BAB 3 INTI PENELITIAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 INTI PENELITIAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV"

Transkripsi

1 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Binus TV Binus TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV menjadi salah satu media informasi dan komunikasi yang ada dilingkungan Bina Nusantara selain media lainnya. Binus TV berawal dari sebuah TV Club yang beranggotakan mahasiswa Binus University yang mencintai dunia broadcasting. Diawali dari pembentukan team produksi audio visual yang beranggotakan Bobie Hartanto, Luki Timothy dan Rizza Chairunisa serta Donny de Keizer selaku Dosen Pembimbing, tim ini mulai melaksanakan produksi pertama yang sangat sederhana dengan memproduksi materi presentasi pembangunan studio marketing communication Binus University. Tim kecil inilah yang kemudian melahirkan anggota anggota baru lainnya yang memiliki ketertarikan di dunia broadcasting sehingga akhirnya membentuk sebuah organisasi TV Club. TV Club ini untuk pertama kalinya dilantik pada tanggal 7 Desember 2009 dalam sebuah Inaugurasi TV Club yang bertempat di ruang kelas L1A. Ruangan inilah yang dikemudian hari menjadi studio mini Binus TV. Tanggal 7 Desember ini pula yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Binus TV. Sebagai televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV menyelenggarakan siarannya secara regular sejak bulan Januari 2010 dengan pola acara yang mencapai 12 jam per hari. Program program yang ditayangkan 56

2 57 Binus TV semuanya merupakan hasil produksi Binus TV sendiri disamping ada beberapa program kerjasama dengan VOA dan Televisi Lokal. Saat ini Binus TV telah menempati studio operasional yang baru di Lantai 3 Gedung R Kampus Syahdan Binus University. Dengan demikian seluruh operasional siarannya telah dipusatkan di gedung ini. Peremajaan fasilitas produksi dan penyiaran terus dilakukan. Saat ini seluruh perangkat produksi Binus TV merupakan perangkat berstandart broadcast dengan menggunakan teknologi HD Digital sehingga mampu menjawab tantangan kedepan. Sejak tahun 2011, Bina Nusantara memutuskan untuk meningkatkan status Binus TV sebagai sebuah unit yang berada langsung dibawah Grup Bina Nusantara. dengan demikian tugas sebagai media informasi dan penyiaran yang diemban oleh Binus TV kini menjadi lebih luas dengan mencakup seluruh komponen yang ada dibawah Bina Nusantara Group. Tahun 2012 ini Binus TV telah berkerjasama dengan berbagai jenis stasiun televisi yang terjalin dalam kerjasama program seperti kerjasama program halo kampus dengan Cahaya Televisi banten dan program program lainnya yang juga berkerjasama dengan Banten TV dan sebagainya. Kini Binus TV telah banyak dikenal oleh berbagai kalangan di masyarakat dengan sering diadakannya kunjungan ke berbagai sekolah di Jakarta melaui acara Binus TV Goes to School.

3 58 Visi dan Misi Binus TV Visi Menjadi stasiun televisi komunitas kampus terdepan di Indonesia yang melahirkan program edukatif unggulan. Misi Menjadi media aspirasi dan aktualisasi potensi Binusian di kancah Global. Profil Program Berita JURNAL 19 Jurnal 19 merupakan program berita pertama kali yang diadakan sepanjang perjalanan Binus TV yang membawakan informasi-informasi yang berada di sekeliling lingkungan maupun diluar Binus. Siaran pertama JURNAL 19 dimulai di bulan Januari 2010, setelah diresmikannya Binus TV sebagai TV. Program berita JURNAL 19 yang tayang setiap hari senin hingga jumat dengan jam tayang pada pukul pada hari Selasa dan Jumat, Sedangkan untuk hari Senin, Rabu dan Kamis yang ditayangkan pada pukul JURNAL 19 awalnya dibawakan oleh seorang presenter yang membawakan berita-berita. Biasanya beritaberitanya berkaitan dengan kegiatan seputar Binus seperti soft launching acara-acara, event-event baik di Binus University ataupun Binus School, seminar-seminar, kegiatan sosial, aktivitas di sekitar Binus University. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan JURNAL 19 semakin kreatif dengan konsep dan inovasi baru, di akhir bulan April 2011 Jurnal 19 memulai siaran dengan dua presenter. Umumnya hal ini dilakukan karena kerabat kerja JURNAL 19 merasa tertantang untuk memajukan acara JURNAL 19 dalam hal content, konsep siaran, dll. Reporter juga memiliki kiat-kiat mencari berita untuk ditayangkan di JURNAL 19 dengan mengumpulkan berita yang menarik, up to date, sesuai dengan kebutuhan pemirsa televisi.

4 59 Logo Jurnal 19 Gambar 3.1 Logo Jurnal 19 Logo JURNAL 19 ini merupakan logo yang dipakai JURNAL 19 pada bulan Januari Logo ini merupakan logo awal dari JURNAL 19 pada saat pertama kalinya JURNAL 19 berdiri. Gambar 3.2 Logo Jurnal 19 Gambar Logo JURNAL 19 yang kedua merupakan perkembangan dari program JURNAL 19, dengan membuat perubahan desain logo yang semakin kreatif dan menarik.

5 Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah salah satu program Binus TV yaitu Program berita Jurnal 19 yang berdurasi 30 menit pada hari selasa dan jumat dan berdurasi 1 jam pada hari senin, rabu dan kamis. Program berita jurnal 19, yang mulai disiarkan setiap hari senin sampai hari jumat, pada hari selasa dan jumat disiarkan dari pukul WIB, sedangkan untuk hari senin,rabu dan kamis disiarkan pada pukul WIB. Isi berita program jurnal 19 dibagi menjadi dua segment. Segment 1 berisi berita utama, yaitu berita hasil liputan reporter dan juru kamera. Segment 2 berisi berita terkini dari sumber media online dan berita dari VOA (Voice Of America). Segmentasi penonton Binus Tv khususnya program Jurnal 19 adalah para mahasiswa Universitas Bina Nusantara( BINUSIAN). Pemilihan berita dilakukan melalui rapat redaksi antara manager news dan produser, untuk menentukan topik liputan yang akan diliput oleh reporter dan juru kamera. Berita yang dipilih adalah berita yang ada hubungannya dengan lingkungan kehidupan mahasiswa. Terdapat dua sumber berita yaitu sumber berita dari liputan reporter dan juru kamera serta media online untuk berita terkini seperti: okezone.com, tribunnews.com, vivanews.com, tempo.com, republika.co.id, dan sebagainya. Dan sumber berita lainnya dari VOA (Voice Of America) dan juga referensi berita dari media cetak seperti kompas. Sumber berita tersebut diolah menjadi naskah berita televisi yang terdiri dari lead atau teras berita dan voice over.

6 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, yang diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori benar( Creswell, 2002). Menurut Malhotra (1996), pendekatan kuantitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Penelitian yang menggunakan pendekatan ini menguji hipotesis sebagai permulaannya. 2. Konsep berada dalam bentuk variabel yang jelas. 3. Pengukuran ditetapkan terlebih dahulu sebelum pengumpulan data dan ada standarisasinya. 4. Dan berada dalam bentuk angka dari pengukuran sebelumnya. 5. Teori umumnya kausal dan dedukatif. 6. Analisis dilakuakn dengan menggunakan statistik, table atau grafik dan dijelaskan bagaimana hubungannya dengan hipotesis. Sedangkan Ciri-ciri penelitian kuantitatif adalah (Malhotra, 1996) : 1. Jauhnya hubungan antara peneliti dengan objek penelitian (peneliti sebagai outsider). 2. Data empirik berfungsi memberi konfirmasi bagi teori. 3. Strategi penelitian berstruktur. 4. Temuan untuk mencari kebenaran( The truth). 5. Konsepsi tentang realitas sosial statis dan eksteral. 6. Melakukan analisis data secara singel level analysis.

7 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Secara umum analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebgai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakterisrik isi dan menarik inferensi dari isi. Neuendorf (2002 : 10) berpendapat, Analisis isi: adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (diantaranya objektif intersubjektif, reliabel,valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks dimana pesan dibentuk dan ditampilkan(eriyanto 2011 : 15). Menurut Berelson (1952), analisis isi merupakan suatu teknik penelitian yang dilakukan secara sistematik, objektif, dan deskrispsi kuantatif isi komunikasi yang tampak(manifest),(eriyanto 2011 : 15). Menurut Berelson, (1993)metode analisis isi adalah: a) Objektif dicapai dengan menggunakan kategori analisis yang tepat sehingga orang yang berlainan dapat menggunakanya untuk menganalisis yang sama dan memperoleh hasil yang sama pula. Hasil penelitian bergantung pada prosedur penelitian dan bukan pada orangnya. b) Sistematik berarti satu prosedur tertentu serta diterapkan dengan cara yang sama pada semua isi yang dianalisis, kategori diterapkan sehingga semua isi yang relevan dianalisis. c) Kuantitatif berarti mencatat nilai nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang diidentifikasikan.

8 63 d) Isi yang nyata berarti merupakan isi yang tersurat, yang harus dikoding seperti apa yang tersurat dan bukan apa yang dirasakan oleh orang yang melakuakn analisis isi. Dari definsi diatas penulis memahami bahwa analisis isi adalah teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematik dan deskripsi kuantitatif yang terdapat pada pesan yang tampak. Menurut Eriyanto, yang dikutip dalam buku yang berjudul Analisis Isi, mengatakan bahwa Analisis isi mempunyai ciri-ciri yang penting yaitu: a) OBJEKTIF Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan, atau kecenderungan tertentu dari peneiti (Eriyanto:2011:16). realibilitas. Ada dua aspek penting dari objektivitas, yakni validitas dan Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benarbenar ingin diukur. Reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.

9 64 b) SISTEMATIS Sistematis bermakna semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas, dan sistematis (Riffe, Lacy dan Fico:1998:20). Kategori diturunkan dari variabel, variabel diturunkan berdasarkan teori (Eriyanto,2011:19) c) REPLIKABEL Penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula. Temuan yang sama ini berlaku untuk penelitian yang berbeda, waktu yang berbeda, dan konteks yang berbeda (Neuendorf,2002:12). d) ISI YANG TAMPAK (MANIFEST) Analisis isi hanya dapat dipakai untuk menyelidiki isi yang tampak. Analisis isi tidak dapat dipakai untuk melihat isi yang tidak tampak (Barelson,1952:18 dan Holsti,1969:14). e) PERANGKUM (SUMMARIZING) Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan (Eriyanto,2011:29). f) GENERALISASI Analisis isi dilakukan untuk mengeneralisasi hasil, terutama jikalau menggunakan sampel. Hasil dari analisis isi dimaksud untuk memberikan gambaran populasi (Eriyanto,2011:30).

10 65 Metode analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif serta isi yang nyata. Sitematik berarti bahwa segala proses analisis harus tersusun melalui proses yang sistematik, mulai dari penentuan isi komunikasi yang dianalisis, cara menganalisisnya, maupun kategori yang dipakai untuk menganalisis. Objektif berarti periset harus mengesampingkan faktor-faktor yang bersifat subjektif sehingga hasil analisis benar-benar objektif dan bila dilakukan riset lagi oleh orang lain maka hasilnya relatif sama serta yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak). Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan yaitu: a) Menggambarkan isi komunikasi, mengungkapkan kecenderungan yang ada pada isi komunikasi baik melaui cetak maupun elektronik. b) Membandingkan isi media dengan dunia nyata, melakukan pengujian terhadap apa yang ada di dalam dengan situasi aktual yang ada di dunia nyata. c) Mendukung studi efek media massa, riset yang digunakan untuk melihat apakah pesan-pesan di media massa tersebut menumbuhkan sikap-sikap yang serupa di antara para penggunanya. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata). Dalam Analisis isi kuantitatif yang dipertimbangkan hanya apa yang dikatakan (what) akan tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how). (Kriyantono, 2008: 235).

11 66 Penelitian ini akan meneliti berita-berita yang ditampilkan dalam Program Berita Jurnal 19 Binus TV edisi 9 april- 23 april 2012 dalam hal apakah beritaberita tersebut memenuhi kejelasan sumber berita dan unsur nilai berita pada program berita Jurnal Populasi dan Sampel Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi bisa berupa orang, organisasi, kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, televisi, iklan dan lain-lain(sugiyono,2002:55). Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin diketahui isinya(eriyanto,2011:109) Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Dengan kata lain sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dapat diteliti (Hasan, 2002 : 58). Menurut Suharsini Arikunto, Prof. Dr.: (Arikunto 2002: 109) Dalam bukunya Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, mengatakan bahwa: Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan Penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Dari pendapat- pendapat diatas peneliti memehami bahwa Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin diketahui isinya melaui sebuah penelitian,

12 67 sedangkan sampel adalah berberapa bagian yang mewakili data-data yangakan diteliti. Sebagai salah satu program berita televisi, program jurnal 19 dalam siarannya dibagi menjadi dua segment berita. Segment 1 berisi berita utama, yaitu berita hasil liputan reporter dan juru kamera. Segment 2 berisi berita terkini dari sumber media online dan berita dari VOA (Voice Of America) dan berita prakiraan cuaca atau berita meneganaia ramalan cuaca. Program Jurnal 19 yang ditayangkan pada pukul WIB pada hari selasa dan jumat, berdurasi 30 menit, sedangkan pada hari senin, rabu dan kamis, program Jurnal 19 ditayangkan pada pukul WIB, yang berdurasi 1 jam. Durasi tayangan berita tergantung pada banyaknya Jumlah berita yang akan ditayangkan. Populasi dari penelitian ini adalah berita program Jurnal 19 edisi 9 April 23 April 2012 di Binus TV Jakarta. Jumlah berita yang terdapat dalam populasi unit analisis adalah sebanyak 60 berita. Populasi penelitian ini akan difokuskan pada total berita dari jumlah berita liputan dan berita terkini yaitu sebanyak 60 berita, hal tersebut dikarenakan karena kedua berita tersebut merupakan hasil produksi berita dan pengolahan berita oleh bagian divisi news di Binus TV, sedangkan berita VOA (Voice Of America ) adalah berita yang hanya disiarkan dan telah diproduksi oleh pihak VOA (Voice Of America). Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah menggunakan teknik Proposionate random sampling (Sampel Acak secara proporsional). Setiap hari secara random(acak) dipilih dua berita dari berita hasil liputan pada setiap edisi yang menjadi populasi penelitian, sedangkan untuk berita terkini akan diambil dua berita pada empat edisi yaitu edisi berita pada tanggal 12, 13, 17 dan 18 April 2012, hal tersebut dikarenakan data naskah yang diperoleh oleh peneliti untuk berita terkini

13 68 hanya ada pada empat edisi tersebut. Populasi berita yang berjumlah 60 berita dari total berita liputan dan berita terkini. Dari 60 berita ( 100 %) dibagi menjadi dua bagian yaitu( 25%) dari berita terkini yang berjumlah 15 berita dan (75%) untuk berita dari hasil liputan yang berjumlah 45 berita. Proses pengambilan sampel yaitu dengan melakukan pengundian dengan menyiapkan sejumlah gulungan dari setiap edisi, karena setiap edisi memiliki jumlah berita terkini yang berbeda. Setiap pengundian gulungan akan disediakan tiga sampai empat gulungan yang mewakili jumlah berita terkini pada setiap edisi yaitu yang berjumlah tiga sampai empat berita terkini. Untuk pengundian gulungan pada tanggal 12 april disediakan tiga gulungan, karna hanya terapat 3 berita terkini pada edisi tersebut sedangkan untuk berita terkini tanggal 13april, 17 april dan 18 april akan disediakan empat buah gulungan karena jumlah berita terkini pada ketiga tanggal tersebut sama- sama memiliki empat berita terkini pada setiap edisinya. Selanjutnya dari gulungun setiap edisi tersebut, akan diambil dua gulungan berita terkini yang dianggap dapat mewakili setiap edisi yang didalamnya terdapat berita terkini. Sedangkan proses pengambilan sampel untuk 45 berita liputan, maka akan dilakukan dengan cara pengundian, dengan mengambil dua gulungan pada setiap edisi yang termasuk pada populasi penelitian yang berjumlah sebelas edisi berita. Dimana dua gulungan tersebut dapat mewakili setiap edisi berita sesuai dengan populasi penelitian. Karena jumlah berita liputan pada setiap edisinya memiliki jumlah yang berbeda- beda, maka penyedian jumlah gulungan pada setiap edisi memiliki jumlah yang berbeda tergantung dari banyaknya berita liputan yang terdapat pada setiap edisi tersebut.untuk tanggal 9 april, 16 april dan 18 april akan disediakan empat buah gulungan,karena ketiga edisi tersebut sama-sama memiliki

14 69 empat berita liputan. Pada tanggal 10 april, 17 april,19 april dan 23 april akan disiapkan tiga buah gulungan berita liputan karena empat edisi tersebut sama-sama memiliki jumlah tiga berita liputan.pada tanggal 11 april dan 13 april akan disediakan enam buah gulungan karena kedua edisi tersebut sama-sama memiliki enam berita liputan. Pada tanggal 12 april disediakan tujuh buah gulungan karena pada edisi tersebut terdapat tujuh buah berita liputan.dari setiap edisi tersebut akan diambil masing-masing dua buah gulungan melalui proses pengundian. Sedangkan pada tanggal 20 april akan disediakan dua buah gulungan dan dua gulungan tersebut akan diambil secara langsung karena hanya memiliki dua berita liputan. Sehingga keseluruhan sampel penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 POPULASI SAMPLING DARI TANGGAL 9APRIL APRIL 2012 Durasi Program Jurnal 19 berdurasi 30 menit Program Jurnal 19 Berdurasi 60 menit Tanggal Senin,9 April berita liputan Selasa,10 April berita liputan Rabu, 11 April 2012 Kamis,12 April berita liputan 2 berita liputan 2 berita terkini Jumat, 13 April berita liputan 2 berita terkini Senin, 16 April berita liputan

15 70 Selasa, 17 April berita liputan 2 berita terkini Rabu, 18 April berita liputan 2 berita terkini Kamis, 19 April berita liputan Jumat, 20 April berita liputan Senin, 23 April berita liputan Jumlah berita Senin : 9 April 2012 = 4 berita liputan = 4 berita Selasa : 10 April 2012 = 3 berita liputan = 3 berita Rabu : 11 April 2012 = 6 berita liputan = 6 berita Kamis : 12 April 2012 = 7 berita liputan + 3 berita terkini = 10berita Jumat : 13 April 2012 = 6 berita liputan + 4 berita terkini = 10berita Senin : 16 April 2012 = 4 berita liputan = 4 berita Selasa : 17 April 2012 = 3 berita liputan + 4 berita terkini = 7 berita Rabu : 18 April 2012 = 4 berita liputan + 4 berita terkini = 8 berita Kamis: 19 April 2012 = 3 berita liputan = 3 berita Jumat : 20 April 2012 = 2 berita liputan = 2 berita Senin : 23 April 2012 = 3 berita liputan = 3 berita Total berita tanggal 9April April 2012 = 60 berita Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil dua berita dari setiap edisi,untuk dijadikan sampel yang mewakili setiap edisi berita tersebut, dengan demikian jumlah sampel ada 30 berita dari gabungan antara jumlah berita liputan dan jumlah berita terkini pada pada setiap edisi. Sampel yang peneliti ambil:

16 71 Tabel 3.2 Sampel Berita Terkini No. Tanggal atau waktu tayang berita Jumlah Sampel 1 Berita terkini Kamis, 12 April berita 2 Berita terkini Jumat, 13 April berita 3 Berita terkini Selasa, 17 April berita 4 Berita terkini Rabu, 18April berita Total Berita Terkini 8 berita Tabel 3.3 Sampel Berita Liputan No. Tanggal atau waktu tayang berita Jumlah sampel 1 Berita liputan, Senin 9 april berita liputan 2 Berita liputan, Selasa 10 april berita liputan 3 Berita liputan, Rabu 11april berita liputan 4 Berita liputan, Kamis 12 april berita liputan 5 Berita liputan, Jumat 13 april berita liputan 6 Berita liputan, Senin 16 april berita liputan 7 Berita liputan, Selasa 17 april berita liputan 8 Berita liputan, Rabu 18 april berita liputan 9 Berita liputan, Kamis 19 april berita liputan 10 Berita liputan, Jumat 20 april berita liputan 11 Berita liputan, Senin 23 april berita liputan Total Berita Liputan Total Berita Liputan + Berita Terkini 22 berita 30 berita

17 72 A. Reliabilitas Koding Mengenai reliabilitas Roger D.Wimmer dan Joseph R. Dominick (h.152) menjelaskan : The consept of reliability is crusial to content analysis if a content analysis. If is to be objective, then its meansure and procedures must be reliable, Reliability means that repeted meansurement of the same material will result in similar decision or conclusion. If the result fail to achieve reliability, then something is miss with the coders, the coding instructions, the category definitions the unit of analysis, or some combination of these. Dari pendapat diatas, peneliti dapat memahami bahwa reliabilitas adalah bagian yang penting dalam analisis isi. Untuk mencapai analisis isi yang obyektif maka ukuran ukuran dan prosedur yang digunakan harus reliabel. Reliabilitas berarti apabila dapat dilakukan pengukuran (penelitian) Ulang dengan bahan yang sama, maka akan dicapai hasil yang sama juga. Jika penelitian tidak mencapai hasil yang reliabel, maka dapat dipastikan terdapat kekeliruan pada koder, instruksi coding, definisi kategori, unit analisis atau hal hal lain yang berkaitan. Menurut Ishadi Sutopo K.S.(1989), yang mengutip pendapat Laswell, nilainilai yang menunjukan 70 % - 80 % diantara pelaksana koding menunjukan dapat diterima atau dipercaya. Perhitungan reliabel tidaknya kategorisasi akan dilakukan dengan rumus R. Holsty sperti yang dikemukakan Wimmer Dominick yaitu: Intercoder reability can be calculated by several methods. Holsti (1969) reported a formula for determining the reliability nominal data in item of percenage of agreement:

18 73 Keterangan : CR = 2 (M) N1+ N2 CR = Coeficient Reliability M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan peneliti. N1,N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan peneliti. Where M is the number of coding decisions of which two coders agree, and N1 and N2 refer the total number of coding decision by the first and second coder, repectively.(roger D. Wimmer And Joseph R. Dominick, h. 154). Peneliti menerjemahkan secara bebas yaitu, reabilitas kategori yang perhitungannya dapat dilakukan dengan berberapa metode. Formula Holsti adalah uji reliabilitas antar coder yang banyak dipakai selain presentase persetujuan ( Neurendorf, 2002 :149). Realibiltas menurut Holsti ditunjukan dalam presentase persamaan antar coder ketika menilai suatu isi dengan rumusan : 2 (jumlah Pengkoding) X M (kesepakatan pengkoding) : N1 + N2 (Jumlah item yang dikoding), minimal 70 persen. Untuk membantu reliablitas penelitian ini, Peneliti dibantu oleh dua orang penguji (hakim) yang melakukan tugasnya sebagaimana seorang koder terhadap lima belas berita dari 30 berita yang menjadi sampel. Dan dua penguji (hakim) adalah : - Koder A : Bhernadetta Pravita, S.Sos,M.Si (Dosen BINUS). - Koder B : Wira Respati ( Jurnalis SCTV) Peneliti memilih kedua koder tersebut karena kedua koder tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup banyak dalam bidangnya yang berhubungan dan memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan ruang lingkup penelitian.

19 74 Peneliti mengambil 15 berita (50%) dari 30 berita yang menjadi sampel penelitian ini untuk pengujian reliabilitas. Kelima belas berita tersebut Diambil secara random, dan naskah berita yang diambil secara random tersebut adalah : Satu naskah berita liputan 18 april 2012, satu naskah berita liputan 16 april 2012, Satu naskah berita terkini 12 april 2012, satu naskah berita liputan 10 april 2012, satu naskah berita terkini 17april 2012, satu naskah berita liputan 19 april 2012, satu naskah berita terkini 13 april 2012, satu naskah berita terkini 12 april 2012, satu naskah berita liputan 13 april 2012,satu naskah berita terkini 18 april 2012, satu naskah berita terkini 13 april 2012, satu naskah berita liputan 23 april 2012, satu naskah berita liputan 9 april 2012, satu naskah berita liputan 11 april 2012, satu naskah berita liputan 20 april Peneliti menghitung kesepakatan dari ketiga koder dengan cara menyilangkan hasil tiap-tiap koder dengan hasil penelitian, dan hasilnya adalah sebgai berikut: Variabel 1: Kejelasan Sumber Berita Koder A dan peneliti : 2 (M) X 100% = 2 (25) X 100% = 50 X 100% = 83,33 % N1+N Koder B dan peneliti : 2 (M) X 100% = 2 (24) X 100% = 48 X 100% = 80 % N1+N Koder A dan Koder B : 2 (M) X 100% = 2 (24) X 100% = 48 X 100% = 80 % N1+N Kesepakatan Koder A dan B dan peneliti setelah dibagi tiga menjadi: % + 80 % + 80 % = 81,11 % 3

20 75 Variabel 2: Unsur Nilai Berita Koder A dan peneliti : 2 (M) X 100% = 2 (81) X 100% = 162 X 100% = 90 % N1+N Koder B dan peneliti : 2 (M) X 100% = 2 (69) X 100% = 138X 100% = 76,67 % N1+N Koder A dan Koder B : 2 (M) X 100% = 2 (63) X 100% = 126 X 100% = 70 % N1+N Kesepakatan Koder A dan B dan peneliti setelah dibagi tiga menjadi: 90% + 76,67 % + 70 % = 78.89% 3 Setelah melakukan pengujian peneliti melakuan uji reliabilitas pada satu koder atau hakim yaitu dengan cara hasil yang diperoleh dari rumus Holsty yang disebut Observed Agreement (persetujuan yang diperoleh dari penelitian). Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas diatas, digunakan rumus Scott sebagai berikut: pi= (% Observed Agreement - % Expected Agreement) ( 1 - % Expected Agreement) Dimana: pi adalah nilai keterandalan. Observed Agreement adalah persentase persetujuan yang ditemukan dari pernyataan yang disetujui antar pengkode (yaitu nilai C.R). Expected Agreement adalah presentase persetujuan yang di harapkan, yaitu proposi dari jumlah pesan yang dikuadratkan. Untuk uji reabilitas kategorisasi adalah 0,70. Jika persetujuan antara peneliti dengan hakim tidak mencapai 0,70 maka tidak reabilitas. Jika mencapai 0,70 maka sudah mencapai keterandalan atau keterpercayaan. Koder yang diambil adalah : Bhernadetta Pravita, S.Sos,M.Si (Dosen BINUS)

21 76 Variabel 1 : Kejelasan Sumber Berita Kategori Frekuensi Proporsi Dari Total Pengkuadratan Berita Penyebutan nama media ,33 0,1089 Penyebutan nama media - 5 0,16 0,0256 Penyebutan narasumber ,5 0,25 Penyebutan narasumber Jumlah 30 0,3589 CR = 2( 25 ) = 83,33% Tabel 3.4 Kejelasan Sumber Berita pi = ( 0,8333 0,3589) = 0,4744 = 0,739x 100%= 73,9% (1 0,3589) Dalam uji variabel 1 Kejelasan sumber berita yaitu penyebutan nama media dan penyebutan nama narasumber sudah mencapai kepercayaan yaitu 0,739 atau 73,9 % Variabel 2: Unsur Nilai Berita Kategori Frekuensi Proporsi Dari Total Pengkuadratan Berita Kebaruan/Aktual ,156 0,0243 Kebaruan/Aktual - 1 0,011 0,0001 Jarak ,167 0,0278 Jarak Cuatan ,133 0,0176 Cuatan - 3 0,033 0,0009

22 77 Daya Tarik Kemanusiaan ,156 0,0243 Daya Tarik Kemanusiaan - 1 0,011 0,0001 Akibat ,133 0,0176 Akibat - 3 0,033 0,0009 Teliti/Akurat ,156 0,0243 Teliti /Akurat - 1 0,011 0,0001 Jumlah 90 0,1359 CR = 2( 81) =90% Tabel 3.5 Unsur Nilai Berita pi = (0,90 0,1359) = 0,7641= 0,884 x 100% = 88,4% (1 0,1359) 0,8641 Dalam variabel 2 Nilai berita yaitu kebaruan atau aktual, jarak, cuatan, daya tarik kemanusiaan,akibat dan teliti atau akurat sudah mencapai keterandalan atau kepercayaan yaitu dengan hasil 0,884 atau 88,4% 3.6 Metode Pengumpulan Data Mengenai pengumpulan data, dalam buku Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik diungkapkan metode pengumpulan data diantaranya observasi, dan dokumentasi. Mengenai pengumpulan dokumentasi dalam buku tersebut dijelaskan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat. Legger, agenda, dan sebagainya.

23 78 Dari penjelasan di atas mengenai pengumpulan data peneliti mengumpulkan dokumentasi yaitu berupa bahan berupa hasil tulisan atau naskah berita program Jurnal 19 selama sebelas episode atau selama dua minggu, yaitu mulai tanggal 9 April sampai 23 April untuk dianalisis. Serta melakukan analisis terhadap kejelasan sumber Berita dan pemenuhan unsur nlai berita yang ada dalam program berita jurnal Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data secara bertahap dan sistematis. Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kategori dan definisi kategori. 2. Menentukan populasi dan sampel penelitian. 3. Melakukan uji kategori. 4. Menghitung hasil uji kategori yang telah disepakati oleh tiga koder. 5. Menganalisis sampel berdasarkan definisi kategori yang telah diuji. 6. Memasukkan hasil sampel ke dalam tabel dan dianalisis dalam bentuk persentase untuk mengetahui kejelasan sumber berita, dan pemenuhan unsur nilai berita. 7. Membuat kesimpulan penelitian.

Bab III. Objek Penelitian

Bab III. Objek Penelitian Bab III Objek Penelitian 3.1 Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 KECENDERUNGAN KATEGORI BERITA YANG DIANGKAT PADA PROGRAM BERITA TV (ANALISIS ISI BERITA PADA SEGMEN 7 PILIHAN BERITA DALAM PROGRAM SUARA ANDA DI METRO TV) Diaz Lambri Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Sejarah Binus TV Binus TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan analisis isi deskriptif kuantitatif dipakai untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari isi yang dilakukan secara kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitan deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena media massa dianggap paling sukses dalam menyebarkan informasi secara cepat kepada khalayak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. Dalam Eriyanto (2010: 47) analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam mengkaji sebuah penelitian terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL UJI RELIABILITAS Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis isi yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan perangkat statistik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan cara menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

CONTENT ANALYSIS. Tri Nugroho Adi,M.Si. Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman

CONTENT ANALYSIS. Tri Nugroho Adi,M.Si. Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman CONTENT ANALYSIS Tri Nugroho Adi,M.Si. Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Definisi Content analysis is research technique for the objective,systematic and quantitative description of

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran variabel, dengan menggunakan perhitungan (angka-angka) atau uji statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran variabel, dengan menggunakan perhitungan (angka-angka) atau uji statistik. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Hamidi (2007:4) bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mengutamakan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Data yang hendak dikumpulkan oleh peneliti dalam hal ini adalah tentang pemberitaan terkait kasus Dahlan Iskan terkait korupsi penjualan aset

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan memuat penjelasan secara rinci mengenai hasil penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 Agustus 2016 berdasarkan Etika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pada Penelitian ini tipe atau sifat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era seperti saat ini, masyarakat di Indonesia dituntut untuk semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodologi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa sebagai sarana pemberian informasi mempunyai peran penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka media massa sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian komunikasi khususnya media massa kompas TV dengan menggunakan analisis isi kualitatif untuk memahami produk isi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian dalam rangka memperoleh fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain),

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain), BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana (2001), komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB 3 INTI PENELITIAN BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi BINUS TV 3.1.1 Sejarah BINUS TV BINUS TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus yang berbasis

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN. Komisaris Utama. Chairul Tanjung. Komisaris. Ishadi S. K. Direktur Utama. Atiek Nur Wahyuni. Direktur.

BAB 3 INTI PENELITIAN. Komisaris Utama. Chairul Tanjung. Komisaris. Ishadi S. K. Direktur Utama. Atiek Nur Wahyuni. Direktur. BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Profil Trans 7 3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan Komisaris Utama Chairul Tanjung Komisaris Ishadi S. K Direktur Utama Atiek Nur Wahyuni Direktur Wishnutama Gambar 3.1 Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil akhir berupa angka. Keseluruhan isi yang ada pada pemberitaan yang. dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil akhir berupa angka. Keseluruhan isi yang ada pada pemberitaan yang. dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Untuk mengetahui kecenderungan arah isu pemberitaan pada media massa, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Umum Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav. 118-123 Telepon Fax Email Website Slogan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan Metode penelitian adalah sebagai penuntun peneliti tentang bagaimana langkah langkah penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Metode utama yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan digunakan bersifat Deskriptif yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran. 1. Apa saja yang di lakukan pada saat tahap pra produksi jurnal 19? angkat, artistic pada saat on air.

Lampiran. 1. Apa saja yang di lakukan pada saat tahap pra produksi jurnal 19? angkat, artistic pada saat on air. Hasil wawancara dengan Trina Prandawa Nama : Trisna Prandawa Lampiran Jabatan : Manager news Binus TV Hari/tanggal : Rabu/14 Desember 2011 Tempat: Ruang Master control Binus tv 1. Apa saja yang di lakukan

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI MANAJEMEN PRODUKSI JURNAL 19 DI BINUS TV SKRIPSI. Oleh. Bobie Hartanto DISUSUN OLEH :

STRATEGI KOMUNIKASI MANAJEMEN PRODUKSI JURNAL 19 DI BINUS TV SKRIPSI. Oleh. Bobie Hartanto DISUSUN OLEH : STRATEGI KOMUNIKASI MANAJEMEN PRODUKSI JURNAL 19 DI BINUS TV SKRIPSI Oleh Bobie Hartanto 1100042194 DISUSUN OLEH : Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 STRATEGI KOMUNIKASI MANAJEMEN PRODUKSI JURNAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Riset penelitian deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti terhadap acara News Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Opini Artis Pada Pasangan Capres & Cawapres 2014 (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli 2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya atau dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Baik secara verbal

BAB I PENDAHULUAN. lainnya atau dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Baik secara verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Media merupakan salah satu alat yang tidak lepas dari hidup manusia, media dapat memberikan banyaknya informasi dan pemberitaan dari orang ke orang yang lainnya atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari berbagai macam media massa yang ada saat ini, televisi merupakan salah satu yang menyita perhatian banyak audiens. Dengan begitu informasi yang disiarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L

NASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN OLEH OKNUM KOPASSUS (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret -30 April 2013) NASKAH PUBIKASI Disusun Oleh Jaya Priyantoko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi saat ini, pengetahuan akan informasi, komunikasi, dan tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal itu menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memberikan banyak sekali kemudahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia yaitu pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27 tahun, sejak berdirinya TVRI penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah televisi. Televisi merupakan sarana media massa yang paling efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah televisi. Televisi merupakan sarana media massa yang paling efektif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yang paling sering digunakan dewasa ini adalah televisi. Televisi merupakan sarana media massa yang paling efektif dibandingkan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahun yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahun yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal budi yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan, sehingga media massa memiliki peran penting bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insert merupakan program infotainment satu satunya yang ada di stasiun televisi Trans TV. Program infotainment yang pernah ditayangkan sampai tiga kali sehari ini,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 latar belakang Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan manapun, yaitu untuk memberikan informasi yang penting menyangkut dengan publiknya.

Lebih terperinci

ANALISIS ISI RAGAM BERITA PADA PROGRAM KABAR MALAM DI STASIUN tvone

ANALISIS ISI RAGAM BERITA PADA PROGRAM KABAR MALAM DI STASIUN tvone ANALISIS ISI RAGAM BERITA PADA PROGRAM KABAR MALAM DI STASIUN tvone Abstrak Shaula Paramita Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Tujuan penelitian : Untuk mengetahui berapa banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua kegiatan manusia pada umumnya berpengaruh kepada media massa. Dengan adanya media massa

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA NO CODER 1 CODER 2 JUMLAH. Objektif Positif Negatif Objektif Positif Negatif Item

BAB IV ANALISA DATA NO CODER 1 CODER 2 JUMLAH. Objektif Positif Negatif Objektif Positif Negatif Item BAB IV ANALISA DATA Pada bab ini akan dianalisa temuan data penelitian dari tiga media yaitu Kompas, Jawa Pos dan Republika. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi kuantitatif sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online. 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan khalayak akan informasi yang tinggi membuat banyak mediamedia massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong menjadi tiga jenis bagian, yaitu

Lebih terperinci