1.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo sebagai salah satu SKPD dalam Struktur Organisasi Tata Kerja Pemerintah Provinsi Gorontalo yang mempunyai tugas dalam mendukung Visi dan Misi Gubernur Gorontalo khususnya dalam bidang infrastruktur, yaitu: a. Menyusun kebijakan teknis dibidang Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo b. Penyajian dan pelaksanaan pelayanan umum kabupaten/kota dibidang Pekerjaan Umum c. Pembinaan teknis dibidang Pekerjaan Umum d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Adapun fungsi Dinas Pekerjaan Umum adalah: a. Menyusun program dan kegiatan dinas. b. Pengawasan dan pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan dinas. c. Pengendalian, evaluasi, dan penilaian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan dinas. d. Mengikuti memenuhi petunjuk-petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala daerah serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada gubernur mengenai langkah atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya. f. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Dalam menyelenggarakan mandat, tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo mempunyai kewenangan sebagai berikut: a. Penetapan kebijakan di bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mendukung pembangunan secara makro; b. Penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan wilayah dalam rangka penyusunan tata ruang di bidang pekerjaan umum dan permukiman; D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 1

2 c. Penyusunan rencana secara makro di bidang pekerjaan umum dan permukiman; Kewenangan dalam aspek pembangunan terlihat antara lain pada penanganan jalan yang telah ditetapkan statusnya oleh Gubernur melalui Keputusan Gubernur Nomor : 373/09/IX/2012 tetang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Provinsi dan Jalan Strategis Provinsi; pengembangan/ pembangunan/ peningkatan/ rehabilitasi/ sumber daya air/jaringan irigasi/ rawa/ pengendalian banjir dan pengamanan pantai; Pengembangan kinerja penglolaan air minum dan air limbah, Pengembangan infrastruktur permukiman, Sarana Gedung dan Fasilitas Layanan Umum Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang pekerjaan umum Kepala Dinas Pekerjaan Umum dibantu oleh beberapa pejabat structural sesuai Perda Nomor 12 Tahun 2013 terdiri atas : 1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat terdiri dari : a. Subbagian perencanaan dan evaluasi; b. Subbagian keuangan;dan c. Subbagian umum dan kepegawaian. 3. Bidang penataan ruang : a. Seksi perencanaan tata ruang; b. Seksi pemanfaatan ruang;dan c. Seksi pengawasan dan evaluasi tata ruang 4. Sub Dinas Sumber Daya Air : a. Seksi teknis sumber daya air b. Seksi irigasi dan air tanah c. Seksi sungai, rawa, pantai dan danau 5. Sub Dinas Bina Marga: a. Seksi Teknis Bina Marga b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan c. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 6. Sub Dinas Cipta Karya: a. Seksi teknis cipta karya D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 2

3 b. Seksi pengembangan permukiman dan penataan bangunan lingkungan c. Seksi penyehatan lingkungan dan permukiman 7. Kelompok Jabatan Fungsional; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas. a. Unit PelaksanaTeknis Dinas (UPTD) Uji Material; i. Seksi Tata Usaha ii. Seksi Uji Material iii. Seksi Bina Jasa Konstruksi b. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas TPA Talumelito (Sesuai Peraturan Gubernur Nomer 60 Tahun 2010 Tentang Pembentukan TPA Talumelito) i. Seksi Tata Usaha ii. Seksi Usaha iii. Seksi Ops dan Pemeliharaan Instalasi Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 12 tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Gorontalo : Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo 1.2 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN Kondisi Umum 1.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 3

4 1.2 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN TAHUN Kondisi Umum Kondisi infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman saat ini menunjukkan tingkat yang beragam,berikut beberapa kondisi dari masing-masing bidang. Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA), belum optimal dalam mendukung pencapaian kinerja pembangunan bidang pekerjaan umum secara keseluruhan, seperti kinerja layanan jaringan irigasi yang ada dalam mendukung pemenuhan produksi pangan. sesuai data BPS tahun 2014 di Provinsi Gorontalo terdapat luas lahan pertanian (sawah) Ha, dengan saluran irigasi seluas Ha. Penanganan jaringan irigasi oleh Bidang Sumber Daya Air masih sebatas pada penanganan rehabilitasi dan pemeliharaan saluran irigasi pada daerahdaerah irigasi kewenangan Provinsi. Sebagaimana pengelompokan kewenangan pengelolaan daerah irigasi, untuk daerah irigasi diatas Ha dikelola oleh pemerintah pusat, dan untuk daerah irigasi Ha dikelola oleh pemerintah provinsi serta daerah irigasi Ha kebawah diserahkan kewenangan pengelolaannya pada pemerintah kabupaten/kota. Mengacu kepada pengelompokan kewenangan pengelolaan daerah irigasi, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo pada awalnya mengelola sekitar 32 (Tiga puluh dua) Daerah Irigasi (DI) dengan luasan potensial Ha. Sedangkan untuk saat ini luas DI potensial yang dikelola tinggal Ha (7 DI kewenangan Provinsi) dan Ha merupakan lahan potensial terdapat pada 22 DI (kewenangan Kabupaten Kota). Untuk Daerah Irigasi (DI) dibawah kewenangan kabupaten/kota sebagian masih dikelola bersama oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota akibat terbatasnya dana pengelolaan pada pemerintah kabupaten/kota khususnya untuk biaya pemeliharaan. jaringan sawah beririgasi yang sudah terbangun seluruhnya berfungsi. Namun demikian, masih ada kerusakan jaringan irigasi. Menurunnya fungsi jaringan irigasi disebabkan oleh tingginya tingkat kerusakan karena umur konstruksi, bencana alam dan kurang optimalnya kegiatan operasi dan pemeliharaan di samping rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan jaringan irigasi. Selain itu, kondisi debit sungai yang airnya digunakan untuk kebutuhan irigasi sangat fluktuatif antara musim hujan dan musim kemarau. Berkembangnya daerah permukiman telah menurunkan area resapan air dan mengancam D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 4

5 kapasitas lingkungan dalam menyediakan air Dalam hal potensi daya rusak air, terjadi perluasan dampak kerusakan akibat banjir seperti yang terjadi di sebagian wilayah Provinsi Gorontalo pada beberapa titik khususnya kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, kabupaten Bone Bolango dan sebagian kecil di Kota Gorontalo yang mengancam keberadaan permukiman, Lahan Petanian dan perkebunan serta pusat-pusat perekonomian di sekitarnya. Infrastruktur jalan, dari panjang jalan provinsi yang sampai saat ini telah mencapai 432,51 km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 50.31% (2014), rusak ringan 6.34 %, dan rusak berat % selebihnya 25,42% jenis permukaan tanah atau belum tembus. Dari total panjang jalan provinsi sebagian besar berada pada daerah pantai bagian selatan 34,80% (Jalan Botuliodu, Biluhu Barat-Bilato, Bilato Tangkobu, Tangkobu Pentadu, Molombulahe Bubaa) dan 10,80% dari jalan dimaksud atau 3,7% terhadap total panjang jalan provinsi harus mendapat penanganan pembangunan jalan dalam rangka melancarkan akses dan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pada kawasan strategis perekonomian perikanan Teluk Tomini. Infrastruktur Bidang Cipta Karya, yang mencakup layanan air minum, sanitasi, dan pengembangan permukiman menunjukkan pula kondisi yang beragam. Khusus untuk air minum, pada periode telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum sebagai turunan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dalam pelaksanaannya telah dirumuskan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, termasuk diantaranya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), sehingga sistem penyediaan air minum yang efektif dan berkesinambungan telah memiliki rujukan strategis yang jelas. Sedangkan dalam lingkup daerah Provinsi Gorontalo, pelaksanaan regulasi tersebut masih di dominasi oleh dana APBN dibanding dana APBD yang masih tergolong kecil dalam penanganan maupun penganggarannya. D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 5

6 Penataan Ruang, beberapa hal yang telah dicapai antara lain dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang telah ditindaklanjuti dengan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo. Namun demikian, kondisi pada bidang penataan ruang yang ditemui sampai saat ini masih cukup memprihatinkan, khususnya dalam pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata Ruang (RTR). Hal ini mengingat masih sering terjadinya pembangunan pada suatu wilayah tanpa mengikuti RTR. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan pembangunan saat ini masih lebih fokus pada perencanaan, sehingga terjadi inkonsistensi dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang akibat lemahnya pengendalian dan penegakan hukum di bidang penataan ruang. Di bidang jasa konstruksi saat ini masih dihadapi permasalahan-permasalahan klasik seputar lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi. Sementara pembinaan jasa konstruksi yang selama ini berjalan ditengarai lebih menjadi bagian dari tugas Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo dan belum menjadi tanggung jawab semua pihak. Disisi lain Sumber Daya Manusia (SDM) jasa konstruksi masih menghadapi permasalahan pada proses sertifikasi yang masih kurang obyektif dan mahal, sehingga langsung atau tidak langsung menyebabkan tenaga ahli dan tenaga terampil bidang konstruksi masih jauh dari cukup. Pasar jasa konstruksi masih terdistorsi akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Oleh karena itu perlu upaya pembinaan perusahaan jasa konstruksi melalui penerapan kualifikasi atau persyaratan dalam pendirian badan usaha jasa konstruksi. Adapun pada sisi manajemen, yang juga tidak kalah penting perannya dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum, kondisi saat ini yang masih dirasakan adalah belum fokus dan berjalannya fungsi-fungsi manajerial secara optimal. Selain itu dimensi penyelenggaraan infrastruktur yang berkelanjutan termasuk aspek pemanfaatan teknologi dan aspek pengelolaan yang memperhitungkan risiko kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan prima bagi masyarakat D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 6

7 juga belum cukup mendapat perhatian Tantangan Pembangunan Bidang Sumber Daya Air (SDA) Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum. Penyediaan air baku untuk mendukung penyediaan air minum belum dapat mencukupi sepenuhnya dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk Indonesia harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air minum. Menyeimbangkan jumlah pasokan air dengan jumlah kebutuhan air di berbagai sektor kehidupan, agar air yang berlimpah di musim hujan selama ±5 bulan dapat digunakan untuk memasok kebutuhan air pada musim kemarau yang berlangsung selama ±7 bulan. Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir dan abrasi pantai Tantangan Pembangunan Bidang Bina Marga (Jalan) Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik. Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada. Menjaga integrasi melalui sistem jaringan jalan Provinsi, keseimbangan D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 7

8 pembangunan antar wilayah terutama percepatan pembangunan antar wilayah kabupaten kota, daerah tertinggal, daerah perbatasan, serta mengurangi kesenjangan antara kota dan desa. Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci dalam pengembangan wilayah di antara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan outlet lainnya. Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global, terutama pada lintas utama dan wilayah perkotaan Tantangan Pembangunan Bidang ke-cipta Karya-an Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi maupun antar kabupaten/kota dan provinsi. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis. Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat meminimalkan terjadinya banjir, longsor, kekumuhan, dan rawan kriminalitas. Mendorong penerapan konsep gedung D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 8

9 ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global. Melanjutkan program pengembangan kawasan agropolitan Tantangan Bidang Penataan Ruang Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan. Meningkatkan pemanfaatan RTR secara optimal dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di lapangan untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan antarpelaku. Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Meningkatkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat (termasuk perempuan) dalam penyelenggaraan penataan ruang Tantangan Bidang Jasa Konstruksi Pembina jasa konstruksi daerah belum jelas dengan berlakunya PP 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah karena tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa pembinaan jasa konstruksi masuk dalam rumpun urusan pekerjaan umum. Selain itu, petunjuk teknis mengenai pembentukan unit struktural pembina jasa konstruksi di daerah belum tersedia dan Tim Pembina jasa konstruksi di tingkat pusat sesuai PP 30/2000 yang bertugas untuk mengkoordinasikan pembinaan jasa konstruksi antar Kementerian dan LPND terkait dalam rangka pembinaan jasa konstruksi daerah (provinsi) belum terbentuk Asosiasi konstruksi juga masih lebih cenderung mengutamakan kepentingan-kepentingan politis, sementara forum jasa konstruksi belum intens dan kurang maksimal melakukan pembinaan. D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 9

10 Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jasa konstruksi, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya 1.3 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN TAHUN Kondisi Umum Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah, di samping faktor kualitas lingkungan hidup, image, dan masyarakat (budaya). Sementara itu, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah, dan efisiensi usaha. Rendahnya daya saing global, khususnya dalam daya saing infrastruktur menunjukkan banyaknya hal yang perlu dibenahi dalam pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan, termasuk kaitannya dengan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDG) pada tahun 2015 mendatang. Salah satu isu strategis yang dihadapi adalah bagaimana pembangunan infrastruktur dapat membantu mengatasi besarnya kesenjangan antar-kawasan, khususnya kawasan perkotaan dan perdesaan. Pembangunan yang minim di daerah pedesaan membuat warganya kurang menikmati hasil pekerjaan mereka. Data Badan Pusat Statistika (BPS-ikhtisar Bulanan data strategis Provinsi Gorontalo) selang Maret sampai September 2014, angka kemiskinan di perkotaan menurun 0,36% dari 6,60% di Bulan Maret Menjadi 6,24% pada Bulan September sedangkan di perdesaan naik 0,11% dari 23,10% menjadi 23,21% dan total keduanya adalah 17,44% menjadi 17,41% (turun 0.03%). Secara teoritik, kota merupakan mesin pertumbuhan ekonomi ( engine of economic growth), sehingga proses pengembangan wilayah terjadi karena adanya perkembangan kota sebagai D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 10

11 pusat pertumbuhan ekonomi, yang lalu diikuti dengan penyebaran pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitarnya. Kondisi infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) saat ini menunjukkan tingkat yang beragam, dimana sampai dengan tahun 2016 cakupan layanan jaringan irigasi seluas ±25.858,80 Ha pada Daerah Irigasi yang ditangani oleh provinsi dan Ha merupakan lahan pertanian potensial Tantangan Pembangunan Bidang Sumber Daya Air Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Air Tanah dalam rangka mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional terutama dalam mencapai surplus produksi beras ditahun Tantangan yang dihadapi adalah belum optimalnya kinerja pelayanan jaringan irigasi yang telah dibangun karena adanya penurunan fungsi akibat umur konstruksi dan kurangnya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta belum sempurnanya pembangunan sistem jaringan irigasi (Rounding Up). Masih kurangnya kapasitas tampung air karena jumlah penyediaan tampungan/wadah air yang masih terbatas dan menurunnya kinerja tampungan/wadah air yang ada. Penurunan kinerja disebabkan oleh: i) penurunan fungsi akibat umur konstruksi; ii) kurangnya operasi dan pemeliharaan; iii) masih rendahnya keterlibatan petani dan/atau stakeholder lainnya. Untuk penanganan pasca bencana dan penanggulangan banjir, tantangan yang dihadapi adalah prasarana yang mengalami penurunan fungsi karena umur konstruksi, penurunan kualitas karena kurangnya operasi dan pemeliharaan, serta masih rendahnya keterlibatan petani dan/atau stakeholder terkait. Mundurnya garis pantai karena abrasi yang mengancam daerah permukiman dan fasilitas umum di daerah pesisir pantai, sehingga memerlukan pengaman pantai untuk meredam bahaya tersebut, terutama wilayah strategis Teluk Tomini dan wilayah pantai bagian Utara. Keterbatasan Sumber SDM yang dimiliki Tantangan Pembangunan Bidang Bina Marga (Jalan) D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 11

12 Dalam penyelenggaraan sektor jalan terutama dikaitkan dengan jalan Provinsi terdapat kondisi dan tantangan yang menjadi pokok-pokok pemikiran dan memerlukan adanya rencana tindak yang sistematis untuk penyelenggaraan jalan kedepan. Beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan dan menjadi tantangan masa depan penyelenggaraan jalan adalah sebagai berikut. Penguatan Konektivitas. Dalam rangka penguatan konektivitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah, maka pembangunan jalan lintas sebagai urat nadi transportasi merupakan hal yang harus dilaksanakan dalam jangka panjang. Gambar 1.3 Jaringan Jalan Provinsi Jalan Nasional versus Jalan Daerah. Terlepas dari kenyataan bahwa jalan merupakan moda transportasi dominan dengan besaran sekitar 82% dari total seluruh moda transportasi, membuat peran jalan menjadi sangat penting didalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari, pengguna jalan tidak mengenal fungsi jalan (arteri, kolektor, lokal, atau lingkungan) maupun status jalan (nasional, provinsi, kabupaten/kota, atau desa) karena sama-sama berfungsi untuk melayani pengguna dan stakeholdernya. Data World Bank, menunjukkan bahwa dalam hal panjang, maka jalan kabupaten merupakan jalan yang terpanjang, sedangkan dikaitkan D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 12

13 dengan kualitas, maka jalan nasional merupakan jalan yang berkondisi relatif jauh lebih baik dari jalan daerah Tantangan Pembangunan Bidang ke-cipta Karya-an Minimnya komitmen antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemanfaatan ruang. Adanya penduduk yang masih belum memiliki rumah dan menempati kawasan pemukiman tidak layak huni. Minimnya penyediaan prasarana air bersih/air minum, sanitasi dan permukiman. Terbatasnya prasarana air bersih pada daerah tertinggal/perdesaan/pulau, terutama kawasan perdesaan potensial. Banyak bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan kehandalan bangunan gedung sesuai UU bangunan gedung. Kurangnya ruang terbuka hijau publik di kabupaten /kota. Ditetapkannya Rencana Tata Ruang dan Wilayah Perubahan (RTRW-P) Provinsi Gorontalo menuntut penyesuaian dalam pengembangan infrastruktur baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota Tantangan Pembangunan Bidang Penataan Ruang Percepatan penyelesaian penetapan RTRW Kabupaten dan Kota perlu terus didorong dalam rangka pemenuhan amanat UU Penataan Ruang. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota dan Kawasan Perkotaan perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam UU Penataan Ruang. UU PR mengamanatkan bahwa Kota/Kawasan Perkotaan harus dapat menyediakan RTH sebesar 30 persen dari keseluruhan luas wilayah yang terdiri dari 20 persen RTH Publik dan 10 persen RTH Privat Tantangan Pembangunan Bidang Jasa Konstruksi Keterbatasan SDM pembinaan jasa konstruksi Baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mendukung pelaksanaan Pembinaan dimaksud. D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 13

14 Dinamika struktur Organisasi yang masih belum memaksimalkan Jasa Konstruksi, sehingga kepentingan untuk pembinaan jasa konstruksi masih sebatas ada tidaknya alokasi dana pembinaan konstruksi. Masih adanya rekanan penyedia barang/jasa yang berkinerja di bawah standar. 1.4 RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI GORONTALO Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Tahun telah efektif berlaku pada Tahun Anggaran 2012 merupakan bagian dari penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ). D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 14

15 Berdasarkan dokumen Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun , disebutkan bahwa indikator kinerja terdiri dari: No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Target Pekerjaan Umum 1.1 Jumlah Panjang ruas jalan provinsi yang dibangun dan yang ditingkatkan 322,56 Km - 10 Km 33 Km 10 Km 10 Km 10 Km 327,56 Km 1.2 Jumlah Panjang ruas jalan Strategis provinsi yang dibangun dan yang 2,5 Km - 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 27,5 Km ditingkatkan 1.3 Jumlah jembatan yang dibangun diruas jalan provinsi 51 Buah 1 Bh 1 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 61 bh 1.4 Jumlah jembatan yang dibangun pada ruas jalan Stategis provinsi 5 bh 4 Bh 3 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 14 bh 1.5 Jumlah Panjang pemeliharaan berkala pada 198,94 Km ruas jalan Provinsi 14,7 Km 15,4 Km 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 269,04 Km 1.6 Jumlah Panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi 198,94 Km 52 Km 95 Km 229,04 Km 239,04 Km 249,04 Km 259,04 Km 259,04 Km 1.7 Jumlah Panjang jembatan diruas jalan provinsi yang dipelihara 306 Meter - 90 Meter 331 Meter 372 Meter 413 Meter 454 Meter 454 Meter 1.8 Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi pertanian yang direhabilitasi dan M M M M M M Meter ditingkatkan (meter) 1.9 Jumlah Luas Areal Jaringan dan bangunan irigasi pertanian yang dipelihara (Operasi dan Pemeliharaan) 1.10 Jumlah Panjang penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal Pertanian, persawahan, dan permukiman masyarakat Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Ha Ha Ha Ha Ha Ha Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Ha (Pemelihar an 29 DI) M 730 M M M M M M 1.11 jumlah panjang Tanggul pengaman pantai yang dibangun bagi permukiman masyarakat 1.12 Jumlah SR yang terlayani oleh akses air bersih melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air bersih dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan 1.13 Jumlah Bangunan penyediaan Sanitasi yang terbangun 1.14 Jumlah KK yang terlayani melalui penyediaan sistem jaringan dan pengelolaan air limbah (KK) 1.15 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan) 1.16 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi 1.17 Jumlah kawasan yang ditingkatkan PSD infrasruktur permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan (Km) 1.18 Jumlah Kawasan yang dibangun Sarana dan Prasarana fasilitas layanan umum SR (40,6 % MDG's) 465 M 271 Meter 200 M 300 M 300 M 300 M SR (46 % Pencapaian MDG's) SR (46 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) Meter SR (76 % Pencapaian MDG's) 143 Unit 43 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 666 Unit kws 3 kws 3 kws 3 kws 12 Kws Unit 4 Unit 4 Unit 2 Unit Paket 1 Paket 1 Paket - 14 Unit Bangunan Perkantora n 100 % Fisik - 6 Km 20 Km 17 Km 17 Km 17 Km 17 Km 93 Km 1 Kws (51 Bh) 1 Kws (53 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 6 Kws (254 Bh) D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 15

16 1.4 RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI GORONTALO Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Visi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum adalah bagian integral dari pembangunan nasional karena infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendukung kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya. Kegiatan sektor transportasi misalnya, yang merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang, akan sangat memerlukan peranan infrastruktur jalan di dalamnya. Infrastruktur jalan juga berperan besar untuk membuka isolasi wilayah-wilayah terbelakang yang masih ditemui di berbagai daerah. Sementara itu, ketersediaan Infrastruktur Sumber Daya Air merupakan prasyarat kesuksesan pembangunan sektor pertanian yang masih menjadi andalan lapangan usaha sebagian besar masyarakat khususnya Gorontalo. Ketersediaan Infrastruktur Pekerjaan Umum juga merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan sanitasi secara luas dan merata serta pengelolaan Sumber Daya Air yang berkelanjutan akan memberikan jaminan kelayakan hidup masyarakat. Keseluruhan pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum tersebut perlu dilaksanakan melalui pendekatan Penataan Ruang yang berkelanjutan untuk menentukan tingkat kesejahteraan materil dan non materil masyarakat. Untuk terwujudnya peran dan dukungan Infrastruktur Pekerjaan Umum tersebut, memerlukan dukungan sumber daya manusia yang profesional dan tanggap terhadap perkembangan teknologi, kondisi sosial masyarakat, serta kepentingan strategis nasional. Dalam mewujudkan tuntutan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo dapat memberikan jawaban atas kebutuhan kondisi infrastruktur yang handal, berkualitas dan terpercaya yang diselenggarakan melalui penerapan prinsip-prinsip Good Governance. Dengan demikian, D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 16

17 diharapkan dapat tercipta kehidupan yang nyaman, dimana masyarakat dapat memperoleh kesempatan yang luas untuk memiliki akses terhadap infrastruktur. Dengan mengacu pada Visi dan Misi Gubernur maka rumusan Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum adalah: Terwujudnya Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Berkualitas Untuk Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan. Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, dimana infrastruktur Pekerjaan Umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang berkualitas merupakan perwujudan dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang pekerjaan umum dan permukiman yang penjabarannya meliputi: 1) Kondisi dan Fungsi Sarana Dan Prasarana Sumber Daya Air yang dapat memberikan pelayanan yang mendukung terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan; 2) Pelayanan jalan yang memenuhi Standar Pelayanan Minimum yang mencakup aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata; 3) Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, yaitu penyediaan air minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusia dan dalam jumlah yang memadai serta jaminan pengaliran 24 (dua puluh empat) jam per hari; 4) Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan menggunakan metode yang ramah lingkungan serta sesuai standar teknis; 5) Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan; 6) Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan semua Infrastruktur PU dan Permukiman yang andal tersebut berbasis penataan ruang; dan D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 17

18 jasa konstruksi yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan pekerjaan konstruksi yang lebih efektif dan efisien; 7) Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan, sehingga tercipta kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera Misi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Berdasarkan mandat yang diemban oleh Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 06 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan tata kerja Dinas-Dinas daerah Provinsi Gorontalo dan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2007 yang mengatur tentang Tugas dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, maka untuk mencapai Visi Dinas Pekerjaan Umum dimaksud ditetapkan misi Dinas Pekerjaan Umum, yaitu: 1. Meningkatkan pelayanan dan koordinasi pengelolaan sumber daya air dalam menunjang produktivitas sektor ekonomi primer dan Keberlanjutan pembangunan. 2. Mengembangkan infrastruktur bidang jalan dan jembatan dalam rangka aksesibilitas dan mobilitas wilayah yang menunjang kegiatan ekonomi produktif masyarakat. 3. Meningkatkan peran dan fasilitasi dalam penataan permukiman yang sehat dan ramah lingkungan. 4. Meningkatkan kualitas kinerja program pengembangan infrastruktur bidang kepu-an serta meningkatkan Kapasitas SDM Dan Tata Kelola Dinas Pekerjaan Umum Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Yang Sesuai Dengan Kompetensi. 5. Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan pembinaan masyarakat jasa konstruksi. 7. Mewujudkan tatanan Ruang Wilayah Provinsi yang memiliki keseimbangan dalam rangka optimalisasi Potensi Sumber Daya Alam melalui Inovasi dan pengembangan infrastruktur yang berkualitas D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 18

19 8. Peningkatan Pelayanan Pengadaan Barang Dan Jasa yang lebih Akuntabel, Transparan dan efisien Tujuan Dan Sasaran Untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis serta menjalankan indicator kinerja dalam RPJMD, ditetapkan 8 (delapan) tujuan Dinas Pekerjaan Umum. Kedelapan tujuan tersebut, akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan visi dan misi Dinas dengan mempertimbangkan lingkungan strategis yang berkembang. Tujuan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo yang ditetapkan terdiri dari: 1) Meningkatkan pengelolaan sumber daya air melalui program konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air dalam rangka menunjang produktivitas sektor ekonomi primer; 2) Peningkatan pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan dalam rangka optimalisasi aksesibilitas dan mobilitas manusia, barang dan jasa; 3) Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman masyarakat melalui pelayanan air bersih dan sanitasi; 4) Mewujudkan penataan Ruang yang aman nyaman produktif dan berkelanjutan melalui perwujudan sistem sarana dan prasarana memadai dan teknologi informasi; 5) Meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian program kegiatan serta koordinasi lintas sektor/ wilayah terkait bidang kepu-an serta Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM Aparatur dalam menunjang pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat; 6) Memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah 7) Melakukan pembinaan masyarakat jasa konstruksi guna mewujudkan pelaku usaha yang profesional dan berdaya saing; 8) Mewujudkan aturan yang jelas, sistem monitor dan evaluasi yang andal, sumber daya manusia yang profesional, kepastian hukum pengadaan barang/jasa pemerintah; D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 19

20 Sasaran untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut di atas ditetapkan 20 sasaran bidang pekerjaan umum. masing-masing sasaran tersebut dikaitkan dengan tujuan dan selanjutnya dijabarkan sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas dan kuantitas serta peningkatan irigasi sepanjang Meter. 2) Mengoptimalisasikan (Pemeliharaaan) Fungsi jaringan yang telah dibangun seluas ha. 3) Meningkatnya infrastruktur pengendalian daya rusak air yang terdiri dari pembangunan pengaman pantai sepanjang Meter, bangunan pengaman tebing dan badan sungai sepanjang Meter dan pemeliharaan infrastruktur pengamanan pantai dan tebing dan badan sungai yang telah dibangun. 4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan provinsi sepanjang 73 Km dan pembangunan jembatan lintas jalan provinsi sebanyak 10 buah. 5) Meningkatnya kualitas jalan Strategis provinsi sepanjang 25 Km dan pembangunan jembatan lintas jalan strategis provinsi sebanyak 15 buah. 6) Terpeliharanya kondisi Jalan Provinsi minimal 60 % kondisi mantap. 7) Terpeliharanya kondisi Jembatan di ruas jalan provinsi sebanyak 51 Buah 8) Meningkatnya Penyediaan air bersih untuk permukiman melalui kegiatan stimulan APBD maupun APBN dalam rangka pencapaian target MDGs dengan target capaian SR (Jiwa) atau 76 % capaian MDG's) 9) Meningkatnya infrastruktur Sanitasi sebanyak 666 unit yang tersebar pada 6 kawasan dikabupaten/ kota dalam rangka target pencapaian MDGs (67 %). 10) Meningkatnya infrastruktur pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan, Kawasan ber IPM Rendah dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan sepanjang 93 Km (termasuk pemabangunan Jalan dan saluran permukiman). 11) Penyediaan sarana dan prasarana fasilitas Pelayanan umum tersebar di kawasan kabupaten / kota serta pembangunan sarana dan prasarana gedung perkantoran Provinsi sebanyak 14 unit kantor. D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 20

21 12) Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Gorontalo sebanyak 6 Dokumen dan penyusunan peraturan daerah serta sosialisasi terhadap aturan RTR KSP. 13) Pembuatan Data Spasial Berbasis GIS dalam menunjang pemetaan data pembangunan infrastruktur yang terencana dan tepat sasaran. 14) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang melalui koordinasi /sinkronisasi kegiatan. 15) Tersedianya data dan informasi yang ter-update, terselenggarannya kegiatan Monitoring, evaluasi dan pengendalian serta terlaksanannya kegiatan koordinasi dan kerja sama dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum, lintas SKPD, lintas kabupaten/ kota maupun K/L dalam penyusunan program. 16) Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran dan kualitas sarana dan prasarana kantor serta terselenggarakan kegiatan bimbingan teknis bagi aparatur. 17) Tersedianya TPA Regional dengan Sistem Sanitary Landfill yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah cakupan Kabupeten / Kota. 18) Sarana dan Prasarana Laboratorium untuk menunjang pekerjaan infrastruktur 90% tersedia. 19) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia terkait Usaha jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum melalui pelatihan teknis jasa konstruksi sebanyak 680 tenaga tukang dan 420 badan usaha. 20) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia serta mengoptimalkan infrastruktur penunjang dibidang Pengadaan Barang/Jasa Kebijakan, Program Dan Kegiatan Sasaran-sasaran sebagaimana diuraikan di atas merupakan target perencanaan yang pencapaiannya dilaksanakan melalui program-program pembangunan dalam kurun waktu lima tahun, baik program pembangunan yang ditangani secara langsung oleh Dinas maupun program yang dilaksanakan dengan Pemerintah Daerah. untuk mencapai tujuan dan sasaran Bidang Pekerjaan Umum D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 21

22 tersebut ditetapkan strategi yang dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini Kebijakan Kebijakan merupakan elemen pertama dari strategi yang perlu ditetapkan sebagai dasar atau ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan atau pelaksanaan program/kegiatan. penetapan kebijakan tersebut penting untuk tercapainya kelancaran dan keterpaduan perwujudan sasaran, tujuan, visi dan misi yang sudah ditetapkan. Berdasarkan agenda, prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum pembangunan, maka arah kebijakan umum pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Permukiman adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan infrastruktur dengan memperhatikan nilai-nilai kelestarian lingkungan. 2. Pengelolaan Sampah dengan penerapan Program 3 R (Reduce, Reuse, Recyle) 3. Pengelolaan keuangan yang efisiensi, transparan dan akuntabel. 4. Manajemen pengelolaan infrastruktur berbasis IT. 5. Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dengan memperhatikan kaidah-kaidah nilai-nilai responsif gender. Termasuk didalamnya Kebijakan operasional yang merupakan kebijakan yang ditetapkan untuk mewujudkan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo. Pelaksanaan kebijakan operasional ditentukan juga berdasarkan skenario pembangunan yang dipilih dan dapat mengantisipasi berbagai isu dan lingkungan strategis yang berkembang. Dalam rangka akuntabilitas kinerja, kebijakan operasional tersebut dan perwujudannya dalam program dan kegiatan, perlu diukur pencapaian kinerjanya dengan menetapkan indikator kinerja dari kebijakan-kebijakan tersebut Program dan Kegiatan Untuk memenuhi target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD maka ditetapkanlah program dan kegiatan yang terdiri dari : D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 22

23 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, (1) Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang Telah Dibangun, (2) Koordinasi dan Sinkronisasi Dewan Sumber Daya Air, (3) Koordinasi dan Memfasilitasi Perluasan Jaringan Irigasi Randangan, Dumbaya Bulan dan Irigasi Baru Lainnya serta Revitalisasi Danau Limboto, (4) Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi Pertanian DAK, (5) Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengawasan Teknis Irigasi 2. Program Pengendalian Banjir, (1) Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai, (2) Pembangunan Pengamanan Badan Sungai dan Tebing, (3) Penyusunan Dokumen Perencanaan serta Pengawasan Teknis Pengendalian Daya Rusak Air 3. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan (1) Pembangunan Jalan Provinsi, (2) Pembangunan Jalan Strategis Provinsi, (3) Pembangunan Jembatan Provinsi, (4) Pembangunan Jembatan Strategis Provinsi (5) Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Jalan dan Jembatan, (6) Koordinasi dan Memfasilitasi Pengembangan Jaringan Jalan. 4. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan (1) Pemeliharaan/Peningkatan Berkala Jalan Provinsi - DAK, (2) Pemeliharaan Rutin jalan provinsi, (3) Pemeliharaan Jembatan Provinsi, (4) Pemeliharaan/Peningkatan Berkala Jalan Provinsi, (5) Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengawasan Peningkatan/Rehab Jalan dan Jembatan. 5. Program Bina Marga (Lanjutan) dengan kegiatan (1) Bina Marga (Lanjutan). 6. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah, (1) Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Minum dengan Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan Perpipaan bagi Masyarakat, D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 23

24 (2) Penyediaan Prasarana dan Sarana Sanitasi bagi Masyarakat. 7. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, (1) Pembangunan Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran, (2) Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman, (3) Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Fasilitas Layanan Umum, (4) Penyusunan Dokumen Perencanaan/Pengawasan Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh. 8. Program Cipta Karya (Lanjutan) dengan kegiatan (1) Cipta Karya (Lanjutan). 9. Perencanaan Tata Ruang, (1) Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Gorontalo, (2) Penyusunan Rancangan Perda dan Sosialisasi Perda RTR KSP, 10. Pemanfaatan Ruang, (1) Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas Kabupaten/ Kota. 11. Pengendalian Pemanfaatan Ruang, (1) Bimtek Pengendalian Pemanfatan Ruang. 12. Peningkatan Perencanaan, Monitoring Evaluasi dan Pelaporan, (1) Perencanaan, Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi, (2) Peningkatan Kinerja Penyusunan Program, (3) Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Keuangan, (4) Pelayanan Pelaporan dan Pengelolaan Dokumen (UPTD ULP) 13. Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur, (1) Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran, (2) Peningkatan Sarana dan prasarana Perkantoran (3) Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran TPA Talumelito, (4) Peningkatan Sarana dan prasarana TPA Talumelito, (5) Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran UPTD Laboratorium, (6) Peningkatan Sarana dan prasarana UPTD Laboratorium, (7) Bimbingan teknis serta peningkatan koordinasi dan kompetensi SDM Aparatur. 14. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 24

25 (1) Peningkatan Kapasitas dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan. 15. Program Pembinaan Jasa Konstruksi, (1) Pemberdayaan Masyarakat Usaha Jasa Konstruksi Potensi dan Inovasi D I N A S P U P R O V I N S I G O R O N T A L O I - 25

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo 2012-2017 telah ditetapkan visi jangka menengah, yaitu Terwujudnya Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan : VISI Terwujudnya kualitas layanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang memadai, peningkatan jumlah rumah layak huni, serta pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang ramah lingkungan 1.

Lebih terperinci

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012- DINAS PUP-ESDM DIY VISI layanan pekerjaan umum yang memadai, jumlah rumah layak huni, serta sumber daya mineral yang ramah 1. Makna dari big pekerjaan umum yang andal memadai,

Lebih terperinci

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan. 1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan

Lebih terperinci

B A B II PERENCANAAN KINERJA

B A B II PERENCANAAN KINERJA B A B II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA KINERJA TAHUNAN Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, perencanaan strategis yang disusun oleh SKPD selanjutnya dijabarkan dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Semanggi No. 19 Telepon (0370) 633095 - Mataram RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM 2011-2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun berdasarkan Rencana Strategis 2011 2016 dan Rencana Kerja Tahun 2014. Adapun Capaian Sasaran Dinas Bina Marga tahun 2014 tampak sebagai berikut

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH :

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 BAB

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN INFORMASI YG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK 1.a. Kedudukan domisili beserta alamat lengkap No.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA SUMBER DAYA AIR, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Kabupaten Ciamis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. BARITO KUALA

PROFILE DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. BARITO KUALA PROFILE DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. BARITO KUALA 1. Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Barito Kuala merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MERANGIN Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun 2014-2018 PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA KABUPATEN BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU NO. 32 tahun 2004 sebagai pengganti dari UU NO. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus sendiri daerahnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjabarkan tujuan perencanaan pembangunan nasional sebagai berikut :

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT (Rp) SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Meningkatnya

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN

PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN GAMBARAN UMUM ORGANISASI Kabupaten Karawang yang menurut data statistik tahun 2012 mempunyai luas wilayah 1.753,27 KM 2 dengan jumlah penduduk 2.207.181 jiwa, selain

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2032 DISEBARLUASKAN OLEH : SEKRETARIAT DEWAN SUMBER

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS

PERENCANAAN STRATEGIS PERENCANAAN STRATEGIS A. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI 1. VISI Untuk mendukung Visi Pemerintah Kabupaten Bantul, maka Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul menetapkan Visi Terwujudnya pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5883 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS

BAB III ISU ISU STRATEGIS BAB III ISU ISU STRATEGIS 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No 03 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Isu Strategis Kota Surakarta

Isu Strategis Kota Surakarta Isu Strategis Kota Surakarta 2015-2019 (Kompilasi Lintas Bidang) Perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sinkronisasi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Instansi Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Dinas yang bergerak dalam bidang Ke Cipta Karyaan, sebelumnya bernama Dinas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh : Purba Robert Sianipar Assisten Deputi Urusan Sumber daya Air Alih fungsi lahan adalah salah satu permasalahan umum di sumber daya air yang

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci