INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI"

Transkripsi

1 INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Roh Dinia Wati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i

2 INTERAKSI SISWA SLOW LEARNER KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG Oleh: Roh Dinia Wati NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. Bentuk-bentuk interaksi sosial meliputi bentuk kerjasama, akomodasi, persaingan, kontravensi, dan menghadapi pertentangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek seorang siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas III, guru olahraga, dan empat teman siswa slow learner. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa slow learner memiliki interaksi sosial yang baik seperti mudah bergaul dengan siapapun. Dilihat dari bentuk kerjasama, siswa slow learner jarang melakukan piket namun membantu siswa lain. Bentuk akomodasi yakni siswa slow learner menunjukkan sikap senang saat tampil di hadapan umum dengan kegiatan selain membaca dan menulis, memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru, dan mampu berkomunikasi serta bercanda secara wajar. Bentuk persaingan yakni siswa slow learner memiliki keinginan untuk mendapat nilai baik dan tidak memiliki keinginan untuk bersaing alat sekolah. Bentuk kontravensi yakni siswa slow learner jarang memberikan dan mengungkapkan kritik kepada siswa lain, menunjukkan ekspresi kurang senang apabila siswa lain melakukan kesalahan, dan tidak membeda-bedakan dalam berteman. Dalam menghadapi pertentangan, siswa slow learner tidak melerai saat terdapat siswa yang berkelahi, pernah terlibat pertengkaran baik secara kontak fisik maupun lisan, mengancam siswa lain masih pada tingkatan yang wajar, dan ikut menyalahkan siswa yang melakukan kesalahan. Kata kunci: interaksi sosial, siswa slow learner ii

3 SOCIAL INTERACTION SLOW LEARNER STUDENT OF THIRD GRADE IN SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG By: Roh Dinia Wati NIM ABSTRACK This study aims to determine the forms of social interaction slow learner students in class III SD Muhammadiyah 2 Magelang. The forms of social interaction include forms of cooperation, accommodation, competition, contravention, and face opposition. The type of this research was qualitative descriptive with case study s approach. The subject of this research was a slow learner students in the class III SD Muhammadiyah 2 Magelang with informant were third grade teacher, gym teacher, and four friends slow learner student. Data collection techniques in this study used observation, interview, and documentation. Validity test of the data in this study used triangulation technique and source. Data were analyzed by data reduction, data display, and conclusion drawing. The results show that slow learner students have good social interactions such as easy to get along with anyone. Viewed from the form of cooperation, slow learner students rarely do picket but help other students. The form of accommodation that is slow learner students show a happy attitude when appearing in public with activities other than reading and writing, have the courage to ask the teacher, and able to communicate and joke naturally. Forms of competition that slow learner students have a desire to get good grades and have no desire to compete school tools. Contrasting forms of slow learner students rarely give and express criticism to other students, show less happy expression when other students make mistakes, and do not discriminate in making friends. In the face of opposition, slow learner students do not intervene when there are students who fight, have been involved in a fight both physically and verbally, threatening other students are still on a reasonable level, and participate blame the students who make mistakes. Keywords: social interaction, slow learner student iii

4

5

6

7 MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Terjemahan QS. Al Baqarah: 286)... Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Terjemahan Q.S. Al-Insyirah 6-8) vii

8 HALAMAN PERSEMBAHAN Tugas akhir ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orangtuaku (Bapak Makhrodin dan Ibu Mugiyati yang selamanya akan tetap menjadi ibuku). 2. Agama Islam, Nusa, dan Bangsaku. 3. Almamaterku UNY. viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Interaksi Sosial Siswa Slow Learner Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Terselesaikannya skripsi ini atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD FIP UNY. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta atas ijin bimbingan yang telah diberikan untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah menyetujui judul ini. 4. Ibu Haryani, M. Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan banyak waktu, bimbingan, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Kedua orangtuaku yaitu Bapak Makhrodin dan Ibu Mugiyati yang telah memberikan ridho dan doa kepada penulis. 6. Bapak dan ibu dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan wawasan materi dalam menempuh kuliah selama ini. 7. Kepala SD Muhammadiyah 2 Magelang, Ibu Yuriningsih, S. Pd., serta guruguru SD Muhammadiyah 2 Magelang yang telah memberi ijin dan bantuannya kepada penulis. 8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 khususnya PGSD kelas 8 E dan 8 F yang memberi semangat dan berbagi cerita kepada penulis. 9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, dan motivasi. ix

10

11 DAFTAR ISI xi Halaman HALAMAN SAMPUL... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii SURAT PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSETUJUAN... v LEMBAR PENGESAHAN... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Fokus Penelitian... 5 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi Sosial Pengertian Interaksi Sosial Syarat-Syarat Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial Interaksi Sosial Anak SD B. Siswa Slow Learner Pengertian Siswa Slow Learner Karakteristik Siswa Slow Learner C. Interaksi Sosial Siswa Slow Learner D. Kajian Penelitian yang Relevan E. Pertanyaan Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian... 37

12 F. Teknik Analisis Data G. Uji Keabsahan Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Deskripsi Subjek Penelitian C. Hasil Penelitian D. Pembahasan E. Keterbatasan Penelitian BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model analisis data kualitatif menurut Miles dan Halaman Huberman xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pedoman Observasi Interaksi Sosial Siswa Slow Learner Tabel 2. Pedoman Wawancara Interaksi Sosial terhadap Siswa Slow Learner, Teman Siswa Slow Learner, Guru Kelas III, dan Guru Olahraga Tabel 3. Daftar Siswa Berkebutuhan Khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Pedoman Observasi dan Wawancara Lampiran 2. Hasil Observasi Lampiran 3. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Siswa Slow Learner Lampiran 4. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Perwakilan Teman Kelas III dan IV Lampiran 5. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Guru Kelas Lampiran 6. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Guru Olahraga Lampiran 7. Reduksi, Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan Interaksi Siswa Slow Learner Lampiran 8. Catatan Lapangan Lampiran 9. Foto Penunjang Observasi Lampiran 10. Hasil Assesment Lampiran 11. Raport Siswa Slow Learner Lampiran 12. Foto Tulisan Siswa Slow Learner Lampiran 13. Surat Keterangan Sekolah Inklusi Lampiran 14. Surat Keterangan Validasi Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian Lampiran 16. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki hasrat untuk senantiasa bersosialisasi dengan manusia yang lain. Salah satu cara manusia dalam bersosialisasi yaitu mengadakan interaksi dengan orang lain melalui komunikasi. Interaksi dilakukan kedua pihak atau lebih untuk saling mengerti dan memperoleh informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abdulsyani (2012: 153) bahwa interaksi sosial terjadi karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Manusia memulai interaksi pertama kalinya di dalam lingkungan keluarga. Keluarga menjadi suatu tempat dimana seorang anak melakukan pengenalan pertama dengan kedua orangtuanya. Setelah lingkungan keluarga, anak mengembangkan kemampuannya untuk bersosialisasi dengan orang lain di lingkungan sekolah. Komponen pendidikan di lingkungan sekolah seperti pendidik dan peserta didik saling melakukan interaksi. Salah satu interaksi sosial positif dapat ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar. Peserta didik dan pendidik melakukan hubungan sosial timbal balik secara dinamis. Peserta didik dapat mengajukan pertanyaan kepada pendidik dan pendidik dapat memberikan penjelasan kepada peserta didik. Selain itu, peserta didik juga dapat melakukan interaksi dengan peserta didik lainnya. Dalam kegiatan belajar kelompok, pengalaman belajar itu tidak saja diperoleh melalui interaksi dengan pendidik, tetapi akan didapat pula 1

17 melalui interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan lingkungan sosialnya Sudjana (2000: 96). Interaksi sosial juga dapat ditemui di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Sekolah inklusi merupakan sekolah reguler yang menampung baik siswa normal maupun siswa berkebutuhan. Siswa berkebutuhan khusus berbeda dari siswa lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kustawan & Meimulyani (2013: 29) bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata seusianya. Anak berkebutuhan khusus tidak sedikit yang mendapat pengucilan dari masyarakat. Dede Nana (Nana, 2016) melaporkan bahwa terdapat seorang anak berkebutuhan khusus yang mendapat ejekan dari teman-temannya. Seperti dialami oleh D yang dahulu bersekolah di SD dekat rumahnya. Setiap hari D menjadi bahan olok-olok dan ejekan teman-temannya sehingga D menjadi takut untuk bersekolah. Hal ini membuat orangtuanya hampir menyerah namun sekarang D mendapat terapi dan sudah mulai berani menghadapi orang asing. Anak berkebutuhan khusus atau yang sering disebut ABK terdapat berbagai jenis. Salah satu jenis dari anak kebutuhan khusus ialah slow learner. Menurut Yusuf dalam Triani & Amir (2013: 3), anak lamban belajar atau slow learner ialah anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah ratarata. Siswa yang mengalami slow learner mempunyai IQ dari Siswa slow learner mengalami masalah hampir pada semua pelajaran terutama pada mata pelajaran yang berkenaan dengan hafalan dan pemahaman sehingga hasil belajarnya lebih rendah dibanding dengan teman-teman yang lain. Beberapa 2

18 masalah yang dihadapi anak slow learner antara lain anak mengalami perasaan minder terhadap teman-temannya; anak cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari lingkungan sosialnya; lamban menerima informasi; hasil prestasi belajar kurang optimal; karena ketidakmampuannya sehingga tinggal kelas dan mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya (Triani & Amir, 2013: 13). Kenyataan di lapangan, masih dijumpai siswa slow learner yang masih mengalami kendala baik pada akademik maupun sosialnya. Permasalahan tersebut juga ditemui di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Magelang Nomor: 423.7/1346/230, SD Muhammadiyah 2 Magelang adalah salah satu SD yang ditunjuk sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Berdasarkan hasil assessment teridentifikasi 18 siswa berkebutuhan khusus di antaranya 5 anak autis, 3 anak tuna rungu, 1 anak tuna wicara, 1 anak tuna grahita ringan, 2 anak tuna grahita sedang, dan 6 anak slow learner. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan wali kelas III pada bulan Oktober 2016 di SD Muhammadiyah 2 Magelang, didapati bahwa sekolah ini belum memiliki guru pendamping khusus atau yang sering disebut GPK. Siswa berkebutuhan khusus di sekolah ini masih ditangani oleh wali kelas masing-masing. Meskipun di sekolah ini terdapat guru Bimbingan Konseling (BK), namun tugas guru BK hanyalah sebagai penengah saja jika terjadi konflik pada siswa. Sementara guru kelas tetap memperlakukan siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan kesulitan siswa. Guru kelas mendekati siswa slow learner dan membantu serta memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan 3

19 tugas yang diperintahkan guru. Guru juga menyadari bahwa siswa slow learner mempunyai kemampuan mengerjakan tugas lebih lama dibandingkan siswa normal lainnya. Tak jarang, guru kelas juga mengingatkan siswa untuk kembali dan fokus pada pelajaran. Selain itu, guru melakukan sistem rolling atau pergantian posisi tempat duduk setiap dua minggu sekali agar siswa tidak merasa bosan. Siswa berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang hampir terdapat di setiap kelas dari kelas I-VI. Di kelas III terdapat 2 siswa slow learner dan 1 siswa autis. Saat peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan hal yang menarik. Peneliti melihat salah seorang anak slow learner memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan anak slow learner lainnya. Siswa slow learner tersebut bernama MAR yang merupakan siswa pindahan dari Lombok. MAR memiliki interaksi yang cukup baik dibanding siswa slow learner lain yang bernama FRA. Saat pembelajaran, MAR terlihat memperhatikan penjelasan dari guru. MAR juga menghapus papan tulis tanpa perintah dari guru. Pada saat menghapus papan tulis, MAR tidak sampai untuk menghapus papan tulis di bagian atas sehingga MAR menggunakan gagang kemoceng untuk membantu agar bisa menghapus sampai atas. MAR juga membantu mengambilkan penghapus temannya yang jatuh di lantai dan langsung memberikannya. Berdasarkan wawancara kedua dengan guru pada tanggal 18 November 2016, MAR memang anak yang mudah akrab dengan orang lain. Namun, MAR memiliki kesulitan pada aspek membaca dan menulis. Tulisan MAR masih belum bisa rapi dan masih terdapat huruf-huruf yang kurang sesuai. MAR terlihat 4

20 kesulitan membaca pada saat mengerjakan soal sehingga MAR dibantu oleh guru atau teman MAR untuk membacakan soal. Ketika di luar kelas, MAR sering bermain dengan teman-teman yang berbeda kelas. MAR terlihat aktif dan berani. Hal ini terlihat saat kegiatan estrakurikuler Hizbul Wathon, MAR mengingatkan Pembina pramuka untuk mengadakan pengecekan kuku sebelum kegiatan Hizbul Wathon selesai. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa slow learner normatifnya memiliki interaksi sosial yang kurang baik, tetapi MAR memiliki interaksi sosial yang baik seperti mudah bergaul dengan siswa lain. 2. Siswa slow learner normatifnya pendiam, tetapi MAR berani mengingatkan Pembina Pramuka untuk melakukan pengecekan kuku. C. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada point pertama yaitu interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. 5

21 D. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yakni bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Guru a. Sebagai informasi mengenai interaksi siswa slow learner sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam mengoptimalkan interaksi siswa slow learner. b. Sebagai referensi menentukan strategi pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa sehingga dapat mendukung dan memotivasi siswa slow learner dalam berinteraksi. 2. Bagi Sekolah a. Sebagai bahan kajian atau referensi mengenai gambaran siswa slow learner dalam berinteraksi sosial. b. Meningkatkan kesadaran pihak sekolah untuk membimbing dan memotivasi siswa slow learner agar memunculkan interaksi positif. 6

22 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan manusia lain. Manusia tidak terlepas dari bantuan manusia lain sehingga manusia harus melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial menurut Abdulsyani (2012: 152) diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perseorangan, antara kelompokkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia. Sejalan dengan pendapat di atas, Herimanto & Winarno (2011: 52) juga mengungkapkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Interaksi sosial menurut Gillin and Gillin (dalam Setiadi, Hakam, & Effendi, 2006: 87) adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antarkelompok orang, dan orang-perorangan dengan kelompok. Sejalan dengan itu, Setiadi, Hakam, & Effendi (2006: 87) juga memaparkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok. Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau tanpa kontak fisik. 7

23 Sementara Bonner (Santoso, 1999: 15) menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Selain itu, terdapat proses interaksi sosial yang berarti pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya (Herbert Blumer dalam Sudjarwo, 2015: 35-36). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, interaksi sosial dalam penelitian ini dimaknai suatu perlakuan yang dilakukan siswa SD untuk melakukan hubungan timbal balik antarsiswa, antarsiswa dengan kelompok siswa, dan antarkelompok siswa melalui kontak sosial dan komunikasi yang berupa kegiatan dinamis seperti tutur kata, jabat tangan, berbahasa atau bahkan tanpa kontak fisik. 2. Syarat-Syarat Interaksi Sosial Manusia berinteraksi memerlukan sesuatu yang harus dipenuhi. Interaksi sosial yang dilakukan manusia tidak sekedar berjalan tanpa suatu syarat. Interaksi sosial terjadi karena adanya syarat-syarat tertentu. Syarat terjadinya interaksi sosial menurut Bungin (2006: 55) adalah adanya kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication). Kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial (Herimanto & Winarno, 2011: 52). Sejalan dengan pendapat Setiadi, Hakam, & Effendi (2006: 90-91) syarat-syarat terjadinya interaksi sosial antara lain yaitu: 8

24 a. Adanya kontak sosial Menurut Abdulsyani (2012: 154) mengungkapkan bahwa kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Orang mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lainlain atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Kontak antarindividu, misalnya seseorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah. 2) Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan. 3) Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas. b. Adanya komunikasi Menurut Soekanto dalam Yusuf (2005: 155) komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang disampaikan oleh orang lain tersebut. Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam Aziz (2015: 192) mengatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi antara dua orang 9

25 yang saling mempengaruhi sehingga menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh terhadap sikap, hubungan baik dan tindakan. Berdasarkan beberapa paparan ahli di atas, maka diketahui bahwa syaratsyarat terjadinya interaksi sosial dalam penelitian ini meliputi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk antara lain kontak sosial antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Sementara komunikasi mencakup pembicaraan, gerak gerik badaniah, sikap dan perasaan sehingga saling mempengaruhi satu sama lain. 3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial memiliki bentuk-bentuk yang menjadi bagian dari aktivitas manusia. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial (Setiadi, Hakam, & Effendi, 2006: 87). Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2005: 71) ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu: a. Proses yang asosiatif (processes of assosiation) yang terbagi dalam tiga bentuk khusus lagi yakni, 1) Akomodasi 2) Asimilasi 10

26 3) Akulturasi b. Proses yang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup: 1) Persaingan 2) Persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict) Berbeda dengan Herimanto & Winarno (2011: 54) yang mengungkapkan bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan dan pertikaian. Perbedaan terdapat pada bentuk akulturasi yang termasuk bagian dari interaksi asosiatif. Sedangkan menurut Setiadi, Hakam, & Effendi (2006: 92-95) bentukbentuk interaksi sosial antara lain: a. Interaksi asosiatif meliputi 1) Kerja sama (Cooperation) Kerja sama merupakan proses utama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Bentuk kerja sama meliputi bargaining, cooperation, dan coalition. Menurut Abdulsyani (2012: 156) mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan suatu proses sosial yang didalamnya terdapat aktivitas untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Kerja sama dianggap lebih banyak mendatangkan keuntungan daripada bekerja sendiri. Beberapa bentuk kerja sama menurut Soekanto & Sulistyowati (2015: 67) antara lain: a) Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong. b) Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barangbarang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. 11

27 c) Kooptasi (co-optation) yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. d) Koalisi (coalition) yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. e) Joint ventrue yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya, pemboran minyak, pertambangan batu-bara, perfilman, perhotelan dan seterusnya. 2) Akomodasi (Accommodation) Menurut Abdulsyani, 2012: 157 mengemukakan bahwa akomodasi merupakan suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Akomodasi memungkinkan masing-masing pihak melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak saling bertentangan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Bentuk akomodasi antara lain coercion, compromise, arbitration, 12

28 mediation, conciliation, toleration, stalemate, dan adjudication (Soekanto & Sulistyowati, 2015: 69-71). b. Interaksi disosiatif meliputi 1) Persaingan Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan. Persaingan dapat berlangsung antarindividu maupun antarkelompok. 2) Kontravensi Kontravensi berbeda dengan persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan kebencian terhadap kepribadian orang lain, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai pada persaingan dan pertentangan. Bentuk kontravensi menurut Soekanto & Sulistyowati (2015: 89) sebagai berikut: a) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain; b) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum; c) Melakukan penghasutan; d) Berkhianat; e) Mengejutkan lawan, dan lain-lain. 3) Pertentangan Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain 13

29 disertai ancaman atau kekerasan. Abdulsyani (2012: 158) memaparkan bahwa pertikaian atau pertentangan merupakan bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, yakni dimana terdapat satu pihak yang bermaksud untuk mencelakakan atau berusaha menyingkirkan pihak lainnya. Berbeda dengan pendapat di atas, bentuk-bentuk interaksi sosial di antaranya sebagai berikut: a. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition) dan pertikaian (conflict); b. Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi (accomodation) dan; c. Differentiation yang merupakan proses ketika individu-individu di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Diferensiasi tersebut menghasilkan sistem sosial berlapis-lapis (Kimbal Young dalam Soyomukti, 2016: 338). Berdasarkan beberapa penjelasan para ahli mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial di atas, dapat diketahui bahwa interaksi sosial memiliki sifat asosiatif (positif) dan sifat disosiatif (negatif). Bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif meliputi kerja sama dan akomodasi. Sedangkan bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan pertentangan. 14

30 4. Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial Orang yang melakukan interaksi sosial akan mempengaruhi hal dalam diri orang tersebut. Interaksi sosial tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Selain syarat dan bentuk, interaksi sosial terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Herimanto & Winarno (2011: 53-54) berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas berbagai faktor, antara lain Faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti itu melaksanakan apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional. Identifikasi adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Simpati adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi melaksanakannya secara kritis, rasional, dan tanggungjawab. Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka. Sementara Setiadi, Hakam, & Effendi (2006: 88) faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu: a. Faktor imitasi Faktor imitasi mempunyai peranan yang positif karena imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Sutirna (2013: 118) mengungkapkan proses imitasi adalah proses peniruan terhadap tingkah laku atau sikap dan cara pandang orang dewasa yang dilihat anak secara sengaja dari orang-orang terdekat. 15

31 b. Faktor sugesti Sugesti merupakan pengaruh psikis, yang baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Perbedaan imitasi dan sugesti dalam interaksi sosial ialah imitasi orang yang mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya. c. Faktor identifikasi Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Identifikasi mempunyai peran lebih mendalam dibanding imitasi dan sugesti. Sutirna (2013: 118) memaparkan proses identifikasi adalah proses terjadinya pengaruh sosial pada seseorang untuk menjadi individu lain yang dikagumi/proses menyamakan tingkah laku sosial orang yang berada di sekitarnya sesuai dengan peranannya kelak di masyarakat. d. Faktor simpati Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tibatiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan caracara tingkah laku menarik baginya. Berdasarkan beberapa penjelasan para ahli di atas mengenai faktor-faktor terjadinya interaksi sosial, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial dapat terjadi karena beberapa faktor yang mendasari. Faktor yang mendasari 16

32 berlangsungya interaksi sosial antara lain imitasi, identifikasi, sugesti, simpati, empati dan motivasi. 5. Interaksi Sosial Anak SD Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia hidup pertama kali di lingkungan keluarga. Sesuai dengan perkembangannya anak melanjutkan hubungan sosialnya di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap anak. Anak yang berperan sebagai seorang siswa melakukan interaksi dengan teman sebayanya. Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan hubungan persahabatan dan hubungan dengan peer. Persahabatan pada anak sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interes dan aktivitas bersama. Hubungan persahabatan dan hubungan peer bersifat timbal balik dan memiliki sifat-sifat antara lain ada saling pengertian, saling membantu, saling percaya, saling menghargai dan menerima (Monks, Knoers, & Haditono, 2001: 187). Sementara Sutirna (2013: 119) mengungkapkan ciri anak yang masuk dalam masa peka perkembangan sosial antara lain (a) adanya minat untuk melihat anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka, (b) mulai bermain dengan anak lain, (c) mencoba untuk bergabung dan bekerja sama dalam bermain, (d) lebih menyukai pekerjaan dengan 2 sampai 3 anak yang dipilihnya sendiri. Interaksi sosial pada masa anak-anak akhir menurut Somantri (2006: 47-49) adalah sebagai berikut. a. Kepekaan terhadap penerimaan dan penolakan sosial. 17

33 b. Kepekaan yang berlebihan. Kepekaan yang berlebihan diartikan sebagai kecenderungan untuk mudah tersinggung dan menginterpretasikan bahwa perkataan dan perbuatan orang lain sebagai ungkapan kebencian. c. Sugestibilitas dan kontra sugestibilitas. Sugestibilitas atau kemudahan dipengaruhi oleh orang lain, bersumber pada keinginan untuk mendapat perhatian dan penerimaan lingkungannya. Sedangkan kontra sugestibilitas merupakan kecenderungan untuk berpikir dan bertindak bertentangan dengan saran orang lain. Anak menunjukkan pemberontakan terhadap orang dewasa dengan menunjukkan kontradiksi dengan orang dewasa tersebut. d. Persaingan. Persaingan pada masa anak-anak terungkap dalam tiga bentuk, yakni (1) persaingan di antara anggota kelompok untuk memperoleh pengakuan di dalam kelompok, (2) konflik di antara geng dengan geng yang menjadi saingan, dan (3) konflik antara geng dengan pihak masyarakat yang terorganisasi. e. Kesportifan. Merupakan kemampuan anak untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan permainan, bekerja sama dengan anak-anak lain dengan jalan mengesampingkan kepentingan individu dan meningkatkan semangat kebersamaan kelompok. f. Tanggung jawab, yakni keinginan untuk turut mengambil bagian dalam memikul beban. Kemampuan verbal dan keterampilan motorik anak yang semakin berkembang menyebabkan anak mulai belajar menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dan juga masalah kelompok. 18

34 g. Insight sosial. Merupakan kemampuan mengambil dan mengerti arti situasi sosial serta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kemampuan untuk memperoleh insight sosial dipengaruhi oleh (a) perbedaan jenis kelamin, dimana anak perempuan cenderung lebih matang dibanding dengan anak laki-laki, (b) kecerdasan, (c) status anak dalam kelompok, dan (d) kepribadian anak. h. Diskriminasi sosial. Anak-anak menunjukkan sikap bahwa anggota kelompok mempunyai nilai yang sama tetapi orang-orang yang tidak menjadi anggota kelompoknya mempunyai nilai yang lebih rendah. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh agama, ras, taraf sosial, ekonomi, dan sebagainya. i. Prasangka. Prasangka terbentuk melalui beberapa cara, yaitu (a) pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berinteraksi dengan suatu kelompok, (b) nilai-nilai kultur yang diterima begitu saja, (c) imitasi dari orang tua, guru, teman seusia, (d) pendidikan yang diperoleh dari orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya mengenai prasangka tertentu. Anak yang memasuki perkembangan sosial akan lebih terbuka dalam bersosialisasi. Dini P. Daeng S dalam Shanty (2012: 15-17) menyatakan empat faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi yaitu: a. adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang. b. adanya minat dan motivasi untuk bergaul. c. adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi model bagi anak. 19

35 d. adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak. Sosialisasi dengan teman sebaya sangat penting bagi siswa SD. Hal ini sependapat dengan Izzaty, Suardiman, Ayriza, et al. (2013: 112) yang memaparkan bahwa interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran yang penting. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orangtua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egoisentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya (Dewi, Oktiawati, & Saputri, 2015: 35). Perkembangan sosial tidak dapat terlepas dengan interaksi sosial. Anak usia SD berinteraksi sesuai dengan tahapan usianya. Interaksi sosial pada anak usia SD (7-12 tahun) meliputi: a. mampu bekerja sama; b. bersifat terbuka dan senang bercanda dalam kehidupan sehari-hari; c. senang mencari perhatian, dengan menjadi asisten guru, membangun kedekatan dengan guru, menginginkan pengakuan orang dewasa, senang tampil di depan orang dewasa dan menantang mereka dalam suatu permainan; d. bersikap cukup percaya diri, mengetahui segala sesuatu dan tidak melakukan kesalahan; e. meniru pakaian, gaya rambut, dan sikap dari tokoh olahraga dan selebritis yang popular; 20

36 f. bergabung dalam kelompok bermain, lebih senang bermain dalam kelompok dimana penerimaan oleh teman sangatlah penting, merasa khawatir apabila tidak disukai, mudah sakit hati, mudah terluka perasaannya, menangis atau mengatakan sesuatu dengan keras kepala; g. mencari persahabatan berdasarkan kesamaan umur dan jenis kelamin dan mengkritik teman yang berbeda jenis kelamin; h. senang menghabiskan waktu bersama teman-teman, mencari persahabatan berdasarkan minat yang sama dan kedekatan (anak-anak tetangga atau teman sekelas); i. mengerti dan menghargai kenyataan bahwa beberapa anak lebih berbakat dalam bidang tertentu, seperti menggambar, olahraga, membaca, kesenian, dan musik; j. masih terjadi perselisihan dan suka mengadu baik dalam permainan dua orang atau kelompok; k. mudah menyalahkan orang lain atau menciptakan alibi untuk menjelaskan kekurangannya atau kesalahannya; l. menganggap kritik sebagai serangan pribadi, mudah frustasi dan jengkel bila tidak mampu menyelesaikan tugas atau ketika hasilnya tidak memenuhi harapan; m. menghadapi frustasi dengan ledakan emosi pada usia kelas rendah dan lebih sedikit ledakan emosi pada usia kelas tinggi, mampu mengutarakan hal yang mengganggu pikirannya, menggunakan kata-kata dengan ekspresi wajah dan gerak tubuh untuk mengungkapkannya dan; 21

37 n. menanggapi nama julukan dan godaan bila diprovokasi (Allen & Marotz, 2010: ) Berdasarkan beberapa penjelasan para ahli di atas, maka dalam penelitian ini siswa SD melakukan interaksi sosialnya lebih banyak dengan peer. Siswa SD bersosialisasi dengan teman sebayanya melalui aktivitas kesehariannya di sekolah. Beberapa bentuk interaksi sosial siswa SD seperti saling bekerja sama, tanggung jawab, bersikap percaya diri, meniru gaya orang lain, mencari persahabatan, dan memiliki jiwa kompetitif sehingga mampu memecahkan masalahnya sendiri. B. Siswa Slow Learner 1. Pengertian Siswa Slow Learner Anak yang mengalami slow learner merupakan bagian dari anak kebutuhan khusus (ABK). Anak slow learner dapat ditemui di sekolah inklusi sehingga biasanya mendapat julukan siswa slow learner. Siswa slow learner disebut juga siswa lamban belajar. Siswa tersebut merupakan siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah dengan IQ di bawah rata-rata. Hal ini sependapat dengan Yusuf dalam Triani & Amir (2013: 3) yang mengemukakan bahwa anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah rata-rata disebut anak yang lamban belajar. Sejalan dengan itu, Yusuf (2005: 70) menyatakan bahwa anak yang ber IQ antara termasuk kategori border line (garis batas) yang secara pendidikan disebut slow learner (lamban belajar). Menurut Budiyartati (2014: 29), siswa slow learner atau lamban belajar adalah siswa yang memiliki potensi intelektual lebih sedikit di bawah normal, 22

38 namun belum dikategorikan sebagai tunagrahita. Klasifikasi lamban belajar yang dikemukakan oleh Triman Prasadio (Mumpuniarti, 2007: 14) yaitu : a. retardasi sekolah IQ b. borderline IQ c. ringan (mild) IQ d. sedang (moderate) IQ e. berat (severe) IQ f. sangat berat IQ 0-19 Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa siswa slow learner dengan IQ masuk dalam kategori borderline. Selain itu, berada satu tingkat di atas tunagrahita sehingga definisi slow learner dan tunagrahita berbeda. Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa slow learner ialah siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dan berada pada tingkat di bawah siswa pada umumnya yang memiliki IQ Apabila dilakukan tes IQ, maka hasil IQ siswa slow learner berkisar antara IQ Karakteristik Siswa Slow Learner Siswa slow learner sering disebut juga siswa lamban belajar. Siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa berkebutuhan khusus lainnya. Triani & Amir (2013: 10-12) menyatakan beberapa karakteristik dari siswa lamban belajar atau slow learner antara lain sebagai berikut. a. Inteligensi Inteligensi siswa lamban belajar atau slow learner berkisar antara berdasarkan skala WISC. Triani & Amir (2013:10) menyatakan bahwa siswa slow 23

39 learner biasanya mengalami masalah pada hampir semua mata pelajaran terutama yang berkenaan dengan hafalan dan pemahaman. Nilai belajar siswa slow learner rendah apabila dibandingkan dengan teman-teman di kelasnya. Sementara Kustawan & Meimulyani (2013: 88-89) juga mengungkapkan bahwa siswa lamban belajar atau slow learner rata-rata memiliki prestasi yang rendah, sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas daripada teman-teman seusianya, daya tangkap terhadap pelajaran lambat, dan pernah tidak naik kelas. Anak yang memiliki inteligensi sedikit di bawah rata-rata (slow learner) memerlukan penjelasan dengan menggunakan berbagai metode dan berulang-ulang agar slow learner dapat memahami pelajaran dengan baik (Yusuf, 2005: 59). b. Bahasa Siswa lamban belajar atau slow learner mengalami kesulitan dalam menemukan dan menggabungkan kata-kata (Chauhan, 2011: 283). Selain itu, kesulitan yang dialami siswa slow learner dalam bahasa ekspresif atau menyampaikan ide atau gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain atau bahasa reseptif (Triani & Amir, 2013: 10). Siswa slow learner kurang jelas, kurang lancar, dan tidak tepat dalam menggunakan bahasa. Selain aspek bahasa secara lisan, siswa slow learner juga mengalami kesulitan dalam bahasa tulis. Hal ini sejalan dengan Cece Wijaya (dalam Mulyadi, 2010: 125) yang mengungkapkan bahwa siswa slow learner juga mengalami kesulitan dalam menulis walaupun menggunakan kata-kata mudah dan sederhana. 24

40 c. Emosi Siswa lamban belajar atau slow learner memiliki emosi yang kurang stabil. Hal ini ditandai dengan cepat marah, meledak-ledak, dan sensitif terhadap apa yang dihadapi. Triani & Amir (2013: 11) menyatakan bahwa siswa slow learner biasanya cepat patah semangat apabila terdapat suatu hal yang membuatnya tertekan atau melakukan kesalahan. d. Sosial Triani & Amir (2013: 12) mengungkapkan bahwa siswa lamban belajar atau slow learner biasanya kurang baik dalam bersosialisasi. Siswa slow learner lebih senang bermain dengan teman di bawah usianya karena siswa slow learner dapat menggunakan bahasa yang sederhana ketika berkomunikasi. Hal ini sejalan dengan Borah (2013: 140) yang menyatakan siswa slow learner juga memiliki ketidakmatangan dalam menjalin hubungan dengan anak seusianya. e. Moral Siswa lamban belajar atau slow learner mengetahui aturan yang berlaku, namun siswa slow learner tidak memahami untuk apa peraturan tersebut dibuat. Siswa slow learner sering terlihat melanggar peraturan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan memori siswa slow learner yang terbatas sehingga sering lupa. Oleh karena itu, siswa slow learner sebaiknya sering diingatkan mengenai aturan tersebut (Triani & Amir, 2013: 12). Selain beberapa karakteristik di atas, siswa slow learner atau lamban belajar memiliki kemampuan konsentrasi yang lemah dan terbatas. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyadi (2010: 123) bahwa siswa slow learner memiliki perhatian dan 25

41 konsentrasi yang terbatas. Siswa slow learner kurang memberikan perhatian sehingga apa yang didengarkan tidak dilakukan. Reddy, Ramar, & Kusuma (2006: 10) mengungkapkan siswa slow learner tidak bisa berkonsentrasi lebih dari 30 menit pada saat pembelajaran yang sebagian besar menggunakan penjelasan verbal. Hal serupa juga diungkapkan oleh Cece Wijaya (dalam Mulyadi, 2010: 125) yang mengungkapkan bahwa siswa slow learner memiliki daya lekat (retensi) yang miskin dalam segala bentuk kegiatan belajar. Lemahnya konsentrasi dan perhatian mempengaruhi daya memori pada siswa slow learner. Siswa slow learner memiliki memori yang lemah sehingga kurang mampu dalam mengekspresikan ide atau gagasannya. Siswa slow learner mengulang beberapa kali dalam memahami materi. Mulyadi (2010: 125) menyebutkan beberapa tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa slow learner seperti berikut ini. a. Lambat dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran, lambat dalam membaca, lambat dalam memahami bacaan, lambat dalam menyelesaikan pekerjaan, dan tugas, dan lambat dalam memecahkan masalah, dsb. b. Memiliki perilaku yang tidak produktif dan memiliki kebiasaan yang tidak baik. c. Kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi, kurangnya kemampuan dalam mengingat, kurangnya kemampuan dalam membaca, kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi, kurangnya kemampuan dalam memimpin, kurangnya kemampuan menyatakan ide atau mengembangkan pendapat, dsb. 26

42 d. Prestasi yang rendah dalam belajar dan mengajar. Sementara Oemar Hamalik (2008: 184) menjelaskan bahwa beberapa karakteristik anak lamban belajar diantaranya, a) anak belajar dalam unit-unit yang lebih singkat; b) anak membutuhkan pemeriksaan kemajuan yang lebih intensif dan membutuhkan banyak perbaikan; c) anak mempunyai perbendaharaan bahasa dan daerah perhatian yang lebih terbatas; d) anak tidak melihat adanya kesimpulan atau pengertian sesudahnya; e) anak kurang memiliki kemampuan kreatif dan merencanakan; f) anak lebih lambat memperoleh keterampilan mekanis dan metodis; g) anak lebih mudah mengerjakan tugas-tugas rutin, tetapi mengalami kesulitan dalam membaca dan melakukan abstraksi; h) anak cepat dalam mengambil kesimpulan, tetapi kurang kritis dan mudah puas dengan jawaban yang dangkal; i) anak kurang senang dengan kemajuan orang lain; j) kesulitan belajar anak bertumpuk-tumpuk; k) anak mempunyai ruang minat yang sempit; l) anak kurang mampu dalam melihat hasil akhir perbuatannya, dan anak tidak dapat melihat unsur-unsur yang bersamaan dalam beberapa situasi yang berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa slow learner dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain kemampuan intelegensi, bahasa, emosi, sosial, moral, konsentrasi, dan memori. Siswa slow learner kurang mampu dalam memaksimalkan aspek-aspek tersebut. C. Interaksi Sosial Siswa Slow Learner Aktivitas siswa slow learner di sekolah tidak terlepas dengan guru maupun siswa lain. Hal tersebut menyebabkan siswa slow learner harus melakukan 27

43 interaksi seperti bertanya kepada guru maupun bermain dengan siswa lain. Kustawan & Meimulyani (2013: 28) mengungkapkan bahwa siswa lamban belajar atau slow learner dalam beberapa hal memiliki hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan melakukan adaptasi sosial. Selain itu, sifatsifat anak slow learner menurut Rumini (1980: 57) antara lain: 1. Di masyarakat dapat mempertahankan diri, bertingkah laku seperti anak normal, sehingga jarang yang mengetahui kalau slow learners. Akibatnya anak slow learners kurang mendapat bimbingan dari masyarakat, bahkan masyarakat meminta segala sesuatu yang lebih dari kemampuannya, sehingga menyebabkan anak menderita minco, malu depresi bahkan sampai dapat histeris. 2. Dengan bimbingan yang tepat, anak dapat bergaul dengan lancar. 3. Kurang dapat mengadakan kritik terhadap dirinya sendiri. 4. Lebih senang bercerita dan membicarakan hal-hal yang kongkrit daripada belajar. Sementara Borah (2013: 139) menyatakan slow learner belum dewasa terhadap hubungannya dengan orang lain dan masih melakukan hubungan dengan buruk di sekolah. Anak slow learner memiliki kemampuan interaksi sosial yang kurang baik. Slow learner memilih jadi pemain pasif atau penonton saat bermain atau bahkan menarik diri. Namun, beberapa anak juga ada yang menunjukkan sifat humor. Saat bermain, anak-anak slow learner lebih senang bermain dengan anak-anak di bawah usianya. Slow learner merasa lebih aman karena saat 28

44 berkomunikasi dapat menggunakan bahasa yang sederhana (Triani & Amir, 2013: 12-13). Triani & Amir (2013: 13) mengemukakan beberapa hambatan yang dialami siswa slow learner dalam kegiatan berinteraksi sosial antara lain: 1. merasa minder terhadap teman-temannya karena memiliki kemampuan belajar yang lamban dibandingkan anak normal seusianya; 2. cenderung pemalu dan menarik diri dari lingkungan sosial; 3. lamban menerima informasi karena memiliki keterbatasan berbahasa reseptif atau menerima dan ekspresif atau mengungkapkan; 4. hasil belajar yang kurang optimal menyebabkan stres karena ketidakmampuan anak mencapai apa yang diharapkan; 5. ketidakmampuan mengikuti pelajaran menyebabkan anak slow learner dapat membuat anak tinggal kelas; dan 6. mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat diketahui bahwa interaksi sosial siswa slow learner kurang baik dalam bergaul dengan orang lain. Slow learner lebih suka menjadi penonton pasif dan memiliki sikap pemalu serta menarik diri dari lingkungan sosialnya. Siswa slow learner lebih senang bermain dengan anak-anak di bawah usianya. D. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang berjudul Interaksi Sosial Siswa Slow Learner di Kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang ini memiliki penelitian yang relevan dari 29

45 penelitian sebelumnya. Berikut penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian Heni Kusuma yang berjudul Identifikasi Interaksi Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus di SD Negeri Jlaban, Sentolo, Kulonprogo. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2016 yang membahas mengenai identifikasi interaksi sosial siswa slow learner dan siswa tunagrahita. Hasil dari penelitian tersebut ialah siswa slow learner dan siswa tunagrahita di SD Negeri Jlaban menunjukkan interaksi sosial yang sama dengan siswa rata-rata pada aspek-aspek berikut, 1) bergabung dalam kelompok; 2) mencari persahabatan berdasarkan kesamaan umur dan jenis kelamin; 3) menunjukkan sikap menghargai teman; 4) berselisih dengan teman. Sementara pada beberapa aspek, terdapat perbedaan antara interaksi sosial siswa rata-rata dengan siswa berkebutuhan khusus seperti berikut, 1) mampu bekerja sama; 2) bersikap terbuka dan senang bercanda; 3) senang mencari perhatian; 4) menghadapi kritik dan kegagalan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ialah penelitian tidak hanya mengidentifikasi interaksi sosial tetapi untuk mengetahui bentuk interaksi sosial. Selain itu, penelitian Heni Kusuma ditujukan kepada siswa tunagrahita dan siswa slow learner, sementara penelitian ini lebih khusus kepada siswa slow learner. 2. Penelitian Sriyanto yang berjudul Studi Kasus Anak Lambat Belajar di SDN Kedungwinong 01, Nguter, Sukoharjo. Penelitian tersebut pada tahun 2010 membahas mengenai siswa lambat belajar yang terlalu manja. Hasil penelitian tersebut masalah yang dihadapi siswa 30

46 lambat belajar dan terlalu manja karena siswa kurang mendapatkan bimbingan belajar, siswa terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian penulis. Perbedaan penelitiannya ialah penelitian Sriyanto masih umum dalam menjelaskan siswa slow learner melalui studi kasus, sedangkan penelitian penulis lebih menjelaskan bentuk interaksi sosial siswa slow learner. Kedua penelitian di atas memiliki kesamaan meneliti siswa yang mengalami lambat belajar atau slow learner. Selain itu, kedua penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian penulis yaitu mengenai interaksi sosial yang difokuskan pada siswa slow learner. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial siswa slow learner. E. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dikembangkan berdasarkan rumusan masalah dan digunakan sebagai rambu-rambu untuk memperoleh data penelitian. Pertanyaan penelitian dikembangkan dari bentuk-bentuk interaksi sosial. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk kerja sama yang ditunjukkan oleh siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang? 2. Bagaimana bentuk akomodasi yang dilakukan oleh siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang? 3. Bagaimana bentuk persaingan yang dilakukan oleh siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang? 31

47 4. Bagaimana bentuk kontravensi yang dilakukan oleh siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang? 5. Bagaimana siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang menghadapi bentuk pertentangan? 32

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Moleong (2015: 6) memaparkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini menggunakan dekripstif dan metode studi kasus atau case-studies. Metode studi kasus merupakan cara meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Pada penelitian studi kasus, peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara mendalam (Arikunto, 2003: 314). Moleong (2015: 11) juga mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti mengumpulkan data-data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya sehingga laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan keadaan sosial yang tampak di lapangan tentang interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang secara ilmiah dan apa adanya. Peneliti bermaksud untuk mengetahui interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang secara mendalam. 33

49 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Alasan peneliti memilih SD Muhammadiyah 2 Magelang sebagai lokasi penelitian adalah karena SD Muhammadiyah 2 Magelang merupakan sekolah inklusi dan belum pernah digunakan untuk meneliti mengenai interaksi sosial terutama pada siswa slow learner. Spesifikasi kelas yang dijadikan penelitian yakni difokuskan pada siswa slow learner kelas III. Berdasarkan pengamatan pada bulan Oktober 2016, terdapat siswa slow learner yang memiliki interaksi sosial berbeda dengan siswa slow learner yang lain. Peneliti memfokuskan pada siswa slow learner bernama MAR. Hal ini berdasarkan keunikan yang dimiliki MAR. MAR mudah bergaul dengan dibanding siswa slow learner lainnya. Prosedur memasuki lapangan adalah peneliti melakukan observasi awal di SD Muhammadiyah 2 Magelang dan menemukan permasalahan mengenai keunikan interaksi sosial dari siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Setelah mengkaji hasil observasi, peneliti memfokuskan pada interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 4 Februari-3 Maret C. Subjek Penelitian Penelitian ini akan menggunakan subjek dan objek penelitian yang digunakan untuk memperoleh data. Moleong (2015: ) mengungkapkan bahwa pada penelitian kualitatif, peneliti berperanserta dalam kehidupan sehari- 34

50 hari subjeknya pada setiap situasi yang diinginkan untuk dapat dipahaminya. Peneliti memasuki pengalaman subjeknya dengan cara mengalami apa yang dialami oleh subjek tersebut. Peneliti berkomunikasi dan berinteraksi dalam jangka waktu tertentu untuk dapat memandang kebiasaan, konflik, dan perubahan yang terjadi dalam diri subjek dan keterkaitannya dengan lingkungannya. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa slow learner kelas III bernama MAR. Pertimbangan memilih MAR karena memiliki tentang interaksi sosial yang berbeda dengan siswa slow learner lainnya seperti mudah bergaul. Pemerolehan data diambil siswa slow learner tersebut dan didukung dengan informasi dari teman-teman MAR, guru kelas III, dan guru olahraga di SD Muhammadiyah 2 Magelang. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting Sugiyono (2013: ). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposif. Ahmadi (2016: 36) menyatakan bahwa dalam sampling purposif, pemilihan partisipan mempresentasikan sebuah keputusan kunci. Sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Observasi Observasi sebagai suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung 35

51 (Sukmadinata, 2004: 220). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi partisipatif (participatory observation) yaitu peneliti ikut serta dalam dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran dan di sekitar sekolah pada saat istirahat. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan interaksi sosial yang ditunjukkan siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/ Wawancara Mendalam Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa slow learner kelas III, beberapa teman siswa slow learner, guru kelas III, dan guru olahraga di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan interaksi sosial pada siswa berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/ Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sugiyono (2013: 329) mengungkapkan bahwa dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental seseorang. Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain catatan-catatan guru kelas mengenai interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus pada rapor siswa, hasil asessment subjek, serta dokumen lainnya yang mendukung objek penelitian. Dokumentasi digunakan untuk 36

52 memperoleh data mengenai interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang. E. Instrumen Penelitian Peneliti memiliki kedudukan sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, peneliti berkedudukan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2015: 168). Sehingga dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, namun peneliti membutuhkan alat bantu untuk mendukung pengambilan data di lapangan. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman studi dokumentasi. Pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman studi dokumentasi dikembangkan berdasarkan teori tentang bentuk-bentuk interaksi sosial. 1. Instrumen Pedoman Observasi Observasi dilakukan terhadap siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang pada saat pembelajaran dan jam istirahat. Observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas atau kegiatan slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. 37

53 Tabel 1. Pedoman Observasi Interaksi Sosial Siswa Slow Learner Jumlah Butir Observasi No. Aspek Indikator 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit a. Senang tampil di hadapan umum b. Berani bertanya pada guru c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain c. Berteman dengan siapapun 5. Menghadapi pertentangan a. Melerai teman yang berkelahi b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Jumlah Butir 16 Nomor Butir 3 a, b, c 4 a, b, c, d 2 a, b 3 a, b, c 4 a, b, c, d 2. Instrumen Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada siswa slow learner kelas III, teman sebaya siswa slow learner, dan guru kelas III. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang mendalam mengenai interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/

54 Tabel 2. Pedoman Wawancara Interaksi Sosial terhadap Siswa Slow Learner, Teman Siswa Slow Learner, Guru Kelas III, dan Guru Olahraga Jumlah No. Aspek Indikator Butir Pertanyaan 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit a. Senang tampil di hadapan umum b. Berani bertanya pada guru c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain c. Berteman dengan siapapun 5. Menghadapi pertentangan a. Melerai teman yang berkelahi b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) 7 c. Mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Jumlah Butir Nomor Butir 6, 14, 20 1, 2, 3, 5, 7, , , 9, 18, 19 10, 11, 12, 13, 15, 16, Instrumen Studi Dokumentasi Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 39

55 1. Profil siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. 2. Hasil assesment slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. F. Teknik Analisis Data Peneliti kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan walaupun analisis data secara intensif baru dilakukan sesudah peneliti kembali ke rumah Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Aktivitas analisis data dengan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013: 337) meliputi pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan conclutions drawing/ verification. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam kondisi alami di mana sumber data utama dan teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran di kelas dan kegiatan di luar kelas untuk mendapatkan berbagai informasi tentang interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Selain itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa teman siswa slow learner, guru kelas III, guru olahraga, dan siswa slow learner kelas III untuk mengetahui interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang. 40

56 2. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses mencatat dengan teliti atau merangkum data yang telah dikumpulkan agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dilakukan oleh peneliti dari semua informasi yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Peneliti merangkum, mengambil data yang pokok, dan mengkategorikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Reduksi data dalam penelitian ini difokuskan kepada interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/ Sedangkan informasi yang tidak diperlukan dibuang karena dianggap tidak penting bagi peneliti. 3. Penyajian Data (Data Display) Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data kualitatif dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sebagainya, yang dapat membantu menginterpretasikan data (Sugiyono, 2013: 341). Sementara Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013: 341) mengungkapkan bahwa penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dalam penelitan kualitatif tentang interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/ 2017 berupa uraian deskriptif. Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai interaksi sosial siswa slow learner kelas III melalui wawancara dengan guru kelas III, guru 41

57 olahraga, beberapa teman siswa slow learner, siswa slow learner dan studi dokumentasi. 4. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification) Kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada saat pengumpulan data berikutnya. Oleh sebab itu, data yang telah disajikan dipilih kembali yang penting dan diperlukan untuk kemudian dibuat kategori tertentu. Data tentang interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang tahun pelajaran 2016/ 2017 dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Data Collection Data Display Data Reduction Verification Gambar 1. Model analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman G. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dilakukan untuk membuktikan bahwa penelitian kredibel atau dapat dipercaya. Sugiyono (2013: 365) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. 42

58 Triangulasi teknik dilakukan untuk mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Apabila dengan teknik pengujian data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Sedangkan triangulasi sumber dilakukan untuk mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data tentang interaksi sosial siswa slow learner, maka pengumpulan data dan pengujian data dilakukan ke siswa slow learner, beberapa teman siswa slow learner, guru kelas III dan guru olahraga. 43

59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 2 Magelang yang terletak di Jalan Beringin IV No 1 A Magelang. SD Muhammadiyah 2 Magelang merupakan SD swasta dengan yayasan Muhammadiyah yang berada di sebelah barat pasar dan tidak jauh dengan SMP N 8 Magelang. Meskipun letaknya bersebelahan dengan pasar, siswa merasa cukup nyaman dalam menerima pelajaran. SD Muhammadiyah 2 Magelang memiliki 6 ruang kelas untuk pembelajaran dari kelas I sampai kelas VI. Selain ruang kelas, SD Muhammadiyah 2 Magelang juga difasilitasi dengan mushola, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tamu, ruang UKS, halaman sekolah, kantin sekolah, gudang dan WC serta kamar mandi. Di halaman sekolah juga terdapat beberapa tanaman yang terawat dengan baik karena adanya piket menyiram tanaman seperti tanaman cabai, terong dan kangkung. Selain itu, taman bermain seperti plorotan dan rumah-rumahan juga tersedia di SD Muhammadiyah 2 Magelang. SD Muhammadiyah 2 Magelang memiliki tenaga kependidikan dan non kependidikan yang berjumlah 10 orang, dengan latar belakang pendidikan S1 kecuali 1 guru kelas I dan 1 orang karyawan. Guru di SD Muhammadiyah ini berstatus sebagai guru tetap yayasan. Sedangkan jumlah siswa di SD Muhammadiyah 2 Magelang hanya terdapat 44 siswa, 18 di antaranya tercatat sebagai siswa berkebutuhan khusus. 44

60 SD Muhammadiyah 2 Magelang sering disebut juga dengan SD MUDA CERIA (Cerdas, Beriman dan Bertaqwa). Selain itu, visi dan misi SD MUDA juga dipersiapkan dalam mendidik para siswanya. Visi SD Muhammadiyah 2 Magelang yaitu Berprestasi, Aktif, Kreatif, dan Mandiri dalam Berkarya yang Berwawasan Iman dan Taqwa. Guna mencapai visi tersebut, SD Muhammadiyah 2 Magelang memiliki misi-misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif dan efektif. 2. Meningkatkan profesionalisme pendidikan. 3. Menumbuhkan minat dan bakat serta prestasi siswa. 4. Tersedianya sarana prasarana sekolah yang memadai. 5. Terlaksananya program Madrasah Diniyah sesuai harapan. 6. Memberikan layanan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). B. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidilan Kota Magelang Nomor 423.7/1346/230 Tanggal 30 April 2012 Tentang Penetapan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi, SD Muhammadiyah 2 termasuk satu dari 9 sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Magelang. SD Muhammadiyah 2 memiliki 18 siswa berkebutuhan khusus yang tersebar di setiap kelas. Data tersebut berdasarkan hasil assessment dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Siswa yang mendaftar di SD Muhammadiyah 2 45

61 Magelang diharuskan untuk menyertakan hasil pemeriksaan psikologi. Berikut rincian siswa berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Tabel 3. Daftar Siswa Berkebutuhan Khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang No Nama Kelas Ketunaan 1. DNP II Autis 2. IHS II Tunagrahita ringan 3. SKI II Tunagrahita sedang 4. MFU II Autis 5. MAR III Slow Learner 6. FAI III Slow Learner 7. SDW III Autis 8. NNA IV Tunagrahita sedang 9. DLP IV Tunarungu 10. ETY IV Tunarungu 11. MNA V Slow Learner 12. VAK V Slow Learner 13. NAS V Slow Learner 14. MYZ VI Autis 15. FUS VI Autis 16. MAN VI Tunarungu 17. ALA VI Tunawicara 18. RHM VI Slow Learner (Sumber: Dokumen SD Muhammadiyah 2 Magelang 2016/2017) Berdasarkan daftar siswa berkebutuhan khusus di atas, peneliti hanya melakukan penelitian terhadap 1 siswa berkebutuhan khusus yang teridentifikasi slow learner di kelas III. Siswa tersebut berinisial MAR. Peneliti tidak melakukan penelitian terhadap siswa slow learner lain karena hanya MAR yang memiliki perbedaan dengan siswa slow learner yang lain. Keunikan tersebut terletak pada interaksi sosial MAR yang baik daripada siswa slow learner lainnya. Informan untuk mendukung penelitian ini diperoleh dari beberapa teman MAR. Peneliti memilih beberapa siswa yang memiliki hubungan cukup dekat 46

62 dengan siswa slow learner di sekolah. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatklan informasi yang lebih mendalam tentang interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa slow learner dengan teman-teman MAR di sekolah. Informan berikutnya ialah guru kelas III. Hal ini dikarenakan guru kelas lebih banyak mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran di sekolah. Informasi tambahan juga diperoleh dari guru olahraga. C. Hasil Penelitian Interaksi Sosial Siswa Slow Learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2017 di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Peneliti mendapatkan data terkait dengan interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang melalui beberapa teknik seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya peneliti melakukan analisis terkait interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang dan diuraikan sebagai berikut. a. Bentuk Kerjasama Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial assosiatif. Aspek kerjasama memiliki indikator yang mencakup antara lain bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian, meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman, dan merawat atau menjenguk teman yang sakit. 1) Bekerja Sama dalam Mengerjakan Tugas Piket Harian Awalnya peneliti ingin mengetahui lebih jelas kerjasama MAR dalam mengerjakan tugas piket harian. Sementara, kelas III hanya terdiri dari empat siswa antara lain MAR (slow learner), SDW (autis), IND, dan HEA. Setiap siswa 47

63 memperoleh giliran piket dua kali dalam seminggu. MAR mendapatkan giliran piket bersama SDW pada hari Rabu dan Sabtu. Sesuai dengan hasil observasi, MAR jarang melakukan tugas piket. Beberapa kali saat MAR mendapat giliran tugas piket, MAR tidak melakukan piket. IND sering mengingatkan MAR untuk piket namun MAR mengelak nanti dan tidak segera piket. Jadwal piket yang harusnya dilakukan berdua antara MAR dan SDW tidak berjalan. MAR tidak pernah piket bersama SDW. Berbeda halnya ketika guru yang menyuruh MAR untuk piket, MAR segera melaksanakannya. Berikut ini kutipan wawancara dengan guru kelas III. Piketnya kadang-kadang. Tapi kalau diperintah, MAR langsung mau. Kadang saya juga lupa mengingatkan jadwal piketnya. MAR anaknya manut, tidak banyak berontak, jika diperintah guru langsung melakukan misal menyapu, menghapus papan tulis. Bisa gak bisa tetap dicoba. (Bu YN, lampiran 5 halaman 119) Tidak piket kalau tidak diingatkan. Pulang sekolah ya sudah langsung bubar. Memang gurunya yang harus sering ngingetin Mbak. (Bu YN, lampiran 5 halaman 120) Selain itu, pada saat observasi ke 15 peneliti mengamati perilaku MAR dalam menghadapi lantai kelas III yang basah. Guru kelas III meminta MAR mengambil kain pel dan mengepel lantai. MAR melakukan dengan senang hati. Kerjasama MAR tampak dalam beberapa kali observasi. Berdasarkan observasi ke 5, MAR menyapu ruang kelas yang kotor bersama HEA setelah pelajaran SBK. MAR dan HEA menyapu tanpa diperintah oleh guru. Selain itu, saat kegiatan Jumat bersih, MAR bekerja sama mencabut rumput di halaman sekolah. Sesekali MAR duduk karena terlihat capek, kemudian guru memanggil dan MAR kembali membersihkan. 48

64 Pada hari Senin dilaksanakan upacara bendera. MAR melakukan dengan baik ketika menjadi petugas pengibar bendera yang dilakukan secara bersamaan dengan dua siswa lain. MAR membawa bendera dan berada di tengah. Saat pembelajaran akan dimulai, MAR mengambil kapur di kantor karena kapur tulis di kelas sudah habis. MAR juga menyalakan obat nyamuk tanpa diperintah guru. MAR tampak memahami keadaan yang berlangsung. Selain itu, MAR juga lebih sering menyiapkan peralatan olahraga seperti bola, raket, dan bola voli. Di saat ekstrakurikuler menari akan berlangsung, MAR juga menyiapkan kabel dan sound system. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MAR jarang dalam mengerjakan tugas piket harian sehingga sering diingatkan oleh siswa lain. Kerja sama MAR tampak baik saat menjadi petugas pengibar bendera dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yang mendukung pembelajaran. 2) Meminjamkan Alat Tulis atau Benda Lain pada Teman Siswa SD biasa melakukan kegiatan pinjam meminjam kepada siswa yang lain. Seperti halnya di kelas III, MAR sering meminjamkan alat yang dimilikinya kepada siswa lain. Alat yang dipinjamkan kepada siswa lain seperti pensil, penghapus, penggaris segitiga, crayon, bola, sepeda dan payung. Berdasarkan hasil observasi 13 MAR menawarkan minuman kepada KKH setelah selesai olahraga. MAR berkata Minum tidak KKH?. Selain itu, MAR juga menawarkan payung kepada KKH dengan berkata Gonaku ya ana kuwi nang njobo (Punyaku juga ada itu di luar). Hal ini sesuai dengan observasi 14 saat hujan dan KKH masuk ke kelas III untuk meminjam payung. 49

65 Berdasarkan catatan lapangan ke 3, MAR juga berani meminjam kepada siswa lain. MAR meminjam pulpen kepada siswa kelas V saat pelajaran TIK. Sementara dari catatan lapangan observasi ke 9, MAR meminjam pulpen kepada peneliti untuk menuliskan tanggal pada buku prestasi Iqra dengan berkata Bu pinjam pulpennya (14 Februari 2017 lampiran 8 halaman 144). Sesuai dengan wawancara guru kelas mengungkapkan Meminjami kecuali sama SDW agak pelit. Soalnya SDW kan gak bisa menjaga barangnya. Seringseringnya SDW meminjam rautan MAR. Kalau sama teman yang lain enjoy aja (Bu YN, lampiran 5 halaman 120). MAR lebih sering meminjami SDW tetapi terkadang disembunyikan karena SDW tidak bisa menjaga barang milik MAR. MAR memang agak pelit dengan SDW meskipun begitu MAR tetap meminjami alat yang dimilikinya. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MAR senang meminjamkan alat miliknya kepada siswa lain yang meminjam dan tidak membawa. MAR juga berani meminjam alat kepada siswa lain saat membutuhkannya sehingga terdapat interaksi yang baik antara MAR dengan siswa lain. 3) Merawat atau Menjenguk Teman yang Sakit Merawat atau menjenguk siswa yang sakit biasa dilakukan di saat terdapat siswa yang beberapa hari tidak masuk sekolah. Hal ini memunculkan empati kepada siswa yang sakit. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa MAR sering menjenguk siswa lain. Siswa tersebut ialah IND yang sering tidak masuk sekolah karena sakit. 50

66 Siswa kelas III yang sering tidak masuk adalah IND dan HEA. MAR lebih sering menjenguk IND yang tidak masuk sekolah daripada HEA. Dari wawancara dengan MAR, MAR lebih senang menjenguk IND daripada HEA dikarenakan HEA rumahnya jauh dan MAR kurang menyukai HEA. Berdasarkan observasi 4, peneliti bertanya kepada MAR mengenai kepastian menjenguk MAR. Pada Selasa, 7 Februari 2017 MAR sendiri menjenguk IND yang sedang masuk angin (Catatan lapangan 4 lampiran 8 halaman 140). MAR memiliki rasa kepedulian yang tinggi meskipun terkadang jahil. MAR menolong siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan paparan Guru Olahraga yang mengungkapkan Menolong. Pernah waktu itu saat olahraga ada siswa yang kakinya terkena ranting, dia ikut bantu. Informasi yang sama diperoleh dari teman MAR yaitu SLV yang mengatakan Ya dibantu, pas olahraga kan aku didorong HEA njuk jatuh. MAR mbelain dan bantu aku. MAR membantu siswa yang kesulitan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MAR sering menjenguk IND yang tidak masuk sekolah. MAR lebih mudah membantu dan menolong teman yang kesulitan. b. Bentuk Akomodasi Aspek yang kedua ialah akomodasi yang merupakan bentuk interaksi assosiatif. Aspek ini terdiri dari beberapa indikator antara lain senang tampil di hadapan umum, berani bertanya kepada guru, bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran, serta berkomunikasi dan bercanda dengan teman. 51

67 1) Senang Tampil di Hadapan Umum Aspek dari bentuk akomodasi dapat dilihat dari keberanian dan percaya diri siswa untuk tampil di hadapan umum. MAR memiliki keberanian untuk tampil di depan kelas. MAR tampak senang dengan beberapa kegiatan yang tidak berhubungan dengan membaca dan menulis. MAR memiliki sikap percaya diri dengan apa yang disukainya dan sesuai dengan keinginannya. Hal ini diperlihatkan MAR ketika menjadi petugas pengibar bendera. Selain itu, pada saat latihan upacara observasi tanggal 3 Maret 2017, MAR terlihat menginginkan untuk menjadi petugas pemimpin upacara. MAR tampak senang dan percaya diri. Demikian sama halnya MAR yang tampak aktif mengumandangkan adzan shalat dhuhur. Saat bel istirahat kedua berbunyi, MAR langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. MAR segera ke mushola dan mengumandangkan adzan. MAR juga pernah diganggu oleh SKI saat adzan, namun MAR tetap melanjutkannya. MAR merasa senang saat guru memberi kesempatan tampil maju di depan kelas. Hal ini sesuai dengan wawancara MAR yang mengatakan Merasa senang. MAR juga tampak senang ketika maju ke depan kelas saat pelajaran Matematika. Saat itu, guru meminta salah satu siswa untuk menggambarkan sudut, MAR mengacungkan jari pertama daripada siswa lain. MAR maju untuk menggambarkan sudut tumpul. Berbeda dengan hal di atas, MAR memiliki rasa kurang percaya diri saat diminta untuk membaca. Berdasarkan wawancara dengan guru, MAR memiliki 52

68 rasa minder dalam hal membaca. MAR senang tetapi mindernya karena kemampuan membaca belum bisa jadi kurang PD aja. Kalau MAR lancar membaca akan mendukung percaya dirinya juga. Informasi yang sama diperoleh peneliti saat mewawancarai SLV Dia itu gak malu tapi kalau disuruh dongeng pas kulma malu (lampiran 4 halaman 114). HEA juga mengatakan bahwa MAR itu orangnya isinan (malu) kalau maju membaca misale (lampiran 4 halaman 110). Dari informasi di atas, MAR memiliki rasa minder saat diminta untuk mendongeng dan hal yang berkaitan dengan membaca. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MAR senang dan percaya diri tampil di hadapan umum dengan hal yang sesuai keinginannya. Keinginannya tersebut seperti menjadi petugas upacara, mengumandangkan adzan, dan tanya jawab soal Matematika. Sebaliknya, MAR kurang menyukai dan merasa minder dengan hal yang berkaitan dengan membaca. 2) Berani Bertanya pada Guru Kegiatan bertanya antara siswa dan guru merupakan hal yang wajar dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Hal demikian terjadi pada siswa karena siswa kurang paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Sehingga dengan bertanya siswa menjadi lebih paham. Hal ini juga dialami oleh MAR, MAR berani bertanya kepada guru. Berdasarkan observasi, MAR lebih sering bertanya ketika kurang memahami mengenai pembacaan tulisan. MAR sering bertanya tentang tulisan 53

69 yang tidak dapat dibacanya. MAR berani bertanya kepada guru dan mengakui bahwa MAR kurang lancar dalam membaca. Pada saat pelajaran PKn mengenai Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan Mengenal Pancasila, MAR berani bertanya kepada guru Bu, Pancasila nomer 2 itu apa? (lampiran 8 halaman 139). Selain itu, MAR tampak aktif tanya jawab dengan guru pada saat pelajaran. Observasi 14, pada saat pelajaran Bahasa Jawa mengenai Aksara Jawa, MAR bertanya kepada guru apa yang kurang dimengerti Bu, yang ini gimana buatnya?. Berdasarkan wawancara dengan guru MAR bertanya ketika guru sudah menawarkan untuk bertanya berkali-kali, Kalau saya pancing duluan baru tanya, kalau gak dipancing ya diam. Ada yang bertanya? masih diam. Sudah paham tentang ini? belum bu. Satu kali pertanyaan belum tentu MAR mau bertanya. Dua tiga kali dipancing-pancing terus baru MAR mau bertanya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MAR berani bertanya kepada guru mengenai sesuatu yang tidak dimengertinya. MAR berani mengajukan pertanyaan berupa tulisan yang tidak dapat dibacanya. MAR jarang bertanya mengenai materi pelajaran. 3) Bergabung dengan Sekelompok Teman di Luar Jam Pelajaran Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas, guru olahraga, dan beberapa teman MAR menunjukkan bahwa MAR lebih sering bergabung dengan siswa lain di luar jam pelajaran. MAR merupakan siswa yang memiliki keakraban tinggi. Hasil observasi menunjukkan bahwa MAR dapat memulai berinteraksi dengan siswa lain saat istirahat. 54

70 Berdasarkan observasi ke 12, MAR bergabung dengan beberapa siswa kelas I yang sedang duduk-duduk. MAR tampak senang saat bersama dengan temantemannya. Selain itu, MAR mengunjungi kelas-kelas lain seperti kelas I, IV, dan V. MAR kerap terlihat masuk di kelas IV. Berdasarkan hasil wawancara dengan MAR, MAR mengatakan Ya lihat-lihat aja njuk pergi. MAR hanya melihatlihat dan terkadang bertanya kemudian pergi. MAR kerap terlihat bersama IND pada saat istirahat. MAR jajan dan dudukduduk di depan kantin. MAR bergabung dengan siswa lain saat istirahat. MAR bercanda dengan siswa yang lain. Siswa lain juga terlihat senang adanya MAR yang ikut bergabung, namun terdapat beberapa siswa yang kurang senang dengan kedatangan MAR dikarenakan MAR sering menjahili teman-temannya. Hal ini sesuai dengan wawancara bersama Guru Olahraga yang mengungkapkan Iya ikut berkumpul kadang-kadang sempat ikut bicara sambil cengengesan (Pak MA, lampiran 6 halaman 123). MAR ikut bergabung dengan sekelompok teman saat istirahat dan terkadang juga berbicara. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada indikator bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran, MAR ikut bergabung dengan siswa lain. MAR juga tidak jarang berbicara saat sedang berkumpul. 4) Berkomunikasi dan Bercanda dengan Teman Komunikasi merupakan hal penting karena termasuk syarat terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial siswa dapat ditunjukkan dari bagaimana cara siswa tersebut berkomunikasi dengan teman-temannya. Hal ini juga tampak pada MAR dalam berkomunikasi dengan siswa lain. Hasil observasi dan wawancara 55

71 menunjukkan MAR melakukan komunikasi seperti pada siswa umum lainnya meskipun teridentifikasi slow learner. MAR berkomunikasi dengan cukup baik. MAR melakukan komunikasi dengan siapapun baik dengan siswa maupun guru. MAR sering terlihat antusias dalam bercerita kepada teman-temannya. MAR juga memberitahu beberapa hal saat MAR masih berada di Lombok. Berdasarkan dari wawancara dengan HEA, HEA mengatakan Ya kadangkadang kalau lagi menyendiri itu deketi dan nyapa saya njuk guyon-guyon. Menurut saya kalau dia itu bacane ya lancar ya seneng cerita. MAR mulai menyapa siswa lain dan mengajak bercanda. Selain itu, MAR merupakan salah satu siswa SD Muhammadiyah 2 Magelang yang sering jahil dengan teman-temannya. Guru Olahraga juga mengatakan bahwa MAR merupakan siswa yang jahil dan usil. Dari data observasi ke 8, MAR menjahili SLV terlebih dahulu. MAR memulai dengan mencoret-coret kertas SLV. Kemudian MAR minta maaf pada SLV tetapi masih tetap jahil. Keterangan yang sama juga diperoleh dari wawancara dengan SLV. Berikut kutipan wawancara dengan SLV Iya jahil banget kalau sama aku. Dulu pernah dia masang sandal di atas pintu, terus pas aku buka pintu kan gak tau. Teko-teko ngenain aku sandale. Terus aku bilang tak andake lho. Dia bilang sorry-sorry kan mung guyon gitu. (SLV, lampiran 4 halaman 115). Berdasarkan paparan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa MAR memiliki komunikasi yang bagus dengan siswa lain. MAR senang mengajak bercanda siswa lain sehingga siswa lain juga memberikan komunikasi yang baik kepada MAR. 56

72 c. Bentuk Persaingan Persaingan merupakan bentuk interaksi dissosiatif. Aspek persaingan terdiri dari dua indikator di antaranya bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik dan bersaing dalam kepemilikan alat sekolah yang baru. 1) Bersaing untuk Mendapatkan Nilai yang Baik Siswa berkebutuhan khusus tidak kalah dengan siswa lain yang menginginkan hasil belajar yang tinggi. Hal ini terjadi pada MAR yang juga menginginkan hasil belajar dan nilai yang baik. Berdasarkan wawancara dengan MAR mengatakan Ya pengen. Tapi kalau nilai udah segitu ya udah. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan MAR sedih ketika mendapatkan nilai rendah meskipun terkadang biasa saja. MAR memiliki tingkat keputusasaan yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan pada observasi ke 18 MAR tampak mudah menyerah dan mengucapkan Gak bisa e Bu saat mengerjakan soal Bahasa Inggris. MAR memiliki kesulitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Hal ini terlihat saat observasi 11 MAR berkata Aku tidak bisa kalau didikte. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MAR memiliki motivasi diri yang kurang untuk mendapatkan nilai baik. Hal tersebut teramati dari ketika mengerjakan soal dan mendapatkan nilai yang diperoleh. 2) Bersaing dalam Kepemilikan Alat Sekolah Baru Alat sekolah menjadi kebutuhan penting bagi siswa sekolah dasar tak terkecuali siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus yang teridentifikasi slow learner seperti MAR bersikap biasa dalam menghadapi siswa 57

73 dengan alat sekolah baru. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan MAR tidak memiliki keinginan untuk bersaing dengan siswa lain yang berkaitan dengan alat sekolah. MAR cenderung memuji siswa yang memiliki alat sekolah baru. Hal ini sesuai dengan wawancara beberapa teman-teman MAR. SLV, KKH dan HEA mengatakan bahwa MAR tidak iri melihat siswa lain yang memakai alat sekolah baru. MAR juga tidak pamer ketika memiliki alat sekolah baru. Guru kelas mengungkapkan Enggak. Hanya saja ketika MAR punya alat sekolah baru sering ditata di mejanya tetapi tidak memamerkan kepada teman-temannya. MAR memakai sepatu baru pada saat observasi ke-17. MAR tidak terlihat mempamerkan sepatunya kepada teman-temannya. MAR memakai sepatu dengan tali dilingkarkan ke kaki sehingga tali menyentuh tanah. Ketika diberikan saran mengenai tali sepatu, MAR menjawab Gak papa gini aja kok, kalau rusak ya beli lagi sambil ketawa (lampiran 2 halaman 104). Dapat ditarik kesimpulan bahwa MAR tidak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru. MAR juga tidak iri terhadap siswa yang memakai alat sekolah baru. Selain itu, MAR tidak mempamerkan alat sekolah yang dimilikninya kepada siswa lain. d. Bentuk Kontravensi Bentuk kontravensi termasuk bentuk interaksi disosiatif. Bentuk kontravensi memiliki beberapa indikator antara lain memberikan dan menanggapi kritik siswa lain, menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain, dan berteman dengan siapapun. 58

74 1) Memberikan dan Menanggapi Kritik Siswa Lain Siswa SD Muhammadiyah 2 Magelang terlihat saling merespon temantemannya. Seperti halnya dengan MAR, MAR tak jarang memberikan pendapatnya. Berdasarkan hasil observasi 1, MAR mengungkapkan kepada guru bahwa gambaran milik RDH diberi gambar Sopo Jarwo. Selain itu, MAR juga pernah memberikan tanggapan kepada guru saat dilakukannya observasi 3. MAR berkata Bu, langsung kasih soal aja Bu karena sudah cukup paham dengan materi tersebut. Tanggapan dan pendapat terkadang diucapkan oleh MAR. MAR menanggapi sesuatu apabila paham dengan topik yang dibicarakan. Hal ini juga diungkapkan oleh guru kelas Ya menanggapi kalau dia bisa, kalau gak ya cuek-cuek aja (lampiran 5 halaman 120). Selain itu menurut guru olahraga ketika mendapat kritik, MAR tidak terima dan menyanggah. Berdasarkan informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MAR jarang memberikan pendapat apabila MAR paham. MAR juga memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang diinginkan dalam merespon suatu kondisi. 2) Menunjukkan Ekspresi Kurang Senang dengan Teman yang Lain Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa MAR merupakan siswa yang memiliki emosi lebih tinggi daripada siswa lain. MAR lebih cepat emosi ketika diganggu oleh siswa yang kurang disukainya. Saat dilakukan bersihbersih, MAR dan beberapa teman ditunjuk untuk membersihkan kelas III. Tibatiba ZHR masuk kelas III dan MAR mengatakan Ojo rene, kowe jatahe kelas 59

75 ngendi (Jangan kesini, kamu mendapat kelas mana) sambil menunjukkan ekspresi kurang senangnya. MAR lebih terlihat jika memperlihatkan raut muka jengkel. Berdasarkan hasil wawancara dengan SLV mengatakan Pernah pas olahraga. HEA kan ingin voli tapi MAR ingin badminton. Terus ya marah-marahan itu, MAR mau berantem, tapi diingetke sama guru (lampiran 4 halaman 115). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa MAR menunjukkan ekspresi kurang senang dengan siswa lain ketika siswa lain baik yang kurang disukai maupun yang melakukan kesalahan. 3) Berteman dengan Siapapun Siswa sekolah dasar umumnya senang jika memiliki teman yang banyak. Hal ini berlaku bagi MAR yang juga memiliki banyak teman. MAR mudah bergaul dengan siswa yang lain. Guru mengungkapkan Anaknya mudah bergaul kok Mbak (lampiran 6 halaman 120). MAR merupakan siswa yang mudah bergaul sehingga memiliki banyak teman. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa MAR tidak memilih milih dalam berteman. MAR berteman dengan siapapun. MAR tidak membedabedakan teman, hanya MAR terkadang lebih menjaga jarak dengan HEA. Berdasarkan hasil observasi, MAR berteman baik dari siswa kelas I sampai siswa kelas VI. MAR juga tidak membeda-bedakan untuk bermain dengan siswa yang berkebutuhan khusus maupun tidak. Pada saat permainan pelajaran Olahraga, MAR berpasangan dengan NNA (tunagrahita). MAR memperlakukan NNA dengan baik. Hal tersebut terlihat MAR menggandeng tangan NNA ketika berlari. 60

76 Guru kelas juga mengatakan bahwa MAR memiliki sosialisasi yang baik dan tidak memilih-milih teman. Jika siswa lain mau bermain dengan MAR, maka MAR pun juga mau bermain. Informasi yang sama diperoleh dari beberapa teman MAR. mereka mengatakan MAR tidak memilih-milih dalam berteman. Berbeda dengan itu, dari wawancara MAR mengatakan bahwa MAR memilih-milih dalam berteman misalnya dengan HEA. Meskipun memilih, MAR tetap bermain baik dengan HEA maupun siswa lain. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa MAR berteman dengan siapapun baik berbeda kelas maupun berbeda jenis kelamin. MAR tidak membeda-bedakan dalam berteman dengan siswa yang berkebutuhan khusus maupun siswa normal sehingga MAR mempunyai banyak teman. e. Menghadapi Pertentangan Pertentangan merupakan aspek yang terakhir dalam interaksi dissosiatif. Aspek menghadapi pertentangan terdapat empat indikator antara lain melerai teman yang berkelahi, bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek), mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya, dan menyalahkan orang lain. 1) Melerai Teman yang Berkelahi Hasil observasi dan wawancara menunjukkan MAR cukup baik dalam usaha melerai teman meskipun tidak turun tangan sendiri. MAR tidak melerai teman yang berkelahi namun segera mengadu dan melapor kepada guru ketika terjadi perkelahian. Hal ini sesuai dengan observasi 17, perkelahian terjadi di kelas I antara GHN dan JHN. Ketika diberitau oleh salah satu siswa kelas I yang melapor 61

77 ke guru kelas III, MAR juga ke kelas I dan langsung lari menuju kantor untuk melapor ke guru kelas I yang masih ada di kantor. MAR bersikap aktif saat terjadi perkelahian. Seperti yang dikatakan SLV Dia tu malah bilang gini wis rasah berantem ndak dikandake guru ndak malah diseneni trus kadang juga langsung lapor. Pernyataan yang sama diungkapkan oleh guru kelas III Yang pasti laporan. Kalau melerai belum bisa, tapi kalau ada anak yang bertengkar dan dia lihat langsung lari mencari guru buat laporan. Tidak berani turun tangan sendiri (Bu YN, lampiran 5 halaman 121). MAR berusaha untuk mengadu kepada guru yang bersangkutan. Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa MAR memiliki usaha dalam melerai teman yang berkelahi. MAR berusaha melerai siswa yang berkelahi dengan cara mengadu dan melapor kepada guru. 2) Bertengkar dengan Teman melalui Kontak Fisik maupun Lisan (Saling Mengejek) Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa MAR pernah berkelahi dengan siswa lain bernama FAI. Saat ini, FAI sudah pindah sekolah sehingga MAR jarang berkelahi. MAR kerap terlihat saling mengejek dengan HEA. Berdasarkan observasi 3, MAR pernah terlibat pertengkaran secara lisan dengan HEA. Tak lama kemudian, MAR dan HEA bertengkar secara fisik. MAR didorong oleh HEA sehingga MAR terjatuh dan menangis karena kepalanya sakit. Berdasarkan observasi, MAR pernah terlibat pertengkaran dengan SDW. Pada awalnya, MAR hanya ingin mengajak bercanda SDW, namun SDW tiba-tiba memukul MAR. MAR tidak membalas pukulan dari SDW. Tiba-tiba telinga MAR 62

78 keluar darah dan peneliti segera menghampiri MAR. Peneliti menyuruh SDW minta maaf akan tetapi MAR tidak mau dan diam saja. Peneliti segera memberitahu guru yang pergi ke toilet dan mengambilkan tisu serta obat merah. SDW memukul MAR menggunakan pensil sehingga telinga luar MAR tergores. Akhirnya guru mendamaikan dan SDW minta maaf kepada MAR (Catatan lapangan 14, lampiran 8 halaman 149). Perbedaan sikap MAR kepada HEA dan SDW cenderung mencolok. Ketika MAR diganggu dan disalahi oleh HEA, MAR segera membalas. Berbeda dengan menghadapi SDW, MAR tampak tidak membalas saat SDW memukul telinganya hingga berdarah. MAR memaklumi karena SDW merupakan siswa autis. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa MAR pernah bertengkar baik secara kontak fisik maupun lisan dengan siswa lain. MAR bersikap berbeda dalam menghadapi teman-temannya. MAR mudah tersinggung ketika HEA yang mengganggu daripada SDW. 3) Mengancam Teman Lain untuk Memenuhi Keinginannya Siswa sekolah dasar merasa ketakutan ketika mendapat ancaman dari orang lain. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan MAR lebih sering mengancam kepada siswa lain. Berdasarkan observasi 8, MAR mengatakan kepada NNA yang ngompol di kamar mandi setelah ganti baju Tak bilangke Pak WKN lho. Hasil wawancara dengan Guru Olahraga yang mengungkapkan Pernah masih dalam taraf wajar sih, kalau gak gini tak laporkan guru (lampiran 6 halaman 124) menjadi data pendukung. MAR mengancam masih dalam taraf yang 63

79 wajar. Biasanya MAR mengancam siswa lain dengan melapor kepada guru sehingga siswa lain pun memenuhi keinginan MAR. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MAR mengancam siswa lain sewajarnya. MAR mengancam dengan cara melaporkan kepada guru agar siswa lain takut. 4) Menyalahkan Orang Lain Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa MAR bersikap tegas. MAR menyalahkan siswa lain karena memang terbukti salah. Berdasarkan observasi 3 Saat pelajaran sedang berlangsung, MAR dan HEA menyanyikan sebuah lagu dari tempat duduknya. Kemudian guru mengingatkan agar tidak menyanyi. MAR menunjuk HEA HEA kok Bu padahal MAR sama-sama ikut menyanyi. Informasi yang sama diperoleh dari wawancara dengan guru kelas III yang mengatakan sebagai berikut Menyalahkan orang lain gak selalu tapi sering. Seringnya sama IND kalau sama SDW, MAR ngalah tidak mau membalas. Kalau IND salah ya MAR kadang bilang Wooo IND ki gak cuma di kelas, kadang di lapangan juga, di mushola juga iya. Tapi memang bener salah bukan mengkambinghitamkan. Memang anaknya bener-bener salah. (Bu YN, lampiran 5 halaman 121) Selain itu, hasil wawancara dengan beberapa teman MAR menunjukkan bahwa MAR menyalahkan siswa yang salah dengan mengucapkan kata-kata menyalahkan. Seperti yang dikatakan oleh SLV Sering. NNA menghilangkan setip (penghapus). Trus MAR bilang, NNA i, wuuu, pancen, makane nek dijaluk setipe ojo ngeyel (lampiran 4 halaman 115). MAR menyatakan kesalahan yang diperbuat oleh siswa lain. 64

80 Berbeda dengan yang diungkapkan oleh guru olahraga. Guru olahraga mengungkapkan Iya sering. Ketika MAR salah pasti cari temen. Dulu pernah bolanya masuk ke pinggiran. Ketika disuruh ambil, MAR mengatakan Ayo diambil, kan mainannya sama kamu (lampiran 6 halaman 125). MAR mencari teman saat MAR melakukan kesalahan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa MAR menyalahkan siswa lain ketika siswa lain yang terbukti bersalah sehingga siswa yang salah menerima apa yang dikatakan MAR. Namun, ketika MAR melakukan kesalahan tak jarang mencari-cari teman untuk ikut disalahkan. D. Pembahasan Hasil penelitian diketahui bahwa interaksi sosial siswa slow learner (MAR) dapat ditunjukkan dari lima aspek bentuk-bentuk interaksi sosial meliputi bentuk kerjasama, bentuk akomodasi, bentuk persaingan, bentuk kontravensi, dan menghadapi pertentangan. Siswa slow learner (MAR) jarang melaksanakan tugas piket harian di kelas sehingga sering diingatkan dan diprotes oleh siswa lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kustawan & Meimulyani (2013: 88) bahwa siswa lamban belajar atau siswa slow learner sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas daripada teman-teman seusianya. MAR belum selesai mengerjakan tugas ketika siswa lain sudah selesai dan mengumpulkan kepada guru. Berbeda dengan tugas piket, MAR melakukan kerjasama dengan baik saat dilakukannya kegiatan gotong royong di sekolah. MAR mampu melaksanakan perintah dari guru dan membantu siswa lain yang kesulitan. Hal ini juga sesuai 65

81 dengan teori Sutirna (2013: 119) bahwa dalam masa perkembangan sosial anak mencoba untuk bergabung dan bekerja sama dalam bermain. MAR dapat bekerja sama saat kegiatan bersih-bersih maupun bermain dengan siswa lain. MAR juga saling pinjam-meminjam benda yang dimilikinya kepada siswa lain. Temuan ini sesuai teori Somantri (2006: 47-49) bahwa interaksi sosial pada masa anak-anak akhir salah satunya diwujudkan dalam bentuk kesportifan yaitu bekerja sama dengan anak-anak lain dengan jalan mengesampingkan kepentingan individu. Temuan lain ialah MAR menawarkan benda yang dimilikinya kepada siswa lain yang menjadi teman dekatnya. MAR senang meminjamkan benda milik MAR kepada siswa yang lain. MAR mempunyai sikap empati pada siswa yang disukai terutama dalam hal menjenguk siswa yang sakit. MAR memiliki hubungan yang baik dengan siswa yang disukai sehingga ketika siswa tersebut sakit, MAR menjenguknya. Temuan ini sesuai teori Monks, Knoers, & Haditono (2001: 187) bahwa hubungan persahabatan dan hubungan peer bersifat timbal balik dan memiliki sifat-sifat antara lain ada saling pengertian, saling membantu, saling percaya, dan saling menghargai dan menerima. MAR merasa senang tampil di hadapan umum sesuai dengan kemauannya. Hal-hal yang diinginkan MAR seperti menjadi petugas upacara, memimpin teman-temannya baik saat berdoa maupun baris, menjadi imam shalat dhuha, dan berani mengumandangkan adzan shalat dhuhur. Selain itu, MAR merasa kurang percaya diri terhadap hal-hal yang kurang diminatinya seperti membaca, menulis, dan mendongeng atau bercerita di depan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat 66

82 Mulyadi (2010: 125) bahwa siswa slow learner lambat dalam membaca dan lambat dalam memahami bacaan. MAR merasa minder dengan siswa lain yang mempunyai kemampuan lebih tinggi. Temuan ini mendukung pendapat Triani & Amir (2013: 13), bahwa siswa slow learner merasa minder terhadap temantemannya karena memiliki kemampuan belajar yang lamban dibanding anak normal seusianya. MAR jarang bertanya materi kepada guru akan tetapi bertanya mengenai pembacaan pada sebuah tulisan. MAR memiliki kesulitan dalam membaca dan menulis sehingga siswa slow learner bertanya kepada guru tentang apa yang tidak dapat dibacanya. Temuan ini sesuai dengan teori Mulyadi (2010: 125) bahwa siswa slow learner menunjukkan lambat dalam membaca dan kurangnya kemampuan dalam membaca. Guru sering mengulang dan mengajak untuk konsentrasi saat mengerjakan soal. MAR bertanya setelah guru mengulang beberapa kali perintah maupun instruksi. Temuan ini mendukung teori Reddy, Ramar, & Kusuma (2006: 10-11) bahwa kemampuan anak lamban belajar dalam mengingat pesan dan mendengarkan instruksi rendah. Sehingga tak jarang MAR membutuhkan pengulangan baik instruksi maupun hal yang berkaitan dengan materi pelajaran. MAR senang bercerita dengan teman-temannya. MAR berkomunikasi secara baik dengan teman-temannya menggunakan bahasa yang sederhana. Hal ini sesuai dengan teori Triani & Amir (2013: 12) bahwa siswa slow learner berkomunikasi menggunakan bahasa yang sederhana. Lawan bicaranyapun dapat berkomunikasi menggunakan bahasa sederhana juga. Ketika MAR bercerita, 67

83 teman-temannya tak jarang untuk mendengarkan bahkan menanggapi. Selain itu, MAR senang bercanda dan tak jarang menjahili teman-temannya. Temuan ini sesuai dengan teori Triani & Amir (2013: 12) bahwa beberapa siswa slow learner ada yang menunjukkan sifat humor. MAR mampu bergabung cukup baik dengan teman di luar pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Allen & Marotz (2010: ) mengenai interaksi sosial siswa SD dapat ditunjukkan salah satunya dengan bergabung dalam kelompok bermain. MAR juga sering memasuki kelaskelas hanya sekedar untuk melihat. Selain itu, MAR tak jarang bergabung dengan guru-guru pada saat istirahat di depan kantin sekolah. Temuan lain ialah MAR mengakui kekurangan yang dimiliki MAR. Hal ini sesuai dengan teori Somantri (2006: 47-49) bahwa interaksi sosial pada masa anak-anak akhir salah satunya sugestibilitas dan kontra sugestibilitas. Sugestibilitas atau kemudahan dipengaruhi oleh orang lain, bersumber pada keinginan untuk mendapat perhatian dan penerimaan lingkungannya. Sugesti dari lingkungan menyebabkan MAR mengakui bahwa MAR kurang bisa membaca. Hal ini dituliskan pada buku Pendidikan Kewarganegaraaan milik MAR. Hasil penelitian menunjukkan MAR memiliki keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. MAR menunjukkan ekspresi yang wajar ketika mendapatkan nilai. Ketika mendapatkan nilai baik, MAR menunjukkan ekspresi yang senang dan sebaliknya. Temuan ini sesuai dengan teori Allen & Marotz (2010: ) bahwa siswa SD menggunakan kata-kata dengan ekspresi wajah dan gerak tubuh 68

84 untuk mengungkapkannya. MAR tak jarang bersorak dan bergembira ketika mendapatkan nilai yang baik. Temuan lain yaitu MAR ingin diakui dalam kelompok bermain. Berdasarkan wawancara dari guru, MAR merasa cemburu ketika MAR tidak diajak bermain oleh siswa lain. Hal ini sesuai dengan teori Somantri (2006: 47-49) bahwa persaingan di antara anggota kelompok untuk memperoleh pengakuan dalam kelompok. Selain itu, MAR juga memiliki kepekaan yang berlebihan terhadap siswa lain. Somantri (2006: 47-49) menjelaskan bahwa interaksi sosial pada masa anakanak akhir salah satunya ialah memiliki kepekaan yang berlebihan. Kepekaan yang berlebihan diartikan sebagai kecenderungan untuk mudah tersinggung dan menginterpretasikan bahwa perkataan dan perbuatan orang lain sebagai ungkapan kebencian. MAR mudah tersinggung saat dijahili oleh siswa yang kurang disukai. MAR tidak memiliki rasa bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru. Hal ini sesuai dengan teori Hamalik (2008: 184) bahwa anak lambat belajar mempunyai ruang minat yang sempit. MAR kurang minat dan kurang tertarik terhadap alat sekolah baru yang dimiliki oleh temannya. Jika terdapat siswa yang memiliki alat sekolah baru, MAR lebih senang memuji siswa tersebut. MAR jarang memberikan kritik kepada siswa lain, namun ketika MAR mendapat kritik dari siswa lain terlihat membantah. MAR jarang mengungkapkan idenya. Hal ini sesuai dengan teori Mulyadi (2010: 125) bahwa siswa slow learner menunjukkan kurangnya kemampuan menyatakan ide atau mengembangkan bakat. 69

85 MAR menunjukkan ekspresi kurang senang dengan siswa lain. Ekspresi kurang senang yang ditunjukkan kepada siswa yang kurang disukai. MAR mudah emosi dan cepat putus asa dalam mengerjakan sesuatu. Temuan ini sesuai dengan pendapat Triani & Amir (2013: 11) bahwa siswa slow learner biasanya cepat patah semangat apabila terdapat suatu hal yang membuatnya tertekan atau melakukan kesalahan. Selain itu, MAR memiliki emosi yang cukup tinggi apabila diganggu dengan siswa yang tidak disukainya. Temuan ini sesuai teori Triani & Amir (2013: 11) bahwa siswa lamban belajar atau slow learner memiliki emosi yang kurang stabil. Hal ini ditandai dengan cepat marah, meledak-ledak, dan sensitif terhadap apa yang dihadapi. MAR mampu berteman baik dengan siapapun tidak membedakan kelas maupun jenis kelamin. Selain itu, MAR juga berteman dengan baik dengan siswa berkebutuhan khusus lainnya. Hal ini kurang sesuai dengan teori Triani & Amir (2013: 12) yang mengungkapkan bahwa siswa lamban belajar atau slow learner biasanya kurang baik dalam bersosialisasi. Kenyataan di lapangan, MAR menjalin hubungan dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Selain itu, MAR juga memiliki hubungan yang baik dengan guru. Teori Triani dan Amir (2013: 12) yang menyatakan bahwa salah satu hambatan siswa slow learner ialah cenderung pemalu dan menarik diri dari lingkungan sosial. MAR merasa senang ketika berkumpul dengan teman-temannya. Temuan ini menjadi salah satu penemuan yang menarik bahwa MAR yang termasuk siswa slow learner dapat bersosialisasi secara baik dengan siswa maupun guru. 70

86 MAR berusaha melerai perkelahian yang terjadi dengan cara melapor kepada guru. MAR belum mampu untuk melerai secara sendiri. Temuan ini kurang sesuai dengan teori Hamalik (2008: 184) bahwa siswa slow learner kurang memiliki kemampuan kreatif dan merencanakan. Pasalnya, MAR memiliki ide dan kemampuan untuk segera melapor saat terjadi perkelahian. MAR pernah bertengkar baik melalui kontak fisik maupun lisan. MAR bertengkar dengan cara saling memukul dan saling mengejek. Perkelahian terjadi dikarenakan adanya saling mengejek dan adu mulut baik berawal dari MAR maupun siswa lain. Temuan ini sesuai teori Mulyadi (2010: 125) bahwa siswa slow learner memiliki perilaku yang tidak produktif dan memiliki kebiasaan yang tidak baik. MAR mengancam siswa lain dengan ancaman yang masih wajar. MAR mengancam dengan alasan akan dilaporkan kepada guru. Sementara, MAR pernah mengancam siswa kelas rendah untuk memenuhi keinginannya. Hal ini sesuai dengan teori Allen & Marotz (2010: ) bahwa siswa SD masih terjadi perselisihan dan suka mengadu baik dalam permainan dua orang atau kelompok. Perselisihan tersebut dapat berupa ancaman yang diberikan baik dari diri MAR maupun dari siswa lain. MAR ikut menyalahkan orang lain yang melakukan kesalahan. Namun, saat MAR melakukan kesalahan tak jarang mencari teman untuk ikut disalahkan dan dilibatkan. Temuan ini sesuai teori Allen & Marotz (2010: ), bahwa siswa SD menyalahkan orang lain atau menciptakan alibi untuk menjelaskan kekurangannya atau kesalahannya. 71

87 E. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang berjudul Interaksi Sosial siswa Slow Learner Kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang ini memiliki keterbatasan penelitian. Keterbatasan tersebut yaitu peneliti melakukan penelitian berdasarkan data hasil assessment tanpa menggali dan meninjau lebih dalam mengenai kepastian siswa slow learner tersebut. 72

88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang menunjukkan interaksi sosial yang baik. Interaksi sosial tersebut dilakukan siswa slow learner (MAR) baik dengan siswa maupun guru. Secara lebih rinci, interaksi sosial siswa slow learner ditunjukkan melalui lima bentuk sebagai berikut: 1. Bentuk kerja sama MAR cukup baik. MAR jarang melakukan tugas piket namun MAR saling membantu ketika siswa lain mengalami kesulitan seperti tidak membawa alat tulis dan menjenguk siswa yang sakit. 2. Bentuk akomodasi, MAR menunjukkan sikap senang dan percaya diri saat tampil di hadapan umum dengan kegiatan selain membaca dan menulis. MAR memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru mengenai apa yang tidak diketahui. Selain itu, MAR bergabung dengan teman-temannya saat istirahat dan mampu berkomunikasi serta bercanda secara wajar. 3. Bentuk persaingan, MAR memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan nilai yang baik, akan tetapi MAR mudah putus asa. Hal tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan konsentrasi belajar MAR yang kurang baik. Selain itu, MAR tidak memiliki keinginan untuk bersaing alat sekolah. MAR lebih banyak memuji teman yang mempunyai alat sekolah baru. 4. Bentuk kontravensi, MAR jarang memberikan dan mengungkapkan kritik kepada siswa lain, namun MAR membantah kritik yang ditujukan kepadanya. 73

89 MAR menunjukkan ekspresi kurang senang apabila siswa lain melakukan kesalahan, namun MAR tidak membeda-bedakan dalam berteman. MAR mempunyai interaksi sosial yang baik dengan siapapun. 5. Menghadapi pertentangan, MAR berusaha mengadu dan melapor apabila terdapat siswa yang berkelahi. MAR pernah terlibat pertengkaran baik secara kontak fisik maupun lisan. MAR mengancam siswa lain masih pada tingkatan yang wajar seperti saat terdapat siswa yang akan melakukan kesalahan, MAR mengancam akan melaporkan kepada guru. Namun, ketika terdapat siswa lain yang salah, MAR ikut menyalahkan dan ketika MAR melakukan kesalahan mencari teman untuk ikut disalahkan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepala sekolah Agar lebih memahami kondisi interaksi sosial MAR (slow learner) melalui pembiasaan sikap sehingga tercipta interaksi yang lebih positif. 2. Guru Sebaiknya memberikan bimbingan kepada MAR agar MAR lebih termotivasi khususnya dalam hal yang berkaitan dengan membaca dan menulis, sehingga MAR merasa percaya diri saat diminta untuk maju membaca di depan kelas. Selain itu perlu adanya diskusi antarsiswa agar terjalin interaksi sosial yang baik. 74

90 DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. (2012). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ahmadi, R. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Allen, K.E. & Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak Perkelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta: Indeks. Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aziz, S. (2015). Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gava Media. Borah, R.R. (2013). Slow Learner: Role of Teacher and Guardians in Honing their Hidden Skill. International Journal of Educational Planning & Administration.Volume 3, Number 2. Hlm Budiyartati, S. (2004). Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar.Yogyakarta: Deepublish. Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. Chauhan, S Slow Learners: Their Psychology and Educational Programmes. ZENITH International Journal of Multidisciplinary Research Vol.1 Issue 8. Hlm Dewi, R.C., Oktiawati, A. & Saputri, L.D. (2015). Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika. Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Herimanto & Winarno. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Izzaty, R.E., Suardiman, S.P., Ayriza, Y., et al. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Kustawan, D. & Meimulyani, Y. (2013). Mengenal Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Serta Implementasinya. Jakarta: PT Luxima Metro Media. 75

91 Moleong, L.J. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. rev.ed. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus.Yogyakarta: Nuha Litera. Mumpuniarti. (2007).Pendekatan Bagi Anak Hambatan Mental.Yogyakarta: Kanwa Publisher. Nana, D. (2016). Inilah Pengakuan Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus. Malangtimes.com diakses pada tanggal 18 November 2016 pukul WIB Reddy, G.L, Ramar R., & Kusuma, A. (2006). Slow Learners: Their Psychology and Instruction. New Delhi: Discovery Publishing House. Rumini, S. (1980). Pengetahuan Subnormalitas Mental. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Santoso, S. (1999). Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara. Setiadi, E.M., Hakam, K.A. & Effendi, R. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. Shanty, M. (2012). Strategi Belajar Khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Familia. Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soekanto, S. & Sulistyowati, B. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar. rev.ed. Jakarta: Rajawali Pers. Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama. Soyomukti, N. (2016). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori dan Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, dan Kajian-Kajian Strategis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. 76

92 Sudjarwo. (2015). Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sutirna. (2013). Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV Andi Offset. Triani, N. & Amir. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar (Slow Learner). Jakarta: PT Luxima Metro Media. Yusuf, M. (2005). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar (Konsep dan Penerapannya di Sekolah maupun di Rumah). Jakarta: Depdiknas. 77

93 Lampiran 1. Pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara Interaksi Sosial Siswa Slow Learner PEDOMAN OBSERVASI INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER Nama Subjek : Hari, tanggal : Waktu : Tempat : No. Aspek Indikator Deskripsi Respon 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit 2. Bentuk akomodasi a. Senang tampil di hadapan umum b. Berani bertanya pada guru c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman 3. Bentuk persaingan a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru 4. Bentuk kontravensi a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain c. Berteman dengan siapapun 5. Menghadapi pertentangan a. Melerai teman yang berkelahi b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain 78

94 PEDOMAN WAWANCARA SISWA SLOW LEARNER Narasumber : Responden : Tempat : Waktu : Hari, Tanggal : Pertanyaan 1. Apa yang biasa kamu lakukan pada jam istirahat? 2. Apa yang kamu lakukan saat sedang berkumpul bersama teman-temanmu di sekolah? 3. Apa yang kamu lakukan saat bermain bersama teman-temanmu? 4. Apakah kamu memilih-milih dalam berteman? 5. Seberapa sering kamu berbicara ketika bersama teman-temanmu? 6. Apa yang kamu lakukan apabila kamu atau temanmu tidak membawa alat tulis? 7. Apa yang kamu lakukan saat guru memberi kesempatan tampil di depan kelas? 8. Apa yang kamu lakukan saat tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru? 9. Bagaimana sikapmu saat temanmu mengomentari apa yang kamu kerjakan? 10. Apakah kamu pernah bertengkar? 11. Apa yang menyebabkan kamu bertengkar dengan temanmu? 12. Bagaimana bentuk pertengkaran yang biasa kamu lakukan dengan temanmu? 13. Bagaimana sikapmu apabila kamu melihat temanmu berkelahi? 14. Apa yang kamu lakukan ketika mendapatkan giliran tugas piket harian? 15. Bagaimana sikapmu apabila terdapat teman yang mengejekmu? 16. Apa yang kamu lakukan jika keinginanmu tidak dilakukan oleh teman? 17. Apakah kamu pernah mengancam temanmu? 18. Adakah teman yang kamu benci? 19. Bagaimana sikapmu terhadap teman yang kamu benci? 20. Apa yang kamu lakukan jika terdapat teman yang sakit? 21. Bagaimana sikapmu apabila kamu mendapat nilai yang rendah dibanding teman-temanmu? 22. Apakah yang kamu lakukan jika temanmu mempunyai alat sekolah baru? Jawaban 79

95 PEDOMAN WAWANCARA TEMAN SISWA SLOW LEARNER Narasumber : Responden : Tempat : Waktu : Hari, Tanggal : Pertanyaan 1. Apa yang biasa siswa lakukan pada jam istirahat? 2. Apa yang siswa lakukan saat sedang berkumpul bersama teman-temannya di sekolah? 3. Apa yang siswa lakukan saat bermain bersama teman-temannya? 4. Apakah siswa memilih-milih dalam berteman? 5. Seberapa sering siswa berbicara ketika bersama teman-temannya? 6. Apa yang siswa lakukan apabila siswa lain tidak membawa alat tulis? 7. Apa yang siswa lakukan saat guru memberi kesempatan tampil di depan kelas? 8. Apa yang siswa lakukan saat tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru? 9. Bagaimana sikap siswa saat siswa lain mengomentari apa yang siswa kerjakan? 10. Apakah siswa pernah bertengkar? 11. Apa yang menyebabkan siswa bertengkar dengan siswa lain? 12. Bagaimana bentuk pertengkaran yang biasa siswa lakukan dengan siswa lain? 13. Bagaimana sikap siswa apabila melihat siswa lain berkelahi? 14. Apa yang siswa lakukan ketika mendapatkan giliran tugas piket harian? 15. Bagaimana sikap siswa apabila terdapat siswa lain yang mengejek siswa? 16. Apa yang siswa lakukan jika keinginan siswa tidak dilakukan oleh siswa lain? 17. Apakah siswa pernah mengancam siswa lain? 18. Adakah teman yang siswa benci? 19. Bagaimana sikap siswa terhadap teman yang siswa benci? 20. Apa yang siswa lakukan jika terdapat teman yang sakit? 21. Bagaimana sikap siswa apabila siswa mendapat nilai yang rendah dibanding teman-temanmu? 22. Apakah yang siswa lakukan jika siswa lain mempunyai alat sekolah baru? Jawaban 80

96 PEDOMAN WAWANCARA GURU KELAS III DAN GURU OLAHRAGA Narasumber : Responden : Tempat : Waktu : Hari, Tanggal : Pertanyaan 1. Apa yang biasa siswa lakukan pada jam istirahat? 2. Apa yang siswa lakukan saat sedang berkumpul bersama teman-temannya di sekolah? 3. Apa yang siswa lakukan saat bermain bersama teman-temannya? 4. Apakah siswa memilih-milih dalam berteman? 5. Seberapa sering siswa berbicara ketika bersama teman-temannya? 6. Apa yang siswa lakukan apabila siswa lain tidak membawa alat tulis? 7. Apa yang siswa lakukan saat guru memberi kesempatan tampil di depan kelas? 8. Apa yang siswa lakukan saat tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru? 9. Bagaimana sikap siswa saat siswa lain mengomentari apa yang siswa kerjakan? 10. Apakah siswa pernah bertengkar? 11. Apa yang menyebabkan siswa bertengkar dengan siswa lain? 12. Bagaimana bentuk pertengkaran yang biasa siswa lakukan dengan siswa lain? 13. Bagaimana sikap siswa apabila melihat siswa lain berkelahi? 14. Bagaimana kinerja siswa dalam piket harian di kelas? 15. Bagaimana sikap siswa apabila terdapat siswa lain yang mengejek siswa? 16. Apa yang siswa lakukan jika keinginan siswa tidak dilakukan oleh siswa lain? 17. Apakah siswa pernah mengancam siswa lain? 18. Adakah teman yang siswa benci? 19. Bagaimana sikap siswa terhadap teman yang siswa benci? 20. Apa yang siswa lakukan jika terdapat teman yang sakit? 21. Bagaimana sikap siswa apabila siswa mendapat nilai yang rendah dibanding teman-temanmu? 22. Apakah yang siswa lakukan jika siswa lain mempunyai alat sekolah baru? Jawaban 81

97 Lampiran 2. Hasil Observasi Interaksi Sosial Siswa Slow Learner OBSERVASI 1 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Sabtu, 4 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan Indikator a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Muncul Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR mendapatkan giliran piket tetapi MAR tidak piket. MAR meminjamkan pensil dan buku gambar kepada teman yang tidak membawa alat melukis. SDW dan SKI mengucapkan terimakasih pada MAR. Tidak ada teman MAR yang sakit namun MAR membantu siswa autis yang tidak mau berdiri untuk melaksanakan shalat dhuha. a. Senang tampil di hadapan umum MAR berebut dengan IND untuk menjadi imam shalat dhuha. Padahal bukan jadwal MAR. IND tetap bersikukuh untuk menjadi imam shalat dhuha. Guru mengingatkan MAR sehingga MAR mengalah. b. Berani bertanya pada guru MAR mengungkapkan apa yang dilakukan oleh temannya kepada guru melukis pada saat ekstrakurikuler. MAR berkata Bu punya RDH ditambah gambar Sopo Jarwo i Bu. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru Sebelum bel masuk berbunyi, MAR berkumpul dengan teman-temannya yang berbeda kelas di depan kelas IV. MAR memperlihatkan tempat pensil yang dibuatnya sendiri. Teman-teman MAR antusias dan sesekali menanggapi MAR. MAR terlihat lebih sering berkomunikasi dan asyik bercanda dengan teman-temannya. Teman-teman MAR senang dengan candaan dari MAR. Keinginan MAR dalam mendapatkan nilai bagus sudah terlihat saat MAR mengerjakan dengan sungguh-sungguh akan tetapi MAR mudah menyerah saat melihat gambaran temannya lebih bagus. MAR tidak terlihat bersaing untuk memiliki alat sekolah yang baru. 82

98 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain Tanggapan diberikan MAR kepada RDH lalu dilanjutklan kepada guru Bu punya RDH ditambah gambar Sopo Jarwo i Bu. Ekspresi MAR biasa-biasa saja kepada teman yang lain. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain c. Berteman dengan siapapun MAR nampak tidak membeda-bedakan teman. MAR sesekali bermain dengan siswa baik kelas I sampai kelas VI. Temanteman MAR merasa senang dapat bermain dengan MAR. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak ada teman yang berkelahi. b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) MAR menunjukkan pembicaraan yang wajar dengan siswa lainnya. c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam kepada teman lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR terlihat biasa saja OBSERVASI 2 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Senin, 6 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian MAR bekerja sama mengambil peralatan olahraga berupa bola kasti dan pemukul. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman Tampak MAR meminjamkan rautannya kepada SDW. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat teman yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR menjadi petugas pengibar bendera. MAR mengumandangkan adzan shalat dhuhur. b. Berani bertanya pada guru Pada saat pelajaran PKn mengenai Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan Mengenal Pancasila, MAR berani bertanya kepada guru Bu, Pancasila nomer 2 itu apa?. c. Bergabung dengan sekelompok teman Sebelum kegiatan shalat dhuha dimulai, MAR telihat di luar jam pelajaran bergabung dengan siswa dari kelas lain. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan MAR bermain lempar-lemparan sajadah dengan HEA, IND 83

99 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan teman dan KKH. a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR tampak biasa saja ketika mendapatkan nilai Pkn lebih yang baik rendah yaitu 75 daripada yang lain 97. b. Bersaing dalam kepemilikan alat MAR tidak mempunyai keinginan untuk bersaing memiliki sekolah baru alat sekolah baru. a. Memberikan dan menanggapi kritik Ketika guru tanya jawab dengan siswa, MAR memberi siswa lain penjelasan mengenai alat musik dari Lombok. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang MAR menunjukkan ekspresi kurang senang ketika terjadi dengan teman yang lain pertengkaran secara lisan dengan HEA. c. Berteman dengan siapapun MAR terlihat duduk bersama NNA siswa tunagrahita kelas IV. a. Melerai teman yang berkelahi SDW menuduh HEA menyembunyikan penggarisnya. Terlihat MAR melerai saat HEA dan SDW terlibat pertengkaran dengan saling memukul. MAR membantu SDW duduk di bangku. b. Bertengkar dengan teman melalui Saat pelajaran Olahraga antara MAR dan HEA terlibat adu kontak fisik maupun lisan (saling mulut. Ketika MAR sebagai pelempar bola dan DLV akan mengejek) memukul, HEA berkata lagi Hati-hati DLV, MAR itu jahat. Tiba-tiba bola yang dipukul masuk ke luar pagar dan HEA langsung mengambilnya. MAR : HEA bocah pasar (HEA anak pasar) sambil mengejek. HEA : Senggel po piye? Dolanan ra gelem jikuk kok (Berkelahi gimana? Mainan kasti tapi tidak mau mengambil. c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Tidak tampak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 3 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Selasa, 7 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Muncul Tidak Indikator Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Bentuk kerja a. Bekerja sama dalam mengerjakan MAR tidak mendapat giliran piket. 84

100 sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain MAR meminjamkan rautannya kepada SDW. pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Ketika IND tidak masuk sekolah, peneliti sempat bertanya kepada MAR P : Lha kamu mau menjenguk IND tidak? MAR : Iya mungkin nanti Bu. P : Kamu tau rumah IND tidak? MAR : Tau Bu, soalnya sering main bareng. a. Senang tampil di hadapan umum MAR mengumandangkan adzan tanpa ada orang yang menyuruh. b. Berani bertanya pada guru MAR aktif dalam tanya jawab dengan guru. Saat pelajaran Matematika MAR berkata Bu, langsung kasih soal aja Bu karena sudah cukup paham dengan materi tersebut. c. Bergabung dengan sekelompok teman Sebelum kegiatan shalat dhuha dimulai, MAR bermain di luar jam pelajaran dengan KKH dan MNA. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan MAR terlihat bercakap-cakap dengan HEA. teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR mendapatkan nilai 50 dan bersikap biasa saja. yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat Tidak menunjukkan rasa saingan dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain sekolah baru. SDW bermain-main rautan hingga pensilnya menjadi pendek sehingga diingatkan oleh MAR Nanti boros lho, kalau boros temennya setan. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain MAR menunjukkan ekspresi tidak senang untuk maju bercerita Bahasa Jawa. Gak bisa Bu kata MAR sambil menggaruk-garuk kepala. MAR juga menunjuk-nunjuk HEA untuk maju. c. Berteman dengan siapapun MAR bermain sulap-sulapan dengan SDW siswa autis. a. Melerai teman yang berkelahi MAR dan HEA yang terlibat pertengkaran saat akan pelajaran TIK. b. Bertengkar dengan teman melalui Terlibat adu mulut antara MAR dan HEA berawal HEA kontak fisik maupun lisan (saling yang mengejek terlebih dahulu kemudian MAR berkata mengejek) MAR : Matematika ra iso, ra tau mlebu sisan (Matematika tidak bisa, jarang masuk sekolah juga) HEA : Moco ba bi bu, dibanting we nangis kok (Membaca saja dieja, dibanting juga nangis kok) 85

101 c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam teman yang lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Saat pelajaran sedang berlangsung, MAR dan HEA menyanyikan sebuah lagu dari tempat duduknya. Kemudian guru mengingatkan agar tidak menyanyi. MAR menunjuk HEA HEA kok Bu padahal MAR sama-sama ikut menyanyi. OBSERVASI 4 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Rabu, 8 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR tidak melakukan tugas piket padahal gilirannya. Tidak tampak siswa yang meminjam alat milik MAR. Peneliti bertanya kepada MAR P : Kemarin kamu jadi jenguk IND tidak? MAR : Jadi Bu P : Sama siapa? MAR : Sendiri Bu. Pulang sekolah P : IND sakit apa? MAR : Masuk angin Bu. a. Senang tampil di hadapan umum MAR mengumandangkan adzan shalat dhuhur tanpa disuruh. b. Berani bertanya pada guru Saat pelajaran Agama, MAR bertanya kepada guru Agama apa yang MAR kurang paham. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik MAR ikut bergabung dengan siswa kelas VI bernama RDH. MAR membantu SDW mengumpulkan buku SDW dengan berkata Tak bawain ya? MAR tampak biasa saja saat banyak kesalahannya pada soal Agama. 86

102 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan b. Bersaing dalam kepemilikan alat Tidak tampak mempertunjukkan apa yang MAR miliki. sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik Saat mengantarkan SDW, MAR meminta SDW untuk tetap siswa lain di sekolah sebelum ada yang menjemput. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang MAR tidak menampakkan ekspresi kurang senang dengan dengan teman yang lain siswa lain. c. Berteman dengan siapapun MAR membantu mengantar SDW yang kesasar di pasar untuk kembali ke sekolahan. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi perkelahian baik secara fisik maupun secara kontak fisik maupun lisan (saling lisan. mengejek) c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak tampak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 5 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Kamis, 9 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan a. Bekerja sama dalam mengerjakan Setelah pelajaran SBK, siswa kelas III menyapu bersama tugas piket harian termasuk MAR. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR meminjamkan rautannya kepada SDW saat pelajaran Qur an dan Hadits. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat siswa yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR tampak kurang percaya diri saat kulma bersama HEA setelah shalat dhuhur. MAR tidak menyampaikan dan membaca kulma tetapi MAR hanya membuka salam, memperkenalkan diri dan menutup salam. b. Berani bertanya pada guru Saat pelajaran Matematika, MAR terlihat aktif dalam tanya jawab yang dilakukan oleh guru. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran Sebelum shalat dhuha dimulai, MAR bermain dengan KKH. 87

103 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain MAR menceritakan kejadian kemarin saat sepulang sekolah. SDW kesasar ke pasar karena belum ada yang menjemput. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, MAR mendapatkan nilai 40, HEA 80 dan SDW 60. Tidak tampak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah. MAR memberikan respon saat bercerita mengenai SDW yang kesasar di pasar. Karena SDW meminjam rautan terlalu lama, MAR meminta rautan tersebut. Ekspresi MAR tampak cemberut saat SDW meminta rautannya dan melapor kepada guru. c. Berteman dengan siapapun Pelajaran Qur an Hadits digabung antara siswa kelas III dan kelas V. MAR tampak senang dapat berinteraksi dengan kelas yang lain. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) Tidak terjadi perkelahian baik secara fisik maupun secara lisan. c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak tampak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 6 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Jumat, 10 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek 1. Bentuk kerja sama Indikator a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman Muncul Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan Kerja sama MAR tampak pada saat kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathon. MAR menjadi ketua kelompok dan memimpin teman-temannya. Sebelum kegiatan tari, MAR juga menyiapkan peralatan seperti kabel dan sound. Tidak tampak ada teman yang meminjam benda kepada MAR. 88

104 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat teman yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR tampak senang saat menjadi imam shalat dhuha. b. Berani bertanya pada guru MAR aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru saat pelajaran IPA mengenai sumber energi. Di tengah-tengah pelajaran IPA, MAR menghampiri peneliti dan bertanya Bu ini caranya gimana to? sambil menyodorkan bukunya. Akhirnya sama guru kelas diingatkan. c. Bergabung dengan sekelompok teman MAR bergabung dengan teman-teman yang mengikuti di luar jam pelajaran kegiatan ekstrakurikuler menari saat istirahat menari. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan MAR bercanda dengan IND dengan bermain petak umpet di teman kelas. Saat IND yang jaga, MAR bersembunyi di dalam tikar yang digulung. a. Bersaing untuk mendapatkan nilai Saat pelajaran Matematika, MAR mengerjakan soal dan yang baik benar semua. b. Bersaing dalam kepemilikan alat Tidak menampakkan rasa bersaing kepemilikan alat sekolah. sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik Saat dibuat diskusi di meja guru, MAR dan IND saling siswa lain tanya-menanya. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang MAR tidak menunjukkan ekspresi kurang senang dengan dengan teman yang lain teman. c. Berteman dengan siapapun MAR berteman dengan siswa kelas yang lain. Hal ini ditunjukkan saat kegiatan ekstrakurikuler menari. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi perkelahian. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak tampak mengancam. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Saat guru masuk kelas dan bertanya, G : Siapa yang tadi berantakin meja guru? MAR : SDW Bu, tadi juga mindah obat nyamuk G : Makanya jangan diberikan sama SDW. Kemarin SBK jadi melanjutkan tidak ya? MAR : Tidak, pada guyon Bu. 89

105 OBSERVASI 7 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Sabtu, 11 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR tidak mendapatkan giliran piket padahal jadwal piketnya. MAR meminjamkan crayon miliknya kepada IND. Tidak tampak ada siswa yang sakit. Saat SDW tidak mau berdiri untuk shalat dhuha, MAR membantu SDW. 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi a. Senang tampil di hadapan umum MAR disuruh guru untuk maju tilawah surat Al Kautsar karena tidak ada yang berani maju. b. Berani bertanya pada guru MAR bertanya kepada guru mengenai apa yang diterangkan. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain Saat istirahat, MAR jajan dan duduk-duduk dengan siswa kelas lain dan beberapa guru di depan kantin. Kemudian ke lapangan dan pergi ke kelas V. MAR tampak berkomunikasi secara aktif saat duduk-duduk di depan kantin bersama beberapa guru. G : Uang sakumu berapa MAR? MAR : 17 ribu G : Lha kok banyak. Jajannya juga banyak, mending bawa bekal MAR : Nek gak iwak enggak Bu. Tapi oseng-oseng juga doyan (Kalau lauknya tidak ayam tidak kok Bu. Tapi osengoseng juga suka) MAR bersungguh-sungguh saat mewarnai dan diberikan komentar bagus oleh guru. Saat pelajaran IPS, MAR juga mendapatkan nilai 100 pada PRnya. MAR tidak tampak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah. MAR memberikan respon yang bagus saat MAN meminta pendapat MAR. MAR berkata Bagus kok sambil memberikan jempol kepada MAN. 90

106 5. Menghadapi pertentangan b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Saat MAR menaiki pagar tembok, MAR tampak marah kepada NNA yang tiba-tiba menepuk punggung MAR. MAR melototkan matanya dengan menghadap kepada NNA c. Berteman dengan siapapun MAR berteman dengan siapapun terlihat aktivitasnya saat istirahat. MAR bermain bola di lapangan bersama IND. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terdapat perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi pertengkaran. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak tampak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak menyalahkan siswa lain. OBSERVASI 8 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Senin, 13 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan a. Bekerja sama dalam mengerjakan MAR membantu membereskan peralatan olahraga. tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR meminjamkan bolanya untuk olahraga. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat teman yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR senang sebagai petugas pengibar bendera. b. Berani bertanya pada guru MAR memberitahu kepada guru mengenai NNA yang rakaat shalatnya kurang satu. MAR berkata Bu, NNA kurang satu rakaat. MAR juga tampak bertanya pada guru saat pelajaran Bahasa Inggris Bu, yang bawah sendiri itu bagaimana?. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman Setelah jajan, MAR duduk-duduk di depam kelas IV bersama siswa di antaranya siswa kelas I, II, III, dan IV. Saat istirahat, MAR jajan dan bergabung dengan temanteman. MAR bercerita kalau MAR masih sering ngompol. MAR : Aku masih sering ngompol lho 91

107 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan IND : Ih ih MAR : Ndisik kan wis tau tak ceritani to? (Dulu kan aku pernah cerita kan? P : Lho sudah besar kok masih sering ngompol? MAR : Iya kalau siangnya lari-lari a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR tampak mudah menyerah dan mengakui kalau tidak yang baik bisa membaca. b. Bersaing dalam kepemilikan alat MAR tidak bersaing dengan siswa lain untuk memiliki alat sekolah baru sekolah yang baru. a. Memberikan dan menanggapi kritik Saat ada teman yang bertanya pelajaran selanjurtnya, MAR siswa lain memberikan tanggapan yang baik. MAR bercerita kegiatan dari pagi sampai malam. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang MAR menunjukkan raut wajah yang kurang senang ketika dengan teman yang lain olahraga tidak sesuai dengan keinginannya. c. Berteman dengan siapapun Saat istirahat, MAR tampak duduk-duduk tidak hanya dengan teman sekelas tetapi siswa berbeda kelas. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi perkelahian. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR mengatakan kepada NNA yang ngompol di kamar memenuhi keinginannya mandi setelah ganti baju Tak bilangke Pak WKN lho d. Menyalahkan orang lain MAR tidak menyalahkan siswa lain. OBSERVASI 9 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Selasa, 14 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian MAR mengerti kalau kapurnya habis sehingga segera menuju ke kantor untuk mengambil kapur papan tulis. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR meminjamkan penggaris segitiga kepada SDW. c. Merawat atau menjenguk teman yang Tidak terdapat siswa yang sakit. 92

108 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain sakit a. Senang tampil di hadapan umum MAR tampak senang menjadi imam shalat dhuha. MAR berani maju ke depan kelas untuk menunjukkan sudut saat pelajaran Matematika. b. Berani bertanya pada guru MAR bertanya kepada guru mengenai soal yang tidak dipahami. c. Bergabung dengan sekelompok teman Saat istirahat, MAR jajan bersama KKH. MAR duduk-duduk di luar jam pelajaran di depan kantin bersama siswa lain dan beberapa guru. MAR menuju ke lapangan dan bermain bola dengan KKH. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan MAR berkomunikasi dengan beberapa guru yang dudukduduk di kantin saat istirahat. MAR mendapatkan nilai ulangan Matematika 92 lebih tinggi dari SDW 88. Jawaban ulangan Matematika milik MAR hanya salah satu nomor saja. MAR merasa senang dengan nilai yang didapat dan bersorak Yee dapat 92 MAR biasa saja dengan apa yang dimilikinya. MAR tampak biasa saja dalam menanggapi siswa lain. Saat pelajaran TIK, guru memerintahkan siswa untuk menuliskan nama teman sekelasnya. MAR menuliskan nama HEA di kolom kelas I. kemudian diingatkan oleh guru. c. Berteman dengan siapapun MAR masuk ke kelas IV dan kelas V sekedar untuk menghampiri dan melihat apa yang dilakukan siswa kelas IV dan V. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak tampak perkelahian yang dilakukan oleh siswa lain. b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) Terlibat pertengkaran dengan SLV karena MAR yang menjahili SLV terlebih dahulu. MAR memulai dengan mencoret-coret kertas SLV. Kemudian MAR minta maaf pada SLV tetapi masih tetap jahil. MAR tidak membalas tindakan SLV. c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR biasa saja tidak menyalahkan siswa lain. 93

109 OBSERVASI 10 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Kamis, 16 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan a. Bekerja sama dalam mengerjakan MAR tidak mendapatkan giliran piket tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain MAR tidak tampak meminjamkan benda yang dimilikinya pada teman kepada teman. c. Merawat atau menjenguk teman yang Tidak tampak menjenguk siswa yang sakit. sakit a. Senang tampil di hadapan umum MAR sebagai imam shalat dhuha dan memimpin temantemannya untuk murojaah. b. Berani bertanya pada guru MAR mencatat dan berani bertanya kepada guru Agama mengenai tulisan surat Adh-Dhuha. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain Saat istirahat, MAR ikut berkumpul dengan siswa kelas I yang sedang duduk-duduk. Tiba-tiba MAR memberitahu peneliti Bu, GHN itu pacarnya SFR lho. MAR tampak senang saat bermain dengan KKH dan MAN setelah selesai murojaah. MAR tampak bersemangat dan aktif ketika pelajaran Matematika. MAR tampak biasa saja tidak menunjukkan alat sekolah yang baru. MAR memberikan sarannya ketika menyoraki siswi kelas V yang mendongeng dengan berkata Suarane sing sero (Suaranya yang keras) b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain MAR tampak biasa saja saat siswa lain mengatakan gundulmu c. Berteman dengan siapapun Setelah murrojaah, MAR tampak ikut bergabung dengan siswi kelas V dan VI. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi perkelahian. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak mengancam. 94

110 memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Saat salah seorang siswi latihan mendongeng, MAR ikut menyoraki karena suara kurang keras. OBSERVASI 11 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Jumat, 17 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan Saat diadakan bersih-bersih di lingkungan sekitar sekolah, MAR tampak saling membantu dengan siswa yang lain. MAR mendapat jatah untuk membersihkan depan sekolahan bersama KKH, IND, MNA, FRA. Kerja sama yang baik ditunjukkan oleh MAR ketika mencabut rumput bersama. Saat mengambil tempat sampah MAR merasa kesulitan sehingga MAR menali tepi sampah agar mudah didorong. MAR menyediakan tempat sampah sebagai pembuangan sampah maupun kotoran oleh teman-temannya. MAR segera baris di depan dan menyiapkan teman-temannya saat Hizbul Wathon. MAR meminjamkan sepedanya kepada KKH untuk menemaninya pulang mengambil buku Hizbul Wathon. MAR tidak tampak merawat atau menjenguk siswa yang sakit namun saat SDW tidak mau berdiri di barisan, MAR membantunya berdiri. a. Senang tampil di hadapan umum Bel berbunyi yang menandakan akan pelajaran. MAR memimpin doa dengan diperintah oleh guru. Saat senam, MAR dengan beberapa temannya baris di depan untuk memberi contoh kepada teman yang lain. b. Berani bertanya pada guru Itu nomer 4 energi gerak to Bu? tanya MAR kepada guru kelas III. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman Saat istirahat, MAR jajan dan meminta tolong KKH untuk menemani pulang mengambil buku HW. MAR berkomunikasi secara baik dengan timnya. MAR merasa senang saat permainan di akhir kegiatan Hizbul 95

111 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Wathon. Tidak terlihat bersaing dalam mengerjakan soal dan mendapatkan nilai. Tidak tampak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah. Ketika terdapat siswa kelas I yang datang terlambat, MAR mengungkapkan kepada KKH Delok JHN, shalate suwe (lihat JHN, shalatnya lama). Saat disuruh menulis di kegiatan Hizbul Wathon, MAR tampak sedih. Aku raiso nek didekte (Aku tidak bisa kalau didikte) kata MAR. MAR beberapa kali mencoba tetapi siswa yang mendiktekan materi menurut MAR terlalu cepat. MAR putus asa dan tidak melanjutkan menulis. c. Berteman dengan siapapun MAR menjalin pertemanan dengan siapapun. Hal ini tampak saat MAR bermain di dalam tim. a. Melerai teman yang berkelahi MAR tidak tampak melerai teman. b. Bertengkar dengan teman melalui MAR sempat emosi dan akan memukul ISN (siswa kelas II). kontak fisik maupun lisan (saling MAR langsung memberitahu guru dan meredamkan emosinya mengejek) sehingga tidak jadi memukul. c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak terlihat mengancam siswa lain. OBSERVASI 12 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR bekerja sama saat kegiatan ekstrakurikuler memasak. MAR membeli arang bersama KKH. MAR tampak melakukan apa yang diperintah guru untuk mengocok telur. MAR meminjamkan sepedanya kepada KKH untuk membeli arang bersama. MAR membantu SDW berdiri saat akan dimulainya shalat dhuha. 96

112 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan a. Senang tampil di hadapan umum MAR tampak biasa saat berada di hadapan teman-temannya. b. Berani bertanya pada guru MAR bertanya kepada guru mengenai soal yang dikerjakan Ini gima to Bu, rom III nomer 2?. Selain itu, MAR juga bertanya Bu, aku gak bisa nomer 4. c. Bergabung dengan sekelompok MAR bergabung dengan beberapa siswi kelas V dan VI di teman di luar jam pelajaran mushola sambil menunggu shalat dhuha dimulai. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman MAR berkata kepada peneliti Bu, sekarang aku ikut masak lho Bu, gak ikut lukis lagi. a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR mendapatkan nilai PKn 44 sedangkan teman-teman yang yang baik lain mendapat nilai di atas MAR, IND 72 dan SDW 50. b. Bersaing dalam kepemilikan alat MAR tidak tampak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah sekolah baru baru. a. Memberikan dan menanggapi kritik Saat di kamar mandi, MAR memberitahu AT siswa kelas II siswa lain dengan berkata AT resleting mu belum ditutup. b. Menunjukkan ekspresi kurang MAR tidak menunjukkan raut wajah yang kurang senang senang dengan teman yang lain terhadap siswa lain. Malah sebaliknya, MAR terlihat senang saat siswa lain tidak jadi mendapatkan nilai 100. c. Berteman dengan siapapun Saat istirahat, MAR terlihat duduk-duduk dan bergabung dengan VAA, DND, SYF, dan IND di depan perpustakaan. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terjadi perkelahian. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak tampak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak tampak menyalahkan siswa lain. OBSERVASI 13 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Senin, 20 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR tidak mendapatkan giliran piket akan tetapi saat disuruh guru olahraga untuk mengambilkan bola yang digiring siswa lain MAR mematuhinya. 97

113 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR menawarkan minuman kepada KKH setelah selesai olahraga. MAR : Ngombe ra KKH? (Minum tidak KKH?) KKH : Gowo po? (Kamu bawa) MAR : Gowo, iki ana lho (Bawa, ini ada kok) Tidak tampak merawat siswa yang sakit. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit a. Senang tampil di hadapan umum MAR sebagai petugas pengibar bendera. b. Berani bertanya pada guru MAR berani bertanya pada guru saat pelajaran olahraga. MAR bertanya Itu gaya apa Pak? c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Saat istirahat, MAR berkumpul dengan teman-temannya seperti KKH dan siswi kelas IV. MAR tampak ngobrol dengan KKH. MAR mendapat nilai ulangan IPS 68 lebih rendah dari siswa lain. Latihan soal Bahasa Inggris lagi-lagi MAR mendapat nilai paling rendah yaitu 80, sementara HEA 100 dan IND 85. Tidak menunjukkan rasa saing dalam memiliki alat sekolah baru. MAR memberitahu KKH saat ELS sebagai petugas pengibar bendera memakai kaos kaki tidak berwarna putih. MAR melihat kliping IPS milik IND dan memberikan komentar Iki aku duwe ning omah Lombok (Ini aku punya di rumah Lombok) sambil menunjuk salah satu gambar. MAR menunjukkan raut muka sebal kepada HEA. MAR mengatakan Ning ra ana sik takon kok HEA (Tetapi tidak ada yang tanya kok HEA). c. Berteman dengan siapapun MAR berteman baik dengan kelas IV saat olahraga. a. Melerai teman yang berkelahi MAR tidak tampak melerai perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Terjadi adu mulut dengan HEA saat di ruang komputer kontak fisik maupun lisan (saling diperlihatkan video tentang berbagai jenis gaya renang. Tibatiba mengejek) HEA berkata sebagai berikut. HEA : Aku lek latihan renang nang golfan ana blumbange (Aku kalau latihan renang di dekat golfan ada kolam) MAR : Ra takok kok (Tidak tanya kok) HEA : Aku ming ngomong kok (Aku hanya bilang kok) MAR : Ning ra ana sik takon kok HEA (Tetapi tidak ada 98

114 yang tanya kok HEA) c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Tidak tampak mengancam siswa lain. OBSERVASI 14 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Selasa, 21 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan Ketika guru menyuruh untuk mengambil kain pel karena bocor, MAR melaksanakannya. MAR menawarkan payungnya kepada KKH dengan berkata Gonaku ya ana kuwi nang njobo (Punyaku juga ada itu di luar) Tidak tampak menjenguk teman yang sakit. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit a. Senang tampil di hadapan umum MAR mengumandangkan adzan shalat dhuhur. MAR juga rebutan dengan RDH ketika akan iqomah. b. Berani bertanya pada guru Pada saat pelajaran Bahasa Jawa mengenai Aksara Jawa, MAR bertanya kepada guru apa yang kurang dimengerti Bu, yang ini gimana buatnya?. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain MAR bergabung dengan siswa kelas I. MAR bertanya-tanya tentang gambaran yang ditempel di tembok kelas I. MAR bercanda dan bermain gosok-gosokkan dengan SDW. MAR mendapat nilai 100 pada soal latihan Matematika. MAR tidak menunjukkan rasa bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru. MAR mengajari SDW menggambar sudut. Ketika SDW menggigit punggung MAR, MAR tampak murung dan cemberut. 99

115 5. Menghadapi pertentangan c. Berteman dengan siapapun Setelah adzan, MAR bermain dengan RDH siswa kelas VI. a. Melerai teman yang berkelahi MAR tidak tampak melerai karena tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Ketika MAR akan menghapus papan tulis, SDW tidak kontak fisik maupun lisan (saling mengijinkannya. Kemudian SDW menggigit punggung mengejek) MAR. MAR tidak membalas. Saat pelajaran Bahasa Jawa, MAR : Pa dha ja ya nya (menyanyi sambil mengarahkan wajahnya ke SDW yang duduk sebelahan) SDW : (langsung memukul MAR) MAR : SDW kok nakal to? SDW : Enggak nakal (sambil memukul lagi telinga MAR) MAR : Baik ding, SDW baik banget kok MAR tidak membalas. MAR tampak melapor kepada pendamping SDW Mbak, ini SDW nakal saat menggigit punggung MAR. c. Mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR menyalahkan SDW karena SDW memang salah namun tidak sampai adu mulut. OBSERVASI 15 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Rabu, 22 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Muncul Tidak Indikator Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Bentuk kerja a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas MAR mendapat giliran piket tetapi tidak melakukan sama piket harian piket. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR tampak meminjamkan plastik bungkus busur kepada SDW. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat teman yang sakit. 2. Bentuk a. Senang tampil di hadapan umum MAR tampak biasa saja. akomodasi b. Berani bertanya pada guru MAR merespon tanya jawab yang dilakukan oleh guru. G : Siapa yang di rumah sering menyetrika pakaian? MAR : (mengacungkan jari) Ibu saya sering nyetrika 100

116 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Bu Pada waktu istirahat, MAR segera menuju ke kantin untuk jajan tempura dan duduk dengan salah seorang guru. MAR masuk ke kelas IV sekedar melihat-lihat saja. MAR bercerita pada RHM mengenai tulisan arab di tangannya. MAR tampak biasa saja. MAR tidak mempunyai rasa bersaing dalam kepemilikan alat sekolah. Saat guru menawarkan kepada siswa untuk menghapus papan tulis, antara IND dan MAR saling tunjuk menunjuk. c. Berteman dengan siapapun MAR bermain dengan SDW siswa autis. MAR dan SDW bermain gosok-gosokkan antara plastik bungkus busur yang digosokkan ke rambut. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui kontak Tidak terjadi perkelahian. fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk memenuhi Tidak tampak mengancam siswa lain. keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak tampak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 16 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Kamis, 23 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan MAR tidak mendapat gilliran piket. Awalnya MAR meminjamkan tuding (penunjuk membaca arab) kepada SYF siswi kelas I namun MAR akhirnya 101

117 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan memberikannya. MAR juga berjanji kepada temannya SYF bernama DND Buat DND besok ya?. MAR juga meminjam busur milik IND saat pelajaran Matematika karena busur milik MAR rusak. MAR juga meminjam gunting milik SDW saat pelajaran SBK. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak terdapat siswa yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum Saat pelajaran Bahasa Indonesia mengenai menuliskan pengalaman kemudian dilanjutkan membacakan pengalaman. MAR maju ke depan tanpa disuruh oleh peneliti saat ditinggal guru rapat. Bu saya sudah, saya maju dulu ya? kata MAR. MAR membacakan pengalamannya yang berjudul Rekreasi ke Rindam. MAR berusaha membaca meskipun terbata-bata. b. Berani bertanya pada guru MAR bertanya kepada guru Agama saat pelajaran saat pelajaran Agama. MAR maju ke depan dan bertanya kepada guru Apa ini Pak? sambil menunjukkan huruf wau. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran MAR masuk ke kelas IV di sela-sela ganti pelajaran. MAR bergabung bersama siswa kelas IV. MAR mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikan infaq di kelas IV. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman Saat istirahat, MAR bercanda dengan siswa kelas IV. a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR tampak biasa saja dengan apa yang didapatkannya. yang baik b. Bersaing dalam kepemilikan alat MAR tidak tampak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru sekolah yang baru. a. Memberikan dan menanggapi kritik Ketika SDW menangis gara-gara ingin menyanyikan terus siswa lain lagu Sungguh Senang, MAR memberikan tanggapan Bu pindah dan tinggal ke perpus saja. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang MAR tampak kurang senang saat IND menunjuk MAR dengan teman yang lain untuk maju terlebih dahulu. MAR kemudian membalas menunjuk IND. c. Berteman dengan siapapun MAR terlihat berkomunikasi baik dengan siswi kelas I SYF dan DND. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terjadi perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak tampak bertengkar baik secara fisik maupun secara 102

118 kontak fisik maupun lisan (saling lisan. mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak tampak mengancam teman lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 17 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Jumat, 24 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan Kerja sama MAR ditunjukkan saat kegiatan Hizbul Wathon. MAR ikut andil dalam menali untuk membuat tiang bendera bersama teman-temannya. Setelah selesai senam dan makan getuk bersama, MAR mengambil plastik dan mengumpulkan sampah. MAR meminjamkan sepedanya kepada temannya. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman c. Merawat atau menjenguk teman yang Tidak tampak dalam merawat atau menjenguk teman yang sakit sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR tidak malu untuk ambil bagian menjadi imam shalat dhuha. b. Berani bertanya pada guru Saat pelajaran Bahasa Indonesia, MAR bertanya kepada kepada guru Membuat puisi keindahan alam ya Bu?. MAR tampak aktif merespon tanya jawab yang dilakukan oleh guru. c. Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran d. Berkomunikasi dan bercanda dengan teman a. Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik Sebelum shalat dhuha dimulai, MAR terlihat bergabung dengan IND, KKH dan RZK. Bermain di taman bermain dengan ATH dan JHN MAR aktif dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. MAR tampak senang saat bercanda sebelum shalat dimulai. MAR mudah menyerah saat guru memberikan tugas menyalin puisi di kertas HVS. MAR tidak termotivasi dengan teman-temannya yang sedang menyalin puisi. Peneliti sempat bertanya 103

119 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan b. Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain Mengapa kamu tidak melanjutkan menyalin puisi? Gak bisa Bu kata MAR. MAR memakai sepatu baru. Ketika diberikan saran mengenai tali sepatu yang seharusnya dimasukkan ke dalam oleh salah satu wali siswa, MAR menjawab Gak papa gini aja kok, kalau rusak ya beli lagi sambil ketawa. MAR tidak memamerkan alat sekolah yang dipunya kepada teman-temannya. Kritik yang diberikan oleh MAR kepada RDH saat menali. MAR mengucapkan Ngene ki lho lek nail (Begini ini nalinya) sambil mempratekkannya. MAR tidak menunjukkan ekspresi kurang senang dengan siswa lain. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain c. Berteman dengan siapapun MAR tampak duduk dengan RZK siswa kelas I. a. Melerai teman yang berkelahi Perkelahian terjadi di kelas I antara GHN dan JHN. Ketika diberitau oleh salah satu siswa kelas I yang melapor ke guru kelas III, MAR juga ke kelas I dan langsung lari menuju kantor untuk melapor ke guru kelas I yang masih ada di kantor. b. Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) MAR tidak tampak bertengkar akan tetapi sebelum shalat dhuha MAR menendang kaki IHS siswa kelas II karena tidak bisa tenang. Tidak terjadi perkelahian. c. Mengancam teman lain untuk Tidak tampak mengancam siswa lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain Tidak tampak menyalahkan orang lain. OBSERVASI 18 Nama Subjek : MAR Hari, tanggal : Senin, 27 Februari 2017 Waktu : WIB Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang No. Aspek Indikator Muncul 1. Bentuk kerja sama a. Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian Tidak Muncul Deskripsi Hasil Pengamatan Kerja sama yang dilakukan MAR tampak saat menjadi petugas pengibar bendera bersama KKH dan IND. b. Meminjamkan alat tulis atau benda lain Meminjamkan bola pada teman-temannya saat pelajaran 104

120 2. Bentuk akomodasi 3. Bentuk persaingan 4. Bentuk kontravensi 5. Menghadapi pertentangan pada teman olahraga. c. Merawat atau menjenguk teman yang sakit Tidak ada teman yang sakit. a. Senang tampil di hadapan umum MAR menjadi imam shalat dhuha. MAR mengumandangkan adzan saat shalat dhuhur tiba. b. Berani bertanya pada guru Saat pelajaran Bahasa Inggris, MAR bertanya kepada guru Bu nomor 2 apa to Bu?. MAR bertanya ketika menemukan kata atau kalimat yang tidak dipahami. c. Bergabung dengan sekelompok teman MAR menuju kelas IV saat istirahat. Kemudian MAR ikut di luar jam pelajaran bergabung dengan SLV, ELS dan KKH. d. Berkomunikasi dan bercanda dengan Setelah mengumandangkan adzan, MAR bercanda dengan teman beberapa teman untuk menunggu shalat dhuhur dimulai dan guru sebagai imam shalat datang. a. Bersaing untuk mendapatkan nilai MAR tampak mudah menyerah dan mengucapkan Gak yang baik bisa e Bu saat mengerjakan soal Bahasa Inggris. b. Bersaing dalam kepemilikan alat MAR tidak memamerkan alat sekolah yang dipunya kepada sekolah baru a. Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain teman-temannya Ketika olahraga dimulai, MAR menanggapi saat temannya mengajak bermain bola. MAR berkata Aku tak jadi wasit ya? Anda siap? Anda siap? Go. b. Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Tidak menunjukkan ekspresi yang kurang senang kepada teman lain. c. Berteman dengan siapapun MAR menuju kelas IV untuk bermain di sana. a. Melerai teman yang berkelahi Tidak terdapat perkelahian. b. Bertengkar dengan teman melalui Tidak terdapat pertengkaran baik secara fisik maupun lisan. kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) c. Mengancam teman lain untuk MAR tidak mengancam teman lain. memenuhi keinginannya d. Menyalahkan orang lain MAR tidak menyalahkan orang lain. 105

121 Lampiran 3. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Interaksi Sosial Siswa Slow Learner TRANSKRIP DAN REDUKSI HASIL WAWANCARA INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER Narasumber : MAR Tempat : Di Ruang Kelas III Waktu : WIB Hari, Tanggal : Jumat, 3 Maret 2017 Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Biasanya kalau jam istirahat kamu ngapaian? Jajan di kantin terus makan. MAR jajan saat istirahat kemudian main ke Terus jajannya sama siapa? Sendiri kadang sama IND, KKH. Kalau sama HEA enggak. kelas lain. Main di kelas lain gak? Iya kelas IV, kelas V. Biasanya mainnya sama siapa? IND, KKH, MAN, MNA, SLV, SYF. Itu kamu ngapain di kelas lain? Ya lihat-lihat aja njuk pergi. Kenapa tidak sama HEA? Gak papa males aja. Kalau melihat teman-teman sedang berkumpul apa yang Yo makan sama ikut. Ikut bergabung sambil makan jajanan. kamu lakukan? Apakah kamu memilih-milih teman? Enggak. MAR tidak memilih-milih dalam berteman. Lha sama siapa bertemannya? IND, yang enggak HEA udah begitu tok. Kalau sama siswa lain? Ya berteman biasa. Kalau kamu sering bermain sama anak yang tunagrahita Iya kadang-kadang. gak? Kamu punya banyak teman? Iya dari kelas I sampai kelas VI. MAR mempunyai banyak teman dan sering Biasanya sama siapa kalau kumpul? KKH, IND, aku berkumpul dengan KKH dan IND. HEA gimana? Enggak. Biasanya aku sendiri. Kamu juga sering main sama HEA kan? Itu pura-pura. Kalau sedang berkumpul kamu sering cerita gak? Iya (mengangguk). MAR bercerita saat berkumpul. Didengarkan gak? Didengerin. Biasanya cerita? Ya cerita-cerita di Lombok. Kalau ada siswa yang bercerita kamu gimana? Ndengerin. MAR mendengarkan saat siswa lain bercerita Memberikan komentar tidak? Enggak. Biasa aja. dan berbicara seperlunya. 106

122 Seberapa sering kamu berbicara dengan teman-temanmu? Enggak sering. Seperlunya aja. Kalau ada siswa lain yang mengejek kamu gimana? Ya dibiarin. Tapi kalau sama HEA tak ejek kembali. kalau sama yang lain kelas I sampai MAR tidak membalas mengejek pada siswa lain kecuali dengan HEA. VI enggak. Apa yang kamu lakukan apabila temanmu tidak membawa Meminjamkan. MAR meminjamkan alat tulis kepada siswa alat tulis? lain dan berani meminjam saat tidak Lha kemarin waktu SDW mau pinjam rautan, sama kamu disembunyikan to? Itu sudah sedikit rusak. Dulu yang satu dirusake sama SDW. membawa alat tulis. Terus kalau kamu gak bawa alat tulis, kamu gimana? Pinjem ke teman, biasanya ke IND. Kalau IND gak bawa ya aku pinjemi. Sikap kamu saat guru memberi kesempatan tampil di depan kelas gimana? Merasa senang. MAR merasa senang saat guru memberi kesempatan maju di depan kelas. Apa yang kamu lakukan jika tidak memahami materi dari guru? Diem. MAR bertanya pada guru saat tidak bisa membaca. Kalau ada yang gak bisa baca diem? Nek itu bertanya. Bagaimana sikapmu saat temanmu mengomentari apa yang kamu kerjakan? Kalau mengomentari ya dibenerin misal tulisan saya yang salah. MAR mengakui kesalahannya dari komentar siswa lain. Kamu pernah bertengkar tidak? Pernah dulu waktu ada FAI. MAR pernah terlibat kontak fisik dan kontak Itu bertengkarnya gara-gara apa? Karena FAI ngajak gelut (berkelahi). lisan dengan FAI dan HEA. Berarti FAI menantang kamu, terus kamu mau? Yo enggak, tapi dijiwit-jiwit lama njuk tak balas njuk bales lagi, tak bales. Itu sudah berapa kali? Dua kali. Yang pertama diejek-ejek dipukul. Terus ngajak gelut nantang to pakai serok sampah. FAI pakai itu. Aku gak apa-apa. Selain sama FAI, pernah bertengkar sama siswa lain gak? Pernah sama HEA. Gara-gara apa? HEA mengejek-ejek. Kayak kemarin. Bagaimana sikapmu apabila kamu melihat temanmu Memisah. MAR memisah siswa yang berkelahi. berkelahi? Memang pernah ada yang bertengkar? Iya temen saya di rumah berkelahi, njuk tak pisah. Kamu pernah memisah siapa? Tetangga rumah kok. Kalau dapat tugas piket bagaimana? Ya piket. Misal aku sekarang SDW Sabtu. MAR kadang-kadang melakukan piket. Kamu sering piket gak? Kadang-kadang. Kalau kotor piket kalau enggak ya enggak. Piketnya ngapain aja? Nyapu, buang sampah, adzan. 107

123 Piket adzan siapa aja? Aku, RDH, NVL, KKH. Lha ambil kapur itu piket bukan? Enggak. Itu disuruh sama Bu YN gak? Enggak, kalau udah habis ya ngambil. Kalau kamu gak piket ada yang mengingatkan gak? Ada IND. Jawabanmu gimana? Yo besok. Bagaimana jika keinginanmu tidak dilakukan oleh temanmu? Ya gak papa, biarin aja. MAR mengancam siswa lain dengan melapor kepada guru. Kamu pernah mengancam temanmu? Enggak, tapi sering lapor. Kamu menyalahkan siswa lain gak? Ya kalau salah. MAR menyalahkan siswa lain. Ada siswa yang dibenci gak? Ada. HEA. MAR kurang menyukai HEA tetapi tetap Lalu gimana sikapmu ke HEA? Biasa, main bareng juga. bermain bersama. Kalau ada siswa yang sakit bagaimana? Menjenguk kayak IND kemarin. MAR menjenguk IND yang sakit. Kalau HEA yang sakit? Enggak. Gimana kalau kamu mendapat nilai rendah? Biasa aja. MAR memiliki keinginan untuk mendapat Gak pengen nilainya tinggi? Ya pengen. Tapi kalau nilai udah segitu ya udah. nilai tinggi. Lalu bagaimana kalau siswa lain memiliki alat sekolah Ya dilihat tok. MAR tidak memiliki keinginan untuk baru? bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru. Kamu pengen gak? Enggak. 108

124 Lampiran 4. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Perwakilan Teman Kelas III dan IV TRANSKRIP DAN REDUKSI HASIL WAWANCARA PERWAKILAN TEMAN KELAS III Narasumber : HEA Tempat : Di Ruang Kelas III Waktu : WIB Hari, Tanggal : Kamis, 2 Maret 2017 Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Apa yang biasanya MAR lakukan saat jam istirahat? Jajan makan-makan. Kadang-kadang di kelas IV. Pada saat istirahat, MAR jajan di kantin dan ke lapangan bersama KKH. Ngapain di kelas IV? Kadang guyon-guyon. Selain itu ngapain? Naik sepeda di lapangan sama KKH. Apa gendong terus balik gitu. Terus kalau MAR lihat temen-temen berkumpul? Ya ndak mesti. Kadang guyon-guyon. MAR bercanda saat berkumpul dengan temantemannya. Apakah MAR sering menyendiri? Kadang-kadang menyendiri. Lha menyendiri kenapa? Ya ndak tau. Njur kadang pas olahraga itu sering banget ndak mau ikut olahraga malah duduk di prosotan. Njuk nanti kalau jengkel nesu. MAR memilih-milih teman gak to? Dia itu kadang-kadang kalau gak suka ya gak suka. MAR memilih-milih teman dalam bermain. MAR tidak suka dengan NNA. Kamu tau yang gak disukai sama MAR? Ya dia gak suka seperti sama NNA. Seberapa sering MAR berbicara dengan temantemannya? Ya kadang-kadang kalau lagi menyendiri itu deketi dan nyapa saya njuk guyon-guyon. MAR menyapa siswa lain terlebih dahulu ketika akan diajak bermain. Komunikasinya MAR sama siswa lain bagaimana? Ya ndak mesti. Kadang kalau ada siswa yang lama gak masuk itu dinengke (didiamkan). MAR biasanya bercerita tentang apa? Ya bedo-bedo. Tapi MAR itu seneng cerita gak? Menurut saya kalau dia itu bacane ya lancar ya seneng cerita. MAR lebih senang cerita jika aspek membaca dan menulisnya lancar. Jika ada siswa lain yang tidak membawa alat tulis misalnya pensil, apa yang dilakukan oleh MAR? Ya kadang dipinjemi. MAR meminjamkan alat tulisnya kepada siswa yang meminjam. Sementara, jika MAR yang tidak 109

125 Kalau MAR yang gak bawa alat tulis bagaimana? Meminjam ke siswa lain. membawa alat tulis, MAR meminjam alat tulis ke Meminjamnya di tempat siapa? Ya kadang-kadang kalau ada yang bawa pensil ya bilang Li pinjemi pensil gitu njuk tak pinjemi. siswa lain. Apa yang MAR lakukan jika guru memberi MAR itu orangnya isinan (malu) kalau maju MAR sifatnya pemalu saat disuruh membaca. kesempatan di depan kelas? membaca misale. Terus gimana kalau MAR tidak paham materi yang dijelaskan guru? Ya kalau kepepet (terpaksa) itu tanya. Tapi awale penasaran dulu buka-buka buku. MAR bertanya materi kepada guru setelah membuka buku dan masih belum paham. Gimana sikapnya MAR saat ada teman yang mengomentari tugasnya? Ya ndak mesti kadang marah kadang bales mbedho (jahili). Saat teman yang lain mengomentari tugas MAR, MAR terkadang hanya diam, terkadang membalas Mbedhonya gimana? Ya seperti saat tos bareng njuk malah menjahili. dibanterke. MAR memberikan tanggapan tidak? Ya ndak mesti. Kadang-kadang iya apalagi kalau ada siswa lain yang dapat nilai tinggi bilang wah dapat segitu. Apakah MAR pernah bertengkar? Pernah. MAR pernah bertengkar dengan FAI. Sama siapa? Iya sering dulu sama FAI. Kalau sekarang masih sering bertengkar gak? Enggak, udah gak ada musuhnya. Bertengkarnya gara-gara apa? Ya gak mesti kadang FAI ngenyeki (mengejek) opo-opo. Njuk sama MAR dibales. FAI bales kasar. Misal MAR ngejek FAI. Tiba-tiba FAI Pertengkaran diawali karena antara MAR dan FAI ada yang memulai dahulu dengan mengejek maupun menjahili. teko mbandem apa gitu. Itu yang mulai FAI apa MAR dulu? Gak mesti, kadang MAR kadang FAI dulu. MAR biasanya mulai guyon dulu. Bertengkarnya itu gimana apakah pukul-pukulan? Pakai karpet itu njuk didorong-dorong kena Terus kalau ada yang berkelahi, sikap MAR gimana? Piket MAR di kelas itu gimana? Rajin gak? Kalau ada siswa lain yang mengejek MAR, sikap MAR gimana? muka FAI nangis. Gak mesti. Kalau sama siswa lain yang sering menggoda MAR itu MAR membiarkan. Tapi siswa yang baik sama MAR ya dipisah. Gak mesti. Sing kemarin itu MAR gak piket. Kalau kesusu (terburu-buru) itu juga enggak. Ya MAR kalau temen lain ngejek kadang dibales ngejek atau dikasari gitu. Tapi seringe dibales ngejek kalau temen lain kasar MAR kasar. MAR memisah saat yang berkelahi teman baiknya dan sebaliknya. MAR jarang melakukan piket. MAR terlibat pertengkaran baik secara lisan maupun fisik saat terdapat yang mendahului. 110

126 Sikap MAR gimana kalau keinginan MAR tidak dilakukan sama siswa lain? Kadang marah kadang diem dan bilang kowe i (kamu i) MAR marah ketika keinginannya tidak dipenuhi oleh siswa lain. MAR pernah mengancam gak to? Setau saya itu belum. MAR tidak pernah mengancam. Adakah siswa lain yang MAR benci? Kayaknya gak ada. Saya ndak tau. MAR tidak membenci siswa lain namun hanya Gimana ekspresi MAR sama siswa yang kurang disukai? Diem, ngece (mengejek) nyindir-nyindir, kalau sama orang yang dia gak suka ya gitu. menyindir. Jika ada siswa lain yang sakit, MAR gimana? Menjenguk. MAR menjenguk siswa yang sakit dan tidak masuk sekolah. Gimana sikap MAR kalau dapat nilai paling rendah? Diem. Begitu dapat kalau jelek itu ditutupi masuke laci kalau gak tas. MAR diam saja ketika mendapat nilai jelek dan sebaliknya. Ada keinginan untuk dapat nilai baik gak to? Menurut saya ya ada tapi kalau ada temene yang nilaine bagus gak ingin tau kesalahane. Terus kalau ada temen yang punya tas baru, MAR sikapnya gimana? Kadang bilang weh tase anyar MAR tidak iri dengan siswa yang mempunyai alat sekolah baru. Dia kepengen apa gak? Enggak. Gak pengen. Narasumber : IND Tempat : Di Ruang Kelas III Waktu : WIB Hari, Tanggal : Kamis, 2 Maret 2017 Biasanya MAR ngapain kalau jam istirahat? Jajan njuk main. NAR jajan dan main dengan KKH, IND dan HEA Main sama siapa? Sama KKH, aku, HEA. ketika istirahat. Jika teman-teman sedang berkumpul, MAR Ikut kumpul. MAR ikut gabung dan merespon apa yang gimana? diceritakan oleh siswa lain. Ikut ngobrol gak? Kadang. MAR juga sering bermain sama siswa kelas lain Iya kadang ke kelas IV, V, VI. gak? Piketnya MAR gimana? Kadang iya kadang enggak. MAR jarang melakukan piket meskipun IND sudah Kalau gak piket ada yang mengingatkan MAR Iya, aku. mengingatkan. gak? Terus gimana jawabannya MAR kalau diingatkan Gak mau. piket? Dalam berteman, MAR memilih-milih tidak? Iya, sama HEA kadang. MAR memilih-milih dalam berteman seperti dengan Kalau sama siswa yang lain gimana? Ya biasa. HEA. 111

127 MAR punya banyak teman? Iya dari kelas I-VI. Kalau MAR sedang bercerita, sikap teman-teman Mendengarkan. Saat MAR bercerita, teman-teman lain gimana? mendengarkan. Cerita apa? Ya ngobrol aja. Ada siswa yang MAR tidak disukai? Iya. MAR tidak suka dengan HEA. Siapa? HEA. Kalau siswa lain yang bercerita, MAR Iya. MAR merespon cerita dari siswa lain. mendengarkan tidak? Memberi tanggapan tidak? Ya seperti itu, kadang diem aja. Kalau siswa lain yang pinjem alat tulis MAR karena tidak membawa, dipinjemkan gak? Iya dipinjemke. MAR meminjamkan alat tulisnya kepada siswa lain yang tidak membawa. Contohnya alat tulis apa? Pensil, gerokan, penggaris. MAR kalau dapat perintah dari guru gimana? Ya ngelaksanain. MAR senang saat diberikan kesempatan maju ke Jika diberi kesempatan maju ke depan kelas oleh Ya maju. depan kelas meskipun tidak percaya diri. guru gimana? MAR merasa senang tidak saat berada di hadapan Seneng. Tapi tidak percaya diri. teman-teman? Kalau ada materi yang kurang dimengerti, MAR Iya bertanya. MAR bertanya kepada guru. bertanya guru? Apakah MAR pernah bertengkar? Pernah. MAR pernah bertengkar dengan FAI karena saling Sama siapa? FAI. mengejek. Gara-gara apa? Ejek-ejekan. Misal siswa yang berkelahi, MAR melerai gak? Enggak. MAR tidak memisah siswa yang berkelahi dan Melapor guru? Iya. langsung mengadu kepada guru. Jika ada siswa yang mengejek MAR? Langsung balas mengejek. MAR membalas mengejek. Ada yang MAR kurang sukai? Iya FAI dan HEA. MAR kurang menyukai FAI dan HEA. MAR menyalahkan gak? Biasa gitu sama yang gak suka. MAR orangnya baik gak? Iya kadang ngajari Matematika. MAR menjenguk IND yang sakit. Jika ada siswa yang sakit, apa yang dilakukan Menjenguk saya kemarin sakit. MAR? Kalau dapat nilai jelek MAR gimana? Biasa aja. Kadang malah kayak seneng. MAR tidak mempermasalahkan nilai rendah yang Kalau dapat nilai bagus? Seneng. diperolehnya. MAR kepinginan barang lain yang dimiliki siswa lain gak? Enggak. MAR tidak menginginkan barang baru yang dimiliki teman. 112

128 TRANSKRIP DAN REDUKSI HASIL WAWANCARA PERWAKILAN TEMAN KELAS IV Narasumber : SLV Tempat : Di Ruang Kelas IV Waktu : Hari, Tanggal : Senin, 27 Februari 2017 Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Kalau jam istirahat biasanya MAR ngapain? Jajan terus main ke kelas IV. Cerita tentang yang di Lombok. Pada saat istirahat, MAR jajan ke kantin sendiri maupun dengan IND atau KKH. Jajannya sama siapa? Sama IND kalau gak KKH. Tapi kalau IND gak mau biasanya ya sendiri. Jika MAR melihat temen-temennya sedang kumpul, MAR gimana? Ya ikut kumpul. kamu nyeritain apa to? Aku ikut gitu MAR ikut bergabung dan berbicara apabila temantemannya sedang berkumpul. Ikut ngobrol gak? Iya. Kalau bermain MAR sama siapa? Paling gak sama KKH ya IND. HEA juga. MAR biasanya main bola dengan KKH, IND, dan Main apa saja biasanya? MAR suka main bola. Kadang gak. Kadang HEA. Keinginan MAR kadang berbeda dengan suka main badminton kadang enggak. siswa lain. Orangnya gak asik. Lho gak asik gimana? Pas olahraga itu kalau temennya mau ini, dianya mau yang lain. Kemarin main badminton habis itu kasti dia gak mau. Terus MAR itu sering piket gak? Enggak. Kalau piket kebun sering. Tapi kalau MAR jarang melakukan tugas piket. piket kelas kadang-kadang piket kadangkadang enggak. Piket kelas itu ngapain aja? MAR biasanya nyapu sama menghapus papan tulis. Ada teman yang mengingatkan MAR piket gak? IND kalau piket kelas tapi kalau piket kebun itu ELS. IND mengingatkan piket kelas akan tetapi MAR tidak segera piket. Gimana respon MAR saat diingatkan piket sama IND? Ya sebentar lagi, masuk ke kelas IV dulu baru piket. Itu piketnya pagi apa pulang sekolah? Pagi setelah MAR berangkat aku nomer dua. Gak siang pas pulang sekolah? Enggak. Kalau siang tu MAR males. MAR memilih-milih dalam berteman gak? Enggak. Dia malah sukanya main sama kelas MAR tidak memilih-milih dalam berteman baik 113

129 Kalau sama anak-anak yang lain seperti tunagrahita main gak? MAR sering bercerita gak? Terus temen-temennya pada dengerin cerita MAR? Cerita apa memangnya? IV yang perempuan. Mainnya bercanda gitu. Dia punya banyak teman kok. Dari kelas I-VI ada. Sering, tapi sama NNA, kalau sama SKI jarang lihat. Soalnya SKI main sama perempuan. Kalau yang lain dengerin tapi kalau saya males dengerin soalnya kalau udah cerita lanjut cerita yang lain, kan temen yang mau cerita gak jadi. Cerita sekolahnya di Lombok. Katanya bagus, terus ada yang nanya kok kalau bagus pindah sini. Jawabnya ya biar kenal orang sini gitu. Dia juga cerita paddle pop sama serinya. yang normal maupun siswa berkebutuhan khusus lainnya. MAR bercerita secara terus-menerus sehingga siswa lain tidak mendapat giliran bercerita. MAR menceritakan tentang sekolahnya di Lombok. Adakah teman yang MAR gak suka? Ada si HEA. MAR tidak suka dengan HEA dan mereka terkadang Kenapa? Kadang-kadang mereka poyokan (saling saling mengejek satu sama lain. mengejek). Kalau ada yang bercerita dengan MAR, MAR mendengarkan tidak? Ndengerin, kadang suka bikin jengkel. MAR kadang merespon apa yang diceritakan siswa lain kepadanya. Nanggepi apa gak? Kadang iya kadang enggak. Kalau sama siswa kelas lain MAR juga sering ngobrol ya? Iya tapi kadang-kadang, yang sering tu masuk kelas IV, meh masuk sekolah, mau wudhu. Misal kalau ada teman yang ingin meminjam alat miliknya diperbolehkan gak? Entah nanyain apa gitu. Tiap hari mesti. Diperbolehkan. Dia malah bilang dipakai aja kalau lagi penting. Dulu pas pinjem gerokan gitu. MAR meminjamkan alat yang dimiliki kepada siswa lain. Jika diperintah oleh guru MAR melakukan tidak? Iya melakukan. MAR segera melakukan ketika mendapat perintah Kalau dihadapan temen-temennya MAR seneng gak? Seneng. Orangnya tu ceria lucu. Kan kalau maunya dia sendiri. dari guru. MAR senang berada di hadapan teman-temannya Apakah dia juga pemalu? Dia itu gak malu tapi kalau disuruh dongeng pas kulma malu. ketika itu kemauannya sendiri. Ketika ada materi yang tidak paham, MAR tanya ke guru gak? Dia tu kalau gak mudeng ya tanya terus. Kalau gurunya baru mau nerangin ya kadang tanya MAR sering tanya dengan guru. MAR pernah bertengkar gak to? duluan. Pas Quran Hadis. Pernah dulu sama FAI. Tapi aku juga pernah lihat sama HEA. Sampai MAR tu nangis dibawa ke UKS. MAR pernah bertengkar dengan FAI dan HEA dikarena keterlaluan dalam bercanda. 114

130 Itu gara-gara apa? Jengkel-jengkelan, guyone kelewatan. Jika MAR melihat teman berkelahi, apa yang Dia tu malah bilang gini wis rasah berantem MAR mengingatkan siswa yang berkelahi. dilakukan MAR? ndak dikandake guru ndak malah diseneni trus kadang juga langsung lapor. MAR sering bercanda dan jahil gak? Iya jahil banget kalau sama aku. Dulu pernah MAR menjahili siswa lain. dia masang sandal di atas pintu, terus pas aku buka pintu kan gak tau. Teko-teko ngenain aku sandale. Terus aku bilang tak andake lho. Dia bilang sorry-sorry kan mung guyon gitu. Kalau ada teman yang mengejek MAR, sikap MAR gimana? Ya dibiarin tapi kalau sudah keterlaluan ya bales. MAR membalas mengejek siswa lain jika sudah keterlaluan. Kalau guyon marah gak? Enggak. Kamu pernah lihat MAR marah? Pernah waktu pelajaran Agama Islam, buku MAR diumpetin sama HEA dan IND. Terus marah-marah. MAR pernah mengancam gak? Enggak, dia tu malah orangnya baik. MAR tidak pernah mengancam. MAR menyalahkan siswa lain gak? Sering. NNA menghilangkan setip MAR menyalahkan NNA karena menghilangkan (penghapus). Trus MAR bilang, NNA i, wuuu, penghapus. pancen, makane nek dijaluk setipe ojo ngeyel. Ada siswa lain yang MAR benci? Kalau benci gak ada, mungkin sebel aja. MAR kurang suka dengan SKI dan HEA. Sebel sama siapa? Ya kayak SKI, HEA juga. MAR sama HEA kan gak pernah akur. Kamu pernah lihat MAR sebel sama HEA? Pernah pas olahraga. HEA kan ingin voli tapi MAR ingin badminton. Terus ya marahmarahan itu, MAR mau berantem, tapi Terus kalau ada siswa yang sakit, apa yang MAR lakukan? MAR pernah jenguk siswa yang sakit? Kalau MAR dapat nilai jelek gimana? diingetke sama guru. Ya dibantu, pas olahraga kan aku didorong HEA njuk jatuh. MAR mbelain dan bantu aku. Pernah si IND itu sering gak masuk. Bukan sedih malah seneng. Pas itu nilai PAI dia dapat nilai 40 malah bilang horee bijiku 40 gitu. Tapi kadang-kadang sedih dan biasa aja. Gak mesti. MAR membantu siswa yang sakit dan menjenguk IND yang tidak masuk sekolah. MAR kadang-kadang senang mendapatkan nilai jelek. Kalau dapat nilai bagus? Ya seneng. MAR sering menunjukkan alat sekolah yang baru Enggak. paling temennya yang nanya dulu eh MAR memberikan sapaan kepada siswa yang 115

131 dia miliki gak? Misal siswa lain memiliki alat sekoah baru, MAR pengen gak? sepatune baru, kenalan gitu. Dia gak pamer kok. Enggak. Sok guyon aja. memiliki alat sekolah baru. Narasumber : KKH Tempat : Di Ruang Kelas IV Waktu : WIB Hari, Tanggal : Senin, 27 Februari 2017 Apa yang MAR lakukan saat istirahat? Jajannya sama siapa? Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Kadang habis pelajaran itu ke kantin jajan, njuk dudukan di depan kantin, njuk kembali ke kelas lagi. Kadang sendiri, kadang sama saya, IND, HEA. MAR langsung jajan ke kantin baik sendiri maupun bersama KKH, IND, atau HEA. MAR sering main gak? Iya sama saya, kadang IND. MAR sering bermain dengan IND dan KKH. Jika teman-temannya berkumpul apa yang dilakukan MAR? Usil sendiri, langsung gabung. Tapi kadang ngebiarke. MAR ikut bergabung dan berbicara dengan temantemannya. Kalau gabung, MAR ikut ngobrol gak? Iya ikut ngobrol. Seberapa sering MAR berbicara dengan temantemannya? Ya kalau ada perlu bicara. MAR seperlunya dalam berbicara. Piket MAR gimana? Kadang piket kadang enggak. MAR jarang melakukan piket meskpiun IND Lha kalau ambil kapur itu piket gak? Enggak biasanya itu disuruh Bu YN. mengingatkan. Kalau enggak piket ada yang mengingatkan piket MAR? Ya ada, si IND. Tapi kalau diingetke bilange nanti-nanti gitu. MAR memilih-milih dalam berteman tidak? Enggak. Temenan sama siapa aja. Tapi kadang milih main sama HEA dulunya, sekarang enggak. MAR tidak memilih-milih dalam berteman namun memilih-milih dalam bermain seperti dengan HEA. MAR sering masuk kelas IV itu ngapain? MAR punya banyak teman gak? Kalau MAR sedang bercerita, temen-temennya Kadang sok mainan sama saya. Kadang sok jahilin SLV. Iya banyak kok. Ya ndengerin. Sok cerita tentang sepeda, apa MAR sering bercerita mengenai keadaan di Lombok. 116

132 gimana? di Lombok. Ada yang MAR benci gak? Iya ada HEA. Dia pernah bilang males e ro MAR benci sama HEA. HEA gitu. Sikap MAR ke HEA gimana? Kadang sok gak mau main bareng. MAR jarang bermain dengan HEA ketika ada masalah. Kalau kamu cerita, apa yang dilakukan MAR? Ya ndengerin. MAR mendengarkan dan memberikan tanggapan Memberi tanggapan gak? Iya sok teko bilang. kepada KKH saat bercerita. Jika teman MAR tidak membawa alat tulis, MAR gimana? Ya minjemin. Aku pernah pinjem penggaris. MAR meminjamkan alat tulis kepada siswa yang tidak membawa. Ekspresi MAR di depan temen-temennya gimana? Malu. MAR merasa malu saat disuruh kulma dan merasa Lha kalau adzan tanpa disuruh langsung adzan kan? Iya kalau itu gak malu. Malunya pas kulma. percaya diri ketika adzan karena sesuai dengan Kenapa malu pas kulma? Iya kadang malu kadang gak soale dia belum bisa membaca. kemauannya sendiri. Kalau ada materi yang kurang paham, MAR bertanya Iya kadang-kadang. Kalau materi olahraga MAR jarang bertanya saat pelajaran olahraga. gak? enggak. Bagaimana jika ada siswa yang menyalahi MAR? Ya nek ngece-ngeceni (mengejek) marah. MAR langsung marah dan kadang membalas Kalau ada yang mengejek MAR, MAR gimana? Ya sok ambil senjata. mengejek ketika terdapat siswa lain yang Senjata apa? Kadang sapu. Tapi kadang ejek-ejekan lagi. mengejeknya. MAR pernah bertengkar? Iya pernah, sama HEA. MAR pernah bertengkar dengan HEA karena saling Itu karena apa? Awale ejek-ejekan. mengejek. Pertengkarannya bagaimana? Sok pake sapu itu. Kalau ada siswa lain yang bertengkar, sikap MAR Ya sok ditonton kalau kelas I misale yang MAR menonton siswa yang berkelahi. gimana? berkelahi. Bagaimana jika keinginan MAR tidak dilakukan oleh siswa lain? Ya kadang sok marah sendiri itu. MAR marah jika keinginannya tidak dilakukan oleh siswa lain. Pernah lihat MAR marah karena keinginannya tidak dipenuhi? Iya. Dulu kelas I pernah disuruh beliin apa gitu saya lupa, tapi gak mau njuk MAR marah. MAR pernah mengancam siswa lain? Belum pernah setau saya. MAR tidak pernah mengancam. MAR pernah menyalahkan orang lain? Pas sepak bola dulu kegolan nyalah-nyalahin MAR menyalahkan siswa lain saat sepak bola. temennya. Apa yang MAR lakukan jika ada siswa lain yang Menjenguk. Biasane IND. MAR menjenguk siswa yang sakit seperti IND. sakit? Terus kalau MAR dapat nilai paling rendah Ya gak ngapa-ngapain. Diem aja. MAR biasa saja atas nilai yang diperolehnya. 117

133 dibanding teman-teman lain gimana? Diem? Jika ada teman yang punya alat sekolah baru, MAR pingin gak? Iya. Enggak kok, malah sok ngaroh-ngarohi (menunjuk-nunjuk). MAR menunjuk teman yang mempunyai alat sekolah baru. 118

134 Lampiran 5. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Guru Kelas III TRANSKRIP DAN REDUKSI HASIL WAWANCARA GURU KELAS III Narasumber : Bu YN (Guru Kelas III) Tempat : Di Ruang Kelas III Waktu : WIB Hari, Tanggal : Jumat, 3 Maret 2017 Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Ini berkaitan dengan MAR Bu, apa yang dilakukan MAR saat istirahat Bu? Biasanya kalau jajan sama siapa gih Bu? Bagaimana keterlibatan MAR saat temantemannya sedang berkumpul Bu? Berarti sama siapa saja gih Bu? MAR ikut berbicara dan bergabung sama teman-temannya tidak Bu? MAR itu sering bermain dengan siswa lain ya Bu? Biasanya sama siapa Bu? Kalau di kelas lain sama siapa Bu? Saat istirahat ya sama teman-temannya jajan, kadang ya main sampai waktu istirahatnya habis udah masuk lagi gak ada kegiatan lain. MAR sering berkumpulnya kalau gak IND, HEA ya KKH. Sering-seringnya sama IND, kadang kalau HEA gak masuk juga sama IND. Soalnya kalau HEA masuk mesti IND yang ikut HEA dan MAR ngiri. Seringseringnya gitu mbak. MAR itu sosialisasinya baik kok, tidak memilih-milih teman asal temannya mau ya MAR mau. Iya sama siapa aja oke. Kadang-kadang, mungkin ikut-ikut aja. Kalau tidak paham dengan apa yang dibicarakan teman ya cuma mendengarkan dan memperhatikan. Tapi kalau nyambung dengan apa yang dibicarakan barangkali MAR langsung nimbrung. Iya Mbak. Kalau MAR ya sama IND misal HEA gak masuk. Kalau bermain MAR paling ya sama KKH, sama siswa perempuan tidak begitu. Kakak tingkat dan adik tingkat pun juga, sering-seringnya itu sama IND, HEA atau KKH. Tapi siapapun tetap MAR kawani. MAR jajan dan main dengan IND dan KKH. MAR berkumpul dengan siapapun dan tidak membeda-bedakan siswa lain. MAR ikut berbicara jika dia memahami inti pembicaraan. MAR bermain baik dengan siswa kelas IIImaupun kelas yang lain. MAR itu sering piket tidak Bu? Piketnya kadang-kadang. Tapi kalau diperintah, MAR MAR jarang melakukan piket jika tanpa disuruh oleh 119

135 Berarti pas jadwal piket, MAR tidak piket begitu Bu? Kemarin IND mengingatkan MAR untuk piket, tetapi MAR tidak mau Bu. Kalau interaksi sama siswa lain apakah MAR ada kendala Bu? Bagaimana interaksi MAR dengan siswa yang tunagrahita atau siswa ABK lain Bu? Apakah MAR mempunyai banyak teman Bu? Jika MAR bercerita, teman-temannya mendengarkan tidak Bu? MAR sering melapor ke guru tidak Bu kalau ada anak yang nakal atau mengganggu? Ketika teman-temannya berbicara, MAR mau mendengarkan tidak Bu? Menanggapi tidak Bu? Lalu, kalau ada teman yang tidak membawa alat tulis, MAR meminjami tidak Bu? Kalau untuk tampil di hadapan temantemannya, apakah MAR senang dan percaya diri? Berkaitan dengan materi pelajaran, apakah MAR sering bertanya dengan materi yang langsung mau. Kadang saya juga lupa mengingatkan jadwal piketnya. MAR anaknya manut, tidak banyak berontak, jika diperintah guru langsung melakukan misal menyapu, menghapus papan tulis. Bisa gak bisa tetap dicoba. Tidak piket kalau tidak diingatkan. Pulang sekolah ya sudah langsung bubar. Memang gurunya yang harus sering ngingetin Mbak. Iya mbak, kalau yang ngingetin teman tidak semanut kalau yang ngingetin guru. Enggak. Biasa saja. MAR itu anaknya gak nakal kok. Enggak begitu kelihatan. MAR enggak sedekat dengan siswa-siswa itu. Hanya saja MAR seringnya bermain dengan siswa yang dipandang reguler. Iya, anaknya mudah bergaul kok Mbak. Teman-temannya mau kok mendengarkan cerita keseharian MAR. Iya sering sih, tapi tidak sesering kelas I. masih bisa dikontrol. Mau kok. Ya menanggapi kalau dia bisa, kalau gak ya cuekcuek aja. Meminjami kecuali sama SDW agak pelit. Soalnya SDW kan gak bisa menjaga barangnya. Seringseringnya SDW meminjam rautan MAR. Kalau sama teman yang lain enjoy aja. MAR senang tetapi mindernya karena kemampuan membaca belum bisa jadi kurang PD aja. Kalau MAR lancar membaca akan mendukung percaya dirinya juga. Kalau saya pancing duluan baru tanya, kalau gak dipancing ya diam. Ada yang bertanya? masih guru kelas III. MAR lebih terlihat berinteraksi dengan siswa reguler. MAR mudah bergaul dan bercerita dengan temantemannya. Jika MAR bisa, MAR menanggapi cerita dari siswa lain. MAR meminjamkan alat tulisnya kepada siswa lain. MAR kurang percaya diri terhadap kemampuan membacanya di depan kelas. MAR bertanya materi yang tidak dipahami setelah guru mengulangi pertanyaan. 120

136 tidak dipahami? Kalau MAR tidak bisa membaca langsung tanya sama Ibu? MAR itu pernah bertengkar belum ya Bu? Apakah sampai menggunakan tangan seperti pukul-pukulan Bu? Sementara ini berarti MAR tidak berkelahi Bu? Kalau terjadi perkelahian, apa yang dilakukan MAR Bu? Apakah MAR itu sering jahil dengan temannnya Bu? Lalu, bagaimana sikap MAR jika terdapat teman yang menjahili MAR? Kalau MAR diejek sama siswa lain, sikapnya bagaimana Bu? MAR itu pernah mengancam siswa lain tidak Bu? Apakah MAR sering menyalahkan orang lain? diam. Sudah paham tentang ini? belum bu. Satu kali pertanyaan belum tentu MAR mau bertanya. Dua tiga kali dipancing-pancing terus baru MAR mau bertanya. Iya langsung tanya. Pernah. Dulu itu sama FAI tetapi sekarang kan udah pindah. MAR sama FAI itu sering. Awalnya dari saling mengejek, lempar-lemparan penghapus.bertengkar beneran seperti orang bertengkar karena matanya merah. Iya pukul-pukulan. MAR mudah emosi berawal dari ejekan FAI sehingga MAR langsung maju menarik rambut FAI terus FAI membalas. Pernah waktu itu, tapi sekarang sudah tidak pernah bertengkar. Soalnya FAI itu kalau di kelas itu di bully. Tidak Mbak. Kemarin juga pas sama SDW, MAR gak balas, dia anteng (diam). Yang pasti laporan. Kalau melerai belum bisa, tapi kalau ada anak yang bertengkar dan dia lihat langsung lari mencari guru buat laporan. Tidak berani turun tangan sendiri. Iya sering-seringnya sama SDW. Misal ngumpetin (barang milik SDW. Tapi ini udah mending, dulu awal-awal masuk parah sering ngumpetke barang punya FAI. Kalau ganggunya parah, MAR juga bales. Tapi kalau cuma bercanda dia gak bales. Kalau sekarang sudah jauh lebih baik tidak ada bahan yang buat ejek-ejekan Mbak. Belum pernah saya mengetahui MAR mengancam siapa-siapa. Kayaknya tidak pernah. Menyalahkan orang lain gak selalu tapi sering. Seringnya sama IND kalau sama SDW, MAR ngalah tidak mau membalas. Kalau IND salah ya MAR MAR pernah bertengkar secara fisik dengan FAI. Sejak FAI pindah, MAR tidak bertengkar. MAR mengadu dan melapor kepada guru. MAR sering menjahili siswa lain dan membalas apa yang siswa lain lakukan. MAR tidak pernah mengancam siswa lain. MAR menyalahkan siswa lain jika memang siswa lain melakukan kesalahan. 121

137 Ada siswa lain yang dibenci oleh MAR tidak Bu? Bagaimana sikap MAR ketika terdapat siswa yang sakit? Di saat MAR menerima hasil nilai yang jelek itu bagaimana ekspresinya Bu? Apakah MAR mempunyai keinginan untuk membeli alat sekolah seperti yang dimiliki temannya? Untuk kesimpulan dari interaksi sosial MAR bagaimana Bu? kadang bilang Wooo IND ki gak cuma di kelas, kadang di lapangan juga, di mushola juga iya. Tapi memang bener salah bukan mengkambinghitamkan. Memang anaknya bener-bener salah. Setau saya tidak ada Mbak. Tapi terkadang kalau diganggu sama HEA, MAR lebih mudah emosi daripada diganggu dengan siswa lain. Ya kadang menjenguk kalau saya yang ajak, MAR juga mau-mau aja. MAR itu baik kok anaknya. Misalnya nilai ulangan saya bagi, MAR mendapatkan nilai jelek langsung melipat hasil ulangannya dan dimasukkan ke dalam tas. Namun, beda saat dia dapat nilai di atas 90, langsung ditempel di buku catatan terkadang minta lem atau solasi untuk diabadikan. Enggak. Hanya saja ketika MAR punya alat sekolah baru sering ditata di mejanya tetapi tidak memamerkan kepada teman-temannya. Interaksi sosial bagus tapi kadang kalau sudah gak suka sama orang ya agak membatasi diri. Sama siapa saja dia mau bergaul kok tidak membeda-bedakan. MAR lebih mudah temperamen saat HEA yang mengganggu MAR daripada siswa lain. MAR menjenguk siswa yang sakit. MAR diam dan hanya memasukkan nilai yang diperolehnya ke dalam tas. MAR tidak pamer kepada siswa lain. MAR mudah bergaul dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan. 122

138 Lampiran 6. Transkrip dan Reduksi Hasil Wawancara Guru Olahraga TRANSKRIP DAN REDUKSI HASIL WAWANCARA GURU OLAHRAGA Narasumber : Pak MA (Guru TIK dan Olahraga) Tempat : Di Ruang Kelas V Waktu : WIB Hari, Tanggal : Senin, 27 Februari 2017 Pertanyaan Jawaban Reduksi Hasil Wawancara Ini mau bertanya-tanya mengenai interaksi sosial MAR Pak. Menurut Bapak, interaksi sosial MAR di lingkungan sekolah itu seperti apa Pak? Emosinya bagaimana Pak? Ketika istirahat, biasanya apa yang dilakukan oleh MAR Pak? Lalu apa yang dilakukan MAR setelah jajan? Apa yang MAR lakukan saat sedang berkumpul bersama teman-temannya di sekolah? Lalu bagaimana sikap teman-teman MAR ketika MAR sedang bercerita? Apakah MAR pernah bercerita sesuatu dengan Bapak? Terkait apa Pak? Apakah MAR sering bermain dengan siswa lain? Apakah MAR memilih-milih dalam berteman Pak? Kalau interaksi MAR sama teman-temannya baik. Dia mau bersosialisasi. Kalau ada anak yang kesulitan dia mau bantu. Tapi salah satu kelemahan dia itu dari segi emosi. Ya kalau ada teman yang mengganggu langsung emosinya atau temperamen tinggi. Jajan sama teman satu kelasnya. Kalau gak sama IND ya sama HEA. Kalau sama SDW jarang. Ya makan apa yang dia beli sambil duduk-duduk dengan bapak ibu guru di depan kantin. Baru ke lapangan. Iya ikut berkumpul kadang-kadang sempat ikut bicara sambil cengengesan. Mendengarkan apa yang dikatakan MAR. Iya seringnya bicara tentang ikan yang saya belikan. Soalnya dulu saya pernah janji, kalau ketemu di pasar mau saya belikan ikan begitu. Sering bermain dan bercanda juga. Semua tetap ditemani, hanya saja lebih sering bermain dengan KKH dan IND yang sehobi sepak bola. Interaksi MAR dengan siswa lain baik. MAR mau membantu siswa yang kesulitan. MAR jajan sama IND dan HEA. MAR duduk di depan kantin. MAR ikut berbicara dengan teman-temannya meskipun sambil bercanda. MAR lebih mudah bercerita dengan orang yang sudah akrab. MAR sering bermain dan bercanda dengan teman. MAR memilih-milih dalam berteman dengan beberapa teman. 123

139 Biasanya sama siapa Pak? Bagaimana sikap MAR saat siswa lain mengomentari apa yang MAR kerjakan? Bagaimana MAR memberikan dan menanggapi kritik dari siswa lain? Apa yang MAR lakukan apabila siswa lain tidak membawa alat tulis? Bagaimana sikap MAR saat guru memberi kesempatan tampil di depan kelas? Kalau ada materi yang kurang paham, MAR bertanya tidak Pak? Apakah MAR pernah bertengkar? Itu biasanya bertengkar karena apa Pak? Apakah MAR pernah adu mulut atau bertengkar secara lisan dengan siswa lain Pak? Bagaimana sikap siswa apabila melihat siswa lain berkelahi? Apakah melerai atau tidak Pak? Kalau kakak kelas itu biasanya MAR mainnya sama KKH. Kebanyakan bermain sama anak laki-laki daripada sama anak perempuan. Kalau sama anak yang nonreguler itu jarang. Ya menanggapi. Dia ngerjakan sesuatu kalau dikomeni jadi gak PD. Ketika mendapat kritik tidak langsung MAR terima dan pasti menyanggah seperti bilang ahh ora yoo Meminjamkan tapi kadang agak dipaksakan kalau HEA yang meminjam. Ya senang, kalau gak disuruh maju saja kadang pengen maju. Pelajaran TIK ya diam saja. Tapi kalau bertanya mengenai kurang paham dengan instruksi yang saya perintahkan tetap tanya. Kadang sampai diulangulang. Pernah sama HEA. Dulu pas FAI masih disini sering bertengkar sama FAI. Malah kadang MAR yang ganggu FAI dulu. MAR kan orangnya juga jahil dan usil. Biasanya karena tugas. FAI kan sering dibully biasanya kalau belum selesai diejek. Sering kebanyakan adu mulut sama HEA. Sikap MAR ke HEA itu kayak musuh ya sebelas duabelas kayak Tom and Jerry. Tapi kalau gak ada temene lagi ya temenan main bareng. Enggak melerai kadang nambahi atau malah nonton terus laporan ke guru. MAR menyanggah apabila terdapat kritik dari siswa lain. MAR meminjamkan alat tulis kepada temannya. MAR maju tanpa disuruh. MAR bertanya instruksi kepada guru. MAR pernah bertengkar dengan HEA dan FAI karena tugas. MAR sering adu mulut sama HEA. MAR menonton siswa yang berkelahi. Apakah MAR pernah mengancam siswa Pernah masih dalam taraf wajar sih, kalau gak gini MAR mengancam masih dalam taraf yang wajar. lain? tak laporkan guru. Adakah teman yang MAR benci? Ada, yang MAR benci itu HEA jelas. MAR itu benci dengan HEA. Bagaimana sikap MAR terhadap HEA? Kalau ketika tidak ada masalah ya baik-baik saja. Tapi kalau lagi ada masalah ya diam, deketin aja tidak mau. Sikap MAR terhadap HEA sesuai dengan keadaan dan adanya masalah. 124

140 Apakah MAR sering menyalahkan siswa lain Pak? Apakah MAR menunjukkan ekspresi kurang senangnya dengan siswa lain ketika ada sesuatu yang tidak disukainya? Apa yang MAR lakukan jika terdapat teman yang sakit? Bagaimana sikap MAR apabila MAR mendapatkan nilai jelek? Lalu kalau mendapatkan nilai bagus senang Pak? Apakah yang MAR lakukan jika siswa lain mempunyai alat sekolah baru? Yang terakhir, bagaimana kesimpulan interaksi sosial MAR Pak? Iya sering. Ketika dia salah pasti cari temen. Dulu pernah bolanya masuk ke pinggiran. Ketika disuruh ambil, MAR mengatakan Yo dijikok, kan lek dolanan karo kowe (Ayo diambil, kan mainannya sama kamu). Iya ekspresi jengkelnya kelihatan banget. Misal MAR jengkel dengan HEA karena HEA melakukan kesalahan. Menolong. Pernah waktu itu saat olahraga ada siswa yang kakinya terkena ranting, dia ikut bantu. Nyesel, kadang biasa aja tapi kadang malah sok seneng. Tapi kebanyakan yang saya perhatikan itu ada rasa penyesalan. Iya senang. Pamer sama temennya. Tidak. Anaknya tidak kepinginan kok. Kesimpulannya ya interaksi sosial MAR itu baik. Bisa berbaur sama seperti siswa lain. Bisa menanggapi dan juga bisa jaga sikap dengan siswa yang lain. MAR menyalahkan siswa lain. MAR merasa jengkel saat HEA melakukan kesalahan. MAR menolong siswa yang sakit. MAR menyesal mendapatkan nilai jelek dan sebaliknya. MAR tidak merasa iri dengan alat sekolah yang dipakai temannya. Interaksi sosial MAR bisa berbaur, menanggapi, dan menjaga sikap dengan siswa lain. 125

141 Lampiran 7. Reduksi, Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan Interaksi Sosial Siswa Slow Learner REDUKSI, PENYAJIAN DATA, DAN PENARIKAN KESIMPULAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SLOW LEARNER Indikator Informasi Sumber Kesimpulan Bentuk kerja sama Bekerja sama dalam mengerjakan tugas piket harian Meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman MAR mendapatkan giliran piket hari Rabu dan Sabtu tetapi MAR tidak piket. MAR melakukan perintah dari guru untuk menyapu maupun mengepel. Piketnya kadang-kadang. Tapi kalau diperintah, MAR langsung mau. Kadang saya juga lupa mengingatkan jadwal piketnya. MAR anaknya manut, tidak banyak berontak, jika diperintah guru langsung melakukan misal menyapu, menghapus papan tulis. Bisa gak bisa tetap dicoba. Gak mesti. Sing kemarin itu MAR gak piket. Kalau kesusu (terburu-buru) itu juga enggak. Kadang iya kadang enggak. Kadang piket kadang enggak. Enggak. Kalau piket kebun sering. Tapi kalau piket kelas kadang-kadang piket kadang-kadang enggak. Ya piket. Misal aku sekarang SDW Sabtu. Kadang-kadang. Kalau kotor piket kalau enggak ya enggak. MAR meminjamkan alat miliknya seperti pensil, penghapus, penggaris segitiga, crayon, bola, sepeda dan payung kepada siswa lain. Observasi 1, 4, 7, 12, 15 Guru Kelas III HEA IND KKH SLV MAR Observasi 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 MAR jarang melakukan tugas piket harian tanpa perintah dari guru, namun jika terdapat perintah dari guru, MAR segera melakukan seperti mengambilkan kain pel untuk mengepel dan menyapu. Selain itu, MAR melakukan tugas piket sesuai dengan keinginannya sendiri seperti menghapus papan tulis dan mengambil kapur. MAR lebih sering meminjamkan benda yang dimiliki kepada teman yang tidak membawa. Saat MAR tidak membawa alat tulis, MAR berani meminjam kepada siswa lain. 126

142 Merawat atau menjenguk teman yang sakit MAR juga berani meminjam alat tulis kepada siswa lain. Meminjami kecuali sama SDW agak pelit. Soalnya SDW kan gak bisa menjaga barangnya. Sering-seringnya SDW meminjam rautan MAR. Kalau sama teman yang lain enjoy aja. Meminjamkan tapi kadang agak dipaksakan kalau HEA yang meminjam. Ya kadang dipinjemi. Meminjam ke siswa lain. Ya kadang-kadang kalau ada yang bawa pensil ya bilang Li pinjemi pensil gitu njuk tak pinjemi. Iya dipinjemke. Ya minjemin. Aku pernah pinjem penggaris. Diperbolehkan. Dia malah bilang dipakai aja kalau lagi penting. Dulu pas pinjem gerokan gitu. Meminjamkan. Pinjem ke teman, biasanya ke IND. Kalau IND gak bawa ya aku pinjemi. Membantu SDW berdiri untuk melakukan shalat dhuha. Menjenguk IND yang tidak masuk sekolah karena sakit. Ya kadang menjenguk kalau saya yang ajak, MAR juga mau-mau aja. MAR itu baik kok anaknya. Menolong. Pernah waktu itu saat olahraga ada siswa yang kakinya terkena ranting, dia ikut bantu. Menjenguk Menjenguk saya kemarin sakit. Menjenguk. Biasane IND. Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 1, 3, 4, 7, 11, 12 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH MAR menolong siswa yang kesulitan. MAR sering menjenguk IND karena IND sering tidak masuk sekolah karena sakit. 127

143 Bentuk akomodasi Senang tampil di hadapan umum Berani bertanya pada guru Ya dibantu, pas olahraga kan aku didorong HEA njuk jatuh. MAR mbelain dan bantu aku. Pernah si IND itu sering gak masuk. Menjenguk kayak IND kemarin. Saat disuruh maju ke depan kelas untuk membaca, MAR kurang percaya diri. Berbeda ketika pelajaran Matematika dan senam MAR selalu ingin maju. MAR senang tetapi mindernya karena kemampuan membaca belum bisa jadi kurang PD aja. Kalau MAR lancar membaca akan mendukung percaya dirinya juga. Ya senang, kalau gak disuruh maju saja kadang pengen maju. MAR itu orangnya isinan (malu) kalau maju membaca misale. Seneng. Tapi tidak percaya diri. Malu. Iya kalau itu gak malu. Malunya pas kulma. Iya kadang malu kadang gak soale dia belum bisa membaca. Seneng. Orangnya tu ceria lucu. Kan kalau maunya dia sendiri. Dia itu gak malu tapi kalau disuruh dongeng pas kulma malu. Merasa senang. Pada saat pelajaran PKn Bu, Pancasila nomer 2 itu apa?. Saat pelajaran Matematika MAR berkata Bu, langsung kasih soal aja Bu karena sudah cukup paham dengan materi tersebut. Kalau saya pancing duluan baru tanya, kalau gak dipancing ya diam. Ada yang SLV MAR Observasi 2, 8, 13, 18 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 2, 3 Guru Kelas III MAR merasa senang saat maju di hadapan teman-temannya sesuai dengan keinginannya misalnya pada saat pelajaran Matematika, adzan shalat dhuhur tanpa diperintah, senam, dan menjadi petugas upacara bendera. Berbeda halnya ketika diminta untuk membaca baik di depan kelas maupun saat kulma, MAR kurang percaya diri. MAR aktif saat guru melakukan tanya jawab mengenai pelajaran Matematika. MAR lebih sering bertanya dengan pembacaan tulisan. 128

144 Bergabung dengan sekelompok teman di luar jam pelajaran bertanya? masih diam. Sudah paham tentang ini? belum bu. Satu kali pertanyaan belum tentu MAR mau bertanya. Dua tiga kali dipancing-pancing terus baru MAR mau bertanya. Iya langsung tanya. Pelajaran TIK ya diam saja. Tapi kalau bertanya mengenai kurang paham dengan instruksi yang saya perintahkan tetap tanya. Kadang sampai diulang-ulang. Ya kalau kepepet (terpaksa) itu tanya. Tapi awale penasaran dulu buka-buka buku. Iya bertanya. Iya kadang-kadang. Kalau materi olahraga enggak. Dia tu kalau gak mudeng ya tanya terus. Kalau gurunya baru mau nerangin ya kadang tanya duluan. Pas Quran Hadis. Nek itu bertanya. Saat istirahat, MAR ikut berkumpul dengan siswa kelas I yang sedang duduk-duduk. Tiba-tiba MAR memberitahu peneliti Bu, GHN itu pacarnya SFR lho. Saat istirahat ya sama teman-temannya jajan, kadang ya main sampai waktu istirahatnya habis udah masuk lagi gak ada kegiatan lain. MAR sering berkumpulnya kalau gak IND, HEA ya KKH. Iya ikut berkumpul kadang-kadang sempat ikut bicara sambil cengengesan. Jajan makan-makan. Kadang-kadang di kelas IV. Kadang guyon-guyon. Naik sepeda di lapangan sama KKH. Apa gendong terus balik gitu. Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 10 Guru Kelas III Guru Olahraga TIK HEA Setelah jajan saat istirahat, MAR duduk-duduk dengan siswa lain di depan kantin. Selain itu, MAR juga sering menuju ke kelas IV dan V dan ikut bergabung. 129

145 Berkomunikasi dan bercanda dengan teman Jajan njuk main sama KKH, aku, HEA. Ikut kumpul. Ya ngobrol aja. Kadang habis pelajaran itu ke kantin jajan, njuk dudukan di depan kantin, njuk kembali ke kelas lagi. Usil sendiri, langsung gabung. Tapi kadang ngebiarke. Jajan terus main ke kelas IV. Cerita tentang yang di Lombok. Ya ikut kumpul. kamu nyeritain apa to? Aku ikut gitu Yo makan sama ikut. MAR bercerita pada RHM mengenai tulisan arab di tangannya. MAR bermain dengan SDW siswa autis. MAR dan SDW bermain gosok-gosokkan antara plastic bungkus busur yang digosokkan ke rambut. Kadang-kadang, mungkin ikut-ikut aja. Kalau tidak paham dengan apa yang dibicarakan teman ya cuma mendengarkan dan memperhatikan. Tapi kalau nyambung dengan apa yang dibicarakan barangkali MAR langsung nimbrung. Iya seringnya bicara tentang ikan yang saya belikan. Soalnya dulu saya pernah janji, kalau ketemu di pasar mau saya belikan ikan begitu. Sering bermain dan bercanda juga. Ya kadang-kadang kalau lagi menyendiri itu deketi dan nyapa saya njuk guyon-guyon. Menurut saya kalau dia itu bacane ya lancar ya seneng cerita. Ya ngobrol aja sok guyon. IND KKH SLV MAR Observasi 15 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND MAR aktif dalam menjalin komunikasi dengan siswa lain. MAR senang mengajak siswa lain bercanda dan menceritakan tentang sekolahnya di Lombok dulu. 130

146 Iya ikut ngobrol. Ya kalau ada perlu bicara. Ya ndengerin. Sok cerita tentang sepeda, apa di Lombok. Kalau yang lain dengerin tapi kalau saya males dengerin soalnya kalau udah cerita lanjut cerita yang lain, kan temen yang mau cerita gak jadi. Cerita sekolahnya di Lombok. Katanya bagus, terus ada yang nanya kok kalau bagus pindah sini. Jawabnya ya biar kenal orang sini gitu. Dia juga cerita paddle pop sama serinya. Ya cerita-cerita di Lombok. Enggak sering. Seperlunya aja. KKH SLV MAR Bentuk persaingan Bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik MAR mudah menyerah saat guru memberikan tugas menyalin puisi di kertas HVS. MAR tidak termotivasi dengan temantemannya yang sedang menyalin puisi. Peneliti sempat bertanya Mengapa kamu tidak melanjutkan menyalin puisi? Gak bisa Bu kata MAR. Misalnya nilai ulangan saya bagi, MAR mendapatkan nilai jelek langsung melipat hasil ulangannya dan dimasukkan ke dalam tas. Namun, beda saat dia dapat nilai di atas 90, langsung ditempel di buku catatan terkadang minta lem atau solasi untuk diabadikan. Nyesel, kadang biasa aja tapi kadang malah sok seneng. Tapi kebanyakan yang saya perhatikan itu ada rasa penyesalan. Observasi 17 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK MAR menginginkan nilai bagus, namun mudah menyerah dengan soal yang berkaitan dengan membaca dan menulis. Ketika mendapatkan nilai yang rendah, MAR lebih sering diam dan langsung memasukkan nilai yang diperolehnya ke dalam tas. 131

147 Bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru Diem. Begitu dapat kalau jelek itu ditutupi masuke laci kalau gak tas. Menurut saya ya ada tapi kalau ada temene yang nilaine bagus gak ingin tau kesalahane. Biasa aja. Kadang malah kayak seneng. Ya gak ngapa-ngapain. Diem aja. Bukan sedih malah seneng. Pas itu nilai PAI dia dapat nilai 40 malah bilang horee bijiku 40 gitu. Tapi kadang-kadang sedih dan biasa aja. Gak mesti. Ya pengen. Tapi kalau nilai udah segitu ya udah. MAR memakai sepatu baru. Ketika diberikan saran mengenai tali sepatu yang seharusnya dimasukkan ke dalam oleh salah satu wali siswa, MAR menjawab Gak papa gini aja kok, kalau rusak ya beli lagi sambil ketawa. MAR tidak memamerkan alat sekolah yang dipunya kepada teman-temannya. Enggak. Hanya saja ketika MAR punya alat sekolah baru sering ditata di mejanya tetapi tidak memamerkan kepada teman-temannya. Tidak. Anaknya tidak kepinginan kok. Kadang bilang weh tase anyar Enggak. Gak pengen. Enggak. Enggak kok, malah sok ngaroh-ngarohi (menunjuk-nunjuk). Enggak. paling temennya yang nanya dulu eh sepatune baru, kenalan gitu. Dia gak pamer kok. Enggak. Sok guyon aja. Ya dilihat tok. Enggak. HEA IND KKH SLV MAR Observasi 17 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR MAR bersikap biasa dan tidak bersaing dalam kepemilikan alat sekolah baru. MAR juga tidak mempamerkan benda baru yang MAR miliki. 132

148 Bentuk kontravensi Memberikan dan menanggapi kritik siswa lain Menunjukkan ekspresi kurang senang dengan teman yang lain Kritik yang diberikan oleh MAR kepada RDH saat menali. MAR mengucapkan Ngene ki lho lek nail (Begini ini nalinya) sambil mempratekkannya. Ya menanggapi kalau dia bisa, kalau gak ya cuek-cuek aja. Ketika mendapat kritik tidak langsung MAR terima dan pasti menyanggah seperti bilang ahh ora yoo Ya ndak mesti. Kadang-kadang iya apalagi kalau ada siswa lain yang dapat nilai tinggi bilang wah dapat segitu Ya seperti itu, kadang diem aja. Iya sok teko bilang. Kadang iya kadang enggak. Enggak. Biasa aja. Enggak sering. Seperlunya aja. Karena SDW meminjam rautan terlalu lama, MAR meminta rautan tersebut. Ekspresi MAR tampak cemberut saat SDW meminta rautannya dan melapor kepada guru. Setau saya tidak ada Mbak. Tapi terkadang kalau diganggu sama HEA, MAR lebih mudah emosi daripada diganggu dengan siswa lain. Iya ekspresi jengkelnya kelihatan banget. Misal MAR jengkel dengan HEA karena HEA melakukan kesalahan. Diem, ngece (mengejek) nyindir-nyindir, kalau sama orang yang dia gak suka ya gitu. Biasa gitu sama yang gak suka. Kadang sok gak mau main bareng. Pernah pas olahraga. HEA kan ingin voli tapi MAR ingin badminton. Terus ya marah- Observasi 17 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 5 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR memberikan tanggapan sesuai dengan pemahamannya. MAR menunjukkan ekspresi kurang senang ketika tidak sesuai dengan keinginannya. Emosi MAR lebih cepat muncul ketika diganggu HEA. 133

149 Berteman dengan siapapun Menghadapi pertentangan Melerai teman yang berkelahi marahan itu, MAR mau berantem, tapi diingetke sama guru. Yo enggak, tapi dijiwit-jiwit lama njuk tak balas njuk bales lagi, tak bales. Pelajaran Qur an Hadits digabung antara siswa kelas III dan kelas V. MAR tampak senang dapat berinteraksi dengan kelas yang lain. MAR itu sosialisasinya baik kok, tidak memilih-milih teman asal temannya mau ya MAR mau. Enggak. Biasa saja. MAR itu anaknya gak nakal kok. Enggak begitu kelihatan. MAR enggak sedekat dengan siswa-siswa itu. Hanya saja MAR seringnya bermain dengan siswa yang dipandang reguler. Semua tetap ditemani, hanya saja lebih sering bermain dengan KKH dan IND yang sehobi sepak bola. Dia itu kadang-kadang kalau gak suka ya gak suka. Iya, sama HEA kadang. Enggak. Temenan sama siapa aja. Tapi kadang milih main sama HEA dulunya, sekarang enggak. Enggak. Dia malah sukanya main sama kelas IV yang perempuan. Mainnya bercanda gitu. Dia punya banyak teman kok. Dari kelas I- VI ada. Enggak. IND, yang enggak HEA udah begitu tok. Perkelahian terjadi di kelas I antara GHN dan JHN. Ketika diberitau oleh salah satu siswa MAR Observasi 5 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 17 MAR berteman dengan siapapun dan tidak memilih-milih dalam berteman baik dengan siswa berkebutuhan khusus maupun tidak. Seketika terjadi perkelahian, MAR melihat dan segera melapor kepada guru. 134

150 Bertengkar dengan teman melalui kontak fisik maupun lisan (saling mengejek) kelas I yang melapor ke guru kelas III, MAR juga ke kelas I dan langsung lari menuju kantor untuk melapor ke guru kelas I yang masih ada di kantor. Yang pasti laporan. Kalau melerai belum bisa, tapi kalau ada anak yang bertengkar dan dia lihat langsung lari mencari guru buat laporan. Tidak berani turun tangan sendiri. Enggak melerai kadang nambahi atau malah nonton terus laporan ke guru. Gak mesti. Kalau sama siswa lain yang sering menggoda MAR itu MAR membiarkan. Tapi siswa yang baik sama MAR ya dipisah. Iya melapor guru. Ya sok ditonton kalau kelas I misale yang berkelahi. Dia tu malah bilang gini wis rasah berantem ndak dikandake guru ndak malah diseneni trus kadang juga langsung lapor. Memisah. Iya temen saya di rumah berkelahi, njuk tak pisah. Terlibat adu mulut antara MAR dan HEA berawal HEA yang mengejek terlebih dahulu kemudian MAR berkata MAR : Matematika ra iso, ra tau mlebu sisan (Matematika tidak bisa, jarang masuk sekolah juga) HEA : Moco ba bi bu, dibanting we nangis kok (Membaca saja dieja, dibanting juga nangis kok) Pernah. Dulu itu sama FAI tetapi sekarang kan udah pindah. MAR sama FAI itu sering. Awalnya dari saling mengejek, lempar- Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 3 Guru Kelas III MAR beberapa kali terlibat pertengkaran baik secara fisik maupun lisan dengan FAI dan HEA. 135

151 Mengancam teman lain untuk memenuhi keinginannya lemparan penghapus.bertengkar beneran seperti orang bertengkar karena matanya merah. Sering kebanyakan adu mulut sama HEA. Sikap MAR ke HEA itu kayak musuh ya sebelas duabelas kayak Tom and Jerry. Tapi kalau gak ada temene lagi ya temenan main bareng Pernah. Iya sering dulu sama FAI. Ya gak mesti kadang FAI ngenyeki (mengejek) opo-opo. Njuk sama MAR dibales. FAI bales kasar. Misal MAR ngejek FAI. Tiba-tiba FAI teko mbandem apa gitu. Pernah sama FAI. Ejek-ejekan. Iya pernah, sama HEA. Awale ejek-ejekan. Pernah dulu sama FAI. Tapi aku juga pernah lihat sama HEA. Sampai MAR tu nangis dibawa ke UKS. Jengkel-jengkelan, guyone kelewatan. Pernah sama HEA. HEA mengejek-ejek. Kayak kemarin. MAR mengatakan kepada NNA yang ngompol di kamar mandi setelah ganti baju Tak bilangke Pak WKN lho Belum pernah saya mengetahui MAR mengancam siapa-siapa. Kayaknya tidak pernah. Pernah masih dalam taraf wajar sih, kalau gak gini tak laporkan guru. Setau saya itu belum. Belum pernah setau saya Enggak, dia tu malah orangnya baik. Guru Olahraga dan TIK HEA IND KKH SLV MAR Observasi 8 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA KKH SLV MAR mengancam dalam taraf yang masih wajar untuk melaporkan siswa lain kepada guru. 136

152 Menyalahkan orang lain Enggak, tapi sering lapor. Saat pelajaran sedang berlangsung, MAR dan HEA menyanyikan sebuah lagu dari tempat duduknya. Kemudian guru mengingatkan agar tidak menyanyi. MAR menunjuk HEA HEA kok Bu padahal MAR sama-sama ikut menyanyi. Menyalahkan orang lain gak selalu tapi sering. Seringnya sama IND kalau sama SDW, MAR ngalah tidak mau membalas. Kalau IND salah ya MAR kadang bilang Wooo IND ki gak cuma di kelas, kadang di lapangan juga, di mushola juga iya. Tapi memang bener salah bukan mengkambinghitamkan. Memang anaknya bener-bener salah. Iya sering. Ketika dia salah pasti cari temen. Dulu pernah bolanya masuk ke pinggiran. Ketika disuruh ambil, MAR mengatakan Yo dijikok, kan lek dolanan karo kowe (Ayo diambil, kan mainannya sama kamu). Nek saya ndak pernah tau. Pas sepak bola dulu kegolan nyalah-nyalahin temennya. Sering. NNA menghilangkan setip (penghapus). Trus MAR bilang, NNA i, wuuu, pancen, makane nek dijaluk setipe ojo ngeyel. Ya kalau salah. MAR Observasi 3 Guru Kelas III Guru Olahraga dan TIK HEA KKH SLV MAR MAR menyalahkan siswa lain karena memang siswa lain terbukti salah. 137

153 Lampiran 8. Catatan Lapangan CATATAN LAPANGAN 1 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Sabtu, 4 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Peneliti tiba di sekolah sepuluh menit sebelum bel masuk. Terlihat MAR bersama temantemannya sedang duduk di kursi depan kelas IV. MAR berkumpul dengan siswa yang beda kelas. MAR memperlihatkan tempat pensilnya kepada teman-temannya. KKH, MAN, JHN dan teman lain antusias dalam menanggapi tempat pensil MAR. Ketika bel masuk berbunyi, MAR segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat dhuha. Di mushola, MAR berebut menjadi imam shalat dhuha padahal jadwal imam shalat dhuha ialah IND. Guru mengingatkan hal tersebut sehingga MAR menuruti perintah guru untuk menjadi makmum. Saat shalat dhuha akan dimulai, teman MAR yang bernama SDW (autis) tidak mau berdiri. Kemudian MAR membantu SDW untuk berdiri dan melakukan shalat dhuha. Saat tilawah, MAR nampak menjahili temannya dengan menggelitik kaki temannya. Peneliti memasuki ruangan untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis dan menggambar. Tibatiba MAR ditemani IND bertanya kepada peneliti Bu namanya siapa? Lupa e. MAR meminjamkan pensil dan buku gambarnya kepada teman lain yang tidak membawa buku gambar. MAR mengungkapkan apa yang digambar temannya. Bu punya RDH ditambah gambar Sopo Jarwo i Bu ungkap MAR kepada guru melukis. Awalnya MAR bersedia membantu untuk mengajari menggambar temannya, akan tetapi MAR malah menjahilinya. MAR meminta kepada MAN (tuna rungu) untuk menggambarkan barongshai padahal sebenarnya MAR sudah menggambar sendiri. MAR mendesaknya akhirnya MAN menuruti keinginan MAR untuk menggambar. Peneliti sempat bertanya kepada MAR tentang permintaan menggambarkan MAN, berikut ini. Peneliti : Mengapa meminta bantuan menggambar kepada MAN? Kamu sudah menggambar sendiri kan? MAR : Gak bisa e Bu. Di sela-sela ganti jam pelajaran, MAR mengajak bicara dengan IND. Saat guru menjelaskan materi IPS mengenai kebutuhan, MAR sesekali memperhatikan tetapi sambil bermain tempat pensil yang dibuatnya. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa termasuk MAR menjawab dengan jawaban yang benar. MAR tidak berusaha mencari jawaban dan mudah menyerah saat guru meminta mencari jawaban di buku. Padahal guru telah memberikan motivasi berupa hadiah bila ada yang menemukan. MAR berani bertanya kepada guru saat tidak memahami soal yang diberikan guru. Selain guru, MAR juga sesekali meminta tolong kepada IND untuk membacakan soal karena IND masih lemah dalam membaca. Pada saat evaluasi, MAR berani mengacungkan jari dan mengakui jumlah soal yang salah. MAR mendapat nilai paling rendah yaitu 40, namun ekspresi MAR biasa-biasa saja. MAR tidak mengerjakan piket kelas padahal jadwal piket MAR hari Rabu dan Sabtu. CATATAN LAPANGAN 2 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Senin, 6 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB 138

154 Peneliti datang saat siswa sudah bersiap-siap untuk melakukan upacara bendera. Terlihat MAR sebagai petugas pengibar bendera. MAR menirukan pembacaan Pancasila dengan suara lantang. Di tengah-tengah upacara, MAR sering usil dan berbicara dengan KKH. Kegiatan rutin setiap hari adalah shalat dhuha. MAR bermain sajadah dan terlihat asyik bersama HEA. Sesekali MAR memukul-mukul meja yang ada di mushola. Setelah selesai, MAR menuju ke kelasnya untuk ganti baju karena jam pertama ialah olahraga. MAR menjahili IND dengan menutup pintu kelas dan meninggalkannya. Olahraga digabung antara kelas III dan kelas IV. Sambil menunggu guru olahraga, MAR mengambil peralatan olahraga. MAR bermain sepak bola dengan teman-temannya. MAR merelakan bola plastik miliknya untuk digunakan bermain sepak bola. Olahraga selanjutnya ialah permainan kasti. Pada saat MAR giliran memukul bola, HEA berkata Ngko, nek MAR sik oleh diglindingke wae (Nanti, kalau MAR dapat giliran menerima bola, bolanya digelindingkan saja). Ketika MAR sebagai pelempar bola dan DLV akan memukul, HEA berkata lagi Hati-hati DLV, MAR itu jahat. Tiba-tiba bola yang dipukul masuk ke luar pagar dan HEA langsung mengambilnya. MAR : HEA bocah pasar (HEA anak pasar) sambil mengejek. HEA : Senggel po piye? Dolanan ra gelem jikuk kok (Berkelahi gimana? Mainan kasti tapi tidak mau mengambil. Kemudian pada saat akan ganti, peneliti sempat bertanya kepada MAR sebagai berikut. P : Kamu pernah bertengkar gak? MAR : Pernah P : Sama siapa? MAR : HEA P : Lha temenmu siapa? MAR : KKH, IND, MAN P MAR : Terus HEA temenmu gak? : (menggelengkan kepala) Bel istirahat berbunyi, MAR segera ke kantin lalu duduk dengan teman-temannya. MAR memberitahu peneliti karena NNA mengajak berkelahi MAR tetapi NNA tidak berani karena MAR sering menggelitik pinggangnya. Pelajaran Bahasa Inggris berlangsung dengan materi Kata Ganti Orang. Tampak SDW meminjam rautan milik MAR. Karena digunakan SDW sampai pensilnya pendek akhirnya MAR menyembunyikannya. Beberapa saat kemudian SDW meminjam lagi dan MAR memperbolehkannya serta memperingatkannya. Dilanjutkan dengan pelajaran PKn mengenai Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan Mengenal Pancasila. MAR berani bertanya kepada guru saat mengerjakan soal Bu, Pancasila nomer 2 itu apa?. Beberapa waktu kemudian, pekerjaannya dinilai dan MAR mendapat nilai paling rendah yaitu 75. SDW menuduh HEA menyembunyikan penggarisnya. Terlihat MAR melerai saat HEA dan SDW terlibat pertengkaran dengan saling memukul. MAR membantu SDW duduk di bangku. MAR tampak memberi tanggapan dengan menceritakan alat musik dari NTB. Pelajaran berakhir dan ditutup dengan doa. Siswa kelas III segera berwudhu dan melakukan shalat dhuhur berjamaah. Terlihat MAR mengumandangkan adzan tanpa disuruh. Setelah shalat diisi dengan kulma (kuliah lima menit) oleh salah satu siswa. MAR mendengarkan dan memperhatikan materi kulma tentang Nabi Musa. 139

155 CATATAN LAPANGAN 3 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Selasa, 7 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Sesaat peneliti sampai di sekolahan, MAR menyapa peneliti. MAR langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sebelum shalat dhuha, MAR bermain dengan teman-temannya. MAR menunjuk HEA untuk giliran memimpin tilawah dan murojaah surat An-Naba, An-Naziat, Abasa, At- Takwir, AL Mutoffifin dan Al Infithor. Setelah selesai shalat dhuha, MAR menaiki temannya yang sedang tengkurap. Peneliti sempat bertanya kepada MAR sebagai berikut. P MAR : Sudah hafal surat yang dibaca tadi? : Ada yang hafal ada yang enggak Bu Ketika pergantian jam, MAR dan HEA sedang membuka buku nilai harian. Kemudian peneliti meminjam buku tersebut. MAR berkata Biasanya aku Matematika nilainya 100 Bu sambil menunjukkan buku Matematikanya. MAR mematuhi perintah guru untuk menurunkan kursi. Nada MAR ketika berdoa paling keras dibanding teman-temannya. MAR terlihat aktif bertanya jawab dengan guru mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan. Tiba-tiba MAR berkata Bu, langsung kasih soal aja Bu karena sudah cukup paham dengan materi tersebut. Guru : Siapa yang mengerjakan PR sendiri? MAR : Saya sendiri Bu MAR mengerjakan PR Matematika sendiri. Tampak MAR juga sering pergi ke meja teman. IND tidak masuk sekolah karena sakit sehingga MAR pindah ke meja IND. Tidak jarang MAR bermain sulapan dengan SDW. MAR selesai lebih dahulu daripada teman-temannya. MAR bermain koin padahal masih pelajaran. Saat istirahat peneliti bertanya kepada MAR sebagai berikut. P : Biasanya kalau ada teman yang sakit kamu menjenguk tidak? MAR : Iya biasanya kalau sudah 10 hari lebih. P : Lha kamu mau menjenguk IND tidak? MAR : Iya mungkin nanti Bu. P : Kamu tau rumah IND tidak? MAR : Tau Bu, soalnya sering main bareng. P : Jenguknya sama HEA? MAR : Enggak, sendiri Bu. Rumah HEA jauh. Saat istirahat peneliti mencari stopkontak untuk mengecharge, MAR mencarikan di kelas II dan kelas IV. MAR menunjukkan ekspresi tidak senang untuk maju bercerita Bahasa Jawa. Gak bisa Bu kata MAR sambil menggaruk-garuk kepala. MAR juga menunjuk-nunjuk HEA untuk maju. Saat pelajaran, MAR menyalahkan HEA padahal MAR dan HEA menyanyi bersama. MAR mendapat nilai paling rendah dibanding teman-temannya yaitu 50. SDW bermain-main rautan hingga pensilnya menjadi pendek sehingga diingatkan oleh MAR Nanti boros lho, kalau boros temennya setan. Saat akan pelajaran TIK, MAR dijahili HEA dengan memasukkan ke lorong yang sempit. Kemudian terjadi adu mulut antara MAR dan HEA. Tak hanya itu, MAR dan HEA bertengkar hingga MAR menangis karena dipukul oleh HEA. MAR meminjam pulpen ke kelas V. MAR tetap fokus untuk menulis namun sesekali HEA mengejek MAR hingga terjadi saling mengejek. MAR : Matematika ra iso, ra tau mlebu sisan (Matematika tidak bisa, jarang masuk sekolah juga) HEA : Moco ba bi bu, dibanting we nangis kok (Membaca saja dieja, dibanting juga nangis kok) TIK berakhir, MAR dan HEA masih saling dorong-dorongan. MAR segera menuju kamar mandi untuk wudhu. MAR juga adzan tanpa disuruh. 140

156 CATATAN LAPANGAN 4 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Rabu, 8 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Peneliti langsung menuju ke mushola, tampak MAR sendirian karena HEA tidak masuk. Kemudian MAR menghampiri KKH dan bercanda sambil menunggu shalat dhuha dimulai. Setelah selesai, MAR bermain dengan teman yang berbeda kelas bernama NNA, RDH dan RZK. Peneliti bertanya kepada MAR mengenai jadi atau tidaknya MAR menjenguk IND. P : Kemarin kamu jadi jenguk IND tidak? MAR : Jadi Bu P : Sama siapa? MAR : Sendiri Bu. Pulang sekolah P : IND sakit apa? MAR : Masuk angin Bu. MAR menyalakan obat nyamuk tanpa ada yang memerintah. Hari ini yang masuk hanya dua siswa yaitu MAR dan SDW dari empat siswa. Saat akan mengumpulkan buku ke meja guru, MAR menawarkan bantuan kepada SDW. MAR : Tak bawain ya? SDW : Iya Saat istirahat, KKH masuk di kelas III. MAR langsung menawarkan jajanan tempura kepada KKH. MAR : Arep ora KKH? (Mau tidak KKH?) sambil menyodorkan jajanannya ke KKH. KKH : Ora ah, aku uwis maem (Tidak, aku sudah makan) CATATAN LAPANGAN 5 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Kamis, 9 Februari 2017 Tempa t : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Pada saat peneliti masuk mushola, siswa sudah siap untuk melaksanakan shalat dhuha. MAR cubit-cubitan dengan KKH saat ngaji bersama. MAR menunjuk-nunjuk HEA untuk memimpin ngaji bersama. Tampak MAR bercanda dengan KKH dan MAN setelah selesai ngaji bersama. Ketika pelajaran Quran dan Hadits, MAR meminjamkan rautannya kepada SDW. MAR memainkan rautannya ketika muroja ah surat Al Insyirah dan Al Mutaffifin. Sesekali MAR memperhatikan penjelasan guru Agama. Saat istirahat, MAR jajan ke kantin bersama HEA. Ketika duduk dengan peneliti, MAR tibatiba bercerita tentang SDW yang kesasar di pasar sebagai berikut. MAR : Kemarin to, SDW kesasar ke pasar P : Lho kok bisa kesasar bagaimana ceritanya? MAR : Iya kemarin belum dijemput sama Mbak AYK (pengasuh SDW) tapi udah jalan-jalan sampai pasar P : Lha kamu kok tau? MAR : Iya kemarin saya yang nganter SDW ke sekolahan Pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Indonesia. Setelah latihan soal MAR mendapat nilai 40, HEA 80 dan IND 60. Dilanjutkan dengan pelajaran SBK membuat kerajinan tangan dari sedotan. Pada saat itu guru sedang rapat sehingga meminta peneliti untuk mendampingi melanjutkan pelajaran SBK. 141

157 MAR, SDW dan HEA bermain sedotan dengan menggunting-gunting saja tidak melanjutkan. Setelah selesai, MAR dan HEA menyapu lantai karena kotor. Bel pulang untuk kelas III berbunyi. MAR segera berwudhu dan menuju ke mushola. MAR mengumandangkan adzan tanpa disuruh. Setelah shalat dhuhur, MAR dan HEA mendapat giliran untuk kulma (kuliah lima menit) tentang sejarah Nabi Adam. MAR : Assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Saya MAR dan HEA. Disini kami akan menceritakan kisah Nabi Adam CATATAN LAPANGAN 6 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Jumat, 10 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Shalat dhuha sedang berlangsung ketika peneliti sampai mushola. Tampak MAR sebagai imam shalat dhuha. Setelah shalat dhuha dan ngaji bersama selesai dilanjutkan SIGIMAS. MAR tidak membawa sikat dan pasta gigi. Kemudian MAR dipanggil ke kantor oleh wali kelas III. Guru menasehati agar jumat depan membawa sikat dan pasta gigi. Kegiatan selanjutnya di hari Jumat adalah senam pagi. Tampak MAR di barisan tengah. Sesekali MAR menggerakkan badannya tidak sesuai dengan teman lain. Setelah senam, siswa masuk ke kelas untuk pelajaran. Sambil menunggu guru, terlihat MAR dan IND bermain petak umpet. Saat IND yang jaga, MAR sembunyi di dalam tikar yang berada di atas meja. Sebelum pelajaran IPA dimulai, terdapat percakapan antara guru dan siswa. G : Siapa yang tadi berantakin meja guru? MAR : SDW Bu, tadi juga mindah obat nyamuk G MAR : Makanya jangan diberikan sama SDW. Kemarin SBK jadi melanjutkan tidak ya? : Tidak, pada guyon Bu. MAR tampak merespon guru ketika dilakukan tanya jawab mengenai sumber energi. Tibatiba saat MAR telah selesai mengerjakan latihan dari guru, MAR menghampiri peneliti. MAR menanyakan PR Matematika kepada peneliti. Setelah diingatkan guru, MAR kembali ke tempat duduknya. MAR sesekali bertanya kepada guru apabila MAR kurang bisa memahami soal. Pelajaran Bahasa Indonesia berbeda dari biasanya. Siswa diminta guru untuk mendiskusikan bacaan bersama-sama secara berkelompok. MAR tampak sering bertanya kepada IND. Pada saat istirahat MAR meminta ijin kepada guru untuk pulang mengambil hasduk. MAR pulang dengan KKH naik sepeda. Setelah sampai, HW sudah dimulai dan MAR langsung mempimpin teman-temannya berdoa. Kegiatan pada saat HW adalah permainan yang dibentuk dua kelompok. MAR tampak senang bekerja sama dalam kelompok. MAR juga terlihat menyiapkan alat-alat untuk ekstrakurikuler menari seperti kabel dan sound. CATATAN LAPANGAN 7 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Sabtu, 11 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Aktivitas pagi terlihat seperti biasa yaitu siswa melakukan shalat dhuha. Tampak MAR berada di shaf kedua. Saat SDW tidak mau berdiri untuk shalat dhuha, MAR membantu SDW. MAR disuruh guru untuk maju tilawah surat Al Kautsar karena tidak ada yang berani maju. 142

158 Saat akan setor hafalan, MAR ingin mendahului teman yang sudah mengantri. Kemudian IND mengingatkan dan menyuruh untuk antri. MAR juga tampak marah dengan saat melototkan matanya NNA menepuk punggung MAR. Pelajaran selanjutnya ialah ekstrakurikuler tari. MAR tampak mengikuti perintah guru untuk mewarnai. Saat MAN (tunarungu) memperlihatkan gambarnya, MAR mengapresiasi dengan mengatakan bagus pada gambar MAN. MAR juga mendengarkan saat MAN bercerita kepada MAR dengan bahasa isyarat. Sesekali MAR paham apa yang dibicarakan MAN. MAR juga tampak membiarkan IND untuk menggunakan crayon MAR. Guru juga memberikan komentar baik kepada MAR mewarnai gambaran. Dilanjutkan dengan pelajaran IPS dengan mengumpulkan PR. MAR mendapat nilai 100 dan merasa senang. MAR sesekali juga bertanya kepada guru apa yang tidak dimengerti. MAR memimpin teman-temannya untuk berdoa sebelum makan. Saat istirahat, MAR bersama IND ke kantin. MAR duduk-duduk dengan siswa kelas lain dan beberapa guru. G1 : Uang sakumu berapa MAR? MAR : 17 ribu G2 : Lha kok banyak. Jajannya juga banyak, mending bawa bekal MAR : Nek gak iwak enggak Bu. Tapi oseng-oseng juga doyan (Kalau lauknya tidak ayam tidak kok Bu. Tapi oseng-oseng juga suka) Selesai makan, MAR membuang sampah ke tempat sampah. MAR menuju ke lapangan untuk main bola dengan IND. MAR juga masuk ke kelas IV yang telah selesai praktik makan-makanan empat sehat lima sempurna. MAR bercanda dan bertanya-tanya dengan SLV. Saat ekstrakurikuler rebana, MAR tampak tidak semangat. MAR bermain dan langsung tiduran di belakang sementara teman-temannya ikut latihan. KKH berusaha mengajak MAR akan tetapi MAR tetap tidak mau. KKH menendang MAR namun tidak membalas. CATATAN LAPANGAN 8 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Senin, 13 Februari 2017 Tempa t : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Pukul upacara sudah dimulai dan siswa sudah baris rapi. MAR tampak sebagai petugas pengibar bendera. Setelah selesai upacara, MAR mengejek siswa lain yang datang terlambat karena disuruh menyapu. MAR ganti baju olahraga bersama IND dan KKH di kelas III. Kemudian menuju mushola untuk shalat dhuha berjamaah. Setelah shalat dhuha, MAR memberitahu kepada guru mengenai NNA yang rakaat shalatnya kurang satu. Bu, NNA kurang satu rakaat kata MAR kepada guru. Pelajaran selanjutnya ialah olahraga. MAR mengajak ELS untuk mengambil peralatan olahraga. Seperti biasa olahraga didahului dengan berdoa dan dilakukan pemanasan. Guru olahraga tidak hadir karena ada keperluan sehingga siswa dibersamai oleh wali kelas III. Awalnya, MAR tidak mau untuk olahraga karena beda keinginan dengan siswa lain. MAR ingin olahraga badminton tetapi siswa lain ingin voli. Setelah diajak guru, akhirnya MAR mau bergabung kembali. Olahraga kasti diikuti dengan baik. MAR terlihat menggandeng tangan NNA untuk kembali ke pos awal. Permainan diganti badminton karena bola kasti pecah. MAR juga tampak membantu teman untuk berpindah tempat agar tidak terkena bola. NNA minta tolong MAR untuk menemani NNA ganti baju di kamar mandi. MAR menyetujuinya akan tetapi MAR menjahili NNA. MAR bersama KKH dan IND menutup pintu kamar 143

159 mandi sementara NNA di dalam kamar mandi ketakutan. Akhirnya NNA sampai nangis, ngompol bahkan mengumpat. MAR segera lapor ke wali kelas IV. NNA diminta untuk mencuci celana dalamnya. Saat NNA mencuci di kamar mandi, MAR bernyanyi Cuci-cuci sendiri sambil melihat NNA. Saat istirahat, MAR jajan dan bergabung dengan teman-teman. MAR bercerita kalau MAR masih sering ngompol. MAR : Aku masih sering ngompol lho IND : Ih ih MAR : Ndisik kan wis tau tak ceritani to? (Dulu kan aku pernah cerita kan? P : Lho sudah besar kok masih sering ngompol? MAR : Iya kalau siangnya lari-lari Pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Inggris. Ketika guru menyuruh salah satu siswa maju, MAR dan IND melakukan pingsud (undian) untuk maju. Seperti biasa, MAR sering maju ke depan kelas untuk menunjuk sesuatu yang diminta guru. MAR juga tampak bertanya Bu, yang bawah sendiri itu bagaimana?. Pada saat ulangan PKn, MAR meminta tolong guru untuk membacakan beberapa soal. MAR mengerjakan soalnya sendiri dan mengakui bahwasanya MAR tidak bisa membaca. Setelah selesai, MAR meminjam pulpen IND dan langsung menggambar. IND mengingatkan MAR agar tidak menggambar terus serta meminta pulpennya. CATATAN LAPANGAN 9 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Selasa, 14 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Seperti biasa, shalat dhuha sudah dimulai. Tampak MAR sebagai imam shalat shuha. Selesai shalat dhuha dilakukan ngaji bersama. Bu pinjam pulpennya kata MAR kepada peneliti. MAR meminjam pulpen peneliti untuk menulis tanggal pada buku prestasi iqro. Bel berbunyi, siswa masuk kelas untuk pelajaran. MAR mengerti kalau kapurnya habis sehingga segera menuju ke kantor untuk mengambil kapur papan tulis. Terlibat pertengkaran dengan SLV karena MAR yang memulai mencoret-coret kertas SLV. Kemudian MAR minta maaf pada SLV tetapi masih tetap jahil. MAR dikejar oleh SLV sampai tertangkap dan berhenti karena ada guru yang melihat. Pelajaran selanjutnya adalah Matematika. Siswa kelas III mengerjakan ulangan Matematika. MAR tampak mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Sesekali MAR bertanya kepada guru mengenai soal yang tidak dipahami MAR. Saat MAR menghitung dengan jari, guru melihat kuku MAR panjangpanjang dan disuruh untuk memotong. MAR menjahili SDW dengan menyanyi Upin-Ipin karena SDW kembar dengan NKL yang masih kelas II. MAR juga berani maju ke depan kelas untuk menunjukkan sudut yang digambar oleh guru. Ketika SDW mencubit MAR, MAR tidak membalas. MAR mendapatkan nilai ulangan Matematika 92 lebih tinggi dari SDW 88. Jawaban ulangan Matematika milik MAR hanya salah satu nomor saja. MAR merasa senang dengan nilai yang didapat. Saat istirahat, MAR jajan bersama KKH. MAR duduk-duduk di depan kantin bersama siswa lain dan beberapa guru. MAR menuju ke lapangan dan bermain bola dengan KKH. Kemudian masuk ke kelas IV dan kelas V. 144

160 Selanjutnya pelajaran Bahasa Jawa mengenai Aksara Jawa. MAR merasa senang ketika ada pengumuman bahwa hari Rabu libur karena pilkada serentak. Saat mengerjakan soal, MAR memberitahu SDW untuk mengerjakan sampai nomor 10. Setelah dicocokkan, MAR mendapat nilai 40 dan SDW mendapat 80. Pelajaran terakhir adalah TIK. MAR segera menuju ruang komputer. Guru TIK meminta siswa untuk membuat tabel dan mengisi dengan nama teman-teman. MAR mengisi nama HEA di kelas I kemudian diingatkan oleh guru. CATATAN LAPANGAN 10 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Kamis, 16 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Dari parkiran, siswa terdengar sudah melafalkan surat As-Syams. Hal tersebut berarti bahwa shalat dhuha sudah dimulai. Peneliti segera ke mushola dan melihat MAR sebagai imam shalat dhuha. MAR maju ke depan untuk memimpin tilawah teman-temannya. MAR menjahili ELS siswi kelas IV dengan menggelitik pinggangnya. MAR juga terlihat bergabung dengan siswi kelas V. Kemudian MAR bercanda dengan JWN siswa kelas I. Saat terdapat siswi kelas V yang latihan mendongeng di depan siswa dan guru, MAR ikut menyoraki siswi tersebut dikarenakan suaranya kurang keras. Seperti biasa saat pelajaran Matematika, MAR terlihat antusias dan aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. MAR memukul-mukul meja dan diingatkan oleh guru. MAR ijin ke toilet untuk cuci muka. Di tengah-tengah perjalanan, MAR mengagetkan ELS dan langsung lari ke toilet. Peneliti bertanya kepada MAR sebagai berikut. P : Kok cuci muka kenapa? MAR : Ngantuk e Bu P : Tadi malam begadang? MAR : Iya, nonton TV P : Lha emang sampai jam berapa? MAR : Sampai jam 11 MAR mencatat dan berani bertanya kepada guru Agama mengenai tulisan surat Adh-Dhuha. Pada saat istirahat, MAR ikut bergabung dengan siswa kelas I. Tiba-tiba MAR memberitahu peneliti Bu, GHN itu pacarnya SFR lho. MAR juga melanggar aturan sekolah dengan jajan di luar sekolah saat masih berada di sekolah. Kemudian peneliti menanyakan alasan MAR membeli jajan di luar. P : Kok kamu jajan di luar, kan aturan sekolah tidak boleh kan? MAR : Lha itu juga jajan di luar kok. Saya ikut-ikutan aja sambil menunjuk siswa kelas I yang beli jajanan di luar. CATATAN LAPANGAN 11 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Jumat, 17 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB 145

161 Peneliti sampai di sekolahan pada pukul WIB. Para siswa terlihat segera mengambil air wudhu untuk shalat dhuha seperti biasanya. Peneliti mencari MAR yang juga berada di kamar mandi bersama teman yang lain. MAR tampak berbeda dari biasanya, dengan potongan rambut yang baru MAR merasa percaya diri. MAR terlihat mendorong-dorong siswa kelas I yang bernama JHN. Peneliti sempat bertanya kepada JHN dan JHN mengatakan tidak tau sebabnya MAR mendorong-dorong JHN. KKH berkata kepada peneliti MAR dipotong pleret Bu. Setelah ditanya peneliti, ternyata MAR hanya minta potong biasa akan tetapi tukang cukurnya memotong rambut ditambah dengan memberi pleretan pada rambut MAR. Seperti hari-hari sebelumnya, MAR bercanda dengan KKH dan IND di mushola sebelum shalat dimulai. Terlihat MAR ikut berlari dan melempar-lempar sajadah ke arah teman-temannya kemudian diingatkan oleh guru. Saat shalat dhuha akan segera dimulai, MAR tampak menjahili SDW dengan mendorong-dorongnya sambil bercanda. Beberapa menit kemudian selesai shalat MAR juga mencubit JHN. Ketika terdapat siswa kelas I yang datang terlambat, MAR mengungkapkan kepada KKH Delok JHN, shalate suwe (lihat JHN, shalatnya lama). Pada saat SIGIMAS, MAR terlihat meminta pasta gigi kepada MAN siswa kelas VI. Dilanjutkan dengan kegiatan senam, MAR dengan beberapa temannya baris di depan untuk memberi contoh kepada teman yang lain. Sekolah mengadakan jumat bersih dengan pembagian siswa sesuai dengan tempat yang akan dibersihkan. MAR mendapat jatah untuk membersihkan depan sekolahan bersama KKH, IND, MNA, FRA. Kerja sama yang baik ditunjukkan oleh MAR ketika mencabut rumput bersama. Saat mengambil tempat sampah MAR merasa kesulitan sehingga MAR menali tepi sampah agar mudah didorong. MAR menyediakan tempat sampah sebagai pembuangan sampah maupun kotoran oleh temantemannya. Raut muka MAR merasa kelelahan sehingga MAR memutuskan untuk istirahat, namun diingatkan oleh guru untuk tetap kerja bakti dengan teman-temannya. Saat kembali bekerja, MAR yang tampak agak terpaksa membersihkan lumut dengan sepatunya. Bel berbunyi yang menandakan akan pelajaran. MAR memimpin doa dengan diperintah oleh guru. Di tengah-tengah pelajaran, terdapat siswi kelas V yang menariki uang infaq. MAR pun dengan segera mengeluarkan uangnya dan infaq seperti teman yang lainnya. Itu nomer 4 energi gerak to Bu? tanya MAR kepada guru kelas III. Guru memperintahkan MAR untuk membagikan buku shalat kepada teman-temannya dan MAR pun melaksanakannya. MAR dan KKH datang terlambat saat HW (Hizbul Wathon ) karena pulang untuk mengambil buku Hizbul Wathon milik MAR. MAR segera baris di depan dan menyiapkan teman-temannya. Saat SDW tidak mau berdiri di barisan, MAR membantunya berdiri. MAR terlihat menghormati temantemannya yang duduk dengan mengucapkan permisi saat melewatinya. MAR sempat emosi dan akan memukul ISN (siswa kelas II) tetapi MAR langsung memberitahu guru. MAR tampak bingung ketika disuruh menulis. Aku raiso nek didekte (Aku tidak bisa kalau didikte) kata MAR. MAR pun hanya menulis judulnya saja kemudian tidak melanjutkannya. MAR tampak sedih karena sempat menangis dan akhirnya menyendiri. Pak guru langsung memanggilnya dan menasehatinya agar belajar menulis dan membaca lebih giat. Di akhir HW, terdapat permainan lempar bola. MAR pun ikut dan menikmatinya serta merasa senang kembali. CATATAN LAPANGAN 12 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB 146

162 Peneliti sampai di sekolahan pada pukul WIB. Terlihat siswa ke kamar mandi untuk berwudhu. MAR bergabung dengan beberapa siswi kelas V dan VI di mushola sambil menunggu shalat dhuha dimulai. Saat shalat akan dimulai, tiba-tiba SDW menjatuhkan dirinya ke lantai sehingga MAR yang berada di dekatnya membantu berdiri. Terjadi lempar-lemparan sajadah yang dilakukan oleh MAR, KKH dan IND untuk menjadi imam. Kegiatan selanjutnya ialah qira ah. MAR sesekali mengikuti dengan baik. Saat berada di tangga, tiba-tiba MAR cerita kepada peneliti. Bu, sekarang aku ikut masak lho Bu, gak ikut lukis lagi Lho kok bisa ganti? Disuruh siapa? Bu NN Ketika ekstrakurikuler masak, MAR nampak senang dan bersemangat meskipun terdapat perdebatan antara MAR dan KKH. MAR nampak haus sehingga meminta ijin minum kepada pembimbing ekstrakurikuler masak. Jam pembelajaran berikutnya adalah ulangan IPS. MAR terlihat mengerjakan sendiri meskipun beberapa kali pergi ke meja IND untuk membacakan soalnya sehingga saat guru melihat langsung menegurnya. Bu, aku gak bisa nomer 4 tanya MAR dan langsung dijelaskan oleh guru. MAR segera melakukan perintah dari guru ketika disuruh untuk mengambilkan karpet. Di sela-sela ulangan, MAR ijin ke kamar mandi. Peneliti pun mengikuti dari kejauhan. AT resleting mu belum ditutup kata MAR kepada AT siswa kelas II. Kemudian MAR memberitahu guru kelas II. Saat mencocokkan jawaban, MAR merasa senang karena SDW tidak jadi mendapat nilai 100. Pada waktu istirahat, MAR segera jajan dan menuju lapangan. MAR bergabung dengan siswa kelas I. MAR juga kejar-kejaran dengan siswi kelas V. MAR mendapatkan nilai PKn 44 sedangkan teman-teman yang lain mendapat nilai di atas MAR. MAR biasa saja dengan nilai yang didapatkan. Saat ekstrakurikuler rebana, MAR tidak mau ikut latihan. Kenapa gak ikut latihan? Gak suka rebana kok Namun setelah dibujuk oleh guru kelas III akhirnya MAR bersedia mengikuti latihan rebana. MAR juga bercerita kepada KKH mengenai ada rebana yang berukuran besar. Setelah selesai, MAR tidak melakukan piket kelas dan langsung pulang. CATATAN LAPANGAN 13 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Senin, 20 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Beberapa saat sebelum upacara dimulai, peneliti segera menuju lapangan. Tampak MAR sebagai tugas pengibar bendera bersama KKH dan IND. MAR berada di posisi tengah sebagai pembawa bendera. Peneliti bertanya kepada KKH karena mata KKH bengkak. P : Matamu kenapa KKH? MAR : Itu udah kebiasaan kok Bu. MAR yang mewakili KKH menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Setelah selesai mengibarkan bendera dilanjutkan dengan pembacaan Undang-Undang Dasar 1945.Saat petugas tersebut maju, MAR berkata kepada KKH Delok ke kaos kakine ra putih to? (Lihat itu, kaos kakinya tidak putih). Sesekali MAR ngobrol dengan KKH. MAR tampak jahil dengan IND karena menarik-narik ikat pinggang IND. 147

163 Pada saat amanat upacara, Pembina upacara pun mengingatkan MAR agar tidak usil sendiri saat bertugas mengibarkan bendera merah putih. Upacara selesai, anak-anak langsung bersalaman dengan guru. Setelah itu, siswa berwudhu untuk shalat dhuha. Di kamar mandi, MAR tampak mencubit GHN. Peneliti bertanya kepada GHN Kamu kok barusan dicubit sama MAR kenapa?. GHN menjawab Gak tau, MAR kan nakal kok. Pelajaran kelas III selanjutnya adalah olahraga. Siswa kelas III ganti baju di kelas III termasuk MAR. Olahraga tersebut mengenai menggiring bola. MAR dapat menggiring bola dengan waktu detik. MAR menawarkan minuman kepada KKH karena melihat KKH kehausan. MAR : Ngombe ra KKH? (Minum tidak KKH?) KKH : Gowo po? (Kamu bawa) MAR : Gowo, iki ana lho (Bawa, ini ada kok) Di ruang komputer diperlihatkan video tentang berbagai jenis gaya renang. Tiba-tiba HEA berkata sebagai berikut. HEA : Aku lek latihan renang nang golfan ana blumbange (Aku kalau latihan renang di dekat golfan ada kolam) MAR : Ra takok kok (Tidak tanya kok) HEA : Aku ming ngomong kok (Aku hanya bilang kok) MAR : Ning ra ana sik takon kok HEA (Tetapi tidak ada yang tanya kok HEA) MAR berani bertanya pada guru Itu gaya apa Pak?. MAR mengobrol dengan temantemannya di sela-sela pergantian jam pelajaran. MAR melihat kliping IPS milik IND dan memberikan komentar Iki aku duwe ning omah Lombok (Ini aku punya di rumah Lombok) sambil menunjuk salah satu gambar. Kemudian MAR melipat pakaian olahraganya dan berkata kepada IND Gon mu dilempit ra IND? Gon aku tak lempit ndak kusut (Punyamu pakaiannya dilipat tidak? Punyaku dilipat biar tidak kusut). MAR tidak menjawab sapaan Bahasa Inggris saat ditanya oleh guru. MAR mengacungkan jari saat guru bertanya kepada siswa yang tidak pernah tidur siang. MAR mendapat nilai ulangan IPS 68 lebih rendah dari siswa lain. Latihan soal Bahasa Inggris lagi-lagi MAR mendapat nilai paling rendah yaitu 80, sementara HEA 100 dan IND 85. CATATAN LAPANGAN 14 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Selasa, 21 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Beberapa saat setelah peneliti datang, shalat dhuha sudah selesai. Setelah ngaji, MAR tampak menghampiri MNA. Setelah MAR pergi tiba-tiba MNA menghampiri peneliti dan memberitahu seperti berikut. MNA : Mbak, MAR tadi minta uang ke aku P : Emang minta berapa? MNA : 5000 P : Terus kamu kasih gak? MNA : Enggak Mbak P : Kamu sering ngasih uang ke MAR kan? MNA : Iya P : Makanya besok lagi jangan ngasih uang ke MAR ya? MNA : Iya Mbak 148

164 MAR bermaksud untuk menghapus papan tulis namun tidak diperbolehkan oleh SDW. SDW nangis dan menggigit punggung MAR kemudian didamaikan oleh pendamping SDW. MAR meminta maaf sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman. Sebelum pelajaran Matematika berlangsung, MAR mengambil kapur tulis tanpa ada yang menyuruh karena MAR melihat bahwa kapur tulis di kelas III sudah habis. MAR aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan materi macam-macam sudut. KKH : Assalamu alaykum, permisi Bu, mau pinjam payung G : Wa alaykumussalam, iya boleh di luar ada itu MAR : Gonaku ya ana kuwi nang njobo (Punyaku juga ada itu di luar) MAR meminta ijin ke kamar mandi dan masuk kelas mengucapkan salam. MAR mendapat nilai 100 pada soal latihan Matematika. G : Hari ini IND tidak masuk kenapa ya? MAR : Katanya nesu (marah) Bu G : Nesu gimana? Padahal hari ini harusnya IND mengumpulkan tugas Bahasa Inggris MAR : Gak tau Bu. Saya tadi ketemu RZK (adik IND) katanya nesu MAR melaksanakan perintah guru ketika disuruh mengambil kain pel. MAR juga mengajari SDW menggambar sudut. Saat istirahat, MAR langsung ke kantin bersama IND. MAR ke kelas V untuk meminta uang ke MNA tetapi MNA tidak mau. Kemudian MAR memberitahu salah seorang guru yang duduk di depan kantinkalau uang MAR hilang dan sisa dua ribu untuk jajan. MAR masuk kelas IV dan ikut bermain di sana. Selain itu, MAR juga masuk ke kelas I dan bertanya-tanya gambar serta kerajinan tangan yang dipajang. MAR bermain gosok-gosokkan dengan SDW. Pada saat pelajaran Bahasa Jawa mengenai Aksara Jawa, MAR bertanya kepada guru apa yang kurang dimengerti Bu, yang ini gimana buatnya?. Ketika sedang mengerjakan soal terjadi percakapan sebagai berikut. MAR : Pa dha ja ya nya (menyanyi sambil mengarahkan wajahnya ke SDW yang duduk sebelahan) SDW : (langsung memukul MAR) MAR : SDW kok nakal to? SDW : Enggak nakal (sambil memukul lagi telinga MAR) MAR : Baik ding, SDW baik banget kok MAR tidak membalas pukulan dari SDW. Tiba-tiba telinga MAR keluar darah dan peneliti segera menghampiri MAR. Peneliti menyuruh SDW minta maaf akan tetapi MAR tidak mau dan diam saja. Peneliti segera memberitahu guru yang pergi ke toilet dan mengambilkan tisu serta obat merah. SDW memukul MAR menggunakan pensil sehingga telinga luar MAR tergores. Akhirnya guru mendamaikan dan SDW minta maaf kepada MAR. Pembelajaran selesai, MAR segera berwudhu. MAR naik ke mushola dan mengumandangkan adzan dhuhur. Ketika ada SKI yang mengganggu MAR, MAR tetap fokus pada adzannya. MAR dan RDH rebutan untuk iqomah. CATATAN LAPANGAN 15 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Rabu, 22 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB 149

165 Peneliti datang saat shalat dhuha akan dimulai. Setelah shalat dan ngaji bersama, tampak MAR berbicara pada RHM siswi kelas VI. Pembicaraan itu mengenai tulisan Arab yang ditulis di tangan MAR berbunyi udan. MAR meminjamkan plastik kepada SDW untuk digosok-gosokkan ke rambut sehingga terdapat gaya tarik-menarik antara plastik dan kertas. MAR sangat senang bermain hal tersebut. MAR mengajak IND untuk membeli busur di koperasi yang kemarin digunakan untuk pelajaran Matematika. MAR bermain dengan SDW dan IND. Pelajaran selanjutnya adalah Agama dengan materi mengenal sifat mustahil bagi Allah. Tibatiba ada siswi kelas IV yang meminjam tikar. MAR segera mengambilkannya. Kemudian di saat pelajaran IPA tentang cara menghemat energi, guru kelas melakukan tanya jawab dengan siswa seperti biasa. G : Siapa yang di rumah sering menyetrika pakaian? MAR : (mengacungkan jari) Ibu saya sering nyetrika Bu G : Kalau menyetrika jangan setiap hari karena akan boros listrik MAR : Tetangga saya menyetrikanya setiap hari Bu G : Ya jangan setiap hari nanti bayar listriknya banyak. Coba sebutkan alat di rumah yang menggunakan listrik? MAR : Laptop, TV, tablet, salon Ketika guru menawarkan menghapus papan tulis. MAR dan IND saling tunjuk-menunjuk dan IND pun mengalah. Pada waktu istirahat, MAR segera menuju ke kantin untuk jajan tempura dan duduk dengan salah seorang guru. MAR sesekali keluar dari mejanya untuk bermain teropong-teropongan dari buku. MAR menghampiri ke meja SDW saat SDW diberikan pertanyaan oleh guru. Peneliti diminta guru kelas untuk mengisi pelajaran Bahasa Indonesia dikarenakan guru kelas ada rapat. Tugas Bahasa Indonesia tentang menceritakan pengalaman. Setelah membaca buku paket, siswa diminta untuk membuat cerita pengalaman. MAR membuat cerita pengalaman saat ia rekreasi ke Rindam. Setelah selesai menuliskan pengalamannya, MAR maju ke depan kelas dan membacakannya tanpa disuruh. Hari ini MAR piket akan tetapi MAR tidak melaksanakannya. Peneliti sempat bertanya kepada MAR di parkiran. P MAR P MAR : Kenapa kamu gak piket MAR? : Hari ini sama IND kok : Lho bukanne jadwal piket hari ini kamu ya? Kemarin hari Sabtu kamu juga gak piket to? : Enggak papa Bu CATATAN LAPANGAN 16 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Kamis, 23 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Shalat dhuha sedang berlangsung saat peneliti datang. Tampak MAR seperti biasa mengikuti gerakan imam dan melafalkan bacaan shalat. Selesai shalat terdapat kegiatan ngaji pagi. MAR antri sesuai dengan antriannya. Selesai ngaji, MAR berkumpul dengan SYF dan DND. MAR bercerita kalau MAR sudah sampai jilid 2. Kemudian MAR bertanya pada SYF dan DND seperti berikut. MAR : Kalian sampai mana? SYF : Sampai jilid 2 MAR : Sama aku juga, tapi kalau di TPA udah sampai jilid 3 150

166 MAR terlihat memberikan tuding nya kepada SYF dan akan memberikan juga kepada DND karena MAR di rumah mempunyai 3 tuding. MAR ngobrol juga dengan RDH mengenai bazar buku dengan melihat selebaran daftar judul buku. Di tengah-tengah ganti pelajaran, MAR masuk di kelas IV untuk melihat tabungan infaq. Peneliti sempat bertanya kepada SLV yang lebih sering berinteraksi dengan MAR. P : MAR sering main kelas IV ya? SLV : Iya sering banget P : MAR biasanya ngapain kalau di kelas IV? SLV : Main-main aja kadang cerita-cerita P : Cerita apa? SLV : Ya cerita apa aja. Padahal aku gak ngapa-ngapa, tapi MAR mulai dulu Kemudian pelajaran Agama mengenai melanjutkan menulis surat Adh-Dhuha. Saat pelajaran sedang berlangsung, MAR maju ke depan dan bertanya kepada guru Apa ini Pak? sambil menunjukkan huruf wau. Saat pelajaran Matematika, MAR meminjam busur milik IND. Tiba-tiba SDW berisik meminta menyanyi lagu. MAR berkata Pindah dan tinggal ke perpus saja Bu. Beberapa menit kemudian, bel ganti pelajaran berbunyi. Pelajaran kelas III ialah SBK, peneliti diminta guru untuk mengisi kelas karena guru ada rapat. Peneliti meminta siswa untuk membuat origami kupu-kupu dan daun. MAR tampak bersemangat dan mendahului teman-temannya. MAR ijin kepada SDW untuk meminjam gunting. Setelah pelajaran SBK dilanjutkan dengan Bahasa Indonesia dengan materi menuliskan pengalaman. Selesai menuliskan pengalaman, MAR maju ke depan tanpa disuruh oleh peneliti untuk membacanya. MAR menunjuk IND untuk maju. Setelah pelajaran selesai, Siswa kelas III termasuk MAR bekerja sama untuk membersihkan kelas dengan menyapu. CATATAN LAPANGAN 17 Catatan lapangan observasi Hari, tanggal : Jumat, 24 Februari 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Saat menunggu shalat dhuha dimulai, MAR tampak bermain dengan IND dan KKH. MAR menendang IHS sambil bercanda. MAR sebagai imam shalat dhuha. Selesai shalat dhuha, siswa bersiap-siap untuk melakukan SIGIMAS dilanjutkan dengan senam. Saat pelajaran Bahasa Indonesia akan dimulai, MAR disuruh guru untuk membersihkan taplak meja yang kotor. MAR melaksanakan perintah guru. Tiba-tiba SFR (siswi kelas I) memberitahu guru kelas III bahwa di kelas I ada yang bertengkar. Guru kelas III segera menuju kelas I, MAR pun mengikutinya. Ternyata GHN dan JHN bertengkar sehingga GHN menangis. MAR langsung menuju ke kantor dan melapor kepada guru kelas I. Setelah kembali ke kelas I Bu, ini suruh dibawa ke kantor. Pelajaran Bahasa Indonesia dilanjutkan. Guru menjelaskan mengenai puisi tiba-tiba MAR bertanya Membuat puisi keindahan alam ya Bu?. Guru meminta siswa untuk menyalin puisi di kertas HVS yang sudah disediakan. Beberapa menit kemudian, MAR tidak mau melanjutkan untuk menulis puisi. Setelah IND dan SDW selesai, guru meminta siswa untuk membacakan puisi tersebut. MAR yang masih kurang lancar dalam membaca mendapat apresiasi dari guru karena sudah terdapat kemajuan dari sebelumnya. Guru tidak mau menerima puisi MAR yang belum selesai dan meminta untuk melanjutkannya. Bu tak lanjutkan di rumah ya? kata MAR dan guru menyetujuinya. 151

167 Saat mengikuti HW, MAR terlihat saling membantu dalam membuat tiang bendera. MAR juga sesekali bermain di plorotan bersama siswa kelas I dan II. MAR kemudian mengikuti ekstrakurikuler tari. CATATAN LAPANGAN 18 Catatan lapangan observasi dan wawancara Hari, tanggal : Senin, 27 Februari 2017 Tempat Waktu : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang : WIB Peneliti berniat untuk melakukan wawancara dengan guru olahraga dan siswa kelas IV yaitu KKH dan SLV. Dari wawancara keduanya dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi sosial MAR di sekolah baik dan MAR mempunyai banyak teman. Selain wawancara, peneliti melakukan observasi tambahan. MAR sebagai petugas pengibar bendera. MAR juga menjadi imam shalat dhuha. Pada saat olahraga, MAR menikmati permainan. MAR bermain dengan KKH dan IND saat olahraga. Saat pelajaran Bahasa Inggris MAR berani bertanya kepada guru Bu nomor dua gambar apa?. CATATAN LAPANGAN 19 Catatan lapangan wawancara Hari, tanggal : Kamis, 2 Maret 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Peneliti seperti biasanya tiba di sekolah pukul WIB. Peneliti berencana untuk melakukan wawancara dengan HEA dan IND. Selain itu, peneliti juga mengamati MAR. MAR sebagai imam shalat dhuha. Saat guru bertanya kepada SDW Apa yang kamu lakukan jika sedang di jalan dan terjadi hujan deras?. MAR menyalahkan SDW dengan berkata sokor. Ketika pelajaran Quran Hadist, MAR bertanya kepada guru Yang ini apa Pak?. Selain itu, MAR memberitahu guru saat baterai laptop guru akan habis. MAR mengajak SDW istirahat. MAR segera jajan dan duduk-duduk bersama guru dan siswa di depan kantin. MAR juga mengadu saat kaki SDW diletakkan di atas kursi. CATATAN LAPANGAN 20 Catatan lapangan wawancara Hari, tanggal : Jumat, 3 Maret 2017 Tempat : Ruang Kelas III dan Lingkungan Sekitar SD Muhammadiyah 2 Magelang Waktu : WIB Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III dan MAR. Dari wawancara tersebut, diperoleh data bahwa MAR memiliki interaksi sosial yang baik dengan siswa lain. MAR tidak membeda-bedakan siswa lain. MAR merupakan anak yang baik dan tidak membalas jika SDW menyalahinya. Selain wawancara, peneliti mengurus surat-surat penelitian dan berkas-berkas pendukung yang diperlukan dalam lampiran. 152

168 Lampiran 9. Foto Penunjang Observasi FOTO PENUNJANG OBSERVASI MAR mampu bekerja sama dengan siswa lain saat menjadi petugas pengibar bendera. MAR terlihat senang bermain sajadah dengan temannya. MAR senang tampil di hadapan umum dengan memimpin barisan. MAR mengumandangkan adzan dan merasa percaya diri. MAR tampak ceria saat bergabung dengan teman-temannya di waktu istirahat. MAR senang tampil dan percaya diri di baris depan saat senam untuk memberikan contoh siswa lain. 153

169 MAR mampu bekerja sama dan terlihat menyapu bersama siswa kelas III. MAR terlihat senang saat bermain dengan SLV (siswi kelas IV). MAR tidak membedakan dalam bermain. MAR merasa kecewa saat didekte untuk menulis materi HW (menunjukkan ekspresi kurang senang). MAR bermain dengan siswa kelas I dan II di taman bermain saat istirahat. 154

170 MAR segera melapor guru saat terjadi perkelahian di kelas I. MAR menjadi imam shalat dhuha berjamaah sebelum dimulainya pelajaran. MAR dan HEA saat membaca kulma setelah shalat dhuhur, MAR terlihat kurang percaya diri. MAR masuk di kelas V dan melihat permainan dakon. MAR bermain gosok-gosokan dengan SDW (autis). MAR tidak membedakan teman dalam bermain. MAR menjahili SDW dengan menggelitik pinggang SDW saat pelajaran sedang berlangsung. 155

171 Lampiran 10. Hasil Assesment Siswa Slow Learner 156

172 157

173 Lampiran 11. Raport Siswa Slow Learner 158

174 159

175 160

176 161

177 162

178 163

179 164

180 165

181 166

182 Lampiran 12. Tulisan Siswa Slow Learner (Dokumentasi pribadi: Tulisan MAR yang masih belum rapi dan kurang lengkap dalam menyusun kalimat) 167

183 Lampiran 13. Surat Keterangan Sekolah Inklusi 168

184 169

185 170

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 1. Proses yang Asosiatif a. Kerjasama 1) Kerukunan Tolong Menolong dan Gotongroyong 2) Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC. ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.MLARAK Oleh: Ihda Afifatun Nuha 13321696 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SLOW LEARNER OLEH GURU DI KELAS III

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SLOW LEARNER OLEH GURU DI KELAS III Layanan Pendidikan Guru... (Abdiyatun Khayati) 2.365 LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SLOW LEARNER OLEH GURU DI KELAS III EDUCATION SERVICE FOR SLOW LEARNER BY CLAASROOM TEACHER IN GRADE III Oleh: Abdiyatun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat merubah suatu pola pikir ataupun tingkah laku manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL Jenis-jenis Hubungan Sosial Hubungan antar individu Contoh: 2 orang siswa saling bertegur sapa Hubungan individu dengan kelompok Contoh: Seorang pendeta memberikan kotbah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. STKIP Siliwangi Bandung 2014 1 Manusia sebagai makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan divided (tidak

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR SKRIPSI EKA PRASTIA NURLIANO 1301030023 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial telah dibekali naluri untuk selalu mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut diantaranya dapat

Lebih terperinci

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak

Lebih terperinci

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, tingkatan intelektual manusia terbagi dalam tiga jenis 1. Pertama, individu dengan tingkat intelektual

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS

PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS Disusun Untuk Memenuhi Syarat pencapaian Gelar Magister Administrasi Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara 7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Interaksi Sosial A. Interaksi Sosial Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-1 Apakah SISTEM..????? Secr etimologis berasal dr

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu

Lebih terperinci

STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN GENDER

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN GENDER DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES

LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

LAYANAN AKOMODASI GURU DALAM PEMBELAJARAN UNTUK SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER) DI KELAS V

LAYANAN AKOMODASI GURU DALAM PEMBELAJARAN UNTUK SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER) DI KELAS V 1.988 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 21 Tahun ke-5 2016 LAYANAN AKOMODASI GURU DALAM PEMBELAJARAN UNTUK SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER) DI KELAS V ACCOMMODATION SERVICE IN LEARNING FOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM :

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM : Analisis Perkembangan Bahasa Verbal Pada Anak kelas 1 Yang Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (TK) Di SD Negeri 2 Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2015 2016

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PEKUNCEN (Ditinjau Dari Tipe Kepribadian David Keirsey)

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PEKUNCEN (Ditinjau Dari Tipe Kepribadian David Keirsey) DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PEKUNCEN (Ditinjau Dari Tipe Kepribadian David Keirsey) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga menjadi hak setiap individu tanpa terkecuali seperti dijelaskan dalam

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017 PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017 Skripsi diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING PESERTA DIDIK DYSCALCULIA PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING PESERTA DIDIK DYSCALCULIA PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING PESERTA DIDIK DYSCALCULIA PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017 ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH SKRIPSI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERILAKU SOSIAL ANAK SLOW LEARNER DI SD NEGERI KARANGMOJO II KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

IDENTIFIKASI PERILAKU SOSIAL ANAK SLOW LEARNER DI SD NEGERI KARANGMOJO II KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU SOSIAL ANAK SLOW LEARNER DI SD NEGERI KARANGMOJO II KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 2.282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 24 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 IMPLEMENTATION GUIDANCE STUDY AT THE FIRST GRADE

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : DESSY PUSPITANINGTYAS K4311022 FAKULTAS

Lebih terperinci

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber)

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Masalah berawal dari guru Tujuannya memperbaiki pembelajaran Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MATEMATIS DITINJAU DARI SELF AWARENESS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MATEMATIS DITINJAU DARI SELF AWARENESS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MATEMATIS DITINJAU DARI SELF AWARENESS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh: TITI

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KOMUNITAS PUNK

INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KOMUNITAS PUNK INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KOMUNITAS PUNK Astharieka Saentya Ariyanti Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik e-mail: astarieka89@yahoo.co.id ABSTRAK Komunitas Street

Lebih terperinci

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB 1-02.6) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : 3.2 Mengenali dan mengidentifikasi realitas individu, kelompok, dan

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART SKRIPSI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMENGGUNGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: AHMAD JAWANDI NIM K3109006 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: MUHIMMATUL LATHIFAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: MUHIMMATUL LATHIFAH DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT SISWA SMP NEGERI 6 REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TIPE SLOW LEARNERS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TIPE SLOW LEARNERS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TIPE SLOW LEARNERS Muhammad Hairul Saleh, Dina Huriaty, Arifin Riadi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin Salehbale3@gmail.com, dina_rty@yahoo.com,

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Alfi Hidayatur Ramadhlani Dra Sri Hartini, M.Pd ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL 1. Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial Enam faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial: sugesti, imitasi, identifikasi, simpati,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI BISNIS DI SMK N 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: DWI SAFRUDIN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang dimiliki individu di mana perilaku itu akan muncul pada waktu individu itu berinteraksi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO (Ditinjau dari Domain Kecerdasan McKenzie)

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO (Ditinjau dari Domain Kecerdasan McKenzie) DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO (Ditinjau dari Domain Kecerdasan McKenzie) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) 58 Penyesuaian Sosial Siswa Tunarungu PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) Karina Ulfa Zetira 1 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 2 Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi 3 Abstrak

Lebih terperinci

DALAM A DASAR

DALAM A DASAR PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI BERIBADAH SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH PK KARTASURA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: MELINDAWATI KUSUMA ANGGRAENI A

Diajukan Oleh: MELINDAWATI KUSUMA ANGGRAENI A ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBENTUK CERITA PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII MTS NEGERI NGEMPLAK TAHUN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA SMP NEGERI 4 BANYUMAS DITINJAU DARI GENDER

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA SMP NEGERI 4 BANYUMAS DITINJAU DARI GENDER DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA SMP NEGERI 4 BANYUMAS DITINJAU DARI GENDER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh : DIKA CAHYA PERMANA 1301060069

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA 8 Surakarta

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 4 PURWOKERTO (Ditinjau dari Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus)

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 4 PURWOKERTO (Ditinjau dari Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus) DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 4 PURWOKERTO (Ditinjau dari Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGAJAR CALISTUNG PADA ANAK SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGAJAR CALISTUNG PADA ANAK SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi KREATIVITAS GURU PAUD DALAM MENGAJAR CALISTUNG PADA ANAK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Sri Maryani

Lebih terperinci

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DANANG TRI ATMOJO A

Diajukan Oleh: DANANG TRI ATMOJO A ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN MEMBACA DI SMK BHINNEKA KARYA SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci