GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN
|
|
- Ade Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi : 0 Nomor Distribusi : Master Status Distribusi : TERKENDALI/TIDAK TERKENDALI Dokumen ini adalah hak milik intelektual Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan tidak boleh dikopi atau digunakan untuk keperluan komersial atau tujuan lain baik seluruhnya atau sebagian tanpa ijin dari Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2 LEMBAR PENGESAHAN (RPS) GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN Dibuat oleh : Dosen Pengampu MK Agus Sugiarto, M.Pd 1 Agustus 2016 Diperiksa oleh : Ketua PS Pendidikan Geografi Drs. Budiman Tampubolon, M. Si NIP Agustus 2016 Disetujui oleh : Dekan FKIP Univ Tanjungpura Dr. H. Martono NIP Agustus 2016
3 1. Nama Progam Studi : Pendidikan Geografi 2. Nama Mata Kuliah : Geografi Pesisir dan Kelautan 3. Kode/SKS : KPG 112 / 2 SKS 4. Semester : Genap/ 6 5. Nama Dosen Pengampu : Agus Sugiarto, M.Pd 6. Deskripsi Singkat Matakuliah: Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia ( km). Kita juga memiliki wilayah laut yang sangat luas di mana terdapat tiga macam wilayah perairan berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional, yaitu perairan laut teritonial, zone ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen. Sehingga wajar apabila sekarang ini dan laut Indonesia merupakan sasaran dan harapan baru dalam memenuhi kesejahteraan rakyatnya. Beralihnya pemanfaatan SDA pesisir dan laut tidak hanya didasarkan pada alasan kekayaan SDA tersebut yang kita miliki. Melainkan ada alasan lain dimana sepanjang dasawarsa terakhir ini, pengelolaan sumberdaya di darat telah menimbulkan degradasi lahan, hutan, dan air serta kerusakan lingkungan yang mengancam kelestariannya. Bukan mustahil, apabila ke depan dan laut Indonesia juga akan mengalami nasib sama seperti di darat, karena pengelolaannya yang kurang baik. Gejala-gejala ke arah sana, sesungguhnya sudah mulai nampak saat ini. Kasus di Teluk Buyat, penambangan pasir di Riau, pendangkalan Sagaraanakan, dan sebagainya merupakan bukti-bukti yang dapat kita saksikan sebagai bentuk kerusakan lingkungan di dan laut. Pada bab ini, kalian mempelajari tentang permasalahan lingkungan biogeofisik lain, yaitu di dan laut. Hal ini sangat penting untuk dipahami, mengingat berbagai permasalahan kerusakan lingkungan di wilayah ini akibat tingkat ekstraksi yang berlebihan dan tidak memperhatikan aspek keberlanjutan, telah menimbulkan ancaman kerugian ekologi. Pantai (shore atau beach, dalam bahasa Inggris) adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan.
4 Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas paling jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan tadi dinamakan dengan garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air laut. Bentuk pantai ada yang landai dan ada pula yang terjal (cliff). Sedangkan pantai yang berpasir disebut gisik (sand beach) dan pantai yang berlumpur disebut (mud beaach). Sementara pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), batas ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman nelayan. Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3.45%). Laut merupakan bagian dari samudera. Samudera adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas. Laut dapat diklasifikasikan menurut karakteristiknya masing-masing. Berdasarkan kedalamannya laut dikelompokan kedalam empat zone, yaitu: 1. Zona litoral adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ni menjadi kering. Zona ini sering disebut sebagai wilayah pasang surut. 2. Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai jenis ikan. Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal. 3. Zona batial adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam didasar samudra. Kedalaman zona ini berkisar di atas 200 meter meter. 4. Zona abisial adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra. Kedalamannya di atas 2000 meter dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas. Laut banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai sumber bahan makanan dan mineral. Di tepian laut terdapat ekosistem pantai yang merupakan tatanan sebuah kesatuan lingkungan pantai secara utuh dengan segenap unsur
5 lingkungan hidup yang mempengaruhinya. Ekosistem pantai memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut, tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana pelestarian pantai dari ancaman abrasi air laut. Wilayah pesisir dan Lautan Indonesia juga kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, biji besi, bauksit dan pasir kwarsa. Wilayah pesisir dan lautan termasuk prioritas utama untuk pusat pengembangan industri pariwisata. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjut di Jurusan Pendidikan Geografi, S1, yang mengkaji tentang Batasan dan Wilayah Pesisir, Kekasaan SUmber Daya Pesisir, Isu dan Masalah Wilayah Pesisir dan Kebijakan Wilayah Pesisir. 7. Capaian Pembelajaran Setelah berpartisipasi secara aktif dalam proses perkuliahan Evaluasi Sumber Daya Lahan, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan: a. Menganalisis kajian materi yang meliputi Batasan dan Wilayah Pesisir, Kekhasaan Sumber Daya Pesisir, Isu dan Masalah Wilayah Pesisir dan Kebijakan Wilayah Pesisir. b. Mengembangkan sikap mental mahasiswa yang baik dan memiliki pengetahuan, keterampilan sosial maupun intelektual. c. Menumbuhkan dan membangun sikap kritis dan konstruktif serta tanggap terhadap isu-isu permasalahan yang terjadi di permukaan bumi. 8. Materi pembelajaran Bahan kajian untuk memperoleh capaian pembelajaran matakuliah yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut: a. Batasan dan Wilayah Pesisir, b. Kekhasaan Sumber Daya Pesisir, c. Isu dan Masalah Wilayah Pesisir dan d. Kebijakan Wilayah Pesisir.
6 9. Implementasi Kegiatan Pembelajaran Mingguan: Kegiatan pembelajaran mingguan diimplementasikan sesuai dengan bahan kajian yang telah disusun tersebut di atas. Pemilihan metode pembelajaran didasarkan pada keprihatinan hasil penelitian Bank Dunia tentang Pemetaan Internasional yang menunjukkan bahwa: (1) minat baca anak-anak Indonesia (termasuk didalamnya mahasiswa) adalah 1:1000; (2) sebanyaknya 76% anak-anak Indonesia tidak mencapai Level Dua yaitu level minimal untuk keluar dari Low Achiever; (3) dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri pada umumnya menuntut kemampuan pegawainya bekerja secara kolaboratif dalam tim, sayangnya sebagian besar lulusan perguruan tinggi belum memiliki kemampuan itu secara baik. Atas dasar hasil penelitian Bank Dunia itu, metode pembelajaran matakuliah Geografi Pesisir dan Kelautan menggunakan metode-metode yang memfasilitasi mahasiswa untuk bergairah memburu berbagai imformasi (hunting information), berlatih mengembangkan bekerjasama secara kolaboratif dalam tim daripada tugas-tugas individual, dan pembahasan kasus-kasus nyata. Adapun implementasi kegiatan pembelajaran mingguan dilaksanakan dalam bentuk: a. Ceramah/ ekspositori, b. Presentasi dan diskusi, c. Tanya jawab, d. Penugasan. Rincian implementasi kegiatan pembelajaran mingguan adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini:
7 Minggu ke/ Waktu 1,2 (4x50 menit) Capaian akhir tiap tahap pembelajaran Pengantar Geografi Pesisir dan Kelautan Bahan kajian Kontrak Kuliah dan Pengantar Geografi Pesisir dan Kelautan Kegiatan pembelajaran Pendahuluan: Dosen memberikan salam (kegiatan rutin) Dosen menanyakan kabar mahasiswa. Mahasiswa menanggapi pertanyaan dari dosen Penyajian: Dosen memberikan deskripsi singkat terkait definisi mata kuliah Geografi Pesisir serta manfaat dan tahapan pengembangan evaluasi lahan Dosen bersama mahasiswa menentukan kontrak kuliah yang berupa aturan dalam perkuliahan serta bentuk-bentuk penugasan. 1. Penjelasan syarat mengikuti UTS & UAS: Kehadiran perkuliahan 75 %, 2. Bagi yang tidak ikut UTS akan diberikan Metode/ bentuk pembelaja ran Diskusi Media pembelaja ran Laptop, LCD, internet Indikator Penilaian Kemampuan mendeskripsikan esensi mata kuliah Geografi pesisir dan Kelautan Cara Assessment Rubrik diskusi Portofolio Sumber Referensi/ Rujukan La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014 Kelautan Undangundang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air
8 tugas tambahan, 3. Mahasiswa menyelesaikan tugas merangkum (individual) & tugas menganalisis (kelompok) yang diberikan oleh dosen. 4. Penilaian pada proses & hasil (tugas individu & kelompok pada tulisan dan lisan/presentasi, UTS, UAS). 5. Penetapan deadline tugas individu 6. Jika nilai tidak dikumpulkan pada waktu yg ditetapkan, maka akan dikurangi poinnya sesuai dengan jumlah keterlambatan. Penutup: Dosen menyimpulkan pengantar kuliah yang disampaikan Dosen menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. Undang- Undang No 1 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil Internet
9 3,4,5 (6x50 menit) Mahasiswa menjelaskan batasan dan Batasan terpadu Maksud dan tujuan program pengelolaan Manfaat pengelolaan Pendahuluan: Dosen memberikan salam (kegiatan rutin) Dosen menanyakan kabar mahasiswa. Mahasiswa menanggapi pertanyaan dari dosen Penyajian: Dosen menjelaskan secara umum mengenai bahan kajian. Mahasiswa bertanya mengenai bahan kajian yang belum dipahami. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dosen memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Mahasiswa mencari bahan atau literatur di perpustakaan fakultas, perpusatakaan universitas dan perpustakaan daerah. Setelah mendapatkan bahan atau literatur yang dicari, masing- Diskusi Laptop, LCD, internet Kemampuan mendeskripsikan Batasan wilayah pesisir Kemampuan menjelaskan tentang wilayah pesisir terpadu Kemampuan mengungkapkan Maksud dan tujuan program pengelolaan Kemampuan mengidentifikasi Manfaat pengelolaan Rubrik diskusi Portofolio La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014 Kelautan Undangundang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Undang- Undang No 1 Tahun 2014
10 masing kelompok melakukan diskusi. Setelah masing-masing kelompok berdiskusi, kemudian kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi. Setelah semua kelompok presentasi, dosen bersama dengan mahasiswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil Internet 6,7,8 (6x50 menit) Mahasiswa mampu mengidentifikasi Kekayaan Sumberdaya Pesisir Mangrove 1. Fungsi ekologis hutan mangrove: biologis dan fisik 2. Fungsi kimia hutan Penutup: Dosen melakukan evaluasi dengan memberikan post test atau tugas. Dosen menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. Pendahuluan: Dosen memberikan salam (kegiatan rutin) Dosen menanyakan kabar mahasiswa. Mahasiswa menanggapi pertanyaan dari dosen Penyajian: Ceramah, diskusi kelompok Laptop, LCD, internet Kemampuan menjelaskan fungsi ekologis, fungsi kimia dan fungsi ekonomi hutan mangrove Kemampuan Mendeskripsikan ekosistem padang lamun Rubrik diskusi Portofolio La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014
11 mangrove 3. Fungsi ekonomi Hutan mangrove Padang Lamun Coral Reef 1. Terumbu Tepi (Fringing Reef) 2. Atol (Atoll) 3. Terumbu Penghalang (Barrier Reef) 4. Estuaria 5. Pantai (Berpasir) Dosen menjelaskan secara umum mengenai bahan kajian. Mahasiswa bertanya mengenai bahan kajian yang belum dipahami. Dosen menginstruksi mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dosen memberikan tugas pada masingmasing kelompok. Masing-masing kelompok kemudian berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. Setelah masing-masing kelompok berdiskusi, kemudian kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi. Setelah semua kelompok presentasi, dosen bersama dengan mahasiswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Penutup: Dosen melakukan evaluasi dengan Kemampuan Mendeskripsikan Coral Reef (Terumbu Karang, Atol, Terumbu penghalang, estuaria dan pantai) Kelautan Undangundang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Undang- Undang No 1 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah
12 memberikan post test atau tugas. Dosen menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil Internet 9 (2x50 menit) 10,11,12 (6x50 menit) Mahasiswa mampu mengidentifikasi isu dan masalah pengelolaan - Isu dan masalah pada skala global - Isu dan masalah pada skala kawasan regional - Isu dan masalah pada skala nasional - Isu dan masalah pada skala lokal - Isu dalam pembangunan sosial - Isu dalam konservasi ekologis - Isu dalam pembangunan ekonomi Pendahuluan: Dosen memberikan salam (kegiatan rutin) Dosen menanyakan kabar mahasiswa. Mahasiswa menanggapi pertanyaan dari dosen Penyajian: Dosen menjelaskan secara umum mengenai bahan kajian. Mahasiswa bertanya mengenai bahan kajian yang belum dipahami. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dosen memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Ujian Tengah Semester Ceramah, diskusi kelompok Laptop, LCD, internet mendeskripsikan Isu dan masalah pada skala global mendeskripsikan Isu dan masalah pada skala kawasan regional mendeskripsikan Isu dan masalah pada skala nasional mendeskripsikan Isu dan masalah pada skala lokal mendeskripsikan Isu dalam pembangunan sosial - Rubrik diskusi - Portofolio La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014 Kelautan Undangundang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang- Undang Republik Indonesia
13 - Isu dalam pembangunan administrasi Mahasiswa mencari bahan atau literatur di perpustakaan fakultas, perpusatakaan universitas dan perpustakaan daerah. Setelah mendapatkan bahan atau literatur yang dicari, masingmasing kelompok melakukan diskusi. Setelah masing-masing kelompok berdiskusi, kemudian kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi. Setelah semua kelompok presentasi, dosen bersama dengan mahasiswa menyimpulkan hasil pembelajaran. mendeskripsikan Isu dalam konservasi ekologis mendeskripsikan Isu dalam pembangunan ekonomi mendeskripsikan Isu dalam pembangunan administrasi Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Undang- Undang No 1 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil Internet Penutup: Dosen melakukan evaluasi dengan memberikan post test atau tugas. Dosen menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
14 13,14,15 (6 x 50 menit) Mahasiswa menganalisis kebijakan Pengelolan Wilayah Pesisir - Kepedulian atas pengelolaan pesisir - Implikasi undangundang no.23 tahun Perkembangan pengelolaan - Proses pengelolaan dan laut secara terpadu - Prinsip dasar (asas) pengelolaan terpadu Pendahuluan: Dosen memberikan salam (kegiatan rutin) Dosen menanyakan kabar mahasiswa. Mahasiswa menanggapi pertanyaan dari dosen Penyajian: Dosen menjelaskan secara umum mengenai bahan kajian. Mahasiswa bertanya mengenai bahan kajian yang belum dipahami. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dosen memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Mahasiswa mencari bahan atau literatur di perpustakaan fakultas, perpusatakaan universitas dan perpustakaan daerah. Setelah mendapatkan bahan atau literatur yang dicari, masing- Ceramah, diskusi, tugas literatur (kelompok) Laptop, LCD, internet melakukan kegiatan Kepedulian atas pengelolaan pesisir mengimplikasikan undangundang no.23 tahun 2004 pada pengelolaan wilayah pesisir dan laut menjelaskan perkembangan pengelolaan wilayah pesisir mendeskripsikan proses pengelolaan dan laut secara terpadu - Kemampian menjelaskan prinsip dasar (asas) pengelolaan wilayah pesisir terpadu - Rubrik Deskriptif - Portofolio La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014 Kelautan Undangundang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Undang- Undang No 1 Tahun 2014
15 masing kelompok melakukan diskusi. Setelah masing-masing kelompok berdiskusi, kemudian kelompok secara bergiliran melakukan presentasi hasil diskusi. Setelah semua kelompok presentasi, dosen bersama dengan mahasiswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil Internet 16 Penutup: Dosen melakukan evaluasi dengan memberikan post test atau tugas. Dosen menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. Ujian Akhir Semester 10. Penilaian Keseluruhan Penilaian hasil belajar mahasiswa didasarkan pada empat capaian pembelajaran yang meliputi: 1. Aktivitas (kehadiran) : 10%
16 2. Tugas Terstruktur : 20% 3. Ujian Tengah Semester : 30% 4. Ujian Akhir Semester : 40% Adapun kategori penilaian hasil belajar mahasiswa adalah sebagai berikut: A = B = C = D = E = < 50 (gagal) BL = Belum Lengkap
17 11. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi La Sara, Wilayah Pesisir Permasalahan lingkungan pesisir dan laut Undang-undang RI No. 32 tahun 2014 Kelautan Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Undang-Undang No 1 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Internet
18 FORMAT TUGAS Petunjuk: - Tugas Mandiri dan tugas kelompok dijelaskan oleh dosen. - Tugas mandiri dikumpulkan pada akhir perkuliahan. - Tugas kelompok dikumpulkan pada minggu kedua setelah dosen memberikan instruksi tugas kelompok. - Tugas kelompok literatur dikumpulkan seminggu setelah dosen memberikan instruksi tugas kelompok literatur. Tugas Mandiri Tugas mandiri berupa portofolio. Mahasiswa diharapkan membuat resume perkuliahan yang terdiri dari ringkasan dan refleksi perkuliahan mulai dari pertemuan minggu 1 hingga minggu 15 sesuai dengan form yang telah disediakan. Tugas Kelompok Tugas kelompok berupa makalah. Makalah dibuat sesuai dengan tema materi yang didapat oleh masing-masing kelompok kemudian makalah akan dipresentasikan di depan kelas. 1. Tujuan tugas: mahasiswa mampu menganalisis dan menyajikan hasil diskusi berupa makalah mengenai tema materi yang sudah dikerjakan. 2. Metode/ cara pengerjaan. Adapun beberapa ketentuan yang harus ditaati saat membuat makalah yaitu sesuai dengan gaya selingkung sistematika penulisan makalah FKIP Untan yang dapat dilihat di buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKIP Untan. 3. Kriteria Penilaian. Adapun kriteria penilaian tugas kelompok adalah sebagai berikut: a. Ketepatan sistematika penulisan b. Ketepatan analisis isi makalah dengan materi c. Kemampuan dalam menjelaskan materi pada saat presentasi d. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan pada saat presentasi
19 Tugas Kelompok Literatur Tugas kelompok literatur merupakan tugas pencarian bahan atau literatur di perpustakaan fakultas, perpustakaan universitas dan perpustakaan daerah dan internet yang dilakukan secara kelompok. Pencarian bahan atau literatur kemudian didiskusikan oleh kelompok. Hasil pencarian bahan dan literatur serta hasil diskusi akan dijelaskan dalam sebuah presentasi di kelas.
20 RESUME PERKULIAHAN Nama : Kelas : Tanggal : Ringkasan Refleksi Paraf Dosen
GEOMORFOLOGI INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) GEOMORFOLOGI INDONESIA Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi : 0 Nomor
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) GEOLOGI INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) GEOLOGI INDONESIA Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi : 0 Nomor Distribusi
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) EVALUASI PEMBELAJARAN PKN Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi
Lebih terperinciPENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU
PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU Zonasi Wilayah Pesisir dan Lautan PESISIR Wilayah pesisir adalah hamparan kering dan ruangan lautan (air dan lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah Kanada, sehingga 2/3 luas wilayah Indonesia merupakan. untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau dan memiliki garis panjang pantai terpanjang kedua di dunia
Lebih terperinciKimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan laut yang masih di pengaruhi pasang dan surut air laut yang merupakan pertemuan anatara darat
Lebih terperinci92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM
ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM Indonesia diposisi silang samudera dan benua 92 pulau terluar overfishing PENCEMARAN KEMISKINAN Ancaman kerusakan sumberdaya 12 bioekoregion 11 WPP PETA TINGKAT EKSPLORASI
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam dan jenis endemiknya sehingga Indonesia dikenal sebagai Negara dengan
Lebih terperinciHIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan luas sekitar 3,1 juta km 2.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak pakar dan praktisi yang berpendapat bahwa di milenium ketiga, industri jasa akan menjadi tumpuan banyak bangsa. John Naisbitt seorang futurist terkenal memprediksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai lebih dari 8.100 km serta memiliki luas laut sekitar 5,8 juta km2 dan memiliki lebih dari 17.508 pulau, sehingga
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi geografis yang dimiliki Indonesia berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan negara. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di dunia. Wilayah kepulauan Indonesia sangat luas, luas daratannya adalah 1,92 Juta Km 2, dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah teritorial Indonesia yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan laut kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam ini berpotensi untuk dimanfaatkan bagi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mangrove Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan
Lebih terperinciKOMPOSISI JENIS, KERAPATAN, KEANEKARAGAMAN, DAN POLA SEBARAN LAMUN (SEAGRASS) DI PERAIRAN TELUK TOMINI KELURAHAN LEATO SELATAN KOTA GORONTALO SKRIPSI
KOMPOSISI JENIS, KERAPATAN, KEANEKARAGAMAN, DAN POLA SEBARAN LAMUN (SEAGRASS) DI PERAIRAN TELUK TOMINI KELURAHAN LEATO SELATAN KOTA GORONTALO SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT
GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 2TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih 50.000 km 2 (Moosa et al dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2014 RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R
KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciPENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM
PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SUKANDAR, IR, MP, IPM (081334773989/cak.kdr@gmail.com) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai DaerahPeralihan antara Daratan dan Laut 12 mil laut
Lebih terperinciDefinisi dan Batasan Wilayah Pesisir
Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis dan mempunyai karakteristik yang beragam pada setiap wilayah di kabupaten/kota. Wilayah pesisir itu sendiri merupakan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pulau-pulau kecil yang walaupun cukup potensial namun notabene memiliki banyak keterbatasan, sudah mulai dilirik untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin. Kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia, sebagian wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (Meika,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.113, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pantai. Batas Sempadan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km (Rompas 2009, dalam Mukhtar 2009). Dengan angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA
TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA Tito Latif Indra, SSi, MSi Departemen Geografi FMIPA UI
Lebih terperinciGerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.5 1. Bagi para nelayan yang menggunakan kapal modern, informasi tentang gerakan air laut terutama digunakan untuk... mendeteksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu sumberdaya pesisir yang penting adalah ekosistem mangrove, yang mempunyai fungsi ekonomi dan ekologi. Hutan mangrove dengan hamparan rawanya dapat menyaring dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dan hewan untuk bahan pangan, pakaian, obat-obatan, bahan bangunan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup menyediakan sumber daya pada manusia berupa air, tumbuhan dan hewan untuk bahan pangan, pakaian, obat-obatan, bahan bangunan, peneduh dan lain-lain
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciUNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
Mata Kuliah : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kode MK : M10B.111 SKS : 3 (2-1) DOSEN : Syawaludin Alisyahbana Harahap, S.Pi.,., MSc. DASAR-DASAR PENGELOLAAN PESISIR UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Natuna memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup tinggi karena memiliki berbagai ekosistem laut dangkal yang merupakan tempat hidup dan memijah ikan-ikan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN EKOSITEM PERAIRAN
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN EKOSISTEM PERAIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.58/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PENGAWASAN EKOSITEM PERAIRAN DIREKTORAT PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI Jawa Barat Bagian Utara memiliki banyak potensi baik dari aspek spasial maupun non-spasialnya. Beberapa potensi wilayah Jawa Barat bagian utara yang berhasil diidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dibandingkan daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan oleh lautan dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km 2. Menurut Puslitbang Geologi
Lebih terperinciDINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)
DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir) Adipandang Yudono 12 GEOLOGI LAUT Geologi (geology) adalah ilmu tentang (yang mempelajari mengenai) bumi termasuk aspekaspek geologi
Lebih terperinciBAB 6: GEOGRAFI LAUT DAN PESISIR
www.bimbinganalumniui.com 1. Berdasarkan proses terjadinya Laut Banda adalah laut a. Transgresi b. Regresi c. Ingresi d. Tepi e. Pedalaman 2. Karena faktor tenaga endogen, dasar laut yang mengalami penurunan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006
PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH DAN PENATAAN FUNGSI PULAU BIAWAK, GOSONG DAN PULAU CANDIKIAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu dapat disebut kehidupan adalah
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai Kawasan pesisir
5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai 2.1.1. Kawasan pesisir Menurut Dahuri (2003b), definisi kawasan pesisir yang biasa digunakan di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan antara daratan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu ekosistem pulau-pulau kecil di Indonesia, yang terdiri atas 48 pulau, 3 gosong, dan 5 atol. Terletak antara 5 o 12 Lintang Selatan
Lebih terperinciAnalisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya
1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki potensi sumberdaya kelautan dan pesisir yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,
PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa hutan mangrove di Kota Bontang merupakan potensi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai
7 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai Dahuri et al. (2004) mendefinisikan kawasan pesisir sebagai suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (shore
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pantai km serta pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai 81.791 km serta 17.504 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa, kepulauan tidak hanya berarti sekumpulan pulau, tetapi juga lautan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandang geografis, kepulauan merupakan formasi dari pulaupulau yang dikelompokkan bersama menjadi satu kesatuan. Dari sudut pandang bahasa, kepulauan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa lingkungan laut beserta sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya raya akan keberagaman alam hayatinya. Keberagaman fauna dan flora dari dataran tinggi hingga tepi pantai pun tidak jarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wilayah pesisir dan pengembangan pariwisata pesisir 2.1.1 Wilayah pesisir Pada umumnya wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam pengertian lingkungan hidup
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) 1. Nama Matakuliah : Antropologi Maritim 2. Kode / SKS : ISA 702/3 3. Status : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)/Pilihan 4. Semester : VII/Ganjil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut adalah kumpulan air asin dan menyatu dengan samudera. Dari waktu ke waktu, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap fungsi atau peranan laut. Adapun fungsi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK
Lebih terperinciPENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa pantai merupakan garis pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.
Lebih terperinciBAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA :...
BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA :... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI (sebelas)/2 (dua) Standar Kompetensi :3. Menganalisis pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang baku. Namun demikian terdapat kesepakatan umum bahwa wilayah pesisir didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumberdaya alam wilayah kepesisiran dan pulau-pulau kecil di Indonesia sangat beragam. Kekayaan sumberdaya alam tersebut meliputi ekosistem hutan mangrove,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang mencapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah lautan yang luas tersebut
Lebih terperinciKeterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur
P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur Oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala BAPPEDA Kab. Kutai Timur)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperincimemiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelecypoda merupakan biota bentik yang digunakan sebagai indikator biologi perairan karena hidupnya relatif menetap (sedentery) dengan daur hidup yang relatif lama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya ini perlu dikelola dengan baik
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2014 WILAYAH. Kepulauan. Pesisir. Pulau-Pulau Kecil. Pengelolaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciC. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia
C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Luas laut Indonesia sekitar 3,1
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.573, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Pertanahan. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penataan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHASA INDONESIA BUG1A2 Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. dan Tim Dosen Luar Biasa TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH
BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinci