Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2014 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) didasari oleh pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah yang selanjutnya disebut LPPD adalah Laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada pemerintah. Sejalan dengan Visi Kabupaten Magetan yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Magetan Yang Adil dan Bermartabat melalui program prioritas pembangunan daerah dengan akronim DITATA INDAH yaitu Pendidikan, Pertanian, Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Kesehatan serta Penanggulangan Kemiskinan dan Ketenagakerjaan, bahwa pembangunan yang dilaksanakan hendaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan tetap berbasis pada prinsip good governance yang dijalankan secara konsisten dan dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum secara adil. Penyusunan LPPD ini diharapkan dapat memberikan informasi yang obyektif sekaligus dapat dijadikan obyek evaluasi secara lengkap yang mencerminkan kinerja Pemerintahan Daerah sehingga dapat dilakukan pemetaan langkah-langkah strategis bagi perbaikan Kabupaten Magetan di masa yang akan datang. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Magetan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia-nya kepada kita semua, Amin. Magetan, Maret 2015 BUPATI MAGETAN ttd Drs. H. SUMANTRI, MM 1

2 BAB I PENDAHULUAN Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Kabupaten Magetan menyelenggarakan 26 urusan wajib, 8 urusan pilihan dan melaksanakan tugas pembantuan serta tugas umum pemerintahan. Secara umum penyelenggaraan pemerintahan tersebut berjalan dengan baik. Berbagai target program kegiatan yang ditetapkan dapat terlaksana. Namun demikian penyelenggaraan pemerintahan ini mengalami berbagai permasalahan eksternal dan internal. Sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kepala Daerah mempunyai kewajiban memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah dan memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD yang berupa informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran serta menyampaikan informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat yang didasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah diharapkan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai prinsip tata pemerintahan yang baik melalui pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan sosial dengan mengakomodir aspirasi yang terdapat pada setiap lapisan masyarakat dan mempertanggungjawabkannya secara transparan. Menjaga akuntabilitas kinerja pemerintahan akan sangat mendorong stabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat baik dalam mendukung proses pembangunan maupun dengan memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan yang telah tercipta. Penyusunan LPPD ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Sebagai progress report kinerja Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah sekaligus merefleksikan akuntablitas bersama antara kelembagaan Pemerintah Daerah dan DPRD dalam rangka evaluasi pengukuran kinerja melalui Penilaian Kinerja Mandiri Pemerintah Daerah. 2. Sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan maupun kekurangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan tahun anggaran

3 3. Melaksanakan amanat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Memberikan informasi tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada publik. LPPD disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH BAB III : URUSAN DESENTRALISASI BAB IV : TUGAS PEMBANTUAN BAB V : TUGAS UMUM PEMERINTAHAN BAB VI : PENUTUP Selanjutnya berdasarkan sistematika LPPD tersebut di atas, pada Bab I ini dapat disajikan sebagai berikut : A. DASAR HUKUM Dasar hukum pembentukan Kabupaten Magetan adalah Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730 ); Adapun dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 459 ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 3

4 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815 ); 5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 120/313/OTDA, tanggal 24 Januari 2011 perihal Penyusunan LPPD tahun 2010 B. GAMBARAN UMUM DAERAH Gambaran umum daerah meliputi tentang kondisi geografis daerah, gambaran umum demografis dan kondisi ekonomi Kabupaten Magetan, secara rinci mengenai hal-hal tersebut sebagai berikut : 1. Kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada LS dan BT bujur timur, terletak di ujung barat Propinsi Jawa Timur, dan berada di ketinggian antara 60 s/d meter di atas permukaan air laut. Magetan berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah tepatnya di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan sebelah barat dengan Kabupaten Karanganyar. Selain dengan kedua Kabupaten tersebut disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, sebelah Timur dengan Kabupaten Madiun dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo. b. Luas Wilayah Magetan merupakan Kabupaten terkecil ke dua se Jawa Timur setelah Sidoarjo, dengan luas seluruh Kabupaten Magetan 688,8474 km 2, Kecamatan Parang merupakan Kecamatan terluas dengan luas 71,6447 km 2, sedang Kecamatan Karangrejo dengan luas 15,1527 Km 2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil. Dengan 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan, berarti rata rata luas tiap kecamatan sebesar 38,2693 Km 2, jarak antar Ibu kota kecamatan yang tidak terlalu jauh merupakan salah satu faktor yang menguntungkan untuk pelaksanaan pembangunan. Jarak terpendek adalah Kecamatan Poncol dan Plaosan yang berjarak 3,4 Km dan jarak terjauh Kecamatan Parang Kartoharjo sejauh 41 Km. Sedang jarak terpendek dari Ibu kota Kabupaten ke Kecamatan, adalah Kecamatan Magetan sejauh 2 Km dan jarak terjauh dengan Kecamatan Kartoharjo dengan jarak 26 Km. 4

5 Secara administratif wilayah Kabupaten Magetan terdiri dari 18 Kecamatan, 207 Desa, 28 Kelurahan dan 831Dusun. No Tabel 1.1 Data Luas Wilayah, Jumlah Desa, Kelurahan dan Dusun Menurut Kecamatan se Kabupaten Magetan Kecamatan Luas Wilayah (Km 2) Jumlah Desa Kelurahan Dusun 1 Barat 22, Bendo 42, Karangrejo 15, Karas 35, Kartoharjo 25, Kawedanan 39, Lembeyan 54, Magetan 21, Maospati 25, Ngariboyo 39, Nguntoronadi 16, Panekan 64, Parang 71, Plaosan 66, Poncol 51, Sidorejo 39, Sukomoro 33, Takeran 25, Jumlah 688, Sumber : Kecamatan Se-Kabupaten Magetan c. Topografi berikut : Kabupaten Magetan mempunyai topografis daerah sebagai a. Wilayah pegunungan dengan kondisi subur di Kecamatan Plaosan, kondisi sedang berada di Kecamatan Panekan, Kecamatan Poncol bagian barat dan Kecamatan Sidorejo, wilayah sedang di Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol bagian timur dan 5

6 Kecamatan Kawedanan bagian selatan termasuk daerah pegunungan yang kurang subur. b. Wilayah dataran rendah dengan kondisi subur di Kecamatan Karangmojo, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Takeran. Kondisi sedang berada di Kecamatan Maospati, Kecamatan Magetan, sebagian Kecamatan Sukomoro. Sedangkan sebagian Kecamatan Bendo dan sebagian Kecamatan Sukomoro termasuk daerah dataran rendah yang kurang subur. Dengan suhu udara berkisar antara C di daerah pegunungan dan C di dataran rendah, Magetan merupakan daerah yang berpotensi di bidang Pertanian dan Pariwisata, curah hujan yang turun mencapai mm per tahun di dataran tinggi dan mm per tahun untuk dataran rendah. d. Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Adapun jumlah bangunan rumah tempat tinggal di Kabupaten Magetan adalah sebagi berikut : Tabel 1.2 Data Jumlah Rumah Menurut Kecamatan se Kabupaten Magetan No Kecamatan Jumlah Bangunan Rumah 1 Barat Bendo Karangrejo Karas Kartoharjo Kawedanan Lembeyan Magetan Maospati Ngariboyo Nguntoronadi Panekan Parang Plaosan Keterangan 6

7 15 Poncol Sidorejo Sukomoro Takeran Jumlah Sumber : BPS, Kabupaten Magetan Dalam Angka Tahun Kondisi Demografis Populasi penduduk akhir tahun 2014 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa usia tahun memiliki jumlah paling besar dibanding kelompok umur yang lain yaitu sebesar jiwa atau 9,14 % dari total penduduk. Selengkapnya seperti pada tabel 1.3 berikut : Tabel 1.3 Struktur Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Kabupaten Magetan Per 31 Desember Tahun 2014 Struktur Usia ( tahun ) Laki - Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah

8 Total Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember 2014 Jumlah penduduk Kabupaten Magetan pada akhir tahun 2014 adalah jiwa terdiri atas penduduk laki-laki jiwa dan jiwa penduduk perempuan, dengan demikian seks rasio penduduk Kabupaten Magetan dengan jumlah penduduk yang terbesar berada di Kecamatan Panekan sebanyak 58, 243 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak jiwa. Banyaknya penduduk ini dikuti dengan banyaknya kepala keluarga (KK) yaitu yang paling banyak di Kecamatan Panekan sebesar , dan terkecil di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak KK. Dengan luas wilayah 688,85 km 2 dan jumlah penduduk jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Magetan adalah 900 jiwa per Km 2. Kecamatan Magetan sebagai ibukota Kabupaten menempati urutan pertama sebagai kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu sebesar jiwa per km 2, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Poncol sebesar 590 jiwa per km 2. Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Per 31 Desember Tahun 2014 No Kecamatan Laki - Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1 Barat Bendo Karangrejo Karas Kartoharjo Kawedanan Lembeyan Magetan

9 9 Maospati Ngariboyo Nguntoronadi Panekan Parang Plaosan Poncol Sidorejo Sukomoro Takeran Total Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember 2014 Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Magetan adalah KK. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata-rata sebanyak 3,57 atau 4 jiwa. Ratarata anggota rumah tangga di setiap Kecamatan berkisar antara 3,26 jiwa sampai dengan 4,02 jiwa. Kecamatan Karas memiliki rata-rata anggota rumah tangga terbesar yakni sebesar 4,02 atau 4 jiwa tiap rumah tangga, sedangkan kecamatan Kartoharjo memiliki rata-rata anggota rumah tangga terkecil yakni sebesar 3,26 atau 3 jiwa tiap rumah tangga. Tabel 1.5 Jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Magetan Jumlah Kepala No Kecamatan Keterangan Keluarga 1 Barat Bendo Karangrejo Karas Kartoharjo Kawedanan

10 7 Lembeyan Magetan Maospati Ngariboyo Nguntoronadi Panekan Parang Plaosan Poncol Sidorejo Sukomoro Takeran TOTAL Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Magetan posisi Desember Kondisi Sosial a. Pendidikan Pendidikan sebagai aspek dasar menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, berpengetahuan, cakap, tangguh, dan berdaya saing, menjadi prioritas pembangunan dan mendapat perhatian sangat besar dari pemerintah kabupaten Magetan. Di era kompetisi global kemajuan suatu daerah memerlukan landasan yang cukup kuat di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang mewjudkan SDM yang berkualitas. Perkembangan pendidikan di Kabupaten Magetan tiap tahun terus mengalami peningkatan, ditandai dengan terus meningkatnya jumlah lulusan dari strata pendidikan yang lebih tinggi. Sarana dan prasarana pendidikan tiap tahun terus ditingkatkan, terutama melalui renovasi gedung sekolah dan peningkatan prasarana penunjang, peningkatan kualitas tenaga pengajar dari semua jenis dan jenjang pendidikan serta pemerataan akses pendidikan terutama di daerah-daerah pinggiran. Namun demikian, angka hanya lulus di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) masih cukup tinggi. 10

11 Pembangunan pendidikan di kabupaten Magetan telah menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka melek huruf masyarakat Magetan. Jika melihat dari partisipasi penduduk bersekolah dapat dilihat dari angka partsipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) yang semakin meningkat tiap tahunnya. Angka putus sekolah di Kabupaten Magetan relatif sangat kecil, tidak sampai 1% sampai dengan tahun 2013, baik untuk SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/MA/SMK. Keberhasilan ini karena telah dilakukan upaya untuk menekan angka putus sekolah antara lain dengan memberikan bantuan kepada siswa miskin dan memberikan penyuluhan berkelanjutan mengenai pentingnya pendidikan serta siswa diberikan bekal pelajaran ketrampilan dan memberikan tambahan mata pelajaran (kecakapan hidup) agar siswa memiliki daya saing manakala tidak mampu melanjutkan pendidikan berikutnya. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut : TABEL 1.6 INDEKS PENDIDIKAN KAB. MAGETAN Uraian 2013 (%) 2014 (%) a. Angka melek huruf 97,82 99,37 b. Angka partisipasi kasar - SD/MI 111,39 112,01 - SMP/MTs 101,24 102,00 - SMA/SMK/MA 93,23 94,92 c. Angka partisipasi murni - SD/MI 98,03 98,49 - SMP/MTs 91, SMA/SMK/MA 76, d. Rata-rata lama sekolah ( Tahun) 7,76 7,76 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014 No. TABEL 1.7 PROSENTASE JUMLAH LULUSAN SEKOLAH Jenjang Sekolah 2013 (%) 2014 (%) 1 SD SLTP SLTA 99,96 99,96 11

12 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014 Komposisi penduduk menurut pendidikan merupakan isu sentral, karena dengan pembangunan Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan sumber daya manusia. TABEL 1.8 KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan 2012 (%) 2013(%) 1. SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Magetan Tahun 2014 b. Ketenagakerjaan Struktur penduduk menurut ketenagakerjaan dapat digolongkan berdasarkan pada penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dibedakan sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkan bekerja, sedangkan yang tidak / belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yang sedang mencari pekerjaan. Di sisi lain, mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi digolongkan sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga, sekolah atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena usia tua atau alasan kesehatan fisik (cacat). Adapun komposisi penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.9 Jumlah Pekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magetan Bidang pekerjaan Pertanian Pertambangan dan Penggalian

13 Industri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa Lain lain TOTAL Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Magetan Tahun Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah 1). Pariwisata Objek dan daya tarik pariwisata di Kabupaten Magetan yang dapat menarik pangsa pasar sebenarnya cukup banyak, namun belum dikembangkan secara optimal, obyek wisata andalan Kabupaten Magetan adalah telaga Sarangan. Pariwisata di Kabupaten Magetan khususnya Telaga Sarangan telah memberikan lapangan kerja jasa wisata seperti pemandu wisata, pedagang kaki lima, tukang kuda/perahu, pengusaha hotel restoran. Tercatat saat ini jumlah pemandu wisata sebanyak 25 orang, tukang perahu 60 orang, tukang kuda 40 orang, PK5 618 orang. TABEL 1.10 KUNJUNGAN WISATAWAN Pengunjung Wisata Tahun 2013 Tahun 2014 Telaga Sarangan Sumber : Dinas Parbudpora Kab. Magetan Namun demikian pemerintah Kabupaten Magetan juga terus mengembangkan obyek wisata lainnya sebagai pendudukung obyek wisata Telaga Sarangan antara lain : Pengembangan Agrowisata Strawberry dan Jeruk Pamelo, Pengembangan Wisata Budaya Labuh Sesaji di Telaga Sarangan, serta Ledug Suro di alon-alon kota Magetan. 13

14 TABEL 1.11 DAFTAR OBYEK WISATA No Nama Obyek Wisata Kecamatan 1 Telaga Sarangan Plaosan 2 Telaga Wahyu Plaosan 3 Air Terjun Tirtosari Plaosan 4 Air Terjun Waton Jamas Ndak Tuo Plaosan (Air Terjun Watu Ondo, Jarakan dan Pundak Kiwo) 5 Air Terjun Tirto Gumarang Plaosan 6 Camping Ground Plaosan 8 Waduk Gonggang Poncol Sumber : Dinas Parbudpora Kab. Magetan Upaya penyediaan akomodasi pendukung lainnya beserta fasilitas informasi yang cukup lengkap mengenai keberadaan hotel yang ada : TABEL 1.12 HOTEL, KAMAR DAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014 No. Klasifikasi Akomodasi / Hotel Kamar Tempat Tidur 1 Bintang Melati Melati Melati Pondok Wisata Jumlah Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kab. Magetan 2). Industri Profil industri pengolahan di Kabupaten Magetan sampai tahun 2013 masih didominasi oleh Industri kecil, menunjukkan jumlah industri kecil formal maupun non formal. Jumlah industri kecil formal 14

15 bertambah 52 unit sehingga menjadi 761 dengan tenaga kerja tenaga kerja, sedangkan untuk industri kecil non formal sebanyak unit tenaga kerja tenaga kerja. Beberapa jenis industri kecil ( kerajinan rakyat ) yang memberikan andil cukup besar bagi perindustrian penyamakan kulit menghasil produksi sebesar Rp ,00, alas kaki dari kulit menghasilkan produksi sebesar Rp ,00, makan ringan sebesar Rp , Industri Tahun ,00 dan batu bata Rp ,00. Jenis Industri Kecil Kerajinan Rakyat Formal dan Non Formal di Kabupaten Magetan sebanyak : unit usaha, dan Tenaga kerja tenaga kerja dengan Hasil produksi sebesar Rp ,00. 3). Perdagangan Perkembangan usaha perdagangan baru terus meningkat, karena adanya keuntungan usaha yang tentunya didukung oleh daya beli masyarakat, dan adanya fasilitasi ketersediaan pasar secara fisik, pameran dagang dan kemudahan perijinan. Perkembangan usaha perdagangan baru di Kabupaten Magetan tahun 2013 sebanyak meningkat menjadi tahun 2014 atau 9,10 %. Pemilikan Surat Ijin Usaha perdagangan (SIUP) tahun 2013 menunjukkan bahwa perusahaan kecil dan mikro mendominasi hampir 90,49 % dari seluruh perusahaan yang memiliki SIUP. Jumlah perusahaan yang memiliki SIUP meningkat dari tahun ketahun. Pemilik Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten Magetan sejumlah 589 Perusahaan terdiri dari Perusahaan besar, Menengah, Kecil dan Mikro Kecil. 4). Pertanian Luas wilayah Magetan Ha, terbagi atas Hektar tanah sawah dan hektar tanah kering, serta sawah irigasi : hektar. Pertanian merupakan sektor yang paling dominan di Kabupaten Magetan hidup dari bercocok tanam. Komoditas tanaman bahan makanan, utamanya padi merupakan produk yang besar peranannya bagi masyarakat Magetan. Luas panen, produksi dan rara rata produksi tanaman pangan di Kabupaten Magetan, tahun 2014 padi Kuintal 15

16 dan diikuti oleh produksi Jagung : Kuintal, Ubi kayu Kuintal serta Ubi jalar : Kuintal. Buah Buahan tiga jenis buah buahan yang banyak dihasilkan adalah jeruk besar ( Kuintal ) Mangga ( Kuintal) dan Pisang ( Kuintal) dari tiga jenis buah buahan tersebut yang paling menonjol. Sayur Sayuran Sementara sayur sayuran yang banyak diproduksi adalah Bawang merah ( Kuintal), Sawi ( Kuintal) dan Cabe Rawit ( Kuintal) dari sayur sayuran ratarata mengalami peningkatan. 5). Perkebunan dan Kehutanan Perkembangan produksi hasil perkebunan yang paling dominan adalah Tebu ( ,19) tahun 2013 dan meningkat menjadi ( ,00 Kuintal) atau 3,04 %, dan untuk tanaman produksi hasil hutan rakyat jenis tanaman Kayu Jati (1.605,25 M3) dan Kayu Mahoni (1.965,50 M3) terus mengalami peningkatan. Sedangkan untuk hasil produksi Kehutanan Kayu Jati (1.592,43 M3) di tahun 2013 dan meningkat sebesar 1.605,25 m3 atau 0,80 %. Untuk hasil produksi Kayu Mahoni sebesar 1.929,38 m3 tahun 2013 meningkat menjadi 1.965,50 m3 atau 1,87 %. 6). Gambaran Polulasi Ternak Besar, Kecil, Unggas dan Kelinci, dan Perikanan Peternakan Gambaran mengenai populasi ternak besar, kecil dan unggas serta kelinci untuk ternak besar rata rata mengalami kenaikan, tahun 2014 sapi potong ( ekor), Sapi perah (191 ekor), Kerbau (331 ekor) sedangkan ternak kecil Kambing mengalami penurunan ekor tahun 2013 turun menjadi ekor tahun Untuk unggas yang mengalami kenaikan Ayam pedaging ekor tahun 2013 menjadi ekor tahun Peningkatan produksi perikanan budidaya perikanan budidaya didorong oleh berkembangnya usaha budidaya perikanan air tawar (kolam) dan meningkatnya minat masyarakat dalam pembudidayaan ikan. Perkembangan produksi perikanan budidaya ikan : 937,86 Ton tahun 2013 naik menjadi 1.152,75 ton tahun

17 b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB (tiga tahun terakhir) Sektor 1. Struktur Ekonomi Magetan Struktur perekonomian Kabupaten Magetan dapat dilihat dari indikator distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang meliputi 9 sektor, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Dari kesembilan sektor tersebut dikelompokkan menjadi sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian), sektor sekunder (industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan), sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa). Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ukurannya terdiri dari PDRB atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dan secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah. TABEL 1.13 NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN DAN BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Pertanian , , , , , ,84 2. Pertambangan dan penggalian , , , , , ,03 3. Industri pengolahan , , , , , ,66 4. Listrik, Gas dan Air Bersih , , , , , ,62 5. Bangunan , , , , , ,73 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan , , , , , , , , , , , , , , , , , ,70 17

18 Jasa Usaha 9. Jasa - jasa , , , , , ,96 PDRB , , , , , ,40 Sumber : BPS Kabupaten Magetan tahun 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran masih dominan menyusul bidang jasa - jasa, industri pengolahan, bangunan, keuangan, persewaan dan jasa usaha, pengangkutan listrik, gas dan air bersih dan yang paling rendah pertambangan dan penggalian, memiliki angka paling kecil karena Magetan tidak memiliki tambang yang dapat diunggulkan. Perkembangan perekonomian Kabupaten Magetan juga dapat dilihat dari PDRB perkapita, meskipun angka PDRB perkapita tersebut tidak menggambarkan pendapatan penduduk secara nyata karena angka tersebut merupakan angka rata-rata. PDRB perkapita merupakan suatu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum di suatu daerah yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Konstribusi kelompok sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) terhadap PDRB Kabupaten Magetan padat tahun 2012 sebesar 30,29 % kemudian tahun 2013 turun menjadi 30,08 %. Sementara konstribusi kelompok sektor skunder (industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan), dari 16,40 % pada tahun 2012 menjadi 16,51 % tahun 2013, sedangkan konstribusi kelompok sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa), dari 53,31 % pada tahun 2012 mejadi 53,41 % tahun Kondisi diatas menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubah struktur ekonomi yang ditandai dengan menurunnya sektor primer dan semakin meningkatnya peran sektor non primer terhadap PDRB Kabupaten Magetan. Peran sektor pertanian cenderung menurun. Hal ini karena alih fungsi lahan pertanian yang merubah menjadi lahan non pertanian terutama untuk pemukiman penduduk, luas lahan pertaninan semakin berukurang. 18

19 Sebaliknnya peranan sektor tersier terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan perkembangan semakin cepat. TABEL 1.14 PERANAN SEKTORAL PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA No. Sektor Tahun 2012 Tahun 2013 Primer 30,29 30,08 1 Pertanian 29,80 29,60 2 Pertambangan dan penggalian 0,49 0,48 Sekunder 16, Industri pengolahan 8,68 8,69 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,94 0,90 5 Bangunan 6,78 6,92 Tersier ,41 6 Perdagangan, Hotel dan 27,58 28,72 Restoran 7 Pengangkutan dan 2,25 2,30 Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan 4,31 4,38 Jasa Usaha 9 Jasa jasa 19,17 18,01 PDRB 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Magetan tahun Laju Pertumbuhan EKonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, modal, tekhnologi, kebijakan pemerintah 19

20 daerah dan tentunya situasi keamanan wilayah. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh situasi perekonomian nasional maupun internasional, tersebut tabel dibawah pertumbuhan ekonomi Magetan dan Jawa Timur : TABEL 1.15 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SEKTOR Sektor Sumber Pertumbuhan Pertanian ,26 2. Pertambangan dan penggalian 1,82 5,25 3. Industri pengolahan 6,91 6,80 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,23 7,88 5. Konstruksi 7,89 7,43 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,79 10,37 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,95 9,80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Usaha 7,65 8,03 9. Jasa jasa 4,15 3,97 PDRB 6,39 6,67 Sumber : BPS Th Kab. Magetan TABEL 1.16 PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, MAGETAN, JAWA TIMUR DAN NASIONAL Tahun Magetan Jawa Timur Nasional ,39 7,27 5, ,67 6,65 6,23 Sumber : BPS Th Kab. Magetan 3. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Salah satu tujuan akhir penghitungan PDRB adalah untuk mendapatkan angka Pendapatan Regional Perkapita. Angka ini 20

21 merupakan salah satu indikator penting yang biasanya digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum disuatu wilayah. Besaran PBRB pendapatan perkapita dan pendapatan per kapita dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk mengetahui sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan ekonomi dapat dinikmati setiap penduduk, mulai dari bayi yang baru lahir sampai penduduk usia lanjut. Penghitungan pendapatan yang benar benar diterima oleh penduduk Kabupaten Magetan sampai saat ini belum dapat dilakukan, karena belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar Kabupaten atau kota. Dengan mengabaikan adanya arus pendapatan antar daerah maka penghitungan pendapatan perkapita yang paling mendekati adalah melalui besaran Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Perkapita. Pada tahun 2012 pendapatan regional perkapita Kabupaten Magetan atas Harga Berlaku sebesar Rp Juta, atau naik Rp. 1,519 juta 21 di banding tahun sebelumnya. Dalam periode lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan pendapatan regional perkapita mencapai 56,07 %, yaitu dari Rp. 8,924 juta pada tahun 2008 menjadi juta pada tahun No TABEL 1.17 PDRB PERKAPITA DAN PDRN PERKAPITA KABUPATEN MAGETAN TAHUN Uraian PDRB & PDRN Perkapita (Rp. Juta ) PDRB Perkapita 14, PDRN Perkapita 13, Sumber : BPS Th Kab. Magetan 4. Tingkat Perkembangan Harga Pemerintah selalu berusaha agar laju inflasi terkendali, apabila inflasi tinggi, tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat tidak akan mempunyai arti, karena dengan tingginya 21

22 tingkat inflasi kemampuan daya beli dari pendapatan (uang) yang diterima akan menurun. Dari hasil bagi PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, maka diperoleh indeks harga implisit. Perubahan insdek harga implisit antar tahun merupakan gambaran angka inflasi dari sisi prodosen atau biasa disebut laju implisit. Hasil pengghitungan insdeks implisit dapat menunjukkan adanya kenaikkan harga barang dan jasa atau sebaliknya. Perubahan insdeks implisit dari PDRB Magetan merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan jasa dalam periode satu tahun. Angka ini mempunyai arti yang hampir sama dibanding inflasi, hanya berbeda cakupannya karena angka inflasi yang biasanya dihitung bulanan oleh pemerintah adalah angka inflasi yang diperoleh Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan jenis dan jumlah komoditi yang telah ditentukan, sedangkan angka inflasi yang disajikan pada publikasi ini mengacu pada perubahan harga ditingkat prodosen dengan jumlah komoditi yang lebih besar sesuai dengan komoditi yang diproduksi di wilayah Kabupaten Magetan dalam rentang waktu satu tahun, tersebut dalam tabel dibawah : TABEL 1.18 NILAI INFLASI RATA-RATA TAHUN 2012 S/D 2013 KABUPATEN MAGETAN Sektor Pertanian 7,82 8,58 2. Pertambangan dan penggalian 6,81 5,98 3. Industri pengolahan 6,42 6,86 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,13 1,21 5. Konstruksi 2,55 8,42 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,92 7,52 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,99 6,13 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Usaha 4,87 7,13 9. Jasa jasa 5,92 3,04 PDRB 5,57 6,86 Sumber : BPS Th Kab. Magetan 22

23 Pertumbuhan ekonomi selain ditentukan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah, investasi, juga dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat, dimana peningkatan konsumsi akan meningkat jika daya beli masyarakat juga meningkat. Indeks daya beli di tahun 2013 menjadi 65,55 %. Hal ini juga dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi / kesejahteraan masyarakat stabil. TABEL 1.19 INDEKS DAYA BELI KABUPATEN MAGETAN TAHUN Uraian Indeks Daya beli (dalam %) 65,55 65,55 Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tujuan utama Pembangunan Manusia pada hakekatnya untuk meningkatkan kesejahateraan seluruh lapisan masyarakat baik materiil maupun spituriil. Namun demikian kenyataan menunjukkan masih ada masyarakat yang secara materi saja belum sejahtera. TABEL 1.20 ANGKA IPM KABUPATEN MAGETAN No. Tahun Angka IPM Magetan , ,34 Sumber : BPS Keberhasilan dalam pembangunan manusia, ditunjukkan besaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dibangun atas 3 komponen yakni Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Magetan terus mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun TABEL 1.21 REALISASI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 23

24 ( I P M ) No. Indikator Indeks pendidikan 77,73 77,73 2 Indeks kesehatan 77,51 77,51 3 Indeks daya beli 65,55 65,55 Sumber : BPS Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka sangat berguna ketika Pemerintah Kabupaten Magetan ingin mengetahui seberapa besar masyarakat Kabupaten Magetan yang tidak bekerja, yang pada akhirnya Kabupaten Magetan bisa merencanakan pembukaan lapangan kerja baru. Oleh karena semakin tinggi tingkat pengangguran terbuka, kerawanan sosial diduga akan turut meningkat, dan sebaliknya, akan membuat kestabilan sosial di dalam masyarakat. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPP) Magetan menunjukkan tren bergelombang dari sebesar 2,48 % Tahun 2013, menjadi 2,93 % Tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat masih belum mampu menyerap tenaga kerja yang optimal. TABEL 1.22 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA DI KABUPATEN MAGETAN No. Kegiatan Utama Penduduk Angkatan Kerja Bekerja Penganggur TPAK (%) 70,39 71,01 5 TPT (%) 2,48 2,93 Indikator Jumlah Penduduk Miskin termasuk sangat strategis karena pembangunan tidak cukup hanya tumbuh tetapi terdistribusi kepada seluruh masyarakat Magetan. Oleh karenanya diperlukan alat ukur sebagai indikator melihat perkembangan kemakmuran seluruh masyarakat Kabupaten Magetan yang salah satunya adalah Indikator Jumlah Penduduk Miskin, dengan semakin rendah jumlah penduduk miskin maka diharapkan kemakmuran penduduk semakin merata. 24

25 Realisasi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Magetan. di tahun 2012 sebesar 11,45 %, angka kemiskinan tahun 2013 di Kabupaten Magetan 12,14 %. Berikut realisasi Jumlah Penduduk Miskin : TABEL 1.23 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN KABUPATEN MAGETAN TAHUN Indikator Target (%) Jumlah Penduduk Miskin 12,01 11,45 12,14 Sumber: BPS Kab. Magetan BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Arah kebijakan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Kabupaten Magetan telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magetan Tahun Selanjutnya, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pokok Pembangunan Jangka Panjang Daerah tersebut, dilakukan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan yang dijadikan agenda pembangunan jangka menengah daerah secara berkesinambungan dan saling menjaga dari periode satu ke periode berikutnya sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun , telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor: 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan tahun , merupakan RPJMD Kedua dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Magetan yang ditujukan untuk lebih memantapkan hasil-hasil pembangunan.yang telah dicapai sebelumnya. A. VISI DAN MISI 1) Visi 25

26 Visi merupakan cita-cita atau harapan yang ingin diwujudkan melalui program kegiatan yang terukur, dilaksanakan secara konsisten dan komprehensif berdasarkan kesepakatan bersama. Visi Pemerintah Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut : TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MAGETAN YANG ADIL, MANDIRI DAN BERMARTABAT 2) Misi Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Magetan dirumuskan 5 (Lima) Misi pembangunan sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ; 2) Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah ; 3) Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan ; 4) Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna menunjang pertumbuhan ekonomi daerah ; dan 5) Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum. Kesejahteraan Konsep "6 W" (RPJM Lama Untuk Analisis Yang Dilanjutkan Untuk Masa Bhakti ) 1) Wareg : Cukup Sandang, Pangan & Papan 2) Waras : Sehat Jasmani Dan Rohani 3) Wasis : Memiliki Pendidikan Layak 4) Wutuh : Keseimbangan Pembangunan Jasmani & Rohani 5) Widodo : Keselamatan Dunia Dan Akhirat 6) Waskito : Berpandangan Jauh Kedepan (Visioner) 3) Misi Pembangunan Daerah a. Misi Pembangunan Daerah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPMD) Kabupaten Magetan tahun 2014 berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di 26

27 Kabupaten Magetan dalam segala bidang, guna menyiapkan kemajuan, kemandirian dan kemampuan bersaing. Dengan memperhatikan isu dan pencapaian visi Kabupaten Magetan yaitu Terwujudnya kesejahteraan masyarakat magetan yang adil, mandiri dan bermartabat, maka dirumuskan 5 (lima) Misi Kabupaten Magetan dalam rangka pencapaian misi pembangunan Kabupaten Magetan 2014 yaitu sebagai berikut : a) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b) Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah; c) Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; d) Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah; dan e) Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum. b. Perwujudan Misi 1) Misi Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengandung pengertian senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik secara formal maupun informal yang bertujuan ingin menciptakan suasana kebersamaan dalam rangka menjaga stabilitas daerah demi kelangsungan pembangunan. Dalam berbangsa dan bernegara wajib menaati dan memahami empat pilar antara lain adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. 2) Misi Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan sumber daya manusia yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah. Mengandung pengertian mengembangkan sistem pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah 27

28 yang dilandasi semangat profesionalisme untuk mewujudkan good governance. Good governance mengandung arti kegiatan suatu lembaga pemerintah yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara di mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur dalam berbagai tingkatan pemerintahan negara yang berkaitan dengan sumbersumber sosial-budaya, politik, dan ekonomi. 3) Misi Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit, dan optimalisasi pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Misi ini untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Magetan dalam lima tahun ke depan dibutuhkan peningkatan kinerja ekonomi yang bertumpu pada sektor pertanian, perdagangan, industri dan pariwisata dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam setiap upaya peningkatan perekonomian perlu adanya prinsip pengembangan sumber daya manusia serta pemanfaatan sumber daya alam untuk kecukupan manusia dengan mengelolanya secara optimal. Setiap program pengembangan ekonomi harus mengandung tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil dan bermartabat. 4) Misi Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah. Menyadari betapa pentingnya peran infrastruktur yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi dalam bentuk peningkatan produktifitas, lancarnya distribusi barang dan jasa dan meningkatnya nilai tambah produk yang dihasilkan. Secara tidak langsung ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan modal utama bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. 5) Misi Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum. Keamanan, ketertiban dan ketentraman merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang aman, tertib dan tenteram akan terwujud apabila 28

29 terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Magetan yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dengan sungguh-sungguh dan adil dengan perlakuan yang sama terhadap semua orang tanpa diskriminasi. Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan yang aman, tertib, tenteram dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan. B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH 1. Strategi Pembangunan Daerah Strategi yang dipilih untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut : 1) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya ketahanan moral dan mental masyarakat untuk membentengi diri dari krisis nilai sebagai akibat dari dampak negatif perubahan dan pembangunan adalah melakukan pembinaan terhadap lembaga-lembaga keagamaan, lembaga pendidikan keagamaan formal dan non formal serta tenaga pembimbing keagamaan, mengembangkan sarana dan prasarana peribadatan, pembinaan keagamaan terhadap aparatur pemerintah serta mengintegrasikan pengamalan ajaran agama di sekolah. 2) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya toleransi umat beragama adalah mengembangkan komunikasi inter dan antar umat beragama. 3) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah dan pelayanan publik, meningkatkan kapasitas kelembagaan yang efektif dan efisien serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparatur. 29

30 4) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas layanan administrasi kependudukan adalah menyempurnakan sistem dan prosedur pelayanan administrasi kependudukan yang cepat, mudah dan berkualitas. 5) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi lokal dengan memperhatikan kebijakan ekonomi regional, nasional dan global adalah mendorong pertumbuhan ekonomi sektor unggulan yang berwawasan lingkungan, mendorong tumbuhnya kluster-kluster ekonomi, 6) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kegiatan investasi untuk mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya aktivitas ekonomi lokal adalah memberikan kemudahan dalam berinvestasi serta mendorong tumbuhnya dan berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. 7) Strategi untuk mencapai sasaran terwujudnya stabilitas pangan dan energi utama adalah menjamin ketersediaan stok dan kelancaran distribusi bahan pangan dan energi utama. 8) Strategi untuk mencapai sasaran menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka adalah memberdayakan masyarakat miskin dan PMKS, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan jaminan ekonomi sosial tenaga kerja, meningkatkan penyerapan jumlah tenaga kerja lokal serta memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa dalam rangka penguatan pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi desa. 9) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan secara merata dan berkualitas, meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan informasi, meningkatkan kualitas kehidupan perempuan, anak dan keluarga sejahtera, meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan, serta memajukan olah raga daerah melaui pembinaan secara sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan. 10) Strategi untuk mencapai sasaran berkembangnya budaya lokal multikultur yang dapat menjadi media perekat sosial adalah melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah dari berbagai etnik dan golongan untuk menjaga pluralisme namun tetap terjaga persatuan dan kesatuan. 30

31 11) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak dan sehat adalah penataan ruang permukiman dan kawasan sesuai ketentuan zonasi, penyediaan sarana dan prasarana permukiman, mengendalikan pencemaran lingkungan serta meningkatkan luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat. 12) Strategi untuk mencapai sasaran terwujudnya alam dan lingkungan hidup yang lestari adalah mengelola sumber daya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan, merehabilitasi lingkungan hidup yang mengalami penurunan kualitas serta mengarahkan dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. 13) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman dan memadai adalah menyediakan infrastruktur jalan, jembatan beserta pendukungnya yang layak yang dapat menghubungkan antar wilayah dan pemukiman penduduk serta menjangkau sentra-sentra produksi pertanian dan produk unggulan daerah lainnya. 14) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas, kuantitas dan jangkauan jaringan irigasi adalah Membangun jaringan irigasi yang handal dan dapat menjangkau daerah irigasi yang seluas-luasnya. 15) Strategi untuk mencapai sasaran menurunnya kasus pelanggaran hukum serta gangguan keamanan ketertiban masyarakat adalah mengembangkan budaya hukum, kesadaran dan ketaatan hukum serta mendorong terlaksananya penegakan hukum, mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban untuk mendukung stabilitas daerah dan meminimalisir ancaman, hambatan dan gangguan, mengembangkan nilai-nilai nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa, demokrasi, pluralisme, serta penghormatan terhadap HAM. 16) Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan lembaga pemerintah dalam mengurangi resiko bencana adalah Meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam mendeteksi ancaman bencana dan melakukan upaya penyelamatan korban bencana. 2. Arah Kebijakan Pada dasarnya semua program pembangunan dilaksanakan setiap tahun untuk menjamin kontinuitas pelayanan masyarakat. Namun agar lebih 31

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Wilayah, Visi dan Misi Kabupaten Magetan, serta Deskripsi Penduduk.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Wilayah, Visi dan Misi Kabupaten Magetan, serta Deskripsi Penduduk. BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Tempat Penelitian Dalam bagian ini diuraikan profil Kabupaten Magetan, yaitu meliputi Letak dan Batas Daerah, Luas dan Pembagian Wilayah, Iklim dan Cuaca, Pembagian tipetipe

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN RANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR : TANGGAL : INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN VISI : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil, mandiri dan bermartabat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015 INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yang mengatur Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolok ukur pembangunan lima tahun yang akan datang dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 merupakan penjabaran lima tahun kedua dari Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah Kabupaten Lingga mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi Pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA

VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA 2015-2020 Oleh DRS. HASAN ACHMAD, M.Si KAIMANA, 2015 VISI DAN MISI 1. Visi Visi merupakan uraian berkenan dengan subtansi kualitas kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci