Code Of Conduct bersama-sama dengan kebijakan Perusahaan lainnya diharapkan saling
|
|
- Yandi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4
5 KATA PENGANTAR Penerapan Good Corporate Governance (GCG) menempati peranan penting dalam menentukan keberhasilan Perusahaan. Dengan GCG Perusahaan mempertahankan kesinambungan Perusahaan, meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan pasar, meningkatkan kinerja dan efisiensi serta pelayanan kepada pemangku kepentingan sebagai bentuk pertanggungjawaban Perusahaan kepada Pemegang Saham. Selain tunduk dan patuh terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku, kepercayaan dari Pemangku Kepentingan menjadi salah satu pertimbangan Perusahaan untuk mencapai tujuannya. Untuk itu Perusahaan harus menjunjung tinggi nilai-nilai Perusahaan dengan berinteraksi dan berperilaku sesuai dengan etika bisnis dengan Pemangku Kepentingan lainnya. Dalam rangka menjalankan etika bisnis yang baik, Perusahaan menetapkan Pedoman Perilaku yang selanjutnya disebut Code Of Conduct, sebagai panduan Perusahaan dan seluruh insan Perusahaan dalam berperilaku sesuai etika bisnis. Code Of Conduct bersama-sama dengan kebijakan Perusahaan lainnya diharapkan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Perangkat tersebut apabila dijalankan dengan konsisten, sungguh-sungguh dan dengan kesadaran tinggi oleh Insan Perusahaan, mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dalam mewujudkan visinya menjadi Perusahaan yang terpercaya dan terandal. Jakarta, Agustus 2017 Widodo Ekatjahjana Plt. Komisaris Utama Solihah Direktur Utama i
6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAGIAN PERTAMA... 1 PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA Dasar Pemikiran Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan Tujuan Manfaat Pengertian Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)... 5 BAGIAN KEDUA... 7 ETIKA BISNIS PERUSAHAAN... 7 A. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan Hubungan dengan Pemegang Saham Hubungan dengan Karyawan Hubungan dengan Tertanggung Hubungan dengan Pesaing Hubungan dengan Pemasok Hubungan dengan Mitra Bisnis Hubungan dengan Kreditur Hubungan dengan Investor Hubungan dengan Pemerintah Hubungan dengan Masyarakat sekitar Hubungan dengan Media Massa Hubungan dengan Anak Perusahaan Hubungan dengan Organisasi Profesi B. Pemberian Donasi C. Pencegahan praktek nepotisme di Perusahaan D. GRATIFIKASI E. KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ii
7 F. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGIAN KETIGA ETIKA PERILAKU Integritas Hubungan Kerja antar Insan Perusahaan Lingkungan kerja yang bebas dari diskrimasi, pelecehan, perbuatan asusila, ancaman dan kekerasan Kerahasiaan Perusahaan Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) Insider Trading Perlindungan dan Penggunaan aset Perusahaan Pencatatan data, pelaporan, dan dokumentasi Penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan perjudian Keterlibatan Aktivitas Politik Aktivitas sosial Citra Perusahaan BAGIAN KEEMPAT PELAKSANAAN CODE OF CONDUCT Penerapan Pedoman Etika Perusahaan Sosialisasi Prinsip Praktis Pelanggaran Pelaporan Pelanggaran Sanksi atas Pelanggaran BAGIAN KELIMA PENUTUP iii
8 BAGIAN PERTAMA PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA 1. Dasar Pemikiran Pentingnya implementasi Good Corporate Governance (GCG) menjadi kebutuhan sekaligus tuntutan yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan bisnis global dan peningkatan citra Perusahaan. GCG merupakan sistem sekaligus struktur dalam rangka memberi keyakinan kepada segenap pihak yang berkepentigan (Pemangku kepentingan) bahwa Perusahaan dikelola dan diawasi untuk melindungi kepentingan Pemangku kepentingan yang sejalan dengan peraturan Perundang-undangan dan prinsip-prinsip GCG yang berlaku umum maupun yang akan terus dikembangkan sesuai asas universal yang mengacu kepada praktek terbaik (best practice). Pada dasarnya keberhasilan implementasi GCG sangat ditentukan oleh kesiapan, kelengkapan Organ Pendukung Perusahaan (infrastructure GCG dan soft structure GCG) dengan tetap memperhatikan kesesuaian, karakteristik bisnis dan kebutuhan Perusahaan yang bersangkutan serta komitmen yang tinggi dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat, Staf dan karyawan Perusahaan sebagai Insan Perusahaan. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan menyadari arti pentingnya implementasi GCG sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkesinambungan, tidak hanya bagi Pemegang Saham namun juga bagi segenap Pemangku Kepentingan. Untuk itulah Perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara konsisten yang salah satunya dilakukan melalui penyusunan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan, untuk selanjutnya disebut Code Of Conduct Perusahaan. Code Of Conduct Perusahaan merupakan pernyataan tertulis tentang GCG yang dikehendaki Perusahaan, baik terhadap Dewan Komisaris. Direksi, Pejabat, Staf dan Karyawan serta Pemangku Kepentingan lainnya yang menjelaskan tentang filsafat bisnis dan nilai-nilai yang ada dalam mengatur dan mengelola Perusahaan secara menyeluruh untuk mencapai tujuan bisnis sebagaimana tercantum dalam Visi dan Misi Perusahaan. 2. Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan Code Of Conduct Perusahaan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membentuk nilai, norma serta etika segenap insan Perusahaan dalam membangun dan membina hubungan 1
9 yang lebih sehat, harmonis dan fair dengan pemegang saham, pelanggan, agen asuransi, broker, loss adjuster, Lembaga Keuangan, mitra kerja, dan masyarakat sehingga tercapai peningkatan kinerja dan produktivitas secara signifikan. Hal tersebut akan tercapai apabila terdapat hubungan yang erat antara aspek-aspek yang terdapat dalam Code Of Conduct Perusahaan dengan visi, misi dan budaya Perusahaan yang dimiliki. Visi Perusahaan: Menjadi Perusahaan Asuransi Terpercaya dan Terandal. Misi Perusahaan: Menyelenggarakan Usaha Asuransi dengan Pelayanan Prima dan Tetap Menjaga Kemampulabaan yang Berkesinambungan. Tata Nilai /Budaya Perusahaan Perusahaan memiliki tata nilai/budaya perusahaan RAISE (Resourceful, Agility, Integrity, Synergy, Excellent Service) yang sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan. Dalam perjalananya RAISE merupakan redefinisi Budaya Perusahaan dari Asah, Asih, Asuh. Penetapan RAISE sebagai tata nilai/budaya perusahaan tercantum dalam Surat Keputusan Direksi Nomor SK.004/DMA/I/2016 tanggal 15 Januari Adapun nilai-nilai budaya perusahaan RAISE dilahirkan dengan melihat berbagai aspek seperti visi dan misi perusahaan, budaya yang telah ada, budaya yang ingin dibentuk, aspirasi karyawan, aspirasi management, aspirasi customer dan aspirasi pemangku kepentingan lainnya. Penerapan tata nilai RAISE diharapkan dapatdimiliki oleh seluruh insan Perusahaan dengan semangat yang sama dalam menghadapai tantangan dan menjadikan perusahaan menjadi pemimpin dalam industri asuransi di Indonesia. RAISE hadir dengan lima nilai budaya yang masing-masing memiliki penjabaran dan perilaku kunci (key behaviours). Berikut adalah penjabaran dari RAISE: resourceful Setiap insan perusahaan tidak berhenti mengasah diri untuk menjadi pribadi yang dapat diandalkan oleh pelanggan, rekan kerja, dan perusahaan. Asuransi Jasindo memberikan produk, proses, dan layanan yang kreatif dan inovatif sebagai keunggulan untuk memenangkan persaingan bisnis. agility Setiap Insan Perusahaan adalah pribadi yang antusias dan tangkas dalam menyongsong setiap kesempatan, situasi, dan perubahan. 2
10 integrity Setiap Insan Perusahaan wajib menjunjung tinggi integritas dan kejujuran, serta menjaga kepercayaan pelanggan, mitra bisnis, dan perusahaan dengan segenap hati dalam menyuguhkan kinerja dan layanan yang berkualitas. synergy Setiap Insan Perusahaan adalah anggota keluarga besar Asuransi Jasindo yang bertumbuh dengan baik karena adanya kerja sama yang erat, sinergi yang kuat, dan rasa kebersamaan yang terjaga. excellent service Setiap Insan Perusahaan berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah dan memberikan layanan prima bagi pelanggan internal dan eksternalnya. Tata nilai Excellence Service diterjemahkan dalam Strategi Layanan CARE (Cepat, Akurat, Ramah dan Efisien) yang merupakan komitmen kepedulian untuk memberikan layanan terbaik dengan semangat pelayanan profesional dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Adapun strategi layanan CARE diterjemahkan sebagai berikut: Cepat berarti memberikan kepastian dan ketenangan bagi tertanggung maupun calon tertanggung. Akurat berarti menjamin kepuasan tertanggung dalam memperoleh kepastian dalam berasuransi dengan Asuransi Jasindo. Ramah merupakan wujud dari budaya kerja yang bertujuan memberikan kenyamanan dan pengayoman dalam kemitraan. Efisien menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan. 3. Tujuan Tujuan Code Of Conduct Perusahaan adalah untuk: a. Mengembangkan standar etika bisnis terbaik yang sejalan dengan prinsip GCG khususnya di bidang perasuransian sehingga terciptanya budaya Perusahaan yang diharapkan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan nilai Perusahaan. b. Mengembangkan hubungan yang harmonis, sinergi dan saling menguntungkan Pemangku kepentingan dengan Perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip korporasi yang sehat dan etika berusaha yang menjadi nilai-nilai serta filsafat bisnis Perusahaan untuk menjadi salah satu Perusahaan asuransi kerugian yang tangguh. 3
11 4. Manfaat Perusahaan berusaha untuk melaksanakan Code Of Conduct ini secara konsisten sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi: a. lnsan Perusahaan, yaitu: Memberikan pedoman kepada insan Perusahaan tentang tingkah laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan. Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, etika yang baik dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja dan produktivitas insan Perusahaan secara menyeluruh. b. Perusahaan, yaitu: Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif mengingat hubungan dengan Pelanggan, Masyarakat, Pemerintah dan Pemangku kepentingan lainnya memiliki standar etika yang harus diperhatikan. Meningkatkan nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan perlindungan kepada para Pemangku kepentingan dalam berhubungan dengan Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. c. Pemegang Saham, yaitu: Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara hati-hati (Prudent), efisien, transparan, dapat dibandingkan dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan oleh Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan. d. Masyarakat dan pihak lain yang terkait, yaitu: Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Perusahaan, yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan ekonomi sosial bagi masyarakat dan pihak lain yang terkait. 5. Pengertian Code Of Conduct Perusahaan adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Perusahaan dan etika kerja segenap Insan Perusahaan yang bersifat sukarela yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai hasil yang konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai Visi dan Misi Perusahan. Perusahaan akan mengkomunikasikan kebijakan ini kepada Pemegang Saham, Tertanggung, Agen Asuransi, Broker, Loss Adjuster, Lembaga Keuangan, Mitra Kerja dan Pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong secara aktif agar tercipta sinergi dan sejalan dengan penerapan Code Of Conduct ini. Sebagai pedoman yang bersifat dinamis, Code Of Conduct Perusahaan akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan dinamika lingkungan usaha yang terjadi. Namun demikian, dalam setiap perubahannya Perusahaan tidak akan mengorbankan nilainilai yang telah ada demi keuntungan jangka pendek semata. 4
12 6. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan yang mencerminkan perhatian tidak hanya kepada Pemegang saham tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan (Pemangku kepentingan). a. Transparansi (Transparency) Perusahaan menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta mudah diakses oleh Pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perusahaan dan Pelanggan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. b. Kemandirian (Independency) Perusahaan menjamin pengelolaan Perusahaan secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. c. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban masing-masing Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi) yang memungkinkan pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung-jawab yang dibebankan oleh Perusahaan kepadanya. Setidak-tidaknya Perusahaan mengenal 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas: i) Akuntabilitas individu Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara atasan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak. ii) Akuntabilitas Kelompok Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok/unit kerja yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai. iii) Akuntabilitas Korporat Akuntabilitas yang melekat kepada Perusahaan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perusahan. d. Bertanggung-jawab (Responsibility) Perusahaan menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada Masyarakat. 5
13 e. Keadilan (Fairness) Perusahaan menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Pemangku kepentingan berdasarkan ketentuan dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 6
14 BAGIAN KEDUA ETIKA BISNIS PERUSAHAAN Perusahaan bergerak dalam bidang jasa asuransi umum yang terbagi atas segmen korporasi dan ritel dengan jenis produk yang sangat beragam. Mengingat bisnis asuransi bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat, maka pelayanan yang berorientasi pada kepuasan Pelanggan dan Pemangku kepentingan lainnya menjadi focus Perusahaan. Etika Bisnis Perusahaan merupakan penjelasan tentang bagaimana Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perusahaan dengan kepentingan segenap Pemangku kepentingan-nya sesuai dengan prinsipprinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat dengan tetap menjaga profitabilitas Perusahaan. Sebuah unsur utama yang sangat penting dan menentukan dalam bisnis asuransi adalah kepercayaan sebagai bentuk komitmen dari Perusahaan. Dalam menciptakan kepercayaan, Perusahaan harus memiliki standar etika bisnis yang menjadi acuan dalam berinteraksi dengan Pemangku kepentingan. Stakeholder dalam Code Of Conduct Perusahaan adalah pihak yang memiliki kepentingan terhadap Perusahaan Perasuransian, baik langsung maupun tidak langsung, antara lain pemegang saham, karyawan, tertanggung, pesaing, pemasok, mitra bisnis, kreditur, investor, pemerintah, masyarakat, media massa, anak Perusahaan dan organisasi profesi. Landasan Perusahaan dalam membina hubungan dengan Pemangku kepentingan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: A. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan 1. Hubungan dengan Pemegang Saham Pemegang Saham dalam Code Of Conduct ini adalah pihak yang tercatat dalam akta perusahaan yaitu Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Kuasa Pemegang Saham Perusahaan. Perusahaan senantiasa menjamin hak dan kepentingan Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Demi terciptanya hubungan yang baik antara Perusahaan dan Pemegang Saham, maka Perusahaan berkomitmen untuk: 1. Menghormati dan menjamin hak-hak Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 2. Menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik. 3. Memberikan informasi dan laporan yang lengkap, tepat waktu, dan akurat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 4. Mendayagunakan, mengamankan, melindungi, dan meningkatkan asset Perusahaan. 7
15 5. Meningkatkan kinerja dan memelihara citra positif dalam rangka untuk meningkatkan nilai asset Perusahaan. 6. Tidak melakukan perbuatan yang bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi dan orang lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. 7. Bekerja sesuai pedoman operasional Perusahaan yang berlaku. 8. Menghormati dan memperhatikan arahan dan keputusan Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 2. Hubungan dengan Karyawan Karyawan dalam Code Of Conduct ini adalah semua orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan Perusahaan Perusahaan memberi kesempatan yang sama kepada setiap karyawan dengan memberikan fasilitas pengembangan kompetensi dan karir. Pengembangan karir Karyawan dilakukan secara terbuka dengan mempertimbangkan prestasi, potensi dan evaluasi kinerja Karyawan serta sikap yang didasarkan kepada kompetensi. Perusahaan juga memberikan kesempatan yang sama kepada setiap Karyawan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan untuk berkembang maju dan mememuhi kompetensinya sesuai program pengembangan sumber daya manusia yang ditetapkan Perusahaan. Dalam hal pemberhentian kerja, Perusahaan melakukan ketentuan yang sama kepada segenap Karyawan yaitu sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati antara Manajemen dengan Serikat Karyawan (SEKAR) Perusahaan. Perusahaan menghargai segala bentuk inovasi dari segenap lnsan Perusahaan (Hak Atas Kekayaan lntelektual (Intelectual Property Right)) dalam rangka meningkatkan pelayanan bisnis dan citra Perusahaan. Hasil inovasi yang bersumber dari penugasan Insan Perusahaan maupun inisiatif dari masing-masing Insan Perusahaan, baik individu maupun kelompok, menjadi milik Perusahaan. Perusahaan wajib melindungi hasil inovasi dari penyalahgunaan yang merugikan Perusahaan. Perusahaan atau Insan Perusahaan mempunyai hak atas hasil inovasi tersebut, serta memperlakukannya sebagai milik Perusahaan baik selama maupun tidak lagi bekerja di Perusahaan. 3. Hubungan dengan Tertanggung Tertanggung dalam Code Of Conduct ini adalah pemegang polis Perusahaan. Perusahaan memastikan setiap Karyawan yang berada di lini terdepan untuk memberikan informasi yang materiil dan relevan, bertindak dengan penuh integritas dan mengedepankan prinsip Utmost Good Faith. Seluruh Insan Perusahaan wajib melindungi kepentingan tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat agar dapat menerima haknya sesuai polis asuransi, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 8
16 a. Perusahaan diwakili karyawan memenuhi kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan dengan yang Tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat; b. Perusahaan mengevaluasi kebutuhan Tertanggung; c. Karyawan Perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang material dan relevan bagi tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat; dan d. Seluruh Insan Perusahaan bertindak dengan penuh integritas, kompetensi serta Utmost Good Faith. e. Memberikan standar pelayanan terbaik melalui proses penanganan keluhan secara efektif. f. Menciptakan kepuasan Tertanggung yang sejalan dengan budaya Perusahaan RAISE dan akomodatif terhadap perkembangan usaha melalui strategi layanan CARE. g. Memberikan informasi yang jelas dan dimengerti tentang hak dan kewajiban Tertanggung sebelum akad/ kontrak ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. h. Menyediakan dan mengelola media kontak dengan Tetanggung melalui telepon, , surat, dan media lainnya. 4. Hubungan dengan Pesaing Pesaing dalam Code Of Conduct ini adalah Perusahaan lain yang memasarkan jasa/produk yang sama atau mirip dengan jasa/produk yang ditawarkan oleh Perusahaan. Insan Perusahaan senantiasa menjunjung tinggi kode etik dan berkompetisi secara sehat dan fair dengan para pesaing, melalui: - Menjaga terciptanya persaingan usaha yang sehat dengan memperhatikan ketentuan Perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. - Menghormati dan menjaga hubungan baik antar pesaing. - Menjadikan pesaing sebagai pemacu untuk menambah kreativitas, inovasi dan menumbuhkan daya saing yang memberi nilai tambah pada Perusahaan. 5. Hubungan dengan Pemasok Pemasok dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum Perusahaan (baik dalam skala besar maupun skala kecil) yang memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan Perusahaan. Perusahaan memperlakukan Pemasok dengan membangun iklim saling percaya dan saling menghargai sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku dengan cara: a. Memberikan kesempatan yang sama kepada Pemasok untuk menjalin kerjasama. b. Melakukan proses pemilihan Pemasok berdasarkan kemampuan dan prestasinya c. Melakukan proses pemilihan Pemasok secara transparan, adil dan bebas dari unsur Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. d. Menjalin komunikasi yang baik dengan Pemasok 9
17 e. Menghindari bertransaksi dengan Pemasok yang melakukan praktek bisnis yang tidak etis. f. Perusahaan melarang bagi setiap insan Perusahaan untuk menerima, atau mengambil manfaat dari komisi untuk kepentingan pribadi, unit kerja atau golongan di luar kepentingan Perusahaan dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung. 6. Hubungan dengan Mitra Bisnis Mitra Bisnis dalam Code Of Conduct adalah orang atau individu atau badan hukum yang menjadi partner Perusahaan dalam berbisnis. Perusahaan memperlakukan Mitra Bisnis dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan dalam berhubungan dengan Mitra Bisnis dilakukan secara profesional, proporsional dan saling menguntungkan dengan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Perusahaan maupun Mitra Bisnis harus memenuhi hak dan kewajibannya masingmasing. b. Perusahaan maupun Mitra Bisnis melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilainilai etika dan dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan oleh hukum. c. Perusahaan maupun Mitra Bisnis mengungkapkan informasi yang bersifat materiil dan relevan. d. Perusahaan maupun Mitra Bisnis mendukung fungsi yang dilaksanakan oleh Mitra Bisnis dalam kaitannya dengan proses bisnis Perusahaan. e. Perusahaan membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. f. Perusahaan melarang bagi setiap insan Perusahaan untuk menerima, atau mengambil manfaat dari komisi untuk kepentingan pribadi, unit kerja atau golongan di luar kepentingan Perusahaan dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung. 7. Hubungan dengan Kreditur Kreditur dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum yang memberikan kredit atau pinjaman kepada Perusahaan. Perusahaan akan membina hubungan yang baik dengan kreditur apabila suatu saat Perusahaan memiliki kreditur dengan menjaga kepercayaan, kejujuran, saling menghormati, dan memberi kesempatan yang sama bagi para kreditur. Perusahaan juga akan menjaga reputasi dalam penggunaan dana-dana yang bersumber dari para Kreditur. Perusahaan berkomitmen untuk: a. Menyediakan informasi yang aktual, akurat dan dapat dipercaya. b. Memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian. c. Memilih Kreditur berdasarkan kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan. 10
18 d. Melakukan proses pemilihan kreditur di Perusahaan yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). e. Melakukan analisa resiko dan manfaat sebelum melakukan ikatan perjanjian kerjasama. f. Menerima pinjaman melalui perjanjian yang sah dan mengedepankan prinsip kewajaran (fairness). 8. Hubungan dengan Investor Investor dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum yang melakukan suatu investasi baik dalam jangka pendek atau jangka panjang kepada Perusahaan. Perusahaan akan senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan para investor demi kepentingan bersama. Dalam berhubungan dengan investor, Perusahaan berkomitmen untuk: a. Memberikan pengembalian modal yang maksimal/mengusahakan pemenuhan tingkat pengembalian investasi secara optimal b. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif c. Memilih investor berdasarkan kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan d. Melindungi nilai investasi yang ditanamkan melalui pengelolaan sumber daya Perusahaan secara bijaksana dan sesuai standar perilaku hukum dan etika e. Menerima penanaman modal melalui perjanjian yang sah dan mengedepankan prinsip kewajaran (fairness). 9. Hubungan dengan Pemerintah Pemerintah dalam Code Of Conduct ini adalah organisasi yang memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang bagi Perusahaan. Dalam berhubungan dengan Pemerintah, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk: 1. Membina kepercayaan, hubungan, dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah. 2. Mematuhi hukum, peraturan, dan perundang-undangan yang berlaku. 3. Tidak memanfaatkan hubungan yang baik dengan Pemerintah untuk memperoleh bisnis yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 4. Menghindari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan Pemerintah. 5. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 11
19 10. Hubungan dengan Masyarakat sekitar Masyarakat dalam Code Of Conduct ini adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem dan tunduk kepada hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah Perusahaan berada. Insan Perusahaan diharapkan dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dengan cara: - berpartisipasi dalam kegiatan dan program bantuan untuk masyarakat sekitar sesuai kemampuan Perusahaan - menghindari tindakan dan perkataan yang mengarah pada diskriminasi masyarakat berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan - membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar Perusahaan - menjaga sikap, tingkah laku, nama baik Perusahaan dan senantiasa menjunjung tinggi norma yang berlaku di Masyarakat. 11. Hubungan dengan Media Massa Media Massa dalam Code Of Conduct ini adalah media/sarana, atau alat yang digunakan Perusahaan dalam menyampaikan informasi dan promosi untuk kepentingan Perusahaan. Perusahaan menjadikan media massa sebagai mitra dan sarana penyampaian informasi dan promosi dalam upaya membangun citra positif bagi Perusahaan. Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan media massa, maka Perusahaan menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Memberikan informasi yang relevan, berimbang, dan akurat kepada media massa, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. b. Menerima dan menindaklanjuti masukan yang disampaikan oleh media massa melalui proses jurnalistik yang benar dan menganggap hal tersebut sebagai umpan balik untuk membangun Perusahaan yang semakin baik, namun dengan tetap memperhatikan aspek risiko, biaya dan kepentingan terbaik Perusahaan. c. Memperlakukan insan pers secara wajar untuk menciptakan citra Perusahaan yang lebih baik. Insan Perusahaan yang dapat menyampaikan informasi dan berhubungan dengan media massa adalah Insan Perusahaan yang memiliki kewenangan, baik berdasarkan sifat pekerjaan maupun penugasan dari Direksi. 12. Hubungan dengan Anak Perusahaan Anak Perusahaan dalam Code Of Conduct ini adalah badan usaha berbentuk perseroan terbatas atau bentuk lain yang sejenis dengan perseroan terbatas dimana seluruhnya atau lebih besar dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh perusahaan dan atau dikendalikan oleh perusahaan. 12
20 Perusahaan senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan Anak Perusahaan dalam kerangka hubungan bisnis yang wajar dan saling menguntungkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga berkomitmen untuk saling menghormati dan menghargai kepentingan masing-masing pihak dalam rangka membangun sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan. 13. Hubungan dengan Organisasi Profesi Organisasi Profesi dalam Code Of Conduct ini adalah suatu organisi yang ditujukan untuk suatu profesi yang bertujuan melindungi kepentingan publik maupun profesional pada bidangnya yang terkait dengan Perusahaan. Perusahaan berkomitmen untuk: a. Menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan organisasi profesi. b. Menerapkan standar yang ditetapkan organisasi profesi. c. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk turut aktif dalam organisasi profesi guna meningkatkan kompetensinya, namun dengan tetap mengedepankan kepentingan Perusahaan. B. Pemberian Donasi Perusahaan memberikan donasi terkait dengan tanggungjawab Perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya dan donasi tersebut tidak terkait dengan politik atau untuk mempengaruhi Perusahaan. Ketentuan bahwa dalam batas kepatutan dan kewajaran serta tidak menganggu kesehatan keuangan Perusahaan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan, namun donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dana, aset atau keuntungan Perusahaan yang terhimpun untuk kepentingan Pemegang Saham tidak akan digunakan untuk kepentingan donasi politik. C. Pencegahan praktek nepotisme di Perusahaan Dalam rangka pencegahan terhadap praktek nepotisme dalam pengelolaan sumber daya manusia, Perusahaan mengatur hal-hal sebagai berikut: a. Perusahaan melarang untuk mengangkat karyawan yang memiliki hubungan suami/istri, anak, kakak, dan/atau adik dengan Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris dalam satu unit kerja yang sama. b. Perusahaan melarang untuk mengangkat karyawan yang memiliki hubungan suami/istri, anak, kakak, dan/atau adik dengan Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris di bawah perintah langsung Anggota Direksi/Anggota Dewan Komisaris yang terkait c. Apabila karyawan yang memiliki hubungan keluarga dalam satu unit kerja yang sama sebagaimana dimaksud huruf a, maka Direksi wajib melakukan mutasi terhadap karyawan yang bersangkutan sehingga tidak lagi bekerja dalam satu unit yang sama. 13
21 d. Ketentuan sebagaimana dimaksud huruf b dan c di atas harus dengan memperhatikan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, prinsip kesetaraan/equalitas dan tidak diskriminatif. e. Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris dan/atau karyawan yang memiliki hubungan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas harus menyatakan disclosure (pengungkapan) yang ditujukan kepada Direksi untuk diketahui. D. GRATIFIKASI Seluruh Insan Perusahaan dilarang memberi dan/atau menerima gratifikasi sebagaimana definisi gratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, beserta perubahannya. Insan Perusahaan dilarang memberikan dan menjanjikan, baik langsung maupun tidak langsung hadiah, suap dan sejenisnya kepada penyelenggara negara, Mitra Kerja, da n pihak-pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, dimana pemberian tersebut diketahui atau patut diduga digunakan untuk mempengaruhi dan menggerakkan pihakpihak tersebut melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Insan Perusahaan dilarang meminta hadiah, entertainment atau dalam bentuk lainnya, serta melakukan pungutan atau apapun yang tidak sah kepada Pemangku kepentingan dengan maksud untuk memberikan keuntungan pribadi dan merugikan kepentingan Perusahaan. Ketentuan lebih lanjut tentang larangan pemberian dan penerimaan hadiah, akan diatur tersendiri dalam Kebijakan Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah atau Suap (Gratifikasi) di Lingkungan Perusahaan yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Code Of Conduct ini. E. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya senantiasa patuh pada Perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat dalam rangka menjadi warga korporasi yang bertanggung-jawab (Good Corporate Citizen). Setiap Insan Perusahaan akan senantiasa menjalankan tugas dan kewajibannya dalam berhubungan dengan pihak lain sesuai dengan peraturan internal Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku. F. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) a. Perusahaan memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. b. Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. 14
22 c. Perusahaan memberikan sarana dan prasarana yang memadai, jaminan perlindungan hukum, jaminan kesehatan, lingkungan kerja yang nyaman, dan imbal jasa yang layak kepada Insan Perusahaan sesuai ketentuan Perusahaan. d. Perusahaan bersama-sama Pelanggan, Mitra Kerja, dan Pemangku kepentingan lainnya menjalankan praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan tunduk pada peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Setiap Insan Perusahaan wajib memelihara perilaku yang dapat mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut : - mematuhi ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka mendukung terselenggaranya lingkungan kerja yang aman dan sehat. - mengutamakan tindakan pencegahan yaitu yang bersifat menghindari terjadinya kecelakaan. - melakukan penanggulangan atas kejadian kecelakaan yang terjadi sesuai standar dan prosedur yang berlaku dan senantiasa memiliki rencana penanggulangan keadaan darurat. - melaporkan setiap insiden dan kecelakaan yang terjadi kepada pimpinan unit kerja yang terkait untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. 15
23 BAGIAN KETIGA ETIKA PERILAKU Etika Perilaku Perusahaan mengatur segenap lnsan Perusahaan untuk bersikap, berperilaku, berinteraksi dan melakukan proses kerja dengan pihak di dalam maupun di luar Perusahaan. Dalam pelaksanaan tugasnya setiap lnsan Perusahaan berpedoman pada Etika Perilaku sebagai berikut: 1. Integritas Dalam rangka menjaga integritas, segenap Insan Perusahaan baik secara individu maupun kelompok berkomitmen untuk: a. Memegang teguh kejujuran, amanah, dan tanggung-jawab dalam pekerjaannya. b. Menjaga tata krama, etika pergaulan dan etika bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis sehari-hari kepada pihak internal maupun ekstemal Perusahaan. c. Menyampaikan informasi/data sesuai dengan limit wewenang yang dimiliki. d. Memberikan pelayanan pada para Pemangku kepentingan Perusahaan yang berorientasi pada strategi layanan CARE. 2. Hubungan Kerja antar Insan Perusahaan Insan Perusahaan menciptakan lingkungan yang nyaman dengan menghilangkan perbedaan umur, suku, bangsa, agama dan gender dalam aktivitas kerja dan bebas dari tekanan siapapun yang mungkin timbul akibat perbedaan sikap, watak dan latar belakang budaya. Karyawan memegang teguh prinsip kejujuran, toleransi dan saling menghormati hak dan kewajiban Karyawan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 3. Lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, perbuatan asusila, ancaman dan kekerasan Perusahaan meyakini bahwa lingkungan kerja yang baik dan perilaku sehat yang dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kesusilaan dapat mempengaruhi kualitas kinerja dan memberikan kontribusi terhadap pembentukan citra Perusahaan. Perusahaan bertanggung jawab terhadap terciptanya lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan dan perbuatan asusila, ancaman, dan kekerasan. Insan Perusahaan berkomitmen untuk: a. Tidak melakukan segala tindakan yang melanggar nilai kesusilaan antara lain pelecehan, penghinaan, fitnah dan perilaku yang mengarah pada seksualitas yang mengganggu, serta segala bentuk diskriminasi, ancaman, dan kekerasan. b. Tidak menyimpan dan mengedarkan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. 16
24 c. Mengembangkan sikap saling menghormati. d. Turut serta memelihara suasana kerja yang kondusif, serta bekerja secara profesional. 4. Kerahasiaan Perusahaan Setiap Insan Perusahaan wajib memperlakukan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia (Confidential) yang diperolehnya dalam menjalankan tugas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Melindungi informasi rahasia b. Melakukan akses informasi sesuai dengan kewenangan dan lingkup tugasnya. c. Pengungkapan atau penggunaan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Sekretaris Perusahaan. Perusahaan akan mengatur lebih lanjut mengenai kerahasiaan informasi Perusahaan dalam kebijakan tersendiri yang menjadi satu kesatuan dengan Code Of Conduct. 5. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) Setiap lnsan Perusahaan wajib menghindari segala bentuk potensi benturan kepentingan yang dapat merugikan kepentingan Perusahaan. Prinsip utama yang harus diikuti setiap Insan Perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan: a. Tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang atau pihak lain yang terkait dengan Perusahaan. b. Menghindari setiap aktivitas luar dinas yang dapat mempengaruhi secara negatif terhadap independensi dan objektivitas dalam pengambilan keputusan yang bertentangan dengan kinerja jabatan atau yang dapat mendiskreditkan Perusahaan. c. Insan Perusahaan yang berada dalam posisi memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk membebaskan diri dari situasi tersebut atau memberitahu atasannya atau pihak yang bertanggung-jawab mengenai hal tersebut. Perusahaan telah menetapkan Kebijakan Mekanisme Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang dapat dijadikan sebagai acuan apabila terjadi benturan kepentingan sebagaimana ketentuan yang diatur dalam peraturan internal perusahaan. 6. Insider Trading Dalam hal Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, maka Insan Perusahaan yang karena jabatan atau pekerjaannya mempunyai akses terhadap informasi material yang dapat mempengaruhi nilai Perusahaan, dilarang mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak lain. 7. Perlindungan dan Penggunaan aset Perusahaan Sehubungan dengan perlindungan dan penggunaan aset Perusahaan, Insan Perusahaan diharuskan: 17
25 a. Memanfaatkan aset Perusahaan secara efektif dan efisien, serta digunakan untuk keperluan penciptaan nilai bagi Perusahaan b. Tidak memanfaatkan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi dan/atau di luar kepentingan Perusahaan. c. Tidak menyimpan harta Perusahaan selain di tempat yang ditentukan Perusahaan. d. Memelihara, mengamankan, dan menyelamatkan aset Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta melaporkan setiap kehilangan atau penyalahgunaan kepada atasan. e. Menggunakan aset Perusahaan sesuai jabatan, kewenangan dan lingkup pekerjaan 8. Pencatatan data, pelaporan, dan dokumentasi Setiap Insan Perusahaan harus senantiasa mendukung terlaksananya pengelolaan data secara tertib, rapih, akurat, teliti dan tepat waktu dengan: a. Memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Melakukan pencatatan data dan penyusunan laporan berdasarkan sumber yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Menyampaikan laporan yang disusun dengan benar, singkat, lengkap, jelas, tepat isi dan waktu, serta relevan dengan proses pengambilan keputusan. d. Tidak menyembunyikan data dan dokumen Perusahaan, baik ketika menjabat maupun setelah selesai masa tugas/ tidak menjabat. e. Tidak menyembunyikan catatan yang tidak benar ataupun transaksi yang melanggar hukum, serta tidak memalsukan catatan, dokumen, dan informasi Perusahaan. f. Menyimpan semua data, dokumen, laporan dan berkas-berkas Perusahaan dengan tertib dan rapih sesuai kebijakan Perusahaan, serta penggunaan, penyebaran dan pemusnahannya harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. 9. Penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan perjudian Setiap Insan Perusahaan dilarang: a. Menggunakan, mengedarkan dan menjual hal-hal yang berkaitan dengan narkotika, obat-obatan terlarang lainnya serta minuman keras. b. Melakukan perjudian dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan nilai-nilai moral. c. Merokok di tempat umum kecuali pada tempat yang telah disediakan oleh Perusahaan. 10. Keterlibatan Aktivitas Politik Perusahaan tidak memaksa, mempengaruhi atau mendukung partisipasi indvidu insan Perusahaan dalam berkontribusi di bidang politik, namun Perusahaan memberi batasan antara lain: 18
26 a. Insan Perusahaan tidak diizinkan menjadi anggota, pimpinan dan melakukan aktivitas partai politik tertentu yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan Perusahaan. b. Insan Perusahaan tidak diizinkan menggunakan jabatannya maupun fasilitas Perusahaan untuk mendukung kegiatan aktivitas politik tertentu. 11. Aktivitas sosial Dalam mengikuti aktivitas sosial, Insan Perusahaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Insan Perusahaan dapat mengikuti kegiatan sosial selama tidak menggangu pekerjaaan atau pada jam kerja yang bersangkutan, serta aktivitas sosial tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan Perusahaan. b. Aktivitas sosial yang dilakukan tersebut dapat memberikan nilai dan citra yang positif bagi Perusahaan. c. Insan Perusahaan tidak melakukan aktivitas sosial yang berakibat/ berpengaruh buruk terhadap konsentrasi kerja, serta tetap memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan. d. Kegiatan sosial dan organisasi yang diikuti diakui oleh Pemerintah. 12. Citra Perusahaan Citra Perusahaan yang terbentuk dari tata nilai RAISE (Resourceful, Agility, Integrity, Sinergy, Excellent Service) dan strategi layanan CARE (Cepat, Akurat, Ramah dan Efisien) menjadi landasan operasional Insan Perusahaan. Setiap insan Perusahaan menggunakan dan mengembangkan kemampuan serta berinovasi secara terus-menerus untuk kepentingan Perusahaan dengan menjaga citra, loyalitas dan infrastruktur Perusahaan serta mematuhi hal-hal yang boleh maupun yang tidak boleh dilakukan sehingga kepuasan Pelanggan tercapai secara optimal. Setiap insan Perusahaan didorong untuk senantiasa bertanggung-jawab memanfaatkan setiap fasilitas yang diterimanya baik dalam bentuk uang pakaian, uang kendaraan, dan lain sebagainya dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra Perusahaan. 19
27 BAGIAN KEEMPAT PELAKSANAAN CODE OF CONDUCT 1. Penerapan Pedoman Etika Perusahaan Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas penerapan Pedoman etika Perusahaan di lingkungan Perusahaan, sedangkan untuk pengelolaan Code of Conduct berada di bawah supervisi Divisi Sumber Daya Manusia. Kepala Unit Kerja dan pejabat setingkat bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Etika Perusahaan di lingkungan unit kerjanya masing-masing. 2. Sosialisasi Pelaksanaan sosialisasi Code Of Conduct ini dilakukan oleh Divisi Sumber Daya Manusia bersama Divisi Perencanaan dan Pengendalian Mutu. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh. Tujuan dari sosialisasi tersebut adalah: a. Memberikan wawasan kepada Insan Perusahaan tentang tata cara berperilaku dan beretika kerja di Perusahaan b. Menjadikan Code Of Conduct sebagai bagian praktik bisnis dan penilaian kinerja Insan Perusahaan. c. Membangun komitmen bagi seluruh Pemangku kepentingan. 3. Prinsip Praktis Masing-masing atasan bertanggung-jawab terhadap penerapan Code Of Conduct di Lingkungan Kerjanya. Insan Perusahaan dapat mengajukan pertanyaan kepada atasan dan/atau bagian pengelola Code Of Conduct apabila ada hal-hal yang belum dipahami. 4. Pelanggaran Berikut ini merupakan pelanggaran yang termasuk di dalam Code Of Conduct, namun tidak terbatas pada: a. Ketidakdisiplinan; b. Penggelapan; c. Penyampaian data, dokumen baik kepada Pemangku kepentingan internal maupun eksternal yang merupakan rahasia Perusahaan; d. Pemalsuan laporan keuangan untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan Perusahaan baik materiil maupun non-materiil; e. Penyalahgunaan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi, kelompok, kerabat atau saudara atau pihak lain, di luar kepentingan Perusahaan. 20
28 5. Pelaporan Pelanggaran Pelaporan pelanggaran diatur tersendiri dalam suatu Kebijakan, yakni Kebijakan Mekanisme Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran (whistleblowing system). a. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Karyawan Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis yang ditujukan kepada Tim Investigasi untuk Penyelesaian Pelanggaran (TIuPP) dengan cara: i) Memasukan laporan ke kotak pengaduan yang berada di lingkungan Perusahaan, atau mengirimkan laporan melalui dengan alamat atau menyampaikan laporan melalui SMS ke nomor atau mengirimkan laporan melalui pos/ kurir ke alamat: Tim Investigasi untuk Penyelesaian Pelanggaran PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jl. Letjen MT Harono Kav. 61 Jakarta ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran. b. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran TIuPP Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis yang ditujukan kepada Direktur Utama dengan cara: i) Mengirimkan laporan melalui dengan alamat atau mengirimkan laporan melalui pos/ kurir ke alamat: hanya dibuka oleh Direktur Utama. Yth. Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jl. Letjen MT Haryono Kav. 61 Jakarta ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran. c. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Direksi Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis dengan cara: i) Mengirimkan laporan melalui pos/ kurir yang ditujukan ditujukan kepada: 21
29 hanya dibuka oleh Komisaris Utama. Yth. Komisaris Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jl. Letjen MT Harono Kav. 61 Jakarta ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran. d. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Dewan Komisaris Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis dengan cara mengirimkan laporan melalui pos/ kurir yang ditujukan ditujukan kepada: Pemegang Saham (Kementerian BUMN) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran. 6. Sanksi atas Pelanggaran a. Insan Perusahaan yang melakukan pelanggaran Code Of Conduct akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sanksi atas pelanggaran dapat berupa dan tidak terbatas pada: - Teguran lisan - Teguran tertulis - Skorsing - Pemutusan Hubungan Kerja - Dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Rewards dan Punishment dalam penegakan dan penerapan Code Of Conduct sesuai dengan yang diatur pada Perjanjian Kerja Bersama dan ketentuan internal yang berlaku. b. Sanksi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang melakukan pelanggaran akan diputuskan oleh Pemegang Saham. c. Mitra Kerja Perusahaan yang melakukan pelanggaran akan dikenakan pemutusan kontrak atau tidak dipilih lagi. Apabila terkait dengan tindak pidana, maka akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. 22
30 BAGIAN KELIMA PENUTUP Penandatanganan Pernyataan Komitmen yang berisikan bahwa setiap Insan Perusahaan tunduk dan patuh terhadap Code Of Conduct dibuat/diperbaharui secara berkala, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Setiap tahun, pada saat Rapat Koordinasi Rencana Kerja & Anggaran tahunan bagi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Cabang. 2. Pada saat serah terima jabatan Kepala Divisi/ Kepala Unit/ Kepala Cabang khususnya pada pemangku jabatan yang baru. 3. Pada saat sosialisasi Good Corporate Governance (GCG) bagi Calon Karyawan. Implementasi Code Of Conduct diharapkan dapat menjamin Perusahaan melakukan praktik bisnis yang bermartabat secara prinsip maupun praktis. Code Of Conduct disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perjalanan bisnis Perusahaan. Perusahaan mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan terhadap pengembangan Code Of Conduct agar sejalan dan bersinergi dengan nilai-nilai yang telah ada di Perusahaan. Keberhasilan implementasi Code Of Conduct didukung oleh semangat, komunikasi dan komitmen segenap Insan Perusahaan dan seluruh Pemangku kepentingan, dalam aktivitas sehari-hari. 23
CODE OF CONDUCT PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA
CODE OF CONDUCT 1. Dasar Pemikiran PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA Code Of Conduct Perusahaan merupakan pernyataan tertulis tentang GCG yang dikehendaki Perusahaan, baik terhadap Dewan
Lebih terperinciVisi Menjadi perusahaan asuransi terpercaya dan terandal.
CODE OF CONDUCT (PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) A. Prinsip Dasar Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja I. Dasar Pemikiran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku
BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan
Lebih terperinciPT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )
1 dari 9 1. LATAR BELAKANG Perseroan menyadari pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) atau GCG sebagai salah satu acuan bagi Perseroan untuk meningkatkan nilai
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk
PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 37 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan menyadari
Lebih terperinciB E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciPT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT )
PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT ) LEMBAR PEMBERLAKUAN DAN MAKLUMAT KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) Kami,
Lebih terperinci2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.
KODE ETIK PT INTERMEDIA CAPITAL TBK ( Perusahaan ) I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Kode Etik ini disusun dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:
Lebih terperinciB. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)
Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA
CODE OF CONDUCT 1 DAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA 1. Dasar Pemikiran 3 2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Ace Hardware Indonesia 3 3. Tujuan Code of Conduct 3 4. Manfaat Code of Conduct
Lebih terperinciKODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK
KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK COC11.2015 KODE ETIK (CODE OF CONDUCT/COC) PT PROVIDENT AGRO TBK 1. Latar Belakang 2. Landasan Penyusunan. 1 3. Visi Misi Perusahaan. 2 4. Tata Nilai Perusahaan
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II BAB III :
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN TAHUN 2017 RASI DAN UK BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dinas
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
5 2013, No.581 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciT Darma Henwa Tbk. PT Darma Henwa Tbk. Bertindak dengan Penuh Integritas
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN ETIKA USAHA PERILAKU & Code PEDOMAN of Conduct PERILAKU PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... 3 BAB I PENGANTAR.. 5 1. Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan....
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciBENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]
PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] building a better Indonesia 1 PT Surya Semesta Internusa Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan ) memiliki Pedoman Perilaku sebagai dasar dan panduan bagi seluruh insan
Lebih terperinciP E D O M A N E T I K A D A N P E R I L A K U P T M T I PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT MULTI TERMINAL INDONESIA REVISI 3 TAHUN 2017 0 Daftar Isi KATA PENGANTAR 2 Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi PT.Multi Terminal Indonesia Untuk Pedoman
Lebih terperinciKEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS
KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad
Lebih terperinciKODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.
KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA PENGANTAR DIREKSI DAN KOMISARIS Kita sebagai Insan Rukindo patut bersyukur atas kesempatan dapat
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTUR
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Maksud dan Tujuan... 2
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
PEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Pengertian... 1 C. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan...
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinci2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE
Lebih terperinciI. Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 2 Tujuan Pembuatan Kode Etik Perusahaan 2
Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 2 Tujuan Pembuatan Kode Etik Perusahaan 2 II. III. IV. Pernyataan Nilai Perusahaan 1 Visi KIE 3 2 Misi KIE 3 3 Budaya dan Nilai-nilai KIE 3 Perikalu
Lebih terperinciKODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciPedoman Direksi. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki
Lebih terperinciPedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya
Lebih terperinciKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.068/DJ-P2HP/2011 TENTANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Lampiran... 21
DAFTAR ISI Daftar Isi... 01 BAB I... 03 BAB II... 08 BAB III... 13 BAB IV... 17 BAB V... 20 Lampiran... 21 1 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF
Lebih terperinciPEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan
Lebih terperinciP E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciKOMITMEN DALAM MENERAPKAN PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
1 2 KOMITMEN DALAM MENERAPKAN PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini merupakan penyempurnaan berkelanjutan dari dokumen sebelumnya yang telah ditetapkan pada tahun 2009.
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU
PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG... 1 2. LANDASAN PENYUSUNAN CODE OF CONDUCT... 2 3. VISI DAN MISI PERUSAHAAN... 2
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pengertian C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan D. Maksud dan
Lebih terperinciNOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinci2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se
No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah perilaku benturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai
Lebih terperinciPiagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk
Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU
PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 0 BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG. PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk
KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Menimbang : a. bahwa Perusahaan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciCORPORATE GOVERNANCE CHARTER. PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk.
CORPORATE GOVERNANCE CHARTER PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) merupakan salah satu aspek penting dalam
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE
Lebih terperinciAdministrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original
Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas
Lebih terperinci2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg
No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )
Lebih terperinciP e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)
P e d o m a n Whistle Blowing System (WBS) A. LATAR BELAKANG Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan.
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan
Lebih terperinciKebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9
Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In
No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciCode of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0
Code of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0 Daftar Isi Daftar Isi... 1 Daftar Istilah... 3 Bagian Pertama: Pendahuluan I. Latar Belakang dan Sistematika Code of Conduct... 4 II. Landasan Penyusunan
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI
KEBIJAKAN ETIKA PERUSAHAAN (CODE OF CONDUCT) PT TIMAH (PERSERO) TBK 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 DAFTAR ISTILAH 3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA CODE OF CONDUCT 5 B. LANDASAN PENYUSUNAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk
Lampiran SK Direksi No : /SK/DIR/XI/2012 Tanggal : November 2012 Hlm. 1/7 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk 1. PENDAHULUAN PT Indofarma (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciCODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)
1 CODE OF CONDUCT PT. BARATA INDONESIA (Persero) TUJUAN Penyusunan Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh insan PT. Barata Indonesia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinci2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU
No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT 2011 0 Daftar Isi Bab I. 2 PENDAHULUAN 2 Latar Belakang 2 Landasan Penyusunan Code of Conduct... 3 Visi dan Misi Perusahaan... 3 Tata Nilai Perusahaan... 3 Maksud,
Lebih terperinciPERATURAN PERUSAHAAN CODE OF CONDUCT. PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat Indonesia
PERATURAN PERUSAHAAN CODE OF CONDUCT PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat 10720 - Indonesia DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang...
Lebih terperinciPiagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )
Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciA. Latar Belakang 1 B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Daftar Istilah 3
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Daftar Istilah 3 BAB II ETIKA USAHA PERUSAHAAN A. Hubungan dengan Pemegang Saham 5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinci2017 PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Log Dokumen Versi Deskiripsi 1 Edisi Pertama 2012 Tanggal Pengesahan 2 Edisi Kedua 28 Desember 2017 Keterangan iii Daftar Isi LEMBAR PENGESAHAN... II LOG DOKUMEN... III BAGIAN I: PENDAHULUAN... 1 1.1 Peraturan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI...
Lebih terperinciPEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN
PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinci