WORKING PAPER PERANCANGAN VISUAL BUKU INTERPRETASI PUISI AFRIZAL MALNA PADA BANTAL BERASAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WORKING PAPER PERANCANGAN VISUAL BUKU INTERPRETASI PUISI AFRIZAL MALNA PADA BANTAL BERASAP"

Transkripsi

1 WORKING PAPER PERANCANGAN VISUAL BUKU INTERPRETASI PUISI AFRIZAL MALNA PADA BANTAL BERASAP Ellena Ekarahendy School of Design Universitas Bina Nusantara ABSTRAK The purpose of this research is to create a visual communication design experimentation that collaborate typographic-based graphics with poetries of Afrizal Malna. The methods used in this research are: datacollecting from reference books (literature studies and theoretical design books), online researches, and interviews. A book that features graphic compositions as visual interpretations of Afrizal Malna s poetries is designed as the result of this research. This thesis shows the synthesis between structures of both visual and Afrizal Malna s poetries; which by this research, the correspondence between visual compositions that represent the poetries also happens coherently which develops the communication purposes of both entities. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksperimentasi desain komunikasi visual berbasis tipografi pada khususnya yang dikolaborasikan dengan puisi karya Afrizal Malna. Dengan metode penelitian antara lain: dengan mengumpulkan data dari buku referensi, pencarian data melalui jaringan internet, dan interaksi dengan narasumber. Hasil yang dicapai melalui penelitian ini adalah penciptaan sebuah buku berisi interpretasi puisi Afrizal Malna yang dihadirkan dalam struktur visual. Simpulan dari tugas akhir ini ialah terbentuknya sintesis antara struktur visual dengan struktur puisi Afrizal Malna; di mana melalui perancangan ini, visual tidak hanya hadir sebagai representasi dari verbal (puisi) dalam hubungan korespondensi, melainkan koherensi; yakni visual dan verbal saling memadatkan unsur komunikasi keduanya. Kata Kunci : Puisi, Interpretasi, Grafis, Tipografi, Sintesis, Eksperimentasi PENDAHULUAN Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra tertua yang memiliki bentuk paling pendek dibandingkan bentuk karya sastra lainnya. Puisi memiliki struktur dan tatanan bahasanya yang khas. Secara garis besar, Herman J. Waluyo dalam Teori dan Apresiasi Puisi mendefinisikan puisi sebagai Karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapkan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan.

2 Dalam perkembangannya, lahir beragam puisi yang dipengaruhi oleh faktor tertentu, antara lain: faktor eksternal puisi seperti kondisi sosial politik, aliran filsafat yang berkembang di masa itu, lingkup daerah dan budaya, maupun media dan teknologi; yang juga mempengaruhi faktor internal puisi seperti tema yang diangkat, penggunaan pilihan kata (diksi), perwajahan, atau secara garis besar unsur fisik dan batin puisi. Perkembangan puisi biasanya ditandai dengan kemunculan penyair yang secara signifikan menghadirkan pendekatan puisi yang baru. Secara garis besar, sebagaimana yang dijabarkan oleh Herman J. Waluyo dalam Teori dan Apresiasi Puisi, perkembangan puisi di Indonesia dapat dilihat melalui periodisasi: Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 1945, Angkatan an, Angkatan an, Angkatan an, Angkatan Reformasi, dan ditambah dengan Angkatan Para penyair di setiap angkatannya menghadirkan puisi dengan pendekatan yang beragam, seperti melalui pengungkapan isi, bagaimana puisi tersebut dibacakan/dideklamasikan, orientasi/tujuan puisi, struktur bahasa, dan perwajahan/penyajiannya. Perkembangan ini bisa dilihat, misalnya: pada transisi dari angkatan lama (Pujangga Lama dan Sastra Melayu Lama) masih sangat terikat dengan bentuk-bentuk sastra Melayu Klasik, seperti: gurindam dan hikayat ke periode Balai Pustaka yang mulai meninggalkan ikatan puisi lama. Syair pada angkatan Balai Pustaka banyak berbicara mengenai kecintaan pada negerinya dan kerinduan penyair akan kemerdekaan dengan bentuknya. Sementara pada angkatan Pujangga Baru, marak puisi-puisi yang menunjukkan relasi dengan Tuhan (Engkau, -Mu, Kau). Lain lagi dengan Angkatan 45 yang selain menyuarakan patriotisme juga dipengaruhi oleh filsafat eksistensialisme yang meneropong batin manusia, kritik sosial, dan eksistensi sang penyair. Masalah kemasyarakatan juga menjadi pembahasaan dalam puisi angkatan 50-an, untuk mengisi kemerdekaan dengan berpaling pada diri dan masyarakat sendiri. Sementara di angkatan 60-an diwarnai dengan latar belakang warna politik bersamaan dengan lahirnya kelompok Lekra, LKN, Lesbumi, dan sebagainya; juga turut dipengaruhi oleh munculnya Manifesto Kebudayaan (1966). Perkembangan puisi mutakhir juga terjadi pada an dengan kemunculan bentuk puisi yang beragam, seperti mantra, puisi konkret dan eksperimental, puisi-puisi lugu, penggunaan kata-kata yang dianggap tabu, juga puisi pamflet. Pada angkatan Reformasi, situasi politik Indonesia mempengaruhi tema-tema dalam puisi yang muncul. Memasuki angkatan 2000, tidak hanya budaya dan kondisi sosial politik yang mempengaruhi puisi, melainkan juga perkembangan media dan teknologi, termasuk dalam pendekatan tema dan penyajiannya. Adalah Afrizal Malna, seorang penggiat budaya, pemerhati teater, kurator seni, penyair, dan penulis yang memulai kegiatannya dalam kebudayaan sejak 1980-an, disebut oleh Korrie Layun Rampan sebagai pemimpin angkatan Afrizal Malna menjadi penyair yang menarik dalam perkembangan puisi dan budaya Indonesia secara luas. Ia bergiat dalam teater, menulis cerpen, novel, puisi, dan esai kritik dan penelitian teater serta puisi untuk perkembangan sastra dan budaya Indonesia. Sejak 1984, ada delapan belas karya tulisnya yang diterbitkan berbentuk kumpulan puisi, novel, prosa, dan kumpulan esai. Afrizal Malna juga beberapa kali menerima penghargaan dari dalam dan luar negeri seperti dari Radio Nederland Wereldomroep, Dewan Kesenian Jakarta, Harian Republika, Majalah Sastra Horison, Kompas, juga Karya Pusat Bahasa. Selain itu, beliau juga pernah diundang ke beberapa universitas di Swiss dan Hamburg untuk memberikan diskusi teater dan sastra dalam rangka pertunjukan Teater SAE yang mementaskan naskahnya. Afrizal juga pernah membaca dan lokakarya puisi di Den Haag pada 1995 dalam forum penyair Indonesia-Belanda; juga memberikan diskusi dan baca puisi di beberapa universitas di Köln, Bonn, dan Hamburg pada Pada 1996 Afrizal Malna juga mengikuti Poetry International Rotterdam mengikuti Persidangan Kesusasteraan Asia Pasifik di Kuala Lumpur pada tahun Afrizal Malna hadir dengan pendekatan puisinya yang baru yang oleh Sitok Srengenge sebagai puisi dengan logika sungsang. Afrizal hadir dengan puisi-puisinya yang melawan tradisi puisi dengan tanggung jawab makna, pesan, dan nilai tertentu yang diendapkan si penyair untuk direnungkan oleh pembaca. Geger Riyanto (2003) menyebut Afrizal Malna menyajikan sebuah jukstaposisi visualisasi tata bahasa atas benda-benda, atau yang disebut Asarpin sebagai sebuah pengalaman skizofernia dalam puisi. Afrizal Malna berpuisi dengan menyinestesikan inderanya. Geger Riyanto menyebut bahwa eksperimen bentuk dan kejernihan visual serta pengalaman ragawi nampak jelas dalam puisi-puisi Afrizal Malna.

3 Puisi-puisi Afrizal Malna lekat dengan penggambaran modern dan kehidupan urban, termasuk material dari lingkungan tersebut. Korespondensi objek-objek itulah yang menciptakan nuansa dan gaya puitiknya. Hasif Amini dalam situs Jurnal Puisi Internasional menyebutkan bahwa imaji-imaji dalam kehidupan sehari-hari, secara berdampingan ditampilkan (jukstaposisi) secara gaduh, hiruk-pikuk, hampir-hampir chaotic, kacau balau, dan semrawut. Afrizal tertarik pada menemukan hubungan antara objek dalam puisi-puisinya, mencari dalam kata-katanya sendiri suatu visualisasi tata bahasa atas benda-benda ( visual grammar of things ). Intimasi hubungan rahasia antar objek-objek tersebut memberikan banyak informasi tentang puitika Afrizal. Puisi-puisi Afrizal Malna bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan puisi yang ekperimental. Dalam sebuah kesempatan wawancara, Afrizal Malna berpendapat bahwa puisi bukanlah produk bahasa. Baginya, sistem bahasa yang berlaku telah menghilangkan keserentakan benda-benda dan realita yang dialaminya. Keserentakan yang dimaksud di sini berkaitan dengan bagaimana benda-benda ditangkap secara visual secara serempak oleh mata dan otak, tanpa harus melinearkannya. Hal ini didasari pandangannya terhadap puisi yang selalu berasosiasi paling dasar dengan tubuhnya, termasuk system indera dan pemahaman yang menangkap realita yang dihadapinya. Dalam Blending, kata pengantar yang ditulis Afrizal Malna untuk Tugas Akhir penulis, beliau menyatakan bahwa, Ruang dalam puisi-puisi saya, sudah hampir merupakan ruang grafis. Memainkan cukup banyak layer-layer visual sebagai cara mengatasi dan bisa keluar dari hukum linieritas bahasa, maupun perangkap gramatika bahasa. Tubuh sebagai realitas utama dalam puisinya mempengaruhi juga konten yang diangkat oleh penyair yang lahir dan hidup dalam kondisi urban ini dalam puisi-puisinya. Puisi-puisi Afrizal Malna selalu berbicara mengenai urban, kota, dan resiko modernisasi. Asosiasi-asosiasi nyaris liar ini sepintas tampak tanpa arti. Namun bacalah dengan pikiran sedang menonton film dan tiba di bagian di mana periode sekian tahun diceritakan dengan kilasan-kilasan adegan. Kejapan-kejapan puisi Afrizal, dibaca demikian, akan menyajikan sensasi terkejar-kejar dan ketidakberartian diri yang mendarah daging. Sebuah sensasi yang merangkum modernitas. (Riyanto, 2003). M. Zamzam Fauzanafi dalam pengantarnya di buku kumpulan puisi Afrizal Untuk Teman-Temanku di Atas Bahasa menyebut pengalaman menyelami montasemontase kasar dalam puisi Afrizal sebagai sebuah upaya untuk mengalami keber-ada-an melalui pengalamat melihat. Oleh karena itu, puisi-puisi Afrizal Malna menjadi sebuah karya sastra yang menarik untuk dapat diolah dalam penyajiannya sebagai teks (tertulis, dilihat puisi hadir dalam visual) untuk dapat memberikan pengalaman membaca dan menerima pesan yang lebih eksploratif dan liar. Salah satu eksplorasi tipografi dalam teks puisi juga dikenal sebagai puisi konkret. Herman J. Waluyo (1995: 138) mencatat bahwa puisi konkret terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun an. X.J Kennedy sebagaimana dikutip oleh Waluyo menyebut puisi konkret sebagai puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut penglihatan (poems for the eyes). Darinya kita mengenal adanya bentuk grafis dari puisi, kaligrafi, dan ideogramatik yang menunjukkan pengimajian kata (word imagery) lewat bentuk grafis, yang berpotensi dibentuk oleh huruf, tanda baca, spasi, dan sebagainya. Puisi Sutardji Calzoum Bachri dikategorikan sebagai pionir penulisan puisi konkret, yang kemudian diikuti oleh penyair yang lebih muda, seperti: Hamid Jabbar, Ibrahim Sattah, Husni Jamaluddin, dan sebagainya. (Waluyo, 1995: 139). Di periode-periode setelahnya, puisi konkret atau puisi rupa dihadirkan oleh Gendut Riyanto, seorang yang berbasis seni rupa, Danarto, dan Made Wiyanta. Baik Gendut dan Made Wiyanta melakukan apa yang dibahas Afrizal Malna dalam Sesuatu Indonesia sebagai mobilisasi media dan kepercayaan otoritas kata (verbal) yang digoyahkan hingga sejajar dengan otoritas visual dalam puisi. Hal tersebut juga menjadi sebuah gambaran akan pergeseran penalaran utama puisi arus utama di Indonesia yang didominasi oleh otoritas teks. Menengok sejarah desain grafis Barat, ekplorasi puisi visual yang menjadi salah satu sejarah perkembangan desain grafis dunia, pada khususnya lingkup tipografi kontemporer eksperimental, dilakukan oleh penyair Futuris bernama Filippo Marinetti dengan berangkat bersama Manifesto Futuris (The Futurist Manifesto)-nya yang mengusung liberation of the words. Puisi visual / konkret menghadirkan interaksi yang simultan antara huruf sebagai teks (type as text) dengan huruf sebagai gambar (type as image). Eksperimentasi tipografi dalam puisi visual yang dilakukan oleh para tokoh tersebut mencoba menegasi tradisi menulis Barat dan mengembangkan bahasa itu sendiri. Teal Triggs

4 dalam Type Design: Radical Innovations and Experimentation mengatakan bahwa inovasi tipografi dalam puisi visual menghasilkan sebuah sensibilitas estetik yang baru dan sekaligus membuktikan bahwa teks dapat dibaca dan dilihat sebagai gambar (text as image) dan teks (text as text) secara simultan. Permainan tipografi hadir bersintesis dengan kata-kata yang ia luapkan dalam sajaknya dan mendobrak bahasa tulisan sekaligus melahirkan titik baru dalam sejarah desain grafis Barat. Visual hadir sebagai puisi dan puisi hadir dalam wujud visual yang simultan sehingga memadatkan komunikasi keduanya. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Triztan Tzara dan Kurt Schwitters pada Dadaisme, puisi-puisi konkret Avant-Garde, pendekatan eksperimental Herbert Bayer ( ) lewat simbol fonetik per suku kata untuk menjarakkan pengejaan dengan pelafalan, atau typeface Microphone Tobias Frere-Jones yang berangkat dari hasil rekaman percakapan di jalanan Boston. (Triggs, 2003: 12). Eksplorasi demikian dimungkinkan oleh keberadaan arsip puisi sebagai sebuah teks tertulis dalam sebuah buku dan peran tipografi yang mengikutinya yang merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. (Sihombing, 2003: 58). Dalam kaitannya dengan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual, lingkup dari tugas akhir ini adalah merancang visual yang merupakan interpretasi dari puisi-puisi Afrizal Malna yang terangkum dalam buku Pada Bantal Berasap dengan melakukan pendekatan eksplorasi tipografi. Puisi visual / puisi grafis berarti muatan puisi yang hadir dalam bentuk visual sekaligus sebuah kumpulan visual/grafis yang berpuisi, di mana transformasi form dari puisi ke dalam visual menghasilkan sintesis yang berelasi secara koheren sehingga saling melengkapi unsur komunikasi satu dengan yang lainnya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian tugas akhir ini, adapun metode yang dilakukan yakni pengumpulan data melalui studi literasi yang bersumber dari antara lain: kajian desain yang disajikan secara online; buku kajian desain dan tipografi, seperti: Introduction to Two Dimentional Design: Understanding Form and Function (John Bowers), Type Design: Radical Innovations and Experimentation (Teal Triggs), Tipografi dalam Desain Grafis (Danton Sihombing); buku kritik sastra dan kajian puisi Indonesia, seperti: Teori dan Apresiasi Puisi (Herman J. Waluyo), Politik Sastra (Saut Situmorang), dan Sesuatu Indonesia (Afrizal Malna); arsip kritik dan kajian terhadap puisi-puisi Afrizal Malna; juga wawancara dengan narasumber seperti Afrizal Malna selaku penyair dan wawancara dengan Gunawan Maryanto, sastrawan dan penggiat budaya yang turut terlibat dalam penerbitan dan penyusunan buku Pada Bantal Berasap terbitan Omahsore. Pengumpulan data berperan dalam memahami lingkup isu yang diangkat di dalam penelitian tugas akhir ini, seperti: kepenyairan Afrizal Malna, riwayat publikasi karya-karya Afrizal Malna dan perannya dalam sastra Indonesia secara garis besar, pemahaman mengenai unsur-unsur yang membentuk puisi yang turut mempengaruhi perkembangannya dalam sastra Indonesia, dan relasinya dengan pendekatan puisi visual dari sudut desain grafis, serta pengaplikasian teori-teori desain grafis yang melandasi perancangan visual puisi-puisi Afrizal. Korespondensi dengan Afrizal Malna juga menjadi salah satu poin penting yang membantu selama proses pembacaan puisi-puisinya. Selain itu, dilakukan juga survei dengan menyebarkan kuisioner yang diikuti oleh +/- responden agar dapat memiliki gambaran mengenai faktorfaktor yang mendukung maupun menghambat tugas akhir ini. Dari sana, dilakukan analisa dan strategi komunikasi dan strategi kreatif yang diterapkan dalam penyusunan buku puisi grafis sebagai hasil dari penelitian ini. Dengan berangkat dari studi literasi yang dilakukan, ada pun strategi kreatif yang dilakukan penulis adalah dengan menentukan keywords, tone and manner, dan visual approach yang membantu penulis dalam merancang visual secara menyeluruh sintaktik. Kata kunci dalam Tugas Akhir ini adalah: tipografis, digital, puisi, eksperimental,. Tone and Manner yang menjadi pegangan adalah destruktif, puitis, eksperimental, mature but playful; dengan pendekatan visual yang menggunakan elemen-elemen huruf sebagai elemen utamanya. Hal ini diterapkan dengan penggabungan beberapa font sebagai namestyle buku dan penggunaan tanda-tanda baca serta huruf-huruf yang berdiri sendiri sebagai elemen pendukung yang mengikat mood buku.

5 Selain itu, dalam upaya transformasi puisi ke dalam komposisi visual, penulis juga menentukan strategi transformasi secara garis besar, yakni: 1) Pembacaan ulang puisi yang akan ditransformasikan ke dalam komposisi grafis; 2) Melakukan break down dan pencatatan kata-kata kunci di masing-masing puisi; 3) Dari kata-kata kunci atau kata-kata pokok di masing-masing puisi tersebut, melakukan brainstorming terutama untuk menangkap konteks dari konten tersebut; 4) Dari kata-kata kunci tersebut, dilakukan pendekatan melalui sketsa terkait grafis-grafis yang terkait; di mana pendekatan grafis dilakukan dengan lingkup transformasi: terjemahan harafiah maupun terjemahan dengan pendekatan majas (personifikasi, alegori, eufemis, dan lainnya) yang merangkum keseluruhan konteks maupun konten yang diangkat melalui puisi tersebut. 5) Dari alternatif-alternatif yang dibuat, dikaji lagi dengan: membaca kembali karya dan pemahaman konteks dan konten dari puisi; juga melakukan korespondensi dengan penyair. HASIL DAN BAHASAN Format Buku Hasil dari penelitian ini ialah sebuah buku yang berisikan komposisi grafis yang merupakan interpretasi dari puisi-puisi Afrizal Malna. Buku tersebut hadir dalam ukuran 19 x 24 cm dengan orientasi kertas vertikal. Sampul buku menggunakan hard cover untuk menjaga ketahanan buku dan menggunakan kertas Coronado 210 gram untuk bagian isinya dengan kombinasi kertas Coronado 270 gram dan kalkir pada halaman separator sebagai materialnya. Sistem Buku Dalam upaya menghasilkan suatu sintesis visual antara struktur puisi dengan struktur desain komunikasi visual merupakan salah satu tujuan utama tugas akhir ini. Oleh karena itu, dilakukan penyesuaian isi buku untuk membentuk alur agar memudahkan pembaca dalam membaca dan menyusuri visual di tiap halamannya. Adapun isi buku disusun ulang menjadi tiga bagian kumpulan puisi pilihan berdasarkan tema yang diangkat, yakni: a. Bagian 1: Perjalanan di Kebun Belakang, bertema hubungan personal. Berisikan puisi: Apa Kamu Masih Sekolah Jilan, 50 Tahun Usia Kuping, Ingatkan Aku Berjalan di Punggungmu, dan 4 Meter Kurang 10 Menit; b. Bagian 2: Pakaian Kotor di Dasar Jurang, berisikan permainan kata yang dilakukan oleh Afrizal Malna. Berisikan puisi: Black Box, Migrasi dari Kamar Mandi, Guru & Murid Dilarang Masuk ke Dalam Sekolah yang Terbakar, dan Warisan Kita; dan c. Bagian 3: Pidato-Pidato dari Bantal Berasap, yang mengangkat isu politik. Berisikan puisi: Mesin Tik Merah, Chavez untuk Rambut yang Tak Mau Disisir, Mayat Politik Ditutupi Koran Pagi, dan Babi di Jendela Mobil. Transformasi puisi-puisi dari buku ini ke dalam visual, terutama tipografi, dilakukan dengan pendekatan yang terbagi menjadi tiga, yakni sesuai dengan pembagian isi buku: Bagian 1, Bagian 2, dan Bagian 3. Dalam eksekusi visualnya, penulis berangkat dari personaliti dan kata kunci di masing-masing babnya; di mana masing-masing puisi menghadirkan tidak hanya pendekatan konteks yang berbeda namun juga penyampaian pesan yang berlainan. Oleh karena itu, pendekatan visual yang berbeda dilakukan untuk mendukung hal tersebut berdasarkan pembagian isi buku tersebut di atas, yaitu: a. Bagian 1: Perjalanan di Kebun Belakang

6 - Mengangkat tema hubungan personal. - Personaliti dan kata kunci: personal, humanis, seperti bertutur / bercerita, menunjukkan relasi manusia terutama emosi dan ketubuhan diri, cenderung lambat dan mengalun. - Pendekatan visual: mengutamakan legibility, menggunakan elemen dasar garis dan geometri digunakan sebagai bentuk transformasi relasi dasar sebagai manusia (personal). b. Bagian 2: Pakaian Kotor di Dasar Jurang - Berisi permainan kata-kata dan hampir sangat sulit untuk memahami puisinya secara harafiah. - Personaliti dan kata kunci: playful, dinamis, meletup-letup, berpola, adanya repetisi, beritme, dan seperti berketukan (staccato) - Pendekatan visual: mengutamakan readability dalam komposisinya untuk menghadirkan keserentakan yang dianggap telah hilang oleh Afrizal Malna melalui kelinieran bahasa. c. Bagian 3: Pidato-Pidato dari Bantal Berasap - Mengangkat tema politik. - Personaliti dan kata kunci: adanya kecemasan, ketergesaan atau seperti degupan jantung dan helaan nafas, kekecewaan, amarah yang ditekan. - Pendekatan visual: komposisi timpang tindih, chaos, dekonstruktif. Transformasi Puisi ke Dalam Komposisi Visual Dalam upaya transformasi puisi ke dalam komposisi visual, secara garis besar prosesnya dapat Pembacaan Pencatatan Kata Kunci Pencatatan Konten dan Konteks Puisi Studi Literasi akan Konteks dan Konten yang dimuat dalam Puisi Sketsa Alternatif Visual dengan pivot dasar: 1). Berbasis konten / diksi dalam puisi, dengan pendekatan visual Harafiah dan Majas; dan 2). Berbasis form, dengan melakukan analisa struktur puisi yang dicerminkan ke dalam komposisi visual yang lebih abstrak Pengkajian kembali sketsa-sketsa alternatif yang dibuat dengan melakukan: 1). Pembacaan kembali puisi, 2). Pemahaman konteks dan konten melalui literasi, maupun 3). Korespondensi dengan Afrizal Malna terkait puisi yang ditransformasikan Eksekusi komposisi visual dari sketsa terpilih. Sebagai contoh, adalah proses transformasi pada puisi berjudul Mesin Tik Merah (teks dalam lampiran). Dalam Mesin Tik Merah, penulis mencatat beberapa kata yang menjadi kunci / pokok / petunjuk mengenai puisi tersebut yang sering muncul dan mendapat penekanan. Kata-kata tersebut antara lain: tuan, mesin tik, (warna) merah, hidung dan lendir, dan pasar (yang bangkrut). Dalam proses transformasi puisi ini, penulis melakukan pendekatan sketsa dengan berangkat dari penggunaan kata tersebut. Sehingga, pada sketsa alternatif, hadir beberapa pendekatan: visual mesin tik (yang akan diwarnai merah), visualisasi bunyi mesin tik yang beritme, komposisi bekas jentikan jari yang menekan tuts mesin tik, maupun secarik kertas berisikan puisi yang muncul dari mesin tik berwarna merah. Gambar 1: Sketsa Alternatif Mesin Tik Merah

7 Kemudian, penulis melakukan pembacaan kembali teks puisi Mesin Tik Merah dan melakukan studi literasi berdasarkan kata-kata kunci yang telah penulis catat tersebut di atas. Selama studi literasi, penulis menemukan beberapa kata lain yang juga menjadi petunjuk mengenai konteks puisi, yakni: lelaki berjanggut, buruh, dan massa ; yang kemudian membawa penulis pada pemahaman bahwa puisi Mesin Tik Merah erat berkaitan dengan maupun berbicara tentang Marxisme. Sehingga, memunculkan poin kunci baru yang menjadi dasar komposisi visual final, yakni: kritik satire terhadap kapitalisme (yang diwakili oleh si Tuan ) dengan berlandaskan paham-paham Marxisme (buruh yang mengecat mesin tik merah; dengan mesin tik merah yang mengarah pada penyampaian gagasan dan kritik dengan semangat merah / pemikiran Kiri). Dari sana, transformasi puisi Mesin Tik Merah pun dilakukan dengan merangkum gagasan besar dari puisi tersebut. Di mana, dengan gagasan besar tersebut, hadir visual yang menggambarkan sifat memberontak, mencitrakan Marxisme atau bahkan sosok Marx (si lelaki berjanggut ) itu sendiri, dan terkesan meneror. Hal tersebut dihadirkan antara lain dengan: a) Font seperti mesin tik yang tumpang tindih; b) Gambar / ilustrasi yang rusak ; c) Penggunaan warna merah yang identik dengan simbol Marxisme, warna kuning yang bersama warna merah identik dengan bendera Komunisme, dan warna hitam sebagai kontras dalam komposisi visual; d) Sublimasi elemen grafis yang menyimbolkan Marxisme (dan turunannya), seperti: bintang kuning di atas latar merah (seperti pada bendera negara komunis Cina), palu dan arit sebagai lambang Komunisme yang dimodifikasi menjadi huruf R pada kata BURUH, maupun ilustrasi wajah Marx yang telah di rusak. Gambar 2: Komposisi Final Visual Puisi Mesin Tik Merah Pendekatan dan proses transformasi yang hampir serupa (berbasis konten dan penekanan konteks) juga terjadi pada puisi berjudul Chaves untuk Rambut yang Tak Mau Disisir. Ketegangan antara Hugo Chavez selaku Presiden Venezuela dengan George Bush selaku Presiden Amerika Serikat yang disampaikan dengan gaya menyindir yang kental menjadi gagasan besar puisi tersebut. Elemen utama merah, biru, dan kuning diadaptasi dari warna bendera untuk mewakili kedua negara tersebut (merah dan biru pada bendera Amerika Serikat dan kuning-merah-biru pada bendera Venezuela). Proses transformasi dan pendekatan sintesis yang lain terjadi pada puisi Black Box yang memberikan penekanan pada permainan kata, dengan puisinya yang berbunyi: nabi. kalau n diganti dengan b, dia menjadi babi. tidak nabi. kalau b diganti dengan n, dia menjadi nani. tidak babi. black box. kalau b diganti dengan p, dia menjadi napi. tidak nani. kalau n diganti dengan r, dia menjadi rabi. black box. tidak napi. kalau b diganti dengan s, dia menjadi nasi. kalau s diganti dengan r, dia menjadi nari. black box. tidak rabi atau nasi.

8 black box, sayangku. pohon kamboja itu ada 5 meter di depan kita. black box. tapi setiap kata yang kita tanam, jaraknya tak terukur. lebih jauh jarak dari musim semi dengan seekor keong yang berjalan di atas lidah kita. black box: nabi, babi, nani, napi, rabi, nasi, nari... aku tak tahu bagaimana kata-kata menciptakan kembali manusia seperti speaker dalam kobaran api. black box. Pengotak-atikan konsonan pada susunan kata awal nabi di mana huruf vocal a dan i tetap posisinya membangun suatu sistem tertentu dari kemisteriuan teks dan bahasa yang menjadi gagasan utama si puisi. Adapun penulis catat sistem pengotak-atikan tersebut adalah: Nabi Babi / Nabi Nani / Babi Napi / Nani Rabi / Napi Nasi Nari / Rabi / Nasi. Dari sistem pengotak-atikan kata dan bahasa yang dilakukan Afrizal Malna di atas, brainstorming komposisi visual yang dilakukan penulis berangkat dari pendekatan untuk mencoba memetakan secara visual pergerakan dari nabi hingga nari. Dalam seluruh proses transformasi yang penulis lakukan hingga tersusun buku publikasi yang menjadi Tugas Akhir penulis ini, proses transformasi di atas mengalami anomali. Penyesuaian alur proses terjadi terkait dengan puisi-puisi pilihan di masing-masing bagiannya (Bagian 1, Bagian 2, dan Bagian 3) menuntut pendekatan yang berbeda pula. Penyesuaian tersebut disebabkan oleh faktor pembacaan dan pemahaman konten dan konteks yang mempengaruhi pemilihan komposisi untuk dieksekusi. Sistem Tipografi Dalam buku ini, penulis mencoba melakukan juga eksperimentasi sistem tipografi dengan menggunakan lebih dari 3 jenis font dalam satu sistem komposisi. Font-font utama yang digunakan dalam buku ini adalah : Arnhem Fine Normal Italic, Arnhem SmallCaps Blond dan Blond Italic, Letter Gothic Medium dan Slanted, Lekton Italic, Mission Gothic Italic, dan Albertsthal Typewriter Regular, serta beberapa font pendukung di puisi yang berbeda, sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh puisi tersebut secara khusus. Misalnya, penggunaan Frusciante Hand dalam puisi Apakah Kamu Masih Sekolah Jilan yang menampilkan dialog antara dua orang berbeda kepribadian, yakni Ayah (Arnhem Fine Blond Italic) dan si anak, Jilan (Frusciante Hand). Gambar 2: Font Utama yang Digunakan Untuk menjaga kesatuan rancangan buku, sekelompok font-font tersebut di atas penulis aplikasikan dan modifikasi sebagai namestyle buku. Selain digunakan sebagai namestyle buku, modifikasi font tersebut digunakan dalam separator di tiap bagian buku. Sistem font dalam buku ini juga dilakukan pada setiap judul puisi, yakni menggunakan Arnhem Normal Italic 14 pt.

9 Gambar 3: Namestyle Buku Sistem Grid Di setiap halamannya, buku ini terbagi ke dalam dua jenis jumlah pembagian kolom, yakni Halaman dengan 5 kolom dan Halaman dengan 10 Kolom. Pembagian halaman ke dalam 5 kolom dilakukan pada halaman judul setiap puisi dan halaman teks puisi sebelum ditransformasikan ke dalam komposisi puisi grafis; di mana judul puisi selalu berada di halaman ganjil (sebelah kanan) dengan paragraf rata tengah di kolom ketiga baris keempat. Sementara, teks puisi berada di halaman genap (sebelah kiri). Pembagian halaman ke dalam 10 kolom dilakukan pada judul bagian buku pada halaman separator dan halaman isi setiap puisi. Judul halaman bagian dan halaman pertama dari setiap puisi selalu berada di halaman ganjil (sebelah kanan). Gambar 2: Halaman dengan Grid 5 Kolom

10 Gambar 3: Halaman dengan Grid 10 Kolom Item Pendukung Sebagai pendukung dari buku yang dirancang sebagai tugas akhir ini, penulis juga merancang beberapa item yang dapat mengikat mood buku secara menyeluruh sekaligus berfungsi sebagai souvenir untuk keperluan kegiatan tertentu, seperti: peluncuran buku, forum diskusi atau bedah buku, festival pembaca Indonesia, dan sejenisnya. Visual dalam item pendukung menggunakan namestyle buku, kutipan / pratinjau dari isi buku, dan kutipan dari hasil wawancara dengan Afrizal Malna tentang puisi dan kepenyairannya. Item pendukung tersebut antara lain: pembatas buku, infografik mini dalam format brosur berisi informasi mengenai Afrizal Malna, seri kartu pos, dan buku catatan (notes). Gambar 3: Item Pendukung

11 SIMPULAN DAN SARAN Puisi-puisi Afrizal Malna yang berisikan ruang-ruang visual sebagai salah satu upayanya untuk meloloskan diri dari linieritas bahasa dan mendengarkan tubuhnya dalam mengalami realitas dihadirkan sebagai sebuah sajian tertulis yang dapat dilihat dan dibaca dengan eksplorasi visual yang telah dikembangkan, melalui upaya perancangan buku puisi grafis Pada Bantal Berasap dalam Tugas Akhir ini. Adapun perancangan puisi grafis ini dilakukan dengan melakukan interpretasi puisi-puisi Afrizal Malna yang ditransformasikan ke dalam komposisi grafis sehingga terjadi relasi yang koheren dan simultan antara puisi dan grafis. Di mana, penelitian Tugas Akhir ini menghasilkan sebuah buku yang berisi karya kumpulan puisi Afrizal Malna yang tersaji dalam visual (komposisi grafis) sekaligus kumpulan komposisi grafis yang puitis. Sebuah upaya transformasi media dari teks puisi ke dalam komposisi grafis sebagaimana yang dilakukan oleh penulis dalam Tugas Akhir ini menuntut sebuah upaya interpretasi yang bukan tidak mungkin memiliki resiko interpretasi yang terlalu subyektif. Oleh karena itu, pendekatan dari bidang puisi yang lebih dalam, korespondensi dengan penyair, serta eksplorasi komposisi grafis dengan dasar teori desain komunikasi visual yang lebih dalam sekiranya dapat mendukung penelitian sejenis. Sehingga, penelitian sejenis ini dapat menjadi sebuah diskursus yang sekiranya dapat berkontribusi bagi ilmu Desain Komunikasi Visual itu sendiri, sekaligus membangun sebuah ruang interaksi multi-disiplin, yang dalam lingkup penelitian tugas akhir ini, dengan Puisi (sastra). REFERENSI Bowers, J. (2008). Introduction to Two-Dimensional Design: Understanding Form and Function. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Acep Iwan Saidi. Imaji Visual Sajak-Sajak Afrizal Malna. Ada Sebagai Narasi. Diperoleh dari Hasif Amini. 14 Februari Diperoleh dari Situs Jurnal Puisi Internasional Malna, A. (2008). Teman-Temanku dari Atap Bahasa. Yogyakarta: Lafadl Pustaka. Malna, A. (2000). Sesuatu Indonesia. Jakarta: Yayasan Bentang Budaya. Museum of Modern Art. Word in Freedom : Futurism 101. MoMa.org. Diperoleh dari Sihombing, D. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia. Situmorang, S. (2009). Politik Sastra. Yogyakarta: Sic. Triggs, T. (2003). The Typographic Experiment: Radical Innovation In Contemporary Type Design. London: Thames & Hudson Ltd. Waluyo, H. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. RIWAYAT PENULIS Ellena Ekarahendy lahir di Jakarta pada 9 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada Saat ini bekerja sebagai desainer grafis dan ilustrator lepas yang sesekali menulis.

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Ukuran Buku Ukuran buku adalah 19 x 24 cm dengan orientasi kertas vertikal. 5.1.2 Jenis Cover Sampul buku menggunakan hard cover untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra tertua yang memiliki bentuk paling pendek dibandingkan bentuk karya sastra lainnya. Puisi memiliki struktur dan tatanan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data yang mendukung pengerjaan Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: a. Beragam kajian desain yang disajikan secara online; b. Buku kajian desain

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Definisi Buku

BAB 4 KONSEP DESAIN Definisi Buku BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Target audiens dalam publikasi buku ini difokuskan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun. Mengapa ditargetkan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun?

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga

Lebih terperinci

Bab 5 Hasil dan Pembahasan Desain

Bab 5 Hasil dan Pembahasan Desain Bab 5 Hasil dan Pembahasan Desain 5. 1 Konsep Desain 5.1. 1 Visual Penciptaan gambar karakter tokoh yang didasari dari bentuk bulat lonjong bertujuan untuk memberikan kesan distorsi kartun ilustrasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Menjadikan buku tersebut menjadi bagian dari dunia wacana desain di Indonesia serta diharapkan mampu membuka dan menambah wawasan masyarakat desainer grafis

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. akan berbentuk selongsong yang tebal dan mewah. desain buku dipengaruhi dan harus diperhatikan pada:

BAB 4 KONSEP DESAIN. akan berbentuk selongsong yang tebal dan mewah. desain buku dipengaruhi dan harus diperhatikan pada: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Buku Publikasi buku merupakan salah satu industri yang berkembang saat ini, begitupun juga penerbit-penerbit baru yang bermunculan dan mengeluarkan

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan

Lebih terperinci

WORKING PAPER PERANCANGAN BUKU EKSPERIMENTAL TIPOGRAFI : VISUALISASI DARI KUMPULAN KUTIPAN LIRIK EBIET G. ADE MENJARING MATAHARI

WORKING PAPER PERANCANGAN BUKU EKSPERIMENTAL TIPOGRAFI : VISUALISASI DARI KUMPULAN KUTIPAN LIRIK EBIET G. ADE MENJARING MATAHARI WORKING PAPER PERANCANGAN BUKU EKSPERIMENTAL TIPOGRAFI : VISUALISASI DARI KUMPULAN KUTIPAN LIRIK EBIET G. ADE MENJARING MATAHARI Zein Alitamara Mufthihati School of Design Universitas Bina Nusantara zeinalmufthi@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API Kevin Immanuel Jalan Gambir Anom G4/18 021-4517324 immanuelkevin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk membuat visualisasi dalam bentuk komik

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH Hermanto Universitas Bina Nusantara, Jln. H.Sulaiman No.63, 085218435957, breakztherules@yahoo.com ABSTRAK Untung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah merupakan wujud ideal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian tentu memiliki tujuan. Guna mencapai tujuan tersebut maka diperlukan metode penelitian yang tepat. Karena pada dasarnya metode merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Spesifikasi 5.1.1 Jenis Cover Jenis cover yang digunakan adalah hardcover dengan menggunakan lapisan mdf didalamnya. Lalu judul buku akan dijahit bordir. Ornamen

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Ilustrasi Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang bersifat mitologi dan fantasi tidak memiliki model yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Grid System Grid System yang digunakan dalam visual buku biografi Oscar Lawalata ini adalah sistem column-grid yakni 3 kolom. Namun, pada pengaplikasiannya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Ukuran Buku Gambar 3 Ukuran Buku Desain ukuran buku adalah 14 cm x 20 cm berbentuk persegi. 5.1.2 Jenis Cover Jenis cover yang digunakan buku

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

Tipografi Aplikatif DASAR DASAR DESAIN DALAM TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KRATIF

Tipografi Aplikatif DASAR DASAR DESAIN DALAM TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KRATIF Modul ke: 11 DASAR DASAR DESAIN DALAM TIPOGRAFI Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KRATIF Program Studi DESAIN PRODUK Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si Anatomi Paragraf Sesungguhnya desain itu sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Hasil Desain 5.1.1 Logo Gambar 5.1 Logo pameran Api abadi terbagi dalam logogram dan logotype, untuk logogram adalah grafis dari api yang terbagi dalam tiga bagian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya desain Eropa dan Amerika telah lama menjadi kiblat para desainer grafis terutama type foundry di dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dimulai pada masa revolusi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi Konsep komunikasi yang akan digunakan dalam perancangan coffee table book tentang kesenian Lais yang berasal dari Kampung Sayang, Desa Cisayad, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dewasa ini komik merupakan salah satu media komunikasi yang sedang populer. Selain karena mudah dipahami, komik juga media yang menarik untuk

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Seperti yang dikatakan oleh Jorge Frascara, bahwa tujuan dari desain komunikasi adalah untuk mempengaruhi pengetahuan, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang : Berkomunikasi, merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Brand Name Seri Mari Mengenal Tarian Bali ini, dibagi menjadi 3 seri buku yang masing-masing diberi nama: 1. 10 hal tentang Legong 2. 10 hal tentang Kecak 3. 10 hal

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku 4.1.1 Buku Buku Menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Buku Yoga untuk Kesehatan ini menggunakan dua jenis huruf untuk

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Buku Yoga untuk Kesehatan ini menggunakan dua jenis huruf untuk BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Tipografi Buku Yoga untuk Kesehatan ini menggunakan dua jenis huruf untuk menghilangkan kesan monoton. Huruf-huruf yang digunakan yaitu : 1. Berlin Sans FB Berlin

Lebih terperinci

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan Kholid A.Harras Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan silabi program pembelajaran. Menjadi

Lebih terperinci

Puisi-puisi Afrizal Malna

Puisi-puisi Afrizal Malna Puisi-puisi Afrizal Malna BERI AKU KEKUASAAN Oleh : Afrizal Malna Mereka pernah berjalan dalam taman itu, membuat wortel, semangka, juga pepaya. tetapi aku buat juga ikan-ikan plastik, angsa-angsa kayu

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknik Buku 5.1.1 Ukuran Buku Ukuran buku adalah 16.5 x 20 cm. Bentuk buku ini dibuat tidak terlalu besar agar dapatmudah dibawa dan pas di tangan.ukurannya

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 01/ 017 SEKOLAH : SMP NEGERI CIPANAS MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS / SEMESTER : IX / 1 (GANJIL) Kompetensi Dasar/ Materi Pokok Waktu 1 3 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Jenis Cover Jenis cover yang digunakan adalah hardcover, sehingga buku lebih kuat dan tidak cepat rusak. Buku dilengkapi dengan slipcase yang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Jenis Cover buku Cover buku yang digunakan ialah hardcover dengan covering material berupa kertas daur ulang sampah kertas dan gedebog pisang,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya yang ditulis oleh Surianto Rustan, S.Sn (2009:0)Layout merupakan sebagai tata letak elemen-elemen desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.3 Landasan Teori 4.3.1 Kampanye Sosial Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan kampanye promosi produk dan jasa. kampanye isu sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan typeface ini adalah merancang typeface yang tepat dengan eksplorasi bentuk alat musik Angklung sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku 1 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Berdasarkan hasil penelitian dari penulis, keyword konsep dan image dari keseluruhan produk adalah smart, youthful dan comforting. Dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebelum kita terjun ke lapangan untuk melakukan suatu penelitian, kita harus mempersiapkan metode atau cara apa yang akan kita lakukan untuk membantu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett Tang faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah :

BAB 4 KONSEP DESAIN. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett Tang faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah : 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Buku Dengan semakin banyaknya penerbit-penerbit baru, maka jumlah buku yang di produksi pun makin banyak juga. Dalam hal ini, maka desain untuk

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Book Design Proccess Menurut buku Indie Publishing oleh Ellen Lupton, dalam membuat suatu buku, ada beberapa hal dibawah ini yang harus kita perhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud Design Grafis

Apa yang dimaksud Design Grafis Apa yang dimaksud Design Grafis Azwaruddin Tanwir kapanpun@ymail.com Lisensi Dokumen : Seluruh dokumen ini dapat dipakai, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan Buku sumber bahan ajar adalah sarana untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran. Buku sumber bahan ajar dapat berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Teori yang saya pakai adalah dari buku karya Scott McCloud, antara lain:

BAB 4 KONSEP DESAIN. Teori yang saya pakai adalah dari buku karya Scott McCloud, antara lain: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori yang saya pakai adalah dari buku karya Scott McCloud, antara lain: 4.1.1 Teori Komik Menurut Scott McCloud (2001, Understanding Comics, p9) komik adalah gambargambar

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ ,;

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ ,; 22 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Konsep dari visual yang digunakan dalam poster, sebagai media utama dari promosi festival ini adalah ingin menghadirkan budaya masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kumpulan puisi Puisi Mbeling karya Remy Sylado, didapatkan tiga simpulan yang menjawab persoalanpersoalan dalam

Lebih terperinci

ADAPTASI HURUF LATIN DENGAN 3 TEKNIK PERANCANGAN HURUF PADA STUDI KASUS KARYA FONT DESIGN

ADAPTASI HURUF LATIN DENGAN 3 TEKNIK PERANCANGAN HURUF PADA STUDI KASUS KARYA FONT DESIGN ADAPTASI HURUF LATIN DENGAN 3 TEKNIK PERANCANGAN HURUF PADA STUDI KASUS KARYA FONT DESIGN Abstrak: Penelitian ini difokuskan untuk memaparkan proses perancangan huruf dari pengunaan 3 teknik yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Sejarah dan Teori Buku. Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Sejarah dan Teori Buku. Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Sejarah dan Teori Buku Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan menjadi satu, berisikan teks, ilustrasi, fotografi, atau jenis lain informasi.

Lebih terperinci

BAB IV STATEGI KREATIF

BAB IV STATEGI KREATIF BAB IV STATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Logo Konsep dari logo kampanye ini adalah visualisasi orang tua yang merangkul anaknya yang melambangkan suatu kedekatan, dengan perbedaan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Jenis Cover Jenis Cover yang digunakan untuk buku ini adalah hardcover, cover dilapisi dengan kain kanvas, dengan punggung terbuka, sehingga jahitan

Lebih terperinci

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Kelas VII Maryati Sutopo PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan

Lebih terperinci

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis? Pertemuan III Apa yang harus dipahami Desainer Grafis? Desainer grafis setidaknya adalah individu menguasai suatu keterampilan dan pemahaman konsep yang luas. Pada lazimnya, desainer bekerja dengan cara

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai media informasi motif batik Merak Ngibing

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan Perancangan tipografi dengan mengadaptasi khat kufi dalam seni kaligrafi ini mencakup beberapa tahapan sehingga terciptanya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci