Economics Development Analysis Journal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Economics Development Analysis Journal"

Transkripsi

1 EDAJ 6 (2) (2017) Economics Development Analysis Journal STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING SENTRA BATIK KAYU BOBUNG DAN BATIK KAYU KREBET Dwiyanti 1, Lesta Karolina Br. Sebayang 2 1 PT Candrika Ekanantha Parajaya, Indonesia 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Maret 2017 Disetujui April 2017 Dipublikasikan Mei 2017 Keywords: IE Matriks, SME Batik Craft, SWOT Analysis Abstrak Persaingan antar sentra terjadi karena adanya perbedaan daya saing antar kedua sentra. Penelitian yang dilakukan yaitu analisis dan strategi peningkatan daya saing kajian sentra kerajinan batik kayu Bobung dan Sentra Kerajinan Batik Kayu Krebet. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan, menganalisis faktor internal dan eksternal yang ada di dalam sentra dan merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dari kedua sentra. Metode yang dilakukan adalah metode analisis SWOT dan matriks IE. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha UMKM kerajinan batik kayu, terdiri dari 18 pengusaha batik kayu sentra Krebet dan 13 pengusaha sentra Bobung. Berdasarkan identifikasi lingkungan internal pada UMKM kerajinan batik kayu, didapatkan bahwa kekuatan utamanya adalah adanya inovasi produk dari corak dan bentuk. Berdasarkan analisis dan identifikasi lingkungan eksternal pada UMKM kerajinan batik kayu, didapatkan peluang utamanya adalah jumlah wisatawan yang meningkat sedangkan ancaman utamanya adalah adanya produk subtitusi. Perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang paling utama adalah strategi SO untuk meraih peluang yang ada, dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yakni adanya inovasi produk. Perumusan berdasarkan matriks IE didapatkan adanya strategi utama yaitu strategi pertumbuhan. Abstract Competition among Sentra happens because there are differences between two Sentra. The conducted research is about analyzing and building competitive strategy base study of wooden batik craft of Bobung and Sentra Kerajinan Batik Kayu Krebet. The aim of this research is to describe, and formulate strategy to intensify each of those two Sentras. The method that this research used is concept analysis method. SWOT analysis, and IE matrix. The population used for this research are SME entrepreneurs of wooden batik craft, there are 18 entrepreneurs of wooden batik craft and 13 entrepreneurs of Sentra Bobung. Based on the identification of internal environment that SME of wooden batik craft, that the main opportunity of wooden batik craft is product innovation of design and shape. Based on the analyze and internal identification, there is increasing number of visitors and the main threat of it is there is substitute product. The main strategy for formulating alternative with SWOT matrix produces the main strategy that there is still opportunity to reach SO, with harnessing the strength that they own. Formulating based on IE matrix produced the main strategy that is growth strategy. Alamat korespondensi: Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, yanti.dwi25@gmail.com 2017 Universitas Negeri Semarang ISSN

2 PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengunggulkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang memberikan sumbangan besar bagi devisa negara. Keseriusan pemerintah diwujudkan dalam program Visit Indonesia sejak tahun 2008 untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia. Kemudian pada tahun 2009 hingga tahun 2013 dicanangkan sebagai kelanjutan dari program tersebut di setiap daerah tujuan wisata. Pariwisata merupakan industri baru dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, bahkan dalam menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Selain itu, sektor pariwisata juga tidak sedikit memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional maupun pendapatan daerah. Adanya pariwisata yang berkembang juga akan memiliki dampak yang positif terhadap inovasi sektor pendukung pariwisata di setiap daerah wisata yang nantinya akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Tren pariwisata terhadap tenaga kerja di industri pariwisata setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar 6,87 % hingga pada tahun 2014 mencapai 9,00%. Sumbangan yang cukup besar terhadap PDB ini seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh lagi sebagai faktor penggerak sektor perekonomian lain di tiap daerah sebagai unggulan daerah. Tabel 1. Dampak Ekonomi Makro Berdasarkan Neraca Satelit Pariwisata Nasional ( NESPARNAS), Tahun Pariwisata Dampak Nasional 11, , , , , Terhadap Output Share Pariwisata Dampak terhadap Nasional 6, , , , , PDB Share Dampak Pariwisata Komponen Terhadap Tenaga Nasional Output Kerja Share Pariwisata Dampak terhadap Nasional 1, ,721 2, , , Upah/gaji Share Dampak Parwista Terhadap Pajak Nasional Tak Langsung Share Sumber : NESPARNAS Keterangan : Angka dalam triliun rupiah kecuali tenaga kerja dalam juta orang dan share dalam persen (%) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Pengembangan kepariwisataan di merupakan provinsi yang menjual banyak obyek Kabupaten/Kota Indonesia terutama Provinsi wisata, diantaranya adalah wisata sejarah D.I Yogyakarta telah mengalami kemajuan terdapat beberapa peninggalan sejarah pada sangat pesat baik dari segi kualitas maupun zaman penjajahan, kemudian ada wisata alam kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari semakin yang terdapat di wilayah selatan Provinsi D.I berkembang dan bertambahnya sarana dan Yogyakarta. Secara geografis bagian selatan prasarana pendukung pariwisata. Daerah terdapat beberapa pantai, selain itu juga terdapat Istimewa Yogyakarta sebagai tujuan wisata juga wisata seni dan budaya serta kuliner khas daerah. memiliki keanekaragaman budaya serta 121

3 keindahan alam yang dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk datang. Tujuan wisata tidak hanya terpaku pada Kota Yogyakarta, akan tetapi tersebar di setiap Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta. Berkembangnya pariwisata di Provinsi D.I Yogyakarta memberikan dampak positif terhadap wisata di Kabupaten/Kota dengan banyaknya tujuan wisata baru. Potensi yang di miliki salah satu Kabupaten/Kota yang ada di Yogyakarta sangat beragam mulai dari kuliner, kerajinan, seni dan budaya. Upaya pengembangan pariwisata memungkinkan untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan berbagai keunggulan yang dapat dikembangkan. UMKM diharapkan dapat terus tumbuh dan bersaing sehingga kedepannya dapat diperoleh perekonomian yang berasas ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang berbasasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) dengan swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat di usahakan dan di kuasainya, selanjutnya disebut sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Hariyadi). Salah satu UMKM yang dapat dikembangkan potensinya adalah kerajinan batik kayu yang berada di Dusun Bobung, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Kerajinan batik merupakan salah satu kerajinan asli Indonesia yang memiliki corak khas sebagai cerminan dari kekayaan budaya nasional Indonesia (Bonita,2013). Kerajinan batik kayu yang berada di sentra batik kayu Bobung, Gunungkidul bukan satu-satunya yang ada di Provinsi D.I Yogyakarta. Kerajinan batik kayu sejenis juga terdapat di Dusun Krebet, Bantul. Adanya persaingan antar kedua sentra kerajinan batik kayu yang sama maka harus ditangani dengan strategi-strategi yang tepat agar tidak kalah dalam bersaing dengan pengusaha lain yang berada di sentra sejenis. Kajian penelitian ini adalah komoditas kerajinan batik kayu di Provinsi D.I Yogyakarta. Kerajinan batik kayu sendiri adalah seni membatik di atas pahatan kau. Kerajinan ini 122 menjadi salah satu tujuan wisata di DIY. Sentra batik kayu yang terkenal berada di Dusun Krebet, meskipun sentra sejenis juga ada di Dusun Bobung. Kedua sentra ini menghasilkan produk kerajinan batik kayu yang sama. Namun, terdapat keunggulan tersendiri diantara kedua sentra sehingga memiliki peminatnya masingmasing. Kesamaan hasil produksi ini menimbulkan munculnya daya saing di kedua sentra. Analisis strategi perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing di kedua sentra. Alasan mendasar dilakukan analisis strategi ialah untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing sentra dalam upaya peningkatan daya saing, sehingga nantinya dapat memberikan masukan pengembangan sentra agar lebih baik. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Peningkatan Daya Saing Sentra Batik Kayu Bobung dan Sentra Batik Kayu Krebet. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan daya saing yang dimiliki oleh kedua sentra sebagai pengembangan UMKM pendukung pariwisata. METODE PENELITIAN Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan menggunakan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan sentra batik kayu Bobung dan sentra batik kayu Krebet. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel purposif. Sampel purposif disebut juga judgement sampling adalah sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri spesifik (Sugiyono, 2010)Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling dengan 13 responden dari Sentra Bobung dan 18 responden dari Sentra Krebet. Analisis yang digunakan untuk menentukan strategi menggunakan analisis SWOT. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilaksanakan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk

4 mengidentifikasi lingkungan sentra kerajinan batik kayu di Bobung Kabupaten Gunungidul dan kerajinan batik kayu di Krebet, Bantul. Lingkungan UMKM ini terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang terdapat di dalam sentra kerajinan batik kayu untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan yang berada didalam usaha. Analisis ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor kunci yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sentra tersebut untuk peningkatan daya saing. Sentra kerajinan batik kayu di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada berdasarkan hasil analisis tersebut. Faktor-faktor internal yang dimiliki meliputi aspek manajemen, pemasaran, keuangan, produksi atau operasi serta sumber daya manusia. Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal sentra kerajinan batik kayu Bobung, Gunungkidul dan sentra kerjajinan batik kayu Krebet dilakukan dengan meninjau faktor-faktor di luar usaha untuk mengidentifikasi kecenderungankecenderungan yang berada di luar kontrol usaha yang dijalankan dan biasanya lebih cepat mengalami perubahan. Analisis ini terfokus untuk mendapatkan informasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman utama yang dihadapi sentra kerajinan batik kayu Bobung, Gunungkidul dan batik kayu Krebet Bantul. Faktor-faktor eksternal ada yang memberikan pengaruh langsung dan ada yang memberikan pengaruh tidak langsung bagi sentra. Faktor-faktor eksternal dapat dibagi menjadi lima kekuatan, yaitu ekonomi; sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; politik, pemerintahan, dan hukum, teknologi dan lingkungan sentra. Strategi Peningkatan Daya Saing Sentra Batik Kayu Bobung dan Sentra Batik Kayu Krebet Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal, maka diperoleh beberapa faktor yang berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh pada sentra kerajinan batik kayu. Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi sentra kerajinan batik kayu adalah : Adanya spesialisasi pekerjaan 1) Kualitas produk sudah sesuai konsumen 2) Tenaga kerja dekat dengan lokasi usaha 3) Kemudahan akses bahan baku 4) Adanya inovasi (bentuk) produk 5) Tenaga kerja terampil dan berpengalaman Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan bagi sentra kerajinan batik kayu adalah : 1) Kurangnya media promosi 2) Akses ke lokasi yang cukup sulit Berdasarkan identifikasi faktor-faktor strategis internal, selanjutnya disusun matrik IFAS dan dilakukan pembobotan kemudian peringkatan pada masing-masing variabel kekuatan dan kelemahan. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata tiap variabel, dapat diketahui bobot skor rata-rata dari tiap variabel. Berdasarkan nilai bobot skor rata-rata dari tiap variabel tersebut dapat diketahui kekuatan utama dan kelemahan utama sentra kerajinan batik kayu Bobung dan sentra kerajinan batik kayu Krebet. Tabel 2. Analisis Matriks IFAS Sentra Kerajinan Batik Kayu Bobung Faktor Strategis Internal Kekuatan 123 Bobot terbobot A Adanya spesialisasi pekerjaan

5 B Kualitas produk sudah sesuai selera konsumen C Tenaga kerja dekat dengan lokasi usaha D Kemudahan akses bahan baku F Adanya inovasi produk G Tenaga terampil dan berpengalaman Jumlah skor terbobot kekuatan Kelemahan H Kurangnya media promosi I Akses ke lokasi sulit Jumlah skor terbobot kelemahan Total IFAS Berdasarkan Tabel 2 hasil opini responden terhadap faktor strategis internal, maka kekuatan utama bagi usaha kerajinan batik kayu di Kabupaten Gunungkidul adalah adanya spesialisasi pekerjaan dan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,594 dan 0,592. Pada faktor strategis internal tersebut memiliki bobot dan rating rata-rata tertinggi untuk variabel kekuatan yang artinya bahwa responden menganggap bahwa faktor tersebut merupakan kekuatan yang paling penting dibandingkan faktor kekuatan yang lain dan juga merupakan kekuatan mayor bagi usaha kecil. Kelemahan utama bagi usaha kerajinan batik kayu di Gunungkidul akses ke lokasi yang sulit dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,191 dimana bobot skor rata-rata tersebut tertnggi untuk variabel kelemahan. Akan tetapi, secara keseluruhan berdasarkan hasil akhir analisis matrik IFAS, total skor rata-rata tertimbang dari matriks IFAS sebesar 3,611 yang terdiri dari nilai total bobot skor rata-rata kekuatan sebesar 3,268 dan kelemahan sebesar 0,343. Hal ini menunjukkan posisi internal usaha kerajinan batik kayu berada di atas rata-rata dalam kekuatan internal secara keseluruhan, yaitu di atas 2,5. Dapat disimpulkan bahwa usaha kerajinan batik kayu Bobung di Kabupaten Gunungkidul mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Tabel 3. Analisis Matriks EFAS Sentra Kerajinan Batik Kayu Bobung Faktor Strategis Eksternal Peluang 124 Bobot terbobot A Kondisi perekonomian mendukung B Jumlah wisatawan meningkat C Teknologi yang semakin modern D Pemberian jasa pelatihan dari dinas terkait Jumlah skor terbobot peluang Ancaman E Adanya produk subtitusi F Regenerasi tenaga kerja sulit

6 Faktor Strategis Eksternal Bobot terbobot G Adanya pesaing dari daerah lain Jumlah skor terbobot Ancaman Total EFAS Berdasarkan Tabel 3 hasil penilaian responden terhadap faktor strategis eksternal, maka peluang utama bagi usaha kerajinan batik kayu adalah pemberian jasa pelatihan dari dinas terkait dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,569, dimana bobot skor rata-rata tersebut tertinggi untuk variabel peluang. Pada faktor strategis eksternal tersebut memiliki bobot rata-rata tertinggi yang artinya bahwa responden menganggap bahwa faktor tersebut merupakan faktor strategi eksternal yang paling penting dibandingkan faktor lain. Sedangkan ancaman utama yang dihadai usaha kerajinan batik kayu Bobung adalah regenerasi tenaga kerja yang sulit dengan bobot skor rat-rata sebesar 0.492, dimana bobot skor rata-rata tersebut tertinggi untuk variabel ancaman. Adapun total skor rata-rata tertimbang dari matriks EFAS sebesar yang terdiri dari nilai total bobot skor rata-rata peluang sebesar 2,230 dan ancaman sebesar 1,396. Tabel 4. Matriks IFAS Usaha Kerajinan Batik Kayu Krebet, Bantul Faktor Strategis Internal Kekuatan 125 Bobot terbobot A Adanya spesialisasi pekerjaan B Kualitas produk sesuai selera konsumen C Tenaga kerja dekat dengan lokasi usaha D Kemudahan akses bahan baku E Adanya inovasi produk F Tenaga kerja terampil dan berpengalaman Jumlah skor terbobot kekuatan Kelemahan G Kurangnya media promosi H Sulit menambah modal usaha I Lokasi yang sulit dijangkau Jumlah skor terbobot kelemahan Total IFAS Berdasarkan Tabel 4 hasil opini responden terhadap faktor strategis internal, maka kekuatan utama bagi usaha kerajinan batik kayu di Kabupaten Bantul adalah tenaga kerja dekat dengan lokasi dengan bobot skor rata-rata sebesar 1,400. Pada faktor strategis internal tersebut memiliki bobot rata-rata dan rating tertinggi untuk variabel kekuatan yang artinya bahwa responden menganggap bahwa faktor tersebut merupakan kekuatan yang paling penting dibandingkan faktor kekuatan yang lain dan juga merupakan kekuatan mayor bagi usaha

7 kecil. Kelemahan utama bagi usaha kerajinan batik kayu di Bantul adalah lokasi yang sulit dijangkau dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,163 dimana bobot skor rata-rata tersebut tertnggi untuk variabel kelemahan. Akan tetapi, secara keseluruhan berdasarkan hasil akhir analisis matrik IFAS, total skor rata-rata tertimbang dari matriks IFAS sebesar yang terdiri dari nilai total bobot skor rata-rata kekuatan sebesar 3,331 dan kelemahan sebesar 0,443. Tabel 5. Tabel EFAS Usaha Kerajinan Batik Kayu Krebet, Bantul Faktor Strategis Eksternal Peluang 126 Bobot terbobot A Kondisi perekonomian mendukung B Konsumsi masyarakat akan kerajinan meningkat C Jumlah wisatawan meningkat D Pemberian jasa pelatihan dari dinas terkait Jumlah skor terbobot peluang Ancaman E Fluktuasi bahan baku dan penolong F Adanya produk subtitusi G Adanya pesaing yang sama dari daerah lain H Regenerasi tenaga kerja produktif Jumlah skor terbobot ancaman Total EFAS Berdasarkan Tabel 5 hasil penilaian responden terhadap faktor strategis eksternal, maka peluang utama bagi usaha kerajinan batik kayu adalah pemberian jasa pelatihan dari dinas terkait dengan skor terbobot sebesar 0,599 dimana bobot skor rata-rata tersebut tertinggi untuk variabel peluang. Pada faktor strategis eksternal tersebut memiliki bobot rata-rata tertinggi yang artinya bahwa responden menganggap bahwa faktor tersebut merupakan faktor strategi eksternal yang paling penting dibandingkan faktor lain. Sedangkan ancaman utama yang dihadapi usaha kerajinan batik kayu Krebet adalah fluktuasi bahan baku dengan bobot skor rat-rata sebesar dimana bobot skor rata-rata tersebut tertinggi untuk variabel ancaman. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa sentra Bobung dan sentra Krebet berada pada kuadran I, rekomendasi strategi yang dapat diberikan adalah strategi agresif, diterapkan melalui strategi pertumbuhan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sentra Batik Kayu Bobung dan Sentra Batik Kayu Krebet Sentra batik kayu merupakan salah satu kelompok usaha kecil dan menengah dalam memproduksi kerajinan batik kayu yang cukup berkontribusi dalam perekonomian Provinsi D.I Yogyakarta. Usaha batik yang tergabung dalam sentra memiliki potensi dalam penyerapan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran khususnya di Dusun Bobung dan Dusun Krebet. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha batik kayu yang tergabung dalam sentra terdapat pada lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi dari usaha dan dapat mencerminkan

8 kemampuan manajemen untuk mengelola usaha. Hal ini dapat menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola usaha. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya manusia, meliputi segala aspek material dan non material yan dimiliki. Faktor internal dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yaitu manajemen, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, dan pemasaran. Kelima variabel tersebut setelah dianalisis mempunyai persentase cukup besar dalam mempengaruhi perkembangan usaha batik kayu Bobung dan batik kayu Krebet. Variabel-variabel tersebut kemudian menjadi kekuatan dan kelemahan untuk menentukan strategi yang tepat untuk meningkatakan daya saing usaha kerajinan batik kayu Bobung dan batik kayu Krebet. Lingkungan eksternal merupakan kondisi perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Faktor eksternal diidentifikasi terdapat 4 variabel yaitu kondisi ekonomi, sosial budaya, dukungan pemerintah, pesaing dan pangsa pasar. Semua variabel lingkungan eksternal tersebut di analisis hasilnya yang mempunyai pengaruh dan dijadikan peluang dan ancaman bagi perkembangan usaha batik kayu Bobung dan batik kayu Krebet yang tergabung dalam sentra. 1. Kekuatan Sentra Batik Kayu Bobung dan Sentra Batik Kayu Krebet Penentuan faktor-faktor kekuatan dari lingkungan internal berdasarkan dari penelitian awal yaitu melalui kuesioner dan wawancara dengan pihak yaitu pemilik usaha batik kayu yang tergabung dalam sentra Bobung dan sentra Krebet. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara menyusun ranking dan pembobotan dari data yang diperoleh. Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai kekuatan dari usaha batik kayu yang tergabung dalam sentra. Usaha batik kayu di Dusun Bobung diperoleh aspek kekuatan dengan faktor indikator batik kayu Bobung memiliki spesialisasi pekerjaan dengan skor pembobotan sebesar 0,594. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha batik kayu Dusun Bobung yang tergabung dalam sentra memiliki spesialisasi pekerjaan dalam pembuatan produknya dengan baik. Usaha batik kayu di Dusun Krebet diperoleh aspek kekuatan dengan faktor indikator batik kayu Krebet mempunyai tenaga kerja yang dekat dengan lokasi usaha memperoleh skor pembobotan sebesar 1,400. Tenaga kerja yang dekat dengan lokasi usaha sangat menguntungkan bagi pengusaha maupun lingkungan masyarakat sekitar. Dengan tersedianya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi usaha dapat mengurangi biaya produksi. 2. Kelemahan Sentra Batik Kayu Bobung dan Sentra Batik Kayu Krebet Kelemahan usaha batik kayu yang terdapat di Dusun Bobung dan batik kayu Dusun Krebet adalah akses ke lokasi yang sulit dengan skor pembobotan sebesar 0,191 dan 0,163. Akses ke lokasi yang sulit memungkinkan konsumen lebih memilih alternatif / subtitusi produk yang sejenis sehingga dapat mengurangi penjualan. Akses ke lokasi yang sulit juga menjadikan produk kurang dikenal oleh masyarkat maupun wisatawan. Perlu adanya penyediaan angkutan umum yang menjangkau lokasi kedua sentra. 3. Peluang Sentra Batik Kayu Bobung dan Batik Kayu Krebet Penentuan faktor kekuatan dari lingkungan eksternal berdasarkan dari penelitian awal digunakan untuk menentukan faktor peluang dan ancaman terhadap usaha batik kayu. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara menyusun ranking dan pembobotan dari data yang diperoleh. Peluang yang dimiliki oleh usaha batik yang tergabung dalam sentra batik kayu Bobung dan batik kayu Krebet adalah adanya pemberian pelatihan dari dinas terkait dengan skor terbobot sebesar 0, 569 dan 0, 599. Dengan adanya pemberian pelatihan dari dinas terkait diharapkan pengusaha dan tenaga kerja lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkan produk serta pemasaran sehingga dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki. 4. Ancaman Sentra Batik Kayu Bobung dan Batik Kayu Krebet 127

9 Faktor indikator regenerasi tenaga kerja sulit menjadi ancaman terbesar bagi batik kayu yang ada di Dusun Bobung. Faktor indikator regenerasi tenaga kerja sulit memperoleh skor pembobotan sebesar 0,492. Tenaga kerja usia produktif yang ada di Dusun Bobung lebih memilih untuk bekerja di luar daerah karena mereka melihat bahwa bekerja di pabrik atau di daerah lain bisa lebih meningkatkan penghasilan mereka. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus maka produksi batik kayu Bobung akan berkurang. Faktor indikator fluktuasi bahan baku dan penolong menjadi ancaman terbesar bagi batik kayu di Dusun Krebet, dengan skor pembobotan sebesar 0,960. Seringnya kenaikan harga bahan baku terjadi karena persediaan bahan baku di pasar berkurang dan juga adanya kenaikan harga-harga secara umum. Kenaikan bahan baku ini membuat pengusaha bingung untuk menaikkan harga jual produk mereka. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Sentra Dimensi-dimensi dalam model diamond porter berdasarkan faktor kondisi, faktor permintaan, faktor strategi perusahaan dan persaingan, faktor pemerintah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan sentra. 1. Faktor kondisi yang menjadi faktor daya saing sentra Bobung dan Krebet antara lain, Sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam proses produksi batik kayu. Tenaga kerja yang dimiliki kedua sentra berasal dari lingkungan sekitar sentra dan umumnya mereka sudah memiliki keahlian dan ketrampilan dikarenakan sudah tumbuh di dalam lingkungan sentra sejak kecil. Tenaga kerja yang di dekat dengan lokasi juga meminimalkan biaya produksi. Sumber daya fisik menggambarkan adanya ketersediaan peralatan produksi yang diperlukan untuk menunjang perkembangan batik kayu. Sumber produk menggambarkan keunikan produk batik yang dihasilkan. Produk batik kayu yang kedua sentra miliki memiliki ciri khas tersendiri. Pengusaha yang ada di kedua sentra memiliki 128 motif tersendiri sehingga berbeda dari pengusaha lainnya. Lokasi menggambarkan letak dari UMKM terhadap pihak-pihak terkait yang berkepentingan, terutama konsumen. Sentra batik Bobung berada 10 Km dari Kota Wonosari, akan tetapi akses menuju lokasi tidak dilalui angkutan umum, jalan yang menanjak menuju sanggar-sanggar anggota sentra juga menyulitkan konsumen. Sentra Krebet berada di dekat pusat KotaYogyakarta, akses menuju lokasi jalannya sudah di aspal. Angkutan umum juga jarang di jumpai di sana sehingga konsumen maupun wisatawan di haruskan membawa kendaraan pribadi. Memperhatikan lokasi sentra sangat penting untuk kemudahan pembeli dan menjadi faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli. Menurut Frans (2003), letak atau lokasi akan menjadi sangat penting untuk memenuhi kemudahan pelanggan dalam berkunjung, konsumen akan mencari jarak tempuh terpendek. 2. Faktor Permintaan Sumber permintaan merupakan asal dari permintaan produk batik kayu yang di hasilkan oleh kedua sentra. Permintaan batik kayu umumnya berasal dari sekitar daerah Yogyakarta, untuk espor keluar daerah dan keluar negeri. Pengembangan pasar juga menggambarkan upaya yang dilakukan oleh pengusaha atau pengrajin untuk memperbaiki kualitas. Sentra batik kayu Bobung dan batik kayu Krebet memiliki beragam inovasi produk batik menyesuaikan keinginan pasar, mulai dari peralatan rumah tangga, hiasan rumah dan souvenir. Kualitas produk ditunjukkan oleh kesesuaian spesifikasi desaiinya. Jadi sutu perusahaan memiliki daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk yang berkualitas dalam arti sesuai kebutuhan pasar (Muhardi,2007). 3. Faktor industri terkait Letak industri pendukung dan terkait dengan jarak antar industri pendunkung dengan UMKM. Letak bahan baku yang di perlukan untuk produksi batik kayu berasal dari lingkungan sentra, para pengusaha menanam pohon yang digunakan sebagai bahan baku di

10 pekarangan rumah, akan tetapi untuk persediaan bahan baku dalam memenuhi permintaan pelanggan para pengusaha memasok bahan baku dari Klaten, Banyumas, Bali dan Jawa Timur. 4. Faktor strategi perusahaan Strategi perusahaan menggambarkan strategi yang di jalankan oleh industri untuk memenangkan persaingan. Strategi yang di gunakan salah satunya adalah promosi. Sentra Krebet memiliki strategi promosi online yang lebih baik dari sentra Bobung. Media online yang dimiliki sentra Krebet berupa web desa Krebet, dapat diakses di Sedangkan sentra Bobung masih belum aktif melakukan promosi melalui media online. Sunarto (2004) mengatakan bahwa promosi penjualan mendorong pembelanjaan atau penjualan produk dan jasa, yang mana promosi penjualan ini mencakup variasi yang luas dari alat promosi yang di desain untuk merangsang respons pasar lebih cepat salah satunya adalah media online. 5. Faktor Pemerintah Pembinaan pengembangan sumber daya manusia dilakukan berupa pelatihan desain dan motivasi kewirausahaan. Pengrajin dan pengusaha yang tergabung di dalam sentra sebagian besar sudah pernah mengikuti pelatihan yang di adakan oleh Dinas Koperasi dan Perindustrian, pelatihan ini di adakan secara rutin dengan bergantian setiap pengusaha. Pelatihan yang diberikan salah satunya adalah kemampuan dalam peningkatan teknologi produksi maupun pemasaran. Teknologi dalam proses produksi ini salah satunya alat pengering yang di berikan oleh Disperindag kepada Sentra Bobung. Pengadaan pameran di dalam lingkup Provinsi DIY dan di luar daerah maupun ke luar negeri. SIMPULAN Perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matrik IE pada Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di sentra kerajinan batik kayu Bobung dan sentra kerajinan batik kayu Krebet didapatkan posisi pada kuadran I dengan strategi paling baik diterapkan yaitu strategi pertumbuhan. Berdasarkan kuadran SWOT, didapatkan posisi pada kuadran I yang berarti pada posisi agresif, dan strategi yang tepat pada posisi ini adalah strategi pertumbuhan (Growth Oriented Strategy). Berdasarkan kuadran posisi I maka, alternatif strategi yang sesuai dengan tabel SWOT adalah strategi S-O (Strength Opportunities) yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sentra kerajinan batik kayu untuk meraih peluang yang ada, dengan pengembangan pasar dan adanya inovasi produk. Adapun saran yang dapat diberikan kepada sentra kerajinan baik kayu Bobung, dan sentra kerajinan batik kayu Krebet adaah (1) Upaya peningkatan daya saing di sentra kerajinan batik kayu Bobung dapat lebih maksimal dengan mengaktifkan kembali paguyuban pengusaha kerajinan dengan sentra kerajinan batik kayu Krebet, (2) Festival kerajinan batik kayu dijadikan agenda rutin di sentra Bobung seperti halnya dengan yang ada di sentra Krebet, (3) Permasalahan kedua sentra ini adalah akses menuju lokasi yang tidak dilewati oleh angkutan umum, maka sebaiknya pemerintah menyediakan angkutan yang menjangkau kedua desa tersebut, (4) Pengusaha dapat memanfaatkan adanya teknologi yang ada saat ini untuk media promosi online guna memperluas pangsa pasar ke luar Provinsi DIY, (5) Pemerintah (Bappeda, Dinkop UMKM, Disperindag, Pemprov DIY), lembaga pendidikan, pengusaha dan masyarakat dapat bekerjasama dalam menarik minat remaja usia produktif untuk melestarikan budaya yang mereka miliki. Sehingga mereka tidak keluar daerah untuk mencari pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Anonim Undang-undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Website: 088/UU-No20-Tahun (Diunduh tanggah 19 Maret 2016) Bonita,Farah (2013). STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN BATIK DI KOTA SEMARANG. Economics Development 129

11 Analysis Journal, 2(3). doi: /edaj.v2i David, FR Manajemen Strategis Konsep. Edisi Ketujuh Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks. Depbudpar Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan. Jakarta. Hunger, J.David & Thomas L. Wheelen Manajemen Strategis. Terjemahan Julianto Agung Edisi Kedua Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Imam, Hariyadi.2003.Pengelolaan Kredit Mikro Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. BKKBN Irawan dan M. Suparmoko Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE UGM Muhardi Strategi Operasi: Untuk Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Graha Ilmu Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Keempat belas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Smecda.2007.Kajian Efektifitas Model Pertumbuhan Klaster Bisnis UKM Berbasis Agribisnis.Diunduh pada tanggal 10 Mei 2016 pada pukul 20:00 WIB dari ajian/kajian%20efektifitas%20mo DEL%20PENUMBUHAN%20KLASTER %20BISNIS%UKM/bab_2.pdf Sugiyono Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 2 (3) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN GENTENG DI KABUPATEN KEBUMEN Ayie Eva Yuliana Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung Dini Haris Wulandari, Woro Priatini, Herry Ryana Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL

ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL Oleh: Ary Yunanto 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail: aryyunanto_gk@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal Economics Development Analysis Journal 7 (2) (2018) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj Strategi Pengembangan Sentra UMKM Ikan Pindang di Desa Tasikagung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO Witono, Dyah Panuntun Utami, Uswatun Hasanah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. 71 DAFTAR PUSTAKA Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. and Emory, C.E., 1992. Business Research Methods, 2 nd Edition, Richard D. Irwin. Inc. David,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Secara umum perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang sama, yaitu mencapai keberhasilan dalam memperoleh laba. Laba yang diperoleh perusahaan sering

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang terletak di daerah Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Siti Nandiroh 1,*, Indah Pratiwi 1, Susi Susanti 1 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 6 (1) (2017) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL BATIK LASEM DI KABUPATEN REMBANG Iqlima Fauziyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP- 481 Oleh: RINAWATI NUZULA L2D 000 450 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: MUHAMMAD ARIFIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pangan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan untuk dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK SOLID FURNITURE PADA PT. WIRAMAS INTI LESTARI SKRIPSI. Oleh : RIO SAILENDRA

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK SOLID FURNITURE PADA PT. WIRAMAS INTI LESTARI SKRIPSI. Oleh : RIO SAILENDRA ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK SOLID FURNITURE PADA PT. WIRAMAS INTI LESTARI SKRIPSI Oleh : RIO SAILENDRA 0632010049 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat usaha kecil menengah menjadi wahana yang baik untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif karena proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP Endang Widyastuti 1 Hafidhah 2 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA Sulastri, Pribadiyono, Sutopo Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT L1 LAMPIRAN L1. Wawancara Berikut ini lampiran pertanyaan yang diberikan kepada perusahaan. Hasil dari pertanyaan-pertanyaan berikut, telah diolah dan dianalisis sehingga menjadi suatu karya skripsi. 1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Oleh : Friesa Ergo M (01216156) UNIVERSITAS NAROTAMA JL. ARIEF RACHMAN HAKIM NO. 51 SURABAYA TELP (031) 5946404, FAX (031)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 1 (2) (2012) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI ANALISIS SEKTOR BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR Industrial Strategic Development Planning of Fruit Chips in SMES Vanesha Fruit Chips Malang East Java

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah. Usaha kecil memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTI (STUDI KASUS DI CV MANDIRI)

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTI (STUDI KASUS DI CV MANDIRI) STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTI (STUDI KASUS DI CV MANDIRI) Hafidh Munawir 1*, Etika Muslimah 2, Alfin Surya Pratama 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1,2 PUSLOGIN

Lebih terperinci