BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 A. Pengertian Sistem E-learning BAB II LANDASAN TEORI Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah e atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.(suyanto, 2005). Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri (Cisco Systems, IBM, HP,Oracle, dsb). (Wahono, 2006) LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem 9

2 10 pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.(turino, Purwanto dan Soeleman, 2009). Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama,elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga,e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.(suyanto, 2005) Sedangkan Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.kedua,e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga,e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran

3 11 yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan, (Suyanto, 2005). Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002), (Suyanto, 2005). Sedangkan karakteristik e-learning, antara lain. Pertama, memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.(suyanto, 2005).

4 12 B. Fungsi E-learning Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi e-learningterhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (Siahaan, 2004)(Sutanta, 2009): 1. Suplemen (tambahan) Yaitu apabila siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. 2. Komplemen (pelengkap) Yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untukmelengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaanatau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saattatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yangmemang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan

5 13 materipembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas. 3. Subsitusi (pengganti) Yaitu apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, diantaranya yaitu sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melaluidan sepenuhnya melalui internet. C. Komponen E-learning Untuk menerapkan e-learning, minimal ada tiga komponen pembentuk e- learning, yaitu (Sutanta, 2009): 1. Infrastruktur e-learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference. 2. Sistem dan aplikasi e-learning, yaitu sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional yang meliputi bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering

6 14 disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang bersifat opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dikembangkan di sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. 3. Konten e-learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa berbentuk multimediabased content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten e-learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa kapanpun dan di manapun. D. Keuntungan dan Keterbatasan E-learning Sebelum menerapkan e-leaning pada organisasi perusahaan atau pendidikan, perlu dipahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki e-learning itu sendiri agar penerapannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Effendi dan Zhuang (2005),(Susanti dan Sholeh, 2008) keuntungan dan keterbatasan e-learning diantaranya : 1. Keuntungan E-learning E-learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan e- learningantara lain :

7 15 a. Biaya Kelebihan pertama e-learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan. Organisasi perusahaan atau pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis. b. Fleksibilitas Waktu Menyesuaikan waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran di Internet kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan. c. Fleksibilitas tempat Adanya e-learning membuat pelajar dapat mengakses materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung dengan jaringan internet. d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran E-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masingmasing siswa. e. Efektivitas pengajaran E-learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu pelajar dapat tertarik untuk mencobanya sehingga jumlah peserta dapat meningkat.elearning yang didesain dengan instructional design mutakhir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.

8 16 f. Ketersediaan On-demand E-learning dapat sewaktu-waktu diakses dari berbagai tempat yang terjangkau internet, maka dapat dianggap sebagai buku saku yang membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat. 2. Keterbatasan E-learning E-learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, namun praktik ini juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya: a. Budaya Pengguna e-learning menunutut budaya self-learning, dimana seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar penduduk di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada pengajar. Pada e-learning100% energi dari pelajar, oleh karena itu, beberapa orang masih merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas ke pelatihan e-learning. b. Investasi Walaupun e-learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mengimplementasikan e-learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning management system, paket pelajaran dan biaya lain, seperti promosi.

9 17 c. Teknologi Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik. d. Infrastruktur Internet belum terjangkau semua kota di Indonesia. Akibatnya belum semua orang atau wilayah dapat merasakan e-learning dengan Internet. e. Materi Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materiyang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan yang memerlukan banyak kegiatan fisik, seperti praktek perakitan hardware, sulit disampaikan secara sempurna. E. Keberhasilan Sistem E-learning 1. Faktor Keberhasilan E-learning Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan e- learning. Diantara faktor tersebut adalah operation management, trainee management, contents management, IT managements, dan culture management (In, 2007) (Sun, Tsai, Finger, Chen & Yeh, 2008) (Jia, Wang, Ran, Yng, Liao, & Chiu, 2011). Pendapat lain mengemukakan bahwa ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan e-learning.

10 18 Menurut (Selim, 2007) dalam Anistyasari, 2012, kesuksesan e- learning ditentukan oleh empat hal, yakni: a. Pengajar Pengajar harus memiliki kemampuan dalam mengajar dengan memanfaatkan e-learning. Dengan kata lain, pengajar harus meguasai tiga hal yaitu sikap yang baik, kemampuan mengajar yang menarik, dan kemampuan menggunakan teknologi. b. Siswa Motivasi siswa dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi juga sangat mempengaruhi keberhasilan e-learning. Karaktersitik peserta didik juga sangat dibutuhkan karena nilai utama di dalam e-learning adalah kemandirian. c. Teknologi Kemudahan akses internet di kampus, kemudahan membuka web e- learning dan reliabilitas insfrastruktur jaringan komputer kampus adalah faktor penunjang keberhasilan e-learning ditinjau dari sisi teknologi. Teknologi merupakan faktor pertama yang mempunyai peran penting di dalam penerapan e-learning, karena jika teknologi tidak mendukung maka sangat sulit untuk menerapkan e-learning, minimal sekolah mempunyai komputer.

11 19 d. Faktor Pendukung. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah adanya akses ke web perpustakaan pusat dan mencari materi kuliah, adanya technical support yang selalu siap membantu saat dibutuhkan, dan kemudian dalam mencetak tugas dan materi kuliah. Materi pembelajaran juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, dijabarkan secara jelas atau diberikan link ataupun petunjuk sumber pembelajaran yang lain. 2. Faktor Kesiapan E-learning Seperti halnya prinsip garbage in garbage out, e-learning juga demikian. Suatu institusi (perguruan tinggi atau perusahaan) yang belum siap menggunakan e-learning tidak dapat dipaksa menggunakan e-learning. Jika tetap dipaksakan maka hasil yang diberikan juga tidak akan baik. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan kesiapan sebelum penerapan e-learning. Beberapa penelitian telah merumuskan faktor-faktor kesiapan yang mempengaruhi kesuksesan e-learning (Darab & Montazer, 2011) (Keramati, Afshari-Mofrad, & Kamrani, 2011) (Rhee, Verma, Plaschka, & Kickul, 2007).Untuk mengetahui faktor kesiapan e-learning ada dua pendapat yang diberikan para peneliti, yaitu sebagai berikut: a. Pendapat pertama, keberhasilan e-learning secara tidak langsung dipengaruhi faktor-faktor kesiapan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor faktor tersebut adalah kebijakan institusi dan ketersediaan TIK.

12 20 b. Pendapat kedua, adalah evaluasi tentang faktor faktor yang mempengaruhi outcome e-learning secara langsung (Keramati, Afshari- Mofrad, & Kamrani, 2011). (Anistyasari, 2012) 3. Karakteristik Peserta Didik E-learning sangat berbeda dengan pembelajaran secara tradisional. Pada pembelajaran tradisional, peran pendidik masih cukup dominan, sedangkan pada e-learning peserta pendidik harus mempunyai kesadaran untuk belajar secara aktif dan mandiri. Nedelko (2008), menjelaskan beberapa karakteristik peserta didik yang dapat mempengaruhi dari keberhasilan e- learning, diantaranya yaitu (Marfuatun, 2009) : a. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan komputer dan TIK lainnya, karena e-learning didukung oleh penggunaan komputer dan peralatan TIK. b. Motivasi untuk belajar, peserta didik harus mempunyai kesadaran untuk mempelajari bahan dan materi yang telah diberikan guru, bukan hanya belajar ketika di kelas saja. c. Disiplin, peserta didik harus disiplin untuk belajar, mengerjakan tugas, dan menentukan waktu dan tempat untuk belajar. d. Mandiri, kemandirian peserta didik mutlak diperlukan di dalam e- learning, karena tidak setiap saat antara peserta didik dan pendidik dapat bertatap muka. Pembelajaran tatap muka lebih bersifat sebagai diskusi

13 21 antara peserta didik dengan pendidik, bukan sebagai transfer pengetahuan saja. e. Mempunyai ketertarikan terhadap e-literatur, karena hampir semua materi pembelajaran disajikan secara online ataupun melalui media elektronik. f. Dapat belajar secara sendirian (felling isolation), peserta didik yang ketika belajar harus secara berkelompok atau ada teman akan merasa kesulitan dengane-learning. g. Mempunyai kemampuan kognitif yang cukup tinggi, peserta didik yang mengikuti e-learning hendaknya mempunyai kemampuan kognitif tingkat sintesis dan evaluasi, hal ini dapat untuk mengatasi permasalahan ketidakintensifan pendampingan pendidik dan teman sebayanya. h. Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah, peserta didik yang dapat memecahkan masalah secara mandiri akan lebih mudah mengikuti e-learning. F. Model Keberhasilan DeLone dan McLane Penelitian yang dilakukan oleh Snitkin dan King (1986) dan Igbaria dan Tan (1997) mendukung penelitian Delone dan Mclean pada hubungan kepuasan pengguna (user satisfaction) mempengaruhi penggunaan (use). Fraser dan Salter pada system usage Baroudi, Olson, dan Ives (1986) juga menemukan hal yang sama, akan tetapi Baroudi, et al mengatakan bahwa use tidak secara signifikan mempengaruhi user satisfaction. Pendapat Baroudi et al. (1986) juga didukung

14 22 oleh penelitian yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha (2008) dan McGill et al. (2003).( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011) Individual impact diartikan oleh Delone dan Mclean sebagai kinerja dari pekerjaan atau tugas, kinerja dalam membuat keputusan, kualitas kerja, dan kualitas lingkungan kerja.hubungan antara user satisfaction dan individual impact yang ada di dalam model Delone dan Mclean (1992) mendapat dukungan dari Gatian (1994).Gatian (1994) di dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif mempengaruhi antara user satisfaction dan individual impactbaik secara objektif maupun subjektif.penelitian Genderman (1998) juga mendukung adanya hubungan positif antara user satisfaction dan individual impact baik secara objektif maupun subjektif. Igbaria dan Tan (1997) menemukan user satisfaction mempunyai hubungan secara langsung yang sangat kuat terhadap individual impact. Penelitian empiris yang dilakukan Millman dan Hartwick (1987, dalam McGill et al., 2003) mendukung hubungan antara individual impact dengan organizational impact.roldan dan Millan menyatakan bahwa mereka juga menemukan hal yang sama antara individual impact dengan organizational impact. ( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011) DeLone dan McLane (1992) menyampaikan taksonomi mengenai enam faktor yang menjadi dasar pengukur keberhasilan sistem informasi.keenam kategori tersebut adalah kualitas informasi, kualitas sistem, penggunaan sistem, kepuasan pengguna akhir, dampak individual, dan dampak organisasional.model yang dikembangkan DeLone dan McLane (1992) selanjutnya dikenal dengan

15 23 istilah model keberhasilan sistem informasi.dalam model tersebut, DeLone menempatkan variabel dampak individual dan dampak organisasional sebagai variabel dependen.variabel pengguna sistem diposisikan sebagai intervening antara kualitas sistem dan kualitas informasi terhadap dampak individual, serta memediasi hubungan antara kualitas sistem dengan kepuasan pengguna akhir, (Istianingsih dan Wijanto, 2008). Pada model DeLone dan McLean atau yang lebih dikenal dengan D&M IS Success ini, dimensi-dimensi kesuksesannya saling berkaitan.system quality dan information quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction. System quality dan information quality merupakan prediktor yang signifikan terhadap intended use. User satisfaction merupakan prediktor yang signifikan untuk intended use dan individual impact. Intended use juga merupakan prediktor yang signifikan terhadap user satisfaction dan individual impact. Lalu, individual impact berpengaruh terhadap kinerja organisasi (organizational impact), (Mariana, 2006). Model kesuksesan Delone dan McLean (1992) didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model kesuksesan sistem Delone Mclean ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara terpisah tetapi mengukurnya secara keseluruhan dengan variabel satu mempengaruhi variabel yang lainnya.(mariana, 2006) Seddon dan Kiew (1996) melakukan pengujian atas pengaruh variabel system quality terhadap user satisfaction.hasilnya konsisten dengan hasil

16 24 pengujian Delone dan Mclean (1992). Peneliti lain yang melakukan pengujian terhadap hubungan dua variabel ini yaitu Roldan dan Millan (2000) dan Rivard, Poirier, Raymond, dan Bergeron (1997). Roldan dan Millan (2000) dan Rivard et al. (1997) (dalam McGill, et al., 2003) mendukung adanya hubungan dari dua variabel ini.( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011) Hubungan variabel information quality terhadap user satisfaction juga diteliti oleh Seddon dan Kiew (1996).Seddon dan Kiew (1996) mendukung adanya hubungan antara information quality dan user satisfaction.istianingsih dan Wijanto (2008) mengemukakan bahwa kualitas informasi secara signifikan mempengaruhi kepuasan pengguna akhir.pengaruh variabel system quality mempengaruhi use.information quality berpengaruh terhadap use ditemukan di dalam penelitian yang dilakukan Bradley et al. (2006, dalam Tjakrawala, 2010).( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011) Menurut Edberg dan Bowman (1996, dalam McGill, et al., 2003), konstruk kualitas sistem pada model kesuksesan sistem DeLone dan McLean mengandung dua pengukuran, yaitu secara objektif dan subjektif.selain itu, pemisahan variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap kemampuan pengguna akhir untuk membuat pertimbangan atas kualitas sistem (Edberg & Bowman, 1996).Oleh karena itu, persepsi kualitas sistem dan kualitas sistem dispesifikasi secara terpisah.( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011)

17 25 Banyaknya penelitian yang mendukung model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean membuat McGill et al. melakukan penelitian untuk menguji konsistensi model kesuksesan DeLone dan McLean. McGill, Hobbs, dan Klobas (2003) mencoba membuat sedikit modifikasi pada model kesuksesan sistem informasi yang telah dibuat DeLone dan McLean (1992). McGill, et al. (2003) membuat dua perubahan pada model DeLone dan McLean. Pertama, konstruk (variabel) kualitas sistem dipecah menjadi dua yaitu, variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem.( Elvandari dan Hadiprajitno, 2011) G. Pengertian Teori Akuntansi 1. Pengenalan Teori Brithwaite menyatakanteori ilmiah merupakan sistem deduksi dimana konsekuensi yang diobservasi secaralogis mengikuti hubungan antara fakta yang diobservasi dengan seperangkat hipotesis dari sistem tersebut.popper, menyatakan teori adalah area yang digunakan untuk menangkap apa yang kita namakan dunia untuk merasionalkan dan menjelaskan. Dalam bahasa dan metascience umum, istilah hipotesis, hukum dan teori sering tertukar.kadang kala hukum dan teori dianggap sebagai bentuk lanjut dan hipotesis. Dalam ilmu lanjutan dan metascience kontemporer, ketiga istilah tersebut biasanya dibedakan: hukum atau rumusan hukum menunjuk kepada suatu jenis hipotesis tertentu yaitu, non tunggal, non terisolasi, mengacu kepada suatu pola, serta membenarkan dan teori menunjuk kepada suatu sistem hipotesis, dimana rumusan hukum terlihat jelas

18 26 diantaranya sedemikian sehingga inti dari teori adalah suatu sistem dari rumusan hukum. 2. Unsur- Unsur Teori a. Sintaktik adalah studi tentang tata bahasa atau hubungan anatara simbol dengansimbol b. Semantik adalah menunjukkan makna atau hubungan anatar kata, tanda atausysmbol dengan obyek yang ada didunia nyata. c. Pragmatis adalah menunjukkan pengaruh kata-kata atau simbol terhadap seseorang. 3. Hakikat Akuntansi Commmite on Terminology dari American Institute of Certified Public Accountansts pada awalnya mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran, dengan aturan buku dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa yang paling tidak sebagian darinya, memiliki karakter keuangan, dan selanjutnya interpretasi atas hasilnya. Belakangan ini, akuntansi telah didefinisikan pada konsep informasi, akuntansi merupakan aktivitas jasa.fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, dan dalam membuat pilihan logis diantara serangkaian tindakan. Definisi-definisi tersebut mengacu kepada akuntansi baik sebagai seni maupun sebagai suatu aktivitas pelayanan dan secara tidak langsung

19 27 menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap berguna bagi bidang-bidang tertentu.the Handbook of Accounting menunjukkan bidang-bidang berikut dimana akuntansi dapat memberikan kegunaannya: pelaporan keuangan, perhitungan dan perencanaan perpajakan, audit independen, pemrosesan data dan sistem informasi akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, akuntansi pendapatan nasional serta konsultasi manajemen. 4. Hakikat dari Struktur Teori Akuntansi Apa pun pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi (deduktif, atau induktif, normative atau deskriptif), kerangka referensi yang dihasilkan didasarkan pada sekelompok elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Sebagaimana disajikan dalam gambar 2.1, struktur dari suatu teori akuntansi terdiri atas elemen-elemen berikut ini: 1.tujuan dari laporan keuangan 2a. Dalil- dalil akuntansi 2b Konsep teoritis dari akuntansi 3. Prinsip-prinsip akuntansi 4. Teknik-teknik akuntansi Gambar 2.1 Struktur Teori Akuntansi

20 28 Struktur suatu teori akuntansi : a. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan b. Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep teoritis dari akuntansi yang berkaitan dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi tersebut. Berbagai dalil dan konsep teoritis ini diturunkan dari tujuan yang telah dinyatakan c. Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan dalil-dalil maupun konsep teoritis tersebut. d. Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi. H. Sistem E-learning untuk Mata Kuliah Teori Akuntansi Dalam jurnal Ni Made Suci tahun 2008, pemahaman terhadap teori akuntansi secara konvensional dilakukan dengan memahami teknik akuntansi itu sendiri. Sebagaimana diketahui akuntansi adalah ilmu terapan, ilmu yang dipakai dalam praktek bisnis sehingga nuansa empiris praktisnya lebih dominan, akan tetapi untuk pengembangan sistem akuntansinya perlu pemahaman basis teorinya sehingga sistem akuntansi menjadi lebih bermanfaat bagi pemakai, mudah mengembangkannya dan memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berkaitan dengan praktek akuntansi itu sendiri dan dapat meningkatkan pemahaman akuntansi bagi mahasiswa.

21 29 Pengajaran teori akuntansi selama ini lebih menekankan aspek kognitif saja dalam cakupan materinya maupun dalam proses pembelajarannya sehingga mahasiswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan daya nalarnya dan kesulitan memahami apa yang diajarkan oleh dosen, padahal penalaran dan pemahaman merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi profesional dalam bidangnya. Kesulitan dan kegagalan mahasiswa dalam belajar disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri faktor internal maupun faktor ekternal yang berupa fasilitas, kurikulum, sumber belajar dan kemampuan dosen dalam membelajarkan mahasiswanya.dalam kenyataannya kegagalan mahasiswa dalam belajarnya hanya ditimpakan sebagai kegagalan yang disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri padahal kegagalan dosen dalam membelajarkan mahasiswanya, dan kekurang pegetahuan dosen dalam pengelolaan dan penetapan strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Metode ceramah yang dipergunakan dalam pembelajaran teori akuntansi selama ini menyebabkan mahasiswa terpaku mendengarkan cerita dan betul-betul membosankan, situasi pembelajaran diarahkan pada learning to know, dan permasalahan yang disampaikan cenderung bersifat akademik (book oriented) tidak mengacu pada masalah-masalah kontektual yang dekat dengan kehidupan mahasiswa sehingga pembelajaran teori akuntansi menjadi kurang bermakna bagi mahasiswa. Hal ini tampak pada rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar dan perstasi belajar teori akuntansi juga kurang memuaskan.

22 30 Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan mengimplementasikan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang kondusif. Pendekatan apapun yang digunakan harus mendudukkan mahasiswa sebagai pusat perhatian dan peran dosen sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.pengalaman belajar diperoleh melalui keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan interaksi dengan materi pelajaran, teman, narasumber dan sumber belajar lainnya.selanjutnya mahasiswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang diperolehnya. Penyempurnaan KBM (kegiatan belajar mengajar) pada mata kuliah teori akuntansi dicobakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran berbasis e-learning dengan penyajian yang menarik, efektif dan mutakhir. Dalam hal ini pembelajaran didesain dengan mengkonfrontasikan mahasiswa dengan masalah-masalah kontektual yang berhubungan dengan materi perkuliahan teori akuntansi sehingga mahasiswa mengetahui mengapa mereka belajar kemudian mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi dari modul atau content yang ada pada sistem e-learning, buku sumber, diskusi dengan teman melalui forum atau secara kelompok di luar kegiatan e-learning untuk dapat mencarikan solusi masalah atau penyelesaian tugas yang diberikan dosen. Penerapan model pembelajaran e-learning dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar mahasiswa karena melalui

23 31 pembelajaran ini mahasiswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan (William& Shelagh). Sedangkan penerapan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran ini dilandasi dua alasan pokok yaitu pendekatan kooperatif telah menunjukkan hasil yang efektif dalam membantu mahasiswa menyelesaikan keterampilanketerampilan yang komplek (Heller 1992) dan dalam kelompok, mahasiswa akan membagi konsep dan prosedur pengetahuan mereka pada saat memecahkan masalah bersama dan selama interaksi tersebut anggota kelompok dapat meminta penjelasan dan pembenaran pada kelompok yang lainnya. I. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kesuksesan sistem informasi menggunakan model yang dikembangkan Delone dan Mclean, baik dalam model aslinya maupun yang dimodifikasi, antara lain: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama peneliti Judul penelitian Variable penelitian Hasil penelitian 1. Dita Septi Elvandari (2011) Adaptasi Model DeLone dan McLean yang Dimodifikasi Guna Menguji Keberhasilan Persepsi Kualitas Sistem, Kepuasan Pengguna Akhir, Intensitas Penggunaan Dampak Kinerja kualitas sistem dan kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi tersebut

24 32 2. Dody Radityo Dan Zulaikha (2007) 3. Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto (2008) Implementasi Aplikasi Operasional Bankbagi Individu Pengguna Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus) Analisis Keberhasilan Penggunaan Perangkat Lunak Akuntansi Ditinjau dari Persepsi Pemakai (Studi Implementasi Model Keberhasilan Sistem Informasi) Individu, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi kualitas sistem, kualitas informasi, Kepuasan pengguna sistem informasi, individual impact, organizational impact Kualitas sistem, kualitas informasi, persepsi manfaat, kepuasan pengguna akhir, penggunaan system dalam memberikan dampak bagi organisasi. pengaruh intensitas penggunaan SIMAWEB (X14) terhadap terhadap individual impact (H6) adalah signifikan. Intensitas penggunaan SIMAWEB (Sistem informasi Manajemen berbasis Web ) memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja individual pengguna SIMAWEB. Demikian juga dengan pengaruh individual impact terhadap organizational impact (H8), hasilnya signifikan dengan p-value absolute. Kualitas sistem dan kualitas informasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat dan kepuasan pengguna akhir, persepsi manfaat secara signifikan berpengaruh positif

25 33 4. Istianingsih dan Wiwik Utami (2009) Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Aplikasi Sistem) Kualitas layanan, kepuasan pengguna, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kinerja individu terhadap kepuasan pengguna akhir, kepuasan pengguna akhir tidak terbukti berpengaruh terhadap penggunaan sistem. Dari empat hipotesa yang diajukan, hasil estimasi menunjukkan bahwa seluruh hipotesa terbukti secara signifikan. J. Model Konseptual Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya, dimana terlalu banyak variabel-variabel yang terlibat, maka cacah variabel dipandang perlu dikurangi untuk membentuk model pengukuran yang mudah diterapkan, karena apabila terlalu banyak variabel akan membuat model pengukuran sulit diterapkan dan hasilnya sulit dibandingkan, serta akibat perubahan-perubahan peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, DeLone dan McLean (2003) memperbaharui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M diperbaharui (updated D&M IS success model), (Santoso, 2013 : 16). Maka model konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

26 34 Kualitas e-learning(ke) Kualitas Informasi(KI) Kualitas Layanan (KL) Minat Mahasiswa (MM) Kepuasan Pengguna/Mahasiswa (KP) Tingkat pemahaman akuntansi (MB) Gambar 2.2 Model Konseptual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP DISUSUN OLEH : ANDI AFIFUDDIN GURU MTs. THOLABUDDIN MASIN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sistem informasi terutama pada penggunaan software akuntansi membawa perubahan yang signifikan terhadap cara pemakai dalam mengerjakan tugas-tugas

Lebih terperinci

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST Electronic Learning Oleh : Shobbah Sabilil M, ST DEFINISI E-LEARNING (1) Source : http://www.m-edukasi.web.id Hartley, 2001 E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan organisasi karena peran pentingnya dalam memungkinkan pencapaian tujuan individu dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

2.1 Dasar Teori E-Learning

2.1 Dasar Teori E-Learning 2.1 Dasar Teori 2.1.1 E-Learning Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi

Lebih terperinci

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM E-LEARNING oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM 1. PENGERTIAN e-learning Berdasarkan penyusun katanya, e-learning dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu e yang berarti electronica dan learning yang berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi informasi memiliki peran yang penting tidak hanya dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang dari kesuksesan

Lebih terperinci

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Merry Agustina Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 merry_agst@mail.binadarma.ac.id Abstrak Seiring

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. perkembangan sistem dan teknologi informasi yang telah menjadi salah satu

BAB I. PENDAHULUAN. perkembangan sistem dan teknologi informasi yang telah menjadi salah satu BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma suatu organisasi atau perusahaan kini dihadapkan pada perkembangan sistem dan teknologi informasi yang telah menjadi salah satu sumber daya yang harus dikelola

Lebih terperinci

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG Merry Agustina Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Bina Darma Palembang Jl. A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) telah memberikan berbagai sarana bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sivitas akademikanya. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi khususnya teknologi sistem informasi menjadi semakin pesat karena dianggap penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan ataupun perbankkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang sudah berlangsung merupakan kenyataan terhadap kemajuan jaman yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal ini terjadi berkat dari perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ADAPTASI MODEL DELONE DAN MCLEAN YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI APLIKASI OPERASIONAL BANK BAGI INDIVIDU PENGGUNA: STUDI EMPIRIS PADA BANK UMUM DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS

PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS Yeni Anistyasari 1) 1) Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata Jember e-mail: anistyasari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada warga dan bisnis (Torres, Pina, & Acerete, 2005). Banyak pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kepada warga dan bisnis (Torres, Pina, & Acerete, 2005). Banyak pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak akhir 1990-an, pemerintah di semua tingkatan telah meluncurkan e- Government proyek yang bertujuan memberikan informasi elektronik dan layanan kepada warga dan

Lebih terperinci

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Agus Pribadi Study program of Informatics Engineering College of Informatics management

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Untuk memperoleh keunggulan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Untuk memperoleh keunggulan BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengantar Menyediakan informasi yang akurat merupakan hal penting bagi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Untuk memperoleh keunggulan kompetetif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar Abstrak Web merupakan salah satu teknologi internet yang telah berkembang sejak lama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Mengingat bahwa banyak disiplin referensi lain juga terhadap studi sistem informasi (misalnya, pemasaran, psikologi, manajemen, dan sebagainya),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang melaksanakan berbagai operasi dalam rangka menghasilkan informasi yang relevan, diantaranya mencatat data

Lebih terperinci

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pengantar e-learning dan Pengembangannya The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pendahuluan Seiring dengan perkembangan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Dita Septi Elvandari Drs. P. Basuki Hadiprajitno, MBA, MAcc, Akt. Universitas Diponegoro ABSTRACT

Dita Septi Elvandari Drs. P. Basuki Hadiprajitno, MBA, MAcc, Akt. Universitas Diponegoro ABSTRACT ADAPTASI MODEL DELONE DAN MCLEAN YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI APLIKASI OPERASIONAL BANK BAGI INDIVIDU PENGGUNA: Studi Empiris pada Bank Umum di Kota Semarang Dita Septi Elvandari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, teknologi informasi bukanlah hal yang aneh untuk diketahui oleh berbagai kalangan. Di mulai dari masyarakat sampai dengan para pebisnis.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat, terutama teknologi internet mempengaruhi semua aspek kehidupan. Kebutuhan akan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang penuh dengan persaingan teknologi seperti sekarang ini, teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada laba, namun rumah sakit mempunyai konsekuensi pada akuntabilitas dan auditabel dalam pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepuasan pengguna akhir dalam banyak penelitian adalah merupakan variabel yang telah banyak mendapatkan perhatian. Tidak terkecuali pada bidang sistem teknologi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Eko Yuliandi TKJ ITB / SEAMOLEC 2011/2012 PENDAHULUAN A: Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amanda, 2010). Birley Peter (2012) menyatakan bahwa di era ini kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. Amanda, 2010). Birley Peter (2012) menyatakan bahwa di era ini kita perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak yang signifikan bagi berbagai bidang kehidupan termasuk kehidupan bisnis perusahaan. Kegiatan operasional

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Electronic Learning (e-learning) Suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan

Lebih terperinci

E-LEARNING : TANTANGAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK. Herniwati, S.Pd. M.Hum.

E-LEARNING : TANTANGAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK. Herniwati, S.Pd. M.Hum. E-LEARNING : TANTANGAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK Herniwati, S.Pd. M.Hum Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak lepas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Pengertian Sistem Informasi Penelitian ini dilakukan terhadap sebuah sistem informasi. Definisi dari sistem informasi sendiri tidak bisa lepas dari dua kata pembangunnya, yaitu

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sistem Teknologi Informasi Semula sistem teknologi informasi dikenal dengan istilah sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diperkenalkannya konsep Business Intelligence (BI) pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diperkenalkannya konsep Business Intelligence (BI) pada akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diperkenalkannya konsep Business Intelligence (BI) pada akhir tahun 1980-an oleh Howard Dresner, seorang analis dari Gartner Research Group, bidang sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT

PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.2 No. 1 Desember 2009 PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT Dini Purwaningsih Prodi Sistem Informasi STMIK Bahrul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menyenangkan membuat peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

BAB I. PENDAHULUAN. menyenangkan membuat peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam pelaksanaannya perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori pada bab II ini disusun berdasarkan teori-teori mengenai konsep dari modul pembelajaran jaringan komputer berbasis multimedia interaktif yang ditulis oleh beberapa

Lebih terperinci

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN Abstrak Perkembangan metode pembelajaran didunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir sangatlah pesat dan

Lebih terperinci

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING Shabrina Syntha Dewi 16702251022 shabrina.syntha2016@student.uny.ac.id Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak E-Learning

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Elly Yanuarti STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang, Bangka Belitung m4_4yie@ymail.com ABSTRACT Use of internet

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA

MODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA MODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA Dr. Dedi Rohendi, MT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA dedir@upi.edu Pendahuluan Tiga revolusi besar dalam peradaban manusia: Revolusi industri Ditemukannya mesin-mesin

Lebih terperinci

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN R. Nety Rustikayanti ISTILAH Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan bisnis. Hal ini berdampak pada banyaknya perusahaan yang menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi keuangan daerah diperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangannya. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala bidang termasuk bidang pendidikan dan pelatihan. Rosenberg mengemukakan bahwa salah satu

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya evolusi sistem informasi membuat laju perkembangan sistem informasi tidak dapat dibendung lagi. Organisasi dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan

Lebih terperinci

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH Hansiswany Kamarga Posisi Informasi dalam KBM A Informasi Guru Siswa B Guru Siswa Informasi Konsep Belajar Pendidikan adalah proses dinamis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kecanggihan teknologi informasi saat ini memberikan pengaruh kepada banyak bidang, utamanya bisnis. Perkembangan sistem teknologi informasi ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah menyebar hampir pada semua bidang kehidupan, Teknologi merupakan pemicu bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi persepsi Sensasi yang ditransmisikan ke otak adalah bentuk mentah dari energi yang harus diinterpretasi dan diorganisasi melalui sebuah proses yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dewasa ini berpengaruh pada transformasi pelayanan masyarakat di pemerintahan. Pelayanan informasi dari pemerintah untuk masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan ditampilkan landasan teori yang mendukung analisa Sistem Informasi Atma Jaya Yogyakarta (SIATMA) dengan metode Delone McLean. Landasan teori yang ada mencakup teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Electronic Learning atau yang biasa disingkat dengan e-learning merupakan cara baru yang terdapat pada dunia pendidikan, dimana proses belajar mengajar menggunakan

Lebih terperinci

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Sentuhan elegan teknologi informasi telah mentransformasi perpustakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil

Lebih terperinci

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang menentukan kesuksesan layanan website e-government melalui persepsi masyarakat terhadap kepuasan pengguna dan niatan untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jeffrey L. Whitten, pada bukunya yang berjudul Systems Analysis and Design Methods (Whitten, 2001), secara umum sistem dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Pengembangan Ajar Berbasis Web/ Internet/ Elektronik Jenis Software OS/ Operating System: software yang

Lebih terperinci

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak E-Learning atau electronic learning

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI MODUL AJAR KALKULUS DAN CD INTERAKTIF GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA

PERANCANGAN ANIMASI MODUL AJAR KALKULUS DAN CD INTERAKTIF GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA 1 PERANCANGAN ANIMASI MODUL AJAR KALKULUS DAN CD INTERAKTIF GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA Rela Karlina Jalil, Prof. Dr. H.M. Isa Irawan, M.T., Alvida Mustika Rukmi, S.Si, M.Si Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS Diajukan untuk mengikuti kompetisi artikel ilmiah yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin maju, bervariasi, dan kompleks.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kesuksesan sebuah sistem informasi tidak hanya dilihat dari jumlah bug yang terdapat di dalamnya atau berjalannya proses sistem informasi sesuai sistem organisasi terkait. Hal yang

Lebih terperinci

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah

Lebih terperinci

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika- STT Nurul Jadid ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi internet membuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran

antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dapat dilakukan di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Belajar tidak dapat dibatasi oleh kondisi apapun selama manusia itu masih memiliki keinginan

Lebih terperinci

Andi Harmin Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar

Andi Harmin Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar AUTHORING TOOLS ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ON-LINE PADA STMIK PROFESIONAL MAKASSAR (STUDI KASUS MATAKULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN) Andi Harmin Program Studi Teknik Komputer

Lebih terperinci

Oleh Dr. Rusman, M.Pd. TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI KONSENTRASI GURU TIK

Oleh Dr. Rusman, M.Pd.  TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI KONSENTRASI GURU TIK Oleh Dr. Rusman, M.Pd. http://rusmantp.wordpress.com TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI KONSENTRASI GURU TIK Revolusi Informasi dan Perkembangan IPTEK. Manusia dituntut Berubah (berusaha berbuat banyak, mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dilakukan dengan tujuan agar organisasi-organisasi bisnis tetap exist dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dilakukan dengan tujuan agar organisasi-organisasi bisnis tetap exist dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompleks menuntut adanya berbagai perubahan terhadap praktek bisnis yang telah dilakukan. Perubahan ini dilakukan dengan

Lebih terperinci