BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan ruangan, atau melindungi suatu ruang di alam terbuka. Terdapat tiga jenis utama dinding struktural, yaitu dinding bangunan, dinding pembatas, dan dinding penahan. Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langitlangit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan (Wikipedia, 2011). Dinding memiliki peran yang vital pada sebuah bangunan. Tidak sekedar berfungsi sebagai pembatas, tetapi lebih dari itu, dinding memberikan nilai privasi, nilai kenyamanan, dan nilai kesehatan. Dinding juga bisa memberikan nilai khusus untuk bangunanbangunan tertentu, misalnya laboratorium uji, ruang operasi, dan studiostudio yang menghendaki ambang kebisingan tertentu. Jadi fungsi dinding disini adalah: a. Pemisah antar ruang yang mempunyai fungsi berbeda. b. Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum. c. Penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain lain yang bersumber dari alam. d. Pembatas fisik ruang. II1

2 e. Penahan struktur (untuk fungsi tertentu misal dinding lift, reservoir, dan lain lain) f. Penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan abang kekedapan suara tertentu, seperti studo rekaman atau studio siaran. g. Penahan radiasi sinar atau zatzat tertentu, seperti ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan lain lain. h. Elemen statis yang memiliki fungsi statistik tertentu. i. Pelindung, misalnya pada penyimpanan suratsurat berharga, seperti brankas di bank, dan sebagainya (Susanta, 2007) 2.2 Batu Bata Merah Bata merah merupakan suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa dicampur bahan bahan lain, dibakar cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam air (Yayasan Dana Normalisasi Indonesia, 1978). Pada saat ini, batu bata merupakan bahan konstruksi dinding yang paling banyak digunakan baik di kota besar maupun di pedasaan. Batu bata merah sesungguhnya merupakan hasil dari industri rumahan yang pada umumnya diproduksi oleh masyarakat pedesaan. Batu bata Kuo Shin diproduksi oleh PT. Bata Kuo Shin (BKS), merupakan pabrik batu bata merah yang berada di Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, adalah salah satu pabrik batu bata merah terbesar yang mensuplai kebutuhan untuk wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2000 dan bergerak dalam bidang pembuatan batu bata merah yang skalanya cukup besar. Kapasitas produksinya mampu memproduksi sekitar ratusan ribu batu bata II2

3 per hari. Proses produksi sudah menggunakan peralatan modern dari proses awal hingga akhir. Sehingga dari segi kualitas terjamin dan mampu bersaing di pasaran. Ciri ciri bata bata merah yang baik adalah : a. Permukaan kasar, tidak retak dan rusuknya harus siku dan tajam. b. Tidak mudah hancur. c. Warna merah tua seragam dan merata diseluruh bagian baik dalam maupun luar yang berarti batu tersebut dibakar atau matangnya rata. d. Bunyinya nyaring bila diketuk yang menandakan bahwa bata cukup kering. e. Jika dibelah, warna merah bata pada penampang belahan bagus dan relatif seragam. Ukuran standar batu bata yang umum digunakan adalah ± 220 mm x 110 mm x 50 mm dengan toleransi kesalahan ukuran untuk masing masing ukuran secara berurutan adalah 3%, 4%, 5%. Tabel 2.1 Modul Standar Ukuran Batu Bata Merah sesuai dengan SII Modul Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm) M5a M5b M Sumber : Batu bata merah memiliki klasifikasi yang didasarkan pada kuat tekan dari bata tersebut yang dapat dibagi seperti tabel berikut. II3

4 Tabel 2.2 Klasifikasi kekuatan bata (SNI ) Kuat tekan rata rata Mutu Bata Merah Kg/cm2 N/mm2 Tingkat I (satu) Lebih besar dari 100 >10 Tingkat II (dua) Tingkat III (tiga) Sumber : Bata Ringan Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat. Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 78 jam. Aluminium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume II4

5 aluminium pasta ini berkisar 58 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Adonan beton aerasi yang masih mentah ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi tekanan tinggi. Suhu didalam autoclave chamber sekitar 183 derajat celcius. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, air, dan aluminium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembunggelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembunggelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Ronggarongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan (hakikigavrila.wordpress.com). Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik sehingga bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dahulu. Bahan untuk acian biasanya menggunakan semen instan atau semen khusus. Semen ini berbahan dasar pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Penggunaanya hanya dicampur dengan air, tetapi dapat juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako. Bata Celcon memiliki ukuran 60 cm 20 cm dengan ketebalan 810 cm. II5

6 Tabel 2.3 Kebutuhan bahan untuk pemasangan bata ringan per m 2 Semen Instan 11,43 Kg Hebel 8 buah Air 0,15 0,16 liter Sumber : Susanta, Papan Gypsum Papan gypsum adalah material berbentuk papan yang terbuat dari bahan kalsium (kapur yang dilapisi bahan kertas sebagai penguat. Papan gypsum Jayaboard dapat digunakan sebagai partisi dinding atau untuk plafon dengan kestabilan dan ketahanan produk yang tinggi. Papan ini juga sangat cocok untuk semua fungsi arsitektur dan desain modern. Papan gupsum bisa dipasang ke rangka kayu, rangka besi, maupun ditempel ke dinding pasangan batu. Selain memberikan kualitas yang tinggi dengan harga ekonomis untuk semua proyek interior, proyek ini aman bagi lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Keunggulan papan gypsum dibanding bahan lainnya adalah : ekonomis, sesuai untuk berbagai ukuran penyelesaian, ringan, mudah pemasangannya, hasil akhir yang merata, mudah dibentuk. Kekurangan papan ini akan hancur apabila terkena air. II6

7 Tabel 2.4 Tabel ukuran papan gypsum Ketebalan 8mm, 9mm, 12mm, 16mm Tipe pinggiran Tepi miring Tepi kotak Lebar 1200 mm Panjang 2400 mm Standar produk ASTM C36 Sumber : Kelebihan dan kekurangan dinding bata merah, bata ringan, dan gypsum a. Dinding bata merah Tabel 2.5a Kelebihan dan kekurangan dinding bata merah Kelebihan Kekurangan Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok akibat air hujan Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya Keretakan relatif jarang Biaya lebih tinggi Kuat dan tahan lama Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 912 m2 Sumber : Susanta,2007 II7

8 b. Dinding bata ringan Tabel 2.5b Kelebihan dan kekurangan dinding bata ringan Kelebihan Kekurangan Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok akibat air hujan relatif lebih mahal Pemasangan lebih cepat Tidak semua tukang pernah memasang jenis bata ini. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam 1m3 Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 912 m2 Sumber : Susanta,2007 c. Papan Gypsum Tabel 2.5c Kelebihan dan kekurangan dinding papan gypsum Kelebihan Kekurangan Ekonomis. Tidak tahan air. Sesuai untuk berbagai ukuran penyelesaian Dibutuhkan khusus untuk memasangan. Ringan. Bahan mudah rusak pada saat penyimpanan II8

9 Mudah pemasangannya. Kurang kuat untuk pasangan dinding, tidak tahan terhadap benturan Hasil akhir yang rata. Tidak memerlukan kolom praktis Tidak perlu di plester dan aci. Pemasangan yang cepat. Sumber : hasil olahan. 2.6 Analia harga satuan pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan merupakan perhitungan untuk satu satuan pekerjaan tian 1 m, 1 m 2, 1 m 3, dimana dalam satuan pekerjaan ini diuraikan harga upah tukang, mandor tiap pekerjaan dan bahan atau material pekerjaan. Adapun pekerjaan yang akan dibuat analisanya adalah sebagai berikut: II9

10 2.6.1 Analisa harga satuan pekerjaan pasangan dinding bata merah Tabel 2.6 Analisa harga satuan pekerjaan dinding bata merah Jenis Pekerjaan : MEMASANG 1 M2 DINDING BATA (5x11x22) TEBAL 1/2 BATA (1PC:5PP) Satuan Pembayaran : M2 NO Kebutuhan satuan Indeks Satuan. Jumlah. A Bahan 1 Bata merah Bh 70,000 2 Semen (PC) Tiga Roda Kg 9,680 3 Pasir pasang Kg 0,045 Jumlah harga bahan B Tenaga kerja 1 Pekerja OH 0,300 2 Tukang batu OH 0,100 3 Kepala tukang batu OH 0,010 4 Mandor OH 0,015 Jumlah harga tenaga C Jumlah harga bahan + tenaga (A+B) Sumber : SNI (6.10) II10

11 2.6.2 Analisa harga satuan pekerjaan pasangan dinding bata ringan Tabel 2.7 Analisa harga satuan pekerjaan pasangan dinding bata ringan Jenis Pekerjaan : MEMASANG 1 M2 DINDING BATA RINGAN UKURAN 200X600X75mm Satuan Pembayaran : M2 NO Kebutuhan satuan Indeks Satuan. Jumlah. A Bahan 1 Bata ringan Bh 8,000 2 Semen Pasang hebel Kg 11,430 Jumlah harga bahan B Tenaga kerja 1 Pekerja OH 0,200 2 Tukang batu OH 0,100 3 Kepala tukang batu OH 0,030 4 Mandor OH 0,030 Jumlah harga tenaga C Jumlah harga bahan + tenaga (A+B) Sumber : PT XYZ (kontraktor pelaksana) II11

12 2.6.3 Analisa harga satuan pekerjaan plesteran Tabel 2.8 Analisa harga satuan pekerjaan plesteran Jenis Pekerjaan : MEMASANG 1 M2 PLESTERAN 1PC : 5PP TEBAL 15 mm Satuan Pembayaran : M2 NO Kebutuhan satuan Indeks Satuan. Jumlah. A Bahan 1 Semen (PC) Tiga Roda Kg 5,184 2 Pasir pasang Kg 0,026 Jumlah harga bahan B Tenaga kerja 1 Pekerja 2 Tukang batu 3 Kepala tukang batu 4 Mandor OH 0,300 OH 0,150 OH 0,015 OH 0,015 Jumlah harga tenaga C Jumlah harga bahan + tenaga (A+B) Sumber : SNI II12

13 2.6.4 Analisa harga satuan pekerjaan pasangan dinding gypsum Tabel 2.9 Analisa harga satuan pekerjaan dinding gypsum Jenis Pekerjaan : MEMASANG 1 M2 PARTISI GYPSUM BOARD UK 1200x2400x9mm Satuan Pembayaran : M2 NO Kebutuhan satuan Indeks Satuan. Jumlah. A Bahan Gypsum ukuran Lbr x2400x9mm 0,694 Besi hollow m 2 40x40x0,4mm 4,000 3 Paku ramset + mesiu bh 5,000 4 Kain kassa m 2,000 5 Alkasit kg 0,500 6 Skrup gypsum bh 12,000 Jumlah harga bahan B Tenaga kerja 1 Pekerja OH 0,200 2 Tukang kayu OH 0,100 3 Kepala tukang OH 0,010 4 Mandor OH 0,010 Jumlah harga tenaga C Jumlah harga bahan + tenaga (A+B) Sumber : SNI II13