Hasil Radiography. Isolated Slag Inclusion (ISI)

Transkripsi

1 Hasil Radiography Isolated Slag Inclusion (ISI)

2 Hasil Pengujian NDT Pada proses magnetic particle inspection tersebut menunjukkan bahwa pada spesimen fillet weld joint (spesimen 01 hingga spesimen 14) tidak adanya indikasi cacat hasil lasan. pada proses radiography test menunjukkan hasil bahwa pada spesimen butt weld joint (spesimen 1A film position 0 dan 90º, spesimen 1B film position 0 dan 90º, spesimen 1C film position 0 ) tidak adanya indikasi cacat hasil lasan. Namun pada spesimen 1C film position 90º ditemukan indikasi cacat hasil lasan yang berupa isolated slag inclusion (ISI).

3 SPESIMEN POSISI Hasil Uji Tarik Sambungan Butt Weld t (mm/mm) TP-2 TP-3 TP-4 TP-5 TP-6 TP-7 Yield 9,38 0,45 UTS 23,26 1,57 Fracture 19,43 2,15 Yield 9,38 0,48 UTS 22,85 1,59 Fracture 19,43 2,23 Yield 9,38 0,45 UTS 21,73 1,77 Fracture 18,31 2,46 Yield 8,04 0,35 UTS 21,8 1,72 Fracture 18,98 2,2 Yield 7,81 0,43 UTS 21,89 1,85 Fracture 18,09 2,35 Yield 7,7 0,39 UTS 22,73 1,34 Fracture 20,1 1,68

4 Hasil Uji Tarik Sambungan Butt Weld Hasil pengujian pada sambungan butt weld tanpa PWHT menunjukkan bahwa pada test piece 1A memiliki kekuatan tarik tertinggi sebesar 45,238 kgf/mm 2, pada test piece 1B memiliki kekuatan tarik terendah sebesar 41,176 kgf/mm 2, sedangkan pada test piece 1C mengalami kenaikan kekuatan tarik menjadi 43,703 kgf/mm 2. Akibat adanya PWHT, nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh pada test piece 1D hingga 1F berada menurun dibawah kekuatan tarik, kekuatan luluh dan keuletan pada test piece 1A-1C (tanpa PWHT).

5 Patahan Hasil Uji Tarik Sambungan Butt Weld 1A 1D 1B 1E 1C 1F

6 Hasil Uji Tarik Sambungan Fillet Weld 1 : 1 SPESIMEN POSISI t (mm/mm) TP-9 TP-10 TP-11 TP-12 TP-13 TP-14 Yield 9,38 0,39 UTS 25,52 1,78 Fracture 25,12 1,84 Yield 7,14 0,55 UTS 21,41 1,57 Fracture 18,31 2,1 Yield 8,37 0,39 UTS 23,43 1,55 Fracture 19,43 2,1 Yield 7,14 0,39 UTS 22,1 1,5 Fracture 19,43 1,84 Yield 7,86 0,45 UTS 24,41 1,19 Fracture 21,44 1,29 Yield 7,85 0,32 UTS 20,38 2,29 Fracture 16,97 2,83

7 Hasil Uji Tarik Sambungan Fillet Weld 1 : 2 SPESIMEN TP-9 TP-10 TP-11 TP-12 TP-13 TP-14 POSISI t (%) Yield 9,38 0,39 UTS 25,52 1,78 Fracture 25,12 1,84 Yield 7,14 0,55 UTS 21,41 1,57 Fracture 18,31 2,1 Yield 8,37 0,39 UTS 23,43 1,55 Fracture 19,43 2,1 Yield 7,14 0,39 UTS 22,1 1,5 Fracture 19,43 1,84 Yield 7,86 0,45 UTS 24,41 1,19 Fracture 21,44 1,29 Yield 7,85 0,32 UTS 20,38 2,29 Fracture 16,97 2,83

8 Hasil Uji Tarik Sambungan Fillet Weld Hasil pengujian pada sambungan fillet weld dengan ukuran kaki las 1:1 (tanpa PWHT) menunjukkan bahwa pada test piece 2 memiliki kekuatan tarik tertinggi sebesar 23,267 kgf/mm 2, pada test piece 4 memiliki kekuatan tarik terendah sebesar 21,73 kgf/mm 2, sedangkan pada test piece 3 mengalami kenaikan kekuatan tarik menjadi 22,855 kgf/mm 2. Hasil pengujian pada sambungan fillet weld dengan ukuran kaki las 1:2 (tanpa PWHT) menunjukkan bahwa pada test piece 9 memiliki kekuatan tarik tertinggi sebesar 25,529 kgf/mm 2, pada test piece 10 memiliki kekuatan tarik terendah sebesar 21,413 kgf/mm 2, sedangkan pada test piece 11 mengalami kenaikan kekuatan tarik menjadi 23,437 kgf/mm 2.

9 Hasil Uji Tarik Sambungan Fillet Weld Adanya perlakuan PWHT membuat kekuatan tarik pada test piece 5, 6, 7, 12, 13 dan 14 berada menurun dibawah kekuatan tarik pada test piece tanpa PWHT.

10 Patahan Hasil Uji Tarik Sambungan Fillet Weld TP2 TP5 TP9 TP12 TP3 TP6 TP10 TP13 TP4 TP7 TP11 TP14

11 Hasil Uji Kekerasan Sambungan Butt Weld (tanpa PWHT) INDENTASI VHN BASE METAL VHN WELD VHN HAZ

12 Hasil Uji Kekerasan Sambungan Butt Weld (Perlakuan PWHT) INDENTASI VHN BASE METAL VHN WELD VHN HAZ

13 Hasil Uji Kekerasan Sambungan Butt Weld Pada sambungan butt weld, untuk test piece 1B dapat diketahui bahwa nilai kekerasan pada daerah HAZ yang paling tinggi dengan rata-rata 156,42 HV kemudian diikuti oleh kekerasan pada daerah weld metal sebesar 139,14 HV dan kekerasan terendah pada daerah base metal sebesar 123,71 HV. Adanya perlakuan PWHT yang diberikan juga memberikan perubahan nilai distribusi kekerasan pada suatu material.

14 Hasil Uji Kekerasan Sambungan Fillet Weld 1:1, NON PWHT 1:1, PWHT 1:2, NON PWHT 1:2, PWHT VHN BASE 3/4" VHN BASE 1" VHN WELD VHN HAZ

15 Hasil Uji Kekerasan Sambungan Fillet Weld Pada spesimen dengan ukuran kaki las 1:1 memiliki nilai kekerasan pada daerah HAZ yang teringgi sebesar 197 HV kemudian diikuti oleh kekerasan pada daerah weld metal sebesar 169 HV dan kekerasan terendah pada base metal diameter 3/4 inch sebesar 138 HV serta base metal diameter 1 ich sebesar 156 HV. Pada spesimen dengan ukuran kaki las 1:2 memiliki nilai kekerasan pada daerah HAZ yang teringgi sebesar 193 HV kemudian diikuti oleh kekerasan pada daerah weld metal sebesar 169 HV dan kekerasan terendah pada base metal diameter 3/4 inch sebesar 132 HV serta base metal diameter 1 ich sebesar 137 HV. Adanya perlakuan PWHT yang diberikan juga memberikan perubahan nilai distribusi kekerasan pada suatu material.

16 Hasil Uji Makro Sambungan Butt Weld Weld 1B 1D TEST PIECE VARIASI LEBAR HAZ (mm) PERLAKUAN KANAN KIRI RATA-RATA 1B NON PWHT D PWHT E PWHT 6-6 1F PWHT E 1F

17 Hasil Uji Makro Sambungan Butt Weld Pada spesimen sambungan butt weld yang bisa dilakukan foto makro telah didapatkan lebar daerah HAZ yang sama yakni 6 mm.

18 Hasil Uji Makro Sambungan Fillet Weld 1:1, TP 1:1, P 1:2, TP 1:2, P VARIASI SPESIMEN LEBAR HAZ (mm) KAKI LAS PERLAKUAN KANAN KIRI ATAS KIRI BAWAH BAWAH RATA-RATA 1:1 NON PWHT ,25 1:1 PWHT :2 NON PWHT ,75 1:2 PWHT ,5

19 Hasil Uji Makro Sambungan Fillet Weld Pada spesimen sambungan fillet weld, semua spesimen juga dilakukan pengamatan foto makro dan telah didapatkan lebar daerah HAZ yang cukup bervariasi.

20 Hasil Uji Mikro Sambungan Butt Weld a b a b c d c d TANPA PWHT PWHT (a) Struktur mikro base metal dengan perbesaran 200x,(b) Struktur mikro HAZ dengan perbesaran 200x,(c) Struktur mikro weld metal dengan perbesaran 200x,(d) fusion line