bank. g. Daftar Inventaris h. Dokumen pendukung lainnya Pelaksanaan Verifikasi Keuangan 1. Waktu Verifikasi dilaksanakan berdasarkan Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh pengurus. 2. Pastikan pencatatan dalam Buku Kas sesuai dengan bukti penerimaan dan atau pengeluaran kas. 3. Pastikan semua transaksi dalam buku kas diposkan dengan benar ke dalam laporan keuangan atau laporan realisasi APB. Artinya, penerimaan dan pengeluaran dimasukkan ke akun atau mata anggaran yang sesuai pada laporan realisasi Aanggaran Pendapatan dan Belanja. 4. Ulas semua laporan keuangan menurut Kelompok, Bagian, Pos, Pasal dan Ayat. 5. Ulas laporan posisi kas untuk periode yang diverifikasi. Pastikan semua transaksi sudah dihitung dan dicatat dengan benar. Semua penerimaan dan pengeluaran harus dicatat dan dipastikan kebenarannya. 6. Pastikan kepatuhan bendahara terhadap aturan yang berlaku. 7. Selesaikan kertas kerja verifikasi keuangan. Kertas kerja ini adalah kesimpulan semua aktivitas pada periode yang verifikasi. Di antaranya: Saldo kas awal periode Semua tanda terima pada periode yang diverifikasi Semua bukti pengeluaran pada periode yang diverifikasi Kas pada akhir periode 8. Beri saran perbaikan pada pengurus untuk pengendalian internal. Jika diminta, nilailah kinerja pengurus terhadap anggaran pendapatan dan belanja. 9. Tentukan opini verifikasi. Pada kesimpulan verifikasi, verifikator harus memberikan opini. Dokumen ini menyatakan apakah informasi keuangan yang disajikan pengurus sudah bebas kesalahan dan dilaporkan dengan benar sesuai aturan yang berlaku. 10. Verifikator mengajukan laporan hasil verifikasi yang telah ditandatangani. Pernyataan bahwa verifikator telah menyelesaikan verifikasi dan melaporkan apakah laporan keuangan yang disajikan sudah akurat atau bermasalah. Jika verifikator menemukan masalah, misalnya kwitansi yang hilang (tanpa penjelasan) atau salah hitung, ungkapkan semuanya di dalam laporan ini. Akan cukup membantu jika verifikator menyertakan semua informasi yang dirasa dapat membantu memperbaiki masalah atau mencegah keterulangan untuk periode verifikasi selanjutnya Prosedur Verifikasi Kas dan Setara Kas Pengertian Kas dan Setara Kas Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan kas di bank (cash on bank), sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Kas merupakan harta lancar entitas atau organisasi yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. karena menyangkut dengan penerimaan dan pengeluaran kas maka perlu pengendalian internal (internal control) yang baik atas kas dan bank.
5 Tujuan Verifikasi atas Kas dan Setara Kas Verifikasi atas kas dan setara kas dilakukan untuk meyakinkan bahwa : 1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal penutupan kas benar-benar ada dan merupakan milik organisasi (existence and ownership). 2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan merupakan transaksi yang sah (completeness) 3. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan dengan benar dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy) 4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar (validity and valuation) 5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat (cut-off). 6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure) Prosedur Verifikasi Kas di Tangan 1. Lakukan perhitungan kas (cash count) untuk dibuatkan berita acara pemeriksaan. 2. Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan. 3. Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas. 4. Bandingkan selisih realisasi pendapatan dan belanja pada Laporan Realisasi Anggaran (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) dengan saldo buku kas. 5. Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas, perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya. 6. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal penutupan kas. 7. Buat daftar koreksi yang diperlukan. 8. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh pengurus serta saran perbaikan kepada bendahara yang juga merupakan salah satu penilaian terhadap mutu verifikasi Prosedur Verifikasi Kas di Bank 1. Lakukan prosedur konfirmasi untuk semua akun bank, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. 2. Minta dari bendahara hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank, pemeriksaan cek/giro yang masih beredar (outstanding check) dan setoran dalam perjalanan (deposit in transit) ). 3. Yakinkan bahwa saldo bank dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal neraca. 4. Yakinkan bahwa setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapat persetujuan dari pleno pengurus. Mintalan informasi mengapa perlu dibuka rekening baru maupun alasan dari penutupan rekening. 5. Yakinkan bahwa semua rekening di bank atas nama organisasi, bukan perorangan. 6. Perhatikan apakah ada kelebihan saldo di bank yang tidak digunakan dalam waktu singkat dan sarankan untuk didepositokan untuk mendapat tingkat bunga yang lebih tinggi. 7. Periksa pendebitan dan pengkeditan yang ada dalam buku kas. 8. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang perlu diketahui oleh pengurus.
6 3.3. Prosedur Verifikasi Harta Milik 1. Minta daftar inventaris organisasi. 2. Periksa tambahan-tambahan harta milik organisasi dalam tahun berjalan. 3. Periksa pengurangan-pengurangan harta milik organisasi dalam tahun berjalan. 4. Pastikan bahwa barang yang tercatat benar-benar ada. 5. Pastikan kondisi masing-masing barang 6. Mengesahkan dengan menandatangani Daftar Inventaris sebagai bukti bahwa barang atau harta milik telah diinventarisir dengan benar Sistimatika Pelaporan Verifikasi Keuangan dan Harta Milik Sistimatika Pelaporan Verifikasi Keuangan - Judul Laporan ditulis dengan contoh sebagai berikut : LAPORAN PEMERIKSAAN KEUANGAN PENGURUS BESAR AMGPM/PENGURUS AMGPM DAERAH/CABANG/RANTING... TAHUN... Isi Laporan yang memuat : I. PENDAHULUAN 1. Dasar Pemeriksaan 2. Tujuan Pemeriksaan 3. Objek Pemeriksaan II. HASIL PEMERIKSAAN 1. Data Khusus - Nama Bendahara - Nama Atasan Langsung - Buku Yang Digunakan dalam pemeriksaan 2. Pemeriksaan Kas : A. Sisa Tahun Anggaran... : Realisasi Penerimaan : Tanggal penutupan kas sebelumnya s/d 31 Desember... Realisasi Belanja : Tanggal penutupan kas sebelumnya s/d 31 Desember... Saldo per 31 Desember. B. Tahun Anggaran. : Realisasi Penerimaan : 01 Januari s/d tanggal penutupan kas saat ini Realisasi Belanja : 01 Januari s/d tanggal penutupan kas saat ini Saldo per tanggal penutupan kas saat ini 3. Perincian posisi Kas/Bank per tanggal penutupan kas Uang Tunai Simpanan Uang di Bank termasuk bunga (Rek.No.) Jumlah III. TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN IV. KESIMPULAN
7 Pada bagian akhir laporan harus dicantumkan tanggal pemeriksaan dan ditandatangani oleh Bendahara Umum Tim Verifikasi : Mengetahui ; PENGURUS AMGPM Ketua Umum/Daerah/Cabang/Ranting Laporan verifikasi keuangan wajib melampirkan Register Penutupan Kas dengan susunan sebagai berikut : Tanggal Penutupan Kas : Nama Pemegang Kas : Jabatan : Tanggal Penutupan Kas yang lalu : REGISTER PENUTUPAN KAS Jumlah Total Penerimaan/Pendapatan s/d tanggal penutupan kas Jumlah Total Pengeluaran/Belanja s/d tanggal penutupan kas Saldo Buku Saldo Kas sebesar 1. Uang Tunai : - Uang Kertas : , , , , , , ,- - Uang Logam 1.000,- 500,- 200,- 100,- 50, Saldo Bank KETERANGAN Jumlah Bank... Saldo Kas Selisih Register penutupan kas ditutup dengan menyebutkan tanggal penutupan kas atau tanggal pemeriksaan kemudian ditandatangani oleh ketua tim verifikasi dan bendahara umum.
8 Pelaporan Verifikasi Harta Milik Dalam hal pelaporan hasil verifikasi harta milik/barang inventaris, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaporan hasil verifikasi keuangan. Tim verifikasi mengesahkan dengan menandatangani Daftar Inventaris sebagai bukti bahwa barang atau harta milik telah diinventarisir dengan benar.
BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
Lebih terperinciPasal 8 Pengelompokan Pendapatan AMGPM Pendapatan AMGPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dikelompokkan atas : 1.
PERATURAN ORGANISASI NOMOR 03 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN AMGPM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan : 1. Perbendaharaan AMGPM, adalah berupa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan
1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciPengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD
LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara Pihak Terkait a. Dalam kegiatan ini, memiliki wewenang untuk : Memberikan
Lebih terperinciPengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD
LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Deskripsi Kegiatan Pengeluaran yang dikelola dapat berupa Belanja Bunga, Belanja Subsidi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Hall ( 2011 : 6 ), Sistem adalah kelompok kelompok dari dua atau lebih komponenatau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi
Lebih terperinciPengertian dan Tujuan Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank
1. Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi adalah merupakam salah satu alat / cara untuk menentukan hal-hal yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam catatan pemegang giro (Perusahaan atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas 2.1.1. Definisi Kas Setiap perusahaan pasti memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di Negara dimana perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu
Lebih terperinciCASH & CASH EQUIVALENT AUDIT
CASH & CASH EQUIVALENT AUDIT PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 SIFAT KAS DAN SETARA KAS Kas adalah Alat Pembayaran yang siap
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA
22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
Lebih terperinciPasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara
TATA TERTIB MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA AMGPM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dilaksanakan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bab
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU BAB I AMANAT PELAYANAN Pasal 1 1. Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan untuk memberitakan keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan
Lebih terperinciAKUNTANSI KAS DAN BANK
AKUNTANSI KAS DAN BANK PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN OPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS
PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS 1. PENGERTIAN KAS merupakan aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi penyelewengan, penipuan dan pencurian ( Slamet sugiri, 2009
Lebih terperinciBAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN A. Pengertian Kas Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013
BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAILIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU GUBER RIAU
GUBERNUR RIAU GUBER RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI PERANGKAT DAERAH SELAKU ENTITAS AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU
BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU 1. PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS dan investasi adalah bagian dari aset lancar yang ada di neraca. Aset lancar adalah aset yang dapat berubah jadi kas dalam waktu
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
LAMPIRAN V. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. UMUM 1. Definisi Mengacu pada Paragraf 8
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu
BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang
BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008
Draft Htl Maharani 22 Mei 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT
Lebih terperinciAKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH DEFINISI DAN KLASIFIKASI - 1 Kas dan Setara Kas adalah uang tunai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.40, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Laporan Keuangan. Pemerintah Daerah. Standar Reviu. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.09/2014 TENTANG STANDAR REVIU ATAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1327, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penerusan. Sistem Akuntansi. Pelaporan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232 /PMK.05/2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1785, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Investasi Pemerintah. Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2015 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang
Lebih terperinciPENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TANGGAL : 8 MARET 2012 PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DENGAN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR 08/per/Dep.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/per/Dep.6/IV/2016 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 39/Per/M.KUKM/XII/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/Per/M.KUKM/XII/2007 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa guna untuk menyediakan
Lebih terperinciPengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan
KAS dan BANK KAS Kas adalah alat pembayaran yang sah di Indonesia dan barang-barang lain yang dapat segera diuangkan sebesar nilai nominalnya dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Lebih terperinciNur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Kas : Uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah : o o Uang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi
Lebih terperinciPERTEMUAN 1 PROOF OF CASH (PENGUJIAN KAS)
PERTEMUAN 1 PROOF OF CASH (PENGUJIAN KAS) A. Tujuan Audit atas Kas: 1. Keberadaan (Existence): menyakinkan bahwa posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik perusahaan.
Lebih terperinciRENCANA ANGGARAN BIAYA DESA KECAMATAN. TAHUN ANGGARAN... HARGA SATUAN (Rp.)
1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DESA A. Format Rencana Anggaran Biaya (RAB) RENCANA ANGGARAN BIAYA DESA KECAMATAN. TAHUN ANGGARAN...
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 22 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAJUAN, PENYALURAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA
Lebih terperinciKAS (CASH) A. PENGERTIAN
KAS (CASH) A. PENGERTIAN adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. memiliki, memiliki 2 kriteria, yaitu: 1.
Lebih terperinciC. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN, PENYALURAN DAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG
PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG. Tahun 2010 Nomor : 9 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 9 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG Tahun 2010 Nomor : 9 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG Tahun 2010 Nomor : 9 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA,
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa bantuan keuangan kepada partai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kas dan Pengeluaran Kas. Indra Bastian:2011 menjelaskan bahwa :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kas dan Pengeluaran Kas 2.1.1. Kas Indra Bastian:2011 menjelaskan bahwa : Kas adalah uang tunai dan yang setara dengan uang tunai serta saldo rekening giro yang tidak
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN, PENYALURAN, DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. DEFINISI Kas dan Setara Kas
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 40/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN, DAN TERTIB ADMINISTRASI PENGAJUAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciSISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Dalam penyusunan laporan keuangan serta untuk mempermudah Kementerian Negara/Lembaga dalam penyajian laporan
Lebih terperinciPENILAIAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
71 K - II PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN SKPD Waktu: 90 menit Salah satu tugas pemeriksa/auditor pada Inspektorat Daerah adalah melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) maupun Laporan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI JENEPONTO, :
Lebih terperinciPengertian Kas PENGERTIAN KAS
Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi
Lebih terperinciTATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA
LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN SERTA PENYAMPAIANNYA
Lebih terperinciA. CONTOH FORMAT RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH RKAS TRIWULAN URAIAN I II III IV JUMLAH (Rp)
LAMPIRAN : SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH SATUAN PENDIDIKAN MENENGAH NEGERI DAN SATUAN PENDIDIKAN KHUSUS NEGERI
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGAJUAN, PENYALURAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH
Lampiran I Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 1.a Tahun 2012 Tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH I. SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi merupakan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne
No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN, PENYALURAN, DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN PARTAI
Lebih terperinciPEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 1. Bendahara PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara memiliki
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGAJUAN, PENYALURAN, DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK
Lebih terperinci2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang
No.520, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Bagian Anggaran BUN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.05/2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA
BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena
Lebih terperinci-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG
-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciCASH BANK RECONCILIATION
CASH Cash Yaitu, aktiva yang paling likuid. Merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pospos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiridari
Lebih terperinciF. Pertanggungjawaban Fungsional
F. Pertanggungjawaban Fungsional Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran pembantu dan disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah suatu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,
Lebih terperinciB U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2015
1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENEMPATAN UANG DAERAH ATAS KELEBIHAN KAS DAERAH BERUPA INVESTASI JANGKA PENDEK PADA BANK
Lebih terperinciAKUNTANSI PENDAPATAN
LAMPIRAN B.VI : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 06 AKUNTANSI PENDAPATAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Auditing Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di latar
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 107 TAHUN : 2010 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 107 TAHUN : 2010 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KOTA MAGELANG
PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KOTA MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciB U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT YANG BERBASIS AKRUAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH DESA... KECAMATAN... KABUPATEN...
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 15 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 MARET 2015 FORMAT RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG APBDESA, RENCANA ANGGARAN BIAYA, BUKU KAS PEMBANTUAN KEGIATAN DAN SURAT PERMINTAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci