REVIEW JURNAL MANFAAT INULIN BAGI KESEHATAN DAN APLIKASINYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REVIEW JURNAL MANFAAT INULIN BAGI KESEHATAN DAN APLIKASINYA"

Transkripsi

1 REVIEW JURNAL MANFAAT INULIN BAGI KESEHATAN DAN APLIKASINYA Oleh: DIWYACITTA ANTYA PUTRI PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

2 MANFAAT INULIN BAGI KESEHATAN DAN APLIKASINYA Abstrak Inulin merupakan senyawa prebiotik yang dapat diperoleh dari ekstraksi tanaman seperti Jerusalem arthicoke, chicory, pisang, bawang ptih dan umbi bengkuang. Inulin sendiri memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan manusia, yaitu dapat meningkatkan kinerja dari sistem pencernaan, menurunkan kadar lemak dalam darah dan gula darah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes dan dapat membantu menurunkan berat badan untuk mencegah obesitas. Inulin juga dapat ditambahkan pada produk pangan karena selain menambah kandungan dietary fiber, inulin juga dapat memperbaiki karakteristik dari suatu produk pangan, baik itu sebagai emulsifier, stabilizer maupun teksturizer. Bentuk aplikasi inulin pada produk pangan antara lain adalah minuman sinbiotik sari bengkuang dan burger ayam. Kata kunci: inulin, prebiotik, manfaat, aplikasi Pendahuluan Ilmu pengetahuan saat ini sedang gencar melakukan penelitian mengenai senyawasenyawa prebiotik yang memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Prebiotik merupakan substrat yang tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan tetapi memiliki pengaruh yang menguntungkan bagi host. Prebiotik tersebut nantinya akan difermentasi oleh mikroflora yang terdapat di dalam kolon sehingga menghasilkan metabolit yang bermanfaat bagi tubuh inangnya. Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok prebiotik antara lain adalah inulin, fructo-oligosaccharides (FOS), isomalto-oligosaccharides, lactosuccrose, lactulose, pyrodextrins, soy oligosaccharides, trans-galactooligosaccharides, xylo-oligosaccharides. Tetapi pada tahun 2007 dari berbagai jenis senyawa prebiotik yang telah ditemukan oleh ilmuwan, hanya ada dua bahan pangan yang dapat memenuhi kriteria prebiotik yaitu inulin dan transgalactooligosaccharides (TOS). Perkembangan inulin dalam bidang kesehatan terkait dengan kemampuan yang dimilikinya berkembang cukup pesat dalam 30 tahun terakhir ini. Bahkan kini inulin telah dikapsulkan dengan berbagai merek dagang. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa inulin merupakan prebiotik yang memiliki efek prebiotik terbaik dibandingkan dengan senyawa-senyawa prebiotik lainnya. Inulin sendiri memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan manusia, yaitu dapat meningkatkan kinerja dari sistem pencernaan, menurunkan kadar lemak dalam darah dan gula darah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes dan dapat membantu menurunkan berat badan untuk mencegah obesitas. Pada saat ini inulin tidak hanya dipasarkan kepada masyarakat dalam bentuk kapsul sebagai suplemen tetapi inulin juga telah ditambahkan pada beberapa produk pangan, tentu

3 saja dengan tujuan untuk memberikan nilai plus kepada konsumen khususnya untuk kesehatan. Namun, ternyata penambahan inulin pada produk pangan tidak hanya berberikan manfaat dari segi kesehatan tetapi dapat memperbaiki karakteristik dari suatu produk pangan, baik itu sebagai emulsifier, stabilizer maupun teksturizer. Inulin Sebagai Prebiotik Keberadaan bakteri menguntungkan di kolon sangat penting dipertahankan karena mempunyai efek kesehatan yang luas diantaranya memperbaiki sistem imun, mempertinggi pencernaan dan penyerapan, mensintesa vitamin, menekan pertumbuhan bakteri patogen, menurunkan kolesterol darah. Oleh karena itu, untuk menjamin keberadaan bakteri menguntungkan tersebut dibutuhkan molekul-molekul yang dapat berperan sebagai substrat bagi mikroflora di kolon berupa prebiotik. Suatu senyawa dapat dikategorikan sebagai prebiotik apabila memenuhi klasifikasi prebiotik, antara lain adalah tidak dihidrolisa dan tidak diserap di bagian atas traktus gastrointestinal, merupakan substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora yang menguntungkan kolon, memicu pertumbuhan bakteri yang aktif melakukan metabolisme, mampu mengubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan. Berdasarkan riset yang telah dilakukan, salah satu senyawa prebiotik yang terbaik adalah inulin. Inulin juga termasuk dalam bahan pangan yang fungsional karena terbukti mempengaruhi proses biokimia dan psikologikal pada tikus dan manusia yaitu memberikan kesehatan yang lebih baik dan menurunkan resiko bahaya penyakit. Inulin merupakan polimer alami dari kelompok karbohidrat. Monemer inulin adalah fruktosa yang jumlahnya pada satu untai polimer bervariasi tergantung dari sumbernya. Inulin dapat diisolasi dari tumbuh-tumbuhan, sumber inulin antara lain adalah umbi dahlia, Jerusalem artichoke, chichory, bawang bombai, bawang putih, pisang, dan umbi bengkuang. Inulin memiliki sifat yang sukar larut dalam air dingin dan pelarut organik seperti etanol, sebaliknya inulin mudah larut dalam air panas. Oleh karena itu ekstraksi inulin dilakukan dengan memanfaatkan kelarutan inulin dalam air dan etanol. Tetapi dari dua jenis cairan tersebut hasil ekstraksi yang lebih baik ditunjukkan pada rekristalisasi inulin dengan menggunakan etanol. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahuinya adalah berdasarkan tingkat kelarutan inulin. Inulin yang yang direkristalisasi dengan etanol akan lebih mudah larut dibandingkan dengan inulin yang direkristalisasi air. Peran inulin sebagai prebiotik adalah sebagai substrat atau bahan makanan bagi mikroflora yang berada di dalam kolon. Pada umumnya prebiotik berupa bahan makanan yang tidak dapat dicerna dalam sistem pencernaan, nantinya prebiotik tersebut akan difermentasi oleh mikroflora kolon yang bersifat selektif untuk menghasilkan metabolit.

4 Selain itu adanya prebiotik dalam kolon dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan host. Inulin Dalam Sistem Pencernaan Di dalam kolon terdapat banyak mikroorganisme yang dapat menguntungkan maupun merugikan sistem pencernaan manusia. Mikroflora menguntungkan antara lain Bifidobacteria, Lactobacillus, eubacteria. Sedangkan bakteri yang merugikan adalah Clostridia, Staphylococci dan Aeruginosa. Namun ada juga mikroorganisme yang memiliki peran gabungan keduanya seperti E. Coli dan Streptococci. Mikroflora yang tergolong probiotik pada manusia adalah Lactobacillus, Bifidobacteria dan Streptococcus. Ketiganya merupakan bakteri asam laktat yang dapat membentuk asam laktat pada metabolismenya. Bifidobacteria merupakan salah satu probiotik yang terpenting dan manfaatnya telah diteliti secara in vivo maupun in vitro. Efek positif Bifidobacteria adalah menghambat pertumbuhan bakteri dan ragi yang berbahaya, memperbaiki penyerapan mineral, menurunkan toksin, mensintesa vitamin, menurunkan kolesterol darah dan menyeimbangkan flora yang ada di kolon. Salah satu makanan terbaik bagi Bifidobacteria dan Lactobacilli adalah inulin karena inulin memiliki sifat mudah dan cepat difermentasi oleh bakteri tersebut. Produk fermentasi inulin oleh Bifidobacteria dan Lactobacilli menghasilkan terutama short chain fatty acids (SCFA), L-laktate. SCFA mempunyai fungsi penting pada usus besar. Pembentukan SCFA dan L-laktat dapat menurunkan ph kolon yang menyebabkan naiknya pertumbuhan Bifidobacteria dan Lactobacilli serta menurunkan aktivitas enzim-enzim bakterial yang terlibat pada sistase produk yang bersifat karsinogen dan toksik di dalam usus, menurunkan pertumbuhan bakteri patogen. Adanya inulin juga dapat menaikkan efisiensi sistem pencernaan dengan cara membuat sistem pencernaan efisien menyerap Ca, Mg dan Fe. Pemberian atau konsumsi inulin memberikan efek yang cukup baik terhadap mikroflora yang ada di dalam kolon, khususnya Bifidobacteria, namun hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas spesies Bifidobacteria yang mana, yang dapat distimulasi in vivo dan apakah bakteri selain kelompok bakteri asam laktat juga dipengaruhi oleh konsumsi inulin. Penelitian ini menunjukkan, bahwa dari berbagai jenis Bifidobacteria, seperti Bifidobacterium spp., B. adolescentis, B. longum, B. pseudocatenulatum and B. bifidum, yang menunjukkan respon terkuat dengan adanya konsumsi inulin adalah B. adolescentis, jumlah total mikrobanya dapat meningkat dari 0,89% menjadi 3,9%. Manfaat Inulin Bagi Penderita Diabetes Jerusalem artichoke merupakan salah satu tanaman yang mengandung inulin dalam jumlah yang tinggi, kandungan inulin pada Jerusalem artichoke dapat mencapai 14-19%.

5 Inulin itu sendiri telah diteliti secara in vivo dapat menurunkan gula darah dan lemak dalam darah tikus yang menderita diabetes. Salah satu efek dari pemberian inulin kepada tikus yang mengidap diabetes akan menunjukkan perilaku khusus, salah satunya adalah meningkatnya nafsu makan yang dapat diketahui dari (feed intake) namun berat badannya justru berkurang karena kurangnya efisiensi dari makanan yang dikonsumsi. Penurunan berat badan adalah indeks khas DM dan berat akan berkurang meskipun asupan makanan berlebihan karena kandungan glikogen yang disimpan di hati menurun dan mencapai keadaan kehabisan energi ketika protein tubuh terurai sebagai sumber energi. Asupan makanan tikus diabetes dibandingkan dengan kelompok normal, mencerminkan peningkatan neropeptide Y (NPY) mrna dan adanya penurunan aktivitas dari reseptor leptin di hipotalamus pada tikus diabetes dengan insulin yang tidak memadai; sebagai konsekuensinya, berat badan pada tikus diabetes akan berkurang bahkan jika asupan makanannya berlebih. Konsumsi inulin pada tikus yang mengidap diabetes ternyata dapat memberikan hasil secara nyata terhadap penurunan gula darah. Semakin tinggi jumlah inulin yang dikonsumsi maka gula darahnya juga akan semakin rendah, bahkan kadar gula darahnya menjadi mendekati kadar gula darah normal. Hasil glukosa darah mungkin dihasilkan dari peningkatan sekresi insulin oleh inulin yang dirangsang sel β-pankreas atau konsumsi glukosa oleh transfer glukosa yang tersisa dalam darah ke sel. STZ menghambat sekresi insulin dengan merusak sel β-pankreas dan konsekuensinya, pemanfaatan glukosa menjadi berkurang dikarenakan glyconeogenesis abnormal. Inulin dari Jerusalem artichoke efektif dalam menyembuhkan sembelit dan pencegahan penyakit usus serta aktivitas hipoglikemik. Selain itu, ekstrak tumbuhan dapat mengaktifkan metabolisme glukosa dan kadar glukosa darah dengan meningkatkan sekresi insulin melalui stimulasi sel β-pankreas atau insulin yang substansi regenerasinya dirangsang sel pankreas. Konsumsi inulin tidak hanya berpengaruh terhadap kadar gula darah tetapi juga pada lemak dalam darah. Tikus diabetes yang mengkonsumsi inulin memiliki kecenderungan memiliki kadar lemak darah yang lebih rendah dibandingkan dengan tikus diabetes kontrol. Bahkan kadar lemak darah tikus diabetes yang mengkonsumsi inulin dapat turun hingga mendekati level kadar lemak darah tikus normal. Penurunan lipid dalam darah yang diamati pada tikus yang mendapat perlakukan konsumsi inulin menyiratkan bahwa inulin dari Jerusale arthicoke dapat memperbaiki metabolisme lipid. Hal ini didukung oleh pengamatan bahwa air ekstrak terlarut dari sawi putih menurunkan lipid darah pada model tikus dan manusia dan hewan, TAG dan total kolesterol. Sebuah studi tentang kineticsof triacylglyceride menyatakan bahwa kandungan triacylglyceride dalam darah meningkat pada penderita diabetes karena tingkat konversi dari lemak menjadi triacylglycerides dalam darah meningkat.

6 Penyakit diabetes ternyata juga berpengaruh terhadap berat organ, meliputi hati, ginjal, jantung dan limpa. Tikus yang terjangkit diabetes mengalami peningkatan berat hati, ginjal dan jantung yang cukup signifikan dibandingkan dengan tikus yang sehat. Kenaikan berat hati pada tikus diabetes mencerminkan hati hypertropied karena glycometabolism yang abnormal, akumulasi asetil-coa, meningkatnya sintesis lemak dan akumulasi lemak pada hati akibat sekresi insulin yang terhambat. Ketika DM terjadi, asam lemak bebas yang dihasilkan oleh dekomposisi lemak tubuh karena kurangnya insulin akan ditransfer ke hati. Triacylglycerides disintesis dan terakumulasi dalam hati dan akhirnya membuat berat hati menjadi meningkat. Kini telah dietahui alasan mengapa berat ginjal dapat meningkat karena ketika diabetes mellitus terjadi, ukuran dan volume ginjal meningkat seiring dengan peningkatan laju filtrasi glomerulus sebagai beban ginjal semakin besar karena peningkatan ekskresi urin. Atas dasar hasil itu dapat disimpulkan bahwa pemberian oral inulin dari Yerusalem artichoke kepada tikus diabetes dapat mengurangi kadar lemak darah dan glukosa darah sekaligus menyiratkan bahwa sumber inulin ini dapat menjadi bahan bioaktif untuk mencegah penyakit metabolik yang berhubungan dengan lipid darah dan glukosa darah pada manusia. Pembuatan Minuman Sinbiotik Sari Bengkuang Minuman sinbiotik adalah produk minuman fermentasi BAL (Bakteri Asam Laktat) yang mengandung komponen prebiotik dan probiotik. Umbi bengkuang mempunyai berbagai manfaat bagi kesehatan manusia serta mengandung vitamin dan antioksidan yang mampu menjaga kesehatan tubuh manusia. Disamping itu bengkuang juga mengandung suatu senyawa yang memiliki kemampuan efektif sebagai prebiotik, yaitu inulin. Kandungan inulin pada umbi bengkuang dapat mencapai sekitar 2,20%. Pembuatan minuman sinbiotik sari bengkuang ini akan memberikan manfaat ganda dalam sistem pencernaan manusia karena mengandung prebiotik yang berasal dari inulin bengkuang dan juga Lactobacillus plantarum yang berperan sebagai probiotik. Alasan penggunaan Lactobacillus plantarum sebagai probiotik dikarenakan Lactobacillus plantarum memiliki enzim inulinase berupa β- fructofuranosidase yang dapat memecah inulin yang berasal dari sari bengkuang. Adanya inulin sebagai prebiotik ternyata juga berpengaruh terhadap pertumbuhan Lactobacillus plantarum, pertumbuhan Lactobacillus plantarum akan meningkat seiring dengan penambahan inulin. Minuman prebiotik diharapkan memiliki kandungan probiotik yang tinggi. Salah satu cara untuk memaksimalkan jumlah probiotik pada minuman sinbiotik adalah dengan proses agitasi dan penetuan lama fermentasi yang tepat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin lama proses fermentasi maka jumlah kultur Lactobacillus plantarum pada

7 minuman sinbiotik akan meningkat (fermentasi 18 jam). Namun, bila proses fermentasi tersebut terus dilanjutkan hingga mencapai 20 jam maka jumlah kultur Lactobacillus plantarum justru semakin menurun. Hal ini dapat terjadi karena pada masa tesebut mikroorganisme telah memasuki fase log yang dapat disebabkan oleh telah habisnya nutrisi yang berasal dari sari bengkuang sehingga menyebabkan kematian sejumlah Lactobacillus plantarum. Jumlah total total Lactobacillus plantarum terbesar tedapat pada perlakuan kecepatan agitasi 50 rpm. Pada kecepatan agitasi 50 rpm akan tercipta kondisi fermentasi aerob dimana perlakuan agitasi akan memberikan aerasi oksigen secara kontinyu sehingga kebutuhan oksigen Lactobacillus plantarum untuk kegiatan respirasi terus berlangsung. Adanya proses agitasi ini dapat berpengaruh terhadap jumlah Lactobacillus plantarum karena semakin tinggi kecepatan agitasi maka transfer massa yang menghasilkan biomassa juga akan semakin tinggi. Alasan lainnya yang dapat mendukung adalah agitasi dapat meningkatkan homogenitas substrat sehingga lebih mudah digunakan oleh mikroorganisme untuk melakukan kegiatan metabolisme. Lama waktu fermentasi dan kecepatan agitasi ternyata juga berpengaruh terhadap kadar inulin. Semakin lama proses fermentasi dan semakin tinggi kecepatan agitasi maka kadar total inulin akan cenderung menurun. Hal tersebut mungkin saja dapat terjadi dikarenakan semakin lama fermentasi dan makin tinggi kecepatan agitasi, pertumbuhan mikroorganisme semakin tinggi pula sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan juga akan meningkat. Lactobacillus plantarum akan memanfaatkan berbagai nutrisi yang tersedia termasuk inulin yang menyebabkan jumlah total inulin berkurang. Perlakuan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap parameter ph, total asam, total gula, total inulin, total padatan terlarut, viskositas, warna dan parameter organoleptik serta total BAL. Sedangkan perlakuan kecepatan agitasi berpengaruh nyata terhadap total BAL, viskositas, dan organoleptik. Perlakuan terbaik dari analisa fisik, kimia, dan mikrobiologis adalah pada formulasi perlakuan lama fermentasi 18 jam dan kecepatan agitasi 50 rpm. Aplikasi Inulin Pada Produk Olahan Daging Inulin dapat berfungsi sebagai emulsifier, stabilizer dan teksturizer pada konsentrasi 2-5% dalam makanan yang mengandung daging. Karena sifat-sifatnya tersebut inulin digunakan sebagai bahan penstabil pada makanan yang memiliki kadar lemak rendah. Inulin dapat memenuhi kriteria sebagai bahan penstabil dikarenakan inulin memiliki sifat yang tidak berasa, terdispersi baik dalam air dan cocok sekali dikombinasikan dengan makanan yang rendah lemak seperti susu skim. Penambahan inulin pada makanan rendah lemak selain berfungsi sebagai penstabil juga dapat berfungsi sebagai dietary fiber. Dietary fiber ini tidak

8 dapat dihidrolisis oleh enzim yang ada di dalam tubuh manusia tetapi difermentasi oleh mikroflora usus sehingga berpengaruh terhadap fungsi usus dan parameter lipid darah. Pada pembuatan burger ayam, adanya penambahan inulin tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil pengolahan termal maupun gaya geser dari produk. Namun, penambahan inulin mengakibatkan ada sedikit perubahan namun perbedaan tersebut tidak signifikan. Penambahan inulin pada produk pangan dimungkinkan dapat dilakukan karena inulin memiliki kemampuan untuk mengikat air, membentuk gel, dan meniru sifat sensoris dan teknologi lemak hewan, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan rasa dan mouthfeel berbagai macam produk olahan daging. Dalam formulasi suatu produk olahan daging, seluruh bahan baku lemak hewaninya dapat diganti dengan 25% gel inulin, namun pada umumnya penggunaan inulin sebagai bahan substitusi lebih rendah dari 25%. Penggunaan inulin sebagai bahan pengganti lemak pada umumnya meningkatkan kehilangan karena proses pemasakan. Ketika inulin dimanfaatkan sebagai dietary fiber atau bahan prebiotik (bukan pengganti lemak) ia dapat membantu untuk meningkatkan karakteristik sensoris produk daging. Penambahan 2,5 atau 5,0% dari bubuk inulin ke dalam adonan burger menyebabkan tingkat kekerasannya sedikit meningkat jika dibandingkan dengan produk kontrol. Namun karena inulin bersifat mudah menyerap air, burger yang dihasilkan terlalu basah. Dalam penggunaan inulin pada produk pangan yang perlu diperhatikan adalah bahwa inulin kemungkinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekstur produk daging olahan, terutama apabila digunakan sebagai bahan baku lemak hewani. Analisis komposisi burger ayam menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit perbedaan dalam semua komponen kimia. Kecuali untuk klorida, meningkatkan tingkat inulin dalam formulasi menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kelembaban dan abu, dan penurunan kandungan lemak dan protein, apabila dibandingkan dengan produk kontrol. Perbedaan untuk komponen kimia antara empat formulasi burger paling dimungkin karena adanya efek inulin pada hasil pengolahan termal. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar air dan hasil pengolahan termal dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa adanya penambahan inulin lebih dari 2% pada burger dapat meningkatkan angka energi secara signifikan. Burger ayam yang diterima adalah burger dengan 1,0% dari inulin (penambahan bubuk inulin berdasarkan dalam kaitannya dengan berat daging, bahan baku lemak, dan air). Penambahan inulin tidak menyebabkan penurunan yang signifikan dari hasil pengolahan termal maupun gaya geser dari produk. Meskipun semua burger secara sensorik dapat diterima, produk dengan 1,0% dari inulin adalah memiliki skor tertinggi untuk warna, aroma, rasa, kekerasan, dan juiciness. Untuk meningkatkan nilai gizi burger dapat dilakukan modifikasi profil asam lemak.

9 Kesimpulan dan Saran Inulin dapat dimanfaatkan sebagai prebiotik, manfaat inulin bagi kesehatan antara lain adalah menurunkan gula darah dan lipid dalam darah, meningkatkan kinerja sistem pencernaan. Bentuk aplikasi dari inulin tidak hanya sebatas suplemen namun juga dapat ditambahkan ke dalam produk pangan. Penambahan inulin pada produk pangan dapat meningkatkan nilai energi, meningkatkan karakteristik fisik dan sensorik. Agar pemanfaatan inulin dapat lebih meluas, perlu adanya penelitian mengenai aplikasi inulin pada berbagai produk pangan lainnya, sehingga diharapkan fungsi inulin sebagai bahan pangan fungsional dapat dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat. Daftar Pustaka Aneta Cegielka Effect of Inulin on the Physical, Chemical and Sensory Quality Attributes of Polish Chicken Burgers. Journal of Food Research. Vol. 1, No Carlett Ramirez Farias, Kathleen Slezak, Zoe Fuller, Alan Duncan, Grietje Holtrop and Petra Louis Effect of Inulin on the Human Gut Microbiota: stimulation of Bifidobacretium adolescentis and Faecalibacterium prausnitzii. British Journal of Nutrition Minda Azhar Inulin Sebagai Prebiotik. Sainstek. Vol XII, Nomor 1. Park Byung-Sung Effect of Oral Administration of Jerusalem Artichoke Inulin on Reducing Blood Lipid and Glucose in STZ-Induced Diabetic Rats. Journal of Animal and Veterinary Advances. 10(19) Ryan Pieter Imanuel Nalle, Dr. Ir. Joni Kusnadi, M.Si, Dian Widya N. STP. MP Pembuatan Minuman Sinbiotik Sari Bengkuang (Pachyrhizus erosus) (Kajian Lama Fermentasi dan Kecepatan Agitasi).

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan minuman terhadap kesehatan, sehingga memicu berkembangnya produk-produk pangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Sinbiotik Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik atau eubiotik (Gourbeyre et al., 2010). Sinbiotik atau eubiotik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala ciptaannya. Sekecilkecilnya makhluk ciptaannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tercermin dalam ketahanan pangan. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang terhadap terjadinya fraktur meningkat (Khan et al, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tulang terhadap terjadinya fraktur meningkat (Khan et al, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan massa dan perubahan struktur pada tulang, yang menyebabkan kerentanan tulang terhadap terjadinya fraktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu produk pangan fungsional yang berkembang saat ini dan baik untuk kesehatan usus adalah produk sinbiotik. Produk sinbiotik merupakan produk yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. glukosa. Unit-unit fruktosa dalam inulin dihubungkan oleh ikatan β-(2 1)-Dfruktosil-fruktosa

BAB I PENDAHULUAN. glukosa. Unit-unit fruktosa dalam inulin dihubungkan oleh ikatan β-(2 1)-Dfruktosil-fruktosa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inulin merupakan polimer unit-unit fruktosa dengan gugus terminal glukosa. Unit-unit fruktosa dalam inulin dihubungkan oleh ikatan β-(2 1)-Dfruktosil-fruktosa (Roberfroid,

Lebih terperinci

Prosiding SNSTL I 2014 ISSN Padang, 11 September 2014 OP-022 IDENTIFIKASI DAN KONDISI EKSTRAKSI INULIN DARI UMBI DAHLIA DI SUMATERA BARAT

Prosiding SNSTL I 2014 ISSN Padang, 11 September 2014 OP-022 IDENTIFIKASI DAN KONDISI EKSTRAKSI INULIN DARI UMBI DAHLIA DI SUMATERA BARAT OP-22 IDENTIFIKASI DAN KONDISI EKSTRAKSI INULIN DARI UMBI DAHLIA DI SUMATERA BARAT Elmi Sundari, Erda Rahmilaila Desfitri, Munas Martynis, Erti Praputri Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini makanan atau minuman fungsional sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah yogurt. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009), yogurt merupakan produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Masalah Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah pengembangan santan menjadi minuman susu kelapa. Santan kelapa sebagai bahan baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan buah-buahan dengan jenis yang banyak di Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah suatu keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliput fisik, mental,dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut data yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang

BAB I PENDAHULUAN. iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Porang (Amorphophallus oncophyllus) termasuk salah satu jenis tanaman iles iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi di suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di Indonesia meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman seperti Liliaceae, Amaryllidaceae, Gramineae, dan Compositae (Braz de

BAB I PENDAHULUAN. tanaman seperti Liliaceae, Amaryllidaceae, Gramineae, dan Compositae (Braz de BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Inulin merupakan polisakarida yang dapat ditemukan pada berbagai spesies tanaman seperti Liliaceae, Amaryllidaceae, Gramineae, dan Compositae (Braz de Oliveira et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin meningkat berpengaruh pada perubahan gaya hidup khususnya pola makan seharihari. Pola makan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkhasiat bagi kesehatan (pangan fungsional). atau lebih komponen pangan yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkhasiat bagi kesehatan (pangan fungsional). atau lebih komponen pangan yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari bahwa fungsi pangan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh, tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat

Lebih terperinci

1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, , Inokulum (S1I) 21, , , , ,752 2.

1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, , Inokulum (S1I) 21, , , , ,752 2. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Asam Lemak Bebas Rantai Pendek 3.1.1. Profil Asam Lemak Rantai Pendek (Short-Chain Fatty Acid/SCFA) Tabel 2. Profil analisis kandungan asam lemak rantai pendek/short chain

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein hati broiler yang diberi probiotik selama pemeliharaan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pangan siap santap berupa makanan cair atau berupa bubur instan merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat sekarang. Saat ini produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari

I. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung pada pemanfaatannya biasa digunakan dalam kuliner atau makanan tradisional masyarakat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI

KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI Oleh : Khalimatul Janah NPM 0933010016 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) UNTUK MINUMAN SINBIOTIK SKRIPSI

PEMANFAATAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) UNTUK MINUMAN SINBIOTIK SKRIPSI PEMANFAATAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) UNTUK MINUMAN SINBIOTIK SKRIPSI Oleh : Agus Susanto NPM. 0733010002 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak menular dan sekitar 3,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup adalah bangsa itik yang berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini sering disebut sebagai itik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperglikemia merupakan suatu tanda terjadinya gangguan pada metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat terjadi karena ketidakmampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk probiotik diharapkan mengandung sel probiotik hidup dalam jumlah tertentu, namun aktivitas metabolismenya diharapkan tidak menyebabkan perubahan pada produk

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie basah merupakan produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie (Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk pangan fungsional semakin meningkat. Global Industry Analysis memprediksi pertumbuhan produk pangan fungsional mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia kini menjadi masalah kesehatan serius yang terjadi di hampir seluruh Negara di dunia, baik di Negara yang tergolong berkembang maupun yang tergolong ke dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak villi. Pada permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA (Cocos Nucifera L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SCFA (Short Chain Fatty Acid) PADA FECES TIKUS WISTAR JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah gizi merupakan masalah kompleks yang masih mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya. Persoalan gizi yang memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin, dan mineral (Widodo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak abad II sebelum Masehi susu kedelai sudah dibuat di negara Cina, dan kemudian berkembang ke Jepang. Setelah Perang Dunia II baru berkembang ke Asia Tenggara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan sehat maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga mulai bergeser. Bahan pangan yang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kita mengenal tempe, oncom, kecap, tahu, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (FAO/WHO, 200; FAO/WHO, 2002;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu olahan susu hasil fermentasi. Susu yang dipanaskan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain, kemudian ditambahkan dengan starter Lactobacillus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan umumnya mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu monomer penyusun utama karbohidrat adalah glukosa yang berfungsi sebagai sumber utama energi bagi tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan. Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya kesehatan, sehingga pola konsumsi makanan bergeser ke arah makanan fungsional. Makanan fungsional didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk olahan yang merupakan fermentasi dari susu yang telah lama dikenal dan memiliki rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dan aromanya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun temurun.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia dewasa ini sudah berkembang sangat pesat, seiring dengan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi terutama protein yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal diabetes merupakan penyakit

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh: LAPORAN AKHIR PKM-P Formulasi dan Daya Terima Susu Fermentasi yang Ditambahkan Ganyong (Canna edulis. Kerr) sebagai Minuman Sinbiotik Serta Daya Hambatnya Terhadap Pertumbuhan E.coli. Oleh: Babang Yusup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini dikarenakan asam - asam organik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya

1. PENDAHULUAN. Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya yang cukup tinggi. Komposisi utama biji wijen adalah lemak (45-63%), protein (19-31%), karbohidrat

Lebih terperinci

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri nata de coco di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat dikarenakan nata de coco termasuk produk makanan yang memiliki banyak peminat serta dapat dikonsumsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita diabetes mellitus diseluruh dunia telah mencapai angka 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah 7 juta setiap tahunnya. Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini adalah produk probiotik. Makanan atau minuman probiotik merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang pesat dengan kemajuan tekhnologi hingga saat ini. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut diikuti pula dengan

Lebih terperinci

5.1 Total Bakteri Probiotik

5.1 Total Bakteri Probiotik V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya kecenderungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diare akut merupakan masalah utama kesehatan anak di seluruh dunia. Di negara berkembang rata-rata 3 episode per anak per tahun pada anak berusia di bawah 5 tahun tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, penyebab kematian di Indonesia telah mengalami suatu pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, misalnya saja penyakit degeneratif. Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan sekedar untuk mempertahankan kehidupan, melainkan juga hertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Dengan

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci