BAB III KERANGKA TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA TEORITIS 3.1. Tinjauan Umum Sistem Pengukuran Kinerja Kinerja dari suatu perusahaan adalah hasil dari proses kerja yang dibuat secara terus menerus oleh perusahaan dimana perusahaan perlu mengukurnya secara periodik. Pengukuran tersebut dilakukan untuk mengetahui, apakah pencapaian target perusahaan telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja Mulyadi (1993:419) dalam bukunya Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa memberikan definisi mengenai pengukuran kinerja, sebagai berikut: Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya Tujuan Dan Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja adalah: Menurut Mulyadi (1993:420), tujuan pokok pengukuran kinerja secara umum Untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar memberikan tindakan dan hasil yang diinginkan.

2 15 Dari beberapa keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja bukan hanya menyajikan hasil evaluasi, tetapi juga memberikan informasi (feedback) bagi manajemen untuk melakukan perbaikan (improvement) dan memberikan pedoman bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Balanced Scorecard menggunakan 4 perspektif dalam pengukuran kinerja yaitu Finansial, Pelangan, Proses Internal, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan, dimana keempat perspektif tersebut telah mencakup tolak ukur keuangan dan nonkeuangan, yang dalam penerapannya harus ditempatkan dalam kerangka yang terintegrasi dan seimbang, guna mengevaluasi dan memperbaiki kinerja perusahaan secara komprehensif Pengertian Balanced Scorecard Pencetus pertama mengenai Balanced Scorecard Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996:8) mendefinisikan Balanced Scorecard dalam bukunya Translating Strategy Into Action:The Balanced Scorecard, sebagai berikut: The Balanced Scorecard complements financial measures of past performance with measures of the drivers of future performance. The objectives and measures of the scorecard are derived from an organizational vision and strategy. The objectives and measures view organizational performance from four perspectives: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective.

3 16 Berdasarkan definisi diatas sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard, melalui empat persepektif-nya, harus selaras dengan visi dan strategi perusahaan. Tolok ukur dirancang untuk menarik para pelaku, ke arah keseluruhan visi dan strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah model Balanced Scorecard Kaplan dan Norton: FINANCIAL CUSTOMERS PROCESS VISION AND STRATEGY INTERNAL PROCESS LEARNING AND GROWTH Gambar 3.1. Model Balanced Scorecard, Sumber: Kaplan dan Norton (1996:9): Translating Strategy Into Action: The Balanced Scorecard Amin Widjaja Tunggal (2001:4) dalam bukunya Memahami Konsep Balanced Scorecard mendefinisikan 4 perspektif yang ada didalamnya, yaitu: 1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Mengukur kemampulabaan dan nilai pasar di antara perusahaan-perusahaan lain, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham. 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

4 17 Mengukur mutu, pelayanan, dan rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggannya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning And Growth Perspective) Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan strategik perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian visi dan dan strategi yang eksplisit, mendasari semua dari keempat perspektif di atas. Dan untuk setiap perspektif, diformalisasikan ke dalam tujuan strategik (strategic aims), tolok ukur (strategic measures), target (specific goals) dan rencana tindakan (actions plans/initiatives) Balanced Scorecard Sebagai Sebuah Sistem Manajemen Dalam Balanced Scorecard diperkenalkan empat proses manajemen yang baru. Proses ini mengkombinasikan strategi jangka panjang dengan kegiatan jangka pendek. Kaplan dan Norton menunjukkan bagaimana Balanced Scorecard dapat bergerak diluar suatu pengukuran kinerja, menjadi suatu kerangka kerja yang teratur untuk sistem manajemen strategik. Organisasi yang berfokus pada strategi,

5 18 menggunakan Balanced Scorecard untuk menempatkan strategi pada proses manajemennya. Mark S. Young (1997:222) dalam Readings In Management Accounting, dalam artikel Kaplan dan Norton yang berjudul Using Balanced Scorecard as a Strategic Management System, menjelaskan empat proses manajemen yaitu: 1. Menerjemahkan Visi dan Strategi (Translating The Vision and Strategy) Proses ini membantu manajer dalam mensosialisasikan visi dan strategi perusahaan sehingga mempunyai arti bagi yang menjalankan mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. 2. Komunikasi dan Hubungan (Communication and Linking) Proses ini memberikan keleluasaan bagi manajer untuk melakukan komunikasi strategi mereka baik keatas maupun kebawah dalam organisasi dan menghubungkan strategi tersebut pada setiap departemen maupun pribadi. 3. Rencana Bisnis (Business Planning) Pada proses ini manajer membuat perencanaan dengan menetapkan target yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan menerapkan tindakan strategis untuk mencapainya. 4. Umpan Balik dan Pembelajaran (Feedback and Learning) Proses ini memberikan perusahaan suatu kapasitas dengan apa yang disebut pembelajaran strategis dengan mengevaluasi strateginya secara berkesinambungan.

6 19 Communication and Linking. communicating and educating. setting goals. lingking reward to performance measures Translating The Vision and Strategy. clarifying the vision. gaining consensus. Balanced Scorecard Business Planning. setting tagets. aligning strategic initiatives. allocating resources. establishing milesstone Feedback and Learning. articulating the shared vision. supplying strategic feedback. facilitating strategy review and learning Gambar 3.2. Balanced Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategik, Sumber: Mark S.Young (1997:223): Readings In Management Accounting Perbedaan Balanced Scorecard Dengan Perspektif Tradisional Perbedaan antara sistem pengukuran kinerja menurut Balanced Scorecard dan perspektif tradisional adalah: 1. Pengukuran kinerja dalam perspektif tradisional hanya melaporkan apa yang terjadi pada periode masa lalu atau saat ini, tanpa menunjukkan bagaimana para manajer dapat memperbaiki kinerja pada periode yang akan datang. Sedangkan Balanced Scorecard berusaha untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan menghubungkan strategi masa yang akan datang dengan sejumlah tindakan sebagai alat pendorong keberhasilan perusahaan pada masa kini dan masa yang akan datang.

7 20 2. Perspektif tradisonal cenderung menekankan pada ukuran keuangan sebagai indikator utama mengukur kinerja, sedangkan pada Balanced Scorecard menambah aspek keuangan dengan tiga aspek non keuangan tambahan, yaitu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. 3. Aspek non keuangan dalam Balanced Scorecard lebih mudah dikuantifikasi dan dipahami Hubungan Sebab Dan Akibat Dalam Balanced Scorecard Untuk melihat lebih jelasnya, berikut adalah kerangka yang dapat menggambarkan hubungan sebab akibat keempat perspektif dalam Balanced Scorecard : Financial ROCE Customer CUSTOMER LOYALTY ON TIME DELIVERY Internal Business Process PROCESS QUALITY PROCESS CYCLE TIME Learning and Growth EMPLOYEE SKILL Gambar 3.3. Hubungan Keempat Perspektif Dalam Balanced Scorecard. Sumber: Kaplan dan Norton (1996:3): Translating Strategy Into Action:The Balanced Scorecard

8 Kerangka Kerja Balanced Scorecard Amin Wijaja Tunggal (2001:20) dalam bukunya: Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard memberikan proses penjabaran strategi yang merupakan kerangka kerja dalam menyusun Balanced Scorecard adalah sebagai berikut VISION AND STRATEGY FINANCIAL CUSTOMER PROCESS INFRASTRUCTURE OBJECTIVES MEASURES TARGETS INITIATIVES Gambar 3.4. Proses Penjabaran Strategi, Sumber: Amin Widjaja Tunggal (2001:20): Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Berikut ini adalah penjelasan dari gambar diatas: 1. Visi dan Strategy (Vision and Strategy) Visi merupakan cita-cita, keinginan, dambaan, harapan (what we believe) dan misi merupakan apa yang harus dikerjakan atau dituntaskan (what must we do

9 22 or what must we accomplish), sedangkan strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapainya. 2. Perspektif (Perspectives) Visi dan strategi secara keseluruhan diterjemahkan ke dalam beberapa perspektif. Perspektif yang sering digunakan adalah perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan infrastruktur (pembelajaran dan pertumbuhan). 3. Tujuan (Objectives/Strategic Objectives) Dalam setiap perspektif dibuat tujuan strategik yang khusus yang terkait satu sama lainnya. Tujuan strategik khusus ini mengarahkan organisasi dalam setiap perspektifnya untuk mencapai visi dan strateginya secara keseluruhan. 4. Tolok Ukur (Measures) Bagian dari Balanced Scorecard yang memungkinkan manajemen untuk mengikuti usaha perusahaan secara sistematis, untuk mengeksploitasi faktorfaktor keberhasilan yang dipertimbangkan paling kritikal, dalam pencapaian tujuan. 5. Target (Targets) Balanced Scorecard sangat efektif jika digunakan untuk membawa suatu organisasi menuju ke suatu perubahan. Oleh sebab itu maka sebaiknya dibuat target atau hasil (outcomes) yang ingin dicapai perusahaan dari setiap tolok ukurnya, satu atau beberapa tahun ke depan, yang jika tercapai akan mengubah perusahaan ke arah yang lebih baik.

10 23 6. Inisiatif (Initiatives) Kesenjangan (gap) antara target yang ditetapkan dan hasil kinerja yang diukur pada saat sekarang, dibuat prioritas atau langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperkecil kesenjangan tersebut Perspektif Dalam Balanced Scorecard Balanced Scorecard menjabarkan visi dan strategi ke dalam empat perspektif. Berikut ini adalah penjelasan dari keempat perpektif tersebut: Perspektif Keuangan Balanced Scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena pengukuran keuangan, berguna untuk menyimpulkan konsekuensi tindakan ekonomi yang telah diambil. Pengukuran keuangan menunjukkan apakah strategi, implementasi, dan eksekusi memberikan kontribusi pada perbaikan laba. Perbaikan dapat berupa return on investment, gross operating income dan sebagainya. Oleh karena itu tujuan dan tolok ukur keuangan harus dapat memainkan dua peranan. Pertama, tujuan dan tolok ukur mendefinisikan kinerja keuangan yang diharapkan dari strategi. Kedua, sebagai target akhir bagi semua tujuan dan tolok ukur perspektif lainnya dalam Balanced Scorecard. Tujuan keuangan dapat berbeda-beda pada setiap tahapan dari siklus hidup bisnis. Kaplan dan Norton (1996:48) mendefinisikan tiga tahap dari siklus hidup bisnis, yaitu: tahap pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain) dan tahap penuaian (harvest).

11 24 Tahap pertumbuhan (growth) merupakan tahap awal dari siklus bisnis, dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang potensial untuk berkembang.tujuan keuangan pada tahap ini lebih menekankan pada tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam pangsa pasar, kelompok pelanggan dan wilayah yang ditargetkan. Tahap kedua adalah tahap bertahan (sustain). Pada tahap ini perusahaan tetap melakukan investasi dan reinvestasi, tetapi perusahaan dapat lebih menekankan terhadap tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi yang ditanamkan. Tujuan keuangan pada tahap ini biasanya berkaitan dengan profitabilitas yang dicerminkan dalam laba akuntansi, dan menghubungkannya dengan laba yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan, seperti: return on investment dan economic value added. Dan tahap yang terakhir adalah tahap penuaian (harvest) yang merupakan tahap kedewasaan perusahaan dalam siklus bisnisnya, dimana perusahaan ingin menikmati hasil atas investasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Kaplan dan Norton (1996:51) menyatakan bahwa pada setiap siklus bisnis, ada tiga tema keuangan yang dapat mendorong penetapan strategi bisnis: 1. Pertumbuhan dan Bauran Pendapatan Tujuan pertumbuhan dan bauran pendapatan mengacu kepada berbagai usaha untuk memperluas penawaran produk dan jasa, menjangkau pelanggan dan pasar baru, mengubah bauran produk dan jasa kearah penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi. 2. Penghematan Biaya/Peningkatan Produktivitas

12 25 Tujuan penghematan biaya dan peningkatan produktivitas mengacu kepada usaha untuk menurunkan biaya langsung produk dan jasa, mengurangi biaya tidak langsung dan pemanfaatan bersama berbagai sumber daya bisnis unit. 3. Pemanfaatan Aktiva/Strategi Investasi Dengan strategi ini manajemen berusaha untuk mengurangi tingkat modal kerja yang dibutuhkan, untuk mendukung volume dan bauran usaha yang ada, mengarahkan usaha untuk memanfaatkan sumber daya yang menganggur, menggunakan sumber daya yang tersedia seefisien mungkin, atau menjual aktivanya yang tidak memberikan pengembalian cukup Perspektif Pelanggan Pada perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard, perusahaan terlebih dahulu menentukan segmentasi pasar dan pelanggan yang dipilih oleh perusahaan untuk bersaing. Bagian ini mewakili sumber pendapatan perusahaan yang merupakan salah satu komponen dari sasaran keuangan perusahaan. Secara umum potensial pelanggan tidak sama, mereka memiliki pandangan dan nilai yang berbeda-beda terhadap atribut produk atau jasa. Di lain pihak perusahaan memiliki keterbatasan untuk memuaskan seluruh potensial pelanggannya. Untuk itu suatu perusahaan perlu membuat segmentasi pasar yang paling mungkin untuk dilayani dengan cara terbaik, berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.

13 26 Kaplan dan Norton membagi dua kelompok pengukuran pelanggan. Pertama, adalah apa yang disebut dengan kelompok pengukuran pelanggan utama (customer core measurement group) yang terdiri dari: 1. Pangsa Pasar Menggambarkan proporsi usaha dalam suatu pasar tertentu dimana suatu unit usaha menjual. 2. Retensi Pelanggan Mengukur tingkat suatu unit usaha mempertahankan dan memelihara hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggannya. 3. Akusisi Pelanggan Mengukur tingkat suatu unit usaha menarik atau memenangkan pelanggan dan usaha baru. 4. Kepuasan Pelanggan Mengukur seberapa jauh tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh perusahaan. 5. Profitabilitas Pelanggan Mengukur tingkat laba bersih atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dari suatu target atau segmen pasar tertentu.

14 27 Berikut ini model dari pengukuran pelanggan utama : Market Share Customer Aquisition Customer Profitability Customer Retention Customer Satisfaction. Gambar 3.5. Perspektif Pelangan Pengukuran Utama Sumber: Kaplan dan Norton (1996:68): Translating Strategy Into Action: The Balanced Scorecard Kelompok pengukuran yang kedua dalam perspektif pelanggan dinamakan diluar kelompok utama (beyond the core), yang mengukur proposisi nilai pelanggan (customer value proposition). Proposisi nilai pelanggan, menyatakan atribut yang diberikan perusahaan kepada produk atau jasanya, untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan dalam segmen pasar sasaran. Atribut-atribut yang membentuk proposisi nilai adalah: 1. Atribut Produk/Jasa Kategori ini meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, kualitas, dan waktu penyampaiannya.

15 28 2. Hubungan Pelanggan Kategori ini menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian Perasaan konsumen ini dapat dipengaruhi oleh tingkat responsibilitas dan komitmen perusahaan dengan pelanggan. 3. Citra dan Reputasi Kategori ini menggambarkan faktor-faktor intangible yang menyebabkan pelanggan tertarik berhubungan dengan perusahaan. Berikut ini adalah model generik dari proposisi nilai pelanggan: Value Product/Service Attribute Image Relationship Fuctionality Quality Price Time Gambar 3.6. Proposisi Nilai Pelanggan, Sumber: Kaplan dan Norton (1996:74): Translating Strategy Into Action:The Balance Scorecard Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan proses yang paling kritikal dalam proses bisnis internalnya. Perusahaan mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk perspektif ini, sesudah menentukan tujuan dan tolok ukur perspektif keuangan dan pelanggan, kemudian perusahaan memfokuskan proses bisnis internal yang akan memberikan nilai untuk kedua perspektif tersebut. Menurut pendekatan Balanced Scorecard, perspektif ini terbentuk dalam suatu model value chain dimana

16 29 perusahaan dapat menciptakan sejumlah proses yang unik untuk memberikan nilai bagi konsumen. Berikut ini adalah model value chain: Innovation Process Operation Process Postsale Service Process Customer Need Identified Identify The Market Create The Service Offering Build The Products/ Services Deliver The Products/ Services Service The Customer Customer Need Satisfied Gambar 3.7. Perspektif Proses Bisnis Internal Model Value Chain Sumber: Kaplan dan Norton (1996:96): Translating Strategy Into Action:The Balanced Scorecard Dalam model value chain dibagi menjadi tiga proses utama yaitu: 1. Proses Inovasi Proses inovasi adalah mengidentifikasikan karakteristik segmen pasar yang ingin dipuaskan melalui produk atau jasa perusahaan di masa depan, dengan mengadakan riset pasar untuk menentukan ukuran dari pasar, preferensi pelanggan dan target harga. Tolok Ukur dalam proses inovasi, antara lain: persentase penjualan dari produk baru, waktu yang diperlukan untuk penciptaan produk generasi berikutnya, perkenalan produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana. 2. Proses Operasi Proses operasi dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan secara efisien, konsisten dan tepat waktu.

17 30 3. Pelayanan Purna Jual Pada tahapan terakhir dalam value chain perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah membeli produk - produknya. Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan dikembalikan, serta proses pembayaran: seperti administrasi kredit Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan perspektif terakhir dalam Balanced Scorecard dan merupakan pendorong perusahaan untuk terus belajar dan berkembang. Apabila pada ketiga perspektif sebelumnya mengidentifikasikan pada bagian apa perusahaan harus unggul untuk mencapai kinerja yang maksimal, maka pada perspektif ini yang diukur adalah infrastruktur yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai sasaran pada ketiga perspektif sebelumnya. Perspektif ini juga mengingatkan perusahaan tentang pentingnya investasi sumber daya manusia, sistem informasi dan proses organisasi bagi keunggulan perusahaan, dalam arti menekankan pentingnya berinvestasi dalam intellectual capital. Dalam mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama adalah kelompok pengukuran utama (core measurement group) yang terdiri dari:

18 31 1. Kepuasan Karyawan Pengukuran kepuasan karyawan mengakui bahwa semangat karyawan dan kepuasan kerja merupakan pra kondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya tanggap, mutu, dan layanan pelanggan. Perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan. 2. Retensi Karyawan Mempertahankan karyawan lama harus dilakukan, karena karyawan lama lebih mengenal produk dan mengetahui aktivitas perusahaan. Selain itu, tingkat perputaran karyawan yang tinggi akan menganggu kinerja perusahaan dan dapat menimbulkan biaya. Secara umum tolok ukur retensi karyawan adalah dengan persentase keluarnya karyawan yang memegang jabatan kunci. 3. Produktivitas Karyawan Produktivitas karyawan adalah suatu pengukuran hasil dari dampak keseluruhan dalam usaha terhadap perbaikan keahlian dan moral karyawan, inovasi, perbaikan proses internal dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk membandingkan keluaran yang dihasilkan karyawan, terhadap jumlah pegawai yang dipakai untuk menghasilkan keluaran. Tolok ukur yang sederhana untuk mengukur ini adalah pendapatan per pekerja.

19 32 Pengukuran kedua merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan, retensi dan produktivitas karyawan (enablers), terdiri dari: 1. Kemampuan Karyawan Karyawan pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pangukuran salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan kemampuan karyawan, yaitu apakah perusahaan telah mencanangkan peningkatan sumber daya yang dimiliki. 2. Kemampuan Sistem Informasi Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang pencapaian tujuan proses bisnis internal, apabila karyawan tidak memiliki informasi yang memadai. Informasi yang cepat, tepat waktu dan akurat diperlukan agar karyawan menjadi efektif dalam pekerjaannya. Pengukuran yang digunakan pada umumnya adalah rasio liputan informasi strategik, untuk mengukur ketersediaan informasi saat ini dibandingkan dengan antisipasi kebutuhan perusahaan yang akan datang. 3. Motivasi, Kekuasaan dan Keselarasan Karyawan yang sempurna dengan informasi yang berlimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila karyawan tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan atau bertindak. Kerangka kerja pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan sebagai berikut

20 33 Core Measurement Results Employee Retention Employee Productivity Employee Satisfaction Enablers Staff Competencies Technology Infrastructure Climate For Action Gambar 3.8. Kerangka Kerja Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumber: Kaplan dan Norton (1996:129): Translating Strategy Into Action:The Balanced Scorecard 3.3. Pengertian Dasar Manajemen Perbankan Pengertian Bank Sebagai institusi yang amat penting perannya dalam masyarakat, Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Pada prinsipnya, sumber dana dari suatu bank berasal dari simpanan masyarakat umum dalam bentuk tabungan, deposito, giro dan simpanan-simpanan lainnya. Dana tersebut oleh bank akan disalurkan kembali kepada masyarakat kedalam berbagai bentuk pinjaman, seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumsi dan lain-lain.

21 34 Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi bank tersebut, maka sifat usaha bank dibedakan sebagai berikut : a. Sisi Passiva Yaitu kegiatan melakukan penarikan dana (giro, deposito, tabungan) dari masyarakat dan pihak ketiga lainnya dengan berbagai instrumen hutang. b. Sisi Aktiva Yaitu kegiatan usaha yang berhubungan dengan penggunaan atau pengalokasian dana (pinjaman modal kerja dan investasi) terutama dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. c. Sisi Jasa-jasa Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pemberian jasa-jasa dalam mekanisme pembayaran (transfer, L/C, Travellers cheque, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa non keuangan (pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengaman, jasa-jasa komputer) Sedangkan pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (1992:3) adalah: Bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai finacial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni ; pihak yang kelebihan dana dan pihak kekurangan dana.

22 Pengertian Manajemen Dana Bank Sistem Manajemen Dana Bank. Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat, sehingga perannya sebagai financial intermediary dapat berjalan dengan baik. Pengertian funds management dapat dilihat dalam arti sempit maupun luas. Dalam artis sempit funds management diidentikan dengan liability management. Namun dari skala yang lebih luas, funds management diartikan pada kedua sisi neraca, bukan hanya melihat bagaimana manajemen mobilisasi dana itu sendiri, tetapi juga manajemen penggunaan dana yang dimaksud. Ruang lingkup kegiatan manajemen dana bank dengan bertitik tolak dari pengertian dan definisi diatas adalah : 1. Segala aktivitas bank dalam rangka penghimpunan dana-dana masyarakat. 2. Aktivitas bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan penyediaan uang tunai bagi pemeliharaan kepentingan masyarakat penyimpanan. 3. Penempatan dana dalam bentuk kredit sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang masyarakat dan penempatan dana dalam bentuk-bentuk lain, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, demi kepentingan profitibilitas. 4. Pengelolaan modal bank agar dapat berfungsi wajar sesuai dengan perannya selaku penggerak aktivitas.

23 Sumber Dana Bank Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana yang digunakan untuk modal bank bersumber dari : a. Modal sendiri (dana pihak I) yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank. Dalam neraca bank, dana sendiri tertera dalam rekening modal dan cadangan yang tercantum pada sisi passiva (liabilities). Dana sendiri ini terdiri dari modal yang disetor, cadangan-cadangan, laba yang ditahan. b. Dana pinjaman dari pihak luar (dana pihak II), yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana (uang) pada bank. Terdiri dari 4 pihak yaitu pinjaman antar bank /call money, pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negri, pinjaman dari lembaga keuangan non bank dan pinjaman dari bank sentral (BI). c. Dana dari masyarakat (dana pihak III) yaitu dana yang diperoleh/ dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat. Dana ini terdiri dari Giro (demand deposit), Deposito (time deposit), Tabungan (saving deposit.) Keseluruhan sumber dana bank tersebut tertera dalam pos-pos passiva. Ini berarti dana yang merupakan sumber keuangan bank juga berfungsi sebagai kewajiban bank yang harus dipenuhi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

24 Alokasi Dana Bank. Dari berbagai sumber dana yang berhasil dihimpun bank, sudah selayaknya bank mempersiapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana alokasi dengan memperhatikan kebijaksanaan yang telah digariskan. Alokasi ini mempunyai tujuan, yaitu : a. mencapai tingkat profitabilitas yang cukup. b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Dengan menggabungkan dua keinginan diatas, maka alokasi dana-dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat yang diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Artinya bank harus menjaga agar para nasabah tidak merasa kecewa atas pelayanan dan ketepatan pelayanan bank. Alokasi dana bank, pada dasarnya dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu : a. Non-earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan) b. Earning assets (aktiva yang menghasilkan) Non-earning assets terdiri dari : a. Primary reserve ( berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai dalam saldo rekening di Bank Indonesia) b. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan investasi.

25 38 Earning assets terdiri dari : a. Secondary reserve b. Kredit (pinjaman yang diberikan) c. Investasi dana jangka panjang Penanaman dana dalam non-earning assets berbentuk primary reserve adalah untuk kepentingan Cash ratio atau penjagaan posisi likuiditas bank, berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia selaku bank sentral, sedangkan penempatan dana dalam secondary reserve juga mutlak dilakukan demi tujuan menyangga likuiditas dan sekaligus untuk tujuan profit Komponen Struktur Dana Masyarakat Giro (Demand Deposits) Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini juga digunakan untuk menatausahakan kredit yang juga diberikan melalui rekening koran. Pertambahan dana dari rekening giro akan menambah kemampuan loanable funds sehingga secara berganda akan terjadi lagi penciptaan uang oleh bank melalui rekening koran.

26 Deposito Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Berdasarkan suatu jangka waktu tertentu dimana dana mengendap, bank akan mempunyai suatu jangka waktu yang cukup lama untuk menggunakan dana deposito dalam rangka keperluan pemberian kredit atau investasi lain jangka pendek yang menghasilkan. Kepastian dana tersebut dapat dipergunakan oleh bank karena terdapat jangka waktu yang meyakinkan bank bahwa dana tersebut tidak akan ditarik kecuali pada saat jatuh tempo Tabungan Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu, tetapi umumnya dana dapat ditarik secara lebih fleksibel.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan dapat diakomodir dengan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

The Balanced Scorecard. Dra. Siti Mirhani MM.Ak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

The Balanced Scorecard. Dra. Siti Mirhani MM.Ak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara The Balanced Scorecard Dra. Siti Mirhani MM.Ak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Balanced Scorecard sebagai suatu alternatif dalam mengukur kinerja, selain mempertimbangkan faktor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Sistem penilaian kinerja merupakan sistem yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut Tunggal (2000), tolak ukur kinerja merupakan indikator dari pekerjaan yang dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja BAB II Tinjauan Pustaka A. Penilaian Kinerja 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

Yateno, S.E., M.M.

Yateno, S.E., M.M. ANALISIS PENILAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN BERBASIS BALANCE SCORE CARD (BSC) (Studi Kasus pada PT. Great Giant Pineapple. Terbanggi Besar Lampung Tengah) ABSTRAK Yateno, S.E., M.M. e-mail : Yatno.apta@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) Lithrone Laricha, Delvis Agusman, Agustiono Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Pengertian Pengukuran Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Pengertian Pengukuran Kinerja 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer karena penilaian kinerja

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Balanced scorecard 1. Pengertian Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada awal tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Riset ini berpedoman pada beberapa teori dasar yang menguatkan, adapun teori yang digunakan adalah adalah kinerja sektor publik, pengertian penilaian kinerja, pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa kini dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen karena meningkatnya proses globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balanced Scorecard 2.1.1 Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD Nilla Mega P 1, Hari Susanta N 2 & Sendhang Nurseto 3 nilla.permata@gmail.com Abstract A method of measuring the performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X Moses L. Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi 10 Nopember Kristiana Asih Damayanti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

TINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai populer pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Manajemen Strategik 2.1.1. Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia, yang berarti kepemimpian dalam ketentaraan. Menurut Freddy (1997), strategi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan dunia usaha, khususnya industri dan manufaktur, berada dalam kondisi penuh ketidakpastian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kinerja PT. Bumi

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Wibowo,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Wibowo, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. Semakin sedikit perencanaan semakin sedikit kemungkinan untuk jaya. Jadi, bagaimana dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci