BAB III PEMBAHASAN PERHITUNGAN DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN PERHITUNGAN DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN PERHITUNGAN DAN ANALISA 1.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan analisa perlu adanya dilakukan pengumpulan data. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran secara analitik terhadap bahasan yang akan dihitung. Data yang dikumpulkan akan menjadi acuan dalam perhitungan yang akan dilakukan. Maka perlu adanya beberapa perimeter yang harus diperhatikan untuk mendapatkan data yang mencukupi. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah salah satu perusahaan manufaktur alat berat yang menggunakan peralatan angkat dalam proses produksinya yaitu jenis Overhead Crane. Gambar 3.1 Bagian utama Overhead Crane ( Ilustrasi gambar ) 35

2 Keterangan : 1. Unit Hoisting 2. Cross Travel Girder 3. Unit End Carriage Parameter yang diamati Metode perhitungan yang dilakukan adalah suatu syarat mutlak untuk memperhitungkan keamanan system dari kerja alat pengangkat yang berhubungan langsung dengan penanganannya, Dalam perancangan alat pengangkat ini diperlukan ketelitian dalam memilih dan menguji kekuatannya dengan pengujian dan penggunaan rumus perhitungannya Langkah-langkah Perancangan Dalam perancangan suatu alat diperlukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memudahkan dalam proses pembuatan serta rencana proses. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pemilihan hoist yang tepat 2. Perhitungan struktur kait, tali baja, roda puli, drum dan motor penggerak. 3. Perhitungan troli, roda gigi dan motor troli 4. Perhitungan struktur jembatan girder 5. Perhitungan end carriage, roda gigi dan motor penggeraknya. 36

3 Langkah langkah Perancangan Non standar crane Start Input (Spesifikasi Overhead Crane 5 Ton) 1. Daya angkat maksimal Q = 5 Ton 2. Kecepatan angkat = 5m/min 3. Kecepatan hoist troli = 17m/min 4. Kecepatan End carriage = 21m/min 5. Ketinggian angkat = 10 meter 6. Span (wheel to wheel) = 20 meter (Spesifikasi Overhead Crane 5 Ton) Tidak Standar Crane? A Perhitungan sistem puli Perhitungan struktur sistem troli Klasifikasi Teknis Ya Pemilihan Hoist Perhitungan struktur kait dan wire rope Perhitungan daya motor hoist & troli Perhitungan struktur girder Finish A Data Umum Jenis Alat Pengangkat : Overhead Travelling Crane Merk / tipe : Hitachi, type V-Series LH Hoist Kapasitas Angkat : 5 [Ton] = 5000 [kg] Tinggi Angkat : 6 [m] Panjang Span : 20 [m] Batang girder : Steel Beam tipe profil I Kecepatan Hoisting : 6,7 [m/menit] Kecepatan Traveling : 21 [m/menit] Pengoperasian : Dikendalikan operator (pendant) 37

4 3.2 Perhitungan Kehandalan Kerja Kapasitas alat pengangkat ini adalah sebesar 5 ton, dengan jam kerja adalah 21 jam setiap harinya. Maka kehandalan kerja dapat dihitung menjadi : 1) Kehandalan alat pengangkat terhadap beban, dimana diketahui : Qnbeban = beban nominal, dari pembebanan sebesar 5000 kg Kbeban = pemakaian kapasitas angkat rata-rata 0,5 (pustaka 5 hal, 15) Kbeban = Qmbeban Qnbeban = 0,5 => Qmbeban = 0, = 2500 kg = 2,5 ton Maka untuk mengangkat beban sebesar 5 ton, diambil nilai pembebanan paling aman yaitu beban rata-rata untuk pengangkatan sebesar 2,5 ton. 2) Kehandalan alat pengangkat terhadap kapasitas kerja selama 1 hari, diketahui: Qaman = Qmbeban, yaitu : 2,5 ton atau 2500 kg Jam kerja (jk) diambil nilai = 21 jam Σf1 = waktu kerja satu siklus yang diinginkan yaitu 10 menit = 600 detik Maka dapat dicari jumlah siklus per jam adalah : n = = = 6 siklus /jam Σf1 600 Sehingga siklus total dalam 1 hari kerja adalah : ntotal = n x jk = 6 x 21 = 126 siklus/hari Jadi dalam satu hari kerja, produktivitas penggunaan crane adalah : Ptot = Qaman. ntotal = 2, ton/hari = 315 ton/hari. 38

5 3.3 Perhitungan Kait Kait yang digunakan adalah kait tunggal yang terbuat dari baja 20 yang memiliki tegangan aman tidak boleh melebihi 500 kg/cm². pasitas alat pengangkat ini adalah sebesar 5 ton atau 5000 kg, jam kerja, untuk mencari tegangan tarik yang terjadi pada leher kait (σt) adalah : do d1 t T H ρ P Gambar 3.2 Gambar tegangan tarik pada kait (Pustaka 2, hal 20) Keterangan gambar : do d1 h t Ρ = diameter ulir bagian luar = diameter ulir bagian dalam = tinggi kait = tinggi ulir = diameter dalam kait 39

6 Sehingga perhitungan yang ada meliputi : 1) Massa terbagi pada tali tanduh, dalam penggunaan alat angkat beban tidak langsung terpasang pada kait, tapi menggunakan alat bantu berupa tali anduh yang beruas empat dengan dua lilitan pada kait. P = Q ( Pustaka 5 hal, 85 ) 4.cos45º Q = beban muatan = 5000 kg = 5 ton P = cos45º = 2500 kg 2) Perhitungan dimensi kait : kait diperiksa tegangan tariknya pada daerah yang berulir ( terhadap d1 yang lebih kecil). d1 = diameter minimum ulir M 52 = 46 mm ( Pustaka 6 hal, 290) Sehingga tegangan tariknya dapat dihitung dengan rumus : σt = Q = 5000 = 5000 = 3,01 kg/mm² 1660 ¼.л.(d1)² ¼.л.(46)² 3) Tinggi minimum kait ditentukan oleh tegangan tekan yang diijinkan pada ulir, yang didapat dengan rumus berikut : H = 4.Q.t ( Pustaka 5 hal, 86) Л.(do²-di²).P t = jarak pitch ulir = 5 mm ( Pustaka 6 hal, 290) do = diameter luar ulir untuk M52 = 52 mm ( Pustaka 6 hal, 290) 40

7 P = tegangan tekanan aman untuk baja, 300 s/d 350 kg/cm² diambil 350 kg/cm² = 3,5 kg/mm ( Pustaka 5 hal, 86 ) H = ,5 = 2,32 mm π.(52²-46²). 3,5 Dalam hal ini tinggi kait dibuat 3 cm. 4) Tinjauan kekuatan tarik terhadap tegangan tarik dan tekan, dari tabel 19 standar kait tunggal (pustaka 5 hal, 90), diketahui F = luas bagian kritis = 58 cm = 580 mm Xc = jarak antara centroid dan kontur dalam = 4,61 cm = 46,1 mm. f1 f2 ρ = luas desain daerah 1 = 2,93 cm = 29,3 mm = luas desain daerah 2 = 5,72 cm = 57,2 mm = jari-jari kelengkungan kait = 9,36 cm = 93,6 mm Sehingga faktor (x) didapat : 2.(f 1 f 2) 2.(29,3-57,2) x = = = 0,1 mm - F ) Jarak antara garis nol dengan titik pusat ( γ ) didapat dengan rumus : ρ.x γ = = 93,6. 0,1 = 8,5 mm 1+x 1 + 0,1 Sehingga jarak antara bagian terdalam dengan garis nol adalah : e1 = Xc γ = 46,1-8,5 = 37,6 mm ( Pustaka 5 hal, 91 ) a = 4,75 cm = 47,5 mm ( Pustaka 5 hal, 90 ) h 2 = 95 mm (asumsi) 41

8 e2 = h e1 = 95 37,6 = 57,4 mm 6) Tegangan tarik satuan maksimum pada bagian terdalam ( σ1 ) : Q σ1 = e ( Pustaka 5 hal, 88 ) F x a ,1 37,6 95 σ1 =.. = 341,2 => 345 kg/mm² 7) Tegangan tarik satuan maksimum pada bagian terluar ( σ11 ) : Q 2.e2 σ1 1 = ( Pustaka 5 hal, 88 ) F x a ,1 + h ,4 4, ,6 σ11 =.. = 100,6 kg/mm² Tegangan maksimum yang diijinkan pada leher kait untuk jenis baja 20 adalah σt = 500 kg/mm² sedangkan tegangan tarik nyang terjadi adalah sebesar σt = 345 kg / mm², maka kait yang digunakan aman terhadap beban maksimum. 3.4 Perhitungan Tali Baja ( Wire Rope ) Didalam perhitungan tali baja ini menggunakan sistem yang memakai 3 lengkungan ( pustaka 5; hal 38 ), maka fungsi perbandingan jumlah lengkungan untuk (n) 3 lengkungan adalah ( Dmin/d ) = 23. Jumlah Dmin/d Jumlah Dmin/d Jumlah Dmin/d lengkungan (n) lengkungan (n) lengkungan (n) , Tabel 1.2 Nilai Dmin/d sebagai fungsi jumlah lengkungan 42

9 efisiensi Tugas Akhir 1) Untuk mengetahui kekuatan tarik pada tali baja terhadap beban, dapat dicari dengan rumus berikut, Q = kapasitas maksimum = 5000 kg K = faktor keamanan = 5, ( Pustaka 5 hal, 42 ) n = jumlah alur puli penyangga muatan = ( Pustaka 5 hal, 38 ) η = efesiensi sistem puli = 0, ( Pustaka 5 hal, 41 ) η1 = efesiensi kerugian tali akibat kekekuannya ketika menggulung = 0, ( Pustaka 5 hal, 41 ) σb = tali baja netral = baja kg/cm² ( Pustaka 4 hal, 33 ) d = diameter tali baja = 12,5 mm ( data spesifikasi ) i = jumlah kawat dalam tali = 6x29 = ( data spesifikasi ) E = modulus elastisitas yang dikoreksi = yang dikoreksi 3 x = kg/cm²... ( Pustaka 4 hal, 39 ) 8 1 0,95 0,9 0,85 0,8 0,75 0, jumlah puli Gambar 3.3 Grafik efisiensi puli jumlah puli ( Pustaka 5 hal, 41 ) 43

10 Diameter untuk 1 kawat tali (δ) : 12,5 1,5 174 d = 1,5. δ. i ; δ = = 0,6 mm... ( Pustaka 5 hal, 38 ) 2) Tegangan tarik maksimum pada tali baja (S) adalah : S = Q = 5000 = 1313 kg/cm²... ( Pustaka 5 hal, 38 ) n.η.η1 4.0,971.0,98 3) Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian melengkung karena tarikan dan lenturan adalah : σσ = σb = = 3272 kg/cm²... ( Pustaka 5 hal, 39 ) K 5,5 4) Untuk penampang tali, dapat dicari dengan mengambil desain tali dengan jumlah kawat (i) = 174, maka didapatkan : F(174) = S ( Pustaka 5 hal, 41 ) σb d -. E K Dmin 1, F(174) = ,5 23 _1, = 0,87 cm² = 86,7 mm² 5) Pemeriksaan kekuatan tali baja P putus = σb. F = ,87 = kg... ( Pustaka 5 hal, 41 ) Sehingga untuk menentukan tegangan tarik maksimum yang diijinkan adalah : Smaks = P = = 2836,5 kg /cm² ( Pustaka 5 hal, 40 ) K 5,5 44

11 Didapat tegangan tarik maksimum tali baja (S) sebesar 1313 kg/cm², beban tarik maksimum tali baja yang terjadi adalah sebesar 2836,5 kg/, dengan demikian untuk beban sebesar 5,0 ton tali baja ini dinyatakan aman dipakai. 3.5 Perhitungan Puli Sistem puli adalah gabungan beberapa puli bebas, puli tetap dan puli rantai. Penggunaan sistem ini adalah untuk mentransmisikan daya yang terjadi pada crane. Digunakan jenis puli majemuk dengan tujuan mengurangi beban yang bekerja pada tali sehingga dapat menggunakan tali dan drum yang juga lebih kecil sehingga bobot mekanisme keseluruhan bisa berkurang. Gambar 3.4 Gambar tegangan tarik pada kait puli ( Pustaka 5, hal 63 ) 1) Sistem puli untuk bati gaya didesain dengan tali yang lepas dari puli tetap, dengan usaha ideal pada bagian tali yang lepas; adalah : Z0 = Q z ( Pustaka 5 hal, 40 ) Dimana : 45

12 Q = beban angkat = 5000 kg z = jumlah puli yang digunakan (puli bebas) = 2 ɛ = faktor hambatan = 1, ( Pustaka 5 hal, 40 ) Maka didapat : Z0 = = 1667 kg 2) Efisiensi resultan pada sistem puli : z+1 ησ = 1. (ɛ) ( Pustaka 5 hal, 40 ) (ɛ)². (z + 1) ɛ - 1 maka didapat : ησ =. (1,05) - 1 = 0,763 (1,05)². (2+1) 1,05-1 3) Untuk menentukan gaya tarik yang dikenakan pada sistem puli, didapat : s = z.h... ( Pustaka 5 hal, 63 ) h = lintasan pada puli = 25, ( Pustaka 5 hal, 71 ) v = kecepatan angkat = 6,7 m/menit ( data spesifikasi ) maka didapat : s = 2. 25,0 = 50 kg 4) Untuk menentukan kecepatan tali didapat : c = z. v = 2. 6,7 = 13,4 m/menit ( Pustaka 5 hal, 63 ) 5) Usaha yang sebenarnya adalah : Z = Q = 5000 = 2184 kg ( Pustaka 5 hal, 71 ) ησ (z + 1) 0,763. (2+1) 46

13 Usaha sebenarnya pada puli adalah Z = 2184 kg, sedangkan usaha ideal Z0 = 1667 kg. Sehingga ukuran puli sesuai standar ditentukan oleh ukuran diameter tali baja yaitu d = 12,5 mm. Gambar 3.5 Roda puli untuk tali baja ( Pustaka 5, hal 71 ) Ukuran roda puli (tabel 16 pustaka 5 hal 71) : Diameter Tali Baja a b c e h l r r1 r2 r3 r4 12, ,0 25,0 10 8,5 4,0 3, Perhitungan Drum Drum digunakan unutk tempat menggulung tali baja pada saat pengangkatan. Gesekan pada bantalan efisiensinya (η) = 0,95 47

14 P0 P H P1 Gambar 3.6 Gambar Drum ( Ilustrasi gambar ) Keterangan gambar : P = panjang drum P0 = panjang lilitan tali P1 = lebar roda penggulung H = tinggi drum d0 = diameter luar drum d1 = diameter dalam drum Sehingga perhitungannya meliputi : 1) Untuk menentukan diameter drum : ddrum = Dmin. dtali = ,5 = 287,5 mm --- ( Pustaka 5 hal, 38 ) Dimensi alur drum standar (tabel 17 pustaka 8; hal 74), yaitu : Gambar 3.7 Roda Puli untuk tali baja ( Pustaka 5, hal 74 ) 48

15 Standar Diameter tali (mm) r1 s1 c1 12,5 7,5 14 3,5 2) Jumlah lilitan pada drum untuk satu tali adalah : z = H.i + 2 = = 18,6 πdd 3,14.287, ( Pustaka 5 hal, 74 ) H = tinggi angkat crane = 6 m = 6000 mm i = perbandingan sistem tali = 3 3) Menentukan panjang drum (L) : H.i ,14.287,5 L = + 7. s1 = = 377 mm πdd 4) Tebal dinding drum ditentukan secara empiris sebagai berikut : ω = 0,02.Dd + (0,6 sampai dengan 10) mm... ( Pustaka 5 hal, 75 ) ω = 0,02.287, = 15,8 mm. 5) Pemeriksaan tegangan pada drum (σcomp) : S σcomp = = 1970 = 8,9 kg/mm² 15,8.14 ω.s1 49

16 Material yang digunakan untuk drum ini adalah baja cor dengan tegangan drum diizinkan σcomp = 16 kg/mm², sedangkan hasil perhitungan pada drum adalah 8,3 kg/cm²; sehingga dapat disimpulkan drum yang digunakan sangat aman. 3.7 Motor Penggerak Drum Motor penggerak yang digunakan adalah motor dengan penggerak elektrik. Untuk mendapat daya yang dihasilkan dari motor elektrik, digunakan rumus : 1) Daya yang ditransmisikan dari motor elektrik melalui tiga pasang roda N = gigi ke drum tempat tali pengangkat digulung. Q.v 75.η Q = daya angkat maksimal, diperhitungkan dengan tegangan tali baja pada puli sewaktu penurunan => Q = G/2 = 5000/2 = 2500 kg. v = kecepatan angkat standar = 3 m/menit = 0,1 m/detik η = efisiensi transmisi 0,85 Sehingga daya yang dihasilkan motor adalah : N = Q.v = ,1 = 3,9 hp = 2,8 kw 75.η 75.0,85 2) Untuk memindahkan putaran ke drum dipergunakan kopling flens tetap. Untuk mendapatkan kecepatan angkat sebesar 7,2 m/menit, maka besar putaran drum (Nd) adalah : π.dd.nd v = Nd = v π.dd 50

17 v = kecepatan angkat = 6,7 m/menit Dd = diameter drum = 287,5 mm Maka, ,7 Nd = = 8,0 rpm π.287,5 3) Momen statis yang didapat pada poros motor (M st) adalah : M st = ( pustaka 5 hal, 292 ) Nmot nmot Nmot nmot = daya motor = 3,9 hp = putaran motor = 145 rpm maka didapat : M st = ,9 145 = 19,26 kgm 4) Momen dinamik (Mdyn) pada waktu awalan atau start adalah : δ.gd².n Mdyn = + 0,975.(Q+G0).v² ( pustaka 5 hal, 293 ) 375.ts n.ts.ηm δ = koefisien pengaruh komponen transmisi mekanis 1,1 sampai 1,25 = diambil 1, ( pustaka 5 hal, 293 ) ts = waktu awalan start dengan rata-rata 1,5 sampai 5 detik = 3 detik ( pustaka 5 hal, 294 ) 51

18 v = kecepatan angkat = 6,7 m/menit = 0,112 m/detik -- ( data spesifik) n = putaran motor = 145 rpm Q = bobot muatan = 5000 kg G0 = berat total hoisting = 685 kg maka GD² didapat : GD² I = ; GD² = 4.g.I ( pustaka 5 hal, 289 ) 4.g g = kecepatan gravitasi = 9,81 m/detik I = momen inersia = 0,28 kg.m/detik² ( pustaka 5 hal, 295 ) Sehingga didapat : GD² = 4.g.I = 4.9,81.0,28 = 10,99 kgm² Sehingga untuk mencari momen dinamis pada waktu awal start didapat : 1,25.10, ,975.( ).0,112² Mdyn = + = 9,82 kgm ,89 1 5) Momen total starting motor (Mmotor) yang terjadi : Mmotor = M st + Mdyn ( pustaka 5 hal, 291 ) Mmotor = 19,26 + 9,82 = 29,08 kgm 52

19 6) Momen gaya ternilai motor adalah : Nmot Mrated = 716, ( pustaka 5 hal, 300 ) n mot Maka didapat : Mrated = 716,2. 3,9 145 = 19,26 kgm 7) Pemeriksaan motor terhadap beban berlebih. Beban berlebih motor selama start dimana, Mmaks = Mmot dan Mdaya = Mrated ialah : Mmaks Beban berlebih = ( pustaka 5 hal, 300 ) Mdaya Mmaks 29,08 Beban berlebih = = = 1,51 = 151% < 200% Mdaya 19,26 Tegangan motor diperiksa terhadap besarnya beban berlebih pada saat starting motor. Beban berlebih yang diizinkan tidak oleh melebihi 175% s/d 200%. Dalam hal ini untuk amannya diambil besarnya 200%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan motor sudah aman dari kebakaran akibat kelebihan beban saat starting dan batas yang diizinkan dari faktor pelayanan. 3.8 Perhitungan Troli Troli adalah komponen yang menggerakkan hoisting unit searah lebar ruangan dengan menggunakan roda penggerak diatas jembatan girder. Material yang digunakan adalah baja 55JI dengan kekuatan bahan 6000 kg/cm². 53

20 Gambar 3.8 Roda Troli ( Ilustrasi gambar ) Keterangan gambar : D L = diameter roda troli bagian luar = lebar roda gigi l1 = jarak roda gigi d1 = diameter roda troli bagian dalam d2 = diameter as roda l0 = lebar pengunci deangan mengambil asumsi beban merata pada empat roda, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : 1) Beban vertikal yang diterima setiap roda (Pv) adalah : Pv = Q+G ( Pustaka 5 hal, 75 ) 4 Dimana : Q = bobot maksimum = 5000 kg ( Data spesifik ) G0 = berat total hoisting unit = 750 kg ( Data spesifik ) 54

21 Pv = = 1437,5 kg 2) Gaya tekan normal (PN) yang terjadi karena kemiringan flens α = 8º adalah : PN = Pv = 1437,5 = 1451,6 kg ( Pustaka 5 hal, 251 ) cosα cos8 3) Perhitungan untuk roda troli diameter 128 mm pada girder, maka tegangan tekan satual lokal ditentukan dengan rumus : σrmaks = 600 P.k b.r ( Pustaka 5 hal, 260 ) P k = Pv = beban pada setiap roda = 1437,5 kg = koefisien kecepatan gelinding roda 25 m/menit = 0,5 m/detik = (1-0,2). 0,5 = 0, ( Pustaka 5 hal, 261 ) b = lebar permukaan kerja beban = 40 mm (direncanakan ) R = jari-jari roda = 128 / 2 = 64 mm Sehingga didapat : σrmaks = ,5.0,4 40.6,4 = 268,3 kg/cm² < 3800 ~ 4500 kg/cm² Tegangan tekan maksmum roda tidak boleh melebihi tegangan tekan ijin dari bahan roda yaitu sebesar 3800 sampai 4500 kg/cm² (pustaka 5; hal 261). Sehingga dapat disimpulkan bahwa roda penggerak troli mampu menahan beban angkat maksimum yang diterima. 55

22 4) Roda penggerak juga mengalami resistensi / tahanan gerak total pada jalur laluan. Untuk menentukan tahanan jalur (WΣ) digunakan rumus : d 2.k δ W Σ = (Q + G0) μ. + + μ1 + μ1² h + 0,024. β D D D R R Q = bobot muatan = 5000 kg G0 = bobot troli = 685 kg ( data spesifik ) μ = koefisien gesek antalan luncur = 0,1 - ( Pustaka 5 hal, 238 ) μ1 = koefisien tahanan gelincir = 0, ( Pustaka 5 hal, 249 ) d = diameter bantalan roda = 55 mm ( data spesifik ) D = diameter roda = 128 mm ( data spesifik ) k = koefisien gesek roda = 0, ( Pustaka 5 hal, 238 ) δ = besar kelonggaran roda = sin = 17,8 h/r = faktor pemusatan tegangan = 1, ( Pustaka 4 hal, 508 ) β = faktor koefisien untuk rpda bergerak pada bantalan luncur diambil 1, ( Pustaka 5 hal, 239 ) Sehingga besar nilai resistansi dari gerak total : , , , WΣ = ( ) 0, ,2 + 0,2².1,0 +.1,4 WΣ = 892,5 kg 56

23 3.9 Transmisi Putaran Roda Gigi Troli Kecepatan troli didapat dari transmisi roda gigi lurus yang mereduksi putaran motor penggerak. Gambar 3.9 Transmisi putaran roda troli ( Ilustrasi gambar ) Perhitungan transmisi roda gigi adalah : 1) Putaran dari roda penggerak (Nroda) adalah : π.droda.nroda Vroda = Nroda = 1000 Vroda = kecepatan traveling roda = 21 m/menit (data spesifik ) Droda = diameter roda troli = 128 mm ( data spesifik ) Sehingga didapat : 1000.Vroda π.droda 1000.Vroda Nroda = = = 52,2 rpm π.128 π.droda 57

24 Perbandingan transmisi roda gigi (i) : i = Z2 = Nrd = m.z2 = Z1 Np m.z1 Drd Dp Z1 = jumlah roda gigi lurus 1 = 32 buah (direncanakan) Z2 = jumlah roda gigi lurus 2 = 80 buah (direncanakan) Maka didapat : i = 80 Drd 128 = 2,5 ; m = = = 1,6 32 Zrg 80 Sehingga putaran rodagigi pinion (Np) adalah : Np = i.nroda = 2,5. 52,2 = 130,5 rpm ( Pustaka 6 hal, 238 ) 2) Kecepatan Linear pitch (V) adalah : π.m.zp.np V = ( Pustaka 3 hal, 1007 ) 100 m = modul gigi Zp = jumlah gigi pinion = 32 buah (direncanakan) Np = putaran pinion = 130,5 rpm maka didapat : π.m , m V = = = 13,1.m m/menit = 0,22.m m/detik

25 3) Beban Tangensial gigi (WT) adalah : WT = 4500.P. Cs V ( Pustaka 3 hal, 1007 ) P = daya yang terpasang pada motor listrik = 0,63 kw ( Data spesifik ) Cs = faktor pelayanan = 1,25 (untuk beban steady 24 jam per hari) V = kecepatan linear pitch = 13,13.m m/menit = 0,22.m m/detik maka didapat : WT = ,63. 1,25 = 13,13.m 269 m 4) Faktor bentuk gigi (Y) unutk 20º full depth involute sistem : Y = 0,154-0, ( Pustaka 3 hal, 1001 ) Z Sehingga untuk pinion didapat (Yp) : Yp = 0,154-0,912 = 0, Sehingga untuk gear didapat (YG) : YG = 0,154-0,912 = 0,

26 5) Karena bahan pinion dan gear sama, maka perhitungan beban gigi diambil pada (Yp), sehingga untuk faktor kecepatan (Cv) nilainya adalah : 3 Cv = 3+V ( Pustaka 3 hal, 1002 ) V = 0,22. m m/detik Cv = 3 3+0,22.m Dengan menggunakan persamaan lewis untuk pinion adalah : WT = (fop. Cv).b.π.m.Yp ( Pustaka 3 hal, 1008 ) fop = tegangan lentur yang diizinkan pinion = 19 kg/mm² Cv = faktor kecepatan = 3 3+0,22.m b = lebar gigi = 40 mm = 4 cm m = modul gigi Yp = faktor bentuk gigi pinion = 0,1255 maka didapat : 3 3+0,22.m WT = π.m.0,1255 = 89,85.m 3+0,22.m 269 m 89,85.m = 89,85.m² = ( ,2.m) 3+0,22.m Dengan menggunakan percobaan perhitungan hit and trial diatas, maka harga standar modul didapat (m) = 3,5, sehingga untuk mencari diameter pinion (Dp) dan diameter gear (DG), perhitungannya didapat : 60

27 Diameter pinion (Dp) = m.zp = 3,5. 32 = 112 mm Diameter gear (DG) = m.zg = 3,5. 80 = 280 mm > Perencanaan roda gigi lurus 1 pinion ( pustaka 6 hal, 241 ) : Bahan : Besi Cos/ cast iron tipe SC 46 Jumlah roda gigi (ZP) Kekuatan tarik (σt) : 32 buah : 46 kg/mm² Tegangan lentur yang diizinkan (σ0) : 19 kg/mm² Kekerasan (brinell) : 46 Putaran (Np) Lebar gigi Profil gigi : 10,5 rpm : 40 mm : 20º full depth involute system 3.10 Motor Listrik Penggerak Troli Troli merupakan suatu roda jalan yang berfungsi untuk menggerakkan hoisting unit. Untuk pergerakan ini dibutuhkan motor listrik. Adapun besaran daya minimal motor untuk menggerakkan troli didapat dari : 1. Daya minimal motor penggerak troli (Ptroli) adalah : Ptroli = W.v ( pustaka 5 hal, 292 ) 75.ηmot WΣ = W = tahanan terhadap gerak = 685 kg v = kecepatan traveling = 21 m/menit = 0,35 m/detik 61

28 ηmot = 0,891 maka didapat : Ptroli = 685.0, ,891 = 3,59 hp = 2,68 kw Keterangan : 1 kw = 1,34 hp 2. Momen statis yang didapat pada poros motor (M st) adalah : M st = ( pustaka 5 hal, 292 ) n Ptroli Ptroli n = daya minimum motor penggerak troli = 3,59 hp = putaran motor = 145 rpm maka didapat : M st = , = 1773,21 kg.cm = 17,73 kg.m 3. Momen dinamik (Mdyn) pada waktu awalan atau start adalah : Mdyn = δ.gd².n + 0,975.(Q+G0).v² ( pustaka 5 hal, 293 ) 375.ts n.ts.ηm δ = koefisien pengaruh komponen transmisi mekanis 1,1 sampai 1,25 = diambil 1, ( pustaka 5 hal, 293 ) ts = waktu awalan start dengan rata-rata 1,5 sampai 5 detik = 3 detik ( pustaka 5 hal, 294 ) v = kecepatan angkat = 6,7 m/menit = 0,112 m/detik -- ( data spesifik) 62

29 n = putaran motor = 145 rpm Q = bobot muatan = 5000 kg G0 = berat total hoisting = 685 kg maka GD² didapat : GD² I = ; GD² = 4.g.I ( pustaka 5 hal, 289 ) 4.g g = kecepatan gravitasi = 9,81 m/detik I = momen inersia = 0,28 kgcm/detik² ( pustaka 5 hal, 295 ) Sehingga didapat : GD² = 4.g.I = 4.9,81.28 = 1098,7 kgm² Sehingga untuk mencari momen dinamis pada waktu ae\wal start didapat : 1, ,975.( ).0,112² Mdyn = + = 3,13 kgm ,89 1 Momen total starting motor (Mmotor) yang terjadi : Mmotor = M st + Mdyn ( pustaka 5 hal, 291 ) Mmotor = 17,73 + 3,13 = 20,68 kgm 4. Momen gaya ternilai motor adalah : Nmot Mrated = 716, ( pustaka 5 hal, 300 ) npiniont Nmot = Ptroli = 3,59 hp / 2,6 kw 63

30 Maka didapat : Mrated = 716,2. 3,59 130,5 = 19,67 kgm 5. Pemeriksaan motor terhadap beban berlebih. Beban berlebih motor selama start dimana, Mmaks = Mmot dan Mdaya = Mrated ialah : Mmaks Beban berlebih = ( pustaka 5 hal, 300 ) Mdaya Mmaks Beban berlebih = = 20,68 = 1,046 = 104,6% < 200% Mdaya 19,67 Tegangan motor diperiksa terhadap besarnya beban berlebih pada saat starting motor. Beban berlebih yang diizinkan tidak oleh melebihi 175% s/d 200%. Dalam hal ini untuk amannya diambil besarnya 200%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan motor sudah aman dari kebakaran akibat kelebihan beban saat starting dan batas yang diizinkan dari faktor pelayanan. Untuk pemilihan motor listrik pada spesifikasi diambil motor dengan tipe YTOG-K, motor AC 3 phase dengan spesifikasi sebagai berikut : Model = High speed Daya = 3,0 kw Putaran output = 145 rpm Frwekwensi = 50 Hz Voltase = 380 V Berat Motor = 26 kg 64

31 3.11 Jembatan Jalan / Girder Troli Jembatan jalan pada umumnya yang dipakai adalah tipe profil I beam, berdasarkan data spesifikasi pemilihan profil dan kapasitas angkut maksimum. Untuk analisa kekuatan girder dimana bahan girder dipilih jenis baja 45JI (pustaka 8 hal, 24) yang mempunyai kekuatan tarik 55 kg/mm², sehingga untuk ukuran beam berdasarkan standar spesifik yaitu I = 450x175x11 N0. profil 45 dengan berat 65,2 kg/m. Sehingga perhitungannya didasari pada : 1. Girder akan menerima beban momen akibat bebanangkat, sehingga momen yang terjadi bentangan RA dan RB adalah : F RA L RB Mencari RB : ΣMA = 0 Gambar 3.10 Gambar diagram momen ( Ilustrasi gambar ) F = beban angkat maksimum = (berat girder + berat hoisting + berat beban.1,25) = kg. F.10 RB. 20 = RB. 20 = 0 RB = / 20 = kg Mencari RA : ΣMB = 0 => RA = RB = kg 65

32 Maka diperiksa : (RA + RB) = F = kg Disimpulkan bahwa girder akan mendapatkan beban seberat kg 2. Beban momen terbesar akan terjadi ditengah girder, sehingga untuk mencari momen maksimum (Mmaks) dengan memperhatikan faktor dinamis adalah : Mmaks RA RB Gambar 3.11 Gambar momen maksimum pada beban ( Ilustrasi gambar ) Mmaks = 1/4.Ψ.(Q+Go).L + 1/8. Ψ.φ.q.L²... ( Pustaka 4 hal, 265 ) Q = berat angkat maksimum (+75%) = ,75 = 8750 kg G0 = berat total hoisting = 685 kg L = panjang span = 20 m q = berat jenis girder = 65,2 kg Ψ = faktor golongan (diambil 1,4 untuk penggunaan industri) φ = koefisien dinamik akibat beban diam = 1, ( Pustaka 5 hal, 319 ) maka didapat : 66

33 Mmaks = 1/4.1,4.( ) /8. 1,4.1,0.65,2.20 = 66273,2 kg.m = 66,27 ton.m 3. Untuk analisa kekuatan girder dimana bahan girder dipilih jenis baja 45JI (Pustaka 8 hal, 24) mempunyai kekuatan tarik 55 kg/mm² perhitungan momen lentur girder yang diizinkan (Mq) didapat dengan rumus : L Mq = G ( Pustaka 5 hal, 315 ) G = q = berat jenis girder = 65,2 kg L = panjang span = 20 m maka didapat : Mq = 65, = 163 ton.m = kg.m = 163 ton.m Dapat disimpulkan bahwa girder mampu menahan momen maksimum yang terjadi, Mmaks < Mq yang diizinkan = (66,27 ton.m < 163 ton.m). 4. Tinjauan besar lendutan atau defleksi pada rangka batang girder akibat beban gerak : δ" Gambar 3.12 Gambar defleksi pada batang beam ( Ilustrasi gambar ) 67

34 Besar defleksi (δ ) digunakan rumus sebagai berikut : 40. M. L² δ = 1, ( Pustaka 5 hal, 331 ) _ 384. e. I M L = momen akibat beban gerak = panjang span = 20 m e = modulus elastisitas untuk baja = 2,2x ( Pustaka 5 hal, 78 ) Untuk mencari momen inersia pada girder adalah : h² 4 I = (Fatas + Fbawah) ( Pustaka 5 hal, 332 ) Fatas = lebar penampang atas = 160 mm Fbawah = lebar penampang bawah = 160 mm h = tinggi batang rangka = 450 mm maka didapat : I = ( ). 450² 4 = mm 4 Untuk mencari momen akibat beban gerak adalah : M = P L - b ( Pustaka 5 hal, 339 ) 2L 2 b L = jarak troli = 1225 mm = panjang span = 20 m (direncanakan) 68

35 Untuk mencari gaya yang timbul oleh roda troli : Q + Gt P = ( Pustaka 5 hal, 339 ) _ 4 Q = berat muatan = 8750 kg Gt = berat troli = 685 kg ( data spesifik ) Maka didapat : P = = 4718 kg Sehingga untuk mencari momen akibat beban gerak : M = 20 - = kg/cm Maka untuk mencari besar defleksi (δ ) didapat : δ" = 1, ² = 0,058 cm = 0,58 mm , Sedangkan defleksi yang diizinkan adalah : 1 δ" = = 4 mm 5000 Dapat disimpulkan defleksi maksimum yang terjadi tidak lebih dari defleksi yang ditentukan (δ = 0,58 mm < 4 mm), sehingga jembatan jalan atau gider aman terhadap terjadinya defleksi / lendutan. 69

36 3.12 Pembawa Crane (End Carriage) End carriage adalah bagian crane yang bertugas menggerakkan girder maju dan mundur, berikut perhitungan dari bagian end carriage adalah sebagai berikut : 1. Roda Jalan, adalah bagian dari end carriage, dengan bahan material adalah baja 55JI dengan kekuatan bahan 6000 kg/cm² dengan kekerasan 170 (pustaka 8 hal, 261). Roda ini menerima gaya reaksi pembebanan yaitu : a. Gaya reaksi tumpuan pada ujung span (RA + RB ) b. Beban end carriage itu sendiri Setiap end carriage mempunyai dua buah roda jalan, dengan beban rata pada setiap roda, sehingga tiap roda menerima beban gaya berikut : Proda = RA + GE 2 RA = gaya reaksi tumpuan A = kg GE = berat end carriage tipe THL5-56 = 310 kg ( data spesifik ) Maka didapat : Proda = = kg 2 1. Tegangan tekan satuan (σrmaks) roda terhadap rel jalan dihitung : σrmaks = 400 P.k ( Pustaka 5 hal, 260 ) b.r 70

37 P = beban yang diterima tiap roda = kg b1 = lebar roda bagian dalam = 70 mm ( data spesifik ) b2 = lebar roda bagian luar = 94 mm r = jari-jari roda jalan = 125 mm = 12,5 cm Mencari koefisien kecepatan gelinding roda : k = 0,5. Vroda Vroda = kecepatan traveling roda = 21 m/menit = 0,35 m/detik ( data spesifik ) maka didapat : k = 0,5. 0,35 = 0,175 Sehingga untuk mencari tegangan satuan roda terhadap rel jalan didapat : σrmaks = , ,5 = 230 kg/cm² Tegangan tekan satuan lokal aman maksimum tidak boleh melebihi dari tegangan tekan yang diizinkan bahan baja 55JI, yaitu 6000 kg/cm². Sehingga dapat disimpulkan bahwa roda penggerak mampu menahan beban angkat maksimum yang terjadi. 71

38 3.13 Transmisi Putaran Roda Gigi pembawa crane (end carriage) Kecepatan roda penggerak end carriage didapat dari transmisi roda gigi yang mereduksi putaran output motor penggerak. Roda gigi yang digunakan adalah roda gigi lurus. motor reduser Roda gigi 1 (pinion) Roda jalan (wheel) Roda gigi 1 (gear) Gambar 3.13 Transmisi putaran roda gigi pembawa crane ( Ilustrasi gambar ) Perhitungan dari transmisi putaran roda gigi end carriage adalah sebagai berikut : 1. Putaran dari roda jalan (Nroda) adalah : π.dd.nd 1000 Vroda = Nroda = 1000.Vroda π.droda Vroda = kecepatan traveling roda = 21 m/menit ( data spesifik ) Droda = diameter roda bagian dalam = 250 mm ( data spesifik ) Dgear = diameter gear roda = 299,6 mm ( data spesifik ) maka perhitungannya didapat : Nroda = π.250 = 26,75 rpm 72

39 Perbandingan transmisi roda gigi (i) : i = Z2 Z1 Z1 Z2 = jumlah roda gigi lurus 1 = 45 = Zp = jumlah roda gigi lurus 2 = 88 = Zrg 88 Dgear 299,6 i = = 1,96 ; m = = = 3,4 45 Zrg 88 Sehingga putaran rodagigi pinion (Np) adalah : Np = i.nroda = 1,96. 26,75 = 52,3 rpm ( Pustaka 6 hal, 238 ) 2. Kecepatan Linear pitch (V) adalah : π.m.zp.np V = ( Pustaka 3 hal, 1007 ) 100 m = modul gigi = 3,4 Zp = jumlah gigi pinion = 45 buah (direncanakan) Np = putaran pinion = 52,3 rpm maka didapat : π.3, , ,39 V = = = 25,606 m/menit = 0,427 m/detik

40 3. Beban Tangensial gigi (WT) adalah : WT = 4500.P. Cs V ( Pustaka 3 hal, 1007 ) P = daya yang terpasang pada motor listrik = 0,7 kw ( Data spesifik ) Cs = faktor pelayanan = 1,25 (untuk beban steady 24 jam per hari) V = kecepatan linear pitch = 25,606 m/menit = 0,427 m/detik maka didapat : WT = ,7. 1,25 = 153,77 25, Faktor bentuk gigi (Y) unutk 20º full depth involute sistem : Y = 0,154-0, ( Pustaka 3 hal, 1001 ) Z Sehingga untuk pinion didapat (Yp) : Yp = 0,154-0,912 = 0, Sehingga untuk gear didapat (YG) : YG = 0,154-0,912 = 0, Karena bahan pinion dan gear sama, maka perhitungan beban gigi diambil pada (Yp), sehingga untuk faktor kecepatan (Cv) nilainya adalah : 74

41 3 Cv = 3+V ( Pustaka 3 hal, 1002 ) V = 25,606 m/detik 3 Cv = = 0, ,606 Dengan menggunakan persamaan lewis untuk pinion adalah : WT = (fop. Cv).b.π.m.Yp ( Pustaka 3 hal, 1008 ) fop = tegangan lentur yang diizinkan pinion = 19 kg/mm² Cv = faktor kecepatan = 0,105 b = lebar gigi = 80 mm = 8 cm m = modul gigi = 3,4 Yp = faktor bentuk gigi pinion = 0,1255 maka didapat : WT = 19. 0, π. 3,4. 0,1255 = 21,384 Dengan m = 3,4 ; sehingga untuk mencari diameter pinion (Dp) dan diameter gear (DG), perhitungannya didapat : Diameter pinion (Dp) = m.zp = 3,4. 45 = 153 mm Diameter gear (DG) = m.zg = 3,4. 88 = 299,2 mm > Perencanaan roda gigi lurus 1 & 2 pinion ( pustaka 6 hal, 241 ) : Bahan : Besi Cos/ cast iron tipe SC 46 75

42 Jumlah roda gigi (ZP) Jumlah roda gigi (ZG) Kekuatan tarik (σt) : 45 buah : 88 buah : 46 kg/mm² Tegangan lentur yang diizinkan (σ0) : 19 kg/mm² Kekerasan (brinell) : 46 Putaran (Np) Lebar gigi Profil gigi : 52,3 rpm : 80 mm : 20º full depth involute system 3.14 Motor Listrik Penggerak End Carriage Untuk menentukan besarnya daya listrik yang butuhkan, perlu ditentukan besar tahanan (resistensi) jalan roda. Perhitungannya adalah : 1) Rumus tahanan jalan (W) adalah : W = ω.(q + Go + GG + GE) 1000 ω = koefisien tahanan gerak atau faktor traksi (kg/ton) Q = beban angkat maksimum = ,25 = 6250 kg G0 = berat total hoisting = 685 kg GG = GE = berat jenis girder x panjang span = 62,5 x 20 = 1250 kg berat end carriage tipe THL5-56 = = 620 kg 76

43 Menentukan faktor traksi (ω) : ω = μ.d + 2.k D ( pustaka 5 hal, 238 ) μ = koefisien gesek bantalan roda = 0, ( pustaka 5 hal, 238 ) d = diameter bantalan roda = 80 mm k = koefisien gesek roda = 0, ( pustaka 5 hal, 238 ) D = diameter roda = 282 mm Dp = diameter roda bagian dalam = 250 mm maka didapat : μ ,05 ω = = 0, Bila koefisien tahanan gerak ini dihitung dalam satuan kg/ton, maka besarnya akan dikalikan dengan /Sehingga koefisien tahanan gerak adalah 28,7 kg/ton; sehingga besar tahanan jalan (W) didapat : W = 28,7.( ) 1000 = 252,7 kg 2) Daya minimum terpasang pada motor untuk menggerakkannya adalah : Pcrg = W.v ( pustaka 5 hal, 292 ) 75.ηmot W = tahanan jalan terhadap gerak horizon = 252,7 kg v = kecepatan traveling = 21 m/menit = 0,35 m/detik ηmot = 0,891 77

44 maka didapat : Pcrg = 252,7.0, ,891 = 1,324 hp = 0,99 kw Keterangan : 1 kw = 1,34 hp 3) Perhitungan motor, momen girasi total motor yang terjadi adalah : MD I = ² ; MD² = 4.g.I ( pustaka 5 hal, 289 ) 4.g g = kecepatan gravitasi = 9,81 m/detik I = momen inersia = 0,28 kgm/detik² ( pustaka 5 hal, 295 ) Sehingga didapat : MD² = 4.g.I = 4.9,81.0,28 = 1099 kgm² 4) Momen statis yang didapt pada poros motor (M st) adalah : M st = 716, ( pustaka 5 hal, 292 ) n Pcrg Pcrg n = daya minimum motor penggerak end carriage = 0,99 kw =1,324 hp = putaran motor = 145 rpm maka didapat : M st = 716,2. 1, = 6,54 kgm 78

45 5) Momen dinamik (Mdyn) pada waktu awalan atau start adalah : δ.gd².n Mdyn = + 0,975.(Q+G0).v² ( pustaka 5 hal, 293 ) 375.ts n.ts.ηm δ = koefisien pengaruh komponen transmisi mekanis 1,1 sampai 1,25 = diambil 1, ( pustaka 5 hal, 293 ) ts = waktu awalan start dengan rata-rata 1,5 sampai 5 detik = 3 detik ( pustaka 5 hal, 294 ) v n = kecepatan travel = 21 m/menit = 0,35 m/detik ---- ( data spesifik) = putaran motor = 145 rpm Q = bobot muatan = 6250 kg G0 = berat total hoisting = 685 kg MD² = 4.g.I = 4.9,81.0,28 = 10,99 kgm² ηmot = 0,891 Sehingga untuk mencari momen dinamis pada waktu awal start didapat : 1,25.10, ,975.( ).0,35² Mdyn = + = 3,91 kgm , Momen total gaya starting motor (Mmot) adalah : Mmotor = M st + Mdyn ( pustaka 5 hal, 291 ) Mmotor = 6,54 + 3,91 = 10,45 kgm 79

46 7. Momen total gaya starting motor (Mmot) adalah : Nmot Mrated = 716, ( pustaka 5 hal, 300 ) npinion Nmot = Pcrg = 1,324 hp Maka didapat : Mrated = 716,2. 1,324 52,3 = 18,13 kgm 8. Pemeriksaan motor terhadap beban berlebih. Beban berlebih motor selama start dimana, Mmaks = Mmot dan Mdaya = Mrated ialah : Mmaks Beban berlebih = ( pustaka 5 hal, 300 ) Mdaya Mmaks Beban berlebih = = 10,45 = 0,576 = 57,6% < 200% Mdaya 18,13 Tegangan motor diperiksa terhadap besarnya beban berlebih pada saat starting motor. Beban berlebih yang diizinkan tidak oleh melebihi 175% s/d 200%. Dalam hal ini untuk amannya diambil besarnya 200%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan motor sudah aman dari kebakaran akibat kelebihan beban saat starting dan batas yang diizinkan dari faktor pelayanan. Untuk pemilihan motor listrik pada spesifikasi diambil motor dengan tipe YTOG-K, motor AC 3 phase dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Model = High speed b. Daya = 1,5 kw 80

47 c. Putaran output = 145 rpm d. Frekwensi = 50 Hz e. Voltase = 380 V f. Berat Motor = 26 kg 3.15 Hasil Perhitungan Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada komponen alat pengangkat, kemudian dimasukkan dalam data hasil pokok yang berisi tabel spesifikasi dasar alat angkat yang dirancang. \ Adapun hasil perhitungan tersebut dapat disajikan menjadi : Data Spesifik Spesifikasi Satuan Data Kapasitas angkat ton 1 ~ 5 Tinggi angkat m 6 Kecepatan angkat m/menit 6,7 Kecepatan jalan m/menit 21 Jam kerja yang dibutuhkan Hari/jam 24 Kondisi operasi Medium Temperatur kerja ºC 25 Faktor kerja % 25 81

48 Tabel Hasil Perhitungan Kehandalan Kerja Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan Q Kapasitas angkat 5000 kg SD Qmaman Beban rata-rata aman 2500 kg P ntotal Waktu kerja perhari 24 jam SD Qhr Kapasitas per jam kg/jam P Ptot Produktifitas satu hari kg/hari P n Siklus per jam 6 siklus/jam P Keterangan : SD = berdasarkan data spesifik P = berdasarkan data perhitungan Diberikan kapasitas pembebanan yang paling aman yaitu : Qringan = 1000 kg ; Qmedium = 3000 kg ; Qberat = 5000 kg Tabel Hasil Perhitungan Kait Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan D1 Dia. Min ulir M mm SD d0 Dia. Luar ulir M kg 52 mm SD Q Beban maksimal 5000 kg SD t Jarak pitch ulir-ulir 5 mm SD σt Tegangan tarik 3,01 kg/mm² P 82

49 σt1 Tegangan diizinkan 500 kg/mm² SD H Tinggi kait 150 mm P a Jari-jari mulut kait 47,5 mm SD σ1 σ11 γ Tegangan max. Bagian dalam kait Tegangan max. Bagian luar kait Jarak antara garis nol dan titik pusat 345 kg/mm² P 100,6 kg/mm² P 8,5 mm P Tabel Hasil Perhitungan Tali Baja Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan K Faktor keamanan 5,5 SD n Jumlah alur puli yang menyangga muatan 2500 kg 4 SD η Efisiensi sistem puli 0,971 SD d Diameter tali baja 12,5 mm P δ S σσ Diameter untuk 1 kawat tali Tegangan tarik maksimum tali baja Tegangan pada tali yang melengkung 0,6 mm P 1970 kg P 1313 kg/mm² P F(174) Luas penampang tali 86,7mm² P Smaks Tegangan tarik maksimum dizinkan 2836,5 kg/mm² P Tegangan tarik maksimum pada tali baja = 1313 kg/mm² sedangkan tegangan tarik maksimum diizinkan adalah = 2836,5 kg/mm² (aman) 83

50 Tabel Hasil Perhitungan Puli Notasi Z0 Data yang dihitung Usaha ideal pada bagian tali lepas Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan 1667 kg P Z Usaha sebenarnya 2184 kg P ησ Efisiensi resultan 0,763 P ɛ Faktor hambatan 1,05 SD s Gaya tarik yang dikenakan pada puli 50 kg P c Kecepatan tali 13,4 m/menit P z Jumlah puli yang digunakan (puli bebas) 2 SD h Lintasan pada puli 25 SD v Kecepatan angkat 6,7 m/menit SD Usaha yang sebenarnya adalah = 2184 kg, sedangkan usaha ideal = 1667 kg. Diameter tali baja didapatkan = 12,5 mm. Tabel ukuran roda puli (tabel 16 pustaka 8 hal 71) : Diameter Tali Baja a b c e h l r r1 r2 r3 r4 12, ,0 25,0 10 8,5 4,0 3,

51 Tabel Hasil Perhitungan Drum Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan dtali Diameter tali 12,5 mm SD ddrum Diameter drum 287,5 mm P dmin Untuk 3 lengkungan 3 SD z Jumlah lilitan pada drum untuk satu tali 18,6 P L Panjang drum 431 mm P ω Tebal dinding drum 15,8 mm P σcomp Tegangan pada drum 8,3 kg/mm² P σcompi Tegangan yang diizinkan 16 kg/mm² P Tegangan pada drum = 8,3 kg/mm², sedanga drum yang diizinkan adalah = 16 kg/mm², makaa drum aman digunakan Tabel Hasil Perhitungan Motor penggerak drum Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan N Daya yang dihasilkan 3,9 hp 2,8 kw P ηpuli Efisiensi puli 0,975 SD ηdrum Efisiensi drum 0,95 SD ηgigi Efisiensi roda gigi 0,99 SD GD² Momen girasi 10,99 kg.m P v Kecepatan angkat 6,7 m/menit SD Nd Putaran drum 8 rpm P 85

52 Mst Momen statis 19,26 kg.m P Mrated Momen gaya ternilai motor 19,26 kg.m P Mdyn Momen dinamis 9,82 kg.m P Mmot Momen total start 29,08 kg.m P Wberlebih Wizin Beban lebih motor selama start Beban lebih motor selama start izin 152% P 175% ~ 200% SD Tabel Hasil Perhitungan Roda Troli Notasi Pv Data yang dihitung Beban vertikal yang diterima Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan 1437,5 kg P PN Reaksi gaya vertikal roda 1451,6 kg P D Diameter roda 128 mm SD σrmaks Tegangan tekan roda troli 268,3 kg/cm² P σr Tegangan tekan yang diizinkan 4500 kg/cm² P G0 Bobot troli 685 kg SD k Koefisien gesek roda 0,05 SD WΣ Nilai tahanan gerak total 892,5 kg P Tegangan tekan maksimum roda = 268,3 kg/cm² sedangkan tegangan tekan yang diizinkan adalah sebesar = 4500 kg/cm². Maka aman dipakai 86

53 Tabel Hasil Perhitungan Transmisi Putaran Roda Gigi Troli Notasi Nroda Data yang dihitung Putaran roda penggerak troli Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan 52,2 rpm P Vroda Kecepatan traveling 21 m/menit SD D Diameter roda 128 mm SD i Perbandingan transmisi roda gigi 1,6 P Np Putaran nroda gigi pinion 130,5 rpm P V Kecepatan linear pitch 13,1 m/menit P P Daya motor listrik 0,63 SD yp yg Faktor pembentuk gigi pinion Faktor pembentuk gigi gear 0,1255 P 0,143 P m Modul 3,5 P Dp Diameter pinion 112 mm P DG Diameter gear 280 mm P Didapatkan modul = 3,5, sehingga : Diameter pinion (Dp) = 3,5. Zp = 3,5 x 32 = 112 mm Diameter gear (DG) = 3,5. ZG = 3,5 x 80 = 280 mm Tabel Hasil Perhitungan Motor Troli Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan Ptroli Daya minimal troli 3,6 hp / 2,6kW P v Kecepatan traveling 21 m/menit SD 87

54 M st Momen statis pada poros motor 17,73 kg.m P WΣ Tahanan terhadap gerak 685 kg P δ koefisien 1,25 SD Mdyn Momen dinamik 9,82 kg.m P GD² Momen girasi 10,99 kg.m² P Mmot Momen motor start 20,68 kg.m P Mrated Momen ternilai motor 19,67 kg.m P Wberlebih Wizin Beban lebih motor selama start Beban lebih motor selama start diizinkan Beban berlebih Wberlebih = 104,6 % < 200 %. 104,6 % P 175 % ~ 200 % SD Tabel Hasil Perhitungan Jembatan Jalan / Girder Troli Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan Mmaks Beban momen terbesar 66273,2 kgm P Mq Momen lentur girder yang diizinkan kgm P I Momen inersia mm4 P δ Besar defleksi 0,58 mm P δ" Besar defleksi yang diizinkan 4,0 mm P e Modul elastisitas 2,2 x 106 SD M P Momen akibat beban gerak Gaya yang timbul oleh roda troli (4 roda) kgm P N P 88

55 Tabel Hasil Perhitungan Roda Jalan Crane Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan GE Berat end carriage 310 kg SD Proda Beban tiap roda 2215 kg P σrmaks σr Tegangan satuan roda terhadap rel Tegangan satuan roda terhadap rel diizinkan 230 kg/cm² P 6000 kg/cm² SD Vroda Kecepatan traveling roda 21 m/menit SD k Koefisien kecepatan gelinding roda 0,175 P Tabel Hasil Perhitungan Roda Gigi Pembawa Crane Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan 4 Spesifikasi data Keterangan Vroda Kecepatan traveling roda 21 m/menit SD d Diameter roda pembawa crane bagian dalam 250 mm SD Nroda Putaran dari roda jalan 26,75 rpm P i Perbandingan transmisi roda gigi 3,4 SD Np Putaran roda gigi pinion 52,3 rpm P V Kecepatan linear pitch 0,427 m/menit P yp Faktor bentuk gigi pinion 0,134 P yg Faktor bentuk gigi gear 0,144 P m Modul gigi 3,4 P Dp Diameter pinion 153 mm P DG Diameter gear 299,2 mm P 89

56 Tabel Hasil Perhitungan Motor Pembawa Crane (End Carriage) Notasi Data yang dihitung Hasil perhitungan Spesifikasi data Keterangan G0 Bobot total hoisting 685 kg SD GG GE Bobot girder x panjang span Bobot t 2 end carriage tipe THL kg P 620 kg P ω Faktor traksi 0,0287 P μ Kecepatan traveling 0,1 SD k Koefisien gesek roda 0,05 SD W Besar tahanan jalan 257,7 kg P Pcrg Daya minimum pada motor 1,324 hp P V Kecepatan gerak roda 25 m/menit SD MD² Momen girasi 10,99 kgm P M st Momen statis 6,54 kgm P Mdyn Momen dinamik pada waktu start 3,91 kgm P Mmot Momen motor start 10,45 kgm P Mrated Momen ternilai motor 18,31 kgm P Wberlebih Wizin Beban lebih motor selama start Beban lebih motor selama start diizinkan Beban berlebih Wberlebih = 57,6 % < 200 %. 57,6% P 175 % ~ 200 % SD 90

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Pesawat angkat atau alat pengangkat merupakan salah satu jenis peralatan yang bekerja secara periodik untuk mengangkat dan memindahkan suatu barang yang mempunyai beban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Merencanakan girder Sturktur perencanaan crane dengan H-beam atau Wide Flange untuk kepastian 5 (lima) ton terdiri atas dua girder utama memanjang yang ujungnya diikatkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PENGHITUNGAN SPESIFIKASI OVERHEAD HOISTING CRANE PADA BEBAN MAKSIMUM 3 TON

TUGAS AKHIR ANALISA PENGHITUNGAN SPESIFIKASI OVERHEAD HOISTING CRANE PADA BEBAN MAKSIMUM 3 TON TUGAS AKHIR ANALISA PENGHITUNGAN SPESIFIKASI OVERHEAD HOISTING CRANE PADA BEBAN MAKSIMUM 3 TON Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh Ujian Sidang Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Girder Crane Kerangka girder crane adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk mendukung semua mekanisme operasi, perlengkapan listrik, motor dan peralatan pengendali

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN METODE VDI 2221

PERANCANGAN OVERHEAD CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN METODE VDI 2221 PERANCANGAN OVERHEAD CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN METODE VDI 1 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Strata-1 (S-1) Disusun oleh : BUDHI CAHYONO 0130311-14 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MEKANISME PENGANGKAT

BAB III PERANCANGAN MEKANISME PENGANGKAT BAB III PERANCANGAN MEKANISME PENGANGKAT Komponen utama mekanisme pengangkat meliputi perencanaanperencanaan : 1. Tali Baja (Steel Wire Rope). Puli (Rope Sheave) 3. Drum (Rope Drum) 4. Kait (Hook) 5. Motor

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE Joseph Rama Wiratama 1) dan Soeharsono 2) 1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 120 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 120 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARAHALIM LUBIS NIM. 050421022 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE BERPALANG TUNGGAL KAPASITAS 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE BERPALANG TUNGGAL KAPASITAS 10 TON PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE BERPALANG TUNGGAL KAPASITAS 10 TON SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKO AUGUSTINUS NIM. 070421009 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 10 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT

PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3. Diagram Alur Perakitan Trolley Crane Jalan Elektrik dengan Daya Angkat Manual Proses perancangan alur kerja perakitan Trolley CraneHoistJalan Elektrik dengan Daya AngkatManual

Lebih terperinci

Perancangan Mekanisme Angkat Boatlift Crane yang Sinkron dengan Kapasitas Swl 15 Ton pada PT.F1 Perkasa

Perancangan Mekanisme Angkat Boatlift Crane yang Sinkron dengan Kapasitas Swl 15 Ton pada PT.F1 Perkasa Perancangan Mekanisme Angkat Boatlift Crane yang Sinkron dengan Kapasitas Swl 15 Ton pada PT.F1 Perkasa Ardian Dwi Dermawan 1, I Putu Sindhu A 2 dan Ruddianto 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Analisa Perhitungan/ 413041-051 BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Mesin pembersih burry system kerjanya sama dengan mesin bor jenis peluassecara garis besar

Lebih terperinci

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK LAPORAN FIELD PROJECT PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK POTOT SUGIARTO NRP. 6308030007 DOSEN PEMBIMBING IR. EKO JULIANTO,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M OLEH : VADDIN GULTOM

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TEORI ELEVATOR BAB II TEORI ELEVATOR 2.1 Definisi Elevator. Elevator atau sering disebut dengan lift merupakan salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF TUGAS SARJANA PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF Diajukan Sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN KERANGKA OVERHEAD CRANE DOUBLE GIRDER KAPASITAS 5 TON

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN KERANGKA OVERHEAD CRANE DOUBLE GIRDER KAPASITAS 5 TON LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN KERANGKA OVERHEAD CRANE DOUBLE GIRDER KAPASITAS 5 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin derek dengan benar 2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen-komponen mekanisme pengangkatan,

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA TEKNIK Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) TEKNIK MESIN Disusun oleh: Nama : Dhona Iwan Aryanto

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM : PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR

Lebih terperinci

FINAL PROJECT DENGAN JUDUL

FINAL PROJECT DENGAN JUDUL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR ACHADI RAHARJA 6607040005 MEMPERSEMBAHKAN FINAL PROJECT DENGAN JUDUL PERANCANGAN OVERHEAD CRANE 5 TON SWL PADA WORKSHOP

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut. BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY.1 Diagram Alir Proses Perancangan Data proses perancangan kendaraan hemat bahan bakar seperti terlihat pada diagram alir berikut ini : Mulai Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR Dwi Cahyo Prabowo 22410181 Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN KAPASITAS 1150 kg 4.1. Perencanaan Elevator Dalam merencanakan unit lift yang akan digunakan pada sebuah gedung pertama-tama yang harus di hitung adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL 1 SIDANG TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL Dosen Pembimbing: Dr.Eng.Harus Laksana Guntur, ST., M.Eng

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA JIB CRANE

MEKANISME KERJA JIB CRANE JIB CRANE DEFINISI JIB CRANE Jib Crane adalah jenis crane di mana anggota horisontal (jib atau boom), mendukung bergerak hoist, adalah tetap ke dinding atau ke tiang lantai-mount. Jib dapat ayunan melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. (05), 337-3539 (30-97 Print) F5 Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain MD 900 Intan Kumala Bestari dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mobile Crane Mobile crane adalah Alat pengangkat ( crane) dengan sebuah mesin yang mempunyai struktur traktor atau truck yang dapat dipindahkan dengan mudah karena dukungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci