PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS KULON PROGO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS KULON PROGO SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Perdana Linda Budi Winarsih NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2015

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Hasbunallah wa ni mal wakil. Cukup Allah sebagai penolong kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung (Q.S. Ali Imran: 173) Sesuatu memang terlihat tidak mungkin dilakukan pada awalnya, namun semua akan berbuah manis jika kita percaya dan menjalaninya dengan ikhlas (Penulis) Media yang baik adalah yang dimanfaatkan untuk memaksimalkan belajar, apapun jenis medianya (Penulis) v

6 PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS KULON PROGO Oleh Perdana Linda Budi Winarsih NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media flipchart yang layak untuk pembelajaran ilmu tajwid di taman pendidikan Al-Qur an (TPQ) Asy- Syams Kulon Progo. Metode penelitian yang dipakai dalam pengembangan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid ini adalah Research and Development dimana langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall yang disederhanakan menjadi enam langkah pokok, yaitu (1) analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi produk, (4) uji coba lapangan terbatas dan revisi produk I, (5) uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk II, (6) uji coba lapangan kelompok luas dan produk akhir. Produk yang dihasilkan divalidasi oleh 1 ahli materi dan 1 ahli media untuk menilai produk awal dan melakukan revisi sesuai saran para ahli. Selanjutnya produk diujicobakan kepada santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy- Syams Kulon Progo, 2 santri pada uji coba lapangan terbatas, 5 santri pada uji coba lapangan kelompok kecil, dan 15 santri pada uji coba lapangan kelompok luas. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Instrumen pengumpulan data penelitian berupa panduan wawancara, panduan observasi, kamera digital, dan angket lembar penilaian. Hasil uji ahli dan kelayakan produk oleh santri menunjukkan hasil yang sangat baik dengan rincian: (1) uji ahli materi mendapat skor rata-rata 4,50 rentang X > 4,08 sangat baik; (2) uji ahli media mendapat skor rata-rata 4,29 rentang X > 4,08 sangat baik; (3) uji lapangan terbatas memperoleh skor rata-rata 4,52 rentang X > 4,08 sangat baik; (4) uji lapangan kelompok kecil memperoleh skor rata-rata 4,53 rentang X > 4,08 sangat baik; (5) uji lapangan kelompok luas memperoleh skor rata-rata 4,51 rentang X > 4,08 sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian dari uji kelayakan dapat disimpulkan bahwa media flipchart yang dikembangkan telah layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Asy-Syams Kulon Progo. Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, flipchart, ilmu tajwid vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penuh khidmat penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas ijin, berkah, dan rahmat-nya yang tiada henti dicurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Skripsi yang ditulis berjudul Pengembangan Media Flipchart Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Ilmu Tajwid Bagi Santri Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams Kulon Progo. Media yang dikembangkan ditujukan untuk para santri kelas al-qur an di TPQ Asy-Syams Kulon Progo dengan materi ilmu tajwid disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Estu Miyarso, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Suparlan, M. Pd. I. selaku ahli materi yang telah membantu dalam mengevaluasi media pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 5. Ibu Isniatun Munawaroh, M. Pd. selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu dalam mengevaluasi media pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Bapak Supardi selaku kepala Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams Dengok, Nanggulan, Kulon Progo yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian. vii

8 7. Para pengajar kelas Al-Qur an Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams Dengok, Nanggulan, Kulon Progo yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian sehingga penelitian ini berjalan dengan baik. 8. Siswa/santri kelas Al-Qur an Taman Pendidikan Al-Qur an Dengok, Nanggulan, Kulon Progo yang telah membantu dalam penelitian dan uji coba produk media pembelajaran, sehingga penelitian ini berjalan dengan baik. 9. Semua dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. 10. Bapak dan Ibuku tersayang atas doa, kesabaran, dukungan moril, dukungan materi dan seluruh kasih sayangnya yang tidak pernah berhenti dicurahkan untuk anakmu ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 11. Saudaraku tersayang, Yusuf, Tuti, Meiga yang tidak pernah lupa memberi semangat selama penyusunan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku Astri, Umi, Winda, Dewi, Isti, atas doa, dukungan, serta semua bantuan kalian sehingga skripsi ini bisa segera terselesaikan dengan baik. 13. Teman-teman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Angkatan 2010 dan 2011, yang sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di FIP UNY. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dan produk yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi para pembaca atau pengguna khususnya. Yogyakarta, 17 Juni 2015 Penulis, viii

9 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Pengembangan... 7 F. Manfaat Pengembangan... 8 G. Spesifikasi Produk dan Rancangan yang Diharapkan... 9 H. Pentingnya Pengembangan I. Keterbatasan Pengembangan J. Definisi Operasional BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Materi Ilmu Tajwid 1. Pengertian Materi Ilmu Tajwid Makhraj Huruf Hukum-Hukum Bacaan ix

10 4. Penulisan Materi Ilmu Tajwid Karakteristik Santri Materi Ilmu Tajwid B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Peranan Media Pembelajaran Jenis Media Pembelajaran C. Tinjauan Tentang Media Flipchart 1. Definisi Flipchart Karakteristik Media Flipchart Manfaat Media Flipchart D. Tinjauan Tentang Pengembangan Media Flipchart 1. Pengertian Pengembangan Prosedur Pengembangan Produk Kedudukan Pengembangan dalam Teknologi Pendidikan Prinsip Pengembangan Media Flipchart Langkah-langkah Pembuatan Media Flipchart E. Konsep Pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur an F. Penggunaan Media Flipchart dalam Pembelajaran di TPQ G. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Prosedur Pengembangan Produk C. Uji Coba Produk D. Jenis Data E. Metode Pengumpulan Data F. Instrumen dan Validasi Instrumen G. Teknik Analisis Data x

11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Setting Penelitian Data Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Produk Media Flipchart Validasi Instrumen Hasil dan Analisis Data Validasi Produk Media Hasil dan Analisis Data Uji Coba Produk Media B. Pembahasan dan Hasil Akhir Pengembangan Produk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGEMBANGAN A. Kesimpulan B. Saran Pengembangan C. Keterbatasan Penelitian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Rumus konversi data kuantitatif Tabel 2. Indikator kelayakan produk Tabel 3. Hasil observasi awal penelitian pengembangan Tabel 4. Rumusan langkah-langkah pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Tabel 5. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap I Tabel 6. Hasil penilian uji validasi ahli materi tahap II Tabel 7. Hasil penilaian uji validasi materi tahap III Tabel 8. Hasil penilaian uji validasi ahli media tahap I Tabel 9. Hasil penilaian uji validasi ahli media tahap II Tabel 10. Hasil penilaian uji coba lapangan terbatas Tabel 11. Hasil observasi minat dua santri pada uji coba lapangan terbatas Tabel 12. Hasil penilaian uji coba lapangan kelompok kecil Tabel 13. Hasil observasi minat lima santri pada uji coba lapangan kelompok kecil Tabel 14. Hasil penilaian uji coba lapangan luas Tabel 15. Hasil observasi minat 15 santri pada uji coba lapangan luas xii

13 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Kedudukan pengembangan dalam teknologi pendidikan Gambar 2. Penggunaan media flipchart dalam pembelajaran di TPQ Gambar 3. Kerangka berpikir pentingnya pengembangan media flipchart Gambar 4. Prosedur pengembangan produk media Gambar 5. Desain papan penyangga Gambar 6. Desain awal flipchart Gambar 7. Warna desain flipchart sebelum revisi Gambar 8. Warna desain flipchart sesudah revisi Gambar 9. Gambar pendukung pada judul media flipchart sebelum revisi Gambar 10. Gambar pendukung pada judul media flipchart sesudah revisi Gambar 11. Bahan kertas media flipchart sebelum revisi Gambar 12. Bahan kertas media flipchart sesudah revisi Gambar 13. Penataan pesan pada media flipchart sebelum revisi Gambar 14. Penataan pesan pada media flipchart sesudah revisi xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Silabus (Jadwal pembelajaran TPQ Asy-Syams) Lampiran 2. Pedoman observasi, pedoman wawancara, hasil observasi awal, hasil wawancara Lampiran 3. Dokumentasi observasi awal dan wawancara Lampiran 4. Instrumen penilaian ahli materi dan hasil penilaian, instrumen penilaian ahli media dan hasil penilaian, lembar penilaian produk media untuk santri dan hasil penilaian Lampiran 5. Dokumentasi pengembangan produk, uji validasi ahli materi, uji validasi ahli media, dan revisi produk media Lampiran 6. Rekapitulasi hasil uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, uji coba lapangan luas Lampiran 7. Dokumentasi uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, uji coba lapangan luas Lampiran 8. Surat ijin penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim membaca Al-Qur an adalah wujud ibadah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah manusia yang ditujukan kepada Sang Pencipta. Ibadah akan lebih sempurna ketika ilmu yang manusia miliki dapat diajarkan kepada manusia lain. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits: Dari Usman bin 'Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al- Qur'an dan mengajarkannya" (Terjemahan H.R. Bukhari). Sebaik-baik manusia yang mempelajari Al-Qur an untuk dirinya sendiri masih kalah baik dengan mereka yang mengajarkannya kepada orang lain. Namun, perlu diketahui bahwa dalam membaca Al-Qur an tidak cukup dengan membaca sedapatnya saja. Maksud membaca sedapatnya disini adalah membaca tanpa disertai ilmu tajwid. Dalam Ulumul Qur an, tajwid diartikan sebagai sikap menata huruf (Al- Qur an) sesuai dengan tempat keluarnya. Ilmu tajwid ini yang menjadi penyempurna dalam membaca Al-Qur an dimana setiap huruf dalam Al- Qur an memiliki bunyi dan tekanan lafazh yang berbeda. Seseorang yang mampu membaca Al-Qur an dengan ilmu tajwid yang benar kelak ia akan mendapatkan kenikmatan tak terkira yang dapat dinikmati di akhirat kelak. Hal ini pun telah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sebagai berikut: 1

16 Orang yang membaca Al-Qur an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala. (Terjemahan H.R. Bukhari & Muslim) Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa seseorang yang mahir membaca Al-Qur an (sesuai qaidah ilmu tajwid) kelak akan mendapat tempat terbaik di Syurga dan seseorang yang kurang lancar dalam membaca Al- Qur an tetap akan mendapat dua pahala. Namun dengan pemahaman tersebut bukan berarti seseorang dengan mudahnya mencukupkan bacaan Al- Qur annya yang kurang lancar tanpa mengindahkan qaidah-qaidah yang berlaku dalam ilmu tajwid. Hadits tersebut justru ingin mengajak seseorang agar memahirkan bacaan serta memperbaiki bacaan Al-Qur an yang kurang benar dengan menggunakan qaidah-qaidah ilmu tajwid. Pengetahuan mengenai ilmu tajwid masih belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Masih banyak ditemukan kekeliruan-kekeliruan saat melantunkan ayat-ayat Al-Qur an. Contoh ketika membaca bismillahirrahmanirrahim terdapat hukum bacaan mad di dalam kata tersebut, jika seseorang mengabaikannya dengan tidak membaca hukum bacaan mad yang ada, hal tersebut menjadi tidak benar karena akan merubah makna dari bacaan yang seharusnya. Hal tersebut biasanya disebabkan kurangnya pemahaman akibat tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan membaca Al-Quran yang baik dan benar. Selain itu cara pengajaran dan dukungan fasilitas yang kurang memadai juga akan berdampak pada proses penerimaan pengetahuan yang disampaikan. Begitu 2

17 juga dalam membaca Al-Qur an, bukan perkara mudah membaca Al-Qur an dengan bacaan yang baik apalagi membacanya sesuai qaidah ilmu tajwid. Untuk itu sudah menjadi tugas para pelaku pendidikan keagamaan untuk memberikan pengajaran yang tepat khususnya dalam membaca Al-Qur an. Taman Pendidikan Al-Qur an atau lebih dikenal sebagai TPQ merupakan salah satu sarana yang dapat memfasilitasi seseorang belajar membaca Al-Qur an sejak usia rendah. Para pengajar TPQ meyakini bahwa mengajarkan hal baik seperti membaca Al-Qur an, pembentukan akhlak, serta pengajaran keagamaan lain akan jauh lebih baik jika diberikan pada usia muda dibandingkan saat seseorang sudah menginjak usia dewasa. Hal tersebut seperti diibaratkan bagai mengukir di atas batu. Dari hasil observasi di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kelas Al-Qur an yang diikuti oleh anak-anak dengan rentang usia 6-10 tahun berjalan dengan cukup baik. Anak-anak memiliki antusiasme yang besar dan dapat menerima pelajaran dengan respon yang positif. Sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang bagi para pengajar untuk memberikan pelajaran mengenai ilmu-ilmu agama termasuk mengajarkan ilmu tajwid Al-Qur an dengan lebih baik. Ketika dilakukan pengamatan secara lebih mendalam, yaitu dengan mengikuti keseluruhan rangkaian pembelajaran dengan para santri di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy Syams khususnya di kelas Al-Qur an peneliti menemukan adanya indikasi yang memperlihatkan kurangnya pemahaman santri tentang materi ilmu tajwid. Hampir seluruh santri kelas Al-Qru an 3

18 masih belum menunjukkan kemampuan membaca yang baik sesuai qaidahqaidah ilmu tajwid. Pembelajaran ilmu tajwid dilakukan secara bersamaan dengan qira ati qur an. Para santri membaca Al-Qur an di hadapan pengajar dan pada saat yang sama pengajar menyimak bacaan santri sambil memperbaiki bacaan santri yang belum sesuai ilmu tajwid. Dalam memperbaiki bacaan, pengajar menyisipkan pengetahuan tentang ilmu tajwid yang disampaikan dalam bentuk verbal (ucapan). Namun, pengajar merasa bahwa pembelajaran dengan verbal tersebut masih kurang maksimal jika tidak didukung media pembelajaran lain yang dapat menggambarkan materi secara lebih jelas. Pengajar mengaku sering kesulitan ketika menjelaskan materi ilmu tajwid kepada santrinya, begitu pula dengan para santri yang mengaku sulit memahami materi tanpa penggambaran yang konkrit. Sampai disini, peneliti kemudian menyimpulkan bahwa baik pengajar maupun santri sama-sama membutuhkan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran ilmu tajwid di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams. Kebutuhan alat bantu ajar dalam suatu pembelajaran memang tidak dapat diabaikan. Alat bantu ajar atau sering disebut sebagai media pembelajaran merupakan alat penyampai pesan dari pengirim kepada penerima. Pesan yang dimaksud tentulah segala materi yang berkaitan dengan pembelajaran yang ingin disampaikan pengajar kepada siswanya. Melalui media pula pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan efektif jika digunakan dengan tepat sesuai kebutuhan. 4

19 Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, (2005: 2), penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran memiliki peran yang cukup penting dalam suatu kegiatan pembelajaran kaitannya dalam pencapaian hasil belajar secara lebih maksimal. Pembelajaran dengan pemahaman tingkat tinggi yang hanya mengandalkan aspek verbal dimana santri yang mengikuti pembelajaran kelas Al-Qur an didominasi oleh anak-anak dengan rentang usia 6-10 tahun tentu kurang efektif. Anak-anak akan sulit menangkap pesan yang disampaikan pengajar apabila tidak dibarengi dengan penggambaran secara konkrit. Dari persoalan tersebut, perlu adanya pemecahan masalah. Dalam hal ini, penggunaan media khususnya media berbasis visual dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengajarkan ilmu tajwid kepada para santri TPQ. Secara lebih mendalam, ditemukan fakta yang mengungkapkan bahwa media pembelajaran visual memiliki potensi yang cukup tinggi dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan media lain. Azhar Arsyad yang menerjemahkan pernyataan Baugh dan Dale, memperkuat fakta tersebut dengan menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Dari sini kemudian dapat disimpulkan bahwa penggambaran dalam bentuk visual akan memberikan pengalaman belajar siswa/santri secara lebih konkrit. 5

20 Bertolak dari latar belakang tersebut, peneliti kemudian tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran flipchart untuk materi ilmu tajwid yang dirumuskan dalam judul penelitian Pengembangan Media Flipchart Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Ilmu Tajwid Bagi Santri Taman Pendidikan Al- Qur an Asy- Syams Kulon Progo. Materi ilmu tajwid memerlukan perhatian yang cukup tinggi dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, penggunaan media flipchart diharapkan dapat lebih memperjelas materi ilmu tajwid secara lebih konkrit dimana sebelumnya materi ilmu tajwid hanya disampaikan pengajar secara verbal. Media flipchart tersebut dipilih karena murah dan mudah didapatkan serta dapat digunakan dalam situasi apapun tanpa memerlukan media ataupun alat bantu lainnya dalam penggunaannya. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada sebagai berikut: 1. Pemahaman santri tentang ilmu tajwid Al-Qur an masih kurang sehingga berdampak pada kemampuan santri dalam membaca Al-Qur an. 2. Santri usia rendah belum mampu berpikir abstrak/tingkat tinggi, masih membutuhkan gambaran konkrit berupa visualisasi gambar, simbol, dan sebagainya. 3. TPQ Asy-Syams Kulon Progo belum memiliki alat bantu pengajaran yang dapat membantu pengajar menyampaikan materi pembelajaran ilmu tajwid Al-Qur an kepada para santri. 6

21 C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan, maka peneliti membatasi masalah dalam cakupan yang lebih khusus. Peneliti coba memfokuskan pokok masalah pada pengembangan media flipchart yang layak agar nantinya dapat dimanfaatkan pengajar sebagai alat bantu pengajaran dan pemahaman ilmu tajwid Al-Qur an kepada para santri di Taman Pendidikan Al-Qur an As-Syams. D. Rumusan Masalah Dari beberapa uraian latar belakang masalah serta identifikasi masalah diatas, peneliti kemudian merumuskan masalah mengenai: Bagaimana mengembangkan media flipchart yang layak untuk digunakan sebagai alat bantu pembelajaran ilmu tajwid Al-Qur an di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams? E. Tujuan Pengembangan Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam pengembangan media pembelajaran yaitu dihasilkannya produk pengembangan media flipchart yang layak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran ilmu tajwid Al-Qur an di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams. 7

22 F. Manfaat Pengembangan Dari tujuan yang telah diuraikan, maka peneliti berharap bahwa pengembangan media pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih serta masukan mengenai pengembangan media inovatif, salah satunya adalah media sederhana flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid Al-Qur an di taman pendidikan Al-Qur an. 2. Manfaat Praktis a. Bagi santri 1) Membantu santri dalam belajar ilmu tajwid Al-Qur an dengan lebih mudah dan menyenangkan. 2) Santri memiliki pemahaman secara lebih konkrit mengenai meteri ajar, serta dapat menggunakan media pembelajaran sewaktu-waktu ketika membutuhkannya untuk sarana belajar. b. Bagi pengajar 1) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di taman pendidikan Al- Qur an untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa/santri. 2) Memudahkan pengajar menyampaikan maksud pembelajaran secara lebih konkrit. 8

23 c. Bagi sekolah (TPQ) 1) Menambah sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada pemahaman membaca ilmu tajwid Al-Qur an. 2) Menambah mitra di luar TPQ dengan menjalin hubungan kerjasama yang baik antara kedua belah pihak. G. Spesifikasi Produk Dan Rancangan Yang Diharapkan Spesifikasi produk serta bentuk rancangan yang akan dikembangkan dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil produk yang dikembangkan berupa media flipchart. Flipchart tersebut dibuat menyerupai kalender yang mudah untuk dibalik dan berukuran besar, yaitu 43 x 53 cm. Bahan yang digunakan adalah kertas Artpapper 150 gram dengan ketebalan sedang dan memiliki tekstur permukaan yang halus sehingga cetakan dapat lebih jelas dan mudah dibaca sesuai prinsip keterbacaannya. 2. Media flipchart berisi materi tentang ilmu tajwid yang berupa potonganpotongan ayat Al-Qur an disertai penjelasan tertulis yang terkait dengan hukum-hukum bacaaan ilmu tajwid Al-Qur an. Selain itu akan ditambahkan pula gambar mengenai Makharijul Huruf (membaca huruf sesuai tempat keluarnya). 3. Media flipchart tersebut digunakan pengajar dan santri dalam pembelajaran tentang ilmu tajwid. Pengajar memiliki peran penting yaitu 9

24 sebagai penjelas materi dalam media flipchart, seperti memberikan contoh-contoh pengucapannya, sedangkan para santri memperhatikan sambil menirukan apa yang diperintahkan pengajar. H. Pentingnya Pengembangan Pengembangan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid ini ditujukan untuk membantu santri belajar dan memahami ilmu tajwid. Pengembangan media flipchart ini diharapkan dapat menambah minat dan motivasi belajar santri dan memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu tajwid. Pentingnya pengembangan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid diuraikan sebagai berikut: 1) Menyediakan sumber belajar bagi santri utamanya dalam belajar ilmu tajwid dengan media flipchart yang mudah untuk dipahami dan dipelajari. 2) Memfasilitasi pengajar dalam menyampaikan pembelajaran ilmu tajwid yang dirasa sulit disampaikan menggunakan bahasa verbal seperti makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan hukum bacaan ikhfa, idzhar, idgham, iqlab, mad, qalqalah, waqaf. Pengajar akan lebih mudah memperlihatkan kepada santri contoh penggunaan hukum-hukum bacaan tersebut dalam ayat Al-Qur an. 3) Media flipchart akan meningkatkan minat belajar serta pemahaman santri khususnya dalam mempelajari ilmu tajwid. 10

25 I. Keterbatasan Pengembangan Media flipchart yang dikembangkan ini hanya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan belajar santri dalam mempelajari ilmu tajwid dasar sehingga tidak dapat digunakan untuk mempelajari ilmu tajwid dengan tingkat yang lebih tinggi dengan metari yang lebih lengkap. J. Definisi Operasional Untuk membatasi pembahasan agar tidak meluas serta menghindari timbulnya penafsiran yang tidak terfokus pada inti pembahasan, maka peneliti pun menyampaikan definisi operasional penelitian pengembangan sebagai berikut: 1. Pengembangan Pengembangan adalah aktivitas merombak, merevisi suatu ide, gagasan atau produk dengan beberapa tahapan seperti: tahap analisis kebutuhan melalui kegiatan pendahuluan, tahap pengumpulan teori, tahap produksi, tahap validasi ahli, tahap uji coba dan tahap revisi media. 2. Flipchart Flipchart adalah salah satu bentuk media grafis yang berupa lembaranlembaran kertas yang membentuk album atau kelender yang umumnya berukuran 60 x 50 cm. Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan/informasi dari pengajar kepada siswanya, serta untuk memperjelas pesan-pesan yang bersifat abstrak untuk divisualisasikan agar pesan tersebut menjadi lebih konkrit bagi siswa. 11

26 3. Ilmu tajwid Ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap menata huruf-huruf Al-Qur an sesuai dengan tempatnya dan membacanya sesuai qaidah dalam ilmu tajwid itu sendiri agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan. 4. Santri Santri memiliki pengertian yang sama dengan siswa/peserta didik, yaitu orang yang yang mengikuti pendidikan dalam ilmu keagamaan khususnya agama Islam di lembaga pendidikan baik formal seperti pondok pesantren maupun non-formal seperti taman pendidikan Al- Qur an (TPQ). 12

27 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Materi Ilmu Tajwid 1. Pengertian Materi Ilmu Tajwid Ilmu tajwid merupakan salah satu komponen yang penting dalam membaca Al-Qur an. Secara literal, tajwid berarti merapikan dan mengokohkan sesuatu. Sesuatu yang dirapikan dan dikokohkan disini adalah bacaan huruf-huruf Al-Qur an dengan melafalkan sesuai dengan makhraj dan sifatnya serta memenuhi hukum bacaannya. Ibnu Jaziri menyatakan, Tajwid adalah bentuk mashdar dari fi il kata jawwada-yujawwidu-tajwiidan. Bentuk isim-nya adalah al-jawwadah, artinya adalah memperbaiki, berkebalikan arti dengan kata ar-rada atu, yang berarti kerusakan. Karena itulah, menurut Ibnu Jaziri ilmu tajwid merupakan suatu proses mendatangkan bacaan yang baik pada semua lafazh, sehingga terhindar dari kerusakan (Muhammad Ahmad Abdullah, 2009:186). Pengertian lain tentang tajwid datang dari Syaikh Muhammad al- Qamhawi dalam Al-Burhan Fi Tajwid Al-Qur an yang dikutip dari Muhammad Sholihuddin (2009: 9). Ia memberikan pengertian tajwid yang artinya sebagai berikut: Mengeluarkan bunyi setiap huruf dari makhraj (tempat keluar)nya, dengan menyertakan haq dan mustahaqnya. Haq (Haqqul huruf) ialah sifat asli yang selalu menyertai huruf yang diucapkan, seperti al hams (nafas keluar) atau al-jahr (nafas tertahan). Sedangkan yang dimaksud dengan mustahaq adalah sifat yang hanya 13

28 menyertai huruf-huruf tertentu, seperti tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis) yang menyertai huruf ra, atau sifat tambahan seperti ghunnah (dengung) dan ikhfa (menyamarkan). (Muhammad Sholihuddin, 2009:10) Dari beberapa pendapat yang ada, dapat dirangkum bahwa ilmu tajwid ini merupakan pedoman dalam membaca Al-Qur an dengan memberikan hak-hak dalam mengatur setiap huruf yang keluar dari mulut, mengucapkannya sesuai makhraj (tempat keluar), menghubungkan dengan huruf sesudahnya, serta menghaluskan pengucapan sehingga didapatkan bacaan yang baik agar terhindar dari kesalahan. Muhammad Sholihuddin (2009:12-13), menyatakan bahwa kesalahan yang biasa terjadi dalam membaca Al-Qur an ada dua macam, yaitu al-lahnul jaliy (kesalahan fatal) dan al-lahnul khafy (kesalahan ringan). Dalam al-lahnul jaliy kesalahan terdapat pada perubahan bunyi huruf dengan huruf lain, perubahan harakat, serta memanjangkan bacaan yang seharusnya dibaca pendek. Sedangkan al-lahnul khafy kesalahannya ialah ketidaktepatan menerapkan huruf ghunnah maupun ikhfa dan kesalahan membaca mad lazim (6 harakat) yang hanya dibaca 2 harakat. Kesalahan-kesalahan membaca Al-Qur an tersebut perlu dihindari oleh para pembaca Al-Qur an salah satunya dengan cara mempelajari ilmu tajwid. Ilmu tajwid akan mengarahkan seseorang membaca Al-Qur an sesuai aturan dan qaidah yang berlaku. 14

29 Secara umum, ilmu tajwid terdiri dari beberapa komponen penting. Dua diantaranya dianggap sebagai komponen pokok yang memiliki keterkaitan dan saling berpengaruh, yaitu makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan hukum-hukum bacaan. Kedua komponen inilah yang nantinya akan menjadi materi utama dalam pengembangan produk media yang dikembangkan peneliti. 2. Makhraj Huruf Makhraj huruf berasal dari kata al-makhaarij yang merupakan bentuk jamak dari lafazh makhraj yang diartikan sebagai tempat keluarnya suatu huruf yang berbeda antara huruf yang satu dengan huruf lainnya. Perbedaan tersebut dapat dirasakan ketika masing-masing huruf hijaiyah diucapkan secara bergantian. Dalam makhraj huruf terdapat 16 (enam belas) macam makhraj yang secara umum dikelompokkan ke dalam lima bagian sesuai tempat keluarnya. 1. Al-Jauf (rongga mulut dan tenggorokan) Al-Jauf ialah suara atau bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan tenggorokan. Huruf-huruf yang dimaksud adalah huruf mad (panjang), yakni huruf alif ( أ ), wawu ( و ), dan ya ( ي ). 2. Al-Halq (tenggorokan) Al-Halq dibagi menjadi tiga bagian tempat keluarnya huruf, yaitu: 15

30 a. Aqsha Al-Halq (tenggorokan bawah). Bagian ini letaknya paling jauh, yaitu tenggorokan paling bawah hingga mendekati dada. Huruf yang keluar dari bagian ini ialah ء dan ھ. b. Wasthu Al-Halq (tenggorokan tengah). Dari sini keluar huruf ع dan ح. c. Adna Al-Halq (tenggorokan atas). Tempat keluarnya huruf terdapat di tenggorokan atas/ujung hampir mendekati mulut. Hurufnya adalah غ dan خ. 3. Al-Lisan (lidah) Terdapat delapan makhraj dalam al-lisan yang menjadi tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah berikut. a. Makhraj yang terletak pada bagian pangkal lidah yang sedikit terangkat dan pengucapannya hampir mendekati tenggorokan atas. Hurufnya adalah ق. b. Makhraj dengan posisi berada pada pangkal lidah, lebih rendah dari makhraj huruf ق. Hurufnya adalah ك. c. Makhraj yang letaknya di tengah lidah yang sedikit menempel dengan rongga atas. Hurufnya adalah ج, ش, ي. d. Letaknya pada tepi lidah kanan dan atau kiri yang ditempelkan pada gigi geraham atas. Hurufnya adalah ض. e. Letaknya pada bagian ujung lidah yang menempel pada rongga depan atas, tepatnya setelah makhraj huruf ض. Hurufnya adalah ر, ن, ل. Ketiganya juga disebut huruf dzalqiyah (ujung lidah). 16

31 f. Makhraj ini letaknya pada punggung ujung lidah yang menempel.ت, د, ط pada gusi dan pangkal gigi seri atas. Hurufnya adalah g. Letaknya pada ujung lidah yang sedikit menyentuh gigi seri bawah.. س, ز, ص Hurufnya adalah h. Terletak pada ujung lidah yang ditempelkan ujung gigi seri atas.. ث, ذ, ظ Hurufnya adalah 4. Asy-Syafatain (kedua bibir) Asy-Syafatain ialah huruf-huruf yang tempat keluarnya dari kedua belah bibir. Terdapat tiga makhraj yang keluar darinya, yakni: a. Perut bibir bawah yang menyentuh ujung dua gigi atas. Hurufnya. ف adalah. ب dan م b. Bibir atas dan bibir bawah saling mengatup. Hurufnya c. Bibir atas dan bibir bawah hampir mengatup namun masih sedikit ). و ( Wawu renggang. Hurufnya adalah 5. Al-Khaisyum (rongga hidung) Al-Khaisyum ialah lubang hidung (rongga) yang tembus ke dalam mulut. Huruf yang keluar darinya adalah Nun sukun atau tanwin yang diidghamkan, diikhfa kan, maupun diiqlabkan, dan Mim sukun yang diidghamkan pada Mim ( م ) dan diikhfa kan pada Ba ( ب ). Adanya hukum bacaan yang mengenai kedua huruf tersebut mengakibatkan perpindahan makhraj aslinya ke rongga hidung. 17

32 3. Hukum-Hukum Bacaan Dalam ilmu tajwid terdapat kaidah-kaidah yang disebut hukum bacaan sebagai pedoman membaca Al-Qur an yang baik dan benar. Hukum bacaan tersebut meliputi idzhar, idgham, iqlab, ikhfa, mad, dan waqaf. a. Izhhar/Idzhar Menurut bahasa izhhar berarti al-bayan ( البیان ) artinya adalah terang. Sedangkan menurut istilah, izhhar adalah mengeluarkan semua huruf sesuai dengan jalan makhrajnya tanpa disertai ghunnah pada hurufhuruf yang dibaca terang (Muhammad Ahmad Abdullah, 2009:310). Terdapat dua macam hukum bacaan izhhar, yaitu izhhar hallaq/halqi dan izhhar syafawi. 1) Izhhar Hallaq/Halqi Dinamakan hallaq karena huruf-hurufnya dikeluarkan dari kerongkongan, yang dalam bahasa arab disebut حلق (hallaq). Huruf-huruf hallaq harus dibaca jelas jika bertemu dengan nun sukun ( ن ) atau tanwin ( ). Berikut ini huruf-huruf izhhar hallaq yang dimaksud : ع غ ح خ Contoh : ه أ : ه ) bertemu : ( ) bertemu ( : غ ) bertemu ( : ع ) bertemu ن ( : خ ) bertemu ( : ح ) bertemu ن ( 18

33 2) Izhhar Syafawi Apabila sesudah huruf mim sukun ( م ) bertemu dengan salah satu ) م ( mim ) dan ب ( ba huruf hijaiyah (yang tersisa) selain huruf maka disebut izhhar syafawi. Huruf mim sukun tersebut harus dibaca jelas tanpa dengungan. Contoh : : ت ) bertemu م ( :ن ) bertemu م ( b. Idgham Secara bahasa idgham berarti memasukkan atau meleburnya huruf. Menurut istilah idgham berarti pengucapan huruf sukun dengan huruf yang berharakat dari dua macam jenis huruf yang dibaca seperti dua huruf yang ditasydidkan (Abdul Aziz Abdur Rauf, 2010:73). Jika nun sukun ( ن ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu huruf-huruf idgham, maka nun sukun atau tanwin harus di-idgham-kan pada huruf idgham tersebut, sehingga antara nun sukun atau tanwin dengan huruf idgham yang sebenarnya terdiri dari dua jenis huruf lalu dilebur menjadi satu huruf dalam pengucapannya. 1) Idgham bighunnah Dinamakan idgham bighunnah apabila huruf-hurufnya yang terdiri dari himpunan huruf ینمو bertemu dengan nun sukun atau tanwin. Bacaannya harus diucapkan dengan memasukkan huruf pertama ke huruf berikutnya seperti ditasydidkan sambil ditahan dua harakat. ن م و ي - 19

34 Contoh : : ي ) bertemu ن ( : م ) bertemu ( Perlu diperhatikan bahwa idgham hanya terjadi dalam dua kalimat dan tidak terjadi dalam satu kalimat. Apabila nun sukun bertemu dengan salah satu dari keempat huruf idgham yang ada dalam satu kalimat sekaligus, maka itu bukanlah bacaan idgham dan harus dibaca dengan lafazh terang dan jelas. 2) Idgham Bilaghunnah Idgham ini terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf hijaiyah lam ( ل ) dan ra ( ر ). Bacaannya diucapkan dengan memasukkan huruf pertama ke huruf berikutnya seperti ditasydidkan tanpa mendengung. Contoh : : ل ) bertemu ن ( : ر ) bertemu ( c. Iqlab Iqlab secara bahasa berarti memalingkan sesuatu dari bentuknya. Secara istilah, iqlab adalah menempatkan suatu huruf berada di tempat huruf lain, yaitu dengan mengubah nun sukun ( ن ) atau tanwin ( ) menjadi mim yang dibaca secara ghunnah ketika bertemu salah satu huruf hijaiyah ba ( ب ). Iqlab bisa terjadi dalam satu kalimat bisa juga 20

35 dalam dua kalimat. Dengan adanya Iqlab maka terjadi proses ). م ( mim penyamaran huruf Contoh : :ب ) bertemu ن ( :ب ) bertemu ( d. Ikhfa Ikhfa artinya menyamar atau menyembunyikan. Bacaan ikhfa adalah jika ada nun sukun ( ن ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu dari lima belas huruf ikhfa dari sisa huruf hijaiyah setelah dikurangi huruf izhhar, idgham, dan iqlab. Kelima belas huruf tersebut ialah sebagai berikut: ص - ذ - ث - ك - ج - ش - ق - س - د - ط - ز - ف - ت - ض - ظ Contoh : : ج ) bertemu ( : ص bertemu (ن ( : ت ) bertemu ن ( : ق ) bertemu ( Cara membacanya harus terang sembari menyambungnya dengan huruf di depannya dan dimulai dengan mendengung. e. Mad Mad secara bahasa berarti tambahan. Sedangkan menurut istilah, mad berarti memanjangkan suara pada salah satu hurufnya. Huruf yang ). ي ( ya ), dan و ( wawu ), أ ( alif dimaksud ialah Secara garis besar mad dibagi menjadi dua, yaitu mad ashli dan mad far i. Mad ashli ialah huruf mad yang tidak bergantung dengan sebab 21

36 lain seperti hamzah, sukun, ataupun tasydid. Huruf mad ashli dibaca panjang sebanyak dua harokat. Sedangkan, mad far i diartikan sebagai huruf mad yang bergantung kepada sebab lain seperti hamzah, sukun, ataupun tasydid. Hurufnya dibaca panjang melebihi mad ashli, yaitu antara dua sampai enam harokat. f. Waqaf Waqaf diartikan sebagai menghentikan bacaan sesaat pada suatu kalimat tertentu seraya menahan nafas yang diniatkan untuk meneruskan bacaan pada kalimat berikutnya. Terdapat tujuh macam tanda waqaf yang penting untuk diketahui. Enam diantaranya dikutip dari bukunya Muhammad Ahmad Abdullah (2009: 48-53). Tujuh tanda tersebut adalah sebagai berikut: 1) Waqaf laazim ( م ) adalah tanda yang menunjukkan suatu keharusan menghentikan bacaan. Tanda ini digunakan pada kalimat yang baik sebelum maupun sesudah tanda ( م ) sudah tidak memiliki keterkaitan dari segi lafazh dan maknanya. 2) Waqaf kaafi ( ڤلى ) sebagai penanda bahwa diperbolehkan menghentikan ataupun meneruskan bacaan suatu kalimat, namun menghentikan bacaan akan lebih baik daripada melanjutkan. 3) Waqaf hasan ( صلى ) digunakan sebagai penunjuk adanya keterkaitan makna maupun bacaan. Waqaf ini menunjukkan bahwa meneruskan bacaan ketika menemui tanda ( صلى ) akan lebih baik daripada menghentikannya. 22

37 4) Waqaf jaaiz ( ج ) menandakan dibolehkannya menghentikan maupun meneruskan suatu bacaan tanpa mengutamakan salah satunya. 5) Waqaf qabiih ( لا ) biasa ditemukan pada kalimat yang belum sempurna artinya, sehingga dilarang untuk menghentikan bacaan pada saat menemui tanda ini. 6) Waqaf al-muraaqabah ) ( menunjukkan agar menghentikan bacaan pada salah satu tanda dan meneruskan bacaan pada tanda yang lain. Apabila memutuskan untuk menghentikan bacaan pada tanda pertama, maka hendaknya melanjutkan bacaan pada tanda kedua dan begitu pula sebaliknya. 7) Ruku ( ع ) menjadi tanda berakhirnya surah maupun ayat tertentu. 4. Penulisan Materi Ilmu Tajwid Materi ilmu tajwid yang dituliskan peneliti banyak menyertakan tulisan ayat-ayat Al-Qur an. Penulisan ayat Al-Qur an sendiri beragam jenisnya. Terdapat ayat yang dituliskan tanpa menggunakan titik dan harakat (tanda baca) namun ada pula yang dituliskan dengan menggunakan titik dan harakat. Dalam menuliskan materi ilmu tajwid ini peneliti memilih untuk menuliskan ayat Al-Qur an yang telah mengalami kodifikasi dimana huruf-hurufnya sudah menggunakan titik dan harakat. Titik dan harakat yang dimaksud tersebut diantaranya ialah penulisan i rab, yaitu menuliskan titik untuk membedakan bunyi pengucapan huruf yang satu dengan yang lain seperti fathah (di atas huruf), dhammah (di 23

38 samping huruf), dan kasrah (di bawah huruf). Penulisan i rab ini digunakan untuk memperjelas pengucapan kata a, i, u yang diucapkan secara lisan. Penulisan titik dan harakat yang lain ialah penulisan al-i jam, yaitu penulisan titik untuk membedakan huruf-huruf yang serupa bentuknya. Contohnya huruf Ba (titik satu di bawah) dan Ta (titik dua di atas). Penulisan huruf-huruf ayat al-qur an yang dipilih peneliti tersebut dimaksudkan untuk memudahkan santri membaca dan mempelajari materi ilmu tajwid. 5. Karakteristik Santri Materi Ilmu Tajwid Piaget sebagai ahli psikologi (dikutip d alam buku Asri Budiningsih yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, 2005: 37-40), menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik. Ia beranggapan bahwa proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan pada umumnya. Santri yang akan mengikuti pembelajaran ilmu tajwid memiliki rentang usia rata-rata 6-10 tahun dimana semua santri telah mampu membaca Al-Qur an dengan cukup baik dan lancar. Karakteristik santri tersebut dapat dilihat dari pembagian tahap perkembangan berpikir yang diungkapkan Piaget sebagai berikut: 1) Sensorimotor (0-2 tahun) Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah. 24

39 Kemampuan yang dimilikinya antara lain; melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek sekitarnya, mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara, suka memperhatikan sesuatu lebih lama, mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya, dan memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya. 2) Preoperasional (2-7/ 8 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan katakata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya yang secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. 25

40 3) Operasional konkret (7/8-11/12 tahun) Ciri pokok perkembangan tahap ini anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis serta ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi pada benda yang bersifat konkret. Anak sudah tidak perlu coba-coba karena sudah berpikir dengan menggunakan model kemungkinan. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret sehingga mampu menelaah persoalan meski masih memiliki masalah dalam berpikir abstrak. 4) Operasional Formal (12-15 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipotheticodeductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa santri kelas Al-Qur an Taman Pendidikan Al-Qur an Asy Syams yang rata-rata memiliki rentang usia 6-10 tahun berada dalam tahap perkembangan praoperasional dan operasional konkrit. Pada dasarnya, kedua tahap ini memiliki pola perkembangan yang sama yaitu dimana seseorang masih belum mampu berpikir abstrak. 26

41 Menurut Asri Budiningsih dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran, (2005: 37-40) ciri pokok kedua tahap perkembangan ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Mulai berpikir secara logis namun tetap harus disertai dengan gambaran konkrit untuk membantunya menelaah pengetahuan yang datang dari luar dirinya. Dari sini dapat dilihat bahwa santri dengan usia tersebut masih memiliki perkembangan berpikir yang rendah dan belum mampu berpikir abstrak meskipun diketahui bahwa para santri telah memiliki kemampuan membaca Al-Qur an yang baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam memberikan pengetahuan baru perlu pemberian stimulus dengan penggunaan contoh konkrit sehingga pemahaman yang diterima dapat utuh dan menyeluruh. Hal tersebut yang kemudian mendorong peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran flipchart yang dapat memfasilitasi santri dalam belajar ilmu tajwid. B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media pada dasarnya diartikan sebagai penyalur dan atau perantara. Dalam lingkup pendidikan, media sering diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana perantara yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 27

42 Pernyataan tersebut diperkuat oleh AECT dalam Azhar Arsyad (2006) yang menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Lebih jelas lagi Gagne (dalam Dina Indriana, 2011: 14) menambahkan bahwa media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa/santri yang dapat merangsang siswa/santri untuk belajar. Miarso juga berpendapat bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/santri untuk belajar. Dikatakan media pembelajaran apabila media itu membawa pesanpesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Selain itu media pengajaran menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2010: 2) adalah segala sesuatu yang dapat mempertinggi proses belajar siswa/santri dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dari definisi yang telah banyak disebutkan, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud media yang dapat digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa/santri dengan merangsang minat, perhatian, dan perasaan mereka agar lebih termotivasi dalam belajar dengan harapan mendapatkan pencapaian hasil belajar yang maksimal. 28

43 2. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Sebelum menentukan media apa yang cocok digunakan dalam sebuah situasi pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru maupun pengajar agar penggunaan media yang dipilihnya dapat mempertinggi kualitas belajar peserta didik. Beberapa kriteria pemilihan media yang baik dijelaskan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:4) sebagai berikut: 1) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran. Artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran. 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. 3) Kemudahan memperoleh media. Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umunya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya. 4) Keterampilan guru dalam menggunakannya. Artinya apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan 29

44 oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Segala macam media dari yang sederhana sampai tercanggih sekalipun jika tidak bisa menggunakannya maka media tersebut tidak akan berarti apa-apa. 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya. Dengan begitu, media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. Sehingga makna yang terkandung dapat dipahami siswa dengan baik. Pendapat lain mengenai kriteria pemilihan media dalam pembelajaran juga disampaikan oleh Eriksson dan Curl dalam bukunya Fundamentals of Teaching with Audio-Visual Technology (1979) yang coba dikutip oleh Dina Indriana (2011: 36-37) meliputi: a. Isi media pengajaran tersebut berguna dan penting bagi anak-anak. b. Kandungan media tersebut menarik minat peserta didik. c. Formatnya sesuai dengan pengaturan aktivitas belajar. d. Bahan yang digunakan valid, mudah didapat, dan tidak ketinggalan jaman. e. Fakta dan konsepnya dikaji dari sisi kepadatannya. f. Kandungan media tersebut berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan secara khusus. g. Kandungan media tersebut memang sesuai dengan dengan kondisi dan situasi mutakhir. 30

45 h. Bahan atau materi dari media tersebut bukanlah sesuatu yang bisa menimbulkan kerugian, kontroversi, dan membahayakan. i. Bahan atau materinya tidak menimbulkan sesuatu yang bersifat propaganda, yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. j. Media pengajaran itu mempunyai sisi kreatif dengan kualitas teknis yang baik, gambarannya jelas dan menarik. k. Media pengajaran itu mempunyai rancangan yang baik, rapi, dan terstruktur. Apapun media yang akan dipilih guru maupun pengajar hendaknya mengacu pada kriteria pemilihan media yang telah ada. Pemilihan media flipchart sendiri didasarkan pada kesederhanaannya yang murah dan mudah dalam penggunaannya melihat situasi pengaturan aktivitas belajar santri di TPQ berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Selain itu, media flipchart dapat menyajikan materi secara lebih rapi dan terstruktur salah satunya adalah materi ilmu tajwid. 3. Peranan Media Pembelajaran Peran media mengacu pada hal-hal yang membuat penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran patut diperhitungkan keberadaannya. Hal-hal tersebut disampaikan Dina Indriana (2011: 49-51) sebagai berikut: 1) Penggunaan media pengajaran bukan merupakan fungsi tambahan dalam proses belajar mengajar, melainkan memang memiliki fungsi signifikan dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran. 31

46 2) Media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran, sehingga media pengajaran bukanlah komponen yang berdiri sendiri namun menjadi satu kesatuan dalam menciptakan situasi belajar yang diinginkan. 3) Media pengajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai. 4) Media pengajaran bukan hanya alat atau media hiburan bagi peserta didik. Penggunaan media harus melibatkan peserta didik sehingga mereka mampu belajar dengan lebih baik. 5) Media pengajaran berguna mempercepat proses belajar. 6) Media pengajaran juga berguna dalam meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. 7) Media pengajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berpikir, sehingga mengurangi pola pengajaran verbal. Selain hal-hal yang telah disebutkan, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005) menyederhanakan kembali peran media dalam pembelajaran dengan menempatkannya sebagai: 1) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. 2) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan para siswa dalam proses belajarnya. 3) Sumber belajar bagi siswa, media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individu maupun kelompok. 32

47 Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa peran media dalam pembelajaran sangatlah penting pengaruhnya, seperti proses belajar yang menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Seperti halnya media flipchart yang akan dikembangkan, peneliti berharap penggunaannya dapat membantu mempermudah proses pembelajaran di TPQ Asy-Syams baik bagi pengajar maupun bagi santrinya dalam mengajarkan dan memahami materi ilmu tajwid. 4. Jenis Media Pembelajaran Jenis dan ragam media yang dapat dimanfaatkan dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glasglow (1990) dalam Azhar Arsyad (2006: 33-35) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu media sederhana dan media teknologi mutakhir yang digambarkan sebagai berikut: 1) Media Tradisional (Sederhana) a. Visual diam yang diproyeksikan: proyeksi opaque (tidak-tembus pandang, proyeksi overhead, slides, filmstrips. b. Visual yang tak diproyeksikan: gambar/poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu. c. Audio: rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge. d. Penyajian multimedia: slide plus suara (tape), multi-image. e. Visual dinamis yang diproyeksikan: film, televisi, video. f. Cetak: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (handout). 33

48 g. Permainan: teka-teki, simulasi, permainan papan. h. Realia: model, specimen (contoh), manipulative (peta, boneka). 2) Media Teknologi Mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi: telekonferen, kuliah jarak jauh. b. Media berbasis mikroprosesor: computer-assisted instruction, permainan computer, system tutor intelijen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc. Secara umum, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005) memilah jenis media ke dalam empat kelompok, yaitu: 1) Media grafis: gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik. Media grafis sering diartikan media dua dimensi yaitu media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. 2) Media tiga dimensi: model padat ( solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama. 3) Media proyeksi: slide, film strips, film, penggunaan OHP. 4) Lingkungan: penggunaan lingkungan dalam pembelajaran baik di dalam maupun di luar ruangan juga dianggap sebagai media. Jenis media yang akan coba dikembangkan peneliti termasuk dalam kelompok media grafis karena memiliki ukuran panjang dan lebar dengan sifat gambar diam yang diwujudkan dalam bentuk bagan balikan (flipchart). Media grafis cukup banyak dimanfaatkan karena selain praktis juga dapat mewakili penggambaran suatu contoh dengan lebih konkrit melalui pengamatan visual yang dianggap lebih baik dari ucapan (verbal). 34

49 C. Tinjauan Tentang Media Flipchart 1. Definisi Flipchart Pada dasarnya media flipchart dapat dikategorikan ke dalam media sederhana. Pitajeng (2006) mengemukakan pengertian media sederhana sebagai media yang bahan dasarnya mudah diperoleh, harganya murah, pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. Mudah diperoleh dalam arti ketersediaannya mencukupi dan mudah dijangkau. Flipchart sendiri dapat dibuat dengan ketersediaan bahan yang mudah didapatkan harganya pun relatif murah. Selain itu, flipchart dapat digunakan oleh siapa saja karena tidak membutuhkan keahlian khusus dalam pengaplikasiannya. Dina Indriana (2011) mendefinisikan flipchart sebagai suatu lembaran kertas berbentuk album maupun kalender yang berukuran agak besar sebagai flipbook, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Lebih jelas lagi Kustandi Cecep, dkk (2011) menerangkan ukuran flipchart pada umumnya 50 x 70 cm, sedangkan ukuran flipbook 21 x 28 cm. Penyajian informasi yang dimuat dalam flipchart dapat berupa gambar, huruf, diagram dan angka. Ragam penyajian flipchart secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu a) lembar kertas kosong dan b) lembar kertas berisi materi yang sudah disiapkan. Flipchart yang hanya berisi lembaran kertas kosong pada dasarnya sama seperti whiteboard dimana guru atau penyaji dapat menggunakannya untuk menulis materi apa yang akan disampaikan. Sedangkan flipchart yang sudah disiapkan sebelumnya biasanya telah diisi 35

50 dengan materi-materi pokok sehingga guru atau penyaji tinggal menjelaskan maksud isi materi yang sudah dituliskan. Flipchart yang akan dikembangkan oleh peneliti akan digunakan sebagai media pembelajaran untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ, maka isi materi dalam flipchart disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sajian flipchart berupa kertas yang sudah diisi informasi dalam bentuk materi pembelajaran ilmu tajwid yang di dalamnya meliputi tulisan ayatayat Al-Qur an, gambar, dan beberapa simbol yang terkait dengan materi. Flipchart yang akan dikembangkan berukuran besar dengan ukura 43 x 53 cm. Hal ini bertujuan agar isi materi dapat menjangkau lebih banyak siswa/santri dengan kelompok yang berisi orang. Penggunaan flipchart ini cukup sederhana yaitu dengan membalik lembar demi lembar kertas flipchart sesuai urutan materi yang akan disajikan. 2. Karakteristik Media Flipchart Karakteristik yang dimiliki media flipchart pada dasarnya sama dengan karakteristik yang dimiliki media grafis yang dijelaskan sebagai berikut (Sadiman, dkk., 2005) : a. Bersifat konkrit. Pada dasarnya media pembelajaran memiliki ciri konkrit, artinya membuat jelas sesuatu yang sebelumnya bersifat abstrak. Media flipchart membantu siswa/santri memahami materi yang semula abstrak menjadi lebih konkrit dengan bantuan visual yang ada. b. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang kajian tertentu. Adanya masalah yang semula sulit dipahami siswa akan lebih mudah dipahami 36

51 dengan adanya media pembelajaran. Dengan menggunakan media flipchart pengajar dapat menjelaskan ilmu tajwid yang mungkin sulit dipahami santri dengan gambaran yang jelas. c. Dapat digunakan pada semua tingkat usia. Media flipchart dapat digunakan pada semua tingkatan usia, anak-anak dan orang dewasa. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang fleksibel dan dapat digunakan dimana saja. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. d. Murah dan mudah didapatkan serta digunakan. Murah dalam arti tidak membutuhkan banyak uang untuk membuat maupun mendapatkannya. Selain itu, media pembelajaran hendaknya mudah didapatkan serta mudah dalam penggunaannya. Media flipchart tidak hanya mudah didapatkan namun juga dapat dibuat sendiri dengan biaya yang murah dan mudah digunakan serta tidak memakan banyak tempat. e. Merupakan simbol-simbol verbal. Dalam media grafis, elemen yang ditonjolkan berupa simbol-simbol dan gambar. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa/santri memahami bahasa verbal yang kemudian divisualisasikan ke dalam bentuk simbol dan gambar. Begitu pula dengan ciri media flipchart yang lebih banyak menampilkan simbol-simbol dan gambar. Media flipchart dianggap cukup efektif digunakan sebagai media pembelajaran ilmu tajwid di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams karena selain murah dan mudah didapatkan juga memiliki unsur grafis 37

52 yang disertai dengan gambar-gambar dan warna yang menarik, sehingga kehadiran media ini diharapkan dapat menarik minat belajar santri serta memperjelas pemahaman santri tentang ilmu tajwid. 3. Manfaat Media Flipchart Penggunaan media flipchart dalam proses pembelajaran tentu memberikan manfaat tersendiri diantaranya sebagai berikut: 1) Pembelajaran tidak monoton dan akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar. 2) Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa dengan kombinasi warna dan gambar yang bervariasi serta penggunaan simbol tertentu yang sangat membantu dalam proses penyerapan materi. 3) Siswa dapat mengulangi materi yang belum sepenuhnya dipahami dengan belajar secara mandiri sehingga materi dapat lebih terserap seutuhnya. 4) Pengajar tidak akan merasa kesulitan lagi dalam menjelaskan materi secara verbal karena telah terbantu dengan adanya media flipchart yang menjelaskan materi secara lebih konkrit. Dengan adanya media flipchart diharapkan antara santri dan pengajar sama-sama dapat terbantu dalam mencapai kesepahaman seperti yang diharapkan mengingat materi ilmu tajwid cukup sulit dipahami tanpa adanya gambaran konkrit dengan sasaran penggunanya (santri) yang masih memiliki taraf berpikir rendah. 38

53 D. Tinjauan Tentang Pengembangan Media Flipchart 1. Pengertian Pengembangan National Science Board dalam Research and Development: Essential Foundation For U.S Competitiveness in A Global Economy (2008:EndNotes) seperti yang dikutip oleh Nusa Putra (2012 :70) mendefinisikan pengembangan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman, diarahkan pada produksi bahan yang bermanfaat, perangkat, dan sistem atau metode, termasuk desain, pengembangan dan peningkatan prioritas serta proses baru untuk memenuhi persyaratan tertentu. AECT (1994) menyatakan definisi lain dari pengembangan secara signifikan bahwa pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang di dalamnya meliputi (1) teknologi cetak, (2) teknologi audio -visual, (3) teknologi berbasis komputer, (4) teknologi terpadu. Hal ini dapat diartikan bahwa pengembangan ialah kegiatan yang berkaitan dengan suatu proses yang diawali dari penemuan gagasan dan pengetahuan yang diaplikasikan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dari suatu gambaran mentah (desain). Segala bentuk rangkaian proses pengembangan tersebut terangkum dalam satuan penelitian pengembangan. Gay (1990) kemudian memberikan pengertian penelitian pengembangan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk 39

54 yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan menurut Borg & Gall (1983), penelitian pengembangan adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Jelas bahwa penelitian pengembangan tidak dimaksudkan untuk menguji teori namun lebih difokuskan pada kegiatan pengembangan produk yang harus sudah divalidasi oleh ahli (expert jugdement) yang telah ditetapkan. Produk-produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan antara lain dapat berupa materi pelatihan, media pembelajaran, kurikulum, metode pembelajaran, dan sebagainya. Dalam usaha meningkatkan kualitas produk pembelajaran tersebut, I Wayan Santyasa (2009:3-4) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian pengembangan sebagai berikut: 1) Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah nyata sebagai upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran. 2) Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa. 3) Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. 4) Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas. 40

55 2. Prosedur Pengembangan Produk Dalam penelitian pengembangan terdapat prosedur pengembangan yang perlu diperhatikan agar produk yang dihasilkan sesuai harapan. Borg & Gall merumuskan prosedur penelitian pengembangan (R&D) ke dalam 10 tahapan berikut: 1) Research and information collection. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan data awal untuk kajian pustaka, pengamatan kelas, identifikasi permasalahan dan merangkum permasalahan. 2) Planning. Melakukan perencanaan yaitu identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, dan uji ahli atau uji coba pada skala kecil atau expert judgement. 3) Develop preliminary form of product. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi. 4) Preliminary field testing. Melakukan uji coba lapangan awal. 5) Main product revision. Melakukan revisi terhadap produk utama berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji coba lapangan awal. 6) Main field testing. Melakukan uji coba lapangan untuk produk utama. 7) Operational product revision. Melakukan revisi terhadap produk operasional berdasarkan saran dalam uji coba coba lapangan. 41

56 8) Operational field testing. Melakukan uji lapangan terhadap produk final. 9) Final product revision. Melakukan perbaikan terhadap produk akhir berdasarkan saran dalam uji coba lapangan akhir. 10) Disemination and implementation. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk dalam tujuan komersialisasi, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. Dari kesepuluh tahapan pengembangan yang ada peneliti mereduksinya menjadi enam langkah pokok, yaitu (1) Melakukan analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan; (2) Mengembangkan produk awal; (3) Validasi ahli dan revisi produk; (4) Uji coba lapangan terbatas dan revisi produk I; (5) Uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk II; (6) Uji coba lapangan kelompok luas dan produk akhir. Pada dasarnya keenam langkah tersebut sama dengan sepuluh langkah yang biasa digunakan dalam penelitian pengembangan milik Borg and Gall, yang membedakan bahwa peneliti tidak melakukan tahapan terakhir yaitu mendiseminasikan dan mengimplementasikan produk dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan biaya dari pihak peneliti. 3. Kedudukan Pengembangan dalam Teknologi Pendidikan Pengembangan di dalam lingkup teknologi pendidikan memiliki kedudukan yang sama dengan kawasan lain. Kawasan-kawasan yang ada 42

57 saling berpengaruh dan saling mengikat satu sama lain. Hal ini didukung pernyataan Barbara B. Seels dan Rita C. Richey (1994) tentang definisi Teknologi Pendidikan 1994 bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi proses dan untuk sumber belajar. Teknologi pendidikan dibangun oleh lima kawasan yang saling berkaitan yakni kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, serta kawasan evaluasi atau penilaian. Kawasan pengembangan dianggap penting karena keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mendukung kawasan-kawasan lain. Tanpa adanya pengembangan bagaimana mungkin sebuah desain bisa berkembang menjadi satu produk jadi yang kemudian bisa dimanfaatkan dan dikelola sebagai sumber belajar. Dengan kata lain ketiadaan kawasan pengembangan akan menjadi penghambat kinerja kawasan-kawasan lain. Selain definisi 1994, definisi terbaru yang dikeluarkan AECT 2008 masih tetap mempertahankan posisi pengembangan sebagai bagian penting teknologi pendidikan meski dengan penyebutan yang berbeda namun bermakna sama. Hal tersebut dapat diperhatikan dalam poin-poin penting yang dituliskan AECT 2008 (Januszewski and Molenda, 2008) berikut. Study (studi) ialah pemahaman teoritis sebagaimana teknologi pendidikan membutuhkan konstruksi pengetahuan dan perbaikan melalui penelitian dan refleksi praktek. Ethical Practice (etika praktek) mengacu kawasan standar etika yang didefinisikan Komite Etika AECT tentang apa saja yang 43

58 harus dilakukan praktisi teknologi pendidikan. Fasilitating (memfasilitasi) berkaitan tentang bagaimana teknologi pendidikan menyediakan fasilitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Learning (pembelajaran) dikategorikan menurut berbagai taksonomi yang diantaranya menyangkut tujuan pembelajaran terkait pemahaman selayaknya penyimpanan informasi (retensi). Improving (peningkatan) menuntut peran teknologi pendidikan meningkatkan performa kerja yang berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan sehingga memberikan pengaruh baik bagi kegiatan pembelajaran. Performance (kinerja) berhubungan dengan teknologi kinerja manusia yang mencakup penciptaan, pemanfaatan, pengelolaan. Makna performance sendiri mengacu pada kemampuan peserta didik menerapkan kapabilitas yang dimiliki. Creating (penciptaan) mengacu pada penelitian, teori dan praktek dalam pembuatan materi pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan sistem pembelajaran baik formal maupun nonformal. Using (pemanfaatan) mengacu teori dan praktek yang membawa peserta didik berhubungan dengan kondisi dan sumber belajar yang tersedia. Managing (pengelolaan) berkaitan dengan manajemen perorangan dan manajemen informasi yang mencakup pengaturan personal, perencanaan, pengendalian, penyimpanan, dan pengolahan informasi. Technological (teknologi) mengacu pada pendekatan kegiatan manusia sebagai aplikasi sistematis atau keilmuan atau mengorganisasi keilmuan untuk tugas-tugas praktis. Processes (proses) berkaitan dengan 44

59 segala aktivitas merancang, mengembangkan, dan menghasilkan sumber belajar yang diarahkan pada hasil yang spesifik. Resources (sumber belajar) diperluas pada inovasi dan pengembangan teknologi dalam pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Creating Process + Resources Managing Study Using Practice Facilitating Learning + Improving Performances Gambar 1. Kedudukan pengembangan dalam teknologi pendidikan, AECT Definisi teknologi pendidikan berusaha melakukan pembaruan dalam beberapa aspek demi perbaikan berbagai masalah pendidikan. Banyak poin yang sengaja ditambahkan namun tetap konsisten mempertahankan aktivitas-aktivitas pokok seperti creating, using, dan managing. Makna creating sendiri tidak berbeda dengan menciptakan sesuatu yang memberi kesan mengarah pada kegiatan pengembangan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan pengembangan telah menjadi bagian penting dalam teknologi pendidikan. Dalam hal ini pengembangan media yang dilakukan peneliti memiliki peran penting yaitu sebagai salah satu upaya pemecahan masalah pembelajaran ilmu tajwid di TPQ 45

60 mengingat posisinya yang tidak dapat dipisahkan dari komponen pembelajaran lainnya. 4. Prinsip Pengembangan Media Flipchart Prinsip pengembangan media flipchart yang digunakan disini mengacu pada prinsip desain produk Azhar Arsyad (2006:107), dimana prinsip ini juga turut berpengaruh dalam pengembangan yang meliputi: 1) Kesederhanaan. Materi dalam media flipchart dibagi dalam beberapa bagian yang lebih sederhana. Materi dibagi ke dalam bentuk lembaran-lembaran yang disajikan secara berurutan. 2) Keterpaduan. Mengacu pada hubungan antar elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen yang terkandung dalam flipchart diantaranya berupa potongan ayat, gambar, tulisan, dan warna diatur sedemikian rupa agar tidak menyulitkan santri dalam mempelajari materi ilmu tajwid. 3) Penekanan. Biasanya diperlihatkan melalui salah satu unsur dimana unsur tersebut dapat memusatkan perhatian siswa. Penekanan dalam media flipchart akan lebih dipusatkan pada penyajian letak potongan ayat. 4) Keseimbangan. Bentuk atau pola yang dipilih dalam media flipchart diseimbangkan komposisinya antara komponen satu dengan yang lain jangan sampai salah satu komponennya membuat komponen yang lain menjadi tidak jelas maknanya. 46

61 5) Bentuk. Bentuk flipchart akan dikemas dengan menyesuaikan sasaran penggunanya yaitu anak usia 6-10 tahun sehingga akan diberikan kesan yang lebih cerah dan ceria seperti sisipan gambar tokoh anakanak yang akan menarik perhatian santri. 6) Garis. Penggunaan garis akan memudahkan santri menghubungkan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu urutan-urutan khusus. Selain itu akan lebih memperjelas makna materi ilmu tajwid yang ada. 7) Tekstur. Tekstur dapat memberikan kesan kasar maupun halus dan ditujukan untuk menyatakan suatu penekanan materi ilmu tajwid. 8) Warna. Unsur warna memiliki peran penting dalam penyajian. Warna yang digunakan dalam media flipchart akan disesuaikan dengan warna huruf agar dapat dibaca dengan jelas serta diseimbangkan dengan warna komponen lain dalam satu lembar sajian flipchart. Prinsip-prinsip pengembangan tersebut digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengembangkan media flipchart agar nantinya media yang dikembangkan dapat dimanfaatkan seutuhnya sebagai media pembelajaran yang baik dan efektif. 5. Langkah-Langkah Pembuatan Media Flipchart Dalam membuat media pembelajaran, tentunya terdapat prosedur pengembangan yang perlu dilakukan. Prosedur inilah yang akan menjadi kerangka utama pengembangan, hal ini berfungsi agar media yang dikembangkan benar-benar dapat digunakan sesuai fungsi yang seharusnya. 47

62 Tahapan-tahapan pengembangan media flipchart yang digunakan oleh peneliti mengacu pada prosedur pengembangan Arief Sadiman dan kawan-kawan (2006). Penjabaran tiap tahapannya dituliskan sebagai berikut: 1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi dengan melihat secara keseluruhan proses pembelajaran para santri di TPQ, bagaimana mereka membaca Al-Qur an. Nantinya flipchart ini akan difokuskan pada santri kelas Al-Qur an usia 6-10 tahun. 2) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas. Dalam merumuskan suatu tujuan pembelajaran, Baker dalam bukunya Dina Indriana ( 2011), menciptakan sebuah formula disingkat dengan ABCD ( Audiens, Behaviour, Conditioning, Degree). Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan sasaran penggunanya sesuai usia santri, serta ditetapkan pula hasil yang ingin dicapai nantinya selama dan setelah menggunakan flipchart. 3) Merumuskan dan mengembangkan materi ajar. Untuk melihat keshahihan dan kevalidan materi, selain mengambil dari buku-buku agama yang dianggap shahih pengembang juga meminta bantuan ahli materi yang cukup expert di bidangnya. 4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. Alat pengukur keberhasilan tersebut berupa angket untuk melihat validitas media pembelajaran yang dikembangkan. 48

63 5) Menulis naskah media. Tahap ini menjelaskan perlunya sebuah alur materi pembelajaran secara lebih rinci agar memudahkan siswa/santri dalam memahami materi ajar. Naskah media dibuat seperlunya untuk menuntun pengajar/ustadz dalam menyampaikan materi ajar serta memperjelas alur pembelajaran agar nantinya pembelajaran lebih terarah. 6) Mengadakan uji coba dan revisi. Uji coba dan revisi dilakukan untuk menindaklanjuti tingkat kelayakan media flipchart yang dikembangkan. Revisi dilakukan secara bertahap, uji coba pertama akan diujikan secara terbatas atau perorangan, uji coba kedua akan diujikan untuk kelompok kecil, sedang uji coba yang terakhir akan diujikan untuk kelompok yang lebih luas (15 orang). Setelah mengetahui prosedur utama pengembangan, selanjutnya secara lebih jelas akan dipaparkan langkah-langkah pembuatan media flipchart dimulai dari proses awal hingga finishing sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari penggunaan flipchart adalah santri mendapatkan pemahaman tentang ilmu tajwid terutama tentang makharijul huruf dan hukum bacaan secara lebih baik dibanding sebelum menggunakan media flipchart. 2) Menentukan bentuk flipchart. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, flipchart yang akan dikembangkan adalah yang sudah 49

64 berisi materi karena pada dasarnya flipchart ini nantinya selain digunakan guru dalam menjelaskan materi. 3) Membuat ringkasan materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang ada pada lembaran media flipchart adalah materi tentang ilmu tajwid dimana akan didominasi oleh potongan-potongan ayat Al-Qur an yang menunjukkan hukum-hukum bacaan dalam ilmu tajwid Al-Qur an. Materi yang dibuat akan disesuaikan dengan sasaran penggunanya yaitu santri usia 6-10 tahun. 4) Merancang sketsa flipchart. Proses merancang sketsa dimulai dengan pemilihan flipchart yang sudah ada isinya. Dari flipchart tersebut kemudian dibuatkan sketsa agar tampilannya lebih terarah dan enak dipandang. Potongan ayat yang ada nantinya disusun sesuai prinsip desain dengan memperhatikan pengaturan tata letak agar mudah dibaca dan dipahami santri. 5) Proses pewarnaan flipchart. Flipchart bisa diwarnai dengan warnawarna yang menarik namun tidak berlebihan. Tujuannya adalah untuk merangsang minat belajar anak serta memfokuskan perhatian mereka pada materi yang terdapat dalam flipchart. 6) Menentukan bentuk dan ukuran huruf yang akan digunakan. Ukuran dan bentuk huruf disesuaikan dengan jumlah santri serta jarak pandang yang ada dalam kelompok belajar agar semua dapat melihat dengan jelas materi yang sedang dijelaskan oleh pengajar/ustadz. 50

65 7) Mencetak lembaran flipchart. Setelah semua unsur dianggap telah terpenuhi maka tahap selanjutnya adalah mencetak flipchart dengan alat pencetak (printer) menjadi lembaran-lembaran kertas yang bahan dan ukurannya sesuai dengan yang ditentukan. Kertas berbahan Artpapper 150 gram dan berukuran 43 x 53 cm. 8) Finishing. Tahap terakhir adalah finishing, yaitu melakukan penjilidan lembaran-lembaran flipchart menjadi satu bendel yang nantinya dapat dibalik menyerupai bentuk kalender. Selain itu juga membuat papan penyangga untuk menyangga media flipchart yang sudah jadi agar mudah digunakan pengajar/ustadz selama proses pembelajaran. Keseluruhan tahapan pengembangan media flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid Al-Qur an dibantu dengan menggunakan program software komputer CorelDraw X6 utamanya dalam membuat desain lembaran-lembaran flipchart. E. Konsep Pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur an (TPQ) Konsep pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Qur an (TPQ) Asy- Syams berbentuk klasikal. Pembelajaran dibagi dalam tiga kelas yang berbeda, yaitu kelas Alif yang terdiri dari santri usia 4-6 tahun, kelas Ba terdiri dari santri usia 6-10 tahun, dan kelas Ta yang khusus berisi para santri yang sudah berada pada tingkat Al-Qur an dengan usia beragam yaitu 6-10 tahun. Materi pengajaran yang diberikan di TPQ Ays-Syams mencakup membaca dan menulis (membaca dengan tajwid), hafalan surat-surat pendek, dan fashalatan. Kelas Alif diberikan pengajaran tentang pengenalan huruf- 51

66 huruf hija iyah tingkat pemula yang diajarkan bertahap. Kelas Ba diberikan pengajaran materi huruf-huruf hijaiyah tingkat lanjut dengan metode qira ati iqra 3 sampai 6. Sedangkan kelas Ta yang berisi santri kelas Al-Qur an diberikan pengajaran membaca Al-Qur an dengan metode qira ati serta diberikan pembelajaran tentang ilmu tajwid. Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut adalah para santri dapat memiliki pemahaman dan kemampuan membaca Al-Qur an dengan lebih baik. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dalam pendalaman ilmu dan kemampuan agama Islam dari apa yang telah santri dapatkan di sekolah formal. Untuk kelas Al-Qur an memberikan pemahaman ilmu tajwid dengan cara menyisipkannya dalam pembelajaran qira ati qur an, yaitu ketika santri sedang membaca Al-Qur an dan pengajar menyimak bacaan santri seraya membetulkan bacaan santri yang kurang sesuai dengan ilmu tajwid. Pengajar juga mengajarkan ilmu tajwid secara terpisah dengan menuliskan materi pada whiteboard. Dalam hal ini, peneliti pun memfokuskan penelitian di kelas Al- Qur an dengan harapan dapat memberikan pemahaman tentang ilmu tajwid khususnya materi makhraj huruf dan hukum-hukum bacaan secara lebih konkrit dengan bantuan media flipchart. F. Pengguaan Media Flipchart dalam Pembelajaran di TPQ Dalam penggunaan media flipchart di TPQ, pengajar/ustadz memiliki peran yang penting sebagai penyampai isi pesan dalam media flipchart. Flipchart akan digunakan di kelas Al-Qur an dengan rentang usia santri rata- 52

67 rata 6-10 tahun dan dengan kemampuan membaca Al-Qur an yang beragam. Flipchart tersebut diletakkan di depan para santri yang diposisikan sedemikian rupa sehingga flipchart dapat menjangkau pandangan seluruh santri. Setelah itu barulah pengajar/ustadz memulai pembelajaran dengan membaca doa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran tentang ilmu tajwid dengan bantuan media flipchart. Materi yang terdapat dalam flipchart akan dijelaskan pengajar/ustadz secara runtut dengan membalik lembar demi lembar sampai selesai. Ketika santri menemui kesulitan dalam memahami suatu bahasan tertentu pengajar/ustadz tinggal membalik bagian mana yang masih belum dipahami santri untuk dijelaskan kembali. Pengajar Flipchart Santri Gambar 2. Penggunaan media flipchart dalam pembelajaran di TPQ G. Kerangka Pikir Membaca Al-Qur an merupakan salah satu bentuk ibadah umat muslim kepada Sang Pencipta. Dalam membaca Al-Qur an terdapat beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan salah satunya adalah ilmu tajwid Al-Qur an. Ilmu tajwid menjadi unsur yang wajib diketahui serta dipelajari sebelum seseorang hendak memulakan bacaan Al-Qur annya. Hal semacam ini perlu diajarkan sejak usia dini dengan tujuan tidak lain agar ilmu tajwid dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak, sehingga ketika dewasa 53

68 bacaan Al-Qur an akan semakin fasih serta terhindar dari kesalahan membaca. Pada umumnya, suatu proses pembelajaran seringkali terkendala pada komponen pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran Al-Qur an yang berlangsung di taman pendidikan Al-Qur an. Komponen yang dimaksud diantaranya kurangnya ketersediaan media. Tidak tersedianya suatu media dalam proses pembelajaran ilmu tajwid Al-Quran tentunya perlu dipertimbangkan kembali mengingat terdapat beberapa materi ilmu tajwid yang seyogyanya tidak cukup hanya dengan menggunakan bahasa verbal, namun perlu dibantu dengan alat bantu ajar agar didapatkan pemahaman secara lebih baik. Dalam upaya memberikan pemahaman konkret tentang ilmu tajwid bagi santri kelas Al-Qur an usia 6-10 tahun diperlukan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media tersebut didasarkan atas hasil analisis kebutuhan yang mengacu pada teori tahap perkembangan anak yang dikemukakan oleh Asri Budiningsih (2005: 37-40). Beliau menyatakan tahap perkembangan ke dalam empat kategori, yaitu a) sensori-motor (0-2 tahun), b) praoperasional (2-7 tahun), c) operasional konkret (7-12 tahun), dan d) operasional formal (12-15 tahun). Selain mengacu pada tahap perkembangan, peneliti juga mengambil pertimbangan lain seperti hasil analisis lapangan. Dari hasil analisis tersebut peneliti memutuskan untuk mengembangkan media flipchart. Bentuk media sama dengan flipchart pada umumnya, yaitu berupa lembaran-lembaran 54

69 kertas berukuran 43 x 53 cm yang dijilid menyerupai kalender. Media ini berisi materi-materi ilmu tajwid yang disampaikan secara ringan dengan komposisi yang sesuai dan gambar yang menarik sehingga mudah diingat oleh santri. Nantinya media flipchart akan digunakan dalam pembelajaran klasikal kelas Al-Qur an dengan jumlah santri 15 orang. Peran pengajar diperlukan sebagai penyampai pesan/materi pembelajaran. Keberadaan media flipchart ini penting bagi pembelajaran ilmu tajwid di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams khususnya materi tentang makhraj huruf dan hukum bacaan karena tidak adanya media lain yang dapat membantu mempermudah pengajaran. Pentingnya penggunaan media flipchart dalam pembelajaran ilmu tajwid di taman pendidikan Al-Qur an secara lebih jelas digambarkan peneliti sebagai berikut: Pembelajaran ilmu tajwid di TPQ kelas al-qur an dengan usia santri 6-10 tahun. Santri belum mampu berpikir abstrak Peneliti mengembangkan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Aspek penilaian produk media: - Pembelajaran - Isi materi - Grafis - Tampilan Fisik - Keterbacaan - Kemudahan penggunaan Produk akhir media flipchart Uji coba lapangan terbatas, kelompok kecil, dan luas. Revisi Validasi produk media kepada ahli materi dan ahli media Gambar 3. Kerangka Berpikir Pentingnya Pengembangan Media Flipchart 55

70 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Jenis penelitian R&D dipilih karena proses keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti berorientasi pada pengembangan produk. Model penelitian pengembangan ini mengarah pada model R&D milik Borg & Gall (1983), dimana penelitian ini mengarah pada model prosedural yang bersifat deskriptif dengan menggambarkan alur yang harus ditempuh ketika ingin menghasilkan suatu produk tertentu. Penelitian Research and Development itu sendiri merupakan suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan kegiatan research (penelitian) dan dilanjutkan dengan kegiatan development (pengembangan). Kegiatan research bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment), sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: 164), penelitian pengembangan atau Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban yang dimaksud berkenaan dengan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan agar nantinya benar-benar dapat bermanfaat bagi sasaran penggunanya. 56

71 B. Prosedur Pengembangan Produk Prosedur pengembangan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall (1989). Secara lengkap, terdapat 10 tahapan penelitian dan pengembangan yang dituliskan sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitin tersebut, desain dan langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan subjek uji coba sebelum dan sesudah 57

72 menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional filed testing). Dilaksanakan pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi, dan observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. 10 tahapan pengembangan tersebut merupakan prosedur yang biasa digunakan dalam banyak penelitian pengembangan. Meski demikian, Nana Syaodih (2012) menyatakan bahwa prosedur tersebut hanyalah patokan atau ancer-ancer. Dalam pelaksanaannya penelitian satu dengan yang lainnya pasti berbeda, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kondisi dan situasi dari masing-masing peneliti. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti tidak melaksanakan langkah diseminasi dan implementasi. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan peneliti 58

73 dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan pembiayaan dari pihak peneliti. Selain itu, dalam hal jumlah subjek penelitian yang dipakai dalam penelitian pengembangan tidak harus sesuai dengan yang disarankan Borg dan Gall (1989). Menurut Nana Syaodih (2012: 179), jumlah, kategori, dan karakteristik setiap subjek penelitian itu berbeda-beda. Untuk jumlah populasi yang sangat kecil dimungkinkan untuk mengambil sampel total. Hal terpenting dalam menentukan sampel adalah keterwakilan populasi oleh sampel yang dipilih. Oleh karena itu, dalam penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ ini peneliti hanya mengambil subjek penelitian yang secara karakteristik dan spesifikasinya sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti mengambil subjek pada 1 TPQ saja, yaitu para santri kelas Al-Qur an TPQ Asy-Syams yang berjumlah 22 santri. Mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan produk Borg dan Gall (1989), peneliti menyederhanakan 10 langkah yang ada ke dalam 6 langkah pokok yang pelaksanaannya dijabarkan sebagai berikut: 1) Melakukan analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Pengumpulan informasi dilakukan dalam bentuk wawancara dan observasi kegiatan pembelajaran para santri di taman pendidikan al-qur an Asy-Syams. Dalam melakukan observasi, peneliti terjun langsung dalam kelas pembelajaran dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal hingga selesai. Dari sini 59

74 peneliti dapat mengamati karakteristik masing-masing santri, kondisi saat pembelajaran berlangsung, serta kebutuhan santri yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Setelah semua informasi yang didapatkan dirasa cukup, selanjutnya dilakukan pengkajian pustaka terkait fokus penelitian. 2) Melakukan pengembangan produk awal Tahapan ini meliputi proses pengembangan produk media serta instrument penilaian. Pengembangan produk awal meliputi proses penyempurnaan desain produk media dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang dilanjutkan proses pencetakan dan penjilidan sehingga didapatkan bentuk media flipchart secara utuh. 3) Melakukan uji validasi produk kepada ahli dan revisi produk Tahap selanjutnya, desain produk yang sudah dibuat diujikan melalui tahap validasi dengan diajukan pada ahli materi dan ahli media.validasi ahli materi bertujuan untuk mengetahui tingkat keabsahan isi materi tentang ilmu tajwid al-qur an, meliputi kedalaman materi, kejelasan ulasan, serta gaya bahasa yang digunakan. Sedangkan validasi dengan ahli media dimaksudkan untuk menguji tingkat kelayakan media flipchart yang dikembangkan, antara lain mengenai bentuk fisik, keawetan, kemudahan penggunaan, dan sebagainya. Penilaian yang didapat dari validasi kedua ahli tersebut dijadikan acuan untuk revisi produk tahap awal. Setelah revisi dirasa cukup barulah produk media flipchart diujicobakan di lapangan untuk mendapatkan data yang lebih faktual. 60

75 4) Uji coba lapangan terbatas dan revisi produk I Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan perorangan setelah produk telah dirasa cukup mendapat perbaikan dari para ahli. Tahapan ini melibatkan subyek penelitian yang akan memberikan penilaian mengenai produk media yang dikembangkan. Subjek penelitian yang dipakai terbatas pada satu TPQ saja yaitu para santri kelas Al-Qur an. Pada uji coba lapangan terbatas ini peneliti melibatkan 2 santri putri dengan tingkat kemampuan membaca Al-Qur an rendah dan tinggi. Dalam pemilihan subjek uji coba peneliti dibantu oleh pengajar kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams. Pengumpulan data diperoleh dari pengisian angket oleh santri yang diberikan setelah santri selesai menggunakan media flipchart yang dikembangkan. Data yang berupa saran dan masukan tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi produk selanjutnya. 5) Uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk II Pada tahap uji coba lapangan kelompok kecil peneliti melibatkan 5 subyek penelitian, 2 santri putra dan 3 santri putri. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan menyesuaikan ketersediaan subjek penelitian di lapangan uji coba. Pengumpulan data diperoleh dari pengisian angket oleh santri yang diberikan setelah santri selesai menggunakan media flipchart yang dikembangkan. Data yang terkumpul kemudian digunakan peneliti sebagai acuan perbaikan produk selanjutnya. 61

76 6) Uji coba lapangan kelompok luas dan produk akhir Uji coba lapangan luas menjadi pengujian akhir produk media flipchart dengan mengambil sampel yang lebih banyak, yaitu 15 orang santri TPQ Asy-Syams yang tersisa dari jumlah keseluruhan santri kelas Al-Qur an. Seluruh santri yang dilibatkan dalam uji coba lapangan luas ini diminta memberikan penilaian pada lembar angket terkait media flipchart yang diujicobakan untuk dijadikan acuan revisi selanjutnya. Setelah produk selesai direvisi sesuai saran dan masukan yang didapatkan dari penilaian angket produk pun siap digunakan sebagai media pembelajaran. Prosedur pengembangan menjabarkan prosedur yang harus ditempuh dalam mengembangkan produk secara rinci dan bertahap. Penjabaran tahapantahapannya secara lebih jelas diuraikan seperti dalam bagan berikut: 1. Analisis kebutuhan produk awal 2. Pengembangan produk awal 5. Uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi II 4. Uji coba lapangan terbatas dan revisi I 3. Validasi ahli dan revisi 6. Uji coba lapangan kelompok luas dan revisi Hasil Akhir Pengembangan Produk Media Gambar 4. Prosedur pengembangan produk media 62

77 C. Uji Coba Produk Tahap uji coba produk bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait dengan pemyempurnaan hasil produk media yang dikembangkan agar didapatkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan peneliti. 1. Proses Uji Coba a) Uji coba lapangan terbatas Uji coba lapangan perorangan mengambil subyek penelitian sebanyak 2 orang dari kelas Al-Qur an, yaitu 2 santri putri. Pada tahap ini pengajar menjelaskan materi ilmu tajwid menggunakan media flipchart yang dikembangkan peneliti. Dari sini peneliti akan mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir dan menuliskannya untuk dijadikan bahan tambahan pertimbangan revisi produk. Selain pengamatan, peneliti juga memberikan angket pada santri yang dibagikan setelah santri menggunakan media flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid. Data yang didapatkan dari uji coba ini akan digunakan untuk menganalisa dan merevisi produk media agar lebih baik. b) Uji coba lapangan kelompok kecil Uji coba lapangan terbatas mengambil subyek penelitian sebanyak 5 orang dari kelas Al-Qur an, yaitu 2 santri putra dan 3 santri putri. Seperti tahap uji coba sebelumnya, pengajar diberi kesempatan untuk menjelaskan materi seperti yang terdapat dalam media flipchart. Selama proses pembelajaran tersebut peneliti akan mencatat semua yang dibutuhkan sebagai data pendukung perbaikan pengembangan 63

78 media flipchart. Peneliti juga memberikan angket pada santri yang dibagikan setelah pembelajaran selesai. Data yang didapatkan dari uji coba ini akan digunakan untuk menganalisa dan merevisi produk media selanjutnya. c) Uji coba lapangan luas Uji coba lapangan luas melibatkan seluruh santri kelas Al-Qur an Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams. Setting uji coba masih sama seperti yang dilakukan sebelumnya. Seluruh santri pada kelas Al- Qur an diminta memberikan penilaian dan masukan pada angket yang telah disediakan agar setiap kekurangan yang ada pada media flipchart dapat segera diperbaiki. Setelah media flipchart yang dikembangkan peneliti lolos dalam uji coba lapangan luas ini diharapkan dapat digunakan para santri untuk belajar ilmu tajwid di taman pendidikan Al-Qur an. 2. Subyek Uji Coba Menurut Anik Ghufron, dkk (2007:17), subyek penelitian adalah pihak-pihak yang akan diungkap dan dinilai kerjanya dalam satu situasi penelitian, melalui subyek penelitian ini, peneliti memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan sesuai tujuan penelitian. Maka dari itu, subyek penelitian menjadi hal penting dan wajib ada sebagai salah satu pengukur keberhasilan sebuah penelitian. Subyek uji coba pada penelitian pengembangan media flipchart ini terbatas pada satu Taman Pendidikan Al-Qur an yaitu seluruh santri kelas 64

79 Al-Qur an di TPQ Asy-Syams yang berjumlah 22 orang yang akan dilibatkan dalam uji coba lapangan terbatas sebanyak 2 orang, uji coba lapangan kelompok kecil sebanyak 5 orang, dan uji coba lapangan luas sebanyak 15 orang. Dalam menentukan jumlah subjek pada masingmasing tahapan uji coba peneliti menggunakan teknik purposive sampling. D. Jenis Data Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif menurut Arikunto (1999), adalah data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran. Data kuantitatif diperoleh dari skor penilaian oleh ahli materi, ahli media dan para santri dari hasil pengisian lembar penilaian produk. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategori, karakteristik yang berwujud pernyataan atau kata-kata (Riduwan, 2007:5). Data kualitatif diperoleh dalam bentuk masukan serta saran dari ahli materi, ahli media dan para santri yang disertakan dalam lembar penilaian produk. Selain itu, hasil wawancara dan observasi sebagai data kualitatif juga digunakan untuk data pendukung penelitian. E. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan angket yang diuraikan sebagai berikut: 65

80 1) Wawancara Wawancara dijelaskan Suharsimi Arikunto (2002: 132) sebagai sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Artinya, seorang peneliti harus mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukannya demi memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam memperoleh informasi, Estenberg dalam bukunya Sugiyono (2012:233) membagi wawancara dalam tiga macam: a. Wawancara terstruktur Dalam wawancara terstruktur seorang peneliti telah mengetahui secara pasti mengenai informasi yang akan diperoleh. Maka, dalam upaya mengumpulkan data, peneliti sebagai pengumpul data telah menyiapkan sejumlah daftar pertanyaan beserta alternatif jawabannya. b. Wawancara semi terstruktur Wawancara semiterstruktur dilakukan dengan lebih bebas dibanding dengan wawancara terstruktur. Peneliti menggali informasi dengan melakukan interaksi kepada setiap responden agar didapatkan data secara lebih luas dan terbuka. c. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur sering disebut sebagai wawancara terbuka. Pengumpulan data tidak mengacu pada pedoman wawancara dimana daftar pertanyaannya disusun secara sistematis. Wawancara yang dilakukan secara terbuka hanya menuliskan pertanyaan secara 66

81 garis besar permasalahannya saja. Untuk selanjutnya peneliti akan menggali informasi dengan menanyakan pertanyaan secara lebih mendalam berdasarkan informasi yang telah dinyatakan responden. 2) Observasi Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tambahan yang berkaitan dengan penelitian pengembangan yang sedang dijalankan. Observasi bertujuan untuk melihat kondisi yang akan diteliti secara lebih detail sebagai pendukung data penelitian. Dalam melakukan observasi peneliti dapat terlibat langsung dalam semua kegiatan yang dilakukan sumber yang diamati dari awal hingga akhir, observasi seperti ini disebut juga observasi partisipatif aktif. Adapun jika peneliti melakukan observasi hanya dengan mengamati keseluruhan rangkaian kegiatan tanpa ikut terlibat di dalamnya disebut observasi partisipatif pasif. 3) Angket/Kuesioner Sugiyono (2012: 142), menjelaskan angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan metode ini, peneliti dapat mengumpulkan data sesuai pertanyaan yang dijukan untuk dijawab responden yang dipilih pada saat penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128), dilihat dari cara menjawabnya angkat dibagai dalam dua macam: 67

82 a) Angket terbuka Angket jenis ini memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai uraian kalimatnya sendiri. b) Angket tertutup Angket tertutup juga dapat dikatakan angket terbatas dimana responden hanya boleh menjawab dengan cara memilih opsi jawaban sesuai yang disediakan dalam lembar angket. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan metode dan instrument untuk mengumpulkan data penelitian berupa: (1) Metode wawancara Dalam metode wawancara peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara (lihat lampiran 2) yang pokok pertanyaannya ditulis secara garis besar dan untuk selanjutnya mengalir mengikuti jawaban responden. Peneliti menggunakan metode ini untuk menggali data dari pengajar maupun santri yang diperlukan pada tahap analisis kebutuhan. (2) Metode observasi Observasi yang dilakukan peneliti mengacu pada metode observasi partisipatif pasif, dimana peneliti hanya mengamati keseluruhan rangkaian kegiatan tanpa ikut terlibat langsung kegiatan tersebut. Dalam melakukan observasi peneliti membuat instrumen berupa pedoman observasi (lihat lampiran 2) dengan menuliskan aspek-aspek pokok yang akan diamati. Metode observasi digunakan peneliti untuk 68

83 mendapatkan informasi yang diperlukan dalam analisis kebutuhan maupun pengembangan produk. (3) Metode angket Angket yang digunakan berupa angket terbuka dan tertutup. Instrumennya berupa lembar penilaian produk (lihat lampiran 4) yang didalamnya berisi butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data hasil penilaian baik dari validator maupun subjek uji coba mengenai produk flipchart yang dikembangkan. Data yang diperoleh nantinya dapat digunakan peneliti untuk melihat apakah produk yang dikembangkan sudah baik atau masih memerlukan revisi. (4) Metode dokumentasi Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mendokumentasikan seluruh rangkaian kegiatan penelitian mulai dari analisis kebutuhan hingga produk akhir pengembangan produk flipchart. Alat yang digunakan dalam metode ini berupa kamera digital yang secara khusus merekam data penelitian berupa gambar atau foto (lihat lampiran 3, 5 dan 7). Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan silabus berupa jadwal pembelajaran di TPQ Asy-Syams (lihat lampiran 1). Data tersebut digunakan peneliti sebagai pendukung data penelitian. F. Instrumen dan Validasi Instrumen Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kelayakan media flipchart yang dikembangkan sebelum diujicobakan di lapangan. Data yang diperoleh nantinya berupa kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan 69

84 data kualitatif peneliti menyediakan ruang kosong untuk diisi sesuai saran dan komentar yang diberikan oleh penilai. Sedangkan untuk mendapatkan data kuantitatif peneliti akan menggunakan skala pengukuran pada setiap instrumen yang dibuat. Instrumen yang akan dibuat peneliti meliputi instrumen lembar penilaian produk untuk ahli materi, ahli media, dan uji coba lapangan. a) Instrumen ahli materi Instrumen untuk ahli materi berupa lembar penilaian produk yang dikhususkan untuk penilaian dari segi materi/konten. Instrumen ini dimaksudkan untuk melihat kedalaman dan tingkat keabsahan materi untuk pembelajaran di taman pendidikan al-qur an As Syams. b) Instrumen ahli media Instrumen untuk ahli media berupa lembar penilaian produk yang dikhususkan untuk penilaian dari segi bentuk dan tampilan produk media yang dikembangkan. Instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk media. c) Instrumen uji coba lapangan Instrumen untuk uji coba lapangan berupa lembar penilaian produk yang dikhususkan untuk penilaian baik dari segi materi maupun bentuk media secara keseluruhan. Hasil penilaian, saran, dan masukan yang diterima akan menjadi acuan perbaikan produk media yang dikembangkan Penyusunan instrumen menjadi langkah penting yang perlu diperhatikan karena instrumen yang baik akan memberikan hasil penelitian yang baik pula. 70

85 Dalam menyusun instrumen tentunya perlu diperhatikan apakah instrumen yang disusun valid atau tidak. Maka dari itu, untuk melihat valid tidaknya instrumen peneliti memerlukan validasi. Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang dikatakan valid atau sahih ialah yang mempunyai validitas tinggi (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dalam hal ini peneliti menggunakan instrumen tersebut untuk mengukur kelayakan produk media flipchart yang dikembangkan. Dalam menguji validitas instrumen yang disusun dapat menggunakan pendapat dari para ahli (expert judgement). Dalam melakukan validasi instrumen terebut, peneliti melakukan konsultasi dan meminta pendapat ahli untuk menilai apakah instrumen sudah cukup atau masih membutuhkan perbaikan kembali. Dalam hal ini, validasi instrumen dilakukan oleh dosen pembimbing yaitu Estu Miyarso, M.Pd. Aspek-aspek yang divalidasi dalam instrumen tersebut antara lain, 1) aspek pembelajaran, 2) aspek isi, 3) aspek grafis, 4) aspek tampilan fisik, 5) aspek keterbacaan, dan 6) aspek kemudahan penggunaan media. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian. Dari sini seseorang dapat melihat hasil penelitian yang telah dilakukan apakah sudah sesuai harapan peneliti atau belum. Data yang terkumpul dari lapangan akan diklarifikasi, dianalisis, diolah kemudian ditarik kesimpulan. 71

86 Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 224), terdapat dua jenis kategori data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif digambarkan dengan kata-kata dan kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data yang diperoleh secara kuantitatif berwujud angka hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam penelitian pengembangan media flipchart ini, peneliti menggunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data secara kualitatif. Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara dari responden yang bersangkutan, observasi di lapangan yang menjadi fokus penelitian, serta saran dan pendapat dari ahli materi, ahli media, dan subjek uji coba lapangan. Data kualitatif yang didapatkan sebelumnya dianalisis dengan cara diteliti dan dirangkum terlebih dahulu, hal tersebut dinamakan reduksi data (data reduction). Hal tersebut dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar telah terseleksi sehingga memudahkan peneliti dalam menyimpulkan hasil akhirnya. Data yang disajikan berupa tulisan teks hasil wawancara, observasi, maupun pendapat ahli materi, ahli media, dan subjek uji coba lapangan. Sedangkan teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menghitung dan mendeskripsikan data yang terkumpul secara kuantitatif. Data deskripstif kuantitatif lebih banyak disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh secara kuantitatif dikonversikan dan ditafsirkan untuk mengetahui 72

87 tingkat kelayakan produk yang dikembangkan dengan menggunakan skala Likert untuk memudahkan perhitungan. Penggunaan skala Likert dianggap cocok untuk kebutuhan pengukuran pendapat dari suatu produk media yang dilakukan oleh sekelompok orang yang disebut sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dari penggunaan skala Likert ini nantinya akan didapatkan data interval atau rasio yang kemudian perhitungannya dikonversi menggunakan rumus konversi data kuantitatif menurut Sukardjo (2008) yang dituliskan sebagai berikut: Tabel 1. Rumus konversi data kuantitatif Data Kuantitatif Rumus Interpretasi 5 Xi + 1,8 Sbi < X Sangat Baik 4 Xi + 0,6 Sbi < X Xi + 1,8 Sbi Baik 3 Xi 0,6 Sbi < X Xi + 0,6 Sbi Cukup Baik 2 Xi 1,8 Sbi < X Xi -0,6 Sbi Kurang Baik 1 X Xi 1,8 Sbi Sangat Kurang Keterangan: Xi = Rerata ideal = ½ (Nilai maksimal + Nilai minimal) Sbi = Simpangan baku ideal = 1/6 (Nilai maksimal Nilai minimal) X = Nilai Aktual Tabel 2. Indikator kelayakan produk Skor Indikator kelayakan Kriteria 5 X > 4,08 Sangat Baik 4 3,36 < X 4,08 Baik 3 2,64 < X 3,36 Cukup 2 1,92 < X 2,64 Kurang Baik 1 X 1,92 Sangat Kurang 73

88 Peneliti menggunakan rumus dalam tabel konversi tersebut untuk menentukan tingkat kelayakan produk media yang dikembangkan. Pada penelitian pengembangan ini ditetapkan nilai minimal kelayakan produk media flipchart dengan kategori Cukup Baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa apabila hasil konversi penilaian data kuantitatif masuk dalam kategori Cukup Baik, maka produk media flipchart yang dikembangkan sudah dianggap Layak untuk dimanfaatkan pengajar maupun santri sebagai alat bantu pembelajaran di taman pendidikan al-qur an Asy-Syams. 74

89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi tahap awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pembelajaran yang dilakukan di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams Dengok, Nanggulan, Kulon Progo menggunakan metode qira ati dimana pembelajaran ilmu tajwid dilakukan secara integral dengan kegiatan qira ati qur an. Salah satu kompetensi yang ingin dicapai oleh TPQ Asy- Syams adalah para santrinya dapat membaca Al-Qur an sesuai qaidah ilmu tajwid. Dalam mengajarkan ilmu tajwid pengajar hanya menyampaikannya secara lisan, tidak ada pembelajaran ilmu tajwid secara terpisah serta tidak terdapat media yang dapat mendukung pembelajaran. Hal tersebut membuat pembelajaran menjadi kurang maksimal. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk menghasilkan produk media flipchart yang layak untuk digunakan pada pembelajaran ilmu tajwid bagi santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams Kulon Progo. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu enam langkah pokok, yaitu: (1) analisis kebutuhan pengembangan produk media, (2) pengembangan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji coba lapangan terbatas dan revisi produk I, (5) uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk II, (6) uji coba lapangan kelompok luas dan produk akhir. 75

90 1. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPQ Asy-Syams dalam beberapa tahap. Tahap pertama peneliti melakukan pengumpulan informasi awal untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan analisis kebutuhan. Pengambilan data tahap awal ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 10 Februari dan 14 Februari Pengambilan data tahap pertama, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa pengajar dan santri, observasi keadaan fokus penelitian serta dokumentasi segala hal yang berkaitan dengan penelitian. Setelah data awal didapatkan, peneliti kembali untuk kedua kalinya untuk meminta pendapat pengajar dan santri mengenai desain produk awal yang telah dibuat peneliti. Dalam tahap kedua peneliti hanya menggunakan metode dokumentasi. Setelah mendapatkan data awal penelitian, selanjutnya peneliti mulai mengembangkan rancangan produk media awal sesuai dengan analisis kebutuhan, yaitu media flipchart. Materi yang dikembangkan dalam media flipchart ini adalah materi ilmu tajwid diantaranya (1) macam-macam makhraj huruf dan (2) hukum-hukum bacaan. Materi yang dikembangkan merupakan materi yang biasanya disampaikan dalam setting pembelajaran klasikal sebanyak 11 kali pertemuan dengan waktu masing-masing 30 menit. Penilaian produk media dilakukan dengan cara pengisian lembar penilaian produk dalam bentuk angket yang diisi oleh santri serta dalam bentuk observasi yang dilakukan oleh peneliti. Selanjutnya produk awal yang sudah selesai dikembangkan dimintakan pendapat kepada ahli materi dan ahli media untuk mengetahui 76

91 tingkat kelayakan media sebelum diujicobakan ke lapangan. Setelah mendapat penilaian yang baik dan dianggap layak kemudian produk media diujicobakan kepada para santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams dengan jumlah santri 22 orang. Pada uji coba lapangan terbatas melibatkan 2 orang santri, uji coba lapangan kelompok kecil melibatkan 5 orang santri dan uji coba lapangan luas melibatkan 15 orang santri. Hasil dari masingmasing ujicoba dijadikan acuan peneliti untuk memperbaiki media serta mengetahui tingkat kelayakan media flipchart yang dikembangkan. Uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, dan uji coba lapangan luas dilakukan masing-masing sebanyak satu kali pertemuan. Uji coba dilakukan dengan mengumpulkan para santri yang menjadi subjek penelitian. Setelah semuanya siap pengajar memulai pembelajaran dengan menyampaikan materi sesuai dengan yang terdapat pada media flipchart. Pembelajaran berlangsung selama 90 menit termasuk pengisian angket yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil yang didapatkan dari pengisian angket digunakan sebagai acuan peneliti untuk mengetahui kelayakan produk media flipchart yang dikembangkan. 2. Data Hasil Analisis Kebutuhan Dalam melakukan pengumpulan data dan informasi pada analisis kebutuhan peneliti menggunakan tiga macam metode, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Metode-metode tersebut digunakan untuk mendapatkan informasi data faktual yang dibutuhkan dalam penelitian yang tengah dilakukan agar didapatkan data yang akurat sesuai yang diharapkan peneliti. 77

92 Dari ketiga macam metode diperoleh data awal yang dituliskan sebagai berikut: 1) Observasi Dari metode observasi didapatkan data awal yang berkaitan dengan ketersediaan media untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Asy-Syams sebagai berikut: Tabel 3. Hasil observasi awal penelitian pengembangan No Aspek pengamatan Observator Hasil pengamatan Ada Tidak 1. Ketersediaan lampu/penerangan yang cukup Peneliti 2. Ketersediaan meja santri dan pengajar Peneliti 3. Ketersediaan buku ilmu tajwid untuk santri Peneliti 4. Ketersediaan papan tulis/whiteboard Peneliti 5. Ketersediaan alat bantu pembelajaran selain papan tulis Peneliti 6. Ketersediaan ruangan kelas Peneliti Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan data bahwa fasilitas belajar secara umum sudah tersedia. Meski demikian, untuk ketersediaan media pembelajarannya ternyata memang masih belum ada khususnya untuk pembelajaran ilmu tajwid. Pengajar hanya memanfaatkan papan tulis (whiteboard) yang ada. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar ilmu tajwid pun hanya satu dan itu pun sudah digunakan pengajar. Selain melakukan pengamatan dari segi ketersediaan fasilitas pembelajaran, peneliti juga mengamati kondisi pada saat proses 78

93 pembelajaran. Pembelajaran materi ilmu tajwid di kelas Al-Qur an TPQ Asy-Syams diajarkan secara bersamaan dengan qira ati qur an. Jadi, ketika santri membaca Al-Qur an pengajar menyimak bacaan Al- Qur an santri tersebut. Jika ditemukan kesalahan dalam membaca pengajar langsung memberikan pemahaman sekaligus pengalaman bagaimana cara membaca yang benar sesuai ajaran ilmu tajwid. Namun, dalam mengajarkan ilmu tajwid pengajar terlihat sedikit kesulitan dan masih harus mencari-cari kata yang tepat agar apa yang disampaikannya dapat dimengerti oleh para santri. Begitu pula dengan para santri, mereka terlihat kesulitan memahami materi ilmu tajwid yang disampaikan hanya dengan menggunakan lisan terebut. Terlihat ketika membaca Al-Qur an para santri masih sering lupa cara membaca sesuai ilmu tajwid seperti yang telah diajarkan pengajar. 2) Wawancara Hasil wawancara tahap awal yang dilakukan peneliti dengan pengajar K dituliskan dalam dialog percakapan berikut: P: Apakah ada kesulitan atau kendala ketika mengajarkan ilmu tajwid? K: Ya. Sulitnya ketika menerangkan materi makhraj huruf dan hukum bacaan. P: Para santri mengerti apa yang Anda sampaikan? K: Beberapa ada yang bisa mengerti tapi banyak juga yang belum paham. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan pengajar kelas Al-Qur an yang lain, yaitu dengan U yang dituliskan dalam dialog berikut: 79

94 P: Bagaimana cara Anda mengajarkan ilmu tajwid? U:Saya mengajarkannya bersamaan pembelajaran qira ati qur an tapi anak-anak (santri) masih kurang paham. P: Apakah Anda perlu menggunakan media untuk mengajarkan ilmu tajwid? U: Ya, jika ada media seperti poster atau bagan balik yang biasa dipakai di TPQ-TPQ yang bisa menggambarkan materi ilmu tajwid secara lebih jelas mungkin akan lebih mudah mengajarkannya ke santri. Dari hasil wawancara tersebut didapati adanya sinkronisasi dengan data awal hasil observasi yang menunjukkan bahwa K, yang merupakan pengajar/ustadz di TPQ tersebut, mengaku kesulitan menyampaikan materi khususnya tentang ilmu tajwid meskipun materi tersebut sudah sering diajarkan. Menurutnya masih banyak para santri yang belum paham apa yang disampaikan pengajar. Wawancara dengan U pun mendukung pernyataan K sebelumnya bahwa pembelajaran tentang ilmu tajwid perlu dibantu dengan media pembelajaran sehingga dapat memudahkan para pengajar dalam menyampaikan materi ilmu tajwid. Hal ini juga diakui para santri yang mengaku kesulitan dalam mempelajari ilmu tajwid. Berikut ini dialog percakapan yang dilakukan peneliti dengan santri T di TPQ Asy-Syams: P: Sudah paham dengan materi ilmu tajwid? T: Sedikit. Materinya sulit jadinya masih bingung. P: Bagian mana yang masih dibingungkan? T: Hukum bacaan ikhfa, idgham, mad dan yang lainnya itu. Makhraj huruf juga masih kurang paham. 80

95 Karena data masih dirasa kurang, peneliti melakukan wawancara yang lain. Kali ini dengan santri A, berikut ini dialog percakapannya: P: Sudah paham hukum-hukum bacaan dan makhraj huruf dalam ilmu tajwid? A: Sedikit, masih banyak yang belum paham. P: Apa yang membuat belum paham? A: Tidak ada gambaran dan contoh yang jelas, contoh hanya dijelaskan ketika (pengajar) menyimak membaca al- Qur an. Data yang diperoleh dari wawancara dengan T menunjukkan hasil yang serupa. T mengatakan bahwa dia masih belum paham materi ilmu tajwid khususnya materi hukum bacaan dan makhraj huruf. Selanjutnya, wawancara juga dilakukan dengan santri A yang juga mengaku belum paham dengan materi yang sama. Ia juga menambahkan bahwa yang membuatnya belum paham adalah tidak adanya pembelajaran dengan gambaran dan contoh yang jelas. Di waktu yang sama terdapat seorang santri yang tiba-tiba menimpali dan mengatakan bahwa dulu pernah diajarkan materi ilmu tajwid secara terpisah. Pengajar mengajarkan dengan menggunakan papan tulis (whiteboard) dan para santri diminta mencatatnya. Ketika pengajar menanyakan apakah semua santri mencatatnya, santri tersebut menjawab beberapa mencatat beberapa yang lain sibuk mengobrol. Ia sendiri mengaku bahwa meskipun ia mencatat namun ia jarang membuka buku catatannya karena malas membaca. 81

96 Dari hasil wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa pembelajaran di kelas Al-Qur an membutuhkan media yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai sarana belajar, khususnya tentang materi ilmu tajwid. 3) Dokumentasi Dokumentasi diperlukan peneliti untuk menguatkan data penelitian awal yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi. Dokumentasi yang didapatkan peneliti diantaranya mencakup: jadwal pembelajaran di TPQ Asy-Syams (lihat lampiran 1), foto-foto ketika peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pengajar dan santri mengenai permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran ilmu tajwid, foto yang memperlihatkan proses pembelajaran ilmu tajwid, serta foto ketika peneliti memperlihatkan desain awal produk media flipchart kepada pengajar dan santri (lihat lampiran 3). Data awal yang diperoleh peneliti dari penggalian informasi tahap pertama dengan menggunakan ketiga macam metode tersebut kemudian dikumpulkan untuk dipelajari oleh peneliti. Melihat keadaan dan didukung pernyataan dari pengajar dan santri di TPQ Asy-Syams peneliti pun memutuskan untuk mengembangkan media flipchart (bagan balik) untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ tersebut. Peneliti kemudian mulai membuat rancangan awal media flipchart yang akan dikembangkan. Rancangan media flipchart yang masih berupa desain mentah tersebut kemudian ditunjukkan kepada pengajar dan santri pada pengambilan data 82

97 tahap kedua untuk dimintai pendapatnya. Hasil dari pengambilan data tahap kedua menunjukkan respon yang positif. Baik pengajar maupun santri sama-sama setuju dengan pengembangan media flipchart tersebut. Mereka juga memberikan pendapat mereka agar diberikan gambar dan contoh yang jelas untuk materinya nanti. Setelah dipastikan produk yang akan dikembangkan, peneliti mulai melakukan perencanaan awal. Tahap perencanaan meliputi pengembangan dan penyempurnaan rancangan produk media yang telah didesain sebelumnya berikut analisis materi pembelajarannya. Melihat tidak tersedianya silabus di TPQ Asy-Syams, peneliti pun melakukan analisis materi pembelajaran yang didasarkan dari data analisis kebutuhan awal yang didapatkan pada observasi awal, yaitu kebutuhan akan materi makhraj huruf dan hukum-hukum bacaan. Rumusan langkah-langkah pembelajarannya dituliskan sebagai berikut: 83

98 Tabel 4. Rumusan langkah-langkah pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menerapk 1.1 Siswa/santr an kaidahkaidah i mampu memahami ilmu makhraj tajwid huruf dalam (tempat membaca keluarnya Al-Qur an huruf hijaiyah) 1.2 Siswa/santr i mampu memahami hukumhukum bacaan Materi Pokok Makhraj huruf yaitu al-halq, al-jauf, asysyafatain, allisan, alkhaisyum Idzhar Halqi, Idzhar Syafawi, Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah,Ik hfa, Iqlab, Mad, Qalqalah, Waqaf Indikator Ketercapaian 1) Siswa/santri menjelaskan makna al-halq, al-jauf, asysyafatain, al-lisan, alkhaisyum secara lisan. 2) Siswa/santri menyebutkan kembali contoh bacaan huruf-huruf al-halq, al-jauf, asy-syafatain, al-lisan, alkhaisyum secara lisan. 3) Siswa/santri mengetahui cara membaca huruf alhalq, al-jauf, asy-syafatain, al-lisan, al-khaisyum. 1) Siswa/santri menjelaskan makna seluruh hukumhukum bacaan secara lisan. 2) Siswa/santri menyebutkan kembali satu contoh dari masing-masing hukumhukum bacaan secara lisan. 3) Siswa/santri mengetahui seluruh hukum bacaan. Indikator keberhasilan dibuat untuk mengetahui tingkat pencapaian suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini, media flipchart yang dikembangkan peneliti ditujukan untuk membantu pencapaian indikator keberhasilan belajar di TPQ Asy-Syams. Materi yang akan dirumuskan dalam media flipchart diantaranya berupa macam-macam makhraj huruf beserta contohnya dan macam-macam hukum bacaan beserta contohnya. Media flipchart yang dikembangkan peneliti tersebut diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran ilmu tajwid untuk membantu santri mengenal sekaligus memahami materi ilmu tajwid di TPQ Asy-Syams. 84

99 3. Pengembangan Produk Media Flipchart a. Pengembangan Produk Awal Dari data yang didapatkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, peneliti mulai mengkaji ulang pokok-pokok apa saja yang menjadi fokus permasalahan dalam pembelajaran ilmu tajwid di TPQ Asy-Syams. Data tersebut menunjukkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman santri tentang ilmu tajwid seperti makhraj huruf dan hukum-hukum bacaan serta kebutuhan akan media pembelajaran. Berangkat dari situlah peneliti memutuskan untuk mengembangkan media flipchart ilmu tajwid dengan materi makhraj huruf dan hukumhukum bacaan. Dalam mengembangkan suatu produk media, peneliti mengacu pada standar prosedur pengembangan media yang sudah ditetapkan. Langkah pengembangan awal yang ditempuh peneliti dituliskan sebagai berikut: a. Menentukan sasaran pengguna media. Sasaran pengguna media flipchart ilmu tajwid adalah santri kelas Al-Qur an dengan rentang usia 6-10 tahun. Kemampuan santri dalam membaca Al-Qur an berbeda-beda, namun secara umum kemampuan para santri hampir sama. Semua sudah cukup lancar membaca Al-Qur an hanya pemahaman cara membaca sesuai makhraj dan tajwid masih kurang. b. Mengumpulkan bahan-bahan pendukung materi. Dalam mengumpulkan materi pendukung media flipchart peneliti 85

100 menggunakan beberapa sumber tentang materi ilmu tajwid khususnya materi tentang makhraj huruf yang dianggap cukup shahih. Sedangkan untuk penulisan huruf Al-Quran, peneliti menyadur dari Al-Qur an modern yang sudah dilengkapi dengan harakat (tanda baca). Selain itu, Al-Qur an modern dipilih karena penulisan hurufnya lebih jelas sehingga akan lebih mudah untuk dibaca para santri. c. Membuat kerangka media. Setelah semua bahan materi yang didapatkan dirasa cukup, peneliti mulai membuat desain media flipchart yang akan dikembangkan. Flipchart pada dasarnya akan digunakan pengajar untuk membantunya menyampaikan materi ilmu tajwid secara lebih jelas kepada para santri TPQ. Dengan melihat pengguna dan kebutuhannya, peneliti pun memperkirakan ukuran kertas dan papan penyangga dengan sedemikian rupa agar nyaman digunakan pengajar serta menjangkau jarak pandang seluruh santri. Ukuran kertas yang digunakan yaitu 43 x 53 cm yang kira-kira besarnya sama dengan kertas A2, sedangkan papan penyangganya berukuran 64 x 70 cm. 86

101 Gambar 5. Desain papan penyangga Gambar 6. Desain awal flipchart d. Mengumpulkan bahan-bahan dasar pembuatan media. Bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam mengembangkan media flipchart Asiknya Belajar Ilmu Tajwid diantaranya sebagai berikut: 1) Kertas Kertas merupakan bahan utama media flipchart. Ukurannya 43 x 53 cm berjenis Artpapper 150 gram. Kertas tersebut nantinya akan diisi materi ilmu tajwid khususnya makhraj huruf. Peneliti 87

102 menggunakan kertas tersebut karena hasil cetakan lebih jelas serta mudah ketika digunakan (membaliknya) karena tidak terlalu tebal. 2) Kayu papan penyangga Kayu digunakan sebagai bahan dasar papan penyangga media flipchart yang berukuran 64 x 70 cm. 3) Triplek Triplek diperlukan sebagai pelengkap papan penyangga dan sebagai landasan kertas media flipchart. Triplek yang digunakan berukuran 52 x 58 cm dengan ketebalan 0,3 cm. 4) Cat Cat digunakan sebagai pelapis kayu papan penyangga agar terlihat lebih menarik. Warna yang digunakan adalah warna putih, hal ini dimaksudkan agar unsur keterbacaan materi yang terdapat dalam media flipchart dapat lebih dominan. 5) Spiral Spiral digunakan bersama dengan kertas yang diletakkan pada salah satu bagian tepi kertas yang telah dilubangi sesuai ukuran spiral. 6) Engsel Engsel digunakan untuk mengaitkan kayu papan penyangga yang satu dengan yang lain. Engsel yang dibutuhkan sebanyak 2 buah. 88

103 7) Penggaris Penggaris digunakan untuk mengukur kayu sebelum dipotong sesuai ukuran yang telah ditentukan. 8) Pemotong kayu Pemotong kayu yang digunakan adalah sejenis gergaji listrik gunanya untuk memotong bahan kayu. 9) Pensil dan kertas HVS Pensil dan kertas HVS digunakan peneliti untuk menggambar contoh makhraj huruf secara manual karena ketidakmampuan peneliti menggambar menggunakan aplikasi pada komputer. 10) Scanner Scanner berfungsi untuk menscan gambar mentah ke dalam bentuk file untuk kemudian diolah menggunakan aplikasi komputer (Photoshop CS3). 11) Printer Printer digunakan untuk mencetak file materi media flipchart. e. Langkah-langkah pembuatan media flipchart Setelah semua alat yang dibutuhkan sudah tersedia, maka selanjutnya akan dijabarkan langkah-langkah pembuatan media flipchart yang ditulis sebagai berikut: 1) Membuat desain media flipchart menggunakan aplikasi komputer yaitu CorelDraw X6. Desain flipchart yang dimaksud meliputi pembuatan bentuk dan gambar, pemberian warna, 89

104 penyusunan materi, dan penataan komponen pada tiap lembarnya. 2) Menggambar contoh-contoh makhraj huruf secara manual pada kertas HVS menggunakan pensil dan ditebalkan dengan pena. 3) Menscan gambar-gambar mentah dengan scanner untuk diubah ke dalam bentuk file. Setelah itu, file diedit melalui aplikasi Photoshop untuk diberi warna. Gambar-gambar yang telah selesai diberi warna selanjutnya dimasukkan ke aplikasi CorelDraw X6 untuk disatukan dengan komponen lain sebagai bahan materi media flipchart. 4) Setelah semua desain selesai dibuat dengan menggunakan CorelDraw X6, tahap selanjutnya adalah mencetak seluruh halaman pada kertas yang telah ditentukan jenis dan ukurannya menggunakan printer. 5) Semua kertas yang telah tercetak kemudian dijilid menjadi satu dengan menggunakan spiral pada salah satu sisi panjangnya. Sampai pada tahap ini artinya satu bagian media flipchart sudah selesai dibuat, selanjutnya adalah membuat papan penyangga. 6) Menyiapkan bahan kayu, mengukurnya kemudian memotongnya sesuai ukuran. Papan penyangga dibuat dengan empat kaki dan setiap kaki berdimensi 4 x 70 x 2 cm. Pada setiap sisi ujungnya dipotong miring dengan sudut 45 derajat 90

105 dan melubangi 2 buah kayu pada pertengahan sisi miring tersebut untuk meletakkan besi pengait spiral. 7) Menyiapkan triplek, mengukurnya dan memotongnya sesuai ukuran yaitu 52 x 58 cm dengan jumlah dua buah. 8) Semua kayu yang sudah terpotong kemudian dirangkai dan disatukan sedemikian rupa. Untuk menyatukan kaki-kaki penyangganya digunakan engsel agar mudah untuk membuka dan melipatnya kembali. 9) Papan penyangga yang sudah jadi kemudian diberi cat warna putih pada semua bagian kayu secara merata. Setelah itu papan yang sudah dicat tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari hingga catnya benar-benar kering. 10) Setelah catnya kering barulah lembaran kertas yang sudah dispiral tadi disatukan dengan mengaitkan spiralnya pada besi pengait yang tedapat pada bagian atas papan penyangga. Media flipchart pun siap untuk digunakan. 4. Validasi Instrumen Sebelum melalui tahap validasi produk media, tahap yang harus dilalui adalah melakukan validasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kelayakan media. Validasi instrumen yang dilakukan peneliti dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015 dan yang bertindak sebagai validator adalah Estu Miyarso, M.Pd., dosen pembimbing yang juga seorang dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Peneliti meminta saran dan pendapat kepada beliau mengenai validitas instrumen 91

106 yang dibuat. Pada tahap ini peneliti mendapat perbaikan dari ahli validator instrumen sebanyak satu kali. Hal-hal yang mendapat perbaikan tersebut diantaranya: 1. Instrumen untuk ahli materi a) Aspek penilaian dari segi materi hendaknya dibuat menjadi dua macam aspek yaitu aspek isi dan aspek pembelajaran. b) Poin 1 dibenahi lebih khusus, kata konsep pembelajaran diganti kompetensi dasar saja. 2. Instrumen untuk ahli media a) Tambahkan aspek layout. b) Aspek keawetan bahan dihilangkan saja dan kata keawetan diganti menjadi kualitas. c) Kata sudah baik dihilangkan saja. d) Poin-poin yang tidak perlu dihapus saja. e) Untuk aspek kemudahan penggunaan media tambahkan poin kemudahan membawa atau memindahkan media. Setelah melalui tahap validasi instrumen dan telah mendapat persetujuan serta pengesahan dari validator, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut dianggap telah layak untuk dijadikan alat ukur kelayakan suatu produk yang dikembangkan pada tahap uji coba lapangan. 5. Hasil dan Analisis Data Validasi Produk Media Sebelum produk diujicobakan pada lapangan uji coba, produk media flipchart diujikan terlebih dahulu kepada ahli materi dan ahli media. Berikut ini penjabaran data hasil uji validasi produk media: 92

107 1. Ahli materi Validasi produk media flipchart yang berkaitan dengan materi pembelajaran diujikan terlebih dahulu kepada ahli materi yang kompeten di bidangnya. Konsultasi materi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 25 Maret 2015 dan 27 Maret Ahli materi yang bertindak sebagai validator media flipchart tersebut adalah Drs. Suparlan, M.P.d., dosen dari Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. a. Hasil penilaian uji validasi ahli materi dan revisi tahap I Validasi media aspek materi tahap I ini bertempat di Kampus 3 UNY UPP 2, yaitu di ruang transit dosen. Aspek yang dinilai oleh ahli materi diantaranya aspek isi dan aspek pembelajaran. Dalam memberikan penilaian, peneliti menunjukkan terlebih dahulu materi pembelajaran yang telah disusun. Peneliti juga menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan produk media flipchart tersebut kepada ahli materi agar memudahkan penilaian. Setelah ahli materi selesai mencermati pokok-pokok materi pembelajaran yang diajukan, peneliti memberikan lembar angket kepada ahli materi dan meminta beliau untuk memberikan penilaiannya terkait materi yang telah disusun. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap I disajikan dalam tabel berikut: 93

108 Tabel 5. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap I No. Indikator Skor Kriteria Aspek Pembelajaran 1. Kesesuaian materi dengan konsep pembelajaran di TPQ 2. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 3. Materi yang disajikan sesuai dengan usia santri 4 Baik 3 Cukup 3 Cukup 4. Kemenarikan materi 3 Cukup 5. Kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan 3 Cukup Jumlah skor 16 Rata-rata skor 3,2 Cukup Aspek Isi 6. Cakupan isi materi terhadap kebutuhan pembelajaran di TPQ 3 Cukup 7. Kemudahan penyajian materi untuk dipelajari 3 Cukup 8. Keruntutan alur materi 3 Cukup 9. Penggunaan bahasa untuk dipahami santri 3 Cukup 10. Penggunaan gambar untuk mendukung materi 3 Cukup Jumlah skor 15 Rata-rata skor 3 Cukup Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah skor untuk aspek isi adalah 16 dengan rerata 3,2. Sedangkan jumlah skor aspek pembelajaran adalah 15 dengan rerata 3. Jika dijumlahkan total skor kedua aspek adalah 6,2 rerata 3,1. Jumlah rerata skor kedua aspek yang didapat tersebut jika dikonversikan ke dalam data kualitatif memiliki rentang skor 2,64 < X 3,36, masuk kategori Cukup. Secara rinci dari 10 butir indikator penilaian kualitas media tesebut adalah 9 butir (90%) dinilai dengan skor 3 (Cukup) dan 1 94

109 butir (10%) dinilai dengan skor 4 (Baik). Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan akhir dari uji validasi tahap I menunjukkan materi yang disusun masih belum siap diujicobakan di lapangan dan masih memerlukan revisi. Selain mengisi tabel penilaian, ahli materi juga memberikan saran dan masukan terkait media yang dikembangkan. Berikut ini penjabaran saran dan masukan dari ahli materi tentang produk media flipchart: 1) Materi ilmu tajwid (huruf, penjelasan) dibenarkan sesuai qaidah ilmu tajwid. 2) Bagian makhraj huruf khususnya pada pemberian contoh berupa gambar masih banyak yang belum sesuai, perlu dibenahi kembali bentuk gambarnya. 3) Penjelasan pada setiap contoh gambar makhraj huruf masih kurang jelas, takutnya malah membingungkan pengajar dan santri. Semua saran dan masukan yang diterima kemudian diolah kembali oleh peneliti sebagai landasan perbaikan media agar nantinya media yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. b. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap II Konsultasi ahli media aspek materi tahap II berlangsung di ruang transit dosen di Kampus 3 UNY UPP 2. Ahli materi 95

110 mencermati kembali materi dari segi isi dan pembelajaran. Seperti validasi pada tahap I, peneliti terlebih dahulu memberikan materi pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Setelah ahli materi selesai mencermati keseluruhan materi pembelajarannya, ahli materi menjelaskan kembali kepada peneliti bahwa masih terdapat sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki maupun ditambahkan. Setelah itu ahli materi memberikan penilaiannya dengan mengisi lembar angket yang diberikan peneliti. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap II disajikan dalam tabel berikut: 96

111 Tabel 6. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap II No. Indikator Skor Kriteria Aspek Pembelajaran 1. Kesesuaian materi dengan konsep pembelajaran di TPQ 2. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 3. Materi yang disajikan sesuai dengan usia santri 4 Baik 4 Baik 4 Baik 4. Kemenarikan materi 4 Baik 5. Kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan 3 Cukup Jumlah skor 19 Rata-rata skor 3,8 Baik Aspek Isi 6. Cakupan isi materi terhadap kebutuhan pembelajaran di TPQ 4 Baik 7. Kemudahan penyajian materi untuk dipelajari 4 Baik 8. Keruntutan alur materi 3 Cukup 9. Penggunaan bahasa untuk dipahami santri 3 Cukup 10. Penggunaan gambar untuk mendukung materi 4 Baik Jumlah skor 18 Rata-rata skor 3,6 Baik Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah skor untuk aspek isi adalah 19 dengan rerata 3,8. Sedangkan jumlah skor aspek pembelajaran adalah 18 dengan rerata 3,6. Jika dijumlahkan total skor kedua aspek adalah 7,4 rerata 3,7. Jumlah rerata skor kedua aspek yang didapat tersebut jika dikonversikan ke dalam data kualitatif masuk kategori Baik. Secara rinci dari 10 butir indikator penilaian kualitas media tesebut adalah 3 butir (30%) dinilai dengan skor 3 (Cukup) dan 7 97

112 butir (70%) dinilai dengan skor 4 (Baik). Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan akhir dari uji validasi tahap II menunjukkan materi yang disusun masih belum siap diujicobakan di lapangan dan masih memerlukan revisi. Selain mengisi tabel penilaian, ahli materi juga memberikan saran dan masukan terkait media yang dikembangkan. Berikut ini penjabaran saran dan masukan dari ahli materi tentang produk media flipchart: 1) Materi ilmu tajwid jangan ada yang dihilangkan atau dikurangi (makhraj huruf dan hukum bacaan). 2) Bagian hukum bacaan diperdalam lagi penjelasannya. 3) Pemberian contoh potongan ayat Al-Qur an sebaiknya menggunakan ayat-ayat pendek yang sudah sering didengar santri. 4) Definisi dan cara baca penulisannya dibenarkan. Semua saran dan masukan yang diterima kemudian diolah kembali oleh peneliti sebagai landasan perbaikan media agar nantinya media yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. c. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap III Konsultasi ahli media aspek materi tahap III bertempat di ruang dosen Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, UNY Pusat. Ahli materi mencermati kembali materi dari segi aspek isi dan 98

113 aspek pembelajaran. Seperti validasi pada tahap II, peneliti memberikan materi pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Ahli materi pun mencermati kembali hasil revisi media. Setelah ahli materi selesai mencermati keseluruhan materi pembelajarannya, ahli materi langsung mengisi angket penilaian yang diberikan peneliti sambil menyampaikan sedikit tambahan saran. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap III disajikan dalam tabel berikut: Tabel 7. Hasil penilaian uji validasi ahli materi tahap III No Indikator Skor Kriteria Aspek Pembelajaran Kesesuaian materi dengan konsep pembelajaran di TPQ Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar Materi yang disajikan sesuai dengan usia santri 5 Sangat baik 5 Sangat baik 5 Sangat baik 4. Kemenarikan materi 4 Baik 5. Kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan 4 Baik Jumlah skor 23 Rata-rata skor 4,6 Aspek Isi Cakupan isi materi terhadap kebutuhan pembelajaran di TPQ Kemudahan penyajian materi untuk dipelajari Sangat baik 4 Baik 4 Baik 8. Keruntutan alur materi 5 Sangat baik 9. Penggunaan bahasa untuk dipahami santri 4 Baik 10. Penggunaan gambar untuk mendukung materi 5 Sangat baik Jumlah skor 22 Rata-rata skor 4,4 Sangat baik 99

114 Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah skor untuk aspek isi adalah 23 dengan rerata 4,6. Sedangkan jumlah skor aspek pembelajaran adalah 22 dengan rerata 4,4. Jika dijumlahkan total skor kedua aspek adalah 9 dan reratanya 4,5. Skor kedua aspek yang didapat tersebut jika dikonversikan ke dalam data kualitatif masuk ke dalam kategori Sangat Baik. Secara rinci dari 10 butir indikator penilaian kualitas media tesebut adalah 5 butir (50%) dinilai dengan skor 4 (baik) dan 5 butir (50%) dinilai dengan skor 5 (sangat baik). Keputusan akhir dari uji validasi tahap III tersebut menunjukkan bahwa materi ilmu tajwid pada media flipchart yang disusun sudah baik dan sudah siap untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi. Saran dan masukan yang diberikan ahli materi hanya menekankan pada penggunaan bahasa agar dibuat lebih ringkas namun intinya tetap dapat dipahami oleh santri. Beliau memberikan komentar bahwa materi yang disusun sudah bagus dan diharapkan dapat memudahkan santri dalam mempelajari dan memahami ilmu tajwid yang dalam hal ini mempelajari makhraj huruf. Dari hasil penilaian, saran dan masukan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa media flipchart yang dikembangkan peneliti sudah memenuhi kriteria dan telah siap diujicobakan di lapangan. 100

115 2. Ahli media Ahli media bertindak sebagai penilai media dari aspek tampilan fisik, layout, keterbacaan, dan kemudahan penggunaan media. Dalam hal ini, ahli media diberikan wewenang khusus untuk memberikan pendapat, saran, serta masukan sesuai dengan apa adanya wujud media tersebut. Ahli media yang menjadi validator pada penelitian ini adalah Isniatun Munawaroh, M.P.d. Beliau merupakan seorang dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang memang berkompeten di bidang media pembelajaran. Konsultasi media dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 27 Maret 2015 dan 31 Maret Pada pelaksanaannya, kedua tahap konsultasi media tersebut berlangsung di dalam ruang dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Data penilaian didapatkan dengan memberikan angket kepada ahli media. Angket yang sudah mendapat uji validasi tersebut menjadi tolok ukur ahli media dalam memberikan pendapatnya mengenai media yang diajukan peneliti. Pendapat, saran serta masukan yang diberikan ahli media selanjutnya akan menjadi landasan bagi peneliti terkait kelayakan produk media yang tengah dikembangkan sebelum diujicobakan di lapangan. a. Hasil penilaian uji validasi ahli media dan revisi tahap I Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan memperhatikan media dari aspek layout, tampilan fisik, keterbacaan, serta 101

116 kemudahan dalam penggunaan media. Hasil penilaian ahli media terhadap media flipchart yang dikembangkan peneliti disajikan dalam tabel berikut: Tabel 8. Hasil penilaian uji validasi ahli media tahap I No. Indikator Penilaian Skor Kriteria Grafis 1. Pilihan warna antar elemen 2 Kurang baik 2. Komposisi letak gambar dan teks 3 Cukup Jumlah skor 5 Rata-rata skor 2,5 Kurang baik Tampilan fisik 3. Kualitas bahan kertas (Ivory 230 gram) 3 Cukup 4. Ukuran kertas (53 x 43 cm) 4 Baik 5. Kesesuaian gambar dengan materi 3 Cukup 6. Kesesuaian gambar dengan sasaran 2 Kurang baik 7. Kekuatan papan penyangga 5 Sangat baik 8. Kemenarikan tampilan flipchart secara keseluruhan 3 Cukup Jumlah skor 20 Rata-rata skor 3,33 Cukup Keterbacaan 9. Kesesuaian pilihan font (jenis huruf) dengan sasaran pengguna 4 Baik 10. Pilihan ukuran huruf untuk dibaca pada jarak 1-1,5 meter 4 Baik Jumlah skor 8 Rata-rata skor 4 Baik Kemudahan penggunaan 11. Kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan 4 Baik 12. Kemudahan menyiapkan media 4 Baik 13. Kemudahan penggunaan (membalik kertas) selama menyampaikan materi 3 Cukup 14. Kemudahan membawa/memindahkan (portabilitas) 3 Cukup 15. Kemudahan penyimpanan 4 Baik Jumlah skor 18 Rata-rata skor 3,6 Baik 102

117 Dari data hasil penilaian yang diberikan oleh ahli media tersebut dapat dilihat bahwa pada aspek layout jumlah skor adalah 5 dengan rerata 2,5 masuk kategori Kurang baik. Aspek tampilan fisik memiliki jumlah skor 20 dengan rerata 3,33 masuk kategori Cukup. Aspek keterbacaan memiliki jumlah skor 8 dengan rerata 4 masuk kategori Baik. Aspek kemudahan penggunaan memiliki jumlah skor 18 dengan rerata 3,6 termasuk kategori Baik. Dari hasil keseluruhan aspek jika dijumlahkan memiliki skor 13,43 dan reratanya 3,36. Skor rerata tersebut jika dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif termasuk dalam kategori Baik. Secara rinci dari 15 butir indikator penilaian kualitas media tesebut adalah 2 butir (13,33%) dinilai dengan skor 2 (kurang baik), 6 butir (40%) dinilai dengan skor 3 (cukup), 6 butir (40%) dinilai dengan skor 4 (baik), dan 1 butir (6,67%) dinilai dengan skor 5 (sangat baik). Selain memberikan penilaian dalam bentuk angka, ahli media juga memberikan pendapatnya dalam bentuk saran dan masukan sebagai berikut: 1) Pilihan warna antar elemen masih belum sesuai karena masih terlalu melelahkan mata, ganti warna lain. 2) Gambar yang digunakan ditambah lagi untuk mewakili santri putri. 103

118 3) Kertas yang digunakan masih terlalu tebal jadi susah untuk membalik kertasnya, ganti dengan yang lebih tipis. 4) Penataan pesan mohon diperhatikan. Akan lebih baik jika pemberian penjelasan di awal baru diikuti contoh. Saran dan masukan yang diberikan tersebut dijadikan sebagai bahan perbaikan pengembangan media flipchart agar produk yang dihasilkan nantinya memiliki kualitas yang baik. Dari hasil keseluruhan penilaian produk media tersebut, ahli media memberikan kesimpulan bahwa media yang dikembangkan sudah cukup baik untuk diujicobakan dengan memperhatikan revisi sesuai saran dan masukan yang diberikan ahli media. Penjelasan mengenai revisi yang dilakukan peneliti dari hasil penilaian konsultasi produk media tahap I coba dipaparkan peneliti sebagai berikut: 1) Warna pada desain flipchart sebelum revisi lebih mendominasi warna kuning. Ahli media menyarankan menggantinya dengan warna lain maka peneliti menggantinya dengan warna hijau. Gambar 7. sebelum revisi Gambar 8. sesudah revisi 104

119 2) Gambar yang direvisi adalah gambar pendukung untuk menarik belajar siswa pada halaman judul utama, peneliti kemudian menambahkan satu gambar untuk mewakili santri putri. Gambar 9. sebelum revisi Gambar 10. sesudah revisi 3) Bahan kertas yang digunakan sebelum revisi berjenis Ivory 230 gram kemudian peneliti menggantinya dengan Artpapper 150 gram. Gambar 11. sebelum revisi 105

120 Gambar 12. sesudah revisi 4) Penataan pesan sebelum revisi yaitu dengan menyajikan contoh terlebih dulu baru penjelasan, peneliti pun mengikuti saran dari ahli media dan mengubah penataannya sehingga lebih mudah untuk dipelajari. Gambar 13. sebelum revisi Gambar 14. sesudah revisi b. Hasil penilaian uji validasi ahli media tahap II Produk media yang dinilai oleh ahli media pada saat melakukan konsultasi tahap II ini tentunya merupakan produk yang sudah direvisi sebelumnya oleh peneliti. Peneliti bermaksud ingin mengetahui lebih lanjut kelayakan produk media yang dikembangkan dengan meminta ahli media untuk menilai kembali 106

121 seluruh aspek media. Hasil penilaian ahli media tahap II terhadap media flipchart yang dikembangkan pun disajikan dalam tabel berikut: Tabel 9. Hasil penilaian uji validasi ahli media tahap II No. Indikator Penilaian Skor Kriteria Grafis 1. Pilihan warna antar elemen 5 Sangat baik 2. Komposisi letak gambar dan teks 4 Baik Jumlah skor 9 Rata-rata skor 4,5 Sangat baik Tampilan fisik 3. Kualitas bahan kertas (Artpapper 150 gram) 4 Baik 4. Ukuran kertas (53 x 43 cm) 5 Sangat baik 5. Kesesuaian gambar dengan materi 5 Sangat baik 6. Kesesuaian gambar dengan sasaran 5 Sangat baik 7. Kekuatan papan penyangga 5 Sangat baik 8. Kemenarikan tampilan flipchart secara keseluruhan 4 Baik Jumlah skor 28 Sangat Rata-rata skor 4,67 Baik Keterbacaan 9. Kesesuaian pilihan font (jenis huruf) dengan sasaran pengguna 4 Baik 10. Pilihan ukuran huruf untuk dibaca pada jarak 1-1,5 meter 4 Baik Jumlah skor 8 Rata-rata skor 4 Baik Kemudahan penggunaan 11. Kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan 4 Baik 12. Kemudahan menyiapkan media 4 Baik 13. Kemudahan penggunaan (membalik kertas) selama menyampaikan materi 5 Sangat baik 14. Kemudahan membawa/memindahkan (portabilitas) 3 Cukup 15. Kemudahan penyimpanan 4 Baik Jumlah skor 20 Rata-rata skor 4 Baik 107

122 Dari data hasil penilaian yang diberikan oleh ahli media tersebut dapat dilihat bahwa pada aspek layout jumlah skor adalah 9,00 dengan rerata 4,50 masuk kategori Sangat baik. Aspek tampilan fisik memiliki jumlah skor 28 dengan rerata 4,67 masuk kategori Sangat baik. Aspek keterbacaan memiliki jumlah skor 8 dengan rerata 4 masuk kategori Baik. Aspek kemudahan penggunaan memiliki jumlah skor 20 dengan rerata 4 termasuk kategori Baik. Dari hasil keseluruhan aspek jika dijumlahkan memiliki skor 16,67 dan reratanya 4,29. Skor rerata tersebut jika dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif termasuk dalam kategori Sangat baik. Bila dicermati, data penilaian uji validasi ahli media tahap II tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari beberapa aspek yang dituliskan. Aspek layout sebelumnya hanya mendapatkan rata-rata skor 2,50 meningkat menjadi 4,50 (peningkatan 2,00), aspek tampilan fisik sebelumnya mendapatkan rata-rata skor 3,33 meningkat menjadi 4,67 (peningkatan 1,34), dan aspek kemudahan penggunaan dari rata-rata skor 3,6 meningkat menjadi 4 (peningkatan 0,4). Secara rinci dari 15 butir indikator penilaian kualitas media tersebut adalah 1 butir (6,67%) dinilai dengan skor 3 (cukup), 8 butir (53,33%) dinilai dengan skor 4 (baik), 6 butir (40%) dinilai dengan skor 5 (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian uji 108

123 validasi produk media tersebut sudah dapat dikatakan sebagai skor yang valid karena adanya peningkatan dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik. Dari hasil konsultasi dan uji validasi produk media tahap II, ahli media menyatakan bahwa produk media yang dikembangkan sudah baik dan siap untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi. Dengan berpijak pada hasil penilaian yang dianggap sudah baik dan tidak membutuhkan perbaikan tersebut, maka peneliti pun memutuskan untuk melanjutkan tahap berikutnya yaitu mengujicobakan produk media flipchart di lapangan. 6. Hasil dan Analisis Data Uji Coba Produk Media Produk media yang sudah lulus uji validasi dan mendapatkan penilaian baik dari ahli materi maupun ahli media kemudian dilanjutkan pada tahap uji coba lapangan. Tahap-tahap uji coba lapangan yang dilaksanakan peneliti diantaranya adalah uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, dan uji coba lapangan luas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menguji kelayakan produk media tahap lanjut. Secara umum, para santri sudah mengetahui hukum-hukum bacaan seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebagainya. Namun, untuk makhraj huruf para santri mengaku belum benar-benar memahami materinya dengan baik. Padahal, makhraj huruf merupakan materi yang cukup mendasar yang perlu dipelajari ketika hendak membaca Al-Qur an. Pengajar juga mengaku kesulitan dalam menyampaikan materi tentang makhraj huruf. Maka dari itu dalam uji coba lapangan terbatas, uji coba 109

124 kelompok kecil, uji coba luas peneliti pun mengujicobakan media flipchart dengan materi makhraj huruf. 1. Deskripsi Hasil Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk I Uji coba lapangan terbatas mengambil lokasi di TPQ Asy-Syams Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo. Pelaksanaan uji coba berlangsung pada tanggal 4 April Subyek uji coba tahap awal ini ialah para santri kelas Al-Qur an. a. Subyek Uji Coba Lapangan Terbatas Subyek uji coba lapangan terbatas melibatkan dua orang santri putri dari Kelas Al-Qur an TPQ Asy-Syams, yaitu Rahma Wahyuningtyas dan Hesti Istiyaningrum. Kedua subyek tersebut dipilih untuk menjadi responden dalam pengisian angket dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pemilihan berdasar pada prestasi belajar santri di kelas, yaitu rendah dan tinggi. Dalam pemilihan subyek uji coba peneliti dibantu pengajar kelas Al-Qur an. b. Hasil Angket Uji Coba Lapangan Terbatas Data penilaian pengisian angket oleh subyek uji coba pada uji coba lapangan terbatas (lihat lampiran 6) disajikan dalam tabel berikut: 110

125 Tabel 10. Hasil penilaian uji coba lapangan terbatas No. Indikator A B Rata -rata Kriteria 1. Kemudahan materi untuk dipahami Sangat baik 2. Kemudahan penggunaan contoh untuk dipahami 5 4 4,5 Sangat baik 3. Kemudahan bahasa untuk dipahami Baik 4. Kecukupan ukuran flipchart Sangat baik 5. Penggunaan warna tidak melelahkan mata Sangat baik 6. Kemenarikan penggunaan gambar Sangat baik 7. Bentuk papan penyangga Baik 8. Pilihan warna papan penyangga Baik 9. Tata letak tulisan dan gambar 5 4 4,5 Sangat baik 10. Keterbacaan jenis huruf latin (Comic Sans MS) Sangat baik 11. Keterbacaan jenis huruf arab Sangat baik 12. Keterbacaan ukuran huruf Sangat baik 13. Kemenarikan penyajian keseluruhan 5 4 4,5 Sangat baik 14. Ketahanan bahan kertas Baik 15. Ketahanan bahan kayu penyangga 4 5 4,5 Sangat baik 16. Kemudahan penyiapan dan menyimpan media Baik 17. Kemudahan penggunaan (membalik) Baik 18. Kemudahan petunjuk untuk dipahami 5 4 4,5 Sangat baik Jumlah skor ,50 Rata-rata skor 4,52 Kriteria Sangat baik Data hasil penilaian angket tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor yang diperoleh sebesar 81,5 dengan skor rata-rata 4,52. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam tabel konversi data kuantitatif ke data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. c. Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Terbatas Dalam rangka mendapatkan data yang berkaitan dengan kelayakan produk media flipchart yang dikembangkan, selain menggunakan angket peneliti juga menggali data dari hasil observasi 111

126 yang dilakukan peneliti sendiri. Berikut disajikan hasil data observasi yang dapat dillihat dalam tabel berikut: Tabel 11. Hasil observasi Minat Dua Santri pada Uji Coba Lapangan Terbatas No Aspek pengamatan Ketertarikan santri dengan materi pembelajaran Ketertarikan santri pada media pembelajaran Santri mendengarkan pembelajaran dengan baik Santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi Santri cepat memahami materi yang disajikan dengan media Observat or pengamatan Ya Tidak % Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti 100 d. Revisi dan Saran Dalam uji lapangan terbatas yang dilakukan, peneliti mencoba mendapatkan data yang lebih mendalam selain dari hasil penilaian angket dalam bentuk skor. Dalam angket yang dibagikan kepada kedua responden peneliti menyediakan tempat khusus untuk menuliskan saran dan komentar mereka mengenai media flipchart yang dikembangkan. Berikut ini saran maupun komentar yang responden berikan: 1) Warnanya bagus dan menarik, mudah dipahami. 2) Menyenangkan, gambarnya bagus contohnya mudah dipahami. Seperti yang dapat dilihat, saran maupun komentar yang diberikan tidak menunjukkan indikasi yang mengarah pada revisi 112

127 dan perbaikan lanjut untuk media flipchart yang dikembangkan. Para responden memberikan tanggapan yang positif. Selain tanggapan yang diberikan para responden uji coba lapangan terbatas yang dalam hal ini para santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams, peneliti juga meminta pendapat pengajar U tentang media flipchart yang dikembangkan peneliti. Pengajar U mengatakan bahwa media yang dikembangkan sudah baik dan membantu sekali dalam menyampaikan materi khususnya dalam pembelajaran ilmu tajwid. Hasil penilaian uji coba lapangan terbatas baik berupa skor angka maupun tanggapan sama-sama menunjukkan hasil yang baik. Pada tabel 10 menunjukkan skor penilaian yang diperoleh sebesar 4,52 dan masuk pada kriteria Sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media flipchart yang diujicobakan lapangan terbatas ini sudah tidak memerlukan revisi kembali dan dapat dilanjutkan pada uji coba lapangan tahap selanjutnya. 2. Deskripsi Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dan Revisi Produk II Uji coba lapangan kelompok kecil bertempat di TPQ Asy-Syams Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo. Pelaksanaan uji coba berlangsung pada tanggal 7 April Subyek uji coba tahap ini ialah para santri kelas Al-Qur an. 113

128 a. Subyek uji coba lapangan kelompok kecil Subyek yang terlibat dalam uji coba lapangan kelompok kecil berjumlah lima orang santri kelas Al-Qur an TPQ Asy-Syams yang diantaranya dua santri putra dan tiga santri putri. Lima orang subyek tersebut adalah: Lela Sari, Syifa Rang Hayu Ningrum, Adi Dwi Cahyono, Oktaviami Tuti Rahayu, dan Muhammad Fathin Abdulkhoir. Subyek tersebut dipilih untuk menjadi responden pengisian angket dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pemilihan berdasar pada prestasi belajar santri di kelas Al-Qur an, yaitu tinggi dan rendah. Dalam pemilihan subyek uji coba tersebut peneliti dibantu oleh seorang pengajar kelas Al-Qur an. b. Hasil angket uji coba lapangan kelompok kecil Data penilaian pengisian angket oleh subyek uji coba pada uji coba lapangan awal (lihat lampiran 6) disajikan dalam tabel berikut: 114

129 Tabel 12. Hasil penilaian uji coba lapangan kelompok kecil No. Indikator Jumlah Rata -rata Kriteria 1. Kemudahan materi untuk dipahami 20 4 Baik 2. Kemudahan penggunaan contoh untuk dipahami 20 4 Baik 3. Kemudahan bahasa untuk dipahami 23 4,6 Sangat baik 4. Kecukupan ukuran flipchart 22 4,4 Sangat baik 5. Penggunaan warna tidak melelahkan mata 21 4,2 Sangat baik 6. Kemenarikan penggunaan gambar 24 4,8 Sangat baik 7. Bentuk papan penyangga 24 4,8 Sangat baik 8. Pilihan warna papan penyangga 23 4,6 Sangat baik 9. Tata letak tulisan dan gambar 21 4,2 Sangat baik 10. Keterbacaan jenis huruf latin (Comic Sans MS) 24 4,8 Sangat baik 11. Keterbacaan jenis huruf arab 24 4,8 Sangat baik 12. Keterbacaan ukuran huruf 24 4,8 Sangat baik 13. Kemenarikan penyajian keseluruhan 24 4,8 Sangat baik 14. Ketahanan bahan kertas 23 4,6 Sangat baik 15. Ketahanan bahan kayu penyangga 21 4,2 Sangat baik 16. Kemudahan penyiapan dan menyimpan media 24 4,8 Sangat baik 17. Kemudahan penggunaan (membalik) 24 4,8 Sangat baik 18. Kemudahan petunjuk untuk dipahami 22 4,4 Sangat baik Jumlah skor ,6 Rata-rata skor 4,53 Kriteria Sangat baik Data hasil penilaian angket tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor yang diperoleh sebesar 81,6 dengan skor rata-rata 4,53. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam tabel konversi data kuantitatif ke data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. c. Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Terbatas Dalam rangka mendapatkan data yang berkaitan dengan kelaikan produk media flipchart yang dikembangkan, selain menggunakan angket peneliti juga menggali data dari hasil observasi 115

130 yang dilakukan peneliti sendiri. Berikut disajikan hasil data observasi yang dapat dillihat dalam tabel berikut: Tabel 13. Hasil observasi Minat Lima Santri Selama pada Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil No Aspek pengamatan Ketertarikan santri dengan materi pembelajaran Ketertarikan santri pada media pembelajaran Santri mendengarkan pembelajaran dengan baik Santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi Santri cepat memahami materi yang disajikan dengan media Observat or pengamatan Ya Tidak % Peneliti 90 Peneliti 100 Peneliti 90 Peneliti 100 Peneliti 80 d. Revisi dan Saran Dari pengisian angket yang diberikan para responden terdapat beberapa tanggapan tertulis yang mereka sampaikan berkaitan dengan produk media flipchart. Pada umumnya mereka memberikan komentar yang baik. Berikut ini adalah beberapa saran dan komentar yang mereka berikan: 1) Saya suka dengan warna dan gambarnya, menarik. 2) Gambarnya sudah lumayan jelas, saya jadi lebih paham belajarnya. Tulisannya juga mudah dibaca. Dari tanggapan berupa saran maupun komentar yang diberikan tidak ditemukan adanya permasalahan maupun kekurangan yang menyebabkan diperlukannya revisi untuk media flipchart yang 116

131 dikembangkan karena para responden memberikan tanggapan yang positif. Selain tanggapan yang diberikan para responden uji coba lapangan terbatas yang dalam hal ini para santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams, peneliti juga meminta pendapat pengajar K tentang media flipchart yang dikembangkan peneliti. Pengajar K mengatakan bahwa media yang dikembangkan sudah baik dan mudah untuk dipahami pengajar maupun santri. Hasil penilaian uji coba lapangan kelompok kecil baik berupa skor angka maupun tanggapan sama-sama menunjukkan hasil yang baik. Pada tabel 12 menunjukkan skor penilaian yang diperoleh sebesar 4,53 dan masuk pada kriteria Sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media flipchart yang diujicobakan lapangan kelompok kecil ini sudah tidak memerlukan revisi kembali dan dapat dilanjutkan pada uji coba lapangan tahap selanjutnya. 3. Deskripsi Hasil Uji Coba Luas dan Produk Akhir Uji coba lapangan luas bertempat di TPQ Asy-Syams Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo. Pelaksanaan uji coba berlangsung pada tanggal 9 April Data penilaian yang didapatkan pada uji coba lapangan luas ini diharapkan menjadi uji coba final serta penentu apakah media flipchart sudah benar-benar layak untuk digunakan sebagai alat bantu pembelajaran atau belum. 117

132 a. Subyek uji coba lapangan luas Subyek yang terlibat dalam uji coba lapangan luas berjumlah 15 orang responden yang merupakan santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams, Dengok, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo. b. Hasil angket uji coba lapangan kelompok luas Data penilaian pengisian angket oleh subyek uji coba pada uji coba lapangan luas (lihat lampiran 6) disajikan dalam tabel berikut: Tabel 14. Hasil penilaian uji coba lapangan luas No. Indikator Jumlah Ratarata Kriteria 1. Kemudahan materi untuk dipahami 62 4,14 Sangat baik 2. Kemudahan penggunaan contoh untuk dipahami 63 4,20 Sangat baik 3. Kemudahan bahasa untuk dipahami 66 4,40 Sangat baik 4. Kecukupan ukuran flipchart 67 4,47 Sangat baik 5. Penggunaan warna tidak melelahkan mata 71 4,73 Sangat baik 6. Kemenarikan penggunaan gambar 71 4,73 Sangat baik 7. Bentuk papan penyangga 69 4,60 Sangat baik 8. Pilihan warna papan penyangga 70 4,67 Sangat baik 9. Tata letak tulisan dan gambar 66 4,40 Sangat baik 10. Keterbacaan jenis huruf latin (Comic Sans MS) 66 4,40 Sangat baik 11. Keterbacaan jenis huruf arab 70 4,67 Sangat baik 12. Keterbacaan ukuran huruf 68 4,53 Sangat baik 13. Kemenarikan penyajian keseluruhan 68 4,53 Sangat baik 14. Ketahanan bahan kertas 66 4,40 Sangat baik 15. Ketahanan bahan kayu penyangga 68 4,53 Sangat baik 16. Kemudahan penyiapan dan menyimpan media 66 4,40 Sangat baik 17. Kemudahan penggunaan (membalik) 71 4,73 Sangat baik 18. Kemudahan petunjuk untuk dipahami 70 4,67 Sangat baik Jumlah skor ,20 Rata-rata skor 4,51 Kriteria Sangat baik 118

133 Data hasil penilaian angket tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor yang diperoleh sebesar 81,20 dengan skor rata-rata 4,51. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam tabel konversi data kuantitatif ke data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. c. Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Terbatas Dalam rangka mendapatkan data yang berkaitan dengan kelaikan produk media flipchart yang dikembangkan, selain menggunakan angket peneliti juga menggali data dari hasil observasi yang dilakukan peneliti sendiri. Berikut disajikan hasil data observasi yang dapat dillihat dalam tabel berikut: Tabel 15. Hasil observasi Minat 15 Santri Selama pada Uji Coba Lapangan Luas No Aspek pengamatan Ketertarikan santri dengan materi pembelajaran Ketertarikan santri pada media pembelajaran Santri mendengarkan pembelajaran dengan baik Santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi Santri cepat memahami materi yang disajikan dengan media Observat or pengamatan Ya Tidak % Peneliti 86,67 Peneliti 93,33 Peneliti 86,67 Peneliti 86,67 Peneliti 80 d. Revisi dan Saran Dari pengisian angket yang diberikan para responden terdapat beberapa tanggapan tertulis yang mereka sampaikan berkaitan dengan produk media flipchart. beberapa tanggapan tersebut diantaranya dituliskan sebagai berikut: 119

134 1) Flipchart sudah bagus. Sebaiknya lebih disebarluaskan untuk santri lain agar mereka juga tahu tetang ilmu tajwid. 2) Sudah baik, mudah dibaca dan dipahami. Ukuran huruf sudah sesuai. Dari tanggapan berupa saran maupun komentar yang diberikan pada uji coba lapanga luas ini pun tidak ditemukan adanya permasalahan maupun kekurangan yang menyebabkan diperlukannya revisi untuk media flipchart yang dikembangkan. Para responden memberikan tanggapan yang positif. Selain tanggapan yang diberikan, para responden uji coba lapangan luas yang dalam hal ini para santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams, peneliti juga meminta pendapat pengajar C tentang media flipchart yang dikembangkan peneliti. Pengajar C mengatakan bahwa media yang dikembangkan sudah baik dan mudah untuk digunakan sebagai media pembelajaran, media juga sudah dapat mencakup jumlah santri (15 orang). Hasil penilaian uji coba lapangan luas berupa skor angka maupun tanggapan sama-sama menunjukkan hasil yang baik. Pada tabel 14 menunjukkan skor penilaian yang diperoleh sebesar 4,51 dan masuk pada kriteria Sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media flipchart yang diujicobakan lapangan luas ini sudah tidak memerlukan revisi kembali dan dapat dilanjutkan pada uji coba lapangan tahap selanjutnya. 120

135 B. Pembahasan dan Hasil Akhir Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid Al-Qur an. Hasil penelitian awal memperlihatkan bahwa diperlukannya pengembangan media khususnya untuk materi ilmu tajwid yang dapat memudahkan pengajar dan santri dalam memahami dan memahamkan materi ilmu tajwid dengan penjelasan yang lebih konkrit. Sesuai pernyataan Dina Indriana (2011) yang mengungkapkan bahwa media pembelajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berpikir, sehingga mengurangi pola pengajaran verbal. Selain itu ia pun mengungkapkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar. Media flipchart yang dikembangkan ditujukan untuk para santri kelas Al-Qur an di TPQ Asy-Syams yang masih memiliki rentang usia rendah yaitu 6-10 tahun dimana pada rentang usia tersebut seseorang masih belum mampu menyerap pengetahuan yang bersifat abstrak. Seperti yang diungkapkan Asri Budiningsih (2005) bahwa pada dasarnya anak dengan usia 6-10 tahun masih sangat bergantung pada penggunaan simbol dan bahasa tanda, serta masih sangat memerlukan penggambaran secara konkrit untuk membantu proses pemahaman pengetahuan baru yang datang dari luar dirinya. Dari sinilah peneliti menganggap media penting digunakan dalam proses pembelajaran ilmu tajwid dimana materi ilmu tajwid diakui para santri di TPQ Asy-Syams sebagai materi yang sulit untuk dipahami. Dalam mengembangkan media tersebut peneliti lebih banyak memanfaatkan software komputer berupa aplikasi CorelDraw X6 dan aplikasi 121

136 Photoshop untuk membuat desain utama pada lembaran-lembaran flipchart. Sedangkan untuk pembuatan papan penyangga peneliti menyesuaikan dengan bentuk flipchart yang dikembangkan. Seperti yang telah diketahui, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media flipchart yang layak digunakan dalam proses pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran ilmu tajwid. Untuk mengetahui kelayakan media yang dikembangkan, peneliti melakukan beberapa tahap uji kelayakan media melalui uji validasi ahli media dan ahli materi serta uji coba lapangan terbatas, uji coba lapangan kelompok kecil, dan uji coba lapangan luas. Validasi ahli materi dilakukan sebanyak tiga tahap. Tahap pertama mendapat rata-rata skor 3,1 dan mendapat kriteria Cukup. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat beberapa indikator yang mendapat penilaian dengan kriteria cukup sebanyak 9 butir dari 10 butir yang ada, diantaranya (1) kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, (2) kesesuaian materi dengan usia santri, (3) kemenarikan materi, (4) kejelasan petunjuk belajar dan penggunaan, (5) cakupan isi materi terhadap kebutuhan pembelajaran, (6) kemudahan penyajian materi, (7) keruntutan alur materi, dan (8) penggunaan bahasa untuk dipahami santri, (9) penggunaan gambar pendukung materi. Sebagaimana yang diungkapkan Dina Indriana (2011:50), bahwa media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai. Ahli materi merasa materi yang dirumuskan peneliti masih belum memenuhi standar pencapaian dari kesembilan indikator tersebut. Selain itu, menurut 122

137 Sadiman, dkk., (2005) media seharusnya dapat memperjelas suatu masalah dalam suatu bidang kajian tertentu sehingga adanya masalah yang semula sulit dipahami santri menjadi lebih konkrit dengan adanya media pembelajaran. Dari penilaian yang ada materi yang dirumuskan masih membingungkan dan belum dapat menggambarkan permasalahan dengan jelas. Ahli materi khawatir nantinya media flipchart yang dikembangkan bukannya mempermudah namun justru sebaliknya malah akan mempersulit penggunanya, yang dalam hal ini adalah pengajar dan santri TPQ Asy-Syams. Oleh karena itu, ahli materi pun memberikan penilaian bahwa penilaian media tahap I belum layak untuk diujicobakan. Melihat penilaian materi tahap I belum sesuai validasi dilanjutkan ke tahap II, setelah direvisi sesuai yang diberikan ahli materi pada tahap I. didapatkan skor rata-rata 3,7 dengan kriteria Baik. Dari hasil skor tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari yang semula cukup menjadi baik. Dari 10 butir yang ada, masih terdapat 3 butir yang mendapatkan penilaian cukup. Ketiga butir tersebut ialah (1) kejelasan dari petunjuk belajar dan penggunaan, (2) keruntutan alur materi, dan (3) penggunaan bahasa untuk dipahami santri. Menurut ahli materi penulisan pentunjuk belajar masih belum jelas, keruntutan alur materinya juga belum terstruktur dengan baik, penggunaan bahasa dalam setiap penjelasan masih kurang tepat dengan sasaran pengguna. Untuk itu, pada tahap II ini pun ahli materi masih menganggap bahwa media flipchart belum layak diujicobakan. 123

138 Selanjutnya validasi media pada ahli materi dilanjutkan ke tahap III dengan hasil rata-rata skor 4,50 dan sudah masuk kriteria Sangat baik. Kedua aspek, yaitu aspek pembelajaran maupun aspek isi materi menunjukkan peningkatan penilaian dengan rincian 5 butir mendapat penilaian baik dan 5 butir mendapat penilaian sangat baik. Hal tersebut dikarenakan semua bagian yang semula masih belum sesuai telah diperbaiki sesuai saran dari ahli materi. Akhirnya pada validasi media tahap III ini, ahli media menyatakan bahwa media yang dikembangkan telah layak untuk diujicobakan dari segi pembelajaran dan isi materi. Selanjutnya peneliti melakukan validasi media kepada ahli media sebanyak dua tahap. Tahap I mendapat rata-rata skor 3,36 dengan kriteria Baik. Terdapat beberapa butir indikator penilaian yang mendapat penilaian kurang yaitu (1) pilihan warna pada layout, (2) komposisi letak gambar dan teks, (3) kualitas bahan kertas, (4) kesesuaian gambar pendukung materi, (5) kemudahan penggunaan, (6) kemudahan membawa. Menurut Azhar Arsyad (2006: 107), pengembangan media hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna. Pilihan warna pada layout masih terlalu terang sehingga cepat melelahkan mata. Komposisi letak gambar dan tulisan pada media flipchart yang dikembangkan pun dianggap masih belum terstruktur dengan baik. Kualitas bahan kertas yang digunakan masih terlalu tebal sehingga menyulitkan untuk membalik kertas. Kemudahan dalam membawanya juga 124

139 kurang praktis. Dalam penilaian media tahap I ini ahli media menyatakan bahwa media yang dikembangkan masih belum layak untuk diujicobakan. Pada validasi media tahap II diperoleh rata-rata skor 4,29 dan mendapat kriteria Sangat baik. Penilaian tersebut menunjukkan peningkatan dari semua aspek yang sebelumnya dianggap masih kurang. Setiap butir indikator penilaian memperlihatkan peningkatan dari yang semula cukup menjadi baik dan dari yang semula baik menjadi sangat baik. Hal tersebut dikarenakan peneliti telah melakukan perbaikan dan penyempurnaan media sesuai saran yang diberikan ahli media pada validasi tahap sebelumnya. Pada validasi tahap II ini ahli media menyatakan bahwa media flipchart yang dikembangkan telah layak untuk diujicobakan ke lapangan uji coba. Pada penilaian tahap uji coba lapangan terbatas diperoleh jumlah total keseluruhan skor sebesar 81,50 dengan rata-rata skor 4,52. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. Kedua subjek uji coba memberikan penilaian baik dan sangat baik pada pengisian lembar penilaian produk. Para santri menyatakan bahwa media flipchart mudah untuk dipahami dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Media flipchart yang dikembangkan ini banyak menggunakan simbol-simbol dan gambar. Hal tersebut tentu yang membuat santri lebih tertarik dalam belajar ilmu tajwid. Hasil pengamatan uga menunjukkan penilaian yang baik. Aspek pengamatan tersebut diantaranya (1) ketertarikan santri dengan materi pembelajaran, (2) ketertarikan santri dengan media pembelajaran, (3) santri mendengarkan pembelajaran dengan baik, (4) 125

140 santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi, (5) santri cepat memahami materi yang disajikan. Dari lima aspek pengamatan kedua santri menunjukkan penilaian 100%. Para santri terlihat tertarik dengan media flipchart yang digunakan, hal tersebut terlihat dari cara mereka duduk dan mendengarkan materi terlihat lebih tenang dari biasanya. Mereka juga cukup antusias ketika diberikan pertanyaan oleh pengajar mengenai materi ilmu tajwid yang tengah diajarkan, mereka memberikan tanggapan yang cepat dengan jawaban yang benar. Dari uji coba lapangan terbatas ini tidak ditemukan adanya kekurangan sehingga dianggap telah layak tidak diperlukan revisi. Pada uji coba lapangan kelompok kecil mendapat jumlah total keseluruhan skor sebesar 81,60 dengan skor rata-rata 4,53. Skor tersebut apabila dikonversikan ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. Kelima santri memberikan penilaian baik dan sangat baik. Hasil pengamatan pun menunjukkan kondisi yang cukup tenang. Para santri mendengarkan pelajaran dengan antusiasme yang cukup tinggi. Ada dua santri putra yang kurang begitu memperhatikan namun ketika ditanya ternyata mereka bisa menjawab dengan benar meskipun dengan respon yang kurang cepat. Secara umum, para santri dapat memahami materi dengan baik melalui penggunaan media flipchart tersebut. Pada uji coba lapangan kelompok kecil ini media flipchart telah layak dan tidak memerlukan revisi lebih lanjut. Pada uji coba lapangan luas mendapat jumlah total keseluruhan skor sebesar 81,20 dengan skor rata-rata 4,51. Skor tersebut apabila dikonversikan 126

141 ke dalam data kualitatif termasuk dalam kriteria Sangat baik. Secara umum para santri memberikan penilaian baik dan sangat baik. Menurut mereka warna yang digunakan tidak melelahkan mata, penggunaan gambar membuat mereka tertarik untuk belajar, jenis huruf mudah dibaca, serta mudah untuk digunakan. Untuk hasil pengamatannya, para santri terlihat tenang dan menunjukkan sikap serius meskipun jumlah mereka lebih banyak dari uji coba sebelumnya. Terdapat beberapa santri yang tekun sekali mendengarkan, bahkan ada yang cepat menangkap pelajaran sehingga pengajar memintanya untuk membantu beberapa temannya yang masih kurang paham. Secara umum, para santri sudah memahami pelajaran dengan lebih baik dari sebelumnya meskipun masih terdapat beberapa anak yang menunjukkan respon yang kurang cepat. Namun, mereka mengaku sudah lebih mengerti dan merasa lebih mudah belajar menggunakan media flipchart dibandingkan sebelumnya ketika diajarkan secara verbal saja. Dari hasil uji coba lapangan luas media flipchart dinyatakan telah layak dan sudah tidak memerlukan revisi. Dari hasil tanggapan para santri mengenai media flipchart, hampir seluruhnya menunjukkan respon yang sama. Mereka menyatakan bahwa media yang dikembangkan menarik dan mudah dipahami dengan adanya ilustrasi gambar dan contoh yang jelas. Hal tersebut menjadi kelebihan utama media flipchart dalam perannya sebagai media pembelajaran. Adanya rasa ketertarikan santri dengan media menunjukkan adanya dorongan dalam belajar sehingga pada akhirnya didapatkan hasil belajar yang lebih baik dari 127

142 sebelumnya, seperti peningkatan pemahaman tentang ilmu tajwid. Meski media tersebut terlihat sederhana, namun penggunaan pada sasaran yang tepat dan didukung dengan penyajian yang baik seperti pemilihan warna, penggunaan ilustrasi gambar, serta penyertaan contoh yang jelas menjadikan media ini layak untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam penggunaannya, media flipchart ini cukup mudah digunakan baik ketika menyiapkannya, selama proses pembelajarannya dan setelah selesai digunakan. Dalam menyiapkan pengajar hanya perlu membuka kaki papan penyangganya, kemudian menjelaskan dengan cara membalik lembaran kertas flipchart. Setelah selesai menggunakan pengajar dapat melipatnya kembali dan menyimpannya. Kelebihan lain dari media flipchart ini adalah dapat digunakan sewaktu-waktu untuk pembelajaran ilmu tajwid. Santri pun dapat mempelajari kembali bagian-bagian mana saja yang masih belum dipahaminya tanpa merasa malas karena harus mencatat di buku catatan seperti yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Terdapat satu kekurangan untuk media flipchat ini, yaitu dari segi kepraktisan. Media ini memiliki bentuk yang cukup besar dan lebar khususnya pada bagian papan penyangga, hal ini sedikit menyulitkan pengguna ketika ingin membawa maupun memindahkannya. Namun, media ini masih cukup praktis karena flipchart tetap dapat menyatu dengan papan penyangga jadi tidak perlu membawanya secara terpisah karena akan lebih merepotkan. 128

143 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGEMBANGAN A. Kesimpulan Media flipchart dinilai telah layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran khususnya dalam memahami ilmu tajwid terutama makhraj huruf, mulai dari jenis-jenis makhraj huruf, arti tiap jenis makhraj huruf, dan bagaimana perbedaan cara membaca antara makhraj yang satu dengan yang lain. Berdasarkan hasil pengembangan media flipchart Asiknya Belajar Ilmu Tajwid Al-Qur an dengan materi berisi tentang ilmu tajwid untuk kelas Al- Qur an di Taman Pendidikan Al-Qur an Asy-Syams, peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan proses pengembangan media dimulai dari proses pembuatan awal sampai uji coba kelayakan produk media akhir sudah dinilai Layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran ilmu tajwid Al-Qur an di TPQ Asy-Syams Kulon Progo. B. Saran Pengembangan Berdasarkan hasil penelitian telah dinyatakan bahwa media flipchart untuk materi ilmu tajwid khususnya materi makhraj huruf di kelas Al-Qur an TPQ Asy-Syams sudah divalidasi oleh ahli dan sudah sangat baik setelah diujicobakan, maka disarankan: 1. Saran Pemanfaatan Media Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan produk media fllipchart ini antara lain: 129

144 a. Bagi sekolah/tpq, diharapkan dapat memanfaatkan media flipchart tersebut dalam proses pembelajaran, dengan begitu proses pembelajaran akan lebih menarik dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada para santri. b. Bagi guru/ustadz taman pendidikan Al-Qur an (TPQ), agar dapat memanfaatkan media flipchart ini sebagai sarana mengajar dalam proses pembelajaran. c. Bagi siswa/santri taman pendidikan Al-Qur an (TPQ), agar bisa memanfaatkan media flipchart ini sebagai sumber belajar. d. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, untuk lebih dapat mengembangkan media-media pembelajaran dalam bentuk yang beragam sehingga dapat menambah nilai kebermanfaatan bagi media itu sendiri maupun ilmu yang disampaikan melalui media yang dikembangkan tersebut. 2. Saran Pengembangan Produk dan Penelitian Lanjutan Untuk pengembangan produk lanjutan, diajukan saran-saran sebagai berikut: a. Pengembangan lanjutan perlu dilakukan agar media flipchart ini dapat menjadi lebih baik lagi jika ingin digunakan sebagai media pembelajaran, seperti unsur kepraktisan dan fleksibilitas dalam pengemasan tampilan sehingga mudah untuk dibawa/dipindahkan. 130

145 b. Perlu diupayakan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keefektifan media dalam pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas maupun penelitian eksperimen. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan media flipchart memiliki beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu: 1. Penelitian pengembangan ini hanya mengungkapkan tanggapan dan masukan siswa/santri terhadap media flipchart, sehingga tidak mengungkapkan pengaruh efektivitas dari penggunaan media flipchart itu sendiri. 2. Penelitian pengembangan media flipchart ini pada dasarnya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lagi untuk materi yang berbeda. Dalam hal ini peneliti hanya mengambil dua sub materi tentang ilmu tajwid, yaitu makhraj huruf dan hukum-hukum bacaan. 131

146 DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdur Rauf. (2010). Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara Aplikatif. Jakarta Timur: Markaz Al-Qur an. AECT. (1994). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Anik Ghufron. (2007). Panduan Penelitian dan Pengembangan, Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY. Arief S. Sadiman, dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Borg, W. R. and Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc. C. Asri Budiningsih. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta. Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press. I Wayan Santyasa. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah, disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, dan SMK tanggal Januari 2009, di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Januszewski & M. Molenda. (2008). Educational Techonology: A Definition with Commentary. New York & London: Lawrence Erlbraum Associates (terjemahan). Kustandi Cecep, dkk. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia. Muhammad Ahmad Abdullah. (2009). Metode Cepat dan Efektif Menghafal Al- Qur an Al-Karim. Yogyakarta: Garailmu. Muhammad Sholihuddin. (2009). Tahsinul Qur an: Pedoman Memperbaiki Bacaan Al-Qur an. Yogyakarta: Daarul Firdaus. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nusa Putra. (2012). Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Penerjemah: Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardjo dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: AECT/UNJ. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. 132

147 Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Teknologi Pendidikan PPs UNY Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 133

148 LAMPIRAN 1 : Silabus (Jadwal Pembelajaran TPQ Asy-Syams) 134

149 JADWAL PEMBELAJARAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS DENGOK, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO No. Hari Waktu Kelas Pembelajaran Pengenalan iqra jilid 1-2, cerita Alif kisah nabi, menulis huruf hijaiyah 1. Selasa Kamis Sabtu Ba Ta Alif Ba Ta Alif Ba Membaca iqra jilid 3-6, hafalan do a sehari-hari Qira ati qur an, pembelajaran ilmu tajwid, hafalan salat Pengenalan iqra jilid 1-2, hafalan do a sehari-sehari Membaca iqra jilid 3-6, hafalan surat-surat pendek Qira ati qur an, pembelajaran ilmu tajwid, hafalan surat-surat jus 30 Pengenalan iqra jilid 1-2, pengenalan salat dan wudhu Membaca iqra jilid 3-6, hafalan salat/fashalatan Ta Qira ati qur an, pembelajaran ilmu tajwid, hafalan do a 135

150 LAMPIRAN 2 : Pedoman observasi dan pedoman wawancara Hasil observasi dan wawancara 136

151 PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA A. Pedoman Observasi 1. Observasi Awal No. Aspek pengamatan 1. Ketersediaan lampu/penerangan 2. Ketersediaan meja 3. Ketersediaan buku ilmu tajwid 4. Ketersediaan papan tulis (whiteboard) 5. Ketersediaan alat bantu pembelajaran lain 6. Ketersediaan ruangan yang luas 7. Proses pembelajaran ilmu tajwid di TPQ 8. Keadaan santri ketika pembelajaran berlangsung 2. Observasi Uji Coba No Aspek pengamatan 1. Ketertarikan santri dengan materi pembelajaran 2. Ketertarikan santri pada media pembelajaran 3. Santri mendengarkan pembelajaran dengan baik 4. Santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi 5. Santri cepat memahami materi yang disajikan dengan media 137

152 B. Pedoman Wawancara Semiterstruktur 1. Pengajar a. Bagaimana ketersediaan media untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ? b. Bagaimana penyampaian pembelajaran ilmu tajwid di TPQ? c. Kesulitan yang dihadapi pengajar maupun santri dalam pembelajaran ilmu tajwid tanpa menggunakan media? d. Perlukah menggunakan media dalam proses pembelajaran ilmu tajwid? 2. Santri a. Apakah kalian sudah mengetahui dan memahami materi ilmu tajwid dengan baik? b. Apakah ada kesulitan dalam mempelajari ilmu tajwid? c. Perlukah menggunakan media pembelajaran untuk belajar ilmu tajwid? 138

153 HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA A. Hasil Observasi 1. Observasi Awal No Aspek pengamatan Observator Hasil pengamatan Ada Tidak 1. Ketersediaan lampu/penerangan yang cukup Peneliti 2. Ketersediaan meja santri dan pengajar Peneliti 3. Ketersediaan buku ilmu tajwid untuk santri Peneliti 4. Ketersediaan papan tulis/whiteboard Peneliti 5. Ketersediaan alat bantu pembelajaran selain papan tulis Peneliti 6. Ketersediaan ruangan kelas Peneliti 2. Observasi Uji Coba No Aspek pengamatan Ketertarikan santri dengan materi pembelajaran Ketertarikan santri pada media pembelajaran Santri mendengarkan pembelajaran dengan baik Santri antusias ketika ditunjuk pengajar untuk belajar materi Santri cepat memahami materi yang disajikan dengan media Observa tor pengamatan Tida Ya k % Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti 100 Peneliti

154 B. Hasil Wawancara 1. Pengajar K: P: Assalamu alaikum. Maaf mengganggu waktunya sebentar. Mau tanya apakah disini tersedia media untuk membantu pembelajaran ilmu tajwid? K: Wa alaikumsalam. Media kita hanya memanfaatkan papan tulis (whiteboard). P: Sumber belajarnya menggunakan apa, Mas? K: Sumber belajar kita menggunakan buku saja. P: Tadi saya lihat para santri tidak menggunakan buku pegangan atau memang untuk pengajarnya saja? K: Buku itu memang hanya untuk pengajarnya mbak karena hanya punya satu. P: Lalu bagaimana cara Mas menyampaikan materi ilmu tajwid? K: Ya saya sampaikan sesuai sumbernya, nanti untuk contoh penulisan atau beberapa gambar saya tunjukkan melalui papan tulis. P: Apakah tidak merasa kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut? K: Sulit mbak apalagi yang diajari itu masih anak-anak, jadi seperti gambar itu ya saya gambarkan apa adanya saja semampu saya. P: Para santri mengerti apa yang disampaikan? K: Beberapa mungkin bisa menangkap pelajaran, tapi banyak juga yang kelihatannya kurang memperhatikan jadinya saat ditanya mereka tidak bisa menjawab. P: Kira-kira perlu dibantu dengan media pembelajaran untuk mengajarkan ilmu tajwid ini atau sudah cukup dengan papan tulis saja? K: Ya sebenarnya perlu Mbak, karena jujur saya sendiri masih sering kesulitan saat menyampaikan materinya. P: Baik, Mas. Terimakasih atas waktunya. Assalamu alaikum. 2. Santri H: P: Assalamu alaikum, Dek. Mbak mau tanya, kamu sudah tahu ilmu tajwid? A: Tahu, Mbak. P: Sudah paham semua materi ilmu tajwid? A: Mmm, sedikit-sedikit. P: Coba kalau makhraj huruf Ain letaknya dimana? A: Mmm. Lupa, Mbak. P: Pasti kamu tidak memperhatikan pelajarannya ya? A: Memperhatikan, Mbak. Tapi tetep nggak paham karena materinya susah. Tadi ditunjukkan cara membacanya tapi lupa lagi. P: Ditunjukkan pakai apa? A: Ya ustadznya kan menjelaskan terus sambil ditunjukkin cara membaca pakai ucapan sambil nunjuk-nunjuk tenggorokan. P: Berarti tidak pakai media ya. Kira-kira perlu tidak menjelaskan ilmu tajwid pakai gambar-gambar biar lebih jelas? A: Perlu, Mbak. Karena kalau hanya ditulis pakai tangan kurang jelas gambarnya. P: Oke. Makasih ya atas waktunya. Assalamu alaikum. 140

155 LAMPIRAN 3: Dokumentasi Observasi Awal dan Wawancara 141

156 DOKUMENTASI OBSERVASI AWAL DAN WAWANCARA 1. Dokumentasi Observasi Awal 2. Dokumentasi Wawancara Pengajar 3. Dokumentasi Wawancara Santri 142

157 LAMPIRAN 4: Hasil Validasi Instrumen oleh Dosen Pembimbing Hasil Penilaian oleh Ahli Materi Hasil Penilaian oleh Ahli Media Hasil Penilaian Produk Media oleh Santri 143

158 144

159 145

160 INSTRUMEN PENILAIAN AHLI MATERI Judul : Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid Materi Pembelajaran : Agama Islam Sasaran : Santri taman pendidikan al-qur an usia 6-10 tahun Tujuan : Memudahkan santri belajar ilmu tajwid al-qur an Penyusun : Perdana Linda Budi Winarsih Bapak/Ibu yang terhormat, Melalui lembar instrument ini kami mohon bantuan serta kesediaannya mengisi angket yang telah tersedia. Angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat serta penilaian Bapak/Ibu selaku ahli materi mengenai media flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid. Pendapat, kritik, maupun saran yang Bapak/Ibu berikan akan sangat bermanfaat bagi perbaikan serta peningkatan kualitas media flipchart yang tengah dikembangkan tersebut. Untuk itu, atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terimakasih. Identitas Ahli Materi Nama : Drs. Suparlan, M. Pd. I. Jabatan : Dosen Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Petunjuk pengisian angket: 1. Sebelum mengisi angket dimohon Bapak/Ibu untuk membaca dan mencermati Garis Besar Isi Materi (GBIM) ilmu tajwid berupa pokok bahasan materi berikut submateri yang diberikan. 2. Setelah selesai barulah mencermati tiap poin pertanyaan yang terdapat dalam tabel yang sudah disediakan. 3. Mohon diisi dengan membubuhkan tanda centang ( ) pada kolom yang sudah disediakan. Keterangan indikator penilaian: 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Tidak Baik. 146

161 147

162 148

163 INSTRUMEN PENILAIAN AHLI MEDIA Nama Produk : Media Flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid Materi Pembelajaran : Agama Islam Sasaran : Santri taman pendidikan al-qur an usia 6-10 tahun Tujuan : Memudahkan santri belajar ilmu tajwid al-qur an Perancang : Perdana Linda Budi Winarsih Bapak/Ibu yang terhormat, Melalui lembar instrument ini kami mohon bantuan serta kesediaannya mengisi angket yang telah tersedia. Angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat serta penilaian Bapak/Ibu selaku ahli media mengenai media flipchart Asyiknya Belajar Ilmu Tajwid. Pendapat, kritik, maupun saran yang Bapak/Ibu berikan akan sangat bermanfaat bagi perbaikan serta peningkatan kualitas media flipchart yang tengah dikembangkan tersebut. Untuk itu, atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terimakasih. Identitas Ahli Media Nama : Isniatun Munawaroh, M. Pd. Jabatan : Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Petunjuk pengisian angket: 1. Sebelum mengisi angket dimohon Bapak/Ibu untuk mencermati media secara menyeluruh. 2. Setelah selesai barulah mencermati tiap poin pertanyaan yang terdapat dalam tabel yang sudah disediakan. 3. Mohon diisi dengan membubuhkan tanda centang ( ) pada kolom yang sudah disediakan. Keterangan indikator penilaian: 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Tidak Baik. 149

164 150

165 151

166 152

167 153

168 154

169 LAMPIRAN 5: Dokumentasi Pengembangan Produk Dokumentasi Uji Validasi Ahli Materi Dokumentasi Uji Validasi Ahli Media Dokumentasi Revisi Produk Media 155

170 DOKUMENTASI PENGEMBANGAN PRODUK DAN UJI VALIDASI PRODUK PADA AHLI MATERI DAN MEDIA 1. Pengembangan Produk Media Flipchart 2. Uji Validasi Produk Pada Ahli Materi 3. Uji Validasi Produk Pada Ahli Media 156

171 DOKUMENTASI REVISI PRODUK MEDIA SEBELUM DIUJICOBAKAN 1. Revisi warna 2. Revisi gambar judul 3. Revisi jenis kertas yang digunakan 157

172 4. Revisi penataan pesan 5. Revisi gambar materi 158

173 LAMPIRAN 6: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas Rekapitulasi Hasil Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil Rekapitulasi Hasil Uji Coba Lapangan Luas 159

174 TABEL REKAPITULASI SKOR HASIL UJI COBA LAPANGAN TERBATAS No Indikator Kemudahan materi untuk dipahami Kemudahan penggunaan contoh untuk dipahami Kemudahan bahasa untuk dipahami Kecukupan ukuran flipchart Penggunaan warna tidak melelahkan mata Kemenarikan penggunaan gambar SANTRI RW HI Jumlah Ratarata ,5 Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik 7 Bentuk papan penyangga Baik Pilihan warna papan penyangga Tata letak tulisan dan gambar Keterbacaan jenis huruf latin (Comic Sans MS) Keterbacaan jenis huruf arab Baik , Keterbacaan ukuran huruf Kemenarikan penyajian keseluruhan ,5 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik 14 Ketahanan bahan kertas Baik Ketahanan bahan kayu penyangga Kemudahan penyiapan dan menyimpan media Kemudahan penggunaan (membalik) Kemudahan petunjuk untuk dipahami ,5 Sangat Baik Baik Baik ,5 Jumlah ,50 Rata-rata 4,61 4,44 4,52 Nilai/ Kriteria A (Sangat Baik) Sangat Baik 160

175 TABEL REKAPITULASI SKOR HASIL UJI COBA LAPANGAN KELOMPOK KECIL No Indikator Kemudahan materi untuk dipahami Kemudahan penggunaan contoh untuk dipahami Kemudahan bahasa untuk dipahami Kecukupan ukuran flipchart Penggunaan warna tidak melelahkan mata Kemenarikan penggunaan gambar SANTRI LS SRH ADC OTR MF Jumlah Ratarata Kriteria ,00 Baik ,00 Baik , , , ,80 7 Bentuk papan penyangga , Pilihan warna papan penyangga Tata letak tulisan dan gambar Keterbacaan jenis huruf latin (Comic Sans MS) Keterbacaan jenis huruf arab Keterbacaan ukuran huruf Kemenarikan penyajian keseluruhan , , , , , ,80 14 Ketahanan bahan kertas , Ketahanan bahan kayu penyangga Kemudahan penyiapan dan menyimpan media Kemudahan penggunaan (membalik) Kemudahan petunjuk untuk dipahami , , , ,40 Jumlah ,60 Rata-rata 4,55 4,44 4,50 4,61 4,55 4,53 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Nilai/ Kriteria A (Sangat Baik) 161

176 TABEL REKAPITULASI SKOR HASIL UJI COBA LAPANGAN LUAS No. Santri Penilaian Terhadap Indikator Ratarata Jumlah Kriteria ,50 A ,39 A ,50 A ,55 A ,55 A ,55 A ,34 A ,50 A ,50 A ,61 A ,61 A ,61 A ,55 A ,45 A ,45 A Jumlah ,66 Ratarata 4,14 4,20 4,40 4,47 4,73 4,73 4,60 4,67 4,40 4,40 4,67 4,53 4,53 4,40 4,53 4,40 4,73 4,67 81,20 4,51 Kriteria A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A (Sangat Baik) 162

177 LAMPIRAN 7: Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas, Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil, dan Uji Coba Lapangan Luas 163

178 DOKUMENTASI UJI COBA LAPANGAN 1. Uji Coba Lapangan Terbatas 2. Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil 3. Uji Coba Lapangan Luas 164

PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN

PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN JURNAL SKRIPSI Oleh Perdana Linda Budi Winarsih NIM 10105241024 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1 UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1 لحن الجلي Tertukar huruf/ baris لحن الخفي Tertinggal dengung/ mad/ sifat UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ

Lebih terperinci

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif PEDOMAN WAWANCARA A. KONDISI UMUM 1. Bagaimana sejarah berdirinya TPQ al-ikhsan? 2. Siapa tokoh yang merintis berdirinya TPQ al-ikhsan? 3. Motif apa yang mendasari berdirinya TPQ al-ikhsan? 4. Mengapa

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1 NAMA: KELAS: KBM 1 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas. 2.

Lebih terperinci

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin ( BAB 9 HUKUM BACAAN NUN MATI, TANWIN DAN MIM MATI STANDAR KOMPETENSI 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati 9.1. 9.2. 9.3. KOMPETENSI DASAR Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan

Lebih terperinci

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt SOAL MFQ TAJWID Soal Penyisihan A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt Jawab : memutus suara pada huruf mati selama 2 harakat tanpa nafas 2. Soal :Di antara sifat huruf

Lebih terperinci

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang Dibina Oleh Bpk. Muhammad Mas ud, S.Pd.I

Lebih terperinci

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1 MODUL Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1 I. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami ayat-ayat Al-Qur an tentang Kompetisi dalam kebaikan. II.

Lebih terperinci

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN MODUL KELAS : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN HOME SK/KD PETA KONSEP MATERI EVALUASI Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat Al-Qur an tentang Demokrasi Kompetensi Dasar Membaca Q.S.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL-QUR AN OLEH GURU DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PESERTA DIDIK KELAS IV MI GONDANG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Penulis : Tim Penulis (SD UNGGULAN USWATUH HASANAH) 1. Agus Salim, S.Pd.I 2. Fayumi, M.Pd 3. Neng Tati, S.Pd.I 4. Syarifudin, S.Hum Editor Design & Layout : Syarifudin,

Lebih terperinci

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I QS. AL-A RAF: 56-58 1. Membaca و ل ت ف س د و ف ألر ض ب ع د إ ص لح ه و د ع وه خ و ف و ط م ع إ ن ر ح ة لل و ق ر يب م ن ل م ح

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia tidak terkecuali Anak Usia Dini. Oleh karena itu menjadi kewajiban orangtua

Lebih terperinci

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti MAKALAH Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti 111-13-098 Kurnia Luthfiyani 111-13-099 Fina Luthfina Aldian 111-13-100

Lebih terperinci

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN Hukum bacaan Nun sukun dan Tanwin ada empat, antara lain : (א 1. Idzhar Halqi ( א אر Idzhar Halqi adalah Nun mati atau Tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf; Contoh : ح

Lebih terperinci

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015 HUKUM BACAAN MATERI KELAS VII Analisis Tabel Rumus Tajwid Pendidikan Agama Islam Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2014

Lebih terperinci

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Sulaiman bin Hasan Al Jamzury Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Judul Asli Penulis Judul terjemah Penerjemah Editor Desain Sampul Jumlah Halaman Bidang Ilmu : Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Lebih terperinci

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti BAB 10 HUKUM BACAAN MAD DAN WAQAF Standar Kompetensi 10. Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf Kompetensi Dasar 10.1. Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf 10.2. Menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan

Lebih terperinci

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an menganjurkan manusia untuk beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al- Mujadalah ayat 11: ي أ ه ي اا ذ ل ي ن ا م ن و ا ا ذ اق

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) HURUF HIJAIYAH ا ب ت ث ر ذ د ج ح خ ز س ش ص ض ط ظ و ه ي ن م ل غ ف ق ك ع. HURUF SYAMSIAH HURUF QAMARIYAH ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) ALIF LAM SYAMSIAH

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MIN Kebun Bunga Banjarmasin Terbentuk dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga disebabkan desakan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar.

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar. Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY BAB 1 AL-QURAN/HADITS STANDAR KOMPETENSI 1: Menerapkan hukum bacaaan Qalqalah dan Ra. KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan

Lebih terperinci

Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah

Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah Fathah Bibir & mulut dibuka Fathah Tanwin Cara Membaca Memiliki Hubungan Dengan hukum Ikhfa, Idzhar, Iqlab, Idgham Samar-samar Jelas Menjadi م Dimasukkan Kashroh Bibir & mulut

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2 NAMA: KELAS: KBM 2 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas. 2.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN KENDAL HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN HURUF HIYAIJAH BERBASI MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK PRA SEKOLAH. Septia Lutfi. STMIK Himsya Semarang.

MEDIA PEMBELAJARAN HURUF HIYAIJAH BERBASI MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK PRA SEKOLAH. Septia Lutfi. STMIK Himsya Semarang. MEDIA PEMBELAJARAN HURUF HIYAIJAH BERBASI MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK PRA SEKOLAH Septia Lutfi STMIK Himsya Semarang Abstract Pendidikan merupakan hal yang paling fundamental atau yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODALITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS IV-V SD SIDOREJO 03 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

PENGARUH MODALITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS IV-V SD SIDOREJO 03 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI PENGARUH MODALITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS IV-V SD SIDOREJO 03 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Prodi Kependidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY BAB 6 AL-QURAN STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. KOMPETENSI DASAR: 9. Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan memiliki kelebihan. Disamping terdapat kelebihannya,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR TESIS OLEH : KHAIRUNNISA NIM : 12.0252.0935 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Peran Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dalam Mempublikasikan Kegiatan Keagamaan Melalui Website

Peran Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dalam Mempublikasikan Kegiatan Keagamaan Melalui Website Peran Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dalam Mempublikasikan Kegiatan Keagamaan Melalui Website SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Al-Qur an Secara bahasa Al-Qur an berasal dari bahasa Arab yaitu qara a, yaqra u, qur-anan, yang berarti sesuatu yang dibaca. Secara istilah Al-Qur an adalah Kalam Allah yang

Lebih terperinci

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar Bab 1 Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar (Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi) Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Oleh: LITA SEPTIANI

Oleh: LITA SEPTIANI STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI MAN PEMALANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

AHMAD GAZALI NIM

AHMAD GAZALI NIM ANALISIS KRITIS TERHADAP GAGASAN PADA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN AL- QUR AN TESIS Oleh AHMAD GAZALI NIM.1102110799 INSTITUT

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 ) NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh:

Lebih terperinci

MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID

MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID A. Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin 1. Idzhar halqi Idzhar halqi adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu huruf halqi. Huruf halqi ada enam, yaitu ا, ح, خ, ع, غ,ها cara membacanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yaitu desain penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kemampuan, Membaca, Menulis.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kemampuan, Membaca, Menulis. ii iii iv ABSTRAK Pahrina. 2016. Kemampuan Peserta Didik dalam Membaca dan Menulis Alquran di SMPN 4 Takisung Desa Kuala Tambangan Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah laut. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER GENAP MTs USWATUN HASANAH MANGKANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian tentang kemampuan menulis Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Saroji yang berjudul: KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017 STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT FARD}U DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam. KOMPARASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIDUL QUR AN (di Pondok Pesantren Al-Madani Pucang Gading Mranggen Demak dan Ulin Nuha Institute Ringinwok, Ngaliyan Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STUDI KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 4 CEPIRING KENDAL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Lampiran 1: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Kegiatan Bulanan No Ke-3 Ke-4 Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan V 2 Refleksi Awal V 3 Pelaksanaan Siklus I V 4 Pelaksanaan Siklus II V 5 Pelaksanaan Siklus

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HADIS TENTANG MELIHAT PEREMPUAN SEBELUM DILAMAR. (Dalam Kitab al-ja>mi al-s{ah}i>h} al-tirmidhi> Nomer Indeks 1087) SKRIPSI. Oleh:

HADIS TENTANG MELIHAT PEREMPUAN SEBELUM DILAMAR. (Dalam Kitab al-ja>mi al-s{ah}i>h} al-tirmidhi> Nomer Indeks 1087) SKRIPSI. Oleh: HADIS TENTANG MELIHAT PEREMPUAN SEBELUM DILAMAR (Dalam Kitab al-ja>mi al-s{ah}i>h} al-tirmidhi> Nomer Indeks 1087) SKRIPSI Oleh: HOMSILATUL JANNAH NIM: E03209049 JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang)

PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang) PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan,

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran Islam. Melalui al-qur an sebagai sumber utama ajaran Islam, manusia mendapatkan petunjuk tentang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Fajar Muzaki 0906010012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKANYA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL (Studi Pelaksanaan Program PAI Pada Paket C PKBM Indonesia Pusaka Ngaliyan Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

Oleh : SITI SURYANI NIM:

Oleh : SITI SURYANI NIM: STUDI KOMPARASI TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE AL-MA ARIF DI TPQ NU 13 AL-MA ARIF KEMBANGAN KALIWUNGU DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE QIROATI DI TPQ MUSTABANUL KHOIROT

Lebih terperinci

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AQIDAH DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII MTs TAWANG REJOSARI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

STUDI KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AQIDAH DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII MTs TAWANG REJOSARI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 STUDI KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AQIDAH DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII MTs TAWANG REJOSARI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

USAHA PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA PADANG

USAHA PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA PADANG USAHA PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA PADANG TESIS Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program magister dalam Ilmu Agama Islam Konsentrasi Supervisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh:

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG USWATUN HASANAH ORANG TUA MURID TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS ATAS SDN 3 KEDUNGGADING TAHUN 2012 KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al- DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN DI KALANGAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL AMIN SAMPIT. Skripsi

KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN DI KALANGAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL AMIN SAMPIT. Skripsi KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN DI KALANGAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL AMIN SAMPIT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Penakwilan ini sesuai dengan sejumlah riwayat yang ada dari Ibnu Abbas dan yang lainnya :

Penakwilan ini sesuai dengan sejumlah riwayat yang ada dari Ibnu Abbas dan yang lainnya : Tafsir Al Qur'an - Tafsir Ath Thabari Puji bagi ) - Alhamdulillah ( Segala ال ح م د ل ل ه Abu Ja'far berkata, kata ل ل ه -ال ح م د Alhamdulillah artinya : segala kesyukuran / p ujian hanya bagi Ta 'ala

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah (PGMI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah (PGMI) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DENGAN METODE RESITASI PADA KELAS IV DI MI RAHMATUL UMAT 01 WALANGSANGA MOGA PEMALANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI METODE YANBU A DI TPQ AL-INHADL SAYUNG DEMAK DENGAN METODE QIRO ATI DI TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 SKRIPSI

Lebih terperinci

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN FATEHAH LEARNING CENTRE ILMU. AMAL. AMAN. NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN RASM UTHMANI RIWAYAT HAFS IMAM ASIM Kuasai Ilmu Tajwid Dengan Mudah Seronoknya Cinta Al-Qur an Disusun oleh: Ahmad Fitri Bin

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH INKLUSIF DI SDN BENUA ANYAR 8 BANJARMASIN

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH INKLUSIF DI SDN BENUA ANYAR 8 BANJARMASIN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH INKLUSIF DI SDN BENUA ANYAR 8 BANJARMASIN TESIS OLEH MERIANI NIM. 12.0253.1014 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2 Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2 PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi dan Rasul

Lebih terperinci

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN BAB 7 HOME ASPEK AL-QUR AN SK/KD SURAH AR-RUM, 41-42 SURAH AL-A RAF 56-58 SURAH SAD: 27 video الر ح م ن الر ح يم ASPEK AL-QUR AN STANDAR KOMPETENSI : MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI

SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI Deassy Siska, Cut Fadillah Teknik Informatika Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci