Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http// ANALISIS POTRET DIGITAL GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI BANGKA TENGAH (THE ANALYSIS OF DIGITAL PICTURE OF TOTAL SOLAR ECLIPSE ON MARCH 9, 2016 AT BANGKA TENGAH) Arief Rizqiyanto Achmad 1, Cahyo Puji Asmoro 2, Arman Abdul Rochman 2, Judhistira Aria Utama 2, Agus Fany Chandra Wijaya 2 1 Program Studi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia 2 Laboratorium Bumi dan Antariksa, Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia ariefrizqiyanto@student.upi.edu Riwayat Artikel: Diterima: Direvisi: Disetujui: Diterbitkan: Kata kunci: Gerhana Matahari Total, Digital, Korona, Stacking, Radial Blur, Teleskop ABSTRAK Peristiwa gerhana matahari total merupakan peristiwa langka yang sangat ditunggu tunggu semua orang karena setiap gerhana akan memiliki ciri khasnya tersendiri. Penggunaan kamera digital yang terhubung ke teleskop adalah salah satu cara untuk mendapatkan potret terbaik gerhana dari pos observasi yang berada di Pantai Terentang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Indonesia pada 9 Maret Potret digital dari korona didapatkan dari beberapa kali pemotretan di shutter speed yang berbeda guna mendapatkan hasil potret korona matahari yang baik dengan teknik radial blur procedure dan stacking. Dengan teknik fotografi pula, didapatkan potret prominensa matahari yang dapat ditentukan tinggi dari prominensa tersebut. Didapatkan hasil potret struktur korona matahari yang memiliki radius 2,6 kali radius matahari yang menggambarkan pula tingkat aktivitas matahari saat gerhana terjadi serta ketinggian prominensa matahari yaitu 29295,5 kilometer. Keywords: Total Solar Eclipse, Digital, Corona, Stacking, Radial Blur, Telescope 1. Pendahuluan ABSTRACT Gerhana matahari merupakan hal yang sangat ditunggu tunggu oleh semua orang. Mengabadikan hasil potret gerhana merupakan Total solar eclipse are the rarest event that have been waited by everyone. Every eclipse will have their characteristic. Using digital camera which attached on the telescope is one of the ways to take the best pictures of eclipse from observation post located on Terentang Beach, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung Province, Indonesia on March 9, Digital picture of solar corona taken several times from different shutter speed to get the best solar corona picture with stacking technique and radial blur procedure. With photography technique, the solar prominence picture obtained and it can be determined the height of solar prominence. The structure of solar corona and the maximum radius of solar corona obtained with 2,6 times solar radius and the solar prominence height 29295,5 kilometer with appropriate image processing. salah satu kegiatan yang dilakukan mengingat langkanya peristiwa ini terjadi di Indonesia yang sebelumnya hanya dilintasi oleh Gerhana Matahari Total pada tahun 1983 dan Berbagai fenomena dapat diamati dari peristiwa Seminar Nasional Sains Antariksa Bandung, 22 November 2016 c 2017 Pusat Sains Antariksa LAPAN

2 38 A.R. Achmad et al. ini, seperti perubahan kondisi langit, korona matahari, bahkan prominensa matahari. Gerhana matahari memberikan kondisi terbaik untuk melakukan pengukuran korona (Koutchmy, 1994). Dengan perkembangan teknologi dalam fotografi, potret gerhana mulai beralih dari analog menjadi digital. Salah satunya adalah pengolahan potret pada higher spatial resolution (Pasachoff, 2009). Selain dengan fotografi, analisis observasi gerhana matahari dapat pula dilakukan dengan teknik spectroscopic pada struktur korona matahari (Stoeva, et al., 2008), dan kombinasi videometric dan spectrometric (Krumov & Krezhova, 2008). Namun, untuk mendapatkan potret korona dan prominensa bukanlah hal yang mudah. Diperlukan teknik pengambilan gambar dan proses editing yang tepat agar didapatkan hasil yang baik. Profil saat momen gerhana matahari total terjadi pada 9 Maret 2016 yang dipotret di Pantai Terentang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung menggunakan kamera Nikon D3300 yang terhubung dengan teleskop William Optics F 388 mm (Asmoro, et al., 2016) serta proses pengambilan gambar dan proses editing gambar menggunakan teknik stacking dan radial blur disajikan pada penelitian ini. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Solar Corona Composite Teknik pemotretan dan pemrosesan potret digital gerhana matahari dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah salah satunya dengan menggunakan teknik Radial Blur Procedure. Teknik ini menggunakan cara pengambilan gambar dengan ISO yang sama dan shutter speed yang berbeda untuk kemudian di proses dengan pengolah gambar. Teleskop yang dianjurkan untuk kamera NIKON dengan sensor APS-C adalah 415 mm dimana akan dihasilkan potret gerhana matahari sebesar 25% dari total luasan sensor. Potret gerhana yang didapat tersebut kemudian dilakukan proses editing menggunakan aplikasi pengolah data untuk memperjelas struktur korona matahari dimana cahaya matahari yang sedemikian banyaknya, dikurangi menggunakan radial blur procedure agar didapatkan potret high dinamic range dan struktur korona yang tajam saat totalitas gerhana terjadi (Littmann, Espernak, & Willcox, 2008). Selain dengan metode radial blur procedure, pemrosesan potret gerhana dapat pula dilakukan dengan menggunakan aplikasi Photomatix dimana pada aplikasi ini potret yang didapat dikombinasikan seluruhnya lalu dihasilkan 1 potret HDR yang tidak jauh berbeda hasilnya dengan menggunakan metode radial blur procedure (Espenak, 2013) Tinggi korona dan prominensa matahari Pada teleskop tentunya potret yang dihasilkan adalah potret yang dihasilkan akibat pembiasan cahaya oleh teleskop sehingga untuk menyatakan besaran besaran yang eksak pada potret, diperlukan scaling. Pada dasarnya, skala besaran sudut yang tampak pada kamera terhadap panjang nyata di teleskopnya dinyatakan pada persamaan 2-1. " "... (2-1) mm F dimana F adalah panjang fokus teleskop yang digunakan dalam satuan milimeter, mm merupakan panjang nyata bayangan pada kamera dengan satuan milimeter dan ( ) adalah panjang sudut dari bayangan yang didapat pada kamera dengan satuan arcsec. Berdasarkan Persamaan 2-1, maka persamaan yang diperlukan untuk menentukan besaran panjang dari potret digital tersebut dinyatakan pada Persamaan 2-2 (Crossley, 2009). Faktanya, potret yang dihasilkan pada kamera tentu bergantung pada spesifikasi sensor kamera yang digunakan sehingga persamaan 2-2 yang digunakan sebagai persamaan dalam menentukan tinggi maksimum prominensa dan korona matahari dari potret digital yang didapatkan " ". pw... (2-2) F dimana ( ) adalah panjang sudut dari potret digital dengan satuan arcsec, pw merupakan pitch width yaitu jarak antarpixel pada sensor kamera dengan satuan µm dan F adalah panjang fokus teleskop dalam satuan milimeter. 3. Data dan Metode 3.1. Data Untuk mendapatkan potret gerhana matahari total, digunakan teleskop William Optics F 388 mm dan f/stop 5,8. Terhubung dengan kamera Digital SLR Nikon D3300. Kamera ini menggunakan sensor APS-C 23,5 x 15,6 mm dengan pitch width 3,89 µm. (Gregor, 2016) (Nikon Camera, 2016). Pengambilan potret gerhana dilakukan saat totalitas terjadi dengan

3 Analisis Potret Digital Gerhana Matahari beberapa shutter speed yaitu pada 1/2500 s, 1/2000 s, 1/1600 s, 1/1000 s, 1/800 s, 1/640 s, 1/500 s, 1/25 s. hasil potret yang didapat disimpan dalam format NEF Solar Corona Composite Potret digital dari beberapa exposure time tersebut kemudian di-edit menggunakan aplikasi pengolah gambar menggunakan radial blur procedure pada masing masing foto. Setelah didapatkan foto hasil editing menggunakan radial blur, kemudian dilakukan Image Subtractiondari foto yang setelah di radialblur dengan foto awal untuk setiap foto. Setelah itu dilakukan Image Multiplication yaitu hasil dari Subtraction digabungkan pada foto yang sebelumnya sudah di lakukan radial bluruntuk setiap foto. Setelah didapatkan semua foto yang telah di Multiply, selanjutnya dilakukan stackingfoto foto tersebut menjadi 1 buah foto HDR (High Dinamics Range) dimana prosesnya dimulai dengan shutter speed paling kecil terlebih dahulu ke shutter speed besar 3.3. Tinggi Prominensa dan korona Pengukuran tinggi prominensa dilakukan pada hasil shutter speed 1/2500 s dengan menggunakan aplikasi IRIS dimana di pilih titik pixel terjauh pada potret prominensa yang tampak pada matahari dan satu titik awal. Pengolahan dilakukan sebagaimana tercantum pada persamaan 2-1 dan 2-2. Hal tersebut dilakukan karena koordinat yang ditinjau pada potret adalah koordinat resolusi (pixel) dimana titik acuan nol dari koordinatnya berada di titik kiri bawah gambar. Dengan menentukan selisih titik titik koordinat tersebut, tinggi dari prominensa dapat ditentukan dengan phytagoras. Pengukuran tinggi korona dilakukan pada hasil olah potret solar composite dengan teknik yang serupa dengan metode yang dilakukan pada pengukuran tinggi prominensa. 4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan solar corona composite pada gambar 4.2 didapatkan potret struktur korona matahari yang lebih jelas dimana cahaya yang sebelumnya menutupi struktur korona menjadi berkurang sehingga tampak strukturnya. Pada Gambar 4.2b dengan warna hitam putih, dibandingkan Gambar 4.2a yang berwarna, ternyata struktur korona yang tampak lebih jelas, dihasilkan lebih jelas pada potret hitam putih. Pada kedua potret, dapat terlihat kutub magnetik matahari dimana ditandai oleh simbol N dan S pada kedua gambar. Potret Gambar 4.2b memperlihatkan garis garis magnetik kutub matahari yang jauh lebih jelas dibandingkan Gambar 4.2a. Karena kondisi kutub magnet yang demikian, aktivitas magnetik matahari kurang aktif yang digambarkan pada Gambar 4.1 yaitu tampilan korona matahari yang tidak menjulang tinggi dan penuh mengelilingi matahari. Pada potret digital di shutter speed 1/2500 s didapatkan data sebagaimana tercantum pada Tabel 4-1 dimana P1 adalah titik terjauh prominensa dan P0 adalah titik dasar prominensa yang teramati, didapatkan rata rata sudut prominensa matahari sebesar 40,419 arcsec. Sehingga didapatkan tinggi maksimum prominensa matahari sebesar 29295,5 kilometer. Prominensa yang didapatkan dari hasil pemotretan ini dibuktikan dengan membandingkan potret matahari dari Solar Dinamics Observatory (NASA Solar Dynamics Observatory, 2016)(Gambar 4-2) dimana prominensa pada gambar ditandai X. Terdapat perbedaan posisi prominensa dari kedua foto tersebut karena pada potret digital, orientasinya berubah akibat sifat bayangan yang terbentuk sistem teleskop. Dengan teknik pemotretan shutter speed 1/2500 s mampu didapatkan potret prominensa matahari.pada gambar 4-1, tampak bahwa potret prominensa matahari juga masih bisa didapatkan pada shutter speed 1/2000 s, 1/1600 s, 1/1000 s, 1/800 s, 1/640 s, dan 1/500 s. Berdasarkan pengolahan gambar 4-2 didapatkan data pixel sebagaimana tercantum pada tabel 4-2 dimana K1 adalah titik terjauh korona matahari dan K0 adalah titik dasar korona yang teramati, didapatkan rata rata sudut korona matahari yang tampak pada potret hasil olahan tersebut adalah 2389,2 arcsec sehingga didapatkan tinggi maksimum korona matahari ,233 kilometer yang sebanding dengan 2,6 kali radius matahari. 5. Kesimpulan Analisis potret gerhana matahari total dapat dilakukan meski dengan alat yang biasa digunakan sehari-hari. Berbekal aplikasi pengolah gambar dan teknik fotografi yang tepat, potret prominensa serta korona matahari mampu didapatkan. Potret prominensa mampu didapatkan dengan shutter speed 1/2500 s, 1/1600 s, 1/1000 s, 1/800 s, 1/640 s, dan 1/500 s tanpa proses editing. Potret solar corona composite dapat diperoleh dengan metode pengolahan gambar radial blur procedure dan

4 40 A.R. Achmad et al. Gambar 4-1. Potret digital sebelum editing dengan shutter speed (a) 1/2500 s (b) 1/2000 s (c) 1/1600 s (d) 1/1000 s (e) 1/800 s (f) 1/640 s (g) 1/500 s (h) 1/25 s. Gambar 4-2. Potret HDR Solar Corona Composite (a) berwarna (b) hitam putih.

5 Analisis Potret Digital Gerhana Matahari Gambar 4-3. Prominensa (a) NASA Solar Dynamics Observatory (b) Potret digital dengan 1/2500 s. Tabel 4-1. Koordinat pixel x dan y antara titik terjauh (P1) dan dasar (P0) prominensa matahari. P1 P0 x y x y Arcsec Rata - rata Tabel 4-2. Koordinat pixel x dan y antara titik terjauh (K1) dan dasar (K0) korona matahari. K1 K0 x y x y Arcsec Rata - rata

6 42 A.R. Achmad et al. stacking. Serta didapatkan ketinggian prominensa dan korona matahari sebesar 29295,5 kilometer dan ,233 kilometer atau 2,6 kali radius matahari. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Cahyo Puji Asmoro atas bantuan dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat selesai, serta Laboratorium Bumi dan Antariksa dan Tim Observasi Gerhana Matahari, Universitas Pendidikan Indonesia atas diberikannya kesempatan untuk penulis membuat makalah ini. Nikon Camera. (2016). Nikon: Imaging Products. ec.htm, diunduh 15 Oktober Pasachoff, J. M. (2009). Scientific Observations at Total Solar Eclipse. Research in Astronomy and Astrophysics, 9, 613. Stoeva, P., Stoev, A., Kuzin, S., Shopov, Y., Kiskinova, N., Stoyanov, N., & Pertsov, A. (2008). Investigation of the white light coronal structure during the total solar eclipse on march 29, Journal of Atmospheric and Solar Terrestial Physics, 414. Rujukan Asmoro, C. P., Wijaya, A. C., Ardi, N. D., Abdurrohman, A., Utama, J. A., Sutiadi, A., Suryadi, B. (2016). The Assembled Solar Eclipse Package (ASEP) in Bangka Indonesia during the total solar eclipse on March Journal of Physics: Conference Series. IOP Publishing Ltd. Crossley, M. (2009). Wilmslow Astro, lae.htm diunduh 10 September Espenak, F. (2013). Imaging and Processing Images of the Solar Corona. In S. Moore, K. Crawford, R. J. GaBany, R. B. Andreo, D. S. Goldman, S. A. Cannistra, A. Friedman, & R. Gendler (Ed.), Lesson from the Masters: Currents Concepts in Astronomical Image Processing (pp ). New York: Springer Science+Business Media. Gregor. (2016). Digital Camera Database, diunduh 2 September Koutchmy, S. (1994). Coronal Physics From Eclipse Observations. Advances in Space Research, 14, 29. Krumov, A. H., & Krezhova, D. D. (2008). Imaging of the total solar eclipse on march 29, Journal of Atmospheric and Solar- Terrestrial Physics, 70, 407. Littmann, M., Espernak, F., & Willcox, K. (2008). Totality: Eclipses of the Sun. New York: Oxford University Press. NASA Solar Dynamics Observatory. (2016, March 8). SDO Data. diunduh12 October 2016.

7 Analisis Potret Digital Gerhana Matahari ARIEF RIZQIYANTO ACHMAD, lahir di kota Pekalongan (Jawa Tengah) pada tanggal 2 September Menyelesaikan pendidikan SLTA di SMA Negeri 2 Cimahi (Jawa Barat) Jurusan IPA pada tahun 2014 dan kini sedang melanjutkan studi St rata 1 (S1) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Program Studi Fisika. Penulis pernah aktif pada kegiatan kemahasiswaan kampus yaitu di Himpunan Mahasiswa Fisika FPMIPA UPI sebagai staff bidang akademik dan saat ini menjabat sebagai ketua UKK Cakrawala HMF FPMIPA UPI Periode Selain aktif pada kegiatan kemahasiswaan, penulis juga aktif di Laboratorium Bumi dan Antariksa dan Laboratorium Fisika Material, Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Analisis Distribusi Temperatur Atmosfer Matahari saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Palu, Sulawesi Tengah

Analisis Distribusi Temperatur Atmosfer Matahari saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Palu, Sulawesi Tengah Analisis Distribusi Temperatur Atmosfer Matahari saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Palu, Sulawesi Tengah SITI WIHDATUL HIMMAH1), HENDRA AGUS PRASETYO2,*), NURLATIFAH KAFILAH1), RIFKO HARNY DWI

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA AKIBAT GERHANA MATAHARI SEBAGIAN TERHADAP GERAK DAUN Bauhinia purpurea

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA AKIBAT GERHANA MATAHARI SEBAGIAN TERHADAP GERAK DAUN Bauhinia purpurea DOI: doi.org/10.21009/0305020308 PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA AKIBAT GERHANA MATAHARI SEBAGIAN TERHADAP GERAK DAUN Bauhinia purpurea Muhammad Najib Alyasyfi 1a), Dwi Gusrianti 2), Robby Salam 1),

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR ) JENIS KAMERA Kamera sederhana FOTOGRAFI JENIS KAMERA Rangefinder (RF) Camera RANGEFINDER (RF) CAMERA Menggunakan dua buah alat untuk menyatukan gambar yang kita lihat. Gambar dilihat melalui viewfinder

Lebih terperinci

Tips Dasar Black & White Photography

Tips Dasar Black & White Photography Instagram : @geonusantara Twitter : @geonusantaraid Facebook : facebook.com/geonusantara LINE ID geonusantara Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara Tips Dasar Black & White Photography Ary Hastono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel Sudah tahukah kamu bagaimana menghasilkan foto yang bagus hanya dengan kamera ponsel? Coba baca dulu artikel ini yuk! Simak 20 tips jitu dari kami yuk! Concept & Creation Indonesia Creative Imaging Solution

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dipaparkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Simpulan yang dapat diuraikan dalam analisis kualitas tugas fashion photography

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Sunspot, Aktivitas Matahari, Klasifikasi Mcintosh, Flare

ABSTRAK. Kata Kunci: Sunspot, Aktivitas Matahari, Klasifikasi Mcintosh, Flare ABSTRAK Pradhana, Candra. 2013.Klasifikasi Bintik Matahari (Sunspot) berdasarkan McIntosh sebagai Parameter Aktivitas Matahari dan Prediktor Flare Kelas x Diamati di Laboratorium Astronomi Fisika UM pada

Lebih terperinci

Cara Motret dengan Teknik Panning Pagi Hari

Cara Motret dengan Teknik Panning Pagi Hari http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/catatan-ujian-fotografi/cara-motret-dengan-tekn i Cara Motret dengan Teknik Panning Pagi Hari Cara Motret dengan Teknik Panning Pagi Hari Cara saya

Lebih terperinci

PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK

PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK John Maspupu Pussainsa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id MODEL VISIBILITAS KASTNER DALAM KASUS HILAL REKOR DUNIA DENGAN MENYERTAKAN FAKTOR AKUITAS MATA PENGAMAT (KASTNER VISIBILITY MODEL

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah

Lebih terperinci

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan

Lebih terperinci

Merasakan Gerhana Matahari Total

Merasakan Gerhana Matahari Total Merasakan Gerhana Matahari Total (Terjemahan dari The Experience of Totality dalam buku Totality: Eclipses of the Sun oleh Mark Littmann, Ken Willcox dan Fred Espenak, Oxford University Press, Edisi ke-3,

Lebih terperinci

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN AKTIVITAS GEOMAGNET DI BIAK TAHUN

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN AKTIVITAS GEOMAGNET DI BIAK TAHUN Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 3 No. 3 September 08:112-117 KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN AKTIVITAS GEOMAGNET DI BIAK TAHUN 1996 01 Clara Y. Yatini, dan Mamat Ruhimat Peneliti Pusat

Lebih terperinci

Teknik Normal exposure Fokus dan Normal exposure Teknik pencahayaan dan skema lighting Estetika komposisi Fokus dan Normal exposure

Teknik Normal exposure Fokus dan Normal exposure Teknik pencahayaan dan skema lighting Estetika komposisi Fokus dan Normal exposure VCD205 Mahasiswa mengenal fotografi secara umum, mempraktekkan teknik dasar fotografi 1. Menguasai prinsip dan teknik aplikasi minimal satu piranti lunak yang relevan untuk DKV 2. Mampu menerapkan pemikiran

Lebih terperinci

Fotografi 1 Dkv215. Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA

Fotografi 1 Dkv215. Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA Fotografi 1 Dkv215 Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA kamera Analog Film kamera Digital Sensor Sangat berpengaruh pada kamera

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012

KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012 KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012 Volvacea, Volvariella Universitas Negeri Malang Email: volvacea14@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi didalamnya. Beragam aktivitas di permukaannya telah dipelajari secara mendalam dan

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya

PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya PHOTOGRAPHY DEFINISI Photography adalah ilmu melukis dengan cahaya BIDANG-BIDANG DALAM FOTOGRAFI JOURNALISTIC HUMAN INTEREST ARCHITECTURE INDUSTRIAL/COMMERCIAL FOOD WEDDING BIDANG-BIDANG FOTOGRAFI TERSEBUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Percobaan Metode Videogrametri di Laboratorium

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Percobaan Metode Videogrametri di Laboratorium BAB 4 HASIL DAN ANALISIS 4.1 Percobaan Metode Videogrametri di Laboratorium Dalam percobaan metode videogrametri di laboratorium ini dilakukan empat macam percobaan yang berbeda, yaitu penentuan posisi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEMPERATUR FLARE DI LAPISAN KROMOSFER BERDASARKAN INTENSITAS FLARE BERBASIS SOFTWARE IDL (INTERACTIVE DATA LANGUAGE) Abstrak

PENGUKURAN TEMPERATUR FLARE DI LAPISAN KROMOSFER BERDASARKAN INTENSITAS FLARE BERBASIS SOFTWARE IDL (INTERACTIVE DATA LANGUAGE) Abstrak PENGUKURAN TEMPERATUR FLARE DI LAPISAN KROMOSFER BERDASARKAN INTENSITAS FLARE BERBASIS SOFTWARE IDL (INTERACTIVE DATA LANGUAGE) Nani Pertiwi 1, Bambang Setiahadi 2, Sutrisno 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

Siapa Saja Bisa Motret! FB: 081522640424 Siapa Saja Bisa Motret! 085298002228 budiekoharto@gmail.com ppekalimantan@gmail.com FB: budihartoeko76@yahoo.com Materi sudah lengkap (aspek legal, teknis website dan penulisan, fotografi)

Lebih terperinci

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai LENSA Lensa terdiri dari beberapa keping kaca khusus yang sifatnya cembung, cekung arau kombinasi keduanya. Fungsi lensa adalah untuk menyalurkan cahaya dari luar tubuh kamera ke dalam kamera. Lensa bertugas

Lebih terperinci

MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA DAN APLIKASINYA DALAM MEMAHAMI JARAK ANTARBENDA-LANGIT (CELESTIAL BODIES)

MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA DAN APLIKASINYA DALAM MEMAHAMI JARAK ANTARBENDA-LANGIT (CELESTIAL BODIES) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id ANALISIS SPEKTRAL SUHU DAN TEKANAN UDARA SELAMA GERHANA MATAHARI TOTAL 2016 DI BANGKA TENGAH (SPECTRAL ANALYSIS OF TEMPERATURE

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Kamera film, sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerhana adalah peristiwa tertutupnya sinar Matahari oleh Bumi/Bulan sehingga mengakibatkan kegelapan selama beberapa saat di Bumi. Diantara dua jenis gerhana yang dapat

Lebih terperinci

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan Lensa Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat. Bukaan lensa biasa juga disebut bukaan diafragma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manusia selalu berjuang untuk memeuhi kebutuhan hidupnya dengan terus menggali potensi sumber daya alam yang ada. Dengan memanfaatkan sumber daya alam serta

Lebih terperinci

Oleh : Ari Bowo Sucipto

Oleh : Ari Bowo Sucipto Oleh : Ari Bowo Sucipto PENGENALAN KAMERA A. KAMERA Secara umum pengertian kamera adalah alat untuk merekam obyek, gambar, imaji melalui sebuah lubang pada lensa yang melibatkan pencahayaan disekitar obyek

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang. Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Jenis-jenis kamera a) Kamera film, sekarang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL Nama : Rukiyya Sri Rayati Harahap NIM : 12/334353/GE/07463 Asisten : 1. Erin Cakratiwi 2. Lintang Dwi Candra Tanggal : 26 November 2013 Total:

Lebih terperinci

Komputer di bidang pendidikan. Anggota : Khairul rahman : Prasetyo Wibowo :

Komputer di bidang pendidikan. Anggota : Khairul rahman : Prasetyo Wibowo : Komputer di bidang pendidikan Anggota : Khairul rahman : 2013110058 Prasetyo Wibowo : 2013110028 PERANAN KOMPUTER DI BIDANG PENDIDIKAN Komputer merupakan satu alat elektronik yang kompleks dan mempunyai

Lebih terperinci

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000 BAB 3 TAHAPAN STUDI Dalam bab ini akan dibahas rangkaian prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yang dimulai dari peralatan yang digunakan, proses kalibrasi kamera, uji coba, dan pengambilan data

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE NSHARP MASK Rudy Adipranata 1), Januar Wijaya, Kartika Gunadi 2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, niversitas Kristen Petra, Surabaya rudya@petra.ac.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca. Bandung, Februari 2014.

KATA PENGANTAR. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca. Bandung, Februari 2014. KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT. kerena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGUKURAN POLUSI CAHAYA KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

Citra Satelit IKONOS

Citra Satelit IKONOS Citra Satelit IKONOS Satelit IKONOS adalah satelit inderaja komersiil pertama yang dioperasikan dengan tingkat ketelitian 1 meter untuk model pankromatik dan 4 meter untuk model multispektral yang merupakan

Lebih terperinci

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA Oleh : Suparno Pembinaan Tenaga Pendaftaran Cagar Budaya Makasar, Juli 2013 PENGERTIAN PEMOTRETAN Pemotetan adalah seni dan pengetahuan yang dalam praktek kegiatannya menghasilkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI SEKITAR STASIUN TANGERANG (175 4'BT; 17 6'LS)

PERBANDINGAN PERHITUNGAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI SEKITAR STASIUN TANGERANG (175 4'BT; 17 6'LS) PERBANDINGAN PERHITUNGAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI SEKITAR STASIUN TANGERANG (175 4'BT; 17 6'LS) Anwar Santoso dan Habirun Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN ABSTRACT Studies on geomagnetic

Lebih terperinci

Basic Photography. Setting & Composition PART II

Basic Photography. Setting & Composition PART II Basic Photography Setting & Composition PART II Bagaimana Melakukan Setting Pada Kamera Komposisi dan penempatan subyek dalam foto 2 Anatomi Kamera DSLR Anatomi Kamera DSLR Creative Mode CREATIVE MODE

Lebih terperinci

BULETIN astronomi LAPORAN: GERHANA MATAHARI CINCIN MENYAMBUT MUSIM BIMASAKTI. Edisi 1/II/MMXVII Februari 2017 Gratis. Foto: NASA/JPL-CALTECH

BULETIN astronomi LAPORAN: GERHANA MATAHARI CINCIN MENYAMBUT MUSIM BIMASAKTI. Edisi 1/II/MMXVII Februari 2017 Gratis. Foto: NASA/JPL-CALTECH BULETIN astronomi Edisi 1/II/MMXVII Februari 2017 Gratis LAPORAN: GERHANA MATAHARI CINCIN MENYAMBUT MUSIM BIMASAKTI Foto: NASA/JPL-CALTECH HARUS diakui, penemuan tujuh planet di sistem TRAPPIST-1 memang

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian

Lebih terperinci

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK Oleh : Sarkawi Jaya Harahap 3511 1000 04 Dosen Pembimbing : Hepi Hapsari Handayani, S.T, Ms.C Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MENJADI FOTOGRAFER DENGAN KAMERA SEDERHANA

MENJADI FOTOGRAFER DENGAN KAMERA SEDERHANA MENJADI FOTOGRAFER DENGAN KAMERA SEDERHANA Agnes Paulina Gunawan Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Bina Nusantara University, Jln. KH Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Kompetensi Dasar :.Mengidentifikasi bagian-bagian kamera fotografi : a. Jenis-jenis kamera dapat mengidetifikasikan dengan benar (Analog & Digital) b. Fungsi dari bagian bagian

Lebih terperinci

Lensa Tele (Telephoto)

Lensa Tele (Telephoto) Lensa Tele (Telephoto) Telephoto Zoom Lenses These high-magnification lenses cover a broad range of focal lengths from wide to telephoto and exhibit outstanding performance whether shooting faraway athletes

Lebih terperinci

Praktek Fotografi (untuk pengayaan pembelajaran di sekolah) DRS. TRI KARYONO, M.SN

Praktek Fotografi (untuk pengayaan pembelajaran di sekolah) DRS. TRI KARYONO, M.SN Praktek Fotografi (untuk pengayaan pembelajaran di sekolah) DRS. TRI KARYONO, M.SN. tri3karyono@yahoo.com 085721195667 Teknologi masa kini (modern, dikenali, handy, akrab) Kamera/Cam corder/music, Audio

Lebih terperinci

Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Dalam mengidentifikasi semburan radio Matahari (solar

Lebih terperinci

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN Presentasi Tugas Akhir PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 213 Oleh: Muhammad Iftahul

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH FOTOGRAFI

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH FOTOGRAFI RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH FOTOGRAFI Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jurusan/Program studi : Ilmu Komunikasi Tahun akademik : 2013/2014 Semester : III Mata kuliah/ Kode : FOTOGRAFI/ SPK

Lebih terperinci

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI

SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI SMK INFORMATIKA PUGER MODUL FOTOGRAFI Mengenal Mode Pengaturan Pada Kamera Digital Fotografi Pemula - Mode Pemotretan apa yang sering Sobat gunakan? Menurut satu sumber yang telah melakukan survei terhadap

Lebih terperinci

Implementasi Noise Removal Menggunakan Wiener Filter untuk Perbaikan Citra Digital

Implementasi Noise Removal Menggunakan Wiener Filter untuk Perbaikan Citra Digital UNSIKA Syntax Jurnal Informatika Vol. 5 No. 2, 2016, 159-164 159 Implementasi Noise Removal Menggunakan Wiener Filter untuk Perbaikan Citra Digital Nono Heryana 1, Rini Mayasari 2 1,2 Jl. H.S. Ronggowaluyo

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Achmad Yulianto Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP

Disusun Oleh: Achmad Yulianto Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP Seminar Tugas Akhir Disusun Oleh: Achmad Yulianto 24067100 063 Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP. 132 304 941 Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Spektroskopi telah

Lebih terperinci

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO 38 PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat dalam Meraih

Lebih terperinci

PRAKTIKUM. Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di ke orang lain atau mau dipasang di website.

PRAKTIKUM. Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di  ke orang lain atau mau dipasang di website. PRAKTIKUM Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di email ke orang lain atau mau dipasang di website. Ada banyak software yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan gambar atau foto agar

Lebih terperinci

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn Teknik Dasar Fotografi Daniar Wikan Setyanto, M.Sn A. FOKUS Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek

Lebih terperinci

YANG TERKAIT DENGAN LUBANG KORONA TANGGAL 22 AGUSTUS 2010

YANG TERKAIT DENGAN LUBANG KORONA TANGGAL 22 AGUSTUS 2010 Berita Dirgantara Vol. 12 No. 1 Maret 2011: 6-11 YANG TERKAIT DENGAN LUBANG KORONA TANGGAL 22 AGUSTUS 2010 Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN email: clara@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Lubang

Lebih terperinci

MODUL MATERI FOTOGRAFI Oleh: Drs. NandangRukanda, M.Pd NIDN :

MODUL MATERI FOTOGRAFI Oleh: Drs. NandangRukanda, M.Pd NIDN : MODUL MATERI FOTOGRAFI Oleh: Drs. NandangRukanda, M.Pd NIDN : 0416046804 A. LatarBelakang Secara praksis, ruang lingkup fotografi telah banyak digunakan pada berbagai bidang mencakup; ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Pelebon PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Truly Bagus II Harmony in Diversity Cullity Gallery, Faculty of Architecture,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 Bidang : KEBUMIAN SUB BIDANG ASTRONOMI Materi : ANALISIS DATA (Langit Mendung)

Lebih terperinci

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika Oleh: DITA BUDI KURNIAWAN 10.11.3946 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Tiada kata yang dapat kami sampaikan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Fotografi ACHMAD BASUKI

Pertemuan 3. Fotografi ACHMAD BASUKI Pertemuan 3 Fotografi ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Mengenal Kamera PERTEMUAN 3 Macam-macam Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) Kamera Point & Shoot (kamera pocket) Kamera Mirrorless

Lebih terperinci

Belajar Fotografi. Home Daftar Isi Berlangganan Download Kontak

Belajar Fotografi. Home Daftar Isi Berlangganan Download Kontak 1 of 6 10/15/2010 10:21 PM Belajar Fotografi Cari Artikel > Home Daftar Isi Berlangganan Download Kontak Suka 103 orang menyukai ini. Berikut 20 tips singkat fotografi untuk anda menambah informasi dan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL. JUDUL KARYA : Sunset. PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL. JUDUL KARYA : Sunset. PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Sunset PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds PAMERAN PAMERAN SENI RUPA INTERNATIONAL EXHIBITION International Studio For Art And Culture FSRD & ALVA

Lebih terperinci

KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR. Abstrak. Abstract

KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR. Abstrak. Abstract KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR CALIBRATION OF NON METRIC DIGITAL CAMERA FOR UNDERWATER PHOTOGRAMMETRY ACTIVITY Muhammad Fikri Anshari 1, Agung Budi Cahyono 1 1

Lebih terperinci

KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER

KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER Kalibrasi Magnetometer...(Harry Bangkit dan Mamat Ruhimat) KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER Harry Bangkit, Mamat Ruhimat Pusat Sain Antariksa Lembaga Penerbangan dan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH BAB 3 PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas prosedur yang dilakukan pada percobaan ini. Fokus utama pembahasan pada bab ini adalah teknik kalibrasi kamera, penentuan offset GPS-kamera, akuisisi data di lapangan,

Lebih terperinci

ANCAMAN BADAI MATAHARI

ANCAMAN BADAI MATAHARI ANCAMAN BADAI MATAHARI 1. Gambaran Singkat Badai Matahari (Solar Storm) adalah gejala terlemparnya proton dan elektron matahari, dan memiliki kecepatan yang setara dengan kecepatan cahaya. Badai Matahari

Lebih terperinci

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia Fitri Rahma Yanti 1*, Wildian 1, Premana W. Premadi 2 Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

FOTOMETRI PLEIADES MENGGUNAKAN KAMERA DSLR

FOTOMETRI PLEIADES MENGGUNAKAN KAMERA DSLR FOTOMETRI PLEIADES MENGGUNAKAN KAMERA DSLR Iman Firmansyah 1,*), Rhorom Priyatikanto 2, Judhistira Aria Utama 1 1 Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efisiensi biaya pada pemetaan menggunakan metode foto udara sangat dipengaruhi oleh jenis kamera yang digunakan. Untuk luas area yang relatif lebih kecil (±100ha) pemotretan

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile

Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika Vol.5, Desember 2012, 63-73 63 Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile Zulkhairi 1, Yohana Dewi Lulu W 2,

Lebih terperinci

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan Bagus A, Wirawan; Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Simulasi Pada Standar Kompetensi Dasar Fotografi `PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DI SELAT SUNDA DAN PERAIRAN SEKITARNYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA INDERAAN AQUA MODIS

PENENTUAN POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DI SELAT SUNDA DAN PERAIRAN SEKITARNYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA INDERAAN AQUA MODIS PENENTUAN POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DI SELAT SUNDA DAN PERAIRAN SEKITARNYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA INDERAAN AQUA MODIS Firman Ramansyah C64104010 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

GELIAT ASTRONOMI DI KAMPUS BUMI SILIWANGI

GELIAT ASTRONOMI DI KAMPUS BUMI SILIWANGI GELIAT ASTRONOMI DI KAMPUS BUMI SILIWANGI Oleh Judhistira Aria Utama, M.Si. Laboratorium Bumi dan Antariksa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id MODEL EMPIRIK GANGGUAN GEOMAGNET TERKAIT DENGAN LONTARAN MASSA KORONA (EMPIRICAL MODEL OF GEOMAGNETIC DISTURBANCE ASSOCIATED WITH

Lebih terperinci

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret LCC LP3I Balikpapan 20 Maret 2017 Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan Graphos yang artinya melukis. Jadi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUDDEN STORM COMMENCEMENT STASIUN BIAK BERKAITAN DENGAN BADAI GEOMAGNET ( )

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUDDEN STORM COMMENCEMENT STASIUN BIAK BERKAITAN DENGAN BADAI GEOMAGNET ( ) Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 3 No. 1 Maret 28:5-54 DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUDDEN STORM COMMENCEMENT STASIUN BIAK BERKAITAN DENGAN BADAI GEOMAGNET (2-21) Sity Rachyany Peneliti Pusat Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III DATA 3.1 Media-media belajar photography Banyak sekali media-media untuk mempelajari tehnik-tehnik photography, misalnya dari buku, di tempat-tempat penjualan buku dapat ditemui berbagai macam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI WITNESS CAMERA DENGAN MEDIA PENYIMPANAN SDCARD ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI WITNESS CAMERA DENGAN MEDIA PENYIMPANAN SDCARD ABSTRAK PERANCANGAN DAN REALISASI WITNESS CAMERA DENGAN MEDIA PENYIMPANAN SDCARD Andhy Joggy Parulian / 0422079 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISA AKURASI TOOLS IMAGE FORENSIC DALAM MENDETEKSI KEASLIAN GAMBAR DARI KAMERA DIGITAL

ANALISA AKURASI TOOLS IMAGE FORENSIC DALAM MENDETEKSI KEASLIAN GAMBAR DARI KAMERA DIGITAL ANALISA AKURASI TOOLS IMAGE FORENSIC DALAM MENDETEKSI KEASLIAN GAMBAR DARI KAMERA DIGITAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Studi Strata 1, Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi no.229, Bandung

Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi no.229, Bandung DOI: doi.org/10.21009/0305020131 ANOMALI MEDAN GRAVITASI PERMUKAAN (G) AKIBAT GERHANA MATAHARI SEBAGIAN (GMS) 9 MARET 2016 MENGGUNAKAN ANALISIS TRACKER PADA KATER S REVERSIBLE PENDULUM Fitri Nurul Sholihat

Lebih terperinci

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak

Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak D. FILM Selain kamera, film yang digunakan dalam pemotretan mengalami perkembangan tersendiri. Pertama kali film negatif muncul pada tahun 1604. Pada saat itu, Anglo Sala melakukan percobaan terhadap campuran

Lebih terperinci

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 69 Naskah diterbitkan: 30 Juni 2015 DOI: doi.org/10.21009/1.01110 Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA. Akuisisi dan Model ABDUL AZIS, M.KOM

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA. Akuisisi dan Model ABDUL AZIS, M.KOM PENGOLAHAN CITRA Akuisisi dan Model Dasar Image 1 2 Apakah itu image / citra? Gambar atau foto atau data visual lainnya, umumnya dalam bentuk 2D atau 3D. Apakah itu digital image? Sebuah image yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN 1. A. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya

Lebih terperinci