PENCEGAHAN PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Oleh : Dewi S. Soemarko Program Studi Kedokteran Kerja FKUI Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI
|
|
- Harjanti Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENCEGAHAN PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Oleh : Dewi S. Soemarko Program Studi Kedokteran Kerja FKUI Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI Pendahuluan Paru merupakan organ yang paling sering terganggu akibat pajanan di tempat kerja. Dan gangguan tersebut dapat terjadi secara fisik, oleh karena pajanan debu ataupun secara kimiawi, oleh pajanan bahan-bahan kimia yang ada di tempat kerja 1. Di Amerika Serikat, Penyakit Paru Akibat Kerja masih merupakan 10 penyakit terbanyak, yang penyebabnya berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan kerja, dan mungkin dapat ditemui lebih banyak di negara-negara berkembang juga.2 Penyakit Paru Akibat kerja biasanya terjadi sebagai akibat kecelakaan. Dan terjadinya penyakit paru tersebut terutama karena adanya reaksi iritasi jaringan paru. Gejala-gejala yang ditemukan terutama disebabkan oleh inflamasi mukosa saluran pernapasan. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh adanya pajanan dari lingkungan kerja dalam bentuk gas dan uap air. 3 Pada tulisan ini dibicarakan tentang pencegahan penyakit paru akibat kerja, baik itu sebagai suatu kesatuan program dan atau sebagai bagian dari suatu kegiatan pelayanan kesehatan kerja di tempat kerja. Pencegahan Penyakit Paru Akibat Kerja Secara garis besar, pencegahan penyakit paru akibat kerja dapat dijabarkan menjadi beberapa golongan, sesuai dengan sistematika teorinya, yaitu: 1. Five level of prevention Dalam mempelajari suatu penyakit, maka harus diketahui juga bagaimana prinsip pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut ada, menjadi lebih berat, bahkan mengoptimalkan apa yang ada setelah kesembuhan dari penyakit 4. Prinsip tersebut dikenal dengan sebutan 5 level of prevention yang dicetuskan oleh Level and Clark. Kegiatan yang dilakukan adalah Promosi kesehatan, Pencegahan spesifik,deteksi dini dan pengobatan yang tepat, Pencegahan kecacatan dan Rehabilitasi. Semua tahapan tersebut disesuaikan dengan riwayat perjalanan suatu penyakit. Secara garis besarnya dapat dijadikan satu menjadi Pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier. Pencegahan primer merupakan pencegahan tahap pertama dimana pajanan yang ada di lingkungan kerja, contohnya debu atau bahan kimia, dan pekerja yang akan bekerja di daerah yang penuh pajanan tersebut diusahakan agar terhindar dari pajanan yang ada dan dapat tetap sehat selama bekerja. Kegiatan yang dilakukan adalah Health Promotion (Promosi kesehatan), termasuk di dalamnya adalah : 4 1
2 - Penyuluhan tentang Perilaku kesehatan di lingkungan kerja, Faktor bahaya ditempat kerja, dan bagaimana melakukan Perilaku kerja yang baik - Olah Raga, termasuk di dalamnya adalah olah raga senam kesegaran jasmani - makan dengan Gizi seimbang Pencegahan sekunder merupakan pencegahan tahap kedua, dimana pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang spesifik untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu, dalam hal ini penyakit paru akibat kerja. Kegiatan yang dilakukan disebut dengan Specific protection (Pencegahan spesifik), termasuk di dalamnya adalah 4 - Pengendalian melalui per-undang2 an - Pengendalian administratif/organisasi, contohnya ;Rotasi /pembatasan jam kerja - Pengendalian teknis, contohnya Substitusi, Isolasi,Ventilasi - Penggunaan Alat Pelindung Diri, untuk mencegah penyakit paru akibat kerja dengan memakai masker / respirator (tergantung besar partikeldan bahan kimia yang ada di lingkungan kerja) - Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi untuk penyakit tertentu, misalnya hepatitis B Pencegahan tersier adalah pencegahan tingkat tuga, dimana pekerja sudah terpajan suatu zat dan ada kemungkinan terkena gangguan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan adalah : - Early Diagnosis & Prompt treatment, termasuk di dalamnya adalah Pemeriksaan pra-kerja, Pemeriksaan berkala, Surveilans medis, Pemeriksaan lingkungan secara berkala, Pengobatan segera bila ditemukan adanya gangguan kesehatan pada pekerja, Pengendalian segera ditempat kerja -Disability limitation:, termasuk didalamnya kegiatan Evaluasi kembali bekerja (Fit to work) -Rehabilitation:, termasuk di dalamnya kegiatan Evaluasi kecacatan, Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi pekerja, Mengganti pekerjaan sesuai dengan kemampuan pekerja 2. pelayanan Kesehatan kerja yang komprehensif Berdasarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja yang komprehensif (promotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif), maka tindakan pencegahan terjadinya suatu penyakit Akibat Kerja dapat digambarkan sebagai berikut : 2
3 Pencegahan dan Penanggulangan PAK NAB m c s Promotif: -Pemeriksaan kesehatan TK -Pembinaan -Gerakan O.R -Tdk merokok -Gizi seimbang -Ergonomi -Pengendalian lingk.kerja -Higiene sanitasi Preventif: -Pemeriksaan kesehatan TK -Imunisasi -APD -Rotasi -Pengurangan waktu kerja Kuratif : Pengobatan - P3K - Rawat jalan - Rawat inap Rehabilitatif: -Alat bantu dengar -Protese -Mutasi -Kompensasi Gambar 1. tahapan pelayanan komprehensif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Akibat Kerja Pada tahap pelayanan promotif dilakukan beberapa kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan pekerja, pembinaan pekerja, olah raga dan gizi seimbang. Tahap preventif dilakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan yang khusus imunisasi, penggunaan alat pelindung diri, melakukan rotasi pekerja dam lain=lain. Tahap kuratif dapat dilakukan beberapa kegiatan seperti pengobatan kasus penyakit akibat kerja, rawat inap. Sedangkan tahap rehabilitasi dapat dilakukan kegiatan seperti memberikan alat bantu pendengaran, pemberian kompensasi kepada pekerja. 3. Preventif dalam kesehatan kerja Sedangkan dalam bidang kesehatan kerja dikenal dengan 3 macam tindakan pencegahan, yaitu Pengendalian teknik, Pengendalian Administrasi dan Pemakaian Alat Pelindung Diri 5 a. Pengendalian teknik Prinsip utama dalam pencegahan penyakit akibat kerja adalah dengan melakukan pengendalian lingkungan kerja. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan mengontrol semua pajanan yang ada di lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang terkendali, maka diharapkan pekerja tidak akan mendapatkan pajanan yang akan menganggu kesehatannya. 1 Cara yang sering dilakukan, misalnya menutup mesin penggiling tepung agar debu tepung tidak keluar di lingkungan kerja, membuat sistim tertutup mesin pembuat asbes, dan lain-lain b. Pengendalian administrasi Pada pengendalian administrasi dimaksudkan agar pekerja sesedikit mungkin terpajan suatu zat, dengan cara menentukan lama kerja dan cara kerja sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang ada, serta membuat aturan-aturan 3
4 internal tempat kerja agarr pekerja berkurang pajanannya seklama bekerja di lingkungan kerja. c. Penggunaan alat pelindung diri pemakaian alat pelindung diri dilakukan apabila pengendalian teknik dan administrasi dianggap tidak dapat dilakukan dan masker/respirator sebagai alat pelindung diri harus digunakan. Pemilihan masker / respirator haruslah memperhatikan besar partikel yang ada di lingkungan kerja. Selain itu perlu diadakan pelatihan khusus kepada pekerja untuk memakai masker/respirator dan bagaimana melakukan pemeliharaan alat tersebut. 6 Manajemen Pencegahan Penyakit Paru Akibat Kerja Pada gambar dibawah ini menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan pencegahan dapat dilakukan sesuai dengan tingkatan dimana faktor risiko tersebut masih dalam bentuk risiko atau sudah menjadi suatu gangguan kesehatan 1 Low / No risk At risk Early Sign Symptom Diseases Disease Management Preventive services Case management Screening Prevention Disease Diseasee Manage. Tahap Low risk/no risk dilakukan pelayanan preventif, dimana hal tersebut hampir sama dengan tingkatan health promotion. Tahap at risk dilakukan pelayanan preventif juga, hal ini sama dengan tahap spesific protection. Tahap early sign dan symptom dilakukan tindakan screening, ini sama dengan tahapan early diagnosis and promt treatment, Tahap diseases dilakukan case management, ini sama dengan tahapan disability limitation. Sedangkan tahap diseases management dilakukan tindakan case management, ini sama dengan tahapan rehabilitasi. Dengan mengetahui tahapan risiko/symptom dan penyakit manajemen dapat membuat program untuk mencegah penyakit sesuai dengan tahapannya. Dan tindakan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan melaksanakan program tersebut secara terpadu antar displin dan antar departemen. 4
5 Kesimpulan Pencegahan penyakit paru akibat kerja secara sistematika teori dapat sesuai dengan five level of prevention, pencegahan dan penanggulangan Penyakit akibat kerja sesuai pelayanan komprehensif atau dengan pencegahan dalam bidang kesehatan kerja. Semua pencegahan tersebut secara garis besarnya sama, hanya penekanannya saja yang sedikit berbeda. Sebagai seorang dokter kita dituntut untuk mengenal sistim pencegahan penyakit akibat kerja, khususnya penyakit paru akibat kerja, sehingga dapat diantisipasi tahapan penyakit yang lebih buruk dari sebelumnya. Kepustakaan : 1. Mc Cunny Robert. A Practical Approach to occupational & Environmental Medicine. Lippincott Williamas and Wilkins. Phi. USA : Hendrick, David.J. Occupational disorders of the lung: Rcognation, management and prevention. Harcourt Publisher Limited: La Dou, Joseph. Current Occupational & Environmental Medicine. Mc Graw Hill Companies. In. 2003: Sulistomo, Astrid B. Diagnosis & Penilaian kecacatan bidang Penyakit Paru Akibat kerja. Buku Pedoman : Diagnosis & Penilaian Kecacatan karena kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Program Studi Kedokteran Kerja FKUI, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI bekerjasama dengan PT Jamsostek ILO. Occupational Lung Diseases in ILO Encyclopaedia, ILO. Personal protection in ILO Encyclopaedia,
Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7
Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7 PEKERJA KELUARGA KOMUNITAS/ WILAYAH Penyebab Kematian yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO 1999) Kanker 34% 5% 15% Kecelakaan 25% 34% Peny. Sal. Pernafasan Khronis 21%
Lebih terperinciPENYAKIT AKIBAT KERJA Identifikasi dan rehabilitasi kerja oleh Dewi Sumaryani Soemarko*
PENYAKIT AKIBAT KERJA Identifikasi dan rehabilitasi kerja oleh Dewi Sumaryani Soemarko* Pendahuluan Setiap manusia membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan, yang nantinya digunakan dalam pemenuhan
Lebih terperinciSISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES Definisi Sistem kesehatan suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang menggunakan pelayanan tersebut
Lebih terperincitingkat Pencegahan Penyakit
Tingkat-tingkat tingkat Pencegahan Penyakit Oleh : Suyatno,, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Riwayat Alamiah
Lebih terperinciDASAR DASAR KESEHATAN KERJA
DASAR DASAR KESEHATAN KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI
Lebih terperinciZAENAB. Hp: /
TINJAUAN TENTANG KAWASAN PESISIR PENYAKIT AKIBAT KERJA ZAENAB OLEH H ZAENAB P 180 120 4004 Hp: 08164380091/6104780 8 8 081343663744/2343573 TINJAUAN TENTANG KAWASAN PESISIR 1. Pemeriksaan Kesehatan Awal,berkala,dan
Lebih terperinciTujuan pendidikan kesehatan
Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan konsepnya berupaya agar masyarakat menyadari atau
Lebih terperinciCEGAH KANTOR MENJADI LADANG PENYAKIT, KENALI KONDISI PEKERJAAN ANDA
Pernahkan anda merasa kurang sehat ketika pulang dari kantor, padahal sewaktu berangkat ke kantor anda merasa sehat? Jika pernah, bisa jadi anda terkena PAK atau penyakit akibat kerja, yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengimpor dari luar negeri. Hal ini berujung pada upaya-upaya peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era industrialisasi di Indonesia kini telah memasuki masa dimana upaya swasembada bahan pokok sangat diupayakan agar tidak melulu mengimpor dari luar negeri. Hal
Lebih terperinciKHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciPELAYANAN KESEHATAN KERJA
PELAYANAN KESEHATAN KERJA Oleh : Dewi Sumaryani Soemarko Program Studi Kedokteran Kerja, FKUI, Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI I. PENDAHULUAN Pelayanan kedokteran Okupasi merupakan bagian dari pelayanan
Lebih terperinciDEFINISI SEHAT & POKOK-POKOK PENGERTIAN PUBLIC HEALTH MODUL 4
DEFINISI SEHAT & POKOK-POKOK PENGERTIAN PUBLIC HEALTH MODUL 4 1 DEFENISI PUBLIC HEALTH WINDSLOW Public Health is the Science and art of : 1. Preventing disease 2. Prolonging life and 3. Promoting health
Lebih terperincikondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk
PERTEMUAN 8 kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat menentukan keberhasilan dari suatu usaha untuk mempertinggi produksi, produktivitas dan efisiensi
Lebih terperinciMANAJEMEN KESEHATAN KERJA
MANAJEMEN KESEHATAN KERJA Pengertian Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
Lebih terperinciMENGBNAL PENYAKIT MENUJU SEHAT V
66 MENGBNAL PENYAKIT MENUJU SEHAT V Oleh: Sumarjo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Kesehatan merupakan kata yang sangat sulit didefinisikan, tetapi yang lebih penting adalah
Lebih terperinciPendidikan Kesehatan Komunitas. Aat Agustini, M.KM
Pendidikan Kesehatan Komunitas Aat Agustini, M.KM Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan
Lebih terperinciUpaya Pencegahan Penyakit Menular
Upaya Pencegahan Penyakit Menular ade.heryana24@gmail.com ade.heryana@alumni.ui.ac.id Kelas Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul - Jakarta Diagram Riwayat Alamiah Penyakit Pencegahan Tingkat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi masalah utama baik di pedesaan maupun di perkotaan. Khususnya di negara berkembang pencemaran udara yang disebabkan adanya aktivitas dari
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciOCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah
OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM Yusmardiansah 1 PENDAHULUAN Adanya penyakit akibat kerja telah menjadi perhatian oleh manajemen perusahaan karena sangat merugikan dari segi biaya kesehatan, absen
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN SDM DI BIDANG DIVE MEDIC TECHNICIAN. Oleh KRT. Adi Heru Husodo
PROSPEK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN SDM DI BIDANG DIVE MEDIC TECHNICIAN Oleh KRT. Adi Heru Husodo PENGANTAR Cita-cita bangsa Indonesia tentang Negara Maritim- Agraris & Niaga (MAN)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciArmaidi Darmawan, dr. M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja PAK/PSPS UNJA
Armaidi Darmawan, dr. M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja 1. Mengetahui gambaran penyakit atau ggn kes pada pekerja 2. Menjelaskan pengertian PAK, PAHK 3. Mengetahui faktor risiko
Lebih terperinci2.4. Penyakit Akibat Kerja Tujuan Tantangan dan Ancaman
2.4. Penyakit Akibat Kerja 2.4.1. Tujuan Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Akibat kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai unsur penerapan SMK3 (Sistem Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalahfasilitaspelayanan kesehatan yangmenyelenggarakanupaya kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Definisi Puskesmas Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
Lebih terperinciOleh : Titik Anggraeni
Page 1 of 8 Oleh : Titik Anggraeni A. PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui system ini, tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa
BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Kesehatan tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam perusahaan. Jika perusahaan dapat menjaga kesehatan tenaga kerja, maka proses
Lebih terperinciKONSEP PROMOSI KESEHATAN. Oleh: Purwaningsih
KONSEP PROMOSI KESEHATAN Oleh: Purwaningsih Pendahuluan Upaya memasarkan, Penyebarluasan, Memperkenalkan Promosi Kesehatan (Health Promotion) Prog. Kes Pend.Kes Bagian dari Five Level Prevention Five Level
Lebih terperinciKeselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG HIPERKES DAN KK TUJUAN M A N F A A T a Melindungi Tenaga
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK
Lebih terperinciTUGAS 3 MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK KELOMPOK 1: LISANTI NUR FITRIAH JIHAN ANNISA
TUGAS 3 MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK KELOMPOK 1: LISANTI 25010113120034 NUR FITRIAH 25010113120037 JIHAN ANNISA 25010113130262 RUSLIANA APRILIASARI 25010113130307 ZIYAAN AZDZAHIY BEBE 25010113140277 DWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan
Lebih terperinciKesehatan Lingkungan Kerja
Kesehatan Lingkungan Kerja 1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja 2. Debu penyebab Pneumoconiosis (wordversion) 3. Dermatitis industri 4. Kebisingan industri 5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini angka kejadian beberapa penyakit non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang. Penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah
Lebih terperinciINTEGRATIVE MEDICINE ACHMAD FARICH
INTEGRATIVE MEDICINE ACHMAD FARICH BIODATA NAMA : dr. ACHMAD FARICH, MM PEKERJAAN : DOSEN UNIMAL JABATAN : DEKAN FKM Alamat : Kompl. Kampus Unimal Kontak : Hp. 081272408111, 085669707070 Web Site : http://afarich.com
Lebih terperinciPROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
Riwayat Alamiah Penyakit (Natural Course of the Diseases) Agus Samsudrajat S, SKM Mata Kuliah Dasar Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Kapuas Raya Sintang, 2010/2011 Riwayat Alamiah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi akut, demam, otalgia, dan iritabilitas. (WHO, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut pada telinga bagian tengah yang berlangsung dalam 3 minggu atau bahkan bisa lebih. (Donaldson, 2010).Penyakit ini merupakan
Lebih terperinciPENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM
Form. 05 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran
Lebih terperinciDEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3) Nama : Deni Hartono NPM : 21412829 Kelas : 3ic07 UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Definisi Keselamatan Kerja pengertian dari Keselamatan kerja Keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah industri yang bergerak dibidang layanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan
Lebih terperinciTREND ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK. Margaretha Teli, SKep, Ns, MSc
TREND ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK Margaretha Teli, SKep, Ns, MSc Pendahuluan Amerika Serikat jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyekasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil
Lebih terperinci2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN
No. 1437, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Pelayanan Kesehatan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN
Lebih terperinciRiwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS
Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui
Lebih terperinciMATA KULIAH. Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN TOPIK. Upaya Promotif Dan Preventif. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
MATA KULIAH WAKTU DOSEN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes TOPIK Upaya Promotif Dan Preventif 1 SUB TOPIK 1. Health Promotion 2. Spesific Protection 3. Early Diagnosis And Promotif Treatment OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Lebih terperinciKECELAKAAN AKIBAT KERJA
KECELAKAAN AKIBAT KERJA Kecelakaan akibat kerja dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu 1. Faktor mekanik dan lingkungan 2. Faktor manusia (80%) Kerugian 1. Biaya besar (langsung dan tidak langsung) 2. Efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah industri jasa yang mempunyai beragam masalah ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja di rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumokoniosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam saluran pernafasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumokoniosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam saluran pernafasan (inhalasi). Pneumokoniosis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
Lebih terperinciLINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes
LINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan
Lebih terperinciPeran IDKI Membina Dokter Pelayanan Primer dan Program Kembali Kerja*
Peran IDKI Membina Dokter Pelayanan Primer dan Program Kembali Kerja* L Meily Kurniawidjaja 1,2, Sudi Astono 1,3, Istiati Suraningsih 1, Kadwirini Lestari 1, Erdy Techrisna Satyadi, 1 Hanny Harjulianti.
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinciSITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Oleh : Dewi Klarita Furtuna
SITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Oleh : Dewi Klarita Furtuna Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama
Lebih terperinciPENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) mengartikan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disingkat PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia agar dapat
Lebih terperinciperlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.
Penyakit periodontal dibiarkan tanpa dirawat cenderung berlanjut sehingga merusak struktur periodontal pendukung. Sebagai konsekuensinya tenaga kesehatan gigi dituntut u dapat mengatasi masalah periodontal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan pesat di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam perkembangan industrialisasi dan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB
PENDAHULUAN Organisasi dokter paru di Indonesia 680 anggota di seluruh Indonesia Mempunyai tanggung jawab ilmiah dan moral untuk kesehatan paru di Indonesia Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan ilmu
Lebih terperinciTugas & Fungsi. di Perusahaan
Tugas & Fungsi DOKTER & PARAMEDIS HIPERKES di Perusahaan Oleh: DR.dr. Suma mur PK., MSc.,SpOk. DR. Suma mur PK 1 MATERI PRESENTASI 1. PENDAHULUAN 2. KONSEP DASAR HIPERKES 3. LANDASAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tenaga kerja yang bekerja di sektor industri informal dan formal. Banyak industri kecil dan menengah harus bersaing dengan industri besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri di Indonesia semakin beraneka ragam. Adanya keanekaragaman itu membuat industri harus menambah para tenaga kerja untuk bekerja di industri tersebut. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan dengan tujuan utama memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hiperemia konjungtiva dan keluarnya discharge okular (Ilyas, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konjungtivitis adalah inflamasi pada konjungtiva yang ditandai dengan hiperemia konjungtiva dan keluarnya discharge okular (Ilyas, 2013). Penyakit ini dapat dialami
Lebih terperinciArmaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja
Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja 1. Mengetahui latar belakang klinik di tempat kerja 2. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi klinik di tempat kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut laporan yang dikeluarkan oleh ILO pada 17 th World Congress on Safety and Health at Work yang pada tahun 2005, disebutkan bahwa berdasarkan hasil estimasi
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
No.387, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER.Kembali Kerja. Kegiatan. Promotif dan Preventif. Pemberian Program. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas kerja. Bentuk bentuk paparan yang berupa faktor risiko bahaya harus diminimalisasi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut :
BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut : 1. PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU telah menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Oleh : Retno Indarwati S.Kep.Ns
Asuhan Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh : Retno Indarwati S.Kep.Ns Definisi K3 Filosofi : Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan : -Tenaga kerja baik jasmani maupun
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS 1. Pengertian Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan tenaga kerja sampai saat ini masih menjadi problema, meskipun telah ada peraturan dan upaya perlindungan kepada pekerja seperti yang tercantum dalam
Lebih terperinciPENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Menurut International Labor Organisasion (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau yang disebabkan oleh pekerjaan. Ada
Lebih terperinci2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik K
No.1750, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Penyakit Akibat Kerja. Pelayanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Lebih terperinciADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. Andri Wanananda, MS
ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. Andri Wanananda, MS 1 SISTEMATIKA KULIAH Batasan & Ruang Lingkup Sistem Kesehatan Subsistem Pelayanan Kesehatan Subsistem Pembiayaan Kesehatan Perencanaan Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja, debu adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159 TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL GOLONGAN POKOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek kehidupan yang bisa memberikan pengaruh dan dampak penting terhadap kehidupan manusia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Lebih terperinciBerdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian WHO pada pekerja tentang penyakit akibat kerja di 5 (lima) benua tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal disease)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan erat dengan lamanya pajanan terhadap debu tertentu karena pada dasarnya saluran pernafasan merupakan
Lebih terperinciGate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan
panduan praktis Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan 15 02 panduan praktis Gate Keeper Concept Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Lebih terperinci1. Penyakit Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi. 3. New Communicable Disease. 4. Penyakit Degeneratif. Kelangsungan PTM biasanya Kronik.
EPIDEMIOLOGI PTM Istilah PTM mpy. Kesamaan Arti dg : 1. Penyakit Kronik Kelangsungan PTM biasanya Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi Penyebab PTM BUKAN Mikroorganisme 3. New Communicable Disease Menular mll.
Lebih terperinci