BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Komunikasi Antarpribadi Pasangan Perkawinan Campuran Etnis Sumba dan Western Pada hakikatnya hubungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Komunikasi Antarpribadi Pasangan Perkawinan Campuran Etnis Sumba dan Western Pada hakikatnya hubungan"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Komunikasi Antarpribadi Pasangan Perkawinan Campuran Etnis Sumba dan Western Pada hakikatnya hubungan antarpribadi adalah siklus, yaitu dimulai dari perkenalan, menuju kebersamaan, menuju perpisahan, kembali rujuk, menuju kebersamaan lagi, dan seterusnya. Pada setiap tahap dalam suatu hubungan antarpribadi, komunikasi memainkan peran yang berbeda. Artinya tahap komunikasi berperan sebagai pembuka pintu (inisiator), yaitu sarana yang menegaskan isiatif untuk mengenal satu sama lain. Pada tahap kebersamaan, peranan komunikasi adalah sebagai pemelihara (katalisator), supaya hubungan antarpribadi tetap harmonis. Pada tahap ketika hubungan antarpribadi terancam putus, maka komunikasi berperan sebagai perantara (mediator) agar antagonisme dapat diperkecil dan kembali lagi ke dalam suasana kebersamaan yang harmonis (Suranto Aw 2011:40). Tahapan hubungan antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses hubungan antar manusia menuju kepada kebersamaan. Kebersamaan adalah merupakan puncak tahapan hubungan antarpribadi yang ditandai dengan tahapan karakter keharmonisan. Bentuk nyata keterlibatan tahapan hubungan dalam komunikasi antarpribadi dapat dilihat dalam penelitian ini. Pelaku-pelaku komunikasi merujuk pada kemampuan individu dalam melakukan kegiatan komunikasi sebagai pengirim dan penerima pesan. Mark Knapp dan Anita L. Vangelisti telah menguraikan kerangka tahapantahapan pengembangan hubungan komunikasi antarpribadi dimana setiap tahapan itu sangat bermanfaat bagi pengembangan komunikasi dengan oranglain. Dalam penelitian ini, tahap perkenalan antara pasangan perkawinan campuran dapat tergambarkan tahapan hubungan komunikasi antarpribadi, sebagai berikut:

2 Tahap Perkenalan (Intiating) Tahap ini ditandai adanya tindakan memulai (intiating), merupakan usaha awal, komunikasi biasanya dilakukan dengan hati-hati agar terbentuk persepsi dan kesan pertama yang baik. Tahap ini merupakan langkah pertama, fase kontak yang permulaan, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Tahap ini, dua atau beberapa orang memperhatikan dan menyesuaikan perilaku satu sama lain. Seringkali pesan-pesan awal yang dipakai seorang individu untuk penyesuaian adalah nonverbal senyum, padangan sekilas, jabat tangan, gerakan, atau penampilan. Jika hubungan berlanjut, akan muncul proses pesan timbal balik secara progresif. Orang kedua bereaksi, dan reaksinya diperhatikan dan ditanggapi oleh orang pertama, yang reaksinya dilanjutkan lagi dengan tindakan oleh orang kedua, dan seterusnya. Informan 1: (Istri) Kami awal kenal dulu waktu saya kerja di Hotel. Kebetulan suami sering pulang-balik Bali untuk urusan bisnis dan dia sering menginap di hotel tempat saya kerja. Kami sering ketemu tapi tidak saling bategur karena belum saling kenal. Akhirnya waktu itu suami langsung minta kenalan dengan saya (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 1 telah melakukan kontak pada tahap ini baik suami maupun istri sama-sama menangkap informasi dari reaksi masing-masing. Pada tahap ini terlihat bahwa suami maupun mulai saling memperhatikan satu dengan yang lain. Hingga pada akhirnya suami mengajak istrinya untuk berkenalan. Informan 2: (Istri) Saya dengan suami saling kenal bulan Juli tahun 2000, kami bertemu di Bali kebetulan saya ke Bali untuk kursus komputer dan bahasa inggris. Ada teman saya Melly waktu itu yang kerja di restaurant dia yang kasih kenal dengan suami saya waktu itu. Pas kenalan kita rame-rame waktu itu, jadi saya punya suami ini traktir kami semua minum bir. Tapi dia lihat saya tidak ikut minum bir jadi dia tanya, kamu tidak minum bir? Saya bilang sama dia saya tidak minum, minuman beralkohol jadi dia

3 langsung beli kasih saya fanta (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 11:42 WITA) Ungkapan informan 2 menunjukkan pada tahap ini terlihat bahwa pasangan istri sudah membuka diri terlihat pada saat istri menunjukkan kebiasaan hidupnya bahwa dia bukan pemabuk. Pada tahap ini suami memperlihatkan sikap empati dan sikap saling menghargai yang ditunjukkan saat istri mengatakan tidak minum bir, dia segera membelikan fanta sebagai ganti bir. Pada tahap awal ini terlihat komunikasi yang dilakukan keduanya lebih hati-hati agar terbentuk persepsi dan kesan pertama yang baik dengan memperhatikan dan menyesuaikan perilaku satu sama lain. Informan 3: (Istri) Dulu saya dengan suami saling kenal karena ketemu di Panti Asuhan Hammu Pangia di Sumba tahun Waktu itu, suami datang di Sumba untuk kerja sebagai relawan sosial (volunteer) dalam rangka pelayanan sosial selama tiga bulan. Waktu itu kepala pengurus panti asuhan Hammu Pangia itu saya, jadi kami saling kenalan sudah waktu itu, begitu sudah awal kami dua saling kenal (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 3 keduanya melakukan kontak karena urusan pekerjaan atau tugas kerja, suami sebagai relawan sosial (volunteer) dan istri sebagai kepala panti asuhan sehingga keduanya saling mengenal satu dengan yang lain.

4 Penjajakan (Exprementing) Tahap ini merupakan usaha mengenal diri orang lain. Tahap kedua pengembangan hubungan, eksplorasi dilakukan segera setelah waktu pertemuan awal karena peserta mulai mengekplorasi potensi oranglain dan kemungkinan untuk mewujudkan hubungan. Tahap ini dicirikan oleh pembicaraan kecil tapi arti penting pembicaraan ini tidak kecil. Semua hubungan dimulai dengan para peserta mencoba untuk mengetahui informasi tentang satu sama lain. Saling mengamati seperti apa seseorang yang tampak dari luar, kita perlu tahu seperti apa orang itu dari sisi dalam agar ada peluang untuk berbicara secara nyaman tentang suatu topik dengan lebih mendalam. Pada tahap ini masing-masing pihak berusaha menggali informasi tentang gaya, motif, minat dan nilai dari orang lain. Pengetahuan ini berfungsi sebagai dasar untuk menilai manfaat melanjutkan hubungan. Untuk menggambarkan tahap penjajakan yang terwujud dalam penelitian ini, dapat tergambar dalam interaksi para informan sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Pas sudah saling kenal, suami omong sama saya kalau ternyata dia sudah sering perhatikan saya di tempat kerja dan dia saya bilang sama saya kalau dia suka sama saya (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WIB). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini keduanya sudah saling mengenal dan terlihat suami telah berbicara jujur kalau dia telah mengamati istrinya, hal ini menunjukkan bahwa pada tahap ini pasangan ini telah hubungan pertemanan mereka sudah cukup akrab. Terlihat pada tahap ini suami mengungkapkan perasaan cintanya. Hal ini dapat mempengaruhi pola pikir istrinya dan dapat membangun sikap kepercayaan istri terhadap suaminya sehingga keduanya dapat saling menilai. Hal ini menandai bahwa pada tahap ini pasangan informan 1 memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka.

5 Informan 3: (Istri) Pas sudah dua bulan kenal, suami omong kalau dia suka sama saya, saya sebenarnya secara pribadi tertarik dengan dia karena yang saya lihat dia orangnya baik hati dan sangat tulus (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WIB). (Suami) Sejak awal bertemu, saya sebenarnya sudah tertarik dengan dia, tertarik disini bukan karena saya lihat fisiknya, tetapi karena kepribadian, ketulusan hati, dan karakternya yang membuat saya jatuh hati, setelah kenal saya berusaha untuk dekat dengan dia dan karena saya rasa kami sudah cukup dekat, saya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan saya ke dia (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WIB). Berdasarkan ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan ini telah melakukan pendekatan satu dengan yang lain selama dua bulan. Setelah mereka saling mengenal satu dengan yang lain suamipun menyatakan perasaannya dan mengakui dia memiliki ketertarikan dengan istrinya sejak awal pertemuan. Pada tahap ini keduanya sudah saling membuka diri dan mengakui ketertarikan mereka terhadap pasangannya. Hal ini menandai bahwa pasangan informan 3 memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka. Informan 2: (Istri) Habis ketemu di restaurant, suami ajak saya untuk ketemu lagi besoknya. Tapi karena saya salah tempat dan kami dua tidak saling komunikasi, kami akhirnya tidak ketemu. Malamnya dia telepon lewat Melly dan omong dengan saya, dia marah-marah karena dia bilang saya ingkar janji, saya juga marah karena saya juga tunggu dan saya pikir dia tidak datang, karena dia tidak percaya saya minta Melly jelaskan sama dia, akhirnya Melly jelaskan sama dia dan dia minta maaf sudah waktu itu. Akhirnya dia minta untuk ketemu lagi besoknya di Legian. Pas kami dua ketemu di Legian, kita saling cerita, dia sudah yang banyak tanya baru dia minta dan nomor telepon karena dia tinggal 2 hari mau pulang ke Jerman. Setelah dia pulang ke Jerman dia kirim kasih saya setiap hari kadang juga dia telepon (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 11:42 WITA).

6 Ungkapan informan 2 menunjukkan bahwa pada tahap ini terlihat pasangan ini mengalami kesalahpahaman komunikasi namun keduanya mau saling mendengarkan penjelasan masing-masing, mengakui kesalahan dan mau memaafkan sehingga mereka dapat kembali berkomunikasi. Pada tahap ini terlihat setelah pertemuan awal tampak suami memiliki usaha untuk mengenal istrinya lebih dekat terlihat saat suami mengajak istrinya untuk bertemu setelah pertemuan pertama. Pada tahap ini juga terlihat keduanya sudah saling membuka diri dengan saling memberikan informasi pribadi yaitu alamat dan nomor telepon untuk tetap terus berkomunikasi. Hal ini menandai bahwa pasangan informan 2 ingin melanjutkan hubungan mereka Penggiatan (Intensifying stage) Tahap penggiatan (intensifying) menandai awal keintiman, berbagai informasi pribadi status kenalan menjadi akrab sehingga banyak perubahan cara berkomunikasi. Derajat keterbukaan menjadi lebih besar. Frekuensi berkomunikasi juga semakin tinggi. Jika hubungan berlanjut, mereka mesti mendapatkan cukup banyak pengetahuan tentang satu sama lain, dan pada saat yang sama, membuat sejumlah aturan bersama, bahasa bersama, dan memahami ciri-ciri hubungan ritual. Orang pada tahap ini lebih cenderung untuk berbagi rahasia lebih dalam dan masing-masing pihak juga menunjukkan sikap untuk menepati komitmen. Tahap penggiatan tampak dalam penelitian ini sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Habis dia omong kalau dia suka sama saya, sebenarnya saya tidak tertarik dengan bule tapi saya pikir tidak ada salahnya saya coba dulu jalani, jadi waktu itu saya bilang sama dia kalau saya juga suka sama dia. Akhirnya, kami dekat selama dua bulan untuk saling kenal kepribadian masing-masing (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Ungkapan di atas menunjukkan pada tahap ini terlihat bahwa istri memperlihatkan keterbukaan diri dimana yang pada awalnya istri tidak tertarik dengan pria western tetapi dia mau mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria western. Tahap ini terlihat bahwa mereka lebih terbuka satu sama lain dimana mereka mulai berbagi tentang perasaan cinta yang mereka nyatakan secara personal. Pada

7 tahap ini keduanya menunjukkan sikap untuk menepati komitmen secara pribadi dengan proses saling mengenal kepribadian pasangan masing-masing. Informan 2: (Istri) Pas dia di Jerman dia kirim untuk saya setiap hari, kadang juga dia telepon saya tapi lewat nomor HPnya Melly. Nah, pas satu kali dia kirim dia bilang kalau suka sama saya. Waktu itu saya masih tidak percaya karena saya pikir dia selama ini naksir dengan Melly, tapi dia bilang saya suka sama kamu, dia kirim saya punya foto lewat dan dia bilang kalau dia naksir dengan saya. Saya langsung bilang suka juga sama dia. Jadi bulan oktober 2001 dia datang Jerman ke Bali selama dua minggu untuk ketemu saya. Dia datang supaya kami dua bisa saling kenal satu sama lain dan supaya tahu kami dua cocok atau tidak (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 11:42 WITA). Dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa pada tahap ini hubungan keduanya semakin intim, terlihat frekuensi komunikasi semakin tinggi atau intens dimana keduanya berkomunikasi lewat setiap hari. Pada ini terlihat juga tingkat keterbukaan sudah semakin besar terlihat saat suami menyatakan perasaan cintanya. Jarak sebagai rintangan hubungan mereka bukan lagi menjadi masalah bagi kedua pasangan ini. Pada tahap ini terlihat suami menepati komitmen datang di Bali untuk saling mengenal pasangannya secara personal. Informan 3: (Istri) Waktu dia bilang kalau dia suka dengan saya, saya juga bilang saya suka sama dia. Jadi waktu itu kami dua pacaran. Sebelum dia pulang ke Belanda, kami dua saling tukar nomor telepon dan id skype supaya bisa terus berkomunikasi. Pas dia di Belanda, komunikasi kami lancar setiap hari telepon dan videocall lewat skype selama beberapa bulan sebelum dia datang kembali lagi ke Sumba (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Ungkapan di atas menunjukkan bahwa pada tahap ini pasangan informan 3 sikap keterbukaan keduanya sudah semakin besar terlihat pada tahap ini mereka menyatakan perasaan cinta mereka masing-masing sehingga hubungan mereka makin intim. Frekuensi komunikasi keduanya semakin tinggi terlihat dimana mereka melakukan komunikasi melalui skype dan telepon setiap hari. Jarak sebagai rintangan

8 hubungan mereka bukan lagi menjadi masalah bagi pasangan ini. Pada tahap ini keduanya menunjukkan sikap menepati komitmen untuk tetap saling berkomunikasi setiap hari selama beberapa bulan Pengikatan (Bonding) Tahap pengikatan (bonding) dalam hubungan cinta, ikatan formal dapat berupa cincin pertunangan atau pernikahan. Formalisasi merupakan tahap penting dalam hubungan apapun. Ini adalah tahap dimana orang mengumumkan kepada dunia bahwa mereka berjanji satu sama lain. Janji ini bisa diperlihatkan secara non-verbal misalnya dengan cincin pertunangan. Selama tahap ini, masing-masing pihak berpartisipasi dalam membangun aturan hubungan, termasuk pengembangan simbol kebersamaan dan karakteristik pola percakapan yang disukai. Hal ini tampak sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Setelah PDKT selama 2 bulan dan kami dua rasa cocok akhirnya kami sepakat untuk nikah gereja di Melolo, Sumba Timur pada tahun 2009 (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini, keduanya mencapai kebersamaan hubungan dimana terlihat pada tahap ini keduanya melakukan pengikatan hubungan mereka melalui pernikahan. Informan 2: (Istri) Karena saya dengan suami sudah rasa dekat dan saling mencintai, suami suruh saya bikin passport dan tahun 2001 saya berangkat ke Jerman tanpa satu kata bahasa Jerman. Saya hanya dapat visa 3 bulan saja dan 18 April 2001 kami menikah di pemerintahan di Jerman karena sistem disini harus menikah pertama di pemerintah dulu baru di gereja jadi kami menikah secara pemerintahan dulu habis itu kami nikah gereja bulan Mei (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 11:42 WITA). Ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 2 telah melakukan pengikatan hubungan mereka dengan ikatan pernikahan.

9 Informan 3: (Istri) Sebelum pulang ke Belanda suami ngomong dengan saya secara personal kalau dia akan kembali ke Sumba. Dia kasih saya mamuli mas Sumba sebagai ikatan hubungan dan janji antara saya dan dia, mamuli ini juga tanda pengikat supaya saya jangan nikah dengan oranglain (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 1 melakukan pengikatan hubungan mereka melalui janji dan ikatan. Janji dilakukan oleh suami dimana suami berjanji untuk kembali ke Sumba dan menikahi istrinya, janji ikatan formal diperlihatkan melalui ikatan formal berupa pemberian mamuli mas oleh suami kepada istri sebagai ganti cincin tanda ikatan hubungan cinta mereka Kebersamaan Kebersamaan, tahap ini merupakan puncak keharmonisan hubungan antarpribadi. Hakikat kebersamaan adalah bahwa mereka menerima seperangkat aturan yang mengatur hidup mereka bersama secara tulus. Tahapan hubungan antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses hubungan antar manusia menuju kepada kebersamaan. Tahap ini mereka membuat keputusan (decision) dan komitmen (commitment) untuk tetap bersama dengan pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga hubungan mereka tetap langgeng, melindungi hubungan mereka dari bahaya, dan memperbaiki bila hubungan mereka bila dalam keadaan kritis. Pada dimensi ini seseorang memikirkan tentang pernikahan. Alasan utama untuk melakukan pernikahan adalah karena adanya cinta dan komitmen yang dibagi bersama pasangan. Pasangan memiliki hasrat untuk membagi dirinya dalam hubungan yang berlanjut dan hangat (Turner & Helms, dalam Kurniawati 2014:55). Kebersamaan adalah puncak tahapan hubungan antarpribadi yang ditandai dengan karakter keharmonisan. Keharmonisan ditandai adanya kecocokan baik itu dalam hal karakter kepribadian, sikap dan selera yang mengimbanginya. Hal ini terwujud dalam penelitian ini yang dialami oleh semua informan:

10 Informan 1: (Istri) Pas kami sudah saling janji untuk serius, saya dengan dia PDKT selama 2 bulan lagi dan karena kami dua rasa cocok akhirnya kami sepakat untuk nikah gereja di Melolo, Sumba Timur pada tahun 2009 (wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Informan 2: (Istri) Karena saya dengan suami sudah rasa dekat dan saling mencintai, suami suruh saya bikin passport dan tahun 2001 saya berangkat ke Jerman tanpa satu kata bahasa Jerman. Saya hanya dapat visa 3 bulan saja dan 18 April 2001 kami menikah di pemerintahan di Jerman karena sistem disini harus menikah pertama di pemerintah dulu baru di gereja jadi kami menikah secara pemerintahan dulu habis itu kami nikah gereja bulan Mei 2001 (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 11:42 WITA). Informan 3: (Istri) Selama kami komunikasi walaupun long distance kami dua merasa ada kecocokan diantara kami, Jadi tahun 2013 suami saya datang ke Sumba sama-sama dengan dia punya keluarga dari Belanda untuk masuk minta dan ikut prosesi adat pernikahan Sumba. Setelah proses adat selesai, bulan Oktober tahun 2014 kami nikah gereja (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Dari ungkapan ketiga informan di atas menunjukkan bahwa pada tahap ini ketiga informan ini mencapai puncak tahapan hubungan antarpribadi dimana pada tahap ini mereka membuat keputusan (decision) dan komitmen (commitment) untuk tetap bersama dengan pasangan dalam hidupnya dinyatakan dalam pernikahan. Pada tahapan-tahapan pengembangan hubungan komunikasi antarpribadi terlihat bahwa pada tahap pengikatan hubungan pasangan Informan 1 dan Informan 2 kedua pasangan ini telah mencapai puncak hubungan yang ditandai dengan pernikahan sehingga dapat dikatakan bahwa teori Mark Knapp & Anita Vangelisti ini tidak berlaku bagi pasangan Informan 1 dan Informan 2 karena pasangan ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai puncak hubungan dan kedua pasangan ini tidak membutuhkan tahapan hubungan untuk mencapai puncak hubungan yaitu kebersamaan.

11 Berbeda dengan pasangan Informan 3, terlihat bahwa pasangan Informan 3 memasuki semua tahapan-tahapan pengembangan hubungan mulai dari tahap pertama hingga pada tahap yang terakhir sehingga dapat dikatakan teori Mark Knapp & Anita Vangelisti ini cocok untuk pasangan Informan 3 karena pasangan ini membutuhkan tahapan-tahapan untuk mencapai puncak hubungan yaitu kebersamaan Penetrasi Sosial Pasangan Perkawinan Campuran Etnis Sumba dan Western Menurut Altman & Taylor komunikasi adalah faktor penting dalam mengembangkan dan memelihara hubungan antarpribadi dan komunikasi antarpribadi adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan. Teori ini memfokuskan diri pada pengembangan hubungan. Hal ini terutama berkaitan dengan perilaku antarpribadi yang nyata dalam interaksi sosial dan proses-proses kognitif internal yang mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan. Proses penetrasi sosial berlangsung secara bertahap dan teratur dari sifatnya di permukaan ke tingkat yang akrab mengenai pertukaran sebagai fungsi baik mengenai hasil yang segera maupun yang diperkirakan. Perkiraan meliputi estimasi mengenai hasil-hasil yang potensial dalam wilayah pertukaran yang lebih akrab, potensial dan memuaskan. Daya tarik awal dan pertemuan yang mengarah ke kencan, cinta dan perkawinan mulanya sebagai kontak biasa, dan berkembang melalui tahap-tahap peningkatan keintiman. Dalam hal ini, terdapat empat tahapan perkembangan hubungan antar individu, atau dengan kata lain proses penetrasi sosial terdiri atas empat tahapan sebagai berikut: (1) Tahapan orientasi; (2) tahap eksplorasi pertukaran emosi; (3) tahap pertukaran emosi spontan; (4) tahap pertukaran stabil (Morissan 2010: ).

12 Tahap Orientasi (Orientation Stage) Tahap orientasi diandaikan lapisan terluar kulit bawang. Tahap orientasi ini terjadi pada level publik dimana komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi (impersonal). Para individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi yang bersifat sangat umum dan yang terbuka bagi umum, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum dan tidak ditutup-tutupi. Ucapan atau komentar yang disampaikan orang biasanya bersifat basa-basi yang hanya menunjukkan informasi permukaan atau apa saja yang tampak secara kasat mata pada diri individu. Dalam penelitian ini, tahap orientasi hubungan antara pasangan perkawinan campuran dapat tergambarkan dalam tahap penetrasi sosial komunikasi antarpribadi, sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Kami awal kenal dulu waktu saya kerja di Hotel. Kebetulan suami sering pulang-balik Bali untuk urusan bisnis dan dia sering menginap di hotel tempat saya kerja. Kami sering ketemu tapi tidak saling bategur karena belum saling kenal. Akhirnya waktu itu suami langsung minta kenalan dengan saya (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 1 telah keduanya terlibat dalam tahap orientasi dimana mereka saling mengetahui informasi yang bersifat sangat umum tentang pasangannya masing-masing, terlihat istri mengetahui bahwa suaminya sering pulang-balik Bali dan menginap di hotel tempat dia bekerja. Pada tahap ini terlihat suami mengajak istrinya untuk berkenalan. Informan 2: (Istri) Saya dengan suami saling kenal bulan Juli tahun 2000, kami bertemu di Bali kebetulan saya ke Bali untuk kursus komputer dan bahasa inggris. Ada teman saya Melly waktu itu yang kerja di restaurant dia yang kasih kenal dengan suami saya waktu itu. Pas kenalan kita rame-rame waktu itu, jadi saya punya suami ini traktir kami semua minum bir. Tapi dia lihat saya tidak ikut minum bir jadi dia tanya, kamu tidak minum bir? Saya bilang sama dia saya tidak minum, minuman beralkohol jadi dia langsung beli kasih saya fanta sudah (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA).

13 Ungkapan di atas menunjukkan pada tahap ini pasangan informan 2 terlihat bahwa istri mulai membuka diri dengan menunjukkan kebiasaan hidupnya bahwa dia bukan pemabuk. Pada tahap ini suami memperlihatkan sikap empati dan sikap saling menghargai yang ditunjukkan saat istri mengatakan tidak minum bir, dia segera membelikan fanta sebagai ganti bir. Pada tahap awal ini terlihat komunikasi yang dilakukan keduanya lebih hati-hati agar terbentuk persepsi dan kesan pertama yang baik dengan memperhatikan dan menyesuaikan perilaku satu sama lain. Informan 3: (Istri) Dulu saya dengan suami saling kenal karena ketemu di Panti Asuhan Hammu Pangia di Sumba tahun Waktu itu, suami datang di Sumba untuk kerja sebagai relawan sosial (volunteer) dalam rangka pelayanan sosial selama tiga bulan. Waktu itu kepala pengurus panti asuhan Hammu Pangia itu saya, jadi kami saling kenalan sudah waktu itu, begitu sudah awal kami dua saling kenal (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan informan 3 keduanya terlibat kontak karena urusan pekerjaan atau tugas kerja, suami sebagai relawan sosial (volunteer) dan istri sebagai kepala panti asuhan sehingga keduanya saling mengenal satu dengan yang lain. Pada tahap ini terlihat bahwa keduanya berkomunikasi menyampaikan informasi yang bersifat sangat umum saja.

14 Tahap Eksplorasi Pertukaran Emosi Tahap eksplorasi pertukaran emosi (lapisan kulit bawang kedua). Tahap ini terjadi ketika orang mulai memunculkan kepribadian mereka kepada orang lain. Apa yang sebelumnya merupakan wilayah privat, sekarang menjadi wilayah publik. Orang mulai menggunakan pilihan kata-kata atau ungkapan yang bersifat lebih personal. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah suatu hubungan akan berlanjut ataukah tidak. Untuk menggambarkan tahap eksplorasi pertukaran emosi yang terwujud dalam penelitian ini, dapat tergambar dalam interaksi para informan sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Pas sudah saling kenal, suami omong sama saya kalau ternyata dia sudah sering perhatikan saya di tempat kerja dan dia saya bilang sama saya kalau dia suka sama saya (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Dari ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini keduanya sudah saling mengenal dan terlihat suami mulai memunculkan kepribadiannya dengan berbicara jujur kalau dia telah mengamati istrinya, hal ini menunjukkan bahwa pada tahap ini pasangan ini telah hubungan pertemanan mereka sudah cukup akrab. Terlihat pada tahap ini suami mengungkapkan perasaan cintanya. Hal ini dapat mempengaruhi pola pikir istrinya dan dapat membangun sikap kepercayaan istri terhadap suaminya sehingga keduanya dapat saling menilai. Hal ini menandai bahwa pada tahap ini pasangan informan 1 memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka. Informan 3: (Istri) Pas sudah dua bulan kenal, suami omong kalau dia suka sama saya, saya sebenarnya secara pribadi tertarik dengan dia karena yang saya lihat dia orangnya baik hati dan sangat tulus (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). (Suami) Sejak awal bertemu, saya sebenarnya sudah tertarik dengan dia, tertarik disini bukan karena saya lihat fisiknya, tetapi karena kepribadian, ketulusan hati, dan karakternya yang membuat saya jatuh hati, setelah kenal saya berusaha untuk dekat dengan dia dan karena saya rasa kami

15 sudah cukup dekat, saya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan saya ke dia (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Berdasarkan ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini pasangan ini mulai memunculkan kepribadian mereka lewat proses pendekatan satu dengan yang lain selama dua bulan. Setelah mereka saling mengenal satu dengan yang lain suamipun mengungkapkan perasaan cintanya dan mengakui ketertarikannya dengan istrinya sejak awal pertemuan. Pada tahap ini keduanya tidak terlalu berhati-hati dalam mengungkapkan perasaan cinta mereka juga mengakui adanya ketertarikan satu dengan yang lainya. Hal ini menandai bahwa pasangan informan 3 memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka. Informan 2: (Istri) Habis ketemu di restaurant, suami ajak saya untuk ketemu lagi besoknya. Tapi karena saya salah tempat dan kami dua tidak saling komunikasi, kami akhirnya tidak ketemu. Malamnya dia telepon lewat Melly dan omong dengan saya, dia marah-marah karena dia bilang saya ingkar janji, saya juga marah karena saya juga tunggu dan saya pikir dia tidak datang, karena dia tidak percaya saya minta Melly jelaskan sama dia, akhirnya Melly jelaskan sama dia dan dia minta maaf sudah waktu itu. Akhirnya dia minta untuk ketemu lagi besoknya di Legian. Pas kami dua ketemu di Legian, kita saling cerita, dia sudah yang banyak tanya baru dia minta dan nomor telepon karena dia tinggal 2 hari mau pulang ke Jerman. Setelah dia pulang ke Jerman dia kirim kasih saya setiap hari kadang juga dia telepon (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Ungkapan informan 2 menunjukkan bahwa pada tahap ini terlihat pasangan ini mengalami kesalahpahaman komunikasi namun keduanya mau saling mendengarkan penjelasan masing-masing, mengakui kesalahan dan mau memaafkan sehingga mereka dapat kembali berkomunikasi. Pada tahap ini terlihat setelah pertemuan awal tampak suami memiliki usaha untuk mengenal istrinya lebih dekat terlihat saat suami mengajak istrinya untuk bertemu setelah pertemuan pertama. Pada tahap ini juga terlihat komunikasi keduanya berlangsung lebih spontan dan tidak terlalu berhati-hati. Terlihat keduanya saling terbuka dengan saling memberikan informasi pribadi yaitu

16 alamat dan nomor telepon untuk tetap terus berkomunikasi. Hal ini menandai bahwa pasangan informan 2 ingin melanjutkan hubungan mereka Tahap Pertukaran Afektif (Affective Exchange) Tahap pertukaran emosi (lapisan kulit bawang ketiga). Tahap ini ditandai dengan munculnya hubungan antara individu yang lebih intim. Tahap ini memusatkan perasaan pada tingkat yang lebih dalam bersifat pribadi. Masing-masing sudah mulai membuka diri dengan informasi diri yang sifatnya lebih pribadi. Pada tahap ini muncul perasaan kritis dan evaluatif pada level yang lebih dalam. Interaksi yang terjadi biasanya bersifat lebih ramah dan santai dan jalan menuju ke wilayah lanjutan yang bersifat akrab dimulai. Tahap ini merupakan tahap peralihan ke tingkat yang paling tinggi mengenai pertukaran keakraban. Pentingnya pada tahap ini ialah bahwa rintangan telah disingkirkan dan kedua pihak belajar banyak mengenal satu sama lain dan sedikit hambatan untuk saling mendekatkan diri. Seperti terlihat dalam interaksi pasangan informan sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Habis dia omong kalau dia suka sama saya, sebenarnya saya tidak tertarik dengan bule tapi saya pikir tidak ada salahnya saya coba dulu jalani, jadi waktu itu saya bilang sama dia kalau saya juga suka sama dia. Akhirnya, kami dekat selama dua bulan untuk saling kenal kepribadian masing-masing (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Ungkapan diatas menunjukkan pada tahap ini terlihat bahwa pengambilan keputusan secara cepat yang dilakukan oleh istri dengan mau mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria western yang awalnya dia tidak tertarik dengan pria western. Tahap ini terlihat bahwa hubungan keduanya lebih intim dan lebih terbuka satu sama lain terlihat saat mereka mulai berbagi tentang perasaan cinta nyatakan perasaan mereka secara personal. Sehingga keduanya membuat komitmen yang lebih besar untuk masuk pada proses pengenalan kepribadian pasangan masing-masing.

17 Informan 2: (Istri) Pas dia di Jerman dia kirim untuk saya setiap hari, kadang juga dia telepon saya tapi lewat nomor HPnya Melly. Nah, pas satu kali dia kirim dia bilang kalau suka sama saya. Waktu itu saya masih tidak percaya karena saya pikir dia selama ini naksir dengan Melly, tapi dia bilang saya suka sama kamu, dia kirim saya punya foto lewat dan dia bilang kalau dia naksir dengan saya. Saya langsung bilang suka juga sama dia. Jadi bulan oktober 2001 dia datang Jerman ke Bali selama dua minggu untuk ketemu saya. Dia datang supaya kami dua bisa saling kenal satu sama lain dan supaya tahu kami dua cocok atau tidak (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Ungkapan di atas menunjukkan bahwa pada tahap ini hubungan pasangan informan 2 terlihat lebih intim hal ini tampak dari cara keduanya berkomunikasi tampak lebih santai dan tanpa beban dimana keduanya intens berkomunikasi lewat setiap hari. Pada tahap ini terlihat tingkat keterbukaan semakin besar dimana suami lebih nyaman menyatakan tentang perasaan cintanya. Jarak sebagai rintangan hubungan mereka bukan lagi menjadi masalah bagi kedua pasangan ini. Pada tahap ini suami menepati komitmen yang lebih besar datang di Bali untuk dapat saling mengenal dengan pasangannya secara personal. Informan 3: (Istri) Waktu dia bilang kalau dia suka dengan saya, saya juga bilang saya suka sama dia. Jadi waktu itu kami dua pacaran. Sebelum dia pulang ke Belanda, kami dua saling tukar nomor telepon dan id skype supaya bisa terus berkomunikasi. Pas dia di Belanda, komunikasi kami lancar setiap hari telepon dan videocall lewat skype selama beberapa bulan sebelum dia datang kembali lagi ke Sumba (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Ungkapan di atas menunjukkan bahwa pada tahap ini hubungan keduanya lebih intim terlihat pada tahap ini mereka lebih santai dan nyaman menyatakan perasaan cinta mereka masing-masing. Frekuensi komunikasi keduanya semakin tinggi terlihat komunikasi yang mereka lakukan setiap hari lewat media skype dan telepon. Jarak sebagai rintangan hubungan mereka bukan lagi menjadi masalah bagi kedua pasangan

18 ini. Pada tahap ini suami-istri membuat komitmen yang lebih besar untuk tetap saling berkomunikasi setiap hari selama beberapa bulan Tahap Pertukaran Stabil (Stable Exchange Stage) Tahap pertukaran stabil atau lapisan inti bawang ditandai dengan ungkapan pikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang menghasilkan derajat spontanitas tinggi dan sifat hubungan yang unik. Informasi yang dibicarakan sudah sangat intim dan menjadi inti dari pribadi masing-masing pasangan. Pada tahap ini individu mulai membangun sistem komunikasi personal mereka yang menurut Altman dan Taylor akan menghasilkan komunikasi yang efisien. Informan 1: (Istri) Dari awal pacaran, saya omong sama suami saya seperti ini, saya sudah umur 30 tahun, artinya kalau kamu benar mau sama saya kamu juga harus mau bina ini hubungan ke tahap yang lebih serius, karena saya tidak punya waktu untuk pacaran main-main. Jadi, waktu itu kami dua saling komitmen untuk pacaran serius (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Ungkapan di atas terlihat bahwa pada tahap ini, hubungan keduanya sudah sangat intim hal ini terlihat dengan ungkapan pikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka dengan saling berjanji untuk menjalani hubungan yang serius. Informan 2: (Istri) Karena saya dengan suami sudah rasa dekat dan saling mencintai, suami suruh saya bikin passport dan tahun 2001 saya berangkat ke Jerman tanpa satu kata bahasa Jerman. Saya hanya dapat visa 3 bulan saja dan 18 April 2001 kami menikah di pemerintahan di Jerman karena sistem disini harus menikah pertama di pemerintah dulu baru di gereja jadi kami menikah secara pemerintahan dulu habis itu kami nikah gereja bulan Mei 2001 (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Ungkapan informan 2 menunjukkan bahwa pada tahap ini hubungan keduanya sudah sangat intim ditandai dengan ungkapan pikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang dilakukan pasangan ini lewat ikatan hubungan pernikahan.

19 Informan 3: (Istri) Sebelum pulang ke Belanda suami ngomong dengan saya secara personal kalau dia akan kembali ke Sumba. Dia kasih saya mamuli mas Sumba sebagai ikatan hubungan dan janji antara saya dan dia, mamuli ini juga tanda pengikat supaya saya jangan nikah dengan oranglain. Setelah kami berkomunikasi selama sembilan bulan dan kami merasa bahwa kami cocok, tahun 2013 suami saya datang ke Sumba sama-sama dengan dia punya keluarga dari Belanda untuk masuk minta dan ikut prosesi adat pernikahan Sumba. Setelah proses adat selesai, bulan Oktober tahun 2014 kami menikah gereja (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Ungkapan informan 3 terlihat bahwa pada tahap ini hubungan pasangan ini menunjukkan hubungan yang sangat intim sekaligus sinkron ditandai dengan ungkapan pikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang dilakukan pasangan ini lewat ikatan janji yang diberikan suami kepada istri sebelum suami kembali ke Belanda berupa mamuli mas sebagai tanda ikatan hubungan mereka dan menepati janjinya dengan kembali ke Sumba untuk melamar istrinya dengan adat Sumba dan menikah gereja. Pada tahap penetrasi sosial terlihat bahwa ketiga Informan telah membuka diri dan memasuki semua lapisan pengungkapan diri hingga mencapai lapisan inti yaitu keintiman hubungan yang ditandai dengan pernikahan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan keterbukaan diri masing-masing individu dengan pasangannya sehingga membuat hubungan mereka semakin intim. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori penetrasi sosial Altman dan Taylor cocok bagi ketiga informan.

20 5.3. Komunikasi Lintas Budaya Pasangan Perkawinan Campuran Sumba dan Western Berbicara mengenai komunikasi lintas budaya tidak bisa melepaskan diri dari esensinya, yaitu komunikasi itu sendiri. Komunikasi memiliki serangkaian unsurunsur yang dapat membentuk suatu kegiatan komunikasi sebagai suatu proses. Sebuah keluarga kawin campur, budaya menjadi perpaduan yang unik, terutama ketika masing-masing pihak berusaha untuk menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga. Sebagai pijakan awal, sebelum terjadinya pernikahan masing-masing pihak menyatakan bahwa keluarga dan lingkungan tempat mereka tumbuh telah memberikan pemahaman terhadap etnis lain. Paling tidak seseorang telah mendapatkan bekal sejak awal ketika mereka akan masuk dalam dunia yang lebih luas dan berinteraksi dengan beragam pribadi. Dalam penelitian ini, pelaku-pelaku komunikasi dapat tergambarkan oleh sifatsifat yang dimiliki oleh para informan yang telah dinilai oleh pasangannya. Sifat pasangan, setelah menjalani perkawinan, pasangan semakin dapat melihat sifat-sifat dan karakter pribadi pasangannya terlepas dari budaya, adat-istiadat dan kebiasaan yang dipercaya oleh masing-masing pihak. Gambaran mengenai sosok laki-laki Western yang berperan sebagai suami dipandang berbeda-beda oleh pasangannya yang berasal dari etnis Sumba sebagai berikut: Informan 2: (Istri) Suami sifatnya pendiam, penyayang, dan sabar (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Informan 3: (Istri) Menurut saya suami orangnya sedikit keras kepala, dia orangnya juga mudah berempati, sangat baik hati, pemaaf, rendah hati, gampang bergaul dan punya hati suka empati bukan hanya simpati sama orang tapi ada tindakan untuk menolong oranglain. Dia juga adalah malaikat untuk saya, dia selalu minta minta maaf untuk hal-hal yang bukan kesalahannya. Contoh kalau saya frustasi atau marah karena masalah pekerjaan dia selalu bilang, sayang, itu bukan kamu punya salah, maaf karena saya belum mampu jaga kamu dengan benar. Hal yang paling berkesan

21 sampai sekarang, ketika dia mempraktekkan cintanya dengan cara yang sangat sederhana. Kalau saya batuk dia langsung inisiatif untuk ambil air minum untuk saya. Dan setiap malam dia selalu bilang terima kasih untuk apapun yang saya buat sepanjang hari (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Untuk menggambarkan pesan yang bercirikan budaya dalam komunikasi lintas budaya yang terwujud dalam penelitan ini, antara lain mengenai persoalan pemilihan bahasa yang digunakan, yang dapat tampak sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Kalau untuk komunikasi dalam keluarga saya dengan suami pakai bahasa inggris karena saya fasih bahasa inggris jadi kami sering pakai bahasa inggris, kalau anak-anak kalau omong sama mereka punya bapa mereka pake bahasa inggris, kalau dengan saya mereka pakai bahasa Indonesia sehari-hari. Informan 2: (Istri) Sehari-hari saya dengan suami pakai bahasa Jerman kadang juga pakai Inggris. Kalau anak dia bisa pakai bahasa Indonesia, bahasa Jerman sama bahasa Inggris. Informan 3: (Istri) Saya dengan suami kalau komunikasi biasanya pake bahasa Indonesia, kadang juga pake bahasa Inggris, karena suami gampang menyesuaikan diri. Untuk menggambarkan pesan yang bercirikan budaya dalam komunikasi lintas budaya yang terwujud dalam penelitan ini, antara lain mengenai persoalan pemilihan tradisi dalam upacara pernikahan, yang dapat tampak sebagai berikut: Informan 1: (Istri) Saat nikah saya dengan suami sepakat untuk pake tradisi nikah orang Sumba, jadi saya dengan dia waktu itu kenoto (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA).

22 Informan 2: (Istri) Waktu nikah kami tidak pake tradisi Sumba atau Jerman, kami nikah secara pemerintahan Jerman. Habis itu baru pemberkatan nikah di gereja (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Informan 3: (Istri) Saat menikah kami sepakat untuk ikut tradisi pernikahan Sumba Timur. Dia punya keluarga angkat di Sumba sebenarnya menawarkan untuk tidak perlu repot-repot cari hewan karena dia bukan orang sumba yang mengerti budaya sumba. Tapi dia bilang kalau dia pakai sistem yang gampang itu sama seperti dia pergi beli makanan dipasar katanya. Dia mau dia lewati proses yang orang sumba buat, supaya saya tahu benar yang namanya belis istri katanya, jadi dia langsung antusias untuk ikut budaya sumba. Jadi dia cari hewan dimana-mana, memang saya juga ikut bantu begitu, dia beli hewan disekitar Haharu dan dia bangga karena dia mampu untuk beradaptasi dengan budaya dengan melewati proses adat, orangtuanya juga ikut itu proses dari pagi sampai sore (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Pada unsur terakhir, terjadinya komunikasi lintas budaya dalam perkawinan memberikan suatu dampak pada individu-individu yang menjadi pelaku perkawinan tersebut. Antara lain, yang terjadi adalah timbulnya pengertian terhadap budaya yang dimiliki oleh pasangannya dan toleransi yang relatif tinggi. Informan 3: (Istri) Dalam keluarga kami sama-sama menyesuaikan diri, kami samasama belajar sifat dan karakter masing-masing. Karena keluarga dia ada di luar Belanda, jadi lebih banyak dia yang beradaptasi dengan keluarga saya. Saya tidak mau ikut dia ke Belanda, karena saya punya tugas pelayanan di Bali yang tidak bisa saya tinggal. Jadi kami tinggal di Bali. Dia orangnya gampang untuk beradaptasi dengan budaya Sumba, kalau ada acara adat keluarga dia selalu ikut. Tapi saya susah adaptasi dengan budayanya dia (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Kejutan budaya mengacu pada reaksi psikologis yang dialami seseorang karena berada ditengah suatu budaya yang sangat berbeda dengan budayanya sendiri. Sebagian dari kejutan ini timbul karena perasaan terasing, menonjol, dan berbeda dari yang lain (Kalervo Ober, 1960). Menandai dimulainya proses penyesuaian kembali,

23 karena masing-masing mulai mengembangkan cara-cara mengatasi frustasi mereka dan menghadapi tantangan situasi baru. Selama periode ini individu memperoleh ketrampilan untuk bertindak efektif hal ini ditandai dengan perasaan tidak puas mulai meluntur. Seperti yang dialami oleh informan 2: Informan 2: (Istri) Pengalaman pertama kali hidup di Jerman rasanya seperti hidup di penjara karena bahasanya sulit sekali. Setelah satu minggu saya di Jerman saya suami bilang harus mulai kursus bahasa Jerman. Pas pulang kembali di Indonesia suami lagi yang menyesuaikan diri dengan budayanya kita, tapi sejauh yang saya lihat dia sudah bisa menyesuaikan diri (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA) Dalam komunikasi lintas budaya, budayalah yang akan memberikan pengaruh besar dalam setiap aspek pengalaman manusia ketika melakukan kegiatan komunikasi. Karena seseorang akan melakukan komunikasi dengan cara-cara seperti yang dilakukan oleh budayanya. Seseorang juga akan menerima pesan yang telah disaring oleh konteks budayanya. Konteks tersebut akan mempengaruhi apa yang akan diterima dan bagaimana menerimanya. Sebuah keluarga kawin campur, budaya menjadi perpaduan yang unik, terutama ketika masing-masing pihak berusaha untuk menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga Penyesuaian Dalam ikatan pernikahan tidak hanya menggabungkan dua individu dengan latar belakang berbeda tetapi juga menggabungkan dua keluarga besar mereka. Di Indonesia hubungan antar anggota keluarga masih sangat erat dan sangat dipengaruhi oleh adat istiadat. Berbeda dengan negara barat dimana kedekatan dengan keluarga besar tidak terlalu dipengaruhi oleh adat istiadat. Hurlock (1991) mendefinisikan penyesuaian perkawinan sebagai proses adaptasi antara suami dan istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri. Untuk meraih kebahagiaan perkawinan diperlukan adanya usaha bersama serta kesungguhan pasangan suami-istri. Salah satu karakteristik

24 penyesuaian perkawinan yang baik yaitu penyesuaian dengan keluarga pasangan. Hal ini akan membuat suatu keluarga jarang mengalami konflik dalam hubungan kekeluargaannya (Hurlock dalam Wisnobroto 2004:40). Penyesuaian diri untuk memasuki budaya yang baru seringkali menjadi pengalaman yang baru yang menyenangkan bagi seseorang. Seperti yang dialami Informan 3: (Istri) Kalau penyesuaian diri dengan keluarga suami, saya dan mertua sangat dekat dekat. Saya punya bapa dengan mama mantu perlakukan saya seperti anak kandung mereka sendiri. Mereka sangat care sama saya, mertua saya sudah seperti mama kandung saya begitu juga dengan kakak ipar saya, kami sangat akrab satu dengan yang lain. Begitu juga sebaliknya, suami saya saya sangat akrab dengan papa mama dan keluarga saya yang lain (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Informan 2: (Istri) Kalau penyesuaian diri dengan keluarga suami sejauh ini baikbaik saja. Waktu awal saya di Jerman keluarga tidak terlalu ikut campur soal pacaran, tergantung dari anak kalau cocok atau tidak, apalagi anak laki-laki tidak sama dengan orang sumba kita harus tau asal-usul keluarga suami atau istri, dia anaknya siapa, keturunan apa, orang Jerman tidak begitu, mereka yang penting cocok. Jadi bebas pilih pasangan hidup dan keluarga tidak terlalu ikut campur (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Hal yang sama juga yang dialami oleh Informan 1: (Istri) Kalau dengan keluarga dari suami tidak ada kendala sih, karena kami sudah hidup masing-masing dan jauh dari keluarga sejauh ini tidak ada masalah soal penyesuaian dengan keluarga (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Dimensi penyesuaian perkawinan dari Santrock (1998) untuk mengungkap gambaran penyesuaian perkawinan pada pasangan yang melakukan perkawinan campuran antarbangsa, seperti derajat kesepahaman atau kesepakatan antarpasangan, komunikasi yang intim antar pasangan, dan kualitas dalam hubungan perkawinan antarpasangan.

25 Terdapat bermacam-macam variasi untuk menguraikan faktor pendorong penyesuaian individu pasangan perkawinan campuran. Antara lain yang dapat ditemukan dalam penelitian ini meliputi: 1) Sikap terbuka 2) Komitmen 3) Kesamaan, hal ini berkaitan dengan prinsip kesamaan yang dapat menimbulkan satu kesepakatan untuk memutuskan jalan keluar dari satu persoalan; 4) Dominasi Positif, hal ini berkaitan dengan peran masing-masing individu dalam mengatasi konflik dalam hubungan perkawinan Sikap terbuka Sikap terbuka merupakan landasan utama dan penting dalam membina hubungan keluarga yang harmonis. Joseph A. Devito (dalam Liliweri 1994:46) mengatakan keterbukaan pribadi (self disclosure) dan keluwesan pribadi (self flexibility) merupakan faktor penting untuk menciptakan relasi hubungan antarpribadi yang maksimum. Sikap terbuka ini ditandai dengan adanya kejujuran atau tidak berkata bohong. Bersikap terbuka terhadap perbedaan yang ada, terutama perbedaan nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku. Dalam penelitian ini tampak seperti yang diungkapkan oleh informan penelitian sebagai berikut: Informan 3: (Istri) Hal yang paling penting dalam membina hubungan keluarga yang harmonis menurut saya harus saling percaya, saling jujur terbuka, dan terus berkomunikasi dalam mengkomunikasikan apa yang menjadi masalah masing-masing (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Ditambahkan pula oleh informan 1 dan 2 Informan 1: (Istri) Menurut saya hal yang penting dalam membina hubungan rumah tangga yang harmonis kita harus saling terbuka. Harus bisa lebih sabar hadapi orang yang beda budaya dengan kita karena kita punya budaya, pola pikir juga kebiasaan hidup pasti jelas beda dengan mereka jadi kita perlu menyesuaikan diri. Kadang memang saya kita punya pola pikir dengan kebiasaan hidupnya mereka tidak sesuia tapi saya coba untuk belajar pahami mereka punya pola pikir proses itu memang butuh kesabaran (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA).

26 Informan 2: (Istri) Kalau menurut saya pribadi hal yang paling penting dalam hubungan perkawinan, saling terbuka juga jujur satu sama lain. Saling terbuka kalau ada sikap atau kata kami yang tidak sesuai kami saling omong jujur satu sama lain. Hal penting lain juga kita harus bisa samasama saling menyesuaikan diri dengan budaya masing-masing (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA) Komitmen Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara berkesinambungan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Komitmen yang sejati ada komitmen yang berasal dari dalam diri, yang tidak akan luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan dan ujian yang berat dalam perjalanan kehidupan cintanya. Adanya rintangan dan godaan justru menjadi pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cintanya. Komitmen yang akan terlihat dengan adanya upaya-upaya tindakan cinta (love behavior) yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa diterima, merasa berharga dan merasa dicintai. Dengan demikian, komitmen akan mempererat dan melanggengkan kehidupan cinta sampai akhir hayat. Kematianlah yang memisahkan hubungan tersebut (Sternberg dalam Daldiyono, 2009: 277). Informan 3: Karena memang saling mencintai dengan kita membangun rumah tangga kami secara serius sampai pada akhirnya kita mau menerima perbedaan. Saat itu saya dan dia punya komitmen untuk hidup bersama. Dia juga bersedia untuk mengurus, pernikahan itu lebih dihargai kalau kita berjuang juga begitu kalau kita hanya harus mencari hal atau jalan yang gampang-gampang saja kadang-kadang kita tidak menghargai bahwa pernikahan itu butuh perjuangan bukan hanya perjuangan hati tapi juga ada hal-hal berhubungan dengan budaya perlu diperjuangkan. itu adalah hal sangat penting yang harus diperjuangkan menurut dia selain kami memang saling mencintai tadi karena kami saling memperjuangkan. Kami janji untuk tetap bersama dan terus menjaga pernikahan kami sampai opa-oma (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA).

27 Kesamaan Kesamaan, hal ini berkaitan dengan prinsip kesamaan yang dapat menimbulkan satu kesepakatan untuk memutuskan jalan keluar dari satu persoalan. Hal ini tampak dalam penelitian yang kemudian dapat diketahui, bahwa ada satu kesamaan hal-hal yang disukai antara wanita etnis Sumba dan Pria Western. Kesamaan dari para responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah kesamaan hal-hal yang disukai bahkan kesamaan untuk memutuskan jalan keluar yang dapat mempererat hubungan kedua pasangan jika hubungan tersebut sedang dalam konflik. Seperti contoh yang diungkapkan oleh: Informan 1: (Istri) Kami sama-sama gampang minta maaf dan gampang untuk memaaafkan. Jadi kalau ada masalah dia selalu minta maaf dan saya juga memaafkan begitupun sebaliknya (Wawancara Senin, 4 Januari 2016 Pukul 16:30 WITA). Informan 2: (Istri) Kami punya hobi yang sama, kadang kalau saya tidak suka suami juga tidak suka. Dari situ saya dan dia belajar saling mengerti satu sama lain (Wawancara 18 Januari 2016 pukul 10:44 WITA). Informan 3: (Istri) Kami sama-sama pelupa, sama-sama punya rasa empati dan samasama suka membantu sesama. Kami juga punya selera musik yang sama, sama-sama suka musik klasik, hehehe. Sama-sama suka alam terbuka dan pegunungan (Wawancara 19 Januari 2016 pukul WITA). Pernyataan dari ketiga informan diatas menggambarkan, bagaimana budaya yang berbeda memiliki sikap yang sama saat dalam menghadapi dan mengatasi konflik. Seperti kesamaan sikap mudah minta maaf dan mudah memaafkan ketika pasangan sedang dalam konflik.

HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 DAFTAR PERTANYAAN 1. Sudah berapa lama menikah? 2. Bisa ceritakan kembali bagaimana pertemuan awal bapak/ibu sampai menjalin hubungan? 3. Dalam keluarga bahasa apa yang digunakan sehari-hari? 4. Tradisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi merupakan proses dimana seseorang menciptakan dan mengelola hubungan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi merupakan proses dimana seseorang menciptakan dan mengelola hubungan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi merupakan proses dimana seseorang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam

Lebih terperinci

SIKLUS HUBUNGAN INTERPERSONAL

SIKLUS HUBUNGAN INTERPERSONAL SIKLUS HUBUNGAN INTERPERSONAL Pertemuan 3 suranto@uny.ac.id 1 Arti Siklus Siklus artinya proses sinambung dari satu tahap ke tahap berikutnya. Hubungan antarmanusia merupakan sebuah siklus, dari perkenalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan interaksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa dewasa merupakan masa dimana setiap individu sudah mulai matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), rentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan menjadi hal yang paling penting dalam fase kehidupan manusia. Tahapan ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan. Berdasarkan Undang Undang Perkawinan no.1 tahun 1974,

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan. Berdasarkan Undang Undang Perkawinan no.1 tahun 1974, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, setiap individu pada tahap perkembangan dewasa awal menjalin suatu hubungan dengan lawan jenis yang berujung pada jenjang pernikahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mengalami berbagai proses perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa kanak-kanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data angka (numerikal) yang diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai konteks komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu konteks komunikasi yang paling sering dihadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu kehidupan, dengan membangun suatu hubungan yang nyaman dengan orang lain. Seringnya

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Modul ke: Fakultas Psikologi Macam-macam hubungan antar pribadi, hubungan dengan orang belum dikenal, kerabat, hubungan romantis, pernikahan, masalah-masalah dalam hubungan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08 Oleh Daniel Ronda Zaman sekarang pria dan wanita mendapat peluang yang sama dalam karir dan kesempatan, sehingga pria dan perempuan bekerja bersama dan melakukan interaksi yang intens dalam tugas. Bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA Penyusun Nama : Asteria Agustin NIM : D2C 007 012 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin canggih membuat komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin canggih dan berbagai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun. Pada masa ini, orang-orang mencari keintiman emosional dan fisik

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun. Pada masa ini, orang-orang mencari keintiman emosional dan fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan waktu perubahan dramatis dalam hubungan personal. Hal tersebut dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi pada individu di masa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga 73 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga bermanfaat untuk mengecek kebenaran

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami peristiwa penting dalam hidupnya, salah satunya adalah momen perkawinan dimana setiap orang akan mengalaminya. Manusia diciptakan untuk

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1. KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah, semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Interpersonal 2.1.2 Definisi Kompetensi Interpersonal Sebagaimana diungkapkan Buhrmester, dkk (1988) memaknai kompetensi interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, BAB V PENUTUP A. Simpulan Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pada proses akulturasi budaya kaum urban dalam keluarga beda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan anak kenalannya untuk dinikahkan. Pada proses penjodohan itu sendiri terkadang para anak tersebut

Lebih terperinci

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rumah tangga sudah tentu terdapat suami dan istri. Melalui proses perkawinan, maka seseorang individu membentuk sebuah miniatur dari organisasi sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang rentang kehidupan individu, banyak hal yang dipelajari dan mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman bersama keluarga dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompetensi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Kompetensi Interpersonal Kompetensi interpersonal yaitu kemampuan melakukan komunikasi secara efektif (DeVito, 1989). Keefektifan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya stakeholder. Kasali (dalam Wibisono, 2007: 90) menyatakan bahwa stakeholder adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG

BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG Seperti halnya masalah sosial lainnya, fenomena Sekkusu shinai shokogun ini turut memberi dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan jarak jauh (long distance relationship) Pengertian hubungan jarak jauh atau sering disebut dengan long distance relationship adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci