BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai pandangan berbeda dalam mendefinisikan cantik secara fisik. Definisi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai pandangan berbeda dalam mendefinisikan cantik secara fisik. Definisi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar belakang penelitian Setiap wanita ingin terlihat cantik dalam penampilannya. Kecantikan merupakan satu hal yang tidak asing bagi wanita karena keberadaannya selalu diharapkan terdapat pada diri wanita (Ayulita dan Mustikadara, 2014). Wanita mempunyai pandangan berbeda dalam mendefinisikan cantik secara fisik. Definisi cantik wanita tidak terlepas dari nilai-nilai pribadi dan sifat wanita yang ingin menarik perhatian (Ferrinadewi, 2006). Keyakinan wanita untuk menjadi cantik didorong oleh suatu keinginan dari diri sendiri yang merupakan desakan hati dan bukan merupakan tekanan lingkungan. Keyakinan ini lebih didasarkan keinginan dibanding dengan kebutuhan (Wiratmo dan Gifari, 2008). Kosmetik merupakan salah satu sarana yang dapat memenuhi harapan dan keinginan wanita untuk tampil cantik. Wanita rela mengeluarkan biaya untuk membeli produk kosmetik demi kepuasan pribadi mempercantik diri. Kosmetik dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsional, kebutuhan sosial, dan psikologi. Pembelian kosmetik bagi wanita didorong keinginan untuk memperjelas identitasnya secara sosial di masyarakat. Wanita membeli kosmetik secara psikologi sebagai aktualisasi diri dan sarana untuk masuk ke dalam suatu komunitas tertentu (Ferrinadewi, 2006). Wanita mempunyai berbagai alasan untuk menggunakan kosmetik sehingga permintaan terhadap kosmetik cenderung meningkat. Permintaan 1

2 2 kosmetik yang meningkat menciptakan kompetisi antara industri kosmetik di Indonesia untuk menguasai pasar. Perusahaan kosmetik melakukan berbagai strategi untuk merebut pasar dari kompetitor. Strategi bersaing yang baik mampu melakukan perlawanan terhadap tekanan persaingan dan mampu memenangkan pasar. Faktor internal dan faktor eksternal dari suatu industri kosmetik memberikan pengaruh terhadap persaingan tersebut. Bahan baku, sumber daya manusia, dan manajemen perusahaan berpengaruh terhadap produk dari industri. Persaingan antara industri kosmetik tidak hanya kompetisi harga dengan menekan biaya, namun juga kualitas dari produk. Kualitas produk yang baik akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Inovasi produk menjadi suatu keunggulan bagi suatu industri bila dilakukan secara terus-menerus (Tiyanto dan Mustamu, 2013). Salah satu industri di Indonesia yang bergerak di kosmetik adalah PT Paragon Technology and Innovation (PTI). Wardah Cosmetics adalah salah satu nama brand kosmetik halal yang diusung oleh PTI. Nama brand bagi suatu industri kosmetik sangat penting untuk memberikan identitas dan membedakan dari kompetitor (Guthrie dkk., 2008). Wardah Cosmetics merupakan salah satu brand kosmetik yang baru dibandingkan dengan Sari Ayu, Mustika Ratu, dan lain-lain. Wardah Cosmetics mempunyai keunggulan yaitu produk yang telah disertifikasi halal. Sertifikat halal menjadi senjata bagi Wardah Cosmetics untuk meningkatkan penjualan produknya dan perhatian dari konsumen. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dijadikan pertimbangan memunculkan kehalalan suatu produk sebagai sarana untuk meningkatkan perhatian konsumen.

3 3 Kehalalan menjadi prioritas utama dalam mengonsumsi suatu produk bagi sebagian konsumen. Seseorang dapat membatalkan suatu pembelian atau tidak mengonsumsi produk karena mengetahui produk tersebut tidak halal atau kehalalannya diragukan. Wardah Cosmetics memperkenalkan kehalalan dan citra kosmetik yang sesuai dengan konsumen di Indonesia. Produk yang telah diketahui halal tentu memberikan kelegaan bagi konsumen dalam mengonsumsi produk tersebut. Publikasi produk halal Wardah Cosmetics dilakukan di berbagai media untuk mengenalkan produk tersebut ke masyarakat, salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan beriklan. Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberi layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Media iklan yang beragam bisa menjadi pilihan untuk memperkenalkan produk ke masyarakat. Pemilihan media beriklan yang efektif dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yaitu ditandai dengan peningkatan penjualan produk. Iklan pada media televisi dinilai masih relevan di jaman sekarang dan efektif untuk menarik perhatian konsumen. Iklan pada media televisi memberikan keunggulan yaitu dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat sehingga dapat menjangkau kelompok sasaran (Pratiwi, 2014). Iklan televisi yang baik adalah iklan televisi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk memperhatikan produk yang diiklankan. Iklan harus mampu mendorong konsumen untuk melakukan isi pesan iklan tersebut. Isi pesan iklan merupakan komponen utama dari iklan karena memuat maksud dari perusahaan.

4 4 Iklan yang efektif memuat isi pesan yang memberikan efek bagi penerima pesan yaitu perhatian, pemahaman, emosi, hingga tindakan nyata. Efektivitas iklan harus diusahakan karena akan membantu perusahaan untuk memenangkan pasar (Aiwan, 2013). Endorser sebagai penyampai isi pesan iklan diharapkan dapat menyampaikan isi pesan tersebut dan diterima dengan baik oleh konsumen. Wardah Cosmetics menggunakan beberapa selebriti Indonesia sebagai brand ambassador sekaligus sebagai celebrity endorser dalam iklan produk yang ditayangkan. Selebriti tersebut adalah Ineke Koesherawati, Dewi Sandra, Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, Ria Miranda, Tatjana Saphira, dan Lisa Namuri (Anonim, 2013 b ). Celebrity endorser diharapkan dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk maupun brand Wardah Cosmetics (Wibowo dan Karimah, 2012). Tagline adalah suatu kalimat yang digunakan untuk menandai produk atau merek sehingga tidak dapat dipisah dari iklan televisi. Tagline tidak hanya menjelaskan isi pesan iklan, namun tagline juga dapat memberikan kesimpulan pesan keseluruhan yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan. Tagline berguna untuk menandai produk sehingga sering digunakan untuk memperkenalkan suatu produk baru dan dapat menguatkan posisi brand dalam persaingan dengan kompetitor. Tagline yang digunakan disesuaikan dengan citra perusahaan yang dibangun supaya mudah diingat dan melekat di benak konsumen. Tagline yang digunakan Wardah yaitu Earth, Love, Life. Penggunaan tagline diharapkan

5 5 mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu tindakan nyata berupa pembelian (Rachmawati, 2014). Tindakan nyata dari konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian suatu produk tidak langsung terjadi karena pengambilan keputusan melalui berbagai proses yang tidak statis. Proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Ferrinadewi, 2008). Iklan televisi ikut andil dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk oleh konsumen Wardah Cosmetics. Beberapa bagian dari iklan televisi produk Wardah Cosmetics yang dinilai paling berpengaruh adalah isi pesan iklan, celebrity endorser, dan tagline. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh isi pesan iklan, celebrity endorser, dan tagline baik secara parsial maupun simultan dalam mempengaruhi pembelian produk Wardah Cosmetics. 2. Rumusan masalah a. Bagaimana pengaruh isi pesan iklan pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada? b. Bagaimana pengaruh celebrity endorser pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada? c. Bagaimana pengaruh tagline pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada? d. Bagaimana pengaruh ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada?

6 6 e. Dari ketiga atribut iklan televisi tersebut, manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada? 3. Tujuan penelitian a. Untuk menganalisis pengaruh isi pesan iklan pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. b. Untuk menganalisis pengaruh celebrity endorser pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. c. Untuk menganalisis pengaruh tagline pada iklan televisi terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. d. Untuk menganalisis pengaruh ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. e. Untuk mengetahui atribut iklan televisi yang paling dominan berpengaruh terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. 4. Manfaat Penelitian a. Untuk peneliti, sebagai pembelajaran dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran terutama pada bagian periklanan televisi dan pembelian suatu produk.

7 7 b. Untuk mahasiswa, sebagai bahan referensi yang memberikan informasi mengenai pengaruh atribut iklan televisi terhadap pembelian konsumen pada produk Wardah Cosmetics. c. Untuk perusahaan, sebagai pertimbangan dalam meningkatkan daya beli konsumen melalui atribut-atribut periklanan televisi yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Perusahaan dapat memfokuskan atributatribut periklanan televisi yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics. B. Tinjauan Pustaka 1. Periklanan a. Pengertian iklan Griffin dan Ebert (2006) mendefinisikan iklan (advertising) adalah suatu bentuk komunikasi secara tidak langsung dari sponsor kepada sasaran untuk menyampaikan informasi mengenai produk. Menurut Sampurno (2011), periklanan adalah bentuk komunikasi nonpersonal ditujukan kepada kelompok sasaran melalui berbagai media untuk mempromosikan produk. Suyanto (2007) menambahkan bahwa periklanan menggunakan media berbayar untuk mengomunikasikan informasi persuasif dengan harapan tercapainya berbagai tujuan. Definisi standar periklanan menurut Sutisna (2001) adalah bentuk komunikasi yang berbayar, menyampaikan keunggulan produk dan identitas sponsor, mempunyai maksud membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk melakukan tindakan, menggunakan media massa sebagai media penyampai pesan,

8 8 bersifat bukan pribadi (nonpersonal), dan menentukan sasaran yang jelas agar iklan efektif. b. Tujuan periklanan Pemasangan iklan disesuaikan dengan tujuan iklan supaya iklan tersebut efektif dan tepat mengenai sasaran. Tujuan iklan secara umum adalah sebagai berikut. 1) Iklan informatif bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar mengenai produk, seperti variasi produk, harga baru, cara kerja, pelayanan yang tersedia, dan lain-lain (Suyanto, 2007). Sutisna (2001) menambahkan bahwa iklan informatif menonjolkan aspek manfaat dari produk. 2) Iklan persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu pada tahap kompetitif dengan mendorong alih merek, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk (Suyanto, 2007). Iklan persuasif berusaha mempengaruhi konsumen untuk membeli produk suatu perusahaan dan bukan produk pesaingnya (Griffin dan Ebert, 2006). 3) Iklan pengingat menurut Suyanto (2007) bertujuan mengingatkan konsumen kepada produk dan tempat pembeliannya. Iklan ini menjadi penting bagi produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah karena konsumen rentan terhadap bujukan iklan produk lain yang sejenis.

9 9 4) Iklan penambah nilai bertujuan menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen (Suyanto, 2007). 5) Iklan bantuan usaha lain perusahaan dapat membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran (Suyanto, 2007). 6) Iklan pembanding menurut Griffin dan Ebert (2006) yaitu membandingkan dua produk atau lebih secara langsung untuk mengambil penjualan dari pesaing. Sutisna (2001) menjelaskan iklan pembanding bersifat membujuk dan meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat. c. Media periklanan Media periklanan berperan penting dalam proses komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada kelompok sasaran. Sutisna (2001) menjelaskan pertimbangan dalam menyusun rencana penggunaan iklan, yaitu sebagai berikut. 1) Penyampaian tujuan kepada sasaran yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu dan durasi penanyangan iklan. 2) Pemilihan media melalui berbagai pertimbangan yang didasarkan pada keterlibatan konsumen dalam pembelian produk, kelompok sasaran, jangkauan media, dan biaya. 3) Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian produk yang ditawarkan. Kategori high involvement (keterlibatan tinggi) memerlukan banyak pertimbangan dan proses pengambilan keputusan cukup sulit, seperti produk berharga tinggi dan bertahan lama. Kategori low involvement (keterlibatan

10 10 rendah) adalah produk yang dikonsumsi sehari-hari. Media televisi paling cocok untuk iklan produk dengan keterlibatan rendah. 2. Iklan televisi a. Pengertian iklan televisi Adanya iklan televisi memperbaiki keterbatasan iklan radio dan kebekuan karakter iklan media cetak. Iklan televisi merupakan iklan yang menggabungkan gambar bergerak, suara, dan visualisasi (Suyanto, 2005). Televisi dapat menjangkau pemirsa lebih banyak daripada media yang lain. Sutisna (2001) menjelaskan kemampuan televisi menjangkau ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat menjadikan televisi sebagai sarana yang menjanjikan untuk menjangkau pasar sasaran. Segala lapisan masyarakat mulai dari kelompok umur, sosial, gaya hidup, dan profesi dapat menjadi jangkauan televisi. Produk yang cocok ditayangkan di televisi adalah produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah oleh konsumen dan produk yang mengekspresikan citra diri konsumen. b. Bentuk Iklan Televisi Kasali (1992) mengelompokkan bentuk-bentuk iklan televisi berdasarkan bentuk siarannya, yaitu sebagai berikut. 1) Persponsoran, yaitu iklan yang penayangan dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor. Sponsor membiayai seluruh biaya produksi dan fee televisi dengan feedback iklan yang ditayangkan mempunyai mutu, isi program, dan siaran sponsor yang terjaga. 2) Partisipasi adalah cara pengiklan dengan menyisipkan iklan di antara beberapa acara (spot). Pengiklan membeli waktu yang tersedia untuk acara tetap atau

11 11 tidak tetap. Biasanya iklan jenis ini dipilih oleh pengiklan besar karena dapat memilih jangkauan pasar, khalayak sasaran, jadwal, dan anggaran. 3) Iklan pergantian acara, merupakan pemasangan iklan yang dilakukan saat pergantian acara di televisi yang biasanya dimanfaatkan oleh pengiklan lokal. 4) Iklan layanan masyarakat, yaitu iklan yang dibuat atas dasar permintaan pemerintah atau suatu lembaga masyarakat yang biasanya berupa himbauan kepada masyarakat atau menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. c. Kelebihan dan kekurangan iklan televisi Kelebihan dari iklan televisi menurut Sutisna (2001) serta Kotler dan Armstrong (2008 b ) yaitu informasi bisa dilihat, didengar, disertai dengan gambar bergerak sehingga menarik untuk ditonton. Jangkauan iklan lebih luas dengan perhatian pemirsa lebih tinggi. Biaya per paparan lebih rendah. Kekurangan dari iklan televisi adalah biaya absolut yang dikeluarkan tinggi, kebingungan pemirsa tinggi sehingga kurang memiliki daya seleksi, tingkat pemaparan hanya sekilas dan cepat berlalu. d. Komponen AIDA Menurut Kasali (1992), suatu iklan yang baik menggunakan komponen AIDA, yaitu sebagai berikut. 1. Attention. Iklan harus menarik perhatian pemirsa sasarannya. Cara untuk menimbulkan perhatian konsumen antara lain dengan menggunakan headline yang mengarahkan, menggunakan slogan yang mudah diingat, menonjolkan harga bila merupakan unsur penting untuk mempengaruhi pembeli, dan menonjolkan aspek penjualan suatu produk.

12 12 2. Interest. Perhatian konsumen yang berhasil direbut, selanjutnya segera ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu lebih mendalam. Rangsangan diperlukan supaya konsumen mengikuti pesan-pesan yang disampaikan, misalnya dengan menggunakan kata atau kalimat pembuka yang meningkatkan rasa ingin tahu konsumen. 3. Desire. Rasa ingin tahu dari konsumen segera dibangkitkan menjadi keinginan untuk memiliki, memakai atau menikmati produk tersebut. Konsumen merasa mempunyai kebutuhan dan harus membeli produk yang diiklankan. 4. Action. Suatu tindakan yang harus diusahakan supaya konsumen melakukan pembelian. Kalimat perintah yang digunakan untuk membujuk konsumen yaitu kalimat yang sopan dan tidak menyinggung perasaan konsumen. 3. Isi pesan Isi pesan pada iklan merupakan suatu hal yang disampaikan berupa katakata, tulisan atau gambar agar dapat diingat, dikenali, dipercaya, dan mempengaruhi konsumen untuk membeli (Kasali, 1992). Menurut Kotler dan Armstrong (2001), pesan yang disampaikan dalam iklan mempunyai daya tarik bila mempunyai tiga sifat. Sifat yang dimaksud adalah iklan harus bermakna (meaningful) dengan menunjukkan manfaat-manfaat yang membuat produk menarik dan lebih diinginkan. Iklan harus dapat dipercaya (believable) dengan produk yang memberikan manfaat yang telah dijanjikan. Iklan khas (distinctive) harus menjelaskan produk lebih baik daripada merek-merek pesaing. Formulasi pesan iklan harus memperhatikan hal-hal yang akan dikatakan (isi pesan), cara mengatakannya secara logis (struktur pesan), cara mengatakannya

13 13 secara simbolis (format pesan), dan orang yang seharusnya mengatakan (sumber iklan) (Durianto dan Liana, 2004). Menurut Situmorang (2008), pembuatan pesan iklan berdasarkan : a. Tingkat diinginkannya, iklan harus mengatakan suatu hal yang diinginkan atau menarik dari produk tersebut. b. Keeksklusifannya, iklan harus mengatakan sebab produk tersebut eksklusif dan berbeda dengan merek lain yang ada di pasar c. Tingkat dipercayainya, pesan iklan tersebut dapat dipercaya atau dibuktikan. 4. Celebrity endorser Mowen dan Minor (2002) menjelaskan atribut endorser adalah karakteristik atau fitur yang dimiliki oleh endorser. Karakteristik endorser sebagai sumber informasi dan karakteristik pesan yang dikomunikasikan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. Penggunaan selebriti sebagai endorser memiliki peranan penting dalam membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah produk. Brand personality penting bagi perusahaan untuk membedakan dengan merek lain. Brand personality dari perusahaan disesuaikan oleh celebrity endorser dengan image produk yang diiklankan, kemudian ditransfer ke dalam merek produk sehingga konsumen sadar akan keberadaan merek tersebut. Brand personality dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja merek tersebut (Chen dkk., 2009). Celebrity endorser sebagai sumber iklan memiliki arti dan dengan menghubungkannya dengan merek, pengiklan dapat mentransfer arti tersebut ke

14 14 dalam produk mereka. Ketika celebrity endorser mengiklankan suatu produk, konsumen membentuk asosiasi sesuai arti budaya yang ditransfer oleh celebrity endorser terhadap produk. Asosiasi yang paling banyak adalah asosiasi positif seperti menjadi menarik dan menjadi seperti celebrity endorser dalam iklan. Transfer arti dijelaskan pada Gambar 1. Selebriti Mengiklankan produk Konsumsi Peran profesional Arti budaya yang diturunkan dari peran Selebriti sebagai simbol budaya Arti ditransfer dari selebriti ke produk Transfer arti produk ke konsumen Gambar 1. Transfer arti dari selebriti ke produk ke konsumen (Mowen dan Minor, 2002) Mowen dan Minor (2002) menjelaskan lima atribut khusus yang memfasilitasi efektivitas komunikasi, yaitu sebagai berikut. a. Trustworthiness (dapat dipercaya) mengacu kepada kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri dari celebrity endorser. Penilaian kepercayaan bergantung pada persepsi konsumen atas motivasi celebrity endorser sebagai pendukung pesan iklan. Celebrity endorser yang mendukung iklan karena motivasi murni dari kepentingan diri sendiri akan menjadi kurang meyakinkan bagi konsumen. Celebrity endorser sebagai orang yang objektif dan tidak mengambil keuntungan akan mendapat kepercayaan konsumen. b. Expertise (keahlian) menjelaskan pada pengetahuan, pengalaman, atau keahlian yang dimiliki seorang endorser yang dikaitkan dengan merek yang didukung. Endorser yang dianggap ahli dalam suatu bidang akan lebih

15 15 persuasif dalam mengubah opini konsumen bila mendukung bidang keahlian endorser tersebut. c. Attractiveness (daya tarik fisik) yang dimiliki endorser akan menimbulkan ketertarikan bagi konsumen. Konsumen mengidentifikasi endorser tersebut dan mempunyai kecenderungan mengadopsi sikap, perilaku, kepentingan, atau preferensi tertentu dari endorser. Endorser yang menarik akan menimbulkan asosiasi positif dan merefleksikan merek yang diiklankan dengan lebih baik daripada endorser yang mempunyai daya tarik rata-rata. d. Respect (kualitas dihargai) dari endorser yang dicapai secara personal. Endorser yang dihargai secara umum disukai sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan ekuitas merek (brand equity). e. Similarity (kesamaan) antara endorser dan konsumen dalam beberapa hal dapat digunakan untuk meningkatkan perhatian dari konsumen. 2. Tagline (slogan iklan) Slogan atau themeline atau tagline merupakan suatu pernyataan yang mudah diterima di benak konsumen. Fungsi utama tagline yaitu menjaga serangkaian iklan dalam penayangan dan menyederhanakan sebuah strategi pesan iklan pada pernyataan positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik perhatian, dan mudah diingat (Sutisna, 2001). Tagline adalah kalimat singkat sebagai penutup teks inti yang menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi suatu iklan. Tagline memuat pernyataan pendek berisi pesan yang padat dan mudah diingat. Penggunaan tagline bermanfaat untuk memperkuat kemampuan

16 16 iklan dalam mencapai sasaran dengan mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan. Ada enam dimensi sebagai alat untuk mengukur tagline sebuah merek. Enam dimensi tersebut menurut Eric Swartz dalam Fazry (2011) adalah sebagai berikut: Original (asli) yakni sebuah tagline harus asli dan ungkapan yang disampaikan unik, khusus, atau merupakan kata-kata yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Believable (dapat dipercaya) yaitu janji sebuah merek dalam tagline sesuai dengan hasil yang akan konsumen rasakan atau dapatkan. Simple (sederhana) adalah ekspresi atau makna dari sebuah tagline dapat dipahami oleh konsumen. Provocative (dapat mempengaruhi atau merangsang) yakni konsumen dapat terinspirasi dan tergerak ketika membaca atau mengetahui sebuah tagline. Persuasive (meyakinkan) yaitu menjual sebuah ide, sehingga dapat membuat konsumen bergerak dan membuat mereka berpikir tentang sebuah merek. Memorable (mudah diingat) yakni membuat kesan atau pengaruh lama. 3. Proses pembelian a. Proses keputusan pembeli Proses keputusan pembeli melalui lima tahap untuk semua pembelian yang dilakukan. Konsumen yang melakukan pembelian rutin sering menghilangkan atau membalik urutan beberapa tahap tersebut. Kotler dan Armstrong (2008 a ) menjelaskan kelima proses keputusan pembeli sebagai berikut. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Evaluasi Pascapembelian Gambar 2. Proses keputusan pembeli (Kotler dan Armstrong, 2008 a )

17 17 1) Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) Proses ini dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dipicu oleh rangsangan internal ataupun eksternal. Rangsangan internal dipengaruhi oleh konsumen itu sendiri ketika kebutuhan normal seseorang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Rangsangan eksternal dipengaruhi oleh keluarga, budaya, dan sosial. 2) Pencarian Informasi (Information Search) Konsumen yang mempunyai dorongan kuat dan produk memuaskan ada di dekat konsumen maka konsumen cenderung untuk membelinya. Konsumen menyimpan kebutuhan itu dalam ingatan dan melakukan pencarian informasi terkait kebutuhan tersebut bila produk memuaskan tidak berada di sekitar konsumen. Sumber informasi bisa berasal dari sumber pribadi (keluarga, teman), sumber komersial (iklan, wiraniaga), sumber publik (media massa), dan sumber pengalaman (pemakaian produk). Konsumen dengan informasi yang banyak mempunyai kesadaran dan pengetahuan terhadap merek lebih tinggi. 3) Evaluasi Alternatif (Alternative Evaluation) Konsumen menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilhan. Cara konsumen mengevaluasi bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. 4) Keputusan Pembelian (Purchase Decision) Konsumen menentukan peringkat merek pada tahap evaluasi dan membentuk niat pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang

18 18 paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama yaitu sikap orang lain yang mempunyai arti penting bagi konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. 5) Perilaku Pasca Pembelian (Postpurchase Behaviour) Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Kinerja produk lebih rendah daripada ekspektasi menimbulkan kekecewaan konsumen, produk memenuhi ekspektasi menimbulkan kepuasan konsumen, dan produk melebihi ekspektasi membuat konsumen sangat puas. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Konsumen yang puas akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Konsumen yang tidak puas mungkin akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. b. Peranan konsumen dalam pembelian Menurut Kotler dan Keller (2006), terdapat peran yang dimainkan dalam keputusan pembelian, yaitu: 1) Orang yang mengambil inisiatif (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

19 19 2) Orang yang mempengaruhi (influencer) adalah orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian. 3) Orang yang mengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian, cara membeli, atau tempat membeli. 4) Orang yang membeli (buyer) adalah orang yang memiliki wewenang untuk memilih pemasok dan penyusun syarat pembelian. 5) Orang yang memakai (user) yaitu orang yang mengonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli. 6) Pemberi persetujuan (approvers) adalah orang yang mempunyai otoritas tindakan yang direncanakan oleh pengambil keputusan atau pembeli. 7) Penjaga gerbang (gate keepers) yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat pembelian. Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena mempengaruhi rancangan produk, pesan, dan alokasi biaya anggaran promosi sehingga dapat membantu perusahaan menyelaraskan program pemasaran yang tepat untuk produknya (Kotler dan Keller, 2006). d. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Menurut Kotler dan Keller (2006), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 1) Faktor budaya, yang terdiri dari budaya, subbudaya, dan kelas sosial.

20 20 2) Faktor sosial, yang di dalamnya terdapat kelompok acuan, keluarga, dan peran status. 3) Faktor kepribadian, yang mencakup usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. 4) Faktor psikologis, berupa motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap. 4. Kosmetik Kosmetik menurut BPOM RI (2013) adalah sediaan atau paduan bahan yang digunakan pada bagian luar tubuh (kulit, kuku, rambut, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Tranggono dan Latifah (2007) melakukan pengelompokan terhadap kosmetik berdasarkan kegunaannya bagi kulit. a. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) Kosmetik jenis ini diperlukan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. 1) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) antara lain sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener). 2) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing cream, night cream 3) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream, sunscreen foundation, sunblock cream, dan lotion. 4) Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya scrub cream berisi butiran butiran halus berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).

21 21 b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup kekurangan pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence) misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain. Kosmetik dekoratif memiliki syarat khusus yaitu warna yang menarik, bau yang harum, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit terlihat berkilau, dan tidak boleh merusak kulit, rambut, bibir, kuku, dan bagian lainnya pada tubuh (Tranggono dan Latifah, 2007). 5. Wardah Cosmetics PT. Pusaka Tradisi Ibu atau yang selanjutnya bernama PT. Paragon Technology and Innovation (PTI) adalah salah satu industri di Indonesia yang fokus memproduksi kosmetik. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. pada tanggal 28 Februari PTI memproduksi kosmetik halal atas usulan santri-santri dari pesantren Hidayatullah sehingga diluncurkan produk Wardah Cosmetics dengan positioning sebagai kosmetik suci dan aman (Stefani, 2013). Wardah Cosmetics mempunyai komitmen untuk menciptakan kosmetik yang berkualitas dengan memperhatikan karakter wanita. Wardah Cosmetics mempunyai tiga prinsip, yaitu sebagai berikut. a. Pure and Safe. Produk yang dibuat berasal dari bahan alami, halal, dan aman sehingga konsumen merasa dihargai dan nyaman. Pengelolaan limbah yang ramah lingkungan agar tidak merusak alam.

22 22 b. Beauty Expert. Produk yang dibuat bertujuan untuk memancarkan kecantikan dari wanita sesuai dengan kepribadiannya. c. Inspiring Beauty. Kecantikan wanita bisa menginspirasi tanpa melupakan budayanya sendiri (Anonim, 2013 d ). Wardah Cosmetics memproduksi berbagai jenis kosmetik yang dikelompokkan berdasarkan kegunaannya. Produk Wardah Cosmetics yang telah beredar di masyarakat yaitu sebagai berikut. a. Wardah Basic Series, terdiri dari Cleanser Normal to Oily, Cleanser Normal to Dry, Facial Wash, Facial Scrub, Peeling, Toner Normal to Oily, Toner Normal to Dry, Mosturizer Cream, Mosturizer Gel, Intensive Night Cream, Facial Mask, Facial Serum Normal to Dry, Facial Serum Normal to Oily. b. Wardah Lightening Series, terdiri dari Milk Cleanser, Gentle Wash, Face Toner, Facial Scrub, Creamy Foam, BB Cream, Body Lotion, Day Cream, Two Way Cake, Night Cream, Facial Mask, Facial Serum. c. Wardah Acne Series, terdiri dari Cleansing Gel, Pore Tightening Toner, Treatment, Perfecting Moisturizer Gel, Cleansing Gel, Gentle Scrub, Acne Face Powder. d. Wardah Beauty Concept, terdiri atas : 1) Face terdiri dari Blush On, Foundation, Face Powder, Two Way Cake, Compact Powder, Double Function Kit. 2) Eyes terdiri dari Eye Shadow, Eye Liner, Eye Brow, Mascara, Glitter Powder. 3) Lips terdiri dari Lip Palette, Matte Lipstick, Exclusive Lipstick, Hydrogloss, Lipgloss, Long Lasting Lipstick, Wondershine, Lip Balm

23 23 e. Wardah Spa Series, terdiri dari Body Butter, Body Scrub, Body Massage Oil, Pure Oil f. Wardah Scentsation C. Landasan Teori Periklanan atau advertising adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung, yang berbayar, digunakan oleh sponsor tertentu untuk menyampaikan kepada sasaran mengenai sebuah produk (Griffin dan Ebert, 2006). Kasali (1992) menjelaskan bahwa iklan yang baik mempunyai empat komponen penting, yaitu attention, interest, desire, dan action. Atribut iklan televisi merupakan bagian penting dalam iklan televisi karena atribut tersebut dapat menarik perhatian sasaran. Isi pesan dari iklan merupakan hal yang disampaikan kepada khalayak sasaran dan bertujuan mempengaruhi konsumen untuk membeli (Kasali, 1992). Kotler dan Armstrong (2001) menjelaskan bahwa daya tarik iklan (advertising appeals) harus mempunyai tiga sifat, yaitu meaningful, believable, dan distinctive. Aiwan (2013) yang melakukan studi pada wanita di Surabaya menjelaskan bahwa pesan iklan yang efektif harus menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata. Mowen dan Minor (2002) menjelaskan bahwa karakteristik sumber informasi dan karakteristik pesan yang dikomunikasikan adalah kunci yang mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. Ada lima atribut yang dapat memfasilitasi efektivitas komunikasi dari celebrity endorser sebagai sumber pesan, yaitu trustworthiness, expertise, attractiveness, respect, dan similarity.

24 24 Sebayang dan Siahaan (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh celebrity endorser dari aspek attractiveness dan kredibilitas terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Mio di Medan. Tagline atau slogan iklan merupakan suatu pernyataan yang digunakan untuk menandai suatu produk berupa pernyataan yang singkat, menarik perhatian, dan mudah diingat (Sutisna, 2001). Eric Swartz dalam Fazry (2011) menggunakan enam dimensi sebagai alat untuk mengukur tagline sebuah merek, yaitu original, believable, simple, provocative, persuasive, dan memorable. Ratnawati dan Herlina (2009) dalam penelitiannya tentang perubahan merek National menjadi Panasonic di Bandar Lampung menerangkan bahwa perubahan slogan mempengaruhi keputusan pembelian. Kotler dan Armstrong (2008 a ) menjelaskan proses keputusan pembeli yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal ataupun eksternal, pencarian informasi dari berbagai sumber, evaluasi alternatif dari sekelompok merek pilihan berupa peringkat merek, keputusan pembelian dengan membeli merek yang paling disukai, dan perilaku pasca pembelian berupa kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. D. Hipotesis H 1. Isi pesan iklan pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. H 2. Celebrity endorser pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.

25 25 H 3. Tagline pada iklan televisi berpengaruh positif terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. H 4. Ketiga atribut pada iklan televisi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada. H 5. Atribut iklan televisi dapat diurutkan dari yang paling dominan berpengaruh terhadap pembelian produk Wardah Cosmetics oleh mahasiswi Universitas Gadjah Mada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kosmetik secara industri baru dimulai secara besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kosmetik secara industri baru dimulai secara besar-besaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, selain untuk kecantikan kosmetik juga digunakan untuk kesehatan. Perkembangan kosmetik secara industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang serba modern ini banyak orang yang tumbuh menjadi seseorang yang kreatif dan mempunyai ide yang inovatif sehingga banyak bermunculan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kosmetik Wardah. Gambar 1.1 Logo Wardah Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kosmetik Wardah. Gambar 1.1 Logo Wardah Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Kosmetik Wardah Gambar 1.1 Logo Wardah Sumber: www.wardahbeauty.com Wardah adalah produk kosmetik bersertifikat halal dari lembaga LP POM

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Kosmetik Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian nasional nampaknya belum mempengaruhi produk kinerja industri kosmetik nasional. Naiknya minat pembeli dari dalam dan luar negeri menjadi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-sehari, tidak dapat dipungkiri kalau wanita lebih sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk yang senang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Persaingan yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Paragon Technology And Innovation (PTI)adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kosmetika. Pada awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari produk lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar tampil lebih cantik dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang dan menyebabkan tingginya kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran kosmetik tidak lepas dari kehidupan wanita dimana setiap harinya wanita akan selalu berdampingan dengan kosmetik baik itu untuk aktifitas pagi, siang maupun malam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan endorser dalam komunikasi merek sangat penting. Karena menunjukan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam bentuknya saat ini.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model AIDA AIDA merupakan salah satu model herarki respon yang digunakan untuk melihat efek secara hierarki dari promosi suatu produk terhadap konsumen (Dewi,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kosmetika adalah kata serapan dari bahasa Yunani Kuno, kosmetikus yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kosmetika adalah kata serapan dari bahasa Yunani Kuno, kosmetikus yang 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Produk Kosmetika Kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabadabad yang lalu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan produk kepada para konsumen. Tentunya sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecantikan yang sesungguhnya yaitu kecantikan seorang wanita yang tidak hanya memiliki kecantikan jasmani, tetapi juga kecantikan rohani. Kecantikan rohani (inner beauty)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Endorser Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan pemasaran yang semakin tajam, seorang produsen tidak boleh terpaku pada bentuk produk yang menawarkan manfaat dasarnya saja. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini dirasakan semakin ketat seiring dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk atau jasa yang serupa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pesan Iklan Pesan iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran. Iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan harus pintar dalam memperhatikan situasi persaingan dan cermat mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi tingkat persaingan yang tinggi dewasa ini, perusahaan menghadapi tantangan yang berat untuk menarik perhatian konsumen, terlebih lagi mendapatkan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau

Lebih terperinci

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetik produksi dalam negeri dan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Paragon Technology And Innovation (PTI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kosmetik. Pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis identik dengan persaingan. Persaingan yang terjadi bahkan semakin ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kegiatan pemasaran yang diterapkan dalam perusahaan diarahkan untuk dapat mempengaruhi konsumen, sehingga mereka menjadi tertarik pada produk yang ditawarkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dan kegiatan bisnis yang semakin pesat saat ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. pada tanggal 28 Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. pada tanggal 28 Februari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Kosmetik Wardah Wardah adalah salah satu produk PT. Paragon Technology and Innovation yang pada awalnya bernama PT. Pusaka Tradisi Ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas dan globalisasi di tandai dengan semakin meluasnya produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan penting dalam menciptakan kualitas terbaik.

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan penting dalam menciptakan kualitas terbaik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias, maka dapat diartikan kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik belakangan ini memang menjadi magnet yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan bisnis industri kosmetik menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Definisi Iklan Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Pengertian iklan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, perawatan wajah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecantikan dan keindahan merupakan dambaan setiap wanita dan hal tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman Globalisasi saat ini, banyak produk-produk buatan dari China yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbagai macam industri-industri dari China

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran dewasa ini telah mengalami begitu banyak perubahan, saat ini semakin disadari bahwa pemasaran tidak hanya usaha menjual produk yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah suatu studi yang mempelajari tentang manusia. Dalam kapitalisme, studi yang dimaksud di sini bukanlah tentang manusia secara umum, tetapi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian BAB II KERANGKA TEORI Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2006:55). Dalam pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pemasaran Menurut Philip Kotler (2000), pemasaran adalah proses perencanaan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menyebabkan persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif. Kompetisi ini tidak hanya memberikan peluang tetapi juga menimbulkan tantangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertia Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam usahanya untuk tetap mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Iklan Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut menjadi perhatiaan yang begitu serius bagi para wanita. Para wanita ingin memiliki rambut yang sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Hal ini terbukti

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika yang beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan ada banyaknya jenis kosmetik yang beredar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full BAB II LANDASAN TEORI A. Daya Tarik Iklan Iklan yang disiarkan melalui media televisi haruslah mampu untuk menarik penonton maupun target pasarnya. Selain konsep dan tema iklan yang menarik, sebuah iklan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Keputusan Pembelian. akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Keputusan Pembelian. akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Membeli Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan membeli, berikut ini akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Revlon adalah perusahaan kosmetik dari Amerika Serikat yang sukses di mancanegara termasuk di Indonesia. Revlon didirikan pada tahun 1932 oleh Charles

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya untuk dapat berkembang dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Endorser Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, tidak hanya kaum wanita saja yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai menyadari pentingnya menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam fenomena saat ini pertumbuhan perekonomian dalam bidang bisnis bergerak semakin cepat. Banyaknya pesaing dalam bisnis yang menawarkan berbagai macam produk kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perdagangan bebas saat ini yang sedang berkembang menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang menawarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Definisi ekuitas merek menurut Aaker dalam Tjiptono (2001) adalah serangkaian aset dan liabilities (kewajiban) merek yang terkait dengan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Akan tetapi banyak kosmetik yang komposisinya mengandung bahan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Akan tetapi banyak kosmetik yang komposisinya mengandung bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Akan tetapi banyak kosmetik yang komposisinya mengandung bahan kimia yang berbahaya dan tidak

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir hingga dewasa semua membutuhkan kosmetik. Lotions untuk kulit, powder,

BAB I PENDAHULUAN. lahir hingga dewasa semua membutuhkan kosmetik. Lotions untuk kulit, powder, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi dalam negeri dan

Lebih terperinci

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2) Product Knowledge and Price Concepts Minggu-13 Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlah penduduk indonesia

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah dari beberapa tahun belakangan, nama Indonesia sering disebut dalam pencarian referensi trend terbaru busana muslim dan hijab. Pada tahun 2016 ini,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Celebrity Endorser Celebrity endorser adalah salah satu metode promosi yang paling popular di dunia, dengan menggunakan celebrity

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI. sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang

BAB 2 KERANGKA TEORI. sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2002, 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Suasana Toko Utami (2006:238) definisi suasana toko adalah sebagai berikut: Suasana toko adalah desain lingkungan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi pemasaran dimasa kini dan masa yang akan datang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin bertambah ketat. Semakin tingginya

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan selebriti pendukung (celebrity endorser) dilakukan oleh Arina (2007) dengan judul Pengaruh Selebriti Pendukung (celebrity

Lebih terperinci