UJI TOKSISITAS EKSTRAK BUAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI TOKSISITAS EKSTRAK BUAH"

Transkripsi

1 UJI TOKSISITAS EKSTRAK BUAH Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Diagal Wisnu Pamungkas Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. merupakan tumbuhan perdu yang banyak ditemukan di hutan sekunder pegunungan mulai dari mdpl. Tumbuhan ini memiliki kandungan metabolit sekunder seperti fenol, flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin yang berpotensi sebagai antikanker. Alkaloid merupakan senyawa polifenol yang dikenal memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa bioaktif ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. dari Gunung Lawu dan toksisitasnya terhadap Artemia salina Leach. serta profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. diekstrak dengan metode maserasi, kemudian diuji toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp Lethallity Test (BSLT) menggunakan konsentrasi 400 µg/ml, 200 µg/ml, 100 µg/ml, 50 µg/l dan 25 µg/ml. Efek toksisitas ekstrak buah D. Longifolia (Burm.f.) Wedd. dianalisis dengan menghitung LC 50 selama 24 jam perlakuan. Masing-masing perlakuan menggunakan 10 ekor larva A. salina Leach. Nilai LC 50 ditentukan dari persentase larva A. salina Leach. yang mati pada setiap konsentrasi pengujian. Kandungan senyawa bioaktif dideteksi dengan reagen semprot spesifik untuk mengetahui profil KLT-nya. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC 50 ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. bernilai 83,34 µg/ml, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut bersifat antikanker. Uji kandungan senyawa dengan metode KLT menunjukkan bahwa ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. positif mengandung senyawa alkaloid yang bersifat antikanker. Kata kunci: Debregeasia longifolia, BSLT, KLT, maserasi PENDAHULUAN Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sel-sel yang mengakibatkan timbulnya mutasi genetik yang sangat potensial menghasilkan sel kanker. Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyebab kematian sekitar 4,3% dan menduduki peringkat keenam dengan kecenderungan yang semakin meningkat. Di negara maju seperti 1 Amerika, Jepang dan Inggris, penyakit ini menduduki peringkat kedua setelah kardiovaskuler (Nafrialdi dan Gan, 1995). Adanya kecenderungan peningkatan jumlah pasien penderita kanker di Indonesia erat kaitannya dengan perubahan perilaku atau gaya hidup (life style) masyarakat yang semakin modern antara lain mengkonsumsi bahan makanan instant atau melalui proses pengolahan commit to yang user tidak sehat yang kemungkinan banyak mengandung karsinogen. Selain gaya hidup yang tidak sehat, kanker dapat

2 disebabkan oleh radiasi, infeksi virus, pemberian hormon tertentu yang berlebihan, dan rangsangan fisik berulang yang mengakibatkan luka atau cedera yang tak kunjung sembuh (Cooper, 2001). Upaya penemuan obat kanker yang efektif dan selektif sebagai usaha pengobatan kanker secara kemoterapi menjadi sangat penting saat ini di samping pengobatan secara fisik seperti pembedahan dan radioterapi. Pada umumnya obat kanker yang berasal dari senyawa kimia sintetik bekerja tidak selektif karena memiliki mekanisme kerja merusak DNA tidak hanya pada sel kanker tetapi juga pada sel normal disekitarnya. Penggunaan tumbuhan obat untuk bahan antikanker telah banyak diteliti dalam dekade terakhir ini. Diharapkan dari banyaknya penelitian terhadap tumbuhan obat akan ditemukan berbagai obat antikanker baru yang aman, efektif, dan efisien. Salah satunya adalah tumbuhan Debregeasia longifolia (Burm. f.) Wedd. dari famili Urticaceae. Tumbuhan ini cukup melimpah pada habitatnya dan merupakan tumbuhan evergreen (sepanjang tahun ada). Oleh penduduk Asia dan khususnya di India, telah digunakan secara tradisional sebagai obat sakit pencernaan (Jamir et al., 2015) yang tidak menimbulkan efek yang merugikan. Ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. juga mempunyai aktivitas antibakteri (Seal and Chauduri, 2015). Namun perlu adanya penelitian spesifik untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif dan pengaruhnya secara klinis sebagai kandidat antikanker. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian awal pada buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. sebagai tumbuhan berpotensi antikanker. Ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. diuji toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Uji toksisitas yang dilakukan terhadap A. salina Leach. dapat menyebabkan kematian pada fase larva akibat pengaruh ekstrak atau senyawa bioaktif suatu bahan 2 alam (Sukardiman dkk., 2004). Selain itu, dilakukan pengujian fitokimia senyawa bioaktif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk mengetahui profil KLT-nya. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia Fakultas MIPA serta Sub. Lab. Kimia Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 hingga Maret Alat dan Bahan Penelitian Preparasi sampel. Kain hitam, bejana kaca, botol kaca, alumunium foil, blender, rotary evaporator, water bath, dan lemari pendingin. Buah matang (termasuk daging, kulit dan biji buah) D. longifolia (Burm.f.) Wedd. 4 kg (dari 3 pohon), Chloroform for analysis 1,4 liter, Etil Asetat 150 ml, Etanol 150 ml dan akuades. Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST). Wadah penetas telur Artemia salina Leach., aerator, lampu pijar 40 watt, mikropipet dan mikrotip, botol flakon ukuran 10ml, gelas ukur, gelas beker, vortex mixer, pipet tetes, dan cawan petri. Telur A. salina Leach., akuades, garam laut 38 g dalam 1 liter air, fermipan dalam 3 mg/5 ml air laut, dan DMSO 1%. Kromatografi Lapis Tipis. Kolom chamber, plat silika GF 254, lampu UV 254 nm, lampu UV 366 nm, botol semprot, lemari asam dan penggaris. Fase diam plat silika GF 254, fase gerak kloroform : metanol : air (65 : 35 :5), reagen Dragendorf. Cara Kerja Preparasi sampel. Bahan utama berupa buah matang D. longifolia (Burm.f.) Wedd. termasuk kulit, daging dan biji buah diambil dari wilayah Gunung Lawu. Buah D. longifolia

3 (Burm.f.) Wedd. diambil buah masak sejumlah 4 kg, kemudian buah dikeringkan. Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik sehingga mencegah kerusakan sampel dan agar dapat dikemas serta disimpan dalam waktu yang lama, sehingga kualitas bahan tetap terjamin. Simplisia diblender hingga berbentuk serbuk. Pembuatan sediaan serbuk ini bertujuan untuk memperluas permukaan buah dan mempermudah penetrasi pelarut ke dalam struktur seluler dari jaringan tanaman, sehingga akan mempermudah melarutnya metabolit sekunder yang ada di dalam buah, sehingga senyawa yang akan diekstrak dapat terambil dengan jumlah yang lebih banyak. Maserasi dilakukan selama 3 hari dengan mengganti pelarut baru setiap harinya. Hal ini bertujuan agar kandungan senyawa yang ada di dalam simplisia dapat tersari dengan optimal. Proses maserasi disertai pula dengan pengadukan agar meningkatkan efisiensi metode maserasi karena kejenuhan dapat terjadi apabila tidak ada perbedaan konsentrasi (Cannel, 1998) sehingga kejenuhan pelarut terjadi lebih cepat dan maserat yang diperoleh lebih homogen. Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah Chloroform for analysis sebanyak 1,2 liter untuk 800 g serbuk simplisia buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd.. Filtrat yang didapat dari proses maserasi diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50 0 C. Jika suhu yang digunakan lebih dari titik didih, dikhawatirkan kandungan senyawa dalam ekstrak akan rusak dan dapat ikut menguap bersama menguapnya pelarut. Ekstrak yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam water bath dengan suhu 50 0 C hingga berbentuk pasta kental. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan pelarut optimal yang 3 digunakan dalam uji BST. Pelarut yang digunakan adalah kloroform (pelarut nonpolar), etil asetat (pelarut semipolar), dan etanol (pelarut polar). Masing-masing dilakukan maserasi dengan menggunakan 100 g serbuk simplisia dalam 150 ml pelarut. Maserat yang didapat kemudian dipisahkan antara pelarut dan senyawa bioaktifnya menggunakan rotary evaporator. Hasil optimal yang didapat digunakan untuk menentukan pelarut optimal. Penentuan pelarut optimal juga berdasarkan studi literatur yang menyebutkan bahwa ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. bersifat antibakteri (Seal and Chauduri, 2015). Uji Toksisitas dengan Metode BST (Meyer et al., 1982) Penetasan telur A. salina Leach. dilakukan dalam wadah penetas telur dengan dua bagian ruang bersekat gelap dan terang. Air laut berupa garam Kristal 3,8 % dilarutkan dalam 1000 ml akuades, dimasukkan ke dalam wadah, serta diaerasi menggunakan aerator. Sejumlah telur A. salina Leach. dimasukkan ke dalam satu ruang, kemudian ruang ini ditutup dengan alumunium foil. Sisi yang lain dibiarkan terbuka dan diberi penerangan dengan cahaya lampu pijar 40 watt agar suhu penetasan C tetap terjaga. Cahaya lampu tersebut akan menarik A. salina Leach. yang telah menetas melalui lubang sekat karena sifatnya yang fototaksis. Telur akan menetas kira-kira setelah 24 jam menjadi larva. Setelah itu, larva ditunggu hingga berumur 48 jam untuk dapat digunakan dalam uji toksisitas (McLaughin, 1991) Larutan uji dibuat larutan stok 1% ( µg/ml) dengan cara melarutkan ekstrak ke dalam kloroform. Kemudian larutan stok 1% tersebut dipipet ke dalam botol flakon sesuai dengan konsentrasi ekstrak. Flakon berisi sampel dan kontrol yang sudah diangin-anginkan, kemudian ditambahkan DMSO sebanyak 50 µl untuk melarutkan sampel. Kemudian ditambah air laut 1 ml dan divortex

4 selama 1 menit. Setelah itu dimasukkan 10 larva A. salina Leach. umur 48 jam yang sehat dan bergerak aktif yang dipilih secara acak menggunakan pipet tetes. Satu tetes suspensi ragi fermipan (3 mg/5 ml air laut) ditambahkan ke dalam flakon sebagai makanan larva A. salina Leach. dan ditambahkan air laut sampai 5 ml. Setelah itu, flakon diletakkan di bawah lampu penerangan selama 24 jam untuk mengetahui persentase larva A. salina Leach. yang mati. Kemudian dibandingkan dengan kontrol dan hasilnya dianalisis untuk menentukan harga LC 50. Profil Kromatografi Lapis Tipis Maserat yang diperoleh ditotolkan sebanyak dua kali pada plat silika GF 254 berukuran 1 x 10 cm dengan pipa kapiler dengan jarak pengembangan 8 cm. Kolom chamber diisi dengan fase gerak kloroform : metanol : air (65 : 35 : 5) untuk ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Plat silika dimasukkan ke dalam kolom chamber dan dielusi sampai tanda batas akhir. Setelah mencapai tanda batas akhir, plat dikeringkan dengan cara dianginanginkan. Plat diperiksa di bawah lampu UV 254 nm dan UV 366 nm kemudian dideteksi menggunakan reagen semprot Dragendorf untuk mendeteksi senyawa golongan alkaloid.. Setelah itu dihitung nilai Rf yang dihasilkan untuk mengetahui profil KLT nya. Pemeriksaan alkaloid yang terkandung dalam ekstrak menggunakan reagen Dragendorf. Hasil KLT disemprot dengan reagen Dragendorf dan dikeringkan pada oven pada suhu 60 0 C selama 5 menit. Hasil positif akan memberikan bercak berwarna coklat jingga dengan latar belakang kuning untuk hasil positifnya (Santosa dan Hertiani, 2005). Analisis Data Efek toksik ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. terhadap larva A. salina Leach. dianalisis dengan cara menghitung persentase kematian larva uji setelah 24 jam perlakuan, dengan rumus : 4 Apabila pada kontrol ada yang mati, persen kematian ditetapkan dengan rumus Abbott (Meyer et al., 1982) : Data persentase kematian larva A. salina Leach. digunakan untuk mencari angka probit dengan menggunakan tabel dan dibuat persamaan regresi linier : dimana y = angka probit dan x = log konsentrasi Apabila diketahui nilai LC 50 dari sampel yang diujikan di bawah 1000 µg/ml, maka komponen yang terkandung pada sampel tersebut dapat dinyatakan toksik dan memiliki aktivitas antikanker (Meyer et al., 1982). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Pendahuluan dan Deteksi Kandungan Senyawa Alkaloid Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. yang didapat dari Gunung Lawu. Buah dibersihkan dengan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran kemudian dikeringkan. Buah kering diekstrak dengan metode maserasi dalam bentuk serbuk. Untuk mencari pelarut optimal dalam maserasi dilakukan tahap pendahuluan menggunakan tiga pelarut berbeda, yaitu pelarut polar, semi-polar, dan non-polar. Pelarut polar yang digunakan adalah etanol, etil-asetat pelarut semi-polar, dan kloroform untuk pelarut non-polar. Ekstraksi metode maserasi dilakukan untuk masing-masing pelarut, kemudian maserat yang didapat dipisahkan antara pelarut dan senyawa bioaktifnya menggunakan rotary evaporator dan water bath sehingga dihasilkan pasta kental. Pasta yang didapat ditimbang beratnya menggunakan neraca analitik dan diuji kromatografi lapis tipis menggunakan reagen dragendorf untuk melihat kandungan alkaloid. Penentuan pelarut optimal dilakukan berdasarkan hasil positif terhadap uji alkaloid dengan metode

5 kromatografi lapis tipis serta persentase perbandingan berat awal per berat hasil ekstraksi. Hasil optimal didapatkan dengan pelarut kloroform yang menunjukkan positif mengandung alkaloid dengan persentase hasil ekstraksi tertinggi yaitu 3,38%, sementara pelarut etil asetat hanya didapat 0,93% dan etanol 0,85%. Hal ini berarti tiap 100 gram serbuk buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. dapat menghasilkan seberat 3,38 g ekstrak kloroform, 0,93 g ekstrak etil asetat, dan 0,85 ekstrak etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. memiliki efek antibakteri yang lebih optimal daripada pelarut etanol yang bersifat polar atau etil asetat yang bersifat semipolar (Seal and Chauduri, 2015). Deteksi kromatogram dengan sinar UV 254 memperlihatkan terjadinya peredaman yang ditandai dengan adanya beberapa zona gelap pada latar belakang dan berfluoresensi hijau. Peredaman yang terjadi pada UV 254 menunjukkan adanya keberadaan kromofor, sesuatu gugus fungsi yang berfluoresensi pada penyinaran UV gelombang pendek. Sedangkan deteksi menggunakan sinar UV 366 memperlihatkan terjadinya peredaman yang ditandai bercak yang berpendar dan berwarna ungu hingga merah. Peredaman yang terjadi pada UV 366 menunjukkan keberadaan senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi yang panjang sehingga dapat berpendar dengan penyinaran UV gelombang panjang. Hasil pemeriksaan menunjukkan dalam ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. mengandung senyawa alkaloid dengan ditandai munculnya bercak coklat jingga berlatar belakang kuning pada plat silika GF 254. Senyawa alkaloid yang terkandung dalam bahan alam memiliki efek toksisitas terhadap A. salina Leach. dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker (Astuti, 2005). Uji pendahuluan selanjutnya adalah menentukan rentang konsentrasi uji Brine 5 Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan menggunakan seri konsentrasi 1000 µg/ml, 500 µg/ml, 200 µg/ml, 100 µg/ml, 10 µg/ml, dan perlakuan kontrol (tanpa penambahan bahan uji). Batas atas rentang uji sebesar 1000 µg/ml merupakan batas kategori senyawa bersifat toksik dan berpotensi sebagai antikanker untuk metode BSLT (Meyer et al., 1982). Hasil uji pendahulun didapatkan nilai LC 50 sebesar 174,97 µg/ml, sehingga untuk uji selanjutnya digunakan seri konsentrasi yang berada di antara nilai LC 50 tersebut, yaitu 400 µg/ml, 200 µg/ml, 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, dan kontrol 0 µg/ml. Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Dasar pengujian dengan metode BSLT adalah pada kemampuan senyawa untuk mematikan larva Artemia salina Leach. Metode ini dapat digunakan sebagai bioassay-guided fractination dari bahan alam, karena mudah, cepat, murah, dan cukup reproducible (Meyer et al., 1982). Dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara toksisitas ekstrak buah Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. dan letalitas A. salina Leach. Nilai toksisitas diukur dengan mengamati kematian pada hewan uji (larva A. salina Leach. umur 24 jam). Kematian hewan uji dianggap sebagai respon terhadap tingkat toksisitas senyawa ekstrak bahan alam (Vidotto et al., 2013). Berdasarkan hasil uji toksisitas menggunakan metode BSLT diketahui bahwa rata-rata persentase kematian ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. mencapai 50% pada konsentrasi 100 µg/ml, dan pada perlakuan kontrol tidak terjadi kematian (Tabel 4). Persentase kematian tertinggi pada konsentrasi 400 µg/ml, hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pengujian, semakin banyak hewan uji yang mati. Hal ini berarti menunjukkan adanya nilai positif ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung nilai LC 50.

6 A1 B1 C1 A2 B2 C2 A3 B3 C3 Gambar 1. Kromatogram hasil KLT ekstrak buah Debregeasia longifolia (Burm.f.) Wedd. dengan pereaksi penampak bercak UV 254, UV 366, dan reagen Dragendorf. Keterangan: A : ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. B : ekstrak etil asetat buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. C : ekstrak etanol buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. 1 : UV : UV : reagen dragendorf Fase diam : Silika gel GF 254 Fase gerak : kloroform : metanol : air (65 : 35 : 5) Jarak pengembangan : 8 cm Tabel 1. Hasil kromatogram KLT ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Penampakan bercak Rf UV 254 UV 366 Dragendorf A B C A B C A B C 0,3 P CJ - CJ 0, P , CJ 0,91 P - - B - - CJ - - 0,98 P P - B B B CJ - - Keterangan : A : ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. B : ekstrak etil asetat buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. C : ekstrak etanol buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. P : Peredaman B : Berpendar CJ : Coklat Jingga Tabel 2. Hasil uji kandungan senyawa ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Sampel Uji buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Senyawa Alkaloid Ekstrak Kloroform Positif Ekstrak Etil Asetat Negatif Ekstrak Etanol Positif 6

7 Tabel 3. Hasil uji pendahulan toksisitas ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. dari Gunung Lawu terhadap larva A. salina Leach. Sampel Uji Konsentrasi (µg/ml) Rata-rata persentase kematian larva A. salina Leach. (%) Ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd kontrol 0 Tabel 4. Hasil uji toksisitas ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. dari Gunung Lawu terhadap larva A. salina Leach. Sampel Uji Konsentrasi (µg/ml) Rata-rata persentase kematian larva Ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Nilai Probit A. salina Leach. (%) kontrol 0 y = x R² = Log Konsentrasi Ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Gambar 2. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. terhadap larva A. salina Leach. Pada perlakuan kontrol dan sampel larva dan menunjukkan efek toksik yang uji saat 0 jam pemberian ekstrak, larva A. menyebabkan adanya kerusakan salina Leach. terlihat bergerak aktif fungsional dan metabolisme larva. mendekati sumber cahaya karena sifat fototaksis positif yang dimiliki oleh larva A. salina Leach. Setelah 24 jam perlakuan kontrol dan uji, terdapat larva yang hidup Kerusakan fungsional ini terjadi pada organ pencernaan A. salina Leach., pada organ mulut terjadi kerusakan reseptor perasa sehingga hewan tersebut tidak maupun mati pada flakon dengan mampu mengenali makanannya, akibatnya pemberian ekstrak berbagai konsentrasi. hewan ini mati kelaparan (Krisyuninda Selama 24 jam perlakuan, senyawa toksik dkk., 2012). Kerusakan metabolisme yang ada di dalam ekstrak masuk ke dalam commit to terjadi user setelah senyawa toksik masuk ke tubuh larva melalui saluran pencernaan dalam organ pencernaan melalui mulut, 7

8 sehingga mengacaukan metabolisme merusak fungsi mitokondria. Kerusakan hewan. Perubahan perilaku dari larva yang mitokondria akibat zat toksik ini dapat diberi ekstrak menunjukkan larva yang menyebabkan modifikasi permeabilitas hidup tapi pergerakannya kurang aktif membran sehingga mengakibatkan serta larva yang mati atau tidak bergerak kegagalan sintesis ATP. Reaksi dan berada di dasar flakon. Fenomena di atas menunjukkan biokimiawi ini mengakibatkan gangguan proses fisiologis larva yang akhirnya dapat bahwa senyawa toksik yang terdistribusi menyebabkan kematian (Connel dan ke dalam tubuh larva A. salina Leach. Miller, 1995). membuat adanya interaksi dengan target seperti lemak, membran sel, enzim, dan Salah satu senyawa bioaktif yang bersifat toksik ini adalah alkaloid yang asam nukleat serta menyebabkan diharapkan dapat menjadi alternatif bahan perubahan gradient konsentrasi di dalam dan luar sel sehingga terjadi kerusakan fungsional dan metabolisme sel A. salina Leach. Persentase kematian larva juga alam yang berperan sebagai antikanker. Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang bersifat semipolar, sehingga dalam pergerakannya masuk ke dalam sel meningkat seiring bertambahnya diperlukan adanya transport aktif. Alkaloid konsentrasi ekstrak yang diberikan. Hal ini berbeda dengan larva kontrol yang tidak terpengaruh senyawa toksik dalam ekstrak, sehingga masih bergerak aktif karena tidak dapat larut dalam air karena memiliki tingkat polar yang rendah, untuk itu senyawa ini dapat tercampur dengan media hidup A. salina Leach. (air laut) dan masuk terjadi kerusakan fungsional dan sistem pencernaan melalui organ mulut. metabolisme pada tubuhnya. Senyawa alkaloid yang masuk ke dalam Jalur pemaparan senyawa toksik sel melalui transpor aktif dapat pada larva A. salina Leach. dimulai dari bagian oral dan bagian dermal (Raineri, 1981). Pada bagian oral, senyawa toksik ini diabsrobsi masuk ke dalam saluran pencernaan larva A. salina Leach. yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada permeabilitas membran sehingga dapat mengacaukan transport ion dan penurunan produksi ATP (Krisyuninda dkk., 2012). Perhitungan nilai LC 50 dari uji bersifat penyaring tidak selektif (non toksisitas dihitung menggunakan selective filter feeder), sehingga persamaan yang didapat dari kurva regresi memudahkan zat toksik untuk masuk linier yang menunjukkan hubungan log melalui mulut (Isnansetyo dan konsentrasi ekstrak buah nilai probit Kurniastuty, 1995). Pada bagian dermal terjadi proses absorbsi senyawa bioaktif melalui membran sel secara difusi yang kematian larva A. salina Leach. Nilai probit didapat dari rata-rata persentase kematian larva A. salina Leach. pada dilanjutkan dengan proses distribusi setiap konsentrasi menggunakan tabel senyawa toksik ke dalam tubuh larva A. salina Leach. dan terjadi proses reaksi probit. Selanjutnya dibuat kurva hubungan antara log kensentrasi sebgai X dan nilai metabolisme (Connel and Miler, 1995). probit sebgai Y sehingga diperoleh Senyawa toksik yang masuk ke persamaan garis lurus. Dari persamaan dalam tubuh A. salina Leach. tersebut dimasukkan nilai Y = 5 (50% dari menyebabkan perubahan gradien total hewan uji yaitu 10 ekor larva A. konsentrasi di dalam dan di luar sel. Struktur anatomi tubuh A. salina Leach. pada tahap larva masih sangat sederhana, sehingga sangat rentan terhadap pengaruh salina Leach.) sebagai variabel terikat dan X sebagai variabel bebas. Nilai X yang diperoleh digunakan untuk mencari antilog dan selanjutnya untuk menentukan nilai senyawa toksik. Senyawa bioaktif sebagai LC 50. Kurva hubungan antara log zat toksik dapat mengacaukan sistem commit to konsentrasi user dan nilai probit dapat dilihat metabolime larva A. salina Leach. karena pada Gambar 1. 8

9 Berdasarkan persamaan kurva regresi linier hasil uji toksisitas ekstrak kloroform buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. diperoleh persamaan linier y = x dan nilai R² = Nilai R 2 adalah kisaran nilai 0 1, nilai ini menunjukkan korelasi antara faktor utama pengujian (perlakuan) dan faktor luar (di luar pengujian). Jika nilai R 2 mendekati angka 1 maka faktor yang mempengaruhi kematian hewan uji, sedangkan apabila nilai R 2 menjauhi 1 maka terdapat faktor lain yang menyebabkan kematian uji diluar pengaruh ekstrak yang diberikan. Nilai R 2 = berarti 97% kematian larva A. salina Leach. disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, dan 3% dari faktor luar lainnya. Nilai LC 50 yang didapat dari perhitungan persamaan garis linier (Gambar 1) adalah 83,34 µg/ml untuk ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. Nilai LC 50 menunjukkan konsentrasi yang menyebabkan kematian hewan uji. Semakin besar nilai LC 50 berarti toksisitasnya semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil nilai LC 50 maka toksisitasnya semakin besar. Ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. tersebut dinyatakan bersifat toksik dan berpotensi sebagai antikanker karena memiliki toksisitas dengan nilai LC 50 kurang dari 1000 µg/ml (Meyer et al., 1982). Uji toksisitas ini merupakan skrining awal potensi bahan alam sebagai kandidat antikanker, sehingga perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk mengetahui spesifikasi dari aktifitas senyawa antikanker yang terdapat pada ekstrak buah D. longifolia (Burm.f.) Wedd. terhadap berbagai sel kanker secara in vitro. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) senyawa bioaktif hasil ekstrak kloroform buah D. longifolia mengandung senyawa alkaloid Nilai LC 50 ekstrak buah Debregeasia longifolia Burm.f. Wedd. terhadap larva Artemia salina Leach. adalah 83,34 µg/ml. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak buah D. longifolia dari Gunung Lawu berpotensi sebagai kandidat antikanker. SARAN Perlu dilakukan uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan variasi pelarut sehingga diketahui lebih spesifik nilai LC 50 dari masing-masing pelarut untuk ekstrak buah D. longifolia dari Gunung Lawu. Perlu dilakukan uji sitotoksitas ekstrak buah D. longifolia dari Gunung Lawu terhadap sel kanker secara in vitro untuk mengetahui lebih lanjut aktifitas antikanker yang terkandung dalam ekstrak tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anderson, J.E., Goetz, McLaughin and Suffness A Blind Comparison of Simple Bench Top Bioassays and Human Tumour Cell Cytotoxicities as Antitumour prescreen. Phytochemical Analysis 2 : Ansel, H.C Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Astuti, P Uji Sitotoksik Senyawa Alkaloid dari Spons Petrosia sp. : Potensial Pengembangan Antikanker. Majalah Farmasi Indonesia. 16(1): Cannel, R.J.P How to Approach the Isolation of a Natural Product. Methods in Biotechnology 4 : Carballo, J.L., Inda Z.L.H., Perez P., Gravalos M.D.G A comparison between Two Brine Shrimp Assays to Detect in vitro Cytotoxicity in marine natural

10 Products. BioMedical Central Biotechnology 2 (17) : 1-5. Connel, D.W. dan Miller, G.J Kimia dan Ekotoksikologi Lingkungan. UI Press Jakarta. Cooper, G.M The cell a molecular approach 2st Edition ASM press, Washington, D.C Cuellar. C., Armando O., Dennis O Preliminary Phytochemical and Antimicrobial Evaluation of The Fresh and Dried Whole Plant Extracts From Chommelina benghalensis. Journal Colombiana Science 2 (1):1-6. Cutler, S.J. and Cutler Biologically Active Natural Product : Pharmaceutical. CRC Press. Djajanegara dan Wahyudi Pemakaian Sel HeLa dalam Uji Sitotoksisitas Fraksi Kloroform dan Etanol Ekstrak Daun Annona squamosa. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 7 (1) : Dumitrascu, M Artemia salina. Balneo-Research Journal 2 (4) : Dwiatmaka, Y Identifikasi Simplek dan Toksisitas Akut Secara BST Ekstrak Kulit Batang Pule (Alstonia scholaris). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gu. Z.M., Zeng, L., Schwedler, J.Y., Wood K.V., and McLaughin, J.L New Bioactive Adjacent bis- THF Annonaceous Acetogenins from Annona bullata. Phytochemistry 40:1-7. Harborne, J.B Metode Fitokimia. Edisi II. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung. Hargono, D. Farouq S., S. Pramono S., Rahayu T.R., Tanuatmajaya U.S. dan Sumarsono Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Isnansetyo, A. dan Kurniastuty Teknik Kultur Phytoplankton dan 10 Zooplankton. Cetakan I Kanisius, Yogyakarta. Jamir H. K., Kruolalie T. and Atoka Z Some Indigenous Medicinal Plants and Its Uses In Zunheboto District, Nagaland. International Journal of Development Research 05 (08) : Jiarui, C., I. Friis, and M. Willmot-Dear Debregeasia. Flora of China 5: Krisyuninda, M.P., Aunurohim, dan Wahyudi A Uji Toksisitas Fraksi Spons Callyspongia sp. Dengan Metode Brine Shrimp Test (BST) Dari Pasir Perairan Pasir Putih Situbondo. Paper and Presentation Biology ITS RSBi : 1-7. Lenny, S Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Markham, K.R Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Institut Teknologi Bandung, Bandung. McLaughin, J.L Crown Gall Tumors on Potato Disc and Brine Shrimp Lethallity : Two Simple Bioassay for Higher Plant Screening and Fractination. Methods in Plants Biochemistry 6 (1) : Meyer, B.N., N. R. Ferrigni, J.E. Putnam, L.B. Jacobson, D.E. Nichols and J.L. McLaughin Brine Shrimp : A Convinient General Bioassay for Active Plant Constituents. Plant Medica 45 : Mianingsih, Rr.D.R Keanekaragaman, Distribusi, dan Komposisi Tumbuhan Berkhasiat Obat di Sekitar Puncak Gunung Lawu, Jawa. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA UNS, Surakarta.

11 Mudjiman, A Makanan Ikan. Penerbit Swadaya, Jakarta. Nafrialdi dan Gan S Antikanker dan Immuno-supresan Dalam Farmakologi dan Terapi ed. IV. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Panggabean, M.G.L Teknik Penetasan dan Pemanenan Artemia salina. Oseana 9 (2) : Pratiwi, I Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap bakteri Salmonella chloraesuis dan Salmonella typhimurium. Skripsi. Biologi FMIPA UNS, Surakarta. Purnomo, N.A Keanekaragamn, Distribusi, dan Kemelimpahan Tumbuhan Obat Berpotensi sebagai Antikanker di Jalur Pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. Skripsi. Biologi FMIPA UNS, Surakarta. Raineri, M Histochemical Localization of Chitin in Larvae of Artemia salina Leach. (Phyllopoda). Italian Journal of Zoology 48(2): Ridwan, M Studi Keragaman Tumbuhan Pakan Jalak Gading (Turdus policephalus stressmanni Bartels.) di Gunung Lawu. Skripsi. Biologi FMIPA UNS, Surakarta. Sasidharan Biodiversity Documentation for Kerala- Flowering Plants. Part 6: [ Tanggal akses 17 September 2015] Sameer S.M., Manigandan P., Sivaraj C., Sekar Babu H., Arumugam P., Sindhu S Antioxidant and Antiproliferative Activities of Methanol Extract of Leaves of Debregeasia longifolia Linn. International Journal of Pharmacognosy Phytochemical Research 6 (3) : and 11 Seal, T. and Chaudhuri T Ethnobotanical importance and nutritional potential of wild edible fruits of Meghalaya state in India. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 6 (10) : Seal, T. and Chaudhuri T Antioxidant Activities of Five Wild Edible Fruits of Meghalaya State In India and Effect of Solvent Extraction System. IJPSR 6(12): Sulistijowati, A. dan Gunawan D Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan (Thitonis diversifolia) terhadap Candida albicans serta profil kromatografinya. Cermin Dunia Kedokteran (130) : Sukardiman, Rahman dan Pratiwi Uji Praskrining Aktivitas Antikanker Ekstrak Eter dan Ekstrak Etanol Marchantia planiloba Steph. Dengan metode Uji Kematian Larva Udang dan Profil Densitometri Ekstrak Aktif. Majalah Farmasi Airlangga (3) : Steenis, C.G.G.J.V Flora untuk Sek2olah di Indonesia. Penerjemah Surjonowinoto, Moeso. Pradnya Paramita, Jakarta. Vidotto, C., D. B. Da Silva, R. Patussi, L. F. G. Brandão, J. D. Tibúrcio, S. N. Alves, J. M. De Siqueira Brine Shrimp Lethality Test As A Biological Model For Preliminary Selection Of Pediculicidal Components From Natural Source. Bioscience Journal, Uberlândia 29 (1): Voight, R Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi 5. (Penerjemah Soendani dan Soewardji). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST)

UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST) UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST) Oleh: FRANSISCHA GALUH KARTIKASARI 15060002 Dosen Pembimbing: Awik Puji Dyah Nurhayati S.Si, M.Si Drs. Agus Wahyudi

Lebih terperinci

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) Nadia Rahma Kusuma Dewi*, Hadi Kuncoro, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita Analisis Hayati UJI TOKSISITAS Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Sebelum percobaan toksisitas dilakukan sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi, sifat obat dan rencana penggunaannya Pengujian toksisitas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu: 1. Tempat pengambilan sampel dan preparasi sampel dilakukan di desa Sembung Harjo Genuk Semarang

Lebih terperinci

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO (Manihot utilissima Pohl) DENGAN BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Susan Retnowati, 2011 Pembimbing : (I) Sajekti Palupi, (II) Elisawati Wonohadi ABSTRAK

Lebih terperinci

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA Majalah Farmasi Indonesia, (),, 00 UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.) TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS EKSTRAK

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di laboratorium Biologi Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH) BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH) Islamudin Ahmad dan Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bioaktivitas Ekstrak Kasar Kayu Teras Suren Contoh uji yang digunakan dalam penelitian didapatkan dari Desa Cibadak, Sukabumi. Sampel daun dikirim ke Herbarium Bogoriense,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96 97 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan

Lebih terperinci

SKRINING TOKSISITAS EKSTRAK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

SKRINING TOKSISITAS EKSTRAK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST SKRINING TOKSISITAS EKSTRAK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Abdul Rahim 1, Gemini Alam 1, Rina Agustina 1 dan Muh. Rusydi 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) Nazmy Maulidha*, Aditya Fridayanti, Muhammad Amir Masruhim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan melakukan koleksi contoh lamun segar di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (Gambar 5). Gambar 5 Lokasi koleksi contoh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker Lampiran. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Pereaksi pendeteksi Flavonoid Pereaksi NaOH 0% Sebanyak 0 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT 1 Noveri Rahmawati, 2 Dian Handayani, 1 Nofri Mulyanti 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L) IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L) R.Juliani 1, Yuharmen, H.Y. Teruna 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Dosen Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn) ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn) M. Tripiana 1, H.Y. Teruna 2, N. Balatif 2 E-mail : mahyani_tn@yahoo.co.id 1 Mahasiswi Program

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Whiwik Suwindah, Nunuk Hariani Soekamto, dan Firdaus Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi 3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA

III. BAHAN DAN METODA III. BAHAN DAN METODA 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :peralatan distilasi, neraca analitik, rotary evaporator (Rotavapor

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian Eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) Gloria Sindora 1*, Andi Hairil Allimudin 1, Harlia 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium untuk memperoleh data.data yang dikumpulkan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman uji dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UMS dengan cara mencocokkan tanaman pada kunci-kunci determinasi

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis. AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis Ari Eka Suryaningsih 1), Sri Mulyani 1), Estu Retnaningtyas N 2) 1) Prodi P.Kimia Jurusan PMIPA

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah 39 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka dan Konsep Penelitian Kanker merupakan penyebab kematian utama kedua (untuk semua umur) di Amerika Serikat. Hampir 1 juta individu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu dengan cara membungkus semua peralatan dengan menggunakan kertas stensil kemudian di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk, Lampiran. Persiapan Media Bakteri dan Jamur Media Trypticase Soy Agar (TSA) Sebanyak g bubuk TSA dilarutkan dalam ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer liter dan dipanaskan pada penangas air sambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

Tamarindus indica L. banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan

Tamarindus indica L. banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Tamarindus indica L. DENGAN METODE BRINE SHRIMPS LETHALITY TEST TOKSISITAS EXTRACT TEST ON Tamarindus Indica LEAF BY USING BRINE SHRIMPS LETHALITY TEST METHOD Maryati dan Erindyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO Muhammad Irfan Firdaus*, Pri Iswati Utami * Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya

Lebih terperinci

Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test

Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test Muhammad Rusdi 1, Deniyati 2, Nur Ida 2, Hasyim Bariun 2 1 Program Studi Farmasi FKIK, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium kimia program studi

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Novitaria 1*, Andi Hairil Alimuddin 1, Lia Destiarti 1 1 Progam Studi Kimia,

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Mega Yulia, Devahimer Harsep Rosi Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Lebih terperinci

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Majalah Farmasi Indonesia, 12(4), 211-216, 2001 TOKSISITAS AKUT SENYAWA BARU 12,13-DIHIDRO- -AMIRIN- 20,30-en-3-ASETAT ; SENYAWA 12,13-DIHIDRO- -AMIRIN-20, 30- en-3-ol DAN -SITOSTAN-20,30-en-3-ol, PADA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 15 HN DN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengendalian Serangga Hama dan iodegradasi UPT. alai Penelitian dan Pengembangan iomaterial LIPI dan Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI (Antidesma bunius (L). Spreng) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji 19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen

Lebih terperinci

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander Nelda Fitria 1, Hilwan Yuda Teruna 2, Yum Eryanti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia FMIPA Universitas Riau 2 Dosen Jurusan Kimia FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan. Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan. 43 Lampiran 2. Gambar tumbuhan eceng gondok, daun, dan serbuk simplisia Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. Gambar tumbuhan eceng gondok segar Daun eceng gondok 44 Lampiran

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 STUDI AWAL POTENSI ANTIKANKER FRAKSI DAUN SRIGADING (NYCTANTHES ARBOR-TRISTIS L.) ELALUI UJI SITOTOKSIK DENGAN ETODE BRINE-SHRIP LETHALITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di dunia, khususnya di negara-negara berkembang (Anderson et al., 2001;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) Hindra Rahmawati 1*, dan Bustanussalam 2 1Fakultas Farmasi Universitas Pancasila 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Flavonoid Dari 100 g serbuk lamtoro diperoleh ekstrak metanol sebanyak 8,76 g. Untuk uji pendahuluan masih menggunakan serbuk lamtoro kering,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. Tempat penelitian di Labolatorium Terpadu dan Labolatorium Biologi Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daun pohpohan merupakan bagian tanaman yang digunakan sebagai lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki aktivitas antioksidan yang besar,

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR AWAR-AWAR (Ficus septica Burm.F) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR AWAR-AWAR (Ficus septica Burm.F) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR AWAR-AWAR (Ficus septica Burm.F) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Suryanita Program Studi D3 Farmasi STIKES Nani Hasanuddin Makassar (Suryanita_noth@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker ditetapkan sebagai penyebab utama kematian di dunia dengan angka yang mencapai 7,6 juta atau (sekitar 13% dari semua kematian setiap tahunnya) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks 36 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sampai saat ini penyakit kanker masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, baik di Indonesia maupun di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach.

Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach. Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach. Windy AstutiTampungan 1), Herny I.E. Simbala 2)*, Edwin de Queljoe 2), Stenly Wullur 3) 1) Alumni Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan Indonesia sangat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam banyak hal, di antaranya adalah sebagai sumber

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Gambar 1. Tumbuhan gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Gambar 2. Biji Tumbuhan Gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Lampiran 2. Gambar Mikroskopik

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Proses Ekstraksi Pengumpulan, pengeringan dan simplisia kulit batang R. mucronata Proses penyaringan setelah maserasi Pemisahan ekstrak dengan pelarut menggunakan rotary evaporator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun tapak liman (E. scaber) diperoleh dari lapangan Dukuhwaluh, Purwokerto; untuk uji aktivitas anti virus digunakan telur

Lebih terperinci

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia Baso Agung*, Nunuk Hariani Soekamto, Firdaus Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),

Lebih terperinci