NASKAH PUBLIKASI BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KECANDUAN INTERNET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KECANDUAN INTERNET"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KECANDUAN INTERNET Oleh : RIZKY AVIANTY OHORELLA THOBAGUS M. NU MAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 29

2 NASKAH PUBLIKASI BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KECANDUAN INTERNET Oleh : RIZKY AVIANTY OHORELLA THOBAGUS M. NU MAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 29

3 NASKAH PUBLIKASI BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KECANDUAN INTERNET Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Thobagus M.Nu man, S.Psi.,Psi)

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI.. INTISARI... PENGANTAR METODE PENELITIAN... HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN. DAFTAR PUSTAKA IDENTITAS PENULIS i ii iii iv

5 Big Five Personality Dengan Kecanduan Internet RIZKY AVIANTY OHORELLA THOBAGUS. M. NU MAN INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai fenomena faktor big five personality dengan kecanduan terhadap internet. Asumsi awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara neuroticism dan openness to experience dengan kecanduan internet dan ada hubungan negatif antara extraversion, agreeableness dan conscientiousness dengan kecanduan internet. Semakin tinggi big five personality maka semakin tinggi kecanduan internet. Sebaliknya, semakin rendah big five personality maka semakin rendah pula kecanduan internet. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna internet berusia 18 hingga 26 tahun yang berdomisili di Yogyakarta. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data menggunakan metode skala. Adapun skala yang digunakan ada 2 yaitu (1) Skala kecanduan internet yang disusun berdasarkan teori dari Beard dan Wolf, Goldberg, Neumann, Soule dan Kleen, Stanton, dan Young (Sally, 26, terdiri dari 38 aitem dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara,284 dan,847, serta koefisien korelasi Alpha sebesar,951 dan (2) Skala Big Five Personality yang dibuat dengan mengacu pada teori Goldberg (26), terdiri dari 43 aitem dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara,195 dan,667 serta koefisien korelasi Alpha sebesar.892. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis Regresi. Perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 12 for Windows. Hasilnya menunjukkan ada hubungan positif antara factor neuroticism, openness to experience dan agreeableness dengan kecanduan internet dan ada hubungan negatif antara faktor extraversion dan conscientiousness dengan kecanduan internet. Koefisien korelasi factor neuroticism dengan kecanduan internet adalah,339 dengan p=, (p<,5), faktor openness to experience dengan kecanduan internet adalah,166 dengan p=,44 (p<,5), faktor agreeableness dengan kecanduan internet adalah,196 dengan p=,22 (p<,5). Jadi, hipotesis diterima. Kata kunci: Big five personality, Kecanduan internet

6 I. PENGANTAR Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, setiap hari ada saja penemuan dan inovasi baru dari bidang ini. Salah satu hasil kemajuan teknologi ini adalah internet (Adi, 23). Internet dikembangkan pertama kali pada tahun 1969 dalam suatu penelitian militer Amerika yang disebut ARPANet (Febrian, 25). Hingga dalam perkembangannnya saat ini, internet sudah merambah ke seluruh aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, hiburan bahkan keagamaan. Jadi, pengertian internet saat ini adalah kumpulan komputer pribadi (personal computer) yang terhubung satu sama lain dalam bentuk jaringan. Melalui internet seseorang dapat berhubungan dengan orang-orang yang terhubung dalam jaringan internet dari seluruh dunia, dimana seseorang dapat saling bertukar informasi dengan orang lain dalam sekejap (Adi, 23). Di Indonesia, khususnya di daerah Yogyakarta jumlah warnet pada Maret 27 sudah mencapai 27 buah dan pada pertengahan 28 diperkirakan sudah berada pada kisaran 5 buah. Dibanding kota besar lainnya, yaitu Jakarta, Botabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar dan Denpasar tingkat penggunaan internet di Yogyakarta tergolong paling tinggi, seperti terlihat pada data tahun Pada tahun 22 persentase pengguna internet sudah mencapai 24% dari jumlah penduduk, meski tahun 23 menurun dua persen, tetapi pada 24 kembali mencapai 24% (Darmanto, 28).

7 Meski penggunaan internet di Yogyakarta tergolong tinggi. Namun, dari segi penggunaannya berbeda-beda pada setiap individu. Berdasarkan hasil penelitian Wahyono yang dilakukan pada tahun 26, penggunaan internet untuk tujuan rekreatif atau mencari hiburan mencapai 85,2%, sebagai sarana komunikasi sebesar 65,8% dan sebagai sarana mencari informasi sebesar 21,9% (Darmanto, 28). Peningkatan curahan waktu dan penggunaan internet ini menimbulkan berbagai dampak bagi penggunanya, diantaranya adalah berkurangnya waktu tidur. Pola tidur yang tidak teratur karena penggunaan waktu online secara berlebihan mengakibatkan waktu istirahat menjadi berkurang. Berkurangnya waktu tidur dapat berdampak pada menurunnya kesehatan fisik. Individu berkurang perhatiannya terhadap kebutuhankebutuhan pribadi dan kesehatannya sehingga timbul penyakit-penyakit akibat penggunaan komputer yang berlebihan, seperti; mata menjadi kering, migren atau sakit kepala, sakit punggung dan gangguan pola makan (Babington dkk, 22; Orzack, 1999 dalam Soetjipto, 25). Dampak lain dari penggunaan internet yang berlebihan adalah menurunnya prestasi akademik. Waktu yang seharusnya untuk belajar dan menyelesaikan tugastugas akademis banyak tersita untuk menggunakan internet sehingga banyak tugas yang terbengkalai (Hidayat dkk, 24). Menurut Young (Hidayat dkk, 24), 58 % siswa mengalami penurunan dalam kebiasaan belajar, penurunan ranking, membolos atau mendapatkan masa percobaan disebabkan karena penggunaan internet yang berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena siswa mengakses aplikasi yang tidak relevan dengan pelajaran. Di sebuah kota di Jawa Barat pernah ditemukan kasus

8 banyaknya siswa yang ketagihan games online. Dimana para siswa menjadi lupa waktu, bahkan sampai memakai uang bayaran sekolah untuk membayar sewa games online (Sumaryadi, 27). Melihat fenomena tersebut, sadar atau tidak, internet telah sukses menghipnotis para penggunanya. Internet bisa membuat para penggunanya lupa diri dan lupa waktu hingga pendidikan dan kegiatan sosial lainnya pun jadi terganggu (Ningrum, 27). Bagi sebagian orang internet memang salah satu media untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja, meningkatkan kemampuan, sebagai sumber pustaka tanpa batas dan bahkan menjadikan internet sebagai lahan bisnis yang menggiurkan, namun sebagian yang lain justru membawa dampak negatif yang sering disebut kecanduan internet (Sumaryadi, 27). Seorang pakar psikolog di Amerika David Greenfield, menemukan sekitar 6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang tersebut mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius, yaitu lupa waktu dalam berinternet (Sumaryadi, 27). Davis (Soetjipto, 25) memaknai kecanduan sebagai bentuk ketergantungan secara psikologis antara seseorang dengan suatu stimulus, yang biasanya tidak selalu berupa suatu benda atau zat. Kecanduan internet sendiri dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat atau ketergantungan secara psikologis terhadap internet (Soetjipto, 25). Perilaku kecanduan internet dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya bisa ditinjau dari tipe kepribadian. Berdasarkan penelitian Ramdhani (28) menyatakan bahwa tipe kepribadian berkorelasi positif dengan penggunaan teknologi komunikasi

9 berbasis internet. Kepribadian yang unik dan merupakan ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang dengan yang lainnya, dimana dimensi kepribadian memiliki kemampuan untuk meramalkan munculnya perilaku. Perilaku yang muncul dan uniknya tiap kepribadian dapat dilihat melalui tipe kepribadian big five yang dianggap dapat menerangkan sebagian besar kepribadian manusia yang menjadi dasar dan landasan perilaku (Paunonen, 23). Penelitian lainnya menemukan bahwa orang yang kecanduan internet adalah orang yang mengatur perasaannya dengan berinternet agar dapat keluar dari tekanantekanan, seperti perasaan cemas, frustasi, kesepian atau merasa sedih (Young, 1999). Penelitian ini berkaitan dengan salah satu dimensi kepribadian, yaitu neuroticism. Individu dengan tipe neuroticism merupakan individu yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive ( Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani (28) mengenai penggunaan dengan kepribadian openness to experience, dimana individu dengan tipe openness to experience sering dikaitkan dengan intelektualitas, ketertarikan pada hal-hal yang baru, inovatif, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru. Bagi individu openness to experience, menantang mereka untuk dapat melakukan segala sesuatu yang selama ini belum dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan dirinya.

10 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan big five personality dengan kecanduan internet. Pertanyaan yang diajukan adalah Apakah ada hubungan antara faktor-faktor big five personality dengan kecanduan internet?. II. METODE PENELITIAN Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu big five personality dan variabel tergantung yaitu kecanduan internet. Kriteria subjek penelitian ini adalah mahasiswa/i aktif, berjenis kelamin baik pria maupun wanita dengan kisaran usia tahun, berdomisili di Yogyakarta, mengerti dan merupakan pengguna internet. Peneliti menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel. Skala big five personality terdiri dari 59 aitem dan skala internet addiction disorder terdiri dari 42 aitem. Skala ini disusun dengan menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari empat pilihan jawaban dan terbagi atas dua jenis pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS), dan Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (Jr), dan Tidak Pernah (TP). Aitem-aitem yang terdapat skala ini terdiri dari aitem yang bersifat favourable seluruhnya. Pemberian skor pada skala ini, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala big five personality atau kecanduan internet, maka akan semakin tinggi big five

11 personality atau kecanduan internet yang dirasakan oleh subjek. Sebaliknya jika semakin rendah total skor yang diperoleh subjek pada skala big five personality atau kecanduan internet, maka semakin kurang pula rasa big five personality atau kecanduan internet yang dimiliki subjek. Peneliti, dalam metode analisis data, menggunakan analisis regresi linier berganda. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara big five personality dengan kecanduan internet. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 12. III. HASIL PENELITIAN Penelitian ini mengambil 16 pengguna internet (internet user) sebagai subjek yang berstatus mahasiswa. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan dalam tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki laki Perempuan Jumlah Deskripsi statistik data penelitian pada kesepian dan kecanduan internet dapat disajikan dalam tabel 2 :

12 Tabel 2.1 : Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Extro IAD Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Tabel 2.2 Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Neuro IAD Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Tabel 2.3 Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Openess IAD Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal

13 Tabel 2.4 Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Agreea IAD Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Tabel 2.5 Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Conscie IAD Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat dilihat variabel big five personality dan kecanduan internet subjek tergolong tinggi, sedang atau rendah yaitu dengan cara membuat kategorisasi masing-masing variabel. Kategorisasi dibuat oleh peneliti guna untuk mengetahui data tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti dan digolongkan dalam lima kategorisasi sebagai berikut : Sangat Tinggi Tinggi Sedang = X > M + 1,8 SD = M - 1,8 SD = X < M -,6 SD = M -,6 SD = X < M +,6 SD

14 Rendah Sangat Rendah Keterangan : = M +,6 SD = X < M + 1,8 SD = X < M - 1,8 SD X SD = Skor Total = Deviasi Standar Hipotetik M = Mean Hipotetik a. Big Five Personality Variabel big five personality dapat dilihat sebaran hipotetiknya yang diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3.1 Kriteria Kategorisasi Extroversion X < 54,4 54,4 = X < 74,8 74,8 = X < 95,2 95,2 = X < 115,6 X > 115,6 Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah Rendah Sedang 29 Tinggi 56 Sangat Tinggi 21 27% 52,83% 19,81% Berdasarkan kategorisasi extraversion pada tabel 7.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 52,83% subjek penelitian berada dalam kategorisasi tinggi. Tabel 3.2 Kriteria Kategorisasi Neuroticism X < 54,4 54,4 = X < 74,8 74,8 = X < 95,2 95,2 = X < 115,6 X > 115,6 Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah 3 Rendah 15 Sedang 54 Tinggi 32 Sangat Tinggi 2 2,83% 14,15% 5,94% 3,18% 1,8%

15 Berdasarkan kategorisasi neuroticism pada tabel 72 dapat dilihat bahwa sebanyak 5,94% subjek penelitian berada dalam kategorisasi sedang. Tabel 3.3 Kriteria Kategorisasi Openness To Experience X < 54,4 54,4 = X < 74,8 74,8 = X < 95,2 95,2 = X < 115,6 X > 115,6 Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah Rendah 3 Sedang 27 Tinggi 58 Sangat Tinggi 18 2,83% 25,47% 54,71% 16,98% Berdasarkan kategorisasi openness to experience pada tabel 7.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 54,71% subjek penelitian berada dalam kategorisasi tinggi. Tabel 3.4 Kriteria Kategorisasi Agreeableness Skor Kategorisasi Fr ekuensi X < 54,4 Sangat Rendah 54,4 = X < 74,8 Rendah 3 74,8 = X < 95,2 Sedang 3 95,2 = X < 115,6 Tinggi 65 X > 115,6 Sangat Tinggi 8 % 2,83% 28,3% 61,32% 7,54% Berdasarkan kategorisasi Agreeableness pada tabel 7.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 61,32% subjek penelitian berada dalam kategorisasi tinggi.

16 Tabel 3.5 Kriteria Kategorisasi Conscientiousnness X < 54,4 54,4 = X < 74,8 74,8 = X < 95,2 95,2 = X < 115,6 X > 115,6 Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah Rendah 1 Sedang 33 Tinggi 55 Sangat Tinggi 17,94% 31,1% 51,8% 16,3% Berdasarkan kategorisasi conscientiousness pada tabel 7.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 51,8% subjek penelitian berada dalam kategorisasi tinggi. b. Kecanduan Internet Pada kecanduan internet dapat dilihat sebaran hipotetiknya yang diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Kriteria Kategorisasi Kecanduan Internet X < 6,8 6,8 = X <83,6 83,6 = X < 16,4 16,4 = X < 129,2 X > 129,2 Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah Rendah 53 Sedang 5 Tinggi 3 Sangat Tinggi 5% 47,16% 2,8% Berdasarkan kategorisasi kecanduan internet pada tabel 6 dapat dilihat bahwa sebanyak % subjek penelitian berada pada kategorisasi rendah.

17 a. Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas sebaran dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil dari uji ini menunjukkan bahwa penyebaran skor pada kedua variabel mengikuti distribusi normal. Dengan nilai K-SZ pada variabel big five personality sebesar 1,293 dengan p=,71 (p>,5). Untuk variabel kecanduan pada internet memiliki nilai K- SZ sebesar,656 dengan p=,783 (p>,5). b. Uji Asumsi Linieritas Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah varaibel big five personality dan kecanduan terhadap internet memliki hubungan yang linier. Hasil statistik menunjukkan nilai F=8,368 dengan p=,5 (p<,5). Sedangkan nilai deviation from linearity menunjukkan nilai F= 1,231dengan p=,234 (p>,5). Hal ini berarti hubungan antara variabel linier. c. Uji Hipotesis Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara big five personality dan kecanduan terhadap internet maka digunakan uji korelasi anareg dengan menggunakan program komputer SPSS versi 12 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara extraversion dan kecanduan terhadap internet didapat nilai r= -,31 dengan p=,377 (p>,5). Hal ini berarti menujukan bahwa ada hubungan negatif antara faktor extraversion dengan kecanduan internet. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara neuroticism dengan kecanduan terhadap inernet didapat nilai r=,339 dengan p=, (p<,5), dimana hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara faktor neuroticism dengan

18 kecanduan internet. Openness to experience dan kecanduan terhadap internet menunjukkan korelasi dengan nilai r=,166 dengan p=,44 (p<,5). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara faktor opennes to experience dengan kecanduan internet. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara agreeableness dengan kecanduan terhadap internet didapat nilai r=,196 dengan p=,22 (p<,5), dimana hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara faktor agreeableness dengan kecanduan terhadap internet. Sedangkan hasil analisis data menunjukkan korelasi antara conscientiousness dengan kecanduan terhadap internet didapat nilai r=,96 dengan p=,164 (p<,5). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara faktor conscientiousness dengan kecanduan terhadap internet. IV. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang diajukan, yaitu adanya hubungan positif faktor neuroticism, openness to experience dan agreeableness terhadap kecanduan internet pada mahasiswa dan adanya hubungan negatif faktor extraversion dan conscientiousness terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Teknologi berbasis internet ini, sangat disukai oleh individu neurotic. Kepribadian neurotic ditandai dengan kecenderungan untuk merasa mudah kecewa, marah, depresi sehingga seringkali mengganggu keharmonisan hubungan individu dengan orang lain. Dengan adanya media internet, individu tidak perlu berhadapan

19 langsung (face to face) dengan orang lain saat berkomunikasi, mereka dapat menyembunyikan posisi sosial dan emosionalnya di hadapan orang lain. Individu cenderung menggunakan media internet untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapi, individu neurotic menemukan kepuasan dalam hidupnya ketika mengakses internet. Penelitian yang dilakukan oleh Loytsker & Alello (Young & Rodgers, 1998b), didapatkan hasil bahwa individu yang mengalami kecemasan sosial, mudah bosan dan kesepian memiliki kecenderungan kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami kecanduan pada internet. Dimensi berikutnya yang terkait dengan kecanduan internet adalah openness to experience. Kepribadian openness to experience menilai usahanya secara proaktif dan penghargaan terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Kepribadian ini menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa (Costa & McCrae 1985;199;1992 dalam Pervin & John, 21). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani (28) mengenai penggunaan dengan kepribadian openness to experience, dimana diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara kepribadian openness to experience dengan penggunaan . Orang yang terbuka mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan mempunyai sudut pandang konvensional sehingga bagi individu openness to experience penggunaan menantang mereka untuk dapat melakukan sesuatu yang selama ini belum dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan dirinya. Kepribadian agreeableness juga merupakan salah satu kepribadian yang terkait dengan kecanduan terhadap internet. Individu yang memiliki tingkat

20 agreeableness mempunyai sedikit permasalahan pada hubungan interpersonalnya, dimana ketika sedang menghadapi suatu konflik, self esteem mereka akan menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung untuk memutuskan konflik dengan orang lain. Individu yang kecanduan internet memiliki permasalahan hubungan dengan individu lain, dimana mereka akan lebih memilih untuk melarikan diri dari permasalahan yang sedang mereka hadapi dibandingkan harus menyelesaikan masalah tersebut. Individu yang mempunyai sifat seperti ini menyukai komunikasi melalui internet karena meraka dapat menemukan ideologi yang radikal atau mendiskusikan hal-hal yang dianggap tabu (Young & Rodgers, 1998b). Penelitian yang dilakukan oleh Niemz et al (25) menunjukkan hasil bahwa siswa yang mengalami gangguan penggunaan internet memiliki harga diri yang rendah dan secara sosial individu tidak merasa kurang ketika mereka sedang online. Beralihnya individu pada aktivitas internet karena ia merasa mendapatkan teman yang menerima dan tidak menolak sifat atau karakteristik kepribadian yang ia miliki. Individu merasa bahwa aktivitas internet tersebut, dapat memberikan suatu informasi yang ia butuhkan. Dengan online individu menemukan perasaan yang menyenangkan, seperti bergairah, gembira, berdebar, bebas, atraktif, merasa didukung dan dibutuhkan. Perasaan ini merupakan penguat suatu individu mengalami kecanduan internet. Sebaliknya ketika offline individu mendapatkan perasaan yang tidak menyenangkan seperti cemas, dihalangi, frustasi dan sedih (Young, 1999). Hasil kategorisasi pada nilai masing-masing skala menunjukkan bahwa kecanduan internet mahasiswa berada pada kategori rendah. Berbeda halnya dengan

21 hasil kategorisasi skala masing-masing dimensi kepribadian big five. Dimana dimensi neuroticism berada pada kategori sedang, dan dimensi extroversion, openness to experience, agreeableness dan conscientiousness yang berada pada kategori tinggi. Rendahnya tingkat kecanduan internet di Indonesia, dapat disebabkan oleh penggunaan internet dan warnet yang masih kurang khususnya di daerah-daerah. Sejauh ini, hanya kalangan terpelajar dan masyarakat perkotaan yang mengenal internet. Sementara itu, bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang tersebar diberbagai daerah hingga ke pelosok desa, internet bisa jadi masih terlalu asing dimata mereka. Tidak semua kasus kecanduan internet diakibatkan oleh big five personality, ada banyak faktor yang juga ikut memberikan sumbangan terhadap perilaku kecanduan internet, seperti faktor internal, yang terdiri dari gender maupun keterampilan komunikasi yang dilakukan oleh individu sehingga individu merasa nyaman ketika berinteraksi dengan individu lain. Selain faktor internal di atas, adanya faktor eksternal yang juga ikut berperan dalam pembentukan pola perilaku kecanduan internet ini antara lain faktor keluarga, yaitu bagaimana hubungan dan dukungan dari keluarganya, faktor-faktor sosial di lingkungan sekeliling yang berkaitan dengan penerimaan dan penolakan dari masyarakat serta faktor budaya dimana individu dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi yang terus berkembang sehingga mengakibatkan sesorang menjadi pecandu internet.

22 V. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara faktor neuroticism, opennes to experience dan agreeablennes terhadap kecanduan internet, sedangkan untuk faktor extraversión dan conscientiousness menunjukkan adanya hubungan negatif dengan kecanduan internet. Hal ini berarti semakin tinggi big five personality maka semakin tinggi kecanduan internet. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah big five personality maka semakin rendah kecanduan internet. VI. SARAN Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti kecanduan terhadap internet dapat menggunakan metode kualitatif, dengan metode ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengetahui lebih jauh mengenai individu yang mengalami kecanduan

23 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 21. Tes Prestasi. (Edisi Dua). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Beard, K. W. 25. Internet Addiction; A Review of Current Assessment Techniques and Potential Assessment Question. Paper Published Cyber Psychology and Behavior. Chaplin, J.P. 25. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Darmanto. 28. Mendesak, Pengaturan Warnet di Indonesia. Artikel. De Raad, B. & Perugini, M (Ed). 22. Big Five Assesment. Gottingen; Hogrefe & Huber Pub. Feist, J & Feist, G. J. 28. Theories of Personality. Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mei-Bai, Ya, et al. 21. Internet Addiction Disorder Among Clients of A Virtual Mental Clinic. Article. Ming Li, Shih & Teng-Ming Chung. 24. Internet Function and Internet Addictive Behavior. Journal of Computer in human Behavior, 22, Pervin, Lawrence. A & Jhon, Oliver. P. 21. Personality; Theory and Research. New York; John Wiley & Sons, Inc. Sally, L. P. M. 26. Prediction of Internet Addiction of Undergraduate in Hongkong Minithesis (Published). Hongkong. Information System Management Option. Young, K. S Pathological Internet Use: The emergence Of A New Clinical Disorder. Presentation. University of Pittsburgh At Bradford. Young What Makes Internet Addictive: Potential Explanation for Pathological Internet Use. Paper presented at the 15 th Annual Meeting of the American Psychology Association, August 15, Chicago.

24 IDENTITAS PENULIS Nama Mahasiswa Alamat Rumah :Rizky Avianty Ohorella : Jl. Seturan Blok E.II no. 49 Yogyakarta Nomor Handphone :

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA. Oleh : ROSDANIAR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA. Oleh : ROSDANIAR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA Oleh : ROSDANIAR 04 320 195 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL Oleh : ADIAKESUMAWARDHANI THOBAGUS M. NU MAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan

BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Deskripsi subjek penelitian ini diuraikan berdasarkan panti asuhan, jenis kelamin dan usia. Subjek penelitian ini adalah anak asuh panti asuhan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari: 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi berguna untuk mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) adalah big five personality yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian yang akan diadakan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif karena menurut Sugiyono (2012) metode penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA Deni Fernando 11512828 4PA04 Pembimbing: Dr. Wahyu Rahardjo, SPsi., MSi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi subjek PT. Pusat Bisnis Ponorogo merupakan sebuah perusahaan muda yang berdiri pada tahun 2013. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, yaitu faktor kepribadian yang terdiri dari

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 40 4. METODE PENELITIAN Bab ini terbagi ke dalam empat bagian. Pada bagian pertama, peneliti akan membahas responden penelitian yang meliputi karakteristik responden, teknik pengambilan sampel, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, internet telah hadir lebih dari dua puluh lima tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, internet telah hadir lebih dari dua puluh lima tahun. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara historis, internet telah hadir lebih dari dua puluh lima tahun. Selama kurun waktu itu, peranan internet telah beralih dari sekedar sebagai bahan kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X di kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian

Lebih terperinci

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Tujuan mini riset online ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan self-control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Difinisi Operasional 1. Identivikasi Variabel. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan variabel big five personality. Dimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami rasa kesepian dalam dirinya, yang menjadi suatu pembeda adalah kadarnya, lamanya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Juni sampai dengan 6 Juli 2015. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas karyawan

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seks pranikah merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 100 BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut normalitas dan linieritas. Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel disebut juga sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian Big Five dan citra merek terhadap keputusan pembelian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pertikaian sangat sering terjadi di Indonesia, ada yang mengatasnamakan kelompok bahkan personal. Tiga hal utama yang dapat menimbulkan pertikaian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hidayat (2013) pendidikan adalah suatu upaya sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dianugrahkan tuhan kepada manusia dan diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam suatu penelitian, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan jenis-jenis yang akan digunakan. Variabel merujuk pada karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci