LAMPIRAN. Lampiran 1. Perusahaan Sampel

Transkripsi

1 LAMPIRAN Lampiran 1. Perusahaan Sampel KODE NAMA PERUSAHAAN ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk AKRA PT AKR Corporindo Tbk AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk BATA PT Sepatu Bata Tbk BAYU PT Bayu Buana Tbk BISI PT BISI International Tbk BRAM PT Indo Kordsa Tbk BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk CMNP PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk COWL PT Cowell Development Tbk CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk CTRA PT Ciputra Development Tbk CTRS PT Ciputra Surya Tbk DILD PT Intiland Development Tbk DUTI PT Duta Pertiwi Tbk DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk EKAD PT Ekadharma International Tbk ELTY PT Bakrieland Development Tbk EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk FAST PT Fast Food Indonesia Tbk GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDS PT Indospring Tbk INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk JRPT PT Jaya Real Property Tbk KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk KLBF PT Kalbe Farma Tbk LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk LION PT Lion Metal Works Tbk LMSH PT Lionmesh Prima Tbk L1

2 L2 LPCK PT Lippo CIkarang Tbk LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPKR PT Lippo Karawaci Tbk LSIP PT PP London Sumatera Tbk MDRN PT Modern Internasional Tbk MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk MRAT PT Mustika Ratu Tbk MTDL PT Metrodata Electronics Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PNSE PT Pudjiadi & Sons Estates Ltd. Tbk PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SMAR PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMRA PT Summarecon Agung Tbk SMSM PT Selamat Sempurna Tbk SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk SRSN PT Indo Acidatama Tbk TCID PT Mandom Indonesia Tbk TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TMPO PT Tempo Inti Media Tbk TOTL PT Total Bangun Persada Tbk TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk UNTR PT United Tractors Tbk VOKS PT Voksel Electric Tbk

3 L3 Lampiran 2. Statistik Deskriptif GETR & CETR?GETR?GETR_T1?BOARD?INDEP?COMP?SIZE?ROA?LEV Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations Cross sections ?CETR?CETR_T1?BOARD?INDEP?COMP?SIZE?ROA?LEV Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations Cross sections Lampiran 2 merupakan hasil ringkasan data dari tahun untuk setiap variable.

4 L4 Lampiran 3 Ringkasan 2009 Ringkasan 2010 GETR CETR_2009 BOARD INDEP Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations GETR_2010CETR_2010 BOARD INDEP COMP_2010SIZE_2010ROA_2010LEV_2010 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations

5 L5 Ringkasan 2011 GETR_2011CETR_2011 BOARD INDEP COMP_2011SIZE_2011ROA_2011LEV_2011 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations Lampiran 3 merupakan hasil ringkasan data per tahun yang dimulai dari tahun 2009 hingga 2011 untuk setiap variable. Lampiran 4?GETR?GETR_T1?BOARD?INDEP?COMP?SIZE?ROA?LEV Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations Cross sections

6 L6 Lampiran 5?CETR?CETR_T1?BOARD?INDEP?COMP?SIZE?ROA?LEV Mean Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev Observations Cross sections Lampiran 6. Berdasarkan perhitungan secara teoritis uji chow tidak dapat dilakukan, karena syarat utama agar dapat dilakukan uji chow atau uji efek tetap jumlah observasi harus lebih besar dari pada jumlah cross-section. Dengan demikian pada penelitian kali ini adalah regresi panel dengan efek random. Pemilihan Model Estimasi-GETR Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.?GETR_T ?COMP ?SIZE ?ROA ?LEV

7 L7 Uji Hausman Hipotesis Ho : model dengan pendekatan random effects lebih baik dari model fixed effect H 1 : model dengan pendekatan fixed effect lebih baik dari model random effects Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila prob < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai prob sebesar < α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti model dengan pendekatan fixed effect lebih baik dari model random effects. Terjadi rancu dalam pengambilan keputusan maka selanjutnya dilakukan uji BreuschPagan. Breusch-Pagan Test Hypothesis Statistic p-value H0:sigma^2_c= H0:sigma^2_d = H0:sigma^2_d =sigma^2_c= Uji BreuschPagan Hipotesis Ho : tidak terdapat heteroskedastik antar cross-section H 1 : terdapat heteroskedastik antar cross-section Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila p-value < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai p-value sebesar > α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti model dengan tidak terdapat heteroskedastik antar cross-section.

8 L8 Pemilihan Model Estimasi-CETR Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.?CETR_T ?COMP ?SIZE ?ROA ?LEV Uji Hausman Hipotesis Ho : model dengan pendekatan random effects lebih baik dari model fixed effect H 1 : model dengan pendekatan fixed effect lebih baik dari model random effects Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila prob < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai prob sebesar > α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti model dengan pendekatan fixed effect lebih baik dari model random effects. Terjadi rancu dalam pengambilan keputusan maka selanjutnya dilakukan uji BreuschPagan. Breusch-Pagan Test Hypothesis Statistic p-value H0:sigma^2_c= H0:sigma^2_d = H0:sigma^2_d =sigma^2_c=

9 L9 Uji BreuschPagan Hipotesis Ho : tidak terdapat heteroskedastik antar cross-section H 1 : terdapat heteroskedastik antar cross-section Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila p-value < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai p-value sebesar > α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti model dengan tidak terdapat heteroskedastik antar cross-section. Lampiran 7 Heteroskedastik-GETR Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F(21,116) Obs*R-squared Prob. Chi-Square(21) Scaled explained SS Prob. Chi-Square(21) Hipotesis Ho : residual tidak bersifat heteroskedastisitas H 1 : residual bersifat heteroskedastisitas Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila prob_f < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai prob_f sebesar > α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa residual pada model regresi dengan variable dependen GETR tidak bersifat heteroskedastisitas. Dengan demikian lolos uji salah satu uji asumsi nonheterokedastisitas.

10 L10 Heteroskedastik-CETR Heteroskedasticity Test: White F-statistic Prob. F(27,110) Obs*R-squared Prob. Chi-Square(27) Scaled explained SS Prob. Chi-Square(27) Hipotesis Ho : residual tidak bersifat heteroskedastisitas H 1 : residual bersifat heteroskedastisitas Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho ditolak apabila prob_f < α sebesar 0.05 Kesimpulan Oleh karena nilai prob_f sebesar > α sebesar 0.05 maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa residual pada model regresi dengan variable dependen CETR tidak bersifat heteroskedastisitas. Dengan demikian lolos uji salah satu uji asumsi nonheterokedastisitas. Lampiran 8 Autokorelasi-GETR Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Uji eksak yaitu uji durbin-watson Hipotesis Ho : tidak ada autokorelasi positif maupun negatif : ada autokorelasi positif maupun negatif H 1

11 L11 Autokorelasi-CETR Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho tidak menolak Ho apabila nilai durbin-watson berada pada selang d u d 4-d u di mana nilai d u sebesar Kesimpulan Oleh karena nilai durbin-watson sebesar berada di dalam daerah d u d 4-d u maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. Dengan demikian lolos uji asumsi non-autokorelasi. Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Uji eksak yaitu uji durbin-watson Hipotesis Ho : tidak ada autokorelasi positif maupun negatif H 1 : ada autokorelasi positif maupun negatif Tingkat Signifikansi α sebesar 5% atau 0.05 Daerah Kritik Ho tidak menolak Ho apabila nilai durbin-watson berada pada selang d u d 4-d u di mana nilai d u sebesar Kesimpulan Oleh karena nilai durbin-watson sebesar berada di dalam daerah d u d 4-d u maka Ho tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. Dengan demikian lolos uji asumsi non-autokorelasi.

12 L12 Lampiran 9 -GETR Berdasarkan matriks di atas tidak dapat diduga adanya kolinieritas tinggi pada masing pasangan variable independen, karena masing-masing pasangan variable independen memiliki nilai korelasi yang relative rendah. Pasangan variable indepdenden tertinggi adalah variable SIZE dan BOARD ( ), sedangkan yang terendah adalah pasangan variable SIZE dan COMP ( ). Dengan demikian lolos uji asumsi multikolinearitas. Kemudian dapat dilakukan deteksi lebih lanjut Deteksi kolinineritas dapat dilakukan dengan membuat regresi bantu, yaitu dengan membuat regresi dari variable independen yang salah satu dari variable independen menjadi variable dependen pada regresi bantu dan diperoleh hasil sebagai berikut :

13 L13 Variabel Regresi Bantu GETR_T1 dan INDEP, COMP, SIZE, BOARD dan GETR_T1, INDEP, COMP, SIZE, INDEP dan GETR_T1, COMP, SIZE, COMP dan GETR_T1, INDEP, SIZE, SIZE dan GETR_T1, INDEP,COMP, ROA dan GETR_T1, INDEP,COMP, SIZE, LEV LEV dan GETR_T1, INDEP,COMP, SIZE, ROA R- squared Adjusted R- squared VIF TOL Keterangan Sebagai acuan praktis suatu variable independen dikatakan memilikin kolinieritas tinggi terhadap variable independen yang lain apabila memiliki nilai VIF di atas 10 atau nilai TOL di bawah 0.1. Dengan demikian tidak terdapat variable independen yang memiliki kolineritas yang tinggi terhadap variable yang lain.

14 L14 -GETR Berdasarkan matriks di atas tidak dapat diduga adanya kolinieritas tinggi pada masing pasangan variable independen, karena masing-masing pasangan variable independen memiliki nilai korelasi yang relative rendah. Pasangan variable indepdenden tertinggi adalah variable SIZE dan BOARD ( ), sedangkan yang terendah adalah pasangan variable BOARD dan CETR_T1 ( ). Dengan demikian lolos uji asumsi multikolinearitas. Kemudian dapat dilakukan deteksi lebih lanjut Deteksi kolinineritas dapat dilakukan dengan membuat regresi bantu, yaitu dengan membuat regresi dari variable independen yang salah satu dari variable independen menjadi variable dependen pada regresi bantu dan diperoleh hasil sebagai berikut : Variabel Regresi Bantu CETR_T1 dan INDEP, COMP, SIZE, BOARD dan CETR_T1, INDEP, COMP, SIZE, INDEP dan CETR_T1, COMP, SIZE, COMP dan CETR_T1, INDEP, SIZE, R- squared Adjusted R- squared VIF TOL Keterangan

15 L15 SIZE dan GETR_T1, INDEP,COMP, ROA dan CETR_T1, INDEP,COMP, SIZE, LEV LEV dan GETR_T1, INDEP,COMP, SIZE, ROA Lampiran Sebagai acuan praktis suatu variable independen dikatakan memilikin kolinieritas tinggi terhadap variable independen yang lain apabila memiliki nilai VIF di atas 10 atau nilai TOL di bawah 0.1. Dengan demikian tidak terdapat variable independen yang memiliki kolineritas yang tinggi terhadap variable yang lain. Pengujian Model Pertama-GETR Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C ?GETR_T ?BOARD ?INDEP ?COMP ?SIZE ?ROA ?LEV Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat

16 L16 Lampiran 11 Pengujian Model Kedua-CETR Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C ?CETR_T ?BOARD ?INDEP ?COMP ?SIZE ?ROA E ?LEV Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat