BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH. di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan
|
|
- Hadi Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH 3.1 Sejarah HKTI HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan berdasarkan kesamaan aktifitas, profesi, dan fungsi di dalam bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan, sehingga memiliki karakter profesional dan persaudaraan. HKTI didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian utama. Pendirian HKTI mengacu pada sebagian besar penduduk Indonesia yang mencari pekerjaan dan penghidupan dari sektor pertanian dan pedesaan. Tingkat penghidupan masyarakat petani dan pedesaan secara rata-rata masih relatif miskin dan tertinggal. Padahal sektor pertanian merupakan penyedia lapangan pekerjaan di Indonesia lebih dari 41% pada saat itu. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang dialami petani dan penduduk pedesaan semakin menonjol akibat lahan pertanian yang semakin sempit sebagai akibat konservasi lahan yang semakin besar, lahan garapan petani semakin kecil, infrastruktur pertanian semakin tertinggal, biaya produksi yang semakin meningkat, yang tidak diikuti dengan kenaikan harga produksi petani maka dari itu pendirian HKTI dinilai sangat penting dan disambut antusias oleh para pelaku pertanian di Indonesia khususnya petani. 60
2 61 HKTI menjembatani program kemitraan dan kerjasama di antara Stakeholders pertanian terutama antara Pemerintah, Legislatif, Dunia Usaha dan Organisasi profesi petani. Dalam hal ini HKTI membantu kebijakan dan program Pemerintah di bidang Pertanian yang belum berhasil diimplementasikan di daerah, seperti program Revitalisasi Pertanian. Pemerintah Pusat telah menyediakan berbagai subsidi input tetapi banyak ditengarai menguap dan tidak kena sasaran. HKTI bertujuan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui pemberdayaan rukun tani komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar HKTI memiliki fungsi sebagai: 1. Wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau Rukun Tani jenis komoditas usaha tani. 2. Alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia. 3. Sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani penduduk pedesaan. 4. Wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional, Indonesia raya. 5. Arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan pedesaan
3 Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mempunyai pokok-pokok program kerja yang terbagi dalam empat (4) Agenda Utama HKTI, yaitu : Agenda berkaitan dengan kebijakan pembangunan. Mendorong aktualisasi dan percepatan pembangunan pertanian guna mewujudkan peningkatan kemakmuran dan martabat petani Indonesia. 2. Agenda pemberdayaan petani. Meningkatkan keterampilan petani dalam aspek teknologi dan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil, keuangan dan permodalan, pemasaran dan jaringan usaha, responsif terhadap pelestarian lingkungan. Pencapaian hal tersebut dilakukan dengan mendayagunakan seluruh potensi melalui kegiatan pendidikan, penyuluhan, penelitian dan pengembangan oleh HKTI. 3. Agenda advokasi tani dan pertanian. Merespon secara tepat dan proaktif isu-isu strategis yang menyangkut kepentingan petani khususnya terhadap berbagai peraturan atau kebijakan yang kurang menguntungkan petani. 4. Agenda Pengembangan Jaringan Tani. Membangun jaringan dan kerja sama sinergis dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, pelaku usaha (baik swasta, BUMN dan koperasi ). Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga Internasional.
4 Struktur Organisasi Berikut ini adalah penjelasan dari tugas atau wewenang HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia): Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber : Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
5 Job Description 1. Ketua Umum Tugas ketua umum sebagai penanggung jawab penuh organisasi dan memimpin jalannya organisasi. 2. Ketua Harian Ketua harian bertugas bertanggung jawab dan mempimpin organisasi sesuai jadwal yang ditentukan. 3. Ketua Bidang Bertanggung jawab atas bidang yang diamanatkan dan mengatur berjalannya misi bidang. 4. Penasehat Memberikan nasihat dan mengarahkan kepada setiap struktur jika terjadi kesulitan dan masalah. 5. Bendahara Bendahara bertugas mengatur keuangan. 6. Sekertaris Jendral Sekertaris jendral bertugas melaksanakan koordinasi perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program.
6 Visi dan Misi Visi Menjadi wadah organisasi yang kuat, mandiri dan akuntabel dalam memperjuangkan petani Indonesia yang makmur, berdaulat dan bermartabat Misi 1. Menyuarakan kepentingan perjuangan petani dan pembangunan pertanian ; 2. Mengembangkan teknologi tepat guna yang aman terhadap lingkungan hidup ; 3. Menjalin kemitraan dengan Pelaku Usaha berdasarkan prinsip saling memperkuat dan saling menguntungkan ; 4. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan kerja dalam dan luar negeri ; 5. Memperkuat jaringan organisasi dan keanggotaan hingga ke tingkat desa dan kelompok tani di masyarakat Indonesia.
7 Tata Laksana Pelatihan Penyuluh Pertanian Kegiatan pelatihan penyuluh pertanian terdiri dari dua kegiatan, yaitu kegiatan indoor dan kegiatan outdoor Kegiatan Pelatihan indoor 1. Pengantar Peserta mendengarkan fasilitator memperkenalkan diri dan Peserta memperkenalkan nama dan asal daerah masing-masing. 2. Peserta mendengarkan fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator keberhasilan belajar yang ingin dicapai serta membangkitkan minat belajar. 3. Fasilitator memaparkan dan menjelaskan pokok bahasan materi mengenai hortikultura khususnya pada bidang pembibitan tanaman buah dan peserta mendengarkan. 4. Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dengan berisikan anggota yang meliputi beberapa orang penyuluh. 5. Fasilitator memberikan topik bahasan berupa masalah mengenai pembibitan tanaman buah. 6. Peserta yang merupakan penyuluh pertanian melakukan diskusi dengan anggota kelompok lainnya membahas identifikasi masalah, faktor-faktor yang mempengaruhi serta pemecahan masalah untuk hal tersebut.
8 67 7. Peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompok, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok dan memberikan kesempatan bagi kelompok lainnya untuk bertanya pada penyaji. 8. Setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. 9. Fasilitator menyampaikan kesimpulan hasil proses belajar secara keseluruhan, mulai dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan Kegiatan Pelatihan outdoor 1. Fasilitator menjelaskan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proses pembibitan komoditi tanaman buah tertentu yang telah dipilih oleh fasilitator. 2. Fasilitator mempraktekkan proses pembibitan, menjelaskan langkahlangkah yang benar secara langsung dengan alat-alat dan bahan yang tersedia. 3. Peserta melakukan praktek langsung proses pembibitan komiditi buah tertentu dengan alat-alat dan bahan yang disediakan.
9 Activity diagram pelatihan penyuluh pertanian Gambar 3.2 Activity diagram Pelatihan Penyuluh Pertanian
10 Hasil Dari Kuisioner Kuisioner dibagikan kepada 50 orang responden yang merupakan penyuluh pertanian swadaya di daerah Bogor yang berisikan 14 pertanyaan. 1. Apakah Anda mempunyai peangkat Komputer PC, Laptop, Tablet atau smartphone? 3 Ya Tidak 47 Gambar 3.3 Hasil Kuisioner Nomor 1 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 94% penyuluh pertanian mempunyai perangkat yang dapat digunakan untuk mengakses e-learning
11 70 2. Berapa jam sehari Anda biasa menggunakan internet? 26% 2% 1 Jam 2-5 Jam > 5 Jam 72% Gambar 3.4 Hasil Kuisioner Pertanyaan 2 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah 72% penyuluh pertanian menghabiskan waktu rata-rata 2-5 jam dalam menggunakan internet setiap harinya. 3. Apakah Anda memiliki alamat sendiri? 0% Ya Tidak 100% Gambar 3.5 Hasil Kuisioner Pertanyaan 3
12 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 100% penyuluh pertanian mempunyai alamat sendiri Browser apa yang sering Anda gunakan untuk mengakses internet? 4% 56% 40% Internet Explorer Mozilla Firefox Google Chrome Gambar 3.6 Hasil Kuisioner Pertanyaan 4 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 56% penyuluh pertanian untuk melakukan browsing di internet mereka menggunakan Google Chrome sebagai browser.
13 72 5. Apakah Anda penyuluh berasal dari Fakultas Pertanian? 54% 46% Ya Tidak Gambar 3.7 Hasil Kuisioner Pertanyaan 5 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 54% responden penyuluh pertanian tidak berasal dari Fakultas Pertanian melainkan dari Fakultas lainnya. 6. Apakah Anda sering mengikuti Pelatihan Penyuluh Pertanian? 4% 22% Ya Jarang Tidak Pernah 74% Gambar 3.8 Hasil Kuisioner Pertanyaan 6
14 7. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mencari Informasi materi penyuluhan melalui internet? 73 48% 52% Ya Tidak Gambar 3.9 Hasil Kuisioner Pertanyaan 7 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah 52% penyuluh pertanain mengalami kesulitan dalam mencari informasi mengenai materi penyuluhan melalui internet.
15 8. Apakah materi dan informasi yang diberikan pada saat pelatihan sudah memenuhi kebutuhan ilmu dan informasi para petani? 74 52% 48% Ya Tidak Gambar 3.10 Hasil Kuisioner Pertanyaan 8 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sejumlah 52% penyuluh pertanian merasa informasi dan materi yang diberikan pada saat pelatihan penyuluh pertanian belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ilmu para petani.
16 9. Dari media apa Anda lebih banyak mendapatkan informasi mengenai Pembibitan tanaman Buah? 75 46% Media Cetak 54% Media Elektronik Gambar 3.11 Hasil Kuisioner Pertanyaan 9 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah 54% penyuluh pertanian masih menggunakan media cetak untuk mendapatkan lebih banyak informasi, namun pemanfaatan media elektronik juga sudah cukup banyak digunakan.
17 10. Apakah sudah ada media elektronik yang disediakan oleh deptan untuk belajar dan berlatih bagi para penyuluh pertanian? 76 20% Ya Tidak 80% Gambar 3.12 Hasil Kuisioner Pertanyaan 10 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 80% penyuluh pertanian merasa belum adanya media elektronik yang disediakan oleh deptan untuk digunakan sebagai sarana belajar dan berlatih bagi penyuluh pertanian.
18 11. Menurut Anda, seberapa perlu diterapkannya metode pembelajaran online melalui media internet (Website)? 77 2%2% 10% 52% 34% Tidak Perlu Kurang Perlu Perlu Cukup Perlu Perlu Sekali Gambar 3.13 Hasil Kuisioner Pertanyaan 11 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 52% penyuluh pertanian merasa penerapan metode pembelajaran online melalui website perlu sekali.
19 12. Bagaimana pemahaman Anda mengenai e-learning atau pembelajaran dengan metode online? 78 12% 2% 6% Tidak Tahu Sama Sekali Sangat Kurang 30% Kurang Paham 50% Sangat Paham Gambar 3.14 Hasil Kuisioner Pertanyaan 12 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 50% penyuluh pertanian sudah mengerti tentang pemahaman metode pembelajaran online menggunakan media internet atau yang di sebut e-learning.
20 13. Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana manfaat e-learning di program studi pembibitan tanaman buah? 79 2% 6% Tidak Ada Sama 4% Sekali 22% Sangat Kurang Kurang Cukup Baik 66% Sangat Baik Gambar 3.15 Hasil Kuisioner Pertanyaan 13 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah 66% penyuluh pertanian menilai manfaat yang diterima dalam penggunaan e- learning diprogram studi pembibitan tanaman buah cukup baik.
21 14. Bagaimana menurut Bapak/ Ibu efektifitas pembelajaran dengan memanfaatkan e-learning? 80 0% Tidak Ada Sama 13% Sekali Sangat Kurang 57% 13% 17% Kurang Cukup Baik Sangat Baik Gambar 3.16 Hasil Kuisioner Pertanyaan 14 Kesimpulan dari pertanyaan ini adalah sebesar 57% penyuluh pertanian menilai efektifitas pembelajaran dengan memanfaatkan e-learning sudah cukup baik.
22 Masalah Dalam melakukan pelatihan penyuluhan, penulis menemukan beberapa masalah antara lain : 1. Pelatihan cenderung kurang mampu menyediakan kurikulum yang sungguhsungguh berisikan kompetensi yang dibutuhkan penyuluh, tidak terlalu spesifik. 2. Kegiatan pelatihan yang diadakan selama ini di lapangan hanya kegiatan rutin tahunan bagi penyuluh, sehingga ketika penyuluh kembali ke lapangan, pengetahuan yang pelajari saat pelatihan hilang kembali dan harus mencari sumber informasi kembali. 3. Tidak adanya pemisahan kelas belajar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan atau terlalu bersifat umum, menyebabkan hasil pelatihan tidak memberikan dampak terhadap peserta pelatihan. 4. Menurunnya kompetensi dan kinerja penyuluh yang ada dilapangan karena kurangnya kegiatan evaluasi kompetensi yang dipunyai penyuluh. 5. Kurangnya wadah untuk melakukan pertukaran pikiran dalam pemecahan suatu masalah yang dihadapi oleh penyuluh ataupun teknik baru dan teknologi baru yang sedang berkembang.
23 Usulan Pemecahan Masalah Berikut adalah usulan pemecahan atas masalah yang terjadi dalam pelatihan penyuluhan : 1. Merancang kurikulum secara spesifik yang dibagi melalui komoditas buah disertakan dengan menampilkan learning outcome sehingga penyuluh pertanain mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui materi yang tersedia serta isi didalam materi tersebut. 2. Melakukan perancangan pembelajaran online dengan berbasis website dengan menggunakan media internet yang memudahkan di akses di mana saja dan kapan saja, selain itu menyediakan fitur-fitur yang memudahkan mendapatkan informasi seperti artikel terkait pembibitan buah dan materi yang dapat di download. 3. Membuat pelatihan online yang dikhususkan pada bidang kerja pembibitan dengan mengupas tuntas bidang kerja tersebut sehingga penyuluh lebih fokus dalam melakukan pembelajaran dan disertakan video maupun gambar yang memberikan dampak pengubahan perilaku yang lebih baik. 4. Membuat sarana yang dapat mengukur dan mengevaluasi kompentensi penyuluh pertanian dengan fitur exam, diberikan soal-soal ujian secara online dan hasilnya bisa dilihat langsung berupa statistik, selain itu juga diberikan tugas-tugas yang bersifat mandiri oleh fasilitator. 5. Membuat suatu wadah berupa fitur forum yang dapat menampung berbagai hasil pertukaran pikiran, pembahasan masalah, pembahasan teknik baru ataupun teknologi baru seputar pembibitan tanaman buah.
LAMPIRAN 1 KUISIONER PERANCANGAN E-LEARNING HORTIKULTURA DALAM BIDANG KERJA PEMBIBITAN TANAMAN BUAH
L1 LAMPIRAN 1 KUISIONER PERANCANGAN E-LEARNING HORTIKULTURA DALAM BIDANG KERJA PEMBIBITAN TANAMAN BUAH (Disi oleh Penyuluh Pertanian) Kuesioner ini dibuat sebagai sarana pengumpulan data untuk mendukung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya yang berbasis web. Dengan teknologi berbasis web, kita dapat menjalin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan teknologi yang semakin pesat merupakan tantangan yang besar pada aktifitas bisnis. Hal ini mengakibatkan para pelaku bisnis harus rela mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia internet kian pesat berkembang saat ini. Aliran informasi pun semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia internet kian pesat berkembang saat ini. Aliran informasi pun semakin deras terasa. Masyarakat juga sudah akrab dengan kehadiran dan perkembangan internet, terutama
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciUpdating Aplikasi SIPPDA (Lanjutan) DAFTAR ISI
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 BAB II MENU ADMIN DAN CARA PENGGUNAANNYA... 3 A. Persyaratan Penggunaan Aplikasi... 3 1. Kebutuhan Sistem... 3 2. Hak
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO
ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga
Lebih terperinciLampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet
L1 Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet Kelas : Jenis Kelamin : Pria Wanita 1. Usia Anda sekarang : a. < 15 tahun b. 15 20 tahun c. 20 25 tahun d. 25 30 tahun e. > 30 tahun 2. Seberapa
Lebih terperinciPANDUAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN JEJARING USAHA KELEMBAGAAN PETANI
PANDUAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN JEJARING USAHA KELEMBAGAAN PETANI I. Pendahuluan Upaya pemberdayaan dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain: (1) pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) baik secara
Lebih terperinciDAFTAR ISI... 2 PENJELASAN UMUM... 3 PENJELASAN MENU PADA APLIKASI Menu Login Halaman Awal Menu Diklat Memilih Diklat...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 PENJELASAN UMUM... 3 PENJELASAN MENU PADA APLIKASI... 4 Menu Login... 4 Halaman Awal... 5 Menu Diklat... 6 Memilih Diklat... 7 Mengakses Konten Materi... 8 Mengakses Forum...
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. PENJELASAN UMUM
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. PENJELASAN UMUM 2. PENJELASAN MENU PADA APLIKASI a. Menu Login b. Halaman Awal c. Menu Diklat d. Memilih Diklat e. Mengakses Konten Materi f. Mengakses Forum g. Mengakses Evaluasi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan khusus yang didalam proses belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan peneltitian yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN I. UMUM 1. Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagai bagian integral
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Bab 1 merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan tentang tujuan dibentuknya karya ilmiah ini. Selain itu akan dipaparkan latar belakang mengapa penulis melakukan penelitian ini. 1.1
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. 1. Seberapa sering Anda menggunakan fasilitas Internet? 2. Biasanya Anda menggunakan fasilitas Internet untuk hal apa saja?
1 DAFTAR LAMPIRAN Kuesioner I 1. Seberapa sering Anda menggunakan fasilitas Internet? O Sangat sering O Sering O Jarang O Sangat jarang 2. Biasanya Anda menggunakan fasilitas Internet untuk hal apa saja?
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di bidang pertanian, sehingga Indonesia merupakan masuk pada kategori negara yang sedang berkembang hingga saat ini. Di negara
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBUKU MANUAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
I. APLIKASI SIM PERENCANAAN Pengembangan aplikasi SIM Perencanaan Pembangunan Daerah ini merupakan langkah lanjutan aplikasi yang berjalan menggunakan web browser dan tidak perlu menginstalnya terlebih
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN PETANI DAN KOMODITAS PERTANIAN JAGUNG DAN KEDELAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah
Lebih terperinci.000 WALIKOTA BANJARBARU
SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciLAMPIRAN. Nama : Bpk Lubis, Jabatan : Wakil Bidang Kurikulum Hari & Tanggal wawancara : Tempat dan waktu : Sekolah SMAN 90 Jakarta,
L1 LAMPIRAN 1. Wawancara 1.1 Wakil Bidang Kurikulum Untuk menganalisa permasalahan disusun dalam pertanyaan pertanyaan untuk wawancara sehingga dapat diketahui permasalahan yang sedang terjadi di SMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah dan tugas tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan penuh persaingan, pimpinan perusahaan dihadapkan kepada berbagai macam masalah dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah sarana belajar yang didirikan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pada tahun 1954, SMA Negeri 3 Jakarta didirikan di Jl. Setiabudi, Jakarta Selatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun ini sangat pesat, seiring dengan perkembangan ini tuntutan akan informasi juga semakin besar. Media teknologi informasi
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT
Lebih terperinciAPLIKASI PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU BERBASIS WEB
Petunjuk Pengoperasian APLIKASI PENYUSUNAN PROPOSAL INISIATIF BARU BERBASIS WEB KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) JAKARTA, 2012 1 PETUNJUK
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciKUISIONER ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASISKAN WEB PADA SMA PLUS PEMBANGUNAN JAYA. (Di isi oleh pihak siswa)
L1 KUISIONER ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASISKAN WEB PADA SMA PLUS PEMBANGUNAN JAYA (Di isi oleh pihak siswa) 1. Punya Komputer /Laptop apa tidak? a. Komputer b.laptop c.punya kedua-duanya
Lebih terperinciPANDUAN AKADEMIK dan SIA ONLINE Tahun Akademik 2017/2018 DAFTAR ISI I. LANGKAH ENTRY DATA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIA-ONLINE)...
DAFTAR ISI I. LANGKAH ENTRY DATA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIA-ONLINE)... A. Portal Akademik... B. Profil dan Password... C. Ambil KRS... D. Hapus KRS... E. Kartu Rencana Studi... F. Kartu Hasil Studi...
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia
Lebih terperinciJENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi
JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi Penyuluh Pertanian Madya, Pada Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BAKORRLUH) Provinsi NTB Landasan kuat untuk membangun
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.1.1 VISI Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pada pasal 1 ayat (12) dinyatakan bahwa visi adalah rumusan
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih salah satu) a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam)
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Guru 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam) 2. Menurut anda, apakah yang menjadi kendala
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Nusantara Professional Education Nusantara Professional Education adalah perusahaan yang bergerak dibidang konsultan dan pendidikan non-formal yang dibangun
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2014
BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUser Kecamatan. BUKU PANDUAN APLIKASI EPLANNING Usulan kegiatan Musrembang dan Renja Kerja tahun 2019
User Kecamatan BUKU PANDUAN APLIKASI EPLANNING Usulan kegiatan Musrembang dan Renja Kerja tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun 2018 EPLANNING A. PENDAHULUAN Aplikasi Eplanning atau Sistem Informasi
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA
PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com
Lebih terperinciTampilan Perangkat PC, Laptop, Netbook, Tablet
I. APLIKASI SIM PERENCANAAN Aplikasi SIM Perencanaan Pembangunan Daerah ini merupakan langkah lanjutan aplikasi yang berjalan menggunakan web browser dan tidak perlu mengintalnya terlebih dahulu, sehingga
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN
Lebih terperinciBAPPEDA KOTA BANDUNG. e-litbang. Sistem Informasi Kelitbangan
BAPPEDA KOTA BANDUNG e-litbang Sistem Informasi Kelitbangan 1 Penyusunan Sistem Informasi Kelitbangan (e-litbang) Mendukung Program Bandung Smart City Dokumentasi & Sosialisasi hasil litbang dengan memanfaatkan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tuntutan informasi yang lebih cepat menjadi aspek penting bagi organisasi untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, tuntutan informasi yang lebih cepat menjadi aspek penting bagi organisasi untuk menuju arah yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Jalannya Uji Coba Untuk menjalankan rancangan aplikasi web mobile ini, penginputan data ataupun informasi pertama. User harus membuka aplikasi web terlebih dahulu melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, penggunaan teknologi informasi berkembang sangat cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah mengubah kehidupan Bangsa Indonesia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi beberapa waktu belakangan ini baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah kehidupan Bangsa Indonesia, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. APBN untuk pertanian di Indonesia bahkan juga di adakannya subsidi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan suatu negara berkedaulatan yang membentang luas wilayahnya dari Sabang sampai Merauke, yang memiliki ribuan pulau dan merupakan negara agraris. Indonesia
Lebih terperinci2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
No. 364, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Pemberdayaan Masyarakat. Pengelolaan. DAS. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciBIRO HUKUM DAN HUMAS
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN TEKNIS, SYARAT DAN TATA CARA PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciFRAKSI KEBANGKITAN NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Alamat : Jalan Malioboro Nomor 54 Yogyakarta, Telp:
FRAKSI KEBANGKITAN NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Alamat : Jalan Malioboro Nomor 54 Yogyakarta, Telp: 0274-512688 TANGGAPAN FRAKSI KEBANGKITAN NASIONAL TERHADAP VISI
Lebih terperinciPERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014
PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN CALON ANGGOTA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2014-2019 SENAT AKADEMIK
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah singkat dan struktur perusahaan Kursus Baca dan Tulis GAFA, sistem yang sedang berjalan, analisis permasalahan yang dihadapi,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Teknologi Informasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, hampir semua ranah kehidupan kita sudah terjamah oleh teknologi informasi dan
Lebih terperinciTERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 23.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 23.A TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN APLIKASI KOMUNITAS ONLINE PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi yang meningkat pesat turut mempengaruhi kualitas pendidikan. Pendidikan menjadi suatu wadah untuk mempersiapkan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PENELITIAN
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan teknologi informasi sedang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi informasi sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi informasi pun mulai semakin mengisi segala aspek kegiatan
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi sekarang ini internet sudah meraja rela di kehidupan masyarakat. Hal ini bermanfaat pada mempermudah serta mengefisiensikan waktu serta tempat para
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan
Lebih terperinciSTRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Pendahuluan Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi dan penggerak utama ekonomi nasional dan sebagian besar daerah, melalui perannya dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi ini akan menjelaskan detil Company Profile di SMA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi ini akan menjelaskan detil Company Profile di SMA Antartika Sidoarjo dan menjelaskan form-form yang ada didalam sistem. Implementasi sistem
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan
Lebih terperinci2013, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2013 KESEJAHTERAAN. Petani. Perlindungan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciTAMPILAN PC / LAPTOP Bagian atas - Beranda. Klik Logo ini untuk kembali ke halaman Beranda Informasi nomor Customer Service
TAMPILAN PC / LAPTOP Bagian atas - Beranda 1 2 3 4 5 6 Bagian bawah - Beranda 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Klik Logo ini untuk kembali ke halaman Beranda Informasi nomor Customer Service Susunan menu dan fitur
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya Sekolah Tinggi Imu Kesehatan (STIKES) Surabaya merupakan sekolah tinggi yang terletak di Jl. Medokan Semampir Indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Munculnya bandara-bandara baru, rute-rute baru, diikuti dengan persaingan antar
Lebih terperinciAnalisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia
Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Rendy., Suryadinata, W. Universitas Bina Nusantara Abstract The purpose of this research is to analyze the learning process that goes on SMA
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional
Lebih terperinci