1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, , Inokulum (S1I) 21, , , , ,752 2.
|
|
- Susanti Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Asam Lemak Bebas Rantai Pendek Profil Asam Lemak Rantai Pendek (Short-Chain Fatty Acid/SCFA) Tabel 2. Profil analisis kandungan asam lemak rantai pendek/short chain fatty acid (SCFA). No Sampel SCFA (mg/l) Format Asetat Propionat Butirat Valerat Total 1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, ,939 2 Inokulum (S1I) 21, , , , , ,414 3 RS tipe III (S3R) 212, , , ,066 82, ,367 4 RS IV 96, , , ,361 90, ,993 asetilasi(s4a) 5 RS tipe IV 64, , , ,859 74, ,508 fosforilasi (S4F) 6 Glukosa (S5G) 82, , , , ,463 SCFA yang dihasilkan adalah asam format, asetat, propionat, butirat, dan valerat yang dapat dilihat pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten dari pati sukun yang diaplikasikan dengan usus tikus (mice digesta flora) dapat digunakan oleh bakteri kolon sebagai subtrat pertumbuhan bakteri dan menghasilkan asam lemak rantai pendek. Serat karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau diserap dala usus halus akan masuk dalam usus besar dan difermentasi sehingga meningkatkan produksi SCFA. SCFA adalah asam lemak yang bersifat organik dengan jumlah atom karbon 1-6 dan secara prinsip merupakan anion yang timbul akibat fermentasi polisakarida, oligosakarida, protein, peptida, dan glikoprotein oleh bakteri yang merupakan prekusor dalam usus besar (Hijova et al., 2007). Berdasarkan hasil analisa terhadap SCFA dari semua sampel di atas, asam propionat memiliki nilai tertinggi. Hal yang sama ditunjukkan pada penelitian fermentasi susu dengan gabungan kultur yogurt dan Lactobacillus casei dalam usus (Corinne et al., 1998). Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten dari buah sukun (Tabel 3) memiliki kandungan SCFA khususnya asam propionat yang tinggi. Tabel 3. Kandungan pati resisten Jenis pati Rata-rata (%) S0K 1,300 S3R 4,351 S4A 2,133 S4F 2,178 Pati resisten adalah pati yang tidak dapat dicerna dalam usus halus tetapi difermentasi dalam usus besar oleh bakteri (Amansec, 2005).
2 Total Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Gambar 11 fermentasi menghasilkan total asam lemak antara 0,675% - 1,095%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa total (ALB) tidak dipengaruhi oleh jenis pati resisten. Uji BNT terhadap total ALB menunjukkan bahwa perlakuan S3R dan S4A tidak berbeda nyata terhadap S0K dan S5G. Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten tipe III retrogradasi dan IV asetilasi memiliki total ALB yang menyamai pati alami dan glukosa sebagai kontrol, yang berarti tingkat pemecahan karbohidrat pati resisten tipe III retrogradasi dan IV asetilasi dapat menyamai pati alami dan glukosa. Total ALB -Kontrol (%) 1,400 1,200 1,000 0,800 0,600 0,400 0,200 0,000 0,715 0,675 0,824 0,888 1,095 Gambar 11. Total asam lemak bebas kontrol pati alami (S0A), tipe III retrogradasi (S3R), pati resisten tipe IV asetilasi (S4A), tipe IV fosforilasi (S4F), dan glukosa (S5G) yang difermntasi oleh mice digesta flora mencit selama 24 jam pada suhu 37 o C. S4F tidak berbeda nyata terhadap S0K tetapi berbeda nyata dengan S5G. Hal ini menunjukkan bahwa total ALB pati resisten tipe IV fosforilasi memiliki nilai yang dapat menyamai pati alami tetapi lebih rendah dari glukosa. Subtrat pati resisten tipe III dan IVdapat digunakan sebagai subtrat pertumbuhan bakteri penghasil asam yaitu bakteri asam laktat yang menghasilkan asam laktat dan bakteri kolon lainnya yang menghasilkan SCFA. Hal ini dibuktikan oleh data yang diperoleh yaitu total BAL (Gambar 11) dan SCFA (Tabel 2). Sebagian besar SCFA merupakan hasil fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap usus halus selanjutnya digunakan oleh bakteri intestin (terutama berada di usus besar), akibatnya diproduksi sejumlah SCFA yang mengakibatkan ph lumen usus besar menurun dan bakteri yang menguntungkan (Bifidobacterium dan Lactobacillus) meningkat (tahan asam), sedangkan jumlah mikroba yang berbahaya (Clostridium) menurun karena sensitif terhadap asam. Dengan kondisi seperti ini kesehatan saluran pencernaan menjadi lebih baik (Prangdimurti et al., 2007). Menurut Hijova (2007), produksi SCFA dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu jumlah persentase dan jenis mikroflora dalam usus besar, sumber subtrat, dan lamanya proses perombakan dalam usus. Sebelum difermentasi polisakarida terlebih dahulu dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
3 monosakarida oleh bakteri yang memproduksi enzim (Kotcharian et al., 2004). Mikroorganisme yang hidup di kolon memfermentasi prebiotik sehingga akan memproduksi SCFA dalam jumlah besar seperti asam format, asetat, propionat, butirat, dan laktat (Prangdimurti et al., 2007 dan Amansec, 2005). Persentase SCFA akan menurunkan ph dalam usus sehingga lebih rendah, dimana kondisi tersebut tidak ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme patogen dan bakteri pembusuk karena lingkungan pertumbuhannya pada ph netral. Oleh karena itu, produksi SCFA dapat menghambat pertumbuhan jenis bakteri tersebut. SCFA berperan penting dalam regenerasi jaringan (Amansec, 2005). Selain itu, penting juga bagi kesehatan usus karena merupakan sumber energi utama bagi sel kolon, memiliki efek terhadap penurunan kadar kolesterol darah, serta fungsi lainnya (Prangdimurti et al., 2007) Total Bakteri Asam Laktat Gambar 12 fermentasi pati resisten menghasilkan total bakteri asam laktat antara 8,351 log koloni/ml 8,800 log koloni/ml. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa total BAL tidak dipengaruhi oleh jenis pati resisten. Uji BNT terhadap total bakteri asam laktat menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata antara total bakteri asam laktat perlakuan (S3R, S4A, S4F) terhadap semua kontrol yaitu pati alami (S0K), dan glukosa (S5G). Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten tipe III dan IV termodifikasi dapat dijadikan subtrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat karena jumlah bakteri asam laktat yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan glukosa sebagai kontrol positif pertumbuhan bakteri. 9,000 Total BAL -Kontrol (log koloni/ml) 8,500 8,000 7,500 7,000 8,706 8,586 8,351 8,355 8,800 6,500 Gambar 12. Total bakteri asam laktat kontrol pati alami (S0A), tipe III retrogradasi (S3R), pati resisten tipe IV asetilasi (S4A), tipe IV fosforilasi (S4F), dan glukosa (S5G) yang difermntasi oleh mice digesta flora mencit selama 24 jam pada suhu 37 o C. Pati resisten tipe III dan IV dari buah sukun digunakan oleh bakteri-bkteri asam laktat untuk pertumbuhannya. Semakin tinggi total bakteri asam laktat yang dihasilkan, semakin banyak subtrat tersebut digunakan oleh bakteri-bakteri asam laktat untuk tumbuh. Pati resisten tipe III dan IV dari buah sukun memiliki sifat prebiotik karena mengandung subtrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan
4 bakteri kolon dan bakteri-bakteri asam laktat yang menghasilkan asam dan dapat menurunkan ph. Penurunan ph dapat menyeimbangkan mikroflora dalam usus dan meningkatkan jumlah bakteri yang menguntungkan yang tahan terhadap asam yaitu bakteri asam laktat dan bakteri kolon lainya yang tahan terhadap kondisi asam (Buckle, 1987). Hasil penelitian Hartawan (2009) tentang pengujian prebiotik susu jagung manis kacang hijau menghasilkan total BAL antara 8,670 11,097 log CFU/mL, Violita (2005) tentang pengujian prebiotik terhadap pati resisten ubi jalar, suweg, dan uwi menghasilkan total BAL antara 4,5 9,8 log CFU/mL, dan Husniati (2010) tentang pengujian prebiotik terhadap glukomanan dari singkong, gadung, dan walur menghasilkan total BAL antara 6,16 9,354 log CFU/mL. Hasil penelitian di atas menunjukkan pola kenaikan total BAL, sedangkan pada penelitian total BAL mengalami kenaikan tetapi tidak berbeda nyata yaitu antara 8,351 8,706 log CFU/mL Derajat Keasaman (ph) Gambar 13 menunjukkannya nilai ph kontrol dan perlakuan dari penelitian ini berkisar antara 5,6 5,86. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa total BAL tidak dipengaruhi oleh jenis pati resisten. Uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan S3R, S4A dan S4F tidak berbeda nyata terhadap kontrol S0K dan S5G. Pati sukun memiliki nilai ph sekitar 6,5. Namun demikian nilai ph yang diperoleh dari hasil fermentasi, terjadi penurunan ph untuk semua perlakuan yaitu dari 6,5 5,11. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau diserap dalam usus halus dapat digunakan oleh bakteri dalam usus besar (kolon) untuk memproduksi sejumlah SCFA (Shorth Chain Fatty Acid) yang menyebabkan ph lumen usus besar menurun sehingga terjadi penurunan ph (Prangdimurti et al., 2007). Menurut Hijova et al. (2007) menyatakan bahwa peningkatan hasil SCFA akan menurunkan ph. 7,000 6,000 ph -Kontrol 5,000 4,000 3,000 2,000 5,770 5,600 5,747 5,860 5,110 1,000 0,000 Gambar 13. Nilai ph kontrol pati alami (S0A), tipe III retrogradasi (S3R), pati resisten tipe IV asetilasi (S4A), tipe IV fosforilasi (S4F), dan glukosa (S5G) yang difermntasi oleh mice digesta flora mencit selama 24 jam pada suhu 37 o C.
5 4.4. Daya Fermentabilitas Daya fermentabilitas berdasarkan total asam lemak bebas yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 35,534% - 62,858%. 105,000 Daya Fermentabilitas (%) 85,000 65,000 45,000 25,000 35,534 51,113 62,858 44, ,000 5,000 Gambar 14. Daya fermentabilitas kontrol pati alami (S0A), tipe III retrogradasi (S3R), pati resisten tipe IV asetilasi (S4A), tipe IV fosforilasi (S4F), dan glukosa (S5G) yang difermntasi oleh mice digesta flora mencit selama 24 jam pada suhu 37 o C. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa daya fermentabilitas dipengaruhi oleh jenis pati resisten. Uji BNT terhadap daya fermentabilitas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara daya fermentabilitas. S3R, dan S4F terhadap S0K tetapi berbeda nyata terhadap S5G. Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten memiliki daya fermentabilitas yang baik yaitu dapat menyamai pati alami tetapi lebih rendah dari glukosa. S4A berbeda nyata terhadap S0K tetapi tidak berbeda nyata terhadap S5G. Hal ini menunjukkan bahwa pati resisten tipe IV asetilasi memiliki daya fermentabilitas yang lebih baik dari pati alami yaitu menyamai glukosa yang memiliki daya fermentabilitas 100%. Hal ini disebabkan subtrat dari pati resisten tipe IV asetilasi lebih mudah difermentasi oleh bakteri asam laktat Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 35,534% 62,585%. Pada penelitian Violita (2005), hasil yang didapatkan untuk daya fermentabilitas pati resisten ubi jalar sebesar 13,56%, pati resisten suweg 92,87%, pati resisten uwi 72,77%. Pada penelitian Hartawan (2009) daya fermentabilitas yang diperoleh dari formulasi antara jagung manis dan kacang hijau (F1), 2:1 (F2), 1:1 (F3), 1:2 (F4) dan 1:3 (F5). Daya fermentabilitas yang dihasilkan F1 (26,7%), F2 (37,9%), F3 (42,8%), F4 (47,4%), F5 (50,7%). Berdasarkan hasil terebut dan jika dibandingkan dengan daya fermentabilitas pada penelitian ini, pati resisten tipe III dan IV termodifikasi dari pati buah sukun memiliki berpotensi prebiotik yang baik. Hasil di atas menunjukkan bahwa daya fermentabilitas pati resisten lebih besar dibandingkan ubi jalar dan formulasi jagung manis dengan kacang hijau (F1 dan F2).
6 4.5. Penentuan Terbaik Penentuan perlakuan terbaik untuk pati resisten yang berpotensi sebagai prebiotik ditentukan dengan pertimbangan berbagai parameter yang dianalisis (Tabel 4) yaitu nilai ph, total asam lemak bebas, total bakteri asam laktat, dan daya fermentabilitas yang mendekati pembanding glukosa sebagai kontrol positif. Suatu bahan dapat dikategorikan sebagai prebiotik jika bahan tersebut dapat difermentasi secara selektif oleh bakteri yang menguntungkan yang terdapat dalam usus besar. Tabel 4. Perbandingan hasil pengamatan antar perlakuan Pengamatan Total asam 0,715 ab 0,824 bc 0,888 bc 0,675 a 1,095 c lemak bebas (%) SCFA 3.072, , , , ,5 Total bakteri asam 8,706 a 8,586 a a 8,355 a 8,800 a laktat(log koloni/ml) Nilai ph 5,770 b 5,600 ab 5,747 b 5,860 b 5,110 a Daya fementabilitas(%) % Kandungan RS 1,140 b 2,066 a 1,431 b 1,474 b - Keterangan : S0K : Pati sukun tanpa perlakuan S3R : Pati tipe III retrogradasi S4A : Pati resisten tipe IV asetilasi S4F : Pati tipe IV fosforilasi S5G : Glukosa
7 Pada tabel 4 terlihat bahwa perlakuan S3R yang memiliki nilai total asam lemak bebas, total bakteri asam laktat, dan ph yang tidak berbeda nyata terhadap S5G sebagai kontrol positif fermentasi dan S0K kontrol pati alami. Berdasarkan data tersebut, perlakuan terbaik yang ditetapkan adalah S3R yaitu pati resisten tipe III retrogradasi.
I. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung pada pemanfaatannya biasa digunakan dalam kuliner atau makanan tradisional masyarakat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu produk pangan fungsional yang berkembang saat ini dan baik untuk kesehatan usus adalah produk sinbiotik. Produk sinbiotik merupakan produk yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak menular dan sekitar 3,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA (Cocos Nucifera L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SCFA (Short Chain Fatty Acid) PADA FECES TIKUS WISTAR JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph
IV HASIL DAN PEMBAHSAN 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph Derajat keasaman (ph) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan pada saat proses fermentasi. ph produk fermentasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI
KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI Oleh : Khalimatul Janah NPM 0933010016 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3 NH3 atau amonia merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil degradasi protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan. Secara alami pati ditemukan dalam bentuk butiran-butiran yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pati merupakan polimer glukosa yang banyak ditemukan dalam jaringan tumbuhan. Secara alami pati ditemukan dalam bentuk butiran-butiran yang disebut granula. Granula
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang salah satunya disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (FAO/WHO, 200; FAO/WHO, 2002;
Lebih terperincibermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Porang (Amorphophallus oncophyllus) termasuk salah satu jenis tanaman iles iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Masalah Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah pengembangan santan menjadi minuman susu kelapa. Santan kelapa sebagai bahan baku
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam
Lebih terperinciANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT
Laporan Tugas Akhir ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus bulgaricus Growth In Glucose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut data yang dikeluarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,
18 PENDAHULUAN Latar Belakang Karbohidrat merupakan senyawa organik yang jumlahnya paling banyak dan bervariasi dibandingkan dengan senyawa organik lainnya yang terdapat di alam. Sumber utama karbohidrat,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein hati broiler yang diberi probiotik selama pemeliharaan dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperglikemia merupakan suatu tanda terjadinya gangguan pada metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat terjadi karena ketidakmampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Mojosari merupakan itik lokal yang berasal dari Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik ini merupakan petelur unggul. Telur itik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak
Lebih terperinciKONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes
KONSEP DASAR ILMU GIZI Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DEFINISI Ilmu yg mempelajari segala sesuatu ttg makanan dalam hubungannya dg kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bhs Arab ghizda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti makanan pokok karena mengandung karbohidrat sebesar 27,9 g yang dapat menghasilkan kalori sebesar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk probiotik diharapkan mengandung sel probiotik hidup dalam jumlah tertentu, namun aktivitas metabolismenya diharapkan tidak menyebabkan perubahan pada produk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. permukaan dasar rumpun. Tunas bambu muda tersebut enak dimakan, sehingga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rebung Bambu Tabah Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa Jawa), oleh masyarakat pedesaan sudah sejak jaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Rebung merupakan
Lebih terperincitepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan
145 PEMBAHASAN UMUM Peranan mikroflora dalam fungsi fisiologis saluran pencernaan ikan bandeng telah dibuktikan menyumbangkan enzim pencernaan α-amilase, protease, dan lipase eksogen. Enzim pencernaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Total Mixed Ration (TMR) Pakan komplit atau TMR adalah suatu jenis pakan ternak yang terdiri dari bahan hijauan dan konsentrat dalam imbangan yang memadai (Budiono et al.,
Lebih terperinciPengembangan Produk Tepung Pisang dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat Prebiotik sebagai Bahan Pangan Fungsional
HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II TAHUN 2009 Pengembangan Produk Tepung Pisang dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat Prebiotik sebagai Bahan Pangan Fungsional Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciPENGARUH KONSUMSI TEPUNG PRA MASAK PISANG TANDUK DAN PISANG RAJA NANGKA PADA SIFAT FISIK DAN KIMIA DIGESTA TIKUS PERCOBAAN SKRIPSI
PENGARUH KONSUMSI TEPUNG PRA MASAK PISANG TANDUK DAN PISANG RAJA NANGKA PADA SIFAT FISIK DAN KIMIA DIGESTA TIKUS PERCOBAAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan minuman terhadap kesehatan, sehingga memicu berkembangnya produk-produk pangan yang memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan telah banyak dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan kalori sebesar 123 kalori per 100 g bahan (Rukmana, 1997). Berdasarkan kandungan tersebut, ubi
Lebih terperincimerupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pangan siap santap berupa makanan cair atau berupa bubur instan merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat sekarang. Saat ini produk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan
Lebih terperinci8. PEMBAHASAN UMUM Peningkatan RS melalui Modifikasi Proses Fermentasi Spontan dengan Siklus Pemanasan Bertekanan-Pendinginan
99 8. PEMBAHASAN UMUM Telah dilakukan upaya untuk meningkatkan sifat prebiotik tepung pisang yaitu dengan meningkatkan kandungan pati resisten (RS) tepung pisang melalui kombinasi fermentasi spontan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Perubahan Konsetrasi N-NH 3 Fermentasi pakan di dalam rumen ternak ruminansia melibatkan aktifitas mikroba rumen. Aktifitas fermentasi tersebut meliputi hidrolisis komponen bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk pangan fungsional semakin meningkat. Global Industry Analysis memprediksi pertumbuhan produk pangan fungsional mencapai
Lebih terperinciTIPE III DAN TIPE IV PATI SINGKONG
SKRIPSI RESISTANT STARCH TIPE III DAN TIPE IV PATI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz), SUWEG (Amorphophallus campanulatus), DAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) SEBAGAI PREBIOTIK Oleh : RIBKA JULIANA F24102094
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Ransum Komplit Karakteristik fisik silase diamati setelah silase dibuka. Parameter yang dilihat pada pengamatan ini, antara lain: warna, aroma silase, tekstur
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk
Lebih terperinciPOLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi
POLISAKARIDA Shinta Rosalia Dewi Polisakarida : polimer hasil polimerisasi dari monosakarida yang berikatan glikosidik Ikatan glikosidik rantai lurus dan rantai bercabang Polisakarida terbagi 2 : Homopolisakarida
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Karakter fisik merupakan karakter yang dapat diamati secara langsung, karakter fisik yang diamati pada penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Durian Lay (Durio kutejensis) atau dikenal juga dengan sebutan Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. Buah durian lay tergolong
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI
UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Makanan hasil fermentasi sudah dikenal sejak lama dan terdapat di berbagai negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah berdasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Susu Sapi, Kedelai Fermentasi dan Kombinasinya Terhadap Kolesterol Daging Ayam Broiler. Hasil pengatamatan kadar kolesterol daging pada ayam broiler pada penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala ciptaannya. Sekecilkecilnya makhluk ciptaannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak villi. Pada permukaan
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Pengaruh Penambahan Bakteri Probiotik yang Dipacu dengan Prebiotik Ubi Jalar Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Shigella dysenteriae Secara In Vitro Safitri Nur Rahmi 1, R. Fx. Saptono Putro 2, Suyana 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global,
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global, jumlah penderita DM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pakan Ternak Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Konsumsi Nutrien Pakan oleh Ternak pada Masing-Masing Perlakuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme berperan dalam industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme berperan dalam industri makanan dan minuman fermentasi. Mikroorganisme juga secara alamiah mampu mendegradasi senyawa-senyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan menjadi salah satu hal penting dalam penentu kesehatan dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat masih rendah.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Lemak Daging Ayam Broiler yang Diberi Probiotik Berbasis Susu Sapi dan Susu Kedelai Fermentasi. Hasil pengamatan kadar lemak daging ayam broiler pada peneitian dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biogas Biogas menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan limbah, khususnya pada bidang peternakan yang setiap hari menyumbangkan limbah. Limbah peternakan tidak akan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS Sifat-sifat fisis-mekanis kemasan yang digunakan untuk mengemas yogurt kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)
TINJAUAN PUSTAKA Singkong Singkong atau ubi kayu, tergolong dalam famili Euphorbiaceae, genus Manihot dengan spesies esculenta Crantz dengan berbagai varietas (Henry, 2007). Bagian tanaman yang biasanya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian mengenai pengaruh biokonversi biomassa jagung oleh mikroba Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae,
Lebih terperinciMenurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan manusia. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2007
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Awal Bahan Proses ensilase atau fermentasi akan menyebabkan perubahan nutrisi. Kondisi bahan setelah ensilase baik secara fisik maupun nutrisi, terlihat pada Tabel 4. Pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum. Tabel 6. Rataan Panjang dan Diameter Ileum Itik Cihateup.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum. Rataan panjang dan diameter ileum itik Cihateup setelah pemberian FOS disajikan pada Tabel 6 berikut, Tabel 6. Rataan Panjang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup
PENDAHULUAN Latar Belakang Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup dikenal dan disukai masyarakat Indonesia dari anak-anak sampai orang dewasa pada umumnya. Sosis adalah jenis makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber
Lebih terperinciDISERTASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor di Program Doktor Ilmu Pertanian
KARAKTERISASI SIFAT FUNGSIONAL DAN IDENTIFIKASI NILAI INDEKS GLIKEMIK SERTA SIFAT HIPOGLIKEMIK BERAS ANALOG BERBASIS PATI SAGU (Metroxylon spp.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DISERTASI Disusun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Sosis Sapi Nilai ph Sosis Sapi Substrat antimikroba yang diambil dari bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa amonia, hidrogen peroksida, asam organik (Jack
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini dikarenakan asam - asam organik yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) dalam Lathiifah dkk. (2014), produksi nanas
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi data merupakan pemaparan dan penggambaran data yang dihasilkan selama proses penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126
Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineral Mikro Organik Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliput fisik, mental,dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinci