ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN. DAN NYAMAN PADA Ny. D DI RUANG DAHLIA. RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN. DAN NYAMAN PADA Ny. D DI RUANG DAHLIA. RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN"

Transkripsi

1 ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Ny. D DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Disusun Oleh : Nesi Nur Istiqomah A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2016

2 Laporan Hasil Komprehensif telah Diterima dan Disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Diploma III Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong pada: tempat : STIKes

3 Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan (Sawiji, S.Kep, Ns., M.Sc )

4 Program D III Keperawataan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016 Nesi Nur Istiqomah 1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep.J ABSTRAK ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA NY. D DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Latar Belakang: Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi yaitu nyeri kepala (Chepalgia). Sehingga keluhan nyeri kepala tersebut dapat mengakibatkan terganggunya kebutuhan rasa aman dan nyaman. Tujuan Asuhan Keperwatan: Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada klien dengan Chepalgia. Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada Ny. D dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 9 Juni-11 Juni 2016 diruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen, saat dikaji didapatkan data keluhan utama klien yaitu nyeri dibagian kepala belakang, nyeri menjalar keleher dan nyeri bertambah ketika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul dengan durasi ± 2 menit. Sehingga muncul masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah kompres hangat. Evaluasi dari tindakan tersebut yaitu nyeri berkurang dan skala nyeri menjadi 2. Analisa Tindakan: Untuk penanganan nyeri sedang inovasi tindakan keperawatan yang direkomendasikan untuk mengatasi Chepalgia dengan cara kompres hangat jahe. Kata Kunci: Chepalgia, nyeri kepala, kompres hangat. 1. Mahasiswa Diploma III Keperawatan, Stikes Muhammadiyah Gombong 2. Staf Pengajar Dipolma III Keperwatan, Stikes Muhammadiyah Gombong v

5 DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Nursing Care Report, August 2016 Nesi Nur Istiqomah 1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep.J ABSTRACT NURSING CARE OF FULFILLING SECURE AND COMFORT NEEDS TO Mrs. D IN DAHLIA WARD Dr. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN Background : One of the health problems that often occur is headache (Chepalgia). It may lead to disruption of secure and comfort needs. Objective : To describe nursing care of fulfilling secure and comfort needs to Mrs. D in Dahlia ward, Dr. Soedirman Hospital of Kebumen. Nursing Care : Nursing care given to Mrs. D conducted for three days starting on 9 June 11 June 2016 in Dahlia ward Dr. Soedirman Hospital of kebumen. It was obtained that the client primary complaint was pain of the back part of her head, radiating to the neck and worsening when moving, stabbing pain, pain scale 6 and every 2 minutes the pain happen. Therefore the nursing diagnosis was acute pain associated with biological injury agents. Intervention and implementation has been done was a warm compress. Evaluations of such problem showed pain diminish and reduced pain scale into two. Treatment Analysis : Ginger warm compress is recommended to reduce medium pain caused by Chepalgia. Keywords : Chepalgia, nursing care, warm compress 1. University Student Diploma III of Nursing, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong. 2. Lecsturer Diploma III of Nursing, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong. iv

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Ujian Komprehensif dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. Soedirman Kebumen. Adapun penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil Ujian Komprehensif dalam rangka ujian akhir program pendidikan Diploma III Keperawatan. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat : 1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong. 2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin,M.Kep.Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing penyusunan laporan kasus. 4. Ibu Eni Sulistyowati, S. Kep, Ns selaku Pembimbing di Ruang Dahlia yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus. 5. Segenap perawat dan Staf RSUD Dr. Soedirma Kebumen terutama Ruang Dahlia 6. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 7. Orang tuaku tercinta Bapak Tri Raharjo, Ibu Hadmini, Mba Asri Iriani, Mas Musasi Ramdani dan keponakan-keponakanku Ginanjar Ridho. P dan vi

7 Gafianka Bella. R yang senantiasa mendoakan dan memotivasi sehingga tugas ini dapat terselesaikan. 8. Kepada Ny. D dan Keluarga terimakasih atas kerjasamanya. 9. Nurul Istiqomah, Nina Wanda. K, Novidon Laela, Nur Za adah, Leny Oktaviani. P. R., Linda Ristianingsih, Herlina Yulianti. K, Jehan Pristya, Imas Susanti, dan Ike Puji Astati yang telah memberikan semangat, motivasi dan canda tawa dalam penyelesaian laporan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Amalliah Nur. Kh., Ayra Titianingrum. K. dan Dodianto sebagai sahabat terbaiku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 11. Teman-teman di kelas III B yang telah sama-sama berjuang dalam menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah S.W.T. senantiasa melimpahkan rahmat Nya, kepada kita semua. Amin. Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Wassalamu alaikum Wr.Wb Gombong, Agustus 2016 Nesi Nur Istiqomah vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii ABSTRACT iv ABSTRAK......v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan Khusus...5 C. Manfaat Penulisan a. Manfaat Keilmuan...6 b. Manfaat Aplikatif...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman...7 B. Konsep Dasar Nyeri 1. Definisi Nyeri Klasifikasi Nyeri Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Jenis-Jenis Nyeri Penilaian Respon Intensitas Nyeri Managemen Nyeri...13 C. Konsep Inovasi Tindakan...17 viii

9 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian...19 B. Analisa Data...22 C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi...23 BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan...29 B. Analisa Inovasi Tindakan...39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...41 B. Saran...42 DAFTAR PUSTAKA...44 LAMPIRAN...46 ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skala Numerik...11 Gambar 1.2 Skala Deskritis...12 Gambar 1. 3 Skala Analog Visual...12 x

11 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan kesehatan merupakan suatu fenomena yang biasa dialami setiap orang. Gangguan kesehatan bisa terjadi karena pola hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang sembarangan, kurang olahraga, kurang tidur dan banyak lagi penyebab yang lain. Contoh gangguan kesehatan yang biasa di alami yaitu flu, batuk, nyeri kepala (Chepalgia), demam, dan lain-lain. Dari berbagai gangguan kesehatan tersebut nyeri kepala (Chepalgia) adalah gangguan kesehatan yang sering muncul dan presentasenya masih tinggi, hal ini sesuai dengan penelitian di New York mendapatkan hasil yaitu nyeri kepala pada laki-laki sebanyak 22% dan perempuan 78%. Menurut etnik didapatkan hasil yaitu etnik kaukasia sebanyak 44%, Hispanik sebanyak 31%, Afrika-Amerika sebanyak 12%, Asia sebanyak 6%, dan lain-lain 1%. Di lain pihak, dari suatu penelitian di Singapura yang berbasis populasi didapatkan hasil penderita nyeri kepala pada laki-laki sebanyak 47% dan perempuan 53%, dengan perbedaan suku Cina sejumlah 79%, Melayu sejumlah 14%, India sejumlah 6%, dan lain-lain 1% (Madja, 2011). Data presentase Indonesia dari nyeri kepala terbilang masih tinggi, sesuai dengan hasil penelitian di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari sampai dengan Mei 2006 diperoleh data sebanyak 17,4% pasien baru dengan keluhan utama nyeri kepala. Persentase nyeri kepala tipe tegang episodik yaitu sejumlah 47,97% dan tipe kronik 52,03%. Rasio perempuan dengan laki-laki adalah 5:4 (Madja, 2011). Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di New York dan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, diperoleh data bahwa nyeri kepala termasuk salah satu fenomena gangguan kesehatan yang presentasenya masih tinggi.menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah 1

12 2 satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut. Chepalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi diatas garis orbiomeatal.nyeri kepala biasanya merupakan suaru gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organik (Lionel, 2007). Chepalgia merupakan suatu gejala atau keluhan fisik dari suatu penyakit, sehingga kondisi tersebut perlu diperhatikan agar gejala tersebut tidak memburuk.keluhan nyeri kepala biasanya timbul tidak langsung, tetapi banyak faktor penyebab pemicu terjadinya nyeri kepala. Seperti pendapat dari Papdi (2012) penyebab sakit kepala banyak dari faktor risiko umum yang mempengaruhi adalah penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati, stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala, masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat, kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri, kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala. Penyebab dari Chepalgia ada berbagai macam seperti yang sudah dijelaskan oleh Papdi (2012). Dari berbagai penyebab tersebut dapat mengakibatkan terjadinya Chepalgia, jika terjadi Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012).

13 3 Kesimpulan dari tanda-tanda Chepalgia menurut kusuma (2012) yaitu Chepalgia kebanyakan di tandai dengan keluhan nyeri, nyeri adalah salah satu tanda yang sering muncul dan mengakibatkan terganggunya rasa aman dan nyaman seperti yang dijelaskan oleh Tamsuri (2007) nyeri merupakan suatu keadaan yang mengganggu seseorang, dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalami nyeri. Nyeri merupakan suatu gangguan rasa aman dan nyaman. Kenyamanan adalah sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan untuk meningkatkan penampilan sehari-sehari) kelegaan (kebutuhan telah terepenuhi), dan tersedia (keadaan sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri) (Potter & Perry, 2006). Keamanan didefinisikan suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Tamsuri, 2007). Terganggunya rasa aman dan nyaman karena terjadinya nyeri mengakibatkan terganggunya pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman sehingga di lakukan tindakan yang tepat dan benar.penatalaksanaan terhadap nyeri itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis.pendekatan secara farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian analgesik. Walaupun analgesik sangat efektif untuk mengatasi nyeri, namun hal tersebut akan berdampak kecanduan obat dan akan memberikan efek samping yang berbahaya bagi pasien. Secara nonfarmakologis penatalaksanaanya antara lain dengan menggunakan kompres hangat, teknik relaksasi dan distraksi (Potter & Perry, 2010). Berdasarkan penatalaksanaan penanganan nyeri kepala dengan cara nonfarmakologi, kompres hangat merupakan penanganan yang efektif untuk mengurangi nyeri kepala. Seperti penelitian kompres hangat yang dilakukan oleh Dody dan Muslim (2014) di RSUD Tugurejo Semarang menunjukan bahwa terjadi penurunan skala nyeri yang dialami responden dimana sebelum diberikan kompres hangat sebagian besar responden mengalami nyeri kepala sedang sebesar 11 responden (61,1%) dan sesudah diberikan

14 4 kompres hangat jumlah responden yang mengalami nyeri kepala sedang turun menjadi 10 responden (55,6%). Selain itu responden yang semula mengalami nyeri kepala berat terkontrol sebesar 7 responden (38,9%), sesudah diberikan kompres hangat hasilnya tidak ada responden yang mengalami nyeri kepala berat terkontrol. Potter & Perry (2010) Kompres hangat merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri dengan memberika energi panas melalui konduksi, dimana panas tersebut dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatkan relaksasi otot sehingga meningkatkan sirkulasi dan menambah pemasukan, oksigen, serta nutrisi ke jaringan. Dalam kasus Ny. D dengan umur 44 tahun, jenis kelamin perempuan, Alamat klien di desa Jerukagung, Klirong, Kebumen. Masuk Rumah Sakit pada tanggal 07 Juni 2016 pada pukul WIB. Ny. D di rawat di RSUD Dr. Soedirman Kebumen selama 5 hari. Pengkajian pada tanggal 09 Juni 2016 pukul WIB klien mengatakan nyeri dibagian kepala belakang, nyeri menjalar keleher dan nyeri bertambah ketika bergerak, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul ± 2 menit, skala nyeri 6. Klien tampak gelisah, klien tampak menahan rasa sakit, tanda-tanda vital: tekanan darah: 100/65 mmhg, nadi: 75x/menit, respirasi: 24x/menit, suhu: 36 o C. Berdasarakan latar belakang tersebut penulis tertarik membahas tentang karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa Aman Dan Nyaman pada Ny.D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen untuk memberikan berbagai pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan tindakan nonfarmakologi agar pasien dan keluarga dapat menangani gejala nyeri jika terulang kembali di rumah.

15 5 B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pemenuhan rasa aman dan nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk : a. Mahasiswa mampu memaparkan hasil pengkajian pemenuhan rasa aman dan nyaman pada pasien Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. b. Mahasiswa mampu memaparkan masalah keperawatan yang muncul pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. c. Mahasiswa mampu memaparkan prioritas masalah yang muncul pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. d. Mahasiswa mampu memaparkan perencanaan keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. e. Mahasiswa mampu memaparakan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny. D di Ruang RSUD Dr. Soedirman Kebumen. f. Mahasiswa mampu memaparkan evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan pemenuhan rasa aman dan nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirma Kebumen. g. Mahasiswa mampu memaparkan inovasi tindakan keperawatan asuhan pemenuhan rasa aman dan nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

16 6 C. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat Keilmuan Karya tulis ilmiah ini diharapakan dapat menjadi salah satu referensi dalam bidang keperawatan, sebagai panduan untuk menambah pengetahuan cara penanganan atau inovasi tindakan keperawatan tentang rasa aman dan nyaman. b. Manfaat Aplikatif 1) Manfaat bagi Rumah Sakit Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang keperawatan sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan inovasi tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman. 2) Manfaat bagi klien dan keluarga Karya tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi bagi klien dan keluarga mengenai tindakan keperawatan nyeri kepala yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri kepala klien serta diharapkan klien dan keluarga dapat meningkatkan kesehatan dan dapat melakukan pencegahan.

17 DAFTAR PUSTAKA Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definis dan Klasifikasi Jakarta : EGC. Tamsuri, Anas. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC. Madja, N.M., Ali.H.R., & Loho.E. (2011). Gambaran Hasil Ct Scan Kepala Pada Penderita Nyeri Kepala Di Bagian Radiologi Fk Unsrat/Smf Radiologi Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember Volume 1, Nomer 1. Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing. Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamental keperawatan. Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC. Setyawan. D, & Kusuma. M. A. B. (2014). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasian Hipertensi Di Rsud Tugurejo Semarang. Volume 1, Nomer 6. Lynda. J, Carpenito Buku Saku Diagnostik Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC. Mubarak & Chayatin (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC. Masyhurrosyidi. H, Kumboyono, & Utami. Y. W. (2014). Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas 44

18 Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Volume 1, Nomer 1. Kusuma. R. P, Kristiyawati. S. P & Purnomo. S. E. Ch. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang. Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat. Sriwahyuni, N. & Yuswanto. T. J. A. (2014). The Effectivenessof Hot Compress toward Pain Reduction Due To Phlebitis Caused By Intravenous Line Set Up In Malang and Ponorogo, East Java-Indonesia. Volume 3, Issue 4 Versi. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. AB. A. Haris. & Muhtar. (2011). Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Klien Di Ruangan Vip-B Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Volume. 5 Nomer.1, Februari

19 LAPORAN PENDAHULUAN CHEPALGIA DISUSUN OLEH : Nesi Nur Istiqomah A PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN AJARAN 2016

20 A. PENGERTIAN Menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut. Chepalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi diatas garis orbiomeatal. Nyeri kepala biasanya merupakan suaru gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organik (Lionel, 2007). B. KLASIFIKASI 1. Jenis Chepalgia Primer yaitu : -Migrain -Sakit kepala tegang -Sakit kepala cluster 2. Jenis Chepalgia Sekunder yaitu - Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural. - Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala. - Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid). - Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler (mis. Tumor otak). - Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat. - Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik. - Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia). - Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut). - Neuralgia Kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial) (Soemarmo, 2009).

21 C. ETIOLOGI Menurut Papdi (2012) Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor resiko yang umum yaitu: 1. Penggunaan obat yang berlebihan Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati. 2. Stress Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala. 3. Masalah tidur Masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat. 4. Kegiatan berlebihan Kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri. 5. Rokok Kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala. D. PATOFISIOLOGI Menurut Sidharta (2008), sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian-bagian di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot oksipital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intracranial yang peka nyeri terdidi dari meninges, terutama dura basalis dan meninges sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak.

22 E. PATHWAY Terlampir F. MANIFESTASI KLINIS Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012). G. PENATALAKSANAAN 1. Migren a. Terapi Profilaksis 1) Menghindari pemicu 2) Menggunakan obat profilaksis secara teratur Profilaksis: bukan analgesik, memperbaiki pengaturan proses fisiologis yang mengontrol aliran darah dan aktivitas system syaraf b. Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor. Obat-obat untuk terapi abortif 1) Analgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamol 2) NSAIDS :Menghambat sintesis prostaglandin,agragasi platelet, dan pelepasan 5-HT.Naproksen terbukti lebih baik dari ergotamine. Pilihan lain : ibuprofen, ketorolac 3) Golongan triptan a) Agonis reseptor 5-HT1D menyebabkan vasokonstriksi Menghambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenik Efikasinya setara dengan dihidroergotamin, tetapi onsetnya lebih cepat b) Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per oral c) Ergotamin : Memblokade inflamasi neurogenik dengan menstimulasi reseptor 5-HT1 presinapti. Pemberian IV dpt dilakukan untuk serangan yang berat

23 d) Metoklopramid : Digunakan untuk mencegah mual muntah. Diberikan min sebelum terapi antimigrain, dapat diulang setelah 4-6 jam e) Kortikosteroid : Dapat mengurangi inflamasi. Analgesik opiate. Contoh : butorphanol c. Obat untuk terapi profilaksis 1) Beta bloker. Merupakan drug of choice untuk prevensi migraine. Contoh: atenolol, metoprolol, propanolol, nadolol. Antidepresan trisiklik Pilihan: amitriptilin, bisa juga: imipramin, doksepin, nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat 2) Metisergid. Merupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5- HT2. Asam/Na Valproat dapat menurunkan keparahan, frekuensi dan durasi pada 80% penderita migraine. 3) NSAID. Aspirin dan naproksen terbukti cukup efektif. Tidak disarankan penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan GI 4) Verapamil. Merupakan terapi lini kedua atau ketiga 5) Topiramat. Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migraine 2. Sakit kepala tegang otot a. Terapi Non-farmakologi 1) Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit. 2) Perubahan posisi tidur. 3) Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain. 4) Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah 5) Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi 6) Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising

24 7) Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari b. Terapi farmakologi Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache 3. Cluster headache a. Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis) b. Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral c. Obat-obat terapi abortif: 1) Oksigen 2) Ergotamin. Dosis sama dengan dosis untuk migrain 3) Sumatriptan. Obat-obat untuk terapi profilaksis : Verapamil, Litium, Ergotamin, Metisergid, Kortikosteroid, Topirama (Sidharta, 2008). H. PENGKAJIAN 1. Fokus Pengkajian meliputi : a. Aktivitas / Istirahat Lelah, letih, malaise, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia b. Sirkulasi Denyutan vaskuler misalnya daerah temporal pucat, wajah tampak kemerahan c. Integritas ego Ansietas, peka rangsang selama sakit kepala

25 d. Makanan / Cairan Mual / muntah, anoreksia selama nyeri e. Neuro sensori Pening, Disorientasi (selama sakit kepala) f. Kenyamanan Respon emosional/perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah g. Interaksi social Perubahan dalam tanggung jawab peran (Cynthia, 2011). 2. Diagnosa Keperawatan a) Nyeri akut b.d stess agen cedera (fisiologis, zat kimia, fisik, psikologis) b) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, hospitalisasi. c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur d) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuat (Cynthia, 2011). 3. Intervensi a) Nyeri akut b.d stess agen cedera (fisiologis, zat kimia, fisik, psikologis) Tujuan : Rasa nyeri terkontrol atau dapat dikurangi KH : Nyeri berkurang ditandai dengan klien melaporkan nyeri berkurang dengan skala nyeri ringa (1-3), ekspresi wajah rileks, TTV dalam batas normal Intervensi : 1. Lakukan pengkajian karakteristik nyeri klien. R/ : Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya 2. Lakukan pengukuran TTV. R/ : mengetahui kondisi klien 3. Berikan kompres dingin pada kepala R/: Untuk mengurangi nyeri.

26 4. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam/ distraksi R/ : mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. 5. Berikan posisi yang nyaman sesuai pasien R/ : mengurangi penekanan otot pada area nyeri 6. Kolaborasi pemberian obat analgetik. R/ : Untuk mengontrol nyeri. b) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan hospitalisasi Tujuan : Ansietas berkurang atau hilang KH : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi. Intervensi : 1. Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu. R/ : Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas. 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan berikan umpan balik R/ : Membuat hubungan terapeutik. Membantu orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress 3. Berikan lingkungan tenang dan istirahat R/ : Memindahkan pasien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas 4. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan. R/ : Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas 5. Kolaborasi pemberian obat sedatif R/ : Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat

27 c) Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur Tujuan : kebutuhan tidur terpenuhi Kriteria hasil : - Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur - Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat - Tanda - tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada Intervensi : 1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan penyebab kurang tidur R/ : Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan 2. Anjurkan klien untuk relaksasi pada waktu akan tidur. R/ : Memudahkan klien untuk bisa tidur 3. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman R/ : Lingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur. 4. Kolaborasi pemberian obat R/ : Mengurangi gangguan tidur d) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuat Tujuan : Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan KH : - Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan, - menunjukkan peningkatan selera makan, - klien menghabiskan porsi makanan yang diberikan. Intervensi : 1. Kaji intake makanan R/ : Sebagai dasar untuk menetukan intervensi selanjutnya 2. Berikan kebersihan oral

28 R/ : mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan 3. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani R/ : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makan 4. Kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetik R/ : menghilangkan gejala mual muntah (Cynthia, 2011).

29 DAFTAR PUSTAKA Cynthia. M.T. & Sheila. S.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan. Jakarta : EGC. Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing. Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat. Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction.

30 Menurut Soemarmo (2009).

31 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) CHEPALGIA DISUSUN OLEH : Nesi Nur Istiqomah A PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN AJARAN

32 SAP CHEPALGIA Pokok Bahasan : Chepalgia Sasaran : Keluarga Pasien Ny. D Hari / tanggal : Jumat, 10 Juni 2016 Waktu : 1x20 menit Tempat : Ny. D A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Chepalgia. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, 2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Chepalgia, 3. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Chepalgia, 4. Kelurga dapat menyebutkan terapi nonfarmakologi Chepalgia. C. MATERI PENGAJARAN 1. Pengertian Chepalgia 2. Penyebab Chepalgia 3. Tanda dan gejala Chepalgia 4. Terapi non farmakologi Chepalgia D. METODE Ceramah dan tanya jawab. E. MATERI Terlampir 2

33 F. MEDIA Leaflet dan lembar balik G. KEGIATAN PENYULUHAN NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI 1. Memberi salam, 2 Klien menjawab salam, menyakan keadaan klien mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu 2. Menjelaskan maksud 3 Klien mendengarkan dengan kedatangan dan membuat kontrak waktu seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama 3. Melakukan pendidikan 8 Klien memperhatikan dengan kesehatan tentang seksama. Chepalgia 4. Menanyakan kepada 5 Menanggapi dengan melakukan klien tentang kejelasan pertanyaan materi yang disampaikan. Mempersilahkan pasien/ Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga. keluarga pasien mengajukan pertanyaan 5. Mengakhiri kontrak 2 Klien dan keluarga waktu dan berpamitan mempersilahkan dengan baik kepada pasien dan keluarganya H. EVALUASI Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. 3

34 1. Evaluasi Persiapan a. Materi sudah 3 hari sebelum penyuluhan b. Media sudah siap 2 hari sebelum penyuluhan c. SAP sudah siap 2 hari sebelu penyuluhan 2. Evaluasi Proses a. Anggota keluarga memperhatikan penjelasan penyaji b. Anggota keluarga aktif bertanya dan memberikan pendapat c. Media sudah dapat digunakan secara efektif 3. Evaluasi Hasil a. Klien dapat menyebutkna definisi Chepalgia b. Klien dapat menyebutkan 3 dari 7 penyebab chepalgia c. Klien dapat menyebutkan 5 dari 12 tanda dan gejala d. Klien dapat menyebutkan 3 dari 7 terapi non farmakologi dari Chepalgia 4

35 MATERI PENYULUHAN A. Pengertian Chepalgia Menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut. B. Penyebab Chepalgia Menurut Papdi (2012) Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor resiko yang umum yaitu: 1. Penggunaan obat yang berlebihan Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati. 2. Stress Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala. 3. Masalah tidur Masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat. 4. Kegiatan berlebihan Kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri. 5. Rokok Kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala. 5

36 C. Tanda dan Gejala Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012). D. Terapi non farmakologi 1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit. 2. Perubahan posisi tidur. 3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain. 4. Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah 5. Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi 6. Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising 7. Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari (Sidharta, 2008). 6

37 DAFTAR PUSTAKA Cynthia. M.T. & Sheila. S.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan. Jakarta : EGC. Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing. Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat. Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction. 7

38 Chepalgia (sakit kepala) NESI NUR ISTIQOMAH A PRODI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016

39 PENGERTIAN CHEPALGIA? Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut Soemarmo (2009).

40 APA ITU CHEPALGIA??????

41 Penyebab chepalgia 1. Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati. 2. Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala. 3. Masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat.

42 PENYEBAB CHEPALGIA Penggunaan obat yang berlebihan Stress Masalah tidur

43 4. Kegiatan berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri. 5. Kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala

44 ROKOK Kegiatan berlebihan

45 Tanda dan gejala Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012).

46 Tanda dan gejala Sakit Kepala Vertigo Gangguan konsentrasi

47 Terapi non farmakologi 1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit. 2. Perubahan posisi tidur. 3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain

48 Terapi non farmakologi Bahu Peregangan Leher Atau Otot Pernafasan Perubahan posisi tidur

49 4. Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi. 5. Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising 6. Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari

50 Pencahayaan Hindari Suhu Rendah Hindari suara keras dan bising

51 SEMOGA BERMANFAAT

52 CHEPALGIA (SAKIT KEPALA) NESI NUR ISTIQOMAH A PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG 2015 A. APA ITU CHEPALGIA??? Menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut. B. PENYEBAB CHEPALGIA 1. Penggunaan obat yang berlebihan 2. Stress 3. Masalah tidur 4. Kegiatan berlebihan 5. Rokok

53 C. TANDA DAN GEJALA Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012) 2. Perubahan posisi tidur 3. Bernafas (tarik nafas dalam) 5. Hindari suara keras dan bising 6. Hindari suhu rendah D. TERAPI NON FARMAKOLOGI 1. Peregangan leher atau otot bahu 4. Pencahayaan SEMOGA BERMANFAAT

54 ASUHATq KT?UEAWATAN PAUR \\\, D DEN\EAN Aunct?sg kzqtbtrv.rnrp PR06F-AI.^ sqr,rf;\ Oi?L0M A lj SEKoLAH arn6(,t \UMu Ke :Era A{AN \lohat\^m Crciungotse

55 UMAH SAKIT UM \JM DT\LRAN DR..5 OVD\RM AN kug urue s al' rcrnn Munq a-talhui {rrb rrnb\ttq A t^o\u,trtr. rnbrmbtnq k \tnr*?tos RAM

56 -I1x tr hua\\ kasus A. IDENTtTAs PAsigs : 4'{ tqhuq 'l,t\ntr D* \4edrs ' ChePa\qur ^'- JmA Nnr*p, t : 4t ttthun : \-or\ - \nr.' -;- x.lldtrnn ' _1rruo?\qunq K\ronq - Kebumun Fu*o"1*.0 PessKt\\\AN Ke\uh?,q LItu$?, t \r1er, dr bnolrao 6ugn\ar los,la.\tshr\qt Ks:e\otaq 1ev.q\rntr? k\re,u \\?\\ot o\!l r\$ $.\.\gr\ Jrbarqts\o \<e.?n \ft \rq,rr \Nq\q?\v nkhr \qer\ ic. tr; w\6 flerqon t<e\uhnn (usin1, becnr ArKa.Qo\n \ hvrsi Derrsrm r hvrri tflun\-ttturttnh. TTu TD, tzz/y \nmhq,t\,\ob*/ne(\rt, RR,to x/ me,fii)e i?ord.n ktruqqn\ 0E - o!, -,0\b Quxul, lj. 50!s\t 6\rut tfle$a\a,\

57 klien tt q\\cr kltsn \onq dr\n\.ut.nn lur D flsertr -,.. **..t-, t--rt a,., / er\s.vo\(\ ext / \00{ng, C\obnaa0t \xt1r. / torng. Pr"Jn,:on \rc\ / b a. f,iurn5tr PonSqxi\. p n\u\u (tst\c^taa ks\ "\raahm Fe\unrto,l.tdnx adn Wmo) ffienr?un3ftr rinoi{q! kn\q\.rt menu\qr t.r {B[, \rtqalit,s. c\fin v\t,.i. K sngro,tth^n, ' L ax\ ' \6\<i t\u\\{\e tl h\ ' purtrnqunn \$virtnqln[, ' fu mr,r pgrkotujngrq (eorr.s Ke.r.uru0qn : Lrs - \nrr '?r,**qu,no

58 -_ b. Pn\n Ptoqka,l\qn \rrqrnrn eq dece on OktioStttv.tr 5ete\ufit iqqf, k\te,r _me$\qro\e n }i{sr. 6esok tqtns lncnt o\ikq\\, (\ren il\q,0eq\.rhk0r$ Lidax 5esalt.. w\tq\3 RR, aq ri mt(\t Nutrrai sbe\um 60il(rr : k\re( \$e[q]ntnrftn \c\kon 3 x aekar r tn s\\qunn\<ao trrat z-0 qs\q.s /\0,.' rnt drtrnsr, h\req ge\\nrokno hqknn t x iehercr c\enqlnn Jtit Anrr Rt kanba lfinkftn tohkarnq,$.rgh \/z porsr o\qn m\num 3 - "1, qe\rrr 3t_hs,ri L\utrt\".t.ii.,]t( 5ftK\r. K\en NgflqavhKQra BAg t.2xlhr.r o\he Bnf S-Lx/hq^.i \embux, bg.,,.ts,, $n kultnvl kehr\v\tlr,t clc,n bscbqr! hor., "\nn S ck Aktiui,rq\:.betum a?tk tt, k\ren q\qtqhknksn Ok!\\, \&ha 6she,r\, - - \arr\n\h bererla Srbarqar \bu curnvr\^. &qtno\q* ScQer rr!fis,$bny \! \hnts\t, drkalt 6rqr drkqli \:timh^v d(\n ; K\ten V\enshrnKnn \nnqh.lrdirrnn 5q1q, d,.q\n q\\!r$\r65 hk\t, K\en r tfl?r\(4ftx iql$(lh rr\ 1\ 0O -D B oo \N\S hk hkh$!.io\ur. brsn Liclur Ltdur Lgrbq,n ntgtq burle tt.lro\ar n q,tidur 3-q dq,.i,bs\um 5cK\r ' k\tt $q t ber nrle\( \Nrrl \<e\ttnrq6 Pon \nn

59 a.:\rhu -firuuh u\rr f,rnx\r, k!,,g$. \figl'fg\q\tftkno \rr<n a?clnn c1 Ke?nlq\5 elil l'let1h{nhk?lo tnenqn lqk or\ tfi?n1\n.mn nn 3u\rt\t\it ).. d uiqlt, \"\tet 'fncn v\h.k0'n qo \ix s\ 3e"\o,tr1 kelntrns nn on Qq\Knk\n be,\vnqotn Ntgnar\unorkq\\ 6s\\$Ut :u\u \ufq 6hK\r. k\i*n tfietrqlrtort<arn $qndr zx tsghsrrt, katftmg\5 3 x / ntrl o\itn1t, \<.\itn 'qt tn r ax / hq.i be\um Perns,h \rnn"\i ae\g\m a\ o\r R:. K\itn \rangrr dt:e-kcr dhn t \e\i,.e\rr\ir hosok elutu\nn Cq'r:h N$o\n dnn.- \<\rtn \ntenh& nkr\t kei$q\no\ - o\rr.n1r : k\rv.(r N\v$q\ \kv\khr, A ' K\ren $,e$, q n-lok0\o hgeci dluarqino ' k\tgtt t(\?{rq s\v q\ Kslft \\geci \<.\ier N\ e$q?\ t hk r\n sv\ A\ru5UK T : K\tsq g\\ \.1\.cns"g \\ct\bu\, 0g Qcr t a \{\enr, \<\iin,,!q.00qcrk. 6etn\orQ fh';q\ io\k\&, k\ren o1e\eorh )o\n Ko$untKq\sr j:-' -\h', aqrkrt -- \"\reo $a$\q\\ s\r(v\ft bs'fbrci\ch \t\a,nq\un s\kqq b glhas?, ]qr*r, Ac,\n r\rlnrr< Nt\qq\\hinr \nttd\uq\$ Qctd en1 ilra'o, k\tuq ti\qnqqthkel{\ bgtbtcq\rc" ttunso5unhkc\a bor\ot:a m\nt\!.rdrrx *\enen\?\l(\'\ 0\h'$o\ n\rfto Qunden5ottotll o\otn 5nql, dtxnsi )ricln\< mertsiq uon.kftn 0\\0l& bnntu [endenl ctcern l?ituun\ ibq\us Avrriv. \<.\tnn \i\e\\\t nknh 5 e\n\\l \tq\qr' 6qtrhKrrn \bsr"\q\ 5ho\nr Sret oltkntt ' \<\ten rclkhn tg\stfirm el.i R.s dennq,n -Lrduca.q dt Kasur. $g\nnutrrcu

60 Ssbe\Um S^rit '. k\t** $*a*.r h*** ****a bere.kr e n6\ \teqe,nrai 6nnl drrati s\u\q\n ke\uc,rrqvrnqr,. k\rs\ t{\gne\e\&hkq\n hv,rrqar tiaurqo o\inror: L.emQq u LrAur. Aan _lllerrgl rnengobro\ &tneleru Ke\Uvrttq U!"!1 tn enq\r\n$,\ kftn luouh. currw.h k, nnaralor. tsv Ar<tt t* S,0 fi\ ol,lnk alf\ h t,.clrit oin.ra\!h j.l ksr:ur. \rp-n 'men fl*.frkh\ br.o\n,r- Ln\U r\grt dixor hk\t Uqr A\ n\rrtot k\rcr\.kotrrgrs ;i&eri" bi:n N\e\ Shsvr di o\ t<\ren -L orrn P., I-tqq d.r -Le\UKnn V9KRI \Jsr\y\ru5,.trdcrn nda c\\r,ri &gkke^d^^n Uurum kesno\q'ro\\\ ' LoflPo t u\tl\s gpn\n Maie, " Dndsl,. Q,{ x/ tl,;rrlt i ttdat" crdn r\t>mh +\rie,. {idrrr srdqt enb g';hr6a '\t P, L rdvrv. r'rdn '.S\{nQ+r rs, Lidq\. 0do. tel01o\hq l-idr:rx nj,n \esi. \.I)nr n q horrn'brr t?ur rh sk 3tbnhu kidarw hdtr ketomu e " {.\clnr rrdot aerumefl, &tdsrk o\rp,. 6\firtrri:, l-tdur \< srdh p\$.u fenden nr hq qd o' 3wumg.'l -Ygrru : J, Llentutr o\^a^, "trdnr o,rdn nhp?r6 -Lnrn'bohaq "t***r,,

61 \ $ot()r A, 5ut^ \estxu\er hrrtullq, \ ' \ctug Lordis Ltdlri< -Lntu?hx, \ cru: Corclrt lidnr kq.rrrbr, petnr<, S, 5, R uqrr\e. A, $i:\oq Usu: \t x.1 tflq\\'t l.tdnr!eknn P ' Buqg'' -- Keter N\rars,.{i.\no nar, ke\ei,noi.qo?crd" er'nt QFm\r hi ota: d ore Vrorut6h Qo.rcln LKt\ertntta: ntc,16 ton\nn!'ic\ LEt Bor:nn \\tut [se,in I &n\rn ' {,da< ler ga,enn Q**nr\Keh?\r\ \-fl'6s16i9ri\itt \i*s* \-i Asr l- N\uAi fi.u1tik AN i Eritmitt iorrrhotit So -too Ilet rurr hvnv t<,1vrrtr i

62 k I rlttq Lut - l-9lkr',rrn O.,'lu, o 4u toor b hnsit Pemer \k r q\no R.nilro \oqr., F umg( \K t elan Eko Kv\nttro'.n, Undg e.'i\co?u\qn, NJsR tnr,.j, \lhqrs(n b'. Pn* sr\k dn nn '?,8C, C etn**.u \ \ukh* h*"rt \ortntrr\ n, enae,f artoqraf t) \tulq\ L Pr,*oqan\tr ) v 8. l,nrl-r^* Twp,l i i v /l -nlt kf/ 30 [^" ' t 14 n:y',},i,,t,.l'x /ruvl A,. a\,. 4 3xl /5oott\q I og oo - \boo ' 22.oo h.lowolex Zx t / t-so os 0O - \b C1o - 2z.oO ob.oo.{.o.oo \U rr,q I XIz os"oo :--:-?

63 E.uto'oqr Aorgo erjqlr, Ketntq\ ) beruq$uorl kuu\kn Let\ecnK ' k\rg\l. t$8\1\ntor(^c( Sttri Segerir drtusuk - *uautt R, \<.irlt\ $g.nqhrnnflo (\rjerr dtbrrlttln g : k\itn rre1rqhttr' Kh\ qr n i\grt [, T, k\,en $t nqotni<fl(l lqeci ho\qn httnbu\,{\g?ri } 2 \$e$\r. K\.tc.\ Ittrrgnr< fuc\isa,\ \itn kqtt?arr. \s,gn?,he\n tq\6n 3q\K\L -Tru,r0 '\00/trmui rg, 2q xl mealf - \<.\r'rn Nv,nEq'\\: q\6c\t.lrcl.tt r bi:q\ liduc i\\xojan - k\iun t0 t,nqo,...rr t cnq \\(a\ v-lcluc Setttlq k".b*qu@?nsle\ \Rinnqn. kiduc 3- t4 Jam i Lrno\kunqare 'kebt - l-to\t* Lo\m?rrx fekun - 1sr\ihq\v \inqrqr hr+r,tn o\t: er\&qr - {ntngnr< mfirh Ka,mero\hr\o &q\mqok letl\q\:

64 -!(bu t\errqomkvrn kdark Lorhu penuqlk - led,anq dih\rnmi - \<\reri Lsr$?n\( trdnt< bissr fl\sot "..- \\,o YhWg\F kebtoq\.rn \ao t"isgtr h<ur, \rerhubunqnn o\e,nr\^., Aqs( Ctdern bro\on r iarrqstur\n?o\sr tdqt buhrrhunqvrn,teno1<rn Lrn n kunnc.n t keb \6\RB&n l:tr, /r3 " oo UliB \nie.r\nn", slir N\ilnoqsmen,r. Sgre\o,!' drlnt uran trndnttrrn hkukv\$ \, a.nfttas der?at Lerqlqtr den 1o,6 kt-l l grf, 5eoarft kutn p *. henarr ( p,o,r,s,-r \ nd i*. t\1s. - Oir:gru&\5\ qgglke\ $\envrontro\ l'aetnqor p.nn roo,h * n r i. 9 U( Kurfi0 \dnmpu t(er\eoq\ --i{u An\orn refleqrn t trt i $rter \ \(e,t'e(hn"\hn : t\on \lertq\\ d.mn <e&\a &ro\ \inrr kuntqn ton \ d^p*v menpo.n A\q,. k?tn Lernir ncn \, 1(u\uhnn. f.k svcsm itr rrko \O pr i z. ke\uhnr' \5e.nr ke\uhr,n Qtnvlan 5 "{il vrx no\n ke\uhnn - Vtonttor T{u - ke*,. /opt {uor qlgkrl Jr\orhukot[ f,rno\nt<hn,vp Morqn Egmeil :Dlt I ta-m rrl r}nnrt",,rnn 4g&E11 J,enqan KV{ I otr?o\s,,lrdur

65 ndlktr r \tlnrtu &rcltrn dsr\nm dqtn $ \curtn< [otmrr i s " M nmpu \henqraetttf tt<.nsl hu\- hn\ Uhrrq tnsrrnqkht L\hnq o\dtekun t - [orst\ tmat Unruy< lity.rnbetr tilh uotr, fitrttul Ctp.rni*nn \nolxirnlan I.Ks'\n t\dur " k\^bu.^",.. pu.a"^*u 6a.flvrc aute\nh Obn u tro\ur u. tfru o\n\qm ceotortrr,. [t\$hwrr tka.tc*tn u\u\nn %..^, \. [<e\rr\q.n Q.inqnn.. {a.* ndc, \<o\uhotn en9\e&nhuht\' d.urgqt trytf1l d3! ncltne \) tseors e flm a nhuq,n Qost en A r"i.* Kqw\iltqg---d,scns e p.ocus \g\*+r**r laao6to\.e \ no\.\rtar.yor?nmi\*t J.enqan Qunr5lr 0tnqrrr.ru )rnct guntl^i"",\q\n ng\o$ Aetor^s 0nn'Lomt o\qtr trt\o\o 1r At$qor\ - Go* bnr kqcn tarrtdl $\enil uskf \? 6\k hn lnno\sr. do'n n eln\n drtn 6.9lr,r\Px r,{rrnc1 bin: - \)l "*no\n"k cr? :itqn (eilqeb I'0uncu\ Prr.c,\or Penqr,t it J"g(t5^n DRrh t\rrrt.e\uhtrr bscwu s'-.{anv flino1*n - \Auntr t\kn:\ kemrr\t unuvborb a\e(rqwn Le(nV - a grq\:h(\n?cth (1o' 6 fl6q 0\k\k \r\h\ {t n\elmt - Lun\.rntt!ino\

66 Hait /roqq^r / I \trp\ou,r\ rors\ e,5 p otr lrru 5:.Pklten menq?,rakao t\gsr\ oh b^or*n Ksealh be\e\kftfte.$ger\ G., k\ten Ng\\o"rthKhn \\gecr Segectrr. dttusuk - tu6uk (. K\en (t\q.go\htakqq g : k\s\ \flqttqhthknq 6Kh\h T '- \<,\ren me(lathkhn olerr ht\uu1 krrnbu\,ilgecr t. z \tteq 0. - K\tsn.lotqvtt< futtnl.onnt q$lsr\x,ftn.verhe\ Obc,r u Orq\,- A:qm \{egunvrmert h Comgitr - Menqutur a-r\ Pc\a\'e$ - k\re,n \n\sqr 'vetac.t - 10' ioolcrs mmh [.1", 75x / r'ogqt+ - ':ti : 3't'2 L O ' -td : iio {la ((m\1 c- bqr Ccal [IrRe u< As*m B.Qome ls'r (50 \\ e,t0, t\o/qo \\rnu BS XL*l trs\\l b, 3u.3 ol Mem b e, tt, a,rr /egrat r Obqt O' Obqt \ttqnor g.hnrtidrn

67 {trq ( iu ) - \4rmbe.tr.qn te(ftp\ Obnv Ora\'" At * filu(unh(itn{. B Comg\e r {rri?ntiefl O, ' C)!nt *rq\ Nq\+ux? ' A"nt Mete(\(mav 5oo, -rd : too / eo t{tm\{ \{, Bt x/ tue.ttt Rt\ ' ln K,/ \\ei\r\- 3u.B oc TD \\c /s0 tnti\n N : 0\ x/ $entt &R : ad Y/ flrent,(- Mtnqob.ec\ftt\ NSeri?n.,so 5'?, k\q(\ \\\u\\ s\tnkft\ \: ec nut nrt t1 Kt.vix c, be. i. ti d,arr bq,rxsmbah Ke.+iXs. bec Q : K\wt mg$,v'\q\tokn0 (\lett,{.i drlus I'N( - Jcusu\< R' [t\tun me\brkhsir$ Ke?sr\q' d,r btrqtnn be\rkti tvtt,mbwir.nn.tutitqi 0bnt oror doro.vem?r \ { '. \<\ittr ttien\n L..Khn \,\nnq timbu\ den 11?.n oturn:t, - K\tqr tmnwrv- \ - K\ten ta,mg H\< \efuq: N ; B\ y- l me$\jr -. bv,? ' c, Qbqtr 0rq\\ \q\5uk ' flsns1 Metet Rrnq\.\. $x boc $\, 6 $om P\ox 3 'x,tb0 trr\,?heo5v o\t 2x c\r bqar$ \x7r

68 P,edn'son 115s] e{yrbectr<nn Qetdrc\rrnn ke-,. hntsn letrvancl Penqqx iv Pcr:\Lri dqn 6bnr \oirr..."i RRnrttq\rn "z5 \$5 t iv ) 5aKrt Keen\h g, -\<\ren &amgnr I,ebih frorharn.ienta\nc1 penqcrrrt Eert it - \<\ren :nh! o\r eun\u srsi Mel(,\t \urt *(,Aq.Vgi(\rr nhtqs \ne$lh\)j 65 1$hlmSlrt kndnng \trpa +,. K\ir,t \\erlnrersc,rn \tbih tennnl Sets\a& Iqr,.!. n61o5 Aa - \<'ett \fir(\qhthkqo \Uett - [\eteur..ur {t\]?q\'"\tn - \<\etr vnm(hk bt+t' me{\qon.!to\ (r5er i O ''10, \ro/o\o \($ a,\q'\*nt f)ttrti 5 ' K\et\ tftxrqrr-v?rr-ft$ Pnhq\$ hgh \q$r5 d,rluurrknn [?en* iicluc Uq\$\ cux.rq ) ilr'r\ l\rtr t.rc\ur dtnqtn cuku? biaq\ \{\e\t Qetctqnt Ke:etnbuhn$, doo *9Y; O Kttsn tftrvrprrr tsnhtfi d^q bir* UrtnlW,rrerb Q ertu,0\hfi(l ' \,1un,1n1^rr.** *etnix noflphr rnht(o S, K\igti $e\\bsr+nka{ (r\q.sr berrrt komqre: frrr ho'n1rtv g(\,flkgr :eta\n\ At*6exq (s5,skft\q\' 3 - Mernber\k(^$ Lernpi 0bnrt, - k\ten v.?r$qrrr. \euih {.eitft$ dsn k\en *qm Prrb ker 6etlu{I1 0bnt Qcsr\ /\,rq,t \\tte(\nmnr

69 dan ada'h o\rmtnum 0\sh {o. od uj\b \r\uooronr* t, rt Qn=rt,Q \n1tt s, pq\$1gr,irq \demler rkarr [.erngr O\"nt 0.^r, -,\enm l{e!ettoltncrt {l. towrp\e ^ \4 enqurcu' atv Dars\ tq N: Bb x/ l.ilq,nir RR, aox/ \$e[\t b, 5L,q oc.. (Jbs,r \n1ei*sr R orfl1ardin e b ttr5 / \{ \trhtut D ilhav Ora\ A,*q,tn ta.qen trmn! roo mq B Corsp\e^ m o\ $ftrsur too / so nrfih [rtr: Sqr/$eni!. RR, \ (/ men\+ 5 3t",t cc f'j\,en'l u\<ur Ttv \ao loo mm (r.l r sr x/ flrentt - tl.nlob:ervnsr \r-\gsri i'p'\<\i.u,r \fiet\h&n\<qn h-ru.u.nn1, Kndtn.q lflqr\nlo l-idl,rr \i{er\.. \<\ren \te\q n;arv.nq (\ge.t \<"\iun \rlengnt Rk an (lgerr n\a di be\n* an ^. k\ien menqh+a{$ a\<n\n.{, T K\ren {nen hh LhK?tn trqerr hr\ hnq i.\w\llr\ Jenqon duca:r! \ tt n\ I' 0, k\ren,[nm?nt ]enmr1 * tchen k trdq\( m?r\tb\6

70 r {r. ss \0\B - \\ulber\ko\h -terhpr obrrr i ilnn tremr?i \n1ur.sr ' M,st irink&n \rn\!-unola$.tttcln ttiwnt'5. bn'iosi n h v\^-- \.^ n.1 r lnqtiko\o dn\nm.me\ nkurqnn kuk$\< \\s\ 16rq116n lto\oqi t A*sk(rE!i-l!\t'K?n4 'M*tinu*o* tuene?,n {ucr< ng. Lirr {iov\ }.Kno - g, QI :(/ ($Untt RL ' *2 \/ Nqil\t Q, Qbvr"v Ott''\ \No:ur [,=rrm melii 0bnr \n5et"r turnrtrdin (\4il:u\' hr<nq \otnripu 1(r<rr rp"qu -tidilr ' t\e\otkutrnn lnctr. nnpa: ota \c,u O'. k\iet L,nmpnt< tnem or\ca,rnr,t'tn q o\t.1e\n'.. Kan f ttatn ft+ - Lro\rrtq orotrr \ tnnt"n. lnitorn dt. nkt\^, \\ort 5, la\e$ $ ea tl ntmt<n( urnftg\ Amq \ehih b ru\ tnftps\t be\anc\ J.o'(i {r1p nl' L et \iho^v tr'\tk5 aa r*/ Nwn\t, k\gn N\gt\q\ovqKnfl oknfl,bratrr lrpmtvuc Ar,urrrc\, k\etr. vq\$\?a\k mvt\q'\\^q\'fn\ fl\ Msn u\err\unai trrd*x^n 5, K\ten iy\e{r qk.or\ra\$ Det,^Vb9\b tivrnq, \e\a\.' o{ecr K?tt {Yln'^f un (ithsrn, YQn

71 olc. h\ndort ksbir. K\rerr_ \i\9\!q\f_\11 _ dqg_ll betut _ t-_)a '<E:E-RANATAI\ qr ke,\e,hec Ann \Berr bsckq$\bnh ke!\a-,b-e1qgt(, r ii\ttn \ngnhhrn\in$ \r,qgrr s eper&\ d,'kuaur - tusul'. l.'en t{\?$\e\ys\knr) 6\ren he$o\hf,n\<hn urt hr\an 6 ' - k\ten!s\m?glr< Ienorn 5 shhl dt.ta,rtgn -t*rt - k\isr, Ls$?ftk \emqr o\nn B. Cocrr \e.x A.so hrl\. - 0!q' \n\uxst ps\xikrdtt\ 25 Ml L rrr ) \thsuk (q {l Meu& i4 ( r\?\1\-.,l t /rle.nw S :. 3t.l'L 1 \\o /ts nnmftq -{D I \oo/ $o Mtn N 'gl r/$sxrt \5 ' 8q d [ [tenit Y-g Lorl'{vre(tit t-t :Lg v/ wrelrt 5V'1 "(, \ae \qtn LerftL qls \.. - tn n 1u*\cnn \t\ker\e\':t - Lnt,\uvwtn le\tskt'5twrr \ter\ 1e$rrrr \ttmgor\vnstq C?,o,R,s ia ' A\*.n*n )rexi\tr to$ VtrctrsrKo\o\r.3gpettt Lqt[t' (t?trns a\vr\a.rn, o\r5tcti.e, te\vr6ai,ilotn \<orvrfret \utxu1nt - bet\kq$ 0bs\t vrnn\qe:tts Uttktl\< UlenqUrwruo5 \ 0

72 S =-P, k\er \trerqhthkfttr ei\ lec KUr0r$ et\kn bertsttrqhn{ ds,., bertft$!nh Ker.i6. b G ' k\rur \yre'tqnrtrcvrn (ru.err Seperr\ c\rlu:uk - tusuk g '!.\ien $e$eqth\<.e\n o\err k*po,\^ o\i btosiarn \e\ou.nn k\so u\en\hr hkutn SKtr\c\ nber\ T.. \<.\ren t!1e\qqr o\s.nn \t eti h,\nn5 t \{\\bu\ denqo,n Aur q\t t t a \ttenit - \<il*n fi\enqarltlkq\n $r\err ber Eur6hh d.sr., \ebfh Letwrrrq Aq\n Q,no"'r-r.,n f,q.rv\qh A',Ko$?fes. :nn\cr, - K\ru$ &q\mpnk Le.ni.'nv1 - k\rsn ko$t g\ts iersen5um * K\re\! crurgern \e$,qs B.Cott\P\e,x $ :r 45o trtl,?hen\toin lx \oo filq, C\obqaom tea?tn1 drrn ci\elcs eft }*mp*n bis"r C{\eI\ * ro\ nue,s \ - -fu. \o/ Z\ */ $\e(\v Btr : la r / me(\\+ 3 : ab,1 "c tlo / o tnq\-r a-o r f ti\tnt.v Msr+s.tn\, N\err n<,e! Ve\,rm tecft&ns\ L hn \u; Kq\\ \ - A1^.**n!s\<i\iK Qon eo,cmn ro \o\r 5eperVr teknrk i\q?s6 do.th$, ctr,i&t a\\13\ ce\nks nst dc\n Kotnpte5 \rs\v hnn\q estr. Unrur fnenqu t o\ N q\ inatrq\+ k.on \+-ticer\vr+

73 O. k\ier\ '.,.e\, dt 1r\a,sr o\on 1*. n\ cu\(ut ti:n h\eqpet cetftt- kesembrrhvtq Ant' \<\,en Lnmgorx f ahn$ l'qtn \erao rten5nus nb \,,tu.u.o t.,, \r n \k un q*. - ko\^lor sv\b er ^., L 0\n 0Lq\t - FhE\\rw\s $nvuk tnembet itq\tuon hrl\u\+015 6ebe\uwr trclur t membaca j t - K\ien \$en0\0\ \?\Khfi \ebfu Pq\he\t\ tettofi \?eng h \a\l k\ter\ ]ihr{we1k \e\r\?arho,<rr.tenunn5 lengokrt 5 rn t<tv Keqror\ar A0rhl Nre{\\a*:ab \Dt\\o,uqut kn&vrnq \u?n g..vo ath\ kurvr$v\$qc.?enqe&n!,unn A. Maso\q,[, Keper be\uitr &ecntorst :S OO rjtg 5,-? k\"n l\enqnlnxnn s\,1'qrt berrctirnn 1, kw&rrnq bidqrk. K\\etr Mei\\R,r st\rafl fiterl Sppetv\ driu: uk - Lusur< k\ten Ve\nt sn {y\ en!\ ai frkcrn ilu\,err htqor't*,\i brtqtvtn deue^qr duta;t t \Nentt - k\ietr $fteh$fi.l01k na $qerr ber i6ucqnq q\0nl \ebch. K\en Nre$"\vr&hkft{r n-kt\n &idur &ecq}i.rr rlirqmoh a ' - k\tnn lnmpsrk tennn - k \r e'r, tor $r! n\< ttdorr- \$er \ftq \ a \rqsm K \Vo\$

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2

Pendahuluan. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 SAKIT KEPALA Pendahuluan Sakit kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder Primer = sakit kepala merupakan diagnosis utama, bukan disebabkan karena adanya penyakit lain Sekunder = sakit kepala merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA A. Definisi Sefalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai permasalahan tentang penanganan nyeri pascabedah ortopedi dan membandingkan dengan teori yang sudah ada dengan kenyataan yang dihadapi pada

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8) Lampiran CATATANPERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/ Tanggal 1 Selasa 18 Juni Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 20.20 -Mengkaji skala nyeri klien (skala nyeri : 8) nyeri

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Rosita Dinny Permata Sari, Tri Susilowati STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia) diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur yang

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG Oleh : MUSTIKAH NIM : 20130660078 PROGRAM

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. E DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: EPILEPSI DI BANGSAL MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. E DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: EPILEPSI DI BANGSAL MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. E DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: EPILEPSI DI BANGSAL MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Diajukan GunaMelengkapiTugas-TugasdanMemenuhiSyaratsyaratUntukMenyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2014), menyebut usia yang telah lanjut atau lebih dikenal dengan istilah lanjut usia (lansia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

asuhan keperawatan Tinnitus

asuhan keperawatan Tinnitus asuhan keperawatan Tinnitus TINNITUS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul Penerapan teknik relaksasi genggam jari pada asuhan keperawatan kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Usia lanjut dikatakan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

Lebih terperinci

ARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI

ARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA Oleh: AHMAD FATHONI 0131684 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN NYERI

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia,

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, Diperkirakan sekitar 90% manusia pernah mengalami minimal satu kali nyeri kepala berat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan penyebab terbanyak kematian

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang. LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Hari/ Tanggal 1. Rabu, 01 Juni Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 08.00 1. Mengkaji skala nyeri : 4 S : Pasien mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan tipe penyakit jantung yang paling banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya : LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yg ditemukan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG ANGGREK II RSUD MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG ANGGREK II RSUD MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG ANGGREK II RSUD MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan Disusun Oleh:

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn. ASDENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP. CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RS SITI KHODIJAH

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn. ASDENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP. CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RS SITI KHODIJAH KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn. ASDENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP. CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RS SITI KHODIJAH SEPANJANG SIDOARJO Oleh: BRIYANTAMA ADIE NUGRAHA NIM: 2012.0660.074

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan penduduk yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di kawasan Asia Tenggara penduduk yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012 Dwi Nur Pratiwi Sunardi. 2013. Pembimbing I : Dedeh Supantini, dr.,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. (Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE

BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE 1 BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sesungguhnya maupun potensi kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50% mendapat terapi intravena (IV). Namun, terapi IV terjadi di semua lingkup pelayanan di rumah sakit yakni IGD,

Lebih terperinci

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh

Lebih terperinci

NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif

Lebih terperinci