EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD

Transkripsi

1 EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD Bangkit Dwi Sugiharto, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo sugiharto2up@gmail.com, saptimoedji@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran SAVI memberikan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada pendekatan pembelajaran kontekstual setelah diterapkan pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V semester II se-gugus R.A Kartini. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dokumentasi dan tes yang telah memenuhi validitas dan reliabilitas. Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t. Hasil penelitian dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa rerata nilai pada kelas eksperimen pertama adalah 64,79 dan pada kelas eksperimen kedua adalah 65,78. Pengujian hipotesis menunjukan bahwa t obs sebesar -0,392 dan t tabel sebesar 1,645 dengan DK = { t t > 1,645 } sehingga t obs masuk daerah kritik. Jadi, hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI tidak lebih baik dibandingkan hasil belajar matematika siswa dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan opersi hitung bilangan bulat siswa kelas V SD Negeri se-gugus R.A. Kartini kecamatan Buluspesantren tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci: SAVI, kontekstual, hasil belajar PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya mentransfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Namun, masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran secara konvensional (ekspositori) atau dengan lebih banyak ceramah kepada siswa karena dinilai paling mudah bagi guru. Pembelajaran seperti ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada siswa. Karena guru yang lebih aktif, maka siswa menjadi pasif dan terkadang tidak memperhatikan guru dalam mengajar. Siswa yang tidak aktif dimungkinkan akan lebih sulit untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus bisa mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi aktif. Model, metode, maupun pendekatan pembelajaran yang tepat akan membuat belajar matematika lebih berarti, masuk akal, menantang, menyenangkan, 56 Ekivalen: Eksperimentasi Pendekatan SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi

2 dan cocok untuk siswa. Beberapa guru mungkin sudah menggunakan model-model pembelajaran yang baru, akan tetapi terkadang tidak memperhatikan pendekatan pembelajaran yang cocok sehingga hasil belajar menjadi kurang maksimal. Jadi, sebelum menggunakan model pembelajaran alangkah baiknya memilih dahulu pendekatan yang tepat dan sesuai sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar yang dilakukan guru dan siswa. Killen dalam Anitah (2009: 123) mengemukakan dua pendekatan utama dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (Teacher Centered Approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi/berpusat pada siswa (Student Centered Approach). Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Menurut Meier (2002: 100) menjelaskan tentang pendekatan SAVI sebagai berikut. Pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran matematika. Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang matematika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram, diagram, grafik dan lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A). Sementara itu, Nurhadi dalam Rusman (2009: 187) menjelaskan bahwa Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang memilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Jhonson dalam Supinah (2008: 8) CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pembelajaran Ekuivalen: Eksperimentasi Pendekatan SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi 57

3 kontekstual atau Contextual Teaching and Learning, merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi ajar dengan dunia nyata yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari siswa. Materi pelajaran matematika yang disajikan dengan pendekatan kontekstual akan membuat pembelajaran lebih alamiah dan bermakna karena siswa mengalami sendiri dalam kesehariannya. Oleh karena itu, siswa akan memahami bagaimana pentingnya belajar matematika karena berguna bagi kehidupan serta secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk belajar matematika. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, kedua pendekatan tersebut sudah terbukti meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Akan tetapi, guru terkadang bingung untuk menentukan manakah pendekatan yang lebih baik diantara pendekatan SAVI atau pendekatan kontekstual. Oleh itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui manakah pendekatan pembelajaran matematika yang lebih baik digunakan antara pendekatan SAVI dibandingkan dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar matematika siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design) karena tidak memungkinkan untuk mengontrol atau manipulasi semua variabel yang relevan. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut. E 1 X 0 1 R E 2 Y 0 2 Keterangan : R : random (acak) E 1 E 2 X Y : kelas eksperimen pertama : kelas eksperimen kedua : pendekatan SAVI : pendekatan Kontekstual 0 1 : hasil belajar siswa kelas eksperimen pertama 0 2 : hasil belajar siswa kelas eksperimen kedua 58 Ekivalen: Eksperimentasi Pendekatan SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi

4 Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 23 Juli sampai dengan 1 September Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-gugus R.A Kartini Kecamatan Buluspesantren yang terdiri dari 5 sekolah dasar yaitu: SD N Banjurmukadan, SD N 1 Banjurpasar, SD N 2 Banjurpasar, SD N 1 Brecong, dan SD N 2 Brecong. Teknik pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh kelas eksperimen pertama adalah SD N 1 Banjurpasar dan kelas eksperimen kedua adalah SD N 2 Banjurpasar. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan tes. Sebelum diberikan perlakuan, kedua sampel dilakukan uji keseimbangan dengan statistik uji t. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan t obs sebesar -0,014 dengan t tabel = 1,960 dan daerah kritik = {t t < -1,960 atau t > 1,960} sehingga t obs daerah krtik. Jadi, kedua sampel mempunyai kemampuan awal yang sama. Penelitian dilaksanakan masing-masing selama tujuh kali pertemuan (tatap muka). Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa yang diberikan di akhir pertemuan serta telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Hasil dari tes tersebut kemudian digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah tes hasil belajar diberikan kepada siswa diperoleh nilai rata-rata tes hasil belajar kelas eksperimen pertama sebesar 64,79 dan kelas eksperimen kedua sebesar 65,78. Data nilai sebelum dan sesudah penelitian disajikan pada gambar berikut ,,38 64,41 64,79 65,78 Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Kelas E1 Kelas E2 Gambar 1. Data Nilai Sebelum dan Sesudah Perlakuan Ekuivalen: Eksperimentasi Pendekatann SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi 59 Hitung Bilangan Bulat Siswa kelas V SD

5 Berdasarkan gambar tersebut, kedua perlakuan sama-sama meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, untuk mengetahui pendekatan manakah yang memberikan hasil lebih baik perlu, dilakukan uji hipotesis dengan statistik uji t. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikan (Þ) sebesar 5% diperoleh t obs = -0,392 dan t tabel = 1,645. Sementara daerah kritik = {t t > 1,645}. Nilai t obs tidak termasuk daerah kritik sehingga H 0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pendekaatan SAVI tidak lebih baik daripada pendekatan kontekstual pada opersi hitung bilangan bulat siswa kelas V SD se gugus R.A. Kartini. Hal tesebut tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti sebelumnya bahwa pendekatan SAVI akan lebih baik dibandingkan pendekatan kontekstual. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotesis penelitian ditolak. Salah satu penyebab hipotesis dalam penelitian ini ditolak adalah faktor situasi dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran di kelas eksperimen pertama dengan menggunakan pendekatan SAVI terutama pada aspek visual, ketertarikan siswa untuk belajar atau memperhatikan sangat besar. Antusiasme siswa untuk melihat (visual) apa yang ditampilkan jelas terlihat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Meier (2001: 97) ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, namun sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Akan tetapi, dalam penelitian ini aspek visual inilah yang menjadi kelemahan dari pendekatan SAVI. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa sangat tertarik untuk melihat animasi-animasi, gambar-gambar atau sesuatu yang dapat dilihat dan menarik bagi siswa. Hal itu terbukti ketika peneliti mencoba tidak menggunakan aspek visual, sebagian besar siswa justru meminta guru untuk menampilkan gambar atau animasi seperti yang ditampilkan sebelumnya. Jadi, dalam kasus ini siswa lebih mudah memperhatikan dan mengingat gambar atau animasi yang ditampilkan. Akan tetapi, bukan inti dari materi yang diperhatikan, pada akhirnya materi yang disampaikan guru tidak terserap secara sempurna. Berbeda dengan kelas eksperimen pertama, kelas eksperimen kedua diberi perlakuan dengan pendekatan kontekstual. Selama proses belajar, siswa mempelajari 60 Ekivalen: Eksperimentasi Pendekatan SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi

6 kejadian sehari-hari yang mereka alami dan berkaitan dengan materi yang sedang mereka pelajari. Meskipun siswa memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, akan tetapi materi yang disampaikan guru dapat serap dengan baik oleh siswa. Selain itu, siswa dapat melatih kemampuannya sendiri dirumah dengan mudah. Belajar secara kontekstual akan membuat siswa merasa lebih bermakna (berarti) dalam belajar. Secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk belajar matematika karena bermanfaat dan penting bagi kehidupan sehari-hari mereka. Hal tersebut menjadi suatu kelebihan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI tidak lebih baik daripada hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V SD Negeri se-gugus R.A Kartini Kecamatan Buluspesantren tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti menyarankan agar guru sebagai pendidik selalu menggunakan pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif. Selain itu, guru juga harus bisa memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi siswa maupun lingkungan sekolah. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencoba menggabungkan pendekatan dengan suatu model atau metode pembelajaran agar memberikan hasil yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Meier, Dave The Accelarated Learning Hand Book. Bandung: Kaifa. Rusman Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers. Sri Anitah, dkk Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka. Supinah dkk Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. Ekuivalen: Eksperimentasi Pendekatan SAVI dan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Operasi 61