INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA PIPA STEAM GENERATOR MENGGUNAKAN METODE RADIOGRAPHY TEKNIK PANORAMIC (STUDI KASUS DI PT. TACHI JINO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA PIPA STEAM GENERATOR MENGGUNAKAN METODE RADIOGRAPHY TEKNIK PANORAMIC (STUDI KASUS DI PT. TACHI JINO)"

Transkripsi

1 INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA PIPA STEAM GENERATOR MENGGUNAKAN METODE RADIOGRAPHY TEKNIK PANORAMIC (STUDI KASUS DI PT TACHI JINO) Muhammad Zaky 1, Syukran 2, Azwar 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl Banda Aceh-Medan Km 280 PO Box 90 Buketrata, Lhokseumawe muhammadzaky05@gmailcom Abstrak Inspeksi Sambungan Las Pada Pipa Steam Generator Menggunakan Metode Radiography Teknik Panoramic (Studi Kasus Di PT Tachi Jino) dengan membuat Exposure Time menggunakan Tulisan ini membahas tentang Penyinaran menggukan teknik Panoramic pada sambungan las pada pipa steam generator yang berukuran 10 inchi (Schedule Pipe-40) yang ada pada PT Cladteck Bi Metal, Batu Ampar, Batam, Kepualauan Riau Tujuan dari Inspeksi ini adalah, melakukan Penyinaran dengan teknik panoramic, membuat kalkulasi menggunakan pada Radiography Pengoprasian ini di lakukan dengan kamera Radiography tipe Gamma Ammersham 661 Co-60 yang berkapasitas 150 Ci Dari hasil yang sudah diperhitungkan, waktu penyinaran (Exposure Time) yang digunakan adalah dengan menggunakan yaitu 81 detik dengan nilai film error 0,88 % lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan rumus teknik (manual) yaitu 71 detik dengan nilai film error sebesar 11,4 % Pada proses penyinaran Radiography Operator menggunakan, dari hasil penyinaran yang diketahui bahwa pada posisi 0-15 terdapat Porosity yang cukup signifikan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter Sedangkan pada posisi memiliki las-lasan yang cukup memenuhi syarat, sehingga dinyatakan clear oleh Interpreter dan pada posisi 30-0 terdapat Lack Of Fusion yang cukup signifikan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter Pada akhirnya hasil dari film sangat berpengaruh pada waktu Exposure Time Kata Kunci : Steam Generator, metode radiography teknik panoramic, kamera gamma ammersham 661 Co 60, exposure time, lack of Fusion 1 Pendahuluan 11 Latar Belakang PT Tachi Jino Technical Inspection and Certiffication Services, Batam Indonesia merupakan perusahaan yang mandiri/ independen yang bergerak dibidang jasa inpeksi teknik dan sertifikasi serta pelatihan, di bawah pengawasan badan pendidikan dan Disnakertrans Batam, Kepulauan Riau Inspeksi adalah suatu cara atau metode untuk melakukan pemeriksaan/pengecekan terhadap kondisi teknik peralatan kerja/alat kerja agar peralatan kerja/alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (safety) sehingga tidak menimbulkan bahaya saat peralatan kerja/alat kerja tersebut digunakan/sedang beroperasi Adapun dari berbagai macam ruang lingkup inspeksi yang dilakukan pada setiap perusahaan industri, salah satunya adalah inspeksi sambungan las pada pipa steam generator Steam Generator adalah suatu alat yang digunakan oleh berbagai macam Perusahaan Industri untuk memproduksi uap panas (steam) untuk menggerakkan turbin Dalam pengoperasiannya fluida panas yang mengalir di pipa steam generator dapat membentuk/terjadinya steam shock yang dapat mengakibatkan kebocoran terhadap sambungan las pada pipa steam generator Sehingga sambungan las pada pipa steam generator tersebut perlu dilakukannya inspeksi Radiography untuk melihat kebocoran yang terjadi terhadap sambungan las pada pipa steam generator tersebut Metode Radiography merupakan salah satu dari Non-Destructive Test (NDT) sebagai suatu evaluasi fisik dari suatu objek benda padat yang diuji Dorongan utamanya bahwa aktivitas pengujian Radiography atau inspeksi terhadap suatu benda/material menggunakan sumber radiasi untuk mengetahui adanya cacat, retak, porosity, dan discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita uji Jurnal Polimesin (ISSN: ), Volume 15, Nomor 2, Agustus

2 Dengan memanfaatkan sinar radiasi yang bersumber dari pancaran radiasi isotop nuklir dari Co-60 yang ditempatkan di kamera Radiograghy Energy radiasi tersebut selanjutnya dipindahkan ke bentuk gambar (image) film melalui proses penyinaran (exposure) dengan waktu tertentu Film hasil penyinaran tersebut selanjutnya dilakukan proses pembentukan image (processing film) agar keseluruhan indikasi yang ada di material dapat dihasilkan dengan baik Sesuai dengan ASME Code Section V, untuk melihat kerusakan/cacat las yang terdapat pada sambungan las pada pipa steam generator Penulis menggunakan teknik Penyinaran SWSI atau Teknik Panoramic Untuk teknik panoramic, beberapa parameter utama yang berpengaruh menghasilkan kualitas image Radiography yang baik, yaitu : cahaya viewer harus terbaur (terdifusi), tidak ada cahaya yang menyilaukan (interpreter), cahaya ruangan harus terang, dan waktu penyinaran (exposure time) yang akurat 3 Hasil Penelitian 31 Material Gambar 31 Pipa Posisi Metoda Penelitian 21 Diagram Alir Gambar 32 Pipa Posisi 30-0 Gambar 33 Pipa Posisi Jurnal Polimesin (ISSN: ), Volume 15, Nomor 2, Agustus

3 927 x 2254 x 1,2 x detik x 5, ,50 detik 352,86 71 detik detik 35 Hasil Perhitungan Exposure Time Menggunakan Rumus SFD kurva = 610 mm A (Aktivitas Curie) = 5,881 Ci SFD Panoramic = 127 mm E (Paparan Radiasi) = 183,06 Ci menit Gambar 34 Instalasi Pipa Steam Generator 32 Perhitungan Kapasitas Camera Jenis sumber radiasi yang dipakai Radiography Test di PT Tachi Jino adalah Co-60, dengan waktu paroh 5,2 tahun yang memancarkan gamma X ray yang terbungkus oleh kamera gamma dengan type ammersham dengan berat 22 kg yang menggunakan pelindung Uranium susut kadar ini adalah 2,71 mm untuk sumber Co-60 Material ini juga memiliki kemampuan untuk menyerap pancaran radiasi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan material lainnya seperti timah hitam (Pb) Di Indonesia penggunaan sumber gamma di atas seratus currie tidak dianjurkan Namun, di negara berteknologi tinggi seperti Jepang, aktifitas sumber bisa mencapai lebih dari seratus currie karena dari segi teknologi keamanan mereka lebih unggul Ketika digunakan untuk inspeksi sambungan las pipa steam di PT Cladteck Bi Metal, Batu Ampar, Batam, pada tanggal 5 September s/d 31 Desember 2016 dan 1 Januari s/d 28 Februari 2017 Sumber Co-60 tentu saja sudah mengalami peluruhan sehingga besarnya lebih kecil dari aktifitas semula Pada tanggal tersebut, aktivitas sumber menjadi sekitar 5,9 Ci Secara teoritis, peluruhan aktifitas tersebut adalah sebagai berikut : Waktu peluruhan dimulai dari tanggal 5 September 2016 sampai 28 Februari 2017, yaitu 177 hari SFD panoramic 2 E SFD kurva A 127 mm 2 183,06 Ci menit 610 mm 5,881 Ci 0, ,13 menit 1,349 menit 81 detik 4 Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Waktu Penyinaran (Exposure Time) Menggunakan Rumus Teknik (Manual) Dengan Adapun perbandingan hasil waktu penyinaran (Exposure Time) menggunakan rumus teknik (manual) dengan komputasi dapat dilihat pada tabel 41 Tabel 41 Perbandingan Hasil Perhitungan Waktu Penyinaran (Exposure Time) Menggunakan Rumus Teknik (Manual) Dengan No 1 Job Line Pipa 10 inchi, 40 Pipe Schedule Rumus Teknik (Manual) 71 detik 81 detik Film Error 11,4 % 0,88 % 33 Perhitungan Aktivitas Sumber Radiasi Adapun aktivitas sumber radiasi adalah sebagai berikut : A = Ao e (ln2/t paroh)t A = 91 2 (-0,693/5,2 tahun)177 A = 91 0,06463 Ci A = 5,881 Ci 34 Hasil Perhitungan Exposure Time Menggunakan Rumus Teknik (Manual) Thickness x jml tebal x 1,2 shift ln x SFD2 60 x Ci Jadi, waktu yang dipakai pada proses penyinaran Radiography adalah dengan menggu akan komputasi yaitu 81 detik dengan nilai film error hanya 0,88% lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan rumus teknik (manual) yaitu 71 detik dengan nilai film error sebesar 11,4% 41 Sensitifitas Pada semua posisi film, kawat peni muncul 4 buah dengan diameter terkecil 0,032 inchi Sehingga sensitifitasnya adalah sebagai berikut : Jurnal Polimesin (ISSN: ), Volume 15, Nomor 2, Agustus S = Φ diameterkawatter kecil inc hi x tebalmaterial inc hi S = 0,032 0, % 100%

4 S = 8,7 % Nilai tersebut tidak sesuai karena sensitifitas di atas 2 % Hal tersebut disebabkan oleh pemakaian penetrameter yang kurang sesuai 42 Tabel Hasil Perbandingan Adapun tabel hasil perbandingan waktu penyinaran (exposure time) dapat dilihat pada tabel 42 Tabel 42 Hasil Perbandingan Waktu Penyinaran (Exposure Time) Menggunakan Rumus Teknik (Manual) Dengan Rumus Dilapangan Rumus yang digunakan terlalu rumit sehingga si operator banyak terbuang waktu Hasil kurang akurat dan presisi Dalam ini banyak waktu terbuang si operator menginput data ulang sebulan, Harus teliti rumus Pengguna ( user ) memiliki keahlian rumus Menggunakan menggunakan melalui computasi Hasil akurat,tepat kondisi tertentu di lapangan me input data karena tersimpan secara otomatis per/bulan Proses terprogram secara computasi Pengguna ( user ) tidak harus memiliki keahlian khusus menggunakan ini Ke ter an ga n Per hit ung an Wa ktu Pen yin ara n generator seperti yang terlihat pada gambar 41, 42, dan 43 Dapat diketahui bahwa pada gambar 41 film pada posisi 0-15 menunjukan adanya cacat las Distributed Porosity Cacat Las Distributed Porosity ini diakibatkan oleh jarak antara busur las dengan material terlalu jauh, arus listrik terlalu tinggi, jalannya kawat las terlalu cepat, kecepatan aliran gas terlalu rendah, dan gas pelindung tidak murni Distributed Porosity Gambar 41 Film Untuk Posisi 0-15, Terdapat Cacat Las Yaitu Distributed Porosity Dan pada gambar 42 film pada posisi tidak adanya cacat las (No Defect), sehingga pada posisi ini tidak perlu dilakukannya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan clear oleh Intepreter Gambar 42 Film Untuk Posisi 15-30, No Detect Pada gambar 43, film pada posisi 30-0 terdapat cacat las Lack Of Fusion yang cukup significan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter Lack Of Fusion ini diakibatkan oleh kecepatan jalannya busur las tidak stabil, Arus listrik (Ampere) las terlalu rendah, semburan bunga api las tidak seragam / rata 43 Artifact Dan Cacat Dengan melihat hasil penyinaran film Radiography untuk sambungan las pada pipa steam generator, hasil tersebut ditampilkan pada report seperti yang terlampir di laporan ini Adapun perbesaran gambar hasil penyinaran film Radiography pada sambungan las pipa steam Jurnal Polimesin (ISSN: ), Volume 15, Nomor 2, Agustus

5 Distributed Porosity Gambar 43 Film Untuk Posisi 30-0, Terdapat Cacat Las Lack Of Fusion 5 Kesimpulan Dari Inspeksi Radiography yang telah dilakukan di PT Cladteck Bi Metal, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan terkait dengan bidang Uji Radiography adalah sebagai berikut : 1 Secara umum, tehnik radiografi dikelompokkan menjadi 3 tehnik yaitu tehnik DWSI (Double Wall Single Image), DWDI (Double Wall Double Image), dan SWSI (Single Wall Single Image) 2 Berdasarkan standar ASME section V artikel 2T-271, untuk inspeksi pipa, OD nominal lebih besar dari 3,5 inchi maka digunakan tehnik DWSI, OD nominal lebih kecil dari 3,5 inchi digunakan tehnik DWDI, Sedangkan untuk OD 10 inchi digunakan tehnik SWSI 3 Waktu peluruhan dari 5 September 2016 sampai 28 Februari 2017 adalah 177 hari, dengan nilai A (Aktivitas Curie) adalah 5,881 Ci 4 Adapun hasil waktu penyinaran yang digunakan pada proses penyinaran Radiography teknik panoramic adalah selama t = 81 detik dengan nilai film error hanya 0,88 % 5 Adapun hasil penyinaran yang tampak pada film hasil inspeksi Radiography adalah sebagai berikut : - Film pada posisi 0-15 terdapat cacat las Distributed Porosity Cacat Las Distributed Porosity ini diakibatkan oleh jarak antara busur las dengan material terlalu jauh, arus listrik terlalu tinggi, jalannya kawat las terlalu cepat, kecepatan aliran gas terlalu rendah, dan gas pelindung tidak murni - Film Untuk Posisi 15-30, tidak adanya cacat las (No Defect) sehingga pada posisi ini tidak perlu dilakukannya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan clear oleh Intepreter - Film Untuk Posisi 30-0, Terdapat Cacat Las Lack Of Fusion, yang cukup significan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter Lack Of Fusion ini diakibatkan oleh kecepatan jalannya busur las tidak stabil, Arus listrik (Ampere) las terlalu rendah, semburan bunga api las tidak seragam / rata 6 Dalam ilmu Radiografi kenyataan di lapangan terkadang berbeda dengan teori yang ada Standar Operasional yang berbeda-beda, keadaan material di lapangan yang tidak menunjang dan cost (biaya) menjadi faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tersebut Dalam dunia industri semua factor tersebut sangat diperhitungkan karena berpengaruh terhadap produktifitas Daftar Pustaka [1] ASME V Code Sect Rumus Perhitungan Waktu Penyinaran Teknik Panoramic [2] ASME V Code Sect Teknik Penyinaran Radiography [3] Bagiyono 2000 Inspeksi Sambungan Las Pada Pipa Steam Generator Jakarta [4] BATAN 2009 Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Peralatan Radiography Industri Perka BAPETEN No 7 Tahun 2009 Jakarta [5] BSN 2008 Proteksi Radiasi Peralatan Untuk Radiography Gamma Industri SNI ISO 3999;2008 Jakarta [6] Gilang 2002 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Inspeksi Pipa Jakarta [7] Gilang 2002 Teknik Penyinaran Radiography Jakarta [8] Gilang 2002 Rumus Perhitungan Penyinaran Teknik Panoramic Jakarta [9] Irfandi Zulfi 2014 Teknik Inspeksi Material Fe Pada Pengujian Radiographic Testing Radiography Testing Batam [10] Jumpreno 2012 Safety Testing Evaluation Of Industrial Radiography Gamma Camera Of Type Portable At PTKMR-BATAN Jakarta [11] Welding Inspector Course 2007 Karakteristik Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) [12] Welding Inspector Course 2007 Jenis- Jenis Cacat Las Jurnal Polimesin (ISSN: ), Volume 15, Nomor 2, Agustus

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil pengujian Berdasarkan penelitian dan inspeksi dilapangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pengerjaan Nondestructive Test. Pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN   ABSTRAK ABSTRACT Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM

RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM RADIOGRAFI CO-60 PADA KUBUS CORAN TIMAH HITAM Djoli Soembogo, Harun Al Rasyid R., Namad Sianta Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN, Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. E-mail : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI RADIOGRAFI Ir 192 DAN Se 75 UNTUK INSPEKSI PIPA KETEL UAP PEMBANGKIT LISTRIK PLTU BATU BARA

KAJIAN APLIKASI RADIOGRAFI Ir 192 DAN Se 75 UNTUK INSPEKSI PIPA KETEL UAP PEMBANGKIT LISTRIK PLTU BATU BARA KAJIAN APLIKASI RADIOGRAFI Ir 192 DAN Se 75 UNTUK INSPEKSI PIPA KETEL UAP PEMBANGKIT LISTRIK PLTU BATU BARA Soedardjo PUSAT TEKNOLOGI REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW TUG AS AK HIR Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW DIS US UN OLEH : AC HMAD VENDY NAFIYANTO 4104.100.013

Lebih terperinci

RADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT

RADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT RADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT Djoli Soembogo, Harun Al Rasyid R dan Namad Sianta Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN. Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. email: djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo 4104.100.024 Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng Latar Belakang CuNiFe merupakan material yang banyak diaplikaskan dalam dunia maritim sebagai bahan yang baik ketahanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi, I - 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi, perawatan dan perbaikan konstruksi baja. Pengelasan atau welding merupakan bidang keahlian

Lebih terperinci

ANALISIS CACAT PADA PLAT CARBON STEEL MENGGUNAKAN SOFTWARE ISEE UNTUK HASIL FILM IMAGING PLATE(IP)

ANALISIS CACAT PADA PLAT CARBON STEEL MENGGUNAKAN SOFTWARE ISEE UNTUK HASIL FILM IMAGING PLATE(IP) ANALISIS CACAT PADA PLAT CARBON STEEL MENGGUNAKAN SOFTWARE ISEE UNTUK HASIL FILM IMAGING PLATE(IP) 1 Fitri Suryaningsih, 2 Harun Al Rasyid 1) Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Gedung 71 Kawasan PUSPIPTEK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN PENELITIAN Baja karbon rendah lembaran berlapis seng berstandar AISI 1010 dengan sertifikat pabrik (mill certificate) di Lampiran 1. 17 Gambar 3.1. Baja lembaran SPCC

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja ataupun konstruksi sebuah mesin, dimana nilai kekakuan yang tinggi dari suatu material yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r T u g a s A k h i r BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengujian NDT (Non destructive Testing) adalah pengujian yang sering dilakukan untuk pengujian kualitas suatu produk. Kualitas produk merupakan

Lebih terperinci

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,

Lebih terperinci

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( ) Oleh: Agung Mustofa (6207030006) Muhammad Hisyam (6207030022) JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG

RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. email: djoli@batan.go.id ABSTRAK RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART 18 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART INSPEKSI PART NG PERBAIKAN REPAIR OK

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE Oleh Nama : Roby Pratomo NPM : 26409806 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN IV-1 BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Prosedur pengujian kualifikasi reparasi pengelasan pada proses pembuatan pipa dilakukan berdasarkan kriteria penerimaan dalam API 5L edisi ke 43 tahun

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HEAT INPUT PENGELASAN GMAW BAJA A36 MELALUI PEMERIKSAAN HASIL LAS

OPTIMALISASI HEAT INPUT PENGELASAN GMAW BAJA A36 MELALUI PEMERIKSAAN HASIL LAS 45 OPTIMALISASI HEAT INPUT PENGELASAN GMAW BAJA A36 MELALUI PEMERIKSAAN HASIL LAS Heri Wibowo 1,2, M.Noer Ilman 1, PriyoTri Iswanto 1 1 Departemen Teknik Mesin dan Industri - Universitas Gadjah Mada 2

Lebih terperinci

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA Pudin Saragih 1 Abstrak. Kekuatan sambungan las sangat sulit ditentukan secara perhitungan teoritis meskipun berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW Azwinur 1, Saifuddin A. Jalil 2, Asmaul Husna 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2 PENGARUH VARIASI KECEPATAN PENGELASAN PADA PENYAMBUNGAN PELAT BAJA SA 36 MENGGUNAKAN ELEKTRODA E6013 DAN E7016 TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2 Lecture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Alat Dan Material Penelitian 1. Material penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 3. Komposisi kimia baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Perlu diketahui bahwa ada

Lebih terperinci

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah Pengaruh Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustafa No. 23. Bandung 4124 Yusril@itenas.ac.id,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu

Lebih terperinci

Pelaksanaan Uji Tarik

Pelaksanaan Uji Tarik Pelaksanaan Uji Tarik Hasil Uji Tarik Repair 3x No. Code Materi al C.S.A (mm 2 ) Tensile Test Results F ult (kn) σ ult (Kgf/mm 2 ) Remark 1. 4.1.1 284.39 145.5 52.17 Break at WM 2. 4.1.2 281.36 144.5 52.37

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA Petrus Zacharias, Harno Garnito, Tri Wahono Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang Selatan,

Lebih terperinci

Pengujian Tak Merusak Penetrant Testing

Pengujian Tak Merusak Penetrant Testing Pengujian Tak Merusak Penetrant Testing Disusun oleh : Ariseno Adhi Saputra (3331121968) Kelas A JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2014 Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi pengelasan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengingat area sambungan ini sangat critical,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material. Pada skripsi ini menggunakan dua jenis main material yang berbeda atau main material yang berbeda karakteristik dam komposisi kimianya antara Low Carbon steel ( SA 516

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN Widya PENGARUH Teknika Vol.22 VARIASI No.1; Maret AMPERE 2014 PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] ISSN 1411 0660: 47-51 PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN

Lebih terperinci

MATERI PEMBINAAN AHLI K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

MATERI PEMBINAAN AHLI K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI AHLI K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI NO II III IV KELOMPOK DASAR. Kebijakan K3. Dasar Dasar K3 3. Undang Undang Tahun 970 4. Sistem Manajemen K3 5. Investigasi Kecelakaan Kerja KELOMPOK KEAHLIAN.

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah proses penyambungan material ferrous atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor manusia, peralatan pendukung keselamatan, dan juga sistem manajemen keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37 PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO Prof.Ir.Sasi Kirono,Msi 1., Arief Sanjaya Lecture 1,College student,departement

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan merupakan suatu proses penting di dalam dunia industri dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan industri, karena memegang peranan utama dalam

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST. Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi

LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST. Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi LAPORAN RESMI RADIOGRAFI TEST Disusun Oleh : Akhmad Haris Zulkhamdi 6207030002 PRODI BANGUNAN KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNA KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik

I. PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik pengelasan logam. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pengelasan telah mengalami perkembangan

Lebih terperinci

PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 July 20 2011 PRODI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Presented by: WILDANUM MUKHOLLADUN 6308030004 Latar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Menimbang : Menetapkan : a. bahwa dengan kemajuan tehnik dan teknologi

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : HENDRA ADHI NAGARA NIM : D.200.01.0173 NIRM : 01.6.106.03030.50173

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.

Lebih terperinci

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 581 1770 Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta M. Tekad Reza R 1, Galih Anindita,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai dengan bulan September Tahun 2011 bertempat di 4 tempat yang berbeda pada

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL Muhammad Sabil 1, Ilyas Yusuf 2, Sumardi 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik

Lebih terperinci

Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara

Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara Nama : Bayu Arista Kelas : 3IC04 NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto,

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L GIVING EFFECT TO HEAT THE BEGINNING OF THE NATURE OF WELDING TIG PHYSICAL AND MECHANICAL

Lebih terperinci

MACAM-MACAM CACAT LAS

MACAM-MACAM CACAT LAS MACAM-MACAM CACAT LAS Oleh : Arip Wibowo (109511414319) A. Undercut atau pengerukan Penyebab cacat undercut adalah : a. Arus yang terlalu tinggi b. Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi c. Posisi elektroda

Lebih terperinci

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN Oleh : MUH. NURHIDAYAT 5201412071 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG A. Las TIG ( Tungsten Inert Gas) 1. Pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM. PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM. Disusun Oleh : IGede Angga Wiradharma NRP. 2103 100 003 Dosen Pembimbing Dr. Ir Abdullah

Lebih terperinci

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas. PENGELASAN TIM PERBENGKELAN FTP UB Las busur listrik Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas. Prinsip : 1) menyambung logam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Las listrik SMAW dan GTAW Menurut Boentarto (1995) mengelas listrik adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan pelelehan dengan busur nyala listrik. Cara membangkitkan

Lebih terperinci

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari logam, baik sebagai proses penambalan retak-retak,

Lebih terperinci

PENGARUH PWHT DAN NON PWHT DENGAN LAS SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PIPA ASTM A-106 GRADE B

PENGARUH PWHT DAN NON PWHT DENGAN LAS SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PIPA ASTM A-106 GRADE B SIDANG TUGAS AKHIR PENGARUH PWHT DAN NON PWHT DENGAN LAS SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PIPA ASTM A-106 GRADE B P E M B I M B I N G : I R. R O C H M A N R O C H I E M, M. S C Oleh

Lebih terperinci

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA Oleh : Deddy Hermanto Dosen Pembimbing : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,Ph.D : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,Ph.D

Lebih terperinci

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. Fenoria Putri Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414,

Lebih terperinci

KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK

KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL Author Guidance : Afrian Sugiharto : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,PhD : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,PhD ABSTRAK Las

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Fery Sujatno 1,Budi 2, Achmad Haerudin 3, Jalil 4 1,2,3,4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,

Lebih terperinci

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian

Lebih terperinci

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Ir. Hari Subiyanto, MSc Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia industri, bahan-bahan yang digunakan kadang kala merupakan bahan yang berat. Bahan material baja adalah bahan paling banyak digunakan, selain jenisnya bervariasi,

Lebih terperinci

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan 1), Achmad Choironi Syaiful Huda 2), Dany Maryanto 3) 1,2,3) Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK Syaripuddin Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : syaripuddin_andre@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON TUGAS AKHIR PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON D.14 STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan *, Tutur Angga Kusuma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Baja Baja adalah paduan antara unsur besi (Fe) dan Carbon (C) serta beberapa unsur tambahan lain, seperti Mangan (Mn), Aluminium (Al), Silikon (Si) dll. Seperti diketahui bahwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini penggunaan baja semakin meningkat sebagai bahan industri. Hal ini sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting adalah karena sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.

Lebih terperinci

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

SUBMARGED ARC WELDING (SAW) SUBMARGED ARC WELDING Pengertian (SAW) Submerged Arc Welding (SAW) merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dengan memanaskan serta mencairkan benda kerja dan elektroda oleh busur listrik yang

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS Ikhsan Kholis *) ABSTRAK Untuk peningkatan kompetensi seorang Inspektur Migas atau

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA Febi Rahmadianto. 1) 1) Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Bendungan Sigura-gura 2 Malang

Lebih terperinci