BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan a. Resiko kegagalan tiap komponen Castor 5 Inch Swivel K1 Rem yang diproduksi Unit Castor sebanyak 1 kegagalan dari 6 komponen. b. Faktor penyebab kegagalan berdasarkan analisis fishbone diagram untuk 1 kegagalan di Unit Castor berasal dari manusia, metode, material, mesin dan peralatan, dan lingkungan. c. Rekomendasi tindakan perbaikan terhadap resiko kegagalan tiap komponen adalah sebagai berikut : i. Menerapkan sistem shift kerja ketrampilan dan kemampuan. ii. Memberikan pelatihan mengenai penerapan. iii. Menerapkan penggantian pisau drawing secara berkala. iv. Memberikan instruksi kerja pada setiap mesin. v. Memberikan cover box. vi. Menggunakan sistem FIFO berupa pemberian sekat pembeda komponen. vii. Memberikan pelatihan mengenai pengaturan stopper. viii. Menerapkan maintenance mesin gergaji secara berkala. ix. Menerapkan sistem penggantian pisau punch secara berkala. x. Memberikan pelatihan kepada operator baru agar terbiasa dengan prosedur yang ada. xi. Menerapkan sistem penggantian stopper sebelum aus. xii. Memberikan pelatihan kepada operator mengenai stopper yang digunakan. xiii. Memberikan pelatihan kepada operator mengenai pengelasan. 6.. Saran a. Saran Bagi Perusahaan Castor 5 Inch Swivel K1 Rem merupakan produk dari Unit Castor dengan berbagai macam potensi kegagalan. Saran yang diberikan kepada perusahan adalah terus melakukan pengembangan terhadap proses dan peningkatan pengawasan terhadap proses yang dilalui Castor 5 Inch Swivel K1 Rem agar 11

2 castor yang dihasilkan memiliki kualitas baik. Tindakan perbaikan yang direkomendasikan penulis diharapkan dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengembangan proses dan peningkatan pengawasan terhadap proses pembuatan Castor 5 Inch Swivel K1 Rem. Laporan FMEA yang telah dibuat penulis harus terus diperbarui secara berkala agar menjaga validitasnya dan pembuatan laporan FMEA tidak terbatas pada Castor 5 Inch Swivel K1 Rem, namun kepada produk castor lain yang diproduksi di Unit Castor. b. Saran Bagi Peneliti Berikutnya Analisis resiko kegagalan FMEA Proses yang dilakukan penulis hanya terbatas pada satu produk saja yaitu Castor 5 Inch Swivel K1 Rem, sedangkan varian castor yang terdapat di Unit Castor terdapat bermacam macam varian castor. Terdapat banyak varian castor yang belum memiliki analisis resiko kegagalan menggunakan FMEA, hal ini merupakan peluang besar bagi para calon peneliti berikutnya untuk membantu PT X khusus Unit Castor untuk membuat laporan FMEA pada varian castor yang sangat beragam, dari castor yang telah diproduksi secara massal maupun castor yang baru akan diproduksi (tahap desain). 1

3 DAFTAR PUSTAKA Chandra, H. (009). Analisis Risiko Kegagalan Proses Perakitan Bagia (Sub Assembly) Pada Produk Intensive Care Unit (ICU) Bed (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta). Yogyakarta: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Chrysler Corporation, Ford Motor Company, & General Motors Corporation. (1995). Mode And Effects Analysis (FMEA) Reference Manual. AIAG. Chrysler LLC, Ford Motor Company, General Motors Corporation. (008). Mode And Effects Analysis (FMEA) Reference Manual Fourth Edition. AIAG. Firdaus, R., Sukmono, T., & Akbar, A. (010). Perbaikan Proses Produksi Muffler dengan Metode FMEA pada Industri Kecil di Sidoarjo. TEKNOLOJIA Vol. 5, Gryna, F. M., Chua, R. C., & DeFeo, J. A. (007). Juran's Quality Planning and Analysis for Enterprise Quality. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Gupta, P. (00). Six Sigma Business Scorecard Ensuring Performance for Profit. America: The McGraw-Hill Companies, Inc. Hanliang, N., Rosiawan, M., & Sari, Y. (01). Peningkatan Kualitas Proses Produks Di PT. Indal Alumunium Industry Tbk., Sidoarjo. Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 1, McDermott, R. E., Mikulak, R. J., & Beauregard, M. R. (009). The Basics Of FMEA nd Edition. New York: Taylor & Francis Group, LLC. Muliati, Y. (008). Analisis Risiko Kegagalan Sistem, Desain dan Proses Pada Produk Electric Operating Table-550E Dengan Metode Risk Mode And Effects Analysis (RFMEA) (Studi Kasus di PT Mega Andalan 1

4 Kalasan, Yogyakarta). Yogyakarta: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Nanda, L., Hartanti, L. P., & Runtuk, J. K. (01). Analisis Risiko Kualitas Produk dalam Proses Produksi Miniatur Bis dengan Metode Mode and Effect Analysis pada Usaha Kecil Menengah Niki Kayoe. Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol., Society of Automotive Engineers, Inc. (00). and Effects Analysis in Design (Design FMEA), Mode and Effects Analysis in Manufacturing and Assembly es ( FMEA) and Mode and Effects Analysis for Machinery (Machinery FMEA). Society of Automotive Engineers, Inc. Suryanto, E. (011). Analisis Resiko Kegagalan dan Rekomendasi Tindakan Perbaikan Pada Rakitan Castor Double Wheel 6 Inch. Yogyakarta: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 1

5 FMEA Proses Cup 5 Inch Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of 1 Receiving (TC) Hasil potongan plat miring Jumlah output tidak maksimal order produksi Cup 5 inch mengenai Pengecekan visual, 8 8 penerapan Drawing Gigi - gigi tidak rata Gigi - gigi kurang dalam Braker bergesekan dengan cup Sistem pengereman tidak maksimal Sistem penggantian pisau sebelum pisau tumpul belum diterapkan Instruksi kerja tidak ditempel di tool drawing order produksi Cup 5 inch Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan 11 Penerapan penggantian pisau drawing secara berkala / sesuai dengan batas maksimal penggunaan Pemberian instruksi kerja di tool drawing yang digunakan Piercing Posisi lubang Cup tidak center Braker bergesekan dengan cup order produksi Cup 5 inch Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan 56 15

6 Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of Receiving (MAEP) Hasil verzinc kurang maksimal Cup mudah berkarat order produksi Cup 5 inch mengenai Pengecekan visual, pengecekan random 8 penerapan Cup mudah rusak Ventilasi tidak dilengkapi dengan pelindung hujan Box komponen tidak terdapat pelindung air hujan (cover) Pemberian cover box dan penggunaan desain rak agar tidak terkena air hujan 5 Storage Cup berkarat Sistem swivel tidak maksimal 6 Moderate Belum adanya sistem yang membedakan Cup 5 inch lama dengan baru order produksi Cup 5 inch Pengecekan ganda 7 8 Penggunaan sistem FIFO dan pemberian sekat pembeda komponen mengenai penerapan 16

7 FMEA Proses Spring Plat Flow Item Mode Effect (s) of Couse(s) / Mechanism(s) of u r 1 Receiving (TC) Hasil potongan plat miring Jumlah output tidak maksimal order produksi Cup 5 inch Kurangnya pelatihan mengenai Pengecekan visual, 8 8 penerapan menggunakan military standard Stamping Stamping spring plat patah Bending Spring plat patah Storage Spring plat berkarat Spring plat tidak dapat digunakan Sistem pengereman tidak maksimal Spring back tidak berfungsi Spring plat tidak dapat digunakan Spring plat rusak Sistem pengereman tidak maksimal 8 High 8 High 6 Moderate target produksi spring plat Kurangnya pelatihan mengenai Ventilasi tidak dilengkapi dengan pelindung hujan Box komponen tidak terdapat pelindung air hujan (cover) Belum adanya sistem yang membedakan spring plat lama dengan baru Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan secara visual Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan secara visual Pengecekan ganda penerapan menggunakan military standard Pemberian cover box dan penggunaan desain rak agar tidak terkena air hujan Penggunaan sistem FIFO dan pemberian sekat pembeda komponen 17

8 FMEA Proses Plat Braker Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of 1 Receiving (TC) Bahan Plat braker terlalu tebal / tipis Hasil potongan plat miring Tidak dapat dirakit di Assembly Jumlah output tidak maksimal 8 High target produksi Kurangnya pelatihan mengenai target produksi Kurangnya pelatihan mengenai 6 Pengecekan visual, Penerapan inspeksi saat incoming material dengan Penerapan inspeksi saat incoming material dengan Blanking Lubang roll pin miring Braker bergesekan dengan cup atau fork Sistem pengereman tidak maksimal target produksi Operator kurang mendapat pelatihan mengenai pengaturan stopper Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan secara visual 8 pengaturan stopper 18

9 Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of Drawing Press kurang dalam Press terlalu dalam Plat braker tidak dapat dipasang Plat braker hancur Plat braker tidak dapat digunakan 9 High target produksi target produksi Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan 8 setiap 50 komponen, uji pasang, dan pengecekan visual lekukan 1 Dies rusak Bending Pengait plat braker kurang melengkung Braker susah dirakit dengan rangkaian castor Sistem pengereman menjadi tidak maksimal 5 Low Kurangnya pelatihan mengenai Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan secara visual 80 penerapan 5 Receiving (MAEP) Hasil verzinc kurang maksimal Plat braker mudah berkarat order produksi plat braker Kurangnya pelatihan mengenai Pengecekan visual, 8 penerapan 19

10 Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of 6 Storage Plat braker berkarat Plat braker rusak 6 Moderate Ventilasi tidak dilengkapi dengan pelindung hujan Box komponen tidak terdapat pelindung air hujan (cover) Belum adanya sistem yang membedakan plat braker lama dengan baru Pengecekan ganda 7 8 Pemberian cover box dan penggunaan desain rak agar tidak terkena air hujan Penggunaan sistem FIFO dan pemberian sekat pembeda komponen Sistem pengereman tidak maksimal order produksi plat braker Kurangnya pelatihan mengenai penerapan 10

11 FMEA Proses Ring Nut Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of 1 Receiving (TC) Hasil potongan plat miring Jumlah output tidak maksimal order produksi ring nut mengenai Pengecekan visual, 8 8 Pemberian pelatihan mengenai penerapan menggunakan military standard Piercing Posisi lubang ring nut tidak center Ring nut bergesekan dengan sisi dalam fork target produksi Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan 11 Ring nut rusak Ventilasi tidak dilengkapi dengan pelindung hujan Box komponen tidak terdapat pelindung air hujan (cover) Pemberian cover box dan penggunaan desain rak agar tidak terkena air hujan Storage Ring nut berkarat Sistem swivel terganggu (seret) 6 Moderate Belum adanya sistem yang membedakan ring nut lama dengan baru order produksi ring nut mengenai 11 Pengecekan ganda 7 8 Penggunaan sistem FIFO dan pemberian sekat pembeda komponen Pemberian pelatihan mengenai penerapan menggunakan military standard

12 FMEA Proses Shaft 5 Inch Flow Item Mode Effect (s) of C l a s s Mechanism(s) of 1 Receiving Diameter shaft tidak sesuai standar Shaft tidak cukup saat masuk laker Low order produksi shaft 5 inch mengenai Pemeriksaan dengan cara sampling dan pengukuran dengan kaliper 5 0 penerapan Cutting Ukuran shaft terlalu pendek Mur Nylon tidak dapat dipasang dengan shaft Shaft mudah terlepas dari lubang as roda. 8 High target produksi Operator belum menerapkan sistem penggantian gergaji secara berkala Cek Awal, Tengah, Akhir : Pengambilan sampel, pengukuran menggunakan kaliper 96 Penerapan maintenance mesin gergaji secara berkala (penggantian atau perbaikan pemotong sebelum terjadinya kegagalan) Ukuran shaft terlalu panjang Segi tampilan castor berkurang Operator belum menerapkan sistem penggantian gergaji secara berkala Penerapan maintenance mesin gergaji secara berkala (penggantian atau perbaikan pemotong sebelum terjadinya kegagalan) Snay Bentuk uliran tidak sesuai Mur nylon tidak dapat terkunci pada shaft Tidak adanya instruksi kerja yang tertera pada mesin snay target produksi Cek Awal, Tengah, Akhir : Pengambilan sampel, pengecekan Pemberian instruksi kerja mengenai pemberian oli dan tekanan stabil mesin snay 1

13 Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of Grinding Hasil chamfer kurang sempurna Shaft susah masuk ke mur nylon target produksi 5 Cek Awal, Tengah, Akhir : Pengambilan sampel, pengecekan secara visual 60 5 Receiving (MAEP) Hasil verzinc kurang sempurna Shaft mudah berkarat order produksi shaft 5 inch mengenai Pengecekan visual dan sampel 8 penerapan menggunakan military standard Shaft rusak Ventilasi tidak dilengkapi dengan pelindung hujan Box komponen tidak terdapat pelindung air hujan (cover) Pemberian cover box dan penggunaan desain rak agar tidak terkena air hujan 6 Storage Shaft berkarat Mur nylon susah dirakit dengan shaft 6 Moderate Belum adanya sistem yang membedakan Shaft 5 inch lama dengan baru order produksi Shaft 5 inch Pengecekan ganda 7 8 Penggunaan sistem FIFO dan pemberian sekat pembeda komponen mengenai penerapan menggunakan military standard 1

14 FMEA Proses Fork 5 Inch Flow Item Mode Effect (s) of Mechanism(s) of 1 Receiving (TC) Hasil potongan plat miring Jumlah output tidak maksimal order produksi fork mengenai Pengecekan visual 8 8 penerapan Blanking Bentuk fork tidak sempurna Fork tidak dapat digunakan 8 High 6 Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan 19 Piercing Lubang as roda miring Lubang roll pin miring Roda bergesekan dengan sisi dalam fork Fork susah terakit dengan rangkaian braker Braker bergesekan dengan cup atau fork Sistem pengereman tidak maksimal 8 Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan 8 1

15 Flow Item Piercing Stamping 5 Welding Mode Lubang roll pin / as roda hanya 1 sisi Lubang dudukan pedal hasil stamping tidak sempurna Hasil las tidak kuat Effect (s) of Shaft / roll pin tidak bisa dirakit dengan fork Pedal tidak dapat dirakit dengan fork Fork miring Sambungan fork patah Low Couse(s) / Mechanism(s) of Operator dikerjar Tidak ada sistem penggantian pisau sebelum patah Operator belum terbiasa melakukan proses piercing fork Tidak ada sistem pengganti sebelum stopper aus Operator belum mendapat pelatihan mengenai setting stopper mengenai pengoperasian las argon Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan Cek Awal, Tengah, dan Akhir : Pengambilan, pengecekan Penerapan sistem penggantian pisau punch secara berkala Pemberian pelatihan kepada operator baru agar terbiasa dengan prosedur yang ada Penerapan sistem penggantian stopper sebelum aus Pemberian pelatihan kepada operator mengenai stopper yang digunakan Pemberian pelatihan kepada operator mengenai pengelasan 15

16 Flow Item Mode Effect (s) of Couse(s) / Mechanism(s) of 6 Receiving (UHE) 7 Storage Cat fork belang Cat fork tergores Cat fork mengelupas Cat fork tidak rata (timbul) Cat fork tipis Cat fork mengelupas Segi tampilan castor berkurang Segi tampilan castor berkurang Segi tampilan castor berkurang Segi tampilan castor berkurang Segi tampilan castor berkurang Segi tampilan castor berkurang 8 High 8 High 8 High 8 High Pengecekan visual Pengecekan ganda

ANALISIS RESIKO KEGAGALAN CASTOR 5 INCH SWIVEL K1 REM DENGAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PT X

ANALISIS RESIKO KEGAGALAN CASTOR 5 INCH SWIVEL K1 REM DENGAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PT X ANALISIS RESIKO KEGAGALAN CASTOR 5 INCH SWIVEL K1 REM DENGAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PT X TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri ADITYA

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian ini. Berikut beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai analisis resiko kegagalan melalui metode Analisis Moda dan Efek Kegagalan telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, di antaranya

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil analisis risiko kegagalan proses perakitan bagian (sub assembly) pada produk Intensive Care Unit (ICU) bed 77001 dengan metode failure mode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan topik yang sama dibandingkan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri. Oleh. Oleh Harris Chandra

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri. Oleh. Oleh Harris Chandra ANALISIS RISIKO KEGAGALAN PROSES PERAKITAN BAGIAN (SUB ASSEMBLY) PADA PRODUK INTENSIVE CARE UNIT (ICU) BED 77001 (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

PENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ

PENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ PENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ M. Derajat A Teknik Industri Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta derajat.amperajaya@esaunggul.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA Faisal 1, Jenne Syarif 2, Darmein 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA

MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA M. Derajat A, Mochamad Najib F. Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian mengenai pengurangan jumlah produk cacat pada PT Sinar Terang Logamjaya, pada bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang didapatkan. Selain

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC

Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC Peningkatan Kualitas Guide Comp Level pada PT Sinar Terang Logamjaya dengan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC Christin Natalia Bintoro, Cynthia Prithadevi Juwono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS TINGKAT RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PASTED BAG KEMASAN SEMEN DENGAN METODE FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang) Rizki Alfi, M. Harif Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KEGAGALAN DAN REKOMENDASI TINDAKAN PERBAIKAN PADA RAKITAN CASTOR mak DOUBLE WHEEL 6 INCH

ANALISIS RESIKO KEGAGALAN DAN REKOMENDASI TINDAKAN PERBAIKAN PADA RAKITAN CASTOR mak DOUBLE WHEEL 6 INCH ANALISIS RESIKO KEGAGALAN DAN REKOMENDASI TINDAKAN PERBAIKAN PADA RAKITAN CASTOR mak DOUBLE WHEEL 6 INCH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian ebagian Persyaratan Mencapai Derajat erajat Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah FMEA (Falilure Mode and Effect Analysis) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) pada awalnya dibuat oleh Aerospace Industry pada tahun 1960-an. FMEA mulai digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi peralatan medis menghadapi tantangan yang berat antara lain: regulasi/peraturan yang

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR ANALISIS CACAT KERUT (WRINKLING) PADA TAILORED WELDED BLANKS DEEP DRAWING DENGAN METODE EKSPERIMEN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi pada bidang manufaktur sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang manufaktur adalah dalam teknik penyambungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X. Waktu Pelaksanaan : 1 Januari April 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X. Waktu Pelaksanaan : 1 Januari April 2016 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X sebagai berikut : Tempat pembuatan stand : Bengkel Kampus Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dan pengujian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini: Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu. Oleh: Nama : LEONARD NANDA

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu. Oleh: Nama : LEONARD NANDA TUGAS AKHIR ANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK DALAM PROSES PRODUKSI MINIATUR BIS DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA USAHA KECIL MENENGAH NIKI KAYOE Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Zaini NPM : 27411719 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik Mesin : Ir. Arifuddin, MM., MSC. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA. DMAIC yaitu tahap Define dan Measure sebagai kerangka untuk mendefinisikan

BAB IV PENGUMPULAN DATA. DMAIC yaitu tahap Define dan Measure sebagai kerangka untuk mendefinisikan BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada bab ini membahas pengumpulan data dengan langkah-langkah proses DMAIC yaitu tahap Define dan Measure sebagai kerangka untuk mendefinisikan masalah serta tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN Abstrak Carli Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 )

PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 ) PROSES PEMBUATAN KOMPONEN RANTAI ( OLP 428 FOUND TALENT, SAE 1050 ) RAW MATERIAL MANU FACTURING HEAT TREATMENT ASSEMBLING PACKAGING Pembuatan komponen ini menggunakan tipe OLP 428 dengan spec material

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Die Press / Press Tool Die press atau press tool adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses pemotongan atau pembetukan pelat menjadi produk yang dikehendaki

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN a. Kecacatan produk di CV. Resna Offset Surakarta secara umum dibedakan menjadi cacat meleset, warna belum rata, cacat kotor, salah ukuran kertas, dan Paper Jam.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB III AKTIFITAS MINGGUAN KERJA PRAKTEK Minggu Pertama ( 18 Agustus - 22 Agustus 2015 )

BAB III AKTIFITAS MINGGUAN KERJA PRAKTEK Minggu Pertama ( 18 Agustus - 22 Agustus 2015 ) BAB III 3.1. Minggu Pertama ( 18 Agustus - 22 Agustus 2015 ) Minggu Pertama ( 18 Agustus - 22 Agustus 2015 ) Hari Selasa (18 Agustus 2015) Pada tanggal 18 Agustus saya di ajak untuk melakukan perkenalan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS TUAS REM BELAKANG SEPEDA MOTOR DI INDUSTRI KECIL PT.X DENGAN METODE TAGUCHI. Oleh : Iwan Nugraha Gusniar

ANALISIS KUALITAS TUAS REM BELAKANG SEPEDA MOTOR DI INDUSTRI KECIL PT.X DENGAN METODE TAGUCHI. Oleh : Iwan Nugraha Gusniar ANALISIS KUALITAS TUAS REM BELAKANG SEPEDA MOTOR DI INDUSTRI KECIL PT.X DENGAN METODE TAGUCHI Oleh : Iwan Nugraha Gusniar ABSTRAK Produk yamg dihasilkan yaitu tuas rem belakang yaitu Suku Cadang atau komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Jaya Pandu Nusantara yang berdiri sejak 20 Oktober 1994 dengan luas area 2.040 m 2 yang sampai dengan saat ini dipimpin oleh Bapak Alex Santoso merupakan perusahaan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL NAMA : DANANG SULARSO WICAKSONO NPM : 21411710 PEMBIMBING : Ir. ARIFUDIN, MM, MSC JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES KERJA PRAKTIK Secara sistematik langkah pembuatan tempat tidur terapi 2 section dapat diuraikan pada diagram alir, seperti gambar berikut : START MENDAPAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 207 MINIMASI WASTE MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PEMBUATAN PRODUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG Anthony Angwin Lumanto 1), Suwandi Sugondo 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bagian keempat dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tempat penulis melakukan skripsi, menguraikan tentang data-data yang dikumpulkan dan langkah-langkah pengolahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRESS TOOL

PERANCANGAN PRESS TOOL TUGAS PERANCANGAN ALAT BANTU PRODUKSI II DOSEN : MUH. ARSYAD SAYUTI, S.ST., M.T PERANCANGAN PRESS TOOL RING KUNCI TANAM PADA GRANDEL PINTU OLEH: SUHANDRI : 34109016 MUHAMMAD DAUD : 43109015 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

yang berfungsi sebagai alat penyaring fluida (air,oli maupun udara). Dari sebuah filter dapat ditemukan puluhan parts hasil proses press, hal ini tent

yang berfungsi sebagai alat penyaring fluida (air,oli maupun udara). Dari sebuah filter dapat ditemukan puluhan parts hasil proses press, hal ini tent Analisis Stamping Dies Untuk Pembuatan Body Filter Oli Kendaraan truk Hariansyah / 20405875 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16424

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini mengakibatkan tingkat persaingan produk industri manufaktur modern menjadi sangat ketat. PT Presa Genta Engineering (PT PGE) merupakan salah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT JASA ASSEMBLY PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG Dalam pengoperasian PLTU Paiton unit 1 dan 2, terjadi beberapa kerusakan pada journal shaft assembly. Kerusakan tersebut antara lain terjadinya keausan pada journal

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA

ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA 1 JTM Vol. 05, No. 1, Februari 2016 ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA Heri Suwandono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Email:

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK

PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh: EKO SANTOSO 2009 55 016 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengenalan Mengenai Punching Tool Dalam dunia industri manufactur ada beberapa jenis proses produksi, salah satunya adalah proses pengerjaan sheet metal yang menggunakan seperangkat

Lebih terperinci

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA Albertus Daru D. 1), Suhendro Purnomo 2) 1,2) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BAMBU (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM I 8112045 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci