BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang yang lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan lain-lain yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di dalam rumah, pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan sebagai fungsi artistik tertentu. Terdapat tiga jenis dinding, yaitu (Sahid,2010) : 1. Dinding Struktural Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah batu bata. 2. Dinding non-struktural Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca. 3. Dinding partisi atau Penyekat Dinding penyekat adalah batas vertical yang ada di dalam ruangan (interior). Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini antara lain gypsum, papan kalsium, triplek dan kayu. 2.2 Bata Ringan Citicon Teknologi material bahan bangunan berkembang seiring kebutuhan akan bangunan yang kuat dan ramah lingkungan, salah satunya bata ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga(autoclaved Aerated Concrete/AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Bata ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material 4

2 bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Bata ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun Salah satu produk bata ringan adalah bata ringan Citicon. Bata ringan Citicon adalah generasi terbaru bahan material bangunan. Produk ini terbuat dari bahan dasar seperti kapur, silika dan semen. Citicon adalah bata ringan yang ramah lingkungan karena dibuat dengan bahan baku dan proses yang tidak merusak alam. Karakteristik khusus dari bata ringan Citicon adalah memiliki pori-pori yang lebih rapat sehingga mudah dipotong dengan automated cutter, berukuran presisi dan bersudut siku. Pembuatan bata ini menggunakan teknologi aerasi dengan expanding agent dari Jerman yang berstandar Deutsche Industrie Norm (DIN). Teknologi tersebut membuat bata ini menjadi ringan dan kuat. Bata ringan Citiconberukuran presisi, bersudut siku-siku dan memiliki permukaan yang rata dan halus (Susanta,2008). Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik sehingga bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dahulu. Bahanuntuk acian biasanya menggunakan semen instan atau semen khusus. Semen iniberbahan dasar pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Penggunaanya hanya dicampur dengan air, tetapi dapat juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako (Susanta,dkk.,2006). Gambar 2.1 Bata ringan Citicon Sumbe: (2014) 5

3 Tabel 2.1 Spesifikasi teknis bata ringan Citicon Panjang, L (mm) 600 Tinggi, H (mm) 200 ; 400 Teba, T (mm) 75; 100; 125; 150; 175; 200 Berat jenis kering (ρ) 530 kg/m 3 Berat jenis normal (ρ) 600 kg/m 3 Sumber : (2014) Tabel 2.2 Perbandingan bata ringan Citicon terhadap bata konvensional Kecepatan Konstruksi (m 2 / hari) Daya Serap air kg m 2 h 2 1 Tebal spesi (mm) Berat (kg m 3 ) Insulasi panas (W/mK) Ketahanan terhadap api (jam) Citicon > ,14 3 Bata Konvensional ,65 2 Sumber : (2014) Secara umum bata ringan memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan dibandingkan dengan bata konvensional, diantaranya : a. Kelebihan dari bata ringan secara umum 1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi. 2. Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat. 3. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. 4. Pengangkutannya lebih mudah dilakukan. 5. Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. 6. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja. 7. Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. 8. Mempunyai kekedapan suara yang baik. 6

4 9. Kuat tekan yang tinggi. 10. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi. b. Kekurangan bata ringan secara umum 1. Perekatnya khusus, umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di lapangan. 2. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. 3. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah. 4. Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan. 5. Penjualannya pun dalam volume (m 3 ) yang besar. c. Pada bata ringan Citicon terdapat beberapa keunggulan yang lainnya seperti : 1. Tahan gempa, bata ringan Citicon memiliki berat jenis yang ringan sehingga mempunyai ketahanan yang baik terhadap getaran hebat atau gempa sehingga para pemilik bangunan dan kontraktor tidak perlu khawatir akan efek gempa. 2. Daya serap air rendah, Citicon mempunyai daya serap air yang rendah sehingga membuat para kontraktor dan pemilik bangunan merasa lebih nyaman karena resiko terjadinya flek pada dinding akan berkurang. 3. Tahan bising, bata ringan Citicon mampu menyerap gelombang suara. 4. Cepat dan rapi, bata ringan Citicon mempunyai ukuran yang presisi, bersudut siku dan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan dengan bata konvensional, sehingga membuat dinding lebih rapi dan dapat mempercepat pengerjaan konstruksi. 5. Hemat dan akurat, dimensi yang standar dan konsisten maka perhitungan dan estimasi biaya dalam pengerjaan konstruksi menjadi lebih mudah. 6. Tahan api, mempunyai sifat perambatan panas yang rendah sehingga membuat bangunan tahan terhadap api lebih dari 1000 o C. 7

5 7. Sejuk dan hemat energi, memiliki sifat insulasi yang baik sehingga membuat ruangan lebih sejuk yang nantinya dapat menghemat biaya listrik dan energi listrik untuk mesin pendingin. Berikut adalah langkah pemasangan bata ringan: 1. Disiapkan sloof dan pondasi tarik benang dan gunakan waterpass. Gambar 2.2 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 1 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 2. Lapisi dasar dengan menggunakan semen instan dan tebarkan secara merata. Gambar 2.3 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 2 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 8

6 3. Letakkan bata ringan diatas adukan semen instan. Gambar 2.4 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 3 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 4. Permukaan bata ringan ditekan dengan menggunakan (palu karet ) agar rata sesuai dengan tarikan benang. Gambar 2.5 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 4 Sumber: PT. Viccon Modern Industry(2014) 5. Selanjutnya kerataan diperiksa dengan menggunakan waterpass. Gambar 2.6 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 5 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 9

7 6. Bagian vertikal bata ringan direkatkan dengan mortar. Gambar 2.7 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 6 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 7. Slof pondasi disiapkan selanjutnya tarik benang dengan menggunakan waterpass. Gambar 2.8 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 7 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 8. Diletakkan adukan mortar kea rah vertical lalu horizontal hingga seluruh permukaan bata ringan tertutupan adukan. Gambar 2.9 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 8 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 10

8 9. Bata ringan diletakkan diatas adukan semen instan. Gambar 2.10 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 9 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 10. Gunakan pecahan bata ringan untuk meratakan permukaan dinding. Gambar 2.11 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 10 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014) 2.3 Beton Ringan Beton sendiri adalah merupakan campuran antara semen, air dan aggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah (Susanta,2008). Menurut Nawy (1985) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat. Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsipprinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. 11

9 Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun Lalu J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886, seorang warga negara Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton (Allen,2002). Sifat dan karakteristik beton secara umum : 1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah. 2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan. 3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin lama makin besar. 4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi. 5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah. 6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang. 7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi. 8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan. 9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya. 10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik. 11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik. 12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah. 12

10 13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran. 14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat dari konstruksi itu sendiri. 15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak. Salah satu produk beton ringan yaitu Quipanel. Beton ringan Quipanel merupakan salah satu pelopor evolusi dunia konstruksi bahan banguanan design teknik. Produk ini terbuat dari Fiber cement, Styrofoam, semen, dan Chemical (import). Berat jenis dari produk ini adalah ± 700 kg/m 3. Quipanel merupakan produk yang siap pasang dan diproduksi untuk memenuhi keperluan yang meningkat agar hunian lebih aman untuk daerah-daerah rawan gempa, serta untuk hunian yang ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah. Produk ini secara konsisten halus, permukaanya datar dan mudah untuk dipergunakan. Pembuatan beton ini dilakukan dengan proses rendering (Pembentukan gambar yang mengandung model geometris, menggunakan warna dan bayang-bayang untuk memberikan tampilan yang realistis), batu atau blok beton ringan. Beton ringan Quipanel adalah produk yang siap pasang dengan cara dikirim ketempat pemesan untuk langsung siap instalasi. Setelah diinstalasi maka panel siap untuk digunakan atau untuk diselesaikan dengan perlakuan dekoratif yang dikehendaki. Bahan Quipanel selain unik tetapi juga memiliki kelebihan yang sangat menguntungkan bagi penggunanya yaitu bahan Quipanel merupakan bahan bangunan ringan yang memiliki resiko kerusakan yang kecil dan cenderung lebih aman. Seperti pada kejadian beberapa tahun belakangan ini diindia terjadigempa yang berkekuatan 7,2 skala richter (7,2 SR) hampir semua banguan disana yang menggunakan bahan bangunan yang berupa bata maupun batako hancur tidak berbentuk. Tetapi yang menggunakan bahan bangunan Quipanel memiliki tingkat kerusakan yang jauh lebih rendah. Keuntungan dari beton ringan Quipanel antara lain tidak meresap air, tidak mudah terbakar, tidak akan dimakan rayap dan removable yaitu bahan dapat dipindahkan sesuai keinginan. Untuk dinding tebal 75 mm berat per meter luas 13

11 sekitar 54 kg, jauh lebih ringan daripada pasangan bata merah yang beratnya 250 kg/m2. Dinding Quipanel merupakan bahan jadi yang siap pasang, tidak membutuhkan pasir maupun semen. Bisa langsung dipasang dengan menggunakan bahan perekat. Proses finishing dengan menggunakan Quipanel akan lebih mudah, Setelah terpasang tidak perlu diplester lagi, langsung siap cat sehingga lokasi kerja pun lebih bersih tidak banyak menumpuk material. Gambar 2.12 Quipanel Sumber: (2014) Tabel 2.3 Spesifikasi teknis beton ringan Quipanel Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm) Berat (kg) Sumber : (2014) Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah: 1. Kualitas semen. 2. Proporsi semen dalam campuran beton. 3. Kekuatan dan kebersihan agregat. 4. Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat. 14

12 5. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton. 6. Pemadatan beton dan perawatan. Berikut adalah beberapa konstruksi yang menggunakan Quipanel dalam pekerjaan dinding : Gambar 2.13 Rumah type 36 Sebuku Kota baru Banjarmasin KALSEL Sumber: (2014) Gambar 2.14 Bangunan lantai 4 Sumber: (2014) 15

13 Gambar 2.15 Pengerjaan dinding bangunan gedung kantor Rmco, Saudi Arabia Sumber: (2014) 2.4 Plesteran Dinding Plesteran dinding adalah pekerjaan pelapisan permukaan dinding dengan meterial tertentu agar tercapai fungsi yang dikehendaki. Ketika menyebut plesteran dinding sering diasumsikan dengan plesteran dan acian dinding, penyebutan ini tidak sepenuhnya benar karena dalam keadaan tertentu pekerjaan plesteran tidak memerlukan acian. Misalnya ketika akan memasang keramik atau batu tempel pada dinding, pekerjaan plesteran sering mendahului sebelum pekerjaan lapis keramik dinding dan batu tempel dinding. Plesteran dinding merupakan landasan utama untuk untuk mencapai finishing dinding yang baik, dengan kata lain plesteran dinding merupakan landasan utama untuk menciptakan wajah rumah anda yang baik. Fungsi dari plesteran dinding adalah : 1. Sebagai finishing dinding yang denganya didapatkan dinding yang rata dan indah. Hal ini biasanya dilakukan juga pengacian setelah plaster 2. Sebagai dasar untuk mendapatkan finishing dinding yang baik. Contoh : untuk mendapatkan hasil pemasangan dinding granit yang baik bisa dicapai dengan pekerjaan plaster dinding dulu sebelum pekerjaan penempelan granit dinding 3. Sebagai lapisan pelindung dari pengaruh cuaca luar. 16

14 Proses Pekerjaan Plesteran yang Baik adalah sebagai berikut : 1. Area yang ingin di plester dibersihkan sebelumnya. 2. Jika pengerjaan saat musim kemarau disarankan disirami terlebih dahulu bagian bata merah/hebel/batako yang sudah terpasang agar proses pengeringan mortar/adukan pasir dan semen tidak terlalu cepat karena jika terlalu cepat kering efeknya plesteran akan banyak mengalami keretakan. 3. Persiapkan beberapa peralatan seperti: jidar, unting unting (Lot), meteran, paku, benang, palu. 4. Selanjutnya dibuat patokan ketebalan (kelabangan/kepalaan) yang dipasang vertikal sebagai pedoman. Paku tembok bagian atas dan gantungkan unting-unting (LOT) jaraknya kurang lebih 3 cm dari tembok. 5. Cara sebelumnya diulang kembali pada bagian sudut yang lain, gunanya untuk menentukan kerataan bidang Horisontal. 6. Usahakan juga ketebalan sama dengan sudut yang satunya. 7. Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik ke paku yang ada di sudut lainnya dan buat titik paku tanpa melepas benang. 8. Selanjutnya hubungkan juga bagian bawah, dan buat titik-titik paku seperti langkah sebelumnya. 9. setelah ketebalan titik paku selesai, kini langkah selanjutnya menyelesaikan patokan jidar (klabangan/kepalaan). 10. Lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah hingga menjadi seperti polisi tidur yang menempel di tembok. tidak perlu terlalu lebar, cukup 5 cm. 11. Gesekkan jidar dari paku atas ke paku bawah hingga tercetak dan membentuk seperti rel. lakukan hal yang sama pada titik paku berikuttnya. 12. Kelabangan/kepalaan pun jadi. 13. Untuk Hasil Yang terbaik biarkan kelabangan/kepalaan kering kurang lebih 1 hari. 17

15 14. Langkah selanjutnya yaitu memplester, karena rel/biasa tukang menyebutnya Klabangan/Kepalaan sudah jadi. jadi tnggal melempar adukan kemudian gosokkan jidar horisontal dengan patokan kelabangan yang sudah di buat sebelumnya. 15. Lakukan menyeluruh di 1 sisi tembok. 16. Untuk sisi-sisi berikutnya lakukan hal yang sama dengan memperhatikan kesikuan antar tembok. Gambar 2.16 Contoh plesteran pada dinding bata ringan Citicon 2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas Komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek akan mempengaruhi biaya konstruksi. Biaya proyek konstruksi antara lain biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Nugraha, et al.,1985). 1. Biaya langsung (direct cost) adalah keseluruhan biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan diperoleh dengan mengalikan volume atau kuantitas suatu pekerjaan 18

16 dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya-biaya yang termasuk biaya langsung adalah biaya material, biaya pekerja dan biaya peralatan. 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya yang berhubungan dengan konstruksi di lapangan dan diperlukan dari proyek tersebut. Biaya tidak langsung antara lain biaya over head, biaya tak terduga dan keuntungan. 2.6 Produktivitas Produktivtas adalah perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil, dan juga sebagai perbandingan antara jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan satuan (unit) umum. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai nilai banding antara hasil produksi dan faktor-faktor produksi yang dalam hal ini adalah peralatan dan tenaga kerja. Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses konstruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengetahui penyebab peyimpangan terhadap etimasi semula. Pemantauan ( monitoring ) berarti melakukan observasi dan pengujian pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan (Sedarmayanti,2001) Produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks prokdutivitas (Sedarmayanti,2001) Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandang pengawasan harian, pengukuran pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Produktivitas dalam 19

17 pengerjaan dinding dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tinggi pasangan, usia (umur), pengalaman, cuaca, dan kondisi site (lapangan). 2.7 Mortar Mortar adalah semen instan dengan bahan dasar pasir silica, semen (OPC), filler dan aditif. Bahan ini diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan pasangan bata, baik bata merah maupun bata ringan. Selain itu mortar juga digunakan untuk plesteran, acian, pemasangan keramik serta water proofing. (Holcim, 2010) Beberapa keunggulan dan manfaat dari mortar adalah : 1. Mudah digunakan dan siap pakai, cukup dengan tambahan air. 2. Campuran yang lebih homogeny antara semen, pasir silica, filler dan aditif. 3. Waktu pengerjaannya lebih cepat, sehingga menghemat biaya. 4. Mencegah retak rambut pada dinding. 5. Sebagai bahan pengkat antara bata yang satu dengan bata yang lainnya. 6. Untuk menutup atu menghilangkan permukaan bata yang tidak rata. 7. Untuk menyalurkan beban. 8. Sedangkan fungsi dari mortar atau adukan dalam plesteran adalah untuk meratakan permukaan tembok sehingga mudah untuk di cat dan untuk menambah keawetan pasangan bata. 9. Hasil pekerjaan lebih rata dan rapi. Mortar yang digunakan sebagai perekat bata ringan antara lain prime, mortar, drymix, mortar utama, dan lain-lain. Namun yang paling sering dipakai dilapangan adalah Mortar MU-380. Mortar MU-380 adalah semen istan yang digunakan sebagai perekat untuk pekrjaan pemasangan bata ringan ALC (Aerated Light Concrete) dan Quipanel dengan ketebalan 3 mm. merupakan campuran homogeny anatara semen, pasir silica, filter dan aditif. 2.8 Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya bangunan disingkat RAB adalah perhitungan perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat suatu bangunan dari mulai perencanaan, pembangunan sampai dengan pemeliharaan. RAB 20

18 digunakan pada dunia proyek konstruksi seperti konsultan perencana, kontraktor atau konsultan pengawas untuk merencanakan mengendalikan dan mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan bangunan. berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan RAB. Data untuk menghitung RAB antara lain : 1. Gambar bangunan yang menjelaskan bentuk, ukuran dan spesifikasi material yang digunakan. 2. Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan waktu pembangunan berlangsung. 3. Koefisien analisa harga satuan bangunan. 4. Volume atau quantity pekerjaan. RAB memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja konstruksi. 2. Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan bangunan. 3. Memperkirakan kebutuhan jumlah tenaga dan lama pengerjaan. 4. Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan. 5. Mengukur harga suatu bangunan sehingga dapat dijadikan kesepakatan harga dalam melakukan transaksi jual beli properti. 6. Menentukan harga jual rumah di perumahan. 7. Menghitung pajak PPN bangunan, yaitu 10% dari RAB. 8. Mencari tahu perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika memborong suatu pekerjaan bangunan. Salah satu faktor penting yang menentukan biaya proyek adalah harga satuan. Harga satuan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu pelaksanaan yang ditetapkan, metode pelaksanna yang dipilih dan produktivitas sumber daya yang digunakan. Harga satuan dipengaruh beberapa unsur antara lain upah tenaga kerja, material dan alat. 21

19 2.9 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga Kerja Dalam menganalisa biaya konstruksi faktor yang menentukan antara lain material, sumber daya manusia dan alat. Pekerjaan konstruksi ditentukan dalam kuantitas pekerjaan dengan satuan meter, meter persegi (m 2 ) ataupun meter kubik (m 3 ). Tabel 2.4 Analisa harga satuan pekerjaan Koefisien Variabel Harga Satuan Total Harga X Rp. Y Tenaga Rp. Z Rp. (Sumber: Asiyanto, 2003). Dalam sebuah proyek konstruksi kebutuhan sumber daya manusia berfluktuasi sepanjang waktu proyek. Sumber daya manusia merupakan faktor dominan setelah material (Muzayana,2008). Kebutuhan sumber daya manusia dapat dihitung dengan : Jumlah SDM = orang hari untuk menyelesaikan pekerjaan waktu peleksanaan x volume (2.1) Keberhasilan sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dari produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui koefisien tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan data berupa jumlah tenaga kerja, jam kerja per hari dan produktivitas pekerja. Dengan rumus (Balitbang PU,2012) : Koefisien pekerja = (Tk x P) Qt (2.2) Koefisien tukang batu = (Tk x Tb) Qt (2.3) Koefisien kepala tukang batu = Koefisien Mandor = Keterangan : (Tk x KTb) Qt (Tk x M) Qt (2.4) (2.5) Tk P = Jumlah jam kerja perhari (7 jam) = Jumlah pekerja yang diperlukan (Orang) 22

20 Tb KTb M Qt = Jumalah tukang batu yang diperlukan (Orang) = Jumlah kepala tukang batu yang diperlukan (Orang) = Jumlah mandor yang diperlukan (Orang) = Produktivitas tenaga kerja per hari 2.10 Waktu Pengerjaan dan Menghitung Rata-rata (mean) Biaya yang akan dikeluarkan sebuah proyek konstruksi juga dipengaruhi oleh waktu pengerjaan proyek tersebut. Waktu pengerjaan dapat dihitung dengan (Rostiyanti,2008) : Waktu pengerjaan = Volume Produktivitas (2.6) 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bata Merah 2.1.1 Definisi bata merah Suatu unsur bangunan, yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang

Lebih terperinci

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bata Merah Bata merah yang disini disebut juga dengan bata konvensional, memiliki bahan dasar berupa tanah liat (lempung), yang digunakan sebagai salah satu bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruangan lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan beton sebagai salah satu pilihan konstruksi bangunan sipil lebih di kenal luas dibandingkan dengan bahan konstruksi lain seperti kayu dan baja. Pilihan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan lain-lain yang bersumber dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan lain-lain yang bersumber dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang yang lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 STUDI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING MENGGUNAKAN BLOK HEBEL DENGAN BATA MERAH KLATEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR PT. AERO PRIMA 3 LANTAI DI BOYOLALI Naskah Publikasi untuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini karena beragam keunggulannya dibandingkan material lain. Kemudahan dalam pengerjaannya, kekuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN Michael Tedja; Charleshan; Jefri Efendi Architecture Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan beberapa referensi yang berhubungan dengan obyek pembahasan. Penggunaan referensi ditujukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, kita mengetahui banyak pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Pihak-pihak tersebut mulai dari pemimpin proyek sampai pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton ringan pada saat sekarang ini, dapat digunakan untuk bermacammacam dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi kegunaan beton biasa. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau

BAB II STUDI PUSTAKA. Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Bata Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat atau tanah lempung yang kemudian dicetak dan dibakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Beton merupakan material struktur yang sudah sangat dikenal dan telah digunakan secara luas oleh manusia dalam membuat struktur bangunan. Dalam ilmu geologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

RSNI T C. Daftar isi

RSNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... v 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerjaan

Lebih terperinci

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci :Biaya, waktu, bata ringan Hebel, Kalsiboard.

ABSTRAK. Kata kunci :Biaya, waktu, bata ringan Hebel, Kalsiboard. ABSTRAK Dinding merupakan elemen penting dalam bangunan yang memiliki berbagai fungsi, dengan material pembentuk yang berbeda-beda. Pekerjaan dinding dapat menggunakan material berupa bata ringan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara mencampur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan pelaksanaan pembangunan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) yang terdiri dari komponen utama berupa semen, agregat kasar, agregat halus dan air sebagai pengikatnya, serta dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut SNI 03-3430-1994, dinding memiliki 2 macam yaitu: dinding pasangan (non-structural) atau dinding yang berperan menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipilih oleh para ahli struktur. Banyaknya pemakaian beton disebabkan beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Shotcrete Metode shotcrete adalah aplikasi mesin penyemprot beton yang ditemukan pada tahun 1910 oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926). Kemudian berkembang dengan berbagai metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinding panel merupakan suatu komponen non struktural yaitu dinding yang dibuat dari suatu kesatuan blok dinding parsial, yang kemudian dirangkai menjadi sebuah dinding

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BIAYA PER 1 M 2 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN PASANGAN BATA MERAH

STUDI PERBANDINGAN BIAYA PER 1 M 2 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN PASANGAN BATA MERAH STUDI PERBANDINGAN BIAYA PER 1 M 2 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN PASANGAN BATA MERAH Pusoko Prapto 1, Bada Haryadi 2 1,2,3 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Email:

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BIAYA MATERIAL PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN BATA MERAH

STUDI PERBANDINGAN BIAYA MATERIAL PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN BATA MERAH Media Teknik Sipil, Volume X, Januari 2010 ISSN 1412-0976 STUDI PERBANDINGAN BIAYA MATERIAL PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DENGAN BATA MERAH Felix Hidayat 1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NIM :

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NIM : i PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: N a m a : Made Ady Widyatmikha NIM : 1219151029 Judul TA : Analisis Perbandingan Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Pasangan Bata Ringan Blesscon Dan Bata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pekerjaan Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada didalam ruang. Fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DATA TEKNIS PADA PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN DRYWALL SYSTEM

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DATA TEKNIS PADA PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN DRYWALL SYSTEM BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DATA TEKNIS PADA PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN DRYWALL SYSTEM 4.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Didalam memulai pekerjaan pemasangan dinding bata ringan, terlebih

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Indonesia merupakan negara berkembang (PBB, 2015) yang sedang melakukan banyak pembangunan. Pembangunan yang dilakukan baik itu pembangunan infrastruktur

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG Vicky Ramadhani, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK ISBN: 978-979-98438-8-3 PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT Setya Winarno *, M. Guntur Basyarah, Ilman Noor Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Lampiran A...15 Bibliografi...16 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Struktur bangunan bertingkat tinggi memiliki tantangan tersendiri dalam desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang memiliki faktor resiko

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

PT. PANCURANMAS INDO SEJATI

PT. PANCURANMAS INDO SEJATI COMPANY PROFILE KANTOR: RUKO PASAR MODERN PUNCAK PERMAI NO 85, JL RAYA DARMO PERMAI III SURABAYA PABRIK: DRIYOREJO - GRESIK, JAWATIMUR EMAIL: info@wallplus.co.id WEBSITE: http:// WWW.WALLPLUS.CO.ID Visi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa yang melanda daerah Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan banyaknya kantor pemerintahan dan rumah masyarakat (non-engineered

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3 dan menghantarkan panas. Untuk mengurangi bahan mati suatu struktur beton atau mengurangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan (Studi Kasus: Student Center Itenas, Bandung) Staf Pengajar Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustofa

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan

Lebih terperinci

6.38 memasang 1m² lantai mosaik ukuran (33 x 33) cm, campuran spesi 1pc: 3 PP...12

6.38 memasang 1m² lantai mosaik ukuran (33 x 33) cm, campuran spesi 1pc: 3 PP...12 Daftar Isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... v 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan Normatif... 1 3. istilah dan definisi... 1 4. Singkatan Istilah... 2 5. persyaratan... 2 6. penetapan index harga

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI 2.1. PENGERTIAN BETON BERTULANG Beton bertulang (reinforced concrete) tersusun dari bahan beton dan baja, yang antara keduanya mempunyai ikatan/lekatan (bond) yang

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar

Lebih terperinci

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG 1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Raharja memiliki 2 gedung yaitu Gedung Modern dan Gedung Lake View dimana mobilitas sivitas pribadi Raharja pada dua bangunan ini

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Penelitian sistem prefabrikasi ini berawal dari terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, yang terjangkau dan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Gempa bumi yang melanda Sumatera Barat, 6

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Konsep Pd.T. xx-200x.a RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 4: Beton dan Bekisting ICS 93.010 BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan di bidang struktur mengalami pertumbuhan pengetahuan dan teknologi sangat pesat yang menyebabkan adanya pembangunan konstruksi yang berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block dikenal

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN Pasal 1 : Batu Bata 1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku. 2. Batu bata mempunyai dimensi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin

Lebih terperinci

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga BAB I PENDAHULUAN Dengan melihat perkembangan di bidang teknik sipil dewasa ini, khususnya mengenai penggunaan beton dalam struktur bangunan, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis akan melakukan

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton diartikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Penggunaan

Lebih terperinci