BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkup administrasi Kabupaten Magetan, Wilayah Kecamatan Maospati

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkup administrasi Kabupaten Magetan, Wilayah Kecamatan Maospati"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Maospati merupakan salah salah satu Kecamatan yang berada dalam lingkup administrasi Kabupaten Magetan, Wilayah Kecamatan Maospati terbagi dalam 3 kelurahan dan 12 desa dengan batas-batasnya sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Barat dan Karangrejo, sebelah barat dengan Kecamatan Sukomoro dan Karas, sebelah selatan dengan Kecamatan Bendo, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Madiun. Topografi wilayah sebagian besar berada di dataran rendah dan sedikit berbukit dibagian barat laut. Transportasi antar desa/kelurahan cukup mudah, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor maupun kendaraan umum berupa bus dan angkutan kota. Jarak antar desa/kelurahan terjauh yaitu antara Desa Pesu dengan Desa Tanjung Sepreh sejauh 10 kilometer. Sementara jarak dengan ibukota Kabupaten sejauh 12 Km kearah barat dan jarak dengan Kota Madiun sejauh 9 Km kearah timur (Maospati dalam angka 2014:1). Berdasarkan Peraturan Daerah No 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Magetan. Kecamatan Maospati diklasifikasikan sebagai sebagai hinterland wilayah sekitarnya yang meliputi Wilayah Inti yaitu Kecamatan Maospati dan Wilayah Penyangga yaitu Kecamatan Barat, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, serta sebagian Kecamatan Bendo dan Sukomoro. Sehingga banyak fasilitas yang didirikan di Maospati baik bidang telekomunikasi, 3

2 perhubungan, maupun pelayanan kesehatan untuk kepentingan regional wilayah sekitarnya antara lain: 1. PLN Regional Maospati dan Telkom Maospati yang melayani Listrik dan Telepon Magetan Timur 2. Terminal Maospati yang merupakan Terminal terbesar di Kabupaten Magetan yang melayani perhubungan darat dari dan menuju Kabupaten Magetan. 3. Pasar Produk Unggulan Kabupaten Magetan yang memasarkan Kerajinan dan Potensi khas Kabupaten Magetan terletak tepat di depan Terminal Maospati. 4. Rumah Sakit Dr. Efram Harsana yang merupakana Rumah Sakit Angkatan Udara berlokasi di depan Kantor Kecamatan Maospati memberikan kemudahan jangkauan kesehatan untuk wilayah sekitar dikarenakan jarak menuju RSUD Magetan cukup jauh sekitar 11 Km. Selain fasilitas untuk kepentingan regional di wilayah Kecamatan Maospati juga berdiri fasilitas Pertahanan dan Keamanan Udara untuk kepentingan skala nasional yaitu Lanud Iswahjudi yang merupakan Pangkalan Udara Militer, Lebih lanjut untuk mengetahui posisi Kecamatan Maospati dalam administrasi Kabupaten Magetan digambarkan sebagai berikut: 4

3 (Sumber: Peta Infrastruktur Indonesia Kabupaten Magetan, 2013) Gambar 1: Peta Infrastruktur Kabupaten Magetan Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa Wilayah Kecamatan Maospati merupakan lokasi pertemuan jalur (pertigaan) strategis dengan tujuan ibukota Kabupaten Magetan kearah barat, ibukota Kabupaten Ngawi kearah utara, dan Kota Madiun kearah timur. Kondisi wilayah yang strategis dari segi Perhubungan dan fungsinya sebagai inti hinterland wilayah sekelilingnya telah menimbulkan pengaruh pada jumlah penduduk di Kecamatan ini, dengan konsentrasi penduduk sebagian besar memadati wilayah sekitar Pasar Tradisional Maospati, Pasar Produk Unggulan, Terminal Maospati, dan sepanjang jalur Jalan Raya Madiun, Magetan, maupun Ngawi. Sebagai perbandingan jumlah maupun kepadatan penduduk berikut data 5

4 jumlah penduduk Kecamatan Maospati dan 17 Kecamatan lainnya dalam administrasi Kabupaten Magetan. Tabel 1: Luas, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Magetan No Kecamatan Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Poncol 51, Parang 71, Lembeyan 54, Takeran 25, Nguntoronadi 16, Kawedanan 39, Magetan 21, Ngariboyo 39, Plaosan 66, Sidorejo 39, Panekan 64, Sukomoro 33, Bendo 42, Maospati 25, Karangrejo 15, Karas 35, Barat 22, Kartoharjo 25, , (Sumber: Kabupaten Magetan dalam angka, 2012;42) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Berdasarkan tabel didapatkan Informasi bahwa Kecamatan Maospati dengan luas 25,26 Km 2 memiliki penduduk sebanyak jiwa. Meskipun dalam hal jumlah penduduk terdapat beberapa kecamatan yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak. Namun berdasarkan perbandingan dengan luas wilayah Kecamatan Maospati termasuk kategori Kecamatan berpenduduk padat dengan jiwa/km 2. Lebih lanjut berdasarkan kepadatan penduduk tersebut menimbulkan 6

5 klasifikasi Desa/Kelurahan. Klasifikasi tersebut membagi Desa/Kelurahan menjadi Urban/ bercirikan perkotaan dan Rural/ bercirikan pedesaan. Berikut Klasifikasi Desa/Kelurahan Kecamatan Maospati beserta 17 Kecamatan lainnya dalam administrasi Kabupaten Magetan: Tabel 2: Klasifikasi Urban Kabupaten Magetan Klasifikasi No Kecamatan Perkotaan/ Pedesaan/ Urban Rural Total 1 Poncol Parang Lembeyan Takeran Nguntoronadi Kawedanan Magetan Ngariboyo Plaosan Sidorejo Panekan Sukomoro Bendo Maospati Karangrejo Karas Barat Kartoharjo (Sumber: Kabupaten Magetan dalam angka, 2012;25) Berdasarkan Tabel 2 tentang Klasifikasi Urban Kabupaten Magetan menunjukkan bahwa dari 15 Desa/Kelurahan di Kecamatan Maospati 12 diantaranya berklasifikasi sebagai Urban/Perkotaan dan 3 lainnya berupa Rural/Pedesaan. Jumlah Desa berklasifikasi Urban Kecamatan Maospati berada pada nomor 2 setelah Kecamatan Magetan yang notabene merangkap ibukota Kabupaten 7

6 Magetan. Kondisi ini membuat wilayah Kecamatan Maospati terbilang strategis karena tersedia berbagai fasilitas untuk wilayah regional, Jalur perhubungan yang mudah, dan Desa dalam wilayahnya kebanyakan berklasifikasi Urban/ bercirikan perkotaan. Berbagai wilayah yang termasuk dalam lokasi strategis, memiliki tingkat harga properti sederhana jenis tanah dan bangunan yang terbilang sangat tinggi. Tingginya harga ini didasarkan pada aspek yang telah disinggung yaitu Lokasi. Namun demikian, penentuan harga tanah terkadang masih kurang tepat dilakukan oleh sebagian masyarakat yang berniat menjual tanah atau bangunan rumah tinggal. Harga yang ditawarkan dapat terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat akan penentuan harga pasar dari properti tersebut. Oleh karenanya, disinilah dibutuhkan penilaian akan properti. Penilaian ini penting guna menentukan Harga jual wajar di pasaran sehingga menguntungkan kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli. Dalam hal ini, tujuan penilaian yaitu untuk jual beli. Dalam penilaian properti dikenal tiga jenis pendekatan untuk menentukan nilai suatu properti antara lain pendekatan perbandingan penjualan, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. Menimbang kecocokkan dalam menentukan nilai wajar terbaik dari ketiga jenis pendekatan tersebut dipilih Pendekatan biaya untuk penilaian rumah tinggal ini. Hal ini dikarenakan penilaian dengan pendekatan biaya memungkinkan untuk memisahkan penilaian tanah dengan penilaian bangunan yang efeknya baik tanah maupun bangunan dapat menghasilkan nilai wajar 8

7 terbaik berdasarkan metodenya masing-masing yaitu penyesuaian perbandingan data pasar untuk menilai tanah dan metode survei kuantitas untuk penilaian bangunan. Data terkini transaksi tanah kosong yang tersedia pada daerah sekitar objek dan cukup untuk mengindikasikan nilai wajar tanah merupakan sebab digunakannya penyesuaian perbandingan data pasar pada penilaian tanah. Sementara untuk penilaian bangunan digunakannya metode survei kuantitas dikarenakan metode ini merupakan metode yang paling komprehensif dan akurat dalam mengestimasi biaya bangunan dengan prosesnya penilai menghitung semua biaya material bangunan dalam hal kuantitas dan kualitas serta semua tenaga kerja yang diperlukan (Harjanto dan Hidayati, 2012, 148). Sistem perolehan nilai pasar dalam pendekatan biaya dapat digambarkan sebagai berikut: NP = NT + (RCN D) (1.1) NP NT = Nilai Pasar = Nilai Tanah RCN = Replacement Cost New (Biaya Pengganti Baru) D = Depresiasi Pemisahan penilaian tanah dan bangunan ini tidak dapat dilakukan pada pendekatan penilaian yang lain baik pendekatan perbandingan penjualan maupun pendekatan pendapatan. Oleh karena itu pendekatan biaya merupakan pendekatan yang paling memungkinkan untuk menentukan nilai pasar properti tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai pasar yang akan digunakan dengan tujuan jual beli dari rumah milik Ibu Atmotiah yang berlokasi di Jalan Puter No 820 RT 2 9

8 RW 1 Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan maka akan dilakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan biaya Rumusan Masalah Harga penjualan Properti sederhana dalam hal ini yaitu Rumah Tinggal seringkali berada pada level terlalu mahal ataupun terlalu murah. Penilaian sangat diperlukan guna mengestimasi nilai properti sehingga nilai yang dihasilkan sesuai dengan kondisi pasar Tujuan Penulisan Berdasarkan pemaparan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penulisan ini yaitu guna menentukan Nilai Pasar tanah dan bangunan rumah tinggal yang beralamat di Jalan Puter No 820 Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan untuk tujuan jual beli Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat untuk berbagai pihak diantaranya sebagai berikut. 1. Dari segi akademi agar pembaca dapat lebih memahami pendekatan biaya yang dilakukan dalam penilaian tanah dan bangunan rumah tinggal untuk tujuan jual beli. 10

9 2. Bagi pemilik rumah tinggal yaitu Ibu Atmotiah diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi estimasi nilai aset tanah dan bangunan yang dimiliki Kerangka Penulisan Latar Belakang 1. Ketidaksesuaian penentuan harga jual rumah tinggal dengan harga pasar terutama pada wilayah strategis 2. Pentingnya peran penilai dalam penilaian properti untuk tujuan jual beli Rumusan Masalah Ketidaksesuaian penetapan harga jual rumah tinggal dengan harga pasar Pengumpulan data 1. Inspeksi Lapangan 2. Wawancara 3. Studi Kepustakaan Data Umum 1. Lokasional 2. Ekonomi Data Khusus 1. Data Properti Subyek 2. Data Pembanding Alat Analisis Analisis HBU dan Pendekatan Biaya Kesimpulan Nilai Pasar Gambar 2: Kerangka Penulisan Tugas Akhir 11

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Wilayah, Visi dan Misi Kabupaten Magetan, serta Deskripsi Penduduk.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Wilayah, Visi dan Misi Kabupaten Magetan, serta Deskripsi Penduduk. BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Tempat Penelitian Dalam bagian ini diuraikan profil Kabupaten Magetan, yaitu meliputi Letak dan Batas Daerah, Luas dan Pembagian Wilayah, Iklim dan Cuaca, Pembagian tipetipe

Lebih terperinci

KABUPATEN MAGETAN. Data Agregat per Kecamatan

KABUPATEN MAGETAN. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MAGETAN Data Agregat per Kecamatan Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 2003 tentang statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

DAFTAR USER LOGIN SKPD PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

DAFTAR USER LOGIN SKPD PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN Waktu Cetak : 18-03-2017 22:39:18 DAFTAR USER LOGIN PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN LOGIN NO 1 1.01.0101 DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1010101 2 1.02.0101 DINAS KESEHATAN 1020100 3 1.02.0101

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi penopang kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Menurut BPS 2014, terdapat 64.771.600 rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan properti seperti hotel, mall, apartemen, perumahan menjadi pengembangan properti yang paling cepat

Lebih terperinci

Katalog BPS : SENSUS PERTANIAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGETAN

Katalog BPS : SENSUS PERTANIAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGETAN Katalog BPS : 5106002.3520 SENSUS PERTANIAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGETAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Magetan Tahun 2013 sebanyak 102.844 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan 1 REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Disusun Oleh : SEPTIANA DAMASTUTI A 310 080

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

SISTEM pemukiman. Risdang 41. Kunjungan Kerja MAGETAN

SISTEM pemukiman. Risdang 41. Kunjungan Kerja MAGETAN Kerja MAGETAN Pada struktur pemanfaatan ruang wilayah menggambarkan rencana system pusat pelayanan pemukiman perdesaan dan perkotaan serta system perwilayahan di Provinsi Jawa Timur. SISTEM pemukiman perdesaan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGETAN TAHUN ANGGARAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGETAN TAHUN ANGGARAN BUPATI MAGETAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGETAN TAHUN ANGGARAN 2017 Lampiran I Lampiran I Rancangan Peraturan Daerah Nomor : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten klaten merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain sebagainya. Terdapat banyak kerajinan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Jl. Imam Bonjol No.4 Telp. (0351) MAGETAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Jl. Imam Bonjol No.4 Telp. (0351) MAGETAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN Pembuatan Talud Puskesmas Ngujung N o m o r : 278.1/403.102/PP/PUSK NGUJUNG/2013 Pembuatan Talud Puskesmas Ngujung Nomor : 269.1/403.102/PP/PUSK NGUJUNG/2013, Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Magetan diprioritaskan pada bidang Pendidikan, Pertanian, Pariwisata, Industri, Perdagangan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pengentasan Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sesuai dengan uraian pemerintah Kabupaten Sleman mengenai luas wilayah, Sleman merupakan satu dari lima kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 MODEL BE 1 DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 KABUPATEN : KABUPATEN PROVINSI : JAWA TIMUR DAERAH PEMILIHAN : 1 (SATU) 1 Drs. EC. SOFANDI

Lebih terperinci

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA NOMOR: 027/18.14-II/07.12/403.104/2015 nomor: 027/18.14-II/07.10/403.104/2015, tanggal 11 Mei 2015, bersama ini diumumkan pemenang Pekerjaan : Irigasi Air Permukaan (Pipanisasi) Poktan Taruna Mandiri Dukuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda hidup mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya. Kegiatan transportasi ini membutuhkan

Lebih terperinci

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH NOMOR: 027/ I.14.11/403.104/2014 Tanggal 21 Pebruari 2014 I.14.10/403.104/2014, tanggal 20 Pebruari 2014, bersama ini diumumkan pemenang pengadaan Program/Kegiatan : Peningkatan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat ini, hal itu tidak terlepas dari pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun sehingga

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LIRIH MEGA NIRWANI NIM K

Disusun Oleh : LIRIH MEGA NIRWANI NIM K ANALISIS HIERARKI PUSAT PELAYANAN SEBAGAI ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun Oleh : LIRIH MEGA NIRWANI NIM K5409035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Jalan Tripandita No. 1 Magetan Telp Fax.

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Jalan Tripandita No. 1 Magetan Telp Fax. PEMERINTAH DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Jalan Tripandita No. 1 Magetan 63314 Telp. 0351 891831 Fax. 0351 8198471 KEPUTUSAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN NOMOR 188/ T E N T A N G /Kept/403.102/2017

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan Tripandita No. 1 Magetan Telp Fax.

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan Tripandita No. 1 Magetan Telp Fax. PEMERINTAH DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan Tripandita No. 1 Magetan 63314 Telp. 0351 891831 Fax. 0351 8198471 KEPUTUSAN DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 188/

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pdam Magetan PDAM Kabupaten Magetan merupakan perusahaan daerah yang melayani kebutuhan masyarakat Magetan akan air minum. Perusahaan ini terletak di Jalan Tripandita

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/ JASA PEMERINTAH MELALUI Nomor Tanggal Nama Satuan Keja Perangkat Daerah Alamat : 027/57/403.112/RUP/2013 : 27 Pebruari 2013 : DINAS PERHUBUNGAN KMUNIKASI DAN INFRMATIKA

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 19/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Menurut Podes 2014, di DIY terdapat sebanyak 438 wilayah administrasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA NOMOR: 027/3.14.11/403.104/2013 027/3.14.10/403.104/2013, tanggal 8 Juli 2013, bersama ini diumumkan pemenang pengadaan Pertanian/Perkebunan Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT) Desa

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga Persentase Jumlah Penduduk BAB I PENDAHULUAN..Latar Belakang Berdasarkan gambar., jumlah penduduk Kabupaten Sleman mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Namun jika dilihat dalam persentase

Lebih terperinci

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 MODEL BE 1 DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 KABUPATEN : KABUPATEN MAGETAN PROVINSI : JAWA TIMUR DAERAH PEMILIHAN : MAGETAN 1 (SATU) 1

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. infrastruktur dijadikan sebagai modal sosial oleh masyarakat. Semakin baik jaringan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. infrastruktur dijadikan sebagai modal sosial oleh masyarakat. Semakin baik jaringan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Jaringan transportasi yang merupakan infrastruktur fisik mempunyai peran yang cukup penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek

Lebih terperinci

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAGETAN Jln. Basuki Rahmat Selatan No. 01 Magetan Kode Pos Telepon. (0351)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAGETAN Jln. Basuki Rahmat Selatan No. 01 Magetan Kode Pos Telepon. (0351) (LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAGETAN TAHUN 206 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAGETAN Jln. Basuki Rahmat Selatan No. 0 Magetan Kode Pos 6334 Telepon.

Lebih terperinci

: Jl. Raya Plaosan - Sarangan No. 19 Kel.Plaosan, Kec. Plaosan, Magetan NPWP. : Harga Penawaran : Rp

: Jl. Raya Plaosan - Sarangan No. 19 Kel.Plaosan, Kec. Plaosan, Magetan NPWP. : Harga Penawaran : Rp Nomor : A.3.17/13/403.107/PL-KONST/IX/2013 A.3.17/12/403.107/PL-KONST/IX/2013, tanggal : 03 September 2013; bersama ini diumumkan : PENINGKATAN JALAN DESA NGLOPANG - TROSONO Nilai HPS : Rp. 116.151.000,00

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Brosot, secara administratif terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Brosot merupakan akses masuk

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DAFTAR INFORMASI PUBLIK NO Jenis Informasi Informasi tentang Profil Badan Publik 1. Kecamatan Maospati : Jl. Raya Maospati no. 41 kode pos 63392 Telp.(0351) 869011 2. Ruang Lingkup Kegiatan : Pelayanan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah terkait otonomi daerah, banyak wilayah-wilayah di Indonesia mengusulkan diri untuk

Lebih terperinci

R AH AS I A Kode Buku SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA UNTUK KELUARGA PEKERJA MIGRAN

R AH AS I A Kode Buku SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA UNTUK KELUARGA PEKERJA MIGRAN SUPERVISOR EDITOR R AH AS I A Kode Buku PEWAWANCARA SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA UNTUK KELUARGA PEKERJA MIGRAN BUKU KEPALA DESA/LURAH NAMA KEPALA DESA/LURAH NAMA RESPONDENT Jabatan : TANGGAL: JAM

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis Penelitian ini difokuskan hanya pada daerah Kecamatan Cibinong yang berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat daerah di Kabupaten

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi dalam lima wilayah Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota

Lebih terperinci

Disribusi Layanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Magetan

Disribusi Layanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Magetan Disribusi Layanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Magetan Oleh: Muklis Khoirudin (Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kawedanan, Magetan) Abstrak:

Lebih terperinci

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah disertai pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi mempengaruhi peningkatan mobilitas antar Propinsi, Kabupaten, Kecamatan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kota menimbulkan permasalahan perkotaan, baik menyangkut penataan ruang penyediaan fasilitas pelayanan kota maupun manajemen perkotaan. Pesatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

BAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SELF ORGANIZING MAPS UNTUK CLUSTERING KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN DESA DI KABUPATEN MAGETAN 2014

IMPLEMENTASI SELF ORGANIZING MAPS UNTUK CLUSTERING KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN DESA DI KABUPATEN MAGETAN 2014 IMPLEMENTASI SELF ORGANIZING MAPS UNTUK CLUSTERING KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN DESA DI KABUPATEN MAGETAN 2014 Kanthi Wulandari, Akhmad Fauzy Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Pendapatan Sektor Transportasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Magetan.

Pengaruh Pendapatan Sektor Transportasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Magetan. Pengaruh Pendapatan Sektor Transportasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Magetan. Riska Intan K.W.H.P emailnyariska@gmail.com Erlis Saputra erlissaputra@gmail.com Abstract Transportation infrastructure

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± pulau, sehingga dapat

BAB I. Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± pulau, sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± 13.677 pulau, sehingga dapat dikatakan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Beranjak dari kondisi geografis tersebut

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Semburan lumpur Lapindo terjadi di area pengeboran sumur Banjar Panji 1 yang dioperasikan oleh Lapindo Brantas Incorporation (LBI), yang berlokasi di desa Renokenongo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Perumnas Bumi Tlogosari terletak di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan yang merupakan bagian dari Bagian Wilayah Kota V Semarang.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi 20 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur Jawa Barat dan merupakan batas sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian pesisir pantai barat pulau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan perkembangan daerah. Kebutuhan akan transportasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran tingkat keberhasilan suatu pembangunan yang dilaksanakan di suatu negara ataupun daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan Umum adalah kendaraan umum untuk mengangkut barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain, yang disediakan oleh pribadi, swasta, atau pemerintah, yang

Lebih terperinci

TABEL RADIUS WILAYAH MAGETAN. NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN RADIUS BIAYA (Rp)

TABEL RADIUS WILAYAH MAGETAN. NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN RADIUS BIAYA (Rp) Lampiran II : Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Magetan Tentang : Panjar Biaya Perkara pada Pengadilan Agama Magetan Nomor : W13-A26/.../OT.01.4/SK/X/ 2015 Tanggal : 30 Oktober 2015 TABEL RADIUS WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dalam rangka pengembangan Kecamatan Insana Utara (Wini) sebagai Kota Satelit (program khusus)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian, metodologi yang digunakan, serta sistematika pembahasan

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 No. 14/02/15/Th.IX, 16 Februari 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014, pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah merupakan sesuatu yang mendasar bagi kehidupan dan keberadaan manusia. Hingga kini, tanah masih menjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya yang terbatas karena tidak dapat diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahanperubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya. Aspek fisik seperti letak yang

Lebih terperinci

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 MODEL BE 1 DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 KABUPATEN : KABUPATEN PROVINSI : JAWA TIMUR DAERAH PEMILIHAN : 1 (SATU) 1 KASERAN L KEC. PONCOL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (tempat asal) menuju tempat sekolah (tempat

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

R AH AS I A Kode Buku SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA INDONESIA BUKU KEPALA DESA/LURAH SEKSI : A, B, C, D

R AH AS I A Kode Buku SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA INDONESIA BUKU KEPALA DESA/LURAH SEKSI : A, B, C, D SUPERVISOR EDITOR R AH AS I A Kode Buku PEWAWANCARA SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA INDONESIA BUKU KEPALA DESA/LURAH SEKSI : A, B, C, D NAMA KEPALA DESA/LURAH NAMA RESPONDENT Jabatan : TANGGAL: JAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) Studi Kasus Di Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD AVIV KURNIAWAN L2D 302 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci