PERANCANGAN MODEL SISTEM INFORMASIPENGELOLAAN OBAT DI APOTEK (Studi Kasus : Apotek Rosa Farma)

Transkripsi

1 PERANCANGAN MODEL SISTEM INFORMASIPENGELOLAAN OBAT DI APOTEK (Studi Kasus : Apotek Rosa Farma) Lusi Melia 1, Dai Hamdai 2 1 Program Studi Sistem Iformasi, Fakultas Tekikda Ilmu Komputer,UNIKOM 2 Program Studi Sistem Iformasi, Fakultas Tekik, Uiversitas Widyatama 1 lusimelia@yahoo.com 2 dai.hamdai@widyatama.ac.id ABSTRAK Apotek adalah suatu tempat tertetu utuk melakuka pekerjaa ke-farmasia da peyalura obat kepada masyarakat. Saat ii masih bayak sekali Apotek yag meagai maajemeya secara maual dalam persediaa obat, trasaksi pejuala da pembelia obat serta dalam pembuata lapora bulaa sehigga memerluka waktu yag lama dalam pelaksaaaya. Peerapa sistem iformasi diharapka aka memudahka dalam pegolaha data secara optimal da terkomputerisasi, serta diolah secara akurat da cepat. Sehigga maajeme dapat megambil keputusa secara efektif da efisie. Utuk memudahka pembuata sistem iformasi dibutuhka suatu model yag meggambarka hubuga atara satu proses bisis dega proses bisis lai yag terdapat di apotek. Alat pemodela sistem iformasi yag diguaka terdiri dari 3 pemodela, yaitu: Cotext Diagram, Data Flow Diagram, da Etity Relatioship Diagram. Kata Kuci: Model, Sistem Iformasi, Obat 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Kesehata merupaka salah satu kebutuha vital masyarakat, sehigga permitaa obat dari tahu ke tahu semaki meigkat. Apotek merupaka suatu tempat distribusi obat. Secara umum, apotek mempuyai dua fugsi, yaitu memberika layaa kesehata, sekaligus tempat usaha yag meerapka prisip laba. Kedua fugsi tersebut dijalaka secara beririga tapa meiggalka satu sama lai. Utuk mecapai tujua yag maksimal dari dua fugsi apotek harus dilakuka pegelolaa apotek yag baik. Perkembaga Sistem Iformasi pada zama moder sekarag ii telah membuat hampir semua aspek dalam kehidupa kita tidak dapat terhidar dari pegguaa peragkat komputer. Fugsi dari pegguaa komputer pada umumya adalah sebagai alat utuk meciptaka sistem yag lebih efektif da efisie terutama dalam hal peyajia iformasi. Diharapka dega pemafaata komputer ii pegolaha data dega cara maual dapat digati sehigga data lebih akurat, efektif da efisie. Apotek sebagai salah satu istitusi pelayaa umum membutuhka sistem iformasi yag akurat dahadal, serta cukup memadai utuk meigkatka pelayaa kepada masyarakat serta ligkuga yag terkait. Namu saat ii masih cukup bayak apotek yag masih melakuka pegolaha data secara maual sehigga risiko terjadiya kesalaha baik dalam proses peyimpaa ataupu pegolaha data cukup tiggi. Demikia juga dega apotek rosa farma yag saat ii masih melakuka pegolaha data secara maual. Trasformasi data mejadi suatu iformasi yag bermafaat bagi perusahaa membutuhka suatu tahapa proses.masig-masig proses biasaya memiliki beberapa

2 proses kecil yag disebut subproses. Pemecaha ii aka mempermudah orgaisasi/perusahaa dalam megkoordiasika setiap proses yag berlagsug. Pemetaa hubuga atara proses dega proses laiya dalam suatu orgaisasi / perusahaa serig diamaka proses pemodela. Pemodela ii diharapka dapat meggambarka proses apa saja yag berlagsug pada suatu kegiata di perusahaa. Berdasarka dari permasalaha diatas, maka kami megambil alteratif peyelesaia dega meracag model sistem iformasi utuk megkomputerisasika pegolaha data pejuala da pembelia obat di apotek, dega memperhatika sistem maual yag ada saat ii da lapora yag aka disajika.. Oleh karea itu, maka peelitia ii diberi judul Peracaga Model Sistem Iformasi Obat di Apotek. Semoga hasil dari peelitia ii bisa mejadi salah satu referesi yag bermafaat bagi pihak apotek maupu peeliti selajutya. 1.2 Rumusa Masalah Berdasarka permasalaha yag telah diuraika di latar belakag, maka peulis merumuska permasalaha tersebut sebagai berikut : Bagaimaa meracag model sistem iformasi pegelolaa data obat di apotek sehigga dapat memiimalisir kesalaha dalam peyimpaa atau pegolaha data obat da dapat memberika iformasi yag lebih efektif, efisie da akurat? 1.3 Tujua Tujua dari peelitia ii adalah utuk meracag model sistem iformasi pegelolaa data obat di apotek yag dapat memiimalisir kesalaha dalam pegelolaa data obat sehigga dapat meghasilka iformasi yag lebih efektif, efisie, da akurat. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Defiisi Sistem Sistem adalah satu hal yag terpetig dalam membuat peracaga sistem iformasi. Pada umumya setiap orgaisasi selalu mempuyai sistem iformasi utuk megumpulka, meyimpa, melihat, da meyalurka iformasi. Sistem iformasi dapat terbetuk karea didorog oleh kebutuha aka iformasi yag terus meigkat yag dibutuhka oleh pegambil keputusa. Meurut Jogiyato (2005) terdapat dua kelompok pedekata dalam medefiisika sistem, yaitu yag meekaka pada prosedurya da yag meekaka pada kompoe atau elemeya. Pedekata sistem yag meekaka pada prosedurya medefiisika sistem sebagai berikut : Sistem adalah suatu jariga kerja dari prosedur-prosedur yag salig berhubuga, berkumpul bersama-sama utuk melakuka suatu kegiata atau utuk meyelesaika suatu sasara tertetu. Pedekata sistem yag meekaka pada kompoe atau elemeya medefiisika sistem sebagai berikut : Sistem adalah kumpula dari eleme-eleme yag beriteraksi utuk mecapai suatu tujua tertetu. Dari kedua pedekata di atas, peulis meyimpulka bahwa sistem adalah kumpula dari eleme- eleme atau sub-sub sistem yag salig beritegrasi da salig berhubuga satu sama lai membetuk satu kesatua utuh utuk melaksaaka suatu fugsi gua mecapai suatu tujua tertetu. Suatu sistem mempuyai karakteristik atau sifat-sifat tertetu, meurut Jogiyato (2005) dalam bukuya yag berjudul Aalisis da Desai Sistem Iformasi atara lai sebagai berikut : 1) Kompoe Sistem

3 Suatu sistem terdiri dari sejumlah kompoe yag salig beritegrasi, yag artiya salig bekerja sama membetuk satu kesatua. Kompoe- kompoe sistem atau eleme- eleme sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagia-bagia dari sistem. Setiap subsistem mempuyai sifat- sifat dari sitem yag mejalaka suatu fugsi tertetu da mempegaruhi proses sistem secara keseluruha. 2) Batasa Sistem Batasa sistem (boudary) merupaka daerah yag membatasi atara suatu sistem dega sistem yag laiya atau dega ligkuga luarya. Batas sistem ii memugkika suatu sistem dipadag sebagai satu kesatua. Batas suatu sistem meujukka ruag ligkup (scope) dari sistem tersebut. 3) Ligkuga luar Sistem Ligkuga luar (eviromet) dari suatu sistem adalah apapu diluar batas dari sistem yag mempegaruhi operasi sistem. Ligkuga luar yag megutugka merupaka eergi dari sistem da dega demikia harus tetap dijaga da dipelihara. Sedagka ligkuga luar yag merugika harus ditaha da dikedalika, kalau tidak maka aka meggaggu kelagsuga hidup dari sistem. 4) Peghubug Sistem Peghubug (iterface) merupaka media peghubug atara satu subsistem dega subsistem yag laiya. Dega peghubug satu subsistem dapat beritegrasi dega subsistem yag laiya membetuk satu kesatua. 5) Masuka Sistem Masuka (iput) adalah eergi yag dimasukka ke dalam sistem diproses da akhirya dikeluarka berupa iformsi yag dibutuhka. 6) Keluara Sistem Keluara (output) adalah hasil dari eergi yag diolah da diklasifikasika mejadi iformasi yag bergua. 7) Pegolaha Sistem Pegolah sistem merupaka suatu bagia yag megolah masuka (iput) da memprosesya agar mejadi output iformasi yag bergua. 8) Sasara Sistem Suatu sistem pasti mempuyai tujua (goal) atau sasara (objective). Jika suatu tidak mempuyai sasara maka operasi sistem tidak aka bergua. Sasara dari sistem sagat meetuka masuka yag dibutuhka sistem da keluara yag dihasilka sistem. Suatu sistem dikataka berhasil apabila megeai sasara atau tujuaya. 2.2 Defiisi Data Data sebagai baha baku iformasi didefiisika sebagai fakta atau sesuatu yag dapat diguaka sebagai iput utuk meghasilka iformasi. Data bisa berupa baha utuk diskusi, pegambila keputusa, perhituga, atau pegukura. Saat ii data tidak harus selalu dalam betuk kata atau kalimat tapi bisa juga dalam betuk suara, gambar diam da bergerak, baik dalam betuk dua atau tiga dimesi. Data dapat didefiisika sebagai deskripsi dari suatu da kejadia yag kita hadapi (Al- Bahra Bi Ladjamudi, 2005). Data dapat berupa catata-catata dalam kertas, buku, atau tersimpa sebagai file dalam database. Data aka mejadi baha dalam suatu proses pegolaha data. Oleh karea itu, suatu data belum dapat berbicara bayak sebelum diolah lebih lajut.

4 2.3 Defiisi Iformasi Iformasi merupaka data yag telah diolah sedemikia rupa sehigga memiliki maka tertetu bagi pegguaya. (Adi Nugroho, 2004). Meurut Davis dalam Abdul Kadir (2003) Iformasi adalah data yag telah diolah mejadi sebuah betuk yag berarti bagi peerimaya da bermafaat bagi pegambila keputusa saat ii atau saat medatag. Meurut Jogiyato (2005) Iformasi adalah data yag diolah mejadi betuk yag lebih bergua da lebih berarti bagi yag meerimaya Dari berbagai pedapat para ahli di atas, dapat disimpulka bahwa iformasi merupaka hasil dari pegolaha data ke dalam suatu betuk yag lebih bergua da lebih berarti bagi peerimaya yag meggambarka suatu kejadia (evet) yag yata (fact) yag diguaka utuk pegambila keputusa. 2.4 Defiisi Sistem Iformasi Meurut Jogiyato (2005) Sistem iformasi dapat didefiisika sebagai suatu sistem di dalam suatu orgaisasi yag merupaka kombiasi dari orag-orag, fasilitas, tekologi, media, prosedur-prosedur da pegedalia yag di tujuka utuk medapatka jalur komuikasi petig, memperoses tipe trasaksi ruti tertetu, member siyal kepada maajeme da yag laiya terhadap kejadia-kejadia iteral da eksteral yag petig da meyediaka suatu dasar iformasi utuk pegambil keputusa cerdik. Meurut Jogiyato (2005) system iformasi dapat terdiri dari kompue kompoe yag disebut dega istilah blok bagua (buildig blok), yaitu blok masuka (iput blok), blok model (model blok), blok dasar data (database blok) da blok kedali (cotrol blok). Sebagai suatu sistem, keeam blok tersebut masig- masig salig beritegrasi satu sama laiya membetuk satu kesatua utuk mecapai sasaraya. 2.5 Defiisi Model Model didefiisika sebagai suatu perwakila atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual. Model memperlihatka hubuga-hubuga lagsug maupu tidak lagsug serta kaita timbal balik dalam istilah sebab akibat Jeis Model Klasifikasi perbedaa dari model memberika pertambaha pedalama pada tigkat kepetigaya, karea dapat dijelaska dalam bayak cara. Model dapat dikategorika meurut jeis, dimesi, fugsi, tujua pokok pegkajia atau derajad keabstrakaya. Kategori umum adalah jeis model yag pada dasarya dapat dikelompokka mejadi ikoik, aalog, da simbolik. Pada beberapa hal, sebuah model dibuat haya utuk semacam deskripsi matematis dari kodisi duia yata. Model ii disebut model deskriptif da bayak dipakai utuk mempermudah peelaaha suatu permasalaha Alat Pemodela Sistem Iformasi Dalam meracag suatu sistem terdapat bayak hal yag harus diperhatika sehigga perlu diguaka alat batu utuk memodelka aplikasi yag aka dibuat. Terdapat bayak betuk model yag dapat diguaka dalam peracaga sebuah sistem. Dalam hal ii, tidak mejadi masalah model maa yag aka diguaka asalka pemodela yag dibuat harus mampu mempresetasika visualisasi betuk sistem yag diigika pemakai, karea sistem akhir yag dibuat bagi pemakai aka dituruka dari model. Pada duia pemodela sistem terdapat sejumlah cara merepresetasika sistem melalui diagram misalya, diagram koteks, data flow diagram (DFD) da lai sebagaiya. Alat pemodela sistem iformasi yag aka diguaka terdiri dari 3 pemodela, yaitu: 1) Diagram Koteks

5 Diagram ii meggambarka hubuga da keterkaita sistem dega etitas serta alira data dari etitas meuju sistem da dari sistem meuju etitas. 2) DFD Data Flow Diagram adalah sebuah tekis grafis yag meggambarka alira iformasi da trasformasi yag diaplikasika pada saat data bergerak dari iput mejadi output. DFD memberika suatu mekaisme bagi pemodela fugsioal da pemodela alira iformasi. Model ii meggambarka sistem sebagai jariga kerja atar fugsi yag berhubuga satu sama lai dega alira da peyimpaa data. Sebagai alat batu dalam peracaga suatu aplikasi, model ii haya mampu memodelka sistem dari sudut padag fugsi. 3) Etity Relatioship Diagram (ERD) Diagram ii adalah merupaka salah satu model yag diguaka utuk medesai database dega tujua meggambarka data yag berelasi pada sebuah database. 2.6 Defiisi Database Database adalah sebuah tempat peyimpaa yag besar dimaa terdapat kumpula data yag tidak haya berisi data operasioal tetapi juga deskripsi data. Seperti yag disampaika oleh Coolly da Begg (2010), bahwa database adalah kumpula data yag salig terhubug secara logis da deskripsi dari data tersebut, diracag utuk meemuka iformasi yag dibutuhka oleh sebuah orgaisasi. Dalam meracag database, salah satu hal yag perlu diperhatika adalah efisiesi. Bayakya data yag redudasi dapat meguragai efisiesi pada database sehigga perlu dilakuka ormalisasi. Database ii diguaka tidak haya oleh satu orag maupu satu departeme, database dapat diguaka oleh seluruh departemedalam perusahaa. Database ii aka mejadi sumber data yag diguaka secara bersama dalm perusahaa. Hal ii kembali ditegaska oleh Coolly da Begg (2010), database tidak lagi dimiliki oleh satu departeme tetapi sumber perusahaa yag salig berbagi. Utuk medapatka database,dega haya database saja tidak cukup, diperluka Database Maagemet System (DBMS) utuk dapat megguaka database. 2.7 Defiisi Apotek Berdasarka permekes RI No.1332/ Mekes/SK/X/2002 taggal 29 Oktober, bahwa yag dimaksud dega apotek adalah suatu tempat tertetu, tempat dilakuka pekerjaa kefarmasia da peyalura sediaa farmasi, perbekala kesehata laiya kepada masyarakat. Defiisiapotekmeurut PP 51 Tahu 2009.Apotekmerupakasuatutempatatau termial distribusiobatperbekalafarmasi yag dikelolaolehapotekersesuaistadardaetikakefarmasia. 2.8 Pegelolaa Obat Meurut PMK NO. 35 tetag stadar pelayaa kefarmasia di apotek, Pegelolaa Sediaa Farmasi, Alat Kesehata, da Baha Medis Habis Pakai dilakuka sesuai ketetua peratura perudag-udaga yagberlaku meliputi perecaaa, pegadaa, peerimaa, peyimpaa, pemusaha, pegedalia, pecatata da pelapora. 1) Perecaaa Dalam membuat perecaaa pegadaa Sediaa Farmasi, Alat Kesehata, da Baha Medis Habis Pakai perlu diperhatika pola peyakit, pola kosumsi, budaya da kemampua masyarakat. 2) Pegadaa Utuk mejami kualitas Pelayaa Kefarmasia maka pegadaa Sediaa Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketetua peratura perudag-udaga.

6 3) Peerimaa Peerimaa merupaka kegiata utuk mejami kesesuaia jeis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu peyeraha da harga yag tertera dalam surat pesaa dega kodisi fisik yag diterima. 4) Peyimpaa Obat/baha Obat harus disimpa dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pegecualia atau darurat dimaa isi dipidahka pada wadah lai, maka harus dicegah terjadiya kotamiasi da harus ditulis iformasi yag jelas pada wadah baru. Wadah sekuragkuragya memuat ama Obat, omor batch da taggal kadaluwarsa. Semua obat/baha obat harus disimpa pada kodisi yag sesuai sehigga terjami keamaa da stabilitasya. Sistem peyimpaa dilakuka dega memperhatika betuk sediaa da kelas terapi obat serta disusu secara alfabetis. Pegeluara obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) da FIFO (First I First Out) 5) Pemusaha Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusahka sesuai dega jeis da betuk sediaa. Pemusaha Obat kadaluwarsa atau rusak yag megadug arkotika atau psikotropika dilakuka oleh Apoteker da disaksika oleh Dias Kesehata Kabupate/KotaPemusaha Obat selai arkotika da psikotropika dilakuka oleh Apoteker da disaksika oleh teaga kefarmasia lai yag memiliki surat izi praktik atau surat izi kerja. Pemusaha dibuktika dega berita acara pemusaha. Resep yag telah disimpa melebihi jagka waktu 5 (lima) tahu dapat dimusahka. Pemusaha Resep dilakuka oleh Apoteker disaksika oleh sekurag-kuragya petugas lai di Apotek dega cara dibakar atau cara pemusaha lai yag dibuktika dega Berita Acara Pemusaha Resep da selajutya dilaporka kepada dias kesehata kabupate/kota. 6) Pegedalia Pegedalia dilakuka utuk mempertahaka jeis da jumlah persediaa sesuai kebutuha pelayaa, melalui pegatura sistem pesaa atau pegadaa, peyimpaa da pegeluara. Hal ii bertujua utuk meghidari terjadiya kelebiha, kekuraga, kekosoga, kerusaka, kadaluwarsa, kehilaga serta pegembalia pesaa. Pegedalia persediaa dilakuka megguaka kartu stok baik dega cara maual atau elektroik. Kartu stok sekuragkuragya memuat ama Obat, taggal kadaluwarsa, jumlah pemasuka, jumlah pegeluara da sisa persediaa. 7) Pecatata da Pelapora Pecatata dilakuka pada setiap proses pegelolaa Sediaa Farmasi, Alat Kesehata, da Baha Medis Habis Pakai meliputi pegadaa (surat pesaa, faktur), peyimpaa (kartu stock), peyeraha (ota atau struk pejuala) da pecatata laiya disesuaika dega kebutuha. Pelapora terdiri dari pelapora iteral da eksteral. Pelapora iteral merupaka pelapora yag diguaka utuk kebutuha maajeme Apotek, meliputi keuaga, barag da lapora laiya.

7 Pelapora eksteral merupaka pelapora yag dibuat utuk memeuhi kewajiba sesuai dega ketetua peratura perudag-udaga meliputi pelapora arkotika, psikotropika da pelapora laiya. 3. METODE PENELITIAN Berdasarka maksud da tujua peelitia ii, maka dalam pegumpula data peulis megguaka beberapa tekik sebagai berikut: 1) Wawacara/iterview Wawacara atau iterview adalah tekik pegumpula data dega megadaka tayajawab secara lagsug kepada pihak apotek, yag dalam hal ii lagsug kepada ibu Rosali samihardjo selaku pemilik apotek. 2) Survei/Observasi Survei atau observasi adalah cara megumpulka data secara lagsug kepada kliik yag bersagkuta. Dalam hal ii peulis melakuka survey pada bagia admiistrasi proses pegelolaa data obat yag ada da cotoh data yag dibutuhka. 3) Studi Pustaka Studi Pustaka merupaka metode pegumpula data dega cara mempelajari da mecatat data dokume yag tertulis dari buku-buku da literatur yag berhubuga ii. Selajutya peulis melakuka aalisis terhadap hasil pegumpula data yag telah dilakuka kemudia peulis membuat racaga usula yag direalisasika dalam betuk diagram, seperti pembetuka struktur alur sistem dega megguaka diagram koteks da data flow diagram. 4. HASIL PENELITIAN Hasil dari peelitia ii berupa racaga model sistem iformasi pegelolaa data obat yag digambarka dalam betuk diagram koteks, data flow diagram, da etity relatioship diagram. 4.1 Diagram Koteks Diagram koteks berfugsi utuk meggambarka suatu sistem yag sedag berjala secara keseluruha, awal da akhir dari data yag masuk da keluar pada system tersebut. Melalui diagram koteks ii kita dapat megetahui etitas etitas luar yag berhubuga dega sistem tersebut. Faktur Pembelia Supplier Purchase Order SI Pegelolaa Data Obat Lapora Stok Obat Lapora Pejuala Lapora Pembelia Ower Data Obat tidak tersedia Faktur Pejuala Data Obat/Resep Customer Gambar 1. Diagram Koteks

8 4.2 Data Flow Diagram Purchase Order F. PO 1.0 F. Pembelia Supplier Faktur pembelia Pembelia Obat F. Obat 3.0 Pelapora Lapora Stok Obat Lapora Pembelia Lapora Pejuala Ower 2.0 Customer Data Obat/resep Pejuala Obat F. Pejuala Data Obat tidak tersedia Faktur Pejuala Gambar 2. DFD Level 1 DFD berikut ii merupaka hasil pecaha atau break dow dari DFD level 1 utuk memperjelas proses-proses yag ada.: Daftar Obat 1.1 Cek Stok Obat F. Obat 1.2 Create Purchase Order Purchase Order Supplier F. PO 1.4 Update Obat masuk F. Pembelia 1.3 Validasi pesaa obat Faktur pembelia Gambar 3. DFD Level 2 Proses 1 F. Pejuala Data Obat tidak tersedia Customer Data Obat/resep 2.1 Cek Data Obat F. Obat 2.2 Create Trasaksi Pejuala Faktur Pejuala

9 4.3 Etity Relatioship Diagram Gambar 4. DFD Level 2 Proses 2 Kd_sup Nm_sup No_FB Tgl_beli Alamat_sup Supplier 1 Melakuka Pegadaa Telp_sup 1 jml_beli meerima jml_order Memiliki Kd_obat No_PO Purchase Order Memiliki Obat Nm_obat Tgl_PO Jeis_obat jml_jual Harga_obat stok_obat No_FJ Pejuala Memiliki Tgl_jual Gambar 5. ERD 5. KESIMPULAN Berikut ii adalah kesimpula yag dapat diambil setelah melakuka tahapa peracaga model system iformasi pegolaha data obat : 1) Model yag dihasilka bisa memberika gambara terhadap proses apa saja yag sedag berjala di apotek 2) Dega megguaka model ii, kesalaha dalam pegolaha data obat di apotek bisa dimiimalisir karea sudah megguaka database sehigga proses peyimpaa data bias lebih rapi da ama. Da proses pegelolaa data obat pu bias lebih efektif, efisie da akurat. 3) Utuk peelitia selajutya bisa dilajutka ke tahapa implemetasi/ pembuata aplikasi sistem iformasi pegelolaa obat. DAFTAR PUSTAKA Abdul kadir, 2003, Pegeala Sistem Iformasi, Adi, Yogyakarta. Adi Nugroho, 2004, Aalisis da Desai Sistem Iformasi. Adi. Yogyakarta Al Bahra bi Ladjamudi, 2005, Aalisis da Desai Sistem Iformasi, Graha Ilmu, Yogyakarta Coolly, TM., ad Begg, C. 2002, A practical approach to desig, Implemetatio ad Maagemet, 3rd ed, Addiso-Wesley, USA.

10 Jogiyato.H.M, 2005, Aalisis da Desai Sistem Iformasi Pedekata Terstruktur Teori da Praktik Bisis, Adi, Yogyakarta Suwarto. Modul 3 Sistem da Model Pelatiha Perecaaa Kehutaa Berbasis Peataa Ruag. orum Kajia Kebijaka Spasial Kehutaa P4W BADAN PLANOLOGI KEHUTANAN, Permekes RI No.1332/ Mekes/SK/X/2002 PP 51 Tahu Apotek PMK NO. 35 tetag Stadar pelayaa kefarmasia di apotek